lp izhar
TRANSCRIPT
ASUHAN KEPERAWATANPASIEN LANSIA DENGAN MASALAH UTAMA HIPERTENSI
A. KONSEP DASAR KELUARGA
1. Pengertian Keluarga
Keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh
ikatan perkawinan, adopsi, kelahiran yang bertujuan menciptakan dan
mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan
fisik, mental, emosional serta social individu-indidu yang didalamnya
dilihat dari interaksi yang regular dan ditandai dengan adanya
ketergantungan dan hubungan untuk mencapai tujuan umum. (Duval,
197 ).
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari
kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di
suatu tempat dibawah satu atap dalam keadaaan saling ketergantungan
(Depkes RI, 1998).
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang tergantung karena
hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan mereka
hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan didalam
perannya masing-masing menciptakan serta empertahankan
kebudayaan. (Salvicion G. Bailon dan Aracelis Maglaya, 1989).
2. Fungsi Keluarga
Fungsi Keluarga Menurut Friedman, (1987) terdiri dari fungsi
Afektif, Sosial, Reproduksi, Ekonomi dan Perawatan Kesehatan.
a. Fungsi Afektif
Yaitu yang berhubungan dengan fungsi internal keluarga yang
merupakan dasar keluarga. Fungsi afektif berguna untuk pemenuhan
kebutuhan psikososial. Anggota keluarga mengembangkan ganbaran
dirinya yang positif, peranan yang dimiliki dengan baik dan penuh
rasa kasih sayang.
Laporan Pendahuluan Asuhan Kepeawatan Keluarga dengan Lansia Hipertensi_____1
b. Fungsi Social
Yaitu proses perkembangan dan perubahan yang dilalui individu
yang menghasilkan interaksi social dan melaksanakan perannya
dalam lingkungan sosial. Keluarga merupakan tempat individu
melakukan sosialisasi dimana anggota keluarga belajar disiplin
norma keluarga, prilaku melalui interaksi dalam keluarga. Selanjutnya
individu maupun keluarga berperan didalam masyarakat.
c. Fungsi Reproduksi
Yaitu fungsi untuk meneruskan kelangsungan keturunan dan
menambah sumber daya manusia.
d. Fungsi Ekonomi
Yaitu memenuhi kebutuhan keluarga seperti makanan, pakaian,
perumahan dan lain-lain.
e. Fungsi Perawatan Kesehatan
Yaitu keluarga menyediakan makanan, pakaian, perlindungan dan
asuhan Kesehatan / keperawatan atau pemeliharaan kesehatan yang
mempengaruhi status kesehatan keluarga dan individu. (Zaidin Ali,
1999).
3. Tipe Keluarga
Delapan tipe keluarga menurut Frieman (1986) : yaitu Nuclear
Family, Extended Family, Single Parent Family, Nuclear Dyatd,
Recontituened atau Blended Family, Tree Generation Family, Single
Adult Living Alone, Midle Age Atau Ederly Coople
a. Nuclear Family
Yaitu terdiri dari orang tua dan anak yang m,asih menjadi
tanggungan dan tinggal alam satu rumah terpisah dari sanak
keluarga lainnya.
b. Extended Family
Yaitu suatu keluarga yang terdiri dari satu atau dua keluarga inti yang
tinggal dalam satu rumah dan saling menunjang satu sama lainnya.
Laporan Pendahuluan Asuhan Kepeawatan Keluarga dengan Lansia Hipertensi_____2
c. Single Parent Family
Yaitu suatu keluarga yang dikepalai oleh satu kepala keluarga dan
hidup bersama dengan anak-anak yang masih bergantung padanya.
d. Nuclear Dyatd
Yaitu keluarga yang terdiri dari sepasang suami istri tanpa anak,
tinggal dalam satu rumah yang sama.
e. Recontituened atau Blended Family
Yaitu suatu keluarga yang terbentuk dari perkawinan pasangan dan
masing-masing membawa anak dari hasil perkawinan terdahulu.
f. Tree Generation Family
Yaitu keluarga yang terdiri dari tiga generasi yaitu kakek, nenek,
bapak,ibu, anak dalam satu rumah.
g. Single Adult Living Alone
Yaitu bentuk keluarga yang terdiri dari seorang dewasa yang hidup
dalam rumahnya.
h. Midle Age Atau Ederly Coople
Yaitu keluarga yang terdiri dari sepasang suami istri usia
pertengahan.
4. Tingkatan Perkembangan Keluarga
Terdapat delapan tahap tingkat perkembangan keluarga menurut
Friedman, (1998) , yaitu :
a. Tahap I : Keluarga Pemula (juga menunjuk pasangan menikah atau
tahap pernikahan).
Tugasnya adalah :
1) Membangun perkawinan yang saling memuaskan.
2) Menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis.
3) Keluarga berencana (keputusan tentang kedudukan sebagai
orang tua)
Laporan Pendahuluan Asuhan Kepeawatan Keluarga dengan Lansia Hipertensi_____3
b. Tahap II : Keluarga sedang mengasuh anak (anak tertua adalah bayi
sampai umur 30 bulan).
Tugasnya adalah :
1) Membentuk keluarga muda sebagai sebuah unit yang mantap
(mengintegrasikan).
2) Rekontruksi tugas-tugas perkembangan yang bertentangan dan
kebutuhan anggota keluarga.
3) Memperluas persahabatan dengan keluarga besar dengan
menambahkan peran orang tua, kakek dan nenek.
c. Tahap III : Keluarga dengan anak usia pra sekolah (anak tertua
berumur 2 hingga 6 tahun).
Tugasnya adalah :
1) Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti rumah
2) Mensosialisasikan anak.
3) Mengintegrasikan anak yang baru sementara tetap memenuhi
kebutuhan anak-anak yang lain.
4) Mempertahankan hubungan yang sehat dalam keluarga
(hubungan perkawinan dan hubungan orang tua dan anak) dan
diluar keluarga (keluarga besar dan komunitas).
d. Tahap IV : Keluarga dengan anak usia sekolah (anak tertua berumur
6 hingga 13 tahun).
Tugasnya adalah :
1) Mensosialisakan anak-anak termasuk meningkatkan prestasi
sekolah dan mengembangkan hubungan dengan teman sebaya
yang sehat.
2) Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan.
3) Memenuhi kebutuhan Kesehatan fisik anggota keluarga.
e. Tahap V : Keluarga dengan anak remaja (anak tertua berumur 13
hingga 20 tahun).
Tugasnya adalah :
1) Menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab ketika
remaja menjadi dewasa dan semakin mandiri.
2) Memfokuskan kembali hubungan perkawinan.
3) Berkomunikasi secara terbuka antara orang tua dan anak-anak.
Laporan Pendahuluan Asuhan Kepeawatan Keluarga dengan Lansia Hipertensi_____4
f. Tahap VI : Keluarga melepas anak usia dewasa muda (mencakup
anak pertama sampai anak terakhir yang meninggalkan rumah).
Tugasnya adalah :
1) Memperluas siklus keluarga dengan memasukkan anggota
keluarga baru yang didapatkan melalui perkawinan anak-anak.
2) Melanjutkan untuk memperbaharui dan menyesuaikan kembali
hubungan perkawinan.
3) Membantu orang tua lanjut usia dan sakit-sakitan dari suami
maupun istri.
g. Tahap VII : Orang tua usia pertengahan (tanpa jabatan, pension).
Tugasnya adalah :
1) Menyediakan lingkungan yang meningkatkan Kesehatan.
2) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dan penuh arti
dengan para orang tua lansia dan anak-anak.
3) Memperkokoh hubungan perkawinan.
h. Tahap VIII : Keluarga dalam masa pensiunan dan lansia (juga
menunjuk kepada keluarga yang berusia lanjut usia atau pension
hingga pasangan yang sudah meninggal dunia).
Tugasnya adalah :
1) Mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan.
2) Menyesuaikan terhadap pendapatan yang menurun
3) Mempertahankan hubungan perkawinan
4) Menyesuaikan diri terhadap kehilangan pasangan
5) Mempertahankan ikatan keluarga antar generasi
6) Meneruskan untuk memahami eksistensi mereka (penelaahan
dan integrasi hidup).
Laporan Pendahuluan Asuhan Kepeawatan Keluarga dengan Lansia Hipertensi_____5
5. Tugas Keluarga dalam Bidang Kesehatan
Lima tugas keluarga dalam bidang Kesehatan menurut Friedman,
(1981) adalah :
a. Mengenal gangguan perkembangan Kesehatan setiap anggotanya
b. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat.
c. Memberikan keperawatan pada anggota keluarga yang sakit, dan
yang tidak dapat membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya
terlalu muda.
d. Mempertahankan suasana di rumah yang menguntungkan kesehatan
dan perkembangan kepribadian anggota keluarga.
e. Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan
lembaga-lembaga Kesehatan yang menunjukkan pemanfaatan
dengan baik fasilitas-fasilitas Kesehatan yang ada.
Laporan Pendahuluan Asuhan Kepeawatan Keluarga dengan Lansia Hipertensi_____6
B. KONSEP DASAR HIPERTENSI
1. Pengertian
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana
tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan diastolik di atas 90 mmHg.
Pada populasi lansia, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik
160 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg. (Smeltzer,2001)
Menurut WHO ( 1978 ), tekanan darah sama dengan atau diatas 160 / 95
mm/Hg dinyatakan sebagai hipertensi.
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana
tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya diatas 90
mmHg.( Smith Tom, 1995 )
Menurut WHO, penyakit hipertensi merupakan peningkatan tekanan
sistolik lebih besar atau sama dengan 160 mmHg dan atau tekanan
diastolic sama atau lebih besar 95 mmHg ( Kodim Nasrin, 2003 ).
Hipertensi dikategorikan ringan apabila tekanan diastoliknya antara 95 –
104 mmHg, hipertensi sedang jika tekanan diastoliknya antara 105 dan
114 mmHg, dan hipertensi berat bila tekanan diastoliknya 115 mmHg
atau lebih. Pembagian ini berdasarkan peningkatan tekanan diastolic
karena dianggap lebih serius dari peningkatan sistolik ( Smith Tom,
1995).
Hipertensi adalah tekanan darah tinggi atau istilah kedokteran
menjelaskan hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi gangguan
pada mekanisme pengaturan tekanan darah (Mansjoer,2000 : 144)
Hipertensi adalah keadaan menetap tekanan sistolik melebih dari 140
mmHg atau tekanan diastolic lebih tinggi dari 90 mmHg. Diagnostic ini
dapat dipastikan dengan mengukur rata-rata tekanan darah pada 2
waktu yang terpisah (FKUI, 2001 : 453)
Laporan Pendahuluan Asuhan Kepeawatan Keluarga dengan Lansia Hipertensi_____7
2. Etiologi
Hipertensi berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan menjadi 2 golongan
besar yaitu : ( Lany Gunawan, 2001)
a. Hipertensi essensial ( hipertensi primer ) yaitu hipertensi yang tidak
diketahui penyebabnya,
b. Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang di sebabkan oleh penyakit
lain.
Hipertensi primer terdapat pada lebih dari 90 % penderita hipertensi,
sedangkan 10 % sisanya disebabkan oleh hipertensi sekunder. Meskipun
hipertensi primer belum diketahui dengan pasti penyebabnya, data-data
penelitian telah menemukan beberapa faktor yang sering menyebabkan
terjadinya hipertensi.
Pada umunya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang spesifik.
Hipertensi terjadi sebagai respon peningkatan cardiac output atau
peningkatan tekanan perifer. Namun ada beberapa faktor yang
mempengaruhi terjadinya hipertensi:
a. Genetik: Respon nerologi terhadap stress atau kelainan eksresi
atautransport Na.
b. Obesitas: terkait dengan level insulin yang tinggi yang
mengakibatkantekanan darah meningkat.
c. Stress Lingkungan.
d. Hilangnya Elastisitas jaringan and arterisklerosis pada orang tua
sertapelabaran pembuluh darah.
Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya
perubahan–perubahan pada :
a. Elastisitas dinding aorta menurun
b. Katub jantung menebal dan menjadi kaku.
c. Kemampuan jantung memompa darah menurun
1% setiap tahun sesudah berumur 20 tahun kemampuan jantung
memompa darah menurun menyebabkan menurunnya kontraksi dan
volumenya.
Laporan Pendahuluan Asuhan Kepeawatan Keluarga dengan Lansia Hipertensi_____8
d. Kehilangan elastisitas pembuluh darah. Hal ini terjadi karena
kurangnya efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi
e. Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer
Meskipun hipertensi primer belum diketahui dengan pasti penyebabnya,
data-data penelitian telah menemukan beberapa faktor yang sering
menyebabkan terjadinya hipertensi. Faktor tersebut adalah sebagai
berikut:
a. Faktor keturunan
Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki
kemungkinan lebih besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang
tuanya adalah penderita hipertensi.
b. Ciri perseorangan
Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah:
1) Umur ( jika umur bertambah maka TD meningkat )
2) Jenis kelamin ( laki-laki lebih tinggi dari perempuan )
3) Ras ( ras kulit hitam lebih banyak dari kulit putih
c. Kebiasaan hidup
Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi
adalah :
1) Konsumsi garam yang tinggi ( melebihi dari 30 gr )
2) Kegemukan atau makan berlebihan
3) Stress
4) Merokok
5) Minum alkohol
6) Minum obat-obatan ( ephedrine, prednison, epineprin)
Sedangkan penyebab hipertensi sekunder antara lain ginjal, vaskuler,
kelainan endokrn, syaraf dan obat-obatan
a. Ginjal (Glomerulonefritis, Pielonefritis, Nekrosis tubular akut, Tumor)
b. Vaskuler (Aterosklerosis, Hiperplasia, Trombosis, Aneurisma, Emboli,
Kolestrol, Vaskulitis)
Laporan Pendahuluan Asuhan Kepeawatan Keluarga dengan Lansia Hipertensi_____9
c. Kelainan Endokrin (DM, Hipertiroidisme, Hipotiroidisme)
d. Syaraf (Stroke, Ensepalitis, SGB)
e. Obat-obatan (Kontrasepsi oral dan Kortikosteroid).
3. Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh
darah terletak dipusat vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat
vasomotor ini bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke
korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis ganglia simpatis
di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan
dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui system saraf
simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion
melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca
ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya
noreepineprin mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Berbagai faktor
seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon
pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriksi. Individu dengan
hipertensi sangat sensitiv terhadap norepinefrin, meskipun tidak
diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi.
Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang
pembuluh darah sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga
terangsang, mengakibatkan tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medulla
adrenal mensekresi epinefrin, yang menyebabkan vasokonstriksi.
Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat
memperkuat respons vasokonstriktor pembuluh darah. Vasokonstriksi
yang mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan
pelepasan rennin. Renin merangsang pembentukan angiotensin I yang
kemudian diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat,
yang pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks
adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus
ginjal, menyebabkan peningkatan volume intra vaskuler. Semua faktor ini
cenderung mencetuskan keadaan hipertensi.
Sebagai pertimbangan gerontologis dimana terjadi perubahan
structural dan fungsional pada system pembuluh perifer
bertanggungjawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada
Laporan Pendahuluan Asuhan Kepeawatan Keluarga dengan Lansia Hipertensi_____10
usia lanjut. Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya
elastisitas jaringan ikat dan penurunan dalam relaksasi otot polos
pembuluh darah, yang pada gilirannya menurunkan kemampuan distensi
dan daya regang pembuluh darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri
besar berkurang kemampuannya dalam mengakomodasi volume darah
yang dipompa oleh jantung (volume sekuncup) mengakibatkan
penurunan curang jantung dan peningkatan tahanan perifer (Smeltzer,
2001).
Pada usia lanjut perlu diperhatikan kemungkinan adanya
“hipertensi palsu” disebabkan kekakuan arteri brachialis sehingga tidak
dikompresi oleh cuff sphygmomanometer (Darmojo, 1999).
4. Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi tidak ada gejala
dan tanda tak lazim.
a. Tidak ada gejala
Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan
peningkatan tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh
dokter yang memeriksa. Hal ini berarti hipertensi arterial tidak akan
pernah terdiagnosa jika tekanan arteri tidak terukur.
b. Gejala yang lazim
Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi
meliputi nyeri kepala dan kelelahan. Dalam kenyataannya ini
merupakan gejala terlazim yang mengenai kebanyakan pasien yang
mencari pertolongan medis.
Menurut Rokhaeni ( 2001 ), manifestasi klinis beberapa pasien yang
menderita hipertensi yaitu : Mengeluh sakit kepala, pusing Lemas,
kelelahan, Sesak nafas, Gelisah, Mual Muntah, Epistaksis, Kesadaran
menurun.
Laporan Pendahuluan Asuhan Kepeawatan Keluarga dengan Lansia Hipertensi_____11
5. Penatalaksanaan
Pengelolaan hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas dan
mortalitas akibat komplikasi kardiovaskuler yang berhubungan dengan
pencapaian dan pemeliharaan tekanan darah dibawah 140/90 mmHg.
Prinsip pengelolaan penyakit hipertensi meliputi : terapi tanpa obat dan
terapi dengan obat.
a. Terapi tanpa Obat
Terapi tanpa obat digunakan sebagai tindakan untuk hipertensi
ringan dan sebagai tindakan suportif pada hipertensi sedang dan
berat. Terapi tanpa obat ini meliputi diet, Latihan Fisik,
1) Diet
Diet yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah :
a) Restriksi garam secara moderat dari 10 gr/hr menjadi 5 gr/hr
b) Diet rendah kolesterol dan rendah asam lemak jenuh
c) Penurunan berat badan
d) Penurunan asupan etanol
e) Menghentikan merokok
2) Latihan Fisik
Latihan fisik atau olah raga yang teratur dan terarah yang
dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah olah raga yang
mempunyai empat prinsip yaitu :
Macam olah raga yaitu isotonis dan dinamis seperti lari, jogging,
bersepeda, berenang dan lain-lain
Intensitas olah raga yang baik antara 60-80 % dari kapasitas
aerobik atau 72-87 % dari denyut nadi maksimal yang disebut
zona latihan. Lamanya latihan berkisar antara 20 – 25 menit
berada dalam zona latihan Frekuensi latihan sebaiknya 3 x
perminggu dan paling baik 5 x perminggu
Laporan Pendahuluan Asuhan Kepeawatan Keluarga dengan Lansia Hipertensi_____12
3) Edukasi Psikologis
Pemberian edukasi psikologis untuk penderita hipertensi meliputi:
a) Tehnik Biofeedback
Biofeedback adalah suatu tehnik yang dipakai untuk
menunjukkan pada subyek tanda-tanda mengenai keadaan
tubuh yang secara sadar oleh subyek dianggap tidak normal.
Penerapan biofeedback terutama dipakai untuk mengatasi
gangguan somatik seperti nyeri kepala dan migrain, juga
untuk gangguan psikologis seperti kecemasan dan
ketegangan.
b) Tehnik relaksasi
Relaksasi adalah suatu prosedur atau tehnik yang bertujuan
untuk mengurangi ketegangan atau kecemasan, dengan cara
melatih penderita untuk dapat belajar membuat otot-otot
dalam tubuh menjadi rileks
4) Pendidikan Kesehatan (Penyuluhan)
Tujuan pendidikan kesehatan yaitu untuk meningkatkan
pengetahuan pasien tentang penyakit hipertensi dan
pengelolaannya sehingga pasien dapat mempertahankan
hidupnya dan mencegah komplikasi lebih lanjut.
b. Terapi dengan Obat
Tujuan pengobatan hipertensi tidak hanya menurunkan
tekanan darah saja tetapi juga mengurangi dan mencegah komplikasi
akibat hipertensi agar penderita dapat bertambah kuat. Pengobatan
hipertensi umumnya perlu dilakukan seumur hidup penderita.
Pengobatan standar yang dianjurkan oleh Komite Dokter Ahli
Hipertensi (JOINT NATIONAL COMMITTEE ON DETECTION,
EVALUATION AND TREATMENT OF HIGH BLOOD PRESSURE,
USA, 1988) menyimpulkan bahwa obat diuretika, penyekat beta,
antagonis kalsium, atau penghambat ACE dapat digunakan sebagai
Laporan Pendahuluan Asuhan Kepeawatan Keluarga dengan Lansia Hipertensi_____13
obat tunggal pertama dengan memperhatikan keadaan penderita dan
penyakit lain yang ada pada penderita. Pengobatannya meliputi :
1) Step 1
Obat pilihan pertama : diuretika, beta blocker, Ca antagonis, ACE
inhibitor
2) Step 2
Alternatif yang bisa diberikan : Dosis obat pertama dinaikkan
Diganti jenis lain dari obat pilihan pertama
Ditambah obat ke –2 jenis lain, dapat berupa diuretika , beta
blocker, Ca antagonis, Alpa blocker, clonidin, reserphin,
vasodilator
3) Step 3 :
Alternatif yang bisa ditempuh, Obat ke-2 diganti, Ditambah obat
ke-3 jenis lain.
4) Step 4 :
Alternatif pemberian obatnya Ditambah obat ke-3 dan ke-4,
Reevaluasi dan konsultasi, Follow Up untuk mempertahankan
terapi, Untuk mempertahankan terapi jangka panjang
memerlukan interaksi dan komunikasi yang baik antara pasien
dan petugas kesehatan ( perawat, dokter ) dengan cara
pemberian pendidikan kesehatan.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam interaksi pasien dengan
petugas kesehatan adalah sebagai berikut :
1) Setiap kali penderita periksa, penderita diberitahu hasil
pengukuran tekanan darahnya
2) Bicarakan dengan penderita tujuan yang hendak dicapai
mengenai tekanan darahnya
3) Diskusikan dengan penderita bahwa hipertensi tidak dapat
sembuh, namun bisa dikendalikan untuk dapat menurunkan
morbiditas dan mortilitas
4) Yakinkan penderita bahwa penderita tidak dapat mengatakan
tingginya tekanan darah atas dasar apa yang dirasakannya,
Laporan Pendahuluan Asuhan Kepeawatan Keluarga dengan Lansia Hipertensi_____14
tekanan darah hanya dapat diketahui dengan mengukur memakai
alat tensimeter
5) Penderita tidak boleh menghentikan obat tanpa didiskusikan lebih
dahulu
6) Sedapat mungkin tindakan terapi dimasukkan dalam cara hidup
penderita
7) Ikutsertakan keluarga penderita dalam proses terapi
8) Pada penderita tertentu mungkin menguntungkan bila penderita
atau keluarga dapat mengukur tekanan darahnya di rumah
9) Buatlah sesederhana mungkin pemakaian obat anti hipertensi
misal 1 x sehari atau 2 x sehari
10) Diskusikan dengan penderita tentang obat-obat anti hipertensi,
efek samping dan masalah-masalah yang mungkin terjadi
11) Yakinkan penderita kemungkinan perlunya memodifikasi dosis
atau mengganti obat untuk mencapai efek samping minimal dan
efektifitas maksimal
12) Usahakan biaya terapi seminimal mungkin
13) Untuk penderita yang kurang patuh, usahakan kunjungan lebih
sering
14) Hubungi segera penderita, bila tidak datang pada waktu yang
ditentukan.
15) Melihat pentingnya kepatuhan pasien dalam pengobatan maka
sangat diperlukan sekali pengetahuan dan sikap pasien tentang
pemahaman dan pelaksanaan pengobatan hipertensi.
Laporan Pendahuluan Asuhan Kepeawatan Keluarga dengan Lansia Hipertensi_____15
6. Pemeriksaan
7.
C. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Demografi
Usia : Terjadi pada usia 30-40 tahun
Ras : terjadi dua kali lebih besar pada orang kulit hitam (orang
afrika)
Jenis kelamin : meningkat pada laki-laki
b. Riwayat atau faktor-faktor resiko
Kegemukan / obesitas
Riwayat keluarga positif
Peningkatan kadar lipid serum
Merokok sigaret berat
Penyakit ginjal
Terapi hormon kronis
Gagal jantung
Diet
Kehamilan
c. Pemeriksaan Fisik
Otak : sakit kepala, mual, muntah,kebas kaki atau kesemutan
pada ekstremitas,ensefalopati hipertensif (mengantuk, kacau
mental, kejang atau koma).
Mata :retinopati (hanya dapat dideteksi dengan menggunakan
oftalmoskop yang menunjukkan hemoragi retinal dan eksudat
dengan papiledema), penglihatan kabur
Jantung :gagal jantung (dispnea ppada pengerahan
tenaga,takikardia)
Ginjal : penurunan pengeluaran urin dalam hubungannya dengan
pemasukan cairan, penambahan berat badan tiba-tiba dan edema.
d. Pemeriksaan Diagnostik
Laporan Pendahuluan Asuhan Kepeawatan Keluarga dengan Lansia Hipertensi_____16
Sinar X dada dapat menunjukkan kardiomegali
EKG dapat menunjukkan proteinuria, hematuria mikroskopik
Survei kimia dapat menunjukkan peningkatan kreatinin serum dan
nitrogen urea darah (BUN)
Profil lipid dapat menunjukkan peningkatan kolesterol dan
trigliserida
Elektrolit serum dapat menunjukkan peningkatan natrium
Kadar katekolamin meningkat bila hipertensi disebabkan oleh
feikromositoma (tumor medulla adrenal)
2. Diagnosa Keperawatan
a. Resiko terhadap ketidakefektifan penatalaksanaan program
terapeutik yang berhubungan dengan ketidakcukupan pengetahuan
tentang kondisi, pembatasan diet, pengobatan, faktor resiko.
b. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan peningkatan
tekanan vaskuler serebral.
3. Rencana Intervensi
a. Resiko terhadap ketidakefektifan penatalaksanaan program
terapeutik yang berhubungan dengan ketidakcukupan pengetahuan
tentang kondisi, pembatasan diet, pengobatan, faktor resiko.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan tidak terjadi kenaikan tekanan darah diatas 140/90 mmHg.
Kriteria Hasil : Setelah dilakukan tindakan dan penyuluhan, keluarga mampu mengenal masalah kesehatan.
Rencana Intervensi :Intervensi Rasional
- Gali pengetahuan keluarga mengenai hipertensi.
- persepsi yang salah dapat menghambat program pengobatan .
- Jelaskan tentang pengertian, penyebab, tanda dan gejala hipertensi.
- keluarga dapat meningkatkan pengetahuan tentang pengertian, penyebab , tanda dan gejala dari hipertensi.
- Jelaskan cara pencegahan hipertensi
- untuk meningkatkan pengetahuan keluarga tentang pencegahan hipertensi
- Beri kesempatan pada - makanan yang tinggi garam dan
Laporan Pendahuluan Asuhan Kepeawatan Keluarga dengan Lansia Hipertensi_____17
keluarga untuk mengelompokkan makanan yang tidak boleh/dikurangi.
tinggi lemak akan memperberat hipertensi
- Jelaskan pada keluarga akibat lanjut dari hipertensi.
- keluarga mengetahui akibat lanjut hipertensi bila tidak ditangani.
- Bimbing keluarga untuk mencegah serangan
- dengan membimbing keluarga diharapkan tidak terjadi serangan ulang.
- Diskusikan bersama keluarga cara pengolahan makanan untuk penderita hipertensi.
- memberikan pengetahuan pengolahan makanan dimana keluarga membuat pertimbangan dalam mengolah makanan untuk penderita hipertensi.
- Bimbing keluarga untuk melakukan pencegahan dan perawatan hipertensi.
- keluarga mengetahui dan memahami perawatan hipertensi dengan benar.
- Jelaskan pada keluarga tentang fasilitas kesehatan yang dapat dimanfaatkan.
- keluarga dapat memilih fasilitas kesehatan yang sesuai dengan pilihannya.
- Tanyakan pada keluarga fasilitas mana yang akan digunakan apabila ada keluarga yang sakit.
- untuk mengetahui respon keluarga apabila ada keluarga yang sakit.
- Anjurkan untuk mengunjungi tempat pelayanan kesehatan bila sakit.
- keluarga dapat mengunjungi fasilitas kesehatan yang ada.
b. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan peningkatan
tekanan vaskuler serebral.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan atau penyuluhan , diharapkan nyeri berkurang sampai dengan hilang.
Kriteria Hasil : Setelah dilakukan tindakan keperawatan atau penyuluhan kesehatan diharapkan keluarga mampu memodifikasi lingkungan untuk mengurangi nyeri.
Rencana Intervensi :Intervensi Rasional
- Gali pengetahuan keluarga tentang relaksasi
- untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan keluarga mengenai relaksasi.
Laporan Pendahuluan Asuhan Kepeawatan Keluarga dengan Lansia Hipertensi_____18
- Diskusikan cara relaksasi - memberikan pengetahuan dasar dimana keluarga dapat membuat pertimbangan dalam melakukan relaksasi.
- Beri penjelasan tentang relaksasi.
- memberikan informasi yang benar sehingga tahu tentang relaksasi.
- Demonstrasikan tekhnik relaksasi
- melihat secara langsung tekhnik relaksasi.
- Beri kesempatan redemonstrasi relaksasi.
- dapat melakukan relaksasi tanpa bantuan.
- Jelaskan penyebab nyeri - keluarga tahu penyebab nyeri sehingga tidak salah dalam menangani atau mengobati nyeri.
- Bimbing keluarga untuk mengurangi nyeri.
- keluarga mampu mengurangi / menanggulangi nyeri.
- Diskusikan cara mengurangi nyeri
- keluarga membbuat pertimbangan untuk mengatasi nyeri.
- Jelaskan tentang akibat nyeri - keluarga mampu menangani nyeri sedini mungkin.
- Ulangi penjelasan yang kurang dimengerti.
- keluarga mengerti betul akibat nyeri.
- Jelaskan pada keluarga tempat–tempat pelayanan kesehatan yang dapat digunakan.
- untuk mengarahkan keluarga ke mana harus membawa anggota keluarganya yang sakit.
- Tanyakan fasilitas kesehatan mana yang akan digunakan keluarga kaitannya dengan sakit yang di derita anggota keluarganya.
- untuk mengetahui respon keluarga tentang adanya fasilitas kesehatan yang ada.
- Anjurkan pada keluarga untuk mengunjunginya.
- keluarga dapat memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada.
4. Implementasi
Laporan Pendahuluan Asuhan Kepeawatan Keluarga dengan Lansia Hipertensi_____19
a. Resiko terhadap ketidakefektifan penatalaksanaan program
terapeutik yang berhubungan dengan ketidakcukupan pengetahuan
tentang kondisi, pembatasan diet, pengobatan, faktor resiko.
1) Menggali pengetahuan keluarga mengenai hipertensi
2) Menjelaskan tentang pengertian, penyebab, tanda dan gejala
serta pencegahan hipertensi.
3) Mendiskusikan cara pencegahan hipertensi.
4) Memberi kesempatan pada keluarga untuk mengelompokkan
makanan yang tidak boleh/dikurangi.
5) Menjelaskan pada keluarga komplikasi dari penyakit hipertensi.
6) Mendiskusikan cara pengolahan makanan untuk penderita
hipertensi.
7) Memberikan bimbingan cara pengolahan makanan.
8) Menggali pengetahuan keluarga tentang perawatan hipertensi.
9) Membimbing keluarga tentang pencegahan dan perawatan
hipertensi.
10) Mengulangi penjelasan cara perawatan hipertensi.
11) Menjelaskan pada keluarga berbagai fasilitas pelayanan
kesehatan yang dapat didunakan.
12) Menanyakan pada keluarga fasilitas kesehatan yang akan
digunakan.
13) Memberikan dorongan untuk mengunjungi pelayanan kesehatan
terdekat.
b. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan peningkatan
tekanan vaskuler serebral.
1) Menanyakan pada keluarga tentang relaksasi.
2) Mendiskusikan cara menangani nyeri.
3) Memberi penyuluhan tentang relaksasi.
4) Melakukan demonstrasi relaksasi
5) Memberikan keempatan pada keluarga untuk redemonstrasi
relaksasi.
6) Menjelaskan pada keluarga tentang penyebab nyeri
7) Mendiskusikan dengan keluarga untuk mengurangi nyeri.
8) Memberikan bimbingan untuk mengurangi nyeri.
Laporan Pendahuluan Asuhan Kepeawatan Keluarga dengan Lansia Hipertensi_____20
9) Menjelaskan tentang akibat nyeri.
10) Mengulangi penjelasan agar lebih jelas lagi.
11) Menjelaskan pada keluarga tentang fasilitas pelayanan
kesehatan yang dapat digunakan.
12) Menanyakan pada keluarga fasilitas mana yang akan digunakan.
13) Memberikan dorongan untuk mengunjungi fasilitas pelayanan
kesehatan yang terdekat.
5. Evaluasi
a. Resiko terhadap ketidakefektifan penatalaksanaan program
terapeutik yang berhubungan dengan ketidakcukupan pengetahuan
tentang kondisi, pembatasan diet, pengobatan, faktor resiko.
1) Keluarga mengatakan sudah mengerti tentang hipertensi.
2) Keluarga sudah tahu tentang tanda dan gejala serta pencegahan
dari hipertensi.
3) Keluarga mampu menyebutkan jenis makanan yang tidak
boleh/dikurangi.
4) Keluarga mengatakan sudah jelas dengan materi yang
disampaikan oleh perawat.
5) Keluarga dapat menjelaskan kembali tentang komplikasi dari
hipertensi.
6) Keluarga mampu menyebutkan cara pengolahan makanan bagi
penderita hipertensi.
7) Keluarga dapat menjelaskan kembali tentang perawatan
hipertensi dengan di bantu oleh penyuluh.
8) Keluarga mampu menyebutkan cara pencegahan dan perawatan
hipertensi.
9) Keluarga mengatakan penjelasan yang disampaikan cukup jelas.
10) Keluarga mampu menyebutkan jenis fasilitas pelayanan
kesehatan,
11) Keluarga mengatakan mau mengunjungi Puskesmas untuk
mengobati sakitnya.
b. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan peningkatan
tekanan vaskuler serebral.
1) Keluarga sudah tahu tentang relaksasi.
Laporan Pendahuluan Asuhan Kepeawatan Keluarga dengan Lansia Hipertensi_____21
2) Keluarga mampu melakukan relaksasi.
3) Keluarga mampu menyebutkan penyebab nyeri.
4) Keluarga mampu mengambil keputusan untuk mengurangi nyeri.
5) Keluarga mampu menyebutkan akibat nyeri yang berkelanjutan.
6) Keluarga dapat mengerti fasilitas pelayanan kesehatan yang
dapat digunakan.
7) Keluarga mengatakan akan memanfaatkan fasilitas kesehatan
yang ada bila ada yang mengalami gangguan kesehatan, mau
mengunjungi Puskesmas.
D.
Laporan Pendahuluan Asuhan Kepeawatan Keluarga dengan Lansia Hipertensi_____22