lp kb

41
KONSEP KELUARGA BERENCANA A. Pengertian Keluarga Berencana Keluarga Berencana adalah usaha untuk mengontrol jumlah dan jarak antara kelahiran anak. Untuk menghindari kehamilan yang bersifat menetap bisa dilakukan sterilisasi, dan untuk menghindari kehamilan sementara digunakan kontrasepsi. Berbeda dengan aborsi, kontrasepsi menghindari kehamilan dengan mencegah terjadinya pembuahan itu sendiri. Sedangkan aborsi adalah mencegah berlanjutnya kehamilan setelah kehamilan itu terjadi. B. Macam-Macam Kontrasepsi 1. Metode Alami yaitu dengan mengetahui kapan persisnya masa subur, dan sebagai metode kontrasepsi, menghindari terjadinya pembuahan pada masa subur tersebut. o Metode LAM - khusus untuk ibu menyusui ASI eksklusif o Metode Kesadaran kesuburan atau Metode KB Alami[2] o Metode Kalender - Sudah ketinggalan zaman dan digantikan dengan metode di atas. 2. Metode Dalam Rahim o IUD o IUS

Upload: eni-nur-utami

Post on 01-Dec-2015

75 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: LP KB

KONSEP

KELUARGA BERENCANA

A. Pengertian Keluarga Berencana

Keluarga Berencana adalah usaha untuk mengontrol jumlah dan jarak antara

kelahiran anak. Untuk menghindari kehamilan yang bersifat menetap bisa dilakukan

sterilisasi, dan untuk menghindari kehamilan sementara digunakan kontrasepsi.

Berbeda dengan aborsi, kontrasepsi menghindari kehamilan dengan mencegah

terjadinya pembuahan itu sendiri. Sedangkan aborsi adalah mencegah berlanjutnya

kehamilan setelah kehamilan itu terjadi.

B. Macam-Macam Kontrasepsi

1. Metode Alami

yaitu dengan mengetahui kapan persisnya masa subur, dan sebagai metode kontrasepsi,

menghindari terjadinya pembuahan pada masa subur tersebut.

o Metode LAM - khusus untuk ibu menyusui ASI eksklusif

o Metode Kesadaran kesuburan atau Metode KB Alami[2]

o Metode Kalender - Sudah ketinggalan zaman dan digantikan dengan metode di atas.

2. Metode Dalam Rahim

o IUD

o IUS

3. Metode Hormonal

o Metode Hormonal Kombinasi (estrogen + progesteron)

- Cincin Vagina

- Pil KB

- Suntik Lunelle

o Metode Hormonal Progesteron Saja

- Pil POP

- Suntik Depo Provera

- Susuk KB

Page 2: LP KB

4. Metode Penghalang

o Kondom

o Diafragma

o Lea's shield

o Cervical cap

o Contraceptive sponge

5. Sterilisasi atau kontrasepsi mantap

o Tubektomi

o Vasektomi

A. KONTRASEPSI STERILISASI

Yaitu pencegahan kehamilan dengan mengikat sel indung telur pada wanita

(tubektomi) atau testis pada pria (vasektomi). Proses sterilisasi ini harus dilakukan oleh

ginekolog (dokter kandungan). Efektif bila Anda memang ingin melakukan pencegahan

kehamilan secara permanen, misalnya karena faktor usia.

B. KONTRASEPSI TEKNIK

1. Coitus Interruptus  (senggama terputus): ejakulasi dilakukan di luar vagina.

Efektivitasnya 75-80%. Faktor kegagalan biasanya terjadi karena ada sperma yang sudah

keluar sebelum ejakulasi, orgasme berulang atau terlambat menarik penis keluar.

2. Sistem kalender (pantang berkala): tidak melakukan senggama pada masa subur, perlu

kedisiplinan dan pengertian antara suami istri karena sperma maupun sel telur (ovum)

mampu bertahan hidup s/d 48 jam setelah ejakulasi. Efektivitasnya 75-80%. Faktor

kegagalan karena salah menghitung masa subur (saat ovulasi) atau siklus haid tidak

teratur sehingga perhitungan tidak akurat.

3. Prolonged lactation atau menyusui, selama 3 bulan setelah melahirkan saat bayi hanya

minum ASI dan menstruasi belum terjadi, otomatis Anda tidak akan hamil. Tapi begitu

Ibu hanya menyusui < 6 jam / hari, kemungkinan terjadi kehamilan cukup besar.

C. KONTRASEPSI MEKANIK

1. Kondom: Efektif 75-80%. Terbuat dari latex, ada kondom untuk pria maupun wanita

serta berfungsi sebagai pemblokir / barrier sperma. Kegagalan pada umumnya karena

Page 3: LP KB

kondom tidak dipasang sejak permulaan senggama atau terlambat menarik penis setelah

ejakulasi sehingga kondom terlepas dan cairan sperma tumpah di dalam vagina.

Kekurangan metode ini:

o Mudah robek bila tergores kuku atau benda tajam lain

o Membutuhkan waktu untuk pemasangan

o Mengurangi sensasi seksual

2. Spermatisida: bahan kimia aktif untuk 'membunuh' sperma, berbentuk cairan, krim atau

tisu vagina yang harus dimasukkan ke dalam vagina 5 menit sebelum senggama.

Efektivitasnya 70%. Sayangnya bisa menyebabkan reaksi alergi. Kegagalan sering terjadi

karena waktu larut yang belum cukup, jumlah spermatisida yang digunakan terlalu sedikit

atau vagina sudah dibilas dalam waktu < 6 jam setelah senggama.

3. Vaginal diafragma: lingkaran cincin dilapisi karet fleksibel ini akan menutup mulut

rahim  bila dipasang dalam liang vagina 6 jam sebelum senggama. Efektivitasnya sangat

kecil, karena itu harus digunakan bersama spermatisida untuk mencapai efektivitas 80%.

Cara ini bisa gagal bila ukuran diafragma tidak pas, tergeser saat senggama, atau terlalu

cepat dilepas (< 8 jam ) setelah senggama.

4. IUD (Intra Uterine Device) atau spiral:

adalah alat kecil terdiri dari bahan plastik yang lentur yang dimasukkan ke dalam

rongga rahim, yang harus diganti jika sudah digunakan selama periode tertentu. IUD

merupakan cara kontrasepsi jangka panjang. Nama populernya adalah spiral.

Jenis-jenis IUD di Indonesia

a. Copper-T

IUD berbentuk T, terbuat dari bahan polyethelene di mana pada bagian vertikalnya

diberi lilitan kawat tembaga halus. Lilitan kawat tembaga halus ini mempunyai efek

antifertilisasi (anti pembuahan) yang cukup baik. IUD bentuk T yang baru

IUD ini melepaskan lenovorgegestrel dengan konsentrasi yang rendah selama minimal

lima tahun. Dari hasil penelitian menunjukkan efektivitas yang tinggi dalam mencegah

kehamilan yang tidak direncanakan maupun perdarahan menstruasi. Kerugian metode ini

adalah tambahan terjadinya efek samping hormonal dan amenorhea.

Page 4: LP KB

b. Copper-7

IUD ini berbentuk angka 7 dengan maksud untuk memudahkan pemasangan. fungsinya

sama seperti halnya lilitan tembaga halus pada jenis Copper-T.

c. Multi Load

IUD ini terbuat dari dari plastik (polyethelene) dengan dua tangan kiri dan kanan

berbentuk sayap yang fleksibel.

d. Lippes Loop

IUD ini terbuat dari bahan polyethelene, bentuknya seperti spiral atau huruf S

bersambung. Untuk meudahkan kontrol, dipasang benang pada ekornya.

Cara Kerja

Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopii

Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri

IUD bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu, walaupun IUD membuat

sperma sulit masuk ke dalam alat reproduksi perempuan dan mengurangi sperma untuk

fertilisasi

Efektifitas

IUD sangat efektif, (efektivitasnya 92-94%) dan tidak perlu diingat setiap hari seperti

halnya pil. Tipe Multiload dapat dipakai sampai 4 tahun; Nova T dan Copper T 200

(CuT-200) dapat dipakai 3-5 tahun; Cu T 380A dapat untuk 8 tahun . Kegagalan rata-rata

0.8 kehamilan per 100 pemakai wanita pada tahun pertama pemakaian.

Indikasi

Prinsip pemasangan adalah menempatkan IUD setinggi mungkin dalam rongga rahim

(cavum uteri). Saat pemasangan yang paling baik ialah pada waktu mulut peranakan

masih terbuka dan rahim dalam keadaan lunak. Misalnya, 40 hari setelah bersalin dan

pada akhir haid. Yang boleh menggunakan IUD adalah:

Usia reproduktif

Keadaan nulipara

Menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang

Perempuan menyusui yang menginginkan menggunakan kontrasepsi

Setelah melahirkan dan tidak menyusui

Setelah mengalami abortus dan tidak terlihat adanya infeksi

Page 5: LP KB

Risiko rendah dari IMS

Tidak menghendaki metoda hormonal

Tidak menyukai mengingat-ingat minum pil setiap hari

Tidak menghendaki kehamilan setelah 1 – 5 hari senggama

Perokok

Gemuk ataupun kurus

Pemasangan IUD dapat dilakukan oleh dokter atau bidan yang telah dilatih secara

khusus. Pemeriksaan secara berkala harus dilakukan setelah pemasangan satu minggu,

lalu setiap bulan selama tiga bulan berikutnya. Pemeriksaan selanjutnya dilakukan setiap

enam bulan sekali.

Kontraindikasi

Yang tidak diperkenankan menggunakan IUD adalah

Belum pernah melahirkan

Adanya perkiraan hamil

Kelainan alat kandungan bagian dalam seperti: perdarahan yang tidak normal dari alat

kemaluan, perdarahan di leher rahim, dan kanker rahim.

Perdarahan vagina yang tidak diketahui

Sedang menderita infeksi alat genital (vaginitis, servisitis)

Tiga bulan terakhir sedang mengalami atau sering menderita PRP atau abortus septik

Kelainan bawaan uterus yang abnormal atau tumor jinak rahim yangdapat mempengaruhi

kavum uteri

Penyakit trofoblas yang ganas

Diketahui menderita TBC pelvik

Kanker alat genital

Ukuran rongga rahim kurang dari 5 cm

Keuntungan

Menurut Dr David Grimes dari Family Health International di Chapel Hill, Carolina

Utara, seperti dikutip News yahoo, dokter sering kali melupakan manfaat IUD dalam

pengobatan endometriosis.

Laporan tersebut diungkapkan dalam pertemuan di The American College of

Obstetricians and Gynecologist, New Orleans. David mengatakan, IUD mampu

Page 6: LP KB

mengurangi risiko kanker endometrium hingga 40 persen. Perlindungan terhadap kanker

ini setara dengan menggunakan alat kontrasepsi secara oral.

Sangat efektif. 0,6 – 0,8 kehamilan/100 perempuan dalam 1 tahun pertama (1 kegagalan

dalam 125 – 170 kehamilan). Pencegah kehamilan jangka panjang yang AMPUH, paling

tidak 10 tahun

IUD dapat efektif segera setelah pemasangan

Metode jangka panjang (10 tahun proteksi dari CuT-380A dan tidak perlu diganti)

Tidak mempengaruhi hubungan seksual. Hubungan intim jadi lebih nyaman karena rasa

aman terhadap risiko kehamilan

Tidak ada efek samping hormonal dengan CuT-380A

Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI. Aman untuk ibu menyusui – tidak

mengganggu kualitas dan kuantitas ASI

Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau abortus (apabila tidak terjadi infeksi)

Dapat digunakan sampai menopause

Tidak ada interaksi dengan obat-obat

Membantu mencegah kehamilan ektopik

Setelah IUD dikeluarkan, bisa langsung subur

Kerugian

Setelah pemasangan, beberapa ibu mungkin mengeluh merasa nyeri dibagian perut dan

pendarahan sedikit-sedikit (spoting). Ini bisa berjalan selama 3 bulan setelah

pemasangan. Tapi tidak perlu dirisaukan benar, karena biasanya setelah itu keluhan akan

hilang dengan sendrinya. Tetapi apabila setelah 3 bulan keluhan masih berlanjut,

dianjurkan untuk memeriksanya ke dokter. Pada saat pemasangan, sebaiknya ibu tidak

terlalu tegang, karena ini juga bisa menimbulkan rasa nyeri dibagian perut. Dan harus

segera ke klinik jika:

Page 7: LP KB

1. Mengalami keterlambatan haid yang disertai tanda-tanda kehamilan: mual, pusing,

muntah-muntah.

2. Terjadi pendarahan yang lebih banyak (lebih hebat) dari haid biasa.

3. Terdapat tanda-tanda infeksi, semisal keputihan, suhu badan meningkat, mengigil, dan lain

sebagainya. Pendeknya jika ibu merasa tidak sehat.

4. Sakit, misalnya diperut, pada saat melakukan senggama. Segeralah pergi kedokter jika

anda menemukan gejala-gejala diatas.

Efek Samping dan Komplikasi

Efek samping umum terjadi:

perubahan siklus haid, haid lebih lama dan banyak, perdarahan antar mensturasi, saat

haid lebih sakit

Komplikasi lain: merasa sakit dan kejang selama 3 sampai 5 hari setelah pemasangan,

perdarahan berat pada waktu haid atau diantaranya yang memungkinkan penyebab

anemia, perforasi dinding uterus (sangat jarang apabila pemasangan benar)

Tidak mencegah IMS termasuk HIV/AIDS

Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS atau yang sering berganti pasangan

Penyakit radang panggul terjadi sesudah perempuan dengan IMS memakai IUD, PRP

dapat memicu infertilitas

Prosedur medis, termasuk pemeriksaan pelvik diperlukan dalam pemasangan IUD

Sedikit nyeri dan perdarahan (spotting) terjadi segera setelah pemasangan IUD. Biasanya

menghilang dalam 1 – 2 hari

Klien tidak dapat melepas IUD oleh dirinya sendiri. Petugas terlatih yang dapat melepas

Mungkin IUD keluar dari uterus tanpa diketahui (sering terjadi apabila IUD dipasang

segera setelah melahirkan)

Tidak mencegah terjadinya kehamilan ektopik karena fungsi IUD mencegah kehamilan

normal

Perempuan harus memeriksa posisi benang IUD dari waktu ke waktu.

Waktu Pemasangan

Pemasangan IUD sebaiknya dilakukan pada saat :

2 sampai 4 hari setelah melahirkan

40 hari setelah melahirkan

Page 8: LP KB

setelah terjadinya keguguran

hari ke 3 haid sampai hari ke 10 dihitung dari hari pertama haid

menggantika metode KB lainnya

Waktu Pemakai Memeriksakan Diri

1 bulan pasca pemasangan

3 bulan kemudian

setiap 6 bulan berikutnya

bila terlambat haid 1 minggu

perdarahan banyak atau keluhan istimewa lainnya

Keluhan-keluhan pemakai IUD

Keluhan yang dijumpai pada penggunaan IUD adalah terjadinya sedikit perdarahan, bisa

juga disertai dengan mules yang biasanya hanya berlangsung tiga hari. Tetapi, jika

perdarahan berlangsung terus-menerus dalam jumlah banyak, pemakaian IUD harus

dihentikan. Pengaruh lainnya terjadi pada perangai haid. Misalnya, pada permulaan haid

darah yang keluar jumlahnya lebih sedikit daripada biasa, kemudian secara mendadak

jumlahnya menjadi banyak selama 1-2 hari. Selanjutnya kembali sedikit selama beberapa

hari. Kemungkinan lain yang terjadi adalah kejang rahim (uterine cramp), serta rasa tidak

enak pada perut bagian bawah. Hal ini karena terjadi kontraksi rahim sebagai reaksi

terhadap IUD yang merupakan benda asing dalam rahim. Dengan pemberian obat

analgetik keluhan ini akan segera teratasi. Selain hal di atas, keputihan dan infeksi juga

dapat timbul selama pemakaian IUD.

5. IUS atau Intra Uterine System adalah bentuk kontrasepsi terbaru yang menggunakan

hormon progesteron sebagai ganti logam. Cara kerjanya sama dengan IUD tembaga,

ditambah dengan beberapa nilai plus:

Lebih tidak nyeri dan kemungkinan menimbulkan pendarahan lebih kecil

Menstruasi menjadi lebih ringan (volume darah lebih sedikit) dan waktu haid lebih

singkat.

D. KONTRASEPSI HORMONAL

Dengan fungsi utama untuk mencegah kehamilan (karena menghambat ovulasi),

kontrasepsi ini juga biasa digunakan untuk mengatasi ketidakseimbangan hormon

estrogen dan progesteron dalam tubuh.

Page 9: LP KB

Harus diperhatikan beberapa faktor dalam pemakaian semua jenis obat yang

bersifat hormonal, yaitu:

1. Kontraindikasi mutlak: (sama sekali tidak boleh diberikan):kehamilan, gejala

thromboemboli, kelainan pembuluh darah otak, gangguan fungsi hati atau tumor dalam

rahim.

2. Kontraindikasi relatif (boleh diberikan dengan pengawasan intensif oleh dokter):

penyakit kencing manis (DM), hipertensi, pendarahan vagina berat, penyakit ginjal dan

jantung.

Kontrasepsi hormonal bisa berupa pil KB yang diminum sesuai petunjuk hitungan

hari yang ada pada setiap blisternya, suntikan, susuk yang ditanam untuk periode tertentu,

koyo KB atau spiral berhormon.

1.  Pil Kontrasepsi Kombinasi (OC / Oral Contraception)

Berupa kombinasi dosis rendah estrogen dan progesteron. Merupakan metode KB

paling efektif karena bekerja dengan beberapa cara sekaligus sbb:

o Mencegah ovulasi (pematangan dan pelepasan sel telur)

o Meningkatkan kekentalan lendir leher rahim sehingga menghalangi masuknya

sperma

o Membuat dinding rongga rahim tidak siap menerima hasil pembuahan

Bila pasien disiplin minum OC-nya, bisa dipastikan perlindungan kontrasepsi hampir

100%. Selain itu, OC merupakan metode yang paling reversibel, artinya bila pengguna ingin

hamil bisa langsung berhenti minum pil dan biasanya bisa langsung hamil dalam 3 bulan.

MANFAAT TAMBAHAN OC

Selain berfungsi sebagai alat kontrasepsi, OC ternyata juga memberikan manfaat

yang tidak langsung berhubungan dengan efek kontrasepsi (non-contraceptive benefits)

yaitu menyembuhkan atau mengurangi resiko terjadinya beberapa kelainan atau keluhan

tertentu seperti:

1. Menyembuhkan kelainan menstruasi

Pil kontrasepsi dapat menyembuhkan beberapa kelainan menstruasi umum antara lain:

a. Siklus menstruasi yang tidak teratur (irregular cycle)

Page 10: LP KB

b. Darah yang keluar pada saat menstruasi terlalu banyak (hiper-menore)

c. Sindroma sebelum haid (premenstrual syndrome / PMS)

d. Haid dengan rasa nyeri hebat di perut (dismenore).

Dengan mengkonsumsi OC, siklus haid menjadi teratur dan lebih ringan

sehingga resiko terkena anemia dan defisiensi besi berkurang s/d 50%.

2. Mengatasi masalah hiper-androgenisme

Dalam tubuh wanita diproduksi hormon reproduksi estrogen, progesteron, dan

androgen. Hormon androgen (testosteron) yang umum disebut hormon reproduksi pria

dibutuhkan oleh wanita dalam jumlah sangat sedikit (± 0,5 mg / liter darah) untuk daya

tahan tubuh dan gairah seksual (libido).

Wanita usia reproduktif (± 15 - 40 tahun) sering mengalami ketidakseimbangan

hormonal dimana produksi hormon androgennya akan meningkat sehingga terjadi hiper-

androgen yang bisa menyebabkan:

Masalah pada kulit dan rambut: kulit berminyak, komedo, jerawat, ketombe (yang

bisa menyebabkan kebotakan) atau hirsutisme (pola tumbuh rambut pada yang wanita

yang menyerupai pria / male hair pattern)

Masalah ginekologis: gangguan siklus haid, PCOS (poly-cystic-ovarian-syndrome)

yang bisa menyebabkan sulit punya anak, kegemukan (obesitas) dan abnormalitas

metabolisme tubuh.

OC istimewa mengandung CPA (Siproteron Asetat), zat anti-androgen paling

efektif saat ini yang bekerja khusus mengatasi masalah hiper-androgen dengan menekan

produksi androgen (dalam tubuh) dan minyak (di bawah permukaan kulit) sehingga

mencegah timbulnya komedo dan ketombe bahkan jerawat.

Berbeda dengan obat-obatan topikal dan antibiotik yang membunuh bakteri dan

mengobati infeksi di permukaan kulit, CPA langsung bekerja pada akar masalah yaitu

dengan mencegah produksi minyak yang berlebihan. Tetapi karena obat ini bekerja step-

by-step dari dalam tubuh untuk menormalkan kadar hormon androgen, perbaikan pada

kulit wajah baru bisa dilihat setelah 1-3 bulan pemakaian.

Manfaat pencegahan, yaitu OC mengurangi resiko terkena:

a. Infeksi pada organ reproduksi internal, s/d 50%

Page 11: LP KB

b. Kanker ovarium dan endometrium, s/d 40%

c. Benjolan jinak payudara, s/d 40%

d. Kista ovarium, s/d 80%

e. Infertilitas primer, s/d 40%

f. Kehamilan ektopik (di luar kandungan), s/d 90%

CARA MINUM OC

OC harus diminum tiap hari dengan cara mengikuti petunjuk nama hari yang tertera

di blisternya. Untuk memulai blister pertama Anda, mulailah minum pil pada hari pertama

haid, misalnya: Anda mendapat haid pada hari Rabu maka ambil pil yang dibawahnya ada

tanda Rabu. Lanjutkan minum pil setiap hari sampai habis (21 hari) yang pasti jatuh pada

hari Selasa. Kemudian berhenti minum pil selama 7 hari (akan terjadi menstruasi). Setelah 7

hari bebas pil ini, lanjutkan minum pil dari kemasan yang baru pada hari Rabu lagi, jadi

untuk blister ke-2 dst, selalu ikuti siklus 21 hari minum pil +7 hari bebas tablet.

2. Suntik

a. Depo provera yang mengandung medroxyprogestin acetate 50 Mg.

b. Cyclofem yang mengandung medroxyprogesteron acetate dan estrogen.

c. Norethindrone enanthate (Noresterat) 200 mg yang mengandung derivate testosteron.

Mekanisme Kerja Kontrasepsi Suntikan

a) Menghalangi pengeluaran FSH dan LH sehingga tidak terjadi pelepasan ovum untuk

terjadinya ovulasi dengan jalan menekan pembentukan releasing faktor dari hipotalamus.

b) Mengentalkan lender serviks sehingga sulit untuk ditembus oleh spermatozoa.

c) Merubah suasana endometrium sehingga menjadi tidak sempurna untuk implantasi dari

hasil konsepsi.

Keuntungan dan Kerugian

a. Keuntungan

1. Noristerat pemberiannya sederhana diberikan 200 mg sekali setiap 8 minggu untuk 6

bulan pertama 3 x suntikan pertama kemudian selanjutnya sekali tiap 12 minggu.

2. DMPA pemberiannya diberikan sekali dalam 12 minggu dengan dosis 150 mg.

3. Tingkat efektifitasnya tinggi

Page 12: LP KB

4. Tidak mengganggu pengeluaran laktasi dan tumbuh kembang bayi.

5. Suntikan tidak ada hubungannya dengan saat bersenggama.

6. Tidak perlu menyimpan atau membeli persediaan.

7. Kontrasepsi suntikan dapat dihentikan setelah 3 bulan dengan cara tidak disuntik ulang,

sedangkan IUD dan implant yang non-bioderdable harus dikeluarkan oleh orang lain.

8. Bila perlu, wanita dapat menggunakan kontrasepsi suntikan tanpa perlu memberitahukan

kepada siapapun termasuk suami atau keluarga lain.

9. Tidak ditemukan efek samping minor seperti pada POK yang disebabkan estrogen, antara

lain mual atau efek samping yang lebih serius seperti timbulnya bekuan darah disamping

estrogen juga dapat menekan produksi ASI.

b. Kerugian

1. Perdarahan yang tidak menentu

2. terjadinya amenorhoe yang berkepanjangan

3. Berat badan yang bertambah

4. Sakit kepala

5. Kembalinya kesuburan agak terlambat beberapa bulan

6. Jika terdapat atau mengalami side efek dari suntikan tidak dapat ditarik lagi.

7. Masih mungkin terjadi kehamilan, karena mempunyai angka kegagalan 0.7%.

8. Pemberiannya harus dilakukan oleh orang yang profesional.

9. Menimbulkan rasa sakit akibat suntikan

10. Memerlukan biaya yang cukup tinggi.

Saat Pemberian Yang Tepat

a. Pasca persalinan

1. Segera diberika ketika masih di Rumah Sakit atau setelah 6 minggu post partum dan

sebelum berkumpul dengan suami.

2. Tepat pada jadwal suntikan berikutnya.

b. Pasca Abortus

1. Segera setelah perawatan atau sebelum 14 hari.

2. Jadwal waktu suntikan yang diperhitungkan.

c. Interval.

Page 13: LP KB

1. Hari kelima menstruasi

2. Jadwal waktu suntikan diperhitungkan.

Kontra Indikasi

a. Tersangka hamil

b. Perdarahan ginekologi ( perdarahan melalui vagina yang tidak diketahui penyebabnya

c. Tumor/keganasan

d. Penyakit jantung, hati, hipertensi, DM, penyakit paru-paru hebat.

Cara Penggunaan

Depo provera atau Depo progestin disuntikan secara intra muscular tiap 12 minggu dengan

kelonggaran batas waktu suntik, biasa diberikan kurang satu minggu.

Efek Samping dan Penanggulangannya

a. Efek samping

1) Gangguan Haid :

a). Amenorhoe yaitu tidak datang haid setiap bulan selama menggunakan kontrasepsi

suntikan kecuali pada pemakaian cyclofem.

b). Spoting yaitu bercak-bercak perdarahan diluar haid yang terjadi selama menggunakan

kontrasepsi suntikan.

c). metrorhagia yaitu perdarahan yang berlebihan jumlahnya

2) Keputihan

Adanya cairan putih yang berlebihan yang keluar dari jalan lahir dan terasa

mengganggu ( jarang terjadi)

3) Perubahan berat badan

Berat badan bertambah beberapa kilogram dalam beberapa bulan setelah

menggunakan kontrasepsi suntikan

4) Pusing dan sakit kepala

Rasa berputar /sakit kepala, yang dapat terjadi pada satu sisi, kedua sisi atau

keseluruhan dari bagian kepala . Ini biasanya bersifat sementara.

5) Hematoma

Warna biru dan rasa nyeri pada daerah suntikan akibat perdarahan di bawah kulit.

Page 14: LP KB

3. Susuk KB (Implan)

Kontrasepsi implant mekanisme kerjanya adalah menekan ovulasi membuat getah

serviks menjadi kental dan membuat endometrium tidak sempat menerima hasil konsepsi.

Efek samping Implant

Pada umumnya efek samping yang ditimbulkan implant tidak berbahaya. Yang paling

sering ditemukan adalah gangguan haid yang kejadiannya bervariasi pada setiap

pemakaian, seperti pendarahan haid yang banyak atau sedikit, bahkan ada pemakaian

yang tidak haid sama sekali. Keadaan ini biasanya terjadi 3 – 6 bulan pertama sesudah

beberapa bulan kemudian. Efek samping lain yang mungkin timbul, tetapi jarang adalah

sakit kepala, mual, mulut kering, jerawat, payudara tegang, perubahan selera makan dan

perubahan berat badan.

Keuntungan Implant.

1). Efektifitas tinggi setelah dipasang

2). Sistem 6 kapsul memberikan perlindungan untuk 5 tahun.

3) Tidak mengandung estrogen

4) Efek kontraseptif segera berakhir setelah implantnya dikeluarkan

5). Implant melepaskan progestin dengan kecepatan rendah dan konstant, sehingga

terhindar dari dosis awal yang tinggi.

6). Dapat mencegah terjadinya anemia

Kerugian Implant.

1). Insersi dan pengeluaran harus dikeluarkan oleh tenaga terlatih.

2). Petugas medis memerlukan latihan dan praktek untuk insersi dan pengangkatan

implant.

3). Lebih mahal

4). Sering timbul perubahan pola haid

5). Akseptor tidak dapat menghentikan implant sekehendaknya sendiri.

4. Koyo KB (Patch)

Page 15: LP KB

Ditempelkan di kulit setiap minggu, sayangnya bagi yang berkulit sensitif sering menimbulkan

reaksi alergi.

Efektivitas suatu metode kontrasepsi biasanya dinyatakan dengan angka z (PI). Angka ini

menunjukkan jumlah kehamilan yang terjadi pada 100 wanita bila menggunakan metode

kontrasepsi tersebut selama 1 tahun. Angka PI yang semakin kecil menandakan semakin

efektifnya metode kontrasepsi tersebut.

Berikut ini adalah angka PI berbagai macam metode kontrasepsi:

METODE KONTRASEPSI   PI

(PEARL

  INDEX)

HORMONAL Kontrasepsi 1. Pil Kombinasi ( Estrogen +

Progesteron)

0,1

  Oral 2. Pil Sequential ( Estrogen +

Progesteron

2,0

        bertahap)  

    3. POP = Progesteron Only Pill 2,3

        (Progesteron saja)  

  Suntikan 1 bulan (estrogen + progesteron) 0,7 - 1,0

    3 bulan (depot progesteron) 0,7 - 1,1

  Susuk/Implan Depot progesteron 0,7 - 1,0

MEKANIK Alat-alat 1. Spiral (IUD = Intra Uterine Device 1,0 - 2,0

  mekanik     AKDR = Alat Kontrasepsi Dalam

Rahim)

(tembaga)

      1,0 - 5,0

      (plastik)

    2. Kondom 10

    3. Diafragma 20

    4. Spermatisida 20

    5. Diafragma + Spermatisida 12

Page 16: LP KB

TEKNIK Teknik 1. Senggama terputus (Coitus

Interruptus)

17

    2. Kalender/Pantang berkala 23

NON-

KONTRASEPSI

Tanpa

kontrasepsi

  80

Page 17: LP KB

KONSEP KEPERAWATAN

PADA KELUARGA BERENCANA

A. PERAN PERAWAT

Dalam keluarga berencana peran perawat adalah membantu pasangan untuk memilih metoda kontrasepsi yang tepat untuk digunakan sesuai dengan kondisi, kecendrungan, sosial budaya dan kepercayaan yang dianut oleh pasangan tersebiut, oleh karena itu proses keperawatan lebih diarahkan kepada membantu pasangan memilih metode kontrasepsi itu sendiri. Kegagalan penggunaan metode kontrasespsi terjadi disebabkan karena kurangnya pengetahuan wanita tersebut terhadap alat kontrasespsi itu sendiri sehingga memberikan pengaruh terhadap kondisi fisiologis, psikologis, kehidupan sosila dan budaya terhadap kehamilan tersebut.. maka disinilah letak peran perawat untuk memberikan pengetahuan yang tepat, sehingga hal diatas tidak terjadi.

Peran perawat dalam program keluarga berencana adalah sebagai konselor dan edukator. Untuk melaksanakan ini perawat harus memiliki informasi terbaru dan akurat tentang metode kontrasepsi. Hampir sebagian dari kehamilan yang tidak direncanakan terjadi pada wanita yang menggunakan alat kontrasepsi namun salah dan tidak konsisten dalam penggunaannya. Hal ini dapat dicegah bila wanita memiliki pendidikan yang adekuat terhadap metoda kontrasepsi yang mereka pilih. Maka perawat memiliki peranan penting dalam memberikan pendidikan tentang teknik kontrasepsi yang sesuai dengan kebutuhan, cara penggunaan yang tepat, dan fokus konselingnya haruslah pada kebutuhan dan kenyamanan pasangan yang akan menggunakan alat kontrasepsi.

PERTIMBANGAN DALAM MEMILIH METODE KONTRASEPSI

Metode kontrasepsi sempurna belum dapat diciptakan oleh manusia. Setiap metoda

kontrasepsi memiliki keuntungan dan kerugian masing- masing. Terkadang seorang wanita

mencoba berbagai macam alat kontrasepsi sebelum menemukan metoda kontrasepsi yang cocok

dan memuaskan.

Perawat perlu memberikan pertimbangan-pertimbangan yang membantu seorang wanita

memilih metoda yang paling memenuhi kebutuhan mereka. Pertimbangan-pertimbangan tersebut

antara lain:

Page 18: LP KB

1.Keamanan

Keamanan metode kontrasepsi merupakan pertimbangan utama dalam penggunaanya.

Status kesehatan yang berbeda beda terkadang menyebabkan beberapa alat kontrasepsi tidak

aman digunakan. Contohnya oral kontrasepsi tidak dianjurkan pada wanita dengan

tromboplebitis atau stroke karena hormon yang dikandungnya dapat meningkatkan resiko

keparahan penyakit tersebut dan diafragma (cap servix) tidak aman digunakan pada wanita

dengan riwayat toxic shock syndome.

2.Perlindungan terhadap penyakit menular seksual

Tidak ada kontrasepsi yang 100% efektif mencegah Penyakit Menular Seksual. Resiko

paparan terhadap Penyakit Menular Seksual harus dipertimbangkan dalam memberikan

konseling tentang pilihan alat kontrasepsi. Kondom pria memberikan perlindungan yang baik

terhadap penularan Penyakit Menular Seksual. Kondom ini harus dupakai jika salah satu

pasangan mengidap Penyakit Menular Seksual meskipun pasangan tersebut telah

menggunakan alat kontrasepsi lain.

3.Efektifitas

Efektifitas suatu alat kontrasepsi ditentukan oleh keberhasilan atau kegagalan alat

kontrasepsi tersebut melindungi seseorang wanita dari kehamilan. Metoda sterilisasi

dianggap yang paling efektif namun tidak dapat digunakan pada pasangan yang ingin anak

lagi dikemudian hari. IUD juga merupakan metoda yang efektif tapi terkadang tidak menjadi

pilihan karena efek samping atau kepercayaan yang dianut oleh pasangan.

4.Pilihan pribadi dan kecendrungan

Pilihan pribadi dan kecendrungan juga merupakan hal penting dalam memilih metode

kontraseps. Jika seorang wanita berasumsi bahwa kontrasepsi yang dipilih terlalu sulit

digunakan, menghabiskan banyak waktu atau terlalu banyak aturan akan menurunkan

motifasi dan kekonsistenan pasangan tersebut untuk menggunakannya. Pendidikan yang

diterima tentang metode kontrasepsi akan mempengaruhi persepsi pasangan terhadap

kontrasepsi.

5.Education needed

Beberapa metoda kontrasepsi tidak membutuhkan pendidikan khusus, seperti kondom.

Namun ada beberapa metode yang membutuhkan informasi lengkap agar metode tersebut

menjadi efektif.

Page 19: LP KB

6.Efek samping

Efek samping penggunaan metoda kontrasepsi harus dijabarkan dengan lengkap kepada

pasangan. Jika pasangan sudah mengetahui efek sampingnya lalu kemudian tetap memilih

kontrasepsi tersebut, mereka akan lebih dapat bertoleransi pada efek samping yang

ditimbulkan daripada pasangan yang tidak mengetahui efek samping sama sekali.

7.Pengaruh pada kepuasan seksual

Metode coitus related contraceptive, seperti spermisida dan metoda barrier, harus

digunakan sebelum berhubungan seksual. Hal ini dapat menurunkan kepuasan seksual dan

meningkatkan resiko penurunan minat terhadap metoda tersebut.

8.Ketersediaan

Kondom dan spermisida dapat diperoleh tanpa resep dokter. Pasangan dapat memiliki

bahan ini tanpa harus berkonsultasi terlebih dahulu. Hal ini penting dipertimbangkan pada

pasangan yang tidak dapat terbuka pada tenaga kesehatan tentang aktivitas seksual.

9.Biaya

Pada pasangan berpenghasilan rendah, faktor biaya menjadi hal penting dalam pemilihan

metoda kontrasepsi. Pasangan tersebut mungkin akan lebih suka memilih menggunakan

kondom daripada metoda sterilisasi yang relatif lebih mahal.

10.Agama dan kepercayaan

Agama dan kepercayaan akan mempengaruhi pilihan. Penganut katolik roma tidak

memperkenankan metoda kontrasepsi apapun selain metoda alamiah.

11.Budaya

Budaya juga mempengaruhi pemilihan metoda kontrasepsi. Keturunan afrika-amerika

banyak memilih sterilisasi pada wanita daripada sterilisasi pria, sedangkan pria latin tidak

berminat tehadap penggunaan kondom dan menganut kebudayaan memiliki banyak

keturunan.

Pada beberapa daerah, kontrasepsi tidak akan pernah digunakan sampai pasangan tersebut

berhasil memperoleh anak laki-laki.

12.Informed consent

Beberapa meroda kontrasepsi memiliki efek yang berbahaya. Oleh karena itu, informed

consent perlu disertakan untuk menyatakan bahwa pasangan mengerti resiko dan keuntungan

dari metoda yang mereka pilih sehingga dapat menjadi aspek legal perawat.

Page 20: LP KB

B. PENGKAJIAN

Karena masalah kontrasepsi merupakan suatu hal yang sensitif bagi wanita, maka dalam

mengkaji hal ini perawat harus sangat memperhatikan privasi klien. Rendahkan suara ketika

mengkaji untuk menigkatkan rasa nyaman klien dan pertahankan rasa percaya diri yang

tinggi klien.

Selain pengkajian umum( Identitas klien, Riwayat kesehatan, Riwayat obstetri, PF),

pengkajian khusus yang perlu kita lakukan untuk memenuhi peran sebagai edukator dalam

pemilihan metode kontrasepsi yang tepat adalah :

1. Pengetahuan klien tentang macam-macam metoda kontrasepsi

Pengkajian ini dilakukan dengan menanyakan kapan wanita tersebut berencana untuk

memiliki anak. Kemudian tanyakan metoda apa yang sedang direncanakan akan dipakai

oleh klien. Bila klien menyatakan satu jenismetoda perawat dapat menanyakan alas an

penggunaan metoda tersebut.pertanyaan-pertanyaan ini akan mengidentifikasi masalah-

masalah yang dihadapi klien terkait dengan kontrasepsi yang digunakannya.

2. Pengetahuan tentang teknik penggunaan metoda kontrasepsi

Dalam melaksanakan perannya sebagai educator perawat harus dapaat menetukan

tingkat pengetahuan klien tentang teknik penggunaan kontrasepsi. Misalnya tanyakan

tentang bagaimana klien tersebut memakai dafragma, kapan dan dimana spermisida

dioleskan atau berapa kali dalam sehari klien tersebut harus mengkonsumsi pil KBm

dengan menggali tingkat pengetahuan klien ni perawat dapat menentukan bila ada

kesalahan persepsi dalam penggunaan yang akan menyebabkan tidak efektifnya alat

kontrasepsi yang dipakai dan akan menyebabkan terjadinya kehamilan yang tidak

direncanakan.

3. Kenyamanan klien terhadap metoda kontrasepsi yang sedang dipakai

Dalam mengkaji kenyamanan klien, dengarkan keluhan-keluhan klien terhadap efek

samping dari kontrasepsi yang digunakannya. Dengarkan juga pernyataan klien tentang

kenyamanannya menggunakan metoda kontrasepsi bulanan seperti suntik hormone dari

pada pil keluarga berencana yang harus di konsumsi setiap hari. Keefektifan suatu

Page 21: LP KB

metoda meningkat seiring dengan peningkatan kenyamanan klien dalam menggunakan

metoda tersebut.

4. Faktor-faktor pendukung penggunaan metode yang tepat

Jika klien berencana untuk mengganti metoda kontrasepsi diskusikan tentang pilihan-

pilihan yang cocok untuk digunakan. Kaji factor-faktor yang dapat membantu pemilihan

metode terbaik seperti riwayat kesehatan dahulu klien yang merupakan kontraindikasi

dari metoda kontrasepsi, riwayat obstetric, budaya dan kepercayaan serta keinginan untuk

mencegah kehamilan.

Adapun kontraindikasi penggunaan metoda kontrasepsi yang berkaitan dengan riwayat

kesehatan adalah:

a. Kontrasepsi oral

1. Pil keluarga berencana terpadu

Riwayat TBC, kejang, kanker payudara, benjolan payu dara, telat haid, hamil,

pendarahan abnormal, hepatitis, penyakit jantung, tromboplebitis.

Untuk wanita perokok, usia lebih dari 35th, pengidap DM, epilepsy, dan

penderita hipertensi tidak dianjurkan menggunakan pil keluarga berencana.

2. Mini Pil

Mini pil ini sebaiknya tidak digunakan pada wanita yang harus menghindari

segala jenis metoda hormonal, atau yang mejalani pengobatan kejang

b. Kontrasepsi Hormonal

1. Hormone Implant

Kanker/benjolan keras di payudara, terlambat haid, hamil, perdarahan yang

tidak diketahui penyebabnya, penyakit jantung dan keinginan untuk hamil kurang dari

lima tahun.

2. Hormone Injeksi

Suntikan terpadu tidak boleh diberikan pada wanita dalam masa menyusui.

c. Kontrasepsi Mekanik

1. Diafragma dan kap servik

Page 22: LP KB

Diafragma dan kap servik tidak dipakai pada wanita dengan riwayat alergi

lateks dan riwayat toksik shock syndrome.

2. IUD

Hamil atau kemungkinan hamil, resiko itnggi terkena penyajit yang menular

lewat hubungan seks, riwayat infeksi alat reproduksi, infeksi sesudah persalinan/

aborsi, kehamilan ektopik, metroragia dismenorhea, anemia dan belum pernah hamil,

mola.

d. Kontrasepsi Mantap

Kontrasepsi ini tidak ada kontraindikasinya, karena sifatnya permanen.

Digunakan bagi pasangan yang sudah tidak ingin atau sudah tidak memungkinkan

untuk mempunyai anak

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Kurang pengetahuan tentang keluarga berencana merupakan penyebab tersering dari

gangguan fisik, psikologis dan social dalam kaitannya dengan kehamilan yang tidak

direncanakan.

Diagnosa yang mungkin berdasarkan pengkajian dan data adalah Resiko Perubahan

Pemeliharaan Kesehatan b.d Kurang Pengetahuan Terhadap Pemilihan dan Ketersediaan

Metoda Kontrasepsi.

Sedangkan diagnosa keperawatan lain yang dapat timbul yaitu:

1. Resiko konflik pengambilan keputusan b.d alternatif kontrasepsi

2. Rasa takut b.d efek samping kontrasepsi

3. Resiko tinggi infeksi b.d kondisi aktif secara seksual dan penggunaan metoda kontrasepsi

4. Resiko tinggi perubahan pola seksualitas b.d takut hamil

5. Nyeri b.d pemulihan pascaoperasi sterilisasi

6. Resiko tinggi infeksi b.d kerusakan membran mukosa akibat operasi, pemasangan spiral,

hormone implant

7. Distress spiritual b.d ketidakcocokan keyakinan agama atau budaya dengan metoda

kontrasepsi yang dipilih

Page 23: LP KB

D. RENCANA INTERVENSI

TGL

DIAGNOSA KEPERAWATA

N DAN DATA PENUNJANG

TUJUANRENCANA TINDAKAN

RASIONAL

1. Nyeri berhubungan dengan pemulihan pasca strerilisasi

Klien akan mengungkapkan/ menampakkan rasa nyeri yang dirasakan berkurang/hilang dengan kriteria :

- Wajah klien nampak tenang.

- Keluhan sakit klien berkurang.

1. Kaji ulang tingkat nyeri, perhatikan lokasi dan intensitas.

2. Beri HE/konseling kepada ibu tentang menajemen nyeri yang dirasakan.

3. Ajarkan teknik relaksasi dengan nafas dalam secara teratur dan relaksasi pada otot-otot terutama daerah gluteal (tempat penyuntikan)

4. Jelaskan penyebab rasa nyeri dan beritahu bahwa nyeri itu adalah hal yang normal.

5. Ajarakan tehnik distraksi dengan mengalihkan perhatian.

1. Mengetahui derajat nyeri yang dirasakan klien sehingga dapat menentukan dan mengambil intervensi selanjutnya.

2. Meningkatkan pemahaman ibu tentang nyeri yang ia rasakan.

3. Membantu ibu dalam mengatasi nyeri yang ia rasakan dan mengalihkan perhatian ibu sehingga tidak terfokus pada nyeri yang ia rasakan.

4. Meningkaatkan rasa adaptasi klien terhadap nyeri.

5. Meransang penge-luaran analgetik endogen

2 Kurang Klien akan 1. Kaji ulang 1.Memvalidasi tingkat

Page 24: LP KB

pengetahuan b/d Kurang terpajan informasi/kurang pembelajaran

mengungkapkan informasi akurat pada tingkat kemampuan diri sendiri, berpartisipasi dalam aturan terapi dengan dan ekspresi klien nampak tenang.

tingkat pemahaman klien terhadap metode kontrasepsi yang diberikan.

2. Berikan KIE tentang manajemen pemberian metode suntikan KB jenis Cyclofem

3. Kaji pemahaman klien setelah pemberian KIE melalui isyarat verbal dan non verbal pada respon nyeri .

pemahaman saat ini, mengidentifikasi kebutuhan belajar dan memberikan dasr pengetahuan dimana klien memiliki pengetahuan berdasarkan informasi.

2. Memberi pemahaman dan klarifikasi tentang informasi yang belum/sudah diketahui klien tentang metode suntikan KB jenis Cyclofem

3. Menilai tingkat keberhasilan KIE yang diberikan dan menilai seberapa jauh pemahaman klien setelah pemberian KIE.

3 Cemas b/d kurang pengetahuan dan resiko terjadinya kehamilan.

Klien akan menampakkan/mengungkapkan rasa cemasnya berkurang/hilang dengan kriteria :

- Klein tidak lagi takut akan kegagalan metode kontrasepsi yang digunakan.

- Ekspresi klien nampak tenang.

1. Kaji ulang tingkat kecemasan yang dialami klien

2. Perhatikan keluhan klien dengan mendengarkan segala keluhan yang dirasakan dan beri kesempatan untuk menyampaikan atau bertanya tentang permasalahannya

3. Berikan

1. Mendapatkan data akurat dan menentukan tindakan selanjutnya

2. Klien akan merasa diperhatikan oleh perawat dan meningkatkan harga diri dan mengurangi beban yang dirasakan oleh klien.

3. Meningkatkan pengetahuan sehingga

Page 25: LP KB

penjelas-an/KIE tentang tentang manajemen pemberian metode suntikan KB jenis Cyclofem

4. Amati kecemasan yang dialami klien setelah pemberian KIE melalui isyarat verbal dan non verbal.

kecemasan berkurang, dan klien dapat mempersiapkan diri untuk permasalahan yang sewaktu-waktu akan dihadapinya.

4. Menilai tingkat keberhasilan KIE yang diberikan dan menilai seberapa jauh KIE yang diberikan dapatr menurunkan kecemasan klien

4 Resiko terjadinya perdarahan/tidak haid / spotting/ kegemukan b/d efek samping pengobatan.

Klien akan mengungkapkan/menampakkan efek samping pengobatan tidak terjadi dengan kriteria tidak terjadi :

perdarahan/ spotting / kegemukan dan haid teratur.

1. Kaji /amati / observasi tanda-tanda terjadinya efek samping pengobatan pada klien berupa adanya Anemi dan peningkatan berat badan.

2. Tanyakan kepada klien tentang riwayat penggunaan metode kontrasepsi sebelumnya apakah pernah menderita efek samping pemberian obat.

3.Jelaskan/informasikan penyebab terjadinya efek samping

1. Menilkai apakah efek samping pengobatan muncul pada klien atau tidak dan apakah efek samping tersebut berlebihan.

2. Menilai / mengetahui adanya riwayat ketidakcocokan metode kontrasepsi yang diberikan.

3. Klien mengetahui penyebab dari munculnya efek samping pengobatan sehingga tidak menggangu ADL klien.

Page 26: LP KB

pengobatan dan sampaikan bahwa efek samping tersebut normal jika tidak berlebihan.

4. Informasikan kepada klien untuk mencari informasi/bantuan jika terjadi efek samping pengobatan yang berlebihan ke petugas kesehatan terdekat

4.Menghindari klien dari bahaya dari efek samping pengobatan yang berlebihan.

5 Resiko kegagalan pengobatan (hamil) b/d Kurang terpajan informasi/kurang pembelajaran, tidak efektif prosedur pemberian/KIE tdk adekuat kpd akseptor.

Klien akan menampakkan kegagalan pengobatan tidak terjadi dengan kriteria klien tidak hamil selama masa pemberian metode kontrasepsi.

1. Anjurkan kepada ibu untuk melakukan anjuran pengobatan/penyuntikan sesuai nasehat/jadwal.

2. Gunakan prosedur pemberian metode suntik secara benar beruapa :

- Gunakan teknik DTT dengan membersihkan daerah yang akan dilakukan penyuntikan bukan menggunakan bahan antiseptik baik sebelum ataupun

1. Ketidak patuhan terhadap anjuran pengobatan dapat menyebabkan kegagalan metode kontrasepsi sehingga kehamilan dapat saja terjadi pada ibu.

2. Teknik DDT sudah cukup dilakukan sebelum pemberian suntikan, pemberian kapas alkohol pada daerah penyuntikan dapat menyebabkan efektifitas obat menurun, dosis yang tepat meningkatkan efektifitas pengobatan.

Page 27: LP KB

sesudah penyuntikan misalnya kapas alkohol.

- Berikan dosis dengan tepat dengan memastikan isi obat dalam vial terisap seluruhnya kedalam disposible.

3. Anjurkan kepada ibu untuk tidak menggosok-gosok/mengusap daerah suntikan setelah pemberian suntikan.

3. Mengosok/ mengusap daerah bekas penyuntikan akan mempercepat proses absorbsi obat menyebabkan waktu paruh obat dalam tubuh berkurang.

DAFTAR PUSTAKA

http://ilmukeperawatan.wordpress.com/2008/10/16/iud-intra-uterine-device-atau-alat-kontrasepsi-dalam-rahim-akdr/

http://medicastore.com/penyakit/575/Keluarga_Berencana_KB.html

http://harnawatiaj.wordpress.com/2008/06/23/kontrasepsi-hormonal/