makalah analisa laporan keuangan.doc

65
B A B I P E N D A H U L U A N 1.1 Profil Perusahaan PT Kimia Farma (Persero), Tbk adalah perusahaan industri farmasi pertama di Indonesia yang didirikan oleh Pemerintah Hindia Belanda tahun 1817. Nama perusahaan ini pada awalnya adalah NV Chemicalien Handle Rathkamp & Co. Berdasarkan kebijaksanaan nasionalisasi atas eks perusahaan Belanda di masa awal kemerdekaan, pada tahun 1958, Pemerintah Republik Indonesia melakukan peleburan sejumlah perusahaan farmasi menjadi PNF (Perusahaan Negara Farmasi) Bhinneka Kimia Farma. Kemudian pada tanggal 16 Agustus 1971, bentuk badan hukum PNF diubah menjadi Perseroan Terbatas, sehingga nama perusahaan berubah menjadi PT Kimia Farma (Persero). Pada tanggal 4 Juli 2001, PT Kimia Farma (Persero) kembali mengubah statusnya menjadi perusahaan publik, PT Kimia Farma (Persero) Tbk, dalam penulisan berikutnya disebut Perseroan. Bersamaan dengan perubahan tersebut, Perseroan telah dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya (sekarang kedua bursa telah merger dan kini bernama Bursa Efek Indonesia). Berbekal pengalaman selama puluhan tahun, Perseroan telah berkembang menjadi perusahaan dengan pelayanan kesehatan terintegrasi di Indonesia. ANALISA LAPORAN KEUANGAN PT KIMIA FARMA (Persero), Tbk | 1

Upload: nandanurb

Post on 13-Nov-2015

39 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

ANALISA LAPORAN KEUANGAN

TRANSCRIPT

B A B IP E N D A H U L U A N1.1 Profil Perusahaan

PT Kimia Farma (Persero), Tbk adalah perusahaan industri farmasi pertama di Indonesia yang didirikan oleh Pemerintah Hindia Belanda tahun 1817. Nama perusahaan ini pada awalnya adalah NV Chemicalien Handle Rathkamp & Co. Berdasarkan kebijaksanaan nasionalisasi atas eks perusahaan Belanda di masa awal kemerdekaan, pada tahun 1958, Pemerintah Republik Indonesia melakukan peleburan sejumlah perusahaan farmasi menjadi PNF (Perusahaan Negara Farmasi) Bhinneka Kimia Farma. Kemudian pada tanggal 16 Agustus 1971, bentuk badan hukum PNF diubah menjadi Perseroan Terbatas, sehingga nama perusahaan berubah menjadi PT Kimia Farma (Persero).Pada tanggal 4 Juli 2001, PT Kimia Farma (Persero) kembali mengubah statusnya menjadi perusahaan publik, PT Kimia Farma (Persero) Tbk, dalam penulisan berikutnya disebut Perseroan. Bersamaan dengan perubahan tersebut, Perseroan telah dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya (sekarang kedua bursa telah merger dan kini bernama Bursa Efek Indonesia). Berbekal pengalaman selama puluhan tahun, Perseroan telah berkembang menjadi perusahaan dengan pelayanan kesehatan terintegrasi di Indonesia. Perseroan kian diperhitungkan kiprahnya dalam pengembangan dan pembangunan bangsa, khususnya pembangunan kesehatan masyarakat Indonesia.

1.2 Visi dan Misi Perusahaan

Visi Perusahaan

Menjadi korporasi bidang kesehatan terintegrasi dan mampu menghasilkan pertumbuhan nilai yang berkesinambungan melalui konfigurasi dan koordinasibisnis yang sinergis.MisiMenghasilkan pertumbuhan nilai korporasi melalui usaha di bidang-bidang :1. Industri kimia dan farmasi dengan basis penelitian dan pengembangan produk yang inovatif;2. Perdagangan dan jaringan distribusi;3. Pelayanan kesehatan yang berbasis jaringan ritel farmasi dan jaringan pelayanan kesehatan lainnya;4. Pengelolaan aset-aset yang dikaitkan dengan pengembangan usaha perusahaan.1.3 Analisis SWOT Perusahaan

Analisa SWOT adalah sebuah bentuk analisa situasi dan kondisi yang bersifat deskriptif (memberi gambaran). Analisa ini menempatkan situasi dan kondisi sebagai faktor masukan, yang kemudian dikelompokkan menurut kontribusinya masing-masing. Satu hal yang harus diingat baik-baik oleh para pengguna analisa SWOT, bahwa analisa SWOT adalah semata-mata sebuah alat analisa yang ditujukan untuk menggambarkan situasi yang sedang dihadapi atau yang mungkin akan dihadapi oleh organisasi. Berikut kami paparkan analisis SWOT PT Kimia Farma (Persero), Tbk :

1. Strength/KekuatanKimia Farma merupakan perusahaan yang mengeluarkan produk-produk kesehatan untuk masyarakat. Banyak produk-produk kimia farma yang menjadi inovator dengan mengembangkan obat-obatan serta rumusan kimia baru baik dengan kemampuan sendiri ataupun melalui aliansi strategis dengan mitra internasional. Serta banyak menghasilkan produk-produk baru yang berbasis teknologi tinggi.

Obat generik merupakan salah satu produk farmasi yang kompetitif karena memiliki keunggulan harga lebih murah 2-8 kali harga obat paten atau merek dagang pertamanya dan memiliki kualitas yang sama dengan obat merek dagang pertamanya.

Kebijakan memasyarakatkan dan memasarkan obat generik yang dilakukan oleh perusahaan juga sejalan dengan meningkatnya jumlah permintaan konsumen akan obat secara keseluruhan yang mencapai 9,93% per kapita, serta 92% potensi pasar bisnis industri farmasi di Indonesia masih belum terpenuhi. Hal tersebut menjadi peluang bisnis yang kompetitif bagi 200 industri farmasi yang ada di Indonesia termasuk PT Kimia Farma (Persero), Tbk. untuk lebih mengembangkan obat generik sehingga mampu memiliki daya saing strategis dan dapat meningkatkan kemampulabaan. Guna mengantisipasi persaingan bisnis yang kompetitif di pasar industri farmasi khususnya dalam memasarkan maka pihak manajemen PT Kimia Farma (Persero), Tbk. harus mengupayakan untuk menerapkan strategi bersaing.

Faktor-faktor lain yang perlu dipertimbangkan oleh PT Kimia Farma (Persero), Tbk. dalam menghadapi persaingan bisnis obat generik meliputi : pengetahuan dan persepsi masyarakat terhadap kualitas obat generik, faktor peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan serta faktor kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan, merupakan keseluruhan faktor yang menjadi dasar pertimbangan dalam memasarkan obat generik.

2. Weakness/KelemahanKinerja atribut atau variabel obat generik sebagai berikut : kinerja atribut kemasan dan variasi (keragaman) obat generik memiliki penilaian yang negatif, sehingga pihak manajemen perusahaan perlu menetapkan upaya atau tindakan untuk lebih meningkatkan kemasan produk agar lebih menarik perhatian dan meyakinkan konsumen serta menambah varian-varian baru agar konsumen memiliki pilihan alternatif dalam mengkonsumsi obat generik.

3. Opportunity/Peluanga. Besarnya penduduk Indonesia dan masih rendahnya konsumsi obat perkapita menyebabkan pasar potensial yang bisa dikembangkan.

b. Kecenderungan berkembangnya Sistem Penanganan Kesehatan yang wajar yang dapat menyalurkan tenaga dokter termasuk dokter spesialis yang dibutuhkan.

4. Threat/Ancamana. Adanya kompetisi internal yang cukup keras. Sesuatu yang diistilahkannya perang saudara terutama terjadi di jalur pemasaran. Lebih spesifik lagi, di produk-produk farmasi yang berada di kategori yang sama.

b. Adanya krisis ekonomi telah membuat daya beli obat rakyat Indonesia menurun sehingga mengancam kelangsungan hidup industri farmasi nasional terutama untuk pasar lokal.

c. Legal sistem belum dapat menanggulangi obat palsu secara efektif sehingga harga obat menjadi lebih sulit dikontrol.

d. Semakin luasnya pasar yang ingin dicapai, yaitu menembus pasar internasional akan semakin meningkat pula pesaing-pesaing bisnis farmasi.

1.4 Perusahaan PesaingBanyaknya kompetitor baik dari dalam negeri maupun luar negeri yang menawarkan harga yang lebih kompetitif dan murah dengan hasil yang lebih maksimal merupakan kendala yang harus ditangani oleh PT Kimia Farma (Persero), Tbk agar konsumennya tetap loyal menggunakan produk mereka. PT Kimia Farma (Persero), Tbk memiliki beberapa pesaing bisnis di industrinya antara lain Kalbe Farma, Biofarma, Darya Varia, Combiphar dan lain-lain. Berikut akan kami paparkan profil salah satu pesaing bisnis PT Kimia Farma (Persro), Tbk :

Profil PT Kalbe Farma, Tbk

PT Kalbe Farma (Persero), Tbk merupakan salah satu industri farmasi di Indonesia didirikan pada tanggal 10 September 1966 oleh Dr. B. Setiawan yang kemudian mengambil gelar Ph.D. di bidang farmakologi. Keinginannya untuk mendirikan perusahaan ini didorong oleh rasa ingin ikut mengambil bagian dalam pembanguna nasional, terutama dalam usaha meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan pelayanan pengobatan yang baik.

Perusahaan yang didirikannya, pertama kali berdiri di Jalan Simpang 1/1 Tanjung Priok, Jakarta Utara. Aktivitas produksinya baru dimulai pada tahun 1967 dengan produksi yang terbatas hanya pada jenis obat sirup. Seiring dengan perkembangan tersebut, ternyata lokasi yang terletak di Tanjung Priok tidak mungkin lagi untuk dilakukan pengembangan lebih lanjut. Maka pada tahun 1970 pusat kegiatan dipindahkan ke lokasi yang baru di Jalan Ahmad Yani, yaitu di kawasan Pulo Mas, Jakarta Timur. Pada tahun 1974 jaringan PT Kalbe Farma (Persero), Tbk telah menguasai pasar di seluruh wilayah Indonesia dengan kekuatan penjualan produk PT Kalbe Farma (Persero), Tbk.

Kalbe Farma mempunyai visi dan misi untuk tetap memproduksi produk-produk kesehatan yang menjadi dan menjangkau permintaan pasar secara menyeluruh demi memenuhi kebutuhan beragam konsumen tidak hanya di seluruh Indonesia tetapi juga internasional (untuk ekspor). Kesuksesan yang berlanjut akan membantu pemegang saham dan masyarakat untuk mencapai hidup yang lebih baik.

Hingga saat ini produk Kalbe farma yang telah beredar di pasaran mencapai kurang lebih 300 macam produk, diantaranya menghasilkan produk under licensed yang merupakan hasil kerjasama dengan berbagai produsen yang ada di luar negeri.Analisis SWOT PT Kalbe Farma (Persero), Tbk1. Strength /KekuatanKalbe merupakan market leader untuk produk kesehatan dan market leader untuk produk ethical. Produk-produknya merupakan leading brand dengan berbagai segmentasi pasar yang spesifik. Selain itu produknya merupakan inovator dengan mengembangkan obat-obatan dengan rumusan kimia baru baik dengan kemampuan sendiri ataupun aliansi strategis dengan mitra internasional, serta banyak menghasilkan produk-produk baru berbasis teknologi tinggi.Pada tanggal 16 Desember 2005, manajemen Kalbe telah berhasil melakukan penggabungan usaha dengan Dankos dan PT Enseval menjadi satu perusahaan dalam rangka menciptakan perusahaan farmasi tercatat dan terbesar di kawasan Asia Tenggara. Penggabungan ini akan memberikan peluang bagi masa depan Kalbe dalam meningkatkan efisensi dan efektivitas. Merger yang melibatkan PT Enseval sebagai superholding dan 3 anak perusahaan yang terdaftar di BEJ tersebut, membentuk perusahaan yang betul-betul terintegrasi. Secara Horisontal, Kalbe "baru" menawarkan rentang produk mulai jauh lebih luas dari berbagai obat dan makanan kesehatan sampai suplemen dan minuman berenergi. Secara Vertikal, mereka melakukan kegiatan pengadaan bahan baku, manufakturing produk jadi, pemasaran, sampai penjualan dan distribusi.Kalbe memiliki pengalaman cukup panjang dan dari segi finansial pendapatan Kalbe meningkat sekitar 18% per tahun. Manajemen Kalbe memiliki personel yang berpengalaman, termasuk didalamnya mantan Dirjen BPOM dalam mengembangkan, memproduksi, pemasaran dan menjual produk-produk kesehatan dan farmasi. Dilengkapi dengan tim yang solid serta kerjasama yang baik antar departemen internal dan hubungan yang erat dengan mitra, PT Kalbe Farma Tbk. semakin mengukuhkan diri dalam jajaran perusahaan besar di Indonesia.Pada bagian produksi, Kalbe memiliki 7 GMP (Good Manufacturing Practice yang telah berstandar internasional dengan 2 GMP tambahan yang masih dibangun. Komitmen Kalbe dalam hal ini telah diakui melalui serangkain hasil pengujian badan sertifikasi. Semua fasilitas milik produk Kalbe dan anak perusahaan telah mendapatkan sertifikasi ISO 9001, sementara PT Dankos Laboratories dan PT Bintang Toedjoe juga telah meraih sertifikat ISO 14001 serta OHSAS 18001/SMK3 (Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja). Kalbe dan Dankos secara konsisten berhasil mempertahankan pencapaian yang sangatmemuaskan dalam penerapan prinsip-prinsip Tata Kelola Perusahaan yang Baik, yaitu nomor 5 dan 2 diantara semua perusahaan yang telah tercatat di BEJ pada tahun 2005.Pada bagian distribusi, kalbe memiliki tenaga pemasaran 6000 personel dengan 1 juta outlet di seluruh Indonesia. Ditopang struktur bisnis yang lengkap, yakni memiliki perusahaan distribusi dan jaringan rumah sakit yang mengusung Mitra Keluarga dan Mitra Internasional, ternasuk sekolah perawat.2. Weakness/KelemahanEkspansinya ke noncore-business, seperti ke bisnis property (PT Kalbe Land) dan pendidikan (STIE Kalbe). Ekspansi ini dapat mengakibatkan kurang fokusnya perusahaan dalam pengembangan bisni farmasi.Penjualan Ekspor sampai dengan spetember 2005 bertumbuh sebesar 127,7% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. sedangkan penjualan lokal bertumbuh dengan 28,6%. Meskipun ekspor tumbuh sangat besar, namun melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS tidak dapat membawa keuntungan yang besar juga. Pasalnya 90% bahan baku masih impor, sehingga harganya juga melonjak. Akibatnya, persentase laba kotor (gross margin) hanya mencapai 54,3%. Hal ini disebabkan karena komponen impor dari obat sangat tinggi yaitu 90% dari bahan baku yang digunakan (bahan aktif dan bahan pembantu) serta 50% dari bahan pengemas yang digunakan.Kelemahan pada dasarnya industri farmasi memang industri yang knowledge intensive dan highly regulated tetapi aspek regulasi industri farmasi di Indonesia cukup berat yang bersumber dari :a. Policy yang ada dibuat dengan semangat pengawasan dan bukan pegembangan.b. Pelaksanaan tersa lamban karena tidak seimbang antara pengawas dari pihak pemerintah dengan pihak swasta yang harus dilayani.c. Mata rantai lain yang merupakan bagian dari aspek pemasaran dan distribusi hasil produksi industri farmasi masih belum seimbang baik secara kualitatif dan kuantitatif.3. Opportunity/PeluangBesarnya penduduk Indonesia dan masih rendahnya konsumsi obat perkapita menyebabkan pasar potensial yang bisa dikembangkan. Peluang untuk masuk ke 6 pasar utama di Asia Tenggara dengan populasi mencapai 500 juta atau kira-kira 8% dari populasi penduduk dunia. Total pasar ini lebih dari $890 milyar pada GDP dan kemungkinan akan tumbuh 5% per tahun selama 5 tahun ke depan. Konsumsi produk farmasi termasuk resep dan OTC diperkirakan 7 milyar dan berkembang menjadi 13% dari 2005 sampai 2010. Serta terbukanya peluang ekspor sebagai akibat dari penurunan nilai mata uang rupiah dan pelaksanaan Good Manufacturing Practice yang baik di Indonesia.Tahun 2000 Kalbe mulai memberi perhatian lebih besar pada pasar internasional. Awalnya perusahaan melempar produk ke ASEAN seperti malaysia dan singapura. Kemudian sayap bisnis ekspornya pun melebar ke Afrika Selatan. Hal ini dibuktikan Kalbe dengan menerapkan strategi-strategi. Strategi pertama Trading Based, yakni pihak Kalbe menunjuk distributor loka di negara-negara tujuan ekspor. kerjasama ini sangat simpel karena hanya sebatas aktivitas jual-beli saja. Namun, lewat jaringan para trader ini produk Kalbe ada dibanyak negara seperti Pakistan dan Iran, padahal Kalbe belum memiliki mitra distribusi di negara-negara tersebut. Strategi kedua, Marketing Based. Kalbe membangun kantor perwakilan di setiap negara tujuan yang dari survei internal berpotensi bagi pengembangan produk ekspornya. Saat ini ada 8 kantor perwakilan Kalbe di beberapa negara, seperti Malaysia (untuk pasar Malaysia dan Singapura), Myanmar, Kamboja, Filipina, Sri Lanka dan Thailand. Mereka bertugas melakukan aktivitas pemasaran, memonitor pasar dan melakukan survei. PT Kalbe Farma berencana membangun pabrik Orange Kalbe limited di Nigeria. Pembangunan pabrik ini untuk memperkuat pangsa pasar di afrika barat. "Nigeria akan dijadikan sebagai basis dari pemasaran produk-produk Kalbe Farma." kata Dirut PT Kalbe Farma Johannes Setijono. rencananya pabrik itu akan digunakan untuk memproduksi obat-obat OTC (Obat Tanpa Resep) dan minuman energi.Kecenderungan berkembangnya sistem penanganan kesehatan yang wajar yang dapat menyalurkan tenaga dokter termasuk dokter spesialis yang dibutuhkan.4. Threat/Ancamana. Adanya kompetisi internal yang cukup keras. Sesuatu yang diistilahkan "perang saudara" terutama terjadi di jalur pemasaran. Lebih spesifik lg di produk-produk farmasi yang berada dikategori yang sama. Di obat flu misalnya, Kalbe memiliki Procold sementara Dankos Laboratories punya andalan yang cukup ampuh, Mixagrip. Lantaran Danskos dan Kalbe bisa melihat data masing-masing, mereka bisa saling menjatuhkan.b. Adanya krisis ekonomi telah membuat daya beli obat masyarakat Indonesia menurun sehingga mengancam kelangsungan hidup industri farmasi nasional terutama untuk pasar lokal.c. Diberlakukannya Undang-Undang Paten tahun 1997 dan direvisi 2001, industri farmasi Kalbe Farma yang terbiasa mengandalkan pengembangan produk-produknya pada strategi copy cat produk-produk baru yang masih dilindungi paten, mejadi sulit untuk mengembangkan produk-produknya.d. Legal Sistem, belum dapat menanggulangi obat palsu secara efektif sehingga harga obat menjadi lebih sulit untuk dikontrol.e. Semakin luasnya pasar yang ingin dicapai, yaitu menembus pasar internasional akan semakin meningkat pula pesaing-pesaing bisnis farmasi. Kalbe mengakui jika produknya masih belum mampu bersaing dengan produk dari Amerika Serikat.B A B I I

A N A L I S A L A P O R A N K E U A N G A Na. NeracaPos-Pos NeracaPeriode

201120122013

ASET LANCAR

Kas dan setara kas199.385.754.109316.497.879.806394.149.909.832

Piutang usaha

Pihak-pihak berelasi

Setelah dikurangi penyisihan kerugian penurunan nilai103.997.839.311103.770.489.17161.534.147.809

Pihak ketiga

Setelah dikurangi penyisihan kerugian penurunan nilai280.039.005.817354.958.026.078485.042.276.146

Piutang Lain-lain

Setelah dikurangi penyisihan kerugian penurunan nilai8.193.186.4275.738.392.2317.644.556.388

Persediaan

Setelah dikurangi penyisihan persediaan usang456.068.713.230530.417.299.657640.909.360.172

Uang muka19.948.539.5974.610.409.9111.805.960.726

Pajak dibayar dimuka175.860.771.390165.200.810.228184.697.561.679

Biaya dibayar dimuka19.535.914.04524.605.092.08234.830.841.785

Jumlah Aset Lancar1.263.029.723.9261.505.798.399.1641.810.614.614.537

ASET TIDAK LANCAR

Piutang lain-lain jangka panjang

Setelah dikurangi penyisihan kerugian penurunan nilai1.197.723.4891.141.880.429523.375.893

Investasi dalam Entitas asosiasi418.977.126921.912.000380.977.729

Aset Tetap

Setelah dikurangi akumulasi penyusutan426.719.769.958449.140.317.883498.644.378.133

Aset belum digunakan 9.301.868.9989.301.868.9989.301.868.998

Biaya ditangguhkan1.442.514.521819.700.633631.756.211

Aset tak berwujud 2.728.519.4752.582.281.8253.412.069.215

Aset lain-lain54.200.819.21868.285.275.301109.147.189.798

Pos-Pos NeracaPeriode

201120122013

Aset pajak tangguhan35.359.758.30738.355.944.55239.283.318.376

Jumlah Aset Tidak Lancar531.369.951.092570.549.181.621661.324.934.353

JUMLAH ASET1.794.399.675.0182.076.347.580.7852.471.939.548.890

LIABILITAS JANGKA PENDEK

Utang bank14.388.635.91417.377.108.76647.375.830.919

Utang usaha

Pihak-pihak berelasi21.369.726.10336.884.377.03221.721.859.363

Pihak ketiga262.864.714.247304.248.660.515456.169.891.947

Utang pajak 44.306.029.21946.608.327.87452.708.653.939

Uang muka pelanggan 1.003.541.8061.665.285.8102.077.643.896

Beban yang masih harus dibayar 78.050.074.34391.281.052.262117.961.455.449

Utang sewa pembiayaan - jangka pendek 5.003.948.0254.086.850.8791.735.823.535

Liabilitas lancar lain-lain32.707.641.27935.032.572.08846.371.989.506

Jumlah Liabilitas Jangka Pendek 459.694.310.936537.184.235.226746.123.148.554

LIABILITAS JANGKA PANJANG

Kewajiban imbalan kerja 76.659.522.32391.239.848.05499.588.762.093

Utang sewa pembiayaan - jangka panjang 5.382.906.0196.389.807.8391.872.949.262

Jumlah Liabilitas Jangka Panjang 82.042.428.34297.629.655.893101.461.711.355

JUMLAH LIABILITAS 541.736.739.278634.813.891.119847.584.859.909

EKUITAS

Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk Modal saham - nilai nominal Rp100 per saham

Modal dasar - 20.000.000.000 saham terdiri dari :

Modal ditempatkan dan disetor 5.554.000.000 saham555.400.000.000555.400.000.000555.400.000.000

Tambahan modal disetor :

Selisih transaksi retrukturisasi entitas sepengendali-10.084.641.85010.084.641.850

Tambahan modal disetor lainnya 43.579.620.03143.579.620.03143.579.620.031

Saldo laba :

Ditentukan penggunaannya 481.757.473.097612.299.243.565784.611.229.538

Pos-Pos NeracaPeriode

201120122013

Belum ditentukan penggunaannnya 171.765.487.458205.133.316.635214.549.154.260

Cadangan Nilai Wajar157.251.914--

Jumlah Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada entitas induk 1.252.659.832.5001.426.496.822.0811.608.224.645.679

Kepentingan Non Pengendali 3.103.24015.036.867.58516.130.043.302

Jumlah Ekuitas1.252.662.935.7401.441.533.689.6661.624.354.688.981

JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS1.794.399.675.0182.076.347.580.7852.471.939.548.890

b.Laporan Laba Rugi

KeteranganTahun

201120122013

RpRpRp

PENJUALAN3.481.166.441.2593.734.241.101.3094.348.073.988.385

BEBAN POKOK PENJUALAN2.443.150.487.2832.559.074.130.3673.055.921.946.994

LABA KOTOR1.038.015.953.9761.175.166.970.9421.292.152.041.391

BEBAN USAHA816.012.105.272912.599.414.3751.042.618.886.755

LABA USAHA222.003.848.704262.567.556.567249.533.154.636

PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN

Pendapatan lainnya21.644.764.36424.135.411.08743.681.718.265

Pendapatan (beban) kurs mata uang asing-bersih417.625.023(1.546.112.212)811.575.630

Beban Keuangan12.059.178.3986.872.403.3879.639.641.584

Bagian laba/rugi dari Entitas asosiasi dan/atau ventura bersama--(261.374.648)

LABA (RUGI) SEBELUM PAJAK232.007.059.693278.284.452.055284.125.432.299

BEBAN (PENGHASILAN) PAJAK60.243.883.93972.520.454.67768.483.102.322

LABA (RUGI) TAHUN BERJALAN171.763.175.754205.763.997.378215.642.329.977

PENDAPATAN (BEBAN) KOMPREHENSIF LAIN

Laba yang dapat diatribusikan kepada :

*Pemilik Entitas Induk171.765.487.458205.133.316.635214.549.154.260

*Kepentingan Non Pengendali(2.311.704)630.680.7431.093.175.717

LABA BERSIH PER SAHAM DASAR30,9336,9338,63

Pos-Pos NeracaPerbandingan Naik-Turun

2012 atas 2011Ratio2013 atas 2012Ratio

Rp%Rp%

ASET LANCAR

Kas dan setara kas 117.112.125.697 58,741,59 77.652.030.026 24,531,25

Piutang usaha

Pihak-pihak berelasi

Setelah dikurangi penyisihan kerugian penurunan nilai (227.350.140)-0,221,00 (42.236.341.362)-40,700,59

Pihak ketiga

Setelah dikurangi penyisihan kerugian penurunan nilai 74.919.020.261 26,751,27 130.084.250.068 36,651,37

Piutang Lain-lain

Setelah dikurangi penyisihan kerugian penurunan nilai (2.454.794.196)-29,960,70 1.906.164.157 33,221,33

Persediaan

Setelah dikurangi penyisihan persediaan usang 74.348.586.427 16,301,16 110.492.060.515 20,831,21

Uang muka (15.338.129.686)-76,890,23 (2.804.449.185)-60,830,39

Pajak dibayar dimuka (10.659.961.162)-6,060,94 19.496.751.451 11,801,12

Biaya dibayar dimuka 5.069.178.037 25,951,26 10.225.749.703 41,561,42

Jumlah Aset Lancar 242.768.675.238 19,221,19 304.816.215.373 20,241,20

ASET TIDAK LANCAR

Piutang lain-lain jangka panjang

Setelah dikurangi penyisihan kerugian penurunan nilai (55.843.060)-4,660,95 (618.504.536)-54,170,46

Investasi dalam Entitas asosiasi 502.934.874 120,042,20 (540.934.271) (58,68)0,41

Aset Tetap-setelah dikurangi akumulasi penyusutan 22.420.547.925 5,251,05 49.504.060.250 11,02 1,11

Pos-Pos NeracaPerbandingan Naik-Turun

2012 atas 2011Ratio2013 atas 2012Ratio

Rp%Rp%

Aset belum digunakan - 0,001,00 - 0,001,00

Biaya ditangguhkan (622.813.888)-43,180,57 (187.944.422)-22,930,77

Aset tak berwujud (146.237.650)-5,360,95 829.787.390 32,131,32

Aset lain-lain 14.084.456.083 25,991,26 40.861.914.497 59,841,60

Aset pajak tangguhan 2.996.186.245 8,471,08 927.373.824 2,421,02

Jumlah Aset Tidak Lancar 39.179.230.529 7,371,07 90.775.752.732 15,911,16

JUMLAH ASET 281.947.905.767 15,711,16 395.591.968.105 19,051,19

LIABILITAS JANGKA PENDEK

Utang bank 2.988.472.852 20,771,21 29.998.722.153 172,632,73

Utang usaha

Pihak-pihak berelasi 15.514.650.929 72,601,73 (15.162.517.669)-41,110,59

Pihak ketiga 41.383.946.268 15,741,16 151.921.231.432 49,931,50

Utang pajak 2.302.298.655 5,201,05 6.100.326.065 13,091,13

Uang muka pelanggan 661.744.004 65,941,66 412.358.086 24,761,25

Beban yang masih harus dibayar 13.230.977.919 16,951,17 26.680.403.187 29,231,29

Utang sewa pembiayaan - jangka pendek (917.097.146)-18,330,82 (2.351.027.344)-57,530,42

Liabilitas lancar lain-lain 2.324.930.809 7,111,07 11.339.417.418 32,371,32

Jumlah Liabilitas Jangka Pendek 77.489.924.290 16,861,17 208.938.913.328 38,901,39

LIABILITAS JANGKA PANJANG

Kewajiban imbalan kerja 14.580.325.731 19,021,19 8.348.914.039 9,151,09

Pos-Pos NeracaPerbandingan Naik-Turun

2012 atas 2011Ratio2013 atas 2012Ratio

Rp%Rp%

Utang sewa pembiayaan - jangka panjang 1.006.901.820 18,711,19 (4.516.858.577)-70,690,29

Jumlah Liabilitas Jangka Panjang 15.587.227.551 19,001,19 3.832.055.462 3,931,04

JUMLAH LIABILITAS 93.077.151.841 17,181,17 212.770.968.790 33,521,34

EKUITAS

Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk Modal saham - nilai nominal Rp100 per saham

Modal dasar - 20.000.000.000 saham terdiri dari :

Modal ditempatkan dan disetor 5.554.000.000 saham - 0,001,00 - 0,001,00

Tambahan modal disetor :

Selisih transaksi retrukturisasi entitas sepengendali 10.084.641.850 -- - 0,001,00

Tambahan modal disetor lainnya - 0,001,00 - 0,001,00

Saldo laba :

Ditentukan penggunaannya 130.541.770.468 27,101,27 172.311.985.973 28,141,28

Belum ditentukan penggunaannnya 33.367.829.177 19,431,19 9.415.837.625 4,591,05

Cadangan Nilai Wajar (157.251.914)-100,00- - --

Jumlah Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada entitas induk 173.836.989.581 13,881,14 181.727.823.598 12,741,13

Kepentingan Non Pengendali 15.033.764.345 484.453,81 4845,54 1.093.175.717 7,271,07

Jumlah Ekuitas 188.870.753.926 15,081,15 182.820.999.315 12,681,13

JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS 281.947.905.767 15,711,16 395.591.968.105 19,051,19

Laporan Laba Rugi

KeteranganPerbandingan Naik-Turun

2012 atas 2011Ratio2013 atas 2012Ratio

Rp%Rp%

PENJUALAN253.074.660.0507,271,07613.832.887.07616,441,16

BEBAN POKOK PENJUALAN115.923.643.0844,741,05496.847.816.62719,421,19

LABA KOTOR137.151.016.96613,211,13116.985.070.4499,951,10

BEBAN USAHA96.587.309.10311,841,12130.019.472.38014,251,14

LABA USAHA40.563.707.86318,271,18(13.034.401.931)(4,96)0,95

PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN

Pendapatan lainnya2.490.646.72311,511,1219.546.307.17880,991,81

Pendapatan (beban) kurs mata uang asing-bersih(1.963.737.235)(470,22)(3,70)2.357.687.842152,49(0,52)

Beban Keuangan(5.186.775.011)(43,01)0,572.767.238.19740,271,40

Bagian laba/rugi dari Entitas asosiasi dan/atau ventura bersama---(261.374.648)--

LABA (RUGI) SEBELUM PAJAK46.277.392.36219,951,205.840.980.2442,101,02

BEBAN (PENGHASILAN) PAJAK12.276.570.73820,381,20(4.037.352.355)(5,57)0,94

LABA (RUGI) TAHUN BERJALAN34.000.821.62419,801,209.878.332.5994,801,05

PENDAPATAN (BEBAN) KOMPREHENSIF LAIN

Laba yang dapat diatribusikan kepada :

*Pemilik Entitas Induk33.367.829.17719,431,199.415.837.6254,591,05

*Kepentingan Non Pengendali632.992.44727.382,07(272,82)462.494.97473,331,73

LABA BERSIH PER SAHAM DASAR619,401,191,704,601,05

Berdasarkan data neraca dan laporan laba-rugi di atas, dapat ditentukan hal-hal yang menunjukkan perubahan-perubahan penting dan memerlukan penyelidikan lebih lanjut. Perubahan-perubahan penting yang terjadi selama tahun 2011, 2012, dan 2013 adalah sebagai berikut :

1. Perubahan pada jumlah aset lancar pada tahun 2013 atas 2012 yang lebih tinggi dibanding perubahan pada tahun 2012 atas 2011. Peningkatan pada jumlah aset lancar pada tahun 2013 atas 2012 mencapai Rp304.816.215.373,- atau sekitar 20,24%, padahal terdapat peningkatan yang justru lebih rendah dari tahun 2012 atas 2011 pada akun kas dan setara kas, yaitu sebesar Rp77.652.030.026,- (24,53%), penurunan pada akun piutang usaha pihak-pihak berelasi sebesar Rp42.236.341.362,- (40,70%) dan penurunan pada akun uang muka sebesar Rp2.804.449.185,- (60,83%). Peningkatan aset lancar ini dikarenakan adanya peningkatan pada akun piutang usaha pihak ketiga, piutang lain-lain, persediaan, pajak dibayar dimuka dan biaya dibayar di muka. Jadi, beberapa kemungkinan peningkatan pada akun aset lancar karena bertambahnya piutang usaha pihak ketiga dan piutang lain-lain, adanya pembelian persediaan, pembayaran pajak dibayar dimuka serta pembayaran biaya dibayar dimuka.

2. Perubahan pada jumlah aset tidak lancar pada tahun 2013 atas 2012 yang lebih tinggi dibanding perubahan pada tahun 2012 atas 2011. Peningkatan pada aset tidak lancar ini diakibatkan terjadinya peningkatan pada aset tetap di tahun 2013 atas 2012 yang terjadi mencapai Rp49.504.060.250,- (11,02%), peningkatan aset tak berwujud yang mencapai Rp829.787.390,- (32,13%), aset lain-lain sebesar Rp40.861.914.497,- (59,84%) dan aset pajak tangguhan sebesar Rp927.373.824,- (2,42%). Tetapi walaupun terjadi peningkatan pada aset tetap, aset tak berwujud, aset lain-lain dan aset pajak tangguhan di tahun 2013 atas 2012, pada tahun 2013 atas 2012 terjadi juga penurunan pada piutang lain-lain jangka panjang, investasi dalam entitas asosiasi, dan biaya ditangguhkan. Dana yang didapatkan dari penurunan piutang lain-lain jangka panjang, investasi dalam entitas asosiasi, dan biaya ditangguhkan mungkin digunakan untuk pembelian sebagian aset tetap, pembayaran utang usaha pihak-pihak berelasi, pembayaran utang sewa pembiayaan jangka pendek dan jangka panjang serta kemungkinan lainnya.

3. Perubahan lainnya terdapat pada liabilitas jangka pendek pada tahun 2013 atas 2012 yang lebih mencolok dibanding perubahan pada tahun 2012 atas 2011. Peningkatan pada liabilitas jangka pendek pada tahun 2012 atas 2011 hanya Rp77.489.924.290,- sedangkan peningkatan pada tahun 2013 atas 2012 mencapai Rp208.938.913.328,-. Ini dikarenakan pada tahun 2013 atas 2012 terjadi peningkatan yang sangat signifikan pada utang bank, utang usaha pihak ketiga, utang pajak, uang muka pelanggan, beban yang masih harus dibayar dan liabilitas lancar lain-lain.

4. Pada liabilitas jangka panjang menunjukkan perubahan yang mencolok pada tahun 2013 atas 2012, terdapat penurunan utang sewa pembiayaan jangka panjang yang cukup besar, yaitu sebesar Rp4.516.858.577,- (70,69%).

5. Perubahan yang terjadi juga terdapat pada modal kerja. Pada tahun 2011 modal kerja PT Kimia Farma (Persero), Tbk sebesar Rp803.335.412.990,-. Pada tahun 2012 sebesar Rp968.614.163.938,- dan pada tahun 2013 sebesar Rp1.064.491.465.983,-. Ini berarti setiap tahunnya dari tahun 2011 sampai dengan 2013 PT Kimia Farma (Persero), Tbk mengalami peningkatan modal kerja.

6. Dari laporan laba rugi PT Kimia Farma (Persero), Tbk menunjukkan kenaikan pada penjualan, yaitu sebesar Rp253.074.660.050,- pada tahun 2012 atas 2011 dan sebesar Rp613.832.887.076,- pada tahun 2013 atas 2012, hal ini mengakibatkan bertambahnya laba usaha sebesar Rp40.563.707.863,- pada tahun 2012 atas 2011, namun pada tahun 2013 PT Kimia Farma (Persero), Tbk mengalami penurunan laba usaha sebesar Rp13.034.401.931,-. Penurunan laba usaha pada tahun 2013 disebabkan adanya peningkatan beban pokok penjualan yang cukup tinggi, yaitu sebesar Rp496.847.816.627,- atau sebesar 19,42% yang mana prosentase tersebut lebih tinggi dari prosentase kenaikan tingkat penjualan yang hanya sebesar 16,44% dan peningkatan beban usaha sebesar Rp130.019.472.380,- atau 14,25% yang mana peningkatan ini juga lebih tinggi jika dibandingkan dengan peningkatan yang terjadi pada laba kotor yang hanya sebesar Rp116.985.070.449,- atau 9,95%.

2.2 Analisa Trend dan Common Size

a. Neraca

Pos-Pos NeracaTrend dalam prosentase 2011=100%% dari sub total% dari total

20122013201120122013201120122013

ASET LANCAR

Kas dan setara kas158,74197,6815,7921,0221,7711,1115,2415,94

Piutang usaha

Pihak-pihak berelasi

Setelah dikurangi penyisihan kerugian penurunan nilai99,7859,178,236,893,405,805,002,49

Pihak ketiga

Setelah dikurangi penyisihan kerugian penurunan nilai 126,75173,2122,1723,5726,7915,6117,1019,62

Piutang Lain-lain

Setelah dikurangi penyisihan kerugian penurunan nilai70,0493,300,650,380,420,460,280,31

Persediaan

Setelah dikurangi penyisihan persediaan usang116,30140,5336,1135,2235,4025,4225,5525,93

Uang muka23,119,051,580,310,101,110,220,07

Pajak dibayar dimuka93,94105,0213,9210,9710,209,807,967,47

Biaya dibayar dimuka125,95178,291,551,631,921,091,191,41

Jumlah Aset Lancar119,22143,35100,00100,00100,0070,3972,5273,25

Pos-Pos NeracaTrend dalam prosentase

2011=100%% dari sub total% dari total

20122013201120122013201120122013

ASET TIDAK LANCAR

Piutang lain-lain jangka panjang

Setelah dikurangi penyisihan kerugian penurunan nilai95,3443,700,230,200,080,070,050,02

Investasi dalam Entitas asosiasi220,0490,930,080,160,060,020,040,02

Aset Tetap

Setelah dikurangi akumulasi penyusutan105,25116,8680,3178,7275,4023,7821,6320,17

Aset belum digunakan 100,00100,001,751,631,410,520,450,38

Biaya ditangguhkan56,8243,800,270,140,100,080,040,03

Aset tak berwujud 94,64125,050,510,450,520,150,120,14

Aset lain-lain125,99201,3810,2011,9716,503,023,294,42

Aset pajak tangguhan108,47111,106,656,725,941,971,851,59

Jumlah Aset Tidak Lancar107,37124,46100,00100,00100,0029,6127,4826,75

JUMLAH ASET115,71137,76100,00100,00100,00

LIABILITAS JANGKA PENDEK

Utang bank120,77329,263,133,236,350,800,841,92

Utang usaha

Pihak-pihak berelasi172,60101,654,656,872,911,191,780,88

Pihak ketiga115,74173,5457,1856,6461,1414,6514,6518,45

Utang pajak 105,20118,969,648,687,062,472,242,13

Uang muka pelanggan 165,94207,030,220,310,280,060,080,08

Pos-Pos NeracaTrend dalam prosentase

2011=100%% dari sub total% dari total

20122013201120122013201120122013

Beban yang masih harus dibayar 116,95151,1416,9816,9915,814,354,404,77

Utang sewa pembiayaan - jangka pendek 81,6734,691,090,760,230,280,200,07

Liabilitas lancar lain-lain107,11141,787,126,526,221,821,691,88

Jumlah Liabilitas Jangka Pendek 116,86162,31100,00100,00100,0025,6225,8730,18

LIABILITAS JANGKA PANJANG

Kewajiban imbalan kerja 119,02129,9193,4493,4698,154,274,394,03

Utang sewa pembiayaan - jangka panjang 118,7134,796,566,541,850,300,310,08

Jumlah Liabilitas Jangka Panjang 119,00123,67100,00100,00100,004,574,704,10

JUMLAH LIABILITAS 117,18156,4630,1930,5734,29

EKUITAS

Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk Modal saham - nilai nominal Rp100 per saham

Modal dasar - 20.000.000.000 saham terdiri dari :

Modal ditempatkan dan disetor 5.554.000.000 saham100,00100,0044,3438,5334,1930,9526,7522,47

Tambahan modal disetor :

Selisih transaksi retrukturisasi entitas sepengendali---0,700,62-0,490,41

Tambahan modal disetor lainnya 100,00100,003,483,022,682,432,101,76

Saldo laba :

Ditentukan penggunaannya 127,10162,8638,4642,4848,3026,8529,4931,74

Pos-Pos NeracaTrend dalam prosentase

2011=100%% dari sub total% dari total

20122013201120122013201120122013

Belum ditentukan penggunaannnya 119,43124,9113,7114,2313,219,579,888,68

Cadangan Nilai Wajar0,01--0,01--

Jumlah Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada entitas induk 113,88128,3869,8168,7065,06

Kepentingan Non Pengendali 484.553,81 519.780,72 0,001,040,990,000,720,65

Jumlah Ekuitas115,08129,67100,00100,00100,0069,8169,4365,71

JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS115,71137,76100,00100,00100,00

b.Laporan Laba RugiKeterangan Trend dalam prosentase 2011 = 100%% dari Penjualan Bersih

20122013201120122013

%%

PENJUALAN107,27124,90100,00100,00100,00

BEBAN POKOK PENJUALAN104,74125,0870,1868,5370,28

LABA KOTOR113,21124,4829,8231,4729,72

BEBAN USAHA111,84127,7723,4424,4423,98

LABA USAHA118,27112,406,387,035,74

PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN

Pendapatan lainnya111,51201,810,620,651,00

Pendapatan (beban) kurs mata uang asing-bersih(370,22)194,330,01(0,04)0,02

Beban Keuangan56,9979,940,350,180,22

Bagian laba/rugi dari Entitas asosiasi dan/atau ventura bersama----(0,01)

LABA (RUGI) SEBELUM PAJAK119,95122,466,667,456,53

BEBAN (PENGHASILAN) PAJAK120,38113,681,731,941,58

LABA (RUGI) TAHUN BERJALAN119,80125,554,935,514,96

PENDAPATAN (BEBAN) KOMPREHENSIF LAIN

Laba yang dapat diatribusikan kepada :

*Pemilik Entitas Induk119,43124,914,935,494,93

*Kepentingan Non Pengendali(27.282,07)(47.288,7)(0,00)0,020,03

LABA BERSIH PER SAHAM DASAR119,40124,890,000,000,00

2.2.1 Analisa Trend

Dari laporan keuangan PT Kimia Farma (Persero), Tbk tersebut yang terdiri dari Neraca dan Laporan Rugi-Laba tahun 2011, 2012 dan 2013 dengan menggunakan tahun dasar 2011 dapat diketahui bahwa terjadi perubahan-perubahan atau kecenderungan-kecenderungan baik yang menguntungkan maupun yang tidak menguntungkan bagi perusahaan, hal ini terbukti bahwa :

a. Posisi keuangan jangka pendek menunjukkan adanya perkembangan yang menguntungkan walaupun liabilitas jangka pendek naik, namun kenaikan itu diimbangi dengan kenaikan aset lancar dengan tingkatan yang lebih dalam jumlah rupiah, walaupun dengan prosentase yang lebih kecil. Aset lancar naik dari Rp1.263.029.723.926,- menjadi Rp1.810.614.614.537,- (43,35%), sedangkan liabilitas jangka pendek naik dari Rp459.694.310.936,- menjadi Rp746.123.148.554,- (62,31%). Kenaikan penjualan dari Rp3.481.166.441.259,- menjadi Rp4.348.073.988.385,- (24,90%) diimbangi dengan penurunan piutang usaha pihak-pihak berelasi sebesar 40,83% dan kenaikan piutang usaha pihak ketiga sebesar 73,21%, hal ini menunjukkan bahwa bagian penagihan piutang bekerja cukup efektif. Hal ini terbukti dengan tingkat perputaran piutang yang cukup cepat, yaitu sebesar 9,06 kali di tahun 2011, 8,86 di tahun 2012, dan 8,65 di tahun 2013.

Kenaikan persediaan dari Rp456.068.713.230,- menjadi Rp640.909.360.172,- (40,53%) menunjukkan perkembangan yang cukup menguntungkan, karena kenaikan persediaan tersebut diimbangi dengan kenaikan penjualan yang lebih tinggi dalam jumlah rupiah, yaitu sebesar Rp866.907.547.126,- atau 24,90%. Hal ini menunjukkan bahwa nilai persediaan tidak terlalu besar. Dalam tahun 2011 barang dagang rata-rata terjual dalam 67 hari, tahun 2012 terjual dalam 69 hari, dan tahun 2013 menjadi 69 hari.

b. Dalam jangka waktu 3 tahun perusahaan melakukan peningkatan investasi yang bertahap, hal ini terbukti adanya pertambahan aset tidak lancar selama 3 tahun tersebut, yaitu dari Rp531.369.951.092,- menjadi Rp661.324.934.353,- (naik 24,46%). Kenaikan aset tidak lancar yang bertahap ini justru penjualan naik 24,90%, hal ini mungkin disebabkan oleh bertambahnya volume penjualan atau adanya kenaikan harga-harga pada umumnya.

c. Ditinjau dari solvabilitas menunjukkan bahwa para kreditor semakin terjamin atau semakin besar kemampuan perusahaan untuk mencari pinjaman, ratio aktiva tetap dengan hutang tetap menunjukkan angka 647,68% di tahun 2011, 584,40% di tahun 2012 dan 651,80% di tahun 2013. Kenaikan hutang dari Rp541.736.739.278,- menjadi Rp847.584.859.909,- (56,46%) diimbangi dengan kenaikan modal sendiri yang lebih tinggi dalam jumlah rupiah, yaitu dari Rp1.252.662.935.740,- menjadi Rp1.624.354.688.981,- (29,67%).

d. Ditinjau dari faktor rentabilitas menunjukkan bahwa perusahaan kurang rendabel, karena kenaikan laba usaha dari tahun 2011 Rp222.003.848.704,- menjadi Rp262.567.556.567,- di tahun 2012 dan sedikit mengalami penurunan pada tahun 2013, menjadi Rp249.533.154.636,- atau bila dilihat dengan analisis trend meningkat sebesar 12,40% sedangkan aset tidak lancarnya naik 24,46%.

e. Ditinjau dari segi efisiensi menunjukkan bahwa perusahaan kurang efisien, hal ini terbukti dengan adanya kenaikan penjualan 24,90% yang diimbangi dengan kenaikan beban pokok penjualan dengan tingkat yang lebih tinggi 25,08% dan kenaikan beban usaha 27,77%. Dengan kata lain manajemen kurang mampu untuk mengadakan pengawasan biaya dan ongkos-ongkos dalam rangka menaikkan penjualan.

2.2.2 Analisa Common Size

Dari data laporan keuangan PT Kimia Farma (Persero), Tbk. tahun 2011, 2012 dan 2013 dapat diketahui prosentase per komponennya atau prosentase dari total, analisa dari masing-masing prosentase tersebut adalah sebagai berikut :

a. Prosentase kas dan setara kas dari total aktiva pada tahun 2011 sebesar 11,11%, ini berarti setiap Rp1,- aktiva disimpan dalam bentuk kas dan setara kas sebesar Rp0,11. Sedangkan, prosentase kas dan setara kas dari total aktiva pada tahun 2012 sebesar 15,24%, ini berarti setiap Rp1,- aktiva disimpan dalam bentuk kas dan setara kas sebesar Rp0,15. Dan pada tahun 2013, prosentase kas dan setara kas dari total aktiva sebesar 15,94%, ini berarti setiap Rp1,- aktiva disimpan dalam bentuk kas dan setara kas sebesar Rp0,16.

b. Prosentase piutang usaha pihak-pihak berelasi dari total aktiva pada tahun 2011 sebesar 5,80%, ini berarti setiap Rp1,- aktiva diinvestasikan dalam bentuk piutang usaha pihak-pihak berelasi sebesar Rp0,06. Sedangkan, prosentase piutang usaha pihak-pihak berelasi dari total aktiva pada tahun 2012 sebesar 5,00%, ini berarti setiap Rp1,- aktiva diinvestasikan dalam bentuk piutang usaha pihak-pihak berelasi sebesar Rp0,05. Dan pada tahun 2013, prosentase piutang usaha pihak-pihak berelasi dari total aktiva sebesar 2,49%, ini berarti setiap Rp1,- aktiva diinvestasikan dalam bentuk piutang usaha pihak-pihak berelasi sebesar Rp0,02.

c. Prosentase piutang usaha pihak ketiga dari total aktiva pada tahun 2011 sebesar 15,61%, ini berarti setiap Rp1,- aktiva diinvestasikan dalam bentuk piutang usaha pihak ketiga sebesar Rp0,16. Sedangkan, prosentase piutang usaha pihak ketiga dari total aktiva pada tahun 2012 sebesar 17,10%, ini berarti setiap Rp1,- aktiva diinvestasikan dalam bentuk piutang usaha pihak ketiga sebesar Rp0,17. Dan pada tahun 2013, prosentase piutang usaha pihak ketiga dari total aktiva sebesar 19,62%, ini berarti setiap Rp1,- aktiva diinvestasikan dalam bentuk piutang usaha pihak ketiga sebesar Rp0,20.

d. Prosentase persediaan dari total aktiva pada tahun 2011 sebesar 25,42%, ini berarti setiap Rp1,- aktiva diinvestasikan dalam bentuk persediaan sebesar Rp0,25. Sedangkan, prosentase persediaan dari total aktiva pada tahun 2012 sebesar 25,55%, ini berarti setiap Rp1,- aktiva diinvestasikan dalam bentuk persediaan sebesar Rp0,26. Dan pada tahun 2013, prosentase persediaan dari total aktiva sebesar 25,93%, ini berarti setiap Rp1,- aktiva diinvestasikan dalam bentuk persediaan sebesar Rp0,26.

e. Prosentase aset tetap dari total aktiva pada tahun 2011 sebesar 23,78%, ini berarti setiap Rp1,- aktiva diinvestasikan dalam bentuk aset tetap sebesar Rp0,24. Sedangkan, prosentase aset tetap dari total aktiva pada tahun 2012 sebesar 21,63%, ini berarti setiap Rp1,- aktiva diinvestasikan dalam bentuk aset tetap sebesar Rp0,22. Dan pada tahun 2013, prosentase aset tetap dari total aktiva sebesar 20,17%, ini berarti setiap Rp1,- aktiva diinvestasikan dalam bentuk aset tetap sebesar Rp0,20.

f. Prosentase utang usaha pihak-pihak berelasi dari total pasiva (utang dan modal) pada tahun 2011 sebesar 1,19%, ini berarti setiap Rp1,- pasiva per 31 Desember 2011 Rp0,01 berupa utang usaha pihak-pihak berelasi atau setiap Rp1,- aktiva dibiayai dari utang usaha pihak-pihak berelasi sebesar Rp0,01. Sedangkan, prosentase utang usaha pihak-pihak berelasi dari total pasiva (utang dan modal) pada tahun 2012 sebesar 1,78%, ini berarti setiap Rp1,- pasiva per 31 Desember 2012 Rp0,02 berupa utang usaha pihak-pihak berelasi atau setiap Rp1,- aktiva dibiayai dari utang usaha pihak-pihak berelasi sebesar Rp0,02. Dan pada tahun 2013, prosentase utang usaha pihak-pihak berelasi dari total pasiva (utang dan modal) sebesar 0,88%, ini berarti setiap Rp1,- pasiva per 31 Desember 2013 Rp0,009 berupa utang usaha pihak-pihak berelasi atau setiap Rp1,- aktiva dibiayai dari utang usaha pihak-pihak berelasi sebesar Rp0,009.

g. Prosentase utang usaha pihak ketiga dari total pasiva (utang dan modal) pada tahun 2011 sebesar 14,65%, ini berarti setiap Rp1,- pasiva per 31 Desember 2011 Rp0,15 berupa utang usaha pihak ketiga atau setiap Rp1,- aktiva dibiayai dari utang usaha pihak ketiga sebesar Rp0,15. Sedangkan, prosentase utang usaha pihak ketiga dari total pasiva (utang dan modal) pada tahun 2012 sebesar 14,65%, ini berarti setiap Rp1,- pasiva per 31 Desember 2012 Rp0,15 berupa utang usaha pihak ketiga atau setiap Rp1,- aktiva dibiayai dari utang usaha pihak-pihak berelasi sebesar Rp0,15. Dan pada tahun 2013, prosentase utang usaha pihak ketiga dari total pasiva (utang dan modal) sebesar 18,45%, ini berarti setiap Rp1,- pasiva per 31 Desember 2013 Rp0,18 berupa utang usaha pihak ketiga atau setiap Rp1,- aktiva dibiayai dari utang usaha pihak ketiga sebesar Rp0,18.

h. Prosentase beban pokok penjualan dari penjualan bersih pada tahun 2011 sebesar 70,18%, ini berarti Rp1,- penjualan maka sebesar Rp0,70 akan terserap dalam beban pokok penjualan. Sedangkan, prosentase beban pokok penjualan dari penjualan bersih pada tahun 2012 sebesar 68,53%, ini berarti Rp1,- penjualan maka sebesar Rp0,69 akan terserap dalam beban pokok penjualan. Dan pada tahun 2013, prosentase beban pokok penjualan dari penjualan bersih sebesar 70,28%, ini berarti Rp1,- penjualan maka sebesar Rp0,70 akan terserap dalam beban pokok penjualan.

i. Prosentase laba usaha dari penjualan bersih pada tahun 2011 sebesar 6,38%, ini berarti Rp1,- penjualan bersih akan diperoleh laba sebesar Rp0,63. Sedangkan, prosentase laba usaha dari penjualan bersih pada tahun 2012 sebesar 7,03%, ini berarti Rp1,- penjualan bersih akan diperoleh laba sebesar Rp0,70. Dan pada tahun 2013, prosentase laba usaha dari penjualan bersih sebesar 5,74%, ini berarti Rp1,- penjualan bersih akan diperoleh laba sebesar Rp0,57.

j. Selain itu, dapat disimpulkan juga bahwa proporsi aset lancar pada tahun 2011 lebih dominan yaitu 70,39% dibandingkan dengan aset tidak lancar yang hanya senilai 29,61%. Bila diperhatikan liabilitas yang dimiliki perusahaan ternyata aset perusahaan pada tahun 2011 didanai oleh liabilitas jangka pendek sebanyak 25,62% dan liabilitas jangka panjang sebanyak 4,57%. Sedangkan, pada tahun 2012 dapat disimpulkan juga bahwa proporsi aset lancar lebih dominan yaitu 72,52% dibandingkan dengan aset tidak lancar yang hanya senilai 27,48%. Bila diperhatikan liabilitas yang dimiliki perusahaan ternyata aset perusahaan pada tahun 2012 didanai oleh liabilitas jangka pendek sebanyak 25,87% dan liabilitas jangka panjang sebanyak 4,70%. Dan pada tahun 2013 dapat disimpulkan juga bahwa proporsi aset lancar lebih dominan yaitu 73,25% dibandingkan dengan aset tidak lancar yang hanya senilai 26,75%. Bila diperhatikan liabilitas yang dimiliki perusahaan ternyata aset perusahaan pada tahun 2013 didanai oleh liabilitas jangka pendek sebanyak 30,18% dan liabilitas jangka panjang sebanyak 4,10%.

2.3 Analisa Rasio

201120122013

I. RATIO LIKUIDITAS

1Current RatioAktiva Lancar Rp 1.263.029.723.926 274,75% Rp 1.505.798.399.164 280,31% Rp 1.810.614.614.537 242,67%

Hutang Lancar Rp 459.694.310.936 Rp 537.184.235.226 Rp 746.123.148.554

2 Acid Test RatioKas + Efek + Piutang Rp 583.422.599.237 126,92% Rp 775.226.395.055 144,31% Rp 940.726.333.787 126,08%

Hutang Lancar Rp 459.694.310.936 Rp 537.184.235.226 Rp 746.123.148.554

3Cash RatioKas + Efek Rp 199.385.754.109 43,37% Rp 316.497.879.806 58,92% Rp 394.149.909.832 52,83%

Hutang Lancar Rp 459.694.310.936 Rp 537.184.235.226 Rp 746.123.148.554

4Perputaran Piutang. Penjualan . Rp 3.481.166.441.259 9,06 Rp 3.734.241.101.309 8,86 Rp 4.348.073.988.385 8,65

Rata-Rata Piutang Rp 384.036.845.128 Rp 421.382.680.189 Rp 502.652.469.602

5Periode Rata-Rata Pengumpulan Piutang. 360 .360403604136042

Perputaran piutang9,068,868,65

6Perputaran PersediaanHarga Pokok Rp 2.443.150.487.283 5,36 Rp 2.559.074.130.367 5,19 Rp 3.055.921.946.994 5,22

Rata-Rata Persediaan Rp 456.068.713.230 Rp 493.243.006.444 Rp 585.663.329.915

7Periode Rata-Rata Persediaan . 360 .360673606936069

Perputaran persediaan5,365,195,22

8 Perputaran Modal Kerja. Penjualan . Rp 3.481.166.441.259 4,33 Rp 3.734.241.101.309 4,21 Rp 4.348.073.988.358 4,28

Modal Kerja Rata-Rata Rp 803.335.412.990 Rp 885.974.788.464 Rp 1.016.552.814.961

RASIO LIKUIDITAS

a. Current Ratio

Dari data tersebut, dapat ditentukan bahwa current ratio PT Kimia Farma (Persero), Tbk pada tahun 2011 sebesar 274,75%, yang berarti bahwa jumlah aktiva lancar ada 2,75 kali dari jumlah hutang lancar atau setiap Rp1,- hutang lancar dijamin dengan Rp2,75 aktiva lancar atau Rp1,75 modal kerja. Sedangkan pada tahun 2012 current ratio PT Kimia Farma (Persero), Tbk sebesar 280,31%, yang berarti bahwa jumlah aktiva lancar ada 2,80 kali dari jumlah hutang lancar atau setiap Rp1,- hutang lancar dijamin dengan Rp2,80 aktiva lancar atau Rp1,80 modal kerja. Dan ditahun 2013 current ratio PT Kimia Farma (Persero), Tbk sebesar 242,67%, yang berarti bahwa jumlah aktiva lancar ada 2,43 kali dari jumlah hutang lancar atau setiap Rp1,- hutang lancar dijamin dengan Rp2,43 aktiva lancar atau Rp.1,43 modal kerja. Ini menunjukkan bahwa PT Kimia Farma (Persero), Tbk memiliki kemampuan yang cukup baik untuk membayar hutang-hutang jangka pendeknya.

b. Quick Ratio (Acid Test Ratio)

Terlihat dari data di atas, quick ratio PT Kimia Farma (Persero), Tbk pada tahun 2011 sebesar 126,92%, sedangkan pada tahun 2012 144,31% dan di tahun 2013 sebesar 126,08%. Ini berarti bahwa kemampuan perusahaan dalam memenuhi hutang lancar cukup baik.

c. Cash Ratio

Terlihat dari data di atas bahwa cash ratio PT Kimia Farma (Persero), Tbk pada tahun 2011 sebesar 43,37% sedangkan tahun 2012 sebesar 58,92% dan tahun 2013 sebesar 52,83%.

d. Perputaran Piutang

Dari ratio perputaran piutang, dapat dilihat bahwa perputaran piutang PT Kimia Farma (Persero), Tbk pada tahun 2011 sebesar 9,06 kali, sedangkan tahun 2012 sebesar 8,86 kali, dan tahun 2013 sebesar 8,65 kali. Ini menunjukkan bahwa investasi yang ditanamkan dalam bentuk piutang usaha adalah rendah berarti perusahaan khususnya bagian kredit dan penagihan bekerja cukup efektif, walaupun perputaran piutang perusahaan dari tahun ke tahun mengalami penurunan.

e. Periode Rata-Rata Pengumpulan Piutang

Dari periode rata-rata pengumpulan piutang, terlihat bahwa periode rata-rata pengumpulan piutang pada tahun 2011 sebesar 40 hari, pada tahun 2012 sebesar 41 hari dan tahun 2013 sebesar 42 hari. Ini mengindikasikan bahwa kemampuan perusahaan dalam mengumpulkan piutang cukup baik karena hari rata-rata penagihan piutang perusahaan kurang dari 60 hari.

f. Perputaran Persediaan

Dari perputaran persediaan PT Kimia Farma (Persero), Tbk, dapat dilihat bahwa perputaran persediaan pada tahun 2011 sebesar 5,36 kali, tahun 2012 sebesar 5,19 kali, dan pada tahun 2013 sebesar 5,22 kali. Ini menunjukkan bahwa pada tahun 2011 rata-rata dilakukan pembelian persediaan sebanyak 5,36 kali, sedangkan pada tahun 2012 rata-rata dilakukan pembelian persediaan sebanyak 5,19 kali, dan pada tahun 2013 rata-rata dilakukan pembelian persediaan sebanyak 5,22 kali. Hal ini menunjukkan bahwa makin efisiennya penggunaan persediaan dalam rangka mendukung penjualan perusahaan, walaupun sempat mengalami sedikit penurunan pada tahun 2012.

g. Periode Rata-Rata Persediaan

Dari periode rata-rata persediaan PT Kimia Farma (Persero), Tbk, dapat dilihat bahwa periode rata-rata persediaan pada tahun 2011 sebesar 67 hari, hal ini mengindikasikan bahwa persediaan tersebut disimpan perusahaan selama 67 hari. Pada tahun 2012 periode rata-rata persediaan sebesar 69 hari, hal ini mengindikasikan bahwa persediaan tersebut disimpan perusahaan selama 69 hari. Dan pada tahun 2013 periode rata-rata persediaan sebesar 69 hari, hal ini mengindikasikan bahwa persediaan tersebut disimpan perusahaan selama 69 hari.

h. Perputaran Modal Kerja

Terlihat dari data di atas, perputaran modal kerja PT Kimia Farma (Persero), Tbk pada tahun 2011 sebesar 4,33 kali, sedangkan tahun 2012 sebesar 4,21 kali dan pada tahun 2013 sebesar 4,28 kali. Ini menunjukkan bahwa pada tahun 2011 setiap Rp1,- modal kerja dapat menghasilkan Rp4,33 penjualan netto. Sedangkan pada tahun 2012 setiap Rp1,- modal kerja dapat menghasilkan Rp4,21 penjualan netto, dan pada tahun 2013 setiap Rp1,- modal kerja dapat menghasilkan Rp4,28 penjualan netto. Turn over modal kerja pada tahun 2012 menunjukkan perputaran yang terendah karena adanya kelebihan modal kerja yang mungkin disebabkan rendahnya turn over persediaan.

II. RATIO SOLVABILITAS201120122013

1Ratio Modal dengan AktivaModal Sendiri Rp 1.252.662.935.740 69,81% Rp 1.441.533.689.666 69,43% Rp 1.624.354.688.981 65,71%

Total Aktiva Rp 1.794.399.675.018 Rp 2.076.347.580.785 Rp 2.471.939.548.890

2Ratio Modal dengan Aktiva TetapModal Sendiri Rp 1.252.662.935.740 235,74% Rp 1.441.533.689.666 252,66% Rp 1.624.354.688.981 245,62%

Aktiva Tetap Rp 531.369.951.092 Rp 570.549.181.621 Rp 661.324.934.353

3Ratio Aktiva Tetap dengan Hutang Jangka Panjang. Aktiva Tetap . Rp 531.369.951.092 647,68% Rp 570.549.181.621 584,40% Rp 661.324.934.353 651,80%

Hutang Jangka Panjang Rp 82.042.428.342 Rp 97.629.655.893 Rp 101.461.711.355

4Ratio Hutang Jangka Panjang dengan Modal SendiriHutang Jangka Panjang Rp 82.042.428.342 6,55% Rp 97.629.655.893 6,77% Rp 101.461.711.355 6,25%

Modal Sendiri Rp 1.252.662.935.740 Rp 1.441.533.689.666 Rp 1.624.354.688.981

5Ratio Antara Hutang dengan Modal SendiriHutang Lancar + Hutang Jk Panjang Rp 541.736.739.278 43,25% Rp 634.813.891.119 44,04% Rp 847.584.859.909 52,18%

Modal Sendiri Rp 1.252.662.935.740 Rp 1.441.533.689.666 Rp 1.624.354.688.981

6Ratio Antara Hutang dengan AktivaHutang Lancar + Hutang Jk Panjang Rp 541.736.739.278 30,19% Rp 634.813.891.119 30,57% Rp 847.584.859.909 34,29%

Jumlah Aktiva Rp 1.794.399.675.018 Rp 2.076.347.580.785 Rp 2.471.939.548.890

RASIO SOLVABILITAS

a. Rasio Modal dengan Aktiva

Dari data di atas, dapat dilihat bahwa rasio modal dengan aktiva PT Kimia Farma (Persero), Tbk pada tahun 2011 menunjukkan angka 69,81%, sedangkan tahun 2012 sebesar 69,43% dan pada tahun 2013 sebesar 65,71%. Ini menunjukkann kecilnya jumlah modal pinjaman yang digunakan untuk membiayai aktiva perusahaan. Karena pada tahun 2011 aktiva perusahaan yang dibiayai dari pinjaman sebesar 30,19%, sedangkan tahun 2012 sebesar 30,57% dan pada tahun 2013 sebesar 34,29%.

b. Rasio Modal dengan Aktiva Tetap

Dari rasio modal dengan aktiva tetap PT Kimia Farma (Persero), Tbk, terlihat bahwa pada tahun 2011 rasio modal dengan aktiva tetap sebesar 235,74%, pada tahun 2012 sebesar 252,66% dan pada tahun 2013 sebesar 245,62%. Ini menunjukkan bahwa modal sendiri melebihi total aktiva tetap dan menunjukkan aktiva tetap seluruhnya dibiayai oleh pemilik perusahaan dan sebagian dari aktiva lancar (modal kerja) juga dibiayai oleh pemilik kerja. Modal sendiri yang lebih besar daripada aktiva tetap keadaannya lebih menguntungkan (lebih baik) karena aktiva tetap adalah berjangka panjang, maka sudah sewajarnya kalau jenis aktiva ini dibiayai dengan modal sendiri sehingga tidak menimbulkan tekanan terhadap likuiditas perusahaan saat pembayaran hutang itu tiba.

c. Rasio Aktiva Tetap dengan Hutang Jangka Panjang

Dari rasio aktiva tetap dengan hutang jangka panjang PT Kimia Farma (Persero), Tbk, terlihat bahwa rasio aktiva tetap dengan hutang jangka panjang pada tahun 2011 sebesar 647,68%, pada tahun 2012 sebesar 584,40%, dan pada tahun 2013 sebesar 651,80%. Ini menujukkan bahwa besarnya jaminan dan kreditor jangka panjang dalam posisi aman atau terjamin dan besarnya kemampuan perusahaan untuk mencari pinjaman. Tapi mengalami penurunan pada tahun 2012, penurunan ini disebabkan oleh peningkatan hutang jangka panjang.

d. Rasio antara Hutang Jangka Panjang dengan Modal Sendiri

Dari data diatas, dapat dilihat bahwa rasio antara hutang jangka panjang dengan modal sendiri PT Kimia Farma (Persero), Tbk pada tahun 2011 sebesar 6,55%, pada tahun 2012 sebesar 6,77% dan pada tahun 2013 sebesar 6,25%. Ini menunjukkan bahwa PT Kimia Farma (Persero), Tbk terlalu banyak menggunakan pendanaan hutang lancar.

e. Rasio antara Hutang dengan Modal Sendiri

Dari rasio hutang dengan modal sendiri PT Kimia Farma (Persero), Tbk, terlihat bahwa pada tahun 2011 rasio antara hutang dengan modal sendiri sebesar 43,25%, pada tahun 2012 sebesar 44,04%, dan pada tahun 2013 sebesar 52,18%. Ini menunjukkan bahwa rendahnya risiko yang akan ditanggung bank bila perusahaan mengalami kebangkrutan. Karena pendanaan perusahaan lebih banyak dibiayai dari modal sendiri.

f. Rasio antara Hutang dan Aktiva

Dari rasio hutang dengan aktiva PT Kimia Farma (Persero), Tbk, terlihat bahwa pada tahun 2011 rasio hutang dengan aktiva sebesar 30,19%, pada tahun 2012 sebesar 30,57% dan pada tahun 2013 sebesar 34,29%. Ini menunjukkan bahwa prosentase jumlah hutang PT Kimia Farma (Persero), Tbk lebih rendah dibanding persentase jumlah modal. Jadi aktivitas perusahaan itu lebih banyak didanai oleh modal sendiri.

III. RATIO RENTABILITAS201120122013

1Ratio Laba Usaha dengan Aktiva UsahaLaba UsahaRp 222.003.848.70414,84%Rp 262.567.556.56714,87%Rp 249.533.154.63611,94%

Aktiva UsahaRp 1.495.550.531.938Rp 1.766.274.695.166Rp 2.090.253.965.009

2Perputaran Aktiva UsahaPenjualanRp 3.481.166.441.2592,33Rp 3.734.241.101.3092,11Rp 4.348.073.988.3852,08

Aktiva UsahaRp 1.495.550.531.938Rp 1.766.274.695.166Rp 2.090.253.965.009

3Gross Margin RatioLaba KotorRp 1.038.015.953.97629,82%Rp 1.175.166.970.94231,47%Rp 1.292.152.041.39129,72%

PenjualanRp 3.481.166.441.259Rp 3.734.241.101.309Rp 4.348.073.988.385

4Operating Margin RatioLaba UsahaRp 222.003.848.7046,38%Rp 262.567.556.5677,03%Rp 249.533.154.6365,74%

PenjualanRp 3.481.166.441.259Rp 3.734.241.101.309Rp 4.348.073.988.375

5Net Margin RatioLaba Bersih PajakRp 171.763.175.7544,93%Rp 205.763.997.3785,51%Rp 215.642.329.9774,96%

PenjualanRp 3.481.166.441.259Rp 3.734.241.101.309Rp 4.348.073.988.385

6Operating RatioHarga Pokok + Biaya OperasiRp 3.259.162.592.55593,62%Rp 3.471.673.544.74292,97%Rp 4.098.540.833.74994,26%

PenjualanRp 3.481.166.441.259Rp 3.734.241.101.309Rp 4.348.073.988.375

7Rate of ROILaba Bersih Sebelum PajakRp 232.007.059.69315,51%Rp 278.284.452.05515,76%Rp 284.125.432.29913,59%

Jumlah Aktiva UsahaRp 1.495.550.531.938Rp 1.766.274.695.166Rp 2.090.253.965.009

8Net Rate of ROILaba Bersih Sesudah PajakRp 171.763.175.75411,48%Rp 205.763.997.37811,65%Rp 215.642.329.97710,32%

Jumlah Aktiva UsahaRp 1.495.550.531.938Rp 1.766.274.695.166Rp 2.090.253.965.009

9Rentabilitas Modal SendiriLaba Bersih Sesudah PajakRp 171.763.175.75413,71%Rp 205.763.997.37814,27%Rp 215.642.329.97713,28%

Modal SendiriRp 1.252.662.935.740Rp 1.441.533.689.666Rp 1.624.354.688.981

10Laba per Lembar Saham BiasaLaba Saham BiasaRp 171.765.487.458

Rp 5.554.000.000 Rp 30,93Rp 205.133.316.635

Rp 5.554.000.000 Rp 36,93Rp 214.549.154.260

Rp 5.554.000.000 Rp 38,63

Saham Biasa yang Beredar

RASIO RENTABILITAS

a. Rasio Laba Usaha dengan Aktiva Usaha

Dari rasio laba usaha dengan aktiva usaha PT Kimia Farma (Persero), Tbk, terlihat bahwa pada tahun 2011 ratio laba usaha dengan aktiva usaha PT Kimia Farma (Persero), Tbk sebesar 14,84%, pada tahun 2012 sebesar 14,87%, dan pada tahun 2013 sebesar 11,94%. Ini menunjukkan bahwa dari tahun 2012 ke tahun 2013 PT Kimia Farma (Persero), Tbk mengalami penurunan produktivitas dari seluruh dana perusahaan dan efisiensi perusahaan yang kurang baik dalam pengelolaan aktiva usaha.

b. Rasio Perputaran Aktiva

Dari data di atas, terlihat bahwa rasio perputaran aktiva PT Kimia Farma (Persero), Tbk pada tahun 2011 sebesar 2,33 kali, pada tahun 2012 sebesar 2,11 kali, dan pada tahun 2013 sebesar 2,08 kali. Ini menunjukkan bahwa perusahaan mengalami penurunan efisiensi dalam menggunakan aktivanya namun tidak terlalu besar.

c. Gross Margin Ratio

Dari data di atas, terlihat bahwa PT Kimia Farma (Persero), Tbk memiliki gross margin ratio pada tahun 2011 sebesar 29,82%, pada tahun 2012 sebesar 31,47%, dan pada tahun 2013 sebesar 29,72%. Ini menunjukkan bahwa perusahaan dalam keadaan yang kurang baik untuk menutup biaya operasi dan laba bersih. Laba kotor yang dihasilkan dari setiap penjualan perusahaan terbilang rendah hanya sebesar Rp0,30 pada tahun 2011, Rp0,31 pada tahun 2012 dan Rp0,30 pada tahun 2013.

d. Operating Margin Ratio

Dari data di atas terlihat bahwa PT Kimia Farma (Persero), Tbk menunjukkan bahwa pada tahun 2011 operating margin ratio sebesar 6,38%, pada tahun 2012 sebesar 7,03%, dan pada tahun 2013 sebesar 5,74%. Ini menunjukkan bahwa pada tahun 2011 setiap Rp1,- dari penjualannya Rp0,06 merupakan laba usaha, pada tahun 2012 setiap Rp1,- dari penjualannya Rp0,07 merupakan laba usaha dan pada tahun 2013 setiap Rp1,- dari penjualannya Rp0,06 merupakan laba usaha.

e. Net Margin Ratio

Dari data di atas terlihat bahwa PT Kimia Farma (Persero), Tbk menunjukkan bahwa pada tahun 2011 net margin ratio sebesar 4,93%, pada tahun 2012 sebesar 5,51%, dan pada tahun 2013 sebesar 4,96%. Ini menunjukkan bahwa pada tahun 2011 sebesar Rp1,- dari penjualannya yang merupakan laba bersih setelah pajak sebesar Rp0,05. Pada tahun 2012 sebesar Rp1,- dari penjualannya yang merupakan laba bersih setelah pajak sebesar Rp0,06 dan pada tahun 2013 sebesar Rp1,- dari penjualannya yang merupakan laba bersih setelah pajak sebesar Rp.0,05.

f. Operating ratio

Dari data di atas terlihat bahwa operating ratio PT Kimia Farma (Persero), Tbk pada tahun 2011 sebesar 93,62%, pada tahun 2012 sebesar 92,97%, dan pada tahun 2013 sebesar 94,26%. Ini menunjukkan keadaan yang kurang baik, karena setiap rupiah penjualan yang terserap dalam biaya juga cukup tinggi.

g. Rate of ROI

Dari rate of ROI PT Kimia Farma (Persero), Tbk menunjukkan bahwa pada tahun 2011 rate of ROI PT Kimia Farma (Persero), Tbk sebesar 15,51%, pada tahun 2012 sebesar 15,76%, dan pada tahun 2013 sebesar 13,59%. Ini menunjukkan pada tahun 2011 dari Rp1,- jumlah aktiva usaha Rp0,16 merupakan laba bersih sebelum pajak. Pada tahun 2012 dari Rp1,- jumlah aktiva usaha, Rp0,16 merupakan laba bersih sebelum pajak dan pada tahun 2013 dari Rp1,- jumlah aktiva usaha Rp0,14 merupakan laba bersih sebelum pajak.

h. Net Rate of ROI

Dari net rate of ROI PT Kimia Farma (Persero), Tbk menunjukkan bahwa pada tahun 2011 net rate of ROI PT Kimia Farma (Persero), Tbk sebesar 11,48%, pada tahun 2012 sebesar 11,65%, dan pada tahun 2013 sebesar 10,32%. Ini menunjukkan pada tahun 2011 dari Rp1,- jumlah aktiva usaha, Rp0,11 merupakan laba bersih sesudah pajak. Pada tahun 2012 dari Rp1,- jumlah aktiva usaha Rp0,12 merupakan laba bersih sesudah pajak dan pada tahun 2013 dari Rp1,- jumlah aktiva usaha Rp0,10 merupakan laba bersih sesudah pajak.

i. Rentabilitas Modal Sendiri

Dari rentabilitas modal sendiri PT Kimia Farma (Persero), Tbk menunjukkan bahwa pada tahun 2011 sebesar 13,71%, pada tahun 2012 sebesar 14,27% dan pada tahun 2013 sebesar 13,28%. Ini menunjukkan bahwa kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan dengan modal sendiri cukup baik.

j. Laba per Lembar Saham Biasa

Dari laba per lembar saham biasa PT Kimia Farma (Persero), Tbk menunjukkan bahwa pada tahun 2011 sebesar Rp30,93, pada tahun 2012 sebesar Rp36,93, dan pada tahun 2013 sebesar Rp38,63. Ini menunjukkan bahwa laba per lembar saham mengalami peningkatan dari tahun 2011, 2012 ke 2013. Jadi, pendapatan dari tiap lembar saham yang dibagikan dalam bentuk deviden kepada para pemegang saham mengalami peningkatan.

B A B I I I

P E N U T U P

3.1 Kesimpulan

Dilihat dari likuiditas PT Kimia Farma (Persero), Tbk. memiliki kemampuan baik dalam membayar hutang-hutangnya, dan perusahaan pada khususnya bagian kredit dan penagihan bekerja cukup efektif meski perputaran piutang perusahaan mengalami penurunan. Penggunaan persediaan semakin efisien. Perputaran modal kerja di tahun 2012 menunjukkan perputaran terendah yang mungkin diakibatkan rendahnya turn over persediaan ditahun 2012, sehingga dapat dikatakan bahwa perusahaan ini likuid. Sementara dari solvabilitas PT Kimia Farma (Persero), Tbk. masih cukup baik karena 60% lebih aktiva perusahaan dibiayai oleh modal sendiri meski ditahun 2013 modal pinjaman naik dari 2 tahun sebelumnya. Sementara dari rentabilitas PT Kimia Farma (Persero), Tbk. kurang efisien dalam menggunakan aktiva usaha. Serta setiap rupiah penjualan menanggung biaya usaha yang cukup tinggi, sehingga laba usaha dari setiap rupiah penjualan menjadi rendah. Hal ini membuat keadaan perusahaan kurang rendabel, meski kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan dengan modal sendiri cukup baik, dan pendapatan perlembar saham mengalami peningkatan.3.2 Saran

Untuk pihak manajemen PT Kimia Farma (persero), Tbk. tolong diperhatikan kembali rentabilitas dan likuiditas, hal tersebut dapat dilakukan dengan lebih mengefisienkan aktiva usaha dan meminimalisir biaya yang terserap dalam setiap rupiah penjualan. Serta lebih memperhatikan atau memperketat persyaratan kredit dan mengefisienkan modal kerja dan meningkatkan turn over persediaan.

Untuk pihak investor PT Kimia Farma (persero), Tbk. coba dipertimbangkan kembali untuk berinvestasi di perusahaan ini, karena perusahaan ini kurang rendabel.

Sementara untuk pihak kreditor, disarankan untuk memberi kreditnya ke PT Kimia Farma (persero), Tbk. karena dilihat dari solvabilitas perusahaan ini memiliki aktiva yang cukup sehingga setiap hutangnya terjamin dengan baik.D A F T A R P U S T A K A

Munawir, S.2002.Analisa Laporan Keuangan.Yogyakarta: Liberty Yogyakarta.

Murhadi, Werner R.2013.Analisa Laporan Keuangan Proyeksi dan Evaluasi

Saham.Surabaya: Salemba Empat.

2.1 Analisa Pembandingan Laporan Keuangan

ANALISA LAPORAN KEUANGAN PT KIMIA FARMA (Persero), Tbk | 43