learning gfggggggggggggobjective juni
DESCRIPTION
gFFFfffffffffTRANSCRIPT
Learning Objective Juni , 2014
SKENARIO 2 “ dr.MEI DAN KEBIJAKANNYA ”
NAMA : I MADE SIWA MERTHA
STAMBUK : N 101 13 087
KELOMPOK : VIII ( DELAPAN )
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2014
Learning objectives
1. bagaimana pengawasan dan kebijakan dari kesehatan masyarakat?
2. bagaimana proses screening?
3. apa kebijakan LSM dalam menghadapi drug abuse?
4. bagaimana pengobatan terbaik pada HIV dan hepatitis C?
5. metode system surveilans apa yang tepat untuk kasus dr. Mei?
6. jelaskan prinsip test diagnostic secara umum!
7. siapa saja stekholder terkait yang dikumpulkan dr.Mei?
8. konsep promosi kesehatan apa yang digunakan untuk mencegah penggunaan narkoba?
9. bagaimana cara mengontrol penyakit yang berhubungan dengan drug abuse NAPZA?
10. langkah-langkah apa yang dibutuhkan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat?
11. apa saja kebijakan kesehatan dalam pelayanan kesehatan?
12. apa saja penyakit yang dapat di screening dan pencegahannya?
13. bagaimana konsep pelayanan kesehatan dan kesehatan masyarakat itu sendiri?
1. Di Indonesia, pembangunan di bidang kesehatan yang telah digariskan oleh Departemen
Kesehatan, yaitu Rencana Strategis Departemen Kesehatan Tahun 2005-2009 yang dituangkan
dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 331/Menkes/SK/V/2006
(Depkes-RI, 2006) didalamnya terdapat kebijakan kesehatan yang meliputi (dalam hal ini
diasumsikan bahwa kebijakan lingkungan di Indonesia saat 9 ini masih memakai atau mirip
kebijakan dalam RENSTRA DEPKES TAHUN 2005-2009), yaitu:
‐ Promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat
‐ Lingkungan sehat
‐ Upaya kesehatan masyarakat
‐ Upaya kesehatan perorangan
‐ Pencegahan dan pemberantasan penyakit
‐ Perbaikan gizi masyarakat
‐ Sumberdaya kesehatan
‐ Obat dan perbekalan kesehatan
‐ Kebijakan dan manajemen pembangunan kesehatan
‐ Penelitian dan pengembangan kesehatan
‐ Pendidikan kedinasan
‐ Pengelolaan SDM aparatur
‐ Penyelenggaraan pimpinan kenegaraan dan pemerintahan
‐ Peningkatan pengawasan dan akuntabilitas aparatur Negara
Secara global permasalahan lingkungan yang harus mendapat pengawasan yang terkait
kesehatan masyarakat itu meliputi hal-hal yang disebutkan oleh Scutchfield & Keck (1989)
sebagai berikut:
‐ Kualitas udara ambient
‐ Pengendalian pencemaran air
‐ Air minum yang aman
‐ Kualitas udara indoor
‐ Pengendalian kebisingan
‐ Perlindungan terhadap radiasi
‐ Perlindungan terhadap makanan
‐ Keselamatan dan Kesehatan Kerja
‐ Pengawasan daging
‐ Tanggap bencana
Sumber: http://hpm.fk.ugm.ac.id/hpmlama/images/sesi_5_kesehatan_lingkungan.pdf diakses
pada 26 juni 2014
2. screening merupakan proses deteksi penyakit preklinik pada pasien yang tidak
memperlihatkan suatu gejala penyakit untuk mengklasifikasikannya kemungkinan menderita
suatu penyakit tertentu. Hal ini bertujuan untuk mencegah kematian dan mengurangi rasa sakit.
Tahap-tahap melakukan screening test:
Tahap 1 : melalukan pemeriksaan terhadap kelompok penduduk yang dianggap mempunyai
resiko tinggi menderita penyakit. Apabila hasil negatif, dianggap orang tersebut tidak menderita
penyakit. Apabila hasil positif dilakukan pemeriksaan tahap 2
Tahap 2 : pemeriksaan diagnostik
Hasilnya positif maka dianggap sakit dan mendapat pengobatan. Hasilnya negatif maka dianggap
tidak sakit (dilakukan pemeriksaan ulang secara periodik).
Sumber: dr. Indah Puspasari Kiay Demak, M.Med., Ed. 2014. Materi Kuliah Screening dan
Diagnosis
.
3. LSM berperan dalam pencegahan primer. Pencegahan primer ditujukan kepada
(1)Remaja/pelajar yang belum menyalahgunakan narkoba, (2) Semua sektor masyarakat yang
berpotensi membantu para remaja/pelajar mencegah penyalahgunaan narkoba, misalnya:
organisasi pemuda, orang tua, tokoh masyarakat, para guru, jajaran pemerintah setempat dan
masyarakat. (3) Pelaksanaan pencegahan dalam bentuk:
Penyuluhan yaitu berupa tatap muka (ceramah, diskusi, seminar); melalui media (surat kabar,
leaflet, brosur, buletin), penyuluhan moral keagamaan, penyaluran kegiatan (olah raga, kesenian,
kerajinan, keagamaan
Sumber: http://www.bnn.go.id/portal/ diakses pada 27 Juni 2014
4. Terapi antiretroviral (ART) berarti mengobati infeksi HIV dengan beberapa obat. Karena
HIV adalah retrovirus, obat ini biasa disebut sebagai obat antiretroviral (ARV). ARV tidak
membunuh virus itu. Namun, ART dapat melambatkan pertumbuhan virus. Waktu pertumbuhan
virus dilambatkan, begitu juga penyakit HIV.
Pengobatan HIV dan AIDS pada dasarnya meliputi aspek Medis Klinis, Psikologis dan
Aspek Sosial yang meliputi pengobatan supportive (dukungan), pencegahan dan pengobatan
infeksi oportunistik dan pengobatan antiretroviral
Sumber: http://www.aidsindonesia.or.id/contents/37/78/Info-HIV-dan-
AIDS#sthash.YXekgjW4.dpuf diakses pada 27 Juni 2014
3 senyawa digunakan dalam pengobatan Hepatitis C adalah:
Interferon alfa
Adalah suatu protein yang dibuat secara alami oleh tubuh manusia untuk meningkatkan
sistem daya tahan tubuh/imunitas dan mengatur fungsi sel lainnya. Obat yang
direkomendasikan untuk penyakit Hepatitis C kronis adalah dariinteferon alfa bisa dalam
bentuk alami ataupun sintetisnya.
Pegylated interferon alfa
Dibuat dengan menggabungkan molekul yang larut air yang disebut "polyethylene glycol
(PEG)" dengan molekul interferon alfa. Modifikasi interferon alfa ini lebih lama ada
dalam tubuh, dan penelitian menunjukkan lebih efektif dalam membuat respon bertahan
terhadap virus dari pasien Hepatitis C kronis dibandingkan interferon alfa biasa.
Ribavirin
Adalah obat anti virus yang digunakan bersama interferon alfauntuk pengobatan Hepatitis
C kronis. Ribavirin kalau dipakai tunggal tidak efektif melawan virus Hepatitis C, tetapi
dengan kombinasi interferon alfa, lebih efektif daripada inteferon alfasendiri.
Sumber: http://medicastore.com/hepatitis_c/pengobatan_hepatitis_c.htm diakses pada 27 Juni
2014
5. Surveilans adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan secara terus menerus dan sistematik
dalam bentuk pengumpulan data, analisis data, interpretasi data dan diseminasi informasi hasil
interpretasi data bagi mereka yang membutuhkan. Hasil ini penting untuk perencanaan,
penerapan, evaluasi, praktek-praktek pengendalian infeksi.
Terdapat beberapa jenis surveilans, antara lain (1) Surveilans individu; (2) Surveilans
penyakit; (3) Surveilans sindromik; (4) Surveilans Berbasis Laboratorium; (5) Surveilans
terpadu; (6) Surveilans kesehatan masyarakat global.
Pada scenario sebaiknya dr.Mei menggunakan metode surveilans penyakit. Surveilans
penyakit (disease surveillance) melakukan pengawasan terus-menerus terhadap distribusi dan
kecenderungan insidensi penyakit, melalui pengumpulan sistematis, konsolidasi, evaluasi
terhadap laporan-laporan penyakit dan kematian, serta data relevan lainnya. Jadi fokus perhatian
surveilans penyakit adalah penyakit, bukan individu.
Sumber: http://fk.uns.ac.id/static/materi/Surveilans_-_Prof_Bhisma_Murti.pdf diakses pada 27
Juni 2014
6. tes diagnostik digunakan untuk member konfirmasi diagnosis pasien yang sakit. Tes
diagnostic dapat mendeteksi penyakit pada semua tahap penyakit. Memiliki karakteristik
kebenaran sensitivitas dan spesifisitas. Sensitivitas merupakan kemampuan suatu uji untuk
menentukan yang memiliki panyakit. Sedangkan spesifisitas merupakan kemampuan suatu uji
untuk mengidentifikasi yang tidak memiliki penyakit. Untuk menguji sebuah kasus seperti AIDS
maka digunakan uji yang memiliki nilai spesifisitas tinggi sedangkan untuk penyakit DBD
digubakan uji yang memiliki nilai sensitivitas tinggi
Sumber: dr. Indah Puspasari Kiay Demak, M.Med., Ed. 2014. Materi Kuliah Screening dan
Diagnosis
7. Stekholder utama: masyarakat, lembaga public
Stekholder pendukung: lembaga pemerintah, LSM, PT, Pengusaha
Stekholder kunci: DPR, pemerintah kabupaten, dan dinas
Sumber: http://www.ut.ac.id/html/suplemen/adpu4410/isi_materi3_2.htm diakses pada 27 Juni
2014
8. Pencegahan Primer
a. Pencegahan Primer adalah :
Ditujukan pada anak-anak dan generasi muda yg belum pernah menyalahgunakan narkoba.
Semua sektor masyarakat yg berpotensi membantu generasi muda utk tdk menyalahgunakan
narkoba.
b. Kegiatan
Kegiatan pencegahan primer terutama dilaksanakan dalam bentuk penyuluhan, penerangan dan
pendidikan. ( Sumber: Pedoman P4GN, 2007, hal:70 )
Pencegahan Sekunder
a. Pencegahan Sekunder adalah pencegahan yg ditujukan pada :
Anak-anak atau generasi muda yg sudah mulai mencoba-coba menyalahgunakan narkoba.
Sektor-sektor masyarakat yg dapat membantu anak-anak, generasi muda berhenti
menyalahgunakan narkoba.
b. Kegiatan
Kegiatan pencegahan sekunder menitikberatkan pd kegiatan deteksi secara dini terhadap anak yg
menyalahgunakan narkoba, konseling perorangan dan keluarga pengguna, bimbingan sosial
melalui kunjungan rumah. ( Sumber: Pedoman P4GN, 2007, hal: 71 )
Pencegahan Tertier
a. Pencegahan Tertier ditujukan pada :
Korban Narkoba atau bekas korban narkoba.
Sektor-sektor masyarakat yg bisa membantu bekas korban Narkoba utk tidak menggunakan
Narkoba lagi.
b. Kegiatan
Kegiatan pencegahan tertier dilaksanakan dalam bentuk bimbingan sosial dan konseling terhadap
yg bersangkutan dan keluarga serta kelompok sebayanya, penciptaan lingkungan sosial dan
pengawasan sosial yg menguntungkan bekas korban utk mantapnya kesembuhan, pengembangan
minat, bakat dan keterampilan kerja, pembinaan org tua, keluarga, teman dmn korban tinggal,
agar siap menerima bekas korban dgn baik jgn sampai bekas korban kembali menyalahgunakan
Narkoba
Sumber: http://www.bnn.go.id/portal/index.php/konten/detail/deputi-pencegahan/profil/7972/
profil-deputi-pencegahan diakses pada 27 Juni 2014
9. Pencegahan penggunaan narkoba di kalangan pelajar dibagi menjadi 3 tahapan, yaitu
pencegahan primer, pencegahan sekunder, dan pencegahan tersier.
a. Pencegahan Primer
Pencegahan primer ditujukan kepada (1)Remaja/pelajar yang belum menyalahgunakan
narkoba, (2) Semua sektor masyarakat yang berpotensi membantu para remaja/pelajar mencegah
penyalahgunaan narkoba, misalnya: organisasi pemuda, orang tua, tokoh masyarakat, para guru,
jajaran pemerintah setempat dan masyarakat. (3) Pelaksanaan pencegahan dalam bentuk:
Penyuluhan yaitu berupa tatap muka (ceramah, diskusi, seminar); melalui media (surat kabar,
leaflet, brosur, buletin), penyuluhan moral keagamaan, penyaluran kegiatan (olah raga, kesenian,
kerajinan, keagamaan
b. Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder ditujukan pada para remaja yang sudah coba-coba menggunakan
narkoba baik di sekolah maupun luar sekolah serta sektor-sektor masyarakat yang dapat
membantu remaja untuk berhenti menyalahgunakan narkoba (organisasi pemuda, orang tua,
tokoh masyarakat, para guru, jajaran pemerintah setempat dan masyarakat).
Pelaksanaan dalam pencegahan adalah (1) Pengobatan adiksi (detoks) Pertolongan pertama
penderita dimandikan dengan air hangat, minum banyak, makan makanan bergizi dalam jumlah
sedikit dan sering dan dialihkan perhatiannya dari narkoba. Pertolongan berikutnya adalah
detoksifikasi, (2) Pengobatan infeksi, (3) Rehabilitasi, (4) Pelatihan mandiri.
c. Pencegahan Tersier
Pencegahan tertier ditujukan pada para remaja/pelajar bekas korban penyalahgunaan
narkoba untuk mencegah jangan sampai mereka kambuh/relaps dan terjerumus kembali ke dalam
penyalahgunaan narkoba. Pelaksanaan pencegahan dalam bentuk bimbingan social dan konseling
terhadap yang bersangkutan dan keluarganya, penciptaan lingkungan social dan pengawasan
social yang menguntungkan eks korban, pengembangan bakat, minat dan ketrampilan bekerja.
Selain itu harus dilakukan rehabilitasi
Sumber: http://www.bnn.go.id/portal/ diakses pada 27 Juni 2014
10. Arah kebijakan dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat tersebut
dijabarkan dalam program-program pembangunan sebagai berikut:
a. program promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat
b. program lingkungan sehat
c. program upaya kesehatan masyarakat
d. program upaya kesehatan perorangan
e.program pemberantasan dan pencegahan penyakit
f. program perbaikan gizi masyarakat
g. program sumber daya masyarakat
h. program obat dan perbekalan kesehatan
i. program pengawasan obat dan makanan
j. program pengembangan obat asli Indonesia
k. program kebijakan dan manajemen pembangunan kesehatan
l. program penelitian dan pengembangan masyarakat
Sumber: http://www.bappenas.go.id/files/8713/5228/3295/bab-28-peningkatan-akses-
masyarakat-terhadap-kesehatan-yang-berkualitas.pdf diakses pada 27 Juni 2014
11. kebijakan pembangunan kesehatan terutama diarahkan pada : (1) Peningkatan jumlah,
jaringan dan kualitas puskesmas; (2) Peningkatan kualitas dan kuantitas tenaga kesehatan; (3)
Pengembangan sistem jaminan kesehatan terutama bagi penduduk miskin; (4) Peningkatan
sosialisasi kesehatan lingkungan dan pola hidup sehat; (5) Peningkatan pendidikan kesehatan
pada masyarakat sejak usia dini; dan (6) Pemerataan dan peningkatan kualitas fasilitas kesehatan
dasar.
Pembangunan kesehatan memprioritaskan upaya promotif dan preventif yang dipadukan
secara seimbang dengan upaya kuratif dan rehabilitatif. Perhatian khusus diberikan kepada
pelayanan kesehatan bagi penduduk miskin, daerah tertinggal dan daerah bencana, dengan
memperhatikan kesetaraan gender.
Sumber: http://www.bappenas.go.id/files/8713/5228/3295/bab-28-peningkatan-akses-
masyarakat-terhadap-kesehatan-yang-berkualitas.pdf diakses pada 27 Juni 2014
12. Sasaran penyaringan adalah penyakit kronis seperti Infeksi Bakteri (Lepra, TBC dll.), Infeksi
Virus (Hepatitis), Penyakit Non-Infeksi : (Hipertensi, Diabetes Mellitus, Jantung Koroner, Ca
Serviks, Ca Prostat, Glaukoma), dan HIV-AIDS.
Contoh dari tes screening adalah tekanan darah, scoliosis, glaucoma, mammography, pap
smear, kolesterol, diabetes, depresi, screening nutrisi, penggunaan narkoba/alkohol, penyalahgunaan
obat.
Sumber: dr. Indah Puspasari Kiay Demak, M.Med., Ed. 2013. Materi Kuliah Screening dan
Diagnosis
13. pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan secara sendiri atau
bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan,
mencegah, dan mengobati penyakit serta memelihara kesehatan perseorangan, kelompok, dan
ataupun masyarakat. Bentuk dan jenis pelayanan kesehatan berabeka ragam karena kesemuanya
ini ditentukan oleh: (1) pengorganisasian pelayanan, (2) ruang lingkup kegiatan, (3) sasaran
pelayanan kesehatan. Suatu pelayanan kesehatan dapat disebut sebagai pelayanan kesehatan
yang baik apabila sesuai dengan kebutuhan pemakai jasa pelayanan, dapat dijangkau oleh
mereka yang membutuhkan, serta sesuai dengan prinsip-prinsip ilmu dan teknologi kedokteran.
Sumber: http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/34885/4/Chapter%20II.pdf diakses 26
juni 2014
Kesmas adalah ilmu dan seni memelihara, melindungi dan meningkatkan kesehatan masyarakat
melalui usaha-usaha pengorganisasian masyarakat. Focus pelayanan pada promotif dan preventif . indicator kesehatannya
berupa morbiditas, mortalitas, AKI, AKB. Ruang lingkup kesmas termasuk rehabilitative. Tujuan kesehatan masyarakat agar setiap
individu dalam masyarakatdapat mencapai derajat kesehatanyang optimal (jasmani, rohani dansosial)
dan diharapkan berumurpanjang dan lebih produktif
Prinsip kesehatan masyarakat:
- Lebih mengutamakan tindakan pencegahan(preventif) daripada pengobatan (kuratif).
- Dalam melaksanakan tindakan pencegahan selalumenggunakan cara-cara yang ringan biaya
danberhasil baik.
- Menitikberatkan pada masyarakat, baik sebagaipelaku (subyek) dan sasaran (obyek)
- Sasaran yang diutamakan adalah masyarakat yangterorganisir.
- Mengutamakan masalah-masalah kesehatankemasyarakatan dari pada kesehatan perorangan
Usaha-usaha kesehatan masyarakat:
-Pencegahan dan pemberantasan penyakit menular.
-Kesehatan ibu dan anak.
- Hygiene dan sanitasi lingkungan.
- Pendidikan kesehatan pada masyarakat.
- Pengumpulan data data untuk perencanaan danpenilaian (statistik kesehatan)
- Perawatan kesehatan masyarakat.
- Pemeriksaan, pengobatan dan perawatan.
Sumber: http://www.academia.edu/4311779/Konsep_Ilmu_Kesehatan_Masyarakat diakses 26
juni 2014