lp dm

28
LAPORAN PENDAHULUAN DIABETES MILETUS Disusun Oleh Muh Afkar Musa L PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MADANI YOGYAKARTA 1

Upload: 55121

Post on 17-Nov-2015

12 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

LAPORAN PENDAHULUAN

TRANSCRIPT

LAPORAN PENDAHULUANDIABETES MILETUS

Disusun Oleh

Muh Afkar Musa L

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERSSEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MADANIYOGYAKARTA2015

A. DEFINISIPenyakit dimana penderitanya memiliki kadar gula darah yang tinggi yang disebabkan oleh ketidakmampuan tubuhnya untuk menghasilkan cukup insulin maupun karena sel-sel tubuhnya tidak respon terhadap insulin yang dihasilkan (resistensi insulin)Diabetes berasal dari bahasa yunani yang berarti mengalirkan atau mengalihakan. Mellitus berasal dari bahasa latin yang bermakna manis atau madu. Penyakit diabetes mellitus dapat diartikan individu yang mengalirkan volume urin yang banyak dengan kadar glukosa tinggi. Diabetes mellitus adalah penyakit hyperglikemia yang ditandai dengan ketiadaan absolute insulin atau penurunan relative insesitivitas sel terhadap insulin (Elizabeth J. Corwin, 2007)Diabetes melitus adalah hiperglikemia kronik disertai berbagai kelainan metabolic akibat gangguan hormonal, yang menimbulkan berbagai komplikasi kronik pada mata, ginjal, saraf, dan pembuluh darah, disertai lesi pada membrane basalis dalam pemeriksaan dengan mikroskop electron (ed. Mansjoer. 1999 : 580).Diabetes melitus adalah suatu penyakit yang ditandai dengan menurunnya kadar gula didalam sel yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara suplai insulin dengan kebutuhan tubuh.(Polaski,1996).Diabetes Melllitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat kekurangan insulin baik absolut maupun relatif (Arjatmo, 2002).Diabetes Melitus berasal dari kata diabetes yang berarti kencing dan melitus dalam bahasa latin yang berarti madu atau mel (Hartono, 1995). Penyakit ini merupakan penyakit menahun yang timbul pada seseorang disebabkan karena adanya peningkatan kadar gula atau glukosa darah akibat kekurangan insulin baik absolut maupun relatif (Suyono, 2002).

Dari beberapa definisi diatas penulis menyimpulkan bahwa diabetes melitus adalah suatu penyakit atau sindroma yang ditandai dengan kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia, yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara suplai insulin dengan kebutuhan tubuh. Menurut Smeltzer (2001) klasifikasi utama diabetes melitus adalah :1. Tipe I : Diabetes Melitus tergantung insulin ( insulin dependent diabetes mellitus/IDDM).2. Tipe II : DM tidak tergantung insulin ( non-insulin dependent DM / NIDDM).3. DM yang berhubungan dengan keadaan atau sindrom lainnya.4. Gestasional ( gestation diabetes mellitus / GDM )

Sedangkan menurut American Diabetes Association (1997) sesuai anjuran Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI) klasifikasi DM berdasarkan etiologi adalah :a) DM tipe I ( EDDM/DMTI) disebabkan destruksi sel B pulau Langerjans akibat proses autoimun/idiopatik yang menjurus ke defisiensi insulin absolute.b) DM tipe II (NIDDM/DMTTI) disebabkan oleh kegagalan relative sel B dan resistensi insulin dan terjadi defisiensi relative insulin.c) DM gestasional terjadi pada kehamiland) DM tipe lain :1) Endokkrinopati, akromegali, sindrom ehusing, hipertiroldisme2) Penyakit eksokrin pankreas : pancreatitis, tumor / pancreatomi, pancreatopati fibrokalkulus3) Karena obat / zat kimia : tiazid, dilatin, pentamidin, asam nikotinat4) Infeksi : rubella congenital, sitomegalovirusPenyebab imunologi : antibody anti insulin.

B. ETIOLOGIDalam kemajuan kemajuan yang telah dicapai di bidang patologi, bio kimia dan imunologi kini diketahui bahwa diabetes melitus adalah suatu penyakit yang mempunyai etiologi lebih dari satu ( etiologi yang berbeda-beda ), dimana faktor genetik dan faktor lingkungan memegang peranan besar. Etiologi diabetes melitus dapat dibagi dalam dua golongan besar, yaitu :1. Faktor genetikBahwa faktor keturunan pada diabetes melitus ada, sudah lama diketahui tetapi bagaimana terjadi transmisi-transmisi dari seseorang penderita ke anggota keluarga lain belum diketahui secara pasti.2. Faktor non geneticFaktor non genetic yang menyebabkan diabetes melitus antara lain infeksi, nutrisi, stress, obat-obatan , penyakit-penyakit endokrin ( hormonal ) dan penyakit-penyakit pankreas.Sedangkan menurut American Diabetes Association (1997) sesuai anjuran Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI) klasifikasi DM berdasarkan etiologi adalah :1. DM tipe I ( EDDM/DMTI) disebabkan destruksi sel B pulau Langerjans akibat proses autoimun/idiopatik yang menjurus ke defisiensi insulin absolute.2. DM tipe II (NIDDM/DMTTI) disebabkan oleh kegagalan relative sel B dan resistensi insulin dan terjadi defisiensi relative insulin.3. DM gestasional terjadi pada kehamilan4. DM tipe lain :a. Endokkrinopati, akromegali, sindrom ehusing, hipertiroldismeb. Penyakit eksokrin pankreas : pancreatitis, tumor / pancreatomi, pancreatopati fibrokalkulusc. Karena obat / zat kimia : tiazid, dilatin, pentamidin, asam nikotinatd. Infeksi : rubella congenital, sitomegalovirusPenyebab imunologi : antibody anti insulin.

C. PATOFISIOLOGIPankreas,yang disebut kelenjar ludah perut,adalah kelenjar penghasil insulin yang terletak di belakang lambung. Didalamnya terdapat kumpulan sel yang terbentuk seperti pulau pada peta,karena itu disebut pulau-pulau langerhans yang berisi sel beta yang mengeluarkan hormone insulin yang sangat berperan dalam mengatur kadar glokusa darah.Insulin yang dikeluarkan oleh sel beta tadi dapat diibaratkan sebagai anak kunci yang dapat membuka pintu masuknya glokusa kedalam sel,Untuk kemudian didalam sel glokusa tersebut dimetabolisasikan menjadi tenaga. Bila insulin tidak ada,maka glokusa dalam darah tidak dapat masuk kedalam sel dengan akibat kadar glokusa dalam darah meningkat.Keadaan inilah yang terjadi pada diabetes Tipe I.Pada keadaan diabetes melitus Tipe II,jumlah insulin bias normal,bahkan lebih banyak,tetapi jumlah reseptor (penangkap) insulin di permukaan sel kurang.Reseptor insulin ini dapat diibaratkan sebagai lubang kunci pintu masuk ke dalam sel.Pada keadaan DM Tipe II,Jumlah lubang kuncinya kurang,sehingga meskipun anak kuncinya(insulin)banyak,tetapi karena lubang kuncinya(Reseptor)kurang,maka glokusa yang masuk kedalam sel sedikit,sehingga sel kekurangan bahan bakar/glokusa dan kadar glokusa dalam darah Dengan demikian keadaan ini sama dengan DM Tipe I, Bedanya adalah pada DM Tipe II disamping kadar Glokusa tinggi,kadar insulin juga tinggi atau normal. Pada DM Tipe II juga bias ditemukan jumlah insulin cukup atau lebih tetapi kualitasnya kurang baik sehingga gagal membawa glokusa masuk kedalam sel.Disamping penyebab diatas,DM juga biasa terjadi akibat gangguan transport glokusa di dalam sel sehingga gagal digunakan sebagai bahan bakar untuk metabolisme energi.

D. PATHWAY

http://suka2-bayu.blogspot.com/2011/11/pathway-dm.html

E. MANIFESTASI KLINISAdanya penyakit diabetes ini pada awalnya seringkali tidak dirasakan dan tidak disadari oleh penderita. Beberapa keluhan dan gejala yang perlu mendapat perhatian ialah :1. keluhan klasik a) Penurunan berat badan (BB) dan rasa lemah Penurunan BB yang berlangsung dalam waktu relative singkat harus menimbulkan kecurigaan.Rasa lemah hebat yang menyebabkan penurunan prestasi di sekolah dan lapangan olah raga juga mencolok.Hal ini disebabkan glukosa dalam darah tidak dapat masuk ke dalam sel, sehingga sel kekurangan bahan bakar untuk menghasilkan tenaga. Untuk kelangsungan hidup, sumber tenaga terpaksa diambil dari cadangan lain yaitu sel lemak dan otot. Akibatnya penderita kehilangan jaringan lemak dan otot sehingga menjadi kurus.b) Banyak kencing Karena sifatnya, kadar glukosa darah yang tinggi akan menyebabkan banyak kencing. Kencing yang sering dan dalam jumlah banyak akan sangat mengganggu penderita, terutama pada waktu malam hari.c) Banyak minum Rasa haus amat sering dialami oleh penderita karena banyaknya cairan yang keluar melalui kencing.Keadaan ini justru sering disalahtafsirkan.Dikiranya sebab rasa haus ialah udara yang panas atau beban kerja yang berat.Untuk menghilangkan rasa haus itu penderita minum banyak.d) Banyak makan Kalori dari makanan yang dimakan, setelah dimetabolisasikan menjadi glukosa dalam darah tidak seluruhnya dapat dimanfaatkan, penderita selalu merasa lapar.2. Keluhan lain a) Gangguan saraf tepi/ kesemutan Penderita mengeluh rasa sakit atau kesemutan terutama pada kaki di waktu malam, sehingga mengganggu tidur.b) Gangguan penglihatan Pada fase awal penyakit diabetes sering dijumpai gangguan penglihatan yang mendorong penderita untuk mengganti kacamatanya berulang kali agar ia tetap dapat melihat dengan baik.c) Gatal/bisul Kelainan kulit berupa gatal, biasanya terjadi di daerah kemaluan atau daerah lipatan kulit seperti ketiak dan di bawah payudara. Seringpula dikeluhkan timbulnya bisul dan luka yang lama sembuhya.Luka ini dapat timbul akibat hal yang sepele seperti luka lecet karena sepatu atau tertusuk peniti.d) Gangguan ereksi Gangguan ereksi ini menjadi masalah tersembunyi karena sering tidak secara terus terang dikemukakan penderitanya. Hal ini terkait dengan budaya masyarakat yang masih merasa tabu membicarakan masalah seks, apalagi menyangkut kemampuan atau kejantanan seseorang.e) Keputihan Pada wanita, keputihan dan gatal merupakan keluhan yang sering ditemukan dan kadang-kadang merupakan satu-satunya gejala yang dirasakan.

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG1. Glukosa darah sewaktu2. Kadar glukosa darah puasa3. Tes toleransi glukosaKadar darah sewaktu dan puasa sebagai patokan penyaring diagnosis DM (mg/dl)Bukan DMBelum pasti DMDM

Kadar Glukosa darah sesaat100-200> 200

Plasma vena< 8080 200> 200

Darah kapiler< 110110 120> 126

Kadar glukosa darah puasa< 9090 100> 110

G. PENATALAKSANAAN DAN PENGOBATANPenatalaksanaan medis pada pasien diabetes mellitus mempunyai tujuan utama pengobatan yaitu:1. Mengembalikan konsentrasi glukosa darah menjadi senormal mungkin agar penyandang DM merasa nyaman dan sehat.2. Mencegah atau memperlambat timbulnya komplikasi.3. Mendidik penderita dalam pengetahuan dan motivasi agar dapat merawat sendiri penyakitnya sehingga mampu mandiri.Penderita sebaiknya mengonsumsi makanan dengan karbohidrat rendah dan lambat menjadi gula. Perbanyak mengonsumsi buah dan sayuran terutama kubis, kacang panjang, dan paprika untuk memperbaiki fungsi pankreas. Pengaturan pola makan membutuhkan kedisiplinan. Sebaiknya konsultasikan dengan ahli gizi mengenai pola makan yang tepat. Ada lima komponen penting dalam tahap pengobatan diabetes mellitus yaitu: 1. Pengaturan makananMakan dianjurkan seimbang dengan komposisi energi dari karbohidrat 60-70%, protein 10-15%, lemak 20-25%.Prinsip perencanaan makanan:a) Tidak ada makanan yang dilarang, hanya dibatasi sesuai kebutuhan (tidak berlebih).b) Teratur dalam jadwal, jumlah dan jenis makanan, Disesuaikan dengan kebiasaan makan dan diusahakan porsi tersebar sepanjang hari.c) Makan malam-makan selingan malam (hal ini untuk mencegah terjadinya hipoglikemia terutama bagi yang menggunakan insulin kerja panjang)2. Exercise atau latihanLatihan jasmani dianjurkan secara teratur yaitu 3-4 kali dalam seminggu selama kurang lebih 30 menit.Menurut Haznam (1991) olahraga dianjurkan karena bertambahnya kegiatan fisik menambah reseptor insulin dalam sel target.Dengan demikian insulin dalam tubuh bekerja lebih efektif, sehingga lebih sedikit obat anti diabetik (OAD) diperlukan, baik yang berupa insulin maupun OHO (Obat Hipoglikemik Oral).Prinsip utama latihan pada DM adalah CRIPE (Continuous, Rhytmical, Interval, Progressive dan Endurance).3. Pemantauan kadar glukosa dalam darah4. PengobatanPada prinsipnya, pengendalian diabetes melitus melalui obat ada 2 yaitu obat anti Diabetes atau Obat Hipoglikemik Oral yang berfungsi untuk merangsang kerja pankreas untuk mensekresikan insulin dan suntikan insulin.a) Obat Anti Diabetes atau Obat Hipoglikemik Oral yang berfungsi untuk merangsang kerja pankreas untuk mensekresikan insulin.1) SulfonyluriaSulfonylurea menstimulasi sel-sel beta dalam pankreas untuk memproduksi lebih banyak insulin. Obat ini juga membantu sel-sel dalam tubuh menjadi lebih baik dalam mengelola insulin. Beberapa jenis obat yang mengandung sulfonylurea antara lain chlorpropamide (Diabinese), tolazamide (Tolinase), acetohexamide, glipizide (Glucotrol), tolbutamide (Orinase), glimepiride (Amaryl), glyburide (DiaBeta, Micronase), glibenclamide, dan gliclazide.2) MeglitinidaMeglitinida juga termasuk jenis obat diebetes yang bekerja dengan menstimulasi sel-sel beta di pankreas untuk memproduksi insulin. Yang termasuk golongan Meglitinides adalah repaglinida (Prandin), nateglinida (Starlix), dan mitiglinida.3) Metformin ( Biguanida )Metformin merupakan obat yang cara kerjanya terutama menurunkan glukosa darah dengan menekan produksi glukosa yang diproduksi hati dan mengurangi resistensi insulin. Metformin bisa digunakan sebagai monoterapi atau dikombinsikan dengan sulfonylurea4) Thiazolidinedione Thiazolidinedione (sering juga disebut TZDs atau glitazone) berfungsi memperbaiki sensitivitas insulin dengan mengaktifkan gen-gen tertentu yang terlibat dalam sintesa lemak dan metabolisme karbohidrat. Thiazolidinedione tidak menyebabkan hipoglikemia jika digunakan sebagai terapi tunggal, meskipun mereka seringkali diberikan secara kombinasi dengan sulfonylurea, insulin, atau metformin.5) Alpha-glucosidase inhibitorAlpha-glucosidase inhibitor termsuk di dalamnya acarbose (Precose, Glucobay) dan miglitol (Glyset) memilki cara kerja mengurangi kadar glukosa dengan menginterfensi penyerapan sari pati dalam usus. Acarbose cenderung menurunkan kadar insulin setelah makan, yang merupakan keuntungan khusus obat ini, karena kadar insulin yang tinggi setelah makan berkaitan dengan pengingkatan risiko penyakit jantung.b) Suntikan insulin. Pasien yang mendapat pengobatan insulin waktu makanannya harus teratur dan disesuaikan dengan waktu pemberian insulinnya. Makanan selingan diberikan untuk mencegah hipoglikemia ( Perkeni, 1998 ). Untuk pasien yang tidak bisa mengontrol diabetes dengan diet atau pengobatan oral, kombinasi insulin dan obat-obatan lain bisa sangat efektif. Insulin kadangkala dijadikan pilihan sementara, misalnya :1) NPH yang merupakan insulin standar. 2) Long-acting insulin (insulin glargine, ultralente insulin) yang menstimulasi sekresi insulin alami. Para ahli banyak menganjurkan insulin jenis ini. 3) Insulin lispro dan insulin aspart yang merupakan fast-acting insulins. Diberikan sebelum makan, dan aksi pendeknya mengurangi risiko hipoglikemia sesudahnya. Stud pada pasien diabetes melitus tipe 2, insulin lispro bisa memperbaiki kualitas hidup dan risiko hipoglikemia dibandingkan insulin reguler, meski dalam hal kontrol gula darah tidak ada perbedaan. 4) Investigative oral insulin kini tengah mendapat perhatian sebagai pengganti insulin. Beberapa diberikan secara inhaler atau oral spray yang diserap di cheek lining (Oralin). Pemberian secara oral kemungkinan bisa mengurangi komplikasi jantung dibandingkan insulin injeksi. Namun studi pada tikus melaporkan adanya masalah pada hati dan meningkatnya kadar trigliserida.5. Pendidikan kesehatanInformasi yang harus disampaikan yaitu meliputi pengertian DM, penyebab, tanda dan gejala, akibat lanjut, pengobatan serta perawatan.

H. DIAGNOSA KEPERAWATAN, TUJUAN DAN INTERVENSINoDiagnosa KeperawatanTujuan Dan Kriteria HasilIntervensi

1

Defisit Volume CairanDefinisi : Penurunan cairan intravaskuler, interstisial, dan/atau intrasellular. Ini mengarah ke dehidrasi, kehilangan cairan dengan pengeluaran sodium

Faktor-faktor yang berhubungan: Kehilangan volume cairan secara aktif Kegagalan mekanisme pengaturanNOC: Fluid balance Hydration Nutritional Status : Food and Fluid IntakeKriteria Hasil :1. Mempertahankan urine output sesuai dengan usia dan BB, BJ urine normal, HT normal2. Tekanan darah, nadi, suhu tubuh dalam batas normal3. Tidak ada tanda tanda dehidrasi, Elastisitas turgor kulit baik, membran mukosa lembab, tidak ada rasa haus yang berlebihan

NIC :Fluid management1. Pertahankan catatan intake dan output yang akurat2. Monitor status hidrasi ( kelembaban membran mukosa, nadi adekuat, tekanan darah ortostatik ), jika diperlukan3. Monitor vital sign4. Monitor masukan makanan / cairan dan hitung intake kalori harian5. Kolaborasikan pemberian cairan IV 6. Monitor status nutrisi7. Dorong masukan oral8. Berikan penggantian nesogatrik sesuai output9. Tawarkan snack ( jus buah, buah segar )10. Kolaborasi dokter jika tanda cairan berlebih muncul meburuk

2Resiko InfeksiDefinisi : Peningkatan resiko masuknya organisme patogen

Faktor-faktor resiko : Ketidakcukupan pengetahuan untuk menghindari paparan patogen Kerusakan jaringan dan peningkatan paparan lingkungan Agen farmasi (imunosupresan) Malnutrisi Peningkatan paparan lingkungan patogen Ketidakadekuatan imun buatan

NOC : Immune Status Knowledge : Infection control Risk controlKriteria Hasil :1. Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi2. Menunjukkan kemampuan untuk mencegah timbulnya infeksi3. Jumlah leukosit dalam batas normal4. Menunjukkan perilaku hidup sehat

NIC :Infection Control (Kontrol infeksi)1. Bersihkan lingkungan setelah dipakai pasien lain2. Pertahankan teknik isolasi3. Batasi pengunjung bila perlu4. Instruksikan pada pengunjung untuk mencuci tangan saat berkunjung dan setelah berkunjung meninggalkan pasien5. Gunakan sabun antimikrobia untuk cuci tangan6. Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah tindakan kperawtan7. Gunakan baju, sarung tangan sebagai alat pelindung8. Pertahankan lingkungan aseptik selama pemasangan alat9. Tingktkan intake nutrisi10. Berikan terapi antibiotik bila perlu

Infection Protection (proteksi terhadap infeksi)1. Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal2. Monitor hitung granulosit, WBC3. Monitor kerentanan terhadap infeksi4. Saring pengunjung terhadap penyakit menular5. Pertahankan teknik isolasi k/p6. Ispeksi kondisi luka / insisi bedah7. Dorong masukkan nutrisi yang cukup8. Dorong masukan cairan9. Dorong istirahat10. Instruksikan pasien untuk minum antibiotik sesuai resep11. Ajarkan pasien dan keluarga tanda dan gejala infeksi12. Ajarkan cara menghindari infeksi

3Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Definisi : Intake nutrisi tidak cukup untuk keperluan metabolisme tubuh.

Faktor-faktor yang berhubungan : Ketidakmampuan pemasukan atau mencerna makanan atau mengabsorpsi zat-zat gizi berhubungan dengan faktor biologis, psikologis atau ekonomi.

NOC : Nutritional Status : food and Fluid Intake Nutritional Status : nutrient Intake

Kriteria Hasil :1. Adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan2. Beratbadan ideal sesuai dengan tinggi badan3. Mampumengidentifikasi kebutuhan nutrisi4. Tidk ada tanda tanda malnutrisi5. Menunjukkan peningkatan fungsi pengecapan dari menelan6. Tidak terjadi penurunan berat badan yang berarti

NIC :Nutrition Management1. Kaji adanya alergi makanan2. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien.3. Yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat untuk mencegah konstipasi4. Berikan makanan yang terpilih ( sudah dikonsultasikan dengan ahli gizi)5. Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi6. Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan

Nutrition Monitoring1. BB pasien dalam batas normal2. Monitor mual dan muntah3. Monitor kadar albumin, total protein, Hb, dan kadar Ht4. Monitor makanan kesukaan5. Monitor pertumbuhan dan perkembangan6. Monitor pucat, kemerahan, dan kekeringan jaringan konjungtiva

4CemasDefinisi : Perasaan gelisah yang tak jelas dari ketidaknyamanan atau ketakutan yang disertai respon autonom (sumner tidak spesifik atau tidak diketahui oleh individu); perasaan keprihatinan disebabkan dari antisipasi terhadap bahaya. Ditandai dengan Gelisah Insomnia Resah Ketakutan Sedih Fokus pada diri Kekhawatiran Cemas

NOC : Anxiety control Coping Impulse controlKriteria Hasil :1. Klien mampu mengidentifikasi dan mengungkapkan gejala cemas2. Mengidentifikasi, mengungkapkan dan menunjukkan tehnik untuk mengontol cemas3. Vital sign dalam batas normal4. Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa tubuh dan tingkat aktivitas menunjukkan berkurangnya kecemasan

NIC :Anxiety Reduction (penurunan kecemasan)1. Gunakan pendekatan yang menenangkan 2. Nyatakan dengan jelas harapan terhadap pelaku pasien3. Pahami prespektif pasien terhdap situasi stres4. Temani pasien untuk memberikan keamanan dan mengurangi takut5. Berikan informasi faktual mengenai diagnosis, tindakan prognosis 6. Dengarkan dengan penuh perhatian7. Identifikasi tingkat kecemasan 8. Bantu pasien mengenal situasi yang menimbulkan kecemasan9. Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan, ketakutan, persepsi10. Instruksikan pasien menggunakan teknik relaksasi11. Barikan obat untuk mengurangi kecemasan

5Kurang pengetahuan

Definisi : Tidak adanya atau kurangnya informasi kognitif sehubungan dengan topic spesifik.

Faktor yang berhubungan : keterbatasan kognitif, interpretasi terhadap informasi yang salah, kurangnya keinginan untuk mencari informasi, tidak mengetahui sumber-sumber informasi.NOC : Kowlwdge : disease process Kowledge : health BehaviorKriteria Hasil :1. Pasien dan keluarga menyatakan pemahaman tentang penyakit, kondisi, prognosis dan program pengobatan2. Pasien dan keluarga mampu melaksanakan prosedur yang dijelaskan secara benar3. Pasien dan keluarga mampu menjelaskan kembali apa yang dijelaskan perawat/tim kesehatan lainnya.

NIC :Teaching : disease Process1. Jelaskan patofisiologi dari penyakit dan bagaimana hal ini berhubungan dengan anatomi dan fisiologi, dengan cara yang tepat. 2. Gambarkan tanda dan gejala yang biasa muncul pada penyakit, dengan cara yang tepat 3. Gambarkan proses penyakit, dengan cara yang tepat 4. Identifikasi kemungkinan penyebab, dengna cara yang tepat 5. Diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin diperlukan untuk mencegah komplikasi di masa yang akan datang dan atau proses pengontrolan penyakit 6. Dukung pasien untuk mengeksplorasi atau mendapatkan second opinion dengan cara yang tepat atau diindikasikan 7. Instruksikan pasien mengenai tanda dan gejala untuk melaporkan pada pemberi perawatan kesehatan, dengan cara yang tepat

DAFTAR PUSTAKA

Arjatmo Tjokronegoro. Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu.Cet 2.Jakarta : Balai Penerbit FKUI, 2002Corwin Elizabeth J. Buku saku pathofisiologi. Edisis 3, alih bahasa Nike Budi Subekti, Egi Komara Yuda, Jakarta: EGC, 2009.Docterman dan Bullechek.Nursing Invention Classifications (NIC), Edition 4, United States Of America: Mosby Elseveir Acadamic Press, 2004.Guyton, Arthur C, Fisiologi Manusia dan Mekanisme Panyakit, Edisi 3, Jakarta: EGC, 2009.Maas, Morhead, Jhonson dan Swanson. Nursing Out Comes (NOC), United States Of America: Mosby Elseveir Acadamic Press, 2004.Nanda International.Diagnosis Keperawatan: Defenisi dan klassifikasi, Jakarata: EGC, 2009.Smeltzer, Suzanne C, Brenda G bare, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth Edisi 8 Vol 2 alih bahasa H. Y. Kuncara, Andry Hartono, Monica Ester, Yasmin asih, Jakarta : EGC, 2002.

18