makalah buk sugi fix.docx

25
KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan rahmat-Nya penyusun masih diberi kesehatan sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Makalah yang berjudul “ Dislokasi ” ini disusun untuk memenuhi tugas mahasiswa dari mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah III di Jurusan Keperawatan Mataram Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penyusun harapkan demi kesempurnaan makalah ini dimasa mendatang. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para mahasiswa khususnya dan masyarakat pada umumnya. Dan semoga makalah ini dapat dijadikan sebagai bahan untuk menambah pengetahuan para mahasiswa, masyarakat dan pembaca. Mataram, Maret 2015 Penyusun 1

Upload: made-juniarsa

Post on 09-Dec-2015

273 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

makalah

TRANSCRIPT

Page 1: makalah buk sugi fix.docx

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan rahmat-Nya penyusun masih

diberi kesehatan sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.

Makalah yang berjudul “ Dislokasi ” ini disusun untuk memenuhi tugas mahasiswa dari mata

kuliah Keperawatan Medikal Bedah III di Jurusan Keperawatan Mataram

Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna oleh karena itu, kritik dan

saran yang bersifat membangun sangat penyusun harapkan demi kesempurnaan makalah ini

dimasa mendatang.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para mahasiswa khususnya dan masyarakat

pada umumnya. Dan semoga makalah ini dapat dijadikan sebagai bahan untuk menambah

pengetahuan para mahasiswa, masyarakat dan pembaca.

Mataram, Maret 2015

Penyusun

1

Page 2: makalah buk sugi fix.docx

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ............................................................................................... 1

Daftar Isi ........................................................................................................ 2

BAB I. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang ...................................................................... 3

2. Tujuan .................................................................................... 4

BAB II. PEMBAHASAN

1. Pengertian .......................................................................................... 5

2. Etiologi .............................................................................................. 6

3. Manifestasi Klinik ............................................................................. 6

4. Patofisiologi ...................................................................................... 7

5. Klasifikasi .......................................................................................... 7

6. Komplikasi ......................................................................................... 9

7. Pemeriksaan Penunjang/Diagnostik ................................................... 9

8. Penatalaksanaan .................................................................................. 10

BAB III. ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian ..................................................................................... 12

2. Diagnosa Keperawatan ...................................................................... 12

3. Intervensi Keperawatan ....................................................................... 13

BAB IV. PENUTUP

1. Kesimpulan ..................................................................................... 16

2. Saran ..................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA

2

Page 3: makalah buk sugi fix.docx

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Skelet atau kerangka adalah rangkaian tulang yang mendukung dan melindungin

beberapa organ lunak, terutama dalam tengkorak dan panggul. Kerangka juga berfungsi

sebagai alat ungkit pada gerakan dan menye diakan permukaan untuk kaitan otot-otot

kerangka. Oleh karena fungsi tulang yang sangat penting bagi tubuh kita, maka telah

semestinya tulang harus di jaga agar terhindar dari trauma atau benturan yang dapat

mengakibatkan terjadinya patah tulang atau dislokasi tulang. Bentuk kaku (rigid) dan

kokoh antar rangka yang membentuk tubuh dihubungkan oleh berbagai jenis sendi.

Adanya penghubung tersebut memungkinkan satu pergerakan antar tulang yang demikian

fleksibel dan nyaris tanpa gesekan. Tulang dan sendi dipakai untuk melindungi berbagai

organ vital di bawahnya disamping fungsi pergerakan (locomotor) / perpindahan makhluk

hid up. Sendi merupakan satu organ yang kompleks dan tersusun atas berbagai komponen

yang spesifik satu dengan lainnya. Pada umumnya terdiri dari air dan tersusun atas

serabut kolagen, proteoglikan, glikorptein lain serta lubrikan asam hialuronat, struktur

yang kompleks di atas memungkinkan suatu pergerakan sendi yang luas (fungsi

locomotor), frictionless dan tidak mengakibatkan kerusakan besar dalam jangka panjang.

Dislokasi adalah terlepasnya kompresi jaringan tulang dari kesatuan sendi. Dislokasi ini

dapat hanya komponen tulangnya saja yang bergeser atau terlepasnya seluruh komponen

tulang dari tempat yang seharusnya (dari mangkuk sendi). Seseorang yang tidak dapat

mengatupkan mulutnya kembali sehabis membuka mulutnya adalah karena sendi

rahangnya terlepas dari tempatnya. Dengan kata lain: sendi rahangnya telah mengalami

dislokasi.

Dislokasi yang sering terjadi pada olahragawan adalah dislokasi sendi bahu dan sendi

pinggul (paha). Karena terpeleset dari tempatnya, maka sendi itupun menjadi macet.

Selain macet, juga terasa nyeri. Sebuah sendi yang pernah mengalami dislokasi, ligamen-

ligamennya biasanya menjadi kendor. Akibatnya, sendi itu akan gampang dislokasi lagi.

Dislokasi terjadi saat ligamen memberikan jalan sedemikian rupa sehingga tulang

berpindah dari posisinya yang normal di dalam sendi. Dislokasi dapat disebabkan oleh

faktor penyakit atau trauma karena dapatan (acquired) atau karena sejak lahir

(kongenital).

3

Page 4: makalah buk sugi fix.docx

B. TUJUAN

Tujuan umum

Untuk menambah wawasan tentang dislokasi

Tujuan khusus

1. Mengetahui definisi dari dislokasi

2. Mengetahui faktor penyebab / etiologi dislokasi

3. Mengetahui tanda dan gejala / manifestsi klinis dari dislokasi

4. Mengerti patofisiologi dari dislokasi

5. Mengetahui klasifikasi dari dislokasi

6. Mengetahui komplikasi dari dislokasi

7. Mengetahui pemeriksaan penunjang / diagnostik dislokasi

8. Mengetahui penatalaksanaan dari dislokasi

9. Mengetahui asuhan keperawatan pada pasien dislokasi

4

Page 5: makalah buk sugi fix.docx

BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN

Dislokasi adalah suatu kedaruratan yang memerlukan pertolongan segera. Pada tempat

kejadian, dislokasi dapat direposisi tanpa anastesi misalnya dislokasi siku atau bahu.

Dislokasi adalah patah tulang di dekat sendi atau mengenai sendi dapat menyebabkan

patah tulang di sertai luksasi sendi yang disebut fraktur dislokasi. ( Buku Ajar Ilmu

Bedah, hal 1138).

Dislokasi adalah deviasi hubungan normal antara rawan yang satu dengan rawan yang

lainnya sudah tidak menyinggung satu dengan lainnya. (Price & Wilson, 2006, edisi 6,

vol 2, Halaman1368 ).

Dislokasi sendi atau luksasio adalah tergesernya permukaan tulang yang membentuk

persendian terhadap tulang lain. (Sjamsuhidajat,2011. Buku Ajar lImu Bedah, edisi

3,Halaman 1046)

Dislokasi sendi adalah suatu keadaan dimana permukaan sendi tulang yang membentuk

sendi tak lagi dalam hubungan anatomis. (Brunner & Suddart, 2002, KMB, edisi 8, vol

3,Halaman 2355)

Jadi, dislokasi adalah terlepasnya kompresi jaringan tulang dari kesatuan sendi. Dislokasi

ini dapat hanya komponen tulangnya saja yang bergeser atau terlepasnya seluruh

komponen tulang dari tempat yang seharusnya (dari mangkuk sendi).

5

Page 6: makalah buk sugi fix.docx

B. ETIOLOGI

Trauma sendi dapat berupa :

1. Kontusio sendi biasa oleh benturan.

2. Joint strain oleh trauma kecil yang berulang.

3. Joint strain atau keseleo ada robekan mikroskopik dari ligament atau kapsul sendi

yang tidak mengganggu stabilitas.

4. Ruptur ligament

5. Dislokasi

Dislokasi disebabkan oleh :

1. Cedera olahraga

Olah raga yang biasanya menyebabkan dislokasi adalah sepak bola dan hoki, serta

olahraga yang beresiko jatuh misalnya : terperosok akibat bermain ski, senam, volley.

Pemain basket dan pemain sepak bola paling sering mengalami dislokasi pada tangan

dan jari-jari karena secara tidak sengaja menangkap bola dari pemain lain.

2. Trauma yang tidak berhubungan dengan olahraga

Benturan keras pada sendi saat kecelakaan motor biasanya menyebabkan dislokasi.

3. Terjatuh

Terjatuh dari tangga atau terjatuh saat berdansa diatas lantai yang licin

4. Patologis

terjadinya “ tear “ ligament dan kapsul articuler yang merupakan

kompenen vital penghubung tulang.

C. MANIFESTASI KLINIS

1. Deformitas pada persendian

Kalau sebuah tulang diraba secara sering akan terdapat suatu celah.

2. Gangguan gerakan

Otot-otot tidak dapat bekerja dengan baik pada tulang tersebut.

3. Pembengkakan

Pembengkakan ini dapat parah pada kasus trauma dan dapat menutupi deformitas.

4. Rasa nyeri sering terdapat pada dislokasi

Sendi bahu, sendi siku, metakarpal phalangeal dan sendi pangkal paha servikal.

6

Page 7: makalah buk sugi fix.docx

5. Kekakuan

D. PATOFISIOLOGI

Cedera akibat olahraga dikarenakan beberapa hal seperti tidak melakukan exercise

sebelum olahraga memungkinkan terjadinya dislokasi, dimana cedera olahraga

menyebabkan terlepasnya kompresi jaringan tulang dari kesatuan sendi sehingga dapat

merusak struktur sendi dan ligamen. Keadaan selanjutnya terjadinya kompresi jaringan

tulang yang terdorong ke depan sehingga merobek kapsul/menyebabkan tepi glenoid

teravulsi akibatnya tulang berpindah dari posisi normal. Keadaan tersebut dikatakan

sebagai dislokasi.

Begitu pula dengan trauma kecelakaan karena kurang kehati-hatian dalam melakukan

suatu tindakan atau saat berkendara tidak menggunakan helm dan sabuk pengaman

memungkinkan terjadi dislokasi. Trauma kecelakaan dapat kompresi jaringan tulang dari

kesatuan sendi sehingga dapat merusak struktur sendi dan ligamen. Keadaan selanjutnya

terjadinya kompres jaringan tulang yang terdorong ke depan sehingga merobek

kapsul/menyebabkan tepi glenoid teravulsi akibatnya tulang berpindah dari posisi normal

yang menyebabkan dislokasi.

E. KLASIFIKASI

Klasifikasi dislokasi menurut penyababnya (Brunner & Suddart, 2002, KMB, edisi 8,

vol 3,Halaman 2356) adalah:

1. Dislokasi congenital, terjadi sejak lahir akibat kesalahan pertumbuhan, paling

sering terlihat pada pinggul.

2. Dislokasi spontan atau patologik, akibat penyakit sendi dan atau jaringan sekitar

sendi. misalnya tumor, infeksi, atau osteoporosis tulang. Ini disebabkan oleh

kekuatan tulang yang berkurang

3. Dislokasi traumatic, kedaruratan ortopedi (pasokan darah, susunan saraf rusak dan

mengalami stress berat, kematian jaringan akibat anoksia) akibat oedema (karena

mengalami pengerasan). Terjadi karena trauma yang kuat sehingga dapat

mengeluarkan tulang dari jaringan disekeilingnya dan mungkin juga merusak

struktur sendi, ligamen, syaraf, dan system vaskular. Kebanyakan terjadi pada

orang dewasa.

7

Page 8: makalah buk sugi fix.docx

Berdasarkan tipe kliniknya dibagi :

1. Dislokasi akut

Umumnya terjadi pada shoulder, elbow, dan hip. Disertai nyeri akut dan

pembengkakan di sekitar sendi.

2. Dislokasi kronik

3. Dislokasi berulang

Jika suatu trauma dislokasi pada sendi diikuti oleh frekuensi dislokasi yang

berlanjut dengan trauma yang minimal, maka disebut dislokasi berulang.

Umumnya terjadi pada shoulder joint dan patello femoral joint.

Berdasarkan tempat terjadinya :

1. Dislokasi sendi rahang

Dislokasi sendi rahang dapat terjadi karena :

a. Menguap terlalu lebar

b. Terkena pukulan keras ketika rahang sedang terbuka, akibatnya penderita tidak

dapat menutup mulutnya kembali.

2. Dislokasi sendi bahu

Pergeseran kaput humerus dari sendi glenohumeral, berada di anterior dan medial

glenoid (dislokasi anterior), di posterior (dislokasi posterior), dan di bawah

glenoid (dislokasi inferior).

3. Dislokasi sendi siku

Merupakan mekanisme cederanya biasanya jatuh pada tangan yg dapat

menimbulkan dislokasi sendi siku ke arah posterior dengan siku jelas berubah

bentuk dengan kerusakan sambungan tonjolan-tonjolan tulang siku.

4. Dislokasi sendi jari

Sendi jari mudah mengalami dislokasi dan bila tidak ditolong dengan segera sendi

tersebut akan menjadi kaku kelak. Sendi jari dapat mengalami dislokasi ke arah

telapak tangan atau punggung tangan.

5. Dislokasi Sendi Metacarpophalangeal dan Interphalangeal

Merupakan dislokasi yang disebabkan oleh hiperekstensi-ekstensi persendian.

6. Dislokasi sendi panggul

8

Page 9: makalah buk sugi fix.docx

Bergesernya caput femur dari sendi panggul, berada di posterior dan atas

acetabulum (dislokasi posterior), di anterior acetabulum (dislokasi anterior), dan

caput femur menembus acetabulum (dislokasi sentra).

7. Dislokasi patella

a. Paling sering terjadi ke arah lateral.

b. Reduksi dicapai dengan memberikan tekanan ke arah medial pada sisi lateral

patella sambil mengekstensikan lutut perlahan-lahan.

c. Apabila dislokasi dilakukan berulang-ulang diperlukan stabilisasi secara

bedah.

F. KOMPLIKASI

a. Komplikasi dini

1. Cedera saraf : saraf aksila dapat cedera, pasien tidak dapat mengkerutkan otot

deltoid dan mungkin terdapat daerah kecil yang mati rasa pada otot tesebut.

2. Cedera pembuluh darah : Arteri aksilla dapat rusak

3. Fraktur disloksi

b. Komplikasi lanjut

1. Kekakuan sendi bahu:Immobilisasi yang lama dapat mengakibatkan kekakuan

sendi bahu, terutama pada pasien yang berumur 40 tahun.Terjadinya kehilangan

rotasi lateral, yang secara otomatis membatasi abduksi.

2. Dislokasi yang berulang: terjadi kalau labrum glenoid robek atau

3. Kapsul terlepas dari bagian depan leher glenoid

4. Kelemahan otot

G. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Sinar –X (rontgen)

Pemeriksaan rontgen merupakan pemeriksaan diagnostik noninvasif untuk membantu

menegakkan diagnosa medis. Pada pasien dislokasi sendi ditemukan adanya

pergeseran sendi dari mangkuk sendi dimana tulang dan sendi berwarna putih.

2. CT scan

CT-Scan yaitu pemeriksaan sinar-X yang lebih canggih dengan bantuan komputer,

sehingga memperoleh gambar yang lebih detail dan dapat dibuat gambaran secara 3

9

Page 10: makalah buk sugi fix.docx

dimensi. Pada psien dislokasi ditemukan gambar 3 dimensi dimana sendi tidak berada

pada tempatnya.

3. MRI

MRI merupakan pemeriksaan yang menggunakan gelombang magnet dan frekuensi

radio tanpa menggunakan sinar-X atau bahan radio aktif, sehingga dapat diperoleh

gambaran tubuh (terutama jaringan lunak) dengan lebih detail. Seperti halnya CT-

Scan, pada pemeriksaan MRI ditemukan adanya pergeseran sendi dari mangkuk

sendi.

H. PENATALAKSANAAN

1. Medis

Pemberian obat – obatan analgesik non narkotik

a. Analsik yang berfungsi untuk mengatasi nyeri otot, sendi, sakit kepala, nyeri

pinggang. Efek samping dari obat ini adalah agranulositosis. Dosis: sesudah

makan, dewasa: sehari 3×1 kapsul, anak: sehari 3×1/2 kapsul

b. Bimastan yang berfungsi untuk menghilangkan nyeri ringan atau sedang,

kondisi akut atau kronik termasuk nyeri persendian, nyeri otot, nyeri setelah

melahirkan. Efek samping dari obat ini adalah mual, muntah, agranulositosis,

aeukopenia. Dosis: dewasa; dosis awal 500mg lalu 250mg tiap 6 jam.

2. Pembedahan

Operasi ortopedi

Operasi ortopedi merupakan spesialisasi medis yang mengkhususkan pada

pengendalian medis dan bedah para pasien yang memiliki kondisi-kondisi

arthritis yang mempengaruhi persendian utama, pinggul, lutut dan bahu melalui

bedah invasif minimal dan bedah penggantian sendi. Prosedur pembedahan yang

sering dilakukan meliputi Reduksi Terbuka dengan Fiksasi Interna atau disingkat

ORIF (Open Reduction and Fixation).Berikut dibawah ini jenis-jenis pembedahan

ortopedi dan indikasinya yang lazim dilakukan :

10

Page 11: makalah buk sugi fix.docx

a. Reduksi terbuka : melakukan reduksi dan membuat kesejajaran tulang yang

patah setelah terlebih dahulu dilakukan diseksi dan pemajanan tulang yang

patah.

b. Fiksasi interna : stabilisasi tulang patah yang telah direduksi dengan skrup,

plat, paku dan pin logam.

c. Graft tulang : penggantian jaringan tulang (graft autolog maupun heterolog)

untuk memperbaiki penyembuhan, untuk menstabilisasi atau mengganti

tulang yang berpenyakit.

d. Amputasi : penghilangan bagian tubuh.

e. Artroplasti: memperbaiki masalah sendi dengan artroskop(suatu alat yang

memungkinkan ahli bedah mengoperasi dalamnya sendi tanpa irisan yang

besar) atau melalui pembedahan sendi terbuka.

f. Menisektomi : eksisi fibrokartilago sendi yang telah rusak.

g. Penggantian sendi: penggantian permukaan sendi dengan bahan logam atau

sintetis.

h. Penggantian sendi total: penggantian kedua permukaan artikuler dalam

sendidengan logam atau sintetis.

3. Non medis

a. Dislokasi reduksi: dikembalikan ketempat semula dengan menggunakan

anastesi jika dislokasi berat.

RICE

1) R : Rest (istirahat)

2) I : Ice (kompres dengan es)

3) C : Compression (kompresi / pemasangan pembalut tekan)

4) E : Elevasi (meninggikan bagian dislokasi)

11

Page 12: makalah buk sugi fix.docx

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DISLOKASI

1. PENGKAJIAN

a. Identitas klien

Meliputi nama, jenis kelamin, umur, alamat, agama, bahasa yang dipakai, status

perkawinan, pendidikan, pekerjaan, asuransi, golongan darah, no. register, tanggal

MRS, diagnosa medis.

b. Riwayat penyakit sekarang

Pengumpulan data yang dilakukan untuk menentukan sebab dari disklokasi yang

nantinya membantu dalam membuat rencana tindakan terhadap klien. Ini bisa berupa

kronologi terjadinya penyakit.

c. Riwayat penyakit dahulu

Pada pengkajian ini ditemukan kemungkinan penyebab dislokasi, serta penyakit yang

pernah diderita klien sebelumnya yang dapat memperparah keadaan klien dan

menghambat proses penyembuhan.

d. Pemeriksaan fisik

Pada penderita Dislokasi pemeriksan fisik yang diutamakan adalah nyeri, deformitas,

fungsiolesa misalnya: bahu tidak dapat endorotasi pada dislokasi anterior bahu.

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN

a. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan discontinuitas jaringan.

b. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan deformitas dan nyeri saat

mobilisasi.

c. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d kegagalan untuk mencerna

atau ketidakmampuan mencerna makanan /absorpsi nutrient yang diperlukan

untuk pembentukan sel darah merah.

d. Ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakit.

e. Gangguan bodi image berhubungan dengan deformitas dan perubahan bentuk

tubuh.

3. INTERVENSI KEPERAWATAN

a. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan discontinuitas jaringan.

Setelah diberikan tindakan keperawatan diharapkan rasa nyeri teratasi, dengan

kriteria hasil :

a). Klien tampak tidak meringis lagi.

b). Klien tampak rileks.

12

Page 13: makalah buk sugi fix.docx

Rencana tindakan:

1. Kaji skala nyeri.

R: Mengetahui intensitas nyeri.

2. Berikan posisi relaks pada pasien.

R: Posisi relaksasi pada pasien dapat mengalihkan focus pikiran pasien pada nyeri.

3. Ajarkan teknik distraksi dan relaksasi.

R: Tehnik relaksasi dan distraksi dapat mengurangi rasa nyeri.

4. Berikan lingkungan yang nyaman, dan aktifitas hiburan.

R: Meningkatkan relaksasi pasien.

5. Kolaborasi pemberian analgesik.

R:Analgesik mengurangi nyeri

b. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan deformitas dan nyeri saat mobilisasi.

Setelah diberikan tindakan keperawatan diharapkan gangguan mobilitas fisik klien

teratasi, dengan kriteria hasil :

1) Klien melaporkan peningkatan toleransi aktivitas (termasuk aktivitas sehari-hari).

2) Klien menunjukkan penurunan tanda intolerasi fisiologis, misalnya nadi,

pernapasan, dan tekanan darah masih dalam rentang normal.

Rencana tindakan:

1. Kaji tingkat mobilisasi pasien.

R: Menunjukkan tingkat mobilisasi pasien dan menentukan intervensi selanjutnya.

2. Berikan latihan ROM

R: Memberikan latihan ROM kepada klien untuk mobilisasi.

3. Anjurkan penggunaan alat bantu jika diperlukan.

R: Alat bantu memperingan mobilisasi pasien.

4. Monitor tonus otot

R: Agar mendapatkan data yang akurat.

5. Membantu pasien untuk imobilisasi baik dari perawat maupun keluarga.

R: Dapat membantu pasien untuk imobilisasi.

c. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kegagalan untuk

mencerna atau ketidakmampuan mencerna makanan/absorpsi nutrient yang diperlukan

untuk pembentukan sel darah merah. Setelah diberikan tindakan keperawatan

diharapkan kebutuhan nutrisi terpenuhi, dengan kriteria hasil : Klien menunjukkan

peningkatan atau mempertahankan berat badan dengan nilai laboratorium normal.

13

Page 14: makalah buk sugi fix.docx

1) Tidak mengalami tanda mal nutrisi.

2) Klien menunjukkan perilaku, perubahan pola hidup untuk meningkatkan dan atau

mempertahankan berat badan yang sesuai.

Rencana tindakan:

1. Kaji riwayat nutrisi, termasuk makan yang disukai.

R: Mengidentifikasi defisiensi, memudahkan intervensi.

2. Observasi dan catat masukkan makanan pasien.

R: Mengawasi masukkan kalori atau kualitas kekurangan konsumsi makanan.

3. Timbang berat badan setiap hari.

R: Mengawasi penurunan berat badan atau efektivitas intervensi nutrisi.

4. Berikan makan sedikit dengan frekuensi sering dan atau makan diantara waktu

makan.

R: Menurunkan kelemahan, meningkatkan pemasukkan dan mencegah distensi

gaster.

5. Observasi dan catat kejadian mual/muntah, flatus dan dan gejala lain yang

berhubungan.

R: Gejala GI dapat menunjukkan efek anemia (hipoksia) pada organ.

6. Berikan dan Bantu hygiene mulut yang baik ; sebelum dan sesudah makan,

gunakan sikat gigi halus untuk penyikatan yang lembut. Berikan pencuci mulut

yang di encerkan bila mukosa oral luka.

R: : Menurunkan pertumbuhan bakteri, meminimalkan kemungkinan infeksi dan

Teknik perawatan mulut khusus mungkin diperlukan bila jaringan

rapuh/luka/perdarahan dan nyeri berat.

7. Kolaborasi pada ahli gizi untuk rencana diet.

R: Kebutuhan penggantian tergantung pada tipe anemia dan atau adanyan

masukkan oral yang buruk dan defisiensi yang diidentifikasi.

8. Kolaborasi ; pantau hasil pemeriksaan laboraturium.

R: Membantu dalam rencana diet untuk memenuhi kebutuhan individual.

9. Kolaborasi; berikan obat sesuai indikasi.

R: Meningkatakan efektivitas program pengobatan, termasuk sumber diet nutrisi

yang dibutuhkan

14

Page 15: makalah buk sugi fix.docx

d. Ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakit.

Setelah diberikan tindakan keperawatan diharapkan kecemasan pasien teratasi, dengan

kriteria hasil :

1) Klien tampak rileks.

2) Klien tidak tampak bertanya-tanya.

Rencana tindakan:

1. Kaji tingakat ansietas klien.

R: Mengetahui tingakat kecemasan pasien dan menentukan intervensi selanjutnya.

2. Bantu pasien mengungkapkan rasa cemas atau takutnya.

R: Mengali pengetahuan dari pasien dan mengurangi kecemasan pasien.

3. Kaji pengetahuan pasien tentang prosedur yang akan dijalaninya.

R: Agar perawat mengetahui seberapa tingkat pengetahuan pasien dengan

penyakitnya.

4. Berikan informasi yang benar tentang prosedur yang akan dijalani pasien.

R: Agar pasien mengerti tentang penyakitnya dan tidak cemas lagi.

e. Gangguan body image berhubungan dengan deformitas dan perubahan bentuk tubuh.

Setelah diberikan tindakan keperawatan diharapkan gangguan body image teratasi.

Rencana tindakan:

1) Kaji konsep diri pasien.

R: Dapat mengetahui pasien.

2) Kembangkan BHSP dengan pasien.

R: Menjalin saling percaya pada pasien.

3) Bantu pasien mengungkapkan masalahnya.

R: Menjadi tempat bertanya pasien untuk mengungkapkan masalahnya.

4) Bantu pasien mengatasi masalahnya.

R: Mengetahui masalah pasien dan dapat memecahkannya.

15

Page 16: makalah buk sugi fix.docx

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dislokasi adalah terlepasnya kompresi jaringan tulang dari kesatuan sendi. Dislokasi

ini dapat hanya komponen tulangnya saja yang bergeser atau terlepasnya seluruh

komponen tulang dari tempat yang seharusnya (dari mangkuk sendi). Dislokasi terjadi

saat ligamen memberikan jalan sedemikian rupa sehingga tulang berpindah dari

posisinya yang normal di dalam sendi. Karena terpeleset dari tempatnya, maka sendi

itupun menjadi macet. Selain macet, juga terasa nyeri. Sebuah sendi yang pernah

mengalami dislokasi, ligamen-ligamennya biasanya menjadi kendor. Akibatnya, sendi itu

akan gampang dislokasi lagi. Dislokasi dapat disebabkan oleh faktor penyakit atau

trauma karena dapatan (acquired) atau karena sejak lahir (kongenital)

B. Saran

Diharapkan perawat dapat memahami dan mengaplikasikannya dalam pemberian

asuhan keperawatan sehari-hari sesuai dengan prosedur yang berlaku.

16

Page 17: makalah buk sugi fix.docx

DAFTAR PUSTAKA

Aston, J N. 1999. Kapita Selekta Traumatologik dan Ortopedik. Jakarta : EGC.

Betz, Cecily l. 2002. Buku Saku Keperawatan Pediatric. Jakarta : EGC.

Sjamsuhidajat,2011. Buku Ajar lImu Bedah, edisi 3. Jakarta : EGC.

17