makalah awal kajian jurnal

21
LAPORAN KAJIAN JOUNAL Diajukan untuk memenuhi tugas matakuliah Seminar Pendidikan Fisika (Fi 590) JUDUL JOURNAL YANG DIKAJI : Comparison of Student Understanding of Line Graph Slope in Physics and Mathematics Oleh : Putri Rani Lestari 1202422 Seminar Pendidikan Fisika Genap 2015 (06)

Upload: putri-rani-lestari

Post on 20-Dec-2015

66 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Tugas Seminar Pendidikan Fisika

TRANSCRIPT

Seminar Pendidikan Fisika Genap 2015 (06)

LAPORAN KAJIAN JOUNAL

Diajukan untuk memenuhi tugas matakuliah Seminar Pendidikan Fisika (Fi 590)

Judul journal yang dikaji :Comparison of Student Understanding of Line Graph Slope in Physics and Mathematics

Oleh :Putri Rani Lestari 1202422

DEPARTEMEN PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIAFebruari , 2015

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangGrafik merupakan salah satu cara untuk menginterpretasi suatu data maupun keadaan fisis dalam kasus matematika maupun fisika. Bentuk representasi grafik ini sangat berhubungan erat dengan konsep-konsep fisika seperti kinemetika, kalor, listrik, dsb. Menurut Mustaing (2013), dalam Trend in International Mathematics and Science Study (TIMSS) ternyata 20% soal yang diujikkan adalah mengenai intepretasi grafik hal ini menunjukkan representasi grafik memiliki peranan penting dalam pengetahuan yang dimiliki siswa. Berdasarkan hasil survey Balitbang Kemendikbud (dalam Mustaing,2013), pada tahun 2007 rata-rata skor prestasi sains siswa Indonesia berada pada peringkat 35 dari 49 negara yang berpartisipasi, dengan skor 427. Sedangkan di tahun 2011, posisi Indonesia menurun hingga ke posisi 40 dari 42 negara. Hal tersebut membuktikan bahwa masih kurangnya kemampuan berpikir siswa dalam menyelesaikan permasalahan di bidang sains yang salah satunya adalah interpretasi grafik dalam fisika maupun matematika. Selain itu pada Permendikbud No. 65 Tahun 2013 menyebutkan bahwa kompetensi pada aspek pengetahuan akan diperoleh melalui aktivitas mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi dan mencipta. Dalam aktivitas memahami, terdapat kemampuan memperkirakan yang salah satunya dapat berupa memperkirakan dan menginterpretasi gradien dari grafik. Sehingga kemampuan memperkirakan dan menginterpretasi gradien dari grafik merupakan salah satu kompetensi penting yang harus dicapai siswa.Selain itu, hasil dari penelitian yang telah dilakukan oleh beberapa studi penelitian pendidikan fisika (Arons,1983; Beichner,1990,1994; McDermott, Rosenquist & Zee,1987; Wavering.1989; Woolnough,2000; Brassel & Rowe, 1993) menunjukkan bahwa masih banyak siswa sekolah menengah bahkan di tingkat universitas yang memiliki kemampuan yang rendah dalam memahami dan menginterpretasi grafik dalam Fisika. Permasalahan ini pun menjadi kajian pendidikan dalam matematika (Dreyfus & Eisenberg, 1990; Graham & Sharp, 1999; Habre & Abboud, 2006; Kerslake, 1981; Leinhardt, Zaslavsky & Stein, 1990; Swatton & Taylor, 1994). Dari kedua bidang tersebut, siswa dituntut dapat melakukan interpretasi dari grafik sehingga dapat mengetahui informasi yang ada di dalamnya. Salah satu informasi yang harus siswa dapatkan dari grafik adalah memperkirakan dan menafsirkan nilai dari gradien grafik. Dalam fisika, nilai gradien mendefinisikan nilai dari suatu besaran fisis. Siswa telah mempelajari grafik dalam matematika dan fisika, namun karena perbedaan konteks mereka masih belum dapat menyadari bahwa mereka mempelajari suatu konsep grafik yang sama. Hal inilah yang menyebabkan timbulnya perbedaan pemahaman, terutama dalam memperkirakan dan menerjemahkan nilai gradien pada grafik garis lurus dalam konteks matematika dan fisika. Siswa masih kesulitan untuk menafsirkan informasi yang terdapat dalam sebuah nilai gradien dari suatu grafik. Sehingga penulis memilih jurnal dengan judul Comparison of Student Understanding of Line Graph Slope in Physics and Mathematics untuk mengetahui perbandingan pemahaman siswa dalam memahami grafik garis lurus dalam konteks matematika dan fisika, serta mengetahui kesulitan yang dialami siswa dalam memahami dan menginterpretasi nilai gradien dari grafik garis lurus.

B. TujuanTujuan yang ingin dicapai oleh jurnal ini ialah untuk menyelidiki sekaligus mengetahui perbandingan pemahaman siswa dalam memperkirakan dan menginterpretasi gradien dari suatu grafik garis lurus dalam konteks matematika dan fisika. Selain itu, diharapkan pula dapat ditemukan kesulitan yang dialami siswa untuk memahami konsep grafik dalam konteks fisika maupun matematika. Tujuan tambahan dari penelitian dalam jurnal ini adalah untuk membandingkan kesulitan siswa di Kroasia dalam memahami grafik dengan kesulitan yang dialami oleh siswa pada umumnya di negara lain.

C. Sistematika PenulisanSistematika penulisan makalah ini terdiri dari empat bab. Bab 1 Pendahuluan terdiri atas latar belakang pemilihan jurnal dan tujuan yang diinginkan oleh jurnal yang dikaji. Bab 2 Isi Jurnal membahas tentang identitas jurnal yang dikaji, masalah yang dikaji pada jurnal, solusi pemecahan masalah dari masalah yang dikaji, metode penelitian yang digunakan dalam penulisan jurnal, instrumen penelitian yang digunakan, teknik pengolahan data, dan kesimpulan jurnal. Bab 3 Kajian dan Komentar terdiri dari kajian utama jurnal dalam perspektif penulis makalah serta pemikiran penulis makalah untuk pengembangan penelitian yang direncanakan. Bab 4 Kesimpulan dan Saran terdiri dari kesimpulan penulis makalah tentang jurnal yang dikaji dan saran terkait penelitian yang akan dilakukan.

BAB IIISI JURNAL

A. Identitas JurnalIdentitas jurnal ditampilkan melalui judul, penulis, penerbit, dan tahun terbit jurnal yang dikaji. Berikut ini adalah identitas jurnal yang dikaji:Judul :Comparison of Student Understanding of Line Graph Slope in Physics and MathematicsPenulis :Maja Planinic, Zeljka Milin-Sipus, Helena Katic, Ana Susac dan Lana Ivanjek, National Science Council, Taiwan. Penerbit :International Journal of Science and Mathematics Education Vol.10 Halaman 1393-1414. Tahun Terbit :April 2012

B. Masalah yang DikajiMasalah utama yang dikaji pada jurnal ini adalah pemahaman siswa dalam memperkirakan dan menginterpretasi gradien dari suatu grafik garis lurus dalam konteks matematika dan fisika, serta mengetahui kesulitan yang dialami siswa dalam memahami dan menginterpretasi nilai gradien dari grafik garis lurus.Permasalahan yang dipaparkan dalam kajian teori kemudian dijabarkan ke dalam pertanyaan penelitian berikut ini:1. Bagaimana pemahaman siswa terhadap grafik dalam konteks fisika dan matematika?2. Bagaimana kesulitan yang dihadapi siswa dalam tahap memahami grafik dalam konteks fisika dan matematika?

C. Solusi Pemecahan MasalahUntuk mengetahui jawaban dari permasalahan tersebut, di dalam jurnal ini dilakukan penelitian dengan membandingkan pemahaman siswa mengenai grafik dalam konteks fisika dan matematika, seta perlu mengetahui faktor penyebab dari lahirnya kesulitan yang dihadapi siswa. Selain itu, guru merancang pembelajaran yang mampu membangun hubungan yang kuat antara pengetahuan matematika dan fisika yang dimiliki.D. Metode PenelitianSampel yang yang diambil dalam penelitian ini adalah 114 siswa kelas dua di SMA (usia antara 15-16 tahun) dari dua kota di Kroasia, yaitu Zagreb dan Slunj. Sampel tersebut terdiri dari enam puluh siswa SMA dengan spesialisasi MIPA(Natural Science and Mathematics, NSM), 33 siswa SMA umum (General Education, GE), dan 21 siswa kejuruan (Vocational Student,VS). Selain itu, peneliti juga melakukan survey dengan menanyakan pendapat dari 90 orang guru untuk membantu dalam memperkirakan urutan tingkat kesulitan dari instrumen two pairs of parallel multiple choice yang diberikan, kemudian akan dibandingkan dengan hasil penelitian dari lapangan.

E. InstrumenInstrumen yang digunakan dalam penelitian pada jurnal ini berupa two pairs of parallel multiple choice yang dikembangkan oleh peneliti. Masing-masing pertanyaan menunjukkan konsep tentang grafik dalam konteks matematika dan fisika. Kedua pasang soal tersebut menunjukkan pertanyaan mengenai grafik dengan gradien positif dan yang lain menunjukkan pertanyaan mengenai grafik dengan gradien negatif. Pertanyaan tersebut dileburkan bersama soal-soal konsep matematika dan fisika lainnya. Tes tersebut disajikkan dalam bentuk tes tertulis dengan berjumlah 16 pertanyaan dan alokasi waktu pengerjaan selama 45 menit. Selain memilih salah satu opsi dari pilihan yang disediakan, siswa juga diminta untuk memberikan penjelasan atau alasan tentang jawaban yang dipilihnya tersebut.

Gambar 2.1 Instrumen tes yang digunakan, soal P1 dan M1

Gambar 2.2 Instrumen tes yang digunakan, soal P2 dan M2F. Teknik Pengolahan DataDalam penelitian jurnal ini, peneliti melakukan survey kepada sembilan puluh guru dengan menanyakan pendapat mereka mengenai urutan tingkat kesulitan dari instrumen two pairs of parallel multiple choice yang akan diujikan. Dari hasil survey tersebut, didapatkan urutan tingkat kesulitan dari soal yang paling sulit adalah M2-M1-P2-P1, dengan alasan matamematika lebih sulit bagi siswa dibandingkan dengan fisika. Berikut adalah diagram dari hasil jawaban guru:

Diagram 2.1 Presentasi jawaban guru yaitu M1 lebih sulit dibanding P1

Diagram 2.2 Presentasi jawaban guru yaitu M2 lebih sulit dibanding P1

Dari hasil penjelasan yang diungkapkan, kebanyakan guru beranggapan bahwa permasalahan dalam konteks fisika lebih tidak asing bagi siswa dibandingkan permasalahan dalam konteks matematika, sehingga siswa menjadi lebih mudah dalam memahami grafik dalam konteks fisika dibandingkan memahami grafik dalam konteks matematika. Namun, hasil survey guru tersebut berbeda dengan hasil dari data yang didapatkan di lapangan. Data yang diperoleh dari hasil penelitian diolah dengan menghitung nilai presentase siswa yang menjawab pertanyaan dengan benar dari setiap tipe sekolah, kemudian disusun ke dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 2.1 Tabel presentase siswa yang menjawab benar

Tabel 2.2 Tabel presentase siswa yang menjawab benar dengan kombinasi jawaban yang berbedaKeterangan:N= Jumlah siswaP1 & P2= Pertanyaan dengan konteks fisikaM1&M2= Pertanyaan dengan konteks matematika

Dari hasil pengambilan dan pengolahan data dengan menggunakan instrumen yang ada, didapakan hasil sebagai berikut:

Tabel 2.3 Tabel hasil presentase siswa yang menjawab benar

Dapat kita lihat bahwa presentase siswa menjawab benar dalam soal matematika cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan presentase jawaban benar dari soal fisika. Pada tipe sekolah NSM sekalipun, siswa lebih mengalami kesulitan dalam menjawab soal grafik dalam konteks fisika dibandingkan matematika.

Tabel 2.4 Tabel presentase siswa yang menjawab benar dengan kombinasi jawaban yang berbeda

Dari hasil tersebut dapat dibuat diagram batang sebagai berikut:

Diagram 2.3 Presentasi jawaban benar dari parallel physics and mathematics questionDari digram di atas dapat kita lihat bahwa persentase siswa menjawab benar pertanyaan M1 lebih tinggi dibandingkan P1. Hal ini menunjukkan bahwa bagi siswa, persoalan M1 lebih mudah dipahami dibandingkan dengan P1. Pada pertanyaan P1, siswa dituntut telah memahami sebelumnya mengenai nilai kecepatan yang dapat digambarkan dalam bentuk grafik s terhadap t. Hal tersebut jelas membuat persoalan P1 ini lebih sulit dibandingkan dengan M1. Dalam penjelasan siswa, meskipun jawaban benar masih banyak yang belum mengarah pada kata maupun gagasan mengenai gradien grafik. Contohnya adalah sebagai berikut:The ratio of the covered distance and the time (the speed) is always the same. Because the covered distance in each moment increases by the same amount. (Maja Planinic dkk, 2012, hlm. 1404)Ada juga jawaban siswa yang sulit utuk di analisis, yaitu: s = vt. v = const. (Maja Planinic dkk, 2012, hlm. 1404)Dari jawaban tersebut bisa saja siswa mengerti bahwa nilai dari kecepatan adalah nilai dari gradien grafik, hanya saja kita tidak bisa memastikannya. Pada pertanyaan M1, siswa sudah mengarah pada gagasan grafik, hanya saja belum sepenuhnya benar, seperti pernyataan berikut:The slope of the straight line is not changing and the line is all the time in the first quadrant.Kebanyakan siswa yang berhasil menjawab persoalan grafik fisika dengan benar, berhasil pula menjawab persoalan grafik matematikanya dengan benar. Ada 26% siswa yang menjawab persoalan grafik matematika dengan benar, sedangkan persoalan grafik fisikanya salah. Ada 10 % siswa yang menjawab persoalan grafik fisika dengan benar meskipun persoalan grafik matematikanya salah. Hal tersebut menunjukkan bahwa sebenarnya, kemampuan siswa dalam matematika bukanlah faktor utama yang menyebabkan siswa kesulitan dalam menganalisis grafik dalam konteks fisika.Pertanyaan P2 dan M2, seperti pada Gambar 2.2, tentang gradien negatif dirasa lebih sulit dibandingkan dengan pertanyaan P1 dan M1. Hal ini dibuktikan dengan presentase jawaban benar siswa untuk P2 dan M2 yang lebih rendah dibandingkan dengan pertanyaan P1 dan M1. Beberapa siswa menunjukkan bahwa pemahaman mereka terhadap pertanyaan P2 sudah benar. Mesikupun masih belum bisa membedakan mengenai waktu sesaat dengan interval waktu, tetapi alasan adanya percepatan yang mendasari jawaban dari pertanyaan sudah betul. Hal ini ditunjukkan dengan alasan yang mereka berikan.A is the correct answer, because in each moment velocity diminished by the same amount (Maja Planinic dkk, 2012, hlm. 1406).Sebagain besar dari siswa tidak menjawab pertanyaan P2 dengan benar. Siswa yang menjawab pilihan D (acceleration decreases uniformly), mengungkapkan alasan yang menunjukkan bahwa ia belum paham mengenai percepatan. In uniformly decelerated motion velocity decrease linearly, v = at. The answer is D because the body decelerates uniformly(Maja Planinic dkk, 2012, hlm. 1406).Dari jawaban siswa di atas, ada miskonsepsi yang menyatakan bahwa pada grafik di kasus P2 menunjukkan penurunan percepatan, padahal sebenarnya percepatan pada kasus P2 tersebut adalah konstan. Hampir 40% siswa yang menjawab pertanyaan grafik dalam konteks matematika dengan benar tetapi salah dalam menjawab pertanyaan grafik dalam konteks fisika. Hal ini menunjukkan bahwa kebanyakan siswa yang berhasil menginterpretasi grafik matematika, belum tentu ia dapat menginterpretasi grafik dengan baik dalam konteks fisika. Selain itu, sebagian besar siswa mampu memperkirakan nilai gradien dari garis lurus itu konstan, tetapi mereka gagal untuk memahami bahwa percepatan pada kasus P2 itu konstan.Dari keseluruhan data yang kita dapatkan, dapat kita lihat bahwa presentase siswa yang menjawab benar soal grafik matematika lebih tinggi dibandingkan dengan presentase jawaban benar siswa pada soal grafik fisika. Hal ini menunjukkan bahwa siswa lebih mengalami kesulitan untuk memahami grafik dalam konteks fisika dibandingkan grafik dalam konteks matematika. Hal serupa ditunjukkan pula oleh hasil penelitian Beichner (Maja Planinic dkk, 2012), bahwa kesulitan siswa dalam memahami grafik tersebut juga terjadi di kalangan siswa di Amerika.

G. KesimpulanSetelah dilakukan analisis terhadap data yang didapatkan, diperoleh kesimpulan dari jurnal tersebut bahwa siswa lebih sulit untuk menyelesaikan kasus grafik dalam konteks fisika. Hal tersebut ditunjukkan dengan presentase jawaban benar pada pertanyaan grafik dalam konteks matematika lebih tinggi dibandingkan presentase jawaban benar pada pertanyaan grafik dalam konteks fisika.Sebagian besar guru menganggap faktor penyebabnya adalah pengetahuan siswa tentang matematika rendah, namun dalam penelitian jurnal ini ditemukan bahwa siswa yang mampu menyelesaikan permasalahan grafik dalam konteks matematika belum tentu dapat menyelesaikan permasalahan grafik dalam konteks fisika. Pengetahuan siswa mengenai matematika memang penting, namun hal tersebut bukanlah faktor utama agar siswa memahami suatu kasus fisika. Pemahaman konsep yang telah dimiliki siswa juga menjadi faktor yang penting untuk mengurangi kesulitan siswa dalam memahami grafik. Kesulitan terbesar yang dihadapi siswa untuk memahami suatu grafik fisika maupun matematika adalah memahami konsep dari gradien grafik garis itu sendiri. Kemampuan memperkirakan dan menginterpretasi nilai gradien suatu grafik akan memengaruhi pemahaman siswa terhadap grafik fisika maupun matematika yang ditampilkan.Transfer of knowledge antara pengetahuan matematika dan fisika yang dimiliki siswa rendah serta ketidakmampuan siswa untuk melihat kemiripan antara konsep grafik fisika dengan matematika merupakan faktor lain yang menyebabkan siswa mengalami kesulitan untuk memahami grafik dalam konteks fisika maupun matematika. Guru harus mampu merancang pembelajaran yang mampu membangun hubungan yang kuat antara pengetahuan matematika dan fisika yang dimiliki siswa. Selain itu, guru perlu meningkatkan kebutuhan kognitif siswa dengan menambahkan konteks fisika yang paralel dengan matematika dengan menyamarkan esensi matematika pada permasalahan fisika yang ditampilkan.

BAB IIIKAJIAN DAN KOMENTAR

A. KajianBeichner (1994) mengungkapkan bahwa kemampuan melakukan pekerjaan dengan grafik adalah kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh ilmuwan. Terutama dalam fisika, banyak besaran fisika yang dapat tergambarkan melalui interpretasi grafik. Kemampuan memahami dan menggunakan grafik merupakan langkah penting bagi orang-orang yang berada di keahlian sains, karena perbedaan utama antara yang mempelajari sains lebih mendalam dengan orang awam adalah kemampuan untuk membangun atau menggunakan representasi sains. Salah satunya adalah grafik. Dalam memahami grafik, langkah awal yang perlu dilakukan untuk menggali informasi adalah menyadari representasi dari simbol yang menggambarkan hubungan antar variabel dalam grafik. Pengolahan informasi simbolis visual seperti grafik garis, membutuhkan kemampuan untuk memahami pola spasial dari data yang diamati serta kemampuan untuk mengungkapkan informasi yang terdapat dalam grafik. Bektasli (dalam Maja Planinic dkk.,2012) menjelaskan bahwa tidak mengherankan untuk dapat memahami grafik kinematika, khususnya dalam perhitungan gradien sangatlah berkaitan dengan pola berpikir logis, kemampuan spasial, dan juga kekampuan matematika. Tanpa pengembangan berpikir logis, siswa tergantung pada persepsi mereka dan pola pikir tingkat rendah, yang akan menimbulkan pemahaman bahwa grafik adalah gambar, kebingungan tentang gradien, dll. Wavering (dalam Maja Planinic dkk, 2012) pernah melakukan penelitian mengenai hubungan antara pemahaman siswa terhadap grafik dengan perkembangan kognitif siswa, yang ternyata memiliki keterkaiatan satu sama lain. Beichner (1994) mengungkapkan bahwa siswa yang belum mencapai tahap operasional perkembangan kognitif akan cenderung melihat grafik sebagai sesuatu yang konkret bukan sebagai sesuatu yang abstrak. Roth & McGinn (dalam Maja Planinic dkk, 2012) juga menyebutkan bahwa kesulitan siswa yang dialami saat memahami grafik dikaitkan dengan kurangnya pengalaman siswa dengan konstruksi dan penggunaan grafik, serta kurangnya kesempatan untuk siswa dalam memaknai grafik.Menurut Lohman (dalam Maja Planinic dkk, 2012), kemampuan spasial dapat didefinisikan sebagai kemampuan untuk mengetahui atau memahami suatu bentuk dan hubungan diantara bentuk-bentuk tersebut, sebagai kemampuan untuk membangun, menguasai, dan mengubah dengan baik suatu struktur visual (mental) gambar. Gardner mengemukakan bahwa kemampuan spasial adalah kemampuan untuk menangkap dunia ruang secara tepat atau dengan kata lain kemampuan untukmemvisualisasikan gambar, yang di dalamnya termasuk kemampuan mengenal bentuk dan benda secara tepat, melakukan perubahan suatu benda dalam pikirannya dan mengenali perubahan tersebut, menggambarkan suatu hal atau benda dalam pikiran dan mengubahnya dalam bentuk nyata, mengungkapkan data dalam suatu grafik serta kepekaan terhadap keseimbangan, relasi, warna, garis, bentuk, dan ruang (Junsela Harmony dan Roseli Theis, 2012).Setiap orang memiliki kemampuan spasial yang berbeda dalam kemampuan untuk memecahkan masalah fisika yang melibatkan parameter spasial yang berbeda, misalnya masalah grafik pada konsep kinematika. Menurut Verkiri (dalam Maja Planinic, 2012) siswa akan mengalami kesulitan dalam menggali informasi yang ada di dalam grafik apabila pemahamannya terhadap pengetahuan sebelumnya rendah dan memiliki kemampuan spasial yang rendah pula. Siswa dengan kemampuan spasial yang tinggi akan menganggap sebuah grafik adalah representasi abstrak, dan mereka tidak akan menganggap grafik sebagai suatu gambar tentang gerak. Faktor lain yang mempengaruhi kemampuan siswa dalam interpretasi grafik adalah pengetehuan tentang konsep fisika yang dimiliki siswa. Dengan demikian, kemampuan spasial dengan pengetahuan konseptual fisika mungkin saling memiliki keterkaitan, dengan tingginya kemampuan spasial yang dimiliki seseorang diharapkan ia juga dapat meningkatkan kemampuan untuk mendapatkan pengetahuan mengenai konsep fisika. Sehingga dapat dikatakan bahwa pentingnya berpikir logis dan berkemampuan spasial merupakan syarat untuk memahami grafik, misalnya grafik kinematika. Kebanyakan guru menganggap bahwa kesulitan yang dialami siswa dalam menginterpretasikan grafik dalam fisika diesebabkan karena rendahnya pengetahuan matematika yang ia miliki. McDermott dkk. (dalam Maja Planinic, 2012) dalam hasil penelitiannya mendapatkan bahwa pengetahuan matematika yang rendah bukanlah faktor utama yang menyebabkan siswa kesulitan untuk memaknai grafik dalam konteks fisika. Leinhard (dalam Maja Planinic, 2012) mengelompokkan kesulitan belajar siswa dalam memahami grafik ke dalam tiga kategori, yaitu kebingungan mengenai interval maupun titik, dalam mengamati grafik sering kali siswa hanya fokus pada satu titik saja; kebingungan memahami gradien, masih ada siswa yang salah mengira bahwa ketinggian dari grafik adalah gradiennya; dan kebingungan ikonik, terjadi saat siswa salah menafsirkan grafik sebagai sebuah gambar. Dari hasil pengolahan data pada jurnal menunjukkan bahwa presentase siswa yang menjawab pertanyaan matematika dengan benar lebih banyak dibandingkan presentase siswa yang menjawab benar pertanyaan fisika. Siswa yang menjawab benar pertanyaan fisika cenderung benar pula jawaban pertanyaan matematikanya. Hal ini semakin menguatkan bahwa kemampuan matematika bukanlah faktor utama yang menyebabkan kemampuan memperkirakan dan menginterpretasi gradien grafik pada konteks fisika rendah. B. KomentarPenjelasan utama dari jurnal yang dikaji adalah tentang perbandingan pemahaman siswa mengenai gradien pada grafik garis dalam konteks fisika dan matematika. Ternyata siswa lebih mengalami kesulitan dalam menyelesaikan persoalan grafik dalam konteks fisika dibandingkan dalam konteks matematika. Dalam jurnal ini ditunjukkan bahwa siswa sebenarnya masih mengalami kesulitan dalam memahami grafik. Dalam analisis kesulitan yang dihadapi siswa tersebut, didapatkan bahwa kesulitan memaknai gradien grafik menjadi masalah penting dalam pembelajaran fisika. Selain itu, ternyata siswa masih belum bisa menghubungkan antara pengetahuan mengenai grafik yang didapatkan dalam pembelajaran matematika dengan permasalahan grafik di pembelajaran fisika. Hanya saja kesulitan yang dihadapi siswa dalam memahami grafik ini belum terpetakan dengan jelas seperti yang telah diungkapkan oleh Leinhard. Melalui instrumen ini kita hanya dapat menganalisis kesulitan yang dialami siswa dari segi hubungan siswa dengan materi. Ada kemungkinan penyebab timbulnya kesulitan dalam memahami grafik adalah faktor penyampaian guru yang mungkin belum terlalu jelas. Jadi selain menggunakan instrumen berupa tes tulis yang menyelidiki kesulitan siswa dengan materi, ada juga instrumen untuk menyelidiki kesulitan siswa akibat hubungan siswa dengan penyampaian guru yang bisa saja berupa kuesioner maupun format wawancara.Dengan bantuan jurnal ini, penulis mengharapkan dapat terbantu dalam mengidentifikasi kesulitan-kesulitan belajar yang dihadapi oleh siswa dalam pembelajaran fisika, terutama materi kinematika. Sehingga dengan mengetahui kesulitan belajar yang dialami siswa tersebut, penulis dapat melakukan sebuah penelitian mengenai kesulitan belajar siswa dan menemukan solusi desain pembelajaran yang sesuai bagi siswa pada saat menyampaikan konsep kinematika. Hasil dari penelitian jurnal ini pun diharapkan dapat memperkuat latar belakang dari penelitian yang akan dilakukan oleh penulis.

BAB IVKESIMPULAN DAN SARAN

A. KesimpulanJurnal berjudul Comparison of Student Understanding of Line Graph Slope in Physics and Mathematics ini memberikan informasi bahwa sebenarnya pemahaman siswa mengenai grafik, khususnya dalam menginterpretasi gradien masih rendah. Hal tersebut dibuktikan dengan masih banyaknya siswa yang belum bisa memahami makna fisis dari suatu nilai gradien pada grafik dalam konteks fisika. Dari hasil penelitian jurnal, ternyata siswa lebih mengalami kesulitan dalam menginterpretasi garik fisika. Kemampuan matematika siswa yang rendah bukanlah faktor utama, karena siswa yang berhasil menyelesaikan pertanyaan grafik matematika dengan benar belum tentu dapat menyelesaikan masalah dalam grafik dalam konteks fisika. Pemahaman yang dimiliki siswa mengenai konsep fisika pun akan sangat membantu dalam interpretasi grafik fisika. Faktor lain seperti kurangnya kemampuan spasial yang dimiliki siswa ternyata berpengaruh pada pemahaman siswa terhadap grafik yang disajikan.

B. SaranSecara keseluruhan, isi jurnal ini sudah baik, namun akan lebih baik jika instrumen lengkap dari penelitian jurnal ikut dilampirkan. Sebaiknya alternatif pemecahan masalah yang disampaikan peneliti untuk mengatasi kurangnya pemahaman siswa dalam memahami grafik dalam konteks fisika dan matematika lebih diperjelas lagi dengan mengarahkan ke suatu desain pembelajaran tertentu untuk memudahkan peneliti lain yang akan melakukan penelitian pengembangan.

DAFTAR PUSTAKA

Mustain, Iing (2013) Penggunaan Web-Based Inquiry Science (WISE) Pada Pembelajaran Berbantuan Simulasi dalam Meningkatkan Kemampuan Interpretasi Grafik dan Keterampilan Membuat Grafik Pada Konsep Gerak. S1 Skripsi. Universitas Pendidikan Indonesia

Maja Planinic dkk. (2012). Comparison of Student Understanding of Line Graph Slope in Physics and Mathematics: International Journal of Science and Mathematics Education, 10, hlm. 1393-1414.