macam dan fungsi gua

38
MACAM DAN FUNGSI GUA Pengertian gua adalah "suatu lorong bentukan alamiah di bawah tanah yang bisa dilalui oleh manusia, yang hanya bisa dilalui hewan saja disebut gua mikro". Dalam hal ini yang dimaksud adalah gua alam, namun ada juga gua buatan manusia seperti tempat perlindungan perang dan lain-lain. Gua alam dibagi dalam beberapa jenis berdasarkan letak dan batuan pembentuknya, yaitu: Gua lava : terbentuk akibat pergeseran permukaan tanah akibat gejala keaktifan vulkanologi, biasanya sangat rapuh karena terbentuk dari batuan muda (endapan lahar) dan tidak memiliki ornamen batuan yang khas Gua litoral : sesuai namanya terdapat di daerah pantai, palung laut ataupun di tebing muara sungai, terbentuk akibat terpaan air laut (abrasi) Gua batu gamping (karst) : adalah fenomena bentukan gua terbesar (70% dari seluruh gua di dunia). Terbentuk akibat terjadinya peristiwa karst (pelarutan batuan kapur akibat aktifitas air) sehingga tercipta lorong-lorong dan bentukan batuan yang sangat menarik akibat proses kristalisasi dan pelarutan gamping. Diperkirakan wilayah sebaran karst Indonesia adalah yang terbesar di dunia

Upload: edhy-jun-adhy

Post on 18-Jan-2016

160 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

Macam dan Fungsi Gua

TRANSCRIPT

Page 1: Macam Dan Fungsi Gua

MACAM DAN FUNGSI GUA

Pengertian gua adalah "suatu lorong bentukan alamiah di bawah tanah yang bisa

dilalui oleh manusia, yang hanya bisa dilalui hewan saja disebut gua mikro". Dalam

hal ini yang dimaksud adalah gua alam, namun ada juga gua buatan manusia

seperti tempat perlindungan perang dan lain-lain. Gua alam dibagi dalam beberapa

jenis berdasarkan letak dan batuan pembentuknya, yaitu:

Gua lava : terbentuk akibat pergeseran permukaan tanah akibat gejala keaktifan

vulkanologi, biasanya sangat rapuh karena terbentuk dari batuan muda (endapan

lahar) dan tidak memiliki ornamen batuan yang khas

Gua litoral : sesuai namanya terdapat di daerah pantai, palung laut ataupun di

tebing muara sungai, terbentuk akibat terpaan air laut (abrasi)

Gua batu gamping (karst) : adalah fenomena bentukan gua terbesar (70% dari

seluruh gua di dunia). Terbentuk akibat terjadinya peristiwa karst (pelarutan

batuan kapur akibat aktifitas air) sehingga tercipta lorong-lorong dan bentukan

batuan yang sangat menarik akibat proses kristalisasi dan pelarutan gamping.

Diperkirakan wilayah sebaran karst Indonesia adalah yang terbesar di dunia

Gua pasir, gua batu halit, gua es dsb : adalah bentukan gua yang sangat jarang

dijumpai di dunia, hanya meliputi 5% dari seluruh jumlah gua didunia.

FUNGSI GUA.

Tempat berlindung (primitif) manusia dan hewan

Tempat penambangan mineral (kalsit/gamping, guano) - tempat perburuan (walet,

sriti, kelelawar)

Obyek wisata alam bebas dan minat khusus

Obyek sosial budaya (legenda, mistik) - gudang air tanah potensial sepanjang tahun

Laboratorium ilmiah yang peka, lengkap dan langka

Indikator perubahan lingkungan paling sensitif

Page 2: Macam Dan Fungsi Gua

Fasilitas penyangga mikro ekosistem yang sangat peka dan vital bagi kehidupan

makro ekosistem di luar gua

ETIKA PENELUSURAN GUA

Moto Speleologi dari NSS USA

Jangan MENGAMBIL sesuatu, kecuali mengambil GAMBAR

Jangan MENINGGALKAN sesuatu, kecuali meninggalkan JEJAK

Jangan MEMBUNUH sesuatu, kecuali membunuh WAKTU

Bertindak WAJAR.

Tidak sok pamer atau menutup-nutupi kepandaian (merasa minder atau malu) Jika

tidak sanggup maka tidak memaksakan kehendaknya. Tunjukkan RESPEK

Kepada Sesama Penelusur Gua.

Tidak menggunakan peralatan atau bahan-bahan yang disediakan oleh rombongan

lain tanpa persetujuan. Membahayakan penelusur gua yang lain, misalnya :

Mengambil atau memutuskan tali yang terpasang

Memindahkan peralatan ketempat lain

Menimpuk batu jika ada penelusur lain didalam gua

Menghasut penduduk disekitar gua agar menghalang-halangi atau melarang

rombongan lain masuk gua karena tidak satu orang/kelompok pun boleh merasa

memiliki kekuasaan/hak terhadap sebuah gua bahkan bila dia itu seorang ahli yang

menemukan gua tersebut pertama kali kecuali pemilik tanah di mana gua itu

berada

Jangan melakukan penelitian yang sama jika ada rombongan penelusur lain yang

sedang mengerjakannya DAN BELUM DIPUBLIKASIKAN (kecuali mendapatkan

ijin)

Jangan gegabah sebagai penemu sesuatu sebelum mendapat konfirmasi dari

kelompok2 resmi yang lain

Jangan melaporkan hal-hal yang tidak benar demi sensasi atau ambisi pribadi

Setiap usaha penelusuran gua adalah USAHA BERSAMA dan hasil publikasi tidak

Page 3: Macam Dan Fungsi Gua

boleh menonjolkan DIRI SENDIRI tanpa mengingat jasa SESAMA PENELUSUR

Jangan menjelek-jelekkan penelusur lain dalam publikasi walau penelusur itu

mungkin melakukan hal-hal yang bersifat negatif. Setiap publikasi negatif tentang

sesama penelusur maka akan memberikan gambaran negatif terhadap semua

penelusur gua.

Self rescue

Dalam penelusuran goa sering kali terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan, seperti

kecelakaan, pingsan karena kehabisan oksigen atau banyak lagi yang bisa terjadi.

Tentunya untuk menyelamatkan korban yang mengalami kecelakaan ini akan sangat sulit

sekali dilakukan, apalagi jika kecelakaan itu terjadi di dalam goa vertikal.

Untuk itu diperlukan suatu teknik untuk dapat membawa korban keluar dari dalam goa,

teknik itu dinamakan Self Rescue. Self Rescue sendiri terbagi menjadi bermacam-macam

teknik (Crol to Croll, Power System, Counter Balance dan masih banyak lagi teknik

lainnya).

Berikut ini akan saya jelaskan salah satu teknik dalam Self Rescue yaitu Croll to Croll

1. Pasang Cowstail penolong ke MR bagian bawah korban

2. Buka jumar penolong

3. Dekatkan Croll penolong dengan Croll korban sampai

4. Balikkan arah dari descender korban sehingga descender korban menghadap

penolong

5. Lepas Croll korban

6. Lepas Croll penolong, pasang connector ke MR korban bagian bawah

7. Lepas jumar korban

8. Lepas kunci descender lalu turun dengan perlahan

Page 4: Macam Dan Fungsi Gua

Catatan:

-          Waktu pasang Cowstail pasang juga carabiner connector biar mudah

-          Connector tidak harus dua

-          Alat-alat yang tidak  terpakai diletakkan disamping

Dalam caving dikenal dua jenis goa yaitu goa horizontal dan goa vertikal. Perbedaan

keduanya hanya terletak pada lintasan goa, dimana goa horizontal lintasannya lurus

mendatar sedangkan goa vertikal lintasannya turun ke bawah/vertikal.

Pada goa horizontal tidak ada kesulitan untuk untuk melintasinya karena memang bentuk

lintasannya yang lurus mendatar, tapi bagaimana dengan goa vertikal? Jelas tidak

mungkin kita langsung terjun ke dalamnya. Untuk itu diperlukan suatu teknik khusus

untuk masuk maupun keluar dari dalam goa vertikal. Bagi para caver teknik itu dikenal

dengan nama Single Rope Technique (SRT).

Bagi orang yang ingin masuk ke dalam goa vertikal SRT ini mutlak dikuasai karena jika

tidak maka akan sulit untuk dapat masuk maupun keluar dengan keadaan selamat.

Sebelum kita bicara soal bagaimana teknis dari

SRT itu sendiri tentu saja kita harus tau alat apa saja yang diperlukan pada saat kita akan

Page 5: Macam Dan Fungsi Gua

melakukan SRT. Alat-alat tersebut mutlak kita bawa sebagai alat bantu dan pengaman

kita untuk dapat masuk dan keluar dari goa vertikal selain alat-alat susur goa lainnya

yang pernah saya jabarkan di tulisan saya yang berjudul Caving (Susur Goa). Alat-alat itu

antara lain:

1. Sit Harness, harness ini adalah harness yang didesain secara khusus untuk

kegiatan susur goa berbeda dengan harness yang biasa dipakai untuk panjat

tebing/panjat dinding. Macamnya pun beragam, seperti Croll, rapide, Avanti,

super Avanti, fractio dll.

2. Ascender, adalah peralatn yang digunakan untuk naik meniti tali, seperti Hand

Jammer, Croll, Gibs, Basic Jammer, Jummar dan lain sebagainya.

3. Descender, merupakan peralatan yang digunakan untuk turun tali. Macam-macam

discender antara lain Capstand ( ada dua jenis, simple dan auto stop), whale tail,

Rack (ada dua jenis, yang open dan close rack), Figure of Eight dan lain

sebagainya.

4. Millon Rapid (MR), ada tiga jenis yaitu Delta MR (sering untuk menyambung

loop sit harness); Semi Circular MR (juga untuk menyambung loop harness) dan

Oval MR (untuk menyambung chest ascender dengan delta atau semi circular

MR).

5. Chest harness berfungsi untuk mengikat chest ascender pada dada.

6. Cowstail dibuat dengan tali dinamis yang disimpul salah satu tali lebih pendek.

Tali yang lebih pendek (satu lengan siku) sebagai pengaman dan tali yang lebih

panjang (sejangkauan tangan) dihubungkan dengan hand ascender.

7. Foot Loop digunakan sebagai pijakan kaki dan dihubungkan dengan hand

ascender. Foot Loop ini dapat dibuat dari tali Carmentel dinamis yang disimpul

bowling

Setelah kita mengetahui alat-alat apa saja yang diperlukan untuk melakukan SRT,

berikutnya akan saya jelaskan cara melakukan SRT. Sebelum kita melakukan SRT, kita

pasang terlebih dahulu satu set perlengkapan SRT dan personal equipment yang

diperlukan untuk penelusuran goa. Setelah itu lakukan langkah-langkah seperti berikut:

Page 6: Macam Dan Fungsi Gua

Naik:

1. Pasang Ascender (jumar dan croll) pada tali

2. Tarik jumar  ke atas sampai setinggi yang kita mampu

3. Injak Foot Loop lalu berdiri tegak dengan tangan bertumpu  pada jumar

Lakukan poin 2 dan 3 sampai kita mencapai ketinggian yang kita inginkan.

Turun:

1. Pasang carabineer pengaman yang terdapat pada cowstail pendek ke atas jumar

2. Pasang descender lalu kunci (unuk simple kunci 2 kali dan auto stop dikunci 2

kali)

3. Lepas croll

4. Lepas jumar

5. Lepas kunci descender lalu turun dengan perlahan

Terjadinya Gua Dan Jenisnya

Dua unsur penting yang memegang peran terjadinya gua, yaitu rekahan dan cairan.

Rekahan atau lebih tepat disebut sebagai “zona lemah”, merupakan sasaran bagi suatu

cairan yang mempunyai potensi bergerak keluar. Cairan ini dapat berupa larutan magma

atau air. Larutan magma menerobos ke luar karena kegiatan magmatis dan mengikis

sebagian daerah yang dilaluinya. Apabila kegiatan ini berhenti, maka bekas jejaknya

(penyusutan magma cair) akan meninggalkan bentuk gua, lorong, celah atau bentuk lain

semacamnya. Ini sering disebut gua lava, biasanya di daerah gunung berapi.

Proses yang terjadi terhadap batuan yang dilaluinya, tidak hanya proses mekanis, tetapi

juga proses kimiawi. Karenanya, dinding celah atau gua, biasanya mempunyai

permukaan yang halus dan licin.

Page 7: Macam Dan Fungsi Gua

Pembentukan gua lebih sering terjadi pada jenis batuan gamping, karst, dengan

komposisi dominan Kalsium Karbonat (CaCO3), disebut gua batu gamping. Batuan ini

sangat mudah larut dalam air, bisa air hujan atau air tanah. Oleh karenanya, reaksi

kimiawi dan pelarutan dapat terjadi di permukaan dan di bawah permukaan. Tetapi sering

kali ditemukan juga mineral-mineral hasil reaksi yang tidak larut di dalam air, misalnya

kuarsa dan mineral ‘lempung’. Lazimnya bahan-bahan ini akan membentuk endapan

tersendiri. Sedangkan larutan jenuh kalsium, di tempat yang tidak terpengaruh oleh

tenaga mekanis, diendapkan dalam bentuk kristalin, antara lain berupa stalagtit dan

stalagmit, yang tersusun dari mineral kalsit, dan variasi-variasai ornamen gua lainnya

yang menarik untuk dilihat.

Air cenderung bergerak ke tampat yang lebih rendah. Sama dengan yang terjadi di bawah

permukaan. Sama dengan yang terjadi di bawah permukaan. Hal ini berakibat daya reaksi

dan pengikisan bersifat kumulatif. Tidak heran betapapun kecilnya sebuah celah tempat

masuknya air di permukaan dapat menyebabkan hasil pengikisan berupa rongga yang

besar, bahkan lebih besar di tempat yang lebih dalam. Rongga yang terbentuk mestinya

berhubungan pula, hal ini mungkin karena sifat air yang mudah menyusup ke dalam celah

yang kecil dan sempit sekalipun.

Ukuran besarnya gua tidak hanya tergantung pada intensitas proses kimiawi dan

pengikisan yang berlangsung, akan tetapi juga ditentukan oleh jangka waktu proses itu

berlangsung. Sedangkan pola rongga yang terjadi di bawah permukaan tidak menentu.

Seandainya ditemukan pola rongga yang spesifik (mengikuti arah tertentu) maka dapat

diperkirakan faktor geologi ikut berperan, misalnya adanya sistim patahan atau aspek

geologis lainnya.

Selain jenis lava dan batu gamping yang dapat menyebabkan terjadinya gua, jenis batu

pasir juga kadang-kadang memungkinkan terjadinya gua, demikian pula batuan yang

membentuk lereng curam di tepi pantai. Kedua jenis batuan yang terakhir ini, biasanya

mengakibatkan terjadinya gua yang tidak begitu dalam. Tenaga yang mempengaruhinya

Page 8: Macam Dan Fungsi Gua

adalah tenaga mekanis berupa hantaman air atau hempasan ombak. Gua yang terjadi di

sini disebut gua laut.

Di dalam proses pembentukan lorong ada banyak sekali kemungkinan bentuk, termasuk

juga pembentukan apa yang kemudian kita sebut sebagai ornamen gua atau speleothem,

beberapa ornamen yang memiliki sifat sama diberi nama; diantaranya;

gambar : stalaktit dan straw

1. Aragonite : Crystalline / cristal yang terbentuk dari CaCO3,   jarang dijumpai.

2. Flow Stone : Kalsit (Calsite) yang terdeposisi (diendapkan) pada dinding lorong

gua.

3. Gours : Kumpulan kalsit yang terbentuk di dalam aliran air atau kemiringan

tanah. Aliran ini mengandung banyak CO2. Semakin CO2 memuai (menguap),

kalsit yang terbentuk semakin banyak.

4. Helectite : Formasi gua yang timbul dengan sudut yang berlawanan dari gaya

tarik bumi. Biasanya melingkar.

5. Marble : Batu gamping yang mengalami perubahan bentuk dimetamorfasekan

oleh panas dan tekanan sehingga merubah struktur yang unik dari batu tersebut.

6. Stalactite : Formasi kalsit yang menggantung

7. Stalacmite : Formasi kalsit yang tumbuh ke atas, di bawah atap stalactite.

8. Straw : seperti stalactite tapi diameternya kecil, sebesar tetasan air.

9. Styalalite : Garis gelombang yang terdapat pada potongan batu gamping.

10. Pearls : Kumpulan batu kalsit yang berkembang di dalam kolam di bawah tetesan

air. Disebut pearls karena bentuknya mirip mutiara.

11. Curtain : Endapan yang berbentuk seperti lembaran yang terlipat, menggantung

di langit-langit gua atau di dinding gua.

12. Column

13. Couli Flower

Page 9: Macam Dan Fungsi Gua

14. Rimstone Pool : Berbentuk seperti bendungan yang berbentuk ketika terjadi

pengendapan air, CO2-nya menghilang dan menyisakan kalsit yang bersusun-

susun.

gambar : curtain, rimestone pool, pearl cave

SEJARAH PENELUSURAN GUA

Tidak ada catatan resmi kapan manusia menelusuri gua. Berdasarkan peninggalan-

peninggalan berupa sisa-sisa makanan, tulang belulang, dan juga lukisan-lukisan yang

dapat disimpulkan bahwa manusia sudah mengenal gua sejak puluhan tahun silam yang

tersebar dibenua Eropa, afrika, dan Amerika. Menurutcatatan yang ada, penulusuran gua

dimulai oleh JOHN BEAUMOUNT, ahli bedah dari Somerest, England (1674). Ia ahli

tambang dan Geologi amatir, tercatat orang pertama yang menulusuri gua sumuran

(Potholing) sedalam 20 meter dan menemukan ruangan sebesar 80 meter serta ketinggian

plafon 10 meter, dengan menggunakan penerangan lilin. Menurut catatan, Beamount

merangkak sejauh seratus meter dan menemukan jurang (Internal Pitch). Ia mengikat

tambang pada tubuhnya dan minta diulur sedalam 25 meter dan mengukur ruangan dalam

gua tersebut. Ia melaporkan penemuan ini pada Royal Socioty, Lembaga Pengetahuan

Inggris orang yang paling berjasa mendiskripsikan gua-gua antara tahun 1670-1680

adalah BARON JOHAN SALSAVOR dari Selvenia. Ia mengunjungi 70 gua, membuat

peta sketsa, dan melahirkan empat buku setebal 2800 halaman. JOSEPH NAGEL, pada

tahun 747 mendapat tugas dari istana memetakan system perguaan dikerajaan Austro-

Hongaria

II. MACAM DAN JENIS GUA

Yang dimaksud gua adalah suatu celah yang terjadi akibat adanya suatu kekuatan alam

Gua memiliki 2 macam yaitu

Page 10: Macam Dan Fungsi Gua

1. Gua Horisontal

2. Gua vertical

Gua Vertikal

Gua Horisontal

Adapun jenis gua yaitu :

1. Gua batu Gamping

Adapun gua yang terjadi dari batuan gamping yaitu pada gunung-gunung kapur dan gua

inilah umumnya banyak terdapat di Indonesia. Adapun terjadinya adalah akibat

terjadinya celah atau rekahan dari batu gamping akibat adanya gaya endogen dari dalam

bumi, celah yang telah terbentuk ini lama kelamaan semakin membesar akibat gaya

mekanis yang terjadi dari tetesan air hujan dengan adanya proses kimiawi yang terjadi

dan berlangsung terus menerus, maka akibatnya celah tersebut semakin dalam, akhirnya

celah tersebut menjadi suatu lobang yang besar dan dalam, inilah yang disebut gua

vertical atau potho, sedangkan kegiatan penelusuran gua tersebut biasanya disebut

potholing

2. Gua Batu Pasir

Gua ini biasanya hanya terjadi pada daerah yang berpasir, dan karena sifat dari pasir yang

tidak kompak, maka mengakibatkan gua yang terbentuk tidaklah tahan lama.

3. GUA LAVA

Gua ini terbentuk akibat adanya letusan gunung berapi yang mengeluarkan lava. Gua ini

terbentuk karena lava yang mengalir akibat letusan gunung berapi yang membeku pada

bagian atasnya terlebih dahulu, akibat kontak langsung dengan udara bebas, sehingga

pada bagian bawahnya masih berbentuk cair,kalau cairanlva tersebut terus mengalir maka

Page 11: Macam Dan Fungsi Gua

maka akan membentu suatu celah atau gua. gua inilah yang disebut gua lava dan akibat

gunung meletus tidak satu kali maka kemungkinan gua lava tersebut dapat bertingkat –

tingkat.

4. GUA OMBAK LAUT/ABYSAL

Sesuai denan namanya maka gua hanya terjadi didaerah antai, adapun terjadinya yaitu

akibat adanya proses erosi dan pengikisan dari air laut terhadap batuan yang berada

dipantai yaitu pada tebing pantai yang curam, akibat adanya gaya mekanisme air laut

maka lama – kelamaan batuan tersebut akan membentuk celah maka terjadilah gua.

namun pada saat sekarang ini kemungkinan gua tersebut tidak dijumpai didaerah pantai,

akibat adanya proses geologi, misalnya pengangkatan daratan yang seolah olah menjadi

turun, namun pada umumnya gua tersebut tidak terlalu panjang/ dalam.

5. GUA BUATAN

Yaitu gua yang terjadi karena dibuat manusia.

III. ORNAMEN GUA

Beberapa ornamen gua yang kita jumpai didalam gua, antara lain :

1. Stalaktit : ornamen yang tumbuh diatas gua / atap gua

2. Sodastraw : calon pembentuk stalaktit

3. Helektit : stalaktit yang bercabang/Ornamen gua yang berlawanan

dengan grafitasi bumi.

4. Stalakmit : ornamen yang tumbuh dari bawah ( kebalikan dari stalaktit )

5. Pilar : ornamen stalaktit dan stalakmit yang menyatu

6. Flow stone : aliran air melalui retakan atau bidang antar lapisan dinding

bagian gua

7. Gourdam : ornamen yang berada dilantai gua yang bangunannya

menyerupai pematang sawah

8. Mutiara gua : ornamen gua yang berasal dari hablur-ulang kalsit yang

melingkupi sebuah butiran pasir yang terdapat dibagian inti.

9. Draperties : aliran air melalui retakan atau bidang antar lapisan batuan

Page 12: Macam Dan Fungsi Gua

diatap gua

10.Canopy : ornamen gua yang dibentuk oleh air vadose yang mengalir

datas bongkahan batu.

[center][img]http://unting.t35.com/cavingor.jpg[/img][/center]

[center][b]Salah satu ornamen gua[/b][/center]

IV. ETIKA MORAL PENELUSURAN GUA

Koordinasi itu penting

Kelestarian lingkungan baik diluar maupun didalam gua merupakan

tanggung jawab kita. Kondisi dalam gua murni dan konstan udaranya. Saat para

caver melakukan exsplorasi gua tanpa disadari mereka telah memiliki andil dalam

upaya pengrusakan ekosistem hayati maupun non hayati dalam gua. Karena dengan

masuknya para penelusur masuk pula berbagai virus, bakteri, jamur,

maupun parasit lainnya yang menempel pada mereka. Banyak hal yang dapat diupayakan

untuk meminimalkan tindak pengrusakangua seperti :

1. Harus selalu kita camkan Motto :

Tidak mengambil sesuatu kecuali gambar ( TAKE NOTHING BUT PICTURE )

Tidak meninggalkan sesuatu kecuali jejak ( LEAVE NOTHING BUT FOOTPRINT)

Tidak membunuh sesuatu kecuali waktu ( KILL NOTHING BUT TIME )

2. Setiap penelusur gua sadar, bahwa setiap pembentukan alam didalam gua dibentuk

dalam kurun waktu ribuan tahun.

3. Setiap penelusuran dan penelitian gua dilakukan dengan penuh RESPEK, tanpa

mengganggu dan mengusir kehidupan Biota dalam gua.

4. Setiap penelusur gua menyadari bahwa kegiatan speleologibaik dari segi olah

raga atau ilmiahnya BUKAN USAHA YANG PERLU DIPERTONTONKAN DAN

TIDAK BUTUH PENONTON.

5. Menelusuri gua harus disertai kesadaran, bahwa kesanggupan dan ketrampilan pribadi

tidak usah dipamerkan. Namun sebaliknya tidak perlu kita tutupi dengan rasa malu.

6. Menunjukkan respek yang baik kepada sesama penelusur gua.

Page 13: Macam Dan Fungsi Gua

V. KEWAJIBAN PENELUSUR GUA

pemetaan Gua

Dunia speleologi diberbagai negara meneruskan himbauan kepada semua penelusur gua

agar lingkungan gua tetap terjaga kebersihannya, kelestariannya

dan kemurniannya.

Seruan tersebut berupa :

1. Konservasi lingkungan gua harus menjadi tujuan utama kegiatan speleologi dan

dilaksanakan sebaik baiknya oleh penelusur gua.

2. membersihkan gua dan lingkungannya merupakan kewajiban pertama para penelusur

gua.

3. Apabila sesama penelusur gua membutuhkan pertolongan darurat setiap penelusur gua

wajib memberi pertolongan.

4. setiap penelusur gua wajib menaruh respek terhadap penduduk sekitar gua.

5. Meminta ijin dari instansi yang berwenag dan merasa berkewajiban membuat laporan

dan menyerahkannya pada instansi tersebut.

6. Bagian bagian gua wajib diberitahukan kepada penelusur lain.

7. Diberbagai negara, setiap musibah yang dialami penelusur gua wajib dilaporkan

kepada sesama penelusur melalu media speleologi yang ada. Hal ni perlu supaya jenis

musibah yang sama dapat dihindari.

8. Para penelusur gua wajib memperhatikan cuaca sebelum menelusuri gua.

9. Penelusur gua wajib melengkapi dirinya dengan perlengkapan dan wajib mengetahui

tentang karakteristik, pemakaian, dan manfaat dari peralatan caving.

10.Bila terjadi musibah penelusur wajib bertindak dengan tenang, tidak panik dan patuh

pada instruksi pimpinan penelusur.

VI. BAHAYA PENELUSURAN GUA

Dalam kegiatan speleologi dan penelusuran gua diklasifikasikan menjadi dua :

A. Antroposentrisme

Page 14: Macam Dan Fungsi Gua

B. Speleosentrisme

Antroposentrisme adalah bahaya yang dapat menimpa manusia sebagai pelaku kegiatan

penelusur gua, terbagi lagi menjadi bahaya yang disebabkan oleh manusia itu sendiri dan

bahaya yang disebabkan oleh gua sebagai media kegiatan penelusuran.

1. Faktor Manusia.

a. Ceroboh, sembrono, nekat

Kurang persiapan

Tidak menguasai tehnik dan peralatan

Terpeleset

Kepala terantuk batu, ornamen, dan atap gua

Tidak mematuhi etika moral dan kewajiban penelusur gua

b. Tersesat

Kurang pengamatan pada waktu masuk

Sumber cahaya habis

Terlalu lelah

Gua labirin dan bertingkat

c. Tenggelam

Tidak dapat berenang

Dapat berenang tapi sembrono

Cave diving

d. Salah dalam pengambilan team penelusur

[b]2. Faktor Peralatan[/b]

a. Berkurangnya kualitas peralatan

Tidak sesuai kemampuan

Pembagian beban tidak merata

Rusak ( terpakai, tersimpan, jatuh )

Friksi pada saat penggunaan

b. Penggunaan tidak semestinya

Terkena beban ungkit, beban bukan pada bidang yang direkomendasikan

Discending terlalu dalam, terlalu cepat

Page 15: Macam Dan Fungsi Gua

c. Beban berlebihan

Salah pemasangan lintasan

Tranfer barang

d. penyusutan tidak terkontrol

Penyimpanan

Penggunaan

Pencucian

2. Faktor Gua dan Alam

a. Banjir

b. Runtuh

Gempa

Penambangan

Umur gua

c. Gas berbahaya

O2 tipis

CO, CO2 tinggi

Nitrogen

Sulfur (biasanya banyak ditemui di gua vulkanik)

Gas rawa (pembusukan sampah dalam gua)

Asetilin/karbit

Endapan guano (bubuk mesiu karena kotoran kelelawar bereaksi dengan batu gamping)

d. Penyakit akibat virus

Histoplasma capsulatum(gejala seperti TBC disebabkan oleh

viruskelelawar)

Rabies (disebabkan oleh air liur kelelawar)

Weil(gejala demam gangguan hati dan pangkreas, disebabkan urin tikus dan kelelawa)

Mulu’ food(kutu air)

e. Binatang berbahaya

Beracun

Berbisa

Menghisap darah

Page 16: Macam Dan Fungsi Gua

Menyengat, mengigit

f. Hipotermia(Kedinginan, penurunan suhu tubuh)

Sungai bawah tanah

Angin

Tidak membawa pakaian yang memadai

Kurang kalori

g. Dehidrasi(Kekurangan cairan tubuh)

Haus yang berlebihan

Gua pengap dan panas

Udara tidak mengalir

Speleosentrime adalah bahaya yang dapat menimpa gua akibat dipergunakan sebagai

media penelusur gua.

1. pengaruh terhadap bentukan didalam gua

a. pengotoran lingkungan gua

b. perusakan ornamen gua

c. perusakan oleh penambangan gua

d. perusakan system hidrologi dan kualitas airnya

2. pengaruh terhadap ekosistem gua(akibat kunjungan yang berlebihan,

suara, cahaya berlebihan dan kotoran yang masuk kedalam gua.

3. pengruh terhadap ekosistem karst

a. binatang langka terusik dari gua

VII. TEHNIK PENELUSURAN GUA

Tehnik penelusuran gua dibagi menjadi dua :

A. Tehnik Penelusuran Gua Horizontal ( TPGH )

Medan pada gua horizontal sangat bervariasi mulai dari lorong yang kering yang bisa

dengan mudah ditelusuri sampai lorong yang membutuhkan tehnik khusus untuk

melewatinya.

a. LUMPUR

Lorong yang berlumpur dapat dilewati dengan mudah kalau Lumpur tersebut tidak terlalu

tebal, tetapi dalam kondisi ketinggian Lumpur mencapai lutut atau bahkan sampai

Page 17: Macam Dan Fungsi Gua

setinggi perut, kita tidak dapat melaluinya dengan mudah, kita harus bergerak dengan

posisi seperti berenang. Dengan posisi seperti ini kita lebih mudah untuk bergerakdan

menghemat tenaga.

b. AIR

Untuk kondisi lorong gua yang berair, terutama gua yang belum pernah dimasuki, kita

tidak mengetahui kedalan air dan kondisi dibawah permukaan air, untuk itu harus

mengetahui prosedur dan mempunyai fasilitas mendukung. Syarat utama melewati gua

berair adalah harus bisa berenang dan disini perlu kita ketahui bahwa berenang didalam

gua berbeda dengan berenang dikolam renang. Dan disini kita memakai pakaian lengkap,

sepatu, bahkan membawa beban yang berat. Dalam kondisi tertentu kita juga harus

membawa pelampung dan perahu karet terutama yang berlorong panjang dan berair

dalam.

c. CLIMBING

Dalam suatu penelusuran gua terkadang kita menjumpai adanya waterfall ataupun lorong

yang terletak diatas kita. Untuk dapat meneruskannya penelusuran kita harus

menggunakan tehnik-tehnik climbing. Seperti menggunakan pengaman sisip dan bor

tebing untuk pembuatan lintas. Yang melakukan adalah leader dan kemudian diikuti

anggota yang lain dengan menggunakan SRT.

B. Tehnik Penelusuran Gua Vertikal ( TPGV )

SRT

SRT singkatan dari Single Rope Technique yaitu tehnik melewati lintasan vertical yang

berupa satu lintasan tali. Tehnik ini dalam kegiatan caving biasanya digunakan untuk

penelusuran gua – gua vertical dengan segala variasi lintasan yan disesuaikan dengan

kondisi medan. Keselamatan dan kenyamanan(safety procedure) adalah prinsip utama

dari tehnik ini. Peralatan yang digunakan nantinya menjadi satu kesatuan, yang masing

masing mempunyai fungsi sendiri-sendiri dan saling mendukung. Kenali tiap jenis alat,

Page 18: Macam Dan Fungsi Gua

cara kerja dan fungsinya terlebih dahulu akan sangat membantu kita dalam penguasaan

tehnik ini.

Peralatan yang digunakan :

1. Seat harnest

2. Ascender

3. Descender

4. Maillon rapid

5. Chest harnest

6. Cowstail

7. Foot loop

8. Kernmantel rope(menggunakan jenis static rope kelenturan 4-8 %)

Berdasarkan kondisi medan gua seperti tersebut diatas dan kondisi gua yang selalu gelap

gulita serta bebatuan yang tajam maka untuk menelusuri gua diperlukan peralatan yang

dapat mendukung penelusuran gua.

Pada dasarnya peralatan dibagi menjadi dua :

1. Personal equipment (pribadi )

a. Helm

b. Boom(Generator Carbide)

c. Alat penerangan

d. Cover all

e. Sepatu

f. Sarung tangan

g. Pelampung

h. SRT set

2. Team equipment(team)

a. Tali

b. Ladders

c. Tali pita(webbing)

d. Padding

e. Carrabiner

Page 19: Macam Dan Fungsi Gua

f. Pengaman sisip

g. Paku piton

h. Bolts

i. Hanger

“Masuklah kedalam gua dan perlakukanlah seperti museum

Setiap barang yang dipamerkan itu hidupnya amat peka terhadap gangguan.

Kehadiran anda lampu anda, dan suara anda merupakan instruksi yang asing sekali

Pergilah dan jangan tinggalkan apapun sebagai tanda

Bahkan anda pernah memasuki gua itu

Berkatilah gua dan punghuninya agar

Lestari selama-lamanya”

Goa

menurut bentukan alamnya terbagi atas dua jenis, yaitu goa vertikal dan goa horizontal.

Penelusuran goa horizontal dapat dilakukan dengan cara biasa, yaitu berjalan,

merangkak, merayap, berenang, atau bahkan menyelam (cave dive). Sementara dalam

penelusuran goa vertikal, dibutuhkan teknik khusus SRT (Single Rope Technique) yaitu

teknik untuk menuruni kedalaman goa vertikal menggunakan satu tali.

Single Rope Technique (SRT)adalah teknik yang dipergunakan untuk untuk menelusuri

gua-gua vertikal dengan menggunakan satu tali sebagai lintasan untuk naik dan turun

medan-edan vertikal. Berbagai sistem telah berkembang sesuai dengan kondisi medan di

tempat lahirnya masing-masing metode. Namun yang paling banyak dipergunakan adalah

Frog Rig System.  Teknik yang lain adalah: Rope walker, Texas Rig, Jumaring, Mitchele

System, Floating cam system.

Page 20: Macam Dan Fungsi Gua

Sistem Frog Rig menggunakan alat:

1. Seat harness, dipergunakan untuk mengikat tubuh dan alat-alat lain. Dipasang di

pinggang dan pangkal paha. Jenis-jenisnya adalah: Bucklet, Avantee, Croll, Rapid, dan

Fractio.

Seberapa ketat pemakaian seat harness ini tergantung pada kebiasaan

2.Chest Ascender,

dipergunakan untuk memanjat (menaiki) lintasan atau tali dipasang di dada.

Dihubungkan ke Delta MR oleh Oval MR

3. Hand Ascender,

dipergunakan untuk memanjat (menaiki) lintasan atau tali di tangan. Di bagian bawah

dipasang descender, tempat digantungkannya foot loop dan cows tail.

4. Descender, dipergunakan untuk menuruni tali. Ada beberapa jenis descender: Capstand

(ada dua macam: Simple Stop dan Auto Stop), Whaletale, Raple Rack (ada dua macam:

Close Rack dan Open Rack), Figure of Eight, dan beberapa jenis lagi yang prinsip

kerjanya sama dengan figure of eight.

5. Mailon Rapid,ada dua macam Mailon Rapid (MR), yaitu: Oval MR untuk mengaitkan

Chest Ascender kepada Delta MR. Delta MR sendiri adalah untuk mengkaitkan dua loop

Page 21: Macam Dan Fungsi Gua

Seat Harness dan tempat mengkaitkan alat lain seperti Descender berikut Carabiner

sebagai friksinya dan Cowstail.

6. Foot loop , dicantolkan ke karabiner yang terhubung ke hand ascender. Berfungsi

sebagai pijakan kaki. Ukuran dari foot loop harus tepat seperti gambar diatas. Hal ini

sangat mengurangi kelelahan pada waktu ascending di pitc-pith yang panjang

7. Cows tail,memiliki dua buah ekor. Satu terkait di Hand Ascender, dan satu lagi bebas,

dipergunakan untuk pengaman saat melewati lintasan-lintasan intermediate, deviasi,

melewati sambungan, tyrolean, dan traverse.

8. Chest harness,

untuk melekatkan Chest Ascender agar lebih merapat ke dada. Sehingga memudahkan

gerakan sewaktu ascending normal, atau pada saat melewati sambungan tali. Chest

harness lebih baik jika dapat diatur panjang pendeknya (adjustable), sehingga

memudahkan pengoperasian, terutama apabila terjadi kasus dimana Chest Ascender

terkunci di sambungan atau simpul, atau pada saat rescue.

Teknik-teknik yang harus dipelajari untuk SRT adalah ascending dan descending dengan

penguasaan melewati jenis-jenis lintasan dan medan.

1. Melewati intermediate anchor

2. Melewati deviation anchor

3. Melewati sambungan tali

Page 22: Macam Dan Fungsi Gua

4. Melewati lintasan tyrolean, menggunakan satu tali dan dua tali.

5. Meniti tali dengan medan slope (miring).

Ascending

Perhatikan gerakan telapak kaki ketika sedang ascending.

Gerakkan telapak kaki untuk menjepit tali dengan telapak kaki. Cara pertama adalah

menjepit tali menggunakan bagian dalam pergelangan kaki dengan bagian luar telapak

kaki. Cara kedua adalah menjepit tali dengan kedua telapak kaki ketika melakukan

gerakan berdiri. Ketika mengangkat kedua kaki, kedua telapak kaki dibuka

Slamat mencoba………………………………

sumber :http://mapalaighopala.blogspot.com/

January 2nd, 2010 by adhy06

2 Comments »

Teknik penelusuran gua horizontal

Medan pada gua horisontal sangat bervariasi, mulai pada lorong-lorong yang dapat

dengan mudah di telusuri, sampai lorong yang membutuhkan teknik khusus untuk dapat

melewatinya.

Page 23: Macam Dan Fungsi Gua

a.Lumpur.

Lorong yang berlumpur dapat dengan mudah kalau lumpur tersebut tidak terlalu tebal.

Tapi dalam kondisi lumpur setinggi lutut bahkan sampai setinggi perut, kita tidak mudah

untuk melaluinya.

Untuk melewatinya kita bergerak dengan posisi seperti berenang. Dengan posisi seperti

ini akan lebih mudah bergerak dan menghemat tenaga.

b. Air.

Untuk kondisi lorong gua yang berair. terutama gua yang belum pernah di masuki kita

tidak mengetahui kedalaman air dan kondisi di bawah permukaan air, untuk itu kita harus

mengetahui prosedur dan mempunyai fasilitas pendukung.

Syarat utama untuk melewati lorong yang berair adalah harus bisa berenang. Tetapi

dengan kondisi lorong yang serba terbatas, teknik berenang dalam gua berbeda dengan

berenang di kolam renang. Di sini kita memakai pakaian lengkap, sepatu bahkan

mungkin membawa beban yang cukup berat.

Pembagian team juga harus di sesuaikan, untuk leader ia tidak boleh membawa beban

berat, karena leader harus membuat lintasan dan mempelajari kondisi medan.

Dalam kondisi tertentu kita menggunakan pelampung, perahu karet terutama untuk

lorong yang panjang dan berair dalam.

Ada juga lorong yang hampir semua di penuhi oleh air hanya ada ruangan sedikit yang

tersisa. Untuk melewatinya kita harus melakukan DUCKING ( kepala menengadah).

Kadang-kadang kita harus melepas helm untuk menambah ruang gerak kepala. Dalam

kondisi tertentu kita melakukan ducking dengan jongkok, bahkan dengan berbaring kalau

badan tidak dapat masuk seluruhnya.

Diving, adalah teknik penyelaman dengan alat bantu pernafasan dan pakaian khusus.

Teknik ini di lakukan pada lorong yang seluruh bagiannya tertutup oleh air (sump,

siphon). Untuk perbandingan resiko kematian di cave diving adalah 60% tewas. Sedang

resiko caving 15 %. Dengan melihat perbandingan resiko kematian yang besar ini kita di

Page 24: Macam Dan Fungsi Gua

tuntut untuk ekstra hati-hati, seyogyanya tidak meneruskan penelusuran jika tanpa alat

pendukung yang standart.

c.Climbing.

Dalam suatu penelusuran gua terkadang kita menjumpai adanya water fall ataupun lorong

yang terletak di atas kita. Untuk dapat meneruskan penelusuran kita harus menggunakan

teknik-teknik Rock Climbing. Seperti memasang pengaman sisip dan bor tebing untuk

pembuatan lintasan, yang melakukan adalah leader dan kemudian anggota yang lain

melewatinya dengan SRT. Teknik rock climbing harus bisa di lakukan pada kondisi

medan seperti :

• Aliran air yang deras dan kita tidak mengetahui kedalamannya.

• Gua yang berbentuk celah dan menyempit bagian dasarnya

• Sungai besar atau danau yang dalam.

• Pemasangan rigging pada waterfall.

• Menghindari calcite floor atau oolith floor.

Single Rope Technique (SRT) adalah teknik yang dipergunakan untuk untuk menelusuri

gua-gua vertikal dengan menggunakan satu tali sebagai lintasan untuk naik dan turun

medan-medan vertikal. Berbagai sistem telah berkembang sesuai dengan kondisi medan

di tempat lahirnya masing-masing metode. Namun yang paling banyak dipergunakan

adalah Frog Rig System.

Teknik yang lain adalah: rope walker, Texas Rig, jumaring, Mitchele System, floating

cam system.

Sistem frog rig menggunakan alat:

1. Seat harness, dipergunakan untuk mengikat tubuh dan alat-alat lain. Dipasang di

pinggang dan pangkal paha. Jenis-jenisnya adalah: bucklet, avantee, croll, rapid,

dan fractio.

2. Chest ascender, dipergunakan untuk memanjat (menaiki) lintasan atau tali

dipasang di dada. Dihubungkan ke Delta MR oleh Oval MR.

Page 25: Macam Dan Fungsi Gua

3. Hand ascender, dipergunakan untuk memanjat (menaiki) lintasan atau tali di

tangan. Di bagian bawah dipasang descender, tempat digantungkannya foot loop

dan cows tail.

4. Descender, dipergunakan untuk menuruni tali. Ada beberapa jenis descender:

Capstand (ada dua macam: simple stop dan auto stop), whaletale, raple rack (ada

dua macam: close rack dan open rack), figure of eight, dan beberapa jenis lagi

yang prinsip kerjanya sama dengan figure of eight.

5. Mailon rapid,ada dua macam Mailon Rapid (MR), yaitu: Oval MR untuk

mengaitkan Chest Ascender kepada Delta MR. Delta MR sendiri adalah untuk

mengkaitkan dua loop seat harness dan tempat mengkaitkan alat lain seperti

descender berikut karabiner friksinya dan cowstail.

6. Foot loop , dicantolkan ke karabiner yang terhubung ke hand ascender. Berfungsi

sebagai pijakan kaki. Ukuran dari foot loop harus tepat seperti gambar diatas. Hal

ini sangat mengurangi kelelahan pada waktu ascending di pitc-pith yang panjang

7. Cows tail, memiliki dua buat ekor. Satu terkait di hand ascender, dan satu lagi

bebas, dipergunakan untuk pengaman saat melewati lintasan-lintasan

intermediate, deviasi, melewati sambungan, tyrolean, dan traverse.

8. Chest harness,untuk melekatkan chest ascender agar lebih merapat ke dada.

Sehingga memudahkan gerakan sewaktu ascending normal, atau pada saat

melewati sambungan tali. Chest harness lebih baik jika dapat diatur panjang

pendeknya (adjustable), sehingga memudahkan pengoperasian, terutama apabila

terjadi kasus dimana chest ascender terkunci di sambungan atau simpul, atau pada

saat rescue.

 

 

(Gambar dari katalog Petzl )

Page 26: Macam Dan Fungsi Gua

Teknik-teknik yang harus dipelajari untuk SRT adalah ascending dan descending dengan

penguasaan melewati jenis-jenis lintasan dan medan.

Melewati intermediate anchor

Melewati deviation anchor

Melewati sambungan tali

Melewati lintasan tyrolean, menggunakan satu tali dan dua tali.

Meniti tali dengan medan slope (miring) 

   

 Ascending

((Gambar dari katalog Petzl)

Gerakkan telapak kaki untuk menjepit tali dengan telapak kaki. Cara pertama adalah

menjepit tali menggunakan bagian dalam pergelangan kaki dengan bagian luar telapak

kaki. Cara kedua adalah menjepit tali dengan kedua telapak kaki ketika melakukan

gerakan berdiri. Ketika mengangkat kedua kaki, kedua telapak kaki dibuka.

 

 

 Descending

(Gambar dari katalog Petzl )

 PERHATIAN:

Latihan ini harus dilakukan mengunakan peralatan yang mutu dan kekuatannya

memenuhi standar

Latihan harus dibawah pengawasan oleh ahli.

Berlatihlah pada ketinggian yang tidak terlalu tinggi.

Cegahlah latihan yang dapat merusakkan alat: membebani alat melebihi beban

normal, beban dengan arah abnormal, menggunakan alat tidak sesuai dengan manual

book-nya.

Page 27: Macam Dan Fungsi Gua

Latihan yang dilakukan dengan menggunakan alat-alat alternatif, harus masih dalam

tingkat aman.

Pernah melakukan latihan teknik tertentu bukanlah jaminan bahwa kita sudah

menguasai teknik tersebut.

Berlatihlah satu teknik sampai lancar tanpa hambatan dan kesalahan sebelum berlatih

teknik yang lain.

Berlatihlah dengan selalu ditemani oleh orang lain yang juga memahami SRT.

Berniatlah berlatih untuk menolong orang lain dan diri sendiri.

Hindarilah terjadinya kecelakaan di gua untuk orang lain maupun diri sendiri.

Saya mempunyai teman yang takut ketinggian, namun akhirnya dapat mengalahkan

rasa takut itu, dia sudah berani menuruni medan-medan vertikal dengan kedalaman 50

meter dalam berbagai medan. Namun harus dengan penyesuaian diri yang intensif dan

sungguh-sungguh.