lp hnp.doc

13
LAPORAN PENDAHULUAN HERNIA NUKLEUS PULPOSUS (HNP) A. DEFINISI Diskus antarvertebra terdiri dari dua bagian utama yitu nucleus pulposus dibagian tengah dan annulus fibrosus yang mengelilinginya. Nukleus pulposus adalah bagian sentral semigelatinosa diskus yang mengandung berkas-berkas serat gelatinosa, sel jaringan ikat, dan sel tulang rawan. Bahan ini berfungsi sebagai peredam kejut (shock absorber) antara korpus vertebra yang berdekatan dan juga berperan dalam pertukaran cairan antara diskus dan kapiler. Anulus fibrosus terdiri dari cincin-cincicn fibrosa konsentrik yang mengelilingi nucleus pulposus. Fungsi dari annulus fibrosus adalah agar dapat terjadi gerakan antara korpus-korpus vertebra, menahan nucleus pulposus, dan sebagai peredam kejut. Hernia nucleus pulposus (HNP) adalah keadaan ketika nucleus pulposus keluar menonjol kemudian menekan kearah kanalis spinal melalui annulus fibrosus yang robek. Herniasi nucleus pulposus (HNP) merupakan uatu nyeri yang disebabkan oleh proses patologik di kolumna vertebralis pada diskus intervertebralis atau diskogenik. Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa HNP adalah sustu keadaan dimana nucleus pulposus keluar melalui annulus fibrosus yang robel kemudian menonjol dan menekan kanalis spinalis dengan gejala yang uatama adalah nyeri khususnya pada daerah punggung. B. ETIOLOGI

Upload: april-ida

Post on 01-Dec-2015

988 views

Category:

Documents


53 download

DESCRIPTION

laporan pendahuluan, hnp

TRANSCRIPT

Page 1: LP HNP.doc

LAPORAN PENDAHULUAN

HERNIA NUKLEUS PULPOSUS (HNP)

A. DEFINISI

Diskus antarvertebra terdiri dari dua bagian utama yitu nucleus pulposus

dibagian tengah dan annulus fibrosus yang mengelilinginya. Nukleus pulposus adalah

bagian sentral semigelatinosa diskus yang mengandung berkas-berkas serat

gelatinosa, sel jaringan ikat, dan sel tulang rawan. Bahan ini berfungsi sebagai

peredam kejut (shock absorber) antara korpus vertebra yang berdekatan dan juga

berperan dalam pertukaran cairan antara diskus dan kapiler. Anulus fibrosus terdiri dari

cincin-cincicn fibrosa konsentrik yang mengelilingi nucleus pulposus. Fungsi dari

annulus fibrosus adalah agar dapat terjadi gerakan antara korpus-korpus vertebra,

menahan nucleus pulposus, dan sebagai peredam kejut.

Hernia nucleus pulposus (HNP) adalah keadaan ketika nucleus pulposus keluar

menonjol kemudian menekan kearah kanalis spinal melalui annulus fibrosus yang

robek.

Herniasi nucleus pulposus (HNP) merupakan uatu nyeri yang disebabkan oleh

proses patologik di kolumna vertebralis pada diskus intervertebralis atau diskogenik.

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa HNP adalah sustu keadaan

dimana nucleus pulposus keluar melalui annulus fibrosus yang robel kemudian

menonjol dan menekan kanalis spinalis dengan gejala yang uatama adalah nyeri

khususnya pada daerah punggung.

B. ETIOLOGI

HNP dapat disebabkan oleh suatu trauma (jatuh, terbentur, gerakan yang tiba-

tiba cepat dan lainnya) atau oleh karena proses degenerasi atau penuaan yang

membuat lapisan permukaan ruas tulang belakang menjadi tergesek, mengakibatkan

struktur yang mengandung sel gelatin yang lentur dan kenyal (nucleus pulposus)

mengelami cedera. Selain itu, kehilangan protein dalam polisakarida dalam diskus

menurunkan kandungan air nucleus pulposus, serat-serat juga menjadi lebih kasar dan

mengalami hialinisasi yang berperan menimbulkan perubahan yang menyebabkan

herniasi nucleus pulposus melalui annulus disertai akar saraf spinalis.

C. KLASIFIKASI

Hernia Nukleus Pulposus (HNP) terbagi atas:

1. HNP sentral yang akan menimbulkan para paresis flasid, parestesia dan retensi urin.

Page 2: LP HNP.doc

2. HNP lateral yang bermanifestasi pada rasa nyeri yang terletak pada punggung

bawah di tengah-tengah antara bokong dan betis, belakang tumit, dan telapak kaki.

D. PATOFISIOLOGI

Trauma dan proses degeneratif

Kehilangan protein polisakarida, kandungan air mneurun, serat-serat menjadi kasar, hialinisasi

Pemisahan lempeng tulang rawan dari korpus vertebrae yang berdekatan

Nukleus pulposus keluar melalui serabut annulus yang sobek

Menekan syaraf spinal

Kerusakan jalur simpatik desending

Terputusnya jaringan saraf di medulla spinalis

Paralisis dan paraplegia

Gangguan mobilitas fisik

Kelemahan

Penekanan jaringan setempat

Resiko gangguan integritas kulit

↓ Tonus otot

Nyeri

Risk for disuse syndrome

Spasme otot & pelepasan mediator kimia: histamin, prostaglandin, bradikinin,

serotonin

Bed rest total & lama Atropi, kontraktur

Ulkus, dekubitus

Page 3: LP HNP.doc

E. MANIFESTASI KLINIS

Tanda dan gejala dari Hernia Nukleus Pulposus adalah:

1. Nyeri yang dapat terjadi pada bagian spinal manapun seperti servikal, torakal

(jarang) atau lumbal. Manifestasi klinis bergantung pada lokasi, kecepatan

perkembangan (akut atau kronik) dan pengaruh pada struktur disekitarnya.

2. Nyeri punggung bawah yang berat, kronik dan berulang (kambuh)

3. Penurunan pergerakan satu atau dua ekstremitas

4. Kelemahan satu atau dua ekstremitas

5. Kehilangan control anus atau kendung kemih sebagian atau lengkap

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk membantu diagnose HNP adalah

sebagai berikut:

1. Pemeriksaan laboratorium: darah lengkap dan cairan serebrospinal

2. RO Spinal : memperlihatkan perubahan degeneratif pada tulang belakang

3. MRI : dapat memperlihatkan perubahan tulang dan jaringan lunak divertebra serta

herniasi.

4. CT Scan dan Mielogram jika gejala klinis dan patologiknya tidak terlihat pada MRI.

Pemeriksaan ini dapat memperlihatkan dan menunjukkan lokasi lesi atau disk

protusion

5. Elektromiografi (EMG) : untuk melokalisasi radiks saraf spinal khusus yang terkena

6. Epidural venogram : menunjukkan lokasi herniasi

7. Lumbal functur : untuk mengetahui kondisi infeksi dan kondisi cairan serebrospinal.

G. KOMPLIKASI

1. Kelemahan dan atropi otot

2. Trauma serabut syaraf dan jaringan lain

3. Kehilangan kontrol otot sphinter

4. Paralis atau ketidakmampuan pergerakan

5. Perdarahan

6. Infeksi dan inflamasi pada tingkat pembedahan diskus spinal

H. PENATALAKSANAAN

1. Terapi konservatif

a) Tirah baring

Page 4: LP HNP.doc

Penderita harus tetap berbaring di tempat tidur selama beberapa hari dengan

sikap yang baik adalah sikap dalam posisi setengah duduk dimana tungkai dalam

sikap fleksi pada sendi panggul dan lutut. tertentu. Tempat tidur tidak boleh

memakai pegas/per dengan demikina tempat tidur harus dari papan yang larus

dan diutu[ dengan lembar busa tipis. Tirah baring bermanfaat untuk nyeri

punggung bawah mekanik akut. Lama tirah baring tergantung pada berat

ringannya gangguan yang dirasakan penderita. Pada HNP memerlukan waktu

yang lebih lama. Setelah berbaring dianggp cukup maka dilakukan latihan /

dipasang korset untuk mencegah terjadinya kontraktur dan mengembalikan lagi

fungsi-fungsi otot.

b) Medikamentosa

Symtomatik

Analgetik (salisilat, parasetamol), kortikosteroid (prednison, prednisolon), anti-

inflamasi non-steroid (NSAID) seperti piroksikan, antidepresan trisiklik

(amitriptilin), obat penenang minor (diasepam, klordiasepoksid).

Kausal: kolagenese

Fisioterapi

Biasanya dalam bentuk diatermi (pemanasan dengan jangkauan permukaan

yang lebih dalam) untuk relaksasi otot dan mengurangi lordosis.

2. Terapi operatif

Terapi operatif dikerjakan apabila dengan tindakan konservatif tidak memberikan

hasil yang nyata, kambuh berulang atau terjadi defisit neurologic.

Macam-macam dari tindakan pembedahan adalah sebagai berikut:

a) Disektomi: mengangkat fragmen herniasi atau yang keluar dari diskus

intervertebral

b) Laminektomi: mengangkat lamina untuk memajankan elemen neural

pada kanalis spinalis, memungkinkan ahli bedah untuk menginspeksi kanalis

spinalis, mengidentifikasi dan mengangkat patologi dan menghilangkan kompresi

medula dan radiks

c) Laminotomi: pembagian lamina vertebra.

d) Disektomi dengan peleburan: graf tulang (dari krista illaka atau bank

tulang) yang digunakan untuk menyatukan dengan prosessus spinokus

vertebrata. Tujuan peleburan spinal adalah untuk menstabilkan tulang belakang

dan mengurangi kekambuhan.

e) Faraminotomi: pembedahan diskus dan permukaan sendi untuk

mengangkat tulang yang menekan syaraf.

Page 5: LP HNP.doc

f) Mikrodisektomi: penggunaan mikroskop saat operasi untuk melihat potongan

yang mengganggu dan menekan serabut syaraf

g) Spinal fusion: penempatan keping tulang diantara vertebrata agar dapat

kembali normal.

3. Rehabilitasi

a) Mengupayakan penderita segera bekerja seperti semula

b) Agar tidak menggantungkan diri pada orang lain dalam melakkan kegiatan sehari-

hari (the activity of daily living)

c) Klien tidak mengalami komplikasi pneumonia, infeksi saluran kencing dan

sebagainya).

I. PENGKAJIAN

1. Aktivitas/Istirahat

Gejala : Riwayat pekerjaan yang perlu mengangkat benda berat, duduk,

mengemudi dalam waktu lama

Membutuhkan papanmatras yang keras saat tidur

Penurunan rentang gerak dari ekstremitas pada salah satu bagian tubuh

Tidak mampu melakukan aktivitas yang biasanya dilakukan

Tanda : Atrofi oto pada bagian tubuh yang terkena

Gangguan dalam berjalan

2. Eliminasi

Gejala : Konstipasi, mengalami kesulitan dalam defekasi

Adanya inkontinensia/retensi urin

3. Integritas ego

Gejala : Ketakutan akan timbulnya paralisis, ansietas masalah pekerjaan,

finansial keluarga

Tanda : Tampak cemas, depresi, menghindar dari keluarga/orang terdekat

4. Neurosensory

Gejala : Kesemutan, kekakuan, kelemahan dari tangan/kaki

Tanda : Penurunan refleks tendon dalam, kelemahan oto, hipotonia, nyeri

tekan/spasme otot paravertebralis, penurunan persepsi nyeri (sensori)

5. Nyeri/kenyamanan

Gejala : Nyeri seperti tertusuk pisau yang akan semakin memburuk dengan

adanya batuk, bersin membengkokkan badan, mengangkat, defekasi,

mengangkat kaki atau fleksi pada leher; nyeri yang tidak ada hentinya

atau adanya episode nyeri yang lebih berat secara intermiten; nyeri yang

Page 6: LP HNP.doc

menjalar ke kaki, bokong (lumbal) atau bahu/lengan; kaku pada leher

(servikal)

Terdengar suara krek saat nyeri baru timbul/saat trauma atau merasa

punggung patah

Keterbatasan untuk mobilisasu/membungkuk ke depan

Tanda : Sikap dengan cara bersandar dari bagian tubuh yang terkena, perubahan

cara berjalan, berjalan dengan terpincang-pincang, pinggang terangkat

pada bagian tubuh yang terkena

Nyeri pada palpasi

6. Keamanan

Gejala : Adanya riwayat masalah punggung yang baru saja terjadi

J. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Nyeri b.d kompresi saraf, spasme otot

2. Gangguan mobilitas fisik b.d nyeri, spasme otot, terapi restriktif dan kerusakan

neuromuskulus

3. Resiko gangguan integritas kulit b.d tirah baring lama

K. INTERVENSI KEPERAWATAN

1. Nyeri b.d kompresi saraf, spasme otot

Tujuan: Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1x24 jam nyeri berkurang

Kriteria hasil:

Klien mengatakan nyeri berkurang

Skala nyeri berkurang

Klien menggunakan teknik nonfarmakologi dalam mengurangi nyeri seperti teknik

relaksasi

Intervensi Rasional

1. Monitor adanya keluhan nyeri, catat

lokasi, lama, factor pencetus atau

pemberat

2. Pertahankan tirah baring selama fase

akut. Letakkan pasien dengan posisi

semi fowler dengan tulang spinal,

pinggang dan lutut dalam keadaan

fleksi; posisi telentang dengan atau

tanpa meninggikan kepala 10-30°

1. Membantu menen-tukan pilihan inter-

vensi dan membe-rikan dasar untuk

perbandingan dan evaluasi terapi

2. Tirah baring dalam posisi yang

nyaman memungkinkan pasien untuk

menurunkan spasme otot,

menurunkan penekanan pada bagian

tubuh tertentu dan memfasilitasi

terjadinya reduksi dari tonjolan diskus

Page 7: LP HNP.doc

atau pada posisi lateral

3. Bantu pemasangan brace/korset

4. Batasi aktivitas selama fase akut

sesuai kebutuhan

5. Minta pasin untuk melakukan teknik

relaksasi

6. Berikan tempat tidur

ortopedik/letakkan papan dibawah

kasur/matras

7. Kolaborasi pemberian obat relaksasi

ototseperti diazepam

8. Kolaborasi pemberian NSAID seperti

ibuprofen

9. Kolaborasi pemberian analgesic

seperti asetaminofen

3. Berguna selama fase akut dari

rupture diskus untuk memberikan

sokongan dan membatasi fleksi

4. Meminimalkan gerakan yang dapat

menghilangkan spasme otot dan

menurunkan edema dan tekanan

pada struktur sekitar diskus

intervertebralis yang terkena

5. Memfokuskan perhatian pasien,

membantu menurunkan tegangan

otot

6. Memberikan sokongan dan

menurunkan fleksi spinal yang

menurunkan spasme

7. Merelaksasikan otot dan menurunkan

nyeri

8. Menurunkan edema dan tekanan

pada akar saraf

9. Perlu untuk menghilangkan nyeri

sedang sampai berat

2. Gangguan mobilitas fisik b.d nyeri, spasme otot, terapi restriktif dan kerusakan

neuromuskulus

Tujuan: Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3x24 jam klien mampu

melaksanakan aktivitas fisik sesuai kemampuannya.

Kriteria hasil:

Tidak terjadi kontraktur sendi

Bertambahnya kekuatan otot

Klien menunjukkan tindakan untuk meningkatkan mobilitas

Intervensi Rasional

1. Ubah posisi klien tiap 2 jam

2. Ajarkan klien untuk melakukan latihan

1. Menurunkan resiko terjadinnya

iskemia jaringan akibat sirkulasi

darah yang jelek pada daerah yang

tertekan

2. Gerakan aktif memberikan massa,

Page 8: LP HNP.doc

gerak aktif pada ekstrimitas yang

tidak sakit

3. Lakukan gerak pasif pada ekstrimitas

yang sakit

4. Demonstrasikan penggunaan alat

penolong seperti alat bantu jalan,

tongkat

5. Kolaborasi dengan ahli fisioterapi

untuk latihan fisik klien

tonus dan kekuatan otot serta

memperbaiki fungsi jantung dan

pernapasan

3.  Otot volunter akan kehilangan tonus

dan kekuatannya bila tidak dilatih

untuk digerakkan

4. Memberikan stabilitas dan sokongan

untuk mengkompensasi gangguan

tonus/kekuatan otot dan

keseimbangannya

5. Program latihan/peregangan yang

spesifik dapat menghilangkan

spasme otot dan menguatkan otot-

otot punggung, ekstensor, abdomen,

dan otot quadrisep untuk

meningkatkan sokongan terhadap

daerah lumbal

3. Resiko gangguan integritas kulit b.d tirah baring lama

Tujuan: Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3x24 jam klien mampu

mempertahankan keutuhan kulit

Kriteria hasil:

Klien mau berpartisipasi terhadap pencegahan luka

Klien mengetahui penyebab dan cara pencegahan luka

Tidak ada tanda-tanda kemerahan atau luka

Intervensi Rasional

1. Anjurkan untuk melakukan latihan

ROM (range of motion) dan mobilisasi

jika mungkin

2. Rubah posisi tiap 2 jam

3. Gunakan bantal air atau pengganjal

yang lunak di bawah daerah-daerah

yang menonjol

4. Lakukan massage pada daerah yang

menonjol yang baru mengalami

1. Meningkatkan aliran darah kesemua

daerah

2. Menghindari tekanan dan

meningkatkan aliran darah

3. Menghindari tekanan yang berlebih

pada daerah yang menonjol

4. Menghindari kerusakan-kerusakan

kapiler-kapiler

Page 9: LP HNP.doc

tekanan pada waktu berubah posisi

5. Observasi terhadap eritema dan

kepucatan dan palpasi area sekitar

terhadap kehangatan dan pelunakan

jaringan tiap merubah posisi

6. Jaga kebersihan kulit dan seminimal

mungkin hindari trauma, panas

terhadap kulit

5. Hangat dan pelunakan adalah tanda

kerusakan jaringan

6. Mempertahankan keutuhan kulit

DAFTAR PUSTAKA

Page 10: LP HNP.doc

Doengoes, Marilyn E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman Untuk Perencanaan

dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, Edisi 2. Jakarta: EGC

Muttaqin, Arif. 2008. Pengantar Asuhan Keperawatan Klien dengn Gangguan Sistem

Persarafan. Jakarta: Salemba Medika

Price Sylvia dan Lorraine M. Wilson. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses

Penyakit Edisi 6 Volume 2. Jakarta: EGC