legenda danau toba
TRANSCRIPT
Judul Wacana : “Legenda Danau Toba”
Struktur
Teks
Ide Pokok Dalam Paragraf/Wacana
Orientasi1. Seorang petani di Sumatera yang hidup sebatang kara
dan rajin bekerja
Insiden
1. Petani berdoa agar mendapatkan ikan dan
mendapatkan ikan yang sangat besar dan cantik
2. Ikan yang ditangkap petani tersebut dapat berbicara
dan meminta kepada petani agar membiarkannya
hidup
3. Ternyata ikan yang ditangkap petani adalah putri yang
dikutuk
4. Petani membebaskan puteri yang dikutuk dari
kutukannya
5. Mereka menikah dan mempunyai anak laki-laki
6. Anak petani mendapat tugas dari ibunya untuk
membawa makanan dan minuman kepada ayahnya.
7. Anak petani tersebut tidak menjalankan tugasnya
karena lapar dia melahap habis makanan untuk
ayahnya
8. Ayahnya menanyakan makanan untuknya kaena
makanannya habis dia langsung marah
9. Karena kesal dia mengucapkan kata-kata pantangan
dari istrinya
Interprestas
i
Dari pembelajaran ini kita tahu bahwa mulut merupakan
racun kalau tidak bias dikendalikan oleh karena itu, kita
tidak boleh berbicara kasar hanya karena emosi yang
tidak bias dikendalikan
Hasil Penceritaan Kembali Dengan Bahasa Sendiri
Legenda Danau Toba
Di Sumatera hiduplah seorang petani yang hidup sebatang kara
yang rajin bekerja. Hal tersebut ia lakukan untuk memenuhi
kebutuhannya sehari-hari.
Pada suatu hari petani berangkat ke sungai untuk memancing.
Petani tersebut berdoa agar mendapat ikan yang besar dan cantik, karena
doanya dia pun mendapatkan ikan yang besar dan cantik. Ternyata ikan
yang ditangkap petani tersebut bisa berbicara dan meminta petani
tersebut untuk membiarkannya hidup. Petani pun membiarkannya hidup.
Kemudian, ikan yang ditangkap petani adalah puteri yang cantik dia
menjadi ikan karena dia melanggar aturan kerajaannya.
Petani tersebut membebaskan kutukan tersebut dan akhirnya
setelah sekian lama menjadi ikan akhirnya puteri tersebut kembali
menjadi dirinya seperti semula.
Lalu, puteri tersebut berterima kasih, sebagai ucapan terima
kasihnya dia pun menikah dengan petani tersebut dan mereka pun
mempunyai anak laki-laki.
Setelah itu, anak petani tersebut mendapatkan tugas dari ibunya
untuk membawakan makanan dan minuman kepada ayahnya. Akan tetapi
anak petani tersebut tidak menjalankan tugasnya dengan baik, karena
lapar diapun melahap habis makanan untuk ayahnya.
Kemudian, ayahnya menanyakan makanan untuknya, karena
makanannya telah habis dimakan anaknya diapun langsung marah.
Karena kesal dia mengucapkan kata-kata pantangan dari istrinya seketika
itu dari bekas injakan kakinya tiba-tiba menyemburlah air yang sangat
deras dan air tersebut membentuk danau.
Dari pembelajaran ini kita tahu bahwa mulut merupakan racun
kalau tidak bisa dikendalikan, oleh karena itu kita tidak boleh berbicara
kasar hanya karena emosi yang tidak bisa dikendalikan.
“LEGENDA DANAU TOBA”
Di wilayah Sumatera hiduplah seorang petani yang sangat rajin bekerja. Ia hidup sendiri sebatang kara. Setiap hari ia bekerja menggarap lading dan mencari ikan dengan tidak mengenal lelah. Hal ini dilakukannya untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari.Pada suatu hari petani tersebut pergi ke sungai di dekat tempat tinggalnya, ia bermaksud mencari ikan untuk lauknya hari ini. Dengan hanya berbekal sebuah kail, umpan dan tempat ikan, ia pun langsung menuju ke sungai. Setelah sesampainya di sungai, petani tersebut langsung melemparkan
kailnya. Sambil menunggu kailnya dimakan ikan, petani tersebut berdoa,“Ya Alloh, semoga aku dapat ikan banyak hari ini”. Beberapa saat setelah berdoa, kail yang dilemparkannya tadi nampak bergoyang-goyang. Ia segera menarik kailnya. Petani tersebut sangat senang sekali, karena ikan yang didapatkannya sangat besar dan cantik sekali.Setelah beberapa saat memandangi ikan hasil tangkapannya, petani itu sangat terkejut. Ternyata ikan yang ditangkapnya itu bisa berbicara. “Tolong aku jangan dimakan Pak!! Biarkan aku hidup”, teriak ikan itu. Tanpa banyak Tanya, ikan tangkapannya itu langsung dikembalikan ke dalam air lagi. Setelah mengembalikan ikan ke dalam air, petani itu bertambah terkejut, karena tiba-tiba ikan tersebut berubah menjadi seorang wanita yang sangat cantik.“Jangan takut Pak, aku tidak akan menyakiti kamu”, kata si ikan. “Siapakah kamu ini? Bukankah kamu seekor ikan?, Tanya petani itu. “Aku adalah seorang putri yang dikutuk, karena melanggar aturan kerajaan”, jawab wanita itu. “Terimakasih engkau sudah membebaskan aku dari kutukan itu, dan sebagai imbalannya aku bersedia kau jadikan istri”, kata
wanita itu. Petani itupun setuju. Maka jadilah mereka sebagai suami istri. Namun, ada satu janji yang telah disepakati, yaitu mereka tidak boleh menceritakan bahwa asal-usul Puteri dari seekor ikan. Jika janji itu dilanggar maka akan terjadi petaka dahsyat.Setelah beberapa lama mereka menikah, akhirnya kebahagiaan Petani dan istrinya bertambah, karena istri Petani melahirkan seorang bayi laki-laki. Anak mereka tumbuh menjadi anak yang sangat tampan dan kuat, tetapi ada kebiasaan yang membuat heran semua orang. Anak tersebut selalu merasa lapar, dan tidak pernah merasa kenyang. Semua jatah makanan dilahapnya tanpa sisa.Hingga suatu hari anak petani tersebut mendapat tugas dari ibunya untuk mengantarkan makanan dan minuman ke sawah di mana ayahnya sedang bekerja. Tetapi tugasnya tidak dipenuhinya. Semua makanan yang seharusnya untuk ayahnya dilahap habis, dan setelah itu dia tertidur di sebuah gubug. Pak tani menunggu kedatangan anaknya, sambil menahan haus dan lapar. Karena tidak tahan menahan lapar, maka ia langsung pulang ke rumah. Di tengah perjalanan pulang, pak tani melihat anaknya sedang tidur di gubug. Petani tersebut langsung membangunkannya. “Hey, bangun!, teriak petani itu.Setelah anaknya terbangun, petani itu langsung menanyakan makanannya. “Mana makanan buat ayah?”, Tanya petani. “Sudah habis kumakan”, jawab si anak. Dengan nada tinggi petani itu langsung memarahi anaknya. "Anak tidak tau diuntung ! Tak tahu diri! Dasar anak ikan!," umpat si Petani tanpa sadar telah mengucapkan kata pantangan dari istrinya.Setelah petani mengucapkan kata-kata tersebut, seketika itu juga anak dan istrinya hilang lenyap tanpa bekas dan jejak. Dari bekas injakan kakinya, tiba-tiba menyemburlah air yang sangat deras. Air meluap sangat tinggi dan luas sehingga membentuk sebuah telaga. Dan akhirnya membentuk sebuah danau. Danau itu akhirnya dikenal dengan nama Danau Toba.
Amanat :
1. Rajin bekerja2. Jangan berbicara kasar terhadap anak sendiri3. Jangan melanggar janji
PESAN MORAL LEGENDA DANAU TOBA
Banyak pesan moral nan dapat kita dapatkan dari legenda Danau Toba. Beberapa di antaranya ialah sebagai berikut:
1. Tidak Meremehkan Hal Kecil
Berdasarkan cerita legenda Danau Toba, hendaklah seseorang tak meremehkan hal nan seakan terlihat mudah. Kesalahan Toba dalam legenda Danau Toba ialah menggampangkan tantangan perempuan jelmaan ikan. Ia mengira, hanya sebab begitu jatuh cinta pada sang perempuan, Toba tidak akan kelepasan bicara tentang asal-usul perempuan tersebut. Nyatanya, Toba keliru. Ia mungkin dapat bertahan di depan istrinya nan disukainya.
Namun, kala menghadapi Samosir nan manja dan agak bandel, Toba gagal. Kadang-kadang sesuatu nan terlihat mudah, ternyata jauh lebih sulit. Sebaliknya, sesuatu nan terkesan sulit, nyatanya dapat dilalui lebih gampang daripada nan dibayangkan.
2. Janji ialah Segalanya
Toba di legenda Danau Toba mungkin khilaf sebab marah kepada Samosir nan memakan jatah makanannya. Namun, janji tetaplah janji. Seseorang harus menepatinya dalam kondisi apa pun. Dari legenda Danau Toba pun kita juga harus dapat belajar menepati janji tak hanya buat orang lain, tetapi juga buat orang-orang terdekat kita.
3. Patuh Kepada Orang Tua
Samosir dalam legenda Danau Toba selamat dari banjir bandang sebab mendengarkan detail pesan sang ibu. Perintah ini sempat terlihat sangat janggal. Daerah nan mereka tinggali tak pernah mengalami banjir bandang. Jika Samosir hanya mengandalkan logika atau pengalaman hidupnya, ia akan tertelan banjir seperti Toba. Namun ternyata tidak. Sang ibu sudah memprediksikan, ketika Toba melanggar janji, akan ada sesuatu nan menuntut pembalasan atas pelanggaran janji tersebut. Orang tua, atau dalam hal ini orang bijaksana, lebih kenyang pengalaman. Mereka lebih mengetahui apa nan terjadi.