letak lintang
DESCRIPTION
letak lintangTRANSCRIPT
REFLEKSI KASUS
LETAK LINTANG
Untuk memenuhi tugas Kepaniteraan Klinik Bagian Ilmu Obstetri & Ginekologi
di RSUD Tugurejo Semarang
Disusun oleh :
La Ode Rinaldi
H2A008026
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2012
BAB I
PENDAHULUAN
Kehamilan dengan letak lintang merupakan keadaan di mana sumbu anak
melintang terhadap sumbu ibu. Pada umumnya kepala dan bokong di fossa iliaca
dan bahu akan berada di atas PAP sehingga bagian terbawah adalah bahu
(shoulder presentation/acromion presentation).
Pada penelitian yang dilakukan di RSUP Dr.Pirngadi, Medan dilaporkan
angka kejadian letak lintang sebesar 0,6 %; RS Hasan Sadikin bandung 1,9 %;
RSUP Dr.Cipto Mangunkusumo selama 5 tahun 0,1 % dari 12.827 persalinan;
sedangkan Greenhill menyebut angka 0,3 % dan Holland 0,5-0,6 %.
Bila persalinan letak lintang dibiarkan tanpa pertolongan akan dapat
menyebabkan kematian baik pada ibu maupun janin. Ruptur uteri, perdarahan dan
infeksi berakibat fatal bagi ibu sedangkan pada janin bisa terjadi prolapsus
umbilikus, asfiksia hingga berlanjut pada kematian janin.
Letak lintang terjadi rata-rata pada 1 dari 322 kelahiran tunggal (0,3%)
baik di Mayo Clinic maupun di University of Iowa Hospital (Cruikshank dan
White, 1973; Johnson, 1964). Di Parkland Hospital, dijumpai letak lintang pada 1
dari 335 janin tunggal yang lahir selama lebih dari 4 tahun. Janin letak lintang
seringkali ditemukan dengan pemeriksaan USG pada awal gestasi. Angka
kejadian meningkat jika janinnya prematur.
Beberapa Rumah sakit di Indonesia melaporkan angka kejadian letak
lintang, antara lain: RSUP Dr.Pirngadi, Medan 0,6 %; RS Hasan Sadikin Bandung
1,9 %; RSUP Dr.Cipto Mangunkusumo selama 5 tahun 0,1 % dari 12.827
persalinan; sedangkan Greenhill menyebut angka 0,3 % dan Holland 0,5-0,6 %.
Sehingga dengan adanya insidensi letak lintang yang cukup tinggi sebagai
tanaga kesehatan khususnya bidan haruslah mengetahui seluk beluk dari letak
lintang tersebut sehingga dapat mendeteksi lebih dini jika terjadi kelainan letak
lintang.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI
Merupakan keadaan di mana sumbu anak melintang terhadap sumbu ibu. Pada
umumnya kepala dan bokong di fossa iliaca dan bahu akan berada di atas PAP
sehingga bagian terbawah adalah bahu (shoulder presentation/acromion
presentation).
B. ETIOLOGI
1. Kelemahan dinding perut/uterus karena multiparitas
2. Kesempitan panggul
3. Placentra previa
4. Prematuritas
5. Hidramnion
6. Gemelli
7. Tumor-tumor panggul
8. Kelainan bentuk panggul
9. Kelainan bentuk anak (hidrosefalus, anensefalus)
C. DIAGNOSIS
Inspeksi Perut membuncit ke samping
Palpasi - Fundus uteri lebih rendah dari seharusnya tua kehamilan
- Fundus uteri kosong dan bagian bawah kosong, kecuali kalau
bahu sudah masuk ke dalam pintu atas panggul
- Kepala (ballotement) teraba di kanan atau di kiri
Auskultasi Denyut jantung janin setinggi pusat kanan atau kiri.
VT - Teraba tulang iga, skapula, dan kalau tangan menumbung
teraba tangan. Untuk menentukan tangan kanan atau kiri
lakukan dengan cara bersalaman.
- Teraba bahu dan ketiak yang bisa menutup ke kanan atau ke
kiri. Bila kepala terletak di kiri, ketiak menutup ke kiri.
- Letak punggung ditentukan dengan adanya skapula, letak dada
dengan klavikula.
- Pemeriksaan dalam agak sukar dilakukan bila pembukaan kecil
dan ketuban intak, namun pada letak lintang biasanya ketuban
cepat pecah.
D. PENATALAKSANAAN
Mekanisme persalinan :
a. Janin genap bulan letak lintang hidup :
- Tak akan dapat lahir spontan
- Bila persalinan dibiarkan berlangsung akan menyebabkan kematian ibu
dan janin dengan terjadinya letak lintang kasep, yaitu keadaan di mana
janin terperangkap/terjepit dalam rongga panggul, sementara uterus terus
berkontraksi untuk mengeluarkan janin sehingga SBR kian teregang dan
terjadi cincin retraksi yang pathologis. Jika tidak segera diberi
pertolongan akan terjadi rupture uteri.
b. Janin kecil/janin mati, panggul ibu cukup lebar
Dapat terjadi partus spontan dengan cara :
- Conduplicatio corporae :
Badan janin lahir seolah-olah terlipat
- Evolution spontanea Denman
Bahu tertahan di simfisis, badan bagian bawah, bokong dan kaki turun di
rongga panggul dan dilahirkan, kemudian diikuti badan bagian atas dan
kepala
- Evolution spontanea cara Douglas
Bahu masuk rongga panggul untuk kemudian dilewati bokong dan kaki
yang lahir lebih dulu, diikuti bagian-bagian badan lainnya dan kepala.
Kedua cara iterakhir hanya merupakan variasi dari mekanisme fleksi
lateral yang maksimal tubuh janin.
Manajemen Letak Lintang
1. Kehamilan
- Cari sebab kelainan letak ramalkan kemungkinan partus pervaginam
- Versi luar (bila diramalkan mungkin lahir pervaginam) bila VL berhasil,
kemungkinan kembali melintang tetap bear, maka dianjurkan memakai
korset.
- ANC lebih sering
2. Persalinan letak lintang
Bila VL gagal pada primi para, atau tak dapat dilakukan karena syarat dan
kontraindikasi tak terpenuhi (mis. KK (-), datang ke VK dengan pembukaan > 4
cm maka sebaiknya dilakukan SC dengan pertimbangan :
- Bahu tak dapat menyebabkan dilatasi dengan baik, sehingga kala I lama dan
cervix sulit membuka sempurna
- Tak ada bagian besar janin yang menahan tekanan intra uterin pada waktu his,
sehingga KK mudah pecah dan terjadi prolapse funiculi
Anak Hidup
Primipara Multipara
1.Pembukaan < 4 cm KK (+)
2.Syarat VL tak terpenuhi / VL gagal
3.Pembukaan lengkap KK (-)
1.Pembukaan < 4 cm KK (+)
2.Pembukaan belum lengkap KK (+)
3.Pembukaan belum lengkap KK (-)
4.Pembukaan Lengkap KK (+) atau (-) baru saja
Pecah KK VE
Tunggu pembukaan hampir lengkap
Pecah KK VE
SC
VE
VL VL
SC
Anak Mati
Spontan / embrional
- VE sukar dilakukan pada primi karena uterus dan jalan lahir kaku.
Pada keadaan letak lintang kasep, baik multiprimi persalinan harus diakhiri:
- SC bila janin hidup
- Embriotomi bila janin mati
E. PROGNOSIS
Kurang baik bagi ibu maupun ana. Perlu diingat bahwa letak lintang (terutama
pada primi) biasanya disebabkan oleh factor-faktor yang menghalangi turunnya
kepala ke dalam panggul (panggul sempit, tumor, placenta previa, dan lain-lain).
a. Terhadap ibu
1) Ruptura uteri
- Spontan karena letak lintang kasep
- Traumatic : karena manipulasi versi ekstraksi yang kurang baik
2) Partus lama
3) Komplikasi dari factor-faktor penyebab letak lintang itu sendiri (placenta
previa, hidramnion dan sebagainya)
4) Kematian ibu karena rupture uteri, infeksi karena KPD dan lain-ain
b. Terhadap anak
1) Penumbungan tali pusat
2) Trauma pada tindakan versi ekstraksi
3) Kontraksi tetani
4) Kematian karena rupture uteri, infeksi karena partus lama
BAB III
STATUS PASIEN
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : SR. Ny
Umur : 41 th
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Status : Pasien Lama
No RM : 39 77 29
Tgl masuk RS : 3 Desember 2012
II. ANAMNESA
Anamnesa dilakukan secara Autoanamnesa tgl 3 Desember 2012 jam 15.00
Keluhan utama : Keluar air dari jalan lahir
RPS / Kronologis Pasien mengeluh keluar air dari jalan lahir (+),
ngerembes jam 05.00 WIB, lendir darah (-), kenceng-
kenceng (+), gerak janin masih dirasakan
Riwayat Haid Umur menarche : 13 tahun
Lama Haid : 7 hari
Siklus Haid : teratur
Nyeri Haid : tidak mengganggu aktifitas
HPHT : 24-4-2012
HPL : 31-1-2013
Usia Kehamilan : 31 minggu
Riwayat
pernikahan
Menikah 1 kali dengan suami sekarang/ke 1 Selama 10
tahun
Riwayat Obstetri G2P0A1,
1. Abortus usia kehamilan 3 bulan, kuret di RSDK
tahun 2005
2. Hamil ini, ANC 1x di bidan TT (-)
Riwayat KB Pil, berhenti ± 1 tahun yang lalu
RPD - Asma : disangkal
- Hipertensi : disangkal
- Diabetes Mellitus : diakui
- Penyakit jantung : disangkal
- HBsAg (+)
- Alergi obat & makanan : disangkal
- Riwayat operasi
RPK - Asma : disangkal
- Hipertensi : disangkal
- Diabetes Mellitus : disangkal
- Penyakit jantung : disangkal
- Alergi obat & makanan : disangkal
Riwayat sosial
ekonomi
Pasien menggunakan jampersal kesan ekonomi kurang
Riwayat Pribadi Merokok disangkal
Alcohol disangkal
Konsumsi Jamu disangkal
Hewan peliharaan disangkal
III. PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik dilakukan tgl 10 Desember Jam 11.25
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
Vital Sign
- TD : 120/80 mmHg
- Nadi : 78 x/menit
- RR : 18 x/menit
- T : afebris
- BB : 58 kg
- TB : -148 cm
Status Interna
Dalam batas normal
Status Obstetri
Pemeriksaan Luar
Inspeksi: - Perut cembung, striae gravidarum (-),
- Genitalia Eksterna : air ketuban (-), lender darah (-)
Palpasi: Pemeriksaan Leopold
I. TFU 20 cm, teraba tahanan kecil-kecil (kesan
ekstremitas)
II. teraba keras di sebelah kanan (kesan kepala),
teraba lunak di sebelah kiri (kesan bokong)
III. (-)
IV. (-)
His (+) Jarang 1x/10’ durasi 20”
Pemeriksaan
Dalam
VT / RT
ɸ 3 cm, KK (-), Efficement 10%, serviks kenyal, posisi
medioposterior,
IV. INITIAL PLAN PEMERIKSAAN PENUNJANG
USG
V. DIAGNOSIS
Ibu G2P0A1, 41 tahun, gravida 31 minggu
partus prematurus imminen
KPD
Janin Tunggal, hidup intrauterine
presentasi lintang dorsosuperior
VI. PENATALAKSANAAN
- Jelaskan kepada ibu tentang posisi janin ibu yang kemungkinan nya janin
ibu letak nya melintang berdasarkan pemeriksaan yang di lakukan
- Berikan contoh dan anjurkan ibu untuk melakukan kneechest atau posisi
lutut dada ,setiap hari minimal 2kali sehari selama ±5menit ,untuk
mengembalikan posisi bayi nya menjadi persentasi kepala.
- Jelaskan kepada ibu tentang komplikasi bagi ibu dan janin yang bisa di
timbulkan dari kelainan letak lintang dan akan ber hati-hati.
- Anjurkan ibu untuk melakukan pemeriksaan USG (pada dokter ahli
kebidanan yang lebih di tunjuk oleh bidan) untuk memastikan letak janin
dan mengetahui penyebab dari letak lintang.
- Rujuk ibu ke dr.obgyn untuk penanganan selanjut nya.
VII.PROGNOSIS
Ibu : Dubia Ad Bonam
Janin : Dubia Ad Bonam
REFERENSI
1. Wiknjosastro, H. (Ed.). 2007. Ilmu Kebidanan (kesembilan ed.). Jakarta:
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.