lp asma

Upload: intan-puspiita-dewii

Post on 18-Oct-2015

35 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Laporan Pendahuluan Asma

TRANSCRIPT

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN ASTHMA DI KELURAHAN BENDUL MERISI RW 12 RT 3TANGGAL 26 30 DESEMBER 2011

OLEH :PANJI KUSUMA PUTRA(081.0069)

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATANSTIKES HANGTUAH SURABAYA2011LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN ASTHMA DI KELURAHAN BENDUL MERISI RW 12 RT 3TANGGAL 26 30 DESEMBER 2011

MENGETAHUI :

MAHASISWAPEMBIMBING INSTITUSI

PANJI KUSUMA PNs, DIAN SATYA R, MKep081.00691. PengertianAsma adalah suatu gangguan yang komplek dari bronkial yang dikarakteristikan oleh periode bronkospasme (kontraksi spasme yang lama pada jalan nafas). (Polaski : 1996).Asma adalah gangguan pada jalan nafas bronkial yang dikateristikan dengan bronkospasme yang reversibel. (Joyce M. Black : 1996).2. Faktor Pencetusa. Udara dinginb. Serbuk saric. Debud. Bulu binatange. Infeksi saluran pernafasanf. Latihan fisik (olahraga)g. Emosih. Lingkungan dengan polusi (asap) dapat menyebabkan atau sebagai pencetus terjadinya serangan asma3. Etiologia. Kontraksi otot di sekitar bronkus sehingga terjadi penyempitan jalan nafas.b. Pembengkakan membran bronkus.c. Terisinya bronkus oleh mukus yang kental.4. Manifestasi Klinika. Batuk.b. Dyspnoec. Wheezingd. Nyeri dada (pada sebagian penderita)e. Bernafas cepat dan dalam (saat timbul serangan)f. Gelisah (saat timbul serangan)g. Duuk dengan tangan menyangga ke depan (saat timbul serangan)h. tampak otot-otot bantu pernafasan bekerja dengan keras (saat timbul serangan)i. Sianosis (bila asma berat)j. Gangguan kesadaran (bila asma berat)k. Penderita tampak letih (bila asma berat)l. Takikardi (bila asma berat)5. Tingkatan penderita asmaa. Tingkat 11) Secara klinis normal tanpa kelainan pemeriksaan fisik dan fungsi paru.2) Timbul bila ada faktor pencetus baik didapat alamiah maupun dengan test provokasi bronkial di laboratorium.b. Tingkat 21) Tanpa keluhan dan kelainan pemeriksaan fisik tapi fungsi paru menunjukkan adanya tanda-tanda obstruksi jalan nafas.2) Banyak dijumpai pada klien setelah sembuh serangan.c. Tingkat 31) Tanpa keluhan.2) Pemeriksaan fisik dan fungsi paru menunjukkan adanya obstruksi jalan nafas.3) Penderita sudah sembuh dan bila obat tidak diteruskan mudah diserang kembali.d. Tingkat 41) Klien mengeluh batuk, sesak nafas dan nafas berbunyi wheezing.2) Pemeriksaan fisik dan fungsi paru didapat tanda-tanda obstruksi jalan nafas.e. Tingkat 51) Status asmatikus yaitu suatu keadaan darurat medis berupa serangan asma akut yang berat bersifat refrator sementara terhadap pengobatan yang lazim dipakai.2) Kontraksi otot-otot pernafasan, sianosis, gangguan kesadaran, penderita tampak letih, takikardi.6. Klasifikasi asmaAsma dibagi atas dua kategori, yaitu ekstrinsik atau alergi yang disebabkan oleh alergi seperti debu, binatang, makanan, asap (rokok) dan obat-obatan. Klien dengan asma alergi biasanya mempunyai riwayat keluarga dengan alergi dan riwayat alergi rhinitis, sedangkan non alergi tidak berhubungan secara spesifik dengan alergen. Jika serangan non alergi asma menjadi lebih berat dan sering dapat menjadi bronkhitis kronik dan emfisema, selain alergi juga dapat terjadi asma campuran yaitu alergi dan non alergi.7. Pathway(Terlampir)8. PenatalaksanaanPrinsip umum dalam pengobatan pada asma bronkhiale :a. Menghilangkan obstruksi jalan nafasb. Mengenal dan menghindari faktor yang dapat menimbulkan serangan asma.c. Memberi penerangan kepada penderita atau keluarga dalam cara pengobatan maupun penjelasan penyakit.Penatalaksanaan asma dapat dibagi atas :a. Pengobatan dengan obat-obatan, seperti :1) Beta agonist (beta adrenergik agent)2) Methylxanlines (enphy bronkodilator)3) Anti kolinergik (bronkodilator)4) Kortikosteroid5) Mast cell inhibitor (lewat inhalasi)b. Tindakan yang spesifik tergantung dari penyakitnya, misalnya :1) Oksigen 4-6 liter/menit.2) Agonis B2 (salbutamol 5 mg atau veneteror 2,5 mg atau terbutalin 10 mg) inhalasi nabulezer dan pemberiannya dapat di ulang setiap 30 menit-1 jam. Pemberian agonis B2 mg atau terbutalin 0,25 mg dalam larutan dextrose 5% diberikan perlahan.3) Aminofilin bolus IV 5-6 mg/kg BB, jika sudah menggunakan obat ini dalam 12 jam.4) Kortikosteroid hidrokortison 100-200 mg itu jika tidak ada respon segera atau klien sedang menggunakan steroid oral atau dalam serangan sangat berat.9. Pemeriksaan Penunjanga. SpirometriUntuk menunjukkan adanya obstruksi jalan nafas.b. Tes provokasi :1) Untuk menunjang adanya hiperaktifitas bronkus.2) Tes provokasi dilakukan bila tidak dilakukan lewat tes spirometri.3) Tes provokasi bronkial seperti :a) Tes provokasi histamineb) Metakolinc) Alergend) Kegiatan jasmanie) Hiperventilasi dengan udara dinginf) Inhalasi dengan aqua destilata.4) Tes kulit : Untuk menunjukkan adanya anti bodi Ig E yang spesifik dalam tubuh.c. Pemeriksaan kadar Ig E total dengan Ig E spesifik dalam serum.d. Pemeriksaan radiologi umumnya rontgen foto dada normal.e. Analisa gas darah dilakukan pada asma berat.f. Pemeriksaan eosinofil total dalam darah.g. Pemeriksaan sputum.10. KomplikasiKomplikasi yang dapat terjadi pada klien dengan asma yaitu :a. Pneumotoraksb. Atelektasisc. Gagal nafasd. Bronkhitis e. Fraktur iga.11. AskepA. Pengkajian1. Identitas Kliena. Riwayat kesehatan masa lalu : Riwayat keturunan, alergi debu, udara dinginb. Riwayat kesehatan sekarang :Keluhan sesak napas, keringat dingin.c. Status mental : Lemas, takut, gelisahd. Pernapasan : Perubahan frekuensi, kedalaman pernafasan.e. Gastro intestinal :adanya mual, muntah.f. Pola aktivitas :Kelemahan tubuh, cepat lelah2. Pemeriksaan Fisika. Dada1) Contour, Confek, tidak ada defresi sternum2) Diameter antero posterior lebih besar dari diameter transversal3) Keabnormalan struktur Thorax4) Contour dada simetris5) Kulit Thorax ; Hangat, kering, pucat atau tidak, distribusi warna merata6) RR dan ritme selama satu menit.b. Palpasi1) Temperatur kulit2) Premitus : fibrasi dada3) Pengembangan dada4) Krepitasi5) Massa6) Edemac. Auskultasi1) Vesikuler2) Broncho vesikuler3) Hyper ventilasi4) Rochi5) Wheezing6) Lokasi dan perubahan suara napas serta kapan saat terjadinya.3. Pemeriksaan Penunjang1) Spirometri2) Tes provokasi3) Pemeriksaan kadar Ig E total dengan Ig E spesifik dalam serum.4) Pemeriksaan radiologi umumnya rontgen foto dada normal.5) Analisa gas darah dilakukan pada asma berat.6) Pemeriksaan eosinofil total dalam darah.7) Pemeriksaan sputum.

B. Diagnosa Keperawatan dan Intervensi1. Diagnosa 1Bersihan jalan nafas tak efektif berhubungan dengan akumulasi mukus.

Tujuan :Dalam asuhan keperawatan 1 x 24 jam, Jalan nafas kembali efektif

Kriteria Hasil :a. Sesak berkurangb. Batuk berkurangc. Klien dapat mengeluarkan sputumd. Wheezing berkurang/hilange. Vital dalam batas normalf. Keadaan umum baik.

Intervensi :a. Observasi system pernafasan klienRasional : Beberapa derajat spasme bronkus terjadi dengan obstruksi jalan nafas. Bunyi nafas redup dengan ekspirasi mengi (empysema), tak ada fungsi nafas (asma berat).b. Berikan Air HangatRasional : penggunaan cairan hangat dapat menurunkan spasme bronkus.

c. Beritahu tentang batuk efektifRasional : Batuk efektif akan sangat membantu dalam mengurangi akumulasi mukusd. Kolaborasi obat sesuai indikasiMembebaskan spasme jalan nafas akan sangat membantu keefektifan bersihan jalan nafas klien.

2. Diagnosa 2Tidak efektifnya pola nafas berhubungan dengan penurunan ekspansi paru.

Tujuan : Dalam asuhan keperawatan 1 x 24 jam, pola nafas klien kembali efektif

Kriteria Hasil :a. Pola nafas efektif dengan perbandingan inspirasi dan ekspirasi 1 : 2b. Bunyi nafas normal atau bersihc. TTV dalam batas normald. Batuk berkurange. Ekspansi paru mengembang.

Intervensi :a. Observasi frekuensi kedalaman pernafasan dan ekspansi dada. Catat upaya pernafasan termasuk penggunaan otot bantu pernafasan / pelebaran nasal.Rasional : kecepatan biasanya mencapai kedalaman pernafasan bervariasi tergantung derajat gagal nafas. Expansi dada terbatas yang berhubungan dengan atelektasis dan atau nyeri dada.b. Tinggikan kepala dan bantu mengubah posisi.Rasional : duduk tinggi memungkinkan ekspansi paru optimal dan memudahkan dalam pernafasan.

c. Beritahu tentang batuk efektifRasional : Batuk efektif akan sangat membantu dalam mengurangi akumulasi mukusd. Kolaborasikan pemberian humidifikasiRasional : memaksimalkan bernafas dan menurunkan kerja nafas, memberikan kelembaban pada membran mukosa dan membantu pengenceran sekret.

3. Diagnosa 3Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik akibat kekurangan energi oksigen

Tujuan : dalam asuhan keperawatan 1 x 24 jam, klien dapat melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri.

Kriteria Hasil :a. KU klien baikb. Badan tidak lemasc. Klien dapat beraktivitas secara mandirid. Kekuatan otot terasa pada skala sedang

Intervensi :a. Kaji respons pasien terhadap aktivitas. Catat laporan dyspnea peningkatan kelemahan/kelelahan dan perubahan tanda vital selama dan setelah aktivitas.Rasional : menetapkan kebutuhan/kemampuan pasien dan memudahkan pilihan intervensi.b. Bantu pasien memilih posisi nyaman untuk istirahat dan atau tidur.Rasional : posisi yang nyaman dalam beristrirahat mampu meningkatkan kualitas istirahat yang dijalani pasienc. Jelaskan pentingnya istirahat dalam rencana pengobatan dan perlunya keseimbangan aktivitas dan istirahat.Rasional : Tirah baring dipertahankan selama fase akut untuk menurunkan kebutuhan metabolik, menghemat energi untuk penyembuhan.d. Kolaborasikan tentang pemberian krukRasional : pemberian kruk akan membantu keseimbangan pasien yang mengalami kelemahan fisik dalam beraktifitas

DAFTAR PUSTAKA

Doegoes, Marilynn E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC

Pathway B1, B2, B3

Sel mast di sepanjang bronki melepaskan bahan seperti histamin dan leukotrienKontraksi otot polosPeningkatan pembentukan lendirPerpindahan sel darah putih tertentu ke bronkiAsthmaPenyempitan diameter Bronkus (Bronkokonstriksi)AlergenSerbuk sari, debu, infeksi saluran pernafasan, bulu binatang, asap, udara dingin dan olahraga.PsikologisStres, Kecemasan, dan Ketakutan B3 (Brain)Spasme otot BronkusNyeri dadaNyeri AkutB2 (Blood)ISPAPeningkatan LeukositResiko Tinggi InfeksiB1 (Breath)Akumulasi mucus di bronkusBronkokonstriksiPenurunan ekspansi paruSesak NafasPola nafas tak efektifBersihan jalan nafas tak efektif

Pathway B4, B5, B6

Sel mast di sepanjang bronki melepaskan bahan seperti histamin dan leukotrienKontraksi otot polosPeningkatan pembentukan lendirPerpindahan sel darah putih tertentu ke bronkiAsthmaPenyempitan diameter Bronkus (Bronkokonstriksi)AlergenSerbuk sari, debu, infeksi saluran pernafasan, bulu binatang, asap, udara dingin dan olahraga.PsikologisStres, Kecemasan, dan Ketakutan B5 (Bowel)B4 (Blader)B6 (Bone)Sesak NafasPenurunan asupan oksigenKelemahan fisikEnergi berkurangIntolerasnsi aktivitas