li lbm 1 alfian skn sgd 5

20
LI LBM 1 ALFIAN Epidemiologi 1. Apa unsur-unsur dari segitiga epidemiologi? Trias epidemiologi atau segitiga epidemiologi adalah suatu konsep dasar epidemiologi yang menggambarkan tentang hubungan tiga faktor utama yang berperan dalam terjadinya penyakit dan masalah kesehatan lainnya. Tiga faktor tersebut adalah host (penjamu), agent (agen, faktor penyebab), dan environment (lingkungan). Host adalah manusia atau makhluk hidup lainnya, termasuk burung dan antropoda yang menjadi tempat terjadinya proses alamiah perkembangan pernyakit. Yang termasuk dalam faktor penjamu, yaitu usia, jenis kelamin, ras/etnik, anatomi tubuh, status gizi, sosial ekonomi, status perkawinan, penyakit terdahulu, life style, hereditas, nutrisi, dan imunitas. Faktor-faktor ini mempengaruhi risiko untuk terpapar sumber infeksi serta kerentanan dan resistensi manusia terhadap suatu penyakit atau infeksi. Host atau penjamu memiliki karateristik tersendiri dalam menghadapi ancaman penyakit, antara lain: 1. Imunitas Kesanggupan host untuk mengembangkan suatu respon immunologis, dapat secara alamiah maupun perolehan (non- alamiah), sehingga tubuh kebal terhadap suatu penyakit tertentu. Selain mempertahankan diri, pada jenis-jenis

Upload: alfianas

Post on 09-Dec-2015

368 views

Category:

Documents


42 download

DESCRIPTION

li

TRANSCRIPT

Page 1: Li Lbm 1 Alfian Skn Sgd 5

LI LBM 1 ALFIANEpidemiologi

1. Apa unsur-unsur dari segitiga epidemiologi?

Trias epidemiologi atau segitiga epidemiologi adalah suatu konsep

dasar epidemiologi yang menggambarkan tentang hubungan tiga

faktor utama yang berperan dalam terjadinya penyakit dan masalah

kesehatan lainnya. Tiga faktor tersebut adalah host (penjamu),

agent (agen, faktor penyebab), dan environment (lingkungan).

Host adalah manusia atau makhluk hidup lainnya, termasuk burung

dan antropoda yang menjadi tempat terjadinya proses alamiah

perkembangan pernyakit. Yang termasuk dalam faktor penjamu,

yaitu usia, jenis kelamin, ras/etnik, anatomi tubuh, status gizi, sosial

ekonomi, status perkawinan, penyakit terdahulu, life style,

hereditas, nutrisi, dan imunitas. Faktor-faktor ini mempengaruhi

risiko untuk terpapar sumber infeksi serta kerentanan dan resistensi

manusia terhadap suatu penyakit atau infeksi.

Host atau penjamu memiliki karateristik tersendiri dalam

menghadapi ancaman penyakit, antara lain:

1.      Imunitas

Kesanggupan host untuk mengembangkan suatu respon

immunologis, dapat secara alamiah maupun perolehan (non-

alamiah), sehingga tubuh kebal terhadap suatu penyakit tertentu.

Selain mempertahankan diri, pada jenis-jenis penyakit tertentu

mekanisme pertahanan tubuh dapat menciptakan kekebalan

tersendiri. Misalnya campak, manusia mempunyai kekebalan

seumur hidup, mendapat immunitas yang tinggi setelah terserang

campak, sehingga seusai kena campak sekali maka akan kebal

seumur hidup.

2.      Resistensi

Page 2: Li Lbm 1 Alfian Skn Sgd 5

Kemampuan dari pejamu untuk bertahan terhadap suatu infeksi.

Terhadap suatu infeksi kuman tertentu, manusia mempunyai

mekanisme pertahanan tersendiri dalam menghadapinya.

3.      Infektifnes (infectiousness)

Potensi pejamu yang terinfeksi untuk menularkan penyakit kepada

orang lain. Pada keadaan sakit maupun sehat, kuman yang berada

dalam tubuh manusia dapat berpindah kepada manusia dan

sekitarnya.

Agent adalah suatu unsur, organisme hidup atau infektif yang dapat

menyebabkan terjadinya suatu penyakit. (M.N Bustan: 2006). Agen

tersebut meliputi agen biologis, kimia, nutrisi, mekanik, dan fisika.

Agen biologis bersifat parasit pada manusia, seperti metazoan,

protozoa, jamur, bakteri, ricketsia, dan virus. Agen kimia meliputi

pestisida, asbes, CO, zat allergen, obat-obatan, limbah industri, dll.

Agen nutrisi meliputi karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral,

dan air yang jika kekurangan atau kelebihan zat-zat tersebut, maka

dapat menimbulkan penyakit. Agen mekanik meliputi friksi yang

kronik, misalnya kecelakaan, trauma organ yang menyebabkan

timbulnya sakit, dislokasi (payah tulang), dll.

Dari segi epidemiologi, konsep faktor agen mengalami

perkembangan dengan mempergunakan terminologi faktor resiko

(risk factor). Jadi, tidak hanya unsur-unsur di atas yang tergolong

faktor resiko, tetapi mencakup semua hal yang memberikan

kemungkinan terjadinya penyakit. Contoh faktor resiko yang bersifat

tingkah laku yang tidak sehat, yaitu minum alkohol, drug abuse,

merokok, tidak menggunakan tali pengaman (seat bealt), kurang

olah raga, dll.

Seperti halnya dengan host, agen juga memiliki karakteristik, yaitu

(M.N Bustan: 2006):

Page 3: Li Lbm 1 Alfian Skn Sgd 5

1.      Infekstivitas

Kesanggupan dari organisme untuk beradaptasi sendiri terhadap

lingkungan dari penjamu untuk mampu tinggal dan berkembang

biak (multiply) dalam jaringan pejamu. Umumnya diperlukan jumlah

tertentu dari suatu mikroorganisme untuk mampu menimbulkan

infeksi terhadap penjamunya. Dosis infektifitas minimum (minimum

infectious dose) adalah jumlah minimal organisma yang dibutuhkan

untuk menyebabkan infeksi. Jumlah ini berbeda antara berbagai

species mikroba dan antara individu.

2.      Patogenesitas

Kesanggupan organisme untuk menimbulkan suatu reaksi klinik

khusus yang patologis setelah terjadinya infeksi pada penjamu yang

diserang. Dengan perkataan lain, jumlah penderita dibagi dengan

jumlah orang yang terinfeksi. Hampir semua orang yang terinfeksi

dengan dengan virus smallpox menderita penyakit (high

pathogenicity), sedangkan orang yang terinfeksi poliovirus tidak

semua jatuh sakit (low pathogenicity).

3.      Virulensi

Kesanggupan organisme tertentu untuk menghasilkan reaksi

patologis yang berat yang selanjutnya mungkin menyebabkan

kematian. Virulensi kuman menunjukkan beratnya (severity)

penyakit.

4.      Toksisitas

Kesanggupan organisme untuk memproduksi reaksi kimia yang

toksis dari substansi kimia yang dibuatnya. Dalam upaya merusak

jaringan untuk menyebabkan penyakit berbagai kuman

mengeluarkan zat toksis.

5.      Invasitas

Page 4: Li Lbm 1 Alfian Skn Sgd 5

Kemampuan organisme untuk melakukan penetrasi dan menyebar

setelah memasuki jaringan.

6.      Antigenisitas

Kesanggupan organisme untuk merangsang reaksi immunologis

dalam penjamu. Beberapa organisma mempunyai antigenisitas

lebih kuat dibanding yang lain. Jika menyerang pada aliran darah

(misalnya virus measles) akan lebih merangsang immunoresponse

dari yang hanya menyerang permukaan membrane (misalnya

gonococcus).

Faktor environment (lingkungan) adalah bagian dari trias

epidemiologi. Faktor ini memiliki peranan yang sama pentingnya

dengan dua faktor yang lain. Faktor lingkungan meliputi lingkungan

fisik, biologi, sosial-ekonomi, topografi dan georafis. Lingkungan

fisik seperti kondisi udara, musim, cuaca, kandungan air dan

mineral, bencana alam, dll. Lingkungan biologi meliputi hewan,

tumbuhan, mikroorganisme saprofit, dsb. Lingkungan sosial-

ekonomi yang juga mempengaruhi, yaitu kepadatan penduduk,

kehidupan sosial, norma dan budaya, kemiskinan, ketersediaan dan

keterjangkauan fasilitas kesehatan, dll.

Faktor-faktor trias epidemiologi saling berinteraksi. Keterhubungan

antara host, agent, dan environment ini merupakan suatu kesatuan

yang dinamis yang berada dalam keseimbangan (equilibrium) pada

seseorang individu yang sehat. Maka dapat dikatakan bahwa

individu yang sehat adalah keadaan dimana ketiga faktor ini dalam

keadaan seimbang. Jika timbul penyakit pada diri individu, maka

berkaitan dengan gangguan interaksi antara ketiga faktor tersebut.

Interaksi trias epidemiologi, antara lain:

-          Interaksi Agen-Lingkungan

Page 5: Li Lbm 1 Alfian Skn Sgd 5

Keadaan dimana agent dipengaruhi langsung oleh environment

(karakteristik host tidak berpengaruh). Misal: ketahanan bakteri

terhadap sinar matahari, stabilitas vit dlm lemari pendingin, dll.

-          Interaksi Host-Lingkungan

Keadaan dimana host dipengaruhi langsung oleh environment

(karakteristik agen tidak berpengaruh). Misal: kebiasaan penyiapan

makanan, ketersediaan fasilitas kesehatan, dll.

-          Interaksi Host-Agen

Keadaan dimana agent telah berada dalam diri host. Interaksi ini

dapat berakhir dengan kesembuhan, gangguan sementara,

kematian atau carier.

-          Interaksi Agent-Host-Lingkungan

Keadaan dimana host, agent & environment saling mempengaruhi

satu sama lain sehingga timbul penyakit. Misal: kontaminasi feses

penderita tifus pada sumber air minum.

Bentuk interaksi trias epidemiologi juga dikemukakan oleh John

Gordon berupa Timbangan Keseimbangan. Dalam hukum Biologic

Laws dikatakan bahwa suatu penyakit timbul karena terjadi

ketidakseimbangan antara agent dan host. Keseimbangan tersebut

tergantung pada sifat alami dan karakteristik dari agent dan host

(individu/ kelompok). Karakteristik dari agent dan host berikut

interaksinya secara langsung tergantung pada keadaan alami dari

lingkungan biologi, fisik, dan sosial-ekonomi.

Timbangan kesimbangan, meliputi:

1.      Periode Prepatogenesa

Pada periode ini, manusia dalam kondisi sehat, tidak ada pengaruh

dari lingkungan yang buruk atau bibit penyakit. Maka ini merupakan

keadaan seimbang.

Page 6: Li Lbm 1 Alfian Skn Sgd 5

2.      Periode Patogenesa

Pada periode ini, keadaan seimbang terganggu sehingga timbul

suatu penyakit.

a. Perubahan Lingkungan

-  Posisi ketidakseimbangan pada lingkungan menyebabkan mudahnya penyebaran agent. Misal: Kasus DBD meningkat  pada musim hujan.

-  Posisi ketidakseimbangan pada lingkungan menyebabkan perubahan

pada faktor host. Misal: Kasus ISPA meningkat karena meningkatnya

polusi udara.

b. Perubahan Agent

Contohnya peningkatan virulensi agent, terdapat agent baru, jumlah

agent bertambah, dan mutasi agent.

c. Perubahan Host

Contohnya bertambah banyaknya jumlah orang-orang rentan

terhadap suatu agent mikroorganisme tertentu, misalnya terhadap

kuman difteri.

Referensi:

Bustan, M.N. 2006. Pengantar Epidemiologi Edisi Revisi. Jakarta: PT.

Rineka Cipta.

2. Apa saja 3 faktor pada epidemiologi (besar masalah, distribusi, determinan)?

3. Apa saja ruang lingkup & masing-masing perbedaan dari ruang lingkup epidemiologi?

WABAH : Peningkatan kejadian kesakitan atau kematian yang meluas secara cepat baik dalam jumlah kasus maupun luas daerah penyakit dan dapat menimbulkan malapetaka.

Wabah harus mencakup:

Jumlah kasus yang besar.

Daerah yang luas .

Page 7: Li Lbm 1 Alfian Skn Sgd 5

Waktu yang lebih lama.

Dampak yang timbulkan lebih berat

KLB : Timbulnya suatu kejadian kesakitan/kematian dan atau meningkatnya suatu kejadian kesakitan/kematian yang bermakna secara epidemiologis pada suatu kelompok penduduk dalam waktu tertentu.

Selalu dikaitkan dengan waktu, tempat, orang dan tergantung dengan insidensi sebelumnya

Peraturan Menteri Kesehatan RI No . 949/ MENKES/SK/VII/2004.

EPIDEMI : Keadaan dimana suatu masalah kesehatan (umumnya penyakit) yang ditemukan pada suatu daerah tertentu dalam waktu yang singkat berada dalam frekuensi yang meningkat.

PANDEMI : Suatu keadaan dimana suatu masalah kesehatan (umumnya penyakit) yang ditemukan pada suatu daerah tertentu dalam waktu yang singkat memperlihatkan peningkatan yang amat tinggi serta penyebarannya telah mencakup suatu wilayah yang amat luas.

ENDEMI : Suatu keadaan dimana suatu masalah kesehatan (umumnya penyakit) yang frekuensinya pada suatu wilayah tertentu menetap dalam waktu yang lama.

Buku Ilmu Kesehatan Masyarakat, Prinsip-Prinsip Dasar, Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo, Rineka Cipta, 2003

4. Apa manfaat dan tujuan dari epidemiologi?Ada tujuh manfaat epidemilogi dalam bidang kesehatan

masyarakat, yaitu: Mempelajari riwayat penyakit

Ilmu epidemiologi bermanfaat untuk mempelajari tren penyakit untuk memprediksi tren penyakit yang mungkin akan terjadi. Hasil penelitian epeidemiologi tersebut dapat digunakan dalam perncanaan pelayanan kesehatan dan kesehatan masyarakat.

Diagnosis masyarakat

Page 8: Li Lbm 1 Alfian Skn Sgd 5

Epidemiologi memberikan gambaran penyakit, kondisi, cedera, gangguan, ketidakmampuan, defek/cacat apa saja yang menyebabkan kesakitan, masalah kesehatan, atau kematian di dalam suatu komunitas atau wilayah.

Mengkaji risiko yang ada pada setiap individu karena mereka dapat mempengaruhi kelompok maupun populasi

Epidemiologi memberikan manfaat dengan memberikan gambaran faktor risiko, masalah, dan perilaku apa saja yang mempengaruhi suatu keompok atau suatu populasi. Setiap kelompok dikaji dengan melakukan pengkajian tehadap faktor risiko dan menggunakan teknik pemeriksaan kesehatan, misalnya: risiko kesehatan, pemeriksaan, skrining kesehatan, tes kesehatan, pengkajian penyakit, dan sebagainya.

Pengkajian, evaluasi, dan penelitianEpidemiologi memberikan manfaat dalam menilai

sebaik apa pelayanan kesehatan masyarakat dan pelayanan kesehatan dalam mengatasi masalah dan memnuhi kebutuhan populasi atau kelompok. Epidemiologi juga berguna untuk mengkaji keefektifan; efisiensi; kuantitas; akses; ketersediaan layanan untuk mengobati, mengendalikan atau mencegah penyakit; cedera; ketidakmampuan; atau kematian.

Melengkapi gambaran klinisIlmu epidemiologi berguna dalam proses

identifikasi dan diagnosis untuk menetapkan bahwa suatu kondisi memang ada atau bahwa seeorang memang menderita penyakit tertentu. Epidemiologi juga berguna untuk menentukan hubungan sebab akibat, misalnya: radang tenggorokan dapat menyebabkan demam rematik.

Identifikasi sindromDalam hal ini, ilmu epideiologi membantu dalam

menyusun dan menetapkan kriteria untuk mendefinisikan sindrom, misalnya: sindrom down, fetal alkohol, kematian mendadak pada bayi.

Menentukan penyebab dan sumber penyakitTemuan epidemiologis memberikan manfaat

untuk memungkinkan dilakukannya pengendalian, pencegahan, dan pemusnahan penyebab penyakit, kondisi, cedera, ketidakmampuan dan kematian.

Page 9: Li Lbm 1 Alfian Skn Sgd 5

Timmreck, C. and Schulz, M. (2004). Significant dust simulation differences in nudged and climatological operation mode of the AGCM ECHAM. Journal of Geophysical Research 109: doi: 10.1029/2003JD004381. issn: 0148-0227.

http://earthref.org/ERR/82592/Menurut Lilienfeld dalam buku Timmreck (2004)

menyatakan bahwa ada tiga tujuan epidemiologi, yaitu: Menjelaskan etiologi (studi tentang penyebab penyakit)

satu penyakit atau sekelompok penyakit, kondisi, gangguan, defek, ketidakmampuan, sindrom atau kematian melalui analisis terhadap data medis dan epidemilogi dengan menggunakan manajemen informasi sekaligus informasi yang berasal dari setiap bidang atau disiplin ilmu yang tepat, termasuk ilmu sosial/ perilaku.

Menentukan apakah data epidemiologi yang ada memang konsisten dengan hipotesis yang diajukan dan dengan pengetahuan, ilmu perilaku, dan ilmu biomedis yang terbaru.

Memberikan dasar bagi pengembangan langkah-langkah pengendalian dan prosedur pencegahan bagi kelompok populasi yang berisiko, dan untuk pengembangan langkah-langkah dan kegiatan kesehatan masyarakat yang diperlukan; yang semuanya itu akan digunakan untuk mengevaluasi keberhasilan langkah-langkah, kegiatan, dan program intervensi.

Timmreck, C. and Schulz, M. (2004). Significant dust simulation differences in nudged and climatological operation mode of the AGCM ECHAM. Journal of Geophysical Research 109: doi: 10.1029/2003JD004381. issn: 0148-0227.

http://earthref.org/ERR/82592/

5. Apa saja macam-macam dari penelitian epidemiologi?Epidemiologi Deskriptif (descriptive epidemiology)

a. Dalam epidemiologi deskriptif dipelajari bagaimana frekuensi penyakit berubah menurut perubahan variable-variabel epidemiologi yang terdiri dari orang (person), tempat (place), dan waktu (time).

i. Orang (person)Disini akan dibicarakan peranan umur, jenis kelamin, kelas sosial, pekerjaan, golongan etnik, status perkawinan, besarnya keluarga, struktur keluarga dan paritas.

ii. Tempat (place) Pengetahuan mengenai distribusi geografis dari suatu penyakit berguna untuk perencanaan pelayanan kesehatan dan dapat memberikan penjelasan mengenai etiologi penyakit.

Page 10: Li Lbm 1 Alfian Skn Sgd 5

iii. Waktu (time) Mempelajari hubungan antara waktu dan penyakit merupakan kebutuhan dasar di dalam analisis epidemiologis, oleh karena perubahan-perubahan penyakit menurut waktu menunjukkan adanya perubahan faktor etiologis.

Epidemiologi Analitik (Analytic epidemiology)pendekatan atau studi ini dipergunakan untuk menguji data serta informasi-informasi yang diperoleh studi epidemiologi deskriptif.

b. Ada dua studi tentang epidemiologi ini:i. Studi riwayat kasus (case history studies)

Dalam studi ini akan dibandingkan antara dua kelompok orang, yakni kelompok yang terkena penyebab penyakit dengan kelompok orang tidak terkena (kelompok kontrol).

ii. Studi kohort Dalam studi ini sekelompok orang dipaparkan pada suatu penyebab. Kemudian diambil sekelompok orang lagi yang mempunyai cirri-ciri sama dengan kelompok pertama. Kelompok kedua disebut kelompok kontrol. Setelah beberapa saat yang ditentukan kedua kelompok tersebut dibandingkan, dicari perbedaan antara kedua kelompok tersebut bermakna atau tidak.

Epidemiologi Eksperimen Studi ini dilakukan dengan mengadakan

eksperimen pada kelompok subyek, kemudian dibandingkan dengan kelompok kontrol (yang tidak dikenakan percobaan).

ILMU KESEHATAN MASYARAKAT, Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo

6. Bagaimana cara mendapatkan sumber data dari epidemiologi?a. Dari data internal : dari institusi itu sendiri; dan eksternal : di luar institusi.

b. Sumber data primer :oleh organisasi itu sendiri, melalui survey khusus,registrasi (pengolahan data dari masyarakatnya itu sendiri) dan sensus (5tahun sekali, lengkap).

c. Sekunder : dari hasil pencatatan, pelaporan dan pengumpulan bukan dari unit pengguna data itu sendiri, didapatkan bisa dari rumah sakit (rekam medis).

Page 11: Li Lbm 1 Alfian Skn Sgd 5

KLB7. Bagaimana cara identifikasi penyebab KLB?

8. Bagaimana indikator keberhasilan dari penanggulangan KLB?

9. Apa saja tahapan & manfaat dari riwayat alamiah penyakit?Riwayat Alamiah suatu penyakit pada umunya melalui tahap-tahap sebagai berikut:

Tahap prepatogenesisPada tahap ini individu dalam keadaan normal /

sehat tetapi mereka pada dasarnya peka terhadap kemungkinan terganggu oelh serangan agen penyakit (stage of susseptibility). Walaupun demikian pada tahap ini sebenarnya telah terjadi interaksi antara pejamu dengan bibit penyakit. tetapi interaksi ini masih terjadi diluar tubuh, dalam arti bibit penyakit masih ada diluar tubuh pejamu dimana para kuman mengembangkan potensi infektifitas, siap menyerang penjamu. Pada tahap ini belum ada tanda-tanda sakit sampai sejauh daya tahan tubuh pejamu masih kuat. Namun begitu pejamunya ”lengah” ataupun memang bibit penyakit menjadi lebih ganas, ditambah dgn kondisi lingkungan yg kurang mengguntungkan penjamu, maka keadaan segera dapat berubah. Penyakit akan melanjutkan perjalanannya memasuki fase berikutnya, tahap patogenesis.

Tahap patogenesismeliputi 4 sub tahap yaitu :

o Tahap Inkubasi

tahap inkubasi merupakan tenggang waktu antara masuknya bibit penyakit ke dalam tubuh yg peka terhadap penyebab penyakit, sampai timbulnya gejala penyakit. Masa inkubasi ini bervariasi antara satu penyakit dengan penyakit lainnya. Dan pengetahuantentang lamanya masa inkubasi ini sangat penting, tidak sekadar sebagao pengetahuan riwayat penyakit, tetapi berguna untuk informasi diagnosis. Setiap penyakit mempunyai masa inkubasi tersendiri, dan pengetahuan masa inkubasi dapat dipakai untuk identifikasi jenis penyakitnya.

o Tahap Dini

Page 12: Li Lbm 1 Alfian Skn Sgd 5

Tahap ini mulai dengan munculnya gejala penyakit yg kelihatannya ringan. Tahap ini sudah mulai menjadi masalah kesehatan karena sudag ada gangguan patologis (pathologic changes), walaupun penyakit masih dlm masa subklinik (stage of subclinical disease). Seandainya memungkinkan, pada tahap ini sudah diharapkan diagnosis dapat ditegakkan secara dini.

o Tahap Lanjut

Merupakan tahap dimana penyakit bertambah jelas dan mungkin tambah berat dengan segala kelainan patologis dan gejalanya (Stage of Clinical Disease) Pada tahap ini penyakit sudah menunjukkan gejala dan kelainan klinik yg jelas, sehingga diagnosis sudah relatif mudah ditegakkan. Saatnya pula, setelah diagnosis ditegakkan, diperlukan pengobatan yang tepat untuk menghindari akibat lanjut yang kurang baik.

o Tahap akhir

Berakhirnya perjalanan penyakit dapat berada dalam 5 pilihan keadaan, yaitu:

Sembuh sempurna, yakni bibit penyakit menghilang, dan tubuh menjadi pulih, sehat kembali.

Sembuh dengan cacat, yakni bibit penyakit menghilang penyakit sudah tidak ada, ettapi tubuh tdk pulih sepenuhnya, meninggalkan bekas gangguan ug permanen berupa cacat

Karier, dimana tubuh penderita pulih kembali, namun bibit penyakit masih tetap ada dalam tubuh tanpa memperlihatkan gangguan penyakit

Penyakit tetap berlangsung secara kronik Berakhir dengan kematian

Tahap pasca patogenesis, yg dapat berlanjut menjadi beberapa kemungkinan berupa :

o Sembuh

o Perlangsungan kronik

o Cacat

o Mati

Buku Pengantar Epidemiologi, M.N. Bustan, Edisi Revisi, Rineka Cipta, 2006

Page 13: Li Lbm 1 Alfian Skn Sgd 5

  Manfaat Riwayat Alamiah Penyakit

Manfaat mempelajari riwayat alamiah penyakit, yaitu :

       Untuk diagnostik

Masa inkubasi dapat dipakai pedoman penentuan jenis penyakit, misal masalah dalam

KLB (Kejadian Luar Biasa)

       Untuk Pencegahan

Dengan mengetahui rantai perjalanan penyakit dapat dengan mudah dicari titik potong

yang penting dalam upaya pencegahan penyakit.

         Untuk terapi

Terapi biasanya diarahkan ke fase paling awal. Pada tahap perjalanan awal penyakit, adalah waktu yang tepat untuk pemberian terapi, lebih awal terapi akan lebih baik hasil yang diharapkan.

10. Bagaimana cara pencegahan & penanggulangan dari wabah? Pencegahan Tingkat Pertama

o Dapat ditujukan pada faktor penyebab, lingkungan

serta faktor pejamu. o Sasaran yang ditujukan pada faktor penyebab

yang bertujuan untuk mengurangi penyebab atau menurunkan pengaruh penyebab serendah mungkin dengan usaha antara lain:

Desinfektan, Pasteurisasi, Sterilisasi, bertujuan untuk menghilangkan mikro-organisme penyebab penyakit, Penyemportan.insektisida dalam rangka menurunkan dan menghilangkan sumber penularan maupun memutuskan rantai penularan.

Selain itu usaha untuk mengurangi/menghilangkan sumber penularan dapat dilakukan melalui pengobatan penderita serta pemusnahan sumber yang ada (biasanya pada binatang yang menderita), serta mengurangi/menghindari perilaku yang dapat meningkatkan risiko perorangan dan masyarakat.

Mengatasi/modifikasi lingkungan melalui perbaikan lingkungan fisik seperti: peningkatan air bersih, peningkatan sanitasi lingkungan dan perumahan serta bentuk

Page 14: Li Lbm 1 Alfian Skn Sgd 5

pemukiman lainnya, perbaikan dan peningkatan lingkunan biologis seperti pemeberantasan serangga dan binatang pengerat, peningkatan lingkungan sosial seperti kepadatan rumah tangga, hubungan antarindividu dan kehidupan sosial masyarakat.

Meningkatkan daya tahan penjamu meliputi :

perbaikan status gizi, status kesehatan umum dan kualitas hidup penduduk

pemberian imunisasi serta berbagai bentuk pencegahan khusus lainnya

peningkatan status psikologis, persiapan perkawinan serta usaha menghindari pengaruh faktor keturunan

peningkatan ketahanan fisik melalui peningkatan kualitas gizi, serta olahraga kesehatan.

Pencegahan Tingkat Kedua Sasaran pencegahan ini terutama ditujukan pada

mereka yang menderita atau dianggap menderita (suspek) atau yang terancam akan menderita (masa tunas), meliputi diagnosis dini dan pengobatan yang tepat agar dapat dicegah meluasnya penyakit atau untuk mencegah timbulnya wabah, serta untuk segera mencegah proses penyakit lebih lanjut serta mencegah terjadinya akibat samping atau komplikasi.

o Pencarian penderita secara dini dan aktif melalui peningkatan usaha surveillans penyakit tertentu, pemeriksaan berkala serta pemeriksaan kelompok tertentu (calon pegawai, ABRI, mahasiswa, dll), penyaringan (screening) untuk penyakit tertentu secara umum dalam masyarakat, serta pengobatan dan perawatan yang efektif.

o Pemberian chemoprophylaxis yang terutama bagi mereka yang dicurigai berada pada proses prepatogenesis dan patogenesis penyakit tertentu.

Deteksi awal penyakit

Page 15: Li Lbm 1 Alfian Skn Sgd 5

Tujuannya untuk mempercepat kesembuhan dg pengobatan yang tepat

Pengobatan yang cepat merupakan pencegahan primer pada orang yang sehat

menghambat progresivitas penyakit menghindari komplikasi mengurangi ketidakmampuan

Pencegahan Tingkat Ketiga o Sasaran pencegahan tingkat ke tiga adalah

penderita penyakit tertentu.o tujuan mencegah jangan sampai mengalami cacat

atau kelainan permanen, mencegah bertambah parahnya suatu penyakit atau mencegah kematian akibat penyakit tersebut.

o Pada tingkat ini juga dilakukan usaha rehabilitasi untuk mencegah terjadinya akibat samping dari penyembuhan suatu penyakit tertentu. Rehabilitasi adalah usaha pengembalian fungsi fisik, psikologis dan sosial seoptimal mungkin yang meliputi rehabilitasi fisik/medis, rehabilitasi mental/psikologis serta rehabilitasi sosial.

Pelayanan suportif dan rehabilitatif Bertujuan untuk mengurangi ketidakmampuan dg cara: Memaksimalkan fungsi organ yg cacat, Membuat protesa ekstremitas akibat amputasi, Mendirikan pusat-pusat rehabilitasi

Penanggulangan KLB Upaya penanggulangan KLB Penyelidikan epidemilogis. Pemeriksaan, pengobatan, perawatan, dan isolasi

penderita termasuk tindakan karantina. Pencegahan dan pengendalian.

Pemusnahan penyebab penyakit. Penanganan jenazah akibat wabah. Penyuluhan kepada masyarakat. Upaya penanggulangan lainnya.

Pengantar Epidemiologi. Prof. DR. Dr. Azrul Azwar M.P.