teaterkodok.files.wordpress.com  · web viewpada sebuah gua yang lapuk dan sangat lembab. gua ini...

119
DELAJJAM Karya Rido Amilin H.E [email protected] PERHATIAN! Bila Anda akan mementaskan naskah ini mohon untuk menghubungi penulis naskah untuk sekedar pemberitahuan. 1 | LAKON DELAJJAM KARYA RIDO AMILIN H.E www.bandarnaskah.com

Upload: others

Post on 21-Aug-2020

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: teaterkodok.files.wordpress.com  · Web viewPADA SEBUAH GUA YANG LAPUK DAN SANGAT LEMBAB. GUA INI ADALAH ISTANA RATU ULAR, DI DALAM GUA CAHAYA COLOP SAMAR-SAMAR TIDAK TERLALU TERANG

DELAJJAM

Karya Rido Amilin [email protected]

PERHATIAN!Bila Anda akan mementaskan naskah ini mohon untuk menghubungi penulis naskah untuk sekedar pemberitahuan.

1 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E www.bandarnaskah.com

Page 2: teaterkodok.files.wordpress.com  · Web viewPADA SEBUAH GUA YANG LAPUK DAN SANGAT LEMBAB. GUA INI ADALAH ISTANA RATU ULAR, DI DALAM GUA CAHAYA COLOP SAMAR-SAMAR TIDAK TERLALU TERANG

DELAJJAMKarya Rido Amilin H.E

PARA PELAKU PELAKU PANGGUNG / AKTOR

1. Dulfatih Arwiraya Kusuma(Seorang pengembara tampan yang terlahir sebagai Delajjam Kedatuan)

2. Bujang Kurap(Dulfatih dalam bentuk lain)3. Umak ( Nek Rokiah ):(Ibu angkat dulfatih / bujang

kurap)4. Latusko Kammal(Raja kubu dalam Penguasa tertinggi

di kalangan masyarakat)5. Obanda Siden(panglima perang)6. Usen Cangok(Adik kandung Latusko Kamal)7. Mansor Hasan (Peserah raja sebelum raja)8. Kulop Koplik(Bujang tua PDKT-an Rokiah Sekaligus

pekerja seni)9. Putri Sayati dan Sayatin(Putri raja kembar)10. Zat Zubeida (Istri Rajo / Ibu dari Sayati dan Sayatin)11. Kubu Laot(Perompak / Orang-orang yang hidup

disungai)12. Orang-orang darat(Masyarakat yang tinggal di

dusun Sungai Jernih)13. Algojo / Anak Kapak : Prajurit.

2 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E www.bandarnaskah.com

Page 3: teaterkodok.files.wordpress.com  · Web viewPADA SEBUAH GUA YANG LAPUK DAN SANGAT LEMBAB. GUA INI ADALAH ISTANA RATU ULAR, DI DALAM GUA CAHAYA COLOP SAMAR-SAMAR TIDAK TERLALU TERANG

BABAK SATU(Teaser)

Pekan 1

PADA SEBUAH GUA YANG LAPUK DAN SANGAT LEMBAB. GUA INI ADALAH ISTANA RATU ULAR, DI DALAM GUA CAHAYA COLOP SAMAR-SAMAR TIDAK TERLALU TERANG. COLOP MENGHIASI SISI-SISI UJUNG DI DALAM GUA. SEMENTARA TERLIHAT SEBUAH KURUNGAN YANG BERBENTUK BUBU IKAN, BUBU ITU TERGANTUNG SATU METER DARI TANAH. BUBU ITU BERWARNA GELAP DAN TERBUAT DARI KAYU RENGAS BULAT. SEDANGKAN DI BELAKANG BUBU TERDAPAT SEBUAH KELAMBU BESAR BERWARNA PUTIH. KELAMBU ITU BERSEGI EMPAT, LALU KASURNYA DIBALUTI KAIN MERAH BESAR. JUGA DI TIANG-TIANG KELAMBU ITU ADALAH KAYU-KAYU YANG TERUKIR SEPERTI LILITAN ULAR DI TIANG, SEMENTARA DI ATAS KELAMBU TERDAPAT SIMBOL KEPALA ULAR. SELAIN ITU DI LANTAI GUA BERSERAKAN LENDIR DAN SISIK ULAR DI ATAS BATU-BATU BULAT YANG TIDAK TERSUSUN RAPIH.

KEMUDIAN SEORANG TUBUH TUA BERJALAN MENUJU BUBU, TUBUHNYA MEMBUNGKUK, TUBUH TUA MEMBAWA SATU LAMPU KECIL YANG TERIKAT DI UJUNG TONGKAT KECILNYA. SEMENTARA BENTUK TUBUH MANGYANG BERSISIK-SISIK SEPERTI ULAR BERWARNA PUTIH, RAMBUT, DAN KULIT-KULITNYA.

SUARA-SUARA SUNYI MENGUMPAL DI DALAM GUA, LALU SUARA DESIT ULAR YANG LAPAR BEGITU TERDENGAR PANJANG SEKALI. DULFATIH TERSADARKAN DARI TEMPATNYA DI KURUNG.

TUBUH TUA : (DI IRINGI OLEH GITAR TUNGGAL) Berlagu. Tubuhku malang tubuh ku malang, kini kumakan sisa harapan.Tubuhku hilang tubuhku hilang, kapankah datang mengulang petang. Sudah kelam kini malamnya akan datang, malam tanpa tamu, malam tanpa di undang. Bukan harapan bukan pula

3 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E www.bandarnaskah.com

Page 4: teaterkodok.files.wordpress.com  · Web viewPADA SEBUAH GUA YANG LAPUK DAN SANGAT LEMBAB. GUA INI ADALAH ISTANA RATU ULAR, DI DALAM GUA CAHAYA COLOP SAMAR-SAMAR TIDAK TERLALU TERANG

keharusan, namun kembali sudah memang pasti. Datanglah pagi sambutlah jeritan di dusun mati.

(DIALOG BIASA)

Seorang tua seperti awak ini. Hanya dapat membina. Kemudian berharap. Setelah berharap banyak, sedikit tersenyum. Sungguh malang nasibnya. Masa yang begitu sulit. 7 tahun telah berlalu. Kini mungkin engkau sudah tumbuh menjadi pemuda yang genap berusia 20 tahun. Oh Panangkulanta… Malang sekali nasibmu.

Darahnya mengalir. Tubuhnya kejang-kejang lalu suaranya tak dapat didengarkan lagi. Hingga seorang Delajjam berkain silang kuning mengorok lehernya, sampai terpisah dari tubuhnya. Perlahan-lahan darahnya tertumpah dan kepalanyapun terpisah dari badan yang kaku dan dingin itu. Kuat sekali mandaumu menebang kepalanya.Oh anak manusia. Dengar! Meskipun tuju purnama engkau bertapah. Tak akan mampu menguba takdir yang telah kau penggal kepalanya itu. Engkau telah memberi sudah sepantasnya di balas kembali. Engkau sudah membuat jalan yang salah.

DARI TEPI PANGGUNG TERDENGAR SUARA DESIT-DESIT SUARA ULAR YANG BERIRAMA PANJANG DAN MENDAYU-DAYU. SEMENTARA DI SISI KANAN DUA ORANG BERJALAN PELAN, TUBUHNYA BERWARNA KUNING, DAN MERAH, SEDANGKAN KULITNYA BERSISIK-SISIK SEPERTI ULAR. SEMENTARA DUA ORANG DI SISI KIRI, BADANYA BERWARNA HITAM DAN HIJAU, TUBUHNYA JUGA BERSISIK-SISIK. DUA ORANG INI MEMANGGUL SEONGGOK ULAR YANG TIDAK

4 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E www.bandarnaskah.com

Page 5: teaterkodok.files.wordpress.com  · Web viewPADA SEBUAH GUA YANG LAPUK DAN SANGAT LEMBAB. GUA INI ADALAH ISTANA RATU ULAR, DI DALAM GUA CAHAYA COLOP SAMAR-SAMAR TIDAK TERLALU TERANG

BERKEPALA. SEMENTARA KEPALANYA DI BAWA OLEH DUA ORANG DARI KANAN. MEREKA MENDESIT HINGGA SUARA YANG RISAU DAN BEGITU PILU MEMENUHI DI DALAM GUA.

ORANG ORANG : Dia membunuh.. Dia membunu… Dia harus menerima sumpah. Dia telah membunuh Pangeran Ular. Hukum.. hukum.. hukum…

TUBUH TUA : Pangeran telah mati selamnya. Tubuhnya tumbuh lubang-lubang. Aroma busuk mulai menyulapi istana. Dendam, air mata darah terus mengalir, hingga ketepian lembah penderitaan. Segalanya tertuju padamu. Kau harus bertanggung jawab. Dengan darah! Dengan darah!!!

ORANG ORANG : Kematian harus dibayar dengan kematian! Bunuh dia! Oh tuanku Pangeran Panangkulanta (MENGELILINGI BUBU DENGAN ARAKAN KAKI DAN TANGAN YANG SEIMBANG)

DULFATIH : Aku tidak sengaja! Jangan hakimi aku. Sungguh ampunilah kesalahanku. Jangan, jatuhi sumpah itu. Jangan. Bebaskan aku!! Aku seorang pangeran.

(BERSYAIR)

TUBUH TUA : Nasib anak malang dimakan kelam.Menangung beban menangung kekesalan.Oy malang… Oh Panangkulanta pangeran kecil yang melarat nasibnya. Kini engkau telah tiada.

ORANG ORANG : (BERIRAMA SERENTAK) Nasib tuanku malang!Nasib dimakan separuh jalan! Oh Panangkulanta.

5 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E www.bandarnaskah.com

Page 6: teaterkodok.files.wordpress.com  · Web viewPADA SEBUAH GUA YANG LAPUK DAN SANGAT LEMBAB. GUA INI ADALAH ISTANA RATU ULAR, DI DALAM GUA CAHAYA COLOP SAMAR-SAMAR TIDAK TERLALU TERANG

DULFATIH : Tidak! Tidak! (TIPU DAYA MANGYANG) Jangan kutuk aku. Oh Tubuhku, mataku rasanya , begitu sangat kelam. Seluruh tubuhku terasa gatal. Oh kulit-kulitku. Wahai Tubuh Tua, adakah jalan yang dapat ku tempuh untuk menuai segala kesengsaraan ini? Ayahku memiliki kekayaan yang melimpah, emas, perak, garam dan segala-galanya. Bila kau ingin ambilah akan ku serahkan semuanya. Tapi jangan kutuk aku.Jangan…

(ORANG-ORANG DAN TUBUH TUA BERJALAN KELUAR DENGAN TARIAN).

Tidak jangan pergi. Tulonglah jangan pergi. Ampunlah segala kelakuanku. Aku menyesal. Kembali.. kembali…

TUBUH TUA : (BERHENTI MENATAP TAJAM) Penyesalan adalah akhir dari segala perbuatan yang memalukan. Hanya ada satu cara untuk kembali.

DULFATIH : Apa itu kumohon katakanlah!

TUBUH TUA : Perjalana panjang menuju pengambdian, sangat lama. Begitu lama. Tujuh purnama melingkar tunggal. Kau harus samapai pada waktu yang berliku, penuh kesakitan, penuh penderitaan. Lebih gelap dari lorong-lorong penderitaan di dunia.

DULFATIH : Tidak! aku tidak akan melakukanya. Aku akan menolak itu! Kau telah merendahkan martabat kedatuan ku.

TUBUH TUA : (TERTAWA) Terimalah, engkau akan menemukanya. Waktumu ditunggangi pada purnama tunggal dan tegak di sebuah kekuasaan yang begitu kejam.

6 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E www.bandarnaskah.com

Page 7: teaterkodok.files.wordpress.com  · Web viewPADA SEBUAH GUA YANG LAPUK DAN SANGAT LEMBAB. GUA INI ADALAH ISTANA RATU ULAR, DI DALAM GUA CAHAYA COLOP SAMAR-SAMAR TIDAK TERLALU TERANG

Tidak ada batas yang dapat menghentikanya. Tidak ada ilmu yang dapat menangkisnya. Engkau akan mendapatkanya. Meskipun engkau telah melampau ajian-ajian yang di turuni oleh puyang sipahitmu. 7 purnama tunggal telah engkau tanggali dalam pertapaanmu. Tetap saja. Tidak ada jalan untuk mengelak. Takdirmu telah di tentukan. Waktumu hanya tersisi empat purnama. Tepat di puncak purnama tunggal yang melingkar. Sambutlah takdirmu (TERTAWA) Ratu akan memakanmu!

DULFATIH : (MENYESAL) Tidak, jangan lakukan ini. Oyumak… malang nian nasib awak ini.. Malang nian. (TERUS MENANGIS DIDALAM KOTAK PENJARA)

SUARA TANGIS LENYAP, LALU SUARA GONG DAN GENDANG BURDAH TAMPAK BERTABUH BEGITU RAMAINYA. ORANG-ORANG BERTUBUH ULAR MASUK DENGAN RITME YANG PELAN, DUA ORANG MEMBAWA MANGKUK BATU YANG BERISI BARA API DAN ASAPNYA TERUS KELUAR LALU MELETAKANYA DI ATAS DUA BATU, KANAN DAN KIRI. SEDANG IA BERJALAN DENGAN DESITAN-DESITAN YANG MENGERIKAN. TAMPAK DI BELAKANG MEREKA SEORANG RATU ULAR YANG DATANG DI DAMPINGI OLEH TUBUH TUA / MANGYANG. TUBUH TUA HANYA MENDESIT-DESIT TANPA BERKATA-KATA, SEMUA KEPALA TERTUNDUK TIDAK MENATAP RATU ULAR. RATU ULAR MENGENAKAN SEBUAH BAJU BERWARNA HITAM YANG DI LENGKAPI DENGAN ULAR-ULAR YANG MELILIT DI TUBUHNYA. SEDANGKAN DI ATAS KEPALANYA MAHKOTA EMAS LAMBANG ULAR MEMANCAK TEGAK.

DI DALAM BUBU DULFATIH TERUS MERONTAH-RONTAH HENDAK KELUAR DARI DALAM BUBU.

7 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E www.bandarnaskah.com

Page 8: teaterkodok.files.wordpress.com  · Web viewPADA SEBUAH GUA YANG LAPUK DAN SANGAT LEMBAB. GUA INI ADALAH ISTANA RATU ULAR, DI DALAM GUA CAHAYA COLOP SAMAR-SAMAR TIDAK TERLALU TERANG

TUBUH TUA: (KEPALANYA MENUNDUK) Ratu, lihatlah siapa yang terkurung di dalam bubu itu. Dia lah orang nya. Dia-lah yang merengut nasib malang Pangeran Panangkulanta.

DULFATIH: Siapa kau, tidak jangan mendekat.

RATU ULAR: Akulah ibu dari tubuh yang telah kau penggal kepalanya. Tuju hari telah berlalu, tubuhnya dipenuhi oleh belatung. Ulat-ulat jahanam itu telah memangsa tubuhnya. Tubuhnya berlubang-lubang juga berna-nana. Engkau telah melakukan hal yang salah pangeran.

DULFATIH: Ratu ampuninlah segala perbuatanku, aku tidak sengaja memenggal kepala anakmu. Sungguh semuanya di luar dugaanku. Jika ayahku tahu aku yakin ia akan sangat murka padamu. Biarkan aku pulang. Tidak akan ku ceritakan apa-apa kepada ayahku.

RATU ULAR: Hal yang sama dilakukan putraku bila berada pada posisimu pangeran. Kau seorang pangeran yang rakus. Kejam. Tidak berbelas kasihan. Bagaimana dapat aku membelasimu dengan kasihan-kasihan yang panjang. Tidak akan ada manusia yang mampu mencari tempat ini. Sekalipun kesaktianya sudah menguasi tuju belas ribu purnama, dan tuju belas ribu pertapaan.

TUBUH TUA: (TUBUH TUA MENGAMBIL SEBUAH BOTOL TERBUAT DARI KAYU YANG BERISI RACUN, LALU MEMBERIKAN KEPADA RATU ULAR) Ratu, telah kami siapkan racun yang sangat

8 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E www.bandarnaskah.com

Page 9: teaterkodok.files.wordpress.com  · Web viewPADA SEBUAH GUA YANG LAPUK DAN SANGAT LEMBAB. GUA INI ADALAH ISTANA RATU ULAR, DI DALAM GUA CAHAYA COLOP SAMAR-SAMAR TIDAK TERLALU TERANG

mematikan.berilah perintah kami untuk melumat racun ini pada terkutuk yang sudah membunuh pangeran Panangkulanta.

RATU ULAR: Tubuh tua buat dia tidak sadarkan diri.

TUBUH TUA: Tapi ratu, dia sudah memenggal kepala pangeran ular.

RATU TUA: (MATANYA MELOTOT)Lakukan apa yang aku perintahkan.

TUBUH TUA: (MENGANGGUK), Sit.sitt… sittttt….

ORANG ORANG: (BANGKIT MEMBAWAKAN MANGKUK DENGAN ASAP YANG MENYALA).

DULFATIH: Tidak ratu, lepaskan aku.. lepaskan aku (MENANGIS)

TUBUH TUA: (MENGELILINGI BUBU LALU MENGELILINGI DULFATIH DENGAN MEMBACAKAN MANTRA). Sitttss.. sittss… sitttss… Payo e toboh ketong beropong-ropong..Beropong-ropong. Kubang lingong..Nak nampong ke suare, suare mate yang beropong-ropong tenung ku salip pada titik yang dalam. Tenung ku salip, hoy… kombragra uluno mato…. Tido lelap… idak sadar oy sadar.. sitttsss sitttss.. sitss

DULFATIH: (TERTIDUR)

RATU ULAR: Turunkan dia

ORANG-ORANG: Laksanakan ratu.

TUBUH TUA: Ratu manusia ini berbahaya. Berikan perintah untuk kami memenggal kepalnya. Ratu jangan mendekat ratu. Dia sangat berbahaya.

9 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E www.bandarnaskah.com

Page 10: teaterkodok.files.wordpress.com  · Web viewPADA SEBUAH GUA YANG LAPUK DAN SANGAT LEMBAB. GUA INI ADALAH ISTANA RATU ULAR, DI DALAM GUA CAHAYA COLOP SAMAR-SAMAR TIDAK TERLALU TERANG

RATU ULAR: Bangunkan dia.

TUBUH TUA: Ratu, semua pikiranya sudah hilang. Sekarang ini dia adalah seorang yang kosong seperti patung.

DULFATIH: Ampun ratu. (KEPALANYA MENUNDUK)

RATU ULAR: Bangunlah wahai anak manusia. Bangunlah! Kau tahu apa yang ku inginkan bukan. (MENUJU KAMAR TIDUR)

DULFATIH: (BERJALAN MENUJU TEMPAT TIDUR, MENGIKUTI RATU ULAR DENGAN TATAPAN KOSONG).

RATU ULAR DAN DULFATIH MELAKUKAN HUBUNGAN BADAN, YANG DIGANTIKAN DENGAN TARIAN-TARIAN ULAR. SEMENTARA PARA ORANG-ORANG BERTUBUH ULAR MENARI NARI MEMBUNYIKAN GONG DARI MULUT MEREKA. SETELAH SELESAI RATU ULAR KELUAR DENGAN MEMBAWA SECANGKIR MINUMAN LALU MEMANDANG-MANDANG TUBUH ANAKNYA.

TUBUH TUA: Ratu apakah sudah saatnya kami memenggal kepalanya?

RATU ULAR: Mangyang, kau tahu betapa sakitnya aku. Betapa teririsnya kehilangan seorang anak. Rasa sedihku ini tidak akan hilang hingga beribu-ribu purnama. Aku tidak ingin ia hanya merasakan hal yang begitu sebentar sakitnya. Jika aku merasa hal yang begitu sakit. Maka anak manusia ini akan merasakanya lebih dari ini. Di dalam tubuhnya telah ku tanam racun Kemiling Cobra. Siapapun yang mencoba mengobatinya ia akan perlahan mati.

10 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E www.bandarnaskah.com

Page 11: teaterkodok.files.wordpress.com  · Web viewPADA SEBUAH GUA YANG LAPUK DAN SANGAT LEMBAB. GUA INI ADALAH ISTANA RATU ULAR, DI DALAM GUA CAHAYA COLOP SAMAR-SAMAR TIDAK TERLALU TERANG

TUBUH TUA: Tentu aku mengerti ratapanmu ratu, lantas apa yang akan kita lakukan pada pemuda ini?

RATU TUA: Mangyang. Engkau memiliki kesaktian dalam tiga puluh ribu purnama. engkau tahu apa yang harus engkau lakukan. Di dalam tubuhnya mengalir racun yang begitu mematikan. Racun itu seperti racun yang akan menikam pada seseorang yang begitu ia cintai. Aku telah menyempurnakan sumpahku padanya. Ia akan menderita hidupnya sampai ia mati. Sepanjang perjalananya ia akan menderita. Apa yang aku rasakan. Sakit yang begitu tak terkira. Maka itulah yang akan ia rasakan. Bahkan ia tidak akan mengenal kebahagiaan lagi selama hidupnya. Kau tahu apa yang harus kamu lakukan. Setelah itu lepaskan dia. (MASUK KEDALAM DENGAN DI IRINGI OLEH EMPAT ORANG BERTUBUH ULAR.)

TUBUH TUA: Hey anak manusia. Apa kau tahu namamu.

DULFATIH: Dulfatih Arwiraya Kusuma aku pangeran kedatuan yang paling kuat, berilmu tinggi.

TUBUH TUA: Apa yang telah kau lakukan?

DULFATIH: Aku telah membunuh pangeran Ular di tepi sungai.

TUBUH TUA: (MENGEMBALIKAN KESADARAN DULFATIH)

DULFATIH: Apa yang telah kau lakukan padaku.

TUBUH TUA: Kau telah menerima sumpah anak manusia.

11 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E www.bandarnaskah.com

Page 12: teaterkodok.files.wordpress.com  · Web viewPADA SEBUAH GUA YANG LAPUK DAN SANGAT LEMBAB. GUA INI ADALAH ISTANA RATU ULAR, DI DALAM GUA CAHAYA COLOP SAMAR-SAMAR TIDAK TERLALU TERANG

DULFATIH: Tubuh tua, ku mohon bebaskan aku dari sumpah itu. Ampunilah segala kekeliruanku. Dengan segala kehormatanku. Aku memohon padamu.

TUBUH TUA: (TERTAWA) Bahkan aku tidak berdaya menolongmu.

DULFATIH: Siapa yang dapat menlongku, tubuh tua. Ku mohon bantulah aku.

TUBUH TUA: Sepanjang purnama-purnama yang melingkar, sampailah pada titik tuju purnama yang melingkar bulat di antara keramaian. Barulah engkau akan mendapatkan tubuhmu yang sangat menjijikan. Engkau telah ditunggangi waktu dalam hitungan tuju purnama. nikmatilah waktumu.

DULFATIH: Tuju purnama, apa yang harus aku lakukan. Katakana padaku aku ingin menebus kesalahanku.

TUBUH TUA: Pergila engkau ke suatu tempat, hingga disana engkau dapati seorang yang benar-benar tulusmencintaimu.Engkau akan melihat di dalam dusun itu. Seorang yang begitu lalim. Seorang yang memegang tapuk kekuasaan. Ialah orang yang harus engkau tunduki. Hingga benar-benar di sana tidak ada lagi pemerasan, penculikan, pemerkosaan. Barulah engkau akan terbebas dari sumpah Ratu Ular. Dan kau tidak akan pernah kembali kepada kedatuanmu. Engkau sudah mati disana.

DULFATIH: Tubuh tua berapa lama waktuku, Dan di mana ku temukan Dusun itu? dan dapatkah aku bahagia? Sementara kutukan selalu mengejarku.

12 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E www.bandarnaskah.com

Page 13: teaterkodok.files.wordpress.com  · Web viewPADA SEBUAH GUA YANG LAPUK DAN SANGAT LEMBAB. GUA INI ADALAH ISTANA RATU ULAR, DI DALAM GUA CAHAYA COLOP SAMAR-SAMAR TIDAK TERLALU TERANG

TUBUH TUA: (TERTAWA) Tidak!! Kau tidak akan menemukan kebahagiaan. Di dusun itu Kau akan menemukanya. Ia terletak di hulu bukit-bukit barisan, empat hari empat malam pelayaran rakitmu. Kau akan tiba di sana. Engkau memiliki tujuh purnama melingkar. Ingatlah di akhir purnama bila engkau gagal. Maka kau akan menemukan sumpah yang telah kau makan. Sumpah yang telah disatukan dalam darahmu. Tidak ada ajian yang dapat menangkis Sumpah Racun Kemilig Cobra. Banyak hal yang akan membuatmu lalai. Maka gunakanlah waktumu. Ingatlah waktumu begitu singkatnya. Kau tidak akan menemukan kebahagiaan dan cinta. Juga sekaligus hidup. Bila benar-benar engkau melakukanya demi rasa bersalah yang besar. (KELUAR)

DULFATIH: (DULFATIH MERASA TUBUHNYA MENGELITA GATAL DAN KESAKITAN).Tujuh purnama? waktuku sudah tidak terhitung banyak. Sudah hampir empat purnama berlalu. Umak,Bak. Ini semua akan menjadi awal perpisahan kita selamanya. Akubegitu paham bila kalian sudah menganggapku sudah tiada di dunia ini. Tapi sesungguhnya didalam hatiku selalu ada nama kalian. (TUBUHNYA KEMBALI MENGGELIAT.)

(LAMPU KELAM PELAN DAN DIAM).

Pekan Dua :

DI DALAM HUTAN SUARA RIANG-RIANG HUTAN MEMENUHI PANGGUNG, TAMPAK KAYU MATI BESAR YANG MELINTANG PANJANG, TEMPAT DULFATIH DUDUK UNTUK BERTEDUH,

13 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E www.bandarnaskah.com

Page 14: teaterkodok.files.wordpress.com  · Web viewPADA SEBUAH GUA YANG LAPUK DAN SANGAT LEMBAB. GUA INI ADALAH ISTANA RATU ULAR, DI DALAM GUA CAHAYA COLOP SAMAR-SAMAR TIDAK TERLALU TERANG

JUGA PUTONGTELAH TERIKAT RAPIH. DAN TANAH-TANAH LIAT YANG BERBENTUK PIRING DAN KENDI SUDAH KERING TERJEMUR OLEH MATAHARI. NAMPAKLAH LIDI-LIDI YANG MENTAH BERSERAKAN, SEMENTARA DI SAMPING TEMPAT DUDUK DULFATIH SEBUAH API KECIL PENGUSIR NYAMUK. DULFATIH TERUS BEKERJA, SESEKALI IA MENYUSUN-NYUSUN KEMBALI KAYU BAKAR, JUGA MELIHAT-LIHAT ASBAK YANG IA JEMUR DI ATAS KAYU BESAR MELINTANG.

DI SISI HUTAN, NEK ROKIAH DITEMANI KULOP KOPLIK SEDANG BERJALAN MENUJU DULFATIH, NEK ROKIAH MENGENAKAN KAIN DAN BAJU LUSUH, JUGA KEPALANYA TERLILIT SEBUAH IKAT SUMATERA. DITANGAN KANANYA IA MEMBAWA RANTANG MAKANAN. SEDANGKAN KULOP KOPLIK HANYA MEMAKAI BAJU BAK SEPERTI PENYANYI GITAR TUNGGAL, DENGAN KAIN MELINTANG DI PINGGANGNYA.

KULOP KOPLIK : Kawan itu begitu sangat beruntung. Sangat betua hidupmu pek. Iya terhitung sudah lima purnama lalau sejak kedatangan Dulfatih.

NEK ROKIAH : Beruntung bagaimana lop?

KULOP KOPLIK : Iya dalam banyak hal. Kau ingat, sejak Dulfatih belum menampakan kakinya ke tanah yang gersang ini, bukan hanya engkau yang merasa senang. Semua orang bahkan satu Dusun banyak yang bersukur. Lantaran dirinya memiliki sifatnya yang suka membantu. Kau ingat sejak ia kemari banyak hal-hal buruk seperti perampasan, penculikan di Dusun ini sudah semakin berkurang. Bukankah ini suatu anugrah bagi semua orang. Ya termasuk kau yang memiliki tempat lebih banyak.

NEK ROKIAH : (MALU MALU) Misalnya dalam hal seperti apa lop, aku tidak mengerti

14 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E www.bandarnaskah.com

Page 15: teaterkodok.files.wordpress.com  · Web viewPADA SEBUAH GUA YANG LAPUK DAN SANGAT LEMBAB. GUA INI ADALAH ISTANA RATU ULAR, DI DALAM GUA CAHAYA COLOP SAMAR-SAMAR TIDAK TERLALU TERANG

ucapanmu. Apakah kau memujiku atau diam-diam didalamnya ada maksud menggoda?

KULOP KOPLIK : kupikir dua-duanya benar. Awak sudah hidup lama di bumi ini. Banyak hal yang sudah dilewati, pahit, asam, manis. Bahkan semua rasanya sudah dicicipi. Tapi tetap saja awak setapak lebih kalah dari pada nasibmu pek. Hanya saja paras yang ku sebut itu cahaya cinta yang berlipat ganda masih utuh bahkan tak akan pernah padam. Cahaya itu ada di depan dua mataku saat ini.

NEK ROKIAH : Tidak boleh becakap seperti itu lop, Pemali. Hidup di bumi ini harus iklas. Jalani apa yang sudah di takdirkan. Semua sudah di takdirkan oleh yang mahakuasa. Nah sebagai mahkluk yang berbudi dan berakal kita hanya perlu menjalaninya dengan hati yang iklas. Bukankah begitu lop? Iya kalau masalah cahaya yang besar itu terkadang bagaimana orang menjaganya agar tepat menuntunya.Kau selalu seperti itu lop, selalu menggodaku aku jadi malu.

KULOP KOPLIK : Iya aku paham. Tapi beda dengan nasib mu pek. Coba kau lihat kau memiliki anak. Ya aku tahu meskipun itu bukan anak kandungmu, tapi setidaknya ia sangat menghargaimu sebagai Umaknya. Apa lagi sekarang ini banyak orang-orang membicarakan kau dan anakmu itu. Aku yakin Dulfatih akan betuah hidupnya.

NEK ROKIAH : Membicarakan bagaimana lop?

15 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E www.bandarnaskah.com

Page 16: teaterkodok.files.wordpress.com  · Web viewPADA SEBUAH GUA YANG LAPUK DAN SANGAT LEMBAB. GUA INI ADALAH ISTANA RATU ULAR, DI DALAM GUA CAHAYA COLOP SAMAR-SAMAR TIDAK TERLALU TERANG

KULOP KOPLIK : Dalam segala hal. Terutamanya lagi gadis-gadis di Dusun. Mereka seolah-olah kejatuhan durian tajau. Setiap hari ada-ada saja orang yang membekali kalian dengan segala hal. Apa lagi saat kedatangan Dulfatih ke Dusun kita. Ia disambut dengan gembira oleh orang-orang dusun. tua, muda, hingga ke anak ingusan. Semuanya menyukai kelakuan baik Dulfatih.

NEK ROKIAH : Iya lop. Awak sangat senang sekali. Sejak kedatangan Dulfatih aku merasa sangat bahagia. Terasa aku benar-benar sudah memiliki seorang anak. Aku tidak perlu lagi menimba air di sungai. Membuat sapu lidi. Membuat kerajinan-kerajianan tangan. Aku sangat bersyukur. Akhir-akhir ini terasa sekali perubahan dalam hidupku lop.

KULOP KOPLIK : Wah wah wah. Kau melupakan sesuatu pek.

NEK ROKIAH : Melupakan sesuatu apa?

KULOP KOPLIK : Kau melupakan jasaku selama ini. (MEMBUANG MUKA)

NEK ROKIAH : Apakah harus ku sebut-sebut juga lop. Ku rasa tidak perlu, sebab kamu itu lebih dari membantu. Dalam hal apapun. Kamu itu.. ah aku malu mengatakanya.

KULOP KOPLIK : Tidak, aku tidak mau hanya seperti itu saja.

NEK ROKIAH : Iya iya akan ku katakan. Kamu itu bagaikan pangeran dalam hidupku. Sudah puas?

KULOP KOPLIK : (TERTAWA) nah kalau begitu aku jadi enak pek.

16 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E www.bandarnaskah.com

Page 17: teaterkodok.files.wordpress.com  · Web viewPADA SEBUAH GUA YANG LAPUK DAN SANGAT LEMBAB. GUA INI ADALAH ISTANA RATU ULAR, DI DALAM GUA CAHAYA COLOP SAMAR-SAMAR TIDAK TERLALU TERANG

NEK ROKIAH : Sudah sudah, kita kok malah ngelantur kemana-mana becakapnya. Kita sudah tua Lop malu kalau didengar banyak orang. Kasihan Dulfatih pasti dia sudah lapar.

(DULFATIH TENGAH MEMBUAT SAPULIDI).

NEK ROKIAH : Dul.. Dul.. Umak di sini nak..(MEMANGIL)

DULFATIH : Mak Mak.. Sini Mak.

ROKIAH DAN KULOP MENUJU KE TEMPAT DULFATIH.

KULOP KOPLIK : Oy yasaman.. Alangkah rajin anak umak Rokiah ini.

DULFATIH : (TERTAWA) Ah.. Kulop bisa saja. Inilah yang dapat saya lakukan untuk umak lop.

KULOP KOPLIK : Iya bagus. Sebagai anak kau harus membantu ibumu, dalam segala hal. Heheh Bagaimana dul?

DULFATIH : Bagaimana apa lop?

KULOP KOPLIK : Ah kau pura-pura tidak tahu. Itu si Zuleyha anaknya mang Bas. Tadi dia menanyakan kamu kepada Kulop.

DULFATIH : Ah tidak lop, awak hanya berteman denganya. Tidak ada apa-apa. Lagian aku hanya membantu memebenahi pondoknya yang bocor.

KULOP KOPLIK : Tidak usah bersembunyi. Kau tanyakan saja pada Umakmu. Dulu, sejak masih menjabat sebagai pemuda tergagah dan bagus rupa. Kulop juga dikejar-kejar sama sepertimu. Ya kulop tahu rasanya. Apa lagi orang di samping kulop ini,

17 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E www.bandarnaskah.com

Page 18: teaterkodok.files.wordpress.com  · Web viewPADA SEBUAH GUA YANG LAPUK DAN SANGAT LEMBAB. GUA INI ADALAH ISTANA RATU ULAR, DI DALAM GUA CAHAYA COLOP SAMAR-SAMAR TIDAK TERLALU TERANG

ehem.. iya dia sangat tergila-gila pada suara Kulop yang merdu.

NEK ROKIAH : Hus. Sudah sudah kau jangan mengusik anakku. Dul basuhlah dulu tanganmu, kau juga Lop. Mari kita makan dulu.

DULFATIH : Wah tampaknya umak masak Gulai Jeruk, dan Ikan bakar ya mak. Uh aromanya sangat sedap sekali.aku sangat suka dengan itu. Ayo Lop kita cuci tangan dulu setelah itu kita lahap sampai tuntas haha.

KULOP KOPLIK : Ya itu makanan khas orang sumatera Dul.

NEK ROKIHA : Cepatlah kalian cuci tangan setelah itu mari kita makan.

(MEREKA BERTIGA MAKAN, SETELAH ITU MEREKA MENUJU PULANG).

Iya nak makanlah yang banyak. Umak sangat senang rasanya.

KULOP KOPLIK : (SENDAWA BESAR) Alhamdulilah sukur-sukur kenyang sekali rasanya.

DULFATIH : Mak Gulai Jeruk ini makanan kesukaanku Mak. Terimakasih sudah mengantarkanya ke hutan.

NEK ROKIAH : Eh kau tidak perlu berterimaksih Nak, Umaklah yang harus berterimakasih. Karena kau sudah banyak sekali membantu Umak disini.

DULFATIH : Tidak apa-apa Mak. Memang itulah kewajibanku sebagai seorang anak. Mak tampaknya hari sudah mulai kelam. Mari Mak kita berkemas untuk pulang.

18 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E www.bandarnaskah.com

Page 19: teaterkodok.files.wordpress.com  · Web viewPADA SEBUAH GUA YANG LAPUK DAN SANGAT LEMBAB. GUA INI ADALAH ISTANA RATU ULAR, DI DALAM GUA CAHAYA COLOP SAMAR-SAMAR TIDAK TERLALU TERANG

KULOP KOPLIK : eh… Tunggu dulu. Jangan pulang dulu, aku sudah tidak kuat lagi. Uh rasanya sudah sangat di ujung. Aku nyetor dulu yah (BERLARI MENAHAN SAKIT PERUT)

NEK ROKIAH : Iya Dul, Dul kau membuat berapa ikat sapu lidi, juga kendi dan kayu bakar. Tadi Nek Sina dan Wak Guntur memesan banyak pada kita. Nanti malam dia akan memikulnya pakai gerobak.

DULFATIH : Sudah Mak, semua pesanan sudah di kumpulkan.juga kayu bakar pesanan Nek Sina dan yang lainya sudah ku ikat. Mereka siap untuk di ambil nanti malam.

(KULOP MASUK LAGI MEMEGANG PERUT SAKIT).

KULOP KOPLIK : Aduh.. Aduhh aku tidak nyaman kalau tidak ke jamban. Meskipun aku sudah berjuang dengan segala kekuatan, tapi tetap saja dia tidak mau keluar. Ayok kita pulang saja. Biar urusan setor-menyetor aku lanjutkan di sungai saja.

NEK ROKIAH : Kau ini ada-ada saja Lop…Lop. Lop aku dengar kabar 3 hari lagi aka nada perayaan besar di kedatuan, iya memang hitungan Al-managkupun mengukur kalau tepat malam itu jatuh pada purnama yang tunggal dan penuh dengan melingkar. Malam kelahiran budaya.

KULOP KOPLIK : Iya, memang ada. Pasti aku diundang, sebab kalau tidak ada aku maka suasana akan dingin di kedatuan. Kau kan tahu Pek kalau aku Rajo gitar tunggal. Tapi meskipun aku seorang rajo, aku tidak berani menolak keinginan Rajo Kubu, aku takut Pek. Jujur saja aku terpaksa

19 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E www.bandarnaskah.com

Page 20: teaterkodok.files.wordpress.com  · Web viewPADA SEBUAH GUA YANG LAPUK DAN SANGAT LEMBAB. GUA INI ADALAH ISTANA RATU ULAR, DI DALAM GUA CAHAYA COLOP SAMAR-SAMAR TIDAK TERLALU TERANG

memenuhi undangan itu. Kau tahu sendiri pek. Kalau keingianan Kamal itu ditolak, hemm bisa-bisa aku besok sudah dikuliti, lalu dijemur sampai kering di kedatuan. meskipun aku gelarku sama seperti Rajo. Tapi aku takut… Rajoku tidak sekuat Rajo kedatuan. Ah kacau.

(DULFATIH TERLIHAT MELAMUN SANGAT DALAM).

NEK ROKIAH: Iya aku tahu itu, bahkan semua orang juga sudah pasti tahu. Sejak ia menundukan kedatuan dengan sifat liciknya itu. Kita semua sengsara. Sangat berbeda dengan Peserah. Kamal adalah kebalikan dari kebaikan. Bahkan penantang.

DULFATIH: (KETAKUTAN) Purnama melingkar? Aku gagal oh aku gagal. Kutukan itu.

NEK ROKIAH: Nak.. nak.. kau kenapa nak? Apa yang gagal, tidak ada yang gagal.

DULFATIH: (TERKEJUT) eh tidak Mak, tidak ada apa-apa. Aku hanya baru mendengar sikap buruk dari kedatuan. Lop bolehkah aku ikut saat puncaknya itu. Tapi..

KULOP KOPLIK: Tapi… tenang kau pasti ikut serahkan kepada Kulop Koplik, sekarang ayo kita pulang. Sungguh aku harus ke jamban rasanya sangat di ujung.

(MEREKA MENGEMAS BARANG-BARANG DAN PULANG KERUMAH).

Lampu menggelap perlahan-lahan.

Pekan Tiga

ORANG-ORANG TERLIHAT TERIKAT DENGAN TALI YANG TERBUAT DARI AKAR/KULIT KAYU, DICAMBUK, DITENDANG

20 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E www.bandarnaskah.com

Page 21: teaterkodok.files.wordpress.com  · Web viewPADA SEBUAH GUA YANG LAPUK DAN SANGAT LEMBAB. GUA INI ADALAH ISTANA RATU ULAR, DI DALAM GUA CAHAYA COLOP SAMAR-SAMAR TIDAK TERLALU TERANG

DAN DISIKSA HINGGA MEREKA MENJERIT KE LANGIT HIJAU. ALGOJO DENGAN MANDAU BESAR BERKILAU ALGOJO MENGIRINGI TAWANAN. SELAIN ITU, PARA GADIS-GADIS DISEKAP DALAM KANDANG YANG DIPIKUL OLEH ALGOJO-ALGOJO. YANG MEMAKAI BAJU KULIT-KULIT BINATANG. PARA SANDERAPUN TERLIHAT TERSIKSA MENANGIS, DAN MENJERIT. PARA GEROMBOLAN INI TERUS BERJALAN TERUS UNTUK MENCAPAI KEDATUAN, MELEWATI HUTAN-HUTAN, HINGGA AKHIRNYA MEREKA BERTEDUH DI HUTAN KERING.

ORANG-ORANG : (MENJERIT, MENANGIS, MINTA TOLONG)

ORANG 1 (Lanang)1 :Awak haus tuan, sudikah kiranya memberi sedikit air minum.

ALGOJO KUMBANG : (MENGAYUN CAMBUK)Muka setan, banyak cakap! Tidak ada air minum. Tidak ada makanan. Cepat jalan!!. Ku makan tau rasah kau.

ORANG 2 (Betino) : Tuan, kasihanilah Wak tuo itu, iya memang haus. Dengan segala hormat berilah ia sedikit air. Berbaik hatilah tuan. Biarlah ia mengamil jatahku tuan.

ALGOJO KUMBANG :Setan jalang!! Mau jadi pahlawan rupanya. Oy dengarkan betino ini. Lagaknya ingin menjadi pahlawan. (TERTAWA)Semut Lado cambuk mukanya yang memelas itu!

ALGOJO SEMUT LADO SIAP MENGAYUNKAN CAMBUKNYA.

ALGOJO KADAL : (BENTUK KEPALANYA TELENG)Jangan! Jangan di cambuk betino itu. Sekalipun jangan pernah! Kalau kau mencambuknya kau akan di cambuk sampai mati oleh Tuan Rajo Kubu Dalam, Tuanku Latusko Kamal sudah memesan

1

21 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E www.bandarnaskah.com

Page 22: teaterkodok.files.wordpress.com  · Web viewPADA SEBUAH GUA YANG LAPUK DAN SANGAT LEMBAB. GUA INI ADALAH ISTANA RATU ULAR, DI DALAM GUA CAHAYA COLOP SAMAR-SAMAR TIDAK TERLALU TERANG

betino itu. Lecet sedikit kita semua akan di masuk dalam Lumbung Lintah.

ALGOJO SEMUT LADO: Kumbang?

ALGOJO KUMBANG: Tahan! Untung Si Teleng mengingatkanku. Kalau tidak. Entahlah nasibku akan dihisap oleh linta-linta raksasa yang haus darah. Lado berikan saja ia minum. Kita akan istirahat sebentar. Ikat mereka di akar jaga jangan sampai mereka lolos. Cambuk sampai mati bila mencoba melarikan diri.

ALGOJO SEMUT LADO: Iyo kumbang.

ALGOJO KUMBANG: Algojo Lipan, berapa jauh lagi kita akan tembus ke Dusun Muaro Kubu?

ALGOJO LIPAN: (MELIHAT MATAHARI, MENCIUM TANAH. MEMBACA DAUN-DAUN KERING) Kabar gembira Kumbang, kita akan tiba di dusun Muaro kubu tepat sebelum dua petang. Tepatnya lagi saat malam puncak setengah purnama kita akan sampai ke kediamnan Tuanku Latusko. Tampaknya angin berhembus ke hulu rawas, itu bertanda hujan tidak akan tiba dalam dua hari ini. Artinya akan baik dalam perjalanan kita.

ALGOJO KUMBANG: Kalu begitu, apakah ada waktu kita untuk berteduh di sini?

ALGOJO LIPAN: Boleh saja. Tapi tidak untuk bermalam di sini. Aku mendengar berita. Bahwa pasukan Tunggul Kayu Aya di tundukan oleh seorang lelaki pengembara, orang-orang banyak menjulukinya dengan pendekarKain kuning menyilang di dada.

22 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E www.bandarnaskah.com

Page 23: teaterkodok.files.wordpress.com  · Web viewPADA SEBUAH GUA YANG LAPUK DAN SANGAT LEMBAB. GUA INI ADALAH ISTANA RATU ULAR, DI DALAM GUA CAHAYA COLOP SAMAR-SAMAR TIDAK TERLALU TERANG

Ia sangat sakti. Aku takut ia akan menghampiri kita.

ALGOJO KUMBANG: Seorang pengembara dengan kain kuning menyilang di dada? Siapa itu. Ah. Baiklah, kita tidak akan bermalam disini. Kita hanya berteduh beberapa waktu. Oh iya teleng kemarilah

ALGOJO KADAL: Iyo Kumbang.

ALGOJO KUMBANG: Apa yang tuan Rajo Kamal sampaikan kepadamu sebelum kita berangkat ke dusun Bawah Tebing? Ku lihat engkau cukup lama waktu itu bercakap-cakap dengan tuanku rajo. Apa yang ia katakan padamu?

ALGOJO KADAL: Tidak banyak kumbang. Rajo hanya menitip pesan padaku untuk membawa gadis-gadis Menesan. Ia juga menitipkan kalau kita harus memperlakukan gadis-gadis itu dengan baik, jangan sampai ada goresan pada betis gadis-gadinya. Gadis-gadis itu nanti akan

ALGOJO KUMBANG: Akan menjadi santapan kenikmatan ku di malam purnama penuh. Begitu?

ALGOJO KADAL: Iyo Kumbang. Tepat seperti itu ucap rajo.

ALGOJO KUMBANG: Itulah sebabnya para gadis-gadis menesan ini di kurung dalam kandang. Lalu diangkat bak putri Sayati?

ALGOJO KADAL: Benar Kumbang, bahkan rajo meminta bila perlu kita memberikan batal yang terbuat dari kapokemas milik Dewa Sutra . Hanya untuk gadis menesan ini duduk. Hem lagaknya sudah seperti ratu saja.

23 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E www.bandarnaskah.com

Page 24: teaterkodok.files.wordpress.com  · Web viewPADA SEBUAH GUA YANG LAPUK DAN SANGAT LEMBAB. GUA INI ADALAH ISTANA RATU ULAR, DI DALAM GUA CAHAYA COLOP SAMAR-SAMAR TIDAK TERLALU TERANG

ALGOJO LIPAN: Kumbang. Tampaknya aku mencium sesuatu yang aneh. Jaraknya sekitar 500 jejak kaki melangkah menuju ke mari.

ALGOJO KUMBANG: Apakah ia bergerombolan atau hanya beberapa?

ALGOJO LIPAN: (MENEMPELKAN TELINGANYA KE TANAH).Sangat banyak kumbang, kita sepertinya kalah pasukan bila mesti harus di hadapi. Ajian Sengat berdarahkupun tidak ada apa-apanya. Aroma kesaktianya cukup tinggi. Hanya Obanda Siden yang mampu melawan ajian para Kubu Darat ini. Sebaiknya kita cepat bergegas.

ALGOJO KUMBANG: Semot lado, semot api, mari siapkan kita akan berangkat. Teleng siapkan jejak pengecoh perjalanan. Agar mereka terbudi dengan jebakan kita.

ALGOJO-ALGOJO MEMBUKA TALI IKATAN, SEDANGKAN TELENG MENUMPAKAN DARAH YANG ADA DI DALAM BULOH. DISETIAP ARAH. UNTUK MENGKECOH PELACAKAN KUBU DARAT. LALU MEREKA BERANJAK DARI TEMPATNYA BERTEDUH. LAMPU MENGELAM.

BABAK DUA

Pekan satu

SUASANA DI RUANG KEDATUAN TAMPAK SEPI, HANYA ADA PUTRI SAYATI YANG DITEMANI OLEH DAYANG-DAYANGNYA, IA DUDUK LALU BERDIRI KEMBALI. SESEKALI IA MENGHADAP CERMIN. LALU DUDUK KEMBALI. PUTRI SAYATI SANGAT CANTIK DEGAN GAUN SUTRA YANG MEMBALUTI TUBUHNYA, JUGA MAHKOTA SEORANG PUTRI KEDATUAN. JUGA GELANG KAKI DAN TANGANYA YANG TERBUAT DARI EMAS YANG SANGAT BERNILAI HARGANYA.

(PUTRI SAYATI TERLIHAT CEMAS).

24 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E www.bandarnaskah.com

Page 25: teaterkodok.files.wordpress.com  · Web viewPADA SEBUAH GUA YANG LAPUK DAN SANGAT LEMBAB. GUA INI ADALAH ISTANA RATU ULAR, DI DALAM GUA CAHAYA COLOP SAMAR-SAMAR TIDAK TERLALU TERANG

PUTRI SAYATI : Entah dari mana harus ku mulai langkah menemuinya. (BERJALAN JALAN) tegap tubuhnya selalu menghantuiku, apa lagi tutur bahasanya yang begitu santun. Oh Dulfatih begitu bahagianya seorang wanita yang mendampingimu kelak. (GELISAH) Aku harus mengutus Soda untuk menemuinya menyampaikan pesan-pesanku. (MENUJU KE KAMAR LALU TERTAHAN OLEH PUTRI SAYATIN)

PUTRI SAYATIN : (NADA MENGEJEK) Ku kira seorang gadis terhormat jatuh pada budak biasa di pinggiran jalan. Sangat menyedihkan. Andai saja Bapak Rajo mengetahui hal ini. Aku tidak dapat membayangkan berpa lama akan disekap. (MENIRU GAYA SAYATI) tegap tubuhnya selalu menghantuiku, apa lagi tutur bahasanya yang begitu santun. Oh Dulfatih begitu bahagianya seorang wanita yang mendampingimu kelak.

PUTRI SAYATI : Cukup Dik Sayatin, jangan kau teruskan.

PUTRI SAYATIN : Jangan pernah pangil aku Adik. Secara kesamaan wajah kau memang sangat mirip denganku. Tapi sejujurnya aku tidak sudi bila diadukan oleh Peserah kalau kita kembar yang serasi. Untuk apa? Tidak ada yang dapat di banggakan. Memiliki kakak seorang penurut, tekun dan rajin. Juga sangat di sayang oleh Umaknya. Juga lebih tepatnya lagi musuh dalam selimut! Aku sangat membencimu!

PUTRI SAYATI : Dik sayatin, kejadian di waktu lampau janganlah kau terus mengungkitnya, aku tahu waktu itu aku salah.

25 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E www.bandarnaskah.com

Page 26: teaterkodok.files.wordpress.com  · Web viewPADA SEBUAH GUA YANG LAPUK DAN SANGAT LEMBAB. GUA INI ADALAH ISTANA RATU ULAR, DI DALAM GUA CAHAYA COLOP SAMAR-SAMAR TIDAK TERLALU TERANG

Memberitahukan pada Umak bahwa kau akan mengikuti Obanda Siden ke Dusun Dua Muara. Hingga Umak menghukumu. Sungguh Dik yang ku lakukan untuk menyelamatkan engkau seorang. Tidak lebih.

PUTRU SAYATIN : Oh seperti itukah, mains sekali kakak? Aku sangat terharu mendengarnya. Mungkin Bak Rajo akan mendengarnya langsung dari mulutmu tentang pemuda penantang kedatuan itu. Bapak akan memenjarakanmu tepat di mana aku di sekap. Sementara kekasihmu Dulfatih itu akan dipancung dengan Mandau tebal bermata dua milik Algojo. Dengan mudahnya aku berbicara pada Bapak Rajo, disamping ia sangat geram dengan nama Dulfatih pengembara berkain kuning menyilang didada itu. Aku sangat yakin Rajo akan mengulitinya bila ia tau kalau putrinya sedang dilanda cinta oleh musuh kedatuan.

PUTRI SAYATI : Jangan Dik, jangan lakukan itu. Itu akan menyakiti Dulfatih. Kau boleh menghukumku. Hukumlah aku agar kau puas, tapi jangan Dulfatih ia tidak bersalah dalam masalalu kita.

PUTRI SAYATIN : Iya aku sangat bisa. Bapak akan lebih mendengarkanku daripada dirimu. Kau tau! Malam ini adalah puncak purnama tunggal, juga penyambutan Obanda Siden yang tengah bertugas dari Ujung Tebing, tepat di depan para tetua-tetua. Akan ku umumkan bahwa didalam kedatuan ini ada seorang wanita yang melindungi penghianat. Setelah ku sebutkan namamu bisa-biasa bapak akan melemparkanmu dalam kandang litah

26 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E www.bandarnaskah.com

Page 27: teaterkodok.files.wordpress.com  · Web viewPADA SEBUAH GUA YANG LAPUK DAN SANGAT LEMBAB. GUA INI ADALAH ISTANA RATU ULAR, DI DALAM GUA CAHAYA COLOP SAMAR-SAMAR TIDAK TERLALU TERANG

setan itu. Kau tahu peranggi Rajo kedatuan bukan.

PUTRI SAYATI : Dik jangan Dik, jangan lakukan itu. Aku akan bersikap tegas bila kau melakukan itu nanti malam. Hanya saja aku masih memikirkanmu. Tapi bila sebaliknya angin berpinta. Maka akupun akan mengikuti arahnya. Kau tentu tahu maksudku (MASUK KEDALAM)

PUTRI SAYATIN : (KESAL) Aku akan menjatuhkanmu Sayati. Tidak ada yang lebih manesan dari pada aku. Juga orang-orang akan mengatakan hal itu bukan kepadamu. Tapi padaku! Selama engkau masih hidup itu bencana bagiku. Sayati tunggulah saatnya kau akan menemui waktunya. (MASUK KEDALAM)

(USEN CANGOK DAN PESERAH MASUK).

MANSOR HASAN : Tak disangka-sangka kami kedatangan tamu jauh.

USEN CANGOK: Wakde jangan terlalu berlebihan. Aku kebetulan lewat dusun ini. Jadi aku putuskan untuk singgah sebentar.

MANSOR HASAN: Ada gerangan apa yang membawamu melintasi dusun ini? Tampaknya tadi kau membawa algojo-algojo pilihan.

USEN CANGOK: Aku baru saja bertandang ke kediaman Wakcik Sitoher. Sudah lama sekali aku tidak berkunjung kesana. Wakcik juga menyempatkan pesan salam pada kedatuan Seselang. Termasuk padamu De, salam hangat katanya.

MANSOR HASAN: Saduarahku Toher, oh sudah lama sekali kami tidak berkumpul. Apakah dia terlihat baik di sana?

27 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E www.bandarnaskah.com

Page 28: teaterkodok.files.wordpress.com  · Web viewPADA SEBUAH GUA YANG LAPUK DAN SANGAT LEMBAB. GUA INI ADALAH ISTANA RATU ULAR, DI DALAM GUA CAHAYA COLOP SAMAR-SAMAR TIDAK TERLALU TERANG

USEN CANGOK: Iya dia sedikit batuk. Tapi selebihnya ia masih melalap sambal cungkadrioh dan daun pucuk ubi De. E..Wakde mengapa sangat sepi di kedatuan ini. Apakah Latusko Kamal tengah berpergian?

MANSOR HASAN: Iya, Rajo tengah mempersiapkan untuk penyambutan besar malam nanti. Kau tinggalah beberapa hari di kedatuan, juga perjalananmu sudah terbilang tidak terlalu jauh untuk kembali, tinggalah.

USEN CANGOK: Penyambutan?

MANSOR HASAN: Iya penyambutan, penyambutan Obanda Siden dan algojo yang merubuhkan penyusup di Dusun Tebing. Selain itu pula tepat malam ini terhitung kembali sudah tepat purnama tunggal. Mangde kira kau tahu hal ihwal itu.

(PEK JAT MASUK MEMBAWA BUAH-BUAHAN LALU MELETAKANYA

DI SEBELAH MEJA LATUSKO).

PEK JAT: Bak ada pesan dari rajo untuk menyantun tamu-tamu yang datang lebih awal nanti malam. Siapa ini? Ow.. Adik Usin. Kapan tiba di sini? Sangat lama kita tidak bertemu. Bagaimana kabarmu?

MANSOR HASAN: Tentu saja Jat. Oh iya bagaimana dengan mu Sen? Sudah jangan terlalu banyak berpikir, menginap saja di sini. Semestinya kita berkumpul sebagai keluarga besar bukan. Mangde harus mengurus beberapa hal untuk nanti malam, minta antarlah pada kakak iparmu tempat istirahat. Wakde akan mengunjungimu nanti setelah selesai semua persiapannya. .(MASUK)

28 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E www.bandarnaskah.com

Page 29: teaterkodok.files.wordpress.com  · Web viewPADA SEBUAH GUA YANG LAPUK DAN SANGAT LEMBAB. GUA INI ADALAH ISTANA RATU ULAR, DI DALAM GUA CAHAYA COLOP SAMAR-SAMAR TIDAK TERLALU TERANG

USEN CANGOK: Rasanya agak bingung. tapi ya sudah aku akan bermalam disni. Oh Ayuk jat. Kabarku sangat baik tidak ada satupun yang hilang dari tubuhku. Untuk apa gitar tunggal dan peletok bulo itu yuk?

PEK JAT: Untuk kulop Koplik. Malam nantikan ada pesta besar Sen, Tradisi kita kalau purnama tunggal, pasti kau tahu. Usen Kau tampaknya sangat lelah, mari biar Ayuk antarkan kau kekamarmu dulu. Sudah, engkau menginap saja. Tinggalah beberapa hari di sini. Mari ikut Ayuk ke kamarmu.

USEN CANGOK: Iya yuk, sepertinya terlalu sayang jika aku melewatkan perayaan malam ini, juga badanku ini terasa sangat lelah. Perjalanan begitu jauh. Aku akan mermalam disini untuk beberapa waktu.

(PEK JAT DAN USEN MASUK

(LAMPU MENGELAM DENGAN PELAN LALU LENYAP MENJADI HITAM PEKAT)

Pekan Dua

DI DALAM RUANGAN TERLIHAT SATU KURSI YANG TERBUAT DARI KAYU BULAT TERLETAK DI TENGAH, SEDANGKAN DI SAMPING KIRI DAN KANANYA KURSI-KURSI YANG TERBUAT DARI KAYU BULAT BESAR ALAMI BERJAJAR. SEMENTARA PERISAI DAN BAJU BELAGO RAJO TERLETAK DI BELAKANG KURSI. JUGA DINDING ISTANA DIHIAS DENGAN KAYU BULAT KECIL DAN BESAR. KEPALA HARIMAU DAN MANDAU PANJANG TERLETAK MENYILANG DI DINDING-DINDING.

LATUSKO KAMAL: Aku tidak menyangka akan kedatangan tamu jauh malam ini. Tepat tuju purnama menghilang. Tapi kini kembali entah ada angin apa. Kurasa ada angin

29 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E www.bandarnaskah.com

Page 30: teaterkodok.files.wordpress.com  · Web viewPADA SEBUAH GUA YANG LAPUK DAN SANGAT LEMBAB. GUA INI ADALAH ISTANA RATU ULAR, DI DALAM GUA CAHAYA COLOP SAMAR-SAMAR TIDAK TERLALU TERANG

yang lain membawanya kekedatuan Beselang ini.

USEN CANGOK: Kebetulan aku lewat tak jauh dari Kedatuan Kak. Aku menilai alangkah ruginya bila tidak singgah dan bertemu adik-adiku di kedatuan ini. Aku harap Akak melupakan masalalu kita 7 tahun yang lalu. Aku sudah bukan yang dulu percayalah.

LATUSKO KAMAL: Bagaimana dapat di sangkal dengan kebetulan engkau datang kesini. Ya aku memang sudah melupakanya. Bahkan aku sudah membuangnya di ujung sungai. Apa yang kau lakukan di Sungai merah? Banyak kabar tersebar engkau akan mendirikan kedatuan di sana?

USEN CANGOK: Bagaimana kakak bisa tahu tentang hal itu?

LATUSKO KAMAL: Usen.. Usen.. kau masih tak paham juga. Aku ini Rajo di kedatuan ini. Sebagai rajo aku memiliki ketelatenan ilmu yang tak satupun dari kalian mengetahui. Kalau saja aku tidak tahu mungkin aku ini bukan Rajo di kedatuan ini.

USEN CANGOK: Benar Kak. Memang aku akan bangkit untuk mendirikan kedatuan di sana. Namun ada beberapa hal yang menganjal tentang rencana itu.

LATUSKO KAMAL: Aku sudah paham tabiat kau Sen. Tidak usahlah kau bergumam dengan panjang dan berliku-liku. Sejak kau datang sudah ku baca matamu. Hanya saja aku sebagai Akak, aku harus mendengarkan mata itu. Meski ku tak paham artinya.

30 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E www.bandarnaskah.com

Page 31: teaterkodok.files.wordpress.com  · Web viewPADA SEBUAH GUA YANG LAPUK DAN SANGAT LEMBAB. GUA INI ADALAH ISTANA RATU ULAR, DI DALAM GUA CAHAYA COLOP SAMAR-SAMAR TIDAK TERLALU TERANG

USEN CANGOK: Aku butuh beberapa kotak emas dan perak kak. Aku tidak tahu akan mencarinya kemana. Aku sudah mengunjungi Wak Toher, tapi hasilnya sangat mengecewakan. Dengan berat aku kesini, dengan maksud Kakak dapat membantu mengatasi masalah yang aku hadapi.

(OBANDA DAN PARA ALGOJO KEDATUAN MASUK MEMENUHI UNDANGAN RAJO).

ALGOJO: ROMBONGAN ALGOJO SUDAH TIBA

LATUSKO KAMAL: Setelah perayaan ini kita sambung lagi.

OBANDA SIDEN: Beri sembahku pada tuanku Rajo (BERLUTUT, SEMUA ALGOJO DAN PELAYAN BERSUJUD)

LATUSKO KAMAL: (TERTAWA) Obanda siden, mahkluk buas tanpa belas. Berdirilah. Sudah kunanti kedatanganmu dengan algojo-algojomu.

OBANDA SIDEN: Terimakasih tuanku Rajo.

LIMA PELAYAN MASUK DENGAN MEMBAWA BERAGAM MACAM, PELAYAN1 MEMBAWA BUNGA TUJU WARNA DI DALAM SEBUAH MANGKUK SENG LAMA. PELAYAN DUA JUGA TERLIHAT MEMBAWA ASAP-ASAP, SEDANGKAN PELAYAN TIGA DAN EMPAT MEMBAWA DARAH DI DALAM BULOH, DAN YANG TERAKHIR MEMBAWA SANGKAR BURUNG DENGAN ISI BURUNG BEO LALU DI LETAKAN DI TENGAH-TENGAH DAN MEREKA KELUAR LAGI..

PELAYAN: Rajo acara siap di mulai.

LATUSKO KAMAL: segeralah.

PEAYAN: (MENGANGGUK) Silahkan tuan Rajo.

DULFATIH YANG MENYAMAR MASUK BERSAMA KULOP KOPLIK, KULOP KOPLIK MENGAMBIL GITAR TUNGGAL

31 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E www.bandarnaskah.com

Page 32: teaterkodok.files.wordpress.com  · Web viewPADA SEBUAH GUA YANG LAPUK DAN SANGAT LEMBAB. GUA INI ADALAH ISTANA RATU ULAR, DI DALAM GUA CAHAYA COLOP SAMAR-SAMAR TIDAK TERLALU TERANG

GAMBUS, SEDANGKAN DULFATIH MEMBAWA BURDAH DAN BEBERAPA BAMBU KECIL SEBAGAI ALAT MUSIC TANGAN.

LATUSKO KAMAL: Tepat pada malam ini. Tepat pula kemenangan yang di raih oleh kedatuan Beselang, tentu itu berkat Algojo Tangan kananku yang haus darah, Siden. Juga tepat malam ini sebuah kelestarian sudah kita bangun. Tapi sebelum itu, kita telah kedatangan tamu jauh. Tamu lama yang kini sudah menjadi tamu yang baru. Sambutlah adik Usen Al Kamal. Juga sebelum itu. Kita akan di buat takjub oleh Algojo tangan kanan ku. Silahkan obanda (DUDUK)

OBANDA SIDEN: Beri salam kepada tuan Usen Al Kamal tamu jauh. Malam ini tentu adalah malam yang begitu gemilang, juga di samping itu kegemilangan tidak akan ada apa-apanya bila darah tidak tertumpah. Dan tangis ratap pilu tidak di gusarkan. Dengan segala kesetiaan kami pada Tuanku Rajo. Dengan ini saya persembahkan persembahan yang gemilang.(PARA ALGOJO MASUK MEMBAWA PERSEMBAHAN ORANG-ORANG BERTEPUK TANGAN)

TELENG MEMBAWA MASUK KERANGKA YANG BERISI WANITA-WANITA CANTIK, SEMENTARA ALGOJO-ALGOJO LAINYA MEMBAWA GADUNG DALAM KARUNG GONI DAN BEBERAPA KOTAK EMAS DAN PERAK. LALU MEREKA MELETAKANNYA DI HADAPAN RAJO KUBU DALAM.

LATUSKO KAMAL (TETAWA) kau sangat paham keinginanku Algojo. Lihatlah peserah betapa kuatnya aku. Betapa tangguhnya kedatuan Beselang kubu pada kejayaanku. Kini apa lagi yang kau renungkan. Sudah pasti Obanda Siden

32 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E www.bandarnaskah.com

Page 33: teaterkodok.files.wordpress.com  · Web viewPADA SEBUAH GUA YANG LAPUK DAN SANGAT LEMBAB. GUA INI ADALAH ISTANA RATU ULAR, DI DALAM GUA CAHAYA COLOP SAMAR-SAMAR TIDAK TERLALU TERANG

dengan gigih memenuhi perintahku. Kau tahu apa yang harus engkau perbuat bukan.

MANSOR HASAN: Sambut selamat seribu bulan pada Obanda Siden. Selamat atas kemenangan yang di gapai olehmu. Rajo mohon pamit untuk mengurus segalanya. Algojo bawa mereka masuk. Suru para pelayan memandikan wanita-wanita itu, jangan lupa berikan ia pakaian sutra lalu mandikan dengan bunga tuju warna. Satu lagi, berikan ia minyak wangi dari dasar sumur dusun jernih. (KELUAR)

LATUSKO KAMAL: Bagus-bagus. Pergilah. Semuanya dengarkan aku. Dengan segala kegemilangan yang di tempuh oleh Obanda Siden, maka malam ini aku sebgai Rajo kedatuan meminta Obanda Siden dengan hormat maju ke Palang Pangkal penyempurnaan. Dengan darah, dengan segala luka, dengan segala kekuatan leluhur, telah ku tanggali engkau pada malam ini sebagai panglima perang kedatuan.(MENYIRAMI DARAH PADA DELAJAM BARU) tertawa

ORANG-ORANG DI KEDATUAN BERTEPUK TANGAN. DULFATIH DAN KULOP KOPLIK HANYA DIAM DAN TERUS MENYAKSIKAN.

OBANDA SIDEN: Terimokasih rajo.

LATUSKO KAMAL: Dan semuanya, nikmati malam yang menang ini. Wahai Kulop Koplik kenalkan tembang bertema apa yang akan kau lantuntkan pada malam ini?

KULOP KOPLIK: Sembah salam pada tuanku Rajo. Juga selamat pada tuan Delajam baru kedatuan. Malam ini tepat Purnama

33 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E www.bandarnaskah.com

Page 34: teaterkodok.files.wordpress.com  · Web viewPADA SEBUAH GUA YANG LAPUK DAN SANGAT LEMBAB. GUA INI ADALAH ISTANA RATU ULAR, DI DALAM GUA CAHAYA COLOP SAMAR-SAMAR TIDAK TERLALU TERANG

tunggal, tepat pula tradisi akan kita iringi didalamnya, namun sebelum itu akan hamba kenalkan kepada tuan yang mulia. Hamba telah memiliki adik dari dusun sebelah. Muslimin seorang pemokal yang merdu di dusun sebelah. Juga pandai mengetuk bulo bertakup. Juga akan mempersiapkan kegemilangan yang Berjaya di kedatuan ini.

MUSLIMIN: Beri seribu hormat pada tuanku rajo kedatuan. Hamba Muslimin akan bersedia bertembang malam ini, juga hamba sebagai wakil akan mengajukan tema Sahut menyahut malam ini. Menimbang tema itulah yang tepat sebagai perayaan purnama tunggal pada malam ini.

LATUSKO KAMAL: Sahut menyahut Syair, ide yang sangat meyakinkan. Kulop lantunkan.

KULOP KOPLIK : Rajo. Malam ini memang ada yang harus kita tekuni beberapa syarat bila ingin mengusung tema itu, yang pertama kita didalam sini adalah sindir dan menyindir, angkat mengakat menjadi satu dan melebur dalam Syair sahut menyahut. Juga yang berkenan dalam ruangan ini adalah kita harus memainkan kecuali para pelayan dan algojo tidak di perkenanlan.

LANTUNAN GITAR TUNGGAL DAN KETUKAN BULOH MILIK MUSLIMIN MEMENUHI RUANGAN. TAMPAK KULOP KOPLIK MULAI BERSYAIR DAN DI BALAS OLEH DULFATIH YANG MENYAMAR SEBAGAI MUSLIMIN.

KULOP KOPLIK: Sambung menyambung tali di jambanangin berkicau panas di ulu rawassemboyan hilang menjadi angin bermata

34 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E www.bandarnaskah.com

Page 35: teaterkodok.files.wordpress.com  · Web viewPADA SEBUAH GUA YANG LAPUK DAN SANGAT LEMBAB. GUA INI ADALAH ISTANA RATU ULAR, DI DALAM GUA CAHAYA COLOP SAMAR-SAMAR TIDAK TERLALU TERANG

pedangterguncang-guncang, tertatih-tatih hingga mati.Oy malang.. oy malang..

MUSLIMIN: Hidup Berjaya pada kekelaman, keleman bermata merahmenusuk kalbu di dasar sungai, membuat pilu uluh hatinasib yang sian menjadi semakin sian.lantas kuasa tak dapat di lawan. Mereka menangis kalianpun tertawa.

(RAJO BERDIRI)

LATUSKO KAMAL: Tebing tinggi tebing yang penuh tantanganAngin yang sedang mulai menembus kulitmemang terbilang harus menghantam kegemulaian.sebab tahta memang berkuasa.

USEN CANGOK: Bertemu angin di ujung dusunBerlari-lari budak kecik berperut buncitmelantun kita bertemu dalam senyumanBebalut hari-hari dalam penantian yang lama

OBANDA SIDEN: Sebelum petang matahari berwarna merahMenekuk jalan yang berwarnah kuning.alangkah setia padamu raja.bahkan badan menjadi taruhan, untuk memberi ketundukan.

(SUASANA DIDALAM SEMAKIN KERUH).

MSULIMIN: Sepandai-pandainya tupai melumpat.pasti kelak akan jatuh.sepandai-pandainya kita mengelakpasti kelak akan bertemu

35 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E www.bandarnaskah.com

Page 36: teaterkodok.files.wordpress.com  · Web viewPADA SEBUAH GUA YANG LAPUK DAN SANGAT LEMBAB. GUA INI ADALAH ISTANA RATU ULAR, DI DALAM GUA CAHAYA COLOP SAMAR-SAMAR TIDAK TERLALU TERANG

Jalan-jalan ke negeri seberang.melihat burung berwrna kelamsungguh akan datang masa yang kelampada waktu malam tidak terbayang

LATUSKO KAMAL: Hentikan itu lop! Kau muslimin alangkah menikam syair-syair yang engkau lantunkan. Syair lagumu telah merendahan martabat kedatuan. Delajam angkat mandaumu. Penggal kepala anak setan itu.

OBANDA SIDEN: Iyo rajo ku.

USEN CANGOK: kak de.

LATUSKO KAMAL: Diam sen!

KULOP KOPLIK: Beri ampun pada tuanku rajo. Ampunkan tuanku rajo atas segala syair yang di lantunkan keponakan hamba. Dengan segala rasa hormat dalam bersyair sebenarnyalah adalah syair, sebagai lawan kita harus membela. Hukum syair memang seperti itu rajo. Wahai tuanku rajo mengertilah adat dalam bersyair. Sekali lagi ampunilah muslimin tuanku rajo.

LATUSKO KALAM: Meskipun ada syarat dan segala macam didalam bersyair aku tidak akan menuruti, dan kau Muslimin telah menginjak-injak harga diriku, Delajam apa yang kau tunggu hajar mulutnya yang berjingrak itu.

(OBANDA MELAJU DENGAN TINJU YANG KASAR, DULFATIH DI HAJAR HINGGA SEORANG PUTRI MASUK MENGHENTIKANYA).

36 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E www.bandarnaskah.com

Page 37: teaterkodok.files.wordpress.com  · Web viewPADA SEBUAH GUA YANG LAPUK DAN SANGAT LEMBAB. GUA INI ADALAH ISTANA RATU ULAR, DI DALAM GUA CAHAYA COLOP SAMAR-SAMAR TIDAK TERLALU TERANG

PUTRI SAYATI: Cukup. Berhenti Delajam. Bapak ampunilah kelancangan ini. Bapak sesunguhnya aku pernah menempu pelajaran dalam bersyair. Sunggu tidak terhormat bila syair lawan berlawan tidak di adukan dengan syair belawan pula. Bukan dengan ketangkasan tinju oleh delajam, Muslimin tidak bersalah. Ia hanya meneruskan adat yang sebenarnya telah terjadi sebelum kita bapak.(MENDEKATI DULFATIH DENGAN MEMBAWA KAIN MENGELAP BEKAS TINJUANYA)

LATUSKO KAMAL: Muslimin. Kalau saja tidak keluar putriku maka tamatlah kau malam ini. Dan ingat ini adalah pelajaran untukmu. Tidak ada yang dapat merendahkan aku Latusko Kamal. Mesikipun dalam bentuk syair menyair.(RAJO DAN DELAJAM KELUAR DI IKUTI OLEH ALGOJO ALGOJONYA)

KULOP KOPLIK: Wahai putri, alangkah berterimaksihnya kami padamu. Sungguh tidak ada balasan yang dapat membalas semua itu. Untunglah putri tangkas menjelaskan kepada tuanku rajo. Kalau tidak entah bagaimana nasib keponakan hamba Muslimin.

PUTRI SAYATI: Tidak ada-apa lop kau tidak perlu membalasnya. Sudah kewajibanku untuk membela kesewenangan yang di berlakukan oleh bapakku. Lagian pula sewaktu aku menempuh pengajaran syair menyair. Aku sangat paham dengan hal itu.

MUSLIMIN: Putri Sayati sungguh banyak hamba meminta beribu-ribu terimakasih atas

37 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E www.bandarnaskah.com

Page 38: teaterkodok.files.wordpress.com  · Web viewPADA SEBUAH GUA YANG LAPUK DAN SANGAT LEMBAB. GUA INI ADALAH ISTANA RATU ULAR, DI DALAM GUA CAHAYA COLOP SAMAR-SAMAR TIDAK TERLALU TERANG

bantuanya. Jikalau saja tidak ada putri yang datang, entah nasib saya akan berujung seperti apa. Salam hormat putri.

PUTRI SAYATI: (KEPADA PELAYAN)Tinggalkan kami bertiga disini. Kau jangan berucap seperti itu, aku memang tidak suka dengan peragai bapaku yang sangat membabi buta itu. Siapa namamu? Aku tampak tidak asing dengan suaramu. Apakah kita pernah bercakap-cakap sebelumnya?

MUSLIMIN: Tampaknya kita belum pernah putri, perkenalkan nama hamba Muslimin, hamba dari kampung sebelah.

PUTRI SAYATI: Dari bahasa tubuh dan suaramu kau mengingatkanku pada seorang. Seorang yang juga sangat di benci oleh bapakku.

MUSLIMIN: Siapa itu wahai putri?

PUTRI SAYATI: Dulfatih namanya, ia pengembara yang sangat baik. Di dusun ini ia selalu membantu rakyat-rakyat miskin. Namun saat ini ia dalam bahaya yang sangat besar. Bapak dalam waktu dekat akan mencarinya. Ia tak segan-segan mengusut Delajam dan algojo-algojonya untuk menangkap Dulfatih. Wahai kulop. Hendaklah engkau menyampaikan pesan-pesanku pada Dulfatih. Katakan padanya untuk segerahlah meninggalkan dusun ini, jika tidak ia akan mendapat bahaya yang besar.

KULOP KOPLIK: Akan saya sampaikan segera putri.

PUTRI SAYATI: Lekaslah pergi. Aku akan meinta para pelayan kerajaan mengirim garam dan

38 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E www.bandarnaskah.com

Page 39: teaterkodok.files.wordpress.com  · Web viewPADA SEBUAH GUA YANG LAPUK DAN SANGAT LEMBAB. GUA INI ADALAH ISTANA RATU ULAR, DI DALAM GUA CAHAYA COLOP SAMAR-SAMAR TIDAK TERLALU TERANG

gendum atas bayaran malam ini. Dan beberapa logam emas untuk merawat muslimin.

KULOP KOPLIK: Siap putri.

(PUTRI SAYATI MENGANTARKAN KULOP DAN MUSLIMIN KELUAR

KEDATUAN)

Layar Gelap.

BABAK TIGA

Pekan Satu

SETELAH MALAM ITU, DULFATIH TERTIDUR LELAP HINGGA IA TUMBUH KEDALAM MIMPI YANG DALAM. IA BERADA DI SEBUAH HUTAN YANG DI PENUHI DAUN DAN KAYU MATI YANG MELINTANG DI TENGAH PANGGUNG. LALU SUARA-SUARA SAHUT MENYAHUT MEMANGGIL NAMA DULFATIH DARI SETIAP ARAH. IA KETAKUTAN. KEMBALI TUBUH TUA DAN ORANG-ORANG BERTUBUH ULAR MENDATANGINYA. DENGAN RITME TARIAN DAN DESITAN ULAR YANG PANJANG.

TUBUH TUA: Telag habis waktumu, telah tamat malammu. Datanglah engkau menangis.

DULFATIH: Apa yang harus aku lakukan lagi? Semua perjuangan telah aku lakukan, aku telah mengabdi pada dusun Sungai Jernih selama 7 purnama. seperti yang kalian inginkan. Apakah aku sudah terbebas dari kutakan itu?

(ORANG-ORANG BERTUBUH ULAR TERUS MENARI-NARI MELINGKARI

TUBUH TUA DAN DULFATIH).

TUBUH TUA: Kau tidak mampu. Kau belum sepenuhnya mampu. Kejanggalan di

39 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E www.bandarnaskah.com

Page 40: teaterkodok.files.wordpress.com  · Web viewPADA SEBUAH GUA YANG LAPUK DAN SANGAT LEMBAB. GUA INI ADALAH ISTANA RATU ULAR, DI DALAM GUA CAHAYA COLOP SAMAR-SAMAR TIDAK TERLALU TERANG

dusun terus mengalir. Bahakan kekacauan semakin meraja lela. Kau telah tamat. Waktumu telah habis. Tibalah waktumu pangeran.

ORANG-ORANG: Tamat. Kau telah tamat. Hukuman. Kau akan mendapatkanya.

DULFATIH: Aku sudah melakukan pembelaan. Aku tidak melawan. Aku menolong orang. Aku membantu mereka dalam segala hal. Bukankah itu sudah lebih dari cukup. Lekaslah cabut kutukan kalian. cabutlah. Aku sudah menjalankan tujuh purnama tunggal.

TUBUH TUA: Kau tidak akan terlepas dengan sumpahan itu. Karena hakmu belum mengikat, engkau masih bertabiat sombong, engkau masih bersifat pangeran. Engkau belum sepenuhnya merakyat. Engkau belum membela. Ingatlah Dulfatih. Betapa busuknya tubuh pangeran kami. Bahkan jasadnya tidak mampu kami abadikan. Hanya akan hilang bila kau mengabdi dan menjalankan dengan segala kecintaan. Bukan keterpaksaan.

ORANG-ORANG: Lihatlah sekelilingmu.Mereka kelaparan!Mereka menangis!Seorang bapak kehilang anak gadisnya.Istri-istri menjadi janda, karena suaminya di bantai.Harta-harta mereka di peras!Disiksa tanpa ampun.Kau masih kalah!

TUBUH TUA: Anak-anakku menarilah lagi, terus menari.

40 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E www.bandarnaskah.com

Page 41: teaterkodok.files.wordpress.com  · Web viewPADA SEBUAH GUA YANG LAPUK DAN SANGAT LEMBAB. GUA INI ADALAH ISTANA RATU ULAR, DI DALAM GUA CAHAYA COLOP SAMAR-SAMAR TIDAK TERLALU TERANG

DULFATIH: Orang tua jangan pergi!

TUBUH TUA: Kami harus pergi

DULFATIH: Berilah aku petunjuk

TUBUH TUA: Petunjukmu jelas, kuncinya adalah kedatuan.anak-anak terus menari. Ingatlah kau akan menangis. Kau akan menangis. Terimalah!

(DULFATIH TERBANGUN ORANG TUA DAN ORANG-ORANG

BERTUBUH ULAR LENYAP.

DULFATIH: (BERTERIAK) Tidak! (MENARIK NAFAS, MEMERIKSA TUBUH DAN SELURUH ANGGOTA BADANYA).Benar ini hanya mimpi. aku sungguh belum percaya, (MENAMPAR DIRI SENDIRI) Ah sakitt. Benar itu hanya mimpi. aku harus berbuat sesuatu. Sebelum tamat waktuku, sebelum tubuhku di godok oleh kebusukan. Putri Sayati. Aku memiliki janji padanya. Pasti ia sudah menungguku di tepi sungai. Aku harus menemuinya.

(LAMPU MENGELAP PERLAHAN RAUNGAN DULFATIH MEMENUHI RUANGAN).

Pekan Dua:

DI TEPI SUNGAI, TEPATNYA DI ATAS TEBING, TERDENGAR SUARA AIR MENGALIIR TERASA SEJUKNYA, HANYA BEBATUAN-BEBATUAN BESAR YANG TERLETAK DI TEBING, BATU BATU NAMPAK TIDAK BERSUSUN SECARA BERATURAN, YANG BESAR DAN YANG KECIL. DISISI DEPAN TERDAPAT BANGKU KECIL YANG SUDAH SANGAT LAMA. WARNAYA KECOKLATAN. SUDAH SEDIKIT REOT. SESEKALI SUARA RIANG-RIANG HUTAN MENGALUN. PUTRI SAYATI TENGAH TERMENUNG DUDUK DI ATAS BANGKU, SEMENTARA DUA ORANG DAYANGNYA SIBUK MEMIJATNYA

41 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E www.bandarnaskah.com

Page 42: teaterkodok.files.wordpress.com  · Web viewPADA SEBUAH GUA YANG LAPUK DAN SANGAT LEMBAB. GUA INI ADALAH ISTANA RATU ULAR, DI DALAM GUA CAHAYA COLOP SAMAR-SAMAR TIDAK TERLALU TERANG

KEDUA KAKINYA, SATU DI KIRI DAN SATU DI KANAN. SESEKALI PUTRI BERDIRI DAN DUDUK KEMBALI, IA NAMPAJ GELIAS, BAHAGIA, TAKUT. SEMUA RASA SEMPURNA LENGKAPNYA.

PUTRI SAYATI: Apakah ia akan datang menemuiku. Aku ragukan kalau ia akan datang.

DAYANG 1: Tenang saja Putri. Ia pasti datang. Aku yakin ia pasti datang.

DAYANG 2: Iya putri, benar apa yang di katakana Adis. Ia pasti datang. Lagian menurutku. Lelaki mana yang tidak datang bila yang mengajak bertemu adalah seorang Putri. Cantik, terpelajar, pintar dan santun. Kukira lengkap.

PUTRI SAYATI: menurut kalian, apa yang akan membuatnya datang ke mari, selain undangan seorang Putri?

DAYANG 1: Mungkin takut.

DAYANG 2: Kalau menurut aku itu karena cinta.

PUTRI SAYATI: Cinta? Benarkah Cik ia datang karena cinta? Aku merasa sangat aneh ketika mendengarkan kata-kata cinta. Selama hidupku aku tidak pernah berkenalan dengan cinta.

DAYANG 2: Iya.

PUTRI SAYATI: Aku harap ia datang bukan karena memenuhi undangan seorang Putri, lebih tepat lagi datang dengan rasa yang lain. Bukan dengan ketakutan. Bicik apakah tidak ada yang melihat ketika kita keluar dari kedatuan. Kalau sampai ketahuan mampuslah sudah kita semua.

42 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E www.bandarnaskah.com

Page 43: teaterkodok.files.wordpress.com  · Web viewPADA SEBUAH GUA YANG LAPUK DAN SANGAT LEMBAB. GUA INI ADALAH ISTANA RATU ULAR, DI DALAM GUA CAHAYA COLOP SAMAR-SAMAR TIDAK TERLALU TERANG

(DAYANG-DAYANG HANYA DIAM)

PUTRI SAYATI: Mengapa kalian diam. Beritahu aku.(BERDIRI).

PELAYAN 1: Tidak ada putri, hanya tadi kami bertemu dengan Algojo Teleng saat hendak keluar. Untung saja kami berdua membawa dua keranjang bungga, kami bilang saja kalau kami akan kepasar mengambil pesanan bunga untuk Putri Sayati, la pun langsung memberi perintah lewat kepada kami.

PUTRI SAYATI: Untunglah jika begitu. Aku takut kalau sampai ketahuan, buakan takut diriku, aku lebih takut bila kita keluar untuk menemui Dulfatih. (MENGHELA NAFAS) ia akan di cambuk dan di kelupas kulitnya bila ketahuan.

Dari kejauhan suara orang berjalan, mengibas ilalang terdengar.

DULFATIH: Salam hormat pada Putri kedatuan, salam maaf atas keterlambatan hamba datang kemari. Tampaknya Putri telah menunggu sudah lama, mohon maafkanlah hamba atas kegelagapan ini.

PUTRI SAYATI: Tidak apa-apa, kau tidak perlu meminta maaf. Tidak terlalu terlambat bagiku. Bangkitlah. (PADA PELAYAN). Cik tinggalkan kami berdua. Duduklah di depan. Lihat dan cepat kemari kalau ada gerak-gerak yang mencurigai.

PELAYAN: Iya Putri (BERJALAN KELUAR)

DULFATIH: Tuan Putri Sayati, maafkan atas kelancangan hamba. Kiranya pangilan ini teramat penting. Dapatkah saya mendengar apa yang dapat saya

43 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E www.bandarnaskah.com

Page 44: teaterkodok.files.wordpress.com  · Web viewPADA SEBUAH GUA YANG LAPUK DAN SANGAT LEMBAB. GUA INI ADALAH ISTANA RATU ULAR, DI DALAM GUA CAHAYA COLOP SAMAR-SAMAR TIDAK TERLALU TERANG

luangkan untuk membantu Tuanku Putri Sayati.

PUTRI SAYATI: Dulfatih, bersikaplah biasa. Jangan memanggilku seperti itu, aku lebih nyaman bila kau memangil namaku saja.

DULFATIH: Ampun Putri, sungguh saya tidak berani.

PUTRI SAYATI: Baiklah, kalau begitu apakah kau patuh terhadap perintahku?

DULFATIH: Senantiasa selalu untuk mematuhi tuanku Putri Sayati.

PUTRI SAYATI: Ini perintah untukmu, mulai detik ini, saat ini kau diperbolehkan memanggil Putri kedatuan Beselang dengan nama aslinya. Sayati. Kau mengerti. Perintah sudah di kumandangkan kau tidak bisa mengelak lagi.

DULFATIH: Salam hormtaku tuan Putri, perintah sudah di terima dan siap dilaksanakan. Dik Sayati sesungguhnya setelah datang pesan yang di bawakan oleh Soda, aku merasa ada yang sangat penting, selain itu aku juga sangat mengkwatirkan keadaanmu Dik, kau tahu di kedatuan bila kau keluar secara diam-diam. Aku yakin Tuanku Rajo akan menghukum mu dengan berat.

PUTRI SAYATI: Benar kak Dulfatih, tentu kedatangan Adik kesini semata-mata hanya ingin membicarakan beberapa hal. Dan hal itu sangat penting. Bapakku, ia sudah mendengar laporan-laporan dari algojo-algojonya, bahwa kakak saat di Kampung Teluk beringin waktu lalu, tela mengagalkan wilayah kerjanya. Para

44 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E www.bandarnaskah.com

Page 45: teaterkodok.files.wordpress.com  · Web viewPADA SEBUAH GUA YANG LAPUK DAN SANGAT LEMBAB. GUA INI ADALAH ISTANA RATU ULAR, DI DALAM GUA CAHAYA COLOP SAMAR-SAMAR TIDAK TERLALU TERANG

anak buahnya pulang dengan babak belur, ia mengatakan bahwa ia di hadang olehmu, namun hal yang paling penting bagiku, ia tidak tahu percis namamu. Ia hanya menyebutkan ciri-cirimu saja. Aku yakin Bapak tidak akan berhenti apabila ia sudah mendapati engkau kak. Saat ini bapak sangat bernafsu untuk memburu pemuda berkain silang kuning di dadanya. Itu kau kak.

DULFATIH: Apakah benar demikian Dik, tapi kakak hanya melakukan hal yang sepatunya di lakuakn. Kau tenang saja. Akak akan bersigap lebih hati-hati lagi. Tapi dik kau sekarang lebih baik kembali ke kedatuan. Kakak sangat mengrisaukan bila terjadi hal-hal yang buruk saat kau kemari.

PUTRI SAYATI: Tapi kak, kau belum mendengar semuanya apa yang ingin aku sampaikan. Kak ini sangat berat bagiku, aku mendengar Bapak akan membuat syaimbara untuku.

DULFATIH: Dalam hal apa itu Dik Sayati?

PUTRI SAYATI: Dalam rangka meminangku kak, aku tidak mau menikah dengan orang yang belum aku kenal, lebih tepatnya lagi kalau tidak aku cintai. Kak bagaimana aku dapat bahagia. Aku ingin engkau membawaku lari dari sini kak. Kita dapat pergi ke sebrang dan menhilang jauh-jauh dari dusun ini.

DULFATIH: (DIAM)

PUTRI SAYATI: Kak jawablah kak.

45 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E www.bandarnaskah.com

Page 46: teaterkodok.files.wordpress.com  · Web viewPADA SEBUAH GUA YANG LAPUK DAN SANGAT LEMBAB. GUA INI ADALAH ISTANA RATU ULAR, DI DALAM GUA CAHAYA COLOP SAMAR-SAMAR TIDAK TERLALU TERANG

DULFATIH: Dik Sayati, sesungguhnya bukan niat kakak tidak ingin membawa engkau pergi dari dusun ini, tapi ada hal-hal yang begitu kuat membuat kakak harus tetap berada di dusun ini. Tapi kau tenang saja Dik. Kau jangan begitu cemas, kalau boleh akak tahu apa isi syaimbara itu Dik?

PUTRI SAYATI: (MENGELUARKAN KERTAS COKLAT YANG BERTULIS LATIN, KERTAS TERBUAT DARI KULIT BINATANG).Ini kak bacalah sendiri apa isinya.

DULFATIH: Dalam rangka meminang Putri Sayati kedatuan beselang, rajo kedatuan memberikan kesempatan kepada semua kalangan manusia. Dengan beberapa syarat-syarat yang harus di penuhi. Yang pertama, bahwa seseorang yang berhasil membuatkan patung Mandau yang terbuat dari emas dan perak. Yang kedua, mengumpulkan seratus kotak, diantara kotak itu lima puluh kotak berisi emas, sedang kotak selebihnya berisi perak perak asli. Yang ketiga, menyediakan tujuh puluh karung goni gadong dan gandum, serta dua puluh kotak garam. Dan yang terakhir, dapat membawa sebuah pohon kemang yang berbuah emas. Apa bila semua syarat itu terpenuhi maka ia akan di kawinkan dengan anaknya putri Sayati.

(DIAM SEJENAK)

Dik Sayati. Sayarat-syarat ini begitu dahsyatnya. Apakah ada yang dapat memenuhinya?

46 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E www.bandarnaskah.com

Page 47: teaterkodok.files.wordpress.com  · Web viewPADA SEBUAH GUA YANG LAPUK DAN SANGAT LEMBAB. GUA INI ADALAH ISTANA RATU ULAR, DI DALAM GUA CAHAYA COLOP SAMAR-SAMAR TIDAK TERLALU TERANG

PUTRI SAYATI: Iya kak, aku harus pergi bersamamu kak. Kau harus mengajak aku pergi bersamamu.

(DUA PELAYAN MASUK DENGAN TANGAN TERIKAT DAN MULUT TERIKAT.)

PUTRI SAYATI: Siapa yang melakukan ini pada kalaian (MENCOBA MELEPASKAN IKATAN)

Algojo teleng dan semut lado masuk menghampiri putri

ALGOJO TELENG: Rupanya engkau yang bernama Dulfatih. Berani-beraninya engkau menemui Putri Rajo. Kau tidak takut mati rupanya.

PUTRI SAYATI: Kak lari kak lari.

(DULFATIH BERGEGAS LARI, SEMENTARA ALGOJO

ALGOJO MENGEJARNYA, TELENG MEMBAWA PUTRI KE

KEDATUAN).

ALGOJO TELENG: Setan! Lado kejar dia sampai dapat.

(SEMUT LADO BERLARI MENGEJAR DENGAN TANGKAS).

ALGOJO TELENG: Cepat pulang.. cepat seret mereka.

(ALGOJO-ALGOJO MENYERET PUTRI SAYATI DAN DUA PELAYANYA ITU)

Lampu mengelam dan semakin kelam hingga hilang.

Pekan tiga

RUANG KEDATUAN. PUTRI SAYATIN TERLIHAT SANGAT GUSAR MUKANYA, KADANG DUDUK, KADANG IA BERJALAN. DAN SESEKALI IA MENGENDAP-ENDAP.

PUTRI SAYATIN: Bahkan semua orang lebih memenintangkan Sayati dari pada aku. Termasuk Bapak Rajo sekalipun.

47 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E www.bandarnaskah.com

Page 48: teaterkodok.files.wordpress.com  · Web viewPADA SEBUAH GUA YANG LAPUK DAN SANGAT LEMBAB. GUA INI ADALAH ISTANA RATU ULAR, DI DALAM GUA CAHAYA COLOP SAMAR-SAMAR TIDAK TERLALU TERANG

Semuanya. Berjalan-jalan aku harus berkata jujur aku sangat iri dengan Sayati. Aku sangat heran dengan kelakuan bapak rajo, saat ini seharusnya Sayati di sekap di dalam kandang di bawah tanah. Tapi mala kebalikanya, seolah tidak terjadi apa apa siang tadi. Sepertinya aku harus mencari cara untuk mengeser Bapak rajo dari kedatuanya. Setelah ia oleng maka secara bertahap orang-orang tidak berguna di kedatuan ini akan perlahan lenyap. Termasuk Sayati!

(MUAL-MUAL. DELAJAM MASUK).

OBANDA SIDEN: Sayatin, mengapa kau memintaku datang kesini. Kau tahu saat ini keadaan begitu kacau! Aku harus berada di samping tuan Rajo. Aku takut dia menaruh curiga pada kita berdua.

PUTRI SAYATIN: Jadi sekarang akak lebih mementingkan masalah Putri Sayati, dari pada Putri Sayatin? Sungguh tak ku sangka-sangka.

OBANDA SIDEN: Sayatin ini bukan masalah Sayati. Ini masalah Dulfatih. Raja sangat bengis dengan tindak tanduk yang dilakukan oleh Dulfatih, itulah sebabnya aku harus berada di sampingnya. Kau harus memahami semua ini.

(USEN CANGOK TIBA-TIBA MASUK NAMUN TERHENTI SAAT

MENDENGARKAN SAYATIN DAN DELAJAM SEDANG BERBICARA).

PUTRI SAYATIN: Aku tidak perduli dengan Dulfatih, Siden kau dengar jelas-jelas perkataanku. Kita dalam bahaya besar. Inilah sebabnya aku mengajakmu bertemu disini. Jika tidak

48 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E www.bandarnaskah.com

Page 49: teaterkodok.files.wordpress.com  · Web viewPADA SEBUAH GUA YANG LAPUK DAN SANGAT LEMBAB. GUA INI ADALAH ISTANA RATU ULAR, DI DALAM GUA CAHAYA COLOP SAMAR-SAMAR TIDAK TERLALU TERANG

terlalu penting bagiku tidak akan sampai-sampainya menunggumu disini.

OBANDA SIDEN: katakana! Apa yang ingin kau sampaikan padaku.

PUTRI SAYATIN: Kau membentakku?

OBANDA SIDEN: Aku tidak membentakmu Sayatin. Aku hanya memintamu mengatakan apa yang sebenarnya terjadi? Sayatin aku harus segera mendapingi Bapakmu. Jika ia mencariku dan aku tidak ada di sampingnya, aku pasti di marahi olehnya.

PUTRI SAYATIN: (MENANGIS) Aku hanya ingin mengatakan jika bapak tahu hal ini, kau akan lebih di marah. Lebih tepatnya lagi kita akan di hukum pancung olehnya.

OBANDA SIDEN: Sayatin aku tidak bermaksud membuatmu sedih, baiklah aku akan menunggumu siap untuk mengatakanya.

PUTRI SAYATIN: Kak Siden, aku hanya ingin mengatakan kalau aku (GUGUP DAN MENANGIS)

OBANDA SIDEN: iya aku tahu, kau pasti ingin mengatakan kalau kau meminta aku segera meminangmu. Ini bukan waktu yang tepat Sayatin. Semua orang di kedatuan ini akan merasa tidak aman jika sang Rajo masih marah-marah.

PUTRI SAYATIN: Aku sudah lelah bersembunyi. Baiklah. Kau harus tahu dan perlu tahu, bahwa sebanranya, sejak kedatangan mu malam itu di kamarku, kau memang tidak meninggalkan jejak apapun hingga membuat semua orang tahu kalau kau tidak pernah kekamarku, tapi hanya aku

49 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E www.bandarnaskah.com

Page 50: teaterkodok.files.wordpress.com  · Web viewPADA SEBUAH GUA YANG LAPUK DAN SANGAT LEMBAB. GUA INI ADALAH ISTANA RATU ULAR, DI DALAM GUA CAHAYA COLOP SAMAR-SAMAR TIDAK TERLALU TERANG

yang tahu bahwa kau meninggalkan sesuatu di dalam perutku.

OBANDA SIDEN: Apa maksud mu Sayatin, aku tidak mengerti dengan percakapanmu.

PUTRI SAYATIN: Aku mengandung anakmu Kak. (MENANGIS)

OBANDA SIDEN: (BADANYA TERDUDUK DI KURSI TANPA BERKATA APA-APA)

PUTRI SAYATIN: Bapak Rajo akan menyembelih kita berdua jika tahu aku mengandung anakmu kak. Aku sangat hafal tabiat bapaku. Aku sudah yakin ia akan melakukan itu. Apa yang harus kita lakukan kak?

OBANDA SIDEN: (MENARIK NAFAS DALAM-DALAM)Baiklah Sayatin. Kita tidak mungkin memberitahukan hal ini pada Rajo. Hal satu-satunya yang harus kita lakukan adalah menghilang dari kedatuan ini, inilah jalan agar bayi yang ada di kandunganmu selamat. Aku memiliki Bapak angkat di dusun Aya Itam. Aku akan meminta algo-algojoku mengantarkanmu kesana, setelah itu aku akan membuat cerita bahwa engkau menghilang saat sedang jalan-jalan di tepi sungai. Dengan begitu bapakmu tidak akan berpikir ada sesuatu yang aneh dalam kedatuan ini. Sementara itu, aku akan mengumpulkan Kotak-kotak emas dan perak, lalu akan aku seludupkan secara diam-diam kepadamu. Untuk bekal kita hidup disana. Sekarang kau istirahat saja, besok pagi aku akan memberi isyarat pada algojo, dan menyiapkan rumah jinjit di hulu tebing.

50 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E www.bandarnaskah.com

Page 51: teaterkodok.files.wordpress.com  · Web viewPADA SEBUAH GUA YANG LAPUK DAN SANGAT LEMBAB. GUA INI ADALAH ISTANA RATU ULAR, DI DALAM GUA CAHAYA COLOP SAMAR-SAMAR TIDAK TERLALU TERANG

Kau berjalanlah dulu dari kedatuan. Tapi ingat, jangan sampai orang melihat engkau pergi. Bersikaplah biasa saja.

(USEN CANGOK MASUK SEMBARI BERTEPUK TANGAN)

USEN CANGOK: Sungguh tidak di sangka-sangka. Itu rencana yang mutahir hebatnya Panglima Perang Kedatuan. Tidak banyak orang gagah yang menyimpan rencana seperti itu, melainkan sijenius Panglima Perang Kedatuan. Aku sungguh terkesan. Bagiku butuh satu purnama melingkar untuk merancang semua strategi itu.

PUTRI SAYATI: Paman, apa paman mendengar semua yang kami bicarakan tadi?

USEN CANGOK: Hampir semuanya ku dengar, hanya saja yang paling menarik dari segalanya berada pada puncak perdebatan seorang penyusup gadis anak rajo Kedatuan. Paman sangat yakin jika Kamal mengetahui ini maka ia tak segan-segan memenggal kepala penyusup diam-diam itu.

PUTRI SAYATIN: (DIAM)

OBANDA SIDEN: Ternyata seorang mantan Panglima Perang kedatuan juga memiliki kemampuan mendengar pembicaraan orang secara diam-diam. Ilmu yang sangat licik.

USEN CANGOK: Iya, sebab seorang Panglima Perang juga harus pandai menyiasatkan strategi licik ketika kekalahan mendera Kedatuan. Bukankah begitu Siden? Tampaknya akan ada hal yang lebih dahsyat lagi di kedatuan ini.

51 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E www.bandarnaskah.com

Page 52: teaterkodok.files.wordpress.com  · Web viewPADA SEBUAH GUA YANG LAPUK DAN SANGAT LEMBAB. GUA INI ADALAH ISTANA RATU ULAR, DI DALAM GUA CAHAYA COLOP SAMAR-SAMAR TIDAK TERLALU TERANG

PUTRI SAYATIN: Paman ku mohon jangan kau bicarakan hal ini kepada bapak rajo, jika beliau tau hal yang terjadi pada kami, bapak tidak akan segan-segan merajam kami. Aku mohon paman jagala rahasia ini.

USEN CANGOK: Maaf nakan pamanmu ini sudah terlalu banyak menyimpan rahasia, paman sangat tidak yakin jika dapat menutupi rahasia yang kalian sembunyikan, sudah terlalu banyak rahasia yang tersembunyi.

OBANDA SIDEN: (BERLUTUT)Paman dengan segala kerendahan hati aku memohon, berikanlah kami ampun, janganlah engkau mengatakan hal ini kepada Rajo kedatuan.

USEN CANGOK: Kau tidak perlu melakukan itu Siden, kau tahu sejak aku terpilih menjadi Panglima Perang didalam kedatuan beselang ini. Aku sangat tersingkir, aku sangat terpukul dan menyimpan bara api yang dalam pada kedatuan ini. Ketika aku dilempar di dusun tempat jin membuang anak itu. Aku mulai menerima dalam kegelapan. Kulihat saat pembuanganku di sana, kau tersenyum dengan lebarnya. Sesekali dalam pikirku terbesit untuk menyusun rencana besar membalas kepahitan itu. Kukira kau akan menemui kekelaman yang sama seperti yang kurasakan.

OBANDA SIDEN: Apa yang harus kami lakukan untukmu paman?

PUTRI SAYATIN: (BERLUTUT MEMELAS),Iya paman, katakanlah apa yang harus kami lakukan, aku memiliki banyak mahkota

52 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E www.bandarnaskah.com

Page 53: teaterkodok.files.wordpress.com  · Web viewPADA SEBUAH GUA YANG LAPUK DAN SANGAT LEMBAB. GUA INI ADALAH ISTANA RATU ULAR, DI DALAM GUA CAHAYA COLOP SAMAR-SAMAR TIDAK TERLALU TERANG

emas, dan beberapa pakaian sutra yang begitu luar biasa harganya, ambilah semua itu paman.

USEN CANGOK: Nakan, dulu Paman pernah terobsesi dengan emas dan harta yang banyak, tapi itu hanya hal yang biasa untuk saat ini. Dan tidak akan merubah niat untuk mengatakan hal ini kepada Rajo di kedatuan, dengan itu. Kita akan satu sama Siden, kau akan paham bahasa yang kau lempari lewat senyuman 7 tahun silam. Aku harus segera menemui rajo (BANGKIT DAN BERJALAN)

OBANDA SIDEN: Paman kami mohon tunggulah, aku siap mengambdi padamu, apapun perintahmu akan ku laksanakan paman.

USEN CANGOK: (BERHENTI DAN TERTAWA)itu yang ku tunggu dari tadi Panglima Perang, (MENARIK NAFAS)baiklah ini masalah bisnis, nakan Sayati ambilkan anggur. Silahkan duduk dulu. Kita akan membicarakanya secara seksama.

(PANGLIMA PERANG PERLAHAN DUDUK BERSAMA USEN, SEMENTARA

SAYATIN MENGAMBIL ANGGUR DI MEJA LALU MENUANGKANYA).

USEN CANGOK: Baiklah, akan kita mulai dengan rasa sakit. Sejak keterbuanganku yang di lakukan Kamal, aku tidak hanya menyimpan dendam pada kamal. Bahkan Kedatuan yang didalamnya adalah musuh bagiku. Selama tujuh purnama aku bertahan hingga akhirnya aku memutskan untuk memulai rencanaya. Kalian tahu kedatanganku kemari bukan hanya untuk meminjamkan dua kotak

53 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E www.bandarnaskah.com

Page 54: teaterkodok.files.wordpress.com  · Web viewPADA SEBUAH GUA YANG LAPUK DAN SANGAT LEMBAB. GUA INI ADALAH ISTANA RATU ULAR, DI DALAM GUA CAHAYA COLOP SAMAR-SAMAR TIDAK TERLALU TERANG

emas kepada Latusko Kamal, juga aku kesini bukan dengan kata tidak disengaja, iya kedatanganku memang disengaja. (MINUM ANGGUR DENGAN GELAS PERAK BERUKIR BUNGA-BUNGA)sudah tuju tahun rencana yang kusiapkan, ya kalian bisa bayangkan itu. Baiklah seperti ini, kalian harus mendengarkan baik-baik. Kalian harus membantuku untuk mengeser tahta Rajo kedatuan itu dengan alasan yang memalukan dan menyakitkan. Dan setelah itu aku akan menaiki tahta. Dan selepasnya kalian akan hiudup berdua. Tentu tidak di kedatuan ini.

OBANDA SIDEN: Maksud paman kita akan memusnakan rajo kedatuan?

USEN CANGOK: Tepat sekali!

PUTRI SAYATIN: (DIAM)

USEN CANGOK: Ini sangat muda untuk kalian, kalian hanya mengikuti perintah dan permainanku. Jika tidak, aku akan mengatakanya hal yang kudengar pada Kamal. Sangat mudah bukan.

OBANDA SIDEN: (DIAM TIDAK BERBICARA, SAMBIL MENEGUK ANGGUR DI GELASNYA).

PUTRI SAYATIN: Baiklah Paman, kami akan menyanggupi itu.

USEN CANGOK: (TERTAWA)Oh. Ho…o.. kau sangat mewakili sifat Bapamu, pemberani. Tidak segan merampas hak-hak orang lain, termasuk itu diriku. Baiklah kini kalian ku terima sebagai tim, mengambil apa yang seharusnya menjadi miliku. tapi ingat. Jika kalian tidak menjalankan

54 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E www.bandarnaskah.com

Page 55: teaterkodok.files.wordpress.com  · Web viewPADA SEBUAH GUA YANG LAPUK DAN SANGAT LEMBAB. GUA INI ADALAH ISTANA RATU ULAR, DI DALAM GUA CAHAYA COLOP SAMAR-SAMAR TIDAK TERLALU TERANG

perintahku. Kalian akan tahu apa yang harus kalian dapati. Panglima ikut aku, kita akan menemui raja di kebun cungkadiro.

(AKHIRNYA MEREKA BERTIGA KELUAR BERSAMA SAMA, LALU

LAMPU MULAI KELAM DAN SANGAT KELAM).

Pekan Empat.

SUARA GITAR GAMBUS TUNGGAL MENGALUN DI SEBUAH PONDOK KEDIAMAN NEK ROKIAH. PONDOK SEDERHANA YANG TIDAK TERLALU TINGGI JUGA TIDAK TERLALU RENDAH, JENIS RUMAH ITU TAMPAK RUMAH ADAT SUMATERA SELATAN. SEDANGKAN SAPU LIDI, DAN KAYU BAKAR TERSUSUN DI BAWAHNYA. KULOP KOPLIK TAMPAK MEMETIK GITAR TUNGGAL DI ATAS TANGAN PONDOK. NEK ROKIAH MASIH MERATAP PILU SEDALAM-DALAMNYA. DUDUK DI DEPAN PINTU PONDOK. SESEKALI IA MENGUSAP AIR MATANYA.

NEK ROKIAH: Sudah lah lop. Untuk saat ini aku sangat terpukul. Tidak ada tempat yang bahagia lagi dalam hidupku. Sejak menghilangnya Dulfatih aku merasa hidupku tidak ada lagi masa depanya. Semua menjadi kelam. Bahkan aku sebagai Umaknya tidak tahu harus menemukanya dimana. Aku sungguh menyesal lop.

KULOP KOPLIK: Rokiah.. Rokiah. Kamu tidak boleh larut bersedih dalam hal ini. Kamu harus banyak-banyak berdoa. Semoga anakmu dalam keadaan baik-baik saja. Aku sangat paham perasaanmu saat ini. Tapi akan sampai kapan seperti ini. Aku juga merasa kehilangan. Bukan engkau saja.

55 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E www.bandarnaskah.com

Page 56: teaterkodok.files.wordpress.com  · Web viewPADA SEBUAH GUA YANG LAPUK DAN SANGAT LEMBAB. GUA INI ADALAH ISTANA RATU ULAR, DI DALAM GUA CAHAYA COLOP SAMAR-SAMAR TIDAK TERLALU TERANG

NEK ROKIAH: Bagaimana lop? Bagaimana aku dapat menerimanya. Kau tahu sejak tujuh purnama. waktu yang sangat lama sekali. Sejak itu aku bersama-sama Dulfatih. Tapi kini ia menghilang. Aku tidak dapat menemukanya. Aku sangat bersedih lop. Ia banyak membantuku. Dalam segala hal. Anak itu sangat berbakti pada orang tua. Dulfatih anak yang baik lop.

KULOP KOPLIK: Iya aku tahu itu. Tapi sekarang kita tetap sabar. Semoga saja kita segera tahu kabar dari Dulfatih.

(DUA ORANG DUSUN MENGHAMPIRI NEK ROKIAH DAN KULOP KOPLI. DENGAN

NAFAS YANG NGOS-NGOSAN).

ORANG DUSUN 1: Nek.. nek rokiah.

NEK ROKIAH: Ada apa madi? naiklah bicaralah perlahan.

ORANG DUSUN 1: Kami mendengar kabar nek, iya kami mendengarkan kabar nek.

NEK ROKIAH: Kabar tentang Dulfatih? Oh anakku dimana dia katakan.

ORANG DUSUN 1: Zobol yang tahu kabar itu nek. Bol ceritakan pada nek rokiah.

ORANG DUSUN 2: Iya nek, begini. Sewaktu aku mengantar garam ke kedatuan. Di kedatuan sangat ribut. Orang-orang membicarakan Dulfatih. Algojo kumbang telah membunuhnya nek. Aku mendengar dengan jelas kalau para Algjo yang membuang jasadnya di ujung dusun di sungai.

56 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E www.bandarnaskah.com

Page 57: teaterkodok.files.wordpress.com  · Web viewPADA SEBUAH GUA YANG LAPUK DAN SANGAT LEMBAB. GUA INI ADALAH ISTANA RATU ULAR, DI DALAM GUA CAHAYA COLOP SAMAR-SAMAR TIDAK TERLALU TERANG

NEK ROKIAH: Membunuh Dulfatih? Tidak, tidak, ini pasti bukan Dulfatih. Itu pasti orang lain. Kalian pasti salah mendengar. Tidak mungkin ia membunuhnya.

ORANG DUSUN 1: Benar apa yang di katakana Zobol nek. Juga di pasar tukar. Orang-orang kubu laot mengatakan mereka melihat para Algojo kedatuan membuang tubuh Dulfatih ke sungai. mendengar hal itu kami mencarinya. Tapi kami tidak menemukan jasadnya. Makanya kami langsung kemari menemuimu nek.

NEK ROKIAH: Tidak (jatuh duduk)

KULOP KOPLIK: Eh madi. Zobol jangan membuat berita yang salah. Kau akan membuat orang menderita.

ORANG DUSUN 1: Tidak lop ini bukan berita yang salah. Kami benar mendengar berita itu.

KULOP KOPLIK: Rokiah sabarlah. Ini belum tentu benar adanya. Kau tenang saja disini. Jangan memikirkan apa-apa. Aku akan mencari kesana. Madi, zobol. Ikut Kulop mencari di tepi sungai. kita harus menemukan jasadnya jika memang dia sudah mati.

ORANG DUSUN 2: Baiklah lop.

(KULOP DAN DUA ORANG DUSUN PERGI).

NEK ROKIAH: Sedih sekali nasibmu nak. Semoga itu buakan dirimu. (MENANGIS)

(MUSIC SEDIH MENGALUN. LAMPU PERLAHAN MEREDUP).

BABAK EMPAT

DI SEBUAH JALAN, TAMPAK RAMAI ORANG-ORANG BERJUALAN BAHAN MAKANAN POKOK DAN KEBUTUHAN-KEBUTUHAN HIDUP LAINYA. YANG DI JUAL DI DI TEPI JALAN

57 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E www.bandarnaskah.com

Page 58: teaterkodok.files.wordpress.com  · Web viewPADA SEBUAH GUA YANG LAPUK DAN SANGAT LEMBAB. GUA INI ADALAH ISTANA RATU ULAR, DI DALAM GUA CAHAYA COLOP SAMAR-SAMAR TIDAK TERLALU TERANG

BESAR. JALAN DUSUN SUANGAI INI DI BERI NAMA PASAR TEPI JALAN. ORANG-ORANG TERLIHAT SEPERTI TAWAR MENAWAR LALU PERGI. ORANG-ORANG RAMAI BERJALAN-JALAN. BERTUKAR-TUKAR BARANG, DAN MEMBELI DENGAN KOIN EMAS. DI UJUNG JALAN SEORANG LELAKI DENGAN TUBUH DI PENUHI KURAP YANG SUDAH MEMBUSUK, KESANA KEMARI MEMINTA BANTUAN KEPADA ORANG-ORANG LALU LALANG. ORANG-ORANG MENGUSIRNYA. JUGA ANAK-ANAK KECIL MELEMPARINA DENGAN BATU.

ADEGAN INI MERUPAKAN PERJALANAN KE 7 PURNAMA YANG DI LAKONI OLEH DULFATIH.DALAM PERJALANAN INI IA TELAH MENERIMA KUTUKAN SETELAH LAMANYA. HINGGA PUNCAK PURNAMA KE TUJUH. DULFATIH MELEWATI PASAR UNTUK MENCARI PENYEMBUH LUKA-LUKANYA. TAMPAK DARI UJUNG JALAN ANAK-ANAK MENGIRING BUJANG KURAP.

Pekan Satu

ANAK 1: Lempari dia.

ANAK 2: Siapa dia?

ANAK 1: Ambil batu.

ANAK 2: Siapa dia?

ANAK 1: Bujang Kurap. Lihat tubuhnya keluar nanah. Ayo usir dia.

ANAK 2: Apakah dia bencana?

ANAK 1: Lebih dari bencana.

ANAK 2: Ayo lempari dia. Usir dia. Dia bencana!

BUJANG KURAP: Tuan.. Tubuh saya sangat gatal. Luka saya terasa sangat sakit. Bolehkan saya meminta sedikit obat untuk meringankan kegatalan luka saya tuan.

TUAN: Pergi! Jangan mendekat ke sini. Jualanku akan tertular penyakit kurap mu itu.

58 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E www.bandarnaskah.com

Page 59: teaterkodok.files.wordpress.com  · Web viewPADA SEBUAH GUA YANG LAPUK DAN SANGAT LEMBAB. GUA INI ADALAH ISTANA RATU ULAR, DI DALAM GUA CAHAYA COLOP SAMAR-SAMAR TIDAK TERLALU TERANG

Pergilah aku tidak memiliki obat penyakit sepertimu.

BUJANG KURAP: Sedikit saja tuan. Sungguh saya membutuhkan obat. Rasanya gatal sekali. Berbaik hatilah tuan.

TUAN: Tuli! Kau tidak mendengar. Aku sudah mengatakan kalau aku tidak memiliki obat untuk kurapan seperti penyakitmu itu. Pergilah jangan sampai aku mengusirmu dengan paksa.

(ORANG-ORANG LAIN TAMPAK MENGHINDAR).

ANAK-ANAK KECIL: Bujang kurap.. Bujang Kurap.. Bujang Kurap (MELEMPARI BATU DAN KAYU)

ANAK 1: Kawan ayo lempar terus orang kurap itu. Tubuhnya bau sekali. Usir dia.. usir dia.

BUJANG KURAP: Bu.. bolehkah saya minta sedikit kunyit dan beberapa kemeleng dan obat untuk menyembuhkan luka saya. Saya tidak punya barang untuk menukar obat yang saya perlukan bu. Sudihkah ibu memberikan obat itu.

IBU: Tidak ada obat disini, kau sangat menjijikan (LARI)

BUJANG KURAP: Wak, mamang. Tolong saya wak. Luka saya sangat gatal rasanya. Tolonglah saya wak. (ORANG-ORANG LARI)

(TERLIHAT NEK ROKIAH YANG MEMBAWA SANGKEK BELANJAAN

MENGHAMPIRI BUJANG KURAP).

NEK ROKIHA: (MENGHAMPIRI) Alangkah malang nasib mu bujang kurap. Marilah ikut kerumah ninek, disana banyak bahan-bahan obat tradisional. Mungkin akan

59 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E www.bandarnaskah.com

Page 60: teaterkodok.files.wordpress.com  · Web viewPADA SEBUAH GUA YANG LAPUK DAN SANGAT LEMBAB. GUA INI ADALAH ISTANA RATU ULAR, DI DALAM GUA CAHAYA COLOP SAMAR-SAMAR TIDAK TERLALU TERANG

meringankan rasa gatal-gatal pada penyakitmu. (BATUK-BATUK)

BUJANG KURAP: Nek.. mengapa kau menolongku? Apakah kau tidak takut dengan penyakitku. Apakah kau tidak jijik dengan nanah yang meleleh di tubuhku ini.

NEK ROKIAH: Tidak cung, tidak ada yang harus di jijik-jijikan. Kau sedang di timpah musibah. Sudah sepantasnya nenek membantumu. Marilah ikut kerumah nenek. Di sana ada banyak ramuan tradisional. Yang mungkin dapat di ramu untuk menyembuhkan lukamu.

BUJANG KURAP: Saya sangat berterimakasih nek. Nenek terlihat tidak enak badan. Apakah nenek sakit?

NEK ROKIAH: Iya cung, aku sudah beberapa minggu ini tidak enak badan. Aku masih menanti anakku yang hilang. Entah apa dia masih hidup apa sudah mati. Orang-orang kampung mengatakan kalau dia sudah di mati. Dan jasadnya di buang di pinggir sungai. Tapi sedikitpun aku tidak percaya bahwa anaku sudah mati. (BATUK DAN MENNAGIS) aku sangat terpukul. Ah sudahlah nak bujang, ngomong-ngomong kau tinggal di dusun mana nak?

BUJANG KURAP: Aku tinggal di dusun Sungai Baong nek. Oh iya nek, apakah ninek sangat menyayangi anak ninek itu? Aku turut berduka atas hal yang menimpa anakmu nek.

NEK ROKIAH: Sangat menyayanginya. Kau tahu cung, ninek hidup sebatang kara. Di dunia ini tidak ada saudarah dan anak. Setelah ia

60 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E www.bandarnaskah.com

Page 61: teaterkodok.files.wordpress.com  · Web viewPADA SEBUAH GUA YANG LAPUK DAN SANGAT LEMBAB. GUA INI ADALAH ISTANA RATU ULAR, DI DALAM GUA CAHAYA COLOP SAMAR-SAMAR TIDAK TERLALU TERANG

datang kesini ninek merasa ia adalah anak kandung ninek, tapi takdir berkata lain. Semuanya berubah. Begitu kelam. Kini ninek hanya meratap kehilanganya.

(NEK ROKIAH DAN BUJANG KURAP, AKHIRNYA SAMPAI DI PONDOK RUMAH NEK

ROKIAH).

Kau tunggulah di sini cung, ninek akan menumbuk obat untuk lukamu. Di atas meja batu itu ada beberapa buah-buahan makanlah.

BUJANG KURAP: (MENGANGGUK) Umak begitu menyayangiku. Maafkan aku mak. Aku tidak akan mengatakan siapa aku sebenarnya. Aku tidak ingin membuat penderitaan batinmu bertambah. Dan lagi aku tidak ingin melukai perasaanmu begitu dalam. Bila aku paksa mengatakannya kau akan menderita, dan aku tidak ingin itu terjadi.

NEK ROKIAH: (BATUK, KELUAR DENGAN MEMBAWA BATU DAN ALAT MENUMBUK OBAT) Cung, apakah kau lapar?

BUJANG KURAP: Oh tidak nek. Saya hanya haus.

NEK ROKIAH: Itu minumlah air kayu abang air kayu itu asli dari dusun ini. Duduklah. Ninek akan menumbuk beberap ramuan tradisional untuk obatmu. Oh iya cuag siapa namamu?

BUJANG KURAP: Oh iya nek perkenalkan.. namaku patih nek.

NEK ROKIAH: Patih? (TERBATUK-BATUK)

BUJANG KURAP: Nek, nek, kau baik-baik saja nek?

61 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E www.bandarnaskah.com

Page 62: teaterkodok.files.wordpress.com  · Web viewPADA SEBUAH GUA YANG LAPUK DAN SANGAT LEMBAB. GUA INI ADALAH ISTANA RATU ULAR, DI DALAM GUA CAHAYA COLOP SAMAR-SAMAR TIDAK TERLALU TERANG

NEK ROKIAH: Tidak apa-apa. Hanya saja nama anak ninek juga sangat mirip dengan namamu. Ninek teringat denganya.

BUJANG KURAP: Eh.. memang siapa nama anak ninek itu?

NEK ROKIAH: Dulfatih cung. Sangat beda tipis dengan namamu. Kemarilah cung duduk sini biar ninek olehsakan lukamu. Biar rasa gatalnya sedikit berkurang.

BUJANG KURAP: Baiklah nek. (DUDUK) Oh iya Nek. Tadi ku lihat di pasar banyak para orang-orang berpakaian sutra, tampaknya ada sebuah sedekah. Kira-kira ada hal apa ya nek?

NEK ROKIAH: Iya cung, dusun kami saat ini di terpa kemalangan. Sejak tidak ada yang menghalangi niat Rajo. Sejak itupulah keinginanya semakin tidak waras. Orang-orang sudah bersiap-siap di kedatuan. Untuk menyelengarakan pernikahan Raja dengan putrinya sendiri. Ini bencana yang sangat besar yang terjadi di dusun kami. Iya kami hanya orang-orang yang tidak berdaya, hanya bisa mengikuti keinginan raja. Kalau kami menolak maka algojo-algojonya tidak segan-segan memasukan orang-orang yang memberontak ke Lumbung lintah.

BUJANG KURAP: Siapa putri itu nek?

NEK ROKIAH: Putri Sayati cung. Oh iya bolehkah ninek memanggilmu dengan nama anak ninek. E kalau engkau tidak berkenan tidak apa-apa. Ninek akan memanggil namamu saja.

62 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E www.bandarnaskah.com

Page 63: teaterkodok.files.wordpress.com  · Web viewPADA SEBUAH GUA YANG LAPUK DAN SANGAT LEMBAB. GUA INI ADALAH ISTANA RATU ULAR, DI DALAM GUA CAHAYA COLOP SAMAR-SAMAR TIDAK TERLALU TERANG

BUJANG KURAP: Dulfatih. Iya nek. Ninek boleh memanggilku dengan sapaan nama itu. Sayati akan di nikahi oleh bapaknya? Nek apakah tidak ada orang yang melamarnya. Dan lagi bukankah ini berita sangat gila nek, seorang bapak kandung yang ingin mempersunting darahnya sendiri.

NEK ROKIAH: Sudah banyak para pangeran yang mengikuti syaimbara cung, namun semua yang ikut itu hasilnya hanya nol, bagaimana tidak syarat-syaratnya sangat tidak masuk akal. Cung apakah kau kenal dengan putri rajo itu?

BUJANG KURAP: Eh.. tidak nek. Ya tapi aku yakin dari namanya saja ia sangat baik orangnya.

NEK ROKIAH: Bagaimana rasa lukamu cung, apakah sudah sedikit mengurangi rasa gatalnya? Kalau nanti terasa gatal-gatal itu menyerangmu lagi oles lagi saja obat ini.

(KULOP KOPLIK MASUK).

KULOP KOPLIK: Wah kebetulan engkau ada di pondok pek. Eh siapa ini pek?

NEK ROKIAH: Dia Patih lop. Dia akan tinggal disini sampai lukanya sembuh. Ada apa lop?

KULOP KOPLIK: Oh patih. Namaku Kulop Koplik. Si rajo gitar tunggal di dusun ini. Hehhe. Ini pek. Aku mendapat undangan untuk mengisi acara di acara pernikahan rajo. Iya aku tahu semua orang di minta menyaksikan pernikahan yang tidak masuk akal itu. Tapi kedatanganku kesini mau mengajakmu kondangan ke tempat rajo.

63 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E www.bandarnaskah.com

Page 64: teaterkodok.files.wordpress.com  · Web viewPADA SEBUAH GUA YANG LAPUK DAN SANGAT LEMBAB. GUA INI ADALAH ISTANA RATU ULAR, DI DALAM GUA CAHAYA COLOP SAMAR-SAMAR TIDAK TERLALU TERANG

NEK ROKIAH: Aku lagi tidak enak badan lop. Tapi lihatlah nanti akan ku usahakan. Aku juga tentu datang lop. Aku menjadi penghulu pada pernikahan itu. Itu juga sangat terpaksa ku lakukan.

KULOP KOPLIK: Oh kasih. Mengapa tak engkau katakana kalau engkau tidak enak badan. Katakan padaku apa yang harus aku lakukan untuk membuatmu sehat kembali sayang. Aku tahu kau pasti jadi penghulu. Di dusun ini siapa lagi penghulu selain Mak Rokiah.

NEK ROKIAH: Hus. Sudah tua kok masih sayang-sayang. Malu sama patih. Iya nanti saja kita bertemu di sana. Aku juga berat menikahakan hal yang janggal itu lop, tapi jika aku menolak aku akan di kurung dalam lumbung lintah itu.

BUJANG KURAP: Lop kapan acara puncak itu lop?

KULOP KOPLIK: Dua hari lagi tih. Pek aku pamit dulu. Aku mau kepasar menyelesaikan perbaikan gitarku. Persiapan untuk pesta. Nanti malam pakailah sutra yang aku berikan padamu pek.

NEK ROKIAH: Iya lop, kau hati-hatilah di jalan.

KULOP KOPLIK: Sudah ku tebak engkau akan mengatakan itu pek. Aku tahu kau juga sayang padaku (BERLARI TERTAWA-TAWA)

BUJANG KURAP: Nek, untuk apakah kayu bulat besar itu?

NEK ROKIAH: tidak tahu cung. Kayu itu di angkat oleh Dulfatih. Belum sempat ninek bertanya ia sudah menghilang.

64 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E www.bandarnaskah.com

Page 65: teaterkodok.files.wordpress.com  · Web viewPADA SEBUAH GUA YANG LAPUK DAN SANGAT LEMBAB. GUA INI ADALAH ISTANA RATU ULAR, DI DALAM GUA CAHAYA COLOP SAMAR-SAMAR TIDAK TERLALU TERANG

BUJANG KURAP: Bolehkah aku mengunakankanya nek.

NEK ROKIAH: Untuk apa cung?

BUJANG KURAP: Membuat biduk nek.

NEK ROKIAH: Bukankah kita jauh dari sungai cung?

BUJANG KURAP: Iya nek. Ini untuk mencari ikan di sungai nek. Mungkin selebihnya akan di tukar dengan gandum untuk bahan makanan di rumah ninek.

NEK ROKIAH: Iya gunakanlah saja cung, ninek mau istirahat dulu. Badan terasa sangat sakit. Jika kau mau makan. Makanlah saja disana sudah ada makanan.

BUJANG KURAP: Iya nek. Aku akan mencari beberapa ranting dan kayu untuk membuat biduk nek. Nek sebelumnya aku ingin bertanya sesutau.

NEK ROKIAH: Apa itu cung, katakana saja.

BUJANG KURAP: Untuk beberapa waktu bolehkah aku tinggal disini. Aku sudah tidak memiliki apa-apa lagi di dunia ini nek. Ijinkanlah aku mengabdi padamu. Kau lebih tepat ku sebut Umak, sebab aku tidak memiliki umak lagi di dunia ini nek.

NEK ROKIAH: Iya cung, kau boleh tinggal disini. Kau juga boleh memanggilku umak, aku juga akan memanggilmu anak, di rumah ini ada satu kamar yang kosong, kamar itu bekas Dulfatih, kau dapat tidur disana. Umak akan istirahat sebentar nak.

BUJANG KURAP: Iya mak, aku akan kembali setelah membawa alat-alat untuk membuat

65 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E www.bandarnaskah.com

Page 66: teaterkodok.files.wordpress.com  · Web viewPADA SEBUAH GUA YANG LAPUK DAN SANGAT LEMBAB. GUA INI ADALAH ISTANA RATU ULAR, DI DALAM GUA CAHAYA COLOP SAMAR-SAMAR TIDAK TERLALU TERANG

biduk. Mak, bolehkah aku meminta sesuatu padamu?

NEK ROKIAH: Apa itu? Tampaknya ini lebih serius.

BUJANG KURAP: Aku ingin meminta beberapa kain sutra dan kendi emas yang kau miliki mak.

NEK ROKIAH: Aku memilikinya, itu hadiah dari anakku Dulfatih. Nak dari mana kau tahu kalau aku memiliki sutra dan kendi-kendi emas? Aku merasa kau tahu segalanya tentangku.

BUJANG KURAP: Ehh tidak nek. Aku hanya menebak. Aku berjanji akan mengembalikanya setelah aku bekerja nanti.

NEK ROKIAH: Sebenarnya itu pemberian dari anaku, ku anggap itu kenang-kenangan yang berharga. Tapi kau juga anaku. Aku yakin apa yang akan di lakukan oleh anaku akan bermanfaat. Barang-barang itu tersusun rapih dalam kotak di dalam kamar Dulfatih. Kau dapat mengunakanya. Umak istirahat dulu.

BUJANG KURAP: Aku berjanji akan mengembalikanya secepatnya nek.

(LAMPU MENGELAM)

Pekan Dua

DI KEDATUAN, RAJO TENGAH DUDUK DENGAN DITEMANI DAYANG-DAYANG CANTIK. SESEKALI IA MINUM ANGGUR MERAH. JUGA SESEKALI IA MENYULUT MULUTNYA DENGAN ROKOK DARI PUTONG KAYU DURIAN. SEMENTARA ITU PESERAH TERLIHAT CEMAS, DAN TERUS BERAJALAN-JALAN DI TAHATA KEDATUAN. RAJO TERUS MENGENGGAM GELAS EMAS BERUKIR BUNGA-BUNGA ITU. SEMENTARA DAYANG-DAYANG MENGIPAS DAN MEMIJATNYA.

66 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E www.bandarnaskah.com

Page 67: teaterkodok.files.wordpress.com  · Web viewPADA SEBUAH GUA YANG LAPUK DAN SANGAT LEMBAB. GUA INI ADALAH ISTANA RATU ULAR, DI DALAM GUA CAHAYA COLOP SAMAR-SAMAR TIDAK TERLALU TERANG

PESERAH: Kau dapat menghentikan perbuatan keji ini sebelum bencana besar menimpah dusun ini mal. Kau lihat setelah kelakuanmu. Ibu sayati jatuh sakit. Belum sempat ia sakit ia harus menghadapi kematian yang malang. Kau harus menghentikan ini. Ini jalan yang salah mal.

LATUSKO KAMAL: Aku tidak akan menghentikanya wak. Apapun yang terjadi. Meskipun semuanya mati niatku tidak akan ku hentikan sampai disini saja. Aku akan tetap menikahi Putri Sayati.

MANSOR HASAN: kau sudah salah jalan. Bertobatlah. Sayati itu anakmu. kau dapat menikahi gadis-gadis lainya di dusun ini. Sesuka hatimu. Mengapa engkau harus mengawini anakmu sendiri? Jika kau mau aku akan mencari sertus gadis yang tidak kalah cantiknya dengan Sayati. Tapi hentikan niatmu ini.

LATUSKO KAMAL: Sekarang aku bertanya padamu wak. Jika aku yang menanam pisang di kebun, setelah ku rawat. Ku beri ia siraman air. Juga ku tebas rumput-rumput liar yang akan menghambat pembuahanya. Setelah itu ia tumbuh besar. Lalu berbuah kuning keemasan. Bolehkah aku memetiknya untuk ku makan?

MANSOR HASAN: Iya tentu saja, kau sangat boleh memaknaya. Karena kaullah yang menanam.

LATUSKO KAMAL: Nah sekarang aku balikan semuanya, setelah ku rawat anakku. Ku berikan kemewahan dan segala telaten yang baik. Hingga ia menjadi seorang Putri

67 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E www.bandarnaskah.com

Page 68: teaterkodok.files.wordpress.com  · Web viewPADA SEBUAH GUA YANG LAPUK DAN SANGAT LEMBAB. GUA INI ADALAH ISTANA RATU ULAR, DI DALAM GUA CAHAYA COLOP SAMAR-SAMAR TIDAK TERLALU TERANG

yang cantik. Dan juga aku telah mengumumkan tugasku sebagai seorang ayah untuk para pangeran berlombah mempersuntingnya, tapi semua pangeran sekalipun gagal memenuhi keinginanku. Setelah kebijakanku sudah ku lakukan. Apakah salah bilaku akan memetik hasilnya sendiri. Dengan cara aku mengawininya.

MANSOR HASAN: Kau harus camkan ini. Kedatuan dalam bahaya besar! Kita semua dalam bencana besar karena ulahmu. Arwah puyang keramat akan mengutukmu. Juga kami yang ada di sini.

(PESERAH KELUAR, LALU USEN CANGOK DAN DELAJAM MASUK).

USEN CANGOK: Akak, ada berita kurang baik yang harus kau dengar.

LATUSKO KAMAL: Apa itu Sen?

USEN CANGOK: Panglima, jelaskan apa yang terjadi.

OBANDA SIDEN: Ampun tuanku rajo. Setelah kami pergi ke kedatuan Bebiduk, kami diserang oleh kubu laot. Semua upeti yang di sembahkan dari kedatuan Bebiduk di rampas dan kami di tawan. sepuluh kotak emas, dan lima kotak perak asli di rampas, nasib baik kami dapat melarikan diri. Ampunkan kami rajo. Kami kalah orang, mereka sudah merencanakan untuk menghadang kami.

LATUSKO KAMAL: Apa! Bodoh! Mengapa itu harus terjadi. Usen kumpulkan semua Algojo berangkatlah untuk menumpas kubu-kubu laot itu. Kau Panglima kau harus

68 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E www.bandarnaskah.com

Page 69: teaterkodok.files.wordpress.com  · Web viewPADA SEBUAH GUA YANG LAPUK DAN SANGAT LEMBAB. GUA INI ADALAH ISTANA RATU ULAR, DI DALAM GUA CAHAYA COLOP SAMAR-SAMAR TIDAK TERLALU TERANG

bertanggung jawab dengan emas-emasku. Dan aku tidak ingin berita apapun, aku ingin semua emas dan peraku ada di depan mataku. Bagaimanapun caranya, jika tidak kalian tahu apa yang harus terjadi pada kalian!

OBANDA SIDEN: Berlutut rajo.

LATUSKO KAMAL: Satu hal lagi Den, aku masih mencari-cari tentang kehilangan anakku Sayatin di sungai. Alasan-alasan bodoh yang kalian katakana sangat tidak masuk akal. Aku akan mengelupas kulit kalian jika aku tahu apa yang sebenarnya terjadi pada putriku Sayatin. (RAJO KELUAR)

USEN CANGOK : (TERTAWA)Kerja bagus Panglima. Saat ini Rajo sangat pusing. Bahkan ia akan memerintahkan hal yang di luar pemikiranya. Kau kerja bagus. Aku sudah mengurus istrimu ke tempat yang aman. Hingga suatu saat nanti anak itu lahir. Kau akan hidup berdua dengan aman, Dan aku akan menjadi Rajo di kedatuan ini. Perlahan-lahan akan ku geser tahta mu Kamal. (TERTAWA)

OBANDA SIDEN: Apakah aku dapat melihat Sayatin tuan.

USEN CANGOK: Bekerjalah dengan semangat. Jika tidak aku akan membongkar kebejatanmu, kau tahu Rajo tidak akan memasukanmu kedalam lumbung lintah saja bila ia tahu keadaan sebenarnya. Ia juga akan memenggal kepalamu.

OBANDA SIDEN: Apa yang harus saya lakukan Tuan Usen?

69 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E www.bandarnaskah.com

Page 70: teaterkodok.files.wordpress.com  · Web viewPADA SEBUAH GUA YANG LAPUK DAN SANGAT LEMBAB. GUA INI ADALAH ISTANA RATU ULAR, DI DALAM GUA CAHAYA COLOP SAMAR-SAMAR TIDAK TERLALU TERANG

USEN CANGOK: Iya aku menunggu kata-kata itu. Kita akan terus menyusun rencana untuk menjatuhkan Rajo Kamal. Kita harus mendapati kembali semua hati orang-orang di kedatuan ini. Hingga pada puncak pernikahan Rajo dan Putri Sayati, pada saat itu aku akan memasukan racun pelumpuh kesaktian, hingga terlihat ia akan sangat tidak bertenaga, maka pada saat itu pula kau maju kedepan. Lalu kau masukan ia kedalam kerangkeng, ikat semua tanganya, maka pada waktu itu orang-orang bertepuk tangan pada perbuatan ku, secara tegas aku akan menaiki tahta dan Peserah akan mengumumkan Rajo baru di kedatuan ini. Inilah saaat pembalasanya.

OBANDA SIDEN: Siap tuanku, tuan apakah Rajo kamal akan mengetahu hal ini. Rajo kamal memiliki ilmu Delapan mato dari Mata Empat. Aku tidak yakin ia tidak akan mengetahu niat kita tuan.

USEN CANGOK: Tenang saja, kau tidak perlu cemas dengan hal itu. Aku sangat paham perangai Latusko Kamal. Sejak kecil ia telah dibekali tabiat yang licik, namun di samping itu aku membaca kelemahanya. Bila ia sedang mengalami kebahagiaan maka ia akan lupa bahwa bahaya besar dapat terjadi sewaktu-waktu, dia tidak akan mengunakan ajian mata delapanya. Ia lupa dengan kesenanganya bersanding kelak. Lagian aku bukan orang bodoh ingin melakukan ini sendirian. Peserah malam itu datang menemuiku. Ia memintaku untuk memberikan pendapat agar dapat

70 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E www.bandarnaskah.com

Page 71: teaterkodok.files.wordpress.com  · Web viewPADA SEBUAH GUA YANG LAPUK DAN SANGAT LEMBAB. GUA INI ADALAH ISTANA RATU ULAR, DI DALAM GUA CAHAYA COLOP SAMAR-SAMAR TIDAK TERLALU TERANG

mengagalkan pernikahanya dengan Putri Sayati. Saat itu aku memberikan sebuah racun lumpuh padanya. Racun itu akan di masukan pada saat sembah perayaan. Pada saat itu bila Tuanku rajo mengetahui hal itu tentu kita akan aman dari segala tindak yang di lakukan Rajo.

OBANDA SIDEN: Sangat jenius tuan. aku tidak berpikir sampai kesana.

USEN CANGOK: Itulah kelicikan yang di ajarkan oleh Latusko padaku. Sekarang pergilah aku akan berada di samping Rajo, aku akan mempersiapkan segala sesuatu untuk pernikahan malam ini.

OBANDA SIDEN: Siap tuanku, mohon diri.

Pekan tiga

MALAM TELAH TUMBUH, ORANG-ORANG PENTING SUDAH BERKUMPUL DI KETDATUAN. DI DALAM KEDATUAN TAMPAK BANYAK BUAH-BUAHAN DAN ANGGUR MERAH. SEMUA ORANG BERPAKAIAN SUTRA. PUTRI SAYATI DAN LATUSKO KAMAL SUDAH DIBALUT DENGAN PAKAIAN ADAT SUMATERA ZAMAN DULU. DAN ORANG-ORANG DUSUN TAMPAK TERLIHAT DATANG DAN DUDUK MENYAKSIKAN PERNIKAHAN. SEMUA PETINGGI DAN SAUDAGAR TAMPAK SEDANG ASIK MENYANTAP ANGGUR.

LATUSKO KAMAL: Penghulu apakah kita dapat melanjutkanya?

NEK ROKIAH: Menunggu wali tuanku Rajo.

LATUSKO KAMAL: Aku sudah memiliki wali dari mempelai lelaki penghulu, apa lagi yang engkau tunggu?

USEN CANGOK: Saya penghulu. Saya wakil wali dari mempelai lelaki.

71 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E www.bandarnaskah.com

Page 72: teaterkodok.files.wordpress.com  · Web viewPADA SEBUAH GUA YANG LAPUK DAN SANGAT LEMBAB. GUA INI ADALAH ISTANA RATU ULAR, DI DALAM GUA CAHAYA COLOP SAMAR-SAMAR TIDAK TERLALU TERANG

NEK ROKIAH: Memang wali dari mempelai lelaki sudah ada, namun wakil wali dari mempelai wanita harus ada pula tuanku Rajo. Dengan segalanya adat kita akan melangsungkan pengikatan seorang pengantin. Juga sebaliknya jika mempelai lelaki tidak ada maka kita tidak akan bisa melanjutkan ke tahap pengesahan mempelai.

LATUSKO KAMAL: Siden, cepat kau cari dimana Peserah. dialah yang akan menjadi wali dari mempelai wanita.

OBANDA SIDEN: Hamba tuan.

(PESERAH MASUK DENGAN DUA CANGKIR ANGGUR MERAH).

MANSOR HASAN: Tidak perlu sibuk memanggilku Panglima, duduklah kembali ke kursimu. Malam ini adalah malam bahagia dari Rajo kedatuan. Sebelum kita memulai malam ini aku akan memberikan penyuguhan anggur sebagai kehormatan pembuka malam bahagia ini. Bukankah itu tradisi kita Rokiah?

NEK ROKIAH: Iya tuanku Peserah. hamba hanya menunggu perintah.

LATUSKO KAMAL: Untuk siapa anggur itu Peserah?

MANSOR HASAN: Tentu untukmu tuan. ambilah satu setelah kita minum kita akan memulai acara ini.

LATUSKO KAMAL: Tentu saja peserah. kau sangat gugup tampkanya.

MANSOR HASAN: Tidak, aku hanya sedikit tidak enak badan malam ini. Marilah kita minum dulu. Untuk menghormati Rajo.

72 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E www.bandarnaskah.com

Page 73: teaterkodok.files.wordpress.com  · Web viewPADA SEBUAH GUA YANG LAPUK DAN SANGAT LEMBAB. GUA INI ADALAH ISTANA RATU ULAR, DI DALAM GUA CAHAYA COLOP SAMAR-SAMAR TIDAK TERLALU TERANG

LATUSKO KAMAL: (MEMBAGI MINUMAN), aku merasa terhormat bila minuman ini aku bagikan pada Rokiah separuh dan aku separuh. Aku yakin tanpa ada Rokiah maka aku tidak akan dapat melangsungkan pernikahan ini. Dengan segala hormat ku. Aku meminta Rokiah mengambil anggur merah ini.

NEK ROKIAH: Dengan segala hormat ku terima anggur ini rajo.

(MEREKA MENGANGKAT MINUMAN BERSAMA-SAMA).

LATUSKO KAMAL: Bagaimana Pek Jat, apakah dapat kita langsungkan dengan segerah acara pernikahan ini?

NEK ROKIAH: (SEDIKIT PUSING)Iya tuanku. Berhubung sudah ada dua wali disini maka kita akan segera melanjutkanya.

ACARA PERNIKAHAN SEGERA DI MULAI, NAMUN ACARA TERSENDAT BERHENTI DENGAN AROMA BUSUK YANG MENYEBAR DI RUANGAN KEDATUAN, BUJANG KURAP MASUK DENGAN MEMBAWA SATU KARUNG SUTAR DAN KENDI EMAS. SEMUA ORANG MENUTUP HIDUNG.

USEN CANGOK: Aroma apa ini. Sangat busuk sekali.

BUJANG KURAP: Itu aroma saya tuan. maafkan atas kelancangan hamba datang dengan membawa aroma yang kurang menyenangkan. Tapi aroma yang saya miliki ini belum tentu busuknya dengan kebejatan seorang ayah yang hendak mengawini anaknya sendiri.

USEN CANGOK: Siapa kamu ini? Baru kali ini aku melihat seorang bujang yang memiliki kurap yang begitu buruk di tubuhnya.

73 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E www.bandarnaskah.com

Page 74: teaterkodok.files.wordpress.com  · Web viewPADA SEBUAH GUA YANG LAPUK DAN SANGAT LEMBAB. GUA INI ADALAH ISTANA RATU ULAR, DI DALAM GUA CAHAYA COLOP SAMAR-SAMAR TIDAK TERLALU TERANG

BUJANG KURAP: Orang-orang menyebut saya dengan sebutan Bujang Kurap tuan.

USEN CANGOK: Lantas, untuk apa kau membawa aroma busukmu kesini wahai Bujang Kurap?

BUJANG KURAP: Kedatangan hamba kesini sangat sederhana tuan, hamba datang untuk melamar Putri Sayati. Hamba telah membawa persembahan-persembahan untuk syarat melamar Putri.

LATUSKO KAMAL: (TERTAWA)Ternyata selain memiliki badan yang busuk, kau juga menyimpan nyali yang begitu besar, tampaknya kau memiliki nyawa cadangan Bujang Kurap. Aku sudah muak dengan hal ini. Kau datang bukan hanya menebar aroma busuk, kau juga datang ke kedatuan dengan nilai yang sangat menghinaku. Apakah kau tidak melihat orang-orang datang kemari. Mereka dari kalangan kedatuan. Pedagang yang memiliki banyak emas, lihatlah sekelilingmu mereka memakai kain sutra yang tak terhingga harganya. Sedangkan engkau datang dengan membawa aroma busuk, kau sangat menginjak-injak martabatku sebagai Rajo di kedatuan ini. Panglima ringkus dia. Lalu kurung dalam kerangkeng. Aku tidak mau ada yang menganggu malam bahagia ini.

OBANDA SIDEN: Siap tuanku.

NEK ROKIAH: Tuan, ampunkan kelancangan hamba. Hamba kira Bujang Kurap memang lelaki sejati. Sebagai seorang rajo kiranya dengan rasa kesatria, Rajo dapat mempertimbangkan apa yang di inginkan oleh Buajng Kurap itu. Mungkin

74 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E www.bandarnaskah.com

Page 75: teaterkodok.files.wordpress.com  · Web viewPADA SEBUAH GUA YANG LAPUK DAN SANGAT LEMBAB. GUA INI ADALAH ISTANA RATU ULAR, DI DALAM GUA CAHAYA COLOP SAMAR-SAMAR TIDAK TERLALU TERANG

dia dapat memenuhi persyaratan yang tuanku rajo minta. Namun sebaliknya jika ia gagal tuanku dapat mengurungnya.

MANSOR HASAN: Aku sependapat denganmu Pek, sangat jarang orang yang memiliki keberanian sejati seperti Bujang Kurap ini. Aku kira tuan-tuan yang menyaksikan hal ini akan memberi kesempatan pada Tuan Bujang Kurap untuk melamar Putri Sayati.

(ORANG-ORANG DI KEDATUAN MENGANGGUK MENYETUJUI PERMINTAAN

BUJANG KURAP).

LATUSKO KAMAL: Baiklah, untuk saat ini aku akan mengijinkan engkau menunjukan apa yang dapat kau berikan untukku sebagai penganti dari Sayati. Tapi ingat jika hal yang kau suguhkan gagal maka kau akan mendapatkan hukuman yang berat.

BUJANG KURAP: Saya memiliki sepuluh kendi emas, dan sepuluh pasang sutra tuan. inilah yang dapat hamba berikan untuk melamar Putri Sayati.

LATUSKO KAMAL: (TERKEJUT)Wahai pemuda kurap, apakah kau bermain-main dengan membawakan aku sepuluh kendi emas, dan sepuluh pasang pakaian sutra. Kau tahu telah banyak para pangeran dari negeri sebrang dan kedatuan-kedatuan di jagat ini yang membawakan satu kapal emas dan perak. Bahkan aku menolaknya karena itu tidaklah cukup. Kini kau datang dengan membawa semua ini. Kau sangat menghinaku Bujang Kurap. Panglima tangkap dia.

75 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E www.bandarnaskah.com

Page 76: teaterkodok.files.wordpress.com  · Web viewPADA SEBUAH GUA YANG LAPUK DAN SANGAT LEMBAB. GUA INI ADALAH ISTANA RATU ULAR, DI DALAM GUA CAHAYA COLOP SAMAR-SAMAR TIDAK TERLALU TERANG

(RAJA SANGAT MURKA DENGAN KELAKUAN BUJANG KURAP, PADA SAAT ITU NEK ROKIAH

JATUH DAN TERDUDUK. RAJO MENUSUKAN PISAU KE PERUT PESERAH).

KULOP KOPLIK: Rokiah. (LANGSUNG MENOLONGNYA)

LATUSKO KAMAL: Aku tidak menyangka kalau seorang tua sepertimu berani bertindak senekat itu padaku. Aku yakin kau lupa kalau aku memiliki ajian delapan mata. Aku tahu kau memasukan racun getah rengas dalam minumanku. aku masih waspada Peserah. tubuhku telah mengola racun itu menjadi santapan yang baik. Karena ilmu kebalkulah yang membuat aku tidak mempan dengan racunmu. Nasib yang malang Penghulu. Algojo masukan Peserah dalam lumbung lintah.

ALGOJO: Laksanakan Rajo.

LATUSKO KAMAL: Siden ikat pemuda kurap itu. Siksa dia. Jangan beri dia makan. Didalah yang membuat gagal pernikahanku. Segerahlah engkau menyuru orang-orang pulang, dan perintahkan algojo ke dusun tetangga untuk mencari penghulu yang baru.

OBANDA SIDEN: Siap tuanku.

Lampu mengelam.

BABAK LIMA

SUASANA TAMPAK DIAM, SUARA JANGKRIK MALAM MENEBAR DI KALANGAN RUANGAN. TERLIHAT BUJANG KURAP YANG TERIKAT TANGAN DAN KAKINYA, YANG TERGOLEK DI LANTAI. DENGAN WAJAH PENUH DENGAN LUKA. BADANYA PENUH DENGAN CAMBUK. LUKANYA SEMAKIN PARAH. AROMA BUSUK MENEBAR DI RUANGAN.

76 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E www.bandarnaskah.com

Page 77: teaterkodok.files.wordpress.com  · Web viewPADA SEBUAH GUA YANG LAPUK DAN SANGAT LEMBAB. GUA INI ADALAH ISTANA RATU ULAR, DI DALAM GUA CAHAYA COLOP SAMAR-SAMAR TIDAK TERLALU TERANG

SEORANG PUTRI SAYATI DATANG DENGAN MEMBAWA KAIN DAN OBAT, JUGA MAKANAN DAN MINUMAN.

PADA ADEGAN INI MENCERITAKAN SAMBUNGAN DARI PENYIKSAAN BUJANG KURAP YANG DI SIKSA DI KEDATUAN BESELANG. NAMUN HAL LAIN TERJADI. KARENA ULAHNYA ACARA PERNIKAHAN DI BATALKAN SAMPAI PENYEMBUHAN PEK JAT SELAKU PENGHULU.

(MALAM HARI DI PEKAN SATU)

PUTRI SAYATI: Bujang.. bujang… bangunlah. Bujang… bagunlah.

BUJANG KURAP: (SADAR)Putri apa yang kau lakukan, pergilah nanti Algojo melihatmu kau akan di hukum karena menyusup ketempat busuk ini.

PUTRI SAYATI: Kau tidak perlu cemas, semua orang di kedatuan ini sudah tidur. Aku sudah mengaturnya. Makanlah ini. Aku sudah membawa obat untukmu. Maafkan aku sejak sepuluh hari kejadian aku tidak menjenguk mu. Aku masih mencari jalan untuk ini semua. Aku sangat berterimakasih atas keberanianmu. Berkatmu pula aku tidak jadi di nikahi oleh bapakku sendiri. Makanlah yang banyak. Kau jangat takut kelaparan. Aku akan setiap malam memberikan makanan dan mengobati lukamu.

BUJANG KURAP: Putri apakah kau tidak jijik dengan luka-lukaku. Aku begitu jijik, dan tubuhku mengeluarkan aroma busuk putri.

PUTRI SAYATI: Tidak, aku tidak merasa jijik padamu. kau tenang saja. Aku seharusnya sangat senang saat kau melamarku. Aku di paksa menikah dengan bapaku sendiri, aku selalu berharap keajaiban terjadi.

77 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E www.bandarnaskah.com

Page 78: teaterkodok.files.wordpress.com  · Web viewPADA SEBUAH GUA YANG LAPUK DAN SANGAT LEMBAB. GUA INI ADALAH ISTANA RATU ULAR, DI DALAM GUA CAHAYA COLOP SAMAR-SAMAR TIDAK TERLALU TERANG

Aku lebih jijik dengan kelakuan bapakku sendiri.

BUJANG KURAP: Putri aku sangat terharu dengan ucapanmu.

PUTRI SAYATI: Bujang siapa namamu?

BUJANG KURAP: Namaku Patih putri, tapi umak angkatku menyebutku dengan panggilan Dulfatih. Ujarnya namaku sama dengan anaknya yang hilang.

PUTRI SAYATI: Dulfatih (MELAMUN)

BUJANG KURAP: Putri, putri. Putri..

PUTRI SAYATI: Maaf patih, aku hanya teringat dengan seseorang yang namanya mirip denganmu. Nama itu seolah menjadikanku lebih tangguh untuk sekedar berdiri saja. Ialah kekuatanku.

BUJANG KURAP: Siapa itu Putri?

PUTRI SAYATI: Ia adalah seorang yang dulu ku cintai. Tapi kini ia menghilang. Aku tidak tahu di mana ia berada. Kejadian itu menjadi semakin rumit. Namun aku hanya seorang wanita, meskipun apa yang terjadi di depanku. Apalah dayaku. Tidak akan mengingkari bahwa aku adalah wanita lemah. Ketika ia disiksa aku tidak berdaya menolongnya.

BUJANG KURAP: Apakah ia sudah mati putri?

PUTRI SAYATI: Tidak ia tidak mati. Ia pasti kembali untukku. Aku selalu merasa yakin bahwa ia masih mencariku di luar sana, entah kapan ia akan kembali. (SUARA-SUARA ALGOJO TERDENGAR MENGGERANG)

78 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E www.bandarnaskah.com

Page 79: teaterkodok.files.wordpress.com  · Web viewPADA SEBUAH GUA YANG LAPUK DAN SANGAT LEMBAB. GUA INI ADALAH ISTANA RATU ULAR, DI DALAM GUA CAHAYA COLOP SAMAR-SAMAR TIDAK TERLALU TERANG

Aku harus segera kembali Patih, makanlah yang banyak.

BUJANG KURAP: Putri dapatkah saya meminta tolong pada tuan Putri.

PUTRI SAYATI: Tentu kau dapatkan itu. Apa yang harus ku lakukan untukmu.

BUJANG KURAP: Sewaktu kejadian engkau hendak di sunting bapakmu, sebelum kejadian itu. Seorang wanita tua di jamu dengan minuman yang di berikan oleh Rajo. Didalam minuman itu mengandung racun, aku tidak tahu racun apa yang ada di dalam cangkir perak itu. Sampai sekarang aku belum tahu kabar dari wanita tua itu, dia wanita yang sangat baik. Ialah yang merawatku, dikala semua orang mengasingiku, putri dapatkah engkau mencari tahu tentang umak angkat ku itu?

PUTRI SAYATI: Tentu patih, akan ku usahakan. Aku akan kembali dulu. Tampaknya para algojo sudah mulai terjaga.

BUJANG KURAP: Baiklah putri. Aku sangat menunggu kabar darimu.

MALAMPUN BERAKHIR DENGAN HATI BUJANG YANG BERBUNGA-BUNGA, TIBALA PAGINYA, RAJO DAN PARA PETINGGI KEDATUAN TERLIHAT BERKUMPUL DI SEBUAH PENGIKAT PENYAMUN BUJANG KURAP. SEMENTARA ALGOJO TERUS MENCAMBUK TUBUHNYA

OBANDA SIDEN: Rajo, apakah kita akan membunuhnya hari ini?

LATUSKO KAMAL: Jangan di bunuh sekarang Siden. Kita akan menyiksanya. Siksa hingga ia benar-benar merasakan perbuatanya. Aku ingin tahu sebatas mana

79 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E www.bandarnaskah.com

Page 80: teaterkodok.files.wordpress.com  · Web viewPADA SEBUAH GUA YANG LAPUK DAN SANGAT LEMBAB. GUA INI ADALAH ISTANA RATU ULAR, DI DALAM GUA CAHAYA COLOP SAMAR-SAMAR TIDAK TERLALU TERANG

kemampuanya bertahan dengan cambuk-cambuk berduri milik algojo. (TERTAWA)

(BUJANG KURAP DI HANTAM CAMBUK, RAJA DAN

KELOMPOKNYA TERTAWA LEBAR).

USEN CANGOK: Rajo, hari ini kami akan memohon untuk pergi. Kami akan ke kedatuan bulo kuning untuk mengambil upeti setiap bulan. Karena sudah sepantasnya upeti itu kita ambil.

LATUSKO KAMAL: Usen, ku kira kau tidak perlu turun tangan untuk mengambil upeti di kedatuan bulo kuning, Siden saja sudah cukup untuk mengatasinya, kau temani aku di kedatuan. Siden perintahkan Algojomu untuk mencambuki bujang kurap itu.

USEN CANGOK: (KESAL)

OBANDA SIDEN: Siap tuanku rajo. Kumbang cambuk dia hingga tulangnya mengelitir. Berikan ia rasa karena ketidak tahuan dirinya.

ALGOJO KUMBANG: Baiklah Panglima.

(ALGOJO-ALGOJO MENCAMBUKI BUJANG KURAP HINGGA IA TERUS

MENJERIT-JERIT).

LATUSKO KAMAL: Ini adalah salah satu saksi untuk kalian semua yang ada di kedatuan ini. dan juga dengan sikap yang di pilih oleh Peserah tua itu. Sekarang tubuhnya telah habis di makan lintah. Jika kalian melakukan kesalahan yang membuatku murka, maka lintahku dan cambuk-cambuk algojo tidak pernah letih. (MENGAMBIL ANGGUR) minumlah. Algojo cambuk dia! hahahah

80 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E www.bandarnaskah.com

Page 81: teaterkodok.files.wordpress.com  · Web viewPADA SEBUAH GUA YANG LAPUK DAN SANGAT LEMBAB. GUA INI ADALAH ISTANA RATU ULAR, DI DALAM GUA CAHAYA COLOP SAMAR-SAMAR TIDAK TERLALU TERANG

USEN CANGOK: Tentu rajo, tidak ada yang berani mengusik kedatuanmu yang agung. Semua tunduk dengan perintah demi perintahmu.

ALGOJO KUMBANG: (MENGAYUNKAN CAMBUK)Rasakan ini. huahahahah

BUJANG KURAP: Tuan saya sangat haus. Tuan mintaklah sedikit air.

LATUSKO KAMAL: Lihatlah ia memohon meminta air padaku. Apakah kau begitumembutuhkan air pangeran kendi emas? (SEMUA TERTAWA)

BUJANG KURAP: Iya tuan, saya sangat haus. Berikanlah saya sedikit air.

LATUSKO KAMAL: Baiklah jika kau memang meminta itu. Kumbang beri ia ari. Air kencingmu! hahah

ALGOJO KUMBANG: (IA MENGENCINGI BUJANG KURAP)Kau haus bukan, cepat minum itu.hahaha

(RAJA TERLIHAT SANGAT SENANG DAN SEMUANYA IKUT TERTAWA)

OBANDA SIDEN: Rajo tampaknya kita harus melihat upeti-upeti yang di kirim dari dusun sungai itam. Semua sudah di siapkan di dalam kedatuan.

LATUSKO KAMAL: Apakah gadis-gadis pesananku sudah di bawa kesini Siden? Oh upeti gadis dan emas sama-sama tinggi nilainya.

OBANDA SIDEN: Tentu rajo, gadis-gadis bahkan sudah di siapkan dengan wewangian yang kahas sumur aya itam. Juga ia sudah di balutkan dengan sutra mahal dari luar

81 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E www.bandarnaskah.com

Page 82: teaterkodok.files.wordpress.com  · Web viewPADA SEBUAH GUA YANG LAPUK DAN SANGAT LEMBAB. GUA INI ADALAH ISTANA RATU ULAR, DI DALAM GUA CAHAYA COLOP SAMAR-SAMAR TIDAK TERLALU TERANG

pulau tuan. semua nya sudah percis dengan yang tuan rajo inginkan.

LATUSKO KAMAL: Bagus bagus, mari melihatnya, Usen apakah kau tidak ingin mengikuti aku.

USEN CANGOK: Tentu aku ikut Rajo.

LATUSKO KAMAL: Ikutlah akan ku berikan kau satu gadis untuk malam ini. (TERTAWA)

(MEREKA MASUK LAMPU MENGELAM DI IRINGI TANGIS BUJANG KURAP).

TAMPAK SUASAN TEGANG DI KEBUN CUNGKADIRO, DI DALAM KEBUN TAMPAK TANAMAN-TANAMAN CUNGKADIRO, DAN MEJA DAN KURSI DI TENGAHNYA. PANGLIMA DAN USEN CANGOK SEDANG BERBICARA DI SANA. MEREKA TERLIHAT KETAKUTAN DAN WAS-WAS AKAN KEADAAN DI KEDATUAN.

PEKAN DUA MALAM HARI.

USEN CANGOK: Mengapa kau mengajaku kesini?

OBANDA SIDEN: Maafkan aku tuan, memang waktu ini tidak tepat. Tapi ku kira aku harus menanyakan tentang kabar anak dan istriku Sayatin. Apakah mereka terlihat bahagia disana?

USEN CANGOK: Iya anak dan istrimu terlihat sangat bahagia di sana. Tapi tidak bahagia karena orangtuanya tidak becus disini. Aku sudah muak dengan semua yang terjadi di kedatuan ini.

OBANDA SIDEN: Maaf tuan usen aku tidak mengerti perkataanmu.

USEN CANGOK: Iya aku merasa aku disini seolah menjadi ajudan Kamal, kau tahu sejak kejadian itu aku sangat menyesal. Bukanya kamal yang jatuh tapi mala sebaliknya.

82 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E www.bandarnaskah.com

Page 83: teaterkodok.files.wordpress.com  · Web viewPADA SEBUAH GUA YANG LAPUK DAN SANGAT LEMBAB. GUA INI ADALAH ISTANA RATU ULAR, DI DALAM GUA CAHAYA COLOP SAMAR-SAMAR TIDAK TERLALU TERANG

Rencana kita gagal. Semuanya berantakan. Dan kau masih ingat tentunya, kau masih menyimpan budi padaku.

OBANDA SIDEN: Maafkan atas ketidak telitianku tuan. bukankah kita sedang menjalankan rencana kedua tuan. tentu tuan aku mengingat budi itu.

USEN CANGOK: Aku sudah tidak tahan dengan perlakuan Kamal padaku. Kau tahu seharusnya akulah yang menjadi Rajo di kedatuan itu, bukan dia.

OBANDA SIDEN: Iyo tuanku kaulah yang akan menjadi Rajo disini.

USEN CANGOK: Aku ingin kau membeli racun kemeleng di dusun aya itam. Belilah dengan seorang tua yang bernama Wak Sinto. Dia seorang pendekar sakti yang melumpuhkan lawanya dengan racun. Hanya racun dialah yang dapat membuat kebal Kamal tunduk. Dapatkan racun itu meskipun nyawamu taruhanya kau mengerti?

OBANDA SIDEN: Tapi tuan. tempat itu sudah sangat keramat. Mustahil aku dapatkan racun itu.

USEN CANGOK: Siden, kau ingat janjimu. Apakah kau ingin istri dan anakmu di masukan dalam lumbung lintah. Aku tahu jawabanya tidak. Lakukan apa yang ku perintahkan.Kau paham! Tapi sebalinya, bila kau menolak. Kau tahu apa yang akan aku lakukan.

83 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E www.bandarnaskah.com

Page 84: teaterkodok.files.wordpress.com  · Web viewPADA SEBUAH GUA YANG LAPUK DAN SANGAT LEMBAB. GUA INI ADALAH ISTANA RATU ULAR, DI DALAM GUA CAHAYA COLOP SAMAR-SAMAR TIDAK TERLALU TERANG

OBANDA SIDEN: Maafkan hamba tuan. akan hamba cari racun itu walaupun tebusanya adalah nyawa saya.

USEN CANGOK: Ini baru yang di sebut Panglima Perang kedatuan. Malam ini aku akan istirahat. Jika besok kau pergi telah ku selip dua kotak emas dan perak di ujung dusun. Kirimlah itu atas upahmu untuk istrimu makan di sana.

OBANDA SIDEN: Laksanakan tuan. hamba juga akan istirahat. Karena besok hamba akan pergi.

USEN DAN PANGLIMA PERANG MASUK, RUANG KEMBALI PADA BUJANG KURAP. HINGGA PUKUL TENGAH MALAM. PUTRI DATANG MENGHAMPIRI BUJANG KURAP.

BUJANG KURAP: Putri aku sudah menunggu kedatanganmu. Bagaimana putri apakah kau mendapatkan kabar dari umakku?

PUTRI SAYATI: Iya tentu aku memenuhi janjiku.

BUJANG KURAP: Putri kau tampak sedikit tidak bersemangat. Apakah engkau sakit. Maafkan aku jika tugas ini membuatmu sangat berat.

PUTRI SAYATI: Tidak bujang, aku tidak sakit. Aku hanya sedikit lelah.

BUJANG KURAP: Kabar apa yang kau bawa putri? hamba mohon sampaikanlah. Hamba telah menunggunya sepanjang hari. hamba sangat mengkwatirkan nasib umak Rokiah.

PUTRI SAYATI: Baiklah, (MENARIK NAFAS)Tuan Bujang, setelah beberapa waktu lalu aku dan beberapa pelayanku kepasar. Setelah itu aku menemui kediaman Nek

84 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E www.bandarnaskah.com

Page 85: teaterkodok.files.wordpress.com  · Web viewPADA SEBUAH GUA YANG LAPUK DAN SANGAT LEMBAB. GUA INI ADALAH ISTANA RATU ULAR, DI DALAM GUA CAHAYA COLOP SAMAR-SAMAR TIDAK TERLALU TERANG

Rokiah. Namun hal lain yang kudapati di sana. Aku melihat orang-orang kampung sangat ramai di pondok, sementara orang-orang lainya menyiapkan alat-alat penguburan. Lalu aku masuk aku sempat tidak percaya. (MENANGIS) Aku tidak kuasa mengatakan hal ini. Aku sangat hafal rasanya.

BUJANG KURAP: Apa yang kau katakana dengan semua ini, putri ku mohon selesaikan semua apa yang kau ceritakan. Sungguh aku tidak mengerti tuan putri.

PUTRI SAYATI: Nek Rokiah sudah meninggal beberapa hari lalu. Racun yang ada dalam tubuhnya tidak ada penakarnya. Aku sangat berduka. Aku turut bersedih atas apa yang meinmpa Umakmu tuan bujang.

BUJANG KURAP: Meninggal?

MUSIK SEDIH BERKUMANDANG, MENGIRINGI HATI YANG BERDUKA. BUJANG KURAP TERDIAM SANGAT LAMA. IA MERASA TIDAK MAMPU MELINDUNGI ORANG YANG SUDAH SELAMA INI BAIK KEPADANYA. DALAM KEADAAN APAPUN. AIR MATANYA MENETES PERLAHAN-LAHAN, TUBUHNYA MENJADI LEMAH.

PUTRI SAYATI: Bujang maafkan aku membawa berita buruk untukmu, sungguh aku tidak berdaya mengadukan hal ini padamu. Tapi ini adalah janjiku padamu, mau tidak mau aku harus mengatakanya padamu.

BUJANG KURAP: Mungkin bukan dia Putri, (MENANGIS) dia adalah seorang wanita yang menyayangiku di dunia ini. Tentu kau salah! Dia seorang wanita yang baik, dia

85 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E www.bandarnaskah.com

Page 86: teaterkodok.files.wordpress.com  · Web viewPADA SEBUAH GUA YANG LAPUK DAN SANGAT LEMBAB. GUA INI ADALAH ISTANA RATU ULAR, DI DALAM GUA CAHAYA COLOP SAMAR-SAMAR TIDAK TERLALU TERANG

tidak mungkin meninggal putri, pasti bukan dia kau salah orang putri.

PUTRI SAYATI: Maafkan aku tuan bujang, aku tidak bermaksud membuatmu menderita.

BUJANG KURAP: Aku hanya merasa berdosa, karena aku tidak mampu melindungi orang yang sangat baik padaku. Aku juga merasa sangat berdosa ketika penguburan ke tempat terakhirnya aku tidak ikut serta. Maafkan aku putri aku sangat bersedih, bahkan aku begitu larut dengan berita yang kau sampaikan. Seharusnya aku ada di sampingnya. Tapi apalah dayaku, aku hanya terikat rapat dan kuat oleh besi-besi di tangan yang melingkar kuat ini. Aku sungguh tidak berdaya.

PUTRI SAYATI: Kau tidak perlu meminta maaf padaku. Aku hanya teringat Umaku. Ia mati karena jantungan ketikak bakku sendiri akan menikahi anaknya, bagaimana tidak pada saat akan di gelar pernikahan itu umakku di kuburkan. Aku tidak di perkenankan untuk melihatnya untuk yang terakhir kali. Begitu banyak beban di pundakku. Aku tidak tahu dosa apa yang telah ku perbuat sehingga aku mengalami penderitaan yang begitu berat ini.

BUJANG KURAP: Kau wanita yang baik, kau di penuhi cinta. Kau akan menemukan kebahagiaanmu kelak putri, terimakasih atas semua yang kau lakukan untuku.

PUTRI SAYATI: Aku sangat bersedih, tidak ada lagi kebahagiaan yang aku temui. Besok bak akan melaksanakan pernikahan dengan penghulu dari kedatuan lain. Besok

86 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E www.bandarnaskah.com

Page 87: teaterkodok.files.wordpress.com  · Web viewPADA SEBUAH GUA YANG LAPUK DAN SANGAT LEMBAB. GUA INI ADALAH ISTANA RATU ULAR, DI DALAM GUA CAHAYA COLOP SAMAR-SAMAR TIDAK TERLALU TERANG

adalah akhir dari semua hidupku. Aku hanya berharap sesuatu keajaiban datang di kedatuan ini.

BUJANG KURAP: Tenanglah putri, kau tidak boleh berkata seperti itu, janganlah putus asa, yakinlah semua hal ini pasti akan selesai dengan baik. Aku sangat paham perasaanmu saat ini. Sesuatu akan memang terjadi.

PUTRI SAYATI: Terimkasih bujang hanya engkaulah yang ku miliki saat ini. satu-satunya orang yang peduli nasibku. Satu-satunya orang tempatku meluapkan segala aku tidak tahu apa yang harus aku katakan lagi. Aku sangat bersedih. Tidak ada yang dapat aku lakukan. Bahkan menolong ibuku aku tidak mampu.

BUJANG KURAP: Putri, dapatkah engkau membuka gelang besi yang melekat di tangan dan kakiku putri, aku harus melihat kuburan umakku putri. Jika tidak aku sangat berdosa putri. Aku mohon putri. Bebaskanlah aku putri.

PUTRI SAYATI: (BERJALAN-JALAN)Apa yang harus aku lakukan untuk membuka itu?

BUJANG KURAP: Kuncinya ada di pinggang Algojo Kumbang, algojo kumbang sangat letih. Ia seharian ini mencambuki tubuhku. Pasti ia akan tertidur lelap. Aku mohon tuan putri lakukanlah.

PUTRI SAYATI: Algojo Kumbang, tunggulah disini. Aku akan berusaha semampuku.

BUJANG KURAP: Putri, kau sangat baik padaku.

PUTRI SAYATI: (TERSENYUM)

87 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E www.bandarnaskah.com

Page 88: teaterkodok.files.wordpress.com  · Web viewPADA SEBUAH GUA YANG LAPUK DAN SANGAT LEMBAB. GUA INI ADALAH ISTANA RATU ULAR, DI DALAM GUA CAHAYA COLOP SAMAR-SAMAR TIDAK TERLALU TERANG

(SUARA TEGANG MEMENUHI RUANGAN DENGAN WAKTU YANG

CUKUP LAMA)

BUJANG KURAP: Umak, maafkan kesalahanku. Aku sangat bersalah, aku sangat menyesal mak. Sewaktu terakhir engkau di dunia ini aku tidak sempat mencium pipimu, alangkah sedih nasib ku ini mak. Aku akan membalas semuanya. Semua ini sudah semestinya berakhir. Rajo Kubu harus mendapatkan ganjaran atas kekejamanya. (Putri Sayati Masuk) Putri. Apakah kau dapatkan kunci itu?

PUTRI SAYATI: Aku mendapatkanya tuan. diamlah akan ku buka pengikat ini.

BUJANG KURAP: Putri engkau begitu berhati mulia. Aku tidak tahu akan mengatakan apa lagi untukmu. Kebaikanmu begitu sangat mulia.

PUTRI SAYATI: Kau juga tuan, kau pemuda yang tangguh dan pemberani. Aku juga banyak berterimakasih padamu.

BUJANG KURAP: Putri, apakah bila aku tidak mengagalkan pernikahan kau dengan rajo. Apakah kau masih ingin mengurusku, mengolesi lukaku yang beraroma busuk ini. Menjamuku seolah sebagai orang yang lama kau kenal?

PUTRI SAYATI: Mengapa kau mengatakan itu, aku sangat iklas membantumu meskipun engkau tidak kukenal sekalipun. Karena engkau memang membutuhkan pertolongan. Kau tengah di landa musibah. Apakah aku hanya diam saja. Aku bukan seperti putri-putri kedatuan yang lainya tuan.

88 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E www.bandarnaskah.com

Page 89: teaterkodok.files.wordpress.com  · Web viewPADA SEBUAH GUA YANG LAPUK DAN SANGAT LEMBAB. GUA INI ADALAH ISTANA RATU ULAR, DI DALAM GUA CAHAYA COLOP SAMAR-SAMAR TIDAK TERLALU TERANG

BUJANG KURAP: Putri aku harus pergi, aku tahu kau melakukan itu dengan hati yang iklas. Kaulah wanita yang menyelamatkan aku. Aku harus pergi.

PUTRI SAYATI: Baiklah.

BUJANG KURAP: Putri jaga dirimu.

PUTRI SAYATI: Apakah kau akan kembali?

BUJANG KURAP: Putri mengapa kau terlihat sangat sedih. Aku akan mencari cara untuk kembali.

PUTRI SAYATI: Tidak apa-apa. Aku hanya tidak ingin. Ah sudahlah pergilah sebentar lagi Algojo Kumbang akan terjaga.

BUJANG KURAP: Baiklah putri.

Pekan tiga

KEDATUAN DI PENUHI DENGAN ORANG-ORANG KAYA DARI DUSUN TETANGGA. MEREKA TERLIHAT MENGENAKAN SUTRA DAN PERNAK PERNIK DI KAKI DAN TANGANYA. JUGA TERLIHAT PARA JAJARAN KEDATUAN SUDAH SIAP MENJADI WALI PADA PERNIKAHAN RAJO DAN PUTRI SAYATI. BUNGA TUJU WARNA YANG DI ADUK DALAM KENDI EMAS SUDAH DI SIAPKAN DI TENGAH PANGGUNG. SEMNETARA DI MEJA-MEJA TERDAPAT BERBAGAI MACAM BUAHAN. JUGA ANGGUR DAN TUAK.

(SEBELUM ORANG MASUK RAJO MEMBENTAK PANGLIMA SIDEN)

LATUSKO KAMAL: Aku tidak mau tahu. Meskipun tadi malam Bujang kurap telah melarikan diri. Hingga kini aku akan melangsungkan pestaku. Hanya satu catatan untukmu. Jangan ada hal apapun yang menganggu.

OBANDA SIDEN: Iyo rajo. Permintaanmu adalah titah bagiku.

89 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E www.bandarnaskah.com

Page 90: teaterkodok.files.wordpress.com  · Web viewPADA SEBUAH GUA YANG LAPUK DAN SANGAT LEMBAB. GUA INI ADALAH ISTANA RATU ULAR, DI DALAM GUA CAHAYA COLOP SAMAR-SAMAR TIDAK TERLALU TERANG

PINGAO: Rajo, acar pernikahan sudah dapat di mulai jika mempelai wanita sudah ada duduk bersanding denganmu.

LATUSKO KAMAL: Sebentar lagi akan kita mulai Pingao. Usen pergilah kekamar Sayati.

USEN CANGOK: Segera rajo.

(MUSIK MENGALUNN MENGIRINGI HARI

PERSANDINGAN RAJO. PUTRI SAYATI KELUAR).

LATUSKO KAMAL: Alangkah cantik engkau Putri, tak sia-sia selama ini aku menyiramimu setiap hari hingga kau tumbuh menjadi wanita tercantik di jagat ini.

USEN CANGOK: Rajo, acara sudah dapat kita mulai.

LATUSKO KAMAL: Mulailah secepatnya.

(RAJO DAN PUTRI SAYATI BERDIRI BERHADAPAN, PENGHULU

MENGELILINGINYA DENGAN ASAP-ASAPAN. LALU MULAI MENABURKAN BUNGA

HINGGA HABIS).

PINGAO: Dengan bunga tuju warna yang di petik dari bukit barisan, di dalamnya telah di satukan restu-restu para tetua-tetua, ninek moyang yang mengikat sepasang cinta di kedatuan beselang ini. Hingga menjadi terikatlah engkau sepasang kasih yang mencintai.

(SEMUA ORANG BERTEPUK TANGAN).

LATUSKO KAMAL: Rajo, putri. Silahkan berdiri di tugu pengikat janji. Setelah kalian mengikat janji maka sudah terikatlah bahwa kalian sepasang pengantin baru.

90 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E www.bandarnaskah.com

Page 91: teaterkodok.files.wordpress.com  · Web viewPADA SEBUAH GUA YANG LAPUK DAN SANGAT LEMBAB. GUA INI ADALAH ISTANA RATU ULAR, DI DALAM GUA CAHAYA COLOP SAMAR-SAMAR TIDAK TERLALU TERANG

(BUJANG KURAP MASUK DENGAN MEMAKAI BAJU

KUNING BESILANG DI DADANYA).

BUJANG KURAP: Tidak. Pernikahan ini tidak akan pernah terjadi. Arwah ninek moyang akan mengutuk pernikahan sedarah ini. Rajo. Sudah sepantasnya engkau menerima segalanya. Engkau telah menebar kesakitan-kesakitan di dusun ini hinga berlalu lalang purnama.

LATUSKO KAMAL: Siden penggal kepala binatang itu.

BUJANG KURAP: Tunggu! Kau tidak perlu memberi perintah pada Panglima yang engkau agung-agungkan itu. Aku hanya datang kesini untuk menantangmu.

LATUSKO KAMAL: (MELOMPAT DARI TEMPAT DUDUKYA)Aku terima tantangan itu, aku tidak menyangka bahwa selama ini yang terikat adalah seorang lelaki yang di bangga-banggakan oleh orang dusun sungai jernih. Marilah aku terima tantanganmu. Sudah lama aku menantikan seorang pemuda dengan kain bersilang di dadanya. Rupanya seorang lelaki yang meminum air kencing.

BUJANG KURAP: Tapi tidak dengan beradu tenaga rajo, bila memang engkau rajo yang sakti. Aku hanya ingin engkau mencabut tiga bilah lidi yang ku tancapkan ini. Sangat mudah. (MENANCAPKAN LIDI-LIDI)

LATUSKO KAMAL: (TERTAWA) Lihatlah pendekar ini. Kau sangat menghiburku. Apa yang dapat aku ambil bila aku berhasil mencabut lidi yang kau tancapkan itu.

91 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E www.bandarnaskah.com

Page 92: teaterkodok.files.wordpress.com  · Web viewPADA SEBUAH GUA YANG LAPUK DAN SANGAT LEMBAB. GUA INI ADALAH ISTANA RATU ULAR, DI DALAM GUA CAHAYA COLOP SAMAR-SAMAR TIDAK TERLALU TERANG

BUJANG KURAP: Bila kau mampu mencabut lidi yang kutancapkan itu, maka aku akan menyerahkan kepalaku, dan kau akan memiliki putri sayati. Tapi bila engkau gagal mencabut lidi-lidi itu, segerlah engkau mecabut mandaumu dengan kehormatan sebagai pendekar sejati.

LATUSKO KAMAL: Baiklah itu tawaran yang sangat menarik. (MENCABUT LIDI)

(RAJO KEDATUAN BERUSAHA MENCABUT LIDI

DENGAN KEKUATAN DAN ILMU-ILMUNYA NAMU IA GAGAL).

BUJANG KURAP: Lihatlah betapa kuatnya Rajo kedatuan Kubu. Bahkan mencabut tiga batang lidipun ia tidak berdaya. Rajo waktumu sudah tamat.

LATUSKO KAMAL: Belum tamat bujang kurap, kaulah yang tamat. Aku masih memiliki algojo-algojo dan Panglimaku yang setia. Panglima Siden cabutlah.

OBANDA SIDEN: Ampun tuanku rajo. Kami tidak terlibat dalam pertandingan ini, sebagai seorang lelaki sejati kita di larang ikut campur perjanjian seseorang pendekar. Kami beri engkau penghargaan setinggi-tingginya. Lakukanlah atas nama pendekar.

BUJANG KURAP: Lakukanlah wahai Rajo. Engkau sudah selesai!

LATUSKO KAMAL: Aku tidak menghiraukan itu, majulah engkau.

RAJO DAN BUJANG KURAP BERADU SILAT. HINGGA SESEKALI BUJANG KURAP TERSUNGKUR. NAMUN HINGGA

92 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E www.bandarnaskah.com

Page 93: teaterkodok.files.wordpress.com  · Web viewPADA SEBUAH GUA YANG LAPUK DAN SANGAT LEMBAB. GUA INI ADALAH ISTANA RATU ULAR, DI DALAM GUA CAHAYA COLOP SAMAR-SAMAR TIDAK TERLALU TERANG

AKHIRNYA BUJANG KURAP BERHASIL MENUSUK SEBILAH PISAU DI TUBUH RAJO KAMAL HINGGA IA MATI.

PUTRI SAYATI: Kak Dulfatfih kau menyelamatkan nyawaku, ku kak.

BUJANG KURAP: Aku tidak apa-apa putri.

OBANDA SIDEN: Hari ini Rajo kedatuan sudah di tunduki oleh seseorang, maka dengan ini yang telah menduduki tahta adalah seseorang merubuhkan Rajo Kamal. Sambutlah Rajo kedatuan beselang. Bujang Kurap.

ORANG-ORANG: Bujang.. bujang.. bujang…

USEN CANGOK: (TIDAK SENANG)

PUTRI SAYATI TERJATUH DARI KURSINYA. MULUTNYA KELUAR DARAH.

BUJANG KURAP: Putri, ada apa dengan mu. Aku telah kembali putri. Siden panggilkan Tabib.

PUTRI SAYATI: Tidak perlu, aku tidak akan dapat di obati. Aku tahu kau akan kembali kasih. Aku tahu itu. Aku sudah menanti kedatanganmu sudah sangat lama kakak.

BUJANG KURAP: Apa yang kau katakan, kau jangan meninggalkan aku putri, kau akan selamat.

PUTRI SAYATI: Tidak kakak. Sebelum aku berhias memakai baju pengantin. Aku telah mengatakan pada diriku. Bahwa aku tidak akan di sentu oleh lelaki lain kecuali dirimu. Aku telah menelan racun kemeleng itam, racun itu sudah bekerja pada tubuhku. Kau jangan menangis kakak. Kau sudah menyelamatkanku. Aku sangat mencintaimu kak. Kau selalu ada dalam hatiku.

93 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E www.bandarnaskah.com

Page 94: teaterkodok.files.wordpress.com  · Web viewPADA SEBUAH GUA YANG LAPUK DAN SANGAT LEMBAB. GUA INI ADALAH ISTANA RATU ULAR, DI DALAM GUA CAHAYA COLOP SAMAR-SAMAR TIDAK TERLALU TERANG

BUJANG KURAP: Dik sayati. Jangan pergi dik. Akak menunggumu sudah sangat lama dik. Kini kakak kembali disini untukmu. Kau akan sembuh dik. Jangan pergi dik. Siden….

OBANDA SIDEN: Ini tuan obat penangkalnya.

BUJANG KURAP: Dik sayati bertahanlah dik. (MENGELUARKAN KESAKTIANYA, DENGAN MENOTOK KEDUA TANGANYA KE BAHU PUTRI SAYATI).

OBANDA SIDEN: Tuan putri sudah tiada.

BUJANG KURAP: Tidak dia pasti selamat (MENANGIS DI TUBUH PUTRI, PUTRIPUN TERBATUK)

PUTRI SAYATI: Kak Dulfatih. Kau menyelamatkanku kak.

BUJANG KURAP: Dik kau selamat dik. berdirilah. Dik Sayati apakah kau benar tulus mencintaiku dik. Dengan setulus hatimu yang suci itu?

PUTRI SAYATI: Tidak di ragukan lagi kak. Cintaku tidak akan pernah padam hingga aku mati. Ia akan bersemi pada hati-hati lelaki dan wanita yang merasakan indahnya cinta sejati. Ia akan terkenang dalam aliran sungai. hanya engkaulah kak.

(TUBUH BUJANG KURAP BERPUTAR-PUTAR, IA TERJUN DI DALAM DERUM

AIR TUUJU WARNA, HINGGA KUTUKANYA HILANG).

OBANDA SIDEN: Untuk kehormatan pada Rajo baru kita, aku Panglima Perang memberi hormat untukmu Rajo Kedatuan. Rajo Dulfatiih.

(ORANG-ORANG MEMBERI HORMAT PADA DULFATIH).

94 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E www.bandarnaskah.com

Page 95: teaterkodok.files.wordpress.com  · Web viewPADA SEBUAH GUA YANG LAPUK DAN SANGAT LEMBAB. GUA INI ADALAH ISTANA RATU ULAR, DI DALAM GUA CAHAYA COLOP SAMAR-SAMAR TIDAK TERLALU TERANG

DULFATIH: Terimakasih terimakasih, oh Dik Sayati aku telah kembali karenamu dik. Engkaulah yang menghapus semua kurapku, engkaulah obatnya.

OBANDA SIDEN: Marilah kita sambut Rajo baru di kedatuan, dengan melangsungkan pernikahan mereka berdua. Penghulu mulailah acaranya.

PINGAO: Io Panglima.

(PENGHULU MULAI MENGIKAT DULFATIH DAN SAYATI. HINGGA MEREKA RESMI MENAJDI SEPASANG SUAMI ISTRI,

OBANDA SIDEN MEMBERI SELAMAT, JUGA USEN CANGOK).

OBANDA SIDEN: Tuan rajo, selamat untuk kalian berdua.

USEN CANGOK: Oh. Alangkah bahagianya. Selamat Dik, selamat atas semuanya. Aku berharap tahta ini akan menjadi lebih baik saat engkau menjadi RajonyaDik Dulfatih, kemarilah.(MEMELUK DULFATIH, DIAM-DIAM MENUSUK BELATI DI DADANYA)

PUTRI SAYATI: Akak….

USEN CANGOK: (TERTAWA) Tidak semuda itu, tidak semuda apa yang kau bayangkan untuk menduduki tahta kedatuan. Sepuluh tahun aku menunggu untuk berdiri di tahta kedatuan. Sepuluh tahun itupulah aku menderita. Kini engkau memberi jalan yang sangat mudah bagiku dik Dulfatih. (TERTAWA)Panglima. Kapan kau akan mengikrarkan bahwa aku adalah raja baru di kedatuan ini.

OBANDA SIDEN: Tapi..

95 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E www.bandarnaskah.com

Page 96: teaterkodok.files.wordpress.com  · Web viewPADA SEBUAH GUA YANG LAPUK DAN SANGAT LEMBAB. GUA INI ADALAH ISTANA RATU ULAR, DI DALAM GUA CAHAYA COLOP SAMAR-SAMAR TIDAK TERLALU TERANG

USEN CANGOK: Kau masih bingung untuk merangkai kata-katanya. Kalau begitu biarlah aku saja. Dengan segala hormat aku umumkan bahwa Rajokalian adalah USEN CANGOK. Berilah salam (TERTAWA)

DULFATIH: Dik, pergilah jauh-jauh dari kedatuan ini, pergilah kerumah Nek Rokiah, tunggulah di sana. Jika sesuatu terjadi jangan lupa segerala naik ke atas perahu.

PUTRI SAYATI: Tidak kak, aku tidak akan meninggalkanmu disini. (MENCABUT BELATI DI DADANYA LALU MENUSUKAN KE TUBUHNYA SENDIRI)

DULFATIH: Dik Sayati,…..

PUTRI SAYATI: Kak Dulfatih, meskipun kita tidak bahagia di dunia ini. Aku yakin kita akan bahagia di alam lain kak. (MATI)

DULFATIH: Dik sayati..

USEN CANGOK: Oh.. begitu mengiris kata-katamu dik. Lihatlah sepasang cinta abadi yang sedang mengikat cinta dengan darah dan air mata. (TERTAWA)

DUFATIH: Kau akan tamat Usen. (MERANGKAK MENGAPAI LIDI, LALU IA MENCABUTNYA, SETELAH ITU DULFATIH MERANGKAK KE PUTRI SAYATI YANG SUDAH MATI, PELAN-PELAN IA MENGENGGAM TANGANYA, SETELAH ITU MATI).

USEN CANGOK: Seorang Rajo tidak akan cepat tamat Dulfatih, kecuali Rajo yang bodoh sepertimu.

96 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E www.bandarnaskah.com

Page 97: teaterkodok.files.wordpress.com  · Web viewPADA SEBUAH GUA YANG LAPUK DAN SANGAT LEMBAB. GUA INI ADALAH ISTANA RATU ULAR, DI DALAM GUA CAHAYA COLOP SAMAR-SAMAR TIDAK TERLALU TERANG

AIR KELUAR DENGAN CEPAT, HINGGA MEMBUAT SEMUA ORANG TENGGELAM DI KEDATUAN, DAN MENENGELAMKAN SATU DUSUN SUNGI JERNIH.

SELESAI SUDAH

BIOGRAFI

Rido Amilin H,e lahir di Sumatera Selatan pada tanggal 29 Mei Sembilan Belas Sembilan Satu. Di Kabupaten Musirawas Utara Kecamatan Muara Rupit. Ia adalah seorang lelaki tulen yang memiliki nama panggung Jimboy untuk di Tatar Sunda. Sedangkan di pulau Sumatera Sendiri nama panggung di skip. Pemuda bertanah air Indonesia ini berasal dari Pulau Sumatera Selatan ia di lahirkan dari pasangan suami istri, Tn Hasan Basridan Nn Erniza. Ia adalah anak kedua dari enam bersaudarah.

Sejak tahun 2012 lalu ia masuk ke Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) Bandung. Sekarang sudah berganti identitas yaitu Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung.Mengambil

97 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E www.bandarnaskah.com

PROFILNamaLengkap :RIDO AMILINNamaPanggung :JIMBOYAgama : IslamTempatLahir :

MuaraRupitProv, Sumatera Selatan.

TanggalLahir : 29 Mei

Page 98: teaterkodok.files.wordpress.com  · Web viewPADA SEBUAH GUA YANG LAPUK DAN SANGAT LEMBAB. GUA INI ADALAH ISTANA RATU ULAR, DI DALAM GUA CAHAYA COLOP SAMAR-SAMAR TIDAK TERLALU TERANG

jurusan SENI TEATER di ISBI Bandung. Sejak lama mengeluti kesenian di kampus Isbi Bandung, Rido Amilin akhirnya menentukan sikap untuk lebih memilih mengambil penulisan lakon sebagai minat akhirnya. Sebelum mengambil minat akhir Penulisan Lakon. Sebelum memutuskan untuk mengambil minat penulisan, Rido Amilin sudah banyak menulis naskah lakon teater, Cerpen, Skenario Film dan puisi. Salah Satu karya Cerpen Rido Amilin yang dimuat di Pers Daun Jati yaitu cerpen “Sungai Tenang” di muat pada tahun 2015. Selain itu cerpen yang berjudul “Perempuan Gelap” di muat di salah satu penerbit Wonosobo. Dan karya-karya tulisannya yang lain-lain.

Selain Menulis ia juga memiliki pengalaman menjadi Aktor, Sutradara Teater, Sutradara Film, di Institui Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung. Ia pernah memainkan naskah “Madegel” karya Saini KM, Naskah Aduh Putu Wijaya. Naskah Kemerdekaan Putu Wijaya, Monolog Bahaya Putu Wijaya. Puisi Ws Rendra “Sajak Pertemuan Mahasiswa” DLL.

Pengalaman Menyutradara. Naskah Pinangan Karya Anton P Cekov, Naskah Monolog Tua Karya Putu Wijaya, Naskah Badai Sepanjang Malam karya Max Arifin. Naskah Waiting for Godot di Muara Rupit. Pernah menjadi Sutradara Film Bangsat karya Rido Amilin, Di MuaraRupit DLL.

Rido Amilin juga semasa kuliah mengikuti Ukm Pemanis, selain di dalam kampus ia juga mendirikan teater Tekakak-Tekikik di MuaraRupit, setelah itu mendirikan Organisasi Clasic limpo Art di MuaraRupit.

CP (082217347620 Rido)

98 | L A K O N D E L A J J A M K A R Y A R I D O A M I L I N H . E www.bandarnaskah.com