makalah 3 me-1

28
Modul Mental Emosional Pasien Mengalami Kecelakaan, tetapi Tertawa Terbahak- bahak KELOMPOK II 030.07.2 Rifqa 030.07.28 Yusmiati 030.08.04 Ayu Ningtiyas Nugroho 030.08.071 Citra Anggraeny 030.08.125 Indri Septiany Utami 030.09.191 Rangga Satrio Prawiro 030.09.193 Ratiya Primanita 030.09.194 Raufina Yunica 030.09.195 Rayhan Adji Harimurthi 030.09.196 Rayi Vialita Poetri 030.09.252 Teresa Shinta 030.09.253 Tezar Andrean 030.09.254 Theresia Sutjiarto FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI

Upload: rayi-vialita-poetri

Post on 24-Oct-2015

155 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

makalah pskiatri

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah 3 Me-1

Modul Mental Emosional

Pasien Mengalami Kecelakaan, tetapi Tertawa Terbahak-bahak

KELOMPOK II

030.07.2   Rifqa 

030.07.28 Yusmiati

030.08.04 Ayu Ningtiyas Nugroho

030.08.071 Citra Anggraeny

030.08.125 Indri Septiany Utami

030.09.191 Rangga Satrio Prawiro

030.09.193 Ratiya Primanita

030.09.194 Raufina Yunica

030.09.195 Rayhan Adji Harimurthi

030.09.196 Rayi Vialita Poetri

030.09.252 Teresa Shinta

030.09.253 Tezar Andrean

030.09.254 Theresia Sutjiarto

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI

JAKARTA

14 May 2012

BAB I

PENDAHULUAN

Page 2: Makalah 3 Me-1

Cannabis, yang lazim disebut ganja, mengacu pada varietas Cannabis sativa, atau

tanaman rami India, yang berisi obat psikoaktif Δ-9-tetrahydrocannabinol (THC).Cannabis

dalam bentuk ganja (bahan resin kering dari daun ganja) atau cannabinoidslainnya dianggap

sebagai zat ilegal yang paling umum digunakan di dunia. Efeknya telah dikenal selama ribuan

tahun, dan digambarkan pada awal abad ke-5 SM, ketika sejarahwan Yunani Herodotus

menceritakan tentang sebuah suku nomaden yang setelah menghirup asap dari biji rami, muncul

dari tenda mereka dengan senang dan berteriak gembira. Bahan aktifnya berasal dari tanaman

ganja yang bersifat adiktif, yang hanya larutdalam lemak. Karena tidak dapat larut dalam air,

THC tinggal lama di dalam lemak  jaringan (termasuk jaringan lemak otak, sehingga

menyebabkan brain damage). Gambarannya yaitu kombinasi antara CNS-depresant, stimulansia

dan halusinogenik.

Survei terbaru dari National Institute of Drug Abuse (NIDA) 40% dari populasi yang

melaporkan telah menggunakan satu atau lebih zat terlarang dalam kehidupan mereka, 15% telah

menggunakan zat terlarang pada tahun sebelumnya. Prevalensi seumur hidup dari

penyalahgunaan zat sekitar 20%. Disamping presentasi populasi yang melaporkan menggunakan

satu atau lebih zat terlarang dalam kehidupan mereka (hampir 40%) dan biaya yang mengejutkan

pada masyarakat (lebih 200 juta dolar pertahun).1 Fenomena penyalahgunaan zat

memiliki banyak implikasi pada penelitian otak dan psikiatri klinis. Beberapa zat dapat

mempengaruhi keadaan mental yang dirasakan dari dalam; seperti mood dan aktifitas yang dapat

diamati dari luar; yaitu perilaku. Zat dapat menyebabkan gangguan neuropsikiatri yang tidak

dapat dibedakan dengan gangguan psikiatri dengan penyebabtidak diketahui (contohnya

skizofrenia dan gangguan mood) dan sehingga gangguan psikiatrik primer dan gangguan yang

melibatkan panggunaan zat mungkin berhubungan. 2

Pada tahun 1999 penelitian kanabis di komisi White House of National Drug Control

Policy, peneliti-peneliti pada National Academy of Science menyimpulkan diantaranya termasuk

bahwa kanabionid memiliki peran alami dalam pengaturan sakit; mengatur pergerakan dan

ingatan; otak menjadi toleransi terhadap kanabis, memilikikemampuan untuk ketergantungan dan

gejala putus obat ringan; memiliki nilai terapetik ringan untuk menghilangkan nyeri, mual dan

meningkatkan nafsu makan tapi penelitian lebih lanjut diperlukan dan sebagai pengobatan yang

efektif namun efek psikologis seperti menurunkan cemas, sedasi dan euphoria mempengaruhi

nilai terapeutik. Hubungan antara kanabis dan manusia telah ada sedikitnya 10.000 tahun. Dari

MentalEmosional Page 1

Page 3: Makalah 3 Me-1

asalnya di Cina atau Asia Tengah, di zaman neolitik, penamaan kanabis telah menyebar hampir

di selutuh dunia. Penggunaan pertama dari tanaman ini kemungkinan sebagai bahan nutrisi sejak

zaman neolitik (setelah 6500 sebelum masehi). Galen, Bapak  pengobatan menulis pada tahun

200 sebelum Masehi bahwa biasanya sekali-kalimemberikan kenikmatan dan kegembiraan. Di

Indonesia, terdapat antara 2-3 juta orang yang pernah mengisap ganja. Pengguna pemula ganja,

terutama dikalangan anak usia muda, meningkat tajam selama 4-5 tahun terakhir, karena ganja

mudah diperoleh dimana ± mana.

MentalEmosional Page 2

Page 4: Makalah 3 Me-1

BAB II

LAPORAN KASUS

Tn. Ganda, 25 tahun dimasukkan ke UGD RSU Trisakti dengan diantar polisi setelah

mengendarai sepeda motornya menabrak pohon. Ia jatuh, dengan akibat hematoma pada kepala

daerah pelipis kiri, tetapi tidak pingsan. Di kamar tunggu, ia banyak bicara, marah-marah,

tertawa terbahak-bahak, gelisah, tremor kecil, dan berkeringat banyak. Penampilan dan status

gizi pasien baik.

Sejak remaja, Tn, Ganda sudah merokok dan kadang-kadang minum alcohol tapi tidak

pernah mabok. Sejak satu tahun yang lalu ia merokok ganja terutama pada malam hari libur.

Pada pemeriksaan fisik: tensi 150/170, nadi: 120, t: 36,5C, pupil melebar, konjungtiva merah. Ia

masih dapat bekerja biasa dan tidak ada masalah dalam pergaulan sosialnya.

Pemeriksaan status mental : terdapat depersonalisasi dan derealisasi, tetapi waham dan

halusinasi tidak ada.

Pemeriksaan diagnostic lanjut: pemeriksaan fisik umum: dalam batas normal; pemeriksaan

neurologis: tanpa deficit neurologis; EKG: normal; pemeriksaan radiologi kepala tidak ada

kelainan; laboratorium darah dan urine: normal, kecuali tetrahidrokanabiol positif,

Perkembangan masa kanak dan remaja tidak ada kelainan yang berarti, hanya ia

mengeluh dididik oleh ayahnya “terlalu keras dan disiplin”. Setelah menginjak dewasa, ia

menunjukkan ciri kepribadian yang sering bimbang, selalu tepat waktu, tertib dan sering berpikir

berulang-ulang. Ia tahu bahwa pikiran tersebut tidak rasional dan ingin menghilangkannya, tetapi

akibatnya ia menjadi gelisah. Sebelum tidur ia selalu mengunci pintu lima kali agar dapat tidur

lebih nyenyak. Kadang-kadang ia juga merasa sedih karena masalah pekerjaannya.

Pasien belum pernah berobat ke psikiater, tapi beberapa kali berobat pada dokter umum

dan diberikan “obat penenang dan obat tidur” dengan tujuan agar lebih tenang dan tidur lebih

nyenyak.

MentalEmosional Page 3

Page 5: Makalah 3 Me-1

BAB III

PEMBAHASAN KASUS

ANAMNESIS

1. Binaraport

2. IdentitasPasien

- Nama : Tn. Ganda

- Jeniskelamin : Laki-Laki

- Usia : 25Tahun

- Alamat : -

- Pekerjaan : -

- Anak ke- dari- : -

3. KeluhanUtama

Mengalami kecelakaan, tetapi tertawa terbahak-bahak.

4. Riwayat Gangguan Sekarang

o Terdapat hematoma pada kepala daerah pelipis kiri

o banyak bicara, marah-marah, tertawa terbahak-bahak, gelisah, tremor kecil dan

berkeringat banyak.

5. Riwayat Gangguan Sebelumnya : -

6. Riwayat Pengobatan

o Pernah berobat dan diberiksan obat penenang dan obat tidur

7. Riwayat Kehidupan Pribadi

o Sejak remaja sering merokok dan minum alkohol

MentalEmosional Page 4

Page 6: Makalah 3 Me-1

o masa kanak dan remaja tidak ada kelainan yang berarti

o dididik oleh ayahnya terlalu keras dan disiplin.

o kepribadian yang sering bimbang

o selalu tepat waktu

o tertib dan sering berfikir berulang-ulang

o ia sering menjadi gelisah.

o Sebelum tidur ia selalu mengunci pintu lima kali agar dapat tidur lebih nyenyak

8. Riwayat Pendidikan : -

9. Riwayat Sosial Ekonomi : -

10. Riwayat Keluarga : -

11. Riwayat Sosial Sekarang

o Kadang-kadang ia juga merasa sedih karena masalah pekerjaannya

ANAMNESIS TAMBAHAN

Adapun anamnesis tambahan yang diperlukan untuk menunjang diagnosis pada pasien ini, sebagai

berikut :

Riwayat Penyakit Sekarang

o Setelah kecelakaan apakah ada mual muntah?

o Apakah ada pusing?

o Apakah saat kejadian dia merokok ganja?

o Apakah ada delusi?

Riwayat Penyakit Dahulu

o Apakah sebelumnya pernah mengalami trauma?

Riwayat Penyakit Keluarga

MentalEmosional Page 5

Page 7: Makalah 3 Me-1

o Apakah ada keluarga yang mengalami gangguan jiwa?

Riwayat Pengobatan

o Apakah pasien pernah berobat atau dirawat?

o Apakah pasien meminum obat dari dokter?

Riwayat Kebiasaan

o Apakah merokok ganja hanya pada saat libur atau hari biasa juga?

Riwayat Lingkungan dan Sosial-Ekonomi

o Bagaimana pergaulan dengan teman-temannya?

o Apa sering menggunakan ganja bersama teman-temannya?

o Bagaimana hubungan dengan keluarga sekarang?

o Bagaimana hubungan dengan lingkungan tempat kerja?

o Apakah dalam pekerjaan sekarang ada masalah?

Kesimpulan kelompok kami :

Dari anamnesis yang diperoleh dari Tn. Ganda yang menjadi banyak bicara, marah-marah,

tertawa terbahak-bahak , gelisah, terdapat tremor kecil, dan berkeringat banyak, maka kelompok

kami berkesimpulan bahwa Tn.Ganda mengalami gangguan psikoaktif akibat penggunaan zat

psikoaktif.3

Hipotesis

1. Penggunaan zat narkotik

Banyak orang dengan masalah mental menggunakan zat psikoaktif untuk mengkontrol

agitasi, depresi, dan gangguan mental lainnya namun ketergantungan zat ini missal cannabis

dapat menyebabkan anxietas, euphoria, dan berkeringat banyak.

2. Trauma lobus frontalis

Sindroma lobus frontalis adalah suatu perubahan pola perilaku, emosi dan kepribadian yang

terjadi akibat kerusakan otak bagian depan . Kejadian yang dapat menyebabkan sindroma ini

MentalEmosional Page 6

Page 8: Makalah 3 Me-1

diantaranya adalah cedera kepala, sindroma vascular, tumor, dementia frontotemporal, dan

akibat pembedahan karena aneurisma. Manifestasi klinis yang timbul amat beragam namun

berinti pada ketidakmampuan untuk mengatur perilaku dan emosi.

3. Epidural Hematoma

Epidural hematom biasanya disertai fraktur cranium yang akan menyebabkan sistem limbik.

Sistem limbik pada otak berfungsi untuk mengatur emosi, tingkah laku, dan memori

seseorang.

STATUS MENTAL TANGGAL 9 MEI 2012

1. Deskripsi Umum

Penampilan : baik

Perilaku : banyak bicara, gelisah

Kesadaran biologis :

Kesadaran psikologis :

2. Alam Perasaan

Afek dan emosi : marah-marah, tertawa terbahak-bahak

3. Fungsi Intelektual

Orientasi :

Tilikan: derajat 5

→ dari pernyataan yang mengatakan bahawa ia tahu kalau pikirannya tidak rasional dan

ingin menghilangkannya.

4. Gangguan Persepsi

Depersonalisasi dan derealisasi

5. Alam Pikir

Isi Pikir :

MentalEmosional Page 7

Page 9: Makalah 3 Me-1

6. Taraf dapat dipercaya :

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LANJUT

1. Pemeriksaan Fisik

Kesadaran Kesadaran fluktuatif Terjadi gangguan

kesadaran yang

berfluktuatif (naik-

turun) baik perhatian,

persepsi, memori,

orientasi, dan

berpikir.

Kontak psikis - -

Orientasi Baik Dapat menunjukan

waktu, tempat dan

orang

Suhu 36.50C Normal

Tekanan darah 150/70 Meningkat (optimal

120/80)

Nadi 120 Meningkat (normal

60-100x/menit)

Pemeriksaan neurologis Tanpa defisit

neurologis

Normal

THT Tidak dilakukan

pemeriksaan

-

Mata Pupil melebar

Konjunctiva

Tidak Normal

MentalEmosional Page 8

Page 10: Makalah 3 Me-1

memerah

Gigi & mulut Tidak dilakukan

pemeriksaan

-

2. Pemeriksaan Laboratorium

Pem. laboratorium darah dan urin : normal, tetrahydrocannabinol (+)

EKG : normal

Pem. Radiologi kepala : tidak ada kelainan

Interpretasi hasil :

tidak ada kelainan pada darah dan urin, tetapi tetrahydrocannabinol (TCH) dengan hasil

positif menunjukan bahwa pasien ini benar menggunakan zat narkotika jenis kanabis.

Tetapi belum bisa dipastikan hasil positif ini berarti seseorang memang benar dibawah

pengaruh kanabis pada saat diperiksa atau hasil positif ini dikarenakan pemakaian

beberapa hari yang lalu.

Hasil radiologi kepala normal dapat menyingkirkan hipotesis cidera kepala.

Pemeriksaan yang dianjurkan

Test faal hati : pasien ini dia mengkonsumsi alkohol jadi kita perlu melakukan tes faal

hati karena melihat fungsi hepar masih bekerja dengan baik atau tidak

Pemeriksaan eliktrolit (kalium dan magnesium) : Untuk melihat apakah ada penurunan

atau peningkatan dari kalium, karena abila ada penurunan dari kalium pasien akan mual

muntah, berkeringat banyak.

DIAGNOSIS DAN DIAGNOSIS BANDING

Diagnosis multiaxial

Aksis I : Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan Kanabinoida (F12)

Keadaan putus zat dengan delirium (F10.4)

Aksis II : Gangguan kepribadian anankastik (F60.5)

MentalEmosional Page 9

Page 11: Makalah 3 Me-1

Aksis III : Gejala, tanda & temuan klinis lab abnormal (R00-R99)

Aksis IV : Masalah Pekerjaan

Aksis V : GAF = 65 4

Diagnosis banding

Gangguan mental akibat penggunaan amfetamin

DAFTAR MASALAH

Masalah pada pasien dapat dibagi dalam 3 kelompok besar

1. Organobiologi : -

2. Psikologis : adanya depersonalisasi dan derealisasi

3. Sosiokultural : menarik diri dari pergaulan, kurang percaya akan kemampuan diri, tidak

tahan dengan celaan

Masalah Dasar Masalah

Hipertensi dan Takikardi Dalam pemeriksaan fisik didapatkan tekanan

darah 150/170 mmHg dan nadi 120 x/menit

Pupil melebar, konjungtiva merah Pemeriksaan fisik

Intoksikasi ganja Anamnesis dan pada pemeriksaan

laboratorium didapatkan tetrahidrokanabinol

positif pada darah dan urin

Gangguan persepsi Pada pemeriksaan status mental terdapat

depersonalisasi dan derealisasi

Ciri kepribadian anankastik Pasien mengatakan bahwa setelah menginjak

dewasa, ia menunjukkan ciri kepribadian

yang sering bimbang, selalu tepat waktu,

tertib dan sering berfikir berulang-ulang

MentalEmosional Page 10

Page 12: Makalah 3 Me-1

Obsessive compulsive Pasiem mengatakan, sebelum tidur ia selalu

mengunci pintu lima kali agar dapat tidur

lebih nyenyak.

Masalah pekerjaan Pasien juga mengatakan merasa sedih karena

masalah pekerjaan

Etiologi

Pada kasus ini Tn. Ganda menderita Gangguan Mental dan Perilaku akibat Penggunaan

Kanabinoida karena pada kasus didapatkan bahwa pasien ini mengkonsumsi ganja/kanabis. Dari

intoksikasi kanabis tersebut dapat meninmbulkan gangguan mental dan perilaku.

Patofisiologi 5

Kanabis reseptor spesifik kanabinoid ganglia basalis, hipokampus, serebelum, dan kortex

TERAPI 6

Penatalaksanaan secara umum

MentalEmosional Page 11

Gangguan asosiasi

Gangguan keseimbanga

Gangguan memori

Gangguan motorik,

Menstimulasi pusat kesenangan di otak, seperti dopaminergik dari area tegmetal ventralis. (masih

diperdebatkan)

Page 13: Makalah 3 Me-1

Pengobatan pemakaian kanabis terletak pada prinsip yang sama dengan pengobatan

penyalahgunaan substansi lain yaitu dengan abstinensia dan dukungan. Abstinensia dapat dicapai

melalui intervensi langsung seperti perawatan di rumah sakit atau melalui monitoring ketat atas

dasar rawat jalan dengan menggunakan skrining obat dalam urin, yang dapat mendeteksi kanabis

selama 3 hari sampai empat minggu setelah pemakaian. Dukungan dapat dicapai dengan

menggunakan psikoterapi individual, keluarga dan kelompok. Pendidikan harus merupakan inti

untuk program abstinensia dan dukungan karena pasien yang tidak menegrti alasan intelektual

untuk mengatasi masalah penyalahgunaan substansi menunjukkan sedikit motivasi untuk

berhenti.

1. Farmakologis

Untuk intoksikasi alkohol terapi dengan menggunakan antabuse (disulfiram) dan abstem

(kaslium karbid sitrat), yang menimbulkan reaksi yang tidak menyenangkan atau

berbahaya jika alkohol diminum.

Untuk intoksikasi cannabis dengan agitasi dapat diberikan benzodiazepin dosis rendah.

Meskipun tidak ada obat yang belum terbukti efektif untuk intoksikasi cannabis,

penelitian menunjukkan bahwa obat antidepresan seperti nefazodone (Serzone) dan

fluoxetine (Prozac) dapat membantu beberapa individu untuk membebaskan diri dari

ketergantungan dan kekambuhan penyalahgunaan cannabis.

Untuk gejala obsesif kompulsifnya dapat diberikan antidepresan trisiklik seperti

clomipramin, dengan dosis awal 25-50 mg kemudian dosisnya dinaikkan secara bertahap

menjadi 150 mg/ hari.

Bisa juga diberikan golongan SSRI (selective serotonin reuptake inhibitors) seperti

fluoxetin dengan dosis sampai 80 mg.

2. Psikososial

Pengenalan diri hindari pengertian sinonim antara deteriorasi yang stereotipik dengan

alkoholisme

Motivasi dibantu dengan pendidikan mengenai efek dari alkohol, konfrontasi

(misalnya kemampuan untuk pantang alkohol), memberi dukungan, nasihat dan

keyakinan bahwa bisa disembuhkan. Pasien diarahkan pada tujuan yang realistik.

MentalEmosional Page 12

Page 14: Makalah 3 Me-1

Strategi yang utama mungkin membutuhkan pemindahan dari lingkungan yang terus

menerus menyebabkan kebiasaan minum yang patologik

Pengaturan (setting) penanganan dengan berobat jalan. Perawatan dalam rumah sakit

diperlukan bila terdapat gejala putus alkohol yang berat. Lama perawatan yang pendek

(3 minggu) sama efektifnya dengan yang lebih lama.

Adiksi terapi individu, kelompok, gabungan, keluarga. Komitmen dari terapis sangat

menentukan. Adanya klaim mengenai terapi aversi sebelumnya (apomorfin, emetine

sukar dievaluasi, seleksi pasien, biaya terapi mahal). Antabuse berguna untuk mencegah

relaps : reaksi bisa membahayakan. Yang terbaik adalah bisa tercapainya abstinensi

total. Konseling singkat cukup efektif sebagai pengobatan yang lama.

Pengendalian pola umum sosial jarang berhasil bila sudah ada ketergantungan fisik

Pentingnya pelayanan masyarakat pusat informasi dan lembaga masalah alkohol,

hostel, pelayanan sosial.

PROGNOSIS

Ad vitam : bonam

Ad fungsionam : dubia ad bonam

Ad sanationam : dubia ad bonam

Prognosis ini kami tegakkan karena kami berpikir semuanya tergantung kepada pasien sendiri

dan juga dukungan dari orang sekitar pasien. Selain itu kami juga mempertimbangkan dari segi

terapi yang diberikan pada pasien.

Jika pasien memiliki kemauan yang sangat tinggi untuk sembuh dan mendapat dorongan yang

sangat kuat dari keluarga dan orang terdekat pasien, maka kesembuhan akan lebih baik.

MentalEmosional Page 13

Page 15: Makalah 3 Me-1

BAB IV

TINJAUAN PUSTAKA

Efek dari ganja disebabkan oleh cannabinoids, terutama zat kimia tetrahydrocannabinol

(THC). Ganja memiliki baik psikologis dan fisiologis efek pada tubuh manusia. Diklasifikasikan

sebagai obat oleh sebagian besar negara, itu adalah zat ilegal di sebagian besar dunia, dilarang

untuk dampaknya. Lima negara Eropa, Kanada, dan delapan belas negara bagian Amerika

Serikat telah disahkan ganja medis jika diresepkan untuk mual , nyeri , dan pengentasan gejala

sekitarnya penyakit kronis .

Efek akut sementara di bawah pengaruh dapat menjadi euforia dan kecemasan.

Kekhawatiran telah dikemukakan tentang potensi untuk konsumsi jangka panjang ganja

meningkatkan risiko skizofrenia , gangguan bipolar, dan depresi berat.7

Cannabinoids dan reseptor cannabinoid

Zat psikoaktif yang paling umum dalam ganja adalah cannabinoids , termasuk delta-9-

tetrahydrocannabinol (THC). Selain itu, ada juga senyawa yang sama yang terkandung dalam

ganja yang tidak menunjukkan respon psikoaktif tetapi wajib untuk fungsionalitas: cannabidiol

(CBD), sebuah isomer dari THC; cannabinol (CBN), sebuah oksidasi produk dari THC;

cannabivarin (CBV), sebuah analog CBN dengan berbeda sidechain , cannabidivarin (CBDV),

analog dari CBD dengan rantai samping yang berbeda, dan asam cannabinolic. Bagaimana

senyawa lain berinteraksi dengan THC tidak sepenuhnya dipahami. Beberapa studi klinis telah

mengusulkan bahwa CBD bertindak sebagai kekuatan penyeimbang untuk mengatur kekuatan

THC agen psikoaktif. CBD juga dipercaya mengatur metabolisme tubuh dari THC dengan

menonaktifkan sitokrom P450, sebuah kelas penting dari enzim yang memetabolisme obat.

Reseptor cannabinoid adalah anggota biasa dari keluarga terbesar yang diketahui reseptor

disebut G protein-coupled receptor . Lokasi reseptor cannabinoid ada di membran sel, dan baik

di luar ( ekstrasel ) dan dalam ( intrasel ) membran sel. Reseptor CB1, semakin besar dari dua,

yang luar biasa melimpah di otak: 10 kali lebih banyak daripada yang lebih μ- opioid reseptor ,

MentalEmosional Page 14

Page 16: Makalah 3 Me-1

reseptor bertanggung jawab atas efek dari morfin . Reseptor CB2 secara struktural berbeda

(kesamaan urutan antara dua subtipe reseptor adalah 44%), hanya ditemukan pada sel-sel sistem

kekebalan tubuh, dan tampaknya berperan seperti mitra CB1 nya. Reseptor CB2 paling umum

lazim pada sel-B , sel pembunuh alami , dan monosit , tetapi juga dapat ditemukan di sel

neutrofil polimorfonuklear , T8 sel , dan sel T4 . Dalam amandel yang reseptor CB2 tampaknya

terbatas pada B-limfosit yang diperkaya daerah. 8

Mekanisme biokimia di otak

Pada tahun 1990, penemuan reseptor cannabinoid di seluruh otak dan tubuh, bersama

dengan endogen cannabinoid neurotransmiter seperti anandamide (a lipid bahan berasal ligan

dari asam arakidonat ), Menyimpulkan bahwa penggunaan ganja mempengaruhi otak dengan

cara yang sama sebagai neurotransmitter. Cannabinoids biasanya mengandung cincin 1,1 '-di-

metil-pyrane, sebuah derivatisasi cincin aromatik dan cincin tak jenuh sikloheksil dan prekursor

kimia langsung mereka, yang merupakan keluarga dari sekitar 60 senyawa bi-siklik dan tri-

siklik. Seperti kebanyakan proses neurologis lainnya, efek dari ganja pada otak mengikuti

protokol standar transduksi sinyal , sistem pengiriman sinyal melalui neuron untuk respon

biologis. Kini diketahui bahwa reseptor cannabinoid muncul dalam bentuk semacam itu di

sebagian besar vertebrata dan invertebrata dan memiliki panjang sejarah evolusi dari 500 juta

tahun. Pengikatan cannabinoids pada reseptor cannabinoid menurunkan aktivitas adenilat

adenylyl, menghambat kanal kalsium N, dan mendisinhibit saluran Kalium. Ada dua jenis

reseptor cannabinoid (CB1 dan CB2).

Reseptor CB1 ditemukan terutama di otak dan memediasi efek psikologis dari THC.

Reseptor CB2 yang paling berlimpah ditemukan pada sel-sel dari sistem kekebalan tubuh .

Cannabinoids bertindak sebagai imunomodulator pada reseptor CB2, yang berarti mereka

meningkatkan beberapa respon imun dan menurunkan yang lain. Sebagai contoh, cannabinoids

nonpsychotropic dapat digunakan sebagai anti-inflamasi . Cannabinoids mungkin memiliki peran

dalam kontrol otak terhadap gerakan dan memori , serta modulasi nyeri alami. Jelas bahwa

cannabinoids dapat mempengaruhi transmisi nyeri dan, khususnya, yang berinteraksi dengan

cannabinoids endogen otak dan dapat mempengaruhi transmisi dopamin. Ini merupakan jalur

fisiologis penting untuk pengobatan medis dari rasa sakit. 9

MentalEmosional Page 15

Page 17: Makalah 3 Me-1

Efek psikoaktif

Efek psikoaktif ganja, yang dikenal memilikki efek yang besar, adalah subyektif dan

dapat bervariasi pada individu dan metode penggunaan.

Ganja sering dianggap sebagai atipikal psikotropika yang unik dan kadang-kadang

paradoks ke arah yang luas dan kadang-kadang efeknya bertentangan. Pengalaman subjektif

diinduksi dengan menggunakan ganja dapat dianggap stimulasi namun juga obat penenang atau

depresan.

Saat THC mencapai bagian otak, zat tersebut menempel pada reseptor cannabinoid.

Biasanya reseptor diblokir oleh anandamide diproduksi dengan tingkat rendah oleh tubuh, tetapi

besar dari THC meningkatkan pemblokiran reseptor, dan memungkinkan dopamin mengalir

bebas. Saat dopamin mencapai reseptor, tubuh memilikki fokus yang tinggi, dan persepsi yang

lebih besar, kadang-kadang mengakibatkan emosi sangat tinggi dan perasaan.

Beberapa efek dapat termasuk perubahan umum pada persepsi sadar , euforia , rasa

pengurangan kesejahteraan, relaksasi atau stres, apresiasi meningkat, musik atau seni, riang,

metakognisi dan introspeksi , ingatan ditingkatkan ( memori episodik ), sensualitas meningkat,

peningkatan kesadaran sensasi, meningkatkan libido , dan kreativitas. Berpikir abstrak atau

filosofis, gangguan memori linear dan paranoia atau kecemasan juga khas. Kecemasan adalah

efek samping yang paling sering dilaporkan mengisap mariyuana. Antara 20 dan 30 persen

pengguna rekreasi mengalami kecemasan intens dan / atau serangan panik setelah ganja

merokok.

Ganja juga menghasilkan banyak subjektif efek dan sangat nyata, seperti kenikmatan

yang lebih besar dari rasa dan aroma makanan dan distorsi yang nyata pada persepsi waktu dan

ruang. Pada dosis lebih tinggi, efek dapat termasuk perubahan citra tubuh , pendengaran dan /

atau ilusi visual, pseudo-halusinasi atau (jarang, pada dosis sangat tinggi) pengalaman penuh

halusinasi, dan ataksia dari penurunan selektif refleks polysynaptic. Dalam beberapa kasus, ganja

dapat menyebabkan keadaan disosiatif seperti depersonalisasi dan derealisasi.10

MentalEmosional Page 16

Page 18: Makalah 3 Me-1

BAB IV

KESIMPULAN

Masalah dari Tn.Ganja seperti banyak bicara, marah-marah, tertawa terbahak-bahak,

gelisah, dan tremor kecil serta berkeringat banyak disebabkan karena intoksikasi zat psikoaktif.

Dengan pengobatan yang adekuat, serta tekad pasien untuk sembuh, dan dorongan dari keluarga

pasien untuk membuat pasien menjadi sembuh diharapkan pasien dapat sembuh total dan tidak

menggunakan alkohol dan ganja lagi.

MentalEmosional Page 17

Page 19: Makalah 3 Me-1

BAB V

DAFTAR PUSTAKA

1. Inaba DS. Cohen DE. Uppers, Downers, Alla Arounders. 4th edition.USA.CNS

publications.Inc. 2000:2-7,232-46.

2. Kaplan H I, and Sadock BJ. Synopsis of Psychiatry: Ed.Sadock BJ.Sadock VA. Vo. 1.9th

Edition. USA.Lippincott William & Wilkins, 2003:424-27.

3. Kumar P, and Michael C. Essential of Psychiatry. 3rd edition. British. Saunders Elsevier.

2008: 88-89.

4. Departemen Kesehatan. Direktorat Jenderal Pelayanan Medik, 1993.

PedomanPenggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa di Indonesia III.Departemen

Kesehatan: Jakarta

5. Kaplan HI, Sadock BJ, Grebb JA. Sinopsis Psikiatri. Jilid I edisi 3. Jakarta: Binarupa

Aksara. 1997. Hal : 598, 628

6. Marijuana. Available at: http://www.medicinenet.com/marijuana/page6.htm#treatment.

Acessed on may 11, 2012

7. Osborne, Geraint B.; Fogel, Curtis (2008). "Understanding the Motivations for

Recreational Marijuana Use Among Adult Canadians1". Substance Use & Misuse 43 (3–

4): 539–72. doi:10.1080/10826080701884911

8. H.K. Kalant & W.H.E. Roschlau (1998). Principles of Medical Pharmacology (6th ed.).

pp. 373–375.

9. H. Abadinsky (2004). Drugs: An Introduction (5th ed.). pp. 62–77; 160–166.

10. Johnson, BA (1990). "Psychopharmacological effects of cannabis". British journal of

hospital medicine 43 (2): 114–6, 118–20, 122.

MentalEmosional Page 18

Page 20: Makalah 3 Me-1

MentalEmosional Page 19