letak sungsang

27
KEPANITERAAN KLINIK STATUS ILMU PENYAKIT KANDUNGAN FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA SMF ILMU KEBIDANAN RUMAH SAKIT RAJAWALI BANDUNG Hari/Tanggal Ujian/Presentasi Kasus : Nama : God Endow Anadoruska NIM : 11-2010-098 Pembimbing/penguji : dr. Abdul Azis W,SpOG I. IDENTITAS PASIEN Nama Pasien : Ny. C Usia : 27 tahun Agama : Islam Golongan darah : A (Rh +) Pendidikan : SMA Nama Suami : Tn. R Usia : 34 tahun Agama : Islam Golongan : O (Rh+) Pendidikan :D3 Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Karyawan Alamat : Gg. Mesjid Blok 2 no.102 RT 01/11 Melong Cimahi Selatan

Upload: william-alexander

Post on 15-Jan-2016

140 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

kehamilan dengan letak sungsang

TRANSCRIPT

Page 1: Letak Sungsang

KEPANITERAAN KLINIK

STATUS ILMU PENYAKIT KANDUNGAN

FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA

SMF ILMU KEBIDANAN

RUMAH SAKIT RAJAWALI BANDUNG

Hari/Tanggal Ujian/Presentasi Kasus :

Nama : God Endow Anadoruska

NIM : 11-2010-098

Pembimbing/penguji :

dr. Abdul Azis W,SpOG

I. IDENTITAS PASIEN

Nama Pasien : Ny. C

Usia : 27 tahun

Agama : Islam

Golongan darah : A (Rh +)

Pendidikan : SMA

Nama Suami : Tn. R

Usia : 34 tahun

Agama : Islam

Golongan : O (Rh+)

Pendidikan :D3

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Karyawan

Alamat : Gg. Mesjid Blok 2 no.102 RT 01/11 Melong Cimahi Selatan

II. ANAMNESIS

Anamnesis ini diambil dari : Autoanamnesis

Tanggal : 07 Juli 2011

Jam : 00.45 WIB

Page 2: Letak Sungsang

A. Keluhan utama :

Pasien merasakan mules-mules sejak 2 jam SMRS.

B. Riwayat Kehamilan Sekarang :

Pasien datang dengan keluhan mules-mules 2 jam SMRS. Dalam perjalanan

menuju RS (30 menit SMRS), pasien mengeluh keluar darah dari kemaluannya tanpa

gumpalan darah. Pasien juga merasakan susah bernapas. Pasien mengatakan ini

kehamilan ke-2 dan mengaku pernah mengalami keguguran sebelumnya. Pasien

mengaku memeriksakan kehamilannya secara teratur di bidan dan dokter spesialis

untuk pemeriksaan USG. Pasien tidak membawa hasil USG. Pasien mengatakan hari

pertama haid terakhirnya adalah 02 Oktober 2010.

C. Riwayat Kehamilan Dahulu :

Pasien pernah mengalami keguguran tahun 2008 karena jatuh pada saat bekerja di

pabtik dan dilakukan kuret. Tidak ada perdarahan hebat dan nyeri hebat setelah kurret.

D. Riwayat Haid:

Menarche : 13 tahun

HPHT : 02 Oktober 2010

Taksiran partus : 09 Juli 2011

Haid teratur, terasa nyeri, lamanya seminggu, sehari 3 kali ganti pembalut.

E. Riwayat Perkawinan:

Pasien menikah satu kali dan usia pernikahan 4 tahun.

F. Riwayat Antenatal Care :

Pasien memeriksakan kehamilannya sekali sebulan ke bidan.

G. Riwayat Penyakit Dahulu :

Pasien tidak pernah menderita penyakit berat sehingga dirawat atau dioperasi.

H. Riwayat Keluarga Berencana:

Pasien tidak mengikuti program KB.

Page 3: Letak Sungsang

III. PEMERIKSAAN FISIK UMUM

1. Keadaan umum : tampak sakit sedang

2. Kesadaran : Kompos mentis

3. Nadi : 90 kali/menit

4. Tekanan darah : 100/70 mmHg

5. Pernafasan : 22 kali/menit

6. Suhu : 38 0C

7. Berat badan sebelum hamil : 50kg

Berat badan saat hamil : 65kg

8. Kepala dan leher : Normosefali, Kelenjar tiroid dan kelenjar getah bening

tidak teraba membesar

9. Mata : Konjungtiva anemis (–/–), sklera ikterik (–/–)

10. Telinga, hidung dan tenggorokan: Normotia, deviasi septum (–), faring hiperemis

(–), T1–T1 tenang

11. Gigi dan mulut : Karies gigi (–)

12. Jantung : Bunyi jantung I & II reguler murni, irama derap (–),

bising jantung (–)

13. Paru : Suara nafas vesikuler, ronki (–/–), mengi (–/–)

14. Perut : Cembung, supel, tidak ada bekas operasi,

15. Lengan dan tungkai :

Akral hangat + + Edema - -

+ + - -

IV. STATUS OBSTETRIK

Inspeksi: perut membuncit, Striae gravidarum (+), linea nigra (+)

Palpasi:

- Leopold I : Tinggi fundus uteri 31 cm, teraba bagian bulat, melenting, dan keras

di sebelah atas.

- Leopold II : teraba bagian memanjang dan keras di sebelah kanan, dan teraba

bagian terkecil di sebelah kiri.

- Leopold III : teraba bulat, lunak, dan tidak melenting

Tafsiran Berat Janin: (31-13)x144= 2592 gram

Page 4: Letak Sungsang

Auskultasi: denyut jantung janin (+) 164 x/menit

His (+) 2x dalam 10 menit selama 30 detik.

Pemeriksaan dalam:

Vulva dan vagina : tidak ada kelainan

Portio teraba tebal lunak, pembukaan 5 cm

Ketuban (+)

Presentasi bokong kaki.

V. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Hasil USG tidak dibawa

VI. RINGKASAN (RESUME)

Ny. C, 27 tahun, Pasien datang dengan keluhan mules-mules 2 jam SMRS.

Dalam perjalanan menuju RS (30 menit SMRS), pasien mengeluh keluar darah dari

kemaluannya tanpa gumpalan darah. Pasien mengatakan ini kehamilan ke-2 dan

mengaku pernah mengalami keguguran sebelumnya pada tahun 2008 karena terjatuh

pada saat bekerja di pabrik. Pasien mengaku memeriksakan kehamilannya secara

teratur di bidan dan dokter spesialis untuk pemeriksaan USG. Pasien tidak membawa

hasil USG. Pasien mengatakan hari pertama haid terakhirnya adalah 02 Oktober 2010.

Dari pemeriksaan luar didapatkan perut tampak buncit, striae gravidarum (+),

linea grisea (+). Pada palpasi, Leopold I: Tinggi fundus uteri 31 cm, teraba bagian

bulat, melenting, dan keras di sebelah atas. Leopold II: teraba bagian memanjang dan

keras di sebelah kanan, dan teraba bagian terkecil di sebelah kiri. Leopold III: teraba

bulat, lunak, dan tidak melenting. Tafsiran Berat Janin: (31-13)x144= 2592 gram

Auskultasi: denyut jantung janin (+) 164 x/menit. His (+) 2x dalam 10 menit

selama 30 detik. Pada pemeriksaan dalam: portio tebal lunak, pembukaan 5 cm,

ketuban (+), presentasi bokong kaki.

VII. DIAGNOSIS KERJA

G2P0A1 parturient 40 minggu kala I fase aktif dengan letak bokong kaki.

Page 5: Letak Sungsang

VIII. RENCANA PENGELOLAAN

Pasang O2 2L/menit

Observasi TTV, BJJ, his

Observasi kemajuan persalinan 2,5 jam kemudian.

Ketuban pecah, dilakukan pemeriksaan dalam.

IX. LAPORAN PERSALINAN:

07 Juli 2011, Jam 06.00 WIB

S: Pasien merasakan mules semakin sering dan merasa ada cairan keluar dari

kemaluannya.

O:

Status Generalis:

Keadaan umum : baik

Kesadaran : compos mentis

Tekanan darah : 110/70 mmHg

Nadi : 100x/menit

Suhu : 36,80 C

Status Obstetik:

His : 5 kali dalam 10 menit dan berlangsung selama >40 detik.

BJJ : 152x/menit

PD : pembukaan lengkap, ketuban (-), presentasi bokong kaki, Hodge III-IV

A: G2P0A1 parturient aterm kala II dengan presentasi bokong kaki.

P:

Pasien dipimpin mengejan.

Pimpin persalinan spontan dengan cara Mauriceau.

Episiotomy mediolateral.

07 Juli 2011, Jam 06.43 WIB

Bayi

Bayi lahir spontan dengan presentasi bokong kaki dengan APGAR Score 6/7 dengan

jenis kelamin perempuan, BBL 2600 gram, TB 49 cm.

Page 6: Letak Sungsang

Kemudian dilakukan resusitasi. Bayi dikeringkan, dihangatkan, diberikan oksigen,

perbaiki jalan nafas dengan suction, tumit dipukul-pukul. 5 menit kemudian, setelah

dilakukan resusitasi bayi menangis.

A: P1A1 post partus spontan (Mauriceau)

P:

Injeksi oksitosin 1ampul IM

Pimpin kala III dan evaluasi dalam 30 menit

07 Juli 2011, Jam 06.43 WIB

O: Plasenta lahir spontan lengkap

TFU 2 jari di bawah pusat.

Perdarahan + 200cc

A: P1A1 post partus spontan (Mauriceau)

P:

Lakukan heckting perineum mediolateral dengan anestesi lidokain + 5cc .

Observasi perdarahan pervaginam

Observasi KU dan TTV pasien

Medikamentosa: Amoxycilin 3 x 500 mg

X. PROGNOSIS :

Ad vitam : dubia ad bonam

Ad functionam : dubia ad bonam

Ad sanationam : dubia ad bonam

PEMBAHASAN KASUS LETAK SUNGSANG

Page 7: Letak Sungsang

Definisi

Letak sungsang adalah letak memanjang dengan bokong sebagai bagian terendahnya

(presentasi bokong). Letak sungsang dibagi sebagai berikut:

Letak bokong murni “Frank Breech”

Bokong saja yang menjadi bagian depan

sedangkan kedua tungkai lurus ke atas.

Letak bokong kaki “Complete Breech”

Teraba kedua kaki atau satu kaki saja di

samping bokong.

Letak lutut atau kaki “Incomplete Breech”

Tergantung pada terabanya kedua kaki atau

lutut atau hanya teraba satu kaki.

Dengan insidens 3-4% dari seluruh kehamilan tunggal pada umur kehamilan cukup

bulan ( > 37 minggu), presentasi bokong merupakan malpresentasi yang paling sering

dijumpai. Sebelum umur kehamilan 28 minggu, kejadian presentasi bokong berkisar antara

25-30% dan sebagian besar akan berubah menjadi presentasi kepala setelah umur kehamilan

34 minggu.

Sebab terjadinya letak sungsang:

1. Terdapatnya plasenta previa.

2. Keadaan janin yan gmenyebabkan

letak sungsang

a. Makrosemia

b. Hidrosefalus

c. Anensefalus

3. Keadaan air ketuban

a. Hidramnion

b. oligohidramnion

4. Keadaan kehamilan

a. Kehamilan ganda

b. Kehamilan lebih dari dua

5. Keadaan uterus

a. Uterus arkuatus

b. Plasenta dengan implantasi

pada kornua

6. Keadaan dinding abdomen

a. Rileks akibat grandemultipara

7. Keadaan tali pusat

a. Pendek

b. Terdapat lilitan tali pusat pada

leher

Diagnosis

Page 8: Letak Sungsang

Pergerakan anak teraba oleh ibu di bagian perut bawah, di bawah pusat, dan ibu sering

merasa benda asing mendesak tulang iga. Pada palpasi teraba bagian keras, bundar, dan

melenting pada fundus uteri. Punggung anak dapat diraba pada salah satu sisi perut dan

bagian-bagian kecil pada pihak yang berlawanan. Di atas simpisis teraba bagian yang kurang

bundar dan lunak.

Bunyi jantung terdengar pada punggung anak setinggi pusat. Kalau pembukaan sudah

besar maka pada pemeriksaan dalam dapat teraba 3 tonjolan tulang ialah tubera ossis ischii

dan ujung os sacrum sedangkan os sacrum dapat dikenal sebagai tulang meruncing dengan

deretan processi spinosi di tengah-tengah tulang tersebut.

Trauma yang paling berat dan harus dipikirkan adalah trauma pada kepala yang

menimbulkan asfiksia hingga kematian janin. Oleh karena itu, lebih aman jika persalinan

dilakukan dengan seksio sesarea.

Oleh karena itu, dalam menghadapi letak sungsang perlu diperhitungkan kriteria yang

dijabarkan oleh Zatuchni-Andres, yang mengatakan bahwa:

1. Jumlah empat atau kurang mutlak dilakukan transabdominal, seksio sesarea.

2. Bila skor > 5, dilakukan persalinan pervaginam.

3. Penentuan berat bayi sangat penting. Kesalahan perkiraan berat akan menimbulkan

morbiditas dan mortalitas yang lebih tinggi.

4. Berat bayi sekitar 3500 gram atau lebih langsung dilakukan seksio sesarea.

Tabel 1. Zatuchni Andros Breech Scoring Index

Zatuchni Andros Breech Scoring Index

Nilai

0 1 2

Paritas Primigravida Multigravida -

Umur kehamilan > 39 minggu 38 minggu < 37 minggu

Taksiran berat janin >3600 gr 3000-3600 gr < 3000 gr

Persalinan sungsang

sebelumnya (>2500 gr)

0 1 >2

Pembukaan 2 cm 3 cm > 4 cm

Penurunan -3/lebih tinggi -2 -1/lebih rendah

Mekanisme persalinan

Page 9: Letak Sungsang

Yang paling penting adalah usaha untuk memperbaiki letak sebelum persalinan terjadi dengan

versi luar. Versi luar masih dapat diusahakan pada kehamilan trimester ketiga setelah

kehamilan 28 minggu atau lebih dengan syarat:

- Pembukaan kurang dari 3-4 cm

- Ketuban masih utuh

- Bokong anak masih dapat dibebaskan

Gambar 1. Versi luar

Versi luar dilakukan dengan kedua tangan di luar dan dipergunakan untuk:

Mengubah letak sungsang menjadi letak kepala.

Mengubah letak lintang menjadi letak memanjang.

Persiapan tindakan versi luar:

Kandung kencing harus dikosongkan terlebih dahulu.

Pasien tidur terlentang.

Bunyi janin diperiksa dulu (kalau buruk versi dibatalkan).

Kaki dibengkokkan pada lutut dan pangkal paha supaya dinding perut kendor.

Teknik versi luar:

Mobilisasi : bokong dibebaskan dahulu.

Sentralisasi : kepala anak dan bokong anak dipegang dan didekatkan satu sama lain

sehingga anak membulat dan mudah digerakkan.

Versi : anak diputar sehingga kepala anak terdapat di bawah.

Kesukaran pada versi:

Dinding perut tegang seperti pada primigravida atau karena perasaan takut atau nyeri.

Karena anak dalam letak bokong.

Tali pusat pendek.

Kelainan rahim seperti uterus bicornis, supseptus, atau mioma.

Terdapat tiga tahap prinsip persalinan sungsang dengan bantuan, yaitu:

Page 10: Letak Sungsang

Tahap I : pertolongan bokong sampai tulang belikat terdapat pada vulva.

Tahap II : mengeluarkan bahu dan lengan sesuai dengan letak bahu dan lengan janin.

Tahap III : mengeluarkan kepala sesuai dengan posisi kepala janin.

Persalinan sungsang dapat berlangsung dengan cara pervaginam dan perabdominan.

Syarat persalinan sungsang pervaginam:

Pembukaan lengkap

Ketuban sudah pecah

His adekuat

1. Persalinan spontan

Bokong akan memasuki panggul (engagement) dengan diameter bitrokanter dalam

posisi oblik. Pinggul janin bagian depan (anterior) mengalami penurunan lebih cepat

dibandingkan pinggul posterior. Dengan demikian, pinggul depan akan mencapai pintu

tengah panggul terlebih dahulu. Kombinasi antara tahanan dinding panggul dan kekuatan

yang mendorong ke bawah akan menghasilkan putaran paksi dalam yang membawa

saluran ke arah transversal, sehingga posisi diameter bitrokanter di pintu bawah panggul

menjadi anteroposterior.

Penurunan bokong berlangsung terus setelah terjadinya putaran paksi dalam. Perineum

akan meregang, vulva membuka, dan pintu depan akan lahir terlebih dahulu. Saat itu,

tubuh janin mengalami paksi dalam dan penurunan, sehingga mendorong pintu bawah

menekan perineum.

Dengan demikian, lahirlah bokong dengan posisi diameter bitrokanter anteroposterior,

diikuti putaran paksi luar. Putaran paksi luar akan membuat posisi diameter bitrokanter

dari anteroposterior menjadi transversal. Kelahiran bagian tubuh lain akan terjadi

kemudian baik secara spontan maupun dengan bantuan (manual aid).

Perasat Bracht

Page 11: Letak Sungsang

Syarat:

Jalan lahir luas dan bayi tidak besar.

Faktor kekuatan ibu cukup adekuat.

Badan bayi dilingkari oleh kedua tangan dengan ibu jari ditempatkan pada paha atas

dan keempat jari lainnya pada punggung bayi. Badan diekstensikan oleh ibu jari ke atas

abdomen ibu. Lengan bayi keluar secara spontan dan dagu tampak pada perineum. Pada

pertolongan secara Bracht, bokong diangkat ke atas supaya badan anak searah dengan

paksi jalan lahir, tidak dilakukan tarikan.

Teknik:

Pertolongan dimulai setelah bokong anak lahir. Pada letak bokong, bokong ini

dipegang dengan dua tangan sedemikian rupa, hingga kedua ibu jari pada permukaan

belakang pangkal paha dan 4 jari lainnya pada permukaan bokong.

Kalau kaki sudah lahir seperti pada letak bokong kaki, letak lutut, dan letak kaki maka

bokong dipegang sedemikian rupa hingga kedua ibu jari terletak pada lipat paha dan jari

lainnya menggenggam bokong. Bokong ini dibawa ke atas, ke arah perut ibu dan sedikit

ke kiri atau ke kanan sesuai dengan letaknya punggung anak.

Gambar 2. Teknik Bracht

2. Ekstraksi partial (manual aid)

Biasanya letak sungsang dapat lahir spontan sampai pusat lahir karena rintangan

timbul pada waktu kelahiran bahu. Kalau pusat sudah lahir dan tidak ada kemajuan

misalnya karena his lemah atau karena rintangan bahu maka tidak boleh menunggu terlalu

lama karena pada saat ini kepala mulai masuk ke dalam rongga panggul dan menekan tali

pusat pada dinding panggul hingga anak harus dilahirkan dalam waktu + 8 menit.

Page 12: Letak Sungsang

Pada saat ini melahirkan bahu dengan dua cara, yaitu cara klasik (cara Deventer) dan

cara Muller.

a. Cara Klasik (cara Deventer)

Cara klasik terutama dilakukan bila kedua lengan tidak berada di depan badan

janin, misalnya pada keadaan lengan menjungkit atau lengan tertengkuk. Prinsip

mengeluarkan lengan secara klasik adalah bahwa lengan janin diletakkan pada

panggul bagian belakang karena daerah ini lebih luas bila dibandingkan dengan

panggul bagian depan. Angkat kedua kaki janin sesuai dengan posisi bahu depan.

Dengan dua jari telusuri lengan atas yang berlawanan dan usap lengan atas tersebut

dengan tujuan mengeluarkan lengan belakang. Setelah keluar, pegang kedua kaki

dengan tangan yang lain dan ayun sehingga bahu depan menjadi bahu belakang

dengan demikian kedua kaki berada pada daerah yang berlawanan dengan bahu. Cara

ini dilakukan bila lengan janin dalam keadaan menjungkit. Pada keadaan lengan

tengkuk, diupayakan agar lengan janin menjadi lengan menjungkit dengan cara

memutar badan janin menjauhi lengan tengkuk.

Gambar 3. Melahirkan bahu dengan cara Klasik

b. Cara Muller

Apabila kedua lengan berada di depan badan janin, maka persalinan cara

Mueller dapat dilakukan. Prinsip cara Mueller adalah mengeluarkan lengan depan

terlebih dahulu dengan badan janin ditarik ke arah yang berlawanan. Jika lengan

belum keluar, keluarkan lengan dengan cara mengusap lengan atas janin dengan dua

jari tangan penolong berfungsi sebagai spalk. Setelah lengan keluar, angkat kedua kaki

bayi ke depan berlawanan dengan letak bahu belakang sehingga lengan belakang

keluar. Keuntungan: tangan penolong tidak masuk jauh ke dalam jalan lahir sehingga

bahaya infeksi minimal.

Page 13: Letak Sungsang

Gambar 4. Melahirkan bahu dengan cara Muller

c. Cara Lovset

Karena memutar bahu janin dengan cara klasik pada umumnya sukar dan berat

maka Lovset mengajukan cara untuk memutar bahu yang lebih mudah yaitu dengan

cara dua tangan penolong mencekam dada dengan kedua ibu jari sejajar dan

berdekatan dengan punggung janin kemudian diputar sesuai dengan tujuan tindakan

yang dikehendaki.

Prosedur melahirkan kepala (Manuver Mauriceau-Smellie-Veit)

Setelah kedua bahu lahir, maka kepala anak dilahirkan secara Mauriceau. Pastikan

tidak ada lilitan tali pusat di leher janin. Kalau ada, tali pusat dipotong dulu dekat

pusar janin.

1. Janin dalam posisi telungkup menghadap ke

bawah, letakkan tubuhnya di tangan dan

lengan penolong sehingga kaki janin berada di

kiri kanan tangan tersebut (atau bila janin

belum dalam posisi telungkup, gunakan tangan

yang menghadap wajah janin).

2. Tempatkan jari telunjuk dan jari manis di

tulang pipi janin.

3. Gunakan tangan yang lain untuk memegang

bahu dari arah punggung dan dipergunakan untuk melakukan traksi.

4. Buatlah kepala janin fleksi dengan cara menekan tulang pipi janin ke arah

dadanya.

5. Bila belum terjadi putaran paksi dalam, penolong melakukan gerakan putar paksi

dengan tetap menjaga kepala tetap fleksi dan traksi pada bahu mengikuti arah

sumbu panggul.

Page 14: Letak Sungsang

6. Bila sudah terjadi putar paksi dalam, lakukan traksi ke bawah dengan

mempertahankan fleksi kepala janin, dan mintalah asisten untuk menekan daerah

suprasimfisis.

7. Setelah suboksiput lahir di bawah simpisis, badan janin sedikit demi sedikit

dielevasi ke atas (ke arah perut ibu) dengan suboksiput sebagai hipomoklion.

Berturut-turut akan lahir dagu, mulut, dan seluruh kepala.

Kalau kepala sukar lahir dengan cara Mauriceau maka untuk menghindarkan kerusakan

tulang leher anak, lebih baik dipergunakan forceps Piper.

Forceps pada aftercoming head

Forceps khusus dapat digunakan untuk melahirkan aftercoming head pada janin

dengan presentasi bokong. Forceps Piper dapat digunakan secara efektif atau bila perasat

Mauriceau tidak bisa dikerjakan dengan mudah. Kedua daun forceps tidak boleh dipasang

pada aftercoming head sebelum bagian kepala ini masuk ke dalam panggul dengan traksi

ringan disertai penekanan suprapubik dan telah engagement.

Kadang-kadang, terutama pada janin premature yang kecil, serviks belum membuka lengkap

tidak memungkinkan lahirnya aftercoming head. Dengan melakukan traksi ringan pada badan

janin, kadangkala serviks dapat diselipkan ke atas oksiput secara manual, atau dapat dicoba

perasat Bracht. Jka tindakan-tindakan ini tidak segera berhasil, dapat dibuat insisi Duhrssen

pada serviks. Sejumlah ahli menyarankan menggunakan nitrogliserin intravena dengan dosis

50-100 mikrogram untuk segera menimbulkan relaksasi uterus.

3. Ekstraksi

a. Ekstraksi pada kaki

Ekstraksi kaki dilakukan bila ada indikasi untuk mengakhiri persalinan dengan

bagian terbawah janin adalah kaki dan memenuhi syarat untuk persalinan sungsang.

Indikasi ekstraksi sungsang: gawat janin, tali pusat menumbung, dan persalinan macet.

Teknik:

Page 15: Letak Sungsang

Bila kaki janin masih terdapat dalam vagina, tangan operator yang berada pada

posisi yang sama dengan os.sacrum dimasukkan ke dalam vagina untuk menelusuri

bokong, paha janin sampai lutut guna mengadakan abduksi pada janin sehingga kaki

janin keluar. Selama tindakan ini, fundus uteri ditahan oleh tangan operator yang lain.

Bila satu atau dua kaki janin sudah berada di luar vulva, maka kaki tersebut

dipegang dengan dua tangan operator pada betis dengan kedua ibu jari berada pada

punggung betis. Kemudian dilakukan traksi ke bawah. Setelah lutut dan sebagian paha

keluar, pegangan dialihkan pada paha dengan kedua ibu jari pada punggung paha.

Dilakukan traksi ke arah bawah lagi dengan tujuan untuk menyesuaikan arah traksi

dengan sumbu panggul ibu. Putaran kaki menyesuaikan dengan putaran paksi dalam

bokong dan badan janin, yang berarti bahwa untuk pengeluaran bokong janin, sacrum

akan berada di samping, trokanter depan akan lahir terlebih dahulu baru disusul oleh

trokanter belakang serta kemudian punggung janin akan bergerak ke depan.

Gambar 5. Ekstraksi pada kaki

b. Ekstraksi pada bokong

Idealnya, presentasi bokong murni dibiarkan lahir tanpa bantuan setidaknya hingga

sebatas umbilicus. Episiotomy harus dilakukan, kecuali perineum telah amat teregang.

Ketika bokong semakin meregangkan perineum, pangkal paha belakang akan lahir,

biasanya dari posisi pukul 6, dan seringkali disertai tekanan yang cukup besar untuk

menyebabkan pelepasan mekonium.

Ibu harus mengejan karena tali pusat sekarang terdorong ke dalam jalan lahir dan

tertekan sehingga menyebabkan bradikardia janin. Penurunan janin lebih lanjut

memungkinkan tungkai lahir dengan mudah dengan memuntir paha janin sebelah

Page 16: Letak Sungsang

medial dengan jari yang sejajar dengan femur dan memberikan tekanan ke lateral

sehingga menyapu tungkai dari garis tengah.

Setelah tungkai lahir, bagian tulang panggul janin dipegang dengan kedua tangan

menggunakan kain handuk yang dibasahi oleh air hangat. Jari-jari penolong harus

diletakkan di Crista iliaka anterior superior dan ibu jari pada sacrum, sehingga

memperkecil kemungkinan cidera jaringan lunak perut janin.

Gaya dorong ibu digunakan bersamaan dengan traksi ringan memutar ke arah

bawah yang dilakukan secara kontinu oleh penolong sehingga janin dapat dilahirkan.

Traksi ringan ke bawah dilakukan bersama rotasi panggul janin sebesar 180 derajat

secara simultan baik dari posisi sacrum kiri ke kanan atau dari kanan ke kiri.

Gambar 6. Ekstraksi Bokong

4. Seksio Caesarea

Indikasi untuk seksio Caesarea di antaranya panggul sempit, anak yang besar terutama

pada primigravida dan tali pusat yang menumbung.

Prosedur Kala III

1. Manajemen aktif kala III untuk melahirkan plasenta (oksitosin 10 unit IM, traksi

terkendali tali pusat, dan masase uterus setelah plasenta lahir).

2. Periksa robekan pada jalan lahir dan penjahitan luka episiotomy.

3. Lakukan pengamatan pascapersalinan.

Prognosis persalinan letak sungsang

Page 17: Letak Sungsang

Morbiditas dan mortalitas persalinan letak sungsang lebih berat dibandingkan letak kepala. Ini

disebabkan oleh hal-hal berikut:

1. Bagian yang paling besar dengan persalinan leher justru lahir paling belakang.

2. Terdapat tiga komponen persalinan letak sungsang dan masing-masing dapat

menimbulkan komplikasi:

a. Persalinan bokong

b. Persalinan bahu dengan lengan

c. Persalinan leher dengan volume yang kecil menyebabkan terjadi kembali

pembukaan serviks semakin kecil dan dapat menyebabkan kepala bayi

terperangkap.

d. Keterlambatan persalinan kepala bayi akan menimbulkan asfiksia karena tali pusat

tertekan sehingga aliran darah menuju bayi mengalami penurunan dan kekurangan

nutrisi serta oksigen.

e. Dipaksa melahirkan kepala bayi yang hanya mempunyai waktu terbatas sekitar 5-

10 menit dapat menimbulkan trauma pada:

- Persendian leher

- Trauma langsung pada kepala bayi (edema serebri, robekan tentorium serebri)

- Setelah lahir masih mungkin terjadi sisa post trauma yang dapat menimbulkan

gangguan mental dan intelegensi.

Daftar Pustaka

Page 18: Letak Sungsang

1. Prawirohardjo S. Ilmu kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo;

2008.h.588-97

2. Soejoenoes A. Ilmu fantom bedah obstetric. Semarang: Bagian SMF Obstetri dan

Ginekologi FKUNDIP Dr. Kariadi.h.46-60

3. Manuaba IG, Manuaba IAC, Manuaba IBGJ. Pengantar kuliah obstetric: Persalinan

distosia. Jakarta: EGC; 2007.h. 749-57

4. Widjanarko B. Versi luar. 14 Juli 2009. Diunduh dari

http://obfkumj.blogspot.com/2009/07/versi-luar.html, 14 Juli 2011.

5. Mekanisme persalinan sungsang pervaginam. Diunduh dari

www.scribd.com/MEKANISME-PERSALINAN-SUNGSANG-PERVAGINAM, 14 Juli

2011.

Bentuk persalinan Teknik persalinan Keterangan

Page 19: Letak Sungsang

Teknik Bracth Hiperlordosis janin

Tekanan fundus uteri

- Persalinan sungsang

normal

- Tanpa komplikasi

Partil ekstraksi Sampai umbilicus

kekuatan sendiri

Manual aids Lovesets Memutar badan bolak

balik sampai bahu lahir

- Trauma alat vital

abdomen

- Fraktur ekstremitas atas

Total ekstraksi

Ekstraksi kaki

Ekstraksi bokong

Seluruh kekuatan asal dari

luar

- Trauma alat vital

abdomen

- Fraktur atau dislokasi

sendi bokong

- Fraktur atau dislokasi

ekstremitas bawah

Profilaksis Pinard Menurunkan kaki depan

Memudahkan ekstraksi

kaki depan

- Fraktur atau dislokasi

sendi femur

- Fraktur kaki belakang

Viet Smellic Mauriceau Jari masuk mulut leher

dicekam

Tarik ke bawah untuk

melahirkan suboksiput

Tarik ke atas untuk

melahirkan sisa kepala

- Robekan mulut

- Dislokasi sendi leher

- Gangguan pusat vital

- Asfiksia sampai

meninggal

Forceps piper dan kepala Teknik

pemasangan sulit

Kompresi daun

forseps

- Trauma langsung

terhadap organ vital

pada muka dan kepala

- Trauma mata dan

telinga