makalah asesmen produk

23
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kualitas pendidikan sangat ditentukan oleh kemampuan satuan pendidikan dalam mengelola pembelajaran. Dalam pembelajaran terdapat tiga kegiatan yang saling terkait dan merupakan satu kesatuan. Ketiga kegiatan tersebut adalah penentuan tujuan, perencanaan pengalaman belajar, dan penentuan prosedur evaluasi. Adapun ketiga kegiatan tadi merupakan unsur pokok (anchor points) dalam kegiatan pembelajaran. Tujuan harus dirumuskan sedemikian rupa sehingga mewakili semua kemampuan siswa yang ingin dicapai. Rumusan tujuan harus dapat diukur secara baik. Tujuan-tujuan pembelajaran itu diupayakan pencapaiannnya melalui serangkaian kegiatan pembelajaran yang dipersiapkan secara matang. Pembelajaran haruslah memberi peluang kepada siswa untuk memperoleh pengalaman sehingga dapat mengembangkan tingkah lakunya sesuai sasaran belajar yang telah dirumuskan. Pembelajaran dilakukan dengan menggunakan bahan ajar dan latihan yang dipilih dan disusun secara teliti agar tujuan benar-benar dapat dicapai dengan baik. Upaya untuk memastikan ketercapaian tujuan-tujuan 1

Upload: boi-hendratma

Post on 11-Nov-2015

370 views

Category:

Documents


94 download

DESCRIPTION

asesmen produk

TRANSCRIPT

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kualitas pendidikan sangat ditentukan oleh kemampuan satuan pendidikan dalam mengelola pembelajaran. Dalam pembelajaran terdapat tiga kegiatan yang saling terkait dan merupakan satu kesatuan. Ketiga kegiatan tersebut adalah penentuan tujuan, perencanaan pengalaman belajar, dan penentuan prosedur evaluasi. Adapun ketiga kegiatan tadi merupakan unsur pokok (anchor points) dalam kegiatan pembelajaran. Tujuan harus dirumuskan sedemikian rupa sehingga mewakili semua kemampuan siswa yang ingin dicapai. Rumusan tujuan harus dapat diukur secara baik. Tujuan-tujuan pembelajaran itu diupayakan pencapaiannnya melalui serangkaian kegiatan pembelajaran yang dipersiapkan secara matang.Pembelajaran haruslah memberi peluang kepada siswa untuk memperoleh pengalaman sehingga dapat mengembangkan tingkah lakunya sesuai sasaran belajar yang telah dirumuskan. Pembelajaran dilakukan dengan menggunakan bahan ajar dan latihan yang dipilih dan disusun secara teliti agar tujuan benar-benar dapat dicapai dengan baik. Upaya untuk memastikan ketercapaian tujuan-tujuan pembelajaran itu dilakukan dengan menyelenggarakan rangkaian evaluasi terhadap hasil pembelajaran yang telah dilakukan selama kurun waktu tertentu yang telah direncanakan. Itulah hakekat evaluasi dalam desain penyelenggaraan pembelajaran sebagai bagian akhir dari rangkaian ketiga pokok kegiatan tersebut di atas.Dengan berlakunya Kurikulum 2013 yang memberi sinyal kepada guru untuk melakukan perubahan dalam melaksanakan pembelajaran. Tujuan pembelajaran telah diberikan rambu-rambu dalam silabus berupa Kompetensi Inti, Standart Kompetensi. Dengan pemberian pengalaman pembelajaran untuk mencapai suatu konsep tertentu, maka proses evaluasi juga mengalami perubahan. Proses evaluasi yang dahulu dilaksanakan secara sempit dan terbatas yaitu hanya melakukan test tertulis sekarang nampaknya harus bergeser ke arah sistem penilaian yang lebih holistik dan menyentuh pada indikator hasil pembelajaran sebagai bukti dari pengalaman belajar yang telah siswa alami. Sehubungan dengan hal tersebut, perlu adanya proses penilaian yang tidak hanya mengukur satu aspek kognitif saja, akan tetapi juga perlu adanya penilaian baru yang bisa mengukur aspek proses atau kinerja siswa secara aktual yang dapat mengukur kemampuan hasil belajar peserta didik secara holistik atau keseluruhan. Sehingga diperlukan bentuk assessment lain yang disebut product assessment sebagai salah satu model evaluasi pembelajaran dalam penilaian berbasis kelas yang mengedepankan hasil karya siswa (Hesty Borneo, 2012).1.2 Rumusan Masalah

Bertolak dari latar belakang di atas, adapun masalah yang dapat dirumskan penulis adalah:

1. Apa yang dimaksud dengan penilaian produk (product assessment) dalam proses pembelajaran?2. Apa fungsi dan tujuan penilaian produk (product assessment) dalam proses pembelajaran?3. Bagaimana tahap-tahap implementasi penilaian produk (product assessment) dalam proses pembelajaran?4. Bagaimana metode penilaian dan pencatatan hasil kerja siswa (product assessment) dalam proses pembelajaran?5. Apa kelebihan dan kekurangan penilaian produk (product assessment) dalam proses pembelajaran?1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan yang diperoleh dari penulisan makalah ini, adalah:1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan penilaian produk (product assessment) dalam proses pembelajaran?2. Menjelaskan fungsi dan tujuan penilaian produk (product assessment) dalam proses pembelajaran3. Mendeskripsikan tahap-tahap implementasi penilaian produk (product assessment) dalam proses pembelajaran4. Menjelaskan metode penilaian dan pencatatan hasil kerja siswa (product assessment) dalam proses pembelajaran5. Menjelaskan kelebihan dan kekurangan penilaian produk (product assessment) dalam proses pembelajaran 1.4 Manfaat Penulisan

Adapun tujuan yang diperoleh dari penulisan makalah ini, adalah:

1. Bagi Penulis

Untuk menambah wawasan mengenai penilaian produk (product assessment) sebagai salah satu model evaluasi pembelajaran dalam penilaian berbasis kelas yang mengedepankan hasil karya siswa.

2. Bagi PembacaDapat dijadikan acuan mengenai penilaian produk (product assessment) sehingga dapat diimplementasikan dalam proses pembelajaran.BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Pengertian Penilaian Produk (Product Assessment)

Sebuah proses pembelajaran merupakan serangkaian kegiatan yang terdiri dari perencanaan, kegiatan belajar mengajar, dan evaluasi. Kegiatan belajar mengajar yang dirancang dalam bentuk rencana mengajar disusun oleh guru dengan mengacu pada tujuan yang hendak dicapai. Untuk mengetahui berhasil tidaknya tujuan yang diharapkan guru, maka perlu adanya evaluasi. Menurut Ralph Tyler, evaluasi adalah sebuah proses pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana, dalam hal apa, dan bagaimana tujuan pendidikan sudah tercapai. Definisi yang lebih luas dikemukakan oleh dua orang ahli yang lain, yakni Cronbach dan Stufflebeam yang mengatakan bahwa proses evaluasi bukan sekedar mengukur sejauh mana tujuan tercapai, tetapi digunakan untuk membuat keputusan. Dalam hal ini terkait dengan prestasi atau hasil belajar. Penilaian merupakan kegiatan yang tidak terpisahkan dengan kegiatan belajar mengajar pada umumnya, karena efektifitas kegiatan belajar mengajar bergantung pada kegiatan penilaian. Kegiatan belajar mengajar akan efektif apabila didukung oleh kegiatan penilaian yang efektif. Kenyataan menunjukkan bahwa seorang guru melakukan kegiatan penilaian hanya untuk memenuhi kewajiban formal, yaitu menentukan nilai bagi siswanya. Artinya masih banyak guru yang kurang memahami dengan benar untuk tujuan apa kegiatan penilaian dilakukan dan manfaat apa yang dapat diambil dari kegiatan penilaian yang telah dilakukannya. Untuk itu perlu adanya sebuah model penilaian yang tidak hanya menjadikan momen ujian sebagai tolak ukur keberhasilan siswa dalam pembelajaran, tetapi perlu adanya sebuah evaluasi yang benar-benar bisa mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran. Dalam sistem Kurikulum 2013, model penilaian yang ditawarkan adalah penilaian autentik yang dalam pelaksanaannya dilakukan secara terpadu dengan proses pembelajaran yaitu melalui pengumpulan kerja peserta didik (portofolio), hasil karya siswa (produk), penugasan pada siswa (proyek), kinerja siswa (performance) maupun tes tertulis (paper and pencil test). Tentunya tidak semua model penilaian tersebut bisa diterapkan pada seluruh mata pelajaran. Untuk mata pelajaran yang materinya terkait dengan hasil karya siswa, maka guru harus bisa menggunakan penilaian produk (product assessment).

Penilaian produk adalah penilaian yang berpusat dari hasil kerja atau hasil karya siswa, penilaian terhadap keterampilan siswa dalam membuat suatu produk benda tertentu dan kualitas produk, dimana penilaian ini akan dievaluasi menurut kriteria tertentu (Hesty Borneo, 2012). Hasil karya tersebut dapat berupa:a. Bentuk tertulis, biasanya berwujud laporan, jurnal, drama, karya tulis ilmiah, artikel, dan sebagainya.

b. Bentuk tidak tertulis, biasanya berbentuk tiga dimensi seperti pahatan, diorama, struktur benang irisan kerucut, benda-benda ruang matematika seperti balok, kubus dan lain-lain.

2.2 Fungsi dan Tujuan Penilaian Produk (Product Assessment)

Berbagai macam model evaluasi yang terkait dengan pembelajaran telah banyak dikenalkan para ahli dan telah diimplementasikan oleh guru-guru di sekolah. Pada setiap pergantian kurikulum biasanya menggunakan kurikulum yang berbeda. Misalnya, pada kurikulum 1994 yang mengusung konsep CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif), guru memberikan tagihan-tagihan kepada murid dalam bentuk LKS (Lembar Kerja Siswa). Kemudian muncul kurikulum berbasis kompetensi yang selanjutnya kita kenal dengan KBK, dimana kurikulum ini menggunakan penilaian berbasis kelas, yang salah satu diantaranya adalah model penilaian produk (product assessment). Namun demikian, evaluasi pada umumnya mengandung fungsi dan tujuan sebagai berikut:

a. Penilaian berfungsi selektif, yang bertujuan :

1) Untuk memilih siswa yang dapat diterima di sekolah tertentu

2) Untuk memilih siswa yang dapat naik ke kelas atau tingkat berikutnya3) Untuk memilih siswa yang seharusnya mendapat beasiswa4) Untuk memilih siswa yang sudah berhak meninggalkan sekolah dan sebagainya.b. Penilaian berfungsi diagnostik

Penilaian ini bertujuan untuk mengenal latar belakang siswa (psikologis, fisik dan lingkungan). Hal ini sangat penting untuk menemukan sebab kesulitan belajar para siswa, karena kebanyakan siswa mengalami kesulitan dalam belajar karena ada beberapa faktor dari luar yang mempengaruhinya dan hal ini harus bisa didiagnosa oleh guru dan pihak sekolah. Informasi yang diperoleh dapat digunakan untuk memberikan bimbingan dan penyuluhan pendidikan guna mengatasi kesulitan-kesulitan yang mereka hadapi.c. Penilaian berfungsi sebagai penempatanBiasanya penilaian dengan fungsi ini dilaksanakan ketika penerimaan siswa baru atau ketika kenaikan kelas. Untuk dapat menentukan dengan pasti di kelompok mana seorang siswa harus ditempatkan, digunakan suatu penilaian. Sekelompok siswa yang mempunyai minat, karakteristik, tingkat kemampuan dan hasil penilaian yang sama, akan berada dalam kelompok belajar yang sama, sehingga guru akan lebih mudah untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa di dalam kelas secara rata-rata. Penilaian berfungsi sebagai pengukur keberhasilan. Penilaian ini dimaksudkan untuk menentukan angka kemajuan atau hasil belajar para siswa. Angka-angka yang diperoleh dicantumkan sebagai laporan kepada orang tua, untuk kenaikan kelas dan penentuan kelulusan para siswa. Dalam fungsinya sebagai pengukur keberhasilan, evaluasi sangat berguna untuk:

1) Mengukur kompetensi atau kapabilitas siswa, apakah mereka telah merealisasikan tujuan yang telah ditentukan.2) Menentukan tujuan mana yang belum terealisasikan sehingga tindakan perbaikan yang cocok dapat diadakan.3) Menentukan rangking siswa, dalam hal kesuksesan mereka mencapai tujuan yang telah disepakati.4) Memberikan informasi kepada guru tentang cocok tidaknya strategi mengajar yang ia gunakan, supaya kelebihan dan kekurangan strategi mengajar tersebut dapat ditentukan.5) Merencanakan prosedur untuk memperbaiki rencana pembelajaran dan menentukan apakah sumber belajar tambahan perlu digunakan.Pada dasarnya fungsi penilaian (evaluasi) pembelajaran dalam bentuk apapun adalah sama, yaitu untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran. Penilaian produk (product assessment) sebagai salah satu model evaluasi pembelajaran dalam penilaian berbasis kelas yang mengedepankan hasil karya siswa tentunya juga mempunyai fungsi dan tujuan serta beberapa kelebihan dibandingkan model evaluasi yang lain. Diantaranya:

1) Penilaian model ini dapat menilai penguasaan siswa yang diperlukan sebelum mempelajari pelajaran sebelumnya.2) Menilai tingkat kompetensi yang sudah dikuasai siswa pada setiap akhir jenjang/kelas.3) Menilai keterampilan siswa yang akan memasuki institusi pendidikan.Guru harus memahami tujuan penilaian hasil kerja agar tidak terjadi kekeliruan dalam menyusun kisi-kisi instrument penilaian. Penilaian hasil kerja biasa digunakan guru untuk:1) Menilai penguasaan keterampilan siswa yang diperlukan sebelum mempelajari keterampilan berikutnya.2) Menilai tingkat kompetensi yang sudah dikuasai siswa pada setiap akhir jenjang/ kelas di sekolah kejuruan.3) Menilai keterampilan siswa yang akan memasuki institusi pendidikan kejuruan.2.3. Tahap-Tahap Implementasi Penilaian Produk (Product Assessment)Dalam penilaian ini diperlukan beberapa tahapan yang harus diperhatikan, agar penilaian yang dilakukan bisa tercapai sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan, diantaranya:

a. Tahap persiapan, tahapan ini meliputi penilaian kemampuan peserta didik dalam merencanakan, menggali dan mengembangkan gagasan serta mendesain produk.Guru memberi saran-saran untuk melengkapi gagasan atau meyempurnakan desain. Pada akhir tahap ini guru melakukan penilaian tentang kemampuan siswa merencanakan, menggali, dan mengembangkan gagasan, serta mendesain produk.b. Tahap proses atau pembuatan produk yang meliputi penilaian kemampuan peserta didik dalam menyeleksi dan menggunakan bahan, alat, metode dan teknik. Pada akhir tahap ini guru melakukan penilaian tentang kemampuan siswa menyeleksi dan menggunakan bahan, alat, dan teknik.c. Tahap penilaian produk, tahap ini meliputi penilaian produk yang dihasilkan peserta didik sesuai kriteria yang ditetapkan. Sedangkan penilaian produk pada mata pelajaran tertentu dipakai untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi yang sedang diajarkan, dalam penilaian ini juga dilakukan tiga tahapan dalam menilai hasil kerja siswa itu sendiri, tahap yang pertama siswa diajak untuk memahami materi yang sedang diajarkan dari materi tersebut siswa disuruh untuk mencari permasalahan yang berkaitan dengan materi pelajaran setelah itu siswa disuruh mencari berbagai referensi dari mana saja sesuai dengan materi yang sedang dikerjakan, dan yang terakhir siswa disuruh mempresentasikan hasil dari pekerjaan siswa itu dan setelah itu hasil pekerjaannya disetorkan ke guru untuk dinilai secara keseluruhan.2.4. Metode Penilaian dan Pencatatan Hasil Kerja Siswa (Product Assessment)

Banyak cara yang dapat dilakukan oleh guru dalam mengelola hasil kerja siswa, diantaranya adalah sebagai berikut:

2.4.1 AnekdotalMerupakan catatan yang dibuat guru selama melakukan pengamatan terhadap siswa pada waktu kegiatan belajar mengajar. Anekdotal biasanya digunakan untuk mencatat kompetensi yang belum terlihat pada hasil kerja siswa, seperti misalnya kemampuan siswa untuk bekerjasama, kemampuan siswa menggunakan peralatan secara aman, atau kemampuan siswa untuk memilih bahan kerja yang tepat. Agar anekdotal dapat dimanfaatkan secara maksimal maka sebaiknya guru melakukan hal-hal sebagai berikut:a). Menentukan kompetensi yang akan diamati dan bagaimana mengamatinya. Misalnya guru akan mengamati kemampuan siswa mengorganisasi dan menerapkan prosedur kerja yang benar maka hal-hal yang perlu diamati adalah kerapian ruang kerja siswa, penggunaan alat secara aman, dan penerapan prinsip-prinsip kenyamanan dalam kerja.b). Menentukan secara sistematis siswa yang akan diamati karena guru tidak mungkin mengamati seluruh siswa dalam satu kali kegiatan belajar mengajar. Dengan cara bergantian tersebut semua siswa akhirnya akan dapat diamati daripada mengamati seluruh siswa dalam satu kegiatan. 2.4.2. Skala Penilaian Analitis

Merupakan penilaian yang dibuat berdasarkan beberapa aspek pada hasil kerja siswa dilihat dari berbagai perspektif atau kriteria. Skala ini digunakan untuk menilai kemampuan pada tahap perencanaan atau perancangan dan tahap akhir. Pada kedua tahap tersebut guru dapat menilai desain atau hasil kerja siswa dari berbagai perspektif serta kriteria. Untuk setiap keterampilan yang diukur, ditentukan beberapa kriteria yang harus dipenuhi.2.4.3 Skala Penilaian Holistik

Merupakan skala penilaian terhadap hasil kerja siswa secara keseluruhan. Skala ini digunakan untuk penilaian pada tahap akhir seperti penilaian terhadap kualitas hasil kerja siswa dan penilaian terhadap kemampuan siswa untuk mengevaluasi hasil kerjanya. Pada bagian contoh penilaian produk, terdapat beberapa model untuk mencatat pada anekdotal yaitu dengan model kartu, model catatan pada komputer, lembar catatan hasil observasi, catatan tentang siswa di kelas. Guru keterampilan menggunakan model observasi dalam mencatat kompetensi siswa untuk merancang, membuat dan menilai hasil kerja.2.5. Kelebihan dan Kekurangan Penilaian Produk (Product Assessment)Penilaian produk mempunyai kelebihan dan kekurangan. Diantara kelebihan dan kekurangan penilaian produk adalah: KELEBIHANKELEMAHAN

Guru dapat menilai kreatifitas anak untuk melihat siswa memiliki daya cipta dan mempunyai kompetensi Kompetensi masing-masing anak betul-betul dapat diketahui secara obyektif Siswa dapat mempraktekkan ilmu yang diperoleh secara langsung melalui pengalaman yang real. Siswa dapat menelaah kembali kebenaran materi yang telah diperoleh.

Memerlukann waktu yang cukup banyak. Tidak semua KD dapat dibuat karya nyata terutama yang abstrak. Biaya untuk membuat karya nyata kadang-kadang mahal. Proses pembuatan perlu waktu yang lama dan kemampuan fisik sebagai penunjang tidak sama.

KELEBIHANKELEMAHAN

Memungkinkan seorang guru mengakses kemampuan peserta didik untuk merencanakan, membuat serta kemampuan dalam menghasilkan tugas-tugas akademik. Memungkinkan seorang guru untuk menyemangati siswa dalam mengerjakan dan menyelesaikan tugas. Memungkinkan seorang guru dalam hal membuat permasalahan yang dapat mendorong peserta didik untuk membuat hasil karya yang dapat mengasah kreativitas belajar siswa.

Memerlukan kejelian dari seorang guru dalam memberikan tugas kepada siswa Guru harus sabar dan juga terampil dalam memberikan pengarahan kepada siswa. Terkadang yang terjadi, apabila tugas yang dibebankan kepada siswa secara individu itu besar kemungkinan pengerjaannya terdapat campur tangan dari pihak yang lain

2.6 Contoh Penilaian Produk (Product Assessment) dalam Pembelajaran SainsContoh penilaian produk dalam pembuatan roket airJudul KegiatanMembuat Roket Air

Mata pelajaranIPA

Kelas VIII/I

SK Memahami peranan usaha, gaya dan energi dalam kehidupan sehari-hari

KD Menerapkan hokum Newton untuk menjelaskan berbagai peristiwa dalam kehidupan sehari-hari

Nama siswa______________________________

Kelas______________________________

Waktu pengamatan ______________________________

Contoh Rubrik Penilaian

NoAspek yang diamatiSkorJumlah skor

321

1.Komponen yang digunakan

2.Rangkai alat

3.Estetika

4.Uji coba produk

Total skor yang di capai

Jumlah Skor maksimum

Keterangan nilai:

3 = sangat baik

2 = baik

1 = kurang baik

Rubrik PenilainNoKriteriaSkor (1-3)

1Komponen yang digunakan lengkap dan baik

Pemiliahan dan penggunaan alat komponen tepat

Pemilihan tepat namun penggunaankomponen kurang tepat

Pemilaian danpenggunaan komponen kurang tepat3

2

1

2Rangkaian alat

Alat di rangkai dengan benar dan teliti

Rangkaian alat kurang benar dan

Rangkaian alat tidak tepat

3

2

1

3 Estetika

Roket yang dibuat indah dan rapi

Roket yang dibuat rapi tapi kurang indah

Roket yang dibuat tidak rapi dan tidak indah 3

2

1

4Uji coba produk

Roket dapat meluncur dengan baik dan tinggi

Roket dapat meluncur namun tidak tinggi

Roket tidak dapat meluncur 3

2

1

BAB IIIPENUTUP3.1 Simpulan

Adapun simpulan yang dapat diperoleh dari penulisan makalah ini adalah:

1. Penilaian produk adalah penilaian yang berpusat dari hasil kerja atau hasil karya siswa, penilaian terhadap keterampilan siswa dalam membuat suatu produk benda tertentu dan kualitas produk, dimana penilaian ini akan dievaluasi menurut kriteria tertentu.2. Fungsi dan tujuan dari penilaian produk (product assessment) yaitu 1) Penilaian model ini dapat menilai penguasaan siswa yang diperlukan sebelum mempelajari pelajaran sebelumnya, 2) Menilai tingkat kompetensi yang sudah dikuasai siswa pada setiap akhir jenjang/kelas dan 3) Menilai keterampilan siswa yang akan memasuki institusi pendidikan.

3. Tahapan yang harus diperhatikan, agar penilaian yang dilakukan bisa tercapai sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan, diantaranya tahapan persiapan, proses atau pembuatan produk dan penilaian produk.4. Metode penilaian dan pencatatan hasil kerja siswa (product assessment) meliputi anekdotal, skala penilaian analitis, skala penilaian holistic.

5. Penilaian produk mempunyai kelebihan dan kekurangan dalam proses pembelajaran, diantaranya guru dapat menilai kreatifitas anak untuk melihat siswa memiliki daya cipta dan mempunyai kompetensi namun untuk mengukur hal tersebut memerlukan waktu yang relatif lama.3.2 Saran

Penulis berharap dengan tersusunnya makalah ini dapat menjadi acuan bagi para pembaca untuk dikaji lebih lanjut mengenai penilaian hasil kerja siswa (product assessment) sehingga memungkinkan seorang guru dalam hal membuat permasalahan yang dapat mendorong peserta didik untuk membuat hasil karya yang dapat mengasah kreativitas belajar siswa.DAFTAR PUSTAKAArikunto, S. 2005. Dasar-dasar evaluasi pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.Borneo, H. P. 2012. Product Assessment. Jurnal Sains. 1(1). Tersedia pada http://stifi-padang.ac.id/documents/jurnal. Diakses tanggal 12 November 2014.Brown, D. H. 2004. Language Assessment, Principle and Classroom Practices. San Francisco: Longman.

Doran, R. 1998. Science Uducators Guide to Assessment. Virginia: National

Rasyid, Harun & Mansur. 2007. Penilaian Hasil Belajar. Yogyakarta: Wacana

Sanjaya, W. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran (KTSP). Bandung: Prenada

Science Teacher Association.

Sukardi, H. M. 2009. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi aksara.

Sumiati & Asra. 2007. Metode Pembelajaran. Bandung: Wacana Prima.

Tyler, R.2007. Product Assessment: Reseearch and Application. 12 (2). Tersedia pada http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/12207112115. Diakses 12 November 2014.

Kriteria skor

9-12 = sikap sangat baik

5-8 = sikap cukup baik

1-4 = sikapnya kurang baik

2