lp kanthil

Download LP Kanthil

If you can't read please download the document

Upload: tachy-ajahh

Post on 03-Jan-2016

175 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

LAPORAN PENDAHULUAN

LAPORAN PENDAHULUANKEJANG NEONATUS

OLEH:GILANG ADE HUTOMO, S.Kep

PROGRAM PROFESI NERSJURUSAN KEPERAWATANFAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATANUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMANPURWOKERTO2011LAPORAN PENDAHULUANASUHAN KEPERAWATAN KEJANG NEONATUS

PENGERTIAN

Kejang pada bayi baru lahir ialah kejang yang terjadinya pada usia bayi 0-28 hari. Kejang pada bayi baru lahir disebabkan karena gangguan sistem saraf pusat, kelainan metabolik atau penyakit lain yang dapat menyebabkan kerusakan otak. Kejang bukanlah suatu penyakit, tetapi merupakan gejala dari gangguan saraf pusat, lokal atau sistemik. Kejang pada bayi baru lahir adalah kejang yang timbul dalam masa neonatus atau dalam 28 hari sesudah lahir. Kejang ini merupakan tanda penting akan adanya penyakit lain sebagai penyebab kejang tersebut, yang dapat mengakibatkan gejala sisa yang menetap dikemudian hari (Hasan, 2005, hlm. 1137).Kejang merupakan tanda bahaya yang sering terjadi pada neonatus yang dapat mengakibatkan hipoksia pada otak yang cukup berbahaya bagi kelangsungan hidup bayi yang dapat mengakibatkan gejala sisa dikemudian hari. Kejang pada bayi bukan merupakan suatu penyakit melainkan gejala dari gangguan saraf pusat, lokal atau sistemik (Ngastiah, 2005, hlm. 146).ETIOLOGI

Kejang berasal dari setiap gangguan serebrum yang sesaat atau menetap, tetapi hanya beberapa kausa yang secara teratur dijumpai. Pada sekitar 25% bayi dengan kejang, penyebab tidak diketahui (Rudolfh, 2006, hlm. 2151). Sebesar 10%-30% kejang tidak dapat ditemukan penyebabnya dan sebaliknya tidak jarang ditemukan lebih dari satu penyebab kejang pada neonatus. Beberapa yang dapat menyebabkan kejang, yaitu: 1) Gangguan vaskular seperti perdarahan. 2) Gangguan metabolisme. 3) Infeksi seperti meningitis dan sepsis (Hasan, 2005,hlm.1139).TANDA DAN GEJALA

Kejang pada neonatus sering tidak dikenali karena bentuknya beda dengan kejang pada anak dan dewasa. Karena gejala yang berbeda dan variasi, sering sekali kejang tidak disadari terutama oleh orang yang belum berpengalaman. Bentuk kejang pada bayi baru lahir dapat berupa tremor, hiperaktif, kejang-kejang, tiba-tiba menangis melengking, tonus otot menghilang disertai atau tidak dengan hilangnya kesadaran, gerakan tidak menentu, mengedip-ngedipkan mata, gerakan mulut seperti mengunyah dan menelan. Setiap gerakan yang tidak biasa pada bayi baru lahir apabila berlangsung berulang-ulang dan periodik, harus dicurigai kemungkinan merupakan bentuk dari kejang (Saifuddin, 2006, hlm. 391).KOMPLIKASIKejang berulang.Epilepsi.Hemiparese.Gangguan mental dan belajar.DATA SISTEM PENGKAJIAN

Pemeriksaan Fisik

KepalaAdakah tanda-tanda mikro atau makrosepali.Adakah dispersi bentuk kepala.Apakah tanda-tanda kenaikan tekanan intrakarnial, yaitu ubun-ubun besar cembung, bagaimana keadaan ubun-ubun besar menutup atau belumRambutDimulai warna, kelebatan, distribusi serta karakteristik lain rambut. Pasien dengan malnutrisi energi protein mempunyai rambut yang jarang, kemerahan seperti rambut jagung dan mudah dicabut tanpa menyebabkan rasa sakit pada pasien.Muka/wajahParalisis fasialis menyebabkan asimetri wajah; sisi yang paresis tertinggal bila anak menangis atau tertawa, sehingga wajah tertarik ke sisi sehat.Adakah tanda rhisus sardonicus, opistotonus, trimus.Apakah ada gangguan nervus cranial.MataSaat serangan kejang terjadi dilatasi pupil, untuk itu periksa pupil dan ketajaman penglihatan. Apakah keadaan sklera, konjungtiva.TelingaPeriksa fungsi telinga, kebersihan telinga serta tanda-tanda adanya infeksi seperti pembengkakan dan nyeri di daerah belakang telinga, keluar cairan dari telinga, berkurangnya pendengaran.

HidungApakah ada pernapasan cuping hidung? Polip yang menyumbat jalan napas.Apakah keluar sekret, bagaimana konsistensinya, jumlahnya.MulutAdakah tanda-tanda sardonicus.Adakah cynosis.Bagaimana keadaan lidah.Adakah stomatitis.Berapa jumlah gigi yang tumbuh.Apakah ada caries gigi.TenggorokanAdakah tanda-tanda peradangan tonsil.Adakah tanda-tanda infeksi faring, cairan eksudat.LeherAdakah tanda-tanda kaku kuduk, pembesaran kelenjar tiroid.Adakah pembesaran vena jugulansThoraxPada infeksi, amati bentuk dada klien, bagaimana gerak pernapasan, frekwensinya, irama, kedalaman, adakah retraksi Intercostale.Pada auskultasi, adakah suara napas tambahan.JantungBagaimana keadaan dan frekuensi jantung serta iramanya.Adakah bunyi tambahan.Adakah bradicardi atau tachycardia.AbdomenAdakah distensia abdomen serta kekakuan otot pada abdomen.Bagaimana turgor kulit dan peristaltik usus.Adakah tanda meteorismus.Adakah pembesaran lien dan hepar.KulitBagaimana keadaan kulit baik kebersihan maupun warnanya.Apakah terdapat oedema, hemangioma.Bagaimana keadaan turgor kulit.EkstremitasApakah terdapat oedema, atau paralise terutama setelah terjadi kejang.Bagaimana suhunya pada daerah akral.GenetaliaAdakah kelainan bentuk oedema, sekret yang keluar dari vagina, tanda-tanda infeksi.

Pemeriksaan Diagnostik

Darah

Glukosa Darah:Hipoglikemia merupakan predisposisi kejang (N < 200 mq/dl)BUN:Peningkatan BUN mempunyai potensi kejang dan merupakan indikasi nepro toksik akibat dari pemberian obat.Elektrolit:K, NaKetidakseimbangan elektrolit merupakan predisposisi kejangKalium ( N 3,80 5,00 meq/dl )Natrium ( N 135 144 meq/dl )Cairan Cerebo Spinal :Mendeteksi tekanan abnormal dari CCS tanda infeksi, pendarahan penyebab kejang.Skull Rayi: Untuk mengidentifikasi adanya proses desak ruang dan adanya lesiTansiluminasi : Suatu cara yang dikerjakan pada bayi dengan UUB masih terbuka (di bawah 2 tahun) di kamar gelap dengan lampu khusus untuk transiluminasi kepala.EEG:Teknik untuk menekan aktivitas listrik otak melalui tengkorak yang utuh untuk mengetahui fokus aktivitas kejang, hasil biasanya normal.CT Scan:Untuk mengidentifikasi lesi cerebral infaik hematoma, cerebral oedem, trauma, abses, tumor dengan atau tanpa kontras.

PENATALAKSANAAN MEDIS

Dalam penanggulangan kejang ada 4 faktor yang perlu dikerjakan, yaitu :Pemberantasan kejang secepat mungkinPemberantasan kejang di Sub bagian Saraf Anak, Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI sebagai berikut :Apabila seorang anak datang dalam keadaan kejang, maka :Segera diberikan diazepam intravena :dosis rata-rata0,3 mg/kg

Ataudiazepam rectaldosis : 10 kg : 5 mgbila kejang tidak berhenti 10 kg : 10 mgtunggu 15 menit

dapat diulang dengan cara/dosis yang samakejang berhenti berikan dosis awal fenobarbital dosis : neonatus:30 mg I.M1 bulan 1 tahun:50 mg I.M 1 tahun:75 mg I.MBila diazepam tidak tersedia, langsung memakai fenobarbital dengan dosis awal dan selanjutnya diteruskan dengan dosis rumat.

Pengobatan penunjangPengobatan penunjang saat serangan kejang adalah :Semua pakaian ketat dibukaPosisi kepala sebaiknya miring untuk mencegah aspirasi isi lambungUsahakan agar jalan napas bebasuntuk menjamin kebutuhan oksigenPengisapan lendir harus dilakukan secara teratur dan diberikan oksigen

Pengobatan rumatFenobarbital dosis maintenance : 8-10 mg/kg BB dibagi 2 dosis pada hari pertama, kedua diteruskan 4-5 mg/kg BB dibagi 2 dosis pada hari berikutnya.Mencari dan mengobati penyebabPenyebab kejang demam adalah infeksi respiratorius bagian atas dan astitis media akut. Pemberian antibiotik yang adekuat untuk mengobati penyakit tersebut. Pada pasien yang diketahui kejang lama pemeriksaan lebih intensif seperti fungsi lumbal, kalium, magnesium, kalsium, natrium dan faal hati. Bila perlu rontgen foto tengkorak, EEG, ensefalografi, dll.

PATHWAY/WEB OF CAUTION

Pathway Kejang Pada NeonatusEtiologi

Perubahan difusi K+ & Na+Kebutuhan O2 meningkat sampai 20%Thermoregulasi tdk efektifDemam Metabolisme otakKerusakan neuron otakResiko TraumahypertermiaDenyut jantung Asidosis laktatKontraksi otot hiperkapniaHipoksemiaSingkat ( 15 mntKejangPelepasan muatan listrik semakin meluas ke seluruh sel maupun membran sel sekitarnya dgn bantuan neurotransiterPelepasan muatan listrik neuron otakPerubahan beda potensial mambran sel neuronMetabolisme basal meningkat 10-15%

Perfusi jaringan tidak efektifJalan nafas tidak efektifsyokhipotensiGangg. saraf otonomtakikardievaporesishipertensihipoglikemi

Resiko tinggi terhadap trauma

DIAGNOSA KEPERAWATANPK kejang berulang.Risiko trauma.Hipertermia.Kurang pengetahuan keluarga.

PERENCANAANDiagnosa Keperawatan : PK; kejang berulang.

Tujuan: Perawat mampu mengontrol dan mencegah terjadinya kejang.Kriteria hasil: Tidak terjadi serangan kejang ulang.Suhu 36,5 37,5 C (bayi), 36 37,5 C (anak).Nadi 110 - 120 x/menit (bayi), 100 - 110 x/menit (anak).Respirasi 30 40 x/menit (bayi), 24 28 x/menit (anak).Kesadaran composmentis

Rencana Tindakan :Longgarkan pakaian, berikan pakaian tipis yang mudah menyerap keringat.

Rasional :Proses konveksi akan terhalang oleh pakaian yang ketat dan tidak menyerap keringat.Berikan kompres dingin.

Rasional:Perpindahan panas secara konduksiBerikan ekstra cairan (susu, sari buah, dll).

Rasional:Saat demam kebutuhan akan cairan tubuh meningkat.Observasi kejang dan tanda vital tiap 4 jam.

Rasional:Pemantauan yang teratur menentukan tindakan yang akan dilakukan.Batasi aktivitas selama anak panas.

Rasional: Aktivitas dapat meningkatkan metabolisme dan meningkatkan panas.Berikan anti piretika dan pengobatan sesuai advis.

Rasional: Menurunkan panas pada pusat hipotalamus dan sebagai propilaksis

Diagnosa Keperawatan : Risiko trauma fisik berhubungan dengan kurangnya koordinasi otot/kejang

Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawaratan selama x24 jam klien menunjukan Risk Detection.Kriteria Hasil:Tidak terjadi trauma fisik selama perawatan.Mempertahankan tindakan yang mengontrol aktivitas kejang.Mengidentifikasi tindakan yang harus diberikan ketika terjadi kejang.Pengetahuan tentang risiko.Memonitor faktor risiko dari lingkungan

Rencana Tindakan : NIC : Pencegahan jatuhBeri pengaman pada sisi tempat tidur dan penggunaan tempat tidur yang rendah.

Rasional: meminimalkan injuri saat kejangTinggalah bersama klien selama fase kejang..

Rasional: meningkatkan keamanan klien.Berikan tongue spatel diantara gigi atas dan bawah.

Rasional: menurunkan resiko trauma pada mulut.Letakkan klien di tempat yang lembut.

Rasional: membantu menurunkan resiko injuri fisik pada ekstimitas ketika kontrol otot volunter berkurang.Catat tipe kejang (lokasi,lama) dan frekuensi kejang.

Rasional: membantu menurunkan lokasi area cerebral yang terganggu.Catat tanda-tanda vital sesudah fase kejang

Rasional: mendeteksi secara dini keadaan yang abnormalDiagnosa Keperawatan / Masalah : Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi

Tujuan :ThermoregulationKriteria Hasil :Suhu tubuh dalam rentang normal.Nadi dan RR dalam rentang normal.Tidak ada perubahan warna kulit dan tidak ada pusing.

Rencana Tindakan : NIC : Fever treatmentKaji faktor faktor terjadinya hiperthermi.

Rasional: Mengetahui penyebab terjadinya hiperthermi karena penambahan pakaian/selimut dapat menghambat penurunan suhu tubuh.Observasi tanda tanda vital tiap 4 jam sekali

Rasional:Pemantauan tanda vital yang teratur dapat menentukan perkembangan keperawatan yang selanjutnya.Pertahankan suhu tubuh normal

Rasional: Suhu tubuh dapat dipengaruhi oleh tingkat aktivitas, suhu lingkungan, kelembaban tinggiakan mempengaruhi panas atau dinginnya tubuh.Ajarkan pada keluarga memberikan kompres dingin pada kepala / ketiak .

Rasional:Proses konduksi/perpindahan panas dengan suatu bahan perantara.Anjurkan untuk menggunakan baju tipis dan terbuat dari kain katun

Rasional:Proses hilangnya panas akan terhalangi oleh pakaian tebal dan tidak dapat menyerap keringat.Atur sirkulasi udara ruangan.

Rasional: Penyediaan udara bersih.Beri ekstra cairan dengan menganjurkan pasien banyak minum

Rasional: Kebutuhan cairan meningkat karena penguapan tubuh meningkat.Batasi aktivitas fisik

Rasional: Aktivitas meningkatkan metabolismedan meningkatkan panas.

Diagnosa Keperawatan / Masalah : Kurangnya pengetahuan keluarga sehubungan keterbataaan informasi

Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan .x24 jam klien mampu menunjukan : Pengetahuan: Proses penyakitKriteria:Familiar dengan nama penyakit.Mendeskripsikan proses penyakit.Mendeskripsikan faktor penyebab.Mendeskripsikan faktor resiko.

Rencana Tindakan : NIC : Ajarkan proses penyakitKaji tingkat pengetahuan keluarga

Rasional: Mengetahui sejauh mana pengetahuan yang dimiliki keluarga dan kebenaran informasi yang didapat.Beri penjelasan kepada keluarga sebab dan akibat kejang

Rasional: Penjelasan tentang kondisi yang dialami dapat membantu menambah wawasan keluargaJelaskan setiap tindakan perawatan yang akan dilakukan.

Rasional : Agar keluarga mengetahui tujuan setiap tindakan perawatanBerikan Health Education tentang cara menolong anak kejang dan mencegah kejang demam, antara lain :

Jangan panik saat kejang.Baringkan anak ditempat rata dan lembut.Kepala dimiringkan.Pasang gagang sendok yang telah dibungkus kain yang basah, lalu dimasukkan ke mulut.Setelah kejang berhenti dan pasien sadar segera minumkan obat tunggu sampai keadaan tenang.Jika suhu tinggi saat kejang lakukan kompres dingin dan beri banyak minum.Segera bawa ke rumah sakit bila kejang lama.

Rasional: Sebagai upaya alih informasi dan mendidik keluarga agar mandiri dalam mengatasi masalah kesehatan.Berikan Health Education agar selalu sedia obat penurun panas, bila anak panas.

Rasional: Mencegah peningkatan suhu lebih tinggi dan serangan kejang ulang.Jika anak sembuh, jaga agar anak tidak terkena penyakit infeksi dengan menghindari orang atau teman yang menderita penyakit menular sehingga tidak mencetuskan kenaikan suhu.

Rasional: Sebagai upaya preventif serangan ulangBeritahukan keluarga jika anak akan mendapatkan imunisasi agar memberitahukan kepada petugas imunisasi bahwa anaknya pernah menderita kejang demam.

Rasional: Imunisasi pertusis memberikan reaksi panas yang dapat menyebabkan kejang demam

DAFTAR PUSTAKA

http://ibuprita.suatuhari.com/kenali-gejala-kejang-pada-anak/http://lenteraimpian.wordpress.com/2010/03/02/kejang-pada-bayi-baru-lahir/http://awhik.blogspot.com/2008/02/artikel-kesehatan-kejang-pada-bayi.htmlNanda, 2001. Nursing Diagnoses : Definition and Classification 2001-2002. Philadelphia.Ngastiyah, 1997. Perawatan Anak Sakit, EGC. Jakarta.Price & Wilson,1995. Patofisiologi. Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, EGC. Jakarta.Soetjiningsih, 1995. Tumbuh Kembang Anak, EGC. Jakarta.Wilkinson, 2007. Buku Saku Diagnosis Keperawatan NIC dan NOC, EGC. Jakarta.