tugas teori belajar pembelajaran (e-learning & active learning)

35

Click here to load reader

Upload: hardie

Post on 11-Jun-2015

5.157 views

Category:

Documents


11 download

DESCRIPTION

Makalah teori pembelajaran E-learning dan aktiv learningbagi yg mo download, download aja... gratiisss!

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Teori Belajar Pembelajaran (E-Learning & Active Learning)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

            Inti proses belajar adalah perubahan pada diri individu  dalam aspek

pengetahuan, sikap, keterampilan, dan kebiasaan sebagai produk dan interaksinya

dengan lingkungan. Belajar adalah proses membangun pengetahuan melalui

transformasi pengalaman. Dengan kata lain suatu proses belajar dapat dikatakan

berhasil  bila dalam diri individu terbentuk pengetahuan, sikap, keterampilan, atau

kebiasaan baru yang secara kualitatif lebih baik dari sebelumnya. Proses belajar dapat

terjadi karena adanya interaksi antara individu dengan lingkungan belajar secara

mandiri atau sengaja dirancang. Orang yang belajar mandiri secara individual dikenal

sebagai otodidak, sedangkan orang yang belajar karena dirancang dikenal sebagai

pembelajaran formal. Proses belajar sebagian besar terjadi karena memang sengaja

dirancang. Proses tersebut pada dasarnya merupakan sistem dan prosedur penataan

situasi dan lingkungan belajar agar memungkinkan terjadinya proses belajar. Sistem

dan prosedur inilah yang dikenal sebagai proses pembelajaran aktif.

            Proses pembelajaran yang baik adalah proses pembelajaran yang

memungkinkan para pembelajar aktif melibatkan diri dalam keseluruhan proses baik

secara mental maupun secara fisik. Model proses ini dikenal sebagai pembelajaran

aktif atau pembelajaran interaktif dengan karakteristiknya sebagai berikut:  (1) adanya

variasi kegiatan klasikal, kelompok dan perorangan; (2) dosen berperan sebagai

fasilitator belajar, nara sumber dan manajer kelas yang demokratis; (3) keterlibatan

mental (pikiran, perasaan) siswa tinggi; (4) menerapkan pola komunikasi yang

banyak; (4) suasana kelas yang fleksibel, demokratis, menantang dan tetap terkendali

oleh tujuan; (6) potensial dapat menghasilkan dampak intruksional dan dampak

pengiring lebih efektif; (7) dapat digunakan di dalam atau di luar kelas/ruangan.

Dalam Proses Belajar aktif seharusnya ditunjang juga dengan memperhatikan

E-learning ( Pembelajaran dengan Elektronoik), karena dapat membantu jalannya

pembelajaran aktif , maka dari situlah kami mengangkat topik pembahasan tentang e-

learning dan active learning ( belajar aktif dan didalam penerapannya .

1

Page 2: Tugas Teori Belajar Pembelajaran (E-Learning & Active Learning)

BAB II

PEMBAHASAN MATERI

A. Pengertian E-Learning

Banyak pakar yang menguraikan definisi e-learning dari berbagai sudut

pandang. Definisi yang sering digunakan banyak pihak adalah sebagai berikut:

a.E-learning merupakan suatu jenis belajar mengajar yang memungkinkan

tersampaikannya bahan ajar ke siswa dengan menggunakan media internet, intranet

atau media jaringan komputer lain [Hartley, 2001].

b. E-learning adalah sistem pendidikan yang menggunakan aplikasi elektronik untuk

mendukung belajar mengajar dengan media internet, jaringan komputer, maupun

komputer standalone [LearnFrame.Com, 2001]

.c. E-learning adalah semua yang mencakup pemanfaatan komputer dalam menunjang

peningkatan kualitas pembelajaran, termasuk di dalamnya penggunaan mobile

technologies seperti PDA dan MP3 players. Juga penggunaan teaching materials

berbasis web dan  hypermedia, multimedia CD-ROM atau web sites, forum diskusi,

perangkat lunak kolaboratif, e-mail, blogs, wikis, computer aided assessment, animasi

pendidkan, simulasi, permainan, perangkat lunak manajemen pembelajaran, electronic

voting systems, dan lain-lain. Juga dapat berupa kombinasi dari penggunaan media

yang berbeda [Thomas Toth, 2003; Athabasca University, Wikipedia].

Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa sistem atau konsep pendidikan

yang memanfaatkan teknologi informasi dalam proses belajar mengajar dapat disebut

sebagai suatu e-learning. E-learning dalam arti luas bisa mencakup pembelajaran

yang dilakukan di media elektronik (internet) baik secara formal maupun informal. E-

learning secara formal misalnya adalah pembelajaran dengan kurikulum, silabus, mata

pelajaran dan tes yang telah diatur dan disusun berdasarkan jadwal yang telah

disepakati pihak-pihak terkait (pengelola e-learning dan pembelajar sendiri).

Pembelajaran seperti ini biasanya tingkat interaksinya tinggi dan diwajibkan oleh

perusahaan pada karyawannya atau pembelajaran jarak jauh yang dikelola oleh

universitas dan perusahaan-perusahaan (biasanya perusahaan konsultan) yang

memang bergerak dibidang penyediaan jasa e-learning untuk umum.

2

Page 3: Tugas Teori Belajar Pembelajaran (E-Learning & Active Learning)

E-learning bisa juga dilakukan secara informal dengan interaksi yang lebih

sederhana, misalnya melalui sarana mailing list, e-newsletter atau website pribadi,

organisasi dan perusahaan yang ingin mensosialisasikan jasa, program, pengetahuan

atau keterampilan tertentu pada masyarakat luas (biasanya tanpa memungut biaya).

Kategori: e-Learning

Dari puluhan atau bahkan ratusan definisi yang muncul dapat kita simpulkan bahwa

sistem atau konsep pendidikan yang memanfaatkan teknologi informasi dalam proses

belajar mengajar dapat disebut sebagai suatu e-Learning.

Keuntungan menggunakan e-learning diantaranya :

• menghemat waktu proses belajar mengajar,

• mengurangi biaya perjalanan,

• menghemat biaya pendidikan secara keseluruhan (infrastruktur, peralatan, buku),

• menjangkau wilayah geografis yang lebih luas,

• melatih pelajar lebih mandiri dalam mendapatkan ilmu pengetahuan.

Untuk menyampaikan pembelajaran, e-learning selalu diidentikkan dengan

penggunaan internet. Namun sebenarnya media penyampaian sangat beragam dari

internet, intranet, cd, dvd, mp3, PDA, dan lain-lain. Penggunaan teknologi internet

pada e-learning umumnya dengan pertimbangan memiliki jangkauan yang luas. Ada

juga beberapa lembaga pendidikan dan perusahaan yang menggunakan jaringan

intranet sebagai media e-learning sehingga biaya yang disiapkan relatif lebih murah.

3

Page 4: Tugas Teori Belajar Pembelajaran (E-Learning & Active Learning)

Pengertian Yang Terkait E-LEARNING

Sekilas perlu kita pahami ulang apa e-Learning itu sebenarnya. E-Learning

adalah pembelajaran jarak jauh (distance Learning) yang memanfaatkan teknologi

komputer, jaringan komputer dan/atau Internet. E-Learning memungkinkan

pembelajar untuk belajar melalui komputer di tempat mereka masing-masing tanpa

harus secara fisik pergi mengikuti pelajaran/perkuliahan di kelas. E-Learning sering

pula dipahami sebagai suatu bentuk pembelajaran berbasis web yang bisa diakses dari

intranet di jaringan lokal atau internet. Sebenarnya materi e-Learning tidak harus

didistribusikan secara on-line baik melalui jaringan lokal maupun internet, distribusi

secara off-line menggunakan media CD/DVD pun termasuk pola e-Learning. Dalam

hal ini aplikasi dan materi belajar dikembangkan sesuai kebutuhan dan didistribusikan

melalui media CD/DVD, selanjutnya pembelajar dapat memanfatkan CD/DVD

tersebut dan belajar di tempat di mana dia berada.

Ada beberapa pengertian berkaitan dengan e-Learning sebagai berikut :

Pembelajaran jarak jauh.

E-Learning memungkinkan pembelajar untuk menimba ilmu tanpa harus secara fisik

menghadiri kelas. Pembelajar bisa berada di Semarang, sementara “instruktur” dan

pelajaran yang diikuti berada di tempat lain, di kota lain bahkan di negara lain.

Interaksi bisa dijalankan secara on-line dan real-time ataupun secara off-line atau

archieved.

Pembelajar belajar dari komputer di kantor ataupun di rumah dengan memanfaatkan

koneksi jaringan lokal ataupun jaringan Internet ataupun menggunakan media

CD/DVD yang telah disiapkan. Materi belajar dikelola oleh sebuah pusat penyedia

materi di kampus/universitas, atau perusahaan penyedia content tertentu. Pembelajar

bisa mengatur sendiri waktu belajar, dan tempat dari mana ia mengakses pelajaran.

4

Page 5: Tugas Teori Belajar Pembelajaran (E-Learning & Active Learning)

Pembelajaran dengan perangkat komputer

E-Learning disampaikan dengan memanfaatkan perangkat komputer. Pada umumnya

perangkat dilengkapi perangkat multimedia, dengan cd drive dan koneksi Internet

ataupun Intranet lokal. Dengan memiliki komputer yang terkoneksi dengan intranet

ataupun Internet, pembelajar dapat berpartisipasi dalam e-Learning. Jumlah

pembelajar yang bisa ikut berpartisipasi tidak dibatasi dengan kapasitas kelas. Materi

pelajaran dapat diketengahkan dengan kualitas yang lebih standar dibandingkan kelas

konvensional yang tergantung pada kondisi dari pengajar.

Pembelajaran formal vs. informal

E-Learning bisa mencakup pembelajaran secara formal maupun informal. E-Learning

secara formal, misalnya adalah pembelajaran dengan kurikulum, silabus, mata

pelajaran dan tes yang telah diatur dan disusun berdasarkan jadwal yang telah

disepakati pihak-pihak terkait (pengelola e-Learning dan pembelajar sendiri).

Pembelajaran seperti ini biasanya tingkat interaksinya tinggi dan diwajibkan oleh

perusahaan pada karyawannya, atau pembelajaran jarak jauh yang dikelola oleh

universitas dan perusahaan-perusahaan (biasanya perusahan konsultan) yang memang

bergerak di bidang penyediaan jasa e-Learning untuk umum. E-Learning bisa juga

dilakukan secara informal dengan interaksi yang lebih sederhana, misalnya melalui

sarana mailing list, e-newsletter atau website pribadi, organisasi dan perusahaan yang

ingin mensosialisasikan jasa, program, pengetahuan atau keterampilan tertentu pada

masyarakat luas (biasanya tanpa memungut biaya).

5

Page 6: Tugas Teori Belajar Pembelajaran (E-Learning & Active Learning)

Pembelajaran yang ditunjang oleh para ahli di bidang masing-masing.

Walaupun sepertinya e-Learning diberikan hanya melalui perangkat komputer, e-

Learning ternyata disiapkan, ditunjang, dikelola oleh tim yang terdiri dari para ahli di

bidang masing-masing, yaitu:

1. Subject Matter Expert (SME) atau nara sumber dari pelatihan yang

disampaikan

2. Instructional Designer (ID), bertugas untuk secara sistematis mendesain

materi dari SME menjadi materi e-Learning dengan memasukkan unsur

metode pengajaran agar materi menjadi lebih interaktif, lebih mudah dan lebih

menarik untuk dipelajari

3. Graphic Designer (GD), mengubah materi text menjadi bentuk grafis dengan

gambar, warna, dan layout yang enak dipandang, efektif dan menarik untuk

dipelajari

4. Ahli bidang Learning Management System (LMS). Mengelola sistem di

website yang mengatur lalu lintas interaksi antara instruktur dengan siswa,

antarsiswa dengan siswa lainnya.

Di sini, pembelajar bisa melihat modul-modul yang ditawarkan, bisa mengambil

tugas-tugas dan test-test yang harus dikerjakan, serta melihat jadwal diskusi secara

maya dengan instruktur, nara sumber lain, dan pembelajar lain. Melalui LMS ini,

siswa juga bisa melihat nilai tugas dan test serta peringkatnya berdasarkan nilai (tugas

ataupun test) yang diperoleh.

E-Learning tidak diberikan semata-mata oleh mesin, tetapi seperti juga pembelajaran

secara konvensional di kelas, e-Learning ditunjang oleh para ahli di berbagai bidang

terkait.

6

Page 7: Tugas Teori Belajar Pembelajaran (E-Learning & Active Learning)

B. Pengertian Active Learning ( Belajar aktif )

Seperti banyak istilah yang digunakan untuk menggambarkan belajar atau

mengajar, belajar aktif tidak mudah didefinisikan secara sederhana. Beberapa kutipan

definisi ini menawarkan beberapa gambaran apa yang dipikirkan orang mengenai

belajar aktif.

Glasgow 1996 (Doing Science)

Pembelajar aktif berusaha sungguh sungguh untuk mengambil tanggung jawab yang

lebih besar pada belajarnya sendiri. Mereka mengambil peran yang lebih dinamis

dalam menentukan bagaimana dan apa yang mereka akan ketahui, apa yang

seharusnya mereka bisa lakukan, dan bagaimana mereka akan melakukannya.Peran

mereka berkembang lebih jauh ke pengelolaan pendidikan diri, dan memotivasi diri

menjadi kekuatan lebih besar di belakang belajar.

Modell and Michael 1993 (Promoting Active Learning in Life Science Classrooms)

Kita mendefinisikan lingkungan belajar aktif adalan suatu lingkungan di mana siswa

didorong secara individual untuk terlibat di dalam proses membangun model mental

mereka sendiri dari informasi yang mereka peroleh.Sebagai tambahan, sebagai bagian

dari prosesbelajar aktif, siswa harus selalu mentes validitas dari model yang sedang

dibangun.

UC Davis TAC Handbook:

Belajar aktif adalah suatu pendekatan belajar yang melibatkan siswa sebagai “gurunya

sendiri” . Perlu diingat siswa aktif adalah pendekatan, bukan metode.

7

Page 8: Tugas Teori Belajar Pembelajaran (E-Learning & Active Learning)

Apa itu Pendekatan Belajar Aktif ?

Belajar Aktif adalah cara pandang yang menganggap belajar sebagai kegiatan

membangun makna/pengertian terhadap pengalaman dan informasi, yang dilakukan

oleh si pembelajar, bukan oleh si pengajar, serta menganggap mengajar sebagai

kegiatan menciptakan suasana yang mengembangkan inisiatif dan tanggung jawab

belajar si pembelajar sehingga berkeinginan terus untuk belajar selama hidupnya dan

tidak tergantung pada guru/orang lain bila mereka mempelajari hal-hal baru.

Pandangan guru seharusnya;Mengangap guru lebih sebagai tukang kebun yang

merawat dan memelihara tanaman dari pada sebagai penuang air yang menuangkan

air ke dalam gelas kosong.Menganggap siswa lebih sebagai tanaman yang memiliki

kemampuan untuk tumbuh sendiri dari pada sebagai gelas kosong yang hanya dapat

penuh bila ada yang mengisi.

Mengapa Perlu Belajar Aktif ?

Paling sedikit ada tiga alasan mengapa belajar aktif perlu diterapkan:

1. Karakteristik Siswa.

- Rasa ingin tahu yang merupakan modal dasar bagi berkembangnya sikap kritis

- Imajinasi yang merupakan modal berfikir dan berperilaku kreatif

2. Hakikat belajar

Belajar adalah proses menemukan dan membangun makna/pengertian oleh si

pembelajar terhadap informasi dan pengalaman yang disaring melalui persepsi,

pikiran, dan perasaan si pembelajar. Belajar bukanlah proses menyerap pengetahuan

yang sudah jadi bentukan guru. Pengetahuan dibangun sendiri oleh si pembelajar.

3. Karakteristik lulusan yang dikehendaki.

Agar mampu bertahan dan berhasil dalam hidup, lulusan yang diinginkan adalah

generasi yang:

- Peka (berarti berpikir tajam, kritis, dan tanggap terhadap pikiran dan perasaan orang

lain)

- Mandiri (berarti berani dan mampu bertindak tanpa selalu tergantung pada orang

lain), dan

8

Page 9: Tugas Teori Belajar Pembelajaran (E-Learning & Active Learning)

- Bertanggung jawab berarti siap menerima akibat dari keputusan dan tindakan yang

diambil

Bagaimana Suasana Belajar Aktif ?

Suasana belajar aktif adalah suasana belajar mengajar yang membuat siswa

melakukan:

1. Pengalaman

Anak akan belajar banyak melalui berbuat. Pengalaman langsung mengaktifkan lebih

banyak indera daripada hanya melalui mendengarkan.

Mengenal benda terapung dan tenggelam akan lebih mantap bila mencoba sendiri

secara langsung daripada hanya mendengarkan penjelasan guru. Demikian pula untuk

hal lainnya.

2. Interaksi

Belajar akan terjadi dan meningkat kualitasnya bila terjadi suasana interaksi dengan

orang lain. Interaksi dapat berupa diskusi, saling bertanya dan mempertanyakan,

saling menjelaskan, dll. Pada saat orang lain mempertanyakan pendapat kita atau apa

yang kita kerjakan maka kita terpacu untuk berpikir menguraikan lebih jelas lagi

sehingga kualitas pendapat itu lebih baik.

3. Komunikasi

Pengungkapan pikiran dan perasaan, baik secara lisan maupun tulisan, merupakan

kebutuhan setiap manusia dalam rangka mengungkapkan dirinyauntuk mencapai

kepuasan. Pengungkapan pikiran, baik dalam rangka mengemukakan gagasan sendiri

atau menilai gagasan orang lain, akan memantapkan pemahaman seseorang tentang

apa yang sedang dipikirkan atau dipelajari.

4. Refleksi

Bila seseorang mengungkapkan gagasannya kepada orang lain dan mendapat

tanggapan maka orang itu akan merenungkan kembali (refleksi) gagasannya,

kemudian melakukan perbaikan sehingga memiliki gagasan yang lebih mantap.

Refleksi dapat terjadi sebagai akibat dari interaksi dan komunikasi. Umpan balik dari

guru atau siswa lain terhadap kerja seorang siswa, yang berupa pertamyaan

menantang (membua siswa berpikir) dapat merupakan pemicu bagi siswa untuk

melakukan refleksi tentang apa yang sedang dipikirkan atau dipelajar

9

Page 10: Tugas Teori Belajar Pembelajaran (E-Learning & Active Learning)

Dalam penerapan metode belajar aktif yang benar, siswa dan guru sama-

sama aktifnya

Metode belajar aktif atau sekarang lumrah disebut sebagai metode PAKEM

(pembelajaran kreatif, aktif dan menyenangkan) saat ini mulai dirasakan pentingnya

dikalangan praktisi pendidik. Dikarenakan metode ini agaknya menjadi jawaban bagi

suasana kelas yang kaku, membosankan, menakutkan, menjadi beban dan tidak

membuat betah dan tidak menumbuhkan perasaan senang belajar bagi anak didik.

Alih-alih membuat anak mau menjadi pembelajar sepanjang hayat yang terjadi malah

kelas dan sekolah menjadi momok yang menakutkan bagi siswa.

Cara belajar siswa aktif adalah merupakan tantangan selanjutnya bagi para

pendidik. Sebab ruh dari KTSP yang diberlakukan sekarang ini adalah pembelajaran

aktif. Dalam pembelajaran aktif baik guru dan siswa sama-sama menjadi mengambil

peran yang penting.

Guru sebagai pihak yang;

merencanakan dan mendesain tahap skenario pembelajaran yang akan

dilaksanakan di dalam kelas.

membuat strategi pembelajaran apa yang ingin dipakai (strategi yang umum

dipakai adalah belajar dengan bekerja sama)

membayangkan interaksi apa yang mungkin akan terjadi antara guru dan siswa

selama pembelajaran berlangsung.

Mencari keunikan siswa, dalam hal ini berusaha mencari sisi cerdas dan

modalitas belajar siswa dengan demikian sisi kuat dan sisi lemah siswa

menjadi perhatian yang setara dan seimbang

Menilai siswa dengan cara yang tranparan dan adil dan harus merupakan

penilaian kinerja serta proses dalam bentuk kognitif, afektif, dan skill (biasa

disebut psikomotorik)

Melakukan macam-macam penilaian misalnya tes tertulis, performa

(penampilan saat presentasi, debat dll) dan penugasan atau proyek

Membuat portfolio pekerjaan siswa.

10

Page 11: Tugas Teori Belajar Pembelajaran (E-Learning & Active Learning)

Siswa menjadi pihak yang;

menggunakan kemampuan bertanya dan berpikir

melakukan riset sederhana

mempelajari ide-ide serta konsep-konsep baru dan menantang.

memecahkan masalah (problem solving),

belajar mengatur waktu dengan baik,

melakukan kegiatan pembelajaran secara sendiri atau berkelompok (belajar

menerima pendapat orang lain, siswa belajar menjadi team player)

mengaplikasikan hasil pembelajaran lewat tindakan atau action.

Melakukan interaksi sosial (melakukan wawancara, survey, terjun ke

lapangan, mendengarkan guest speaker)

Banyak kegiatan yang dilakukan dengan berkelompok.

11

Page 12: Tugas Teori Belajar Pembelajaran (E-Learning & Active Learning)

Strategi Pembelajaran Aktif

               Sebagaimana ditegaskan oleh para teoritisi belajar seperti Crow and Crow

(1963), Gagne (1965), dan Hilgard and Bower (1966) dalam Knowles (1990), inti

proses belajar adalah perubahan pada diri individu dalam aspek-aspek pengetahuan,

sikap, keterampilan, dan kebiasaan sebagai produk dan interaksinya dengan

lingkungannya. Atau bila kita ambil  Kolb (1986), mengatakan bahwa: “belajar

adalah proses membangun pengetahuan melalui transformasi pengalaman”. Dengan

kata lain suatu proses belajar dapat dikatakan berhasil bila dalam diri individu

terbentuk pengetahuan, sikap, keterampilan, atau kebiasaan baru yang secara kualitatif

lebih baik dari sebelumnya. Proses belajar dapat terjadi karena adanya interaksi antara

individu dengan lingkungan belajar secara mandiri atau sengaja dirancang.

              Jenis model-model pembelajaran interaktif  Prof. Dr. Atwi Suparman,

M.Sc. (1997:12) menjelaskan antara lain:

1)      Model berbagai informasi yang tujuannya menitikberatkan pada proses

komunikasi dan diskusi melalui interaksi argumentatif yang sarat penalaran.

Termasuk ke dalam rumpun ini Model Orientasi, Model Sidang Umum, Model

Seminar, Model Konferensi Kerja, Model Simposium, Model forum, dan Model

Panel.

2)      Model Belajar melalui pengalaman yang tujuannya menitikberatkan pada proses

perlibatan dalam situasi yang memberi implikasi perubahan perilaku yang sarat

nilai dan sikap sosial. Termasuk ke dalam rumpun ini Model Simulasi, Model

Bermain Peran, Model Sajian Situasi, Model Kelompok Aplikasi, Model Sajian

Konflik, Model Sindikat, dan Model Kelompok “T”.

3)      Model pemecahan masalah yang tujuannya menitikberatkan pada proses

pengkajian dan pemecahan masalah melalui interaksi dialogis dalam situasi yang

sarat penalaran induktif. Termasuk ke dalam rumpun ini Model Curah Pendapat,

Model Riuh Bicara, Model Diskusi Bebas, Model Kelompok Okupasi, Model

Kelompok Silang, Model Tutorial, Model Studi Kasus, dan Model Lokakarya.

12

Page 13: Tugas Teori Belajar Pembelajaran (E-Learning & Active Learning)

            Model kelompok orientasi Situmorang (1997:3) mengatakan bahwa: ”suatu

model pembelajaran melalui pengenalan program dan lingkungan belajar. Dalam

pembelajaran tersebut dibentuk kelompok siswa. Yang dimaksud program meliputi

tujuan dan strategi pencapaiannya, sedangkan linmgkungan belajar meliputi sarana

belajar, narasumber, sarana pendukung, dan termasuk di dalamnya tata tertib yang

harus dipatuhi”. Ada tiga keterampilan dasar mengajar yang dibutuhkan pengajar

yaitu keterampilan menjelaskan, keterampilan bertanya dan keterampilan mengolah

kelompok kecil.

            Model Sidang Umum Winataputra (1997:13) menjelaskan bahwa: “istilah

teknis pembelajaran yang digunakan untuk menunjukkan suatu bentuk prosedural

pengorganisasian interaksi belajar-mengajar yang melibatkan pengajar (guru, pelatih,

tutor, dosen, instruktur, widyaiswara) dan peserta didik (petatar, mahasiswa, siswa)”.

Model ini merupakan bentuk simulatif atau tiruan sidang umum atau dapat pula

disebut Sidang Umum berskala pedagogis kelas. Model ini bertujuan agar peserta

didik dapat menyajikan informasi, memimpin pertemuan, membahas masalah, dan

merumuskan kesimpulan atau mengambil keputusan dalam pertemuan formal.

Beberapa keterampilan dasar mengajar yang perlu dikuasi yaitu keterampilan

menjelaskan, keterampilan bertanya, keterampilan mengadakan variasi, keterampilan

mengelola kelas dan ketarampilan memberikan penguatan.

           

Model Seminar  Irawan (1997:25) menjelaskan bahwa: “suatu kegiatan

belajar mengajar yang melibatkan sekelompok orang yang mempunyai pengalaman

dan pengetahuan yang mendalam, atau dianggap mempunyai pengalaman dan

pengetahuan mendalam tentang suatu hal, dan membahas hal tersebut bersama-sama

dengan tujuan agar setiap peserta dapat saling belajar dan berbagi pengalaman dengan

rekannya”.

            Model Konferensi Kerja Tubbs (dalam Wardiani, 1997:37) mengartikan:

“sebagai rangkaian pertemuan yang membahas topik yang menjadi kepedulian

berbagai orang atau kelompok peserta konferensi. Misalnya, wakil-wakil dari

berbagai perguruan tinggi mengadakan konferensi untuk membahas kurikulum,

pengabdian pada masyarakat, dan lain-lain”.           

13

Page 14: Tugas Teori Belajar Pembelajaran (E-Learning & Active Learning)

            Model Simposium  Winataputra (1997:49) mengatakan: “merupakan bentuk

pertemuan ilmiah yang resmi”. Dalam pertemuan ini para pembicara menyampaikan

pandangan mengenai suatu topik dari berbagai visi. Dengan cara ini suatu topik

permasalahan dibahas secara meluas sehingga masalah itu terurai secara

interdisipliner. Misalnya masalah pendidikan dibahas dari visi sosial, ekonomi,

psikologi, agama, dan teknologi. Model simposium merupakan kerangka

pembelajaran yang memerankan peserta didik sebagai pakar dalam berbagai bidang

untuk berlatih memecahkan suatu topik problematik. Peserta didik dikondisikan untuk

mencoba berbagai ide mengenai sesuatu dari visi masing-masing.

            Model Forum dipakai sebagai istilah teknis pembelajaran untuk menunjukkan

suatu bentuk prosedural pengorganisasian interaksi belajar mengajar klasikal yang

melibatkan pengajar dan peserta didik dalam konteks pembahasan masalah. Model ini

dapat bersifat bentuk nyata (real) bila masalah yang dibahas memang benar-benar

merupakan masalah yang dihadapi peserta didik.     

Diskusi Panel merupakan kerangka konseptual yang digunakan oleh pengajar

dalam mengorganisasikan interaksi belajar mengajar dalam konteks pembahasan

masalah kontroversial di lingkungannya. Model ini dapat dilakukan dalam bentuk

real  atau dalam bentuk simulatif, tergantung dari hakekat masalah yang dibahas.

Dengan menggunakan model ini, peserta didik akan dapat menyampaikan informasi

atau pendapat mengenai permasalahan yang kontroversial. Proses ini akan

mengkondisikan  peserta didik untuk berpikir secara kritis dan bersikap toleran

terhadap pendapat orang lain yang berbeda.

            Model Simulasi diartikan sebagai kegiatan pembelajaran yang memberi

kesempatan kepada siswa untuk meniru satu kegiatan atau pekerjaan yang dituntut

dalam kehidupan sehari-hari, atau yang berkaitan dengan tugas yang akan menjadi

tanggung jawabnya jika kelak siswa sudah bekerja. Misalnya, simulasi mengajar,

simulasi menolong orang sakit, simulasi mengatasi perampokan, atau simulasi

pengaturan ruang. Dengan demikian, simulasi sebagai salah satu model pembelajaran

merupakan peniruan pekerjaan yang menuntut kemampuan tertentu dari siswa sesuai

dengan kurikulum yang ditetapkan. Simulasi bertujuan untuk memberi kesempatan

berlatih menguasai keterampilan tertentu melalui situasi buatan sehingga siswa

terbebas dari resiko pekerjaan berbahaya.

14

Page 15: Tugas Teori Belajar Pembelajaran (E-Learning & Active Learning)

            Bermain peran digunakan dalam pembelajaran dengan tujuan memberikan

kesempatan kepada siswa untuk berlatih menumbuhkan kesadaran dan kepekaan

sosial serta sikap positif, di samping menemukan alternatif pemecahan masalah.

Dengan perkataan lain, melalui bermain peran, siswa diharapkan mampu memahami

dan menghayati berbagai masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Inilah

yang merupakan tekanan utama dalam bermain peran yang membedakannya dari

simulasi. Simulasi lebih menekankan pada pembentukan keterampilan, sedangkan

pembentukan sikap dan nilai merupakan tujuan tambahan.

            Model Sajian Situasi merupakan kerangka prosedural pembelajaran yang

menggunakan simulasi sebagai pemicu (trigger) belajar. Materi yang disajikan

bukanlah konsep yang abstrak secara verbal tetapi situasi yang dibuat mencerminkan

suatu konsep. Peserta didik dikondisikan untuk dapat menangkap konsep itu  melalui

proses analisis situasi yang disimulasikan.

            Model Kelompok Aplikasi adalah satu model pembelajaran keterampilan

melalui penerapan dalam situasi nyata. Istilah aplikasi sering digunakan untuk

menggambarkan wujud nyata dari suatu konsep, prinsip, maupun prosedur. Misalnya

sering kita mendengar orang mengatakan itu kan hanya konsep, tapi nyatanya

bagaimana?    

Model Kelompok Sindikat merupakan istilah teknis pembelajaran  yang

digunakan untuk pengorganisasian interaksi belajar mengajar yang melibatkan

pengajar, peserta didik, dan lingkungan belajar. Tujuannya adalah untuk melatih

keterampilan peserta didik agar dapat menggali/mencari informasi, mendiskusikannya

dengan sesama teman, meneliti kebenaran informasi, menyajikan informasi dalam

laporan ilmiah, dan mengembangkan sikap bertanggung jawab atas proses belajarnya

sendiri.

Kelompok “T” merupakan pendekatan yang dipinjam dari dunia psikologi dan

manajemen. Melalui model ini, sekelompok orang ditempatkan dalam suatu situasi

tertentu, sedemikian rupa, sehingga setiap orang dalam kelompok itu merasakan

adanya suatu kesatuan yang utuh dengan anggota lain dalam kelompok. Dalam dunia

manajemen, strategi ini sering dilakukan di berbagai organisasi karena dipercaya

bahwa tujuan organisasi tidak bisa dicapai secara optimal apabila personal dalam

15

Page 16: Tugas Teori Belajar Pembelajaran (E-Learning & Active Learning)

organisasi tidak memiliki sinergi tim, tidak memiliki rasa kesatuan dengan rekan-

rekan yang lain. Dalam dunia pendidikan dan pelatihan, model kelompok “T”

digunakan dengan alasan relatif sama.

Model Curah Pendapat (brainstorming) Suciati (1977:153) menjelaskan

bahwa: “ pada dasarnya merupakan model untuk mencari pemecahan masalah

(problem solving), meskipun dapat juga digunakan untuk tujuan penyusunan program,

manual kerja, dan sebagainya”. Model ini terdiri dua tahap, tahap identifikasi gagasan

(curah pendapat) dan tahap evaluasi gagasan.

Model Riuh Bicara  Wardani (1977:161) menjelaskan bahwa: “terjemahan

dari Buzz Group yang secara harfiah berarti “kumpulan lebah” yang berdengung”.

Dengungan ini merupakan ciri khas dari buzz group. Di dalam pembelajaran,

Kelompok Riuh Bicara adalah kelompok kecil yang terdiri dari 2-5 orang yang

membahas satu isu atau masalah dalam waktu yang singkat.

Model Kelompok Diskusi Bebas adalah model  diskusi kelompok yang

memberi kesempatan kepada siswa untuk menentukan topik dan arah diskusi. Dengan

demikian, kelompok bebas memilih topik bebas yang akan didiskusikan serta cara dan

arah (tujuan) yang ingin dicapai dalam diskusi. Bahkan siswa dapat menentukan

dengan siapa dia ingin berkelompok. Tujuan utama yang ingin dicapai melalui model

ini agar siswa mampu mengembangkan nilai dan sikap melalui diskusi ide-ide baru.

Di samping itu, pengembangan melalui diskusi bebas oleh mahasiswa juga diharapkan

mampu mengembangkan ide-ide baru yang mungkin belum pernah mendapat

kesempatan untuk diungkapkan.

Model Kelompok Okupasi  Situmorang (1997:183) menjelaskan bahwa: “satu

model belajar mengajar yang menggunakan pendekatan proses berbagi pengalaman

dalam bidang pekerjaan yang sama”. Mungkin kita yang memiliki profesi dan bidang

pekerjaan yang sama pernah berkumpul untuk memecahkan satu masalah tertentu;

kemudian setiap orang diminta mengutarakan pengalamannya yang berkisar dengan

masalah tersebut. Proses berbagi pengalaman seperti inilah yang disebut dengan

Model Kelompok Okupasi.

16

Page 17: Tugas Teori Belajar Pembelajaran (E-Learning & Active Learning)

Model Diskusi Kelompok  Silang pada hakekatnya adalah diskusi secara

umum. Diskusi adalah suatu kegiatan yang dihadiri dua orang atau lebih untuk

berbagi ide dan pengalaman serta memperluas pengetahuan. Misalnya beberapa

anggota kelompok diskusi cenderung diam dan hanya menjadi pendengar. Di sisi lain,

satu dua anggota lainnya cenderung mendominasi seluruh pembahasan. Jelas keadaan

ini tidak sehat (terutama bila diskusi ini dipakai dalam konteks belajar mengajar).

Model ini diperkenalkan untuk menutupi beberapa kelemahan di atas.

Model Tutorial  Winataputra (dalam Suparman, 1997:205) mengatakan:

“bahwa tutorial atau “tutoring” merupakan istilah teknis pembelajaran yang diartikan

sebagai bimbingan dan bantuan belajar”. Tutorial dapat diberikan oleh pengajar atau

sesama peserta didik (peer tutorial) atau orang lain sebagai tamu (guest tutorial) atau

peserta didik yang lebih tinggi (cross age tutorial).

Model Studi Kasus sangat produktif digunakan untuk mengembangkan

kemampuan/keterampilan memecahkan masalah. Model atau pendekatan ini sangat

sering digunakan dalam pendidikan dan pelatihan, dalam bentuk yang paling

sederhana sampai yang paling kompleks. Studi kasus merupakan satu bentuk simulasi

untuk mempelajari kasus nyata atau kasus sekarang.

Model Lokakarya (workshop/bengkel kerja) adalah wahana atau forum

sekumpulan orang bekerja bersama-sama untuk menghasilkan suatu karya. Apa yang

dihasilkan dalam suatu lokakarya adalah sesuatu yang nyata (konkret), dapat diamati

(observable), real (tangible). Karena itu, orientasi lokakarya adalah pada praktik, dan

bukan pembahasan teoritis.

17

Page 18: Tugas Teori Belajar Pembelajaran (E-Learning & Active Learning)

BAB III

TINJAUAN MATERI

A. PENERAPAN E-LEARNING DI INDONESIA

Di Era Globalisasi ini Internet merupakan media yang sangat cepat dalam

perkembangannya. Semua Informasi tersedia di Internet dan dapat diakses oleh siapa

saja dengan mudah, fleksibel ,cepat dan akurat. Hal inilah yang melandasi adanya ide

untuk memanfaatkan Internet sebagai media pembelajaran dalam rangka memajukan

pendidikan di Indonesia.

Istilah E–Learning merupakan gabungan dari dua kata yaitu E yang

merupakan singkatan dari Electronic (Elektronik) dan Learning (Belajar). Jadi E–

Learning adalah Belajar dengan menggunakan bantuan alat Elektronik. Lebih jelasnya

E-Learning adalah suatu proses belajar mengajar antara pengajar dengan muridnya

tanpa harus bertatap muka satu sama lain. Hal itu dikarenakan bantuan alat elektronik

(tepatnya PC) yang terkoneksi dengan Internet sehingga siswa dapat belajar di

manapun dan kapanpun tanpa harus datang ke kampus atau ke sekolah.

Saat ini penerapan E-Learning di Indonesia kurang bagus. Hal itu karena

besarnya biaya yang dibutuhkan dalam pengaplikasian E-Learning. Tidak semua

perguruan tinggi menggunakan E-Learning dalam proses pembelajarannnya. Hanya

perguruan tinggi yang besar saja (mampu dalam hal keuangan) yang mengaplikasikan

E-Learning dalam penyampaian bahan ajarnya, itupun tidak semua perguruan tinggi

mengaplikasikannya.

Beberapa perguruan tinggi di Indonesia yang mengaplikasikan E-Learning

diantaranya adalah UNP (Universitas Negeri Padang), UGM (Universitas Gadjah

Mada) dan ITB (Institut Teknologi Bogor). Dari ketiga perguruan tinggi diatas telah

diketahui bahwa ketiga perguruan tinggi tersebut memiliki dana yang cukup untuk

membangun jaringan E-Learning sehingga bisa mengaplikasikan E-Learning dalam

proses pembelajarannya.

18

Page 19: Tugas Teori Belajar Pembelajaran (E-Learning & Active Learning)

Antusias pelajar / mahasiswa terhadap penerapan E-Learning dalam proses

pembelajaran merupakan kendala tersendiri dalam pengembangan aplikasi E-Learning

di Indonesia. Hal itu juga dilandasi oleh beberapa faktor, diantaranya banyak pelajar

yang tidak mau tahu dengan perkenbangan Internet saai ini, mahalnya biaya

penggunaan Internet bagi ukuran kantong pelajar, dan masih banyak faktor lain yang

melandasinya.

Penerapan E-Learning di Indonesia akan berjalan dengan baik jika faktor yang

menghambatnya dapat teratasi. Dari pihak universitas harus berusaha bagaimana

caranya dapat membangun jaringan E-Learning dan menarik minat mahasiswa untuk

menggunakannya dengan cara menyediakan fasilitas untuk penggunaan E-Learning.

Dari pihak mahasiswa sendiri harus lebih berfikir lagi untuk tidak menggunakan E-

Learning karena hal itu akan sangat merugikan diri sendiri.

Peran Komputer bagi Pendidikan Anak

Pada awalnya komputer dititikberatkan pada proses pengolahan data, tetapi

karena teknologi yang sangat pesat, saat ini teknologi komputer sudah menjadi sarana

informasi dan pendidikan khususnya teknologi internet. Dalam hal pendidikan,

komputer dapat dipergunakan sebagai alat bantu (media) dalam proses belajar

mengajar baik untuk guru maupun siswa yang mempunyai fungsi sebagai Media

tutorial, alat peraga dan juga alat uji dimana tiap fungsi tersebut masing-masing

mempunyai kelebihan dan kekurangan.

Sebagai media tutorial, komputer memiliki keunggulan dalam hal interaksi,

menumbuhkan minat belajar mandiri serta dapat disesuaikan dengan kebutuhan

siswa/anak. Tetapi interaksi komputer dengan manusia belum dapat menggantikan

interaksi manusia dengan manusia, selain itu mempunyai kelemahan lain yaitu

kemauan belajar mandiri yang masih rendah. Komputer sebagai alat uji memiliki

keunggulan dalam keobyektifan, ketepatan dan kecepatan dalam penghitungan tetapi

masih belum dapat menilai soal-soal essai, pendapat dan hal yang terkait dengan

moral dan etika. Yang terakhir, sebagai media alat peraga, komputer mempunyai

kelebihan dapat memperagakan percobaan tanpa adanya resiko, tetapi membutuhkan

waktu dalam pengembangannya.

19

Page 20: Tugas Teori Belajar Pembelajaran (E-Learning & Active Learning)

Sebelum memperkenalkan komputer kepada anak, orangtua maupun guru

seharusnya dapat memahami perkembangan pemahaman anak, dimana pada usia 0 -2

tahun anak mendapatkan pemahamannya dari penginderaannya. Kemudian usia 2 - 7

tahun anak mulai belajar menggunakan bahasa, angka dan simbol-simbol tertentu.

Pada usia 7 - 12 tahun anak mulai dapat berpikir logis, terutama yang berhubungan

dengan obyek yang tampak langsung olehnya.

Yang saat ini perlu menjadi perhatian bagi orangtua maupun guru adalah

bagaimana cara memperkenalkan komputer kepada anak. Hal yang perlu dicoba

adalah dengan program-program aplikasi (software) yang bersifat “Edutainment”

yaitu perpaduan antara education (pendidikan) dan entertainment (hiburan). Selain itu

program (software) aplikasi “Edutainment” tersebut mempunyai kemampuan

menumbuhkembangkan kreatifitas dan imajinasi anak serta melatih saraf motorik

anak. Contohnya program permainan kombinasi benda, menyusun benda atau gambar

(Puzzle) serta program berhitung dan software-software lain yang didukung perangkat

multimedia.

Selain program aplikasi (software), dunia internet semakin berarti bagi anak-

anak. Internet memungkinkan anak mengambil dan mengolah ilmu pengetahuan

ataupun informasi dari situs-situs yang dikunjunginya tanpa adanya batasan jarak dan

waktu. Di samping itu masih ada manfaat lain yang didapat dari internet, misalnya

surat menyurat (E-mail), berbincang (chatting), mengambil dan menyimpan informasi

(download).

Untuk perkembangan pendidikan selanjutnya teknologi “Teleconference”

(Konferensi interaktif secara on line dari jarak jauh) dirasakan sudah pantas di coba

dan dikembangkan, karena dapat menghemat waktu, tenaga pengajar, kapasitas ruang

belajar serta tidak mengenal letak geograf

20

Page 21: Tugas Teori Belajar Pembelajaran (E-Learning & Active Learning)

B. Penerapan Metode Belajar Aktif dalam Pembelajaran Berbasis Proyek

Coba anda bayangkan situasi kelas dibawah ini :

Siswa di kelas lima sedang belajar mengenai konsep mesin yang sederhana,

mereka belajar konsep kekuatan, gerak dan bekerja mengaanalisa sebuah mesin yang

sederhana. Dari mesin yang rumit mereka memepelajari kaidah mesin yang paling

prinsip. Siswa mengoleksi, mengatur, menghadirkan kembali data-data menggunakan

program excel. Saat merancang mesin sederhana mereka berperan sebagai perancang

sekaligus mempegunakan prinsip perencanaan, perakitan, uji coba sebelum mesin

sederhana buatan mereka diluncurkan didepan teman-teman kelas mereka.

Apabila ada pertanyaan mengenai ‘metode apa yang paling efektif untuk

mengajar?’ jawabannya bergantung pada tujuan pembelajaran, isi pembelajaran, dan

guru yang akan menggunakannya. Tapi ada jawaban lain yang lebih baik dari itu

semua yaitu ’siswa mengajarkan siswa lainnya’ dikutip dari Wilbert J. McKeachie,

pengarang buku Teaching tips: Strategies, research and theory for college and

university teachers, Houghton-Mifflin (1998)

Illustrasi di atas serta kutipan dari buku merupakan gambaran dari dua metode

mengenai pembelajaran yang pertama adalah ilustrasi dari pembelajaran dengan

berbasis proyek sedangkan yang kedua adalah gambaran yang sederhana dan singkat

mengenai pembelajaran aktif.

Pembelajaran berbasis proyek dan pembelajaran aktif,kedua-duanya saling

berkaitan. Pembelajaran aktif merupakan ruh dari pembelajaran berbasis proyek.

Istilah yang sekarang ada dan memiliki esensi yang sama dengan belajar aktif adalah

PAKEM atau pembelajaran aktif, efektif, dan menyenangkan. Istilah ini ada dalam

kerangkan peningkatan mutu pendidikan manajemen berbasis sekolah (MBS).

PAKEM adalah dua pilar dari empat pilar MBS. Dua pilar lainnya adalah manajemen

yang transparan, dan keterlibatan masyarakat pendidikan.

21

Page 22: Tugas Teori Belajar Pembelajaran (E-Learning & Active Learning)

Sedangkan pembelajaran berbasis proyek adalah proyek perseorangan atau

grup dan dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu, menghasilkan sebuah produk,

yang hasilnya kemudian akan ditampilkan atau dipresentasikan. Saat pengerjaan kelas

menggunakan berbagai macam bahan-bahan, dengan pendekatan belajar aktif atau

berpusat pada siswa

Menggunakan: kontruktivis, problem solving, inquiry, riset, integrated studies,

pengetahuan dan ketrampilan, evaluasi, refleksi, dll

Dua metode diatas mempertimbangkan aspek

a. Gaya belajar siswa

b. Taksonomi pembelajaran

c. Kecerdasan majemuk

22

Page 23: Tugas Teori Belajar Pembelajaran (E-Learning & Active Learning)

BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

E-learning merupakan singkatan dari Elektronic Learning, merupakan cara

baru dalam proses belajar mengajar yang menggunakan media elektronik khususnya

internet sebagai sistem pembelajarannya. E-learning merupakan dasar dan

konsekuensi logis dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi.

Belajar Aktif adalah cara pandang yang menganggap belajar sebagai kegiatan

membangun makna/pengertian terhadap pengalaman dan informasi, yang dilakukan

oleh si pembelajar, bukan oleh si pengajar, serta menganggap mengajar sebagai

kegiatan menciptakan suasana yang mengembangkan inisiatif dan tanggung jawab

belajar si pembelajar sehingga berkeinginan terus untuk belajar selama hidupnya dan

tidak tergantung pada guru/orang lain bila mereka mempelajari hal-hal baru.

Strategi pembelajaran aktif mengajak siswa didik untuk belajar lebih aktif.

Ketika siswa belajar secara aktif, berarti mereka yang mendominasi aktivitas

pembelajaran. Dengan ini mereka secara aktif menggunakan otak, baik untuk

menemukan ide pokok dari materi kuliah, memecahkan persoalan, atau

mengaplikasikan apa yang baru mereka pelajari ke dalam satu persoalan yang ada

dalam kehidupan nyata. Dengan belajar aktif ini, siswa diajak untuk turut serta dalam

semua proses pembelajaran, tidak hanya mental akan tetapi juga melibatkan fisik.

Dengan cara ini biasanya siswa akan merasakan suasana yang lebih menyenangkan

sehingga hasil belajar dapat dimaksimalkan

Strategi menilai proses pembelajaran meliputi: (1) penilaian peengetahuan

awal, ingatan dan pemahaman, (2) penilaian kecakapan dalam berpikir analisis kritis,

(3) penilaian kecakapan dalam berpikir sintesis kreatif, (4) penilaian dalam

memecahkan masalah, dan (5) penilaian kecakapan dalam aplikasi dan performasi.

23