makalah awal optik fisika sekolah ii

36
MAKALAH AWAL MENGANALISIS CARA KERJA ALAT OPTIK diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Fisika Sekolah II yang diampu oleh dosen: Drs. Unang Purwana, M.Pd. oleh: Tresna Galih Sukma Suryana NIM. 1306435

Upload: tresnagalihsukmasuryana

Post on 18-Nov-2015

87 views

Category:

Documents


25 download

DESCRIPTION

Fisika Sekolah IIDepartemen Pendidika FisikaFPMIPA-UPI

TRANSCRIPT

MAKALAH AWALMENGANALISIS CARA KERJA ALAT OPTIK

diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Fisika Sekolah IIyang diampu oleh dosen: Drs. Unang Purwana, M.Pd.

oleh:

Tresna Galih Sukma SuryanaNIM. 1306435Departemen Pendidikan Fisika

Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Pendidikan Indonesia

Bandung

2015I. Kompetensi Inti

KI 1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

KI 2:Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif, dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

KI 3:Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

KI 4:Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

II. Kompetensi Dasar

3.9 Menganalisis cara kerja alat optik menggunakan sifat pencerminan dan pembiasan cahaya oleh cermin dan lensa

III. Indikator

3.9.1 Menjelaskan cara kerja alat optik menggunakan sifat pencerminan dan pembiasan cahaya oleh cermin dan lensa3.9.2 Menerapkan cara kerja alat optik menggunakan sifat pencerminan dan pembiasan cahaya oleh cermin dan lensa3.9.3 Menganalisis cara kerja alat optik menggunakan sifat pencerminan dan pembiasan cahaya oleh cermin dan lensa3.9.4 Mengevaluasi cara kerja alat optik menggunakan sifat pencerminan dan pembiasan cahaya oleh cermin dan lensa (pembuatan teropong sederhana/ kamera pandang langsung)

IV. Tujuan Pembelajaran

1. Peserta didik dapat menggunakan sifat pencerminan dan pembiasan cahaya oleh cermin dan lensa

2. Peserta didik dapat menggunakan sifat pencerminan dan pembiasan cahaya oleh cermin dan lensa

3. Peserta didik dapat menggunakan sifat pencerminan dan pembiasan cahaya oleh cermin dan lensa

4. Peserta didik dapat menggunakan sifat pencerminan dan pembiasan cahaya oleh cermin dan lensa (pembuatan teropong sederhana/ kamera pandang langsung)

V. Materi Pokok

Alat-alat optik

VI. Konsep Esensial1. Pemantulan

13. Mikroskop2. Pembiasan

14. Teleskop3. Jarak fokus

15. Kamera4. Jarak benda

16. Kaca mata5. Jarak bayangan

17. Mata Manusia6. Lensa7. Sifat-sifat pemantulan

8. Sifat-sifat pembiasan9. Perbesaran10. Lensa objektif

11. Lensa okuler12. Kaca pembesar (lup)VII. Peta Konsep

contohnya

VIII. Uraian Materi 1. Pemantulan

Pemantulan adalah perubahan arah rambat cahaya ke arah sisi (medium) asalanya setelah menumbuk antar muka dua medium. (Astra, 2008, hlm. 128). Pada fenomena pemantulan cahaya berlaku hokum pemantulan cahaya, menyatakan bahwa :

a) Sinar datang, garis normal, dan sinar pantul terletak pada satu bidang datar.

b) Sudut datang sama dengan sudut pantul.

Gambar 2.1 Hukum Pemantulandengan:

i = sudut datang, sudut antara sinar datang dan garis normal

r = sudut pantul, sudut antara sinar pantul dan garis normal. (Astra, 2008, hlm. 128)Terdapat dua jenis pemantulan cahaya, yaitu pemantulan teratur dan pemantulan baur. (Ahmad, 2006, hlm. 260)

1. Pemantulan TeraturPemantulan teratur adalah pemantulan cahaya yang terjadi jika suatu berkas cahaya jatuh pada benda yang mempunyai permukaan datar, sehingga arah pantulan cahaya tersebut menuju ke suatu arah tertentu.

Gambar 2.2 Pemantulan teratur

2. Pemantulan BaurPemantulan baur adalah pemantulan cahaya yang terjadi jika suatu berkas cahaya jatuh pada benda yang memiliki permukaan tidak rata, sehingga arah pantulan cahaya tidak teratur.

Gambar 2.2 Pemantulan teraturPemantulan Cahaya pada Cermin Cermin merupakan suatu benda yang sangat halus dan mampu memantulkan cahaya. Cermin adalah benda yang dapat memantulkan hampir seluruh cahaya yang datang.

Suatu berkas sinar sejajar jika dilewatkan pada permukaan suatu cermin, maka berkas sinar sejajar tersebut akan dipantulkan oleh cermin. Sebelumnya kita harus mengetahui macam-macam berkas cahaya:

a. Berkas cahaya sejajar

b. Berkas cahaya mengumpul (konvergen)

c. Berkas cahaya menyebar (divergen)

Cermin dibagi menjadi tiga bagian, yaitu :

1) Cermin datarCermin datar adalah cermin yang permukaan pantulnya berupa bidang datar. Permukaan cermin datar sangat halus dan memiliki permukaan yang datar pada bagian pemantulannya, biasanya terbuat dari kaca. Di belakang kaca dilapisi logam tipis mengkilap sehingga tidaktembus cahaya.Bayangan yang dihasilkan cermin datar mempunyai sifat-sifat tertentu. Sifat-sifat bayangan cermin datar tersebut yaitu :a) Maya

b) Sama besar dengan bendanya.

c) Tegak dan orientasi terbalik terhadap bendanya.

d) Jarak benda ke cermin sama dengan jarak bayangan ke cermin.

Setelah mengetahui sifat-sifat dari bayangan yang dihasilkan cermin datar. Berikut ini adalah cara melukis pembentukan bayangan pada cermin datar.

a) Lukis sinar pertama yang datang dari benda menuju cermin dan lukis sinar pantulnya ke mata sesuai dengan hukum pemantulan, yaitu sudut datang = sudut pantul.

b) Lukis sinar kedua seperti halnya pada langkah (1) di atas.

c) Perpanjang sinar pantul pertama dan sinar pantul kedua sehingga berpotongan di belakang cermin. Titik perpotongan inilah yang merupakan letak bayangan.

Banyaknya bayangan (n) yang dibentuk oleh dua buah cermin datar yang membentuk sudut tertentu () adalah : 2) Cermin cekung

Cermin cekung atau disebut juga sebagai cermin lengkung memiliki bentuk seperti potongan bola. Cermin jenis ini memfokuskan sinar- sinar sejajar yang datang pada suatu titik. Pada cermin jenis ini, dimana cahaya dipantulkan dari bagian dalam permukaan lengkungnya. Cermin cekung disebut juga cermin positif, yang bersifat mengumpulkan bayangan atau konvergen, jika ada dua buah sinar yang menyebar dan memantul ke cermin cekung, sinar-sinar ini terkumpul dan melewati sebuah titik bayangan. Pada cermin cekung terdapat sinar istimewa. Sinar-sinar istimewa tersebut yaitu :

a) Sinar datang sejajar sumbu utama cermin dipantulkan melalui titik fokus F.

b) Sinar datang melalui titik fokus F dipantulkan sejajar sumbu utama.

c) Sinar datang melalui titik pusat lengkung M dipantulkan kembali ke titik pusat lengkung tersebut.

Sinar-sinar istimewa diatas dapat digunakan untuk menggambar bayangan yang dihasilkan cermin cekung. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut.

a) Lukis dua buah sinar istimewa.

b) Sinar selalu datang dari bagian depan cermin dan dipantulkan kembali kebagian depan. Perpanjangan sinar di belakang cermin dilukis sebagai garis putus-putus.

c) Perpotongan kedua sinar pantul merupakan letak bayangan. Jika perpotongan didapat dari perpanjangan sinar pantul, bayangan yang dihasilkan adalah maya dan dilukis dengan garis putus-putus.

Pada cermin cekung bayangan yang terbentuk memiliki sifat-sifat yang berbeda dengan cermin lainnya. Sifat-sifat bayangan pada cermin cekung, yaitu :

a) Semakin dekat letak benda didepan cermin cekung, makin besar bayangannya.

b) Bayangan yang terletak didepan cermin selalu nyata dan terbalik, sedangkan bayangan yang terletak dibelakang cermin selalu maya, tegak, dan diperbesar.

c) Hubungan jarak fokus dan jari-jari lengkung cermin

3) Cermin cembung Cermin cembung yaitu cermin yang diberi lapisan perak sedemikian rupa hingga cahaya dipantulkan dari permukaan cembung. Cermin disebut cermin divergen karena sinar dari semua titik pada sebuah benda menyebar. Titik fokus cermin cembung terletak di belakang cermin, disebut titik fokus maya. Tiga sinar istimewa pada cermin cembung

a) Sinar datang sejajar sumbu utama cermin dipantulkan seakan-akan datang dari titik fokus F.

b) Sinar datang menuju titik fokus F dipantulkan sejajar sumbu utama.

c) Sinar datang menuju titik pusat lengkung M dipantulkan kembali seakan-akan datang dari titik pusat lengkung tesebut.

Melukis pembentukan bayangan pada cermin cembung

d) Lukis dua buah sinar istimewa.

e) Sinar selalu datang dari bagian depan cermin dan dipantulkan kembali kebagian depan. Perpanjangan sinar di belakang cermin dilukis sebagai garis putus-putus.

f) Perpotongan kedua sinar pantul merupakan letak bayangan. Jika perpotongan didapat dari perpanjangan sinar pantul, bayangan yang dihasilkan adalah maya dan dilukis dengan garis putus-putus.

Penurunan panjang fokus cermin cembung sama dengan cermin cekung, hanya saja pada cermin cembung panjang fokus bernilai negatif. Penurunannya sebagai berikut:

Gambar 2.8 Formasi Bayangan poin PP oleh Cermin Cekung

Gambar di atas menunjukkan sebuah sinar dari sebuah titik obyek P yang memantul pada cermin dan melalui titik bayangan P. Titik C adalah pusat kelengkungan cermin. Sinar-sinar yang datang dan yang dipantulkan membentuk sudut-sudut yang sama dengan garis radial CA, yang tegak lurus permukaan cermin. Misalkan s adalah jarak obyek, s adalah jarak bayangan, dan r adalah jari-jari kelengkungan cermin. Sudut adalah sudut luar segitiga PAC sehingga sama dengan .

Demikian juga dari segitiga PAP.

Dengan menghilangkan dari persamaan-persamaan tersebut, maka

Atau

Dengan memakai pendekatan ,

Penurunan rumus ini didasarkan pada anggapan bahwa sudut-sudut yang dibuat oleh sinar-sinar datang dan sinar-sinar yang dipantulkan dengan sumbu-sumbu adalah kecil.

Saat jarak obyek adalah lebih besar dibandingkan jari-jari kelengkungan cermin, maka suku 1/s menjadi lebih kecil dari 2/r dan dapat diabaikan. Untuk , jarak bayangan adalah . Jarak ini disebut panjang fokus dari cermin tersebut.

Dengan menggunakan panjang fokus , persamaan cermin tersebut adalah

(Tipler, 1998, hlm. 484)Jarak fokus dan jari-jari kelengkungan pada cermin cembung diberi tanda negatif, karena pusat kelengkungan berada di belakang cermin.Perbesaran bayangan pada cermin cembung memenuhi persamaan: atau 2. PembiasanPembiasan cahaya adalah peristiwa pembelokan cahaya saat mengenai bidang batas antara dua medium yang berbeda kerapatannya sehingga kecepatan cahaya berkurang mengakibatkan berubahnya arah rambat cahaya. Konsep Dasar Pembiasan Cahaya1) Hukum Snellius tentang Pembiasan

a) Sinar datang, sinar bias, dan garis normal terletak pada satu bidang datar.

b) Jika sinar datang dari medium renggang ke medium rapat, maka sinar dibelokkan mendekati garis normal, dan sebaliknya.

2) Persamaan Snellius dan Indeks Bias Mutlak

Ketika berkas cahaya bergerak dari suatu medium ke medium lainnya dengan sudut datang (1, cahaya dibelokkan mendekati garis normal dengan sudut bias (2.

Hubungan antara (i dan (r dapat ditulis secara sistematis:

Keterangan:

Indeks bias mutlak suatu medium merupakan ukuran kemampuan medium untuk membelokkan cahaya. Medium yang memiliki indeks bias lebih besar adalah medium yang lebih kuat membelokkan cahaya.

3) Hubungan Cepat Rambat (v), Frekuensi (f), dan Panjang Gelombang Cahaya () dengan Indeks Bias (n)

Cahaya mencapai cepat rambat maksimum dalam udara/vakum. Indeks bias mutlak didefinisikan sebagai indeks bias medium relatif terhadap udara.

Keterangan:

Ketika cahaya melewati satu medium ke medium lain, frekuensi cahaya tidak berubah, sehingga , karena maka:

dengan :

( = panjang gelombang cahaya di suatu medium

Kondisi Pemantulan Sempurna

Salah satu gejala alam yang sering kita lihat yaitu fatamorgana, coba perhatikan saat kita berjalan di jalan aspal diterik matahari, maka kita sering melihat adanya genangan air. Gejala fata morgana itu dapat diterangkan dengan pemantulan sempurna, utnuk lebih jelasnya perhatikan penjelasan di bawah.

Keterangan :

Sinar 1 yaitu sinar yang datang tegak lurus, sinar ini tidak dibiaskan.

Sinar 2, yaitu sinar datang membentuk sudut i, dan sinar ini dibiaskan dengan sudut bias r.

Sinar 3 yaitu sinar datang membentuk sudut ib dimana sudut ini ialah sudut datang minimal supaya terjadi pemantulan sempurna, sehingga cahaya ini dibiaskan tepat pada batas air dan udara, maka sudut ini disebut sudut batas atau sudut kritis.

Sinar ke 4 yaitu sinar yang datang dengan sudut melebihi sudut batas, maka sinar ini akan dipantulkan kembali ke medium yang sama, gejala ini disebut dengan pemantulan sempurna.

Sudut kritis () diantara dua medium adalah sudut datang sinar dari medium lebih rapat ke medium renggang yang menghasilkan sudut bias .

Persamaan sudut kritis di tentukan melalui hukum Snellius. Jika sinar datang dari medium indeks bias dengan sudut datang dibiaskan ke medium indeks bias () dengan sudut bias , maka:

Syarat terjadinya pemantulan sempurna pada bidang batas dua medium:

1) Sinar datang dari medium medium rapat ke medium renggang.

2) Sudut datang lebih besar daripada sudut kritis.

Pembiasan pada Lensa

Lensa adalah benda bening yang dibatasi oleh dua bidang lengkung, dapat berbentuk silindris atau bola. Pembahasan ini dibatasi pada lensa bola yang tipis, yaitu lensa dengan ketebalan yang dapat diabaikan terhadap diameter lengkung lensa, sehingga sinar-sinar sejajar sumbu utama hampir tepat difokuskan ke suatu titik fokus. Umumnya jenis lensa dapat dibedakan menjadi lensa cembung dan lensa cekung.

1) Lensa Cembung

Lensa cembung adalah lensa yang bagian tengahnya lebih tebal daripada bagian pinggirnya. Lensa cembung terdiri dari beberapa bentuk, yaitu :

a) Bikonveks atau cembung - cembung.

b) Plankonveks atau cembung - datar.

c) Konkaf-konveks atau cembung - cekung.

Pada lensa cembung, sinar dapat datang dari dua arah, sehingga pada lensa terdapatdua titik fokus. Kita tetapkan bagian lensa cembung tempat datangnya sinar sebagai bagian depan, dan bagian lensa cembung tempat sinar dibiaskan sebagai bagian belakang.

Titik fokus yang berada di depan lensa cembung disebuttitik fokus maya, sedangkan titik fokus yang berada di belakang lensa cembung disebuttitik fokus sejati. Kita tetapkan juga bahwa titik fokus tempat sinar-sinar dibiaskan sebagai fokus aktif (diberi lambang F1) dan titik fokus lainnya ditetapkan sebagai fokus pasif (diberi lambang F2).

Pada lensa cembung, seperti terlihat pada sinar-sinar datang yang sejajar sumbu utama dibiaskan menuju satu titik pada sumbu utama yang disebut titik fokus. Karena sinar-sinar yang datang melalui lensa cembung selalu dibiaskan menuju ke satu titik maka lensa cembung disebutlensa konvergen(lensa yang bersifat mengumpulkan).

Selain itu, titik fokus tempat berpotongnya sinar-sinar bias selalu berada di bagian belakang lensa cembung maka fokus lensa cembung adalah fokus sejati, sehingga jarak fokus lensa cembung selalu bertandapositif. Oleh karena itu lensa cembung disebut jugalensa positif.Foto di atas menunjukkan bahwa pembiasan pada lensa cembung selalu bersifatmengumpul. Oleh karena itu, lensa cembung disebut jugalensa konvergen.

Sinar Istimewa pada lensa cembung

Seperti halnya cermin, lensa cembung juga memiliki tiga sinar istimewa, yaitu : a) Sinar datang sejajar sumbu utama lensa dibiaskan melalui titik fokus aktif (F1)yang terdapat di belakang lensa.

b) Sinar datang melalui titik fokus pasif (F2) yang terdapat di depan lensa dibiaskan sejajar sumbu utama,

c) Sinar datang melalui titik pusat optik lensa O diteruskan tanpa membias.

Pembentukan bayangan pada lensa cembung

a)Benda terletak lebih jauh dari titik pusat kelengkungan lensa (2F2).

Bayangan benda terletak di antara F1dan 2F1, membentuk bayangan nyata, terbalik dan diperkecil.

b)Benda terletak pada titik pusat kelengkungan lensa (2F2).

Bayangan benda terletak di 2F1membentuk bayangan nyata, terbalik dan sama besar.

c)Benda terletak di antara titik fokus (F2) dan titik pusat kelengkungan lensa (2F2)

Bayangan benda terletak di belakang 2F1, membentuk bayangan nyata, terbalik dan diperbesar.

d) Benda terletak di titik fokus (F2)

Tidak terbentuk bayangan karena tidak ada perpotongan antara sinar-sinar istimewa.

e) Benda terletak di antara titik fokus F2dan O

Bayangan benda terletak di antara F2 dan O, membentuk bayangan maya, tegak dan diperbesar

2)Lensa Cekung Lensa cekung adalah lensa yang bagian tengahnya lebih tipis daripada bagian pinggirnya. Sama halnya dengan lensa cembung, lensa cekung pun terdiri atas beberapa bentuk, diantaranya :

a) Bikonkaf atau cekung-cekung

b) Plankonkaf atau cekung-datar

c) Konveks-konkaf atau cekung-cembung

Pada lensa cekung, sinar-sinar datang yang sejajar sumbu utama akan dibiaskan menyebar seolah-olah berasal dari satu titik. Berarti lensa cekung mempunyai sifat menyebarkan cahaya yang mengenainya, sehingga lensa cekung disebut jugalensa divergen.

Lensa cekung juga memiliki dua titik fokus :titik fokus aktifF1terletak di depan lensa dantitik fokus pasifF2 terletak di belakang lensa. Karena fokus aktif lensa cekung F1terletak di depan lensa maka fokus aktif lensa cekung adalahfokus maya, dan jarak fokus lensa cekung f selalu bertandanegatif. Oleh karena itu, lensa cekung disebutlensa negatif.

Foto pada gambar di atas menunjukkan bahwa pembiasan pada lensa cekung selalu bersifatmenyebar. Oleh karena itu, lensa cekung disebut jugalensa divergen.

Tiga sinar istimewa pada lensa cekung adalah sebagai berikut :

a) Sinar yang datang sejajar sumbu utama dibiaskan seakan akan berasal dari titik fokus aktif (F1).

b) Sinar yang datang seakan akan menuju ke titik fokus pasif (F2) dibiaskan sejajar sumbu utama.

c) Sinar yang datang melalui titik pusat optik lensa O diteruskan tanpa membias.

Pembentukan Bayangan

a) Benda terletak lebih jauh dari titik pusat kelengkungan lensa (2F1)

Bayangan yang terbentuk bersifat maya, tegak, diperkecil, dan terletak di antara O dan F1b) Benda terletak di antara titik pusat kelengkungan lensa (2F1) dan titik fokus lensa (F1)

Bayangan yang terbentuk bersifat bersifat maya, tegak, diperkecil dan terletak di antara F1dan O

c) Benda terletak di antara titik fokus (F1) dan O

Bayangan yang terbentuk bersifat maya, tegak, diperkecil, dan terletak di antara F1dan O

3) Perhitungan pada Lensa

Pada lensa berlaku juga hubungan jarak fokus, jarak benda, dan jarak bayangan dengan lensa sama halnya yang berlaku pada cermin.

Perbesaran linear :

dengan :

f=jarak fokus lensa

s=jarak benda ke lensa

s=jarak bayangan ke lensa

M=perbesaran

h= tinggi benda

h= tinggi bayangan

Namun perlu diperhatikan bahwa dalam perhitungan berlaku ketentuan-ketentuan sebagai berikut :

Jarak fokus f bernilaipositif(+) untuklensa cembungdan bernilainegatif(-) untuklensa cekung

Jarak benda s bernilaipositif(+) untukbenda nyata(benda terletak di depan lensa) dan bernilainegatif(-) untukbenda maya(benda terletak di belakang lensa)

Jarak bayangan s bernilaipositif(+) untukbayangan nyata(bayangan terletak di belakang lensa) dan bernilainegatif(-) untukbayangan maya(bayangan terletak di depan lensa).Kekuatan Lensa

Kekuatan lensaadalah kemampuan sebuah lensa dalam mengumpulkan atau menyebarkan sinar yang diterimanya. Makin kuat lensa tersebut memfokuskan sinar, makin besar kekuatan lensanya.

Kekuatan lensa dirumuskan :

dengan :

P = kekuatan lensa (dioptri)

f = jarak fokus (meter) Mata

Sistem optik yang paling penting bagi manusia adalah mata. Cahaya memasuki mata melalui iris menembus biji mata, dan oleh lensa difokuskan sehingga jatuh ke retina atau selaput jala

Gambar Bagian-bagian dari mataBagaimana proses pembentukan bayangan di retina jika mata kita melihat suatu benda? Proses pembentukan bayangan di retina ditunjukkan pada Gambar

Benda yang tingginya y terletak pada jarak S1 maka tampak kecil karena bayangan yang terbentuk di retina kecil dengan tinggi bayangan y. Bayangan yang ditangkap di retina adalah nyata, terbalik, dan diperkecil. Otak kitalah yang menerjemahkan sehingga kalau kita melihat suatu benda maka kita dapat melihat seolah-olah bayangan tegak dan tidak terbalik. Jika kemampuan otot siliari untuk mengatur kelengkungan lensa mata kurang maka dapat berakibat lensa mata kurang cembung. Hal ini mengakibatkan cahaya pembentuk bayangan yang terbentuk akan jatuh di belakang retina seperti ditunjukkan pada Gambar

Lup atau Kaca Pembesar

Lup adalah alat optik yang hanya mempunyai satu lensa. Lup digunakan untuk melihat benda yang kecil agar tampak lebih besar.

Kamera

Pada tahun 1826, seorang penemu kamera dari Perancis Joseph Niepce berhasil membuat kamera nyata yang pertama. Kamera ini terdiri dari kotak kayu dengan sebuah lensa di depannya dan berhasil membuat gambar permanen pertama pada sebuat pelat logam.Kamera sederhana terdiri atas lensa positif dan atau celah yang dapat berubah, rana yang dapat dibuka untuk waktu yang singkat dan dapat bervariasi, kotak kedap cahaya, dan film seperti ditunjukkan pada gambar Prinsip kerja kamera ini hamper sama dengan mata. Ada perbedaan pokok antara mata dan kamera. Pada mata jarak fokusnya dapat berubah dengan mengatur ketegangan otot siliari agar bayangan terbentuk di retina. Pada kamera letak bayangan dapat diatur dengan memariasi jarak antara lensa dengan film agar bayangan terbentuk pada film tersebut. Proses pembentukan bayangan pada mata dan kamera

MikroskopPada tahun 1590, pembuat lensa asal Belanda yaitu Zacharias Janssen berhasil membuat mikroskop pertama yang berupa tabung sederhana dengan lensa cembung di tiap ujungnya. Lensa yang berada terdekat dengan benda disebut lensa objektif, sedang lensa yang berada terdekat dengan mata disebut lensa mata atau lensa okuler. Lensa objektif membentuk bayangan benda yang sejati, diperbesar dan terbalik.Teleskop

Teleskop (teropong) digunakan untuk melihat benda-benda besar yang letaknya jauh. Fungsi teleskop untuk membawa bayangan benda yang terbentuk lebih dekat sehingga tampak benda lebih besar. Teleskop ini terdiri atas dua lensa positif. Lensa positif yang dekat dengan benda disebut lensa objektif, yang berfungsi untuk membentuk bayangan dari benda sejati dan terbalik.

Lensa yang dekat dengan mata disebut lensa mata atau lensa okuler yang berfungsi sebagai kaca pembesar sederhana untuk melihat bayangan yang dibentuk oleh lensa objektif.

IX. Referensi

Tipler, P.A., (1998). FISIKA untuk Sains dan Teknik- Jilid I (terjemahan). Jakarta: ErlanggaAzhar, Yusuf. (2011). Alat Optik. [Online]. Tersedia: http://www.fisika-ceria.com/alat-optik.htmlSutrisno, Ramlan. (2003). Ilmu Fisika Untuk SMU/MA kelas 2. Bandung : Acarya Media UtamaSupiyanto. (2006). FISIKA untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Erlangga.Astra, I made. dkk. (2008). Fisika untuk SMA dan MA Kelas X. Jakarta: Piranti.Zelani, Ahmad. dkk. (2006). Fisika untuk SMA/MA. Bandung: Yrama Widya.Karyono. dkk. (2009). Fisika 1 : untuk SMA dan MA Kelas X. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.OPTIKA GEOMETRI

mempelajari

Pemantulan Cahaya

Pembiasan cahaya

contohnya pada

contohnya pada

Lensa

Cermin

dapat dibangun menjadi

dapat dibangun menjadi

Alat Optik

Lup

Mata

Kamera

Mikroskop

Teropong

i = r

M F

a

b

c

a

b

c

_1485200866.vsdCermin Datar

s

s