lp hdr.doc

10
LAPORAN PENDAHULUAN PADA KLIEN DENGAN HARGA DIRI RENDAH DI RS JIWA dr. SOEHARTO HEERDJAN JAKARTA PUSAT DISUSUN OLEH : APRICILA FITRIA HASTUTI 1410.721.007 PROGRAM PROFESI NERS FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA

Upload: qdhuy-cihuy

Post on 06-Nov-2015

14 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

LAPORAN PENDAHULUAN PADA KLIEN DENGAN

HARGA DIRI RENDAH

DI RS JIWA dr. SOEHARTO HEERDJAN

JAKARTA PUSAT

DISUSUN OLEH :APRICILA FITRIA HASTUTI

1410.721.007

PROGRAM PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN

JAKARTA2015LAPORAN PENDAHULUAN HARGA DIRI RENDAHI. MASALAH UTAMA

Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri yang berkepanjangan akibat evaluasi negative terhadap diri sendiri dan kemampuan diri (Keliat & Akemat, 2009). Harga diri rendah adalah penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai dengan menganalisa seberapa jauh perilaku memenuhi ideal diri (Stuart dan Sundeen, 2005).

Pendapat senada diungkapkan oleh ( Carpenito, L.J 2004 ) bahwa harga diri rendah merupakan keadan dimana individu mengalami evaluasi diri yang negatif mengenai diri atau kemampuan diri. Dari pendapat-pendapat diatas dapat dibuat kesimpulan, harga diri rendah adalah suatu perasaan negatif terhadap diri sendiri, hilangnya kepercayaan diri dan gagal mencapai tujuan yang diekspresikan secara langsung maupun tidak langsung, penurunan diri ini dapat bersifat situasional maupun kronis atau menahun.

II. PROSES TERJADINYA MASALAH

A. TANDA DAN GEJALAMenurut Carpenito, L.J (2004); Keliat, B.A (2005) perilaku yang berhubungan dengan harga diri rendah antara lain :1. Mengkritik diri sendiri atau orang lain.

2. Perasaan dirinya sangat penting yang berlebih-lebihan.

3. Perasaan tidak mampu.

4. Rasa bersalah.

5. Sikap negatif pada diri sendiri.

6. Sikap pesimis pada kehidupan.

7. Keluhan sakit fisik.

8. Pandangan hidup yang terpolarisasi.

9. Menolak kemampuan diri sendiri.10. Pengurangan diri/mengejek diri sendiri.11. Perasaan cemas dan takut.12. Merasionalisasi penolakan/menjauh dari umpan balik positif.13. Ketidakmampuan menentukan tujuan.B. FAKTOR PREDIPOSISIFaktor predisposisi terjadinya harga diri rendah kronis adalah penolakan orang tua yang tidak realistis, kegagalan berulang kali, kurang mempunyai tanggung jawab personal, ketergantungan pada orang lain, ideal diri yang tidak realistis (Fitria, 2009).C. FAKTOR PRESIPITASIMenurut Fitria (2009) Faktor presipitasi terjadinya harga diri rendah kronis adalah hilangnya sebagian anggota tubuh, berubahnya penampilan atau bentuk tubuh, mengalami kegagalan atau menurunnya produktivitas. Gangguan konsep diri harga diri rendah kronis ini dapat terjadi secara situasional maupun kronik.Situasional. Gangguan konsep diri: harga diri rendah kronis dapat terjadi secara situasional bisa disebabkan oleh trauma yang muncul saat tiba-tiba misalnya harus dioperasi, mengalami kecelakaan, menjadi korban perkosaan, atau menjadi narapidana sehingga harus masuk penjara serta perlakuan petugas kesehatan yang kurang menghargai klien dan keluarga.Kronik. Gangguan konsep diri: harga diri rendah kronis biasanya sudah berlangsung sejak lama yang dirasakan klien sebelum sakit atau sebelum dirawat. Klien sudah memiliki pikiran negative sebelum dirawat dan menjadi semakin meningkat saat dirawat.D. MEKANISME KOPINGMekanisme koping termasuk pertahan koping jangka pendek atau jangka panjang serta penggunaan mekanisme pertahanan ego untuk melindungi diri sendiri dalam menghadapi persepsi diri yang menyakitkan ( Stuart & Gail, 2007 )1. Pertahanan jangka pendek mencakup berikut ini :

a. Aktifitas yang memberikan pelarian sementara dari krisis indentitas diri (misalnya, konser musik, bekerja keras, menonton televisi secara obsesif).

b. Aktifitas yang memberikan identitas pengganti sementara (misalnya, ikut serta dalam klub sosial, agama, politik, kelompok, gerakan atau geng)c. Aktifitas sementara menguatkan atau meningkatkan perasaan diri yang tidak menentu ( misalnya, olahraga yang kompetitif, prestasi akademik, kontes untuk mendapatkan popularitas)d. Aktifitas yang merupakan upaya jangka pendek untuk membuat identitas diluar dari hidup yang tidak bermakna saat ini (misalnya, penyalahgunaan obat)

2. Pertahanan jangka panjang mencakup berikut ini :

a. Penutupan identitas-adopsi, identitas prematur yang diinginkan oleh orang terdekat tanpa memperhatikan keinginan, aspirasi, atau potensi diri individub. Identitas negatif, asumsi identitas yang tidak sesuai dengan nilai dan harapan yang diterima masyarakat

E. RENTANG RESPONRespon adaptif

respon maladaptif

Sumber : Keliat (1999)

F. FASE-FASE HARGA DIRI RENDAH1. Denial (Penolakan), fase ini merupakan reaksi pertama individu terhadap kehilangan atau individu tidak percaya. Menolak atau tidak menerima kehilangan yang terjadi. Pernyataan yang sering diucapkan adalah itu tidak mungkin, saya tidak percaya seseorang yang mengalami kehilangan karena kematian orang yang berarti baginya, tetap merasabahwa orang tersebut masih hidup. Dia mungkin mengalami halusinasi, melihat orang yang meninggal tersebut berada di tempat yang biasa digunakan atau mendengar suaranya2. Anger (Marah), fase ini dimulai dengan timbulnya kesadaran akan kenyataanterjadinya kehilangan. Individu menunjukkan perasaan marah pada diri sendiri atau kepada orang yang berada di lingkungannya.Reaksi fisik yang terjadi pada fase ini antara lain, muka merah, nadi cepat,susah tidur, tangan mengepal mau memukul, agresif3. Bargaining (Tawar-menawar), individu yang telah mampu mengekspresikan rasa marah akan kehilangannya, maka orang tersebut akan maju ke tahap tawar menawardengan memohon kemurahan Tuhan, individu ingin menunda kehilangan dengan berkata seandainya saya hati-hati atau kalau saja kejadian inibias ditunda, maka saya akan sering berdoaIII. A. POHON MASALAH

core problem B.MASALAH KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL DAN DATA YANG PERLU DIKAJI1. Masalah keperawatan

a. Resiko isolasi sosial: menarik diri

b. Gangguan konsep diri: harga diri rendah

c. Berduka disfungsional

2. Data yang perlu dikaji

a. Data subyektif

Klien mengatakan: saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-apa, bodoh, mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu terhadap diri sendiri

b. Data obyektif Klien terlihat lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih alternatif tindakan, ingin menciderai diri atau ingin mengakhiri hidup

IV. DIAGNOSA KEPERAWATANA. Resiko isolasi sosial : menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah

B. Gangguan konsep diri : harga diri rendah berhubungan dengan berduka disfungsionalDAFTAR PUSTAKA

Carpenito, L.J. 2004. Buku Saku Diagnosa Keperawatan (terjemahan) Edisi 8. Jakarta: EGC

Fitria, Nita. 2009. Prinsip Dasar Dan Aplikasi Penulisan: Laporn Pendahuluan Dan Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan. Jakarta : Salemba MedikaKeliat, B.A. 2005. Seri Keperawatan Gangguan Konsep Diri, Cetakan II. Jakarta: EGC

Keliat, Budi Anna, dan Akemat (Editor). 2006. Modul Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa (MPKP Jiwa). Jakarta: EGCStuart, G.W & Sundeen, S.J, (2005). Buku Saku Keperawatan Jiwa (Terjemahan) Edisi 3. Jakarta: EGCAktualisasi diri

Konsep diri positif

Harga diri rendah kronis

Kerancuan identitas

depersonalisasi

Resiko isolasi sosial: menarik diri

Gangguan konsep diri : Harga diri rendah

Berduka disfungsional