literatur review: posisi pasien dan operator pada …

31
LITERATUR REVIEW: POSISI PASIEN DAN OPERATOR PADA PRAKTEK DOKTER GIGI Oleh : Drg I Gusti Agung Dyah Ambarawati, M.Biomed PROGRAM STUDI SARJANA KEDOKTERAN GIGI DAN PROFESI DOKTER GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA 2018

Upload: others

Post on 22-Apr-2022

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: LITERATUR REVIEW: POSISI PASIEN DAN OPERATOR PADA …

LITERATUR REVIEW: POSISI PASIEN DAN OPERATOR PADA

PRAKTEK DOKTER GIGI

Oleh :

Drg I Gusti Agung Dyah Ambarawati, M.Biomed

PROGRAM STUDI SARJANA KEDOKTERAN GIGI DAN PROFESI

DOKTER GIGI

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS UDAYANA

2018

Page 2: LITERATUR REVIEW: POSISI PASIEN DAN OPERATOR PADA …

i

KATA PENGANTAR

Om Swastyastu,

Puji syukur penulis panjatkan ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena atas

berkat rahmat-Nya Tulisan dengan judul “Literatur Review: Posisi Pasien Dan

Operator Pada Praktek Doktek Gigi” dapat selesai tepat pada waktu yang telah

ditentukan.Dalam kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih

kepada semua pihak yang telah membantu kelancaran penulisan ini.

Penulis menyadari bahwa Tulisan ini masih jauh dari sempurna, kritik dan

saran yang membangun untuk membantu penyempurnaan ini sangat penulis

harapkan. Semoga Tulisan ini dapat bermanfaat bagi masyarakat luas.

Om Santih Santih Santih Om.

Denpasar, Desember 2018

Penulis

Page 3: LITERATUR REVIEW: POSISI PASIEN DAN OPERATOR PADA …

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………....................……………...... i

DAFTAR ISI……………………………………...……........................……….. ii

DAFTAR GAMBAR…………………………………………..............……….. iii

BAB 1. PENDAHULUAN………………………………….......................……. 1

1.1 Latar Belakang…………………………………………………………… 1

1.2 Rumusan Masalah………………………………………......……………. 1

1.3 Tujuan......................................................................................................... 2

1.4 Manfaat……………………………………………………………........... 2

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA…………………………...........................…... 3

2.1 Anatomi Tubuh Manusia……………………………………………....… 3

2.2 Postur Tubuh Manusia yang Benar……………………………................ 7

2.3 Desain Tempat Praktek…………………………………………............... 11

2.4 Posisi Operator........................................................................................... 13

2.5 Posisi Pasien............................................................................................... 19

BAB 3. KESIMPULAN DAN SARAN…………………………....................... 24

3.1 Kesimpulan………………………………………..................................... 24

3.2 Saran……………………………………………………………............... 24

DAFTAR PUSTAKA

Page 4: LITERATUR REVIEW: POSISI PASIEN DAN OPERATOR PADA …

iii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Cervical vertebrae …..……………………………........………… 5

Gambar 2. Anatomi shoulder.............................................................................. 6

Gambar 3. Tulang belakang............................................................................... 7

Gambar 4. Posisi duduk yang benar................................................................... 9

Gambar 5. Sudut posisi duduk yang ergonomis................................................. 10

Gambar 6. Posisi tubuh saat berdiri yang ideal.................................................. 11

Gambar 7. Anatomi shoulder.............................................................................. 13

Gambar 8. Posisi Duduk Netral.......................................................................... 14

Gambar 9. Posisi Leher Netral........................................................................... 15

Gambar 10. Posisi Pundak Netral....................................................................... 15

Gambar 11. Posisi Punggung Netral.................................................................. 16

Gambar 12. Posisi Upper arm Netral................................................................. 16

Gambar 13. Posisi Forearm Netral.................................................................... 17

Gambar 14. Posisi Pergelangan Tangan Netral.................................................. 17

Gambar 15. Posisi Duduk Pasien....................................................................... 19

Gambar 16. Posisi duduk 450............................................................................. 21

Gambar 17. Posisi pasien telentang.................................................................... 21

Gambar 18. Posisi pasien saat shock.................................................................. 23

Page 5: LITERATUR REVIEW: POSISI PASIEN DAN OPERATOR PADA …

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tubuh manusia terdiri dari berbagai sistem, diantaranya adalah sistem

rangka, sistem pencernaan, sistem peredaran darah, sistem pernafasan, sistem

saraf, sistem penginderaan, sistem otot, dan lain-lain. Sistem-sistem tersebut

saling terkait antara satu dengan yang lainnya dan berperan dalam menyokong

kehidupan manusia. Akan tetapi dalam ergonomi, sistem yang paling berpengaruh

adalah sistem otot, sistem rangka, dan sistem syaraf.

Postur tubuh merupakan salah satu hal yang sangat mempengaruhi

produktivitas kerja seseorang. Dalam ergonomis, postur tubuh merupakan faktor

yang sangat penting karena postur tubuh merupakan salah satu penyebab

terjadinya musculoskeletal disorder. Seperti posisi duduk dan berdiri, selain itu

tempat bekerja yang dirancang dengan baik akan sangat penting untuk efisiensi

dan produktivitas dari suatu pekerjaan.

Rata-rata 2 dari 3 dokter gigi mengalami masalah Musculoskeletal Disorder.

Penyebab Musculoskeletal Disorder pada kedokteran gigi disebabkan oleh banyak factor,

dari posisi lup yang tidak ergonomic sampai gerakan yang menyebabkan masalah otot.

Posisi operator yang benar dapat mencegah nyeri kronis pada operator di masa yang

mendatang. Jadi Pengetahuan tentang posisi pasien dan operator sangatlah penting untuk

kesehatan dan kenyamanan operator maupun pasien. Selain operator, pasien juga harus

diperhatikan cara mereka duduk secara ergonomis. Kursi pasien merupakan salah satu

hal yang tidak kalah penting dan wajib diperhatikan. Ini berguna agar pasien

merasa nyaman saat dilakukan pemeriksaan. Oleh karena itu, dibuatlah literature

review ini guna memberikan edukasi tentang posisi pasien dan operator pada praktek

dokter gigi.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Bagaimana sistem anatomi dan fisiologi tubuh manusia

terutama di tulang belakang?

1.2.2 Bagiamana postur tubuh manusia yang ergonomis?

Page 6: LITERATUR REVIEW: POSISI PASIEN DAN OPERATOR PADA …

2

2

1.2.3 Bagaimana tempat praktek yang ideal?

1.2.4 Bagaimana posisi operator yang ergonomis?

1.2.5 Bagaimana posisi pasien yang benar?

1.3 Tujuan Penulisan

1.3.1 Untuk mengetahui sistem anatomi dan fisiologi tuubuh

manusia terutama di tulang belakang

1.3.2 Untuk mengetahui postur tubuh manusia yang ergonomis

1.3.3 Untuk mengetahui desain tempat praktek yang ideal

1.3.4 Untuk mengetahui posisi operator yang ergonomis

1.3.5 Untuk mengetahui posisi pasien yang benar

1.4 Manfaat Penulisan

1.4.1 Secara khusus: Untuk meningkatkan dan menambah

pengetahuan mahasiswa kedokteran gigi tentang posisi pasien dan operator

pada saat preklinik, klinik maupun saat sudah membuka praktek sendiri.

1.4.2 Secara umum: Sebagai tinjauan pustaka untuk penelitian

selanjutnya.

Page 7: LITERATUR REVIEW: POSISI PASIEN DAN OPERATOR PADA …

3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anatomi & Fisiologi Tubuh Manusia

Tubuh manusia terdiri dari berbagai sistem, diantaranya adalah sistem

rangka, sistem pencernaan, sistem peredaran darah, sistem pernafasan, sistem

saraf, sistem penginderaan, sistem otot, dan lain-lain. Sistem-sistem tersebut

saling terkait antara satu dengan yang lainnya dan berperan dalam menyokong

kehidupan manusia. Akan tetapi dalam ergonomi, sistem yang paling

berpengaruh adalah sistem otot, sistem rangka, dan sistem syaraf. Ketiga

sistem ini sangat berpengaruh dalam ergonomi karena manusia yang

memegang peran sebagai pusat dalam ilmu ergonomi/ person centered

ergonomics. Manusia dalam menjalankan aktivitas sehari-hari, menggunakan

berbagai unsur yang terdapat dalam tubuh, bisa berupa skeletal yang berfungsi

untuk memproteksi organ-organ internal dari trauma mekanis, kemudian ada

otot yang berfungsi untuk menopang rangka dalam postur tubuh pada saat

berdiri dan duduk, selanjutnya ada tendon yang berfungsi untuk melekatkan

otot dengan otot atau tulang dengan otot, dan juga ligamen yang merupakan

selubung yang sangat kuat yang berfungsi untuk membungkus tulang dengan

tulang yang diikat oleh sendi. (Kusuma H,2015).

Berikut merupakan gambaran mengenai anatomi bagian leher, bahu dan

punggung (tulang belakang):

2.1.1 Neck (leher)

Tulang belakang cervical terdiri dari tujuh vertebra: C1, C2, C3,

C4, C5, C6, dan C7. Vertebra servikal C3 hingga C6 dikenal sebagai

vertebra khas karena mereka memiliki karakteristik dasar yang sama

dengan sebagian besar vertebra sepanjang tulang belakang. Vertebra

yang khas memiliki:

• Badan Vertebral. Ini adalah bagian yang berbentuk silinder,

tebal di depan vertebra bertulang. Ketika vertebra ditumpuk di

atas satu sama lain, disk di antara mereka di setiap tingkat

Page 8: LITERATUR REVIEW: POSISI PASIEN DAN OPERATOR PADA …

4

• memberikan bantalan antara tulang vertebra dan membantu

menyerap guncangan.

• Lengkungan Vertebral. Lengkungan tulang ini membungkus di

sekitar sumsum tulang belakang ke arah belakang dan terdiri

dari dua pedikel dan dua lamina. Pedikel terhubung dengan

tubuh vertebral di depan, dan transisi lamina ke dalam proses

spinosus di belakang vertebra.

• Sendi facet. Setiap vertebra memiliki sepasang sendi facet, juga

dikenal sebagai sendi Zygapophysial, atau sendi Z untuk jangka

pendek. Sendi ini, terletak di antara pedikel dan lamina di

setiap sisi lengkungan vertebral, dilapisi dengan tulang rawan

halus untuk memungkinkan gerakan terbatas antara dua

vertebra. Rentang kecil gerakan antara dua vertebra dapat

menambahkan hingga rentang gerak yang signifikan untuk

seluruh tulang belakang leher dalam hal rotasi, maju / mundur,

dan membungkuk sisi.

Vertebra servical C1 dan C2 dianggap vertebra atipikal dan

memiliki beberapa fitur yang membedakan dibandingkan dengan sisa

tulang belakang leher.

• C1 Vertebra (atlas). Vertebra atas, yang disebut atlas, adalah

satu-satunya vertebra serviks yang tidak memiliki tubuh

vertebral. Atlas ini lebih berbentuk seperti cincin. Atlas

terhubung ke tulang oksipital di atas untuk menopang pangkal

tengkorak.

• C2 Vertebra (poros). Vertebra kedua, disebut sumbu, memiliki

tonjolan tulang besar (proses odontoid) yang menunjuk dari

tubuh vertebralnya, dan cocok dengan atlas cincin berbentuk di

atasnya.

Vertebra serviks ketujuh (C7), disebut juga vertebra prominens,

dianggap sebagai vertebra yang unik dan biasanya memiliki proses

Page 9: LITERATUR REVIEW: POSISI PASIEN DAN OPERATOR PADA …

5

spinosus yang paling menonjol. Ketika merasakan bagian belakang

leher, proses spina tulang vertebra C7 akan menonjol lebih banyak

daripada vertebra serviks lainnya. C7 adalah bagian bawah tulang

belakang leher dan menghubungkan dengan bagian atas tulang

belakang toraks. (Slosar, 2016)

Gambar 1. Cervical vertebrae

2.1.2 Shoulder (bahu)

Shoulder ( bahu ) merupakan bagian tubuh manusia yang terdiri

atas beberapa tulang, otot dan sendi. Diantaranya ada tulang clavicula

(tulang selangka) yang merupakan tulang dengan bentuk lengkung dan

berfungsi untuk menghubungkan lengan atas dengan batang tubuh, yang

kedua yaitu tulang scapula (tulang belikat) yang merupakan tulang

berbentuk segitiga dan terdapat sendi yang menghubungkan tulang lengan

atas dengan scapula, yaitu sendi glenohumeral. Bagian bahu juga terdiri

dari beberapa otot, diantaranya otot deltoideus, otot subscapula,

rhamboideus, ters major dan dipersarafi oleh beberapa ikatan saraf yaitu

Plexus Brachialis, terutama sendi bahu dan deltoid yang diinervasi oleh

Nervus Axillaris.

Page 10: LITERATUR REVIEW: POSISI PASIEN DAN OPERATOR PADA …

6

Gambar 2. Anatomi shoulder (Davies, 2015)

2.1.3 Tulang belakang

Tulang belakang terbagi atas beberapa bagian. Bagian pertama,

disebut dengan Cervical, yang terdiri atas 7 tulang yang kecil dengan

Spina yang pendek kecuali tulang ke-2 dan ke-7, bagian ini berfungsi

untuk mendukung bagian leher. Bagian kedua yaitu bagian Thoracalis

yang terdiri atas 12 tulang yang dikenal sebagai tulang Dorsal. Spina

tulang ini terhubung dengan beberapa tulang rusuk dan beberapa gerak

memutar dapat terjadi pada tulang ini. Bagian ketiga yaitu Lumbalis yang

yang terdiri atas 5 tulang yang merupakan bagian paling tegap

konstruksinya dan menanggung beban terberat dari tulang lainnya. Bagian

ini memungkinkan gerakan fleksi dan ekstensi tubuh dan beberapa gerakan

rotasi. Bagian keempat yaitu Sakralis yang terdiri atas 5 tulang yang tidak

memiliki celah satu sama lain. Bagian ini menghubungkan bagian

punggung dan panggul. Bagian kelima yaitu koksigeus, yang terdiri atas 4

tulang yang juga tanpa celah. Bagian Sacrum dan Coccyx merupakan satu

kesatuan dan membentuk bagian yang kuat. Pada bagian tulang belakang,

terdapat bantalan yang bernama Intervertebral Disc yang berfungsi

sebagai penahan jika terjadi tekanan, seperti dalam keadaan melompat.

Bagian luar dari bantalan ini terbentuk atas Annulus fibrosus yang terbuat

dari tulang rawan dan Nucleus pulpous. Terdapat juga beberapa otot yang

menopang bagian punggung, diantaranya ters major dan minor, latissimus

dorsi, trapezius, serratus anterior dan posterior, dan lain-lain.

Page 11: LITERATUR REVIEW: POSISI PASIEN DAN OPERATOR PADA …

7

Gambar 3. Tulang belakang (widayati, 2017)

2.2 Postur Tubuh Manusia yang Benar

Postur tubuh merupakan salah satu hal yang sangat mempengaruhi

produktivitas kerja seseorang. Dalam ergonomis, postur tubuh merupakan

faktor yang sangat penting karena postur tubuh merupakan salah satu penyebab

terjadinya musculoskeletal disorder.

Dalam melakukan pekerjaan dan aktivitas, perlu memperhatikan sikap tubuh

yaitu (Soemarko, 2013):

1. Tubuh tidak membungkuk

2. Tubuh tidak jongkok

3. Tidak memutar tubuh atau tidak melakukan gerakan rotasi

4. Tidak meraih obyek/alat kerja melebihi tinggi bahu

5. Letak obyek pandang dengan besar sudut 30o– 60o.

1. Posisi duduk

Posisi duduk merupakan salah satu postur tubuh yang dilakukan setiap hari

dengan durasi yang lama. Posisi duduk dilakukan dalam segalam jenis aktivitas

Page 12: LITERATUR REVIEW: POSISI PASIEN DAN OPERATOR PADA …

8

seperti belajar, membaca, menulis dan bekerja. Untuk mempertahankan posisi

duduk yang fisiologis maka diperlukan desain kursi yang ergonomis agar otot-

otot tubuh tidak berkontraksi secara berlebihan. Posisi duduk yang dapat

dikatakan ergonomis adalah saat seseorang dapat mempertahankan dan

menstabilkan postur tubuhnya dengan keadaan yang menyenangkan dan

nyaman dalam jangka waktu lama, memuaskan secara fisiologi yaitu dengan

duduk merasa nyaman dan posisi duduk sesuai dengan pekerjaan yang

dilakukan (Nilamsari, 2015). Prinsip posisi duduk yang normal adalah (Meily,

2013; Sharkar & Shigli, 2012; RSHS, 2016):

1. Lutut fleksi dengan sudut 90o

2. Posisi lengan fleksi dengan sudut 90o

3. Posisi pelvis adalah rotasi ke belakang dengan sudut 30o

4. Bagian atas os sacrum horizontal

5. Berat badan bertumpu pada ischial tuberositas

6. Posisi tubuh tegak dengan kepala menghadap depan.

7. Posisi lutut dan panggul sejajar

8. Posisi kaki menapak atau menyentuh lantai.

Page 13: LITERATUR REVIEW: POSISI PASIEN DAN OPERATOR PADA …

9

Gambar 4. posisi duduk yang benar (Meily, 2013)

Dalam posisi duduk yang ideal, dibutuhkan bantalan atau sandaran untuk

mengurangi tekanan yang berlebihan pada tulang belakang. Desain sandaran

duduk yang direkomendasikan adalah sandaran yang menggunakan lapisan

busa untuk memberikan kenyamanan saat melakukan aktivitas khususnya

duduk dalam jangku waktu yang relatif lama (Nilamsari, 2015).

Page 14: LITERATUR REVIEW: POSISI PASIEN DAN OPERATOR PADA …

10

Gambar 5. sudut posisi duduk yang ergonomis (Nilamsari, 2015).

Posisi tempat duduk yang ergonomis sangat dibutuhkan dalam segala jenis

aktivitas, maka diperlukan ukuran tempat duduk yang sesuai dengan ukuran

tubuh pekerjanya. Tinggi tempat duduk yang sesuai dengan antropometri akan

menghasilkan pekerja dengan produktivitas kerja yang tinggi, tinggi tempat

duduk dapat dikatakan ergonomis apabila kaki dapat diletakkan dengan

nyaman dan dapat menyentuh lantai. Apabila kondisi kursi yang terlalu tinggi

maka kaki akan menggantung dan bagian paha akan tertekan sehingga

peredaran darah akan menjadi terhambat sedangkan apabila kondisi kursi yang

terlalu rendah akan menyebabkan kaki lebih menjulur dan menekuk ke depan

dan lebih menjauhkan tubuh dari keadaan stabil (Astutik & Sugiarto, 2015).

2. Posisi berdiri

Beerja dengan posisi berdiri dalam jangka waktu yang lama akan

mengakibatkan penumpukan darah dan asam laktat pada extremitas bawah

khususnya kaki. Selain itu, posisi berdiri yang salah juga akan mengakibatkan

masalah pada tulang punggung. Oleh karena diperlukan pemahaman tentang

posisi berdiri yang benar agar postur tubuh tetap ideal. Posisi berdiri yang

benar adalah berdiri dengan posisi yang tegap dengan tulang punggul yang

lurus dan berat bdan ditumpu oleh kedua tungkai kaki. Pastikan telinga, bahu

dan panggul berada pada satu garis vertikal. Berdiri yang seimbang ditandai

dengan garis vertikal berada pada bidang tumpuan, gaya pada masing-masing

Page 15: LITERATUR REVIEW: POSISI PASIEN DAN OPERATOR PADA …

11

sendi adalah 0 dan keseimbangan tergantung dengan tinggi pusat gaya dan

besarnya tumpuan (RSHS, 2016; Diana, 2012)

Gambar 6. Posisi tubuh saat berdiri yang ideal (RSHS, 2016)

2.3 Desain Tempat Praktek

Tempat bekerja yang dirancang dengan baik akan sangat penting untuk

efisiensi dan produktivitas dari suatu pekerjaan. Selain itu, tempat bekerja yang

dirancang dengan baik memungkinkan pekerja untuk bekerja membentuk ritme

kerja alami di mana tubuh akan menggunakan pola gerakan normal dalam urutan

logis. Meskipun sebenarnya desain seharusnya disesuaikan dengan tujuan dan

fungsi dari suatu ruang kerja, beberapa tempat praktek dokter gigi saat ini lebih

mementingkan estetika daripada fungsi dari tempat itu sendiri. Penambahan dari

teknologi baru juga dapat mengganggu alur bekerja dan dapat mengakibatkan

tempat praktek menjadi berantakan dan tidak terorganisir jika tata letak dari

ruangan tidak direncanakan dengan hati-hati.

Prinsip ergonomis dasar dari desain ruang praktek dapat membantu

memprioritaskan penempatan barang karena tidak semua objek dapat menempati

ruang yang sama. Prinsip ergonomis berfungsi untuk menyerasikan atau

menyeimbangkan antara segala fasilitas yang digunakan baik saat berlangsungnya

aktivitas maupun istirahat dengan kemampuan dan keterbatasan manusia, baik

fisik maupun mental sehingga kualitas hidup secara keseluruhan menjadi lebih

baik. Tata letak hanyalah salah satu berbagai faktor dalam ergonomis, ada banyak

faktor lain yang merupakan unsur ergonomis seperti desain warna, pencahaaan,

Page 16: LITERATUR REVIEW: POSISI PASIEN DAN OPERATOR PADA …

12

suhu, kebisingan, dan kualitas udara ruangan, serta desain peralatan yang

digunakan.

Ukuran minimal ruang praktek untuk satu Dental Unit adalah 2,5 x 3,5

meter, dalam ruangan ini dapat dimasukan satu buah Dental Unit, Mobile Cabinet,

serta dua buah Dental Stool. Unsur penunjang lain dapat juga dimasukan seperti

audio video atau televisi untuk hiburan pasien yang sedang dirawat.

Yang perlu diperhatikan pertama kali dalam mendesain penempatan

peralatan di ruang praktek adalah :

- Dental Unit.

Alat ini bukanlah suatu kursi statis tetapi dapat direbahkan dan dinaik-

turunkan. Saat posisi rebah, panjang Dental Unit sekitar 1,8-2 meter.

Di belakang Dental Unit diperlukan ruang kurang lebih 1 meter untuk

Operator’s Zone dan Static Zone, oleh karena itu jarak ideal antara

ujung bawah Dental Unit dengan dinding belakang atau Dental

Cabinet yang diletakkan di belakang adalah 3 meter; sementara jarak

antara ujung bawah Dental Unit dengan dinding depan adalah minimal

0,5 meter. Dental Unit umumnya memiliki lebar 0,9 meter, bila Tray

dalam kondisi terbuka keluar maka lebar keseluruhan umumnya 1,5

meter. Jarak dari tiap sisi minimal 0,8 meter untuk pergerakan di

Operator’s Zone dan Asistant’s Zone.

- Mobile Cabinet

Mobile Cabinet berfungsi sebagai tempat menyimpan bahan dan alat

yang akan digunakan pada saat perawatan diletakan di Static Zone.

Zona ini tidak akan terlihat oleh pasien dan terletak diantara

Operator’s Zone dan Assistant Zone sehingga baik dokter gigi dan

perawat gigi dapat dengan mudah mengambil bahan maupun alat yang

diperlukan dalam perawatan. Bila Mobile Cabinet lebih dari satu,

maka Mobile Cabinet kedua diletakan di Operator’s Zone.

- Dental Cabinet

Fungsi dari Dental Cabinet adalah sebagai tempat untuk menyimpan

bahan ataupun alat kedokteran gigi. Umumnya berbentuk bufet

Page 17: LITERATUR REVIEW: POSISI PASIEN DAN OPERATOR PADA …

13

setengah badan seperti Kitchen Cabinet dan memiliki ketebalan sekitar

0,6 - 0,8 meter. Apabila hanya terdiri satu sisi, lemari ini ditempatkan

di Static Zone, namun apabila berbentuk letter L, ditempatkan di Static

Zone dan Assistant’s Zone.

Gambar 7. Anatomi shoulder (Marizka&Pramono, 2012)

2.4 Posisi Operator

Pengetahuan tentang posisi pasien dan operator sangatlah penting untuk

kesehatan dan kenyamanan operator maupun pasien. Pengaturan dari dental chair

adalah suatu hal yang penting demi kenyamanan posisi duduk pasien. Konsep

posisi duduk dental operator sudah berubah banyak dari awal mulanya, 4-handed

dentistry adalah diperkenalkan pada 1960. Dari yang mulanya berdiri menjadi

duduk untuk mengurangi tingginya kejadian work-related pain pada dokter gigi.

Rata-rata 2 dari 3 dokter gigi mengalami masalah Musculoskeletal Disorder.

Penyebab Musculoskeletal Disorder pada kedokteran gigi disebabkan oleh banyak

factor, dari posisi lup yang tidak ergonomic sampai gerakan yang menyebabkan

masalah otot. Posisi operator yang benar dapat mencegah nyeri kronis pada

operator di masa yang mendatang. Apabila operator tetap menjaga posisi dan

postur yang benar saat melakukan operasi, operator seringkali mengalami

ketegangan otot, kelelahan, dan beberapa Musculoskeletal Disorder. Posisi

operator yang benar membantu operator memiliki pandangan dan akses ke rongga

mulut pasien (Gada, 2008).

Page 18: LITERATUR REVIEW: POSISI PASIEN DAN OPERATOR PADA …

14

Posisi dental operator yang benar bisa diawali dengan posisi duduk yang

netral. Penilitian mengindikasi lebih dari 80 persen dokter gigi complain

mengalami kesakitan di tubuh bagian atas dan punggung. Musculoskeletal injury

ini seringkali akibat langsung dari posisi tubuh dan gerakan yang dilakukan oleh

dental operator dalam perkerjaan sehari-hari mereka. Posisi netral adalah posisi

tubuh yang ideal ketika melakukan aktifitas perkerjaan dan memperkecil resiko

Musculoskeletal injury. Karena semakin berebeda dengan posisi netral, semakin

besar juga kemungkinan injury. Posisi duduk netral (seperti pada gambar 1):

Gambar 8. Posisi Duduk Netral (Bhandari, 2015)

1. Lengan pararel dengan lantai

2. Berat tubuh distrisbusikan dengan seimbang

3. Paha juga pararel dengan lantai

4. Sudut pinggul 90°

5. Tempat duduk diposisikan cukup rendah agar telapak kaki dapat menapak

lantai

6. Ketika berkerja pada posisi jam 9-12:00 atau 12-3:00, rengangkan kaki

agar kaki dan kursi membentuk seperti tripod.

Posisi netral leher (seperti pada gambar no.2):

Page 19: LITERATUR REVIEW: POSISI PASIEN DAN OPERATOR PADA …

15

Gambar 9. Posisi Leher Netral (Bhandari, 2015)

1. Kepala digerakkan kedepan 0° sampai 15°

2. Jarak dari mata ke area kerja seharusnya sebisa mungkin vertical

3. Hindari kepala terlalu maju kedepan atau kepala dimiringkan ke salah satu

sisi

Posisi pundak netral (seperti pada gambar no.3):

Gambar 10. Posisi Pundak Netral (Bhandari, 2015)

1. Pundak membentuk garis horizontal

2. Berat distrisbusikan dengan seimbang

Page 20: LITERATUR REVIEW: POSISI PASIEN DAN OPERATOR PADA …

16

3. Hindari pundak naik dan duduk bertumpu pada satu sisi

Posisi punggung netral (seperti pada gambar no.4):

Gambar 11. Posisi Punggung Netral (Bhandari, 2015)

1. Maju sedikit kedepan dari pinggul

2. Hanya dari 0° sampai 20°

3. Hindari mundur kebelakang

Posisi upper arm netral (seperti pada gambar no.5):

Gambar 12. Posisi Upper arm Netral (Bhandari, 2015)

Page 21: LITERATUR REVIEW: POSISI PASIEN DAN OPERATOR PADA …

17

1. Upper arm menggantung membentuk garis vertical dengan tubuh bagian

atas

2. Siku boleh gerak sedikit menjauhi tubuh bagian atas

3. Hindari sudut siku dengan tubuh bagian atas lebih dari 20° dari tubuh

Posisi forearm netral (seperti pada gambar no.6):

1. Tahan agar pararel denga lantai

2. Naik dan turunkan apabila dibutuhkan dengan mengerakan sendi pada siku

3. Hindari sudut antara forearm dan upper arm kurang dari 60°

Gambar 13. Posisi Forearm Netral (Bhandari, 2015)

Posisi pergelangan tangan netral (seperti pada gambar no. 7):

Gambar 14. Posisi Pergelangan Tangan Netral (Bhandari, 2015)

Page 22: LITERATUR REVIEW: POSISI PASIEN DAN OPERATOR PADA …

18

1. Jari kelingking lebih rendah dari ibu jari

2. Pergelangan tangan lurus dengan forearm

3. Hindari tangan pararel dengan lantai atau ditekuk

Posisi operasi berhubungan dengan posisi operator atau posisi tangan

operator dalam menangani pasien. Untuk pengguna dominan tangan kana nada 4

posisi penting yaitu, posisi pukul 7,9,11,12, sedangkan untuk pengguna dominan

tangan kiri posisinya pukul 5,3,1.

Posisi kanan depan atau posisi pukul 7.00, posisi ini memfasilitasi

pengerjaan gigi pada mandibular bagian anterior, mandibular bagian posterior

terutama pada bagian kanan, dan maxillary anterior. Biasanya posisi kepala pasien

agak mengarah ke operator.

Posisi kanan atau posisi pukul 9.00, posisi ini berada di sebelah kanan

pasien. Posisi ini nyaman untuk melakukan operasi pada gigi bagian depan dari

maximillary dan mandibular kanan posterior dan pemukaan oklusi dari

mandibular posterior.

Posisi kanan samping atau posisi pukul 11.00 adalah posisi yang paling

sering digunakan operasi. Sebagian besar area mulut dapat dilihat langsung dari

posisi ini atau menggunankan kaca mulut. Opertor dibelakang dan agak di kanan

dari pasien. Tangan kiri diposisikan mengitari kepala pasien dari belakang. Ketika

melakukan operasi dari posisi ini, permukaan lingual dan incial dari gigi

maximillary dapat dilihat menggunakan kaca mulut. Melihat langsung dapat

digunakan pada gigi mandibular, terutama pada bagian kiri. Tetapi kaca mulut

biasa digunakan untuk memantulkan cahaya untuk melihat lebih jelas.

Posisi belakang atau posisi pukul 12.00. Posisi ini membatasi aplikasi dan

biasanya digunakan untuk operasi permukaan lingual dari gigi mandibular

anterior. Operator berada langsung pada belakang pasien dan melihat ke bawah di

atas kepala pasien.

Page 23: LITERATUR REVIEW: POSISI PASIEN DAN OPERATOR PADA …

19

Posisi operator berdiri juga dapat dilakukan oleh operator untuk

menambah kenyamannan dan efisiensi. Pasien seharusnya duduk tegak dengan

kepala dan punggung menyandar (seperti pada gambar 8)

Gambar 15. Posisi Duduk Pasien (Bhandari, 2015)

Posisi dari operator untuk menanggani bagian bawah seharusnya ada pada posisi

pukul 7.00 untuk pengguna tangan kanan dan untuk pengguna tangan kiri pada

pukul 5.00. Sedangkan untuk menangani bagian atas pada pukul 11.00 untuk

pengguna tangan kanan dan untuk pengguna tangan kiri pada pukul 01.00.

2.5 Posisi Pasien

Kursi pasien merupakan salah satu hal yang tidak kalah penting dan wajib

diperhatikan. Ini berguna agar pasien merasa nyaman saat dilakukan pemeriksaan.

Sandaran tempat duduk pasien sebaiknya dapat diatur, yaitu sandaran dapat tegak

atau terlentang dan juga sandaran kepala (Headrest) yang dapat disesuaikan

dengan tinggi pasien, headrest sebaiknya dapat dinaik turunkan hingga kepala dan

leher pasien berada dalam garis lurus dengan tulang vertebrae. Ini disesuaikan

dengan kebutuhan pasien, karena setiap pasien berbeda-beda. Tungkai kaki pasien

hendaknya lurus, sehingga pasien merasa lebih nyaman dan rileks. Ketinggian

kursi pasien dapat diatur oleh dokter gigi dengan menggunakan kaki (secara

manual), dewasa ini telah ada dental unit yang serba canggih dan menggunakan

Page 24: LITERATUR REVIEW: POSISI PASIEN DAN OPERATOR PADA …

20

tombol. Diusahakan meminimalkan penggunaan kaki dengan lebih membuat

nyaman pasien pada posisi horisontal (Soemarko, 2013).

Pasien harus diposisikan bervariasi dari sedikit terlentang ke posisi

Trendelenburg, sehingga wilayah kerja sedekat mungkin dengan mikroskop bedah

(jika akan dilakukan operasi bedah mulut). Kepala harus didukung pada bagian

tengah headboard untuk memastikan kenyamanan yang lebih besar dan

mengurangi ketegangan pada otot leher (menggunakan positioner kepala atau

bahkan bantalan yang mengubah posisi sudut kepala yang diasumsikan di kursi),

dan memungkinkan dokter gigi untuk melakukan gerakan kepala pasien. Selain

itu, posisi kepala pasien dapat lebih disesuaikan dengan menggunakan tombol

kontrol horisontal dan vertikal dari kursi (Carreira et al, 2016).

Posisi duduk pasien yang tidak ergonomis juga dapat menyulitkan

operator untuk melakukan tindakan, operator sering melakukan tindakan klinik

pada pasien dengan posisi janggal dikarenakan penggunaan alat yang kurang

kompetibel untuk posisi pasien. Pekerjaan operator juga dapat terganggu, posisi

pasien yang tidak stabil dan sesuai dengan semestinya dapat mengganggu

konsentrasi dari operator dalam melakukan tindakan, operator akan cenderung

akan berfokus pada pasien dari pada pada pekerjaannya. Bila dilihat dari segi

pasien, ketidaknyamanan merupakan suatu kondisi yang pastinya terjadi

walaupun tentunya tidak berlangsung lama. Posisi duduk dan leher yang tidak

sesuai dapat menyebabkan ketegangan otot.

Pada saat duduk

Untuk Operator yang Berdiri

Page 25: LITERATUR REVIEW: POSISI PASIEN DAN OPERATOR PADA …

21

Gambar 16. Posisi duduk 450 (Kompas.com, 2014)

• Pasien duduk pada kursi gigi sedikit miring ke belakang (slight backward

tilt)

• Berat badan pasien bertumpu pada sudut yang dibentuk oleh alas kursi dan

sandaran punggung

• Posisi mulut pasien membuat sudut 30° dengan bidang horisontal.

• Mulut pasien setinggi siku operator

Untuk Operator yang Duduk

• Pasien duduk di kursi gigi sedikit miring ke belakang

• Posisi mulut pasien membuat sudut 45° dengan bidang horisontal

• Mulut pasien setinggi siku operator

Telentang (Supine Position)

Gambar 17. Posisi pasien telentang (Schwartz & Kupietzky, 2015)

Page 26: LITERATUR REVIEW: POSISI PASIEN DAN OPERATOR PADA …

22

Posisi ini terletak dimana kepala pasien, leher, tubuh, kaki didukung dalam posisi

horizontal, berbaring telentang atau punggung pasien sejajar dengan lantai.

Kursi belakang dapat dinaikkan sedikit untuk area perawatan mandibula.

• Pasien tidur telentang pada dental unit. Pada saat pasien mengalami

kondisi fisiologis dan psikologis yang tidak baik seperti syok, maka posisi

kaki pasien harus lebih tinggi dari ujung dagu guna mempertahankan dan

memperlancar aliran darah ke kepala

• Semua tubuh tertopang pada dental unit

• Kepala segaris dengan punggung

• Otot leher dan kepala berada pada posisi normal/istirahat

• Mulut pasien setinggi siku operator dan setinggi lutut asisten

Untuk area mandibula (Mandibular Areas): dimana pasien diminta untuk

membuka mulut dan sedikit menundukkan kepala (chin-down position.

Sedangkan untuk area maksila (Maxillary Areas): pasien diminta untyk membuka

mulut dan posisi kepala netral (chin-up position). Pasien hanya di kursi untuk

jangka waktu terbatas sementara dokter menghabiskan berjam-jam di kursi hari

demi hari. Pasien harus diminta untuk menyesuaikan posisi kepalanya untuk

memberikan dokter dengan pandangan terbaik dari area perawatan (Sarolta,

2016).

Lengkungan posisi pasien lebih rendah

• Posisi sandaran setengah bagian belakang

• Kepala pasien lebih tinggi dari kakinya

• Dapat dilihat langsung oleh mata, dan juga menggunakan kaca mulut

Lengkung posisi pasien-atas

• Back-rest horisontal, lengkung atas vertikal

• Posisi pasien juga horisontal (kepala, kaki hight yang sama)

• Kepala pasien agak miring ke belakang, didukung oleh leher

Page 27: LITERATUR REVIEW: POSISI PASIEN DAN OPERATOR PADA …

23

Gambar 18. Posisi pasien saat shock (Hamed, 2015)

Page 28: LITERATUR REVIEW: POSISI PASIEN DAN OPERATOR PADA …

24

BAB III

SIMPULAN DAN SARAN

1.1 Kesimpulan

Dalam ergonomi, sistem yang paling berpengaruh adalah sistem otot, sistem

rangka, dan sistem syaraf. Ketiga sistem ini sangat berpengaruh dalam ergonomi

karena manusia yang memegang peran sebagai pusat dalam ilmu ergonomi/

person centered ergonomics. Untuk mempertahankan posisi duduk yang fisiologis

maka diperlukan desain kursi yang ergonomis agar otot-otot tubuh tidak

berkontraksi secara berlebihan. Tidak kalah penting yaitu desain praktek kerja

terutama dokter gigi. Prinsip ergonomis dasar dari desain ruang praktek dapat

membantu memprioritaskan penempatan barang karena tidak semua objek dapat

menempati ruang yang sama. Prinsip ergonomis berfungsi untuk menyerasikan

atau menyeimbangkan antara segala fasilitas yang digunakan baik saat

berlangsungnya aktivitas maupun istirahat dengan kemampuan dan keterbatasan

manusia, baik fisik maupun mental sehingga kualitas hidup secara keseluruhan

menjadi lebih baik. Pengetahuan tentang posisi pasien dan operator sangatlah penting

untuk kesehatan dan kenyamanan operator maupun pasien. Pengaturan dari dental chair

adalah suatu hal yang penting demi kenyamanan posisi duduk pasien. Konsep posisi

duduk dental operator sudah berubah banyak dari awal mulanya, 4-handed dentistry

adalah diperkenalkan pada 1960. Dari yang mulanya berdiri menjadi duduk untuk

mengurangi tingginya kejadian work-related pain pada dokter gigi.

1.2 Saran

Saran yang dapat kami berikan untuk mahasiswa kedokteran gigi untuk dapat

memahami bagaimana posisi yang ergonomis tidak hanya untuk operator tetapi

juga untuk pasiennya.

Page 29: LITERATUR REVIEW: POSISI PASIEN DAN OPERATOR PADA …

DAFTAR PUSTAKA

Marizka, A.M. dan S. Pramono. 2012. Perancangan Tata Letak Penempatan Alat

Kedokteran Gigi Yang Ergonomis. Jurnal Teknologi dan Manajemen

10(2) : 35-38.

Ahearn, D.J., M.J. Sanders, C. Turcotte. 2010. Ergonomic Design For Dental

Offices. Work 35 (2010) :495–503

Gada, Viral H., Nanda, Ashwin M., Iranda, Aruna J., dkk. 2008. Dental

Operator’s Posture and Position . International Journal of Dental and

Health Sciences. 2(5) pp. 1262-1267.

Bhandari A et al. 2015. Int J Dent Health Sci 2015. 1(5):261-267

Soemarko, D.S. 2013. Ergonomi Dan Cara Kerja Ergonomis Untuk Dokter Gigi.

Carreira, L.M., P. Azevedo, dan J. Dias. 2016. The importance of Ergonomics for

Dental Medicine Procedures in the Triad Position: The Patient, the

Dentist, and the Surgical Microscope. ARC Journal of Dental Science.

1(4): 13-14.

Sarolta, B.P. 2016. Ergonomics and four-handed dentistry. Semmelweis Egyetem

Fogorvostudományi Kar Konzerváló Fogászati Klinika.

Anna, L.K. 2014. Penurunan Gusi Bisa Bikin Gigi Goyang dan Copot.

Kompas.com. 6 Desember 2018 (20.43).

Hamed, H. 2015. Ergonomics in Dentistry. Health and Medicine. 6 Desember

2018 (21.45).

Schwartz, S. dan Ari K. 2015. Local Anasthesia. Mizezo in General Denstistry. 6

Desember (20.55).

Kusuma H, Setiowati A. Pengaruh William Flexion Exercise Terhadap

Peningkatan Lingkup Gerak Sendi Penderita Low Back Pain. J Sport Sci

Fit 2015;4(3):16–21.

Page 30: LITERATUR REVIEW: POSISI PASIEN DAN OPERATOR PADA …

Slosar, Paul J. 2016. Vertebra Serviks. https://www.spine-

health.com/conditions/spine-anatomy/cervical-vertebrae. 06 Desember

2018

Davies, Annemarie. 2015. Rules of Engagement — Part II, Scapular Awareness.

https://www.unitedpoleartists.com/2015/11/scapular-awareness/. 06

Desember 2018

Widayati, sri. 2017. Ciri-ciri Tulang belakang (vertebra). http://www.g-

excess.com/ciri-ciri-tulang-belakang-vertebra.html. 06 Desember 2018

RSHS. 2016. Posisi Tubuh yang Benar. Diakses pada: 05 Desember 2018.

Tersedia di: http://web.rshs.or.id/posisi-tubuh-yang-benar/

Diana, Reza Septa. 2012. Hubungan Sikap Kerja Berdiri dengan Keluhan

Muskuloskeletal pada Pekerja Bagian Weaving di PT. Delta Merlin Dunia

Tekstil Kebakkramat Karanganyar. Diakses pada: 05 Desember 2018.

Tersedia di: perpustakaan.uns.ac.id

Meily K. 2014. Ergonomi Tempat Duduk (SEATING). Diakses pada: 05

Desember 2018. Tersedia di: http:// eprints.upnjatim.ac.id/id/eprint/4201,

Nilamsari, Neffrety., Soebijanto., Lientje, S.M., Setokoesoemo, B.R. 2015.

Prototype Bangku Ergonomis Untuk Memperbaiki Posisi Duduk Siswa

SMAN di Kabupaten (An Ergonomic Desk and Chair Prototype to Improve

Seating Position on Senior High School Students at Kabupaten Gresik).

Jurnal Ners. 10(1) pp. 87-103.

Astutik, Sri., Sugiharto. 2015. Hubungan Antara Desaain Kursi Kerja dengan

Keluhan Nyeri Punggung Bawah pada Pekerja Bagian Penenunan di CV.

Pirsa Art Pekalongan. Unnes Journal of Public Health. 4(1) Pp. 61-68.

Sarkar, Priyanka Airen dan Shigli, Anand L. 2012. Ergonomics in General Dental

Practice. People’s Journal of Scientific Research. 5(1) Pp. 56-60.

Soemarko, Dewi Sumaryani. 2013. Ergonomi dan Cara Kerja Ergonomis Untuk

Dokter Gigi. Diakses pada: 05 Desember 2018. Tersedia di: