makalah character building
DESCRIPTION
KesehatanTRANSCRIPT
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan nikmat kepada kita
semua sehingga sampai sejauh ini kita masih bias memenuhi seluruh kebutuhan pada
segala aspek kehidupan. Namun, tidak lupa kami syukuri adalah nikmat kesehatan
jasmani dan rohani.
Dalam makalah ini kami membahas hal yang jarang orang ingin tahu yaitu
bagaimana suka duka menjadi pedagang kaki lima. Meski tidak mendapat
penghasilan yang sesuai dan bahkan tidak jarang dari mereka yang harus tergusur
oleh polisi atau satpol pp, para PKL bekerja dengan ikhlas padahal banyak manusia
yang mengeluh dengan penghasilan yang pas-pasan, sedangkan kebutuhan ekonomi
di kota besar seperti kota Jakarta ini semuanya serba membutuhkan uang.
Semoga dengan adanya makalah ini dapat memberikan manfaat bagi yang
membacanya.
Jakarta, Mei 2010
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
1.3 Perumusan Masalah
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Kendala yang dihadapi PKL
2.2 Pendapat polisi dengan adanya PKL
2.3 Harapan PKL terhadap Pemerintah
BAB III METODE PENELITIAN
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada umumnya kota besar seperti Jakarta merupakan sebagai tempat
pemukiman yang relatif besar, berpenduduk padat dan permanen dari individu-
individu yang secara sosial heterogen.semakin besar, semakin padat dan heterogen
penduduknya. Dengan begitu kota merupakan pusat dari kegiatan suatu masyarakat.
Dari hal itu dalam perkembangan waktu, kota dianggap sebagian besar penduduk
sebagai tempat yang menjanjikan dalam mencari mata pencaharian. Banyak orang
yang pindah dari desa ke kota.
Dalam beberapa hal, permasalahan itu menyebabkan perubahan kebiasaan
mereka. Kebanyakan warga perkotaan menjadi bersifat individualis dan interaksianya
bersifat impersonal, dan menciptakan orientasi masyarakat hanya sebatas pada
mendapatkan keuntungan ekonomi bagi dirinya sendiri, hal ini membuat semakin
lemah ikatan kelompok kekerabatan antar warga. Ini akan menimbulkan serentetan
masalah bagi masyarakat bersangkutan, oleh karennya masyarakat kota harus
mengembangkan mekanisme-mekanisme baru untuk memenuhi kebutuhan ekonomi
dan psikologi.
Salah satu bentuk sektor ekonomi masyarakat perkotaan adalah dagang yang
berbentuk PKL ( Pedagang Kaki Lima ). Sektor ekonomi ini banyak digeluti
masyarakat di kota Jakarta. Meskipun yang berprofesi disektor ini tidak semua
merupakan warga Jakarta asli, akan tetapi pedagang kaki lima dalam kehidupannya
memunculkan berbagai permasalahan bagi ketertiban kota Jakarta. Dari hal ini maka
pemahaman pedagang akan tata kehidupan kota mutlak diperlukan. Sehingga untuk
mengatasi permasalahan ketertiban masyarakat kota Jakarta tidak hanya dari
pemerintah kota saja, akan tetapi terbentuk dari partisipasi aktif dari elemen
masyarakat kota Jakarta, salah satunya pedagang kaki lima. Bertitik tolak dari latar
belakang masalah yang telah dikemukakan, maka dalam penelitian ini penulis
mengambil judul “BENTUK PANDANGAN DAN PERAN PEDAGANG KAKI
LIMA DALAM MEMBANTU MENCIPTAKAN KETERTIBAN KOTA
JAKARTA”.
Sebagian masyarakat kita menganggap bahwa PKL (pedagang kaki lima)
terutama dipinggiran jalan mengganggu aktifitas jalan raya, penyebab macet, dll.
Akan tetapi bagi sebagian masyarakat pengguna jalan raya, dengan adanya PKL ini
menguntungkan bagi mereka. Karena jika mereka merasa haus mereka tidak perlu
repot-repot mecari pedagang minuman karena sudah banyak dipinggiran jalan.
Mereka hanya perlu meminggirkan kendaraan mereka lalu membeli berbagai
minuman yang dijual pedagang tersebut.
Dalam makalah ini kami membahas hal yang jarang orang ingin tahu yaitu
bagaimana suka duka menjadi pedagang kaki lima. Meski tidak mendapat
penghasilan yang sesuai dan bahkan tidak jarang dari mereka yang harus tergusur
oleh polisi atau satpol pp, para PKL bekerja dengan ikhlas padahal banyak manusia
yang mengeluh dengan penghasilan yang pas-pasan, sedangkan kebutuhan ekonomi
di kota besar seperti kota Jakarta ini semuanya serba membutuhkan uang.
Penghasilan hasil jualan sehari-hari yang tidak menentu terkadang tidak mencukupi
untuk menutupi kebutuhan hidup. Justru orang-orang dengan pekerjaan seperti PKL
merupakan guru yang sangat baik buat kita dalam menyikapi hidup ini, ikhlas dengan
penghasilan yang serba pas adalah satu hal terpenting dalam hidup dan sebuah prinsip
hidup agar tidak menyusahkan orang lain.
Selain itu, PKL juga bertugas untuk memenuhi kebutuhan masyarakat
terutama para masyarakat pengguna jalan yang sedang dalam perjalanan, mereka
dapat melepas dahaga dimanapun tanpa harus jauh-jauh beli minuman ke
supermarket. Disamping itu suka duka pun tak luput menghampiri mereka. Jika ada
razia oleh polisi atau satpol pp, mereka tidak dapat berjualan. Akan tetapi jika pada
hari akhir pecan atau hari libur, banyak pengguna jalan yang membeli dagangan
minuman dari PKL yang ada dipinggir jalan. Hal itu merupakan keuntungan bagi para
PKL.
1.2 Tujuan
Dengan adanya makalah ini, diharapkan kita dapat menghargai para PKL dan
mengetahui sisi perjuangan para PKL.
Dapat menambah wawasan sosial di lingkungan masyarakat.
Agar kita dapat saling tenggang rasa terhadap sesamanya dan menghormati
profesi seseorang.
Memperluas wawasan tentang kehidupan PKL yang dapat menginspirasikan kita
untuk dapat mensyukuri nikmat yang kita miliki.
Tujuan praktisnya adalah tersedianya data mengenai bagaimana pandangan para
pedagang kaki lima akan hal ketertiban di kota Jakarta yang mana berhubungan
dengan pemahaman warga akan hal menjaga dan menciptakan keteraturan
dalam kehidupan bersama dengan elemen masyarakat kota lainnya di Jakarta.
Sehingga dengan begitu pedagang kaki lima memiliki potensi dalam
mengarahkan akan ketertiban bersama sesama warga.
Penelitian tentang persepsi pedagang kaki lima tentang ketertiban kota di Jakarta
ini bertujuan untuk mengungkapkan dan menjelaskan pandangan pedagang kaki
lima mengenai penciptaan ketertiban dalam membangun masyarakat kota pada
umumnya. Dengan memahami bentuk ketertiban tersebut maka dapat ditemui dan
dikenali berbagai kendala dan hambatan yang dapat terjadi dalam berupaya
mencari nilai tambah dan cenderung berwawasan ke depan yang lebih baik.
1.3 Perumusan Masalah
1. Bagaimanakah deskripsi persepsi pedagang kaki lima tentang ketertiban kota di
Jakarta?
2. Bagaimanakah pandangan pedagang kaki lima mengenai penciptaan ketertiban?
3. Bagaimanakah pola partisipasi yang dilakukan oleh para masyarakat kota
Jakarta?
BAB II
PEMBAHASAN
Pedagang kaki lima dalam melakukan usahanya tidak seperti orang yang
bekerja disektor formal. Mereka melakukan usahanya sesuai dengan jenis barang atau
jasa yang dihasilkan. Pedagang kaki lima rata-rata melakukan aktivitasnya pagi
sampai sore hari bahkan ada yang sampai malam hari. Bagi pedagang kaki lima yang
melakukan usaha siang sampai malam hari rata-rata mereka mendirikan bangunan
yang semi permanent, tetapi ada juga yang hanya bermodalkan berjualan dengan
gerobak dorong.
Sedangkan untuk pedagang kaki lima yang melakukan kegiatan pagi sampai
sore, mereka mengunakan tenda-tenda yang bisa dibuka dan ditutup setiap saat,
mereka ini biasanya menempati tempat yang bukan miliknya sendiri. Untuk pedagang
kaki lima yang melakukan kegiatan siang dan malam, mereka mengunakan peralatan
gerobak dorong dan biasanya diengkapi dengan tenda yang setiap saat bisa dibuka
dan ditutup. Untuk mengetahuhi seberapa besar pandangan pedang kaki lima Jakarta
dalam kontribusinya menciptakan ketertiban kota maka sekiranya kita terlebih dahulu
mengkaji akan peraturan pemerintah daerah Jakarta yang terkait dengan pedagang
kaki lima.
Hasil observasi kami yang di lakukan di daerah Jakarta Timur, kami
melakukan wawancara dengan salah satu pedagang minuman yang berdagang di
pinggir jalan deket perempatan lampu merah. Seorang bapak kelahiran Pemalang,
Jateng 11 februari 1962, Pak Warudi adalah salah satu PKL di pinggir jalan.
Beliau adalah Bapak berusia 48 tahun yang berasal dari Pemalang, Jateng.
Beliau pertama kali datang ke Jakarta bersama saudaranya. Beliau di ajak saudaranya
untuk pindah ke Jakarta untuk mengadu nasib di kota Jakarta. Pertama kali datang
beliau berdagang es campur. Beliau berdagang es campur demi untuk menghidupi
keluarganya dan dapat menyekolahkan anak-anaknya.
Menurut Pak Warudi, beliau berdagang di pinggir jalan karena merupakan
tempat strategis untuk berjualan. Karena tidak adanya lahan berjualan lain sehingga
berjualan dipinggir jalan. Biarpun berjualan dipinggir jalan adalah aturan yang
dilarang tetapi bagi Pak Warudi tidak ada pilihan. karena terjangkau tidak jauh dari
rumah tempat tinggalnya.
Pak Warudi mulai berdagang sekitar 3 tahun yang lalu. Sebelum berjualan
minuman Pak Warudi berjualan es campur keliling. Pak Warudi memiliki 1 orang
istri dan 2 orang anak. Istri Pak Warudi bernama ibu Karni. Ibu Karni adalah penjual
pecel. Ia biasa berjualan pada pagi hari tidak jauh dari tempat tinggalnya.
Pak Warudi yang bertempat tinggal tidak jauh dari tempatnya berjualan
sehingga mempermudah beliau berdagang. Penghasilan yang di dapat beliau memang
tidak banyak tetapi beliau tetap bersyukur karena dengan berjualan minuman, sudah
mencukupi kebutuhan sehari-hari dan menyekolahkan anak-anaknya sampai selesai.
Sekarang anak-anak beliau sudah bekerja.
Penghasilan yang didapat dengan kerja keras bersama istrinya sehingga dapat
memenuhi kebutuhan hidup. Pak Warudi tidak pernah mengeluh dengan keadaannya
sekarang.
2.1 Kendala yang dihadapi PKL
Kendala yang kerap kali di hadapi oleh pedagang kaki lima adalah jika cuaca
buruk seperti hujan karena bagi para pedagang yang berjualan dengan gerobak tidak
memiliki tempat teduh, paling mereka menggunakan tenda atau paying yang mereka
bawa saja.
Jika ada razia yang dilakukan oleh kantib, para pedagang suka memberi uang
kepada kantib agar mereka dapat terus berjualan terus. Tetapi bagi para pedagang
kaki lima biarpun kerap kali dapat rintangan mereka tidak menyerah dan terus
berjualan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
Hal ini terbukti dari hasil wawancara kami dengan salah satu pedagang kaki
lima dipinggir jalan di daerah Jakar Timur. Wawancara ini berawal dari kedatangan
kami ke tempat PKL tersebut. Kami bertemu dengan Bapak Warudi pedagang kaki
lima di daerah tersebut.
2.2 Pendapat polisi dengan adanya PKL dipinggir jalan
Berdasarkan pendapat polisi yang secara tidak sengaja kami temui, beliau
mengatakn bahwa, “sebenarnya kalau aturan yang berlaku di tegakkan, para PKL
dipinggir jalan begini itu aturan yang dilanggar. Tetapi kami memberikan toleransi
karena kami sama-sama saling menguntungkan. Karena kami sebagai polisi lalu lintas
yang bertugas dipinggir jalan seperti ini dengan adanya pedagang minuman seperti
Pak Warudi ini kami jadi terbantu, karena kami tidak perlu repot-repot mencari
pedagang minuman pada saat kami beristirahat dan merasa haus”.
Tetapi kita sebagai warga Negara yang baik harus mematuhi peraturan yang
berlaku demi menjaga ketertiban umum.
2.3 Harapan PKL terhadap pemerintah antara lain :
1. Mensosilaisasikan tentang kebijaksanaan pemerintah kota tentang penataan
dan pembinaan serta penertiban pedagang kaki lima.
2. Menciptakan hubungan yang harmonis antara pemerintah dan pedagang
kaki lima dalam rangka proses pembangunan kota.
3. Monitoring dan kesepakatan yang diambil dalam menciptakan hubungan
kemitraan yang baik antara pemerintah dan pedagang kaki lima.
4. Menghilangkan kesan bahwa pedagang kaki lima adalah permasalahan
kota.
5. Menghilangkan kesan bahwa pedagang kaki lima adalah musuh dari
pemerintah kota.
6. Menilai sampai seberapa jauh tingkat kesejahteraan dan kemajuan para
pedagang kaki lima.
7. Menghilangkan konflik diantara pedagang kaki lima.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kualitatif dengan teknik
observasi dan wawancara. Dimana Observasi adalah berdasarkan pengamatan
yang dilakukan terhadap gejala yang diteliti. yakni mengenai pandangan dan
pendapat PKL tentang ketertiban akan kota Jakarta. Dan batasan dari
penelitian ini adalah tentang bagaimanakah peran yang dimainkan pedagang
kaki lima dalam menciptakan akan ketertiban kota Jakarta.
3.2. Lokasi Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti mengambil lokasi di Kecamatan Pinang Ranti,
Kota Jakarta Timur dengan alasan pada daerah ini terdapat beberapa
macam model pedagang kaki lima dan bisa dijadikan sebagai parameter
pedagang kaki lima kota Jakarta. Disamping itu di kecamatan ini ada berbagai
kegiatan-kegiatan yang dilakukan pedagang kaki lima maupun pihak
terkait yang mengarah pada pemberdayaan dan penciptaan kedinamisan kota
Jakarta.
3.3. Sumber Data
Data Primer, Data yang diperoleh dari pengamatan (observasi) pada saat
pedagang kaki lima melakukan kegiatannya dan mewawancarainya.
Data Sekunder, Data yang peneliti peroleh secara tidak langsung dengan
literatur dari buku dan internet yang berkaitan dengan tema yang penelitian.
3.4. Teknik Pengumpulan Data.
Observasi (pengamatan). Teknik pengumpulan data melalui proses
pengamatan langsung pada obyek yang menjadi tema penelitian. Wawancara
Peneliti mewawancarai informan dengan mengajukan pertanyaan yang
berhubungan dengan masalah yang di teliti dan wawancara dilakukan dengan
cara wawancara mendalam.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang persepsi pedagang kaki
lima tentang penertiban kota Jakarta dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
Bawasanya kebijaksanaan, penataan pedagang kaki lima di Kota Jakarta belum
medapatkan perhatian yang serius dari Pemerintah Kota.
Berdasarkan kesimpulan diatas dalam rangka pembinaan dan penataan
pedagang kaki lima di kota Jakarta umumnya disarankan:
1. Memperluas sosialisasi peraturan perundang –undangan yang berlaku dalam
penataan dan pembinaan pedagang kaki lima melalui pertemuan formal maupun
pertemuan informal. Dalam pertemuan informal perlu lebih banyak dilakukan karena
akan lebih mengena pada sasaran.
2. Dalam rangka penegakan /penertiban pedagang kaki lima harus dilakukan
secara obyektif dan secara rutin, maksudnya tidak pada daerah-daerah tertentu saja
yang dilakukan operasi penertiban oleh Satpol dan Polisi.
Dari data-data dan informasi yang kami dapat dari hasil informasi, kami dapat
menyimpulkan bahwa PKL yang berjualan dipinggir jalan tidak semua mengganggu
aktifitas pengguna jalan. Karena bagi mereka para PKL ini membantu mereka dalam
mendapatkan minuman pada saat mereka haus.