li lbm 4 blok 2

10
1. Apa saja prinsip2 dan cara komunikasi yang harus dimiliki dokter agar dapat membina hub baik terhadap pasien? 2. Apa tujuan dari kodekgi? 3. Apa saja kode etik kedokteran gigi mengenai kesehatan pasien? 4. Apa perbedaan kode etik secara umum dan islami? umum islami 5. Apa saja hak dan kewajiban pasien & dokter? hak kewajiban pasie n Hak memberikan persetujuan tindakan medis Hak untuk memilih dokter atau rumah sakit Hak atas rahasia medis Hak untuk menolak pengobatan atau perawatan serta tindakan medis Hak atas pendapat kedua (second opinion) Hak untuk mengetahui isi rekam medis Untuk mendapatkan dan menghentikan pelayanan medis Untuk memperoleh menginformasikan keluhan yang jelas dan jujur kepada dokter serta mematuhi nasehat dan perawatan pengobatan memberikan imbalan jasa a. Kewajiban memberikan informasi medis. b. Kewajiban mentaati petunjuk. c. Kewajiban memenuhi aturan-aturan pada sarana kesehatan. d. Kewajiban memberikan imbalan jasa kepada dokter. e. Kewajiban berterus terang. f. Kewajiban menyimpan rahasia pribadi dokter yang diketahui.

Upload: isma-suss-lolaloading

Post on 24-Nov-2015

41 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

LI LBM 4 BLOK 2

TRANSCRIPT

1. Apa saja prinsip2 dan cara komunikasi yang harus dimiliki dokter agar dapat membina hub baik terhadap pasien?2. Apa tujuan dari kodekgi?3. Apa saja kode etik kedokteran gigi mengenai kesehatan pasien?4. Apa perbedaan kode etik secara umum dan islami?

umumislami

5. Apa saja hak dan kewajiban pasien & dokter?hakkewajiban

pasien Hak memberikan persetujuan tindakan medis Hak untuk memilih dokter atau rumah sakit Hak atas rahasia medis Hak untuk menolak pengobatan atau perawatan serta tindakan medis Hak atas pendapat kedua (second opinion) Hak untuk mengetahui isi rekam medis Untuk mendapatkan dan menghentikan pelayanan medis Untuk memperoleh informasi secara lengkap Untuk memilih dokter dan sarananya Berhak memutuskan hubungan dengan dokter Bisa meminta pendapat dokter lain (second opinion) menginformasikan keluhan yang jelas dan jujur kepada dokter serta mematuhi nasehat dan perawatan pengobatan memberikan imbalan jasaa. Kewajiban memberikan informasi medis. b. Kewajiban mentaati petunjuk. c. Kewajiban memenuhi aturan-aturan pada sarana kesehatan. d. Kewajiban memberikan imbalan jasa kepada dokter. e. Kewajiban berterus terang. f. Kewajiban menyimpan rahasia pribadi dokter yang diketahui.

dokter Berhak memperoleh perlindungan hukum sesuai dengan standar profesi dokter Berhak memperoleh informasi secara lengkap dari pasien Berhak memperoleh imbalan jasa setelah menjalankan kewajibannya Memberikam pelayanan medis terhadap pasien sesuai yang diderita pasien Merahasiakan Memperlakukan pasien secara adil Secara umum, pasal 1 : menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan sumpah dokter, pasal 2: seorang dokter senantiasa melaksanakan profesinya dengan standar profesi tertinggi, pasal 3 : dalam melaksanakan praktiknya dokter tidak boleh dipengaruhi sesuatu yang mengakibatkan kebebasan dan kemandirian profesi, pasal 4: setiap dokter harus menghindarkan diri dari perbuatan yang bersifat memuji diri, pasal 5: tiap pebuatan atau nasehat yang mungkin melemahkan daya tahan psikis maupun fisik hanya diberikan untuk kepentingan dan kebaikan pasien setelah memperoleh persetujuan Tulus dan ikhlas dalam menangani pasien

6. 7. Adakah kesalahan atau kelalaian dalam praktik yang diatur dalam UU? Dalam UU no23 thn 1992, Pasal 1365 dalam KUHP, tiap perbuatan yang melanggar hukum yang membawa kerugian kpd orang lain mewajibkan orang yang karna salahnya menerbitkan kerugian itu, mengganti kerugian itu.8. Apa saja bentuk Malparktik? Etika malpraktik: penyalahan dari malpraktik Yuridikal malpraktik: hukum-hukum malpraktik9. Apa resiko/sanksi dokter yang telah melakukan mal praktik? Dalam Konsil Kedokteran Indonesia Nomor 16/KKI/PER/VIII/2006 tentang Tata Cara Penanganan Kasus Dugaan Pelanggaran Disiplin MKDKI dan MKDKIP, menyebutkan beberapa sanksi disiplin antara lain: 1. Dokter maupun dokter gigi yang melanggar kodek etik akan diberikan peringatan tertulis.2. Surat tanda registrasi atau surat izin praktik dokter akan dicabut dalam waktu sesuai ketentuan.3. Dokter dan dokter gigi diwajibkan mengikuti pendidikan atau pelatihan untuk meningkatkan kompetensi masing-masing keahliannya

Mendapat teguran dari penegak hukum kedokteran Tidak boleh melakukan praktek lagi Adanya hukuman pidana maupun perdata yang belaku sesuai UU Dituntut pasien SIP dicabut Berkurangnya kepercayaan masyarakat10. mengapa setiap tindakan yang dilakukan oleh dokter harus diawali dgn persetujuan dari pasien (inform consent)? http://hukum.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/01/Jurnal-Appendycta-Lucky-Pratama-0910110010.pdf Peraturan Pemerintah No. 290 Tahun 2008 tentang persetujuan tindakan medik, Undang undang No. 29 Tahun 2004 Tentang Praktek Kedokteran, Undang undang No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit. Karena setiap dokter wajib memberitahukan kepada pasien atas apa yang telah dilakukan kepada pasien, apa bila tidak sadarkan diri maka dokter memberikan informasi tersebut setelah pasien sadar atau ada keluarga yang telah datang untuk memberikan persetujuan atas tindakan dokter. Serta apa resiko dari tindakan tersebut agar pasien mengerti tindakan apa saja yang dilakukan pada saat tindakan medik tersebut berlangsung. Pada awalnya pasien menerima semua tindakan yang dilakukan oleh dokter, dalam hal ini pasien harus dapat meminta hak haknya untuk pelaksanaan tindakan medik.karena walaupun dalam keadaan sakit kedudukannya hukumnya sama dengan orang yang sehat.Pada penanganan medis semua pasien yang akan di tolong harus menyetujui pertolongan medis dan memberikan pernyataan bersedia untuk mendapatkan pertolongan medis, seperti yang tertera dalam pasal 2 ayat 1 undang-undang 290 tahun 2008 tentang praktik kedokteran. Ketika pasien sudah menyetujui maka pasien tersebut telah mengetahui dan memahami apa yang akan dilakukan oleh dokter dan resiko resiko yang timbul akibat tindakan tersebut. Untuk tindakan tanpa adanya persetujuan terlebih dahulu, setiap tindakan pasti ada dampak positif dan negativnya. Dimana semua pertolongan pasti memberikan dampak, apakah dampaknya menguntungkan ataupun merigukan pasien. Apabila terjadi kesalahan atau kelalaian dalam melakukan pertolongan medis untuk penyelesaiannya dengan bertanggung jawab, tetapi dalam bertanggung jawab pihak dokter atau Rumah Sakit harus meneliti dan menganalisa kesalahan yang terjadi pada dokter atau karena kondisi pasien yang harus dilakukan. Agar pihak Rumah Sakit dan dokter merasa tidak dirugikan ketika pasien akan melakukan penuntutan pertanggungjawaban. maka atas ketidak puasan pasien pada hasil yang dilakukan oleh dokter dapat dilakukan penuntutan dalam jalur hukum dan dapat diberi sanksi hukum, yaitu Hukum Pidana, Perdata, dan Administrasi. Pasal 66 Undang Undang No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran.11. kapan seorang pasien dapat memutuskan hub dgn dokternya? http://forensik_dan_hukum.webs.com/pengakhiranhdp.htmBerakhirnya hubungan tersebut dapat terjadi akibat selesainya pengobatan dengan membaiknya keadaan pasien, penolakan dokter oleh pasien, kesepakatan bersama, penarikan dokter secara resmi. Seperti halnya kontrak-kontrak lain, pihak yang terlibat didalamnya dapat mengakhiri perjanjian dengan kesepakatan bersama.Pasien dapat secara sepihak mengakhiri hubungan dengan alasan apapun dan kapan pun. Pengakhiran ini dapat dinyatakan secara langsung atau tidak langsung oleh sikap pasien. Meskipun ditolak, dokter memiliki kewajiban untuk mengingatkan pasien akan resiko bila menghentikan pengobatan. Seorang dokter yang berhati-hati akan secara cermat mendokumentasikan dasar-dasar dan hal-hal yang berhubungan dengan penolakan pasien untuk melindungi dirinya bila ada klaim dari pasien. Hubungan dokter-pasien dapat berakhir bila perawatan pasien telah secara tepat dan lengkap diserahkan kepada dokter lainnya sehingga jasa dari dokter yang menyerahkan pasien tidak lagi diperlukan dan kewajibannya untuk merawat pasien berakhir. Sekali pelayanan diakhiri, umumnya dokter tidak memiliki kewajiban untuk menyediakan pelayanan lanjutan atau membuat hubungan dokter-pasien lagi. Meskipun demikian beberapa keputusan pengadilan telah memerintahkan tanggung jawab tersebut dengan alasan bahwa dokter berada pada posisi yang lebih baik dari pasien dalam hal mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan.Jika selama perawatan dokter menyimpulkan bahwa ia tidak memiliki pengetahuan atau ketrampilan yang kompeten untuk mengobati pasien atau untuk alasan lain dan beranggapan bahwa pasien akan lebih baik bila ditangani oleh dokter lain atau pada fasilitas lain, maka pasien harus diinformasikan. Untuk praktisnya, pasien dengan mudahnya menyetujui keputusan dokternya dan terjadi pengakhiran hubungan dengan peralihan yang menguntungkan. Jika pengalihan tertunda maka dokter yang merawat diminta memberitahukan pasien terhadap konsekuensi bila menolak, mendokumentasikan penolakan, konseling, dan kemudian meneruskan perawatan hingga terjadi penghentian hubungan secara sepihak. Pengakhiran hubungan secara sepihak diizinkan. Pasien harus diberikan cukup waktu untuk merencanakan perawatan dari dokter lain. Catatan tertulis harus disertakan dan lebih diutamakan bila ditulis pada kertas bermeterai. Catatan tersebut harus memberikan penjelasan mengenai keadaan pasien, pelayanan lanjutan yang diperlukan sebagaimana halnya dengan penjelasan mengenai konsekuensi dari kegagalan untuk memperoleh pelayanan lanjutan dan waktu perawatan ini harus dituliskan pada catatan tersebut. Penarikan diri secara tidak tepat oleh dokter merupakan pelanggaran kontrak, kelalaian profesional, dan abandonment.Abandonment didefiniskan sebagai pemutusan hubungan dokter-pasien secara sepihak oleh dokter tanpa sebab yang jelas pada saat dimana pelayanan medis lanjutan masih diperlukan. Bilamana ketidakmampuan atau keadaan kesehatan dokter adalah penyebab penarikan diri dokter maka tidak terjadi abandonmet. Pertanggungjawaban terhadap abandonment terjadi tidak hanya bila dokter bermaksud menghentikan hubungan dokter-pasien tanpa persetujuan pasien tetapi juga bilamana pengadilan menemukan kegagalan dokter untuk menyertai pasien sesering yang diperlukan. Pengabaian tersebut menghilangkan manfaat hubungan dokter-pasien bagi pasien dan keadaan ini disebut abandonment konstruktif.Abandonment dapat mengakibatkan tindakan hukum baik bagi pengabaian ataupun pelanggaran kontrak. Jika pasien cedera karena kegagalan dokter untuk melihat pasien sesering mungkin atau jika dokter secara tidak tepat beranggapan bahwa kondisi pasien tidak memerlukan perawatan lanjutan, pasien memiliki alasan untuk menindak dokter selain karena alasan pelalaian. Pada penindakan pelalaian, pasien harus memiliki keterangan dari saksi ahli yang mana kesaksian tersebut tidak diperlukan untuk menindak pelanggaran kontrak. Pengabaian bervariasi dan kelalaian merupakan tindakan yang lebih diutamakan.Oleh karena abandonment terjadi hanya bila terdapat hubungan dokter-pasien yang valid maka hal tersebut tidak terjadi manakala dokter menolak untuk masuk ke dalam hubungan dokter-pasien dengan orang tertentu.

12. Siapa dan apa wewenang yang menangani pelanggaran kodekgi?Siapa yang menangani (http://anggie-myblog.blogspot.com)Di negara-negara maju terdapat Dewan Medis (Medical Council) yang bertugas melakukan pembinaan etika profesi dan menanggulangi pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan terhadap etik kedokteran. Di Negara kita IDI telah mempunyai Majelis Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK), baik di tingkat pusat maupun di tingkat cabang. Walaupun demikian, MKEK ini belum lagi dimanfaatkan dengan baik oleh para dokter maupun masyarakat.Masih banyak kasus yang keburu diajukan ke pengadilan sebelum ditangani oleh MKEK. Oleh karena fungsi MKEK ini belum memuaskan, maka pada tahun 1982 Departeman Kesehatan membentuk Panitia Pertimbangan dan Pembinaan Etik Kedokteran (P3EK) yang terdapat pula di pusat dan di tingkat propinsi.Tugas P3EK ialah menangani kasus-kasus malpraktek etik yang tidak dapat ditanggulangi oleh MKEK, dan memberi pertimbangan serta usul-usul kepada pejabat berwenang. Jadi instansi pertama yang akan menangani kasus-kasus malpraktek etik ialah MKEK cabang atau wilayah. Masalah yang tidak dapat diselesaikan oleh MKEK dirujuk ke P3EK Propinsi dan jika P3EK Propinsi tidak mampu menanganinya maka kasus tersebut diteruskan ke P3EK Pusat.

13. Apakah penyebab dan cara menghindari mal praktik?Menghindari (http://lean-indonesia.blogspot.com) Pastikan anda datang ke rumah sakit yang dapat menyediakan pelayanan kesehatan sesuai kebutuhan anda. Jangan datang ke rumah sakit ibu dan anak jika anda menderita sakit jantung. pasien Datanglah ke dokter yang ahli di bidangnya. pasien Sebelum menjalani perawatan, anda diberi informasi mengenai hak-hak dan kewajiban anda sebagai pasien. Pasien/dokter Pastikan anda diidentifikasi dengan benar. Bagaimana cara mengetahuinya? Jika anda pengguna kartu kredit pasti anda sudah terbiasa. Prosesnya disebut identifikasi positif. Petugas akan meminta anda menyebutkan nama dan tanggal lahir. Bukan karena mereka tidak tahu. Mereka akan mencocokkan apa yang anda sebutkan dengan data yang tertulis di rekam medis anda. Hanya dengan cara seperti itulah identitas anda dapat dipastikan kebenarannya. Kapan dilakukan identifikasi positif? Inilah lima keadaan dimana petugas harus melakukan identifikasi positif: Memberikan obat memberikan darah atau produk darah mengambil sampel darah mengambil sampel lain untuk pemeriksaan klinis melakukan tindakan atau prosedur Pastikan seluruh dokter dan perawat mencuci tangannya sebelum menyentuh anda. Bayangkan, berapa banyak kuman yang berpindah ke tubuh anda dari pasien sebelumnya jika mereka tidak mencuci tangan sebelum menyentuh anda. Obat-obatan yang anda konsumsi di rumah ditanyakan oleh dokter/perawat, dicatat dan dibandingkan dengan obat-obatan yang diperoleh di rumah sakit. pasien Pastikan anda memahami apa yang dijelaskan dan berpartisipasi mengambil keputusan. Anda pun berhak untuk menyetujui atau menolak terapi yang akan dilaksanakan. pasien Obat-obatan yang anda terima diberi label yang bertuliskan nama obat, dosis/konsentrasi, tanggal penyiapan, tanggal kadaluarsa dan nama anda. pasien Berat badan digunakan sebagai dasar penyiapan obat-obatan untuk anak-anak. dokter Anda diberi tahu mengenai hasil perawatan dan pengobatan, termasuk hasil yang tidak terduga. pasien Dokter Selama dirawat, anda diberi penjelasan setidaknya untuk hal-hal berikut: Keamanan obat-obatan, termasuk efek samping obat, interaksi dengan obat lain dan dengan makanan. Bagaimana menggunakan peralatan medis secara aman dan efektif (jika anda menggunakan) Diet dan gizi Manajemen nyeri Teknik-teknik rehabilitasi (jika anda mendapatkan) Jika terjadi keterlambatan atau hambatan pelayanan, anda diberitahu alasannya dan diberi informasi tentang alternatif yang ada. Jika anda akan dioperasi, anda diberi penjelasan sebelum anda memberikan persetujuan tindakan/operasi tersebut. Penjelasan tidak hanya untuk tindakan operasinya, tetapi juga untuk tindakan pembiusannya. Penjelasan yang harus dilakukan minimal berisi tentang: kondisi anda; usulan tindakan/operasi; nama petugas yang memberikan tindakan/operasi; manfaat dan kekurangannya; alternatif yang lain; kemungkinan keberhasilan; kemungkinan komplikasi; kemungkinan masalah terkait dengan proses pemulihan, dan kemungkinan hasil akibat tidak dilakukan tindakan/operasi Dokter bedah dan dokter anestesi (bius) mengunjungi anda untuk melakukan penilaian kondisi anda sebelum tindakan/operasi dilakukan. Apabila merujuk ke rumah sakit lain, harus memastikan kelengkapan alat, orang yang bertanggung jawab, dan kesiapan rumah sakit rujukan.dokter Dokter Dalam merawat pasien yang menjelang ajal, rumah sakit mengoptimalkan kenyamanan dan martabatnya, dengan cara: berkaitan dengan kematian dan kesedihan; melibatkan pasien dan keluarganya dalam pengambilan keputusan perawatan.