lp anemia aplastk

22
Laporan Pendahuluan Anemia Aplastik Pengertian Anemia adalah berkurangnya jumlah eritrosit serta hemoglobin da mm 3 darah atau berkurangnya volume sel yang dipadatkan (packed red cells volume) dalam 100 ml darah. Anemia aplastik merupaka keadaan yang disebabkan bekurangnya sel hematopoetik dalam darah tepi seperti eritrosit, leukosit dan trombosit s akibat terhentinya pembentukan sel hemopoetik dalam sumsum tulang. Anemia aplastik adalah anemia yang normokromik normositer yang disebabkan oleh disfungsi sumsum tulang, sedemikian sehingga sel darah ya mati tidak diganti. Anemia aplastik adalah anemia yang disebabkan terhentinya pembuatan se darah oleh sumsum tulang (kerusakan susum tulang). (gastiyah.1!!".#al$3% Anemia aplastik merupaka keadaan yang disebabkan bekurangnya sel hematopoetik dalam darah tepi seperti eritrosit, leukosit dan trombosit s akibat terhentinya pembentukan sel hemopoetik dalam sumsum tulang. (&taf 'engajar lmu esehatan Anak * +. 00%.#al$-%1) Anemia aplastik adalah kegagalan anatomi dan fisiologi dari sumsum tul yang mengarah pada suatu penurunan nyata atau tidakadanya unsur pembentukan darah dalam sumsum.(&acharin.1!! .#al$-1 ) Etiologi a. *aktor congenital $ sindrom fanconi yang biasanya disertai kelainan ba/ lain seperti mikrosefali, strabismus, anomali jari, kelainan ginjal dan lain sebagainya. b. *aktor didapat ahan kimia $ ben ena, insektisida, senya/a As, Au, 'b. 2bat $ kloramfenikol, mesantoin (antikonvulsan), piriben amin (antihistamin), santonin kalomel, obat sitostatika (myleran, meth

Upload: doni-luter

Post on 05-Oct-2015

31 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

laporan pendahuluan anemia aplastik

TRANSCRIPT

Laporan PendahuluanAnemia Aplastik

PengertianAnemia adalah berkurangnya jumlah eritrosit serta hemoglobin dalam 1 mm3darah atau berkurangnya volume sel yang dipadatkan (packed red cells volume) dalam 100 ml darah.Anemia aplastik merupaka keadaan yang disebabkan bekurangnya sel hematopoetik dalam darah tepi seperti eritrosit, leukosit dan trombosit sebagai akibat terhentinya pembentukan sel hemopoetik dalam sumsum tulang.Anemia aplastik adalah anemia yang normokromik normositer yang disebabkan oleh disfungsi sumsum tulang, sedemikian sehingga sel darah yang mati tidak diganti.Anemia aplastik adalah anemia yang disebabkan terhentinya pembuatan sel darah oleh sumsum tulang (kerusakan susum tulang). (Ngastiyah.1997.Hal:359)Anemia aplastik merupaka keadaan yang disebabkan bekurangnya sel hematopoetik dalam darah tepi seperti eritrosit, leukosit dan trombosit sebagai akibat terhentinya pembentukan sel hemopoetik dalam sumsum tulang. (Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI.2005.Hal:451)Anemia aplastik adalah kegagalan anatomi dan fisiologi dari sumsum tulang yang mengarah pada suatu penurunan nyata atau tidak adanya unsur pembentukan darah dalam sumsum.(Sacharin.1996.Hal:412)

Etiologia.Faktor congenital : sindrom fanconi yang biasanya disertai kelainan bawaan lain seperti mikrosefali, strabismus, anomali jari, kelainan ginjal dan lain sebagainya.b.Faktor didapat Bahan kimia : benzena, insektisida, senyawa As, Au, Pb. Obat : kloramfenikol, mesantoin (antikonvulsan), piribenzamin (antihistamin), santonin-kalomel, obat sitostatika (myleran, methrotrexate, TEM, vincristine, rubidomycine dan sebagainya), obat anti tumor (nitrogen mustard), anti microbial. Radiasi : sinar roentgen, radioaktif. Faktor individu : alergi terhadap obat, bahan kimia dan lain lain. Infeksi : tuberculosis milier, hepatitis dan lain lain. Keganasan , penyakit ginjal, gangguan endokrin, dan idiopatik. (Mansjoer.2005.Hal:494)

PatofisiologiPatofisiologi dari anemia aplastik bias disebabkan oleh dua hal yaitu kerusakan pada sel induk pluripoten yaitu sel yang mampu berproliferasi dan berdiferensiasi menjadi sel-sel darah yang terletak di sumsum tulang dan karena kerusakan pada microenvironment. Gangguan pada sel induk pluripoten ini menjadi penyebab utama terjadinya anemia aplastik. Sel induk pluripoten yang mengalami gangguan gagal membentuk atau berkembang menjadi sel-sel darah yang baru. Umumnya hal ini dikarenakan kurangnya jumlah sel induk pluripoten ataupun karena fungsinya yang menurun. Penanganan yang tepat untuk individu anemia aplastik yang disebabkan oleh gangguan pada sel induk adalah terapi transplantasi sumsum tulang. Kerusakan pada microenvironment, ditemukan gangguan pada mikrovaskuler, faktor humoral (misalkan eritropoetin) maupun bahan penghambat pertumbuhan sel. Hal ini mengakibatkan gagalnya jaringan sumsum tulang untuk berkembang. Gangguan pada microenvironment berupa kerusakan sehingga menyebabkan kehilangan kemampuan sel tersebut untuk berdiferensiasi menjadi sel-sel darah. Selain itu pada beberapa penderita anemia aplastik ditemukan sel inhibitor atau penghambat pertumbuhan sel. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya limfosit T yang menghambat pertumbuhan sel-sel sumsum tulang.

Manifestasi KlinisTanda dan gejala yang sering dialami pada anemia aplastik adalah :Lemah dan mudah lelahGranulositopenia dan leukositopenia menyebabkan lebih mudah terkena infeksi bakteriTrombositopenia menimbulkan perdarahan mukosa dan kulitPucatPusingAnoreksiaPeningkatan tekanan sistolikTakikardiaPenurunan pengisian kaplerSesakDemamPurpuraPetekieHepatosplenomegaliLimfadenopati(Tierney,dkk.2003.Hal:95)

PenatalaksanaanSecara garis besar terapi untuk anemia aplastik terdiri atas beberapa terapi sebagai berikut :1.Terapi KausalTerapi kausal adalah usaha untuk menghilangkan agen penyebab. Hindarkan pemaparan lebih lanjut terhadap agen penyebab yang tidak diketahui. Akan tetapi,hal ini sulit dilakukan karena etiologinya tidak jelas atau penyebabnya tidak dapat dikoreksi.2.Terapi suportifTerapi suportif bermanfaat untuk mengatasi kelainan yang timbul akibat pansitopenia. Adapun bentuk terapinya adalah sebagai berikut :a.Untuk mengatasi infeksi Hygiene mulut Identifikasi sumber infeksi serta pemberian antibiotik yang tepat dan adekuat/. Transfusi granulosit konsertat diberikan pada sepsis berat.b.Usaha untuk mengatasi anemiaBerikan transfusipacked red cell(PRC) jika hemoglobin < 7 gr/ atau tanda payah jantung atau anemia yang sangat simptomatik. Koreksi Hb sebesar 9-10 g% tidak perlu sampai normal karena akan menekan eritropoesis internalc.Usaha untuk mengatasi perdarahanBerikan transfusi konsertat trombosit jika terdapat pedarahan mayor atau trombosit < 20.000/mm3.3.Terapi untuk memperbaiki fungsi sumsum tulangObat untuk merangsang fungsi sumsum tulang adalah sebagai berikut :a.Anabolik steroiddapat diberikan oksimetolon atau stanal dengan dosis 2-3 mg/kgBB/hari. Efek terapi tampak setelah 6-8 minggu. Efek samping yang dialami berupa virilisasi dan gangguan fungsi hati. Kortikosteroid dosis rendah sampai menengah. GM-CSF atau G-CSF dapat diberikan untuk meningkatkan jumlah neutrofil.4.Terapi DefinitifTerapi definitif merupakan terapi yang dapat memberikan kesembuhan jangka panjang.Terapi definitif untuk anemia aplastik terdiri atas dua jenis pilihan sebagai berikut :a.Terapi imunosuprersif Pemberiananti-lymphocyte globuline(ALG) atauanti-thymocyte globuline(ATG) dapat menekan proses imunologis Terapi imunosupresif lain, yaitu pemberian metilprednison dosis tinggib.Transplantasi sumsum tulangTransplantasi sumsum tulang merupakan terapi definitif yang memberikan harapan kesembuhan, tetapi biayanya mahal.

Komplikasi1.Perdarahan2.Infeksi organ3.Gagal jantungAsuhan Keperawatan pada Pasien dengan Anemia AplastikA.Pengkajian1.AnamnesaIdentitas KlienMeliputi nama, jenis kelamin, umur, alamat, agama, bahasa yang dipakai, status perkawinan, pendidikan, pekerjaan, asuransi, golongan darah, no. register, tanggal MRS, diagnosa medis.Riwayat Penyakit SekarangPengumpulan data yang dilakukan untuk menentukan sebab dari anemia yang nantinya membantu dalam membuat rencana tindakan terhadap klien. Ini bisa berupa kronologi terjadinya penyakit.Riwayat Penyakit DahuluPada pengkajian ini ditemukan kemungkinan penyebab anema aplastik, serta penyakit yang pernah diderita klien sebelumnya yang dapat memperparah keadaan klien dan menghambat proses penyembuhan.Riwayat Penyakit KeluargaPenyakit keluarga yang berhubungan dengan penyakit anemia merupakan salah satu faktor predisposisi terjadinya anemia, sering terjadi pada beberapa keturunan, dan anemia aplastik yang cenderung diturunkan secara genetik.2. Pemeriksaan Fisika. Aktivitas / Istirahat Keletihan, kelemahan otot, malaise umum Kebutuhan untuk tidur dan istirahat lebih banyak Takikardia, takipnea ; dipsnea pada saat beraktivitas atau istirahat Letargi, menarik diri, apatis, lesu dan kurang tertarik pada sekitarnya Ataksia, tubuh tidak tegak Bahu menurun, postur lunglai, berjalan lambat dan tanda tanda lain yang menunjukkan keletihanb. Sirkulasi Riwayat kehilangan darah kronis, mis : perdarahan GI Palpitasi (takikardia kompensasi) Hipotensi postural Disritmia : abnormalitas EKG mis : depresi segmen ST dan pendataran atau depresi gelombang T Bunyi jantung murmur sistolik Ekstremitas : pucat pada kulit dan membrane mukosa (konjungtiva, mulut, faring, bibir) dan dasar kuku Sclera biru atau putih seperti mutiara Pengisian kapiler melambat (penurunan aliran darah ke perifer dan vasokonsriksi kompensasi) Kuku mudah patah, berbentuk seperti sendok (koilonikia) Rambut kering, mudah putus, menipisc. Integritas Ego Keyakinan agama / budaya mempengaruhi pilihan pengobatan mis transfusi darah Depresid. Eliminasi Riwayat pielonefritis, gagal ginjal Flatulen, sindrom malabsorpsi Hematemesis, feses dengan darah segar, melena Diare atau konstipasi Penurunan haluaran urin Distensi abdomene. Makanan / cairan Penurunan masukan diet Nyeri mulut atau lidah, kesulitan menelan (ulkus pada faring) Mual/muntah, dyspepsia, anoreksia Adanya penurunan berat badan Membrane mukusa kering,pucat Turgor kulit buruk, kering, tidak elastic Stomatitis Inflamasi bibir dengan sudut mulut pecahf. Neurosensori Sakit kepala, berdenyut, pusing, vertigo, tinnitus, ketidakmampuan berkonsentrasi Insomnia, penurunan penglihatan dan bayangan pada mata Kelemahan, keseimbangan buruk, parestesia tangan / kaki Peka rangsang, gelisah, depresi, apatis Tidak mampu berespon lambat dan dangkal Hemoragis retina EpistaksisGangguan koordinasi, ataksiag. Nyeri/kenyamanan Nyeri abdomen samar, sakit kepalah. Pernapasan Napas pendek pada istirahat dan aktivitas Takipnea, ortopnea dan dispneai. Keamanan Riwayat terpajan terhadap bahan kimia mis : benzene, insektisida, fenilbutazon, naftalen Tidak toleran terhadap dingin dan / atau panas Transfusi darah sebelumnya Gangguan penglihatan Penyembuhan luka buruk, sering infeksi Demam rendah, menggigil, berkeringat malam Limfadenopati umum Petekie dan ekimosis

B.Diagnosa Keperawatan1.Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponen seluler yang diperlukan untuk pengiriman oksigen/nutrient ke sel.2.Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai oksigen (pengiriman) dan kebutuhan.3.Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kegagalan untuk mencerna atau ketidak mampuan mencerna makanan /absorpsi nutrient yang diperlukan untuk pembentukan sel darah merah.4.Risiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya pertahanan sekunder (penurunan hemoglobin leucopenia, atau penurunan granulosit (respons inflamasi tertekan).5.Risiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit berhubungan dengan perubahan sirkulasi dan neurologist.6.Konstipasi atau Diare berhubungan dengan penurunan masukan diet; perubahan proses pencernaan; efek samping terapi obat.7.Kurang pengetahuan sehubungan dengan kurang terpajan/mengingat ; salah interpretasi informasi ; tidak mengenal sumber informasi.

n0Diagnosa KeperawatanTujuanIntervensiRasional

1Perubahan perfusi jaringan b.d penurunan komponen seluler yang diperlukan untuk pengiriman oksigen/nutrient ke sel.

Peningkatan perfusi jaringanKH :Klien menunjukkan perfusi adekuat, misalnya tanda vital stabil.-Awasitanda vital kaji pengisian kapiler, warna kulit/membrane mukosa, dasar kuku.-Tinggikan kepala tempat tidur sesuai toleransi.

-Awasi upaya pernapasan ; auskultasi bunyi napas perhatikan bunyi adventisius.

-Selidiki keluhan nyeri dada/palpitasi.

-Hindari penggunaan botol penghangat atau botol air panas. Ukur suhu air mandi dengan thermometer.-Kolaborasi pengawasan hasil pemeriksaan laboraturium. Berikan sel darah merah lengkap/packed produk darah sesuai indikasi.-Berikan oksigen tambahan sesuai indikasi.-Memberikan informasi tentang derajat/keadekuatan perfusi jaringan dan membantu menetukan kebutuhan intervensi.-Meningkatkan ekspansi paru dan memaksimalkan oksigenasi untuk kebutuhan seluler. Catatan : kontraindikasi bila ada hipotensi.

-Gemericik menununjukkan gangguan jajntung karena regangan jantung lama/peningkatan kompensasi curah jantung.-Iskemia seluler mempengaruhi jaringan miokardial/ potensial risiko infark.-Termoreseptor jaringan dermal dangkal karena gangguan oksigen

-Mengidentifikasi defisiensi dan kebutuhan pengobatan /respons terhadap terapi.

-Memaksimalkan transport oksigen ke jaringan.

2Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan antara suplai oksigen (pengiriman) dan kebutuhan.

Dapat mempertahankan /meningkatkan ambulasi/aktivitas.KH:-melaporkan peningkatan toleransi aktivitas (termasuk aktivitas sehari-hari)-menunjukkan penurunan tanda intolerasi fisiologis, misalnya nadi, pernapasan, dan tekanan darah masih dalam rentang normal-Kaji kemampuan ADL pasien.

-Kaji kehilangan atau gangguan keseimbangan, gaya jalan dan kelemahan otot

-Observasi tanda-tanda vital sebelum dan sesudah aktivitas.

-Berikan lingkungan tenang, batasi pengunjung, dan kurangi suara bising, pertahankan tirah baring bila di indikasikan-Gunakan teknik menghemat energi, anjurkan pasien istirahat bila terjadi kelelahan dan kelemahan, anjurkan pasien melakukan aktivitas semampunya (tanpa memaksakan diri).-Mempengaruhi pilihan intervensi/bantuan

-Menunjukkan perubahan neurology karena defisiensi vitamin B12 mempengaruhi keamanan pasien/risiko cedera

-Manifestasi kardiopulmonal dari upaya jantung dan paru untuk membawa jumlah oksigen adekuat ke jaringan-Meningkatkan istirahat untuk menurunkan kebutuhan oksigen tubuh dan menurunkan regangan jantung dan paru

-Meningkatkan aktivitas secara bertahap sampai normal dan memperbaiki tonus otot/stamina tanpa kelemahan. Meingkatkan harga diri dan rasa terkontrol.

3Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d kegagalan untuk mencerna atau ketidak mampuan mencerna makanan /absorpsi nutrient yang diperlukan untuk pembentukan sel darah merahKebutuhan nutrisi terpenuhiKH:-Menunujukkan peningkatan /mempertahankan berat badan dengan nilai laboratorium normal.-Tidak mengalami tanda mal nutrisi.-Menununjukkan perilaku, perubahan pola hidup untuk meningkatkan dan atau mempertahankan berat badan yang sesuai.-Kaji riwayat nutrisi, termasuk makan yang disukai-Observasi dan catat masukkan makanan pasien

-Timbang berat badan setiap hari.

-Berikan makan sedikit dengan frekuensi sering dan atau makan diantara waktu makan-Observasi dan catat kejadian mual/muntah, flatus dan dan gejala lain yang berhubungan-Berikan dan Bantu hygiene mulut yang baik ; sebelum dan sesudah makan, gunakan sikat gigi halus untuk penyikatan yang lembut. Berikan pencuci mulut yang di encerkan bila mukosa oral luka.

-Kolaborasi pada ahli gizi untuk rencana diet.

-Kolaborasi ; pantau hasil pemeriksaan laboraturium

-Kolaborasi; berikan obat sesuai indikasi-Mengidentifikasi defisiensi, memudahkan intervensi-Mengawasi masukkan kalori atau kualitas kekurangan konsumsi makanan-Mengawasi penurunan berat badan atau efektivitas intervensi nutrisi-Menurunkan kelemahan, meningkatkan pemasukkan dan mencegah distensi gaster-Gejala GI dapat menunjukkan efek anemia (hipoksia) pada organ.

-Meningkatkan nafsu makan dan pemasukkan oral. Menurunkan pertumbuhan bakteri, meminimalkan kemungkinan infeksi. Teknik perawatan mulut khusus mungkin diperlukan bila jaringan rapuh/luka/perdarahan dan nyeri berat.-Membantu dalam rencana diet untuk memenuhi kebutuhan individual-Meningkatakan efektivitas program pengobatan, termasuk sumber diet nutrisi yang dibutuhkan.-Kebutuhan penggantian tergantung pada tipe anemia dan atau adanyan masukkan oral yang buruk dan defisiensi yang diidentifikasi.

4Risiko tinggi terhadap infeksi b.d tidak adekuatnya pertahanan sekunder (penurunan hemoglobin leucopenia, atau penurunan granulosit (respons inflamasi tertekan).Infeksi tidak terjadi.KH:- mengidentifikasi perilaku untuk mencegah/menurunkan risiko infeksi.- meningkatkan penyembuhan luka, bebas drainase purulen atau eritema, dan demam.-Tingkatkan cuci tangan yang baik ; oleh pemberi perawatan dan pasien

-Pertahankan teknik aseptic ketat pada prosedur/perawatan luka-Berikan perawatan kulit, perianal dan oral dengan cermat

-Motivasi perubahan posisi/ambulasi yang sering, latihan batuk dan napas dalam

-Tingkatkan masukkan cairan adekuat

-Pantau/batasi pengunjung. Berikan isolasi bila memungkinkan

-Pantau suhu tubuh. Catat adanya menggigil dan takikardia dengan atau tanpa demam-Amati eritema/cairan luka

-Ambil specimen untuk kultur/sensitivitas sesuai indikasi

-Berikan antiseptic topical ; antibiotic sistemik

-mencegah kontaminasi silang/kolonisasi bacterial. Catatan : pasien dengan anemia berat/aplastik dapat berisiko akibat flora normal kulit.-menurunkan risiko kolonisasi/infeksi bakteri

-menurunkan risiko kerusakan kulit/jaringan dan infeksi-meningkatkan ventilasi semua segmen paru dan membantu memobilisasi sekresi untuk mencegah pneumonia-membantu dalam pengenceran secret pernapasan untuk mempermudah pengeluaran dan mencegah stasis cairan tubuh misalnya pernapasan dan ginjal.-membatasi pemajanan pada bakteri/infeksi. Perlindungan isolasi dibutuhkan pada anemia aplastik, bila respons imun sangat terganggu.-adanya proses inflamasi/infeksi membutuhkan evaluasi/pengobatan.

-indikator infeksi lokal. Catatan : pembentukan pus mungkin tidak ada bila granulosit tertekan.-membedakan adanya infeksi, mengidentifikasi pathogen khusus dan mempengaruhi pilihan pengobatan-mungkin digunakan secara propilaktik untuk menurunkan kolonisasi atau untuk pengobatan proses infeksi local

5Konstipasi atau Diare berhubungan dengan penurunan masukan diet; perubahan proses pencernaan; efek samping terapi obat.Membuat/kembali pola normal dari fungsi usus.KH: Menunjukkan perubahan perilaku/pola hidup, yang diperlukan sebagai penyebab, factor pemberat.-Observasi warna feses, konsistensi, frekuensi dan jumlah

-Auskultasi bunyi usus

-Awasi intake dan output (makanan dan cairan).

-Dorong masukkan cairan 2500-3000 ml/hari dalam toleransi jantung

-Hindari makanan yang membentuk gas-Kaji kondisi kulit perianal dengan sering, catat perubahan kondisi kulit atau mulai kerusakan. Lakukan perawatan perianal setiap defekasi bila terjadi diare.-Kolaborasi ahli gizi untuk diet siembang dengan tinggi serat dan bulk.-Berikan pelembek feses, stimulant ringan, laksatif pembentuk bulk atau enema sesuai indikasi. Pantau keefektifan. (kolaborasi)-Berikan obat antidiare, misalnya Defenoxilat Hidroklorida dengan atropine (Lomotil) dan obat mengabsorpsi air, misalnya Metamucil. (kolaborasi).-Membantu mengidentifikasi penyebab /factor pemberat dan intervensi yang tepat.-bunyi usus secara umum meningkat pada diare dan menurun pada konstipasi-dapat mengidentifikasi dehidrasi, kehilangan berlebihan atau alat dalam mengidentifikasi defisiensi diet-membantu dalam memperbaiki konsistensi feses bila konstipasi. Akan membantu memperthankan status hidrasi pada diare-menurunkan distress gastric dan distensi abdomen-mencegah ekskoriasi kulit dan kerusakan

-serat menahan enzim pencernaan dan mengabsorpsi air dalam alirannya sepanjang traktus intestinal dan dengan demikian menghasilkan bulk, yang bekerja sebagai perangsang untuk defekasi.-mempermudah defekasi bila konstipasi terjadi.

-menurunkan motilitas usus bila diare terjadi.

65Kurang pengetahuan sehubungan dengan kurang terpajan/mengingat ; salah interpretasi informasi ; tidak mengenal sumber informasi.Pasien mengerti dan memahami tentang penyakit, prosedur diagnostic dan rencana pengobatan.KH:-Pasien menyatakan pemahamannya proses penyakit dan penatalaksanaan penyakit.-Mengidentifikasi factor penyebab.-Melakukan tiindakan yang perlu/perubahan pola hidup.-Berikan informasi tentang anemia spesifik. Diskusikan kenyataan bahwa terapi tergantung pada tipe dan beratnya anemia.

-Tinjau tujuan dan persiapan untuk pemeriksaan diagnostic

-Kaji tingkat pengetahuan klien dan keluarga tentang penyakitnya-Berikan penjelasan pada klien tentang penyakitnya dan kondisinya sekarang.

-Anjurkan klien dan keluarga untuk memperhatikan diet makanan nya-Minta klien dan keluarga mengulangi kembali tentang materi yang telah diberikan-memberikan dasar pengetahuan sehingga pasien dapat membuat pilihan yang tepat. Menurunkan ansietas dan dapat meningkatkan kerjasama dalam program terapi-ansietas/ketakutan tentang ketidaktahuan meningkatkan stress, selanjutnya meningkatkan beban jantung. Pengetahuan menurunkan ansietas.-megetahui seberapa jauh pengalaman dan pengetahuan klien dan keluarga tentang penyakitnya-dengan mengetahui penyakit dan kondisinya sekarang, klien akan tenang dan mengurangi rasa cemas-diet dan pola makan yang tepat membantu proses penyembuhan.

-mengetahui seberapa jauh pemahaman klien dan keluarga serta menilai keberhasilan dari tindakan yang dilakukan