lp trakheostomi shinta

Upload: shinta-rosi

Post on 30-Oct-2015

33 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

LAPORAN PENDAHULUANTRAKHEOSTOMI

1 Konsep Dasar Teori Trakheostomia. PengertianTrakheotomi adalah suatu prosedur pengirisan trakea.(irman sumantri, 2008)Tracheotomy berarti untuk membagi(memotong), trakea (betang tenggorok). Lubang dibuat disebut trakeastomi.Trakeostomi diturunkan dari bahasa yunani dengan mengambil kata trachea arteria (menembus arteri) dan tome (memeotong). Trakeostomi adalah tindakan membuat lubang pada dinding depan/ anterior trakhea untuk benafas dengan membuka dinding depan/ anterior trakea untuk mempertahankan jalan nafas agar udara dapat masuk ke paru-paru dan memintas jalan nafas bagian atas (Adams,1997).Trakeastomi adalah operasi pembuatan suatu lubang di trakea (irman sumantri, 2008)

b. Faktor PencetusMasalah pada jalan napas adalah sumbatan. Sumbatan dapat terjadi baik total maupun parsial. Sumbatan total terjadi karena benda asing yang menutup jalan napas secara tiba-tiba. Sedangkan sumbatan parsial dibedakan menjadi tiga bagian yaitu:a. Sumbatan Karena CairanSetiap pasien trauma beresiko mengalami sumbatan jalan nafas karena cairan yang disebabkan oleh darah, secret dan lain-lain. Sumbatan karena cairan dapat mengakibatkan aspirasi yaitu masuknya cairan asing kedalam paru-paru penderita. Upaya penanganan sumbatan jalan nafas karena cairan adalah dengan melakukan penghisapan atau suctioning sesegera mungkin. b. Sumbatan Karena Pangkal LidahPada penderita yang mengalami penurunan kesadaran, maka mungkin pangkal lidah akan jatuh kebelakang dan menyumbat hipofaring. Hal ini karena ototo-otot penyanggah lidah lemas atau mengalami kelumpuhan. Cara mengatasi sumbatan jalan nafas karena sumbatan pangkal lidah pada prinsinya adalah mengangkat pangkal lidah agar tidak menyumbat jalan nafas.

c. Sumbatan AnatomisSumbatan anatomis disebabkan oleh penyakit saluran nafas atau karena adanya trauma yang mengakibatkan pembekakan/ udema pada jalan nafas (ex. Trauma inhalasi pada kebakaran). Penanganan sumbatan karena antomis seringkali membutuhkan penanganan secara surgical dengan membuat jalan nafas alternatif tanpa melalui mulut atau hidung penderita.

c. Indikasi Indikasi dari trakeostomi antara lain:1. Mengatasi obstruksi laring2. Mengurangi ruang rugi (dead air spase) di saluran nafas bagian atasseperti daerah rongga mulut, sekitar lidah dan faring. Dengan adanya stoma maka seluruh oksigen yang hirupnya akan masuk ke dalam paru tidak ada yang tertinggal di ruang rugi itu. Hal ini berguna pada penderita dengan kerusakan paru yang kapasitas vitalnya berkurang.3. Mempermudah penghisapan sekret dari bronkus dari penderita yang tidak dapat mengeluarkan sekret secara fisiologik misalnya pada penderita dalam keadaan koma.4. Untuk memasang respirator (alat bantu pernafasan)5. Untuk mengambil benda asing dari subgiotik apabila tidak mempunyai fasilitas untuk bronkoskopi.

d. KontraindikasiTidak ada kontraindikasi, tetapi pada obstruksi saluran pernapasan yang berat lebih cepat bila dilakukan krikotirotomi.

e. Fungsi TrakheostomiFungsi dari trakheostomi antaralain:1. Mengurangi jumlah ruang hampa dalam traktus trakheobronkial 70 sampai 100 ml. Penurunan ruang hampa dapat berubah ubah dari 10 sampai 50% tergantung pada ruang hampa fisiologik tiap individu2. Mengurangi tahanan aliran udara pernafasan yang selanjutnya mengurangi kekuatan yang diperlukan untuk memindahkan udara sehingga mengakibatkan peningkatan regangan total dan ventilasi alveolus yang lebih efektif. Asal lubang trakheostomi cukup besar (paling sedikit pipa 7)3. Proteksi terhadap aspirasi4. Memungkinkan pasien menelan tanpa reflek apnea, yang sangat penting pada pasien dengan gangguan pernafasan5. Memungkinkan jalan masuk langsung ke trachea untuk pembersihan6. Memungkinkan pemberian obat-obatan dan humidifikasi ke traktus.7. Mengurangi kekuatan batuk sehingga mencegah pemindahan secret ke perifer oleh tekanan negative intra toraks yang tinggi pada fase inspirasi batuk yang normal

f. Jenis Tindakan Trakheostomia. Surgical trakeostomyTipe ini dapat sementara dan permanen dan dilakukan di dalam ruang operasi. Insisi dibuat diantara cincin trakea kedua dan ketiga sepanjang 4-5 cm.b. Percutaneous TracheostomyTipe ini hanya bersifat sementara dan dilakukan pada unit gawat darurat. Dilakukan pembuatan lubang diantara cincing trakea satu dan dua atau dua dan tiga. Karena lubang yang dibuat lebih kecil, maka penyembuhan lukanya akan lebih cepat dan tidak meninggalkan scar. Selain itu, kejadian timbulnya infeksi juga jauh lebih kecil.c. Mini TracheostomiDilakukan insisi pada pertengahan membran krikotiroid dan trakeostomi mini ini dimasukan menggunakan kawat dan dilator.

g. Penatalaksanaan1. Alat Yang Diperlukan1. Pisau 2. Pinset anatomi3. Gunting panjang tumpul4. Sepasang pengait tumpul5. Klem arteri6. Gunting kecil yang tajam7. Kanul trakea dengan ukuran sesuai8. Spuit untuk anastesi obat anestesi9. Kain kassa10. Tali pengikat kanul trachea11. Antiseptic serta kain steril

2. Tehnik Trakheostomi a. Pasien ditidurkan terlentang, bahu diganjal dengan bantalan kecil sehingga memudahkan kepala untuk diekstensikan.b. Kulit leher dibersihkan sesuai dengan prinsip aseptik dan antiseptik dan ditutup dengan kain steril. c. Disuntikkan obat anestetikum disuntikkan di pertengahan krikoid dengan fossa suprasternal secara infiltrasi. d. Sayatan kulit dapat vertikal di garis tengah leher mulai dari bawah krikoid sampai fosa suprasternal atau jika membuat sayatan horizontal dilakukan pada pertengahan jarak antara kartilago krikoid dengan fosa suprasternal atau kira-kira dua jari dari bawah krikoid orang dewasa. Sayatan jangan terlalu sempit, dibuat kira-kira lima sentimeter.e. Jaringan subkutis dibuka dengan gunting panjang yang dibuka (dengan bagian belakang gunting) lapis demi lapis sehingga fasia pretrakea juga terpotong. Pada tiap lapis, perawat mengikuti dengan menahan jaringan retractor.f. Setelah pretrakea terpotong akan tampak trakea. Tanda trakea ialah adanya cincin tulang rawan yang berwarna keputihan.g. Untuk membuktikan fasia trakea ialah dengan spuit yang berisi sedikit cairan. Bila ditusuk trakea akan timbul gelembungh. Dengan pisau tajam, tulang rawan trakea ke tiga diinsisi, kemudian tulang rawan dipegang dengan klem arteri dan dibuat lubang bulat dengan bantuan gunting pendek yang tajam. Lubang dibuat sesuai dengan kanul yang digunakan.i. Pendarahan dirawatj. Dimaskkan kanul trakea kedalam lubang yang dibuat, kemudian diikat disekitar leherk. Dibawah kanul diletakkan kain kassa untuk menampung secret yang dibatukkan dari secret.

h. Perawatan Paska TrakeastomiSetelah trakeastomi dilakukan :1. Rontgen dada untuk menilai posisi tube dan melihat timbul atau tidaknya komplikasi.2. Antibiotic untuk menurunkan resiko timbulnya infeksi3. Mengajari pihak keluarga dan penderita sendiri cara merawat pipa trakeastomi.

i. Komplikasi Komplikasi dini yang sering terjadi:1. Perdarahan2. Pneumothoraks terutama pada anak-anak3. Aspirasi4. Henti jantung sebagai rangsangan hipoksia terhadap respirasi5. Paralisis saraf rekuren Komplikasi lanjut :1. Perdarahan lanjutan pada arteri inominata2. Infeksi3. fistula trakeoesofagus4. Stenosis trakea

2.Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Pada Klien Trakheostomia. Pengkajian1. Identitas KlienMeliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, alamat, pekerjaan, agama, tanggal dan jam masuk RS, nomor registrasi dan diagnosis medis.2. Keluhan UmumSering menjadi alasan klien untuk minta pertolongan dengan keluhan tidak bisa bernapas.3. Riwayat kesehatan sekarangSebagian besar penderita yang bermasalah pada gangguan jalan napas sering menimbulkan gejala. Gejala yang dimaksud seperti sesak napas, tidak bisa bernapas dan napas tersumbat.

4. Riwayat kesehatan dahuluApakah ada riwayat gangguan jalan napas/sumbatan sebelumnya, kondisi yang mempengaruhi pernapasan paru-paru dapat memicu terjadinya gangguan jalan napas seperti sumbatan pada jalan napas.5. Riwayat kesehatan keluargaApakah ada riwayat kesehatan anggota keluarga yang menderita gagal napas.6. Data Dasar Pengkajian Pasiena. Aktivitas/istirahatGejala :Dispnea dengan istirahat ataupun aktivitasb. SirkulasiTanda:Takikardia, frekuensi tak teratur, nadi apical berpindah oleh adanya penyimpangan medaistinal. TD hiper/hipotensic. Makanan/cairanGejala:anorexia (mungkin karena bau sputum Tanda :pemasangan IV line.d. Nyeri/kenyamananGejala :nyeri area luka trakeostomi, nyeri dada unilateral meningkat karena batuk atau bernafasTanda :berhati-hati pada area yang sakit, perilaku distraksi, mengkerutkan wajahe. PernafasanGejala :kesulitan bernafas, batuk (mungkin gejala yang ada), riwayat trauma dada.Tanda :peningkatan frekuensi nafas, kulit cyanosis, penggunaan ventilasi mekanik (trakeostomi), secret pada selang trakeostomif. HygieneTanda :kemerahan area luka trakeostomig. Interaksi socialTanda :ketidakmampuan mempertahankan suara karena distress pernafasan, keterbatasan mobilitas fisik.h. Pemeriksaan Diagnostik1. Pemeriksaan fungsi paru: menentukan kemampuan paru untuk pertukaran gas karbondioksida.2. GDA: mengkaji status oksigenasi dan ventilasi dan keseimbangan asam basa.3. Kapasitas vital kuat (FVC): menurun pada kondisi restriktif(diukur dengan spirometri).4. Sinar x dada: mengawasi perbaikan/kemajuan kondisi atau komplikasi

b. Diagnosa Keperawatan Yang Mungkin MunculA. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan perubahan sementara atau permanen pernafasan leher (pemasangan trakheastomi) B. Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan hambatan fisikC. Nyeri akut berhubungan dengan insisi bedah pemasangan trakheastomiD. Perubahan nutisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan perubahan pembedahan / struktur, trakheastomiE. Kerusakan Integritas kulit / jaringan berhubungan dengan bedah pengangkatan (trakheastomi)F. Perubahan citra diri berhubungan dengan kehilangan suara perubahan anatomi wajahG. Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan kurangnya infomasi

c. Rencana Asuhan Keperawatan (Nursing Care Planning/ NCP)a. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan perubahan sementara atau permanen pernafasan leher (pemasangan trakheastomi)Tujuan:Setelah dilakukan intervensi keperawatan, diharapkan nafas klien kembali efektif.Kriteria hasil: Mempertahankan kepatenan jalan nafas dengan bunyi nafas bersih Mengeluarkan / membersihkan secret dan bebas aspirasi Menunjukan prilaku untuk memperbaiki / mempertahankan jalan nafas bersih dalam tingkat kemampuan

IntervensiRasionalisasi

Mandiri: - Awasi frekuensi/ kedalaman pernafasan. Cacat kemudahan bernafas. Auskultasi bunyi nafas. Selidiki kegelisahan, dipeneu, sianosis- Hisap selang trakeastomi, oral dan rongga nasal. Cacat jumlah, warna dan konsentrasi- Tunjukkan dan dorong pasien untuk melakukan penghisapan sendiri.- Pertahankan posisi yang tepat diselang trakeatomi. Yakinkan ikatan sesuai indikasi.- Perubahan pada pernafasan. Penggunaa otot aksesori pernafasan. Dan ada/ tidak ronki/ mengi diduga ada retensi secret.- Mencegah sekresi jalan nafas, khususnya bila kemampuan menelan terganggu dan pasien tak dapay meniup lewat hidung.- Membantu pasien untuk melatih beberapa control perawatan pasca operasi dan mencegah komplikasi- Seiring dengan menurunnya edema, selang bisa berpindah dan mempengaruhi jalan nafas.

b. Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan hambatan fisikTujuan:Setelah dilakukan intervensi keperawatan, klien dapat berkomunikasi kembaliKriteria hasil: Menyatakan kebutuhan dengan cara yang efektif Mengidentifikasi atau merencanakan pilihan metode berbicara yang tepat setelah sembuh

IntervensiRasionalisasi

Mandiri: - Kaji intruksi praoprasi mengapa komunikasi dan pernapasan terganggu, gunakan model untuk membantu penjelasan- Tentukan apakah pasien apakah pasien mempunyai komunikasi lain.- Berikan cara cepat dan countinou untuk memanggil perawat dan biarkan pasien mengetahui, panggilan akan dijawab dengan cepat.- Atur sebelumnya tanda-tanda untuk mendapatkan bantuan cepat.

- Menguatkan pendidikan pada waktu takut terhadap pembedahan sudah berlalu.- Adanya masalah lain akan mempengaruhi rencana untuk pilihan komunikasi- Pasien memerlukan keyakinan bahwa perawat waspada dan akan berespon terhadappanggilan.

- Dapat menurunkan ansietas pasien tentang ketidaknyamanan untuk bicara.

. c. Nyeri akut berhubungan dengan insisi bedah pemasangan trakheastomiTujuan:Setelah dilakukan intervensi keperawatan, nyeri teratasiKritera hasil: Melaporkan / menunjukan nyeri hilang atau terkontrol Menunjukkan nyeri hilang / ketidak nyamanan denag menurunnya tegangan dan rileks tidur / istirahat dengan tepat

IntervensiRasionalisasi

Mandiri: Selidiki keluhan nyeri, perhatikan lokasi, intensitas (skala 0 10) dan faktor pemberat/penghilang.- Anjurkan pasien untuk melaporkan nyeri segera saat mulai

- Pantau tanda-tanda vital.

Berikan tindakan kenyamanan pada saat pembebatan insisi selama proses bedah.

Nyeri insisi bermakna pada pasca operasi awal, diperberat oleh pergerakan, batuk, distensi abdomen, mual. Intervensi diri pada kontrol nyeri memudahkan pemulihan otot/jaringan dengan menurunkan tegangan otot dan memperbaiki sirkulasi. Respon autonemik meliputi perubahan pada TD, nadi dan pernapasan yang berhubungan dengan keluhan/penghilang nyeri. Abnormalitas tanda vital terus menerus memerlukan evaluasi lanjut. Memberikan dukungan relaksasi, memfokuskan ulang perhatian, meningkatkan rasa kontrol dan kemampuan koping