makalah lini produk

36
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Dewasa ini kata produk merupakan hal yang lazim kita dengar. Kata ini terucap saat seseorang menyebut apapun yang dihasilkan dan dipasarkan oleh perusahaan. Namun sering sekali terjadi kesalah pahaman antara produk dan barang. Oleh karena itu seyogyanya kita harus memahami tarlebih dahulu apa itu produk. Dalam tugas kali ini, dalam perkuliahan dengan nama mata kuliah “Kebijakan dan Strategi Pemasaran II”, kami akan membahas makalah dengan judul “Strategi Pengembangan Lini Produk, Merek, dan Kemasannya”. 1.2 Rumusan masalah a. Apa itu produk ? b. Apa itu lini produk ? c. Keputusan apa yang diambil dalam pengelolaan lini produk ? d. Bagaimana strategi unelever dalam pengembangan merek dan kemasan lini produk shamponya ? 1.3 Tujuan masalah Setelah mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan oleh dosen mata kuliah Kebijakan dan Strategi Pemasaran II yang dibimbing oleh Bapak ,,,,,,,, diharapkan mahasiswa Jurusan Administrasi Bisnis semester 5 Fisipol Unmul dapat memahami apa yang dimaksud dengan: 1

Upload: fadlyxxx

Post on 14-May-2015

53.335 views

Category:

Documents


25 download

TRANSCRIPT

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Dewasa ini kata produk merupakan hal yang lazim kita dengar. Kata ini terucap saat

seseorang menyebut apapun yang dihasilkan dan dipasarkan oleh perusahaan. Namun sering

sekali terjadi kesalah pahaman antara produk dan barang. Oleh karena itu seyogyanya kita

harus memahami tarlebih dahulu apa itu produk.

Dalam tugas kali ini, dalam perkuliahan dengan nama mata kuliah “Kebijakan dan

Strategi Pemasaran II”, kami akan membahas makalah dengan judul “Strategi Pengembangan

Lini Produk, Merek, dan Kemasannya”.

1.2 Rumusan masalah

a. Apa itu produk ?

b. Apa itu lini produk ?

c. Keputusan apa yang diambil dalam pengelolaan lini produk ?

d. Bagaimana strategi unelever dalam pengembangan merek dan kemasan lini produk

shamponya ?

1.3 Tujuan masalah

Setelah mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan oleh dosen mata kuliah

Kebijakan dan Strategi Pemasaran II yang dibimbing oleh Bapak ,,,,,,,, diharapkan mahasiswa

Jurusan Administrasi Bisnis semester 5 Fisipol Unmul dapat memahami apa yang dimaksud

dengan:

a. Apa itu produk ?

b. Apa itu lini produk ?

c. Keputusan apa yang diambil dalam pengelolaan lini produk ?

d. Bagaimana strategi unelever dalam pengembangan merek dan kemasan lini produk

shamponya ?

1

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Apa itu produk ?

Seperti yang telah kami jelaskan secara singkat di awal makalah ini, bahwa dewasa ini

terjadi kesalah pahaman atau bisa juga disebut salah kaprah antara apa yang dimaksud

dengan produk dan apa yang dimaksud dengan barang. Menurut kami, produk sudah pasti

adalah sebuah barang, akan tetapi barang belum tentu merupakan sebuah produk. Mari kita

simak beberapa pengertian produk yang di sampaikan oleh beberapa pakar ekonomi

terkemuka di dunia ini.

Menurut Mc. Carty dkk dalam bukunya yang berjudul Basic Marketing pada tahun

1989 memberikan definisi sederhana mengenai produk. Produk adalah suatu tawaran dari

sebuah perusahaan yang tujuannya adalah untuk memuaskan atau memenuhi kebutuhan.

Philip Kotler dalam bukunya juga menjelaskan masalah produk. Ia mengatakan bahwa

produk adalah sebuah tawaran, dimana produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan

kepada pasar untuk diperhatikan, dibeli, digumnakan, ataupun dikonsumsi yang dapat

memuaskan kebutuhan atau kemauan.

2.2 Apa itu lini produk ?

Kata lini berasal dari bahasa inggris ‘line’ yang berarti garis. Lini produk sendiri

merupakan sekumpulan produk yang memiliki keterkaitan erat satu sama lain karena fungsi

yang sama, dijual kepada konsumen yang sama, dipasarkan melakui saluran distribusi yang

sama atau berada pada interval harga tertentu.

Lini Produk merupakan strategi pemasaran untuk menjual beberapa jenis produk. Lini

Produk menjual terpisah beberapa produk yang saling berkaitan. Satu lini produk terdiri dari

beberapa produk dengan berbagai variasi ukuran, tipe warna, kualitas atau harga.

Line dept ( kedalaman lini ) mengacu pada jumlah varian produk dalam satu lini. Line

consistency ( konsistensi lini ) mengacu pada seberapa dekat hubungan antar produk dalam

satu lini. Line Vulnerability (tingkat kekuatan lini) mengacu pada presentase penjualan atau

keuntungan yang dapat diambil dari seberapa kecil produk dalam satu lini.

Beberapa lini produk berbeda yang dijual oleh satu perusahaan disebut witdh of product mix

(rentang bauran produk). Jumlah keseluruhan produk yang dijual pada seluruh lini produk

disebut length of product mix.

2

Penambahan produk baru pada satu lini produk disebut sebagai line extension. Jika

line extension memiliki kualitas yang lebih baik dari produk lainnya disebut sebagai tindakan

trading up atau brand leveraging. Namun jika line extension tersebut memiliki kualitas

dibawah produk lainnya disebut sebagai trading down.

Penanaman citra positif merupakan promosi tingkat tinggi dengan menunjukkan satu

citra yang akan mempengaruhi seluruh lini produk. Penanaman citra positif ini biasanya

menggunakan satu jenis produk dengan kualitas tertinggi dibanding produk lain dalam satu

lini.

Price Lining adalah kegiatan dimana orang menggunakan batasan harga untuk seluruh

produk dalam satu lini. Teknik ini biasanya digunakan oleh toko yang menggunakan satu

harga untuk seluruh produknya misalnya toko serba lima ribu dimana seluruh barang yang

dijual toko tersebut berada dalam kisaran harga lima ribu.

Keputusan Lini Produk

Lini produk adalah sekelompok produk yang saling terkait karena melakukan fungsi

yang sama ( mirip ), dijual kepada kelompok pelanggan yabg sama, dipasarkan melalui

saluran distribusi yang sama, atau memiliki kisaran harga tertentu. Setiap lini produk

biasanya dikelola eksekutif yang berbeda.

1. Analisis lini produk

Manajer lini perlu mengetahui penjualan dan laba dari setiap barang yang ada dalam lininya

dan bagaimana lini produknya jika dibandingkan dengan lini produk pesaing.

a. Penjualan dan Laba Lini Produk

Manajer lini produk perlu mengetahui presentase dari penjualan dan laba yang disumbangkan

oleh setiap barang (item) dalam lini.

b. Profil Pasar Lini

Manajer lini produk perlu meninjau bagaimana lini produk tersebut diposisikan terhadap lini

produk pesaing.

2. Panjang Lini Produk

Masalah yang dihadapi oleh manajer lini produk adalah menentukan panjang lini produk

yang optimal. Lini produk dikatakan terlalu pendek jika manajer dapat meningkatkan laba

dengan menambah barang, lini produk disebut terlalu panjang apabila manajer dapat

menaikkan laba dengan mengeluarkan barang dari lini produk.

Perusahaan dapat memperbesar panjang lini produknya melalui dua cara, yakni dengan

3

LINI PRODUK

PRODUK INDIVIDU PRODUK INDIVIDU PRODUK INDIVIDU PRODUK INDIVIDU

memperlebar lini ( line streching ) dan dengan menambahakan barang ke dalam lini ( line

filling ).

3. Keputusan Melebarkan Lini

Setiap lini produk perusahaan meliput bagian tertentu dari keseluruhan bagian yang mungkin

diliput. Perusahaan dapat melebarkan lininya ke bawah, ke atas atau keduanya.

1) Pelebaran ke bawah (downward strecht)

Banyak perusahaan mula-mula berada pada bagian atas pasar (produk yang

ditawarkan berharga mahal) dan kemudian melebarkan lininya kebawah ( ke bagian yang

berharga lebih murah ).

Perusahaan mungkin melakukan pelebaran ke bawah karena alasan-alasan berikut:

a. Perusahaan yang diserang oleh pesaing pada segmen atas dan hendak melancarkan

serangan balasan dengan menyerbu segmen bawah yang dikuasai pesaing tersebut.

b. Perusahaan merasakan adanya perlambatan pertumbuhan pada segmen atas.

c. Perusahaan mula-mula memasuki segmen atas untuk membanagun citra kualitas dan

berekspansi ke segmen bawah.

d. Perusahaan menambahkan barang untuk segmen bawah (low-end unit) untuk menutup

atau mengisi kekosongan penawaran di pasar, yang kalau hal itu tidak dilakukan, akan

mebarik minat pesaing baru.

2) Perlebaran ke atas ( upward strecht )

Perusahaan-perusahaan disegmen bawah mungkin berfikir untuk memasuki segmen

atas. Mereka mungkin tertarik dengan tingkat pertumbuhan dan margin yang lebih tinggi,

atau oleh terbukanya kesempatan untuk mempromosikan diri mereka sebagai pemanufaktur

yang melayani semua lini.

3) Pelebaran dua arah ( two-way strecht )

Perusahaan yang melayani pasar menengah mungkin memutuskan untuk memperlebar

lininya ke dua arah.

4

Gambar 1.1: Gambaran lini produk

Setelah dijelaskan secara gamblang di atas mengenai lini produk dan sebagainya,

sampailah kita pada varian terakhir dari lini produk itu sendiri. Seperti yang tergabbar dalam

struktur di atas dimana lini produk berada pada posisi teratas dan kemudian produk individu

mengakar di bawahnya. Jadi, produk individu merupakan varian terakhir dari suatu lini

produk, yang disebut juga item produk. Terdapat lima keputusan yang dapat diambil dalam

pengelolaan produk individu, akan tetapi dalam makalah ini kami hanya menitik beratkan

persoalan hanya pada 2 keputusan saja, yaitu merek dan kemasan. Lima keputusan itu sendiri

antara lain:

1. Penentuan atribut produk

Atribut produk merupakan faktor-faktor yang dipertimbangkan oleh pembeli saat

membeli produk, seperti harga, kualitas, kelengkapan fungsi, desain, layanan

purna jual. Faktor yang berhubungan langsung dengan produk yang bersangkutan

antara lain kualitas, fitur, dan desain.

2. Pemberian merek

Merek adalah nama, tanda, simbol, desain, atau kombinasinya yang

ditunjukkan untuk mengidentifikasi dan mendifrensiasi barang atau layanan suatu

penjual dai barang dan layanan penjual lain.

Merek sangat penting dalam keberhasilan sebuah produk. Bahkan Kartajaya

dalam bukunya yang berjudul Marketing Plus 2000 berani menhgatakan bahwa

“merek itu lebih penting daripada produk itu sendiri” kemudian ia menambahkan

“saat membeli produk, orang cenderung membeli mereknya. Contohnya saat

orang membeli secangkir kopi di starbucks cofefe, yang terdapat dalam pikiran

pembeli adalah nama starbuckssnya bukan kopinya secara fisik.

Apabila suatu merek sudah terkenal, di dalamnya aka terkandung bernagai

macam hal, seperti:

1. Atribut produk seperti kualitas, harga, prestise, nilai jual kembali, desain,

dan seterusnya. Misalnya apa yang tercermin dalam merek Ducati pasti

berbeda dari yang tercermin dalam merek Happy (kendaraan roda dua

buatan China)

2. Manfaat, misanya dalam Kukubima Energy, maka manfaat yang tercermin

adalah tambahan energi.

5

3. Kepribadian, coba pikirkan kepribadian bagaimana yang dicerminkan oleh

nama “femina”, maskulin atau feminim ?

4. Pemakai, merek juga mencerminkan siapa pemakai dari suatu prodak.

Misalnya Kidds Shampo, pemakainya tentulah anak-anak.

Ekuitas Merek

Kita ambil contoh kopi yang dibuat oleh starbucks coffee dan coffee toffee.

Walaupun kualitas keduanya sama menurut saya, konsumen kemungkinan besar

tetap mau membeli kopi yang dibuat oleh starbucks coffee dibandingkan coffee

toffee. Kenapa? Kembali lagi kepada apa yang telah dijelaskan bahwa merek

memiliki kekuatan. Kemudian contoh lain, nilai obyektif susu kental manis

Bendera sama saja dengan Cap Nona. Namun, Bendera lebih laku daripada Cap

Nona walaupun harganya tinggi, kenapa? Karena ada peranan nilai merek. Nilai

inilah yang disebut dengan ekuitas merek (brand equity).

Munculnya konsep ekuitas merek dilatarbelakangi pemikiran bahwa merek

yang kuat adalah suatu aset yang dapat dikalkulasi nilainya. Artinya, merek

tersebut dapat diperjual-belikan sebagaimana aset lainnya dalam perusahaan.

Merek yang memiliki ekuitas yang tinggi, memiliki kepedulian merek,

penerimaan merek yang tinggi, pereferensi merek yang tinggi, dan loyalitas merek

yang tinggi. Nemun, belum ada satupun formula yang pasti mengenai cara

mengukur ekuitas merek secara kuantitatif sehingga diketahu berapa nilai dolar

atau rupiah suatu merek.

Mengelola Merek

Ada lima keputusan yang dapat di ambil dalam pengelolaan sebuah merek:

1. Memberikan Merek atau Tidak

Belakangan ini,hamper semua produk di beri merek. Bahkan produk-

produk yang sebelummnya tidak memerlukan merek, misalnya jeruk, apel, beras,

dan garam, sekarang sudah ada yang di beri merek. Anda tentu tuidak asing lagi

dengan nama-nama seperti Apel Washington dan Jeruk Mandarin.

Kenapa merek di perlukan? Selain memiliki nilai kalau mereknya

kuat,merek juga bermanfaat bagi pelanggan,perantara,produsen maupun publik.

Bagi pembeli,manfaat merek adalah:

Menceritakan sesuatu kepeada tentang mutu.

6

Membantu perhatian pembeli terhadap produk-produk baru yang mungkin

bermanfaat bagi mereka.

Bagi penjual,manfaat merek adalah:

Memudahkan penjual mengolah pesanan dan menelusuri masalah-masalah

yang timbul.

Memberikan perlindungan hukum atas keistimewaan atau cirri khas produk.

Memungkinkan untuk menarik sekelompok pembeli yang setia dan

menguntungkan

Membantu penjual melakukan segmentasi pasar.

Bagi masyarakat,merek bermanfaat falam hal :

Pemberian merek memungkinkan mutu produk lebih terjamin dan lebih

konsisten.

Meningkatakn efesiensi pembeli karena merek dapat menyediakan informasi

tentang produk dan dimana membelinya.

Meningkatnya inovasi-inovasi produk baru,karena produsen terdorong untuk

menciptakan keunikan-keunikan baru guna mencegah peniruan dari pesaing.

Namun demikian,tidak semua produk memerlukan merek. Ada produk-produk

yang tergolong ginerik,yang hanya di beri label saja,seperti makanan burung, obat

generic, garam beryodium. Keuntungan produk-produk generik adalah harganya

lebih murah dengan cara mengurangi kualitas kandungan (tidaksemuanya),

mengurangi biaya kemasan,dan mengurangi biaya iklan.

Selain produk-produk generik,banyak juga produk-produk industri yang tidak

memerlukan merek,seperti bahan baku maupun komponen. Sebab,dalam

pemasaran industry,identifikasi prooduk melalui merek tidak sepenting pada

produk konsumen,karena penjual dan pembeli memiliki hubungan yang lebih

erat. Jadi,yang paling penting adalah identifikasi penjualannya,bukan produknya.

2. Memilih Merek yang Sesuai

Setelah diputuskan untuk memberikan merek pada produk,selanjutnya perlu

diputuskan merek apa yang digunakan. Merek apa pun yang digunakan

semestinya mengandung sifat-sifat berikut ini:

7

Mencerminkan manfaat dan kualitas. Contoh: Sunsilk,Power Max,Lux

Singkat dan sederhana

Mudah diucapkan,didengar,dibaca dan diingat. Contoh: Susu

Bendera,Sony,Kijang. Bandingkan misalnya dengan: Rudy Hadisuarno Tonic

and Excuisit,I Can’t Believe It’s Not Butter

Memilki kesan berbeda dari merek-merek yang sudah ada (distinctive).

Contoh: Exxon,Kodak,Kijang

Mudah diterjrmahkan kedalam bahas asing dan tidak mengandung konotasi

negative dalam bahasa asing

Dapat didaftarkan dan mendapat perlindungan hukum sebagai hak paten. Di

Indonesia,ada criteria tertentu bagi merek yang bisa dilindungi secara hukum.

Salah satu syaratnya adalah merek tersebut bukan merupakan nama katagori

produk,misalnya Aqua,merek tersebut dianggap merupakan nama kategori

produk air mineral Qua-Qua yang dituduh menjiplak merek tersebut,ditolak.

3. Sponsor Merek

Ada 4 pilihan sponsor merek. Merek bisa diluncurkan sebagai merek

produsen,seperti IBM,Indomie,Sosro,Dll. Merek juga bisa menggunakan nama

perantara. Ini disebut merek privat (Private Brand),atau merek toko (Store

Brand) atau merek distributor (Distributor Brand). Misalnya,Gula Hero dari

dan beras Hero (keduanya dari Supermarket Hero),roti Aro (dari Makro),Kopi

Ngesti (dari Swalayan New Ngesti),Dll.

Cara lain adalah dengan menggunakan lisensi,yaitu menggunakan

merek orang lain dengan sejumlah bayaran (fee). Misalnya,kemeja Arrow

(dilisensi oleh PT.Great River Industry),sweather Scala (dilisensi oleh

PT.Indoscala).

Cara lainnya adalah merek bersama (co-branding),yaitu dengan

menggabungksn merek yang sudah mapan dari dua perusahaan yang berbeda.

Misalnya,Hero,Sempati Air,Bank Bali,Gramedia,bersatu untuk menciptakan

kaliVa,yaiyu sebuah keanggotaan berbelanja di perudahaan-perusahaan

anggotanya. Demikian pula antara Master Card dengan Bank BCA membuat

kartu kredit BCA Mastercard,Bank Bali dengan Visa membuat kartu kredit

Bank Bali Visa.

8

4. Strategi Merek

Bagaimana strategi pemberian merek? Ada 4 pilihan yaitu:

Merek Baru (new brand),yaiyu: menggunakan merek baru untuk katagori

produk lama. PT.Bayer Indonesia menggunsksn pendekatan ini.

Perluasan lini (line extwnsion), yaitu menggunakan merek lama untuk kategori

produk lama. PT. Bayer Indonesia menggunakan pendekata ini. Untuk

katagori obat nyamuk,untuk setiap produk yang baru muncul,perusahaan

tersebut tetap menggunakan merek BAYGON. Contoh lainnya,Caterpilar,yaitu

perusahaan pembuat Buldozer. Untuk setiap produk baru mereknya adalah

caterpillar.

Perluasan merek(brand extension),yaitu menggunakan merek yang sudah ada

untuk produk yang baru. Strategi menjadikan semua produk memilik merek

yang sama,sperti Maspion, apa pun yang dihasilkan produsen Maspion,

seperti kipas angin, ember plastic, kompor gas,lampu listrik,Dll,mereknya

menggunakan Maspion.

Multi merek (multibrand),yaitu menggunakan merek baru untuk kategori

produk lama. Dalam pendekatan ini,produk sama saja dengan yang

sebelumnya,tetapi mereknya dibuat berbeda. Dengan pendekatan inin,sebuah

perusahaan bisa memiliki beberapa merek untuk produk yang sama.

Contohnya ,untuk kategori produk mie, Indofood memproduksi

Indomie,Sarimie,Supermie,Pop mie,dan Top mie. Sudah pasti perusahaan

tersebut menggunakan pendekatan multi merek untuk kategori produk mie.

3. Pembuatan kemasan

Kemasan:

Kemasan bagi produk sama pentingnya dengan pakaian pada manusia. Daya

tarik manusia sangat dipengaruhi oleh pakaian yang kenakannya. Orang-orang tidak

akan berani menunjukan diri didepan umum tanpa pakaian yang pantas. Selain

itu,pakaian juga melindungi tubuh secara fisik terhadap lingkungan.

Sedikit perkecualian adalah tidak semua produk memerlukan

kemasan,sementara semua manusia memerlukan pakaian.

9

Perlu pula diingat bahwa produk yang memerlukan kemasan hanyalah produk

nyata(tangible product). Hal ini perlu dikemukakan sebab produk dalam pengertian

luas dapat mencakup layanan (jasa),ide,organisasi,tempat,orang,selain barang.

Fungsi utama kemasan adalah melindungi produk. Bayangkanlah apa jadinya

susu kalau tidak di kemas dengan baik. Barangkali dalam waktu satu hari saja sudah

busuk. Apalagi bagi produk yang sering dibongkar-muat, fungsi kemasan sebagai

pelindung menjadi sanagat vital.

Fungsi kedua kemsan adalah untuk memberikan kenyamanan dan kemudahan

bagi konsumen. Sebab dengan adanya kemasan,ukuran dan desain produk dapat

dirancang. Ambil contoh sampo anak-anak Deede. Tutupnya yang didesain berbentuk

leher angsa,sangat membanru kenyamanan mengambil sampo. Tinggal pencet

tutupnya,maka sampo pun keluar. Ukurannya juga di buat agar mudah disimpan

ditempat sampo dikamar mandi. Bayangkan seandainya sampo dikemas dalam botol

seperti bir botol,tentu pemakaiannya sangat tidak praktis. Selain tutupnya tidak bisa

dipakai ulang,botolnya juga berat, besar, dan mudah pecah kalau jatuh.

Fungsi ketiga kemasan adalah untuk mempromosikan produk kepada

konsumen. Sama seperti pakaian bagi orang, kemasan juga dapat meningkatkan daya

tarik produk. Selain karena enak dipandang,pada kemasan juga dapat diinformasikan

fitur, penggunaan, manfaat, dan citra (image) produk.

Merancang Kemasan

Kalau untuk merancang pakaian dibutuhkan perancang atau desainer,demikian

pula dalam merancang kemasan. Kemasan rokok sampoerna A Internasional yang

dipromosikan dengan kalimat “your global passport” menggunakan desain

internasional untuk perancangannya. Yang akan dikemukakan disini adalah bahwa

merancang kemasan tidaklah mudah.

10

Bagaimanakah caranya merancang? Ini adalah tugas desainer grafis.

Namun,dari sudut pandang pemasaran,ada 4 faktor yang perlu dipertimbangkan dalam

merancang kemasan produk. Pertama adalah konsumen. Factor konsumen perlu

diperhatikan karena pada dasrnya apapun yang dilakukan pada produk,termasuk

dalam merancang kemasan,tujuannya semata-mata adalah untuk memenuhi kebutuhan

dari keinginan konsumen. Yang jelas,konsumen tentu memiliki gambaran mengenai

kemasan yang sesuai untuk suatu produk,baik dari segi ukuran,bentuk,warna,maupun

grafis.

Ambil contoh air mineral dalam kemasan. Bentuk botol bisa macam-macam

tetapi warnanya harus bening. Coba bayangkan apa yang terjadi kalau warna botolnya

cokelat. Tentu kesan segar dan bersihnya hilang. Tetapi dengan warna kemasan

bening dan warna tulisan biru muda,kesan tersebut bisa disampaikan.

Kedua adalah perantara. Bagi para perantara,kemasan penting karena

memberikan kepraktisan dalam penyimpanan,pengangkutan,dan penanganan. Coba

ukur dulu tinggi rak-rak panjang disupermarket. Taruhlah tingginya 40cm. kalau ada

botol air mineral yang tingginya 50cm,tentu tidak akan bisa dipajang kedalam

rak,kecuali kalau diletakan di bagian yang paling tinggi. Bagian ini pun tidak cocok

bagi barang yang berat dan mudah jatuh.

Ketiga adalah biaya. Kemasan yang baik dari sudut pandang konsumen dan

perantara, tentu tidak diterima begitu saja oleuntuk apa? Memang dalam pemasaran

kebutuhan dan keinginan konsumen perlu dipenuhi,tetapi tentu saja dengan cara yang

dapat memberikan keuntungan bagi produsen. Jadi intinya,produsen perlu memilih

desain kemasan yang memberikan manfaat yang optimal bagi konsumen dan

perantara dengan biaya yang diperlukan untuk itu masih terhitung layak.

Pertimbangan terkakhir adalah lingkungan hidup. Pada umumnya,kemasan

cendrung mengotori lingkungan setelah produk terpakai. Kalau masih

memungkinkan,dalam pemrosesannya tentu lebih baik dipilih kemasan yang bisa

didaur ulang.

Kemasan dan Strategi Pemasaran

Isi mungkin sama tetapi produk dapat tampil beda hanya karena kemasan. Tak

sulit mencari contohnya. Minyak goreng misalnya,apa bedanya minyak goreng literan

tanpa merek dengan Bimoli atau Filma? Tak ada perbedaan secara prinsipil.

11

Namun,Filma atau Bimoli dapat dijual lebih mahal dan tentunya lebih laku hanya

karena memakai kemasan yang lebih menarik.

Apa beda Pop mie dari Indomie? Keduanya sama-sama mie.bedanya hanya

pada desain kemasan. Pop mie menggunakan kemasan yang sekaligus bisa dipakai

sebagai mangkok dengan garpu plastic kecil didalamnya. Dengan demikian,Pop mie

pun laku. Jadi,kemasan dapat digunakan sebagai bagian dari strategi pemasaran.

Berikut ini diberikan penjelasannya.

Kemasan Inovatif Pop mie dapat di jadikan sebagai contoh produk yang

menggunakan strategi ini.mie dapat benar-benar menggunakan inovasi (ide baru)

dalam kemasannya. Tentunya produk lain juga bisa menggunakan cara ini.

Masalahnya,apakah perusahaan memiliki desainer yang kreatif?

Perubahan kemasan Bandingkanlah bentuk sampo Sunsilk sepuluh tahun lalu

dengan yang sekarang. Pasti berbeda. Apakah kemasan terdahulu kurang baik? Tidak

juga. Produsen tahu bahwa konsumen memiliki rasa bosan terhadap apaun yang

bentuknya sama dalam waqktu yang lama. Untuk menghindarinya,produsen pun

mengubah kemasan secara berkala. Padahal isinya itu-itu saja. Yang berbeda hanya

kemasannya. Banyak produk menggunakan strategi ini, hanya sekedar contoh

Pepsodent,Rejoice,Indomie,Lux,dan Biore.

Kategori kemasan Yang konsisten ini kebalikan dari perubahan kemasan.

Memang,tidak semua produk mengubah kemasannya secara teratur. Sebaliknya,ada

produk yang diidentikan dengan kemasan tertentu sehingga tidap perlu melakukan

perubahan kemasan. Atau,kalaupun dilakukan perubahan,paling tidak tetap memakai

ciri yang identik dengan produk. Air mineral identik dengan kemasan pelastik bening

atau kemasan fiberglas bening untuk ukuran galo. Warna tuylisannya biru. Nah,kalau

ada perusahaan baru yang memproduksi air mineral,sudah tentu harus menggunakan

kategori kemasan tersebut.

Menggunakan kemasan untuk hal lain Kemasan yang sudah tidak terpakai bisa saja

digunaka untuk keperluan lain. Bahkan,dapat menarik konsumen untuk membeli

produk. Contoh,kaleng roti bisa menjadi tempat beras,kaleng cat bisa menjadi tempat

air. Botol bekas Nutrisari bisa menjadi tempat gula. Yang paling kreatif adalah sabun

colek yang menggunakan gelas sebagai kemasan. Banyak ibu-ibu membeli sabun

colek tersebut semata mata karena tertarik dengan gelasnya.

12

Kemasan ganda Coba perhatikan Mie Gelas dan permen Hexos,ada dua jenis

kemasan pada produk tersebut,yaitu kemasan dalam dan kemasan luar. Pengguna

kedua jenis kemasan tersebut tentu menarik konsumen karena membayangkan volume

produk yang besar. Kalau dijual per biji,harga permen paling Rp 500. Tetapi Hexos

bisa dijual Rp 500 padahal isinya hanya lima biji. Jadi,harga perbiji Rp 100. Coba

kalau dipasarkan perbiji,Hexos tidak akan laku dengan harga semahal itu.

4. Pemberian label

Kalau merek adalah nama, symbol atau kode untuk mengidentifikasi produk,

maka lebel adalah segala bentuk yang berfungsi deskriftif (menginformasikan) bagi

produk. Pada produk buah-buahan lebel bisa berfungsi sebagai merek. Misalnya,

menempelkan kertas bertuliskan “Washington” untuk jeruk Washington. Lebel juga

menjelaskan asal produk,kandungan produk,fitur produk,cara menggunakan

produk,cara menyimpan produk,harga produk,tanggal kadarluasa produk, dampak

positif dan negative produk, informasi nutrisi,tipe produk dan servis yang tersedia.

Khusus diindonesia, lebel juga menginformasikan halal tidaknya produk,khususnya

makanan dan minuman.

Beberapa study menunjukan bahwa konsumen kurang peduli terhadap lebel.

Misalnya,susu kental manis. Walaupun informasi kandungan gizinya lengkap,

namaun informasi tersebut jarang di gunakan konsumen sebagai bahan pertimbangan

utama dalam membeli produk. Menurut penelitian simon giarso, mahasiswa IBII

angkatan 1994, kandungan gizi susu kental manis sama saja. Tetapi, kenapa

konsumen mau membeli susu kental manis yang harganya rata-rata lebih mahal 1500?

Jawabanya,pilihan konsumen semata-mata dipengaruhi oleh repotasi merek, bukan

kandungan gizinya.

Bagi Negara maju, ada ketentuan untuk memberikan informasi mengenai

kandungan informasi niali gizi pada produk-produk yang di konsumsi

( makanan,mimuman,obat). Namun, pada kebanyakan Negara berkembang, ketentuan

tersebut belum ada atau kau pun ada belum diterapkan sepenuhnya. Contohnya di

Indonesia, tau kah anda berapa kalori yang terkandung sebotol sosro?

Pemberian lebel harus di hubungkan dengan dua hal, yaitu kebutuhan konsumen

dan ketentuan pemerintah sudah ada perusahaan harus memberikan lebel pada

produknya. Namun kalau tidak, keputusan untuk memberikan lebel dapat d tinjau dari

kebutuhan konsumen. Soalnya, tidak semua produk yang mengunakan lebel.

Contohnya semen,sayuran,makanan siap saji,lukisan dan lain-lain. Jadi, perlu

13

dipertanyakan apakah konsumen mempertimbangkan lebel pada saat memutuskan

pembelian? Kalau benar, informasi apa yang dibutuhkan?

2.3 Keputusan apa yang diambil dalam pengelolaan lini produk ?

Dalam lini produk terdapat lima kategori keputusan yang dapat diambil dalam rangka

pengelolaan lini-lini atau bisa juga disebut produk individu. Keputusan ini bertujuan agar

produk yang ditawarkan kepada konsumen secara terus menerus tidak menimbulkan kesan

membosankan akan tetapi dengan adanya keputusan ini diharapkan kecintaan konsumen

terhadap produk yang dikonsumsinya betambah. Keputusan-keputusan itu antara lain:

1. Mengatur panjang lini produk

2. Memodernisasi lini produk

3. Mendandani lini produk

4. Memangkas lini produk

2.4 Bagaimana strategi unelever dalam pengembangan merek dan kemasan lini produk

shamponya ?

Di jaman seperti ini kesadaran akan pentingnya menjaga kebersihan tubuh sangatlah

meningkat, secara tidak langsung pengadaan dan pemakaian produk kebersihan tumbuh lebih

tinggi . maka Salah satu produk yang sering dipakai untuk kebersihan adalah shampoo.

Dimana shampoo bertujuan untuk merawat dan membersihkan kotoran pada rambut. Dengan

demikian semakin tinggi tingkat pemakaian produk shampoo maka semakin tinggi juga

tingkat persaingan antara sesama produk shampoo Salah satunya adalah persaingan antara

produk shampoo PT Unilever Indonesia Tbk. dan PT P&G Indonesia yang sangat sengit.

Pada Unilever melempar empat merek shampoo, yaitu Sunsilk, Clear, Lifebuoy dan Dove.

Hal yang sama juga dilakukan P&G, yaitu mengeluarkan merek Pantene, Rejoice, Head &

Shoulders serta Herbal Essences. Maka, tak ayal lagi, pertempuran head-to-head dua musuh

bebuyutan ini pun tak bisa dihindari. Dari kelayakan head-to-head, sebenarnya Sunsilk

berpasangan dengan Pantene, Clear dengan Head & Shoulders, Lifebuoy dengan Rejoice,

sementara Dove berhadapan dengan Herbal Essences. Namun, fakta di lapangan, yang terjadi

malah persaingan multiple brands. Sering tidak jelas lagi siapa melawan siapa, bukan lagi

sekadar merek vs. merek, tetapi Unilever vs. P&G dengan fokus memakan pelanggan

pesaing.

Dengan tingkat penetrasi produk yang mendekati 100%, upaya menarik pelanggan

baru yang belum pernah memakai sampo jelas bukan menjadi pilihan mudah. Hanya dengan

meningkatkan frekuensi penggunaan dan merebut pelanggan pesaing, sebuah merek dapat

14

bertahan hidup. Faktanya di lapangan malah sulit, karena hampir semua merek menawarkan

varian yang tidak jauh berbeda. Penurunan harga akhirnya menjadi pilihan mujarab yang

mewarnai kategori ini — mulai dari turun 6% bahkan sampai 25%. Dengan kondisi kategori

yang telah jenuh, penurunan harga terbukti mampu meningkatkan volume penjualan yang

cukup signifikan. Kondisi di kategori yang berdarah tapi manis ini akhirnya berpengaruh

dalam perang head-to-head antarmerek. Yang menarik, meskipun di atas kertas Sunsilk lebih

berhadapan dengan Rejoice, nyatanya Sunsilk dan Pantene perang habis-habisan dalam

berbagai program pemasarannya. Sunsilk sebagai salah satu merek legendaris dengan cerdik

meremajakan citranya dengan program Sunsilk Circle of Beauty.

Pada Unilever tergolong cukup menguasai industri ini karena dengan berbagai

programnya cukup men-drive pasar. Hal ini dibuktikan dengan beberapa inovasi komunikasi

yang dilakukan, antara lain Sunsilk Beauty Camp, Sunsilk Girls Day dan Sunsilk Class.

Perlawanan Pantene lewat program anggun Cari Bintang Pantene merupakan pertanda

bagaimana kedua merek ini berlomba menjadi pahlawan kecantikan para wanita Indonesia.

Menurut Sumardy, diakui atau tidak, terlalu lama menjadi raja sampo dengan harga

yang terjangkau kalangan menengah-bawah justru membuat Sunsilk sering dipersepsikan

sampo untuk kalangan ibu-ibu dan remaja tradisional sehingga memang kelihatan lebih head

on dengan sunsilk. Berbeda dari Pantene yang awalnya dengan harga mahal cukup diasosiasi

sebagai produk untuk wanita modern. Sunsilk Circle of Beauty merupakan salah satu upaya

Unilever memosisikan Sunsilk ke semua segmen, tak terbatas usia. langkah ini merupakan

salah satu wujud kepedulian Unilever terhadap konsumen Sunsilk, yang utamanya adalah

wanita.

Unilever

1. Sejarah singkat Unelever

Unilever adalah perusahaan multinasional yang memproduksi barang konsumen

yang bermarkas di Rotterdam, Belanda. Perusahaan ini didirikan tahun 1930. Perusahaan ini

mempekerjakan 206.000 pekerja. Memproduksi makanan, minuman, pembersih, dan

konsumen pribadi. Beberapa merek terkenal milik Unilever adalah: Rinso, Sunsilk, Dove,

dan Clear.

15

Product Category

Brand Name

Existing

Existing New

Line Extension

Brand Extension

Di Indonesia, Unilever bergerak dalam bidang produksi sabun, deterjen, margarin,

minyak sayur dan makanan yang terbuat dari susu, es krim, makanan dan minuman dari teh,

produk-produk kosmetik, dan produk rumah tangga.

Unilever Indonesia didirikan pada 5 Desember 1933 sebagai Zeepfabrieken N.V.

Lever. Pada 22 Juli 1980, nama perusahaan diubah menjadi PT Lever Brothers Indonesia dan

pada 30 Juni 1997, nama perusahaan diubah menjadi PT Unilever Indonesia Tbk. Unilever

Indonesia mendaftarkan 15% dari sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya

pada tahun 1981.dan mempunyai lebih dari 1000 supplier.

Produk Unilever terus memperkenalkan kemasan-kemasan yang terbaru, tetapi

Unilever tetap mempertahankan kualitas produknya. Baik itu kemasan yang botol kaca,

sachet, botol kecil dan masih banyak lagi kemasannya.

2. Strategi Pengembangan Lini Produk

Dalam makalah ini penulis hanya akan menitik beratkan pembahasan pada lini produk

shampo yang dmiliki oleh unilever. Dalam kurun waktu 1952 hingga kini, di Indonesia

Unilever Indonesia Tbk telah memiliki beberapa varian produk individu berupa shampo

untuk kesehatan rambut. Varian shampo itu sendiri terdiri dari sunsilk, clear, lifebuoy

shampo, serta dove shampo.

3. Strategi Pengembangan Merek

Dalam usaha untuk mengembangkan merek, perusahaan memiliki empat pilihan

alternatif seperti yang tertera dalam tabel 1.2 berikut:

16

Gambar 1.2: Strategi pengembangan merek:

Merek Baru (new brands), yaitu: menggunakan merek baru untuk katagori

produk lama. PT.Bayer Indonesia menggunsksn pendekatan ini.

Perluasan lini (line extension), yaitu menggunakan merek lama untuk kategori

produk lama. PT. Bayer Indonesia menggunakan pendekata ini. Untuk

katagori obat nyamuk,untuk setiap produk yang baru muncul,perusahaan

tersebut tetap menggunakan merek BAYGON. Contoh lainnya,Caterpilar,yaitu

perusahaan pembuat Buldozer. Untuk setiap produk baru mereknya adalah

caterpillar.

Perluasan merek (brand extension),yaitu menggunakan merek yang sudah ada

untuk produk yang baru. Strategi menjadikan semua produk memilik merek

yang sama,sperti Maspion, apa pun yang dihasilkan produsen Maspion,

seperti kipas angin, ember plastic, kompor gas,lampu listrik,Dll,mereknya

menggunakan Maspion.

Multi merek (multibrand),yaitu menggunakan merek baru untuk kategori

produk lama. Dalam pendekatan ini,produk sama saja dengan yang

sebelumnya,tetapi mereknya dibuat berbeda. Dengan pendekatan inin,sebuah

perusahaan bisa memiliki beberapa merek untuk produk yang sama.

Contohnya ,untuk kategori produk mie, Indofood memproduksi

17

Source:

Kotler P & Amstrong G., 2004 “Principle of Marketing”, 10th edition / International Edition,

Prentice Hall, New Jersey

Indomie,Sarimie,Supermie,Pop mie,dan Top mie. Sudah pasti perusahaan

tersebut menggunakan pendekatan multi merek untuk kategori produk mie.

ANALISA STRATEGI PENGEMBANGAN MEREK SHAMPO UNELEVER

Dalam hal pengembangan merek, unilever juga tidak melewatkan teori

pengembangan merek di atas. Berikut analisis pengembangan merek unilever:

- Line Extension / Perluasan Lini Produk

Strategi pengembangan merek ini menggunakan nama merek yang sudah dikenal oleh

konsumen untuk memperkenalkan tambahan variasi seperti rasa baru, warna, ukuran

kemasan, dsb pada suatu kategori produk dengan menggunakan nama merek yang sama.

Contoh:

PT Unilever Indonesia Tbk pada bulan november 2012 akan meluncurkan Sunsilk Man.

- Brand Extension / Perluasan Merek

Strategi pengembangan merek ini menggunakan nama merek yang sudah dikenal oleh

konsumen untuk meluncurkan produk baru atau produk modifikasi pada kategori produk

yang baru.

Contoh:

Merek sabun mandi Lifebouy yang memperluas mereknya pada kategori produk shampo

- Multibrand / Banyak Merek

Strategi pengembangan merek ini meluncurkan banyak merek pada satu macam kategori

produk yang sama.

Contoh:

PT Unilever Indonesia Tbk memiliki lima macam merek untuk kategori produk shampoo

yaitu Sunsilk, Lifebouy, Clear, Zwitsal, dan Dove.

- New Brand / Merek Baru

Strategi pengembangan merek ini menggunakan merek yang benar – benar baru untuk

peluncuran produk baru perusahaan.

18

Contoh:

PT Unilever Indonesia Tbk meluncurkan merek Pure-it untuk produk baru, produk

perusahaan yaitu alat filterisasi air dimana alat tersebut dapat mengubah air keran menjadi

air minum.

Hasil studi kasus internasional terhadap 22.000 macam kasus peluncuran produk baru

didapatkan data sebagai berikut:

1. 82 % dari produk – produk baru, merupakan perluasan merek dan hanya sekitar 15 %

merupakan merek yang benar – benar baru.

2. 83 % direktur pemasaran lebih menyukai meluncurkan produk baru dengan perluasan

merek, sedangkan 15% memberikan penilaian yang sama antara penggunaan merek baru

ataupun menggunakan perluasan merek, dan hanya 2% yang berminat untuk

menggunakan merek yang benar – benar baru

Dari hasil studi kasus tersebut, dapat diketahui bahwa penggunaan strategi perluasan

merek sudah banyak digunakan dan bahkan mendominasi dalam setiap peluncuran produk –

produk baru bukan hanya di Indonesia saja tetapi juga di negara – negara lainnya. Selain itu

sebagian besar dan bahkan hampir seluruh praktisi pemasaran juga setuju dengan penggunaan

strategi perluasan merek dalam peluncuran produk baru.

Dari pemaparan dan contoh yang dijelaskan di atas terlihat bahwa dalam

pengembangan merek shamponya PT. Unilever Indonesia Tbk, menggunakan kesemua teori

pendekatan. Dan menurut penulis hal yang dilakukannya itu berhasil membuat konsumen

semakin percaya bahwa Unilever adalah bagian dari kehidupan mereka.

Selain menggunakan teori di atas, periklanan dan program-program yang dilakukan

brand juga ikut mendongkrak nama merek di pasaran. Contohnya saja yang dilakukan oleh

clear, mereka menetapkan brand ambasador dalam merek clearnya. Brand ambasadornya pun

bukan sembarang orang mereka adalah artis yang telah memiliki pamor di mata masyarakat,

antara lain: Ello, Sandra Dewi, Sherina Munaf, dan Irfan Bachdim.

Aktivasi

Untuk selalu melakukan beberapa aktivasi, yaitu untuk membuat Clear tetap cocok dengan

pasar sasaran, untuk mempertahankan kesesuaiannya dan menarik pasar sasaran, untuk

mempertahankan kecintaan pada merek, dan menjadi lebih dekat dengan pelanggannya.

Clear Top 10: 1999 – 2003

Musik adalah salah satu cara terbaik untuk berkomunikasi dengan anak muda. Mereka selalu

ingin terus merasa tidak ketinggalan jaman dengan kecenderungan musik terbaru, dan salah

19

satu program yang paling menarik bagi mereka adalah tangga lagu Clear top 10. Clear Top 10

adalah program mingguan yang berisi 10 lagu hit teratas lokal maupun internasional.

Clear Zone – 2004

Memberikan kesempatan dan kemudahan kepada konsumen sasaran Clear untuk dapat

merasakan sendiri produk Clear Zone.

Clear Nation – 2005

Masyarakat Clear terdiri dari orang-orang yang sangat percaya diri (karena memiliki rambut

yang bebas dari ketombe), dalam melakukan setiap kegiatan untuk mencapai cita-cita dan

impiannya.

Clear Dream Date – 2006

Lagi-lagi membangun kepercayaan, bahwa kita dapat dengan percaya diri menggoda siapa

saja jika kita memiliki rambut yang bebas dari ketombe, berada lebih dekat dengan orang lain

yang kita sukai atau cintai, bahkan yang tidak terduga seperti selebriti.

Menyadari dan mempertimbangkan bahwa strategi perluasan merek juga memiliki

keterbatasan dan kelemahan dalam aplikasinya, maka perusahaan juga perlu untuk

mempelajari mengapa perluasan merek dapat gagal di pasar. Ada tiga faktor utama penyebab

kegagalan sebuah strategi perluasan merek (Wing,2004) yaitu:

a. Tidak adanya perbedaan dari merek induk

b. Kualitas produk kurang baik

c. Tidak adanya support pemasaran yang baik.

Dari ketiga faktor utama kegagalan tersebut diatas maka perusahaan harus benar –

benar mempersiapkan produk baru yang akan diluncurkan dimana atribut – atribut produk

harus berbeda dengan atribut – atribut produk merek induk. Pemasar hendaknya tidak hanya

mengandalkan ekuitas merek yang tinggi dari merek induk saja tetapi juga harus

menyediakan aktivitas – aktivitas pemasaran pendukung untuk memperkuat posisi dari

produk baru tersebut.

4. Strategi pengembangan Kemasan

Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa, kemasan sebuah produk itu dapat

diibaratkan sebagai pakaian jika berada dalam posisi manusia. Kemasan yang baik adalah

kemasan yang secara langsung dapat menggambarkan isi dari produk yang bersangkutan.

Contohnya saja, shampo clear dengan desain yang modern, dinamis serta menarik ditambah

lagi dengan periklanan yang intens membuat produk ini semakin dikenal, dan dampaknya

20

saat orang berada di super market atau swalayan dan ingin membeli shampo clear, maka ia

tidak perlu lagi membuka dan mencoba produk yang akan dibeli. Singkat kata kemasan

dalam produk bisa diartikan sebagai identitas sebuah produk.

Dalam makalah ini penulis akan sedikit mambahas bagaimana unilever

mengembangkan strategi dalam pembuatan kemasan di produk shamponya.

Kemasan produk adalah sama pentingnya dengan produk itu sendiri karena kemasan

adalah bagaimana pelanggan mengidentifikasi produk. Sama, kemasan merupakan aspek

integral dari pengembangan produk strategi perusahaan dan tujuan penjualan. Namun, ini

tidak berarti bahwa perubahan dalam kemasan produk akan menghasilkan peningkatan

langsung dalam penjualan. Tapi dengan mengembangkan penjualan kemasan tujuan dan

strategi yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan, adalah mungkin bagi perusahaan untuk

menyaksikan kemajuan bertahap dalam pendapatan penjualan.

Biaya

Biaya kemasan dapat mengambil bagian penting dari pengeluaran pendapatan

perusahaan. Biaya kemasan bisa mencapai 10-40 % dari harga eceran suatu produk, menurut

Entrepreneur.com. Dalam mengembangkan strategi penjualan dan tujuan, perusahaan harus

memperhitungkan biaya kemasan total dan biaya kemasan masing-masing unit. Pertimbangan

ini memastikan bahwa biaya kemasan membenarkan pendapatan penjualan. Sebuah strategi

kemasan-penjualan yang baik memastikan bahwa biaya kemasan tidak melebihi proyeksi

pendapatan penjualan.

Dalam hal ini unilever juga memikirkan hal ini, contohnya pada produk sunsilk pada

tahun 1952 produk sunsilk menggunakan botol kaca sebagai kemasan shamponya. Seiring

berjalannya waktu dan perkembangan teknologi yang semakin pesat berpindahlah unilever

dimana kemasan shampo sunsilk yang menggunakan botol kaca menjadi kemasan pelastik

pada tahun 1970. (lihat gambar di lampiran)

Positioning

Kemasan-strategi penjualan dan tujuan harus mempertimbangkan faktor-faktor seperti

ukuran, warna dan bentuk produk. Berbagai warna dan bentuk yang sesuai untuk target pasar

yang berbeda. Misalnya anak-anak produk cenderung lebih berwarna dan dikemas secara

berbeda dari orang dewasa 'produk. Hal ini sama penting bagi sebuah perusahaan untuk

membuat produk yang jelas dibedakan dari para pesaingnya. Posisi suatu produk melalui

21

kemasan memerlukan menarik pelanggan melalui varietas warna, ukuran dan bentuk yang

berbeda dari kompetisi.

Dalam lini produk shampo unilever terdapat lima varian shampo yang beredar di

Indonesia. Produk tersebut antara lain, sunsilk, clear, dove, lifebuoy, dan zwitsal shampo.

Produk yang ditawarkan sunsilk memiliki target yang jelas. Pertama sunsilk, sunsilk

menginspirasi perempuan Indonesia untuk menyadari sifat dasar dan kekuatan mereka agar

mereka dapat memberikan yang terbaik bagi diri mereka sendiri, hal itu terlihat dari varian

yang ditawarkan oleh sunsilk;

Sunsilk Black Shine

Sunsilk Anti Dandruff Solution

Sunsilk Soft & Smooth

Sunsilk Clean & Fresh

Sunsilk Hair Fall Solution

Sunsilk Damage Hair Therapy

Sunsilk Frizz and Weather Defense (Baru)

Sunsilk Men Baru! (Segera Hadir November 2012)

Desain shampo sunsilk melambanngkan kewanitaan, dengan bentuk yang ramping dan

simetris memberikan kesan kewanitaan dan seksi.

Yang ke dua adalah shampo clear, shampo clear pada awal pembuatannya di khususkan

untuk konsumen yang mengalami masalah di kulit kepalanya (ketombe). Namun seiring

berjalannya waktu image ini mulai luntur karena semua shampo yang diproduksi oleh

unilever terdapat tipe untuk mengurangi ketombe di kulit kepala, kecuali zwitsal. Akan tetapi

image yang dibangun saat ini adalah memberika image sporty pada shampo clear. Hal ini

diperjelas dengan dipilinnya Irfan Bachding sebagai brand ambasador Clear Indonesia, dan

Cristiano Ronaldo sebagai brand ambasador Clear. Kesan sporty ini tercermin dari kemsan

yang digunakan oleh shampo clear, dengan warna yang mencolok, desain yang elegan dan

garis yang tegas yang menambah kesan sporty pada produk ini.

Ketiga adalah Dove shampoo, merupakan hasil dari perluasan merek dimana dove yang

awalnya adalah merek sabun wanita high-class kemudian memperluas mereknya dengan

membuat shampo. Dove memiliki semboyan tampil cantik setiap hari. Sasaran shampo dove

adalah kalanngan menengah ke atas, hal ini tercermin dari haganya yang labih mahal

dibanding shampo unilever lainnya.

Inovasi

22

Inovasi dalam kemasan adalah tentang memenuhi kebutuhan pelanggan. Pelanggan memiliki

kebutuhan yang berbeda dan ingin nyaman menggunakan produk yang sama untuk berbagai

kesempatan. Mempertimbangkan faktor-faktor seperti fungsi, portabilitas dan kemudahan

penggunaan dapat membantu perusahaan mengembangkan kemasan yang memenuhi

kebutuhan target pasarnya. Menawarkan informasi tentang produk pada kemasan juga

merupakan strategi kemasan-penjualan penting. Kemasan-strategi penjualan dan tujuan harus

mengikuti terus berkembang kebutuhan pelanggan.

Seiring perkembangan zaman, dan kebutuhan konsumen yang terus meningkat. Inovasi dalam

kemasan pada tiap-tiap produk yang dilempar ke pasaran oleh produsen shampo relatif sama.

Terdapat 2 jenis yaitu kemasan botol dan kemasan shaset.

Penelitian

Penelitian merupakan bagian penting dari pengembangan kemasan-tujuan penjualan dan

strategi. Bagaimana lagi Anda akan mengetahui pengembalian investasi dari strategi

kemasan? Hal ini dapat dicapai dengan mengevaluasi data penjualan terhadap strategi

kemasan untuk melihat apakah penjualan pendapatan yang disebabkan strategi ini. Dengan

cara ini, perusahaan dapat menentukan kemasan tren dan aspek seperti ukuran atau desain,

secara langsung berhubungan dengan penjualan. Akibatnya, perusahaan dapat memutuskan

apakah atau tidak itu adalah tujuan penjualan berharga dan strategi untuk mengubah kemasan

produknya.

BAB III

KESIMPULAN

Produk adalah suatu tawaran dari sebuah perusahaan yang tujuannya adalah untuk

memuaskan atau memenuhi kebutuhan, produk sudah pasti adalah sebuah barang, akan tetapi

barang belum tentu merupakan sebuah produk.

Lini produk merupakan kumpulan produk yang sejenis, tergantung bagaimana

seseorang mengelompokkan produk tersebut.

23

Strategi perluasan merek memudahkan produk baru untuk segera meraih pangsa

pasar, tetapi yang harus diperhatikan bahwa tetap ada resiko karena produk tersebut masih

terkait dengan persepsi konsumen akan citra merek induk. Banyak perdebatan yang muncul

dari berbagai pihak dimana ada pihak – pihak yang setuju / pro tetapi tidak sedikit juga pihak

– pihak yang kontra dan meremehkan penggunaan strategi ini.

Tidak ada peluncuran produk baru, baik dengan merek yang benar – benar baru

ataupun dengan menggunakan strategi perluasan merek yang tanpa beresiko. Semuanya

beresiko bahkan menurut Kotler professor pemasaran internasional dari Northwestern

Kellogg Graduate School of Management di Chicago menyatakan bahwa 90% dari produk

baru biasanya gagal di pasar. Disini peran manajer pemasaran sangatlah besar dalam

mengelola sumber daya yang dimiliki perusahaan untuk mendukung sukses atau tidaknya

suatu produk yang diluncurkan di pasar.

24