bab i nit rime tri
TRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
Seorang farmasis dituntun untuk menguasasi berbagai metode yang
digunakan untuk menetapkan kadar maupun pembakuan suatu bahan atau
menganalisis senyawa obat salah satunya adalah dengan titrasi nitrimetri yang
termasuk kedalam titrasi volumetric. Nitrimetri umumnya digunakan sebagai
penentuan sebagian besar obat sulfonamida dan obat-obat lain sesui
penggunaannya.
Nitritometri merupakan penetapan kadar secara kuantitatif dengan
menggunakan larutan baku natrium nitrit..Nitritometri disebut juga dengan
metode titrasi diazotasi. Senyawa-senyawa yang dapat ditentukan kadarnya
dengan metode nitritometri diantaranya adalah penisilin dan sulfamerazin.
Penetapan kadar senyawa ini dilakukan untuk mengetahui kemurnian zat tersebut
dalam satu sample.
Reaksi diazotasi telah digunakan secara umum untuk penetapan gugusan
amino aromatis dalam industri zat warna dan dapat dipakai untuk penetapan
sulfanilamida dan semua senyawa-senyawa yang mengandung gugus amino
aromatis.
Senyawa-senyawa yang dapat ditentukan dengan metode nitritometri
antara lain sulfamerazin, sulfadiazine, sulfanilamide. Senyawa-senyawa ini dalam
farmasi sangat bermanfaat seperti sulfanilamide sebagai antimikroba. Melihat
kegunaannya tersebut, maka percobaan ini perlu dilakukan.
Tujuan Titrasi Nitrimetri adalah untuk Memperoleh molaritas larutan baku
NaNO2-, serta Menetapkan kadar zat dalam sampel secara nitrimetri.-
Analisis titrimetri adalah pemeriksaan atau penentuan sesuatu bahan
dengan teliti. Analisis ini dapat dibagi menjadi 2 bagian yaitu analisis kuantitatif
dan analisis kulitatif. Analisis kulitatif adalah pemeriksaan sesuatu berdasarkan
komposisi atau kualitas, sedangkan analisisi kuantitatif adalah pemeriksaan
berdasarkan jumlahnya atau kuantitinya . Pada saat ini yang dibahas hanyalah
analisis kuantitatif. Salah satu cara analisis kuntitatif adalah titirimetri, yaitu
1
2
analisis penentuan konsentrasi dengan mengukur volume larutan yang akan
ditentukan konsentrasinya dengan volume larutan yang telah diketahui
konsentrasinya dengan teliti atau analisis yang berdasarkan pada reaksi kimia.
Reaksi pada penentuan ini harus berlangsung secara kuantitatif.
Jenis reaksi yang terjadi pada titrimetri ini dapat dibagi menjadi 2 bagian yaitu :
1. reaksi yang tidak mengalami perubahan bilangan oksidasi atau reaksi yang
tidak terjadi transfer/perpindahan elektron;
2. reaksi yang mengalami perubahan bilangan oksidasi atau reaksi yang terjadi
transfer/ perpindahan elektron.
Pada saat ini yang akan dipelajari adalah reaksi yang tidak mengalami
perubahan bilangan oksidasi, karena dasar yang dipelajari baru sampai tahap ini.
Reaksi yang tidak mengalami perubahan bilangan oksidasi meliputi (1)reaksi
penetralan(asam-basa), reaksi pembentukan endapan, reaksi pembentukan
kompleks. Untuk kegiatan ini reaksi yang dibahas hanyalah reaksi asam-basa
karena dasar-dasar mengenai teori ini sudah diperoleh yaitu teori asam-basa, sifat-
sifat unsur golongan IA(1), IIA(2), IVA(16), IIVA(17), larutan, dan konsentrasi
larutan. Reaksi asam basa adalah reaksi yang terjadi antara larutan asam dengan
larutan basa, hasil reaksi ini dapat bersifat netral disebut juga reaksi penetralan,
asam, dan basa tergantung pada larutan yang direaksikan. Larutan yang
direaksikan ini salah satunya disebut larutan baku.
Titrasi redoks banyak digunakan dalam pemeriksaan kimia karena
berbagai zat organik dan zat anorganik dapat ditentukan dengan cara ini. Namun
demikian agar tirasi redoks ini berhasil dengan baik, maka persyaratan berikut
harus dipenuhi (1) :
Salah satu metode yang termasuk dalam titrasi redoks adalah diazotasi
(nitritometri). Titrasi diazotasi berdasarkan pada pembentukan garam diazonium
dari gugus amin aromatis bebas yang direaksikan dengan asam nitrit, dimana
asam nitrit ini diperoleh dengan cara mereaksikan natrium nitrit dengan suatu
asam (2:114).
2
3
4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Teori Umum
Titrasi redoks banyak digunakan dalam pemeriksaan kimia karena
berbagai zat organik dan zat anorganik dapat ditentukan dengan cara ini. Namun
demikian agar tirasi redoks ini berhasil dengan baik, maka persyaratan berikut
harus dipenuhi (1) :
1. Harus tersedia pasangan sistem redoks yang sesuai sehingga terjadi
pertukaran elektron secara stokhiometri.
2. Reaksi redoks harus berjalan cukup cepat dan berlangsung secara
terukur (kesempurnaan 99%).
3. Harus tersedia cara penentuan titik akhir yang sesuai.
Salah satu metode yang termasuk dalam titrasi redoks adalah diazotasi
(nitritometri). Titrasi diazotasi berdasarkan pada pembentukan garam diazonium
dari gugus amin aromatis bebas yang direaksikan dengan asam nitrit, dimana
asam nitrit ini diperoleh dengan cara mereaksikan natrium nitrit dengan suatu
asam (2:114).
Dalam titrasi diazotasi, digunakan dua macam indikator, yaitu indikator
dalam dan indikator luar. Sebagai indikator dalam digunakan campuran indikator
tropeolin oo dan metilen biru, yang mengalami perubahan warna dari ungu
menjadi biru kehijauan. Sedangkan untuk indikator luarnya digunakan kertas kanji
iodida (2 : 117).
Tirtasi diazotasi ini sangat sederhana dan sangat berguna untuk
menetapkan kadar senyawa-senyawa antibiotic sulfonamide dan juga senyawa-
senyawa anestetika local golongan asam amino benzoate.
2.1.1 Pengertian Titrasi Nitrimetri
Metode titrasi diazotasi disebut juga dengan nitrimetri yakni metode
penetapan kadar secara kuantitatif dengan mengunakan larutan baku natrium
nitrit. Metode ini didasarkan pada reaksi diazotasi yakni reaksi antara amina
3
5
aromatic primer dengan asam nitrit dalam suasana asam membentuk garam
diazonium.
Nitrimetri adalah suatu cara penetapan kadar, suatu zat dengan larutan nitrit.
2.1.2. Prinsip Titrasi Nitrimetri
Prinsipnya adalah reaksi diazotasi
1. Pembrtukan garam diazonium dari gugus amin aromatic primer (amin
aromatic sekuder dan gugus nitro aromatic);
2. Pembentukan senyawa nitrosamine dari amin alifatik sekunder;
3. Pembentukan senyawa azidari gugus hidrazida dan
4. Pemasukan gugus nitro yang jarang terjadi karena sulitnya nitrasi dengan
menggunakan asam nitrit dalam suasana asam.
Contoh zat yang memiliki gugu amin aromatic primer misalnya benzokain,
sulfa; yang mempunyai gugus amin alifatis misalnya Na siklamat; yang
memiliki gugus hidrazida misalnya INH; yang memiliki gugu amin
aromatis sekunder adalah parasetamol, fenasetin, dan yang memiliki
gugus nitroaromatik adalah kloramfenikol.
2.1.3. Hal-hal yang diperhatikan dalam nitrimetri
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam nitrimetri adalah :
a. Suhu
Pada saat melakukan titrasi, suhu harus antara 5-150C. walaupun
sebenarnya pembentukan garam diazonium berlangsung pada suhu
yang lebih rendah yaitu 0-50C. pada temperature 5-150C digunakan
KBr sebagai stabilisator. Titrasi tidak dapat dilakukan dalam suhu
tinggi karena :
HNO2 yang terbentuk akan menguap pada suhu tinggi.
Garam diazonium yang terbentuk akan terurai menjadi fenol.
b. Keasaman
Titrasi ini berlangsung pada PH + 2, hal ini dibutuhkan untuk
1. Mengubah NaNO2 menjadi HNO2-
2. Pembentukan garam diazonium.
c. Kecepatan reaksi
6
Reaksi diazotasi berlangsung lambat sekali, sehingga agar reaksi
sempurna maka titrasi harus dilakukan perlahan-lahan dan dengan
pengocokan yang kuat. Frekuensi tetesan pada awal titrasi kira-kira 1
ml/menit, lalu menjelang titik-titik akhir menjadi 2 tetes/menit.
2.1.4. Indicator Nitrimetri
Untuk menentukan titik akhir titrasi nitrimetri dapat dgynakan
digunakan 2 indikator yaitu:
a. Indikator dalam
Yaitu indicator yang digunakan dengan cara memasukkan
indicator tersebut ke dalam larutan yang akan akan dititrasi,
contohnya tropeolin 00 dan metilen blue (5 : 3).
b. Indikator luar
Sulfanilat ke dalam Erlenmeyer usahakan terlokalisasi pada
satu titik, agar tidak diperlukan banyak ammonia untuk
melarutkan Serelah asam sulfanilat larut, larutan kemudian
diasamkan dengan HCI 25% sampai pH 2, karena asam nitrit
terbentuk pada suasana asam. Kemudian tembahan KBr, yang
pada titrasi nitrimetri diperlukan sebagai :
1. Katalisator, yaitu untuk mempercepat reaksi karena
KBr dapat mengikat NO2 membentuk nitrosobromid,
yang akan meniadakan teaksi tautomerasi dari bentuk
keto dan langsung membentukfenol.
2. Stabilisator, yaitu untuk mengikat NO2 agar asam nitrit
tidak terurai atau menguap.
7
Dalam nitrimetri, berat ekivalen suatu senyawa sama dengan berat
molekulnya karena 1 mol senyawa bereaksi dengan 1 mol asam nitrit dan
menghasilkan 1 mol garam diazonium. Dengan alasan ini pula, untuk nitrimetri,
konsentrasi larutan baku sering dinyatakan dengan molitas (M) karena
maloritasnya sama dengan normalitasnya.
Pada titrasi diazotasi, penentuan titik akhir titrasi dapat menggunakan
indicator luar, indicator dalam, dan secara potensiometri.
Indikator Luar
Indikator luar yang digunakan adalah pasta kanji-iodida atau dapat
pula menggunakan kertas kanji-iodida. Ketika larutan digoreskan pada
pasta atau kertas, adanya kelebihan asam nitrit akan mengoksidasi iodide
menjadi iodium dan dengan adanya kanji-iodida ini peka terhadap
kelebihan 0,05 – 0,10 ml natrium nitrit dalam 200 ml larutan. Reaksi yang
terjadi dapat dituliskan sebagai berikut :
Titik akhir titrasi tercapai apabila pada penggoresan larutan yang
dititrasi pada pasta kanji-iodida atau kertas kanji-iodida akan terbentuk
warna biru segera sebab warna biru juga terbentuk beberapa saat setelah
dibiarkan di udara. Hal ini disebabkan karena oksidasi iodide oleh udara
(O2) menurut reaksi :
4 KI + 4 HCI + O2 2H2O + 212 + 4 KCI
I2 Kanji kanji iod (biru)
8
Untuk meyakinkan apakah benar-benar sudah terjadi titik akhir
titrasi, maka pengujian seperti di atas dilakukan lagi setelah dua menit
Indikator Dalam
Indikator dalam terdiri atas campuran tropeolin OO dan metilen biru.
Tropeolin OO merupakan indicator asam-basa yang berwarna merah
dalam suasana asam dan berwarna kuning bila dioksidari oleh adanya
kelebihan asam nitrit, sedangkan metilen biru sebagai pengkontras warna
sehingga pada titik akhir titrasi akan terjadi perubahan dari ungu menjadi
biru sampai hijau tergantung senyawa yang dititrasi.
Pemakaian kedua indicator ini ternyata memiliki kekuarangan.
Pada indicator luar harus dikerahui dulu perkiraan jumlah titran yang
diperlukan, sebab kalau tidak tahu perkiraan jumlah titra yang dibutuhkan,
maka sering melakukan pengujian apakah sudah tercapai titik akhir titrasi
atau belum. Di samping itu, kalau sering melakukan pengujian,
dikhawatirkan akan banyak larutan yang dititrasi (sampel) yang hilang
pada saat pengujian titik akhir sementara itu pada pemakaian indicator
dalam walaupun pelaksanaannya mudah tetapi seringkali untuk mengatasi
hal ini, maka digunakan metode pengamatan titik akhir secara
potensiomerti.
Metode Potensiometri
Metode yang beik untuk penetapan titik akhir nitrimetri adalah
metode potensiometri dengan menggunakan electrode
kolomelplatina yang dicelupkan ke dalam titrat. Pada saat titik
akhir titrasi (adanya kelebihan asam nitrit), akan terjadi
depolarisasi elektoda sehingga akan terjadi perubahan arus yang
sangat tajam sekitar +0,80 Volt sampai +0,90 Volt. Metode ini
sangat cocok untuk sampel dalam bentuk sediaan sirup yang
berwarna.
Tirtasi diazotasi dapat digunakan untuk :
a) Penetapan kadar senyawa-senyawa yang mempunyai gugus
amin aromatis primer bebas seperti selfamilamid.
9
b) Penetapan kadar senyawa-senyawa yang mana gugus amin
aromatic terikat dengan gugus lain seperti suksinil sulfatiazol,
ftalil sulfatiazol dan parasetamol.
Pada penetapan kadar senyawa yang mempunyai gugus
aromatic yang terikat dengan gugus lain seperti suksinil
sulfatiazol harus dihidrolisis lebih dahulu sehingga diperoleh
gugus amin aromatis bebas untuk selanjutnya bereaksi dengan
natrium nitrit dalam suasana asam membentuk garam
diazonium. Reaksi yang terjadi pada analisis suksinil sulfatiazol
adalah sebagai berikut:
Gambar
c) Senyawa-senyawa yang mempunyai gugus nitro aromatis
seperti kloramfenikol.
Senyawa-senyawa nitro aromatis dapat ditetapkan kadarnya
secara nitrimetri setelah direduksi terlebih dahulu untuk
menghasilkan senyawa amin aromatis primer.
Kloramfenikol yang mepunyai gugus nitro aromatis direduksi
terlebih dahulu dengan Zn/HCI untuk menghasilkan senyawa
amin aromatis primer yang bebas yang selanjutnya bereaksi
dengan asam nitric untuk membentuk garam diazonium. Pada
penetapan kloramfenikol reaksi yang terjadi seperti dalam
gambar 7.14.
10
Dalam farmakope Indonesi, titrasi diazotasi digunakan untuk menetapkan
kadar: benzokain; primakuin fosfat dan sediaan tabletnya; prokain
HCI;sulfasetamid;natriumsulfasetamid;sulfametazin;selfadoksin;sulfametoksazl;te
trakain; dan tetrakain SCI.
2.2. SENYAWA AMINA
2.2.1. amina
Cara termudah untuk memikirkan amina adalah sebagai kerabat dekat amonia,
NH3.
Dalam amina, atom hidrogen dalam amoniak tersebut telah diganti satu per satu
waktu dengan kelompok hidrokarbon. Pada halaman ini, kita hanya melihat kasus-
kasus dimana kelompok hidrokarbon adalah kelompok alkil sederhana.
2.2.2 Perbedaan jenis amina
Amina jatuh ke dalam kelas yang berbeda tergantung pada berapa banyak atom
hidrogen diganti.
Amina primer
Dalam amina primer, hanya satu dari atom hidrogen dalam molekul amonia telah
diganti. Itu berarti bahwa formula dari amina primer akan RNH 2 di mana "R"
adalah sebuah gugus alkil.
Contoh termasuk:
Penamaan amina bisa sangat membingungkan karena ada begitu banyak variasi
pada nama. Sebagai contoh, amina sederhana, CH 3 NH 2, bisa disebut metilamin,
methanamine atau aminomethane.
. Nama yang paling umum pada tingkat ini adalah metilamin dan, etilamin sama,
senyawa kedua ditarik atas biasanya disebut.
11
Dimana mungkin ada kebingungan tentang tempat-NH 2 terikat pada rantai, cara
paling sederhana penamaan senyawa adalah dengan menggunakan "amino"
bentuk.
Sebagai contoh:
Amina sekunder
Dalam amina sekunder, dua dari hidrogen dalam molekul amonia telah digantikan
oleh kelompok-kelompok hidrokarbon. Pada tingkat ini, Anda hanya akan
menemukan yang sederhana dimana kedua kelompok hidrokarbon adalah
kelompok alkil dan keduanya adalah sama.
Sebagai contoh:
Ada varian lain di nama, tapi ini adalah cara yang paling umum dan paling
sederhana dari penamaan ini amina sekunder kecil.
Amina tersier
Dalam amina tersier, semua hidrogen dalam molekul amonia telah digantikan oleh
kelompok-kelompok hidrokarbon. AgainSekali lagi, Anda hanya akan
menemukan yang sederhana dimana semua tiga kelompok hidrokarbon adalah
kelompok alkil dan ketiganya adalah sama.
Penamaan ini mirip dengan amina sekunder. Sebagai contoh:
12
2.2.3 Sifat fisik amina
Titik didih
Tabel ini menunjukkan titik didih dari beberapa amina sederhana.
type tipe formula rumus boiling point (°C) titik
didih (° C)
primary primer CH 3 NH 2 CH 3 NH 2 -6.3 -6.3
primary primer CH 3 CH 2 NH 2 CH 3 CH 2 NH 2 16.6 16.6
primary primer CH 3 CH 2 CH 2 NH 2 CH 3 CH 2
CH 2 NH 2
48.6 48.6
secondary
sekunder
(CH 3 ) 2 NH (CH 3) 2 NH 7.4 7.4
tertiary tersier (CH 3 ) 3 N (CH 3) 3 N 3.5 3.5
Kita akan perlu melihat ini dengan hati-hati untuk memilah-milah pola dan alasan.
Konsentrasi pertama pada amina primer.
Amina primer
Hal ini berguna untuk membandingkan titik didih metilamin, CH 3 NH 2, dengan
etana, CH 3 CH 3.
. Kedua molekul mengandung jumlah elektron yang sama dan memiliki, sedekat
tidak membuat perbedaan, bentuk yang sama. Namun, titik didih metilamin
adalah -6,3 ° C, sedangkan titik didih etana itu jauh lebih rendah pada -88,6 ° C.
Alasan untuk titik didih yang lebih tinggi dari amina primer adalah bahwa mereka
dapat membentuk ikatan hidrogen dengan satu sama lain serta gaya van der Waals
dispersi dan interaksi dipol-dipol.
13
Ikatan hidrogen dapat membentuk antara pasangan elektron bebas pada atom
nitrogen sangat elektronegatif dan atom hidrogen sedikit positif dalam molekul
lain.
Ikatan hidrogen tidak efisien seperti di, katakanlah, air, karena ada kekurangan
pasangan mandiri. Beberapa atom hidrogen sedikit positif tidak akan dapat
menemukan pasangan bebas untuk ikatan hidrogen dengan. Ada dua kali hidrogen
yang cocok banyak terdapat pasangan mandiri.
Titik didih dari kenaikan amina primer sebagai Anda meningkatkan panjang rantai
karena jumlah yang lebih besar dari Waals gaya dispersi van der antara molekul
yang lebih besar.
Amina sekunder
Untuk perbandingan yang adil Anda harus membandingkan titik didih
dimetilamine dengan yang etilamin. Mereka adalah isomer satu sama lain -
masing-masing berisi jumlah yang sama persis dari atom yang sama.
Titik didih dari amina sekunder adalah sedikit lebih rendah dari amina primer
yang sesuai dengan jumlah yang sama atom karbon.
. amina sekunder masih membentuk ikatan hidrogen, tetapi memiliki atom
nitrogen di tengah rantai daripada pada akhirnya membuat dipol permanen pada
molekul sedikit kurang.
Titik didih yang lebih rendah karena atraksi dipol-dipol lebih rendah di
dimetilamine dibandingkan dengan etilamin.
Amina tersier
Kali ini untuk membuat perbandingan yang adil Anda harus membandingkan
trimetilamina dengan 1 aminopropan isomer nya-.
14
Jika Anda melihat kembali di meja lebih jauh halaman, Anda akan melihat bahwa
trimetilamina memiliki titik didih yang jauh lebih rendah (3,5 ° C) dari 1-
aminopropan (48,6 ° C).
Dalam amina tersier tidak ada atom hidrogen yang ada terpasang langsung ke
nitrogen Itu berarti bahwa ikatan hidrogen antara molekul amina tersier adalah
mustahil. Itulah mengapa titik didih yang jauh lebih rendah.
2.2.4 Kelarutan dalam air
Senyawa amina kecil dari semua jenis sangat larut dalam air. Bahkan, orang-
orang yang biasanya akan ditemukan sebagai gas pada suhu kamar biasanya dijual
sebagai solusi dalam air - dalam banyak cara yang sama bahwa amonia biasanya
disertakan sebagai solusi amonia.
Semua amina dapat membentuk ikatan hidrogen dengan air - bahkan yang tersier.
Meskipun amina tersier tidak memiliki atom hidrogen yang terikat pada nitrogen
sehingga tidak dapat membentuk ikatan hidrogen dengan diri mereka sendiri,
mereka bisa membentuk ikatan hidrogen dengan molekul air hanya menggunakan
pasangan elektron mandiri pada nitrogen.
Kelarutan jatuh sebagai hidrokarbon rantai lebih panjang - terasa begitu setelah
sekitar 6 karbon. Rantai hidrokarbon harus memaksa mereka antara molekul air,
memecah ikatan hidrogen antara molekul air.
Namun, mereka tidak menggantikan mereka dengan sesuatu sebagai yang kuat,
sehingga proses pembentukan solusi menjadi kurang dan kurang energik layak
sebagai panjang rantai tumbuh.
Bau
15
Senyawa amina sangat kecil seperti metilamin dan etilamin bau yang sangat mirip
dengan amonia - walaupun jika Anda dibandingkan mereka berdampingan, amina
bau sedikit lebih kompleks.
Sebagai amina semakin besar, mereka cenderung lebih bau "amis", atau mereka
bau busuk.
Jika Anda terbiasa dengan bau bunga hawthorn (dan juga hal-hal yang berbau
seperti bunga cotoneaster), ini adalah bau trimetilamina - aroma manis dan agak
sakit-sakitan seperti tahap-tahap awal pembusukan daging.
2.3 PEMBUATAN SENYAWA AMINA
Halaman ini menjelaskan penyusunan amina dari halogenalkana (juga
dikenal sebagai haloalkanes atau alkil halida) dan dari nitril.
Ini hanya berkaitan dengan amina dimana kelompok fungsional tidak terpasang
langsung pada sebuah cincin benzen. Amina aromatik seperti Fenilamin (anilin)
biasanya dibuat berbeda dan dibahas pada halaman terpisah.
2.3.1. Pembuatan amina dari halogenalkana
Dipanaskan dengan larutan terkonsentrasi amonia dalam etanol. Reaksi
dilakukan dalam tabung tertutup. Anda tidak bisa panas campuran ini di bawah
refluks, karena amonia hanya akan melarikan diri ke atas kondensor sebagai gas.
Kita akan berbicara tentang reaksi dengan menggunakan 1-bromoetana sebagai
halogenoalkane khas.
Mendapatkan campuran amina yang terbentuk bersama dengan garam
mereka. Reaksi terjadi satu demi satu.
2.3.2. Membuat amina primer
Reaksi terjadi dalam dua tahap. Pada tahap pertama, garam terbentuk -
dalam hal ini, bromida ethylammonium. Ini seperti amonium bromida, kecuali
bahwa salah satu hidrogen dalam ion amonium digantikan oleh sebuah gugus etil.
Ada maka kemungkinan reaksi reversibel antara garam dan amonia berlebih
dalam campuran.
16
amoniak menghilangkan ion hidrogen dari ion ethylammonium untuk
meninggalkan sebuah amina primer - etilamin.
Amoniak lebih ada dalam campuran, semakin reaksi maju lebih disukai.
2.3.3. Membuat amina sekunder
Reaksi tidak berhenti di sebuah amina primer. etilamin juga bereaksi dengan
bromoetana - dalam dua tahap yang sama seperti sebelumnya.
Pada tahap pertama, Anda mendapatkan garam terbentuk - kali ini, bromida
dietilamonium. Pikirkan hal ini sebagai amonium bromida dengan dua atom
hidrogen digantikan oleh kelompok-kelompok etil.
Ada lagi kemungkinan reaksi reversibel antara garam dan kelebihan amonia
dalam campuran.
amoniak menghilangkan ion hidrogen dari ion dietilamonium untuk meninggalkan
amina sekunder - dietilamina. Sebuah amina sekunder adalah salah satu yang
memiliki dua kelompok alkil yang terikat pada nitrogen.
2.3.4. Membuat amina tersier
Dan tetap saja tidak berhenti! dietilamina juga bereaksi dengan
bromoetana - dalam dua tahap yang sama seperti sebelumnya.
Pada tahap pertama, Anda mendapatkan bromida triethylammonium.
Ada lagi kemungkinan reaksi reversibel antara garam dan kelebihan
amonia dalam campuran.
17
amoniak menghilangkan ion hidrogen dari ion triethylammonium untuk
meninggalkan amina tersier - trietilamina. Sebuah amina tersier adalah salah satu
yang memiliki tiga kelompok alkil yang terikat pada nitrogen.
2.3.5 Membuat garam surfaktan
Tahap akhir! trietilamina bereaksi dengan bromoetana untuk memberikan
tetraethylammonium bromida - sebuah garam amonium kuartener (satu di mana
semua empat hidrogen telah digantikan oleh kelompok-kelompok alkil).
Kali ini tidak ada hidrogen tersisa pada nitrogen yang akan dihapus. The reaction
stops here. Reaksi berhenti di sini.
2.3.6 Pembuatan amina primer dari nitril
Nitril adalah senyawa yang mengandung gugus-CN, dan dapat dikurangi dengan
berbagai cara. Dua metode yang mungkin dijelaskan di sini.
Mengurangi nitril menggunakan LiAlH 4
Salah satu agen mengurangi kemungkinan adalah lithium tetrahidridaluminat (III)
- sering lithium hanya disebut tetrahidridaluminat atau lithium hidrida aluminium.
nitril bereaksi dengan lithium tetrahidridaluminat dalam larutan dalam
ethoxyethane (dietil eter, atau hanya "eter") diikuti oleh perlakuan produk reaksi
yang dengan cairan asam.
Secara keseluruhan, ikatan karbon-nitrogen triple direduksi untuk memberikan
amina primer.
Sebagai contoh, dengan etannitril Anda mendapatkan etilamin:
18
Perhatikan bahwa ini adalah sebuah persamaan yang disederhanakan - yang bisa
diterima ke Inggris A penguji tingkat. [H] means "hydrogen from a reducing
agent". [H] berarti "hidrogen dari sebuah agen pereduksi".
Penurunan nitril menggunakan hidrogen dan katalis logam
Karbon-nitrogen ikatan rangkap tiga dalam nitril juga dapat dikurangi dengan
reaksi dengan gas hidrogen dalam kehadiran berbagai katalis logam.
Umumnya katalis dikutip adalah paladium, platinum, atau nikel.
Reaksi akan berlangsung pada suhu mengangkat dan tekanan Tidak mungkin
untuk memberikan rincian yang tepat karena akan bervariasi dari katalis ke
katalis.
Sebagai contoh, etannitril dapat dikurangi untuk etilamin melalui reaksi dengan
hidrogen dengan adanya katalis paladium.
2.4. SENYAWA AMINA SEBAGAI DASAR
Halaman ini membahas reaksi amina sebagai basis. sifat dasar mereka
termasuk reaksi dengan larutan asam, air dan tembaga (II) ion.
Ini hanya berkaitan dengan amina dimana kelompok fungsional tidak
terpasang langsung pada sebuah cincin benzen. Amina aromatik seperti Fenilamin
(anilin) adalah basa lebih lemah dari amina dibahas pada halaman ini dan diatur
secara tersendiri pada halaman khusus tentang Jika Anda tertarik untuk Fenilamin,
membaca halaman ini terlebih dahulu dan kemudian ikuti link di bagian bawah.
2.4.1 Sifat dasar amina
Kita akan harus menggunakan dua definisi yang berbeda dari "dasar"
dalam halaman ini.
Basa adalah
zat yang mengkombinasikan dengan ion hidrogen. Ini adalah teori
Bronsted-Lowry.
donor pasangan elektron. Ini adalah teori Lewis.
19
Cara termudah untuk melihat sifat dasar amina adalah untuk memikirkan amina
sebagai molekul amonia diubah. Dalam amina, satu atau lebih atom hidrogen
dalam amoniak telah digantikan oleh sebuah gugus hidrokarbon.
Mengganti hidrogen masih menyisakan pasangan elektron mandiri pada nitrogen
tidak berubah - dan itu adalah pasangan elektron mandiri pada nitrogen yang
memberikan sifat amonia dasar. Amina karena itu akan berperilaku sama seperti
amonia dalam semua kasus dimana pasangan bebas yang terlibat.
2.4.2 Reaksi amina dengan asam
Ini dianggap paling mudah menggunakan teori Bronsted-Lowry asam dan basa -
basa adalah akseptor ion hidrogen. Kami akan melakukan perbandingan lurus
antara amina dan reaksi amonia akrab.
Sebuah pengingat tentang reaksi amonia
Amonia bereaksi dengan asam untuk menghasilkan ion amonium. Molekul
amonia mengambil sebuah ion hidrogen dari asam dan menempel ke pasangan
elektron mandiri pada nitrogen.
Jika reaksi dalam larutan dalam air (menggunakan cairan asam), amonia
mengambil sebuah ion hidrogen (proton) dari ion hidroksonium. (Ingat bahwa ion
hidrogen hadir dalam larutan asam dalam air dilakukan pada molekul air sebagai
ion hidroksonium, H 3 O +.)
Jika asam adalah asam klorida, misalnya, Anda akan berakhir dengan larutan yang
mengandung amonium klorida - ion klorida, tentu saja, berasal dari asam klorida.
Anda juga dapat menulis persamaan terakhir sebagai:
20
tetapi jika Anda melakukannya dengan cara ini, Anda harus memasukkan simbol-
simbol negara Jika Anda menulis H + sendiri, itu berarti sebuah ion hidrogen
terikat - proton. Hal-hal seperti tidak ada pada mereka sendiri dalam larutan dalam
air.
Jika reaksi yang terjadi dalam keadaan gas, amonia menerima sebuah proton
secara langsung dari hidrogen klorida:
Kali ini Anda menghasilkan awan dari amonium klorida putih solid.
Yang sesuai reaksi dengan amina
Pasangan elektron bebas nitrogen berperilaku persis sama. Kenyataan bahwa satu
(atau lebih) atom hidrogen telah digantikan oleh sebuah gugus hidrokarbon ada
bedanya.
Misalnya, dengan etilamin:
Jika reaksi dilakukan dalam larutan, amina mengambil sebuah ion hidrogen dari
ion hidroksonium dan membentuk ion ethylammonium.
Atau:
Solusi ini akan berisi ethylammonium klorida atau sulfat atau apa pun.
Atau, amina akan bereaksi dengan klorida hidrogen dalam keadaan gas untuk
menghasilkan jenis yang sama asap putih sebagai amonia lakukan - tapi kali ini
klorida ethylammonium.
Contoh-contoh ini telah melibatkan sebuah amina primer. Ini akan membuat ada
perbedaan nyata jika Anda menggunakan satu sekunder atau tersier. Persamaan
hanya akan terlihat lebih rumit.
ion Produk dari dietilamina dan trietilamina akan ion dan ion triethylammonium
dietilamonium masing-masing.
21
2.4.3 Reaksi amina dengan air
Sekali lagi, paling mudah untuk menggunakan teori Bronsted-Lowry dan, lagi,
adalah berguna untuk melakukan perbandingan lurus dengan amonia.
Sebuah pengingat mengenai reaksi amonia dengan air
Amonia adalah basa lemah dan mengambil sebuah ion hidrogen dari molekul air
untuk menghasilkan ion amonium dan ion hidroksida.
Namun, amonia hanya basa lemah, dan tidak menggantung pada ion hidrogen
sangat berhasilReaksi ini reversibel, dengan sebagian besar amonia pada satu
waktu hadir sebagai amonia bebas daripada ion amonium.
Kehadiran ion hidroksida dari reaksi ini membuat larutan alkali.
Reaksi yang sesuai dengan amina
amina masih berisi pasangan elektron bebas nitrogen, dan melakukan hal yang
sama.
Sebagai contoh, dengan etilamin, Anda mendapatkan ethylammonium ion dan ion
hidroksida yang dihasilkan.
Ada, bagaimanapun, perbedaan dalam posisi kesetimbangan. Amina biasanya
basa kuat dari amonia (Ada pengecualian untuk ini, meskipun - terutama jika
kelompok amina terpasang langsung ke sebuah cincin benzen.)
2.3.5 Reaksi amina dengan tembaga (II) ion
Sama seperti amonia, amina bereaksi dengan tembaga (II) ion dalam dua tahap
Pada langkah pertama, kita dapat terus menggunakan teori Bronsted-Lowry (yang
basa adalah akseptor ion hidrogen). Tahap kedua dari reaksi hanya dapat
dijelaskan dalam hal teori Lewis (yang basa adalah donor pasangan elektron).
ions Reaksi antara amonia dan tembaga (II) ion
Tembaga (II) sulfat solusi, misalnya, berisi hexaaquacopper biru (II) ion - [Cu (H
2 O) 6] 2 +.
22
Pada tahap pertama dari reaksi, amonia bertindak sebagai basis Bronsted-Lowry.
Dengan sejumlah kecil larutan amonia, ion hidrogen ditarik dari dua molekul air
dalam ion hexaaqua.
Hal ini menghasilkan kompleks netral - satu membawa tanpa biaya. Jika Anda
menghapus dua ion hidrogen bermuatan positif dari ion 2 +, maka jelas tidak ada
akan dikenakan biaya apapun ditinggalkan di ion.
Karena kurangnya biaya, kompleks netral tidak larut dalam air, dan sehingga
Anda mendapatkan endapan biru pucat.
Endapan ini sering ditulis sebagai Cu (OH) dan disebut tembaga (II) hidroksida 2.
Reaksi ini reversibel karena amonia hanya basa lemah.
Endapan larut Itu jika Anda menambahkan kelebihan dari solusi amonia,
memberikan solusi biru tua.
amoniak menggantikan empat dari molekul air di sekitar tembaga untuk
memberikan tetraamminediaquacopper (II) ion. amonia menggunakan pasangan
bebas untuk membentuk ikatan kovalen koordinasi (ikatan kovalen dativ) dengan
tembaga. Hal ini bertindak sebagai donor pasangan elektron - sebuah basa Lewis.
Perubahan warna:
Reaksi yang sesuai dengan amina
23
amina primer kecil berperilaku dalam cara yang sama sebagai amonia Akan ada,
bagaimanapun, sedikit perbedaan dalam nuansa biru yang Anda dapatkan selama
reaksi.
Mengambil metilamin sebagai contoh:
.Dengan sejumlah kecil solusi metilamin Anda akan mendapatkan endapan biru
pucat kompleks netral yang sama dengan amoniaSemua yang terjadi adalah
bahwa metilamin yang menarik ion hidrogen dari molekul air terlampir.
Dengan solusi metilamin lebih endapan redissolves untuk memberikan solusi biru
tua - seperti dalam kasus amonia. amina yang menggantikan empat dari molekul
air di sekitar tembaga.
Sebagai amina mendapatkan lebih besar dan lebih besar, rumus dari produk akhir
bisa berubah - hanya karena tidak mungkin agar sesuai empat molekul amina
besar dan dua molekul air di sekitar atom tembaga
2.3.6 Senyawa amina sebagai nukleofil
Halaman ini meringkas reaksi amina sebagai nukleofil. Ini termasuk reaksi
mereka dengan halogenalkana (haloalkanes atau alkil halida), dengan asil klorida
(klorida asam) dan dengan anhidrida asam.
Semua reaksi-reaksi ini dibahas secara rinci pada halaman lain dan Anda akan
menemukan link ke semua.
2.3.7 Senyawa amin dan asam nitrit
menjelaskan reaksi asam nitrit dengan amina alifatik (yang mana kelompok amina
tidak terpasang langsung pada cincin benzene. asam Nitro tepat disebut nitrat
(III), asam, tetapi nama yang tidak umum digunakan.
Reaksi antara asam nitrit dan amina aromatik seperti Fenilamin (dimana-NH 2
kelompok terpasang langsung ke sebuah cincin benzen) ditangani dengan tempat
lain.
24
2.3.8 Pengujian berbagai jenis amina
Latar belakang
Reaksi antara amina dan asam nitrat digunakan di masa lalu sebagai cara
yang sangat rapi membedakan antara amina primer, sekunder dan tersier. Namun,
produk dengan amina sekunder merupakan karsinogen kuat, dan reaksi ini tidak
lagi dilakukan pada tingkat ini.
Nitrous acid, HNO 2, (kadang-kadang ditulis sebagai Hono untuk
menunjukkan struktur) adalah tidak stabil dan selalu disiapkan di situ.
Hal ini biasanya dibuat dengan mereaksikan larutan yang mengandung natrium
atau kalium nitrit (natrium atau kalium nitrat (III)) dengan asam klorida.
Nitrous acid adalah asam lemah dan sehingga Anda mendapatkan reaksi:
Karena asam nitrat adalah asam lemah, posisi kesetimbangan terletak baik kanan.
Dalam setiap reaksi berikut, amina akan diasamkan dengan asam klorida
dan larutan natrium atau kalium nitrit ditambahkan. Asam dan membentuk asam
nitrit nitrit yang kemudian bereaksi dengan amina.
Amina primer dan asam nitrat
Pengamatan utama adalah ledakan tidak berwarna, tidak berbau gas. Nitrogen
dilepaskan.
Sayangnya, tidak ada persamaan yang jelas yang dapat Anda penawaran untuk
ini. Anda mendapatkan banyak produk organik yang berbeda. Sebagai contoh, di
antara produk yang Anda mendapatkan alkohol di mana-NH 2 kelompok telah
digantikan oleh OHJika Anda ingin suatu persamaan tunggal, Anda bisa mengutip
(mengambil 1-aminopropan sebagai contoh):
tapi propan-1-ol akan hanya satu produk dari sekian banyak - termasuk propan-2-
ol, propena, 1-chloropropane, 2-chloropropane dan lain-lain.
nitrogen, bagaimanapun, diberikan off dalam jumlah yang persis seperti yang
disarankan oleh persamaan. Dengan mengukur jumlah nitrogen yang dihasilkan,
25
Anda dapat menggunakan reaksi ini untuk menentukan jumlah yang hadir amina
dalam larutan.
Sekunder amina dan asam nitrat
Sebaliknya, Anda mendapatkan minyak kuning disebut sebuah nitrosamine.
Senyawa ini karsinogen kuat - menghindari mereka!
Sebagai contoh:
Tersier amina dan asam nitrat
Sekali lagi, hasil yang sangat berbeda. Kali ini, tidak ada visual menarik yang
terjadi - Anda yang tersisa dengan larutan berwarna.
Semua yang telah terjadi adalah bahwa amina telah membentuk ion dengan
mereaksikan asam dengan masa sekarang. Dengan trimetilamina, misalnya, Anda
akan mendapatkan ion trimethylammonium, (CH 3) 3 NH +.
2.5 REAKSI DARI GARAM DIAZONIUM
Menjelaskan tentang beberapa reaksi khas ion diazonium, termasuk
contoh-contoh baik reaksi substitusi dan reaksi kopling.
2.5.1 Reaksi Substitusi ion diazonium
diazonium hadir dalam larutan seperti larutan benzenediazonium klorida. Mereka
mengandung-N 2 + kelompok. Dalam kasus benzenediazonium klorida, hal ini
melekat pada sebuah cincin benzen.
Benzenediazonium klorida terlihat seperti ini:
26
Dalam set reaksi ion diazonium, the-N 2 + kelompok digantikan oleh
sesuatu yang lain. Nitrogen dilepaskan sebagai gas nitrogen.
2.5.2 Substitusi oleh kelompok OH
Untuk mendapatkan reaksi ini, semua yang perlu Anda lakukan adalah
hangat solusi klorida benzenediazoniumIon diazonium bereaksi dengan air dalam
larutan dan fenol terbentuk - baik dalam larutan atau sebagai cairan berminyak
hitam (tergantung pada seberapa banyak terbentuk). Nitrogen gas is evolved.
Nitrogen gas berevolusi.
Ini adalah reaksi yang sama yang Anda dapatkan jika Anda bereaksi
dengan asam nitrit Fenilamin dalam hangat. Ion diazonium terbentuk pertama dan
kemudian segera bereaksi dengan air dalam larutan untuk memberikan fenol.
3.5.3 Substitusi oleh sebuah atom yodium
Ini adalah contoh yang baik dari penggunaan garam diazonium untuk
menggantikan hal-hal menjadi sebuah cincin benzen yang dinyatakan cukup sulit
untuk melampirkan. (Itu sama benar dari reaksi sebelumnya, by the way.)
Jika Anda menambahkan larutan kalium iodida ke larutan klorida
benzenediazonium dalam gas, nitrogen dingin dilepaskan, dan Anda mendapatkan
tetesan berminyak dari iodobenzene terbentuk.
. Ada reaksi sederhana antara ion diazonium dan ion iodida dari larutan kalium
iodida.
3.5.4 Coupling reaksi ion diazonium
Pada reaksi substitusi di atas, nitrogen dalam ion diazonium hilang Dalam
sisa reaksi pada halaman ini, nitrogen disimpan dan digunakan untuk membuat
jembatan antara dua cincin benzena.
3.5.5 Reaksi dengan fenol
27
Fenol dilarutkan dalam larutan sodium hidroksida untuk memberikan
solusi phenoxide natrium.
Solusinya adalah didinginkan dalam es, dan benzenediazonium larutan
klorida dingin ditambahkan. Ada reaksi antara ion diazonium dan ion phenoxide
dan solusi kuning-oranye atau endapan terbentuk.
Produk ini merupakan salah satu yang paling sederhana dari apa yang
dikenal sebagai senyawa azo, di mana dua cincin benzena dihubungkan oleh
sebuah jembatan nitrogen.
3.5.6 Reaksi dengan nafthalen-2-ol
Nafthalen-2-ol juga dikenal sebagai 2-naphthol atau beta-naphthol. Ini
berisi sebuah kelompok-OH terikat pada sebuah molekul naftalena daripada
cincin benzena sederhana. Naftalena memiliki dua cincin benzena menyatu
bersama-sama.
Reaksi ini dilakukan di bawah kondisi yang sama persis seperti
fenol.nafthalen-2-ol dilarutkan dalam larutan sodium hidroksida untuk
menghasilkan ion seperti satu fenol. Solusi ini didinginkan dan dicampur dengan
larutan klorida benzenediazonium.
Sebuah endapan oranye-merah intens terbentuk - senyawa lain azo.
3.5.7 Reaksi dengan Fenilamin (anilin)
28
Beberapa Fenilamin cair ditambahkan ke larutan dingin benzenediazonium
klorida, dan campuran terguncang keras. A yellow solid is produced. Padat kuning
dihasilkan.
Senyawa berwarna azo ini sangat sering digunakan sebagai pewarna yang
dikenal sebagai pewarna azo. Yang terbuat dari Fenilamin (anilin) dikenal
sebagai "kuning anilin" (di antara banyak hal lainnya - catatan lihat di atas).
Senyawa Azo account selama lebih dari setengah pewarna modern.
3.5.8 Penggunaan suatu zat warna azo sebagai indikator - metil jingga
Senyawa Azo berisi sistem yang sangat terdelokalisasi elektron yang
mengambil di kedua cincin benzena dan atom nitrogen dua menjembatani cincin.
The delokalisasi juga dapat diperluas pada hal-hal yang melekat pada cincin
benzena juga.
Jika cahaya putih jatuh pada salah satu molekul, beberapa panjang
gelombang yang diserap oleh elektron terdelokalisasi. Warna yang Anda lihat
adalah hasil dari panjang gelombang non-diserap. Kelompok-kelompok yang
memberikan kontribusi pada delokalisasi (dan sehingga untuk penyerapan cahaya)
dikenal sebagai sebuah kromofor.
Memodifikasi kelompok hadir dalam molekul dapat memiliki efek pada
cahaya diserap, dan sebagainya pada warna yang Anda lihatAnda dapat
mengambil keuntungan dari hal ini dalam indikator.
Metil oranye adalah zat warna azo yang ada dalam dua bentuk tergantung pada
pH:
29
Zat Warna Azo
Zat warna azo adalah senyawa yang paling banyak terdapat dalam limbah
tekstil, yaitu sekitar 60 % - 70 %
Senyawa azo memiliki struktur umum R─N═N─R’, dengan R dan R’
adalah rantai organik yang sama atau berbeda.
Senyawa ini memiliki gugus ─N═N─ yang dinamakan struktur azo.
Nama azo berasal dari kata azote, merupakan penamaan untuk nitrogen bermula
dari bahasa Yunani a (bukan) + zoe (hidup). Untuk membuat zat warna azo ini
dibutuhkan zat antara yang direaksikan dengan ion diazonium (seperti pada
Gambar 1).
30
Senyawa azo dapat berupa senyawa aromatik atau alifatik. Senyawa azo
aromatik bersifat stabil dan mempunyai warna menyala. Senyawa azo alifatik
seperti dimetildiazin (Gambar 2) lebih tidak stabil. Dengan kenaikan suhu atau
iradiasi, ikatan nitrogen dan karbon akan pecah secara simultan melepaskan gas
nitrogen dan radikal. Dengan demikian, beberapa senyawa azo alifatik digunakan
sebagai inisiator radikal.
2.6. ALAT,BAHAN DAN PROSEDUR TITRASI NITRIMETRI
2.6.1 Alat Pada Titrasi nitrimetri :
- Buret
- Klem buret dan statif
- Labu takar
- Gelas ukur
- Beaker Glass
- Erlenmeyer
- Pipet volume
- Pipet
- Botol semprot
- Stirrer
- Tempat es
- Ubin keramik
2.6.2 Bahan Pada Titrasi Nitrimetri:
- Aquadest
- Sampel
31
- Asam sulfanilat standar
- NaNO2 0,1M
- HCl 2N
- Serbuk KBr
- Indikator tropeolin00
- Indikator metilen b;ue
- Indikator pasta kanji iodide.
2.6.3 Prosedur Titrasi Nitrimetri
a. Pembuatan Pasta Kanjij Lodida
1. Larutkan 750 mg KIP dalam 5 ml air.
2. Larutan 2 g ZnCL2 P dalam 10 ml air.
3. Campuran kedua larutan, tambahkan 100 ml air, panaskan
hingga mendidih.
4. Tambahkan sambil aduk, suspense 5 g pati P dalam 35 ml
air.
5. Didihkan selama 2 menit, dinginkan.
b. Pembakuan NaNO2 dengan Asam Sulfanilat
Sebelum menetapkan kadar, karena NaNO2 yang digunakan
sebagai titra bukan baku primer maka perlu dilakukan
pembakuan terhadap NaNO2 digunakan asam sulfanilat.
Asam sulfanilat ditimbang seksama sebanyak sekita 50 mg,
lalu dilarutkan dalam ammonia 25% karena asam sulfanilat
sukar larut dalam air. Ammonia di sini hanya digunakan
untuk melarutkan, karenanya jangan terlalu banyak, karena
akan mempngaruhi pH. Untuk mengakali masalah ini,
maka pada saat memasukkan asam
32
Pada titrasi nitrimetri ini digunakan dua indicator,
indicator dalam dan indicator luar. Untuk indicator luar,
digunakan pasta kanji iodide. Pada titik akhir, terdapat ion
NO2- berlebih, maka NO2
- akan bereaksi dengan iodide dan
mengoksidasi iodide menjadi iodium yang akan bereaksi
dengan amilum membentuk kompleks warna biru.
c. Penetapan kadar sampel amin primer
1. Timbang 250 mg sampel, masukkan ke dalam Erlenmeyer
100 ml, tambahkan 50 ml air dan 5 ml HCI P.
2. Dinginkan hingga suhu 150C, tambahkan 5 tetes tropeolin
00 0,1% dan 3 3 tetes metilen blue 0, 1%.
3. Titrasi larutan pada suhu ruang dengan NaNO2 0,1 M
sambil diaduk kuat sampai retjadi perubahan warna dari
ungu ke biru (dengan indicator dalam) dan terjadi goresan
warna biru pada pasta kanji iodide yang terulang lagi
setelah digoreskan 1 menit kemudian (dengan indicator
luar).
Cara Kerja :
a. Timbang seksama + 50 mg asam sulfanilat, masukkan ke
dalam labu Erlenmeyer 100 ml.
b. Tambahkan 1-2 tetes ammonia 25% kocok sampai larut
c. Tambahkan 20 ml air.
d. Tambahkan 5 ml HCI P.
e. Tambahkan + 0,5 g serbuk KBr.
33
f. Masukkan 5 tetes treopilin 00 0,1% dan 3 tetes metilen blue
0,1%
g. Tirasa dengan NaNO2 0,1 M sambil diaduk kuat sampai terjadi
perubahan warna dari ungu ke biru (dengan indicator dalam)
dan terjadi goresan warna biru pada pasta kanji iodide yang
terulang lagi setelah digoreskan 1 menit kemudian (dengan
indicator luar).
Reaksi yang terjadi padi pembakuan NaNO2 adalah :
NaNO2 + HCI HNO2 = NaCI
H2O + HCI H3O + CI
HNO2 + H3O + Br N=O + 2H2O
Br
Setelah Kbr ditambahkan, lalu ditambahkan indicator
dalam, yang berupa campuran tropeolin 00 dan metilen blue
dengan perbandingan 5 : 3 digunakan campuran indicator, karena
perubahan wana tropeolin 00 dari warna merah menjadi kuning.
Karena warna kuning tidak jelas, maka untuk memperjelas titik
akhir diperlukan metilen blur agar pada titik akhir terlihat warna
biru. Sehungga dengan mencapur kedua indicator ini akan terjadi
perubahan warna dari violet menjadi biru. Reaksi dari indicator
34
adalah : yaitu indicator yang dipakai tidak dengan memasukkan ke
dalam larutan yang akan dititrasi, tetapi hanya dengan
menggoreskan larutan yang akan diperiksa pada indicator ini pada
saat titik akhir hampir dicapai. Contohnya pasta kanji iodide.
Sulfadiazin merupakan turunan dari sulfonamida yang penggunaannya
secara luas untuk pengobatan infeksi yang disebabkan oleh bakteri Gram-positif
dan Gram-negatif tertentu, beberapa jamur.
Dari struktur sulfadiazin secara kuantitatif dapat digunakan beberapa
metode berdasarkan gugus fungsinya, Metode diazotasi Dapat dilakukan karena
adanya gugus amin primer bebas.
35
BAB III
KESIMPULAN
3.1. Metode titrasi diazotasi disebut juga dengan nitrimetri yakni metode
penetapan kadar secara kuantitatif dengan mengunakan larutan baku
natrium nitrit.
3.2. Nitritometri merupakan penetapan kadar secara kuantitatif dengan
menggunakan larutan baku natrium nitrit..Nitritometri disebut juga dengan
metode titrasi diazotasi. Senyawa-senyawa yang dapat ditentukan
kadarnya dengan metode nitritometri diantaranya adalah penisilin dan
sulfamerazin. Penetapan kadar senyawa ini dilakukan untuk mengetahui
kemurnian zat tersebut dalam satu sample.
3.3. Prinsip Titrasi Nitrimetri, Prinsipnya adalah reaksi diazotasi.
3.4. Hal-hal yang diperhatikan dalam nitrimetri adalah :
Suhu :Pada saat melakukan titrasi, suhu harus antara 5-150C.
Keasaman: Titrasi ini berlangsung pada PH + 2, hal ini dibutuhkan untuk
Kecepatan reaksi
3.5. Pada titrasi diazotasi, penentuan titik akhir titrasi dapat menggunakan
indicator luar, indicator dalam, dan secara potensiometri.
3.6. Pembrtukan garam diazonium dari gugus amin aromatic primer (amin
aromatic sekuder dan gugus nitro aromatic); Pembentukan senyawa
nitrosamine dari amin alifatik sekunder; Pembentukan senyawa azidari
gugus hidrazida dan Pemasukan gugus nitro yang jarang terjadi karena
sulitnya nitrasi dengan menggunakan asam nitrit dalam suasana asam.
34