makalah arstrop final destination
TRANSCRIPT
ARSITEKTUR TROPIS
MAKALAH
KAJIAN ARSITEKTUR TROPIS PADA
RUMAH KOST
(OBJEK STUDI : KOSAN RINJANI)
REZKI S. I. 2005420137
REZA FARNANDA 2007420025
AJENG AULIA A. 2007420063
GANIA NANGGALA 2007420100
ARIESTO WIBOWO 2007420104
R.M.ARYA P. 2007420203
UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI
ARSITEKTUR
(Akreditasi Berdasarkan Keputusan Mendikbud No. 78/D/O/1997
Dan BAN Perguruan Tinggi No : 06246/AK-VII-SI-010/UKBTEA/IV/2009)
BANDUNG
MEI 2010
MAKALAH KELOMPOK 14
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Konsep arsitektur tropis, pada dasarnya adalah adaptasi bangunan
terhadap iklim tropis, dimana kondisi tropis membutuhkan penanganan
khusus dalam desainnya. Pengaruh terutama dari kondisi suhu tinggi dan
kelembaban tinggi, dimana pengaruhnya adalah pada tingkat
kenyamanan berada dalam ruangan. Tingkat kenyamanan seperti tingkat
sejuk udara dalam rumah, oleh aliran udara, adalah salah satu contoh
aplikasi konsep rumah tropis.
Meskipun konsep rumah tropis selalu dihubungkan dengan sebab akibat
dan adaptasi bentuk (tipologi) bangunan terhadap iklim, banyak juga
interpretasi konsep ini dalam tren yang berkembang dalam masyarakat;
sebagai penggunaan material tertentu sebagai representasi dari
kekayaan alam tropis, seperti kayu, batuan ekspos, dan material asli yang
diekspos lainnya.
1.2 Identifikasi Masalah
Dari segi pencahayaan tidak semua kamar mendapatkan cahaya
matahari langsung ke kamar, karena disebelah barat bersebelahan
dengan bangunan lain yang sama tinggi.Kelembaban juga menjadi
permasalahan pada 5 kamar yang ada di sebelah barat, sedangkan untuk
bagian timur bersebelahan dengan bangunan juga tetapi berdeda
ketinggian dan dipengaruhi oleh topografinya sendiri.
Sirkulasi udara cukup baik, karena didalam kosan tersebut dibuat cross
ventilation. Dan void yang menerus pada skylight.
KAJIAN ARSITEKTUR TROPIS PADA BANGUNAN KOSTAN1
MAKALAH KELOMPOK 14
Permasalahan yang cukup menggangu lebih kepada detail-detail
sambungan yang menyebabkan kebocoran , pemasalahannya terdapat
pada desain atap yang kemiringannya diarahkan pada skylight.sehingga
bila hujan tampias air masuk di sela-sela skylight.
1.3 Maksud dan Tujuan
Tujuan dari dilakukannya penganalisaan objek ini untuk mengenali
karakteristik lingkungan yang mempengaruhi eksistensi penghuni dan
bangunan ini.
Bentuk bangunan ini mencirikan tipe bangunan kost-kostan pada
umumnya, namun tapak bangunan ini berada mempengaruhi bentuk
fasad dan desain khusus bangunan, seperti terdapat skylight
didalamnya.karena lingkungan sekitar yang dipenuhi oleh bangunan lain
sehingga cahaya matahari menjadi minim pada bagian-bagian tertentu.
1.4 Objek Studi
Fungsi : Hunian non permanen (kost-kostan)
Lokasi : jl. Bukit jarian 1 no 35 ciumbuleuit bandung
Luas bangunan : 194m2
Jumlah lantai : 2
Jumlah kamar : 13
Karakteristik penguhuni :
Penghuni kostan ini adalah mahasiswa – mahasiswi unpar dan pekerja.
3 orang mahasiswa/I dan 5 orang pekerja
aktifitas penghuni biasanya dimulai pada pukul 8 pagi, dan selesai pada
jam 9 malam, terdapat 2 mahasiswa jurusan arsitek.
KAJIAN ARSITEKTUR TROPIS PADA BANGUNAN KOSTAN2
MAKALAH KELOMPOK 14
1.5 Metodologi Penelitian
Kualitatif
Metode kualitatif dilakukan dengan observasi lapangan melalui
wawancara dengan pihak operasional, teknisi, dan pengguna bangunan.
Selain itu, sketsa dan foto-foto kondisi lapangan juga digunakan dalam
penelitian ini.
Kuantitatif
Metode kuantitatif dilakukan dengan pengukuran langsung di lapangan.
Pengukuran ini meliputi pengukuran temperatur, aliran udara, serta
intensitas pencahayaan alami.
KAJIAN ARSITEKTUR TROPIS PADA BANGUNAN KOSTAN
Lokasi objek
penelitian
3
MAKALAH KELOMPOK 14
Prosedur Pengumpulan Data
- Jenis dan jumlah data yang diperlukan :
Studi literatur, pengukuran, dan wawancara
- Alat dan instrumen yang digunakan :
4 in 1 environment tester untuk mengukur temperature, kecepatan
angin, dan intensitas cahaya; meteran dan kamera
Prosedur Analisis Data
Prosedur yang dilakukan dalam menganalisis data ialah analisis non
statistika dan analisis statistika. Untuk analisis non statistika dilakukan
dengan pengamatan langsung di lapangan. Sedangkan analisis statistika
lebih kepada pengukuran dari hasil data yang diperoleh.
Penafsiran Hasil Analisis Data
Penafsiran hasil analisis data dengan cara membandingkan hasil
penelitian kualitatif dan kuantitatif dengan hasil studi literatur.
1.6 Kerangka Penyajian
Bab I Pendahuluan
Bab ini berisi uraian latar belakang, identifikasi masalah, tujuan penelitian,
kerangka pemikiran, kerangka konseptual, metodologi penelitian, dan
sistimatika pembahasan.
Bab II Studi Literatur
Bab ini berisi studi literatur tentang teori arsitektur tropis , serta standar-
standar penerapan prinsip-prinsip arsitektur tropis.Dan data-data terkini
tentang iklim pada kawasan objek studi.
Bab III Data Objek dan Pengamatan Objek
KAJIAN ARSITEKTUR TROPIS PADA BANGUNAN KOSTAN4
MAKALAH KELOMPOK 14
Bab ini berisi data-data objek studi, serta hasil pengamatan objek berupa
foto, sketsa, tabel, dan hasil pengukuran.
Bab IV Analisa Penerapan Prinsip arsitektur tropis pada kostan di daerah
ciumbuleuit
Bab ini berisi analisa data hasil pengamatan objek studi
Bab V Kesimpulan dan Saran
Bab ini berisi kesimpulan yang diperoleh dari hasil analisa, dan saran-
saran penerapan prinsip green building pada Gedung 4 Kampus Unpar.
KAJIAN ARSITEKTUR TROPIS PADA BANGUNAN KOSTAN5
MAKALAH KELOMPOK 14
BAB II
STUDI LITERATUR
2.1 Teori Kenneth Yeang
Ken Yeang adalah seorang arsitek asal Malaysia yang mempelajari dan
mengembangkan teori arsitektur bioklimatik, khususnya pada bangunan tinggi.
Konsep dasar dari teori yang dikembangkan Ken Yeang adalah bagaimana
mendesain bangunan yang mampu mengoptimalkan integrasinya dengan
lingkungan.
Menurut Ken Yeang, pada umumnya ada beberapa aspek yang perlu
diperhatikan untuk mengurangi penggunaan energi dalam arsitektur, yaitu :
2.1.1 Desain ramah lingkungan
Ada dua pendekatan desain ramah lingkungan, yaitu melalui pendekatan
teori bioklimatik dan melalui pendekatan pasif, hemat energi. Perlu
dipahami bahwa hemat energi berarti hemat biaya operasional.
2.1.2 Dasar pemikiran bioklimatik
Prinsip utamanya adalah mengurangi konsumsi energi (sampai kurang
lebih 40% konsumsi energi), yang pada akhirnya akan menurunkan biaya
operasional, walaupun tidak dipungkiri untuk menghemat konsumsi
energi dibutuhkan modal awal yang lebih besar di awal
konstruksi/pelaksanaan.
2.1.3 Ekologi
Prinsip selanjutnya adalah ekologis, penghematan energi tidak hanya
berdampak pada bangunan itu sendiri, tapi juga pada lingkungan
sekitarnya. Sebagai contoh penghematan biaya operasional dari
penghematan listrik, yang berarti mengurangi penggunaan bahan bakar
minyak. Dengan berkurangnya penggunaan bahan bakar minyak berarti
pula mengurangi pengeluaran panas, yang lebih lanjut berarti pula
pengurangan efek panas di lingkungan sekitar.
Regionalisme / kedaerahan
KAJIAN ARSITEKTUR TROPIS PADA BANGUNAN KOSTAN6
MAKALAH KELOMPOK 14
Iklim merupakan faktor yang paling konstan dan berubah hanya sesuai
siklus. Iklim di suatu tempat berbeda dengan iklim di tempat lain. Desain
arsitektur sepatutnya menyesuaikan dengan kondisi iklim yang berarti
juga beradaptasi dengan letak geografisnya. Desain arsitektur di satu
tempat akan berbeda dengan desain di tempat lain.
2.1.4 Orientasi
Orientasi bangunan merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap
penghematan energi. Bangunan dengan bukaan utama menghadap
Utara-Selatan dapat mengurangi panas yang masuk ke dalam bangunan
dan mengurangi beban AC. Terkadang bentuk tapak tidak sesuai dengan
‘sunpath geometry’. Pada kasus ini elemen bangunan yang lain
(contoh :basement), jika memungkinkan, tetap mengikuti bentuk tapak,
sedangkan orientasi lantai tipikal tetap menghadap Utara-Selatan.
2.1.5 Bukaan jendela
Bukaan sebaiknya menghadap Utara-Selatan. ‘Curtain wall’ boleh
digunakan pada sisi bukaan ini. Pada bukaan di sisi lain dibutuhkan ‘solar
shading’, agar cahaya matahari tetap bisa masuk, tapi radiasi panas yang
masuk berkurang.
2.1.6 Balkon
Bagian bangunan yang ditarik masuk dan membentuk balkon, dapat
menciptakan area teduh pada sisi bangunan yang panas. Penempatan
balkon pada sisi ini juga membuat bukaan kaca maksimal tapi tetap
terlindungi.
2.1.7 Dinding
Dinding eksterior seharusnya dilihat sebagai membran yang dapat
ditembus (permeable), berinteraksi dengan lingkungannya. Di daerah
beriklim tropis dinding eksterior sebaiknya memiliki bagian yang dapat
bergerak (moveable part), yang memungkinkan ventilasi silang,
melindungi dari sinar matahari, menghalangi tampias air hujan.
2.1.8 Denah pembagian ruang dalam
Denah ruang suatu bangunan selain mengakomodasi kegiatan
penggunanya, juga harus dapat mengakomodasi pergerakan udara di
KAJIAN ARSITEKTUR TROPIS PADA BANGUNAN KOSTAN7
MAKALAH KELOMPOK 14
dalam ruangan-ruangan dan masuknya cahaya matahari ke dalam
bangunan. Area-area terbuka seperti teras atau skycourts yang selain
berfungsi sebagai area publik, juga sebagai ventilasi pada bagian atas
bangunan.
2.1.8 Hubungan dengan jalan/lingkungan sekitar
Lantai dasar bangunan di daerah beriklim tropis sebaiknya terbuka ke
udara luar sehingga dapat dialiri udara alami. Dengan adanya taman di
sekitar bangunan selain menambah nilai estetik juga membuat membuat
udara di dalam dan di sekitar bangunan menjadi lebih sejuk. Taman
dapat didesain menutupi permukaan bangunan (vertical landscaping)
atau berupa roof garden di inner court pada bagian atas bangunan tinggi.
2.1.9 Shading / Pembayangan
Solar shading (seperti sirip, spandrels, egg-crates, dan lain-lain)
merupakan elemen yang penting terutama pada dinding kaca yang
menghadap ke arah Timur-Barat. Shading menghalangi isolasi panas dan
mencegah radiasi panas ke dalam bangunan.
2.1.10 Isolasi dan penyimpan panas
Isolasi suhu yang baik, mengurangi transfer panas, baik dari sinar
matahari (dari luar) maupun dari hilangnya kesejukan (dari dalam).
Stuktur massa bangunan dapat menyimpan panas. Pada malam hari
panas dikeluarkan, pada siang hari menjaga ruang dalam tetap sejuk.
2.2 Data Iklim dan Cuaca pada Kawasan Objek Studi
2.2.1 Temperatur
Sebagai pedoman , kenyamanan termal untuk tropis lembab akan dicapai
pada batas-batas :
•24°C <T< 26°C ;
•40% <RH< 60%
• 0,6m/s <V<1,5 m/s[1]
Satwiko (Fisika Bangunan I ;2004 :3)
KAJIAN ARSITEKTUR TROPIS PADA BANGUNAN KOSTAN8
MAKALAH KELOMPOK 14
Berdasarkan table di bawah ini keadaan udara luar di kawasan kota
bandung berada di atas batas normal kenyamanan manusia.
Batas
kenyamanan
manusia
suhu Kecepatan angin
(m/s)
Kelembapan udara
(%)
24°C <T<
26°C
0,6m/s <V<1,5 40% <RH< 60%;
Keadaan
udara di kota
Bandung
29C
> 30C
Tidak tentu
0- 0.6 m/s
50- 90%
Berdasarkan data iklim Lapan, Kota Bandung, tercatat pada tanggal 21
september 2007 suhu udara kota Bandung mencapai 33 derajat Celcius
24 september 2008, mengalami suhu di jawa barat mencapai 38 derajat
(kompas cybernet)
KAJIAN ARSITEKTUR TROPIS PADA BANGUNAN KOSTAN9
MAKALAH KELOMPOK 14
2.2.2 Topogarfi lingkungan dan bangunan
Bangunan ini berada di daerah ciumbuleuit yang topografinya diketahui
curam sehingga mempengahruhi pula desain-desain pada bangunan
daerah tersebut. Lebih spesifik pada bangunan yang kami analisa yaitu di
jl. Bukit jarian ini topografinya lebih curan karena mengarah ke timur
ciumbuleit yaitu sungai cikapundung.
Berdasarkan penelitian Prof. Tri Harso Karyo,Terdapat perubahan tingkat
kenyamanan masyarakat kota BandungYaitu antara 22-270C.
2.2.3 Kelembaban
Selama ini perhitungan indeks kenyamanan termal hanya nergantung
kepada daerah yang memiliki data lapangan saja, dengan citra satelit
indeks kenyamanan termal di kota Bandung dapat dihitung dan
ditampilkan dalam bentuk spasial untuk menjangkau daerah2 yang tidak
memiliki data lapanganSetelah diuji dengan metoda Spearman ,
temperatur dan kelembaban yang didapat dari pengolahan citra satelit
memiliki korelasi yang baik dengan data lapangan sehingga perhjitungan
indeks kenyamanan berupa Thermo-Hydromatic Indeks (THI) predicted
Mean Vote (PMV) dan Predicted Precentage Dissatisffird (PPD) dapat
disajikan dalam bentuk spasial.
Lokasi geografis Kota Bandung turut mempengaruhi indeks kenyamana
termal yang didapat .untuk 12 MEi 2001 kota Bandung dapat
diketegorikan berada pada tingkat kenyamanan rata-rata hangat dengan
nilai THI berkisar antara 17 derajat C hingga 22 derajatC sedangkan
untuk 18 Juli 2002 berada pada tingkat kenyamanan rata2 nyaman
optimal dengan nilai THI berkiasar antara 1t6derajatC hingga 20derajatC,
sesangkan perhitungan nilai PMV memperoleh hasil rata2 nyaman untuk
kegiatan rekreasi, rumah tanggadan sekolah untuk kedua citra
sedangkan untuk kegiatan perkantoran nilai PMV 12 Mei 2001
menunjukan tingkat kenyamanan sejuk hingga nyaman, dan pada citra 18
Juli 2002 menunjukan indeks ketidaknyamanan dingin.
KAJIAN ARSITEKTUR TROPIS PADA BANGUNAN KOSTAN10
MAKALAH KELOMPOK 14
Bandungmemiliki suhu min-max 20 - 28 °C dan kelembaban
udara antara 69 - 96 % berdasarkan prakiraan cuaca kota di
Indonesia Berlaku mulai tanggal 16 Maret 2010 pukul 07.00 WIB
Sampai dengan tanggal 17 Maret 2010 pukul 07.00 WIB
BAB III
DATA OBJEK
3.1 Lokasi
Fungsi : Hunian non permanen (kost-kostan)
KAJIAN ARSITEKTUR TROPIS PADA BANGUNAN KOSTAN11
MAKALAH KELOMPOK 14
Lokasi : jl. Bukit jarian 1 no 35 ciumbuleuit bandung
Luas bangunan : 194m2
Jumlah lantai : 2
Jumlah kamar : 13
Karakteristik penguhuni :
Penghuni kostan ini adalah mahasiswa – mahasiswi unpar dan pekerja.
3 orang mahasiswa/I dan 5 orang pekerja
aktifitas penghuni biasanya dimulai pada pukul 8 pagi, dan selesai pada
jam 9 malam, terdapat 2 mahasiswa jurusan arsitek.
KAJIAN ARSITEKTUR TROPIS PADA BANGUNAN KOSTAN
Lokasi objek
penelitian
12
MAKALAH KELOMPOK 14
KAJIAN ARSITEKTUR TROPIS PADA BANGUNAN KOSTAN13
MAKALAH KELOMPOK 14
Tampak depan
Perspektif
Denah lantai 1
KAJIAN ARSITEKTUR TROPIS PADA BANGUNAN KOSTAN14
MAKALAH KELOMPOK 14
Denah lantai 2
KAJIAN ARSITEKTUR TROPIS PADA BANGUNAN KOSTAN15
MAKALAH KELOMPOK 14
BAB IV
ANALISA PENERAPAN ARSITEKTUR TROPIS DI KOSTAN
DI DAERAH CIUMBULEUIT BANDUNG.
Desain Ramah Lingkungan
Bangunan ini bila dilihat dari segi konsepnya merupakan termasuk
kedalam kategori bangunan hemat energi karena bangunan ini dapat
memaksimalkan pencahayaan alami dan penghawaan alami dengan banyaknya
bukaan-bukaan pada ruang-ruangnya sehingga memungkinkan cahaya matahari
untuk masuk kedalamnya sehingga dapat mengurangi kebutuhan listrik pada
siang hari sebagai pencahayaan buatan.
Dasar Pemikiran Bioklimatik
Bangunan ini hanya memiliki konsep bangunan ramah lingkungan yang
hemat energi pada pencahayaan alami dan penghawaan alami saja, karena
untuk membuat bangunan yang bioklimatis itu memerlukan biaya awal bangunan
yang lebih daripada bangunan konvensional, seperti untuk :
Membuat sistem rain harvesting sebagai sumber air tambahan pada bangunan.
Membuat sistem utilitas sebagai wastewater treatment yang berfungsi untuk
mengolah kembali air kotor pada bangunan agar dapat digunakan kembali.
Membuat sistem pembangkit listrik tenaga surya atau solar panel.
KAJIAN ARSITEKTUR TROPIS PADA BANGUNAN KOSTAN16
MAKALAH KELOMPOK 14
Jadi secara garis besar, bangunan ini tidak menerapkan sistem reduce-recycle-
reuse.
Ekologi
Bangunan ini tidak memiliki konsep desain ekologi, namun bangunan ini
cukup bisa untuk menghemat penggunaan listrik sehingga dapat mengurangi
biaya operasional dari penghematan listrik, yang berarti mengurangi penggunaan
bahan bakar minyak. Dengan berkurangnya penggunaan bahan bakar minyak
berarti pula mengurangi pengeluaran panas, yang lebih lanjut berarti pula
pengurangan efek panas di lingkungan sekitar.
Orientasi
Orientasi bangunan merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap
penghematan energi. Bangunan ini memiliki orientasi ke arah utara-selatan
dengan bukaan-bukaan yang di dominasi kearah ruang tengah bangunan yang
beratapkan skylight. Bangunan dapat mengurangi panas yang di timbulkan
cahaya matahari barat dan timur sehingga dapat mengurangi panas yang masuk
ke dalam bangunan. Bangunan ini juga tidak menggunakan penghawaan buatan
seperti tidak menggunakan AC.
KAJIAN ARSITEKTUR TROPIS PADA BANGUNAN KOSTAN17
MAKALAH KELOMPOK 14
Bukaan Jendela
Bangunan rumah kos ini tidak memberikan garansi akan kenyamanan
visual bila ditinjau dari segi view keluar atau ruang luar bangunan karena:
Setiap bukaan jendela di dalam kamar menghadap ke arah ruang tengah.
Karena bangunan di sekitar merupakan bangunan yang berderet dan berdempet
satu sama lain atau bisa dikategorikan bangunan yang berada di daerah
pemukiman padat, view ruang luar menjadi hal yang tidak di prioritaskan.
Bila dilihat dari fungsi view visual, kondisi lingkungan tidak mendukung untuk
mendapatkan view ruang luar yang baik.
KAJIAN ARSITEKTUR TROPIS PADA BANGUNAN KOSTAN
LOKASI PENELITIAN
JL.CIUMBULEUIT
18
MAKALAH KELOMPOK 14
Namun dari segi pencahayaan alami pada bangunan ini sudah cukup baik
karena adanya skylight dan adanya bukaan-bukaan cahaya untuk masuk ke
dalam ruangan.
Tampak Depan
Balkon
Ruang-ruang hunian pada bangunan ini tidak memiliki balkon yang
menghadap ke arah luar bangunan karena faktor lokasi bangunan yang berada
di daerah pemukiman padat dan juga bangunan ini hanya memiliki 2 lantai
hunian dan 1 lantai paling atas yang berfungsi sebagai ruang jemur sehingga
tidak memerlukan pembayangan dari balkon.
KAJIAN ARSITEKTUR TROPIS PADA BANGUNAN KOSTAN19
MAKALAH KELOMPOK 14
Dinding
Dinding pada bagian eksterior bangunan ini berupa dinding bata yang
difinish dengan cat weathershield dan pada bagian lainnya berupa dinding bata
yang difinish dengan semen kamprot atau dinding kamprot.
Tampak Depan Bangunan
KAJIAN ARSITEKTUR TROPIS PADA BANGUNAN KOSTAN20
MAKALAH KELOMPOK 14
Dinding bagian samping bangunan.
Dinding bagian sudut luar bangunan.
KAJIAN ARSITEKTUR TROPIS PADA BANGUNAN KOSTAN21
MAKALAH KELOMPOK 14
Denah Pembagian Ruang Dalam
Denah pada bangunan ini memakai sistem double loaded pada lantai
satu dan single loaded pada lantai duanya. Bagian tengah dari denah bangunan
merupakan ruang bersama yang merupakan ruang yang dapat digunakan untuk
beraktifitas bersama, selain itu ruangan ini juga merupakan ruangan yang
mengakomodir cahaya alami pada kamar-kamar yang berada di sekitarnya
karena lantai dua pada bagian tengah merupakan void yang beratapkan skylight.
Jadi ruang tengah ini selain berfungsi sebagai distribusi cahaya ruang tengah ini
juga merupakan ruang pertukaran udara pada bangunan ini.
KAJIAN ARSITEKTUR TROPIS PADA BANGUNAN KOSTAN
DENAH LANTAI 1
DAPUR
KAMAR1
KAMAR2
KAMAR3
KAMAR4
KAMAR5
KAMAR6
RUANGTENGAH
22
MAKALAH KELOMPOK 14
KAJIAN ARSITEKTUR TROPIS PADA BANGUNAN KOSTAN
DENAH LANTAI 2
KAMAR7
KAMAR8
KAMAR9
KAMAR10
KAMAR12
KAMAR11
RUANGTENGAH
KAMAR13
23
MAKALAH KELOMPOK 14
Hubungan Dengan Jalan / Lingkungan Sekitar
Lantai dasar pada bangunan ini membuka langsung ke araha luar pada
bagian entrancenya sehingga dapat dialiri udara alami. Dengan posisi jalan
masuk sekitar yang sempit, udara yang bergerak jadi lebih terarah sehingga
dapat masuk kedalam bangunan dan mengalir ke lantai dasar.
KAJIAN ARSITEKTUR TROPIS PADA BANGUNAN KOSTAN
KONDISI DALAM BANGUNAN
24
MAKALAH KELOMPOK 14
Di sekitar bangunan tidak terdapat taman ataupun penghijauan yang
memadai. Namun udara di sekitar bangunan sudah cukup sejuk, memiliki suhu
rata-rata sebesar 29 derajat dengan pergerakan udara yang cukup sehingga
masi diambang batas kenyamanan thermal.
KAJIAN ARSITEKTUR TROPIS PADA BANGUNAN KOSTAN
1,2
25
MAKALAH KELOMPOK 14
Shading / Pembayangan
Pembanyangan yang di dapat pada bangunan ini yaitu hanya terdapat
teritis-teritis yang berada di atas bukaan-bukaan yang menghadap ke arah luar
bangunan. Sedangkan pembayangan pada dinding luar bangunan hanya di
wakili oleh teritis atap bangunan saja. Tidak terdapat solar shading seperti
spandrels, egg-crates dan lain-lain yang merupakan elemn yang penting
terutama pada dinding kaca yang menghadap ke arah timur-barat. Shading
menghalangi isolasi panas dan mencegah radiasi panas kedalam bangunan.
Isolasi dan Penyimpan Panas
Isolasi suhu yang baik, mengurangi transfer panas, baik dari
sinar matahari (dari luar) maupun dari hilangnya kesejukan (dari
dalam). Stuktur massa bangunan dapat menyimpan panas. Pada
malam hari panas dikeluarkan, pada siang hari menjaga ruang dalam
tetap sejuk.
KAJIAN ARSITEKTUR TROPIS PADA BANGUNAN KOSTAN
PEMBAYANGAN
26
MAKALAH KELOMPOK 14
Data/sample yang didapatkan dari lantai pertama bangunan kost ini
adalah sebagai berikut:
1. DBT rata-ratanya adalah 30,97 oC.
2. WBT rata-ratanya adalah 26,68 oC.
3. AV (air velocity) sebesar 0,6 m/s.
Di bawah ini merupakan gambar Diagram Givonni yang menggunakan
data di atas.
Dari gambar di atas, terlihat bahwa lantai pertama pada bangunan kost ini
tidak memenuhi standart dalam hal kenyamanan thermal.
KAJIAN ARSITEKTUR TROPIS PADA BANGUNAN KOSTAN27
MAKALAH KELOMPOK 14
Data/sample yang didapatkan dari lantai kedua bangunan kost ini adalah
sebagai berikut:
4. DBT-nya adalah 30,57 oC.
5. WBT-nya adalah 25,75 oC.
6. AV (air velocity) sebesar 1,1 m/s.
Di bawah ini merupakan gambar Diagram Givonni yang menggunakan
data di atas.
Dari gambar di atas, terlihat bahwa lantai kedua dari bangunan kost ini
telah memenuhi standart dalam hal kenyamanan thermal
KAJIAN ARSITEKTUR TROPIS PADA BANGUNAN KOSTAN28
MAKALAH KELOMPOK 14
BAB V
KESIMPULAN
1. Dalam penerapan desain terkait hunian yang memenuhi kualitas ruang,
perlu adanya penanganan serta pengawasan terhadap pengerjaan fisik di
lapangannya. Hal ini terkait dengan seberapa besar desain dan aplikasi
yang diterapkan tersebut dapat berfungsi dengan baik.
2. Dalam pemenuhan kualitas ruang, perlu adanya pengetahuan yang baik
terhadap kondisi site; termasuk potensi serta kendalanya, agar dalam
proses perencanaannya dapat terealisasi secara tepat guna dalam upaya
pemenuhan kualitas ruang tersebut.
3. Tujuh dari tiga belas buah kamar tidur yang terdapat pada lantai pertama
dan lantai perlu diberi bukaan yang dapat berupa boovenlight, dan dapat
pula berupa jendela, demi terciptanya sirkulasi udara yang baik, sehingga
ruangan tidak sumpek dan tidak gelap. Maka kenyamanan thermal dan
kenyamanan visualnya pun tercapai.Hal itu dikarenakan berbatasan
dengan jarak tetangga yang berdekatan.
4. Ruang duduk yang terdapat pada lantai pertama tepatnya pada bagian
entrance.perlu diberi bukaan yang cukup (penambahan jendela) demi
menciptakan ruangan yang segar karena dilalui oleh udara dan dimasuki
oleh cahaya. Maka tidak diperlukan lagi lampu yang hanya akan
menambah konsumsi listrik tambahan pada siang hari.
5. Terdapat tiga kamar tidur tidak memiliki bukaan yang ideal ( memiliki
crossing-ventilation namun tidak maksimal). Dalam arti disini desain
ventilasi yang terdesain, memiliki system bukaan terlalu kecil.Dapat
KAJIAN ARSITEKTUR TROPIS PADA BANGUNAN KOSTAN29
MAKALAH KELOMPOK 14
disikapidengan perombakan system sirkulasi udara dengan pendesainan
ulang ventilasi yang dapat memenuhi aliran sirkulasi menjadi baik.
6. Bangunan ini memiliki fungsionalitas ruang bersama yang baik.Yang
terletak pada lantai dasar.Pada bagian ruang bersama ini, terdapat
olahan sirkulasi uara dan chaya yang baik. Karena pada bagian tersebut
tepat dibawah roof sky light.Dan memiliki kapasitas bukaan yang cukup
baik pada sirkulasi udaranya.Sehingga tingkat kelembapan dan
kenyamanan udara terpenuhi dengan baik.
7. Pada bagian atap bangunan ini memiliki formikasi yang baik sesuai
dengan iklim tropis . Penggunaan atap miring menjadi kesesuaian pada
tingkat curah hujan yang cukup tinggi. Sehingga dapat menghindari
tingkat kebocoran yang dapat berlaku. Penyikapan orientasi bangunan
menghadap utara, baik menanggapi pencahayaan pada bagian barat
yang cukup panas.
KAJIAN ARSITEKTUR TROPIS PADA BANGUNAN KOSTAN30
MAKALAH KELOMPOK 14
DAFTAR ISI
BAB I......................................................................................................................1
PENDAHULUAN....................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................1
1.2 Identifikasi Masalah.................................................................................1
1.3 Maksud dan Tujuan.................................................................................2
1.4 Objek Studi..............................................................................................2
1.5 Metodologi Penelitian...............................................................................3
1.6 Kerangka Penyajian.................................................................................4
BAB II.....................................................................................................................6
STUDI LITERATUR................................................................................................6
2.1 Teori Kenneth Yeang...............................................................................6
2.1.1 Desain ramah lingkungan.................................................................6
2.1.2 Dasar pemikiran bioklimatik..............................................................6
2.1.3 Ekologi..............................................................................................6
2.1.4 Orientasi...........................................................................................7
2.1.5 Bukaan jendela.................................................................................7
2.1.6 Balkon...............................................................................................7
2.1.7 Dinding..............................................................................................7
2.1.8 Denah pembagian ruang dalam.......................................................7
2.1.8 Hubungan dengan jalan/lingkungan sekitar.....................................8
2.1.9 Shading / Pembayangan..................................................................8
2.1.10 Isolasi dan penyimpan panas...........................................................8
2.2 Data Iklim dan Cuaca pada Kawasan Objek Studi..................................8
KAJIAN ARSITEKTUR TROPIS PADA BANGUNAN KOSTAN31
MAKALAH KELOMPOK 14
2.2.1 Temperatur.......................................................................................8
2.2.2 Topogarfi lingkungan dan bangunan..............................................10
2.2.3 Kelembaban....................................................................................10
BAB III..................................................................................................................12
DATA OBJEK.......................................................................................................12
3.1 Lokasi.....................................................................................................12
BAB IV..................................................................................................................17
ANALISA PENERAPAN ARSITEKTUR TROPIS DI KOSTAN DI DAERAH
CIUMBULEUIT BANDUNG..................................................................................17
Desain Ramah Lingkungan..............................................................................17
Dasar Pemikiran Bioklimatik.............................................................................17
Ekologi..............................................................................................................18
Orientasi...........................................................................................................18
Bukaan Jendela................................................................................................19
Balkon...............................................................................................................20
Dinding..............................................................................................................21
Denah Pembagian Ruang Dalam.....................................................................23
Hubungan Dengan Jalan / Lingkungan Sekitar................................................25
Shading / Pembayangan..................................................................................27
Isolasi dan Penyimpan Panas..........................................................................27
BAB V...................................................................................................................30
KESIMPULAN......................................................................................................30
KAJIAN ARSITEKTUR TROPIS PADA BANGUNAN KOSTAN32
MAKALAH KELOMPOK 14
KAJIAN ARSITEKTUR TROPIS PADA BANGUNAN KOSTAN33