lp pk

11
A. Masalah Utama Perilaku Kekerasan B. Proses Terjadinya Masalah 1. Pengertian Perilaku kekerasan merupakan suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang lain mampu lingkungan (Stuart dan Sundeen, 1995). Perilaku kekerasan atau agresif merupakan suatu bentuk perilaku yang bertujuan untuk melukai orang lain secara fisik maupun psikologis (Berkowitz, dalam Harnawati, 1993). Setiap aktivitas bila tidak dicegah dapat mengarah pada kematian (Stuart dan Sundeen, 1998). Suatu keadaan dimana individu mengalami perilaku yang dapat melukai secara fisik baik terhadap diri sendiri atau orang lain (Towsend, 1998). Suatu keadaan dimana klien mengalami perilaku yang dapat membahayakan klien sendiri, lingkungan termasuk orang lain, dan barang- barang (Maramis, 1998). 2. Tanda dan Gejala

Upload: dessy-angghita

Post on 13-Sep-2015

1 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

LAPORAN PENDAHULUAN DENGAN PERILAKU KEKERASAN

TRANSCRIPT

A. Masalah UtamaPerilaku Kekerasan

B. Proses Terjadinya Masalah1. Pengertian Perilaku kekerasan merupakan suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang lain mampu lingkungan (Stuart dan Sundeen, 1995). Perilaku kekerasan atau agresif merupakan suatu bentuk perilaku yang bertujuan untuk melukai orang lain secara fisik maupun psikologis (Berkowitz, dalam Harnawati, 1993). Setiap aktivitas bila tidak dicegah dapat mengarah pada kematian (Stuart dan Sundeen, 1998). Suatu keadaan dimana individu mengalami perilaku yang dapat melukai secara fisik baik terhadap diri sendiri atau orang lain (Towsend, 1998). Suatu keadaan dimana klien mengalami perilaku yang dapat membahayakan klien sendiri, lingkungan termasuk orang lain, dan barang-barang (Maramis, 1998).2. Tanda dan Gejala Fisik : Mata melotot/pandangan tajam, tangan mengepal, rahang mengatup, wajah memerah dan tegang, serta postur tubuh kaku. Verbal : mengancam, mengumpat dengan kata-kata kotor, berbicara dengan nada keras, kasar dan ketus. Perilaku : menyerang orang lain, melukai diri sendiri/orang lain, merusak lingkungan, amuk /agresif. Emosi : tidak adekuat, tidak aman dan nyaman, mlerasa terganggu, dendam, jengkel, tidak berdaya, bermusuhan, mengamuk, ingin berkelahi, menyalahkan, dan menuntut. Intelektual : mendominasi, cerewet, kasar, berdebat, meremehkan dan tidak jarang mengeluarkan kata-kata bernada sarkasme. Spirutual : merasa diri berkuasa, merasa diri benar, keragu-raguan, tidak bermoral dan kreativitas terhambat. Sosial : menarik diri, pengasingan, penolakan, kekerasan, ejekan dan sindiran. Perhatian : bolos, melarikan diri dan melakukan penyimpangan seksual.3. Rentang ResponRespon Adaptif Respon Maladaptif

Asertif Frustasi Pasif Agresif Kekerasan Keterangan :1) Asertif : Individu dapat mengungkapkan marah tanpa menyalahkan orang lain dan memberikan ketenangan.2) Frustasi : Individu gagal mencapai tujuan kepuasan saat marah dan tidak dapat menemukan alternatif.3) Pasif : Individu tidak dapat mengungkapkan perasaannya.4) Agresif : Perilaku yang menyertai marah, terdapat dorongan untuk menuntut tetapi masih terkontrol.5) Kekerasan : Perasaan marah dan bermusuhan yang kuat serta hilangnya kontrol.

Perbandingan antara Perilaku Asertif, Pasif dan Agresif/KekerasanPasifAsertifAgresif

Isi PembicaraanNegatif dan merendahkan diri, contohnya perkataan : Dapatkah saya?Dapatkah kamu?Positif dan menawarkan diri, contohnya perkataan : Saya dapat...Saya akan...Menyombongkan diri, merendahkan orang lain, contohnya perkataan : Kamu selalu...Kamu tidak pernah

Tekanan SuaraCepat lambat, mengeluhSedangKeras dan ngotot

Posis BadanMenundukan kepalaTegap dan santaiKaku, condong ke depan

JarakMenjaga jarak dengan sikap acuh/mengabaikanMempertahankan jarak yang nyamanSiap dengan jarak akan menyerang orang lain

PenampilanLoyo, tidak dapt tenangSikap tenangMengancam, posisi menyerang

Kontak MataSedikit/sama sekali tidakMempertahankan kontak sesuai dengan hubunganMata melotot dan dipertahankan

Sumber : Keliat (1999)4. Faktor PredisposisMenurut Townsend (1996) terdapat beberapa teori yang dapat menjelaskan tentang faktor predisposisi perilaku kekerasan, diantaranya adalah sebagai berikut. Teori BiologiBerdasarkan teori biologik, ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi seseorang melakukan perilaku kekerasan, yaitu sebagai berikut.a) Pengaruh neurofisiologik, beragam komponen sistem neurologis mempunyai implikasi dalam memfasilitasi dan menghambat impuls agresif. Sistem limbik sangat terlibat dalam menstimulus timbulya perilaku bermusuhan dan respons agresif.b) Pengaruh biokimia, menurut Goldstein dalam Townsend (1996) menyatakan bahwa berbagai neurotransmiter (epinefrin, norepinefrin, dopamin, asetilkolin dan serotin) sangat berperan dalam memfasilitasi dan mengahambat impuls agresif.c) Pengaruh genetik, menurut penelitian perilaku agresif sangat erat kaitanya dengan genetik termasuk genetik tipe kariotipe XYY, yang umumnya dimiliki oleh penghuni penjara pelaku tindakan kriminal (narapidana).d) Gangguan otak, sindrom otak organik berhubungan dengan berbagai gangguan serebral, tumor otak (khususnya pada limbik dan lobus temporal), trauma otak, penyakit ensefalitis, epilepsi (epilepsi lobus temporal) terbukti berpengaruh terhadap perilaku agresif dan tindakan kekerasan. Teori Psikologika) Teori psikoanalitik, teori ini menjelaskan bahwa tidak terpenuhinya kepuasan dan rasa aman dapat mengakibatkan tidak berkembanganya ego dan membuat konsep diri yang rendah.b) Teori pembelajaran, perilaku kekerasan merupakan perilaku yang dipelajari, individu yang memiliki pengaruh biologik terhadap perilaku kekerasan lebih cenderung untuk dipengaruhi oleh contoh peran eksternal dibandingkan anak-anak tanpa faktor predisposisi biologik. Teori SosiokulturalKontrol masyarakat yang rendah dan kecenderungan menerima perilaku kekerasan sebagai cara penyelesaian masalah dalam masyarakat merupakan faktor predisposisi terjadinya perilaku kekerasan.5. Faktor PresipitasiFaktor presipitasi dapat dibedakan menjadi faktor internal dan ekstenal. Internal adalah semua faktor yang dapat menimbulkan kelemahan, menurunya percaya diri, rasa takut sakit, hilang kontrol dan lain-lain. Eksternal adalah penganiayaan fisik, kehilangan orang dicintai, krisis dan lain-lain.Menurut Shives (1998) hal-hal yang dapat menimbulkan perilaku kekerasan atau penganiayaan antara lain sebagai berikut. Kesulitan kondisi sosial ekonomi. Kesulitan dalam mengkomunikasikan sesuatu. Ketidaksiapan seorang ibu dalam merawat anaknya dan ketidakmampuanya dalam menempatkan diri sebagai orang yang dewasa. Pelaku mungkin mempunyai riwayat antisosial seperti penyalahgunaan obat dan alkohol serta tidak mampu mengontrol emosi pada saat menghadapi rasa frustasi. Kematian anggota keluarga yang terpenting, kehilangan pekerjaan, perubahan tahap perkembangan atau perubahan tahap perkembangan keluarga.6. Mekanisme KopingPerawat perlu mengidentifikasi mekasime koping klien, sehingga dapat membantu klien umtuk mengembangkan mekanisme koping yang konstruksif dalam mengekspresikan kemarahanya. Mekanisme koping yang umum digukanan adalah mekanisme pertahanan ego seperti displacement, sublimasi, proyeksi, represif, denail dan reaksi formasi.Perilaku kekerasan biasanya diawali dengan situasi berduka yang berkepanjangan dari seseorang karena ditinggal oleh orang yang dianggap sangat berpengaruh dalam hidupnya. Bila kondisi tersebut tidak teratasi, maka dapat menyebabkan seseorang rendah diri (harga diri rendah), sehingga sulit untuk bergaul dengan orang lain. Bila ketidakmampuan bergaul dengan orang lain. Bila ketidakmampuan bergaul dengan orang lain ini tidak diatasi akan memunculkan halusinasi berupa suara-suara atau bayangan yang meminta klien untuk melakukan tindak kekerasan. Hal tersebut dapat berdampak pada keselamatan dirinya dan orang lain (risiko tinggi mencederai diri, orang lain dan lingkungan).C. Pohon MasalahRisiko Tinggi Mencederai Diri, Orang Lain dan Lingkungan

Perilku Kekerasan PPS: HalusinasiRegimen Terapetik InefektifHarga Diri Rendah Isolasi SosialKoping Keluarga Tidak EfektifBerduka Disfungsional

D. Masalah Keperawatan yang Mungkin Muncul1. Perilaku kekerasan2. Risiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan.3. Perubahan persepsi sensori : halusinasi.4. Harga diri rendah kronis.5. Isolasi sosial.6. Berduka disfungsional.7. Penatalaksanaan regimen terapeutik inefektif.8. Koping keluarga inefektif.

E. Data yang Perlu DikajiMasalah KeperawatanData yang Perlu Dikaji

Perilaku kekerasanSubjektif : Klien mengancam. Klien mengumpat dengan kata-kata kotor. Klien mengatakan dendam dan jengkel. Klien mengatakan ingin berkelahi. Klien menyalahkan dan menuntut. Klien meremehkan.

Objektif : Mata melotot/pandangan tajam. Tangan mengepal. Rahang mengatup. Wajah memerah dan tegang. Postur tubuh kaku. Suara keras.

Faktor-faktor yang berhubungan dengan masalah perilaku kekerasan, antara lain sebagai berikut :1. Ketidakmampuan mengendalikan dorongan marah.2. Stimulus lingkungan.3. Konflik interpersonal.4. Status mental.5. Putus obat.6. Penyalahgunaan narkoba/alkohol.

F. Diagnosis KeperawatanPerilaku kekerasan.