e learning

282
BAB 1 DASAR EKONOMI Tujuan : 1. Agar supaya mahasiswa mengerti bahwa ilmu ekonomi merupakan ilmu mengenai pilihan (change). 2. Mahasiswa dapat menjelaskan bahwa masyarakat bisa menentukan pilihan antara kebutuhan dalam mengkonsumsi dan memproduksi suatu barang, sehingga masyarakat tersebut bisa mengalokasikan sumber dayanya yang langka. Pembahasan Materi: Definisi Teori Ekonomi Mikro Hukum Kelangkaan Barang dan Jasa Pernyataan Ekonomi Sebagai Dasar Pembentukan Teori Faktor-faktor Produksi 1

Upload: akbar-amin-3648

Post on 24-Jun-2015

1.153 views

Category:

Documents


11 download

TRANSCRIPT

Page 1: e Learning

BAB 1

DASAR EKONOMI

Tujuan :

1. Agar supaya mahasiswa mengerti bahwa ilmu ekonomi merupakan ilmu

mengenai pilihan (change).

2. Mahasiswa dapat menjelaskan bahwa masyarakat bisa menentukan

pilihan antara kebutuhan dalam mengkonsumsi dan memproduksi suatu

barang, sehingga masyarakat tersebut bisa mengalokasikan sumber

dayanya yang langka.

Pembahasan Materi:

Definisi Teori Ekonomi Mikro

Hukum Kelangkaan

Barang dan Jasa

Pernyataan Ekonomi Sebagai Dasar Pembentukan Teori

Faktor-faktor Produksi

1

Page 2: e Learning

Pendahuluan

Ilmu ekonomi membahas segala jenis pokok bahasan. Namun pada intinya

ditujukan untuk memahami bagaimana masyarakat mengalokasikan sumbeer

dayanya yang langka itu. Dalam mempelajari implikai kelangkaan, ilmu ekonomi

mencoba menyelesaikan bermacam masalah kehidupan sehari-hari.

Sebagai materi kuliah, maka ilmu ekonomi telah berusia berabad-abad.

Adam Smith menerbitkan bukunya yang merupakan terobosan berjudul The

wealth of Nations pada tahun 1776. Sumbangan Adam Smith tersebut adalah

menganalisa bagaimana pasar mengatur kehidupan ekonomi dan memberikan

pertumbuhan ekonomi yang cepat. Adam Smith memperlihatkan bahwa system

harga dan pasar mampu mengkoordinir orang dan bisnis, tanpa diperlukan

pengelolaan terpusat

Salah satu sumber pengetahuan ekonomi yang utama adalah pengamatan

atas berbagai peristiwa ekonomi, khususnya dari catatan historis. Misalnya inflasi,

yaitu kenaikan harga-harga secara umum. Masyarakat umum, banker, maupun

pimpinan partai politik sering khawatir terhadap dampak inflasi dan biasanya

mengambil langka yang menyakitkan.

Para ekonom menggunakan model-model untuk menjelaskan dan

menganalisis keadaan ekonomi, dan dalam beberapa hal untuk meramalkan

keadaan ekonomi masa mendatang.

Definisi Teori Ekonomi Mikro

Ilmu ekonomi merupakan suatu studi tentang perlaku masyarakat dalam

menggunakan sumber daya yang langka dalam rangka memproduksi berbagai

komoditi, dan menyalurkannya kepada berbagai individu dan kelompok yang ada

dalam suatu masyarakat. Kelangkaan berarti tidak semua kebutuhan manusia

dapat dipenuhi sehingga memaksa kita untuk membuat suatu pilihan. Teori

Ekonomi Mikro atau teori harga adalah ilmu yang mempelajari arus barang dan

jasa dari sektor perusahan ke sektor rumah tangga, komposisi serta bagaimana

harga barang dan jasa dalam arus tersebut ditentukan. Teori Ekonomi Mikro juga

mempelajari arus barang dan jasa sumber-sumber ekonomi dari pemilik sumber

ekonomi ke perusahaan penghasil, kemana penggunaan sumber-sumber ini

2

Page 3: e Learning

mengalir dan bagaimana harga sumber-sumber tadi ditentukan. Teori ekonomi

mikro mempelajari perilaku satuan ekonomi yang mencakup konsumen pekerja,

investor, dan setiap individu yang memainkan peranan dalam berfungsinya

perekonomian.

Tujuan teori adalah untuk meramal dan menjelaskan segala sesuatu yang

berhubungan dengan teori tersebut. Sebuah teori merupakan hipotesa yang telah

berhasil diuji. Suatu hipotesa diuji bukan berdasarkan kenyataan asumsi

melainkan atas kemampuannya untuk meramalkan dengan tepat dan

menjelaskannya. Asumsi yang dipakai dalam teori ekonomi mikro adalah bahwa

semua smber ekonomi sudah dimanfaatkan secara penuh.

Bahasan Dalam Teori Ekonomi Mikro Antara lain:

1. Bagaimana dan mengapa perilaku satuan ekonomi membuat keputusan

ekonomi?

2. Bagaimana perilaku satuan ekonomi berinteraksi membentuk satuan yang

lebih besar yang terkait dengan pasar dan industri.

3. Perilaku penjual dan embeli dalam pasar. Bagaimana konsumen membuat

keputusan pembelian dan bagaimana pilihan mereka terpengaruh oleh

perubahan harga komoditas dan pendapatan? Bagaimana perusahan

memutuskan untuk mempekerjakan sejumlah orang dalam menghasilkan

sejumlah komoditaas?

4. Berbagai teknik analisis ekonomi mikro dan terapannya dalam menjelaskan

fenomin keseharian.

5. Opportunity Cost yang timbul sebagai konsekuensi dari pilihan yang diambil.

Opportunity Cost , menggambarkn biaya eksplisit dan implicit yang terkait

dengan penggunaan beberapa sumberdaya dalam suatu cara tertentu.

3

Page 4: e Learning

Permasalahan Pembuatan Pilihan

PROBLEM EKONOMI 

Masalah jarangnya (Scarcity) alat-alat untuk memenuhi kebutuhan

Masalah Pemilihan (the Problem of Choise)

Efisiensi (Efficiency)

MUNCULNYA MASALAH PEMILIHAN  

Alat pemuas kebutuhan terbatas

Kebutuhan manusia tidak terbatas

Kebutuhan disusun menurut derajat kepentingannya (terdesak/tak terde-

sak)

Alat-alat pemuas kebutuhan digunakan dalam berbagai penggunaan yang

berbeda-beda

Pembuatan suatu pilihan akan muncul karena adanya keterbatasan yang

telah dibahas sebelumnya, karena adanya keterbatasan baik dari penggunaan

sumberdaya yang ada maupun dalam mengkonsumsi baranr-barang yang

dihasilkan.

Dari segi konsumen, persoalan yang dihadapi adalah : dengan menggunakan

pendapatan mereka, maka brang-barang dan jasa apakah yang perlu dibeli dan

berapakah jumlahnya agar pembelian dan penggunaan barang-barang tersebut

dapat memberikan kepuasan maksimum kepadanya dan keluarganya.

Dari segi produsen, persoalan yang dihadapi adalah:

1). Jenis barang dan jasa yang akan dijualnya dan jenis-jenis serta jumlah dan

kombinasi factor-faktor produksi yang akan digunakannya untuk

meminimumkan biaya produksi.

2). Tingkat produksi yang paling memberi keuntungn kepada kegiatannya.

Biaya Oppurtunitas (konsep biaya alternatif/opportunity cost)

Kehidupan yang penuh dengan beragai pilihan, karena sumber daya yang langka,

sehingga kita harus menentukan barang mana yang ingin dibeli atau aktivitas

mana yang akan kita kerjakan dengan waktu dan pendapatan yang terbatas.

4

Page 5: e Learning

Misalnya, saya mempunyai pendapatan Rp 1.000.000,-. Setelah dikurangi

pengeluaran –pengeluaran sebesar Rp 800.000,- maka sekarang tinggal Rp

200,000,- Dengan sebanyak Rp 200.000,- saya bisa bisa pergi rekresi ke suatu

tempat atau bisa untuk membeli Sepatu.Apabila saya memutusakn untuk rekreasi,

maka para ekonom mengatakan bahwa biaya oppurtunitaas dari berrekreasi saya

adalah kesenangan menikmati sepatu baru. Dalam setiap kasus, maka menentukan

pilihan dalam banyak sekali kelangkaan memaksa kita kehilangan kesempatan

untuk mengerjakan sesuatu yang lain. Hilangnya alternative tersebut disebut:

biaya oppurtunitas (Opportunity Cost).

Hukum Kelangkaan

Inti dari ilmu ekonomi adalah terletak pada fakta kelangkaan. Ilmu

ekonomi mikro mempelajari hubungan antara keinginan manusia dengan

sumberdaya (economic resources). Masalah pokok dala perekonomian timbul

karena adanya kelangkaan (scarcity) akibat dari ketidakseimbangan antara

kebutuhan masyarakat dengan factor-faktor produksi yang tersedia. Adanya

ketidak seimbangan akan menimbulkan aktifitaa ekonomi. Manusia sendiri akan

mengatur penggunaan sumberdaya sedemikian rupa agar dapat memenuhi

keinginan sebanyak mungkin. Semua kegiatan manusia baik perseorangan

maupun kelompok/perusahaan untuk m emproduksi barang dan jasa maupun

untuk mengkonsumsi yang ditujukan kepad usaha dalam memenuhi segala

keinginan yang tidak terbatas dengan menggunakan sumberdaya yang serba

terbatas dinamakan :Aktivitas Ekonomi. Ahli ekonomi mempelajari bagaimana

barang diproduksi dan dikonsumsi, karena orang ingin mengkonsumsi juh lebih

banyak daripada yang dapat diproduksi oleh perekonomian yang bersangkutan.

Jika setiap barang dapat diproduksi dalam jumlah tidak terbatas, atau jika

keinginan manusia dapat sepenuhnya dipenuhi, maka orang tidak perlu melakukan

efisiensi penggunaan sumber-sumber daya yang langka. Kaum bisnis tidak perlu

rewel terhadap pengggunaan buruh dan tidak perlu berusaha secara fisien dalam

penggunaannya, sera pemerintah tidak perlu bersusah payah mengurusi pajak dan

pengeluarannya

5

Page 6: e Learning

Lebih jauh karena kita semua dapat memperoleh segala sesuatu seperti

yang kita inginkan, maka tidak seorangpun akan menaruh perhatian terhadap

distribusi pendapatan antar orang atau antar kelas yang berbeda.

Dalam perekonomian yang makmur, tidak akan timbul barang ekonomi

(economic goods) yaitu barang-barang yang penawarannya bersifat langka atau

terbatas. Di sana tidak perlu penghematan konsumsi dan tentu saja ilmu ekonomi

tidak akan menjadi ilmu yang penting lagi. Semua barang bersifat

Cuma-Cuma/gratis, seperti pasir di gurun atau air di laut.

Akan tetapi belum ada masyarakat yang berhasil merealisir khayalan

(utopia) kesempatan yang tanpa batas seperti itu. Bahkan di Amerika Serikatpun

yang sejauh ini perekonomiannya paling produktif, produksi yang dihasilkannya

ternyata tidak cukup tinggi untuk memenuhi keinginan semua orang. Suatu

penelitian tentang pola konsumsi mengungkapkan bahwa masyarakat

menginginkan dan memerlukan pemanas maupun pendingin, m obil dan computer

pribadi, waktu santai dan kebebasan pribadi, pabrik yang aman dan jalan yang

bersih, barang serta jasa lain yang tidak terhitung jumlahnya. Jika anda

menggabungkan semua keinginan tersebut, maka anda dengan cepat akan

menemukan bahwa barang dan jasa yang tersedia tidak akan cukup untuk

memenuhi bahkan sebagian kecil keinginan konsumsi setiap orang. Output

nasonal kita harus jauh berlipat ganda supaya rata-rata masyarakat dapat hidup

pada tingkat rata-rata kehidupan dokter atau pengusaha. Di luar Amerika Serikat,

khususnya di Afrika, ratusan juta orang menderita kekurangan makan dan

kemiskinan materi.

Intisari ilmu ekonomi adalah kebenaran tak terbantah yang kita sebut

dengan Hukum Kelangkaan, yang menyatakan bahwa semua barang bersifat

terbatas karena sumberdaya yang diperlukan tidak cukup untuk menghasilkan

semua barang yang ingin dikonsumsi manusia. Semua ilmu ekonomi berpegang

pada fakta pokok ini. Hal ini karena sumberdaya adalah terbatas, seingga kita

perlu mempelajari bagaimana masyarakat memilih dari daftar barang dan jasa

yang tersedia, bagaimana komoditi yang berbeda diproduksi dan ditetapkan

harganya, dan siapa yang memperoleh barang yang diproduksi masyarakat.

6

Page 7: e Learning

Kegagalan Untuk Menjaga “hal-hal lainnya sama” atau Ceteris Paribus

Sebagian besar permasalahan ekonomi melibatkan beberapa kekuatan yang

saling berinteraksi pada saat yang sama. Sebagai contoh, jumlah penjualan mobil

pada satu tahun tertentu ditentukan oleh harga mobil, penghasilan konsumen, harg

bensin, dan lain-lain.

Langkah kunci untuk mengisolsi dampak suatu variable tertentu adalah

dengan menganggap hal lainnya tetap sama, artinya variable lainnya dianggap

tetap tidak berubah. Jika kita ingin mengukur dampak harga mobil terhadap

jumlah mobil yang dibeli , maka kita harus meneliti pengaruh perubahan harga

mobil, dan menganggap bahwa pendapatan konsumen, harga bensin dan suku

bunga serta variable lainnya tidak berubah, inilah arti dari “hal-hal lainnya sama”

atau ceteri paribus dianggap tetap tidak berubah.

Dalam Teori Ekonomi Mikro ada 4 unsur penting yaitu: definisi, pemisalan

(asumsi), hipotesis, dan pembuatan ramalan.

1. Definisi menjelaskan bahwa variable (suatu besaran yang nilainya dapat

mengalami perubahan) yang sifat hubungannya akan diterangkn dalam teori.

Misalnya : dalam Hukum Permintaan, apabila harga suatu barang berubah, maka

jumlah barang yang diminta akan berubah. Variabel yang terkait dalam hukum

permintaan adalah variable harga dan variable jumlah barang yang diminta

(dibeli). Variabel dibedakan menjadi 2 : yaitu variable endogenenus yaitu variable

yang sifatnya diterangkan dalam teori yang berkaitan dan Variabel eksogeninus

yaiu variable yang mempengaruhi variable endogeninus yang besarnya ditentukan

oleh factor-faktor yang berada di luar teori yang berkaitan.

2. Kegiatan ekonomi dan kehidupan perekonomian sangatlah kompleks sehingga

harus dibuat gambaran yang lebih sederhana harus dibuat gambaran yang

lebih sederhana mengenai hubungan suatu peristiwa dengan factor yang

mempengaruhinya. Penyederhanaan tersebut dilakukan dengan membuat

pemisahan (asumsi). Pemisalan dikenal sebagai Ceteris Paribus (berasal dari

bahas latin) yang berarti hal-hal lainny tidak mengalami perubahan.

3. Hipotesis adalah suatu pernyataan yang bersifat umum tentang bagaimana

variable yang dibicarakan berhubungan antara satu dengan yang lain. Sifat

hubungan tersebut dapat dibedakan menjadi langsung dan tidak langsung.

7

Page 8: e Learning

Sifat hubungan langsung, merupakan perubahan dari nilai suatu variable yang

dibicarakan tersebut akan langsung berpengaruh terhadap besarnya nilai

variable lainnya. Sedangkan hubungan tidak langsung, adalah perubahan nilai

variable X akan mempengaruhi nilai variable Y. Kemudian nilai variable Y

akan mempengaruhi nilai berpengaruh secara tidak langsung terhadap variable

Z.

Pembuatan ramalan bertujun untuk:

1. Menerapkan mengapa peristiwa-peristiwa tertentu berlaku, engapa bentuk

peristiwanya seperti itu, dan bagaimana berfungsinya suatu perekonomian.

2. Atas dasar asumsi-asumsi tertentu, meramalkan keadaan yang berlaku sebagai

landasan dalam merumuskan langkah-langkah untuk memperbaiki keadaan

dalam perekonomian.

Alat-alat Analisis Dalam Ilmu Ekonomi

Dalam ilmu ekonomi mikro memerlukan beberapa alat analisis untuk

menerangkan beberapa teori dan menguji kebenaran teori tersebut. Grafik

merupakan alat analisa utama disamping matematika dan statistika.

Grafik berperan untuk memperlihatkan hubungan variable-variabel ekonomi

secara visual, sedangkan matematika berfungsi untuk menyatakan hubungan

antara variable-variabel yang terkait dalam suatu fungsi matematis dan statistika

berperan sebagai alat analisis untuk mengumpulkan fakta dan menguji kebenaran

teori ekonomi. Dalam hal ini, statistika memegang dua peranan penting yaitu:

1. Menyediakan berbagai jenis angka indeks untuk menunjukkan kecenderungan

perkembangan variable ekonomi tertentu dari waktu ke waktu.

2. Menguji atau menyelidiki kebenaran pandangan yang dikemukakan teori-teori

ekonomi (jika toeri itu benar, statistika dapat pula digunakan untuk

menyatakan dengan lebig spesifik secara angka-angka sifat hubungan diantara

variable-variabel dalam teori tersebut).

8

Page 9: e Learning

Macam Kegiatan Ekonomi

Kegiatan manusia dalam suatu masyarakat ada tiga macam kegiatan pokok:

1. Kegiatan Produksi

2. Kegiatan Konsumsi

3. Kegiatan Pertukaran

Kebutuhan adalah tujuan dan motivasi dari kegiatan produksi, konsumsi dan

pertukaran. Faktor penggerak bagi adanya aktivitas ekonomi adalah kebutuhan.

Kebutuhan adalah TUJUAN dan MOTIVASI dari kegiatan produksi, konsumsi

dan pertukaran.

Dalam masyarakat primitive dimana setiap keluarga menghasilkan makanan,

membuat pakaian sendiri dan memenuhi segala kebutuhannya dengan upaya

sendiri (sering disebut dengan tingkat hidup subsisten) hanya ada dua kegiatan

ekonomi pokok yaitu : berproduksi dan berkonsumsi. Jadi apa yang diproduksi,

dikonsumsi sendiri. Atau dengan kata lain Masyarakat subsisten adalah

Masyarakat primitif di mana di dalamnya hanya ada 2 kegiatan ekonomi yaitu

produksi dan konsumsi. Apa yang diproduksikan dikonsumsikan sendiri.

Semakin maju suatu masyarakat, maka timbul kebutuhan-kebutuhan diluar

kemampuan keluarga sendiri untuk menghasilkannya, dan bersamaan dengan itu

akan timbul kelebihan produksi dari beberapa barang yang bisa dihasilkan oleh

suatu keluarga.

Kegiatan ekonomi pokok yang ketiga, yaitu pertukaran. Perkembangan

pertukaran erat hubungannya dengan kemajuan dalam komunikasi. Pada masa

sekarang pertukaran ini lebih dikenal dengan perdagangan.

Pertukaran/perdagangan ini mula-mula berasal dari satu desa, kemudian

meningkat terjadi antar kota dan meningkat lagi terjadi antar daerah, sehingga

sampai saat ini kita mengenal pertukaran antar Negara (perdagangan

internasional).

Kebutuhan Manusia Timbul dari:

9

Page 10: e Learning

1. Kebutuhan biologis untuk hidup (misalnya makanan, minuman, pakaian,

tempat tinggal).

2. Kebutuhan yang timbul dari peradaban dan kebudayaan manusia itu sendiri

(misalnya keinginan punya rumah yang bagus).

3. Lain-lain kebutuhan yang khas bagi masing-masing perorangan.

Tanpa adanya kebutuhan tersebut diatas, maka tidak ada alas an untuk berkegiatan

ekonomi. Pada umumnya kebutuhan manusia tidak terbatas, hal ini bukan berarti

bahwa secara kuantitatif satu macam kebutuhan (misalnya mkan) tidak bisa

dipuaskan. Yang dimaksudkan disini adalah bahwa secara total, kebutuhan

manusia tidak akan terpuaskan. Begitu satu macam kebutuhan

terpenuhi/terpuaskan, maka akan timbul kebutuhan yang lain lagi.

Manusia tidak dilihat dari segi moral, tetapi dilihat sebagai manusia seperti

apa adanya, yang biasanya selalu menginginkan kehidupan material yang lebih

baik. Kebanyakan ahli ekonomi memandang konsep kepuasan yang tidak terbatas

ini sebagai suatu anggapan kerja, bukan sebagai konsepsi manusia secara utuh.

Dalam penerapannya ilmu ekonomi tidak bias lepas dari permasalahan moral

( yaitu: penilaian mengenai mana yang baik dan mana yang buruk).

Ilmu Ekonomi mempunyai banyak aspek. Setiap aspek dapat dikenali

sebagai elemen ilmu ekonomi karena berbagai aspekitu disatukan oleh beberapa

ide atau prinsip dasar. Ada 10 ide atau prinsip dasar ekonomi, dimana

keputusan seseorang dibuat berdasarkan:

1. Kita harus selalu melakukan “trade-off”

Untuk mendapatkan sesuatu yang kita inginkan biasanya kita hrs

merelakan atau menyerahkan hal lain yang sesungguhnya juga bermanfaat bagi

kita. Jika kita mempunyai banyak tujuan sebagian tujuan harus kita lepaskan demi

mengejar tuj tertentu yang paling kita inginkan. Pembuatan keputusan

mengharuskan kita merelakan tujuan untuk memperoleh tujuan yang lain.

Trade off yang hrs dihadapi masyarkat dewasa ini adalah trade off antara efisiensi

dan pemerataan.

Efisiensi (Efficiency): Kondisi ideal ketika sebuah masyarakat dapat memperoleh

hasil atau manfaat yang maksimal dari penggunaaan segenap sumber daya

langkanya.

10

Page 11: e Learning

Pemertaan (equity): Kondisi ideal ketika kesejahteraan ekonomi terbagi atau

terdistribusikan secara adil diantara segenap anggota masyarakat.

Kita harus senantiasa menyadari fakta trade off, krn seseorang hanya akan dapat

membuat keputusan- keputusan yang baik jika ia mengetahui berbagai

kemungkinan/pilihan.

2. Biaya adalah apa yang anda korbankan untuk memperoleh sesuatu

Pembuatan keputusan mengharuskan kita membanding-bandingkan

segenap biaya dan manfaat dari setiap pilihan tindakan. Hanya saja biaya dari

suatu pilihan tindakan biasanya tidak nampak seluruhnya pada saat kita pertama

kali menjajaakukainya.

Biaya oportunitas (opportunity cost): adalahan apa saja yang harus dikorbankan

untuk memperoleh sesuatu yang lain.

3. Orang rasional berfikir secara bertahap.

Banyak keputusan dalam hidup memerlukan penyesuaian-penyesuaian

kecil secara bertahap dalam proses pelaksanaanya, dimana para ekonom

menyebutnya dengan istilah perubahan-perubahan marginal (marginal changes).

Dalam banyak situasi kita dapat membuat keputusan terbaik jika kita mau berfikir

secara bertahap.

Perubahan-perubahan marginal (marginal changes): Penyesuaian-penyesuaian

kecil secara bertahap dalam pelaksanaan suatu rencana.

4. Kita bereaksi terhadap Insentif.

Karena kita selalu membuat keputusan berdasarkan perbandingan segenap

biaya dan manfaatnya, maka perilaku kita pun akan berubah setiap perhitungan

biaya dan manfaat tersebut berubah. Itu artinya kita selalu bereaksi atau tanggap

terhadap insentif.

Pelajaran fundamental mengenai pembuatan keputusan di tingkat

individual adalah bahwa: kita senantiasa menghadapi fakta “trade-off” antara

berbagai pilihan alternative/pilihan tujuan; bahwa biaya suatu tindakan juga harus

mencakup biaya berupa hilangnya kesempatan melakukan

melakukan/memperoleh hal lain;bahwa pembuatan keputusan rasional senantiasa

membandingkan manfaat marginal dengan biaya marginal; dan bahwa perilaku

kita cenderung berubah sesuai dengan insentif yang ada.

11

Page 12: e Learning

5. Perdagangan dapat menguntungkan semua pihak.

Meskipun selalu bersaing semua unit/pelaku ekonomi sesungguhnya terus

menerus mengadakan pertukaran atau perdagangan. Jaring-jaring saling

ketergantungan dan perdagangan tentu saja juga berlangsung dalam setiap

masyarakat modern, bahkan dengan pola yang lebih kompleks.

Setiap keluarga atau unit ekonomi akan diuntungkan oleh perdagangan, melalui

perdagangan setiap pihak akan dapat melakukan spesialisasi.

6. Pasar secara umum adalah wahana yang baik untuk mengorganisasikan

kegiatan ekonomi.

Perekonomian Pasar (market economy): Suatu perekonomian yang

mengalokasikan sumber-sumber dayanya melalui proses keputusan tersentralisir

oleh sekian banyak perusahaan dan rumah tangga yang satu sama lain berinteraksi

di pasar-pasar barang dan jasa.

Pasar ternyata mampu menjadi ajang pergumulan aneka keputusan dan

kepentingan, sedemikian rupa sehingga dapat mengorganisasikan segenap

kegiatan ekonomi demi mempromosikan kesejahteraan ekonomi bagi berbagai

pihak yang terlibat.

Adam Smith (1776) dalam bukunya: The Wealth of Nations, merumuskan

bahwa semua rumah tangga dan perusahaan berinteraksi di pasar secara tertib,

seolah-olah dibimbing oleh suatu kekuatan atau “tangan tak tampak” (insivible

hand).

7. Pemerintah ada kalanya dapat memperbaiki hasil-hasil mekanisme pasar.

Ada 2 alasan pokok mengapa pemerintah dapat/perlu melakukan campur

tangan/intervensi terhadap pasar: yaitu demi mempromosikan efisiensi dan

mempromosikan keseimbangan. Artinya pemerintah sesekali dapat

mengintervensi pasar guna memperbesar ukuran kue ekonomi atau mengubah

pembagian kue tersebut.

Tangan tidak tampak biasanya mampu mengarahkan pasar-pasar untuk

mengalokasikan sumber daya secara efisien. Namun ada kalanya tangan tak

nampak tak berfungsi, sehingga timbullah kegagalan pasar.

12

Page 13: e Learning

Kegagalan Pasar (market failure): Suatu situasi dimana pasar

gagalmengalokasikan sumber daya secara efisien.

Penyebab kegagalan pasar diantaranya adalah: eksternalitas dan kuasa pasar.

Eksternalitas: dampak tindakan-tindakan suatu pihak terhadap pihak lain.

Kuasa pasar (Market power): kemampuan suatu pelaku (atau sekelompok pelaku)

ekonomi tunggal untuk mempengaruhi harga-harga yang berlaku di pasar.

Pelajaran fundamental tentang interaksi antar manusia adalah bahwa perdagangan

dapat memberikan keuntungan timbal-balik; bahwa pasar secara umum

merupakan wahana yang baik dalam mengkoordinasikan perdagangan/pertukaran

antar manusia; dan bahwa pemerintah berpotensi memperbaiki hasil-hasil yang

dibuahkan pasar, jika terjadi kegagalan pasar atau jika hasil yang dibuahkan pasar

kurang sesuai dengan rasa keadilan.

8. Standar hidup di suatu Negara tergantung pada kemampuannya memproduksi

barang dan jasa.

Yang dapat menjelaskan perbedaan standar hidup antar Negara dan antarwaktu

adalah produktifitas.

Produktifitas: Kuantitas barang dan jasa yang dihasilkan dalam suatu jam

kerja dari seorang pekerja.

9. Harga-harga meningkat jika pemerintah mencetak uang terlalu banyak.

Inflasi: Kenaikan tingkat harga secara keseluruhan dalam sebuah

perekonomian.

Penyebab inflasi adalah pertumbuhan kuantitas uang yang beredar di masyarakat.

Jika pemerintah mencetak uang atau mengedarkan uang terlalu banyak, maka nilai

uang tersebut akan merosot.

10. Masyarakat menhadapi trade-off jangka pendek antara inflasi dan

pengangguran.

Upaya meredam lonjakan inflasi seringkali mengakibatkan kenaikan

sementara tingkat pengangguran. Inflasi biasanya ditekan melalui pengurangan

kuantitas uang. Jika uang berkurang maka dana untuk investasi dan produksi pun

menyusut, dan itu berarti lapangan kerja baru akan berkurang sehingga

pengangguran pun bertambah.

Dilema atau trade-off antara inflasi dan pengangguran ini disebut sebagai

13

Page 14: e Learning

Kurva Philip (Philip curve): Trade-off jangka pendek antara inflasi dan

pengangguran.

Pelajaran fundamental perihal perekonomian secara keseluruhan adalah: bahwa

produktifitas merupakan tiang utama penopang standar hidup; bahwa

pertumbuhan ekonomi merupakan sumber utama inflasi; dan bahwa setiap

masyarakat harus menghadapi (trade-off) jangka pendek antara inflasi dan

pengangguran.

Input dan Output

Input adalah semua barang dan jasa yang digunakan olek sector ekonomi

(misalnya perusahaan) untuk menyelenggarakan proses produksi. Suatu

perekonomian harus bisa menggunakan teknologi yang dimiliki untuk

mengkombinasikan berbagai input untuk menghasilkan output. Sedangkan output

dalah semua barang dan jasa yang bermanfaat untuk konsumsi maupun untuk

investasi (untuk proses produksi berikunya). Misalnya, telur dadar. Dalm proses

ini, telur, mimyak, garam termasuk si koki dan sebagainy kita sebut dengan input.

Sedangkan outputnya adlah hidangan telur dadar yang siap dimakan.

Input/factor-faktor produksi/ sumber-sumber ekonomi

1. Sumber Daya Alam (minyak bumi, air, udara dan sebagainya)

2. Sumber Daya Manusia

3. Modal/capital (gedung, mesin, uang, dan sebagainya)

4. Kepengusahaan/entrepreunership

Teknologi tidak dianggap sebagai suatu sumber ekonomi tersendiri, meskipun

diperlukan dalam setiap proses produksi, tetapi teknologi dianggap sudah

terkandung di dalam summer-sumber ekonomi tersebut. Teknologi tercermin

dalam kecekatan para pengusaha, ketrampilan dan keahlian para karyawan,

efisiensi mesin dan sebagainya. Jadi teknologi banyak berkaitan dengan kualitas

sumber-sumber ekonomi. Kemajuan teknologi berarti peningkatan kualitas

sumber-sumber ekonomi yang tersedia.

Output (barang dan jasa)

14

Page 15: e Learning

Barang dapat dibedakan menjadi benda yang dapat diraba dan dilihat

secara isik ( misalnya:buku, sepeda, dan sebagainya) dan sesuatu yang tidak dapat

diraba serta tidak dapat dilihat (misalnya:oksigen, gas dan sebagainya). Barang

dapat dibedakan menjadi:

1). Barang ekonomi (barang yang memerlukan usaha untuk memperolehnya,

misalnya makanan)

2). Barang Cuma-Cuma yaitu barang yang dapat dinikmati tanpa melakukan

kegiatan memproduksi seperti udara, sinar matahari, air hujan dan sebagainya.

Dalam kondisi khusus barang Cuma-Cuma bisa berubah menjadi barang

ekonomi.

Barang ekonomi dibedakan menjadi:

1). Barang konsumsi, yaitu barang yang langsung bisa dikonsumsi (misalnya:

makanan, pakaian, dan sebagainya).

2). Barang setengah jadi (misalnya; kulit sapi, karet, gandum, dan sebagainya)

Jenis-jenis barang menurut kepentingan dalam kehidupan manusia, adalah:

1. Barang inferior (misalnya: ikan asin, ubi, barang bekas).

2. Barang essensial (misalnya: sembilan bahan kebutuhan pokok).

3. barang normal (misalnya: buku, TV)

4. Barang mewah )misalnya Mobil, emas).

Sedangkan cara penggunaan barang dibagi menjadi:

Barang pribadi (misalnya: makanan, pakaian, dan sebagainya)

Barang public (misalnya: mercusuar, Jembatan, dan sebagainya).

Jenis Barang

Sebelum pemerintah melakukan intervensi dengan menetapkan suatu kebi-

jakan terhadap berbagai barang, pemerintah harus dapat membedakan jenis

barang-barang beserta permasalahannya. Jenis barang tersebut, yaitu public good,

common good, club good, dan private good.

15

Page 16: e Learning

Common good adalah barang yang tersedia bagi masyarakat dalam jumlah tidak

terbatas, namun memiliki nilai bersaing. Permasalahan yang terjadi pada common

good dapat diselesaikan dengan adanya hak kepemilikan sehingga dapat diperjual

belikan secara individual.

Common good yang dimiliki oleh negara dan tidak bersifat natural monopoly

harus diprivatisasi. Jika biaya privatisasi tersebut menjadi masalah, maka se-

baiknya privatisasi tersebut dilakukan kepada masyarakat umum daripada secara

individual.

Club good merupakan barang yang tidak bersaing namun jumlahnya terbatas.

Club good sebagai barang yang tidak bersaing karena bukan merupakan kebu-

tuhan pokok dalam kehidupan masyarakat.

Yang termasuk dalam private good adalah benda yang memiliki nilai bersaing dan

jumlahnya terbatas. Private good merupakan bentuk yang paling efisien dalam

perekonomian, untuk itu pemerintah diharapkan tidak terlalu banyak mencampuri

ketentuan pasar pada jenis barang ini.

Eksternalitas yang dapat terjadi pada semua jenis barang (public, common, club,

dan private) dapat memberikan keuntungan maupun menimbulkan kerugian.

Munculnya ekternalitas disebabkan besarnya intervensi pemerintah. Untuk itu, pe-

merintah diharapkan dapat mengurangi intervensinya dalam struktur pasar. Tanpa

disadari, masalah public good dan ekternalitas dapat diselesaikan melalui

mekanisme pasar. Artinya pemerintah tidak perlu melakukan banyak intervensi

terhadap permasalahan tersebut.

Pasar bebas merupakan cara yang terbaik dalam mengatur perekonomian. Hampir

seluruh negara menggunakan sistem pasar bebas. Namun, pada saat pasar bebas

tidak memberikan hasil yang positif bagi masyarakat, pemerintah dapat mengam-

bil tindakan dan mengubahnya.

Kegagalan pasar terjadi pada saat pasar tidak memberikan efisiensi secara penuh,

baik pada efisiensi alokasi maupun efisiensi produktivitas serta efisiensi sosial.

Sistem pasar monopoli dapat menyebabkan kegagalan pasar. Pasar monopoli da-

pat membatasi output yang dihasilkan untuk menjaga agar harga produk tetap

tinggi. Seorang monopolis mungkin saja akan mengembangkan kekuatan sosial

dan politik lebih tinggi dari yang lain sehingga mengurangi efisiensi demokrasi

16

Page 17: e Learning

dan keadilan dalam bersaing. Selain itu, monopoli juga mengurangi pilihan kon-

sumen terhadap suatu produk.

Sistem kartel tidak jauh berbeda dari monopoli karena beberapa perusahaan

melakukan kerja sama dalam menjual produk-produk mereka. Hal yang demikian

dapat mengurangi persaingan. Kartel biasanya terjadi pada pasar oligopoli.

Privatisasi

Pada pasar persaingan monopolistik terdapat banyak penjual dan pembeli serta

berbagai jenis produk. Para pemain pun dapat bebas keluar dan masuk ke dalam

industri. Namun setiap perusahaan memiliki merk pada produknya masing-masing

sehingga perusahaan yang merk dagangnya sudah kuat akan dapat menguasai

pasar

Privatisasi merupakan suatu cara agar dapat meningkatkan persaingan dan menu-

runkan biaya, mengalokasikan sumber daya dengan lebih efisien, dan mencegah

terjadinya monopoli. Intervensi pemerintah diperlukan untuk memperbaiki atau

mengganti kerugian atas kegagalan pasar yang disebabkab oleh eksternalitas yang

negatif.

Berbagai jenis barang, yaitu public goods, merit goods, dan demerit goods, jika

beredar dalam jumlah yang tepat atau bahkan tidak beredar sama sekali akan

menyebabkan sistem pasar tidak efisien sehingga terjadi kegagalan pasar.

Informasi Konsumen

Kurangnya informasi yang dimiliki konsumen mengenai produk yang tersedia di

pasar, yang dimiliki produsen mengenai permintaan produk dan mengenai keber-

adaan pesaing, serta yang dimiliki pegawai mengenai peluang usaha dan lapangan

pekerjaan, merupakan kegagalan informasi yang dapat menyebabkan kegagalan

pasar. Faktor-faktor produksi, seperti tanah, tenaga kerja, dan modal, serta berba-

gai asset yang sudah tidak dapat digunakan, yang memiliki sifat tidak dapat berg-

erak, juga dapat menyebabkan terjadinya kegagalan pasar.

Untuk mencegah terjadinya kegagalan pasar pada sistem pasar bebas, dapat di-

lakukan dengan beberapa cara, antara lain: penetapan regulasi mengenai persain-

gan sehat oleh pemerintah, mengubah distribusi pendapatan dan kesejahtaraan

17

Page 18: e Learning

dalam perekonomian nasional, meningkatkan skala ekonomis sehingga dapat

menurunkan biaya, dan penetapan batas harga pasar tertinggi dan terendah yang

dilakukan oleh pemerintah.

Jasa

Jasa adalah intangible karena tidak berwujud, tidak dapat dilihat, dan tidak

dapat dicicipi.

Jasa merupakan layanan dari seseorang/instansi/organisasi yang akan memenuhi

kebutuhan masyarakat. Jasa yang berkaitan dengan program pemasarannya, maka

jasa mempunyai 4 karektiristik yang harus dipertimbangkan, yaitu:

1). Intangibility (tidak berwujud)

2). Inseparability (tidak dapat dipisahkan)

3). Variability (keragaman)

4). Perishability (tidak tahan lama).

BAB 2

ORGANISASI EKONOMI

18

Page 19: e Learning

Tujuan :

1. Mahasiswa dapat memahami segala masalah yang dihadapi masyarakat

dan rumah tangga.

2. Mahasiswa dapat membantu pemerintah dalam menunjang pertumbuhan

dan memperbaiki kualitas hidup

3. Untuk menganalisis pola perilaku masyarakat.

Pembahasan Materi:

1. Permasalahan Dasar Ekonomi

2. Mekanisme Harga

3. Pemecahan Masalah diluar Mekanisme Harga

4. Peluang Teknologi Dalam Masyarakat

Permasalahan Dasar Ekonomi

Masyarakat apapun, apakah itu merupakan Negara komunis sekalipun,

suku di pedalaman Kalimantan, maupun negar industri yang sudah majupun

19

Page 20: e Learning

pasti mengahadapi masalah ekonomi yang mendasar dan saling terkait. Ketiga

masalah tersebut adalah sebagai berikut :

1) What/apa.

Maksudnya adalah barang apa yang harus diproduksi dan dalam jumlah

berapa. Dengan kata lain, berapa banyak barang dan jasa yang harus dibuat

dalam perekonomian yang bersangkutan? Haruskah sekarang kita

memproduksi pizza ataukah kemeja atau kedua-duanya atau memproduksi

yang lainnya? Memproduksi kemeja berkualitas tinggi dalam jumlah

sedikit atau kemeja murah dalam jumlah banyak? Haruskah kita

memproduksi barang konsumsi dalam jumlah banyak atau hanya sedikit

barang konsumsi dan lebih banyak barang investasi untuk hari esok?.

2) How/bagaimana.

Bagaimana komoditi tersebut harus diproduksi? Bagaimana produksi ini

dilakukan ? Oleh siapa produksi ini akan dilakukan? Gabungan faktor-

faktor produksi yang bagaimana,serta teknik produksi yang bagaimana

produksi akan dilakukan? Siapakah yang harus bertani, dan siapa pula

yang harus mengajar? Apakah tenaga listrik akan diperoleh dari minyak

atau batu bara? Apakah proses produksi tersebut akan dilakukan dengan

cara padat karya atau padat modal? Dalam bentuk Kapitalis atau harus

dimiliki oleh Negara?

3) For Whom/untuk siapa

Siapakah yang akan menikmati dan akan memperoleh manfaat barang dan

jasa di seluruh negeri ini? Bagaimana produksi nasional akan didistribusikan

kepada setiap orang? Haruskah sedikit saja orang yang kaya dan apakah harus

banyak sekali yang miskin? Haruskah pendapatan yang tinggi diterima oleh para

manajer, para pekerja atau para tuan tanah? Apakah orang yang tamak yang

berhak mewarisi dunia ini? Apakah si pemalas boleh makan banyak ataukah harus

ditelantarkan?

Meskipun tiga masalah ini sangat mendasar dan umum terjadi pada semua corak

perekonomian, tetapi berbagai system perekonomian yang berlainan selalu

20

Page 21: e Learning

berusaha memecahkannya dengan cara yang berbeda. Misalnya dengan cara

kebiasaan dan tradisi, insting, komando dan sebaginya. Namun bagi masyarakat

yang sudah modern, masalah tersebut dipecahkan dengan mengandalkan pada

mekanisme harga.

MEKANISME HARGA

Mekanisme harga adalah proses yang berjalan atas dasar gaya kekuatan

tarik menarik antara konsumen dan produsen yang bertemu di pasar. Hasil neto

dari kekuatan tarik menarik tersebut menghasilkan terjadinya harga untuk setiap

barang (di pasar barang) dan untuk setiap factor produksi (di pasar faktor

produksi). Pada suatu waktu, harga suatu barang mungkin naik karena gaya tarik

konsumen menjadi lebih kuat (jika konsumen minta lebih bnyak barang tersebut).

Sebaliknya harga suatu barang turun apabila permintaan para konsumen melemah.

Gerak harga dari setiap barang dan jasa serta setiap factor produksi bisa

memecahkan ketiga masalah ekonomi pokok dari suatu masyarakat dengan cara

sebagai berikut:

1. Jika masyarakat menginginkan lebih banyak suatu barang, maka akan

tercermin pada adanya kenaikan permintaan konsumen untuk barang tersebut.

Akibatnya harga barang-barang tersebut naik, sehingga penjual barang

tersebut memperoleh keuntungan yang lebih besar. Akibat selanjutnya adalah

produsen tersebut cenderung utnuk memperbesar produksinya, bahkan muncul

produsen-produsen baru untuk barang tersebut (kegiatannya berpindah

berproduksi barang-barang lain, karena adanya keuntungan yang relative lebih

besar untuk barang yang naik harganya ini.Sehingga produksi total untuk

barang ini bertambah. Proses sebaliknya akan terjadi jika harga turun. Apabila

harga barang turun, maka keuntungan juga turun, produksi turun. Jadi gerak

harga-harga barang akan menentukan apa dan berapa setiap barang akan

tersedia/diproduksikan di dalam perekonomian masyarakat tersebut.

2. Barang dihasilkan dari proses pengkombinasian faktor-faktor produksi oleh

produsen. Bil harga suatu faktor produksi naik, maka produsen akan berusaha

mengadakan penghematan penggunaan factor tersebut dan menggunakan lebih

banyak factor produksi yang lain untuk proses produksinya.

21

Page 22: e Learning

Dalam ilmu ekonomi dianggap bahwa antara faktor-faktor produksi

selalu ada kemungkinan untuk substitusi. Kemungkinan ini terlihat pada

konsep yang sering digunakan dalam ilmu ekonomi yaitu isoquant. Kurva

Isoquant adalah kurva yang menunjukkan berbagai kemungkinan kombinasi

factor-faktor produksi untuk menghasilkan suatu tingkat output tertentu.

Contoh: Faktor produksi Kapital (K) dan Tenaga Kerja (L)

K

Ki A

Kurva Isoquant

K2 B

O LL1 L2

Gambar: 1

Pada gambar 1 diatas, apabila harga faktor produksi L naik, maka produsen akan

cenderung untuk menghemat penggunaan factor produksi L sehingga mereka akan

memperbanyak penggunaan factor produksi K. Disini produsen bergerak dari

posisi B ke posisi A. Sebaliknya jika harga K turun.

Jadi gerak harga faktor produksi menentukan kombinasi yang digunakan produsen

dalam proses produksinya (disini harga faktor produksi disebut dapat

memecahkan masalah How bagi masyarakat).

3) Barang-barang hasil produksi dijual oleh produsen kepada konsumen.

Kemudian konsumen membayar harga barang-barang tersebut dri

penghasilannya. Sedangkan penghasilan konsumen berasal dari penjualan

22

Page 23: e Learning

jasa-jasa dari faktor produksi miliknya termasuk tenaganya sendiri pada

produsen yang menggunakannya untuk proses produksi. Jdi harga factor

produksi sekaligus merupakan penghasilan pemilik factor produksi untuk

setiap unit factor produksi yang dijual/disewakan kepada produsen.

Penghasilan setiap orang tergantung pada berapa unit factor-faktor produksi yng

dia miliki disamping harga setiap unit factor produksi. Pola distribusi penghasilan

bersama-sama dengan harga barang-barang sangat menentukan pola distribusi

barang antar warga masyarakat. Jadi apabila suatu waktu pola kepemilikan factor-

faktor produksi antara warga masyarakat dianggap telah ad, maka gerak harga-

harga barang dan harga-harga factor produksi (misalnya dengan adanya

mekanisme harga) akan menentukan distribusi barang-barang yang dihasilkan

dalam masyarakat. Mekanisme harga bias memecahkan masalah For Whom.

MASALAH YANG TIDAK BISA DIPECAHKAN OLEH MEKANISME

HARGA ANTARA LAIN:

1). Distribusi pendapatan

Mekanisme harga tidak selalu menjamin dipecahkannya masalah for whom

secara adil. Tingkat pendapatan yang tercipta dalam mekanisme pasar

sepenuhnya didasarkan pada hal-hal yang berbau ekonomis, seperti nasib baik

dalam berusaha, kerja keras, dan harga factor produksi. Akibatnya distribusi

pendapatan yang muncul akan mengakibatkan persoalan ketidak adilan.

Berbagai macam barang kebutuhan senantiasa jatuh ke tangan orang yang

paling mampu membelinya, bukan jatuh ke tangan orang yang paling

membutuhkannya. Akibatnya kucing milik orang kay, bias saja memperoleh

gizi yang lebih baik dari pada kucing yang dimiliki orang miskin.Apakah hal

ini merupakan akibat dari kegagalan pasar? Jawabannya tidak. Dalam hal ini

justru pasar telah berfungsi dengan baik. Pasar telah berjalan dengan logika

internalnya yaitu meletakkan barang ke tangan orang yang punya uang.

Jika suatu Negara membelajankan uang lebih banyak untuk memproduksi

maknan hewan piaraan dari pada untuk membantu kalangan miskin untuk

meneruskan pendidikan, hal itu bukan salah pasar, melainkan salah distribusi

pendapatan. Jadi system pasar yang paling efisien sekalipun dapat

23

Page 24: e Learning

menimbulkan dampak negative, yaitu ketimpangan pendapatan yang berlanjut

pada ketimpangan kemakmuran. Misalnya saja ketimpangan pendapatan yang

diciptakan oleh sistem pasar yang terjadi pada tahun 1848-1849, bahwa ketika

itu pemerintah Ratu Victoria dari Inggris tidak berbuat apa-apa untuk

membantu jutaananak-anak, wnita dan pria Irlandia yang tengah kelaparan,

sementara itu sejumlah petani kaya yang merasa harga kentang kurang

memadai, dengan seenaknya saja membakar hasil panen kentang mereka,

demi menaikkan harga.

Seringkali distribusi pendapatan dalam system pasar dipengaruhi oleh

teknologi atau tingkat kelahiran. Misalnya saja, penemuan robot akan

menyebabkan harga tenaga kerja merosot sekali, sehingga mengikis

pendapatan pekerja, serta menggeser 95 % pendapatan nasional kepada

pemilik robot. Secara politis, ketimpangan pendapatan tidak bisa diterima atau

tidak isa sibiarkan, apalagi jika hal ini ditinjau dari segi etika. Suatu bangsa

tidak harus meneerima begitu saja hasil-hasil yang dibuahkan oleh system

pasar yang kompetitif. Setiap orang agaknya memang berhak mengkaji

distribusi pendapatan yang ada dan ia boleh saja menganggapnya tidak adil.

Apabila sebuah masyarakat demokratif tidak menyukai distribusi pendapatan

yang begitu timpang,yang diakibatkan oleh system pasar laissez faire, maka ia

harus mengambil langkah-langkah yang sekiranya diperlukan untuk

mengubah distribusi pendapatan tersebut.

2) Ketidaksempurnaan Pasar.

Apaila terdapat perbedaan yng mencolok dalam hal kekuatan ekonomi ntara

pihak-pihak yang bertransaksi di pasar, maka harga yang terbentuk tersebut

tidak mencerminkan prioritas masyarakat secara wajar, sehingga masalah what

dan how tidak bisa dipecahkan dengan baik.

Suatu penyimpangan utama dari persingan sempurna adalah persaingan

tidak sempurna atau elemen-elemen monopoli. Persaingan sempurna dalam

suatu pasar timbul karena terdapatnya jumlah perusahaan yang jumlahnya

banyak sekali sehingga tidak satupun perusahaan mampu mempengaruhi

harga barang. Dalam kenyatan sehari-hari, hal ini berarti bahwa hampir semua

pengusaha merupakan pesaing tidak sempurna, kecuali mungkin berjuta-juta

24

Page 25: e Learning

petani yang secara perorangan hanya menghasilkan jumlah yang sangat sedikit

dibandingkan secara keseluruhan dari hasil panen. Disini kekuasaan monopoli

cenderung akan menciptakan harga yang terlalu tinggi, jauh melebihi biaya

produksi, akibatnya turunnya tingkat pembelanjaan/permintaan konumen di

batas stndarnya yang efisien.

3) Barang-barang Kolektif.

Ada barang-barang yang hanya disediakan secara kolektif oleh

masyarakat( misalnya: keamanan, ketertibaan, hukum). Harga pasar bagi

barang-barang semacam ini tidak ada, atau kalaupun ada, maka tidak akan

mencerminkan kebutuhan masyarakat yang sebenarnya (masalah what untuk

barang-barang ini tidak bisa dipecahkan dengan baik).

Mencegah setiap perusahaan untuk tidak membuang limbah dengan

memberlakukan peraturan memang bisa dilaksanakan, namun jauh lebih sulit

bagi pemerintah untuk mendorong pihak swasta untuk memproduksi dan

membangun barang-barang publik, yaitu barang-barang yang dapat digunakan

masyarakat secara bersa-sama. Hal ini merupakn kegiatan ekonomi yang

penanganannya tidak dapat diserahkan begitu saja kepada pihak swasta, baik

yang dapat memberikan keuntungan besar, maupun yang dapat memberikan

keuntungan kecil kepada masyarakat. Misalnya penanganan pertahanan

nasional, kesehatan, dan sebagainya. Penanganan produksi barang-barang ini

oleh pabrik swasta tidak bias diharapkan akan muncul. Hal ini disebabkan

manfat barang-barang tersebut begitu tersebar luas, sehingga tidak ada

perusahaan atau konsumen secara individual terdorong untuk melakukannya.

4) Eksternalitas.

Eksternalitas dapat terjadi jika biaya yang seharusnya dari suatu aktivitas

perekonomian tidak sepenuhnya tercerminkan dalam biaya yang dibayar oleh

sector swasta. Eksternalitas juga terjadi jika manfaat dari suatu aktivitas tidak

sepenuhnya tertangkap dalam keuntungan sektor swasta. Yang terjadi

kemudian adalah underprovision atau overprovision dari barang dan jasa.

25

Page 26: e Learning

Underprovision biasanya terjadi pada sektor-sektor seperti kesehatan

masyarakat, pelayanan pendidikan sedangkan overprovision mencakup

kegiatan produksi yang menghasilkan polisi, erosi tanah dan lain sebagainya.

Dalam hal ini intervensi pemerintah diperlukan untuk mengatur mekanisme

pajak dan subsidi atau membuat dan menegakkan peraturan-peraturan yang

bersifat mengontrol sektor swasta.

Mekanisme pasar tidak bisa memperhitungkan pengaruh-pengaruh social

dan kegiatan ekonomi (misalnya pengaruh adanya suatu pabrik terhadap

lingkungannya. Eksternalitas atau dampak imbasan (spillover effect) tercipta

jika ada perusahaan atau pihak tertentu yang menimbulkan kerugian atau

keuntungan kepada pihak lain di luar konteks pasar. Misalnya ada sebuah

perusahaan X yang membuang limbah kimia beracun ke sebuah sungai yng

banyak dimanfaatkan oleh masyarakat untuk berenang dan memancing. Dalam

hal ini bahwa perusahaan X itu telah menggunakan air bersih yang berharga

dan langka tanpa membayar ganti rugi kepada masyarakat pemakai air yang

telah dirugikan. Sebaliknya apabila ada Perusahaan Y mengadakan vaksinasi

gratis kepada seluruh karyawannya untuk mencegah mereka terjangkit

penyakit menular. Apabila imunitas itu berhasil terciptakan, maka masyarakat

umum yang bukan anggota perusahaan itu ikut memetik manfaat berupa

berkurangnya kemungkinan penyakit tadi menyebar dan menulari mereka.

Dari contoh-contoh tersebut kita bias mengetahui bahwa ada transaksi

ekonomi tanpa pembayaran atau pemberian imbalan/ganti rugi.

Seiring dengan semakin padatnya penduduk, berarti akan terus

bertambahnya volume produksi energi, bahan kimia dan bahan lainnya,

sehingga akan berdampak imbasanpun meningkat. Jika semula dampak itu

kecil, maka lambat laun berkembang\menjadi ancaman yang serius bagi

masyarakat secara keseluruhan. Di sinilah pemerintah harus bertindak, yaitu

Pemerintah harus mulai ikut campur tangan dengan membuat peraturan pada

kegiatan ekonomi sebagai salah satu cara mengikis eksternalitas.

5) Pengelolaan Perekonomian Secara Mikro

Mekanisme pasar tidak bisa diandalkan untuk menstabilkan gejolak naik

turunnya kegiatan ekonomi secara total/nasional. Selain meningkatkan

26

Page 27: e Learning

efisiensi dan pemerataan dan keadilan, pemerintah berkewajiban

mennjalankan fungsi-fungsi makro ekonomi dan meningkatkan pertumbuhan

serta stabilitas ekonomi secara keseluruhan.

Dewasa ini berkat sumbangan intelektual yang sangat berharga dari John

Maynard Keynes dan para penerusnya, kita bisa mengetahui bagaimana cara

mengendalikan ekses terburuk yang ditimbulkan oleh siklus usaha. Sekarang ini

Pemerintah bisa mempengaruhi tingkat output dan tingkat inflasi melalui

pemanfaatan kebijakan fiscal dan kebijakan moneter secara cermat dan hati-hati.

Kekuasaan atau kebijakan fiscal adalah wewenang untuk mengenakan pajak dan

mengadakan pembelanjaan.

Kebijkan-kebijakan makro ekonomi untuk menciptakan stabilitas dan

pertumbuhan ekonomi meliputi, kebijakan fiscal, yaitu melalui pajak serta

pembelanjaannya dan kebijakan moneter untuk mempengaruhi suku bunga dan

kondisi-kondisi perkreditan.

Dalam kelima bidang ini mekanisme harga tidak bias diharpkan menyelesaikan

permasalahan ekonomi secara otomatis dan secara baik. Di sinilah perlunya

tindakan-tindakan yang harus dirumuskan dan dijalankan secara sadar oleh

masyarakat/Negara. Tindakan-tindakan semacam ini disebut dengan perencanaan

dalam arti luas. Di luar bidang ini mekanisme harga masih efektif. Dalam

kenyataan mekanisme harga dan perencanaa digunakan bersma-sama, karena

keduanya saling melengkapi. Tentunya dengan porsi yang berbeda-beda bagi

masing-masing Negara dan bagi waktu yang berbeda.

Peluang Teknologi Dalam Masyarakat

Kita selalu terpaku pada masalaha fundamenta yang menyangkut apa,

bagaimana dan untuk siapa, karena masyarakat ingin mengkonsumsi lebih banyak

dari kemampuan produksi suatu perekonomian. Hukum kelangkaan yang

menyatakan bahwa barang ekonomi selalu langka, Karena persediaan sumber

daya untuk menghasilkan berbagai macam barang dan jasa untuk konsumsi sangat

terbatas. Kenyataan seperti itu mebawa kita pada kenyataan bahwa jumlah barang

lebih sedikit dari yang dibutuhkan, sehingga suatu perekonomian harus

memnafaatkan sumber dayanya yang terbatas itu sebaik mungkin. Ia harus

27

Page 28: e Learning

memilih yang terbaik dari sekian banyak kemungkinan komposisi barang dan jasa

yang harus didatangkan (masalah apa/what), mencari teknik produksi yang paling

baik (masalah bagaimana/how), dan harus memutuskan siapa yang berhak

memperoleh barang dan jasa tersebut (masalah untuk siapa/for whom).

Batas Kemungkinan Produksi (Production Possibility Frontier/PPF)

PPF berarti bahwa untuk memproduksi lebih banyak suatu barang, maka

kita harus mengorbankan barang lainnya. PPF, memperlihatkan jumlah produksi

maksimum yang bisa dicapai oleh sebuah perkonomian, sesuai dengan tingkat

teknologi dan kuantitas input yang dimilikinya.

Kurva kemungkinan produksi turun miring dan dari kiri atas ke kanan bawah

(lerengnya negatif):

Dengan sumber daya yang terbatas (tertentu jumlahnya), petani tersebut hanya

dapat menambah produksi jagung hanya apabila mengalihkan sumber dayanya

(tanah misalnya) dari ditanami padi, kemudian ditanami jagung

PPF merupakan menu pilihan yang tersedia bagi masyarakat yang

bersangkutan.

Misalnya sebuah perekonomian yang menggunakan seluruh sumber dayanya

untuk memproduksi barang kebutuhan sipil/umum (misalnya beras) maksimum

yang dapat diproduksi per tahun. Jumlah maksimum beras tergantung pada

sumber daya kuantitatif dan kualitatif perekonomian tersebut, serta tergantung

pada efisiensi produktif yang digunakan.

Contoh:

Alternatif Kemungkinan Produksi

Kemungkinan Beras Senjata (ribu ton) (ribu buah) A 0 15

B 1 14

28

Page 29: e Learning

C 2 12

D 3 9

E 4 5

F 5 0

Tabel 1 :

Pada titik F, menunjukkan bahwa keadaan tersebut disebut ekstrim, karena

produksi semuanya berupa beras dan tidak ada produksi senjata sama sekali. Di

titik A, adalah suatu keadaan ekstrim yang lain yaitu ketika semua sumber daya

yang ada digunakan untuk memproduksi senjata, Di antara kedua ekstrim tersebut,

yaitu titik E, titik D, dan titik C serta titik B semakin banyak jumlah produksi

beras yang dikorbankan untuk menambah produksi senjata.

Untuk lebih jelasnya maka kita bisa lihat gambar Batas Kemungkinan

Produksi dibawah ini:

G

15 A B

12- C K

9- U D

6- E

3 -

! ! ! ! ! F B

0 1 2 3 4 5

Gambar 2: Kurva yang menghubungkan titik-titik kemungkinan produksi

Garis-garis batas seperti A, B, C, D, E dan F tersebut menggambarkan daftar

pilihan yang tersedia bagi masyarakat untuk menentukan jumlah senjata dan

beras tertentu pada jumlah sumber daya dan tingkat teknologi tertentu. Titik K

yang ada diluar batas berart tidak mungkin bisa dicapai, sedangkan setiap titik

29

Page 30: e Learning

di dalam garis batas, seperti U, artinya bahwa sumber daya yang ada tidak

dimanfaatkan secara penuh.dengan cara yang baik.

Efisiensi

Efisiensi adalah salah satu masalah pokok dalam ilmu ekonomi. Efisien diartikan

sebagai tidak adanya barang yang yang terbuang percuma atau penggunaan

sumber daya ekonomi seefektif mungkin untuk memenuhi kebutuhan dsn

keinginan masyarakat. Secara lebih spesifik. System perekonomian bisa dikatakan

efisien jika tidak satu pun barang tambahan yang bisa diproduksi tanpa

mengurangi produksi barang yang lain, yaitu selama perekonomian masih berada

pada garis batas kemungkinan produksi

BAB 3PERILAKU KONSUMEN

Tujuan:1. Mahasiswa dapat mngetahui bagaimana hubungan antara perilaku

manusia dengan teori Ekonomi Mikro

30

Page 31: e Learning

2. Mahasiswa dapat mngetahui konsep perilaku manusia dalam

kehidupan sehari-hari

3. Mahasiswa dapat mengetahui model-model analitik perilaku

manusia dalam ekonomi

Pembahasan Materi:

1. Pendekatan Marginal utility dan Pendekatan Ordinal Utility

2. Surplus Konsumen

3. Aplikasi Surplus Konsumen

Perilaku Konsumen

Setiap orang memiliki model perilaku konsumen, yaitu konsepsi mengenai

bagaimana perilaku tersebut terjadi dan dibentuk. Mula-mula kita harus tahu

adalah manfaat apa yang dicari oleh seorang konsumen dari pemakaian barang

tersebut. Pendekatan yang digunakan dalam menganalisis penentuan pilihan

31

Page 32: e Learning

konsumen, ada 3 pendekatan, yaitu : Pendekatan Utilitas (utility approach),

pendekatan kurva indifferens (indifference kurve), dan yang terbaru adalah

pendekatan atribut (attribute approach).

A) Pendekatan Marginal Utility

Pendekatan disini bertitik tolak pada anggapan bahwa kepuasan (utility)

setiap konsumen bias diukur dengan uang atau dengan satuan lainnya

(utility bersifat “cardinal”), misalnya : kita mengukur isi volume air,

sekilo beras, dan sebagainya.

B) Pendekatan Indifference Curve

Pendekatan ini tidak memerlukan adanya anggapan bahwa kepuasan

konsumen bisa diukur. Anggapan yang diperlukan disini adalah bahwa

tingkat kepuasan konsumen bisa dikatakan lebih tinggi tau lebih rendah

tanpa mengatakan berapa lebih tingginya atau berapa lebih rendahnya

(Karena utility bersifat “ordinal”).

Pendekatan yang dipakai dalam teori ordinal adalah indefference curve, yaitu

kurva yang menunjukkan kombinasi 2 (dua) macam barang konsumsi yang

memberikan tingkat kepuasan sama. Asumsi dari pendekatan ini adalah:

1. Konsumen rasional

2. Konsumen mempunyai pola preferensi terhadap barang yang disusun

berdasarkan urutan besar kecilnya daya guna

3. Konsumen mempunyai sejumlah uang tertentu

4. Konsumen selalu berusaha mencapai kepuasan maksimum

5. Konsumen konsisten, artinya bila barang A lebih dipilih daripada B karena

A lebih disukai daripada B, tidak berlaku sebaliknya

6. Berlaku hukum transitif, artinya bila A lebih disukai daripada B dan B

lebih disukai daripada C, maka A lebih disukai daripada C

C). Preferensi Nyata (Revealed Preference Hypothesis).

Kurva permintaan dapat disusun secara langsung berdasarkan perilaku konsumen

di pasar. Asumsi yang menjadi dasar berlakunya teori ini antara lain adalah:

1. Rasionalisasi, yaitu konsumen adalah rasional, juga mengandung pengertian

bahwa jumlah barang banyak lebih disukai daripada barang sedikit.

32

Page 33: e Learning

2. Konsisten artinya seperti biasanya apabila konsumen telah menentukan A

lebih disukai daripada B maka dia tidak sekali-kali mengatakan bahwa B

lebih disukai dari pada A.

3. Asas transitif, artinya bila konsumen menyatakan A lebih disukai dari pada

B dan B lebih disukai daripada C, maka ia akan menyatakan juga bahwa A

lebih disukai daripada C.

4. Konsumen akan menyisihkan sejumlah uang untuk pengeluarannya. Jumlah

ini merupakan anggaran yang dapat dipergunakannya. Kombinasi barang X

dan Y yang sesungguhnya dibeli di pasar merupakan preferensi atas

kombinasi barang tersebut. Kombinasi yang dibeli ini akan memberikan

dayaguna yang tertinggi

D) Pendekatan Atribut

Pendekatan ini menganggap bahwa yang diperhatikan oleh konsumen

bukan produk secara fisik , tetapi atribut yang terkandung di dalam produk

tersebut. Yang dimaksud dengan atribut suatu barang adalah semua jasa

yang dihasilkan dari penggunaan dan atau pemilikan barang tersebut.

Misalnya atribut dari sebuah mobil antara lain jasa pengangkutan, prestise,

privacy, keamanan, kenyamanan, dan sebagainya.Teori ini pertama kali

diperkenalkan oleh Kelvin Lancaster pada tahun 1966.

Ada beberapa keunggulan pendekatan atribut antara lain :

1. Kita akan terlepas dari diskusi mengenai bagaimana mengukur daya guna suatu

barang, yang merupakan asumsi dari pendekatan sebelumnya.

2. Pendekatan ini memandang suatu barang diminta konsumen bukan jumlahnya,

melainkan atribut yang melekat pada barang tersebut, sehingga lebih dapat

33

Page 34: e Learning

dijelaskan tentang pilihan konsumen terhadap produk.

3. Dapat digunakan untuk banyak barang, sehingga bersifat praktis dan lebih

mendekati kenyataan, serta operasionalisasinya lebih mudah.

Keseimbangan Konsumen

Sebagaimana diketahui bahwa setiap konsumen selalu mencoba mencapai

utilitas, kepuasan atau kebahagiaan maksimum dari barang konsumsi yang

dibelinya. Kita lebih baik tidak membeli suatu barang yang harganya dua kali lipat

harga barang lain, sampai barang tersebut memberikan marginal utilitas yang

besarnya dua kali lipat juga. Kesimpulannya adalah bahwa kita harus menata

konsumsi yang memberikan kepuasan kepada kita.

Pendekatan Marginal Utility

Perilaku konsumen bisa diterangkan dengan menggunakan pendekatan

Marginal Utility dengan anggapan:

1. Utility bisa diukur dengan uang

2. Berlakunya Hukum Goossen “The law of Diminishing Marginal Utility” yaitu

bahwa semakin banyak suatu barang dikonsumsikan, maka tambahan

kepuasan (marginal utility) yang diperoleh dari setiap satuan tambahan yang

dikonsumsikan akan menurun.

3. Konsumen selalu berusaha mencapai kepuasan yang maksimum yang dapat

dinyatakan secara matematis sebagai berikut:

1) MU x = MU y = …………… P x P y

2) Px . X = Py . Y = I

Keterangan:

MU x = Marginal Utility/tambahan kepuasan dari barang X

MU y = Marginal Utility/tmbahan kepusan dari barang Y

Px = harga barang X

Py = harga barang Y

34

Page 35: e Learning

X = jumlah barang X yang dibeli/dikonsumsi

Y = jumlh barang Y yang dibeli/dikonsumsi

I = Income/pendapatan

Pendekatan Indifference Curve

Perilaku konsumen dapat diterangkan dengan menggunakan pendekatan

indifference Curve dengan menganggap bahwa :

1) Konsumen mempunyai pola prefrensi terhadap barang-barang konsumsi yang

bisa dinyatakan dalam bentuk indifferens map atau kumpulan dari indifferens

curve.

2) Konsumen mempunyai sejumlah uang tertentu

3) Konsumen selalu;berusaha mencapai kepuasan maksimum

4) Marginal Rate of Substitution (MRS) akan menurun setelah melampaui

suatu tingkat utilitas tertentu. MRS adalah jumlah barang Y yang bisa

diganti oleh satu unit barang X, pada tingkat kepuasan yang sama.

Fungsi Preferensi

Fungsi preferensi adalah suatu sistem atau serangkaian kaidah dalam

menentukan pilihan. Setiap individu dianggap memiliki fungsi preferensi dengan

ciri-ciri sebagai berikut :

1. Untuk setiap 2 kelompok barang, A dan B misalnya konsumen bisa membuat

peringkat sebagai berikut; A lebih disukai disukai daripada B; B

lebih disukai daripada A, maka A indifference terhadap B.

2. Peringkat tersebut bersifat transitif, artinya jika A lebih disukai daripada

B,

dan B lebih disukai daripada C, maka A lebih disukai daripada C.

3. Konsumen selalu ingin mengkonsumsi jumlah barang yang lebih banyak,

karena konsumen tidak pernah terpuaskan.

Indifference curve adalah kurva yang menghubungkan titik-titik

konsumsi/pembelian barang-barang yang menghasilkan kepuasan yang sama.

35

Page 36: e Learning

Artinya konsumen tidak lebih suka (prefer) kepada suatu titik dibandingkan

dengan titik lain yang terletak pada kurve tersebut.

Ciri-ciri dari Indifference Curve adalah sebagai berikut:

1) Indifference curve mempunyai kemiringan yang negative/turun dari kiri atas

ke kanan bawah. Hal ini menunjukkan bahwa konsumen akan mengurangi

konsumsi barang yang satu apabil ia akan menambah jumlah barang lain

yang dikonsumsi.

2) Cembung ke arah titik Origin

Hal ini menunjukkan adanya perbedan proporsi jumlah yang harus ia

korbankan untuk mengubah kombinasi jumlah masing-masing barang yang

dikonsumsi.

3) Indifference curve yang terletak di sebelah kanan atas menunjukkan bahwa

tingkat kepuasannya lebih tinggi.

4) Antara kurve yang satu dengan kurve yang lainnya tidak saling berpotongan.

Hal ini menunjukkan bahwa tidak mungkin diperoleh kepuasan yang sama

pada suatu kurve indifferens yang berbeda.

Marginal Rate of Substitution (MRS) pada Kurva Indifference

Besarnya MRS sama dengan nilai negatif dari slope kurva indiffrens,

karena slope kurva indifferens kurve, maka MRS akan selalu positif.

MRS = - slope = - ΔY = -dY ΔX dX

Garis anggaran (budged line)

adalah garis yang menunjukkan jumlah barang yang dapat dibeli dengan sejumlah

pendapatan atau anggaran tertentu. Konsumen hanya mampu membeli sejumlah

barang yang terletak pada atau sebelah kiri garis anggaran. Titik-titik sebelah kiri

garis anggaran tersebut menunjukkan tingkat pengeluaran yang lebih rendah.

Contoh:

Qy

daerah

36

Page 37: e Learning

anggaran garis anggaran

Qy

Persamaan garis anggaran (I = pendapatan atau anggaran).

I = X. Px + Y.Py

Slope garis anggaran = - Px/Py

Garis anggaran mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

1. Berslope negatif

2. Berbentuk linier selama harga tidak berubah

3. Nilai dari garis anggaran semakin ke kanan semakin besar

4.Garis anggaran akan bergeser jika terjadi perubahan anggaran atau harga.

Kegunaan Kurva Indiferens

Kurva ini dapat digunakan setiap saat jika kita ingin mencoba untuk menganalisis

pilihan antara dua barang. Dengan memberi batasan bahwa suatu barang adalah

segala sesuatu, maka cara ini dapat diterapkan di dalam permasalahan pilihan

konsumen yang sangat luas.

SURPLUS KONSUMEN

Surplus konsumen adalah kelebihan atau perbedaan antara kepuasan total

atau total utility (yang dapat dinilai dengan uang) yang dinikmati oleh konumen

dari mengkonsumsikan sejumlah barang tertentu dengan pengorbanan totalnya

(yang dinilai dengan uang) untuk memperoleh atau mengkonsumsikan jumlah

barang tersebut. Surplus konsumen bisa juga diartikan dengan selisih (extra value)

antara nilai uang yang sebetulnya konsumen ingin bayarkn dan nilai uang yang

benar-benar dibayar oleh konsumen.

Surplus konsumen merupakan instrumen yang paling sering digunkan

dalam studi empiris untuk mengukur keejahteraan konsumen Dalam ekonomi

kesejahteran terapan, ukuran kesejahteraan konsumen secara umum bukanlah

dalam konteks kardinal digunakan secara sungguh-sungguh. Disini yang

37

Page 38: e Learning

dipergunakan adalah pengukuran uang yang merefleksikan kesediaan untuk

membayar dari sisi konsumen, dimana sekaligus berhubungan dengan fungsi

kegunaan.

Rp

D

Surplus Konsumen

Px B

O A X

Keterangan gambar:

Kurve permintaan, menurut pendekatan Marginal Utility, adalah kurva marginal

Utility yang dinilai yang dinilai dengan uang. Jadi area OABD adalah total utility

(dinilai dengan uang) yang diperoleh konsumen dari berkonsumsi barang X

sebanyak OA. Pengorbanan totalnya (dalam uang) adalah jumlah uang yang ia

bayarkan untuk memperoleh jumlah OA terrsebut, yaitu OA kali harga OP x ( =

area OP x BA). Surplus konsumen adalah selisih dari kedua area tersebut, yaitu

Px DB. Arti pentingnya : Surplus konsumen menunjukkan keuntungan netto

(dalam bentuk kepuasan) yang diperoleh konsumen karena pertukaran bebas dan

spesialisasi dalam produksi memungkinkan si konsumen untuk membayar barang-

barang dengan harga yang lebih rendah daripada nilai barang tersebut untuknya

(yaitu: Kepuasan yang diperoleh).

Jadi surplus konsumen menunjukkan perbndingan yang berupa gambaran

sebuah area yang dihitung dari: area dibawah kurva permintaan konsumen dan

diatas garis harga. Area tersebut menunjukkan ukuran kesejahteraan secara

38

Page 39: e Learning

signifikan, karena ukuran kesediaan untuk membayar merupakan perubahan

kesejahteraan konsumen.

Aplikasi Surplus Konsumen

Surplus konsumen menunjukkan keuntungan yang diperoleh konsumen

karena harga yang berlaku pada kondisi keseimbangan lebih rendah dari harga

yang mereka mau membayarkannya.

Konsep surplus konsumen sangat berguna dalam proses pengambilan keputusan

yang menyangkut barang public, seperti pelabuhan udara., jalan raya, taman-

taman. Misalnya : sedang dipertimbangkan pembuatan sebuah jalan raya bebas

hambatan yang tanpa pungutan (free tol). Karena semua menggunakannya, maka

jalan ini tidak mengasilkan pendapatan. Nilai yang diperoleh pengguna jalan itu,

mungkin berbentuk penghematan waktu, atau perjalanan yang lebih aman, yang

diukur diukur oleh surplus konsumen setiap konsumen setiap individu. Utilitas

bagi pemakainya hanya tercermin sebagai surplus konsumen individu. Untuk

menghindari kesulitan antar pribadi, asumsikan terdapata 10.000 pemakai jalan

yang identik dalam segala hal. Dari penelitian, kita asumsikan bahwa surplus

konsumen tiap individu adlah $ 350 lebih rendah dari $3,5 juta (10.000 kali

$350). Dalam hal ini pemerintah, sebaiknya membangun jalan tersebut jika biaya

total surplus konsumen (yaitu $ 3,5 juta) melebihi total biaya yang diperlukan.

Disamping membantu menjelaskan kepada masyarakat mengenai kapan

baiknya membangun jalan atau jembatan, konsep surplus konsumen juga

mengungkapkan mengapa umumnya orang curiga akan penyamaan harga dengan

nilai. Kita telah melihat bahwa udara dan air memiliki nilai ekonomis (hasil kali

harga dengan kuantitas) yang kecil, meskipun total nilai ekonomisnya jauh

melampaui intan ataupun mantel dari wool. Surplus konsumen dari air dan udara

besar sekali, sedangkan nilai intan dan mantel wool hanya sedikit di atas harga

belinya. Sarnkan kepadanya agar tafakur sejenak. Jika ia dengan ketrampilan dan

energinya dialihkan secara utuh ke sebuah pulau primitive. Berapa banyak barang

yang dapat dibeli dengan pendapatannya itu? Tanpa mesin-mesin. Tanpa sumber

daya yang melimpah. Tanpa tenaga kerja lainnya dan terutama tanpa warisan

pengetahuan teknologi dari generasi sebelumnya, berapa banyak yang dapat ia

39

Page 40: e Learning

hasilkan? Jelas bahwa kita ini menikmati kemasylahatan suatu dunia ekonomi

yang bukan ciptaan kita.

Kenyataan bahwa harga pasar ditentukan oleh utilitas marginal dan bukan

oleh utilitas ditunjukkan oleh konsep surplus konsumen. Untuk setiap butir telur

atau tiap kaleng susu yang kita beli di pasar, kita membayar harga yang sama

dengan utilitas marginal dari unit terdahulu adalah lebih besar disbanding unit

terakhir sejalan dengan hukum utilitas marginal yang semakin berkurang.

Pada dasarnya, kita memperoleh surplus konsumen. Karena kita membayar

sejumlah uang yang sama untuk setiap unit barang yang kita beli, sejak unit

pertama sampai unit terakhir. Kita membayar untuk tiap unit berdasarkan nilai

unit yang terakhir. Hanya saja sejalan dengan hokum utilitas marginal yang

semakin berkurang, unit terdahulu nilainya lebih tinggi dari unit yang kemudian.

Karena itu kita menikmati surplus dari tiap-tiap unit terdahulu. Karena konsumen

membayar unit terakhir untuk semua unit yang dikonsumsi, merka memperoleh

kelebihan/ surplus utilitas dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan. Surplus

konsumen mengukur tembahan utilitas yang diterima pada konsumen atas jumlah

yang dibayarkan untuk komoditi tersebut.

Surplus Produsen

Surplus produsen adalah ukuran keuntungan yang diperoleh produsen

karena harga harga yang terbentuk di pasar melebihi harga yang mau mereka

tawarkan pada tingkat penjualan tertentu. Atau surplus produsen adlah selisih

(extra value) antara nilai uang yang benr-benar diterima oleh produsen untuk

penjualannya sejumlah barang tertentu. Surplus produsen dapat ditinjau dari

kondisi dimana jumlah yang ditawarkan masih sedikit, sehingga mereka bersedia

menawarkan sejumlah barang dengan harga yamg lebih rendah dari pada harga

keseimbangan pasar.

Rp

S

40

Page 41: e Learning

P------------------------ Eq

|

A | D

|

X

Pada gambar diatas, surplus produsen ditunjukkan oleh daerh yang diarsir yaitu

daerah di sebelah kiri atas kurva penawaran, dan dibawah harga keeimbangan

(Eq=Equlibrium). Jadi surplus produsen ini merupakan hubungan antara produsen

dengan kurva permintaan.

BAB 4

PERMINTAAN DAN PENAWARAN

Tujuan :

41

Page 42: e Learning

1. Mahasiswa dapat mengetahui bagaimana hubungan antara perilaku manusia dengan tingkat permintaan dan penawaran terhadap barang dan jasa.

2. Mahasiswa dapat mengetahui seberapa jauh pengaruh pajak dan subsidi terhadap tingkat permintaan dan penawaran.

Pembahasan Materi:

1. Hukum Permintaan

2. Pergeseran Kurva Permintaan

3. Kasus Perkecualian dalam Hukum Permintaan

4. Hukum Penawaran

5. Aplikasai Konsep Permintaan dan Penawaran

6. Bekerjanya Mekanisme Penawaran dan Permintaan

7. Elastisitas

PERMINTAAN

Permintaan dan penawaran suatu barang dan jasa berkaitan dengan

interaksi antara pembeli dan penjual di pasar yang akan menentukan tingkat harga

suatu barang dan jasa yang berlaku di pasar serta jumlah barang dan jasa tersebut

42

Page 43: e Learning

yang akan diperjual belikan di pasar. Interaksi tersebut dapat diterangkan dengan

memahami teori permintaan dan teori penawaran.

Teori permintaan menerangkan sifat dari permintaan seorang pembeli pada

suatu komoditas (barang dan jasa), hubungan antar jumlah yang diminta dan

harga, serta pembentukan kurva permintaan. Suatu komoditas dihasilkan oleh

perusahaan karena dibutuhkan oleh konsumen dank arena konsumen bersedia

membelinya. Konsumen mau membelinya karena komoditas tersebut dibutuhkan

dan harganya sesuai dengan keinginan mereka, serta komoditas tersebut berguna

baginya. Komoditas yang dikonsumsi mempunyai sifat yang khas yaitu semakin

banyak komoditas yang dikonsumsi, maka kegunaan komoditas tersebut akan

semakin berkurang.

Hukum permintaan :mengatakan bahwa “jika harga suatu barang naik.

Maka ceteris paribus jumlah barang yang diminta konsumen terhadap barang-

barang turun”. Dan sebaliknya jika harga barang tersebut turun. Ceteris paribus

artinya : bahwa semua factor-faktor lain yang mempengaruhi jumlah yang diminta

dianggap tidak berubah. Hipotesis tersebut didasarkanpada asumsi :

1. Bila harga komoditas turun, maka orang akan mengurangi pembelian atas

komoditaas lain dan menambah pembelian pada komoditas yang mengalami

penurunan harga tersebut. Harga yang lebih rendah memungkinkan pembeli

lain yang sebelumnya tidak mampu membeli komoditas tersebut untuk mulai

membelinya.

2. Apabila harga suatu komoditas naik, para pembeli mencari komoditas lain

yang dapat digunalan sebagai pengganti atas komoditas yang ,mengalami

kenaikan harga.

Asumsi yang dipakai Teori Ekonomi Mikro 

Asumsi Umum, asumsi yang seringk digunakan oleh teori ekonomi mikro

maupun teori ekonomi lainnya

Asumsi khusus, asumsi yang banyak dipakai oleh ekonomi mikro tetapi tidak

selalu dipakai oleh  teori-teori ekonomi yang lain.

Asumsi Khusus Model Ekonomi, asumsi yang dibuat berdasarkan model yang

ditentukan

43

Page 44: e Learning

  

ASUMSI UMUM  Rasionalitas (Utility Maxsimum, Profit Maxsimum, Cost Minimum)

Ceteris Paribus (hal-hal lain dianggap tetap atau konstan)

Penyederhanaan (menggunakan grafik)

 

ASUMSI KHUSUS  

Equilibrium Parsial

Tidak adanya hambatan atas proses penyesuaian

  

CONTOH ASUMSI:  

Ada banyak pembeli dan penjual di pasar dan semuanya adalah pengambil

harga (price takers). Seluruh barang adalah homogen, Setiap produsen bebas

untuk keluar/masuk ke pasar, Pembeli dan penjual mempunyai informasi yang

lengkap (sempurna) tentang pasar .

Pembeli dan penjual berusaha untuk memaksimumkan kepuasan keuntungannya

dari setiap transaksi yang terjadi.  

Hubungan antara harga satuan komoditas yang mau dibayar pembeli

dengan jumlah komoditas yang diminta pada berbagai tingkat harga dapat disusun

dalam suatu tabel yang dikenal dengan :Daftar Permintaan. Data yang diperoleh

dari daftar permintaan dapat digunakan untuk memnggambarkan sifat hubungan

antara harga suatu komodita dengan jumlah komoditas yang diminta dalam suatu

kurva permintaan.

Contoh:

Daftar permintaan dan kurva permintaan Sepatu Bata. Tingkat harga dan jumlah

sepatu bata yang diminta pada setiap tingkat harga, adalah sebagai berikut:

Harga per satuan

(ribu rupiah)

Jumlah yang diminta

(unit/pasang)

9.900 30

44

Page 45: e Learning

19.900

24.900

34.900

49.900

20

10

5

2

Atas dasar daftar permintaan, maka dapat dibuat suatu kurva permintaan sebagai

berikut:

Harga 49.900-----------

9.900--------------------------------------- D

0 2 30 Q

Kurva permintaan adalah : kurva yang menunjukkan alternative jumlah barang

yang ingin dibeli pada berbagai tingkat harga dengan menganggap bahwa segala

sesuatu yang lain dianggap konstan. Sifat hubungan antara harga dan jumlah

komoditas yang diminta adalah berlawanan arah (negatif), sehingga kurva

permintaan suatu komoditas bersudut negatif terhadap sumbu horisontal.

Kurva permintaan menunjukkan: kurva yang menghubungkan titik-titik jumlah

barang yang diminta oleh seluruh konsumen yang ada di pasar tersebut pada

berbagai tingkat harga.

Menurut ilmu ekonomi tradisional ada beberapa factor yang dapat

mempengaruhi permintaan suatu barang, yaitu :

1. Harga barang itu sendiri

2. Penghasilan konsumen

45

Page 46: e Learning

3. Harga barang lain yang berhubungan dengan barang tersebut

4. Selera konsumen

Atau ada pendapat lain yang mengatakan bahwa permintaan seseorang atau

masyarakat terhadap suatu komoditas ditentukan oleh banyak factor, yaitu:

1. Harga komoditas itu sendiri.

2. Harga komoditas lain yang berkaitan erat dengan komoditas tersebut.

3. Pendapatan rumah tangga dan pendapatan rata-rata masyarakat.

4. Corak distribusi pendapatan dalam masyarakat

5. Selera/citarasa masyarakat

6. Jumlah penduduk.

7. Ramalan mengenai keadaan di masa yang akan datang.

Kurva permintaan suatu barang dibuat berdasarkan atas berbagai

kemungkinan harga barang itu, sedangkan factor lain yang dapat mempengaruhi

permintaan terhadp barang tersebut dianggap konstan (ceteris paribus).

Misalnya : fungsi permintaan individual akan komodity X adalah:

Q dx = 8 – Px, ceteris paribus

Dengan mensubtitusikan berbagai harga X ke dalam fungsi permintaan ini, kita

akan memperoleh kurva permintaan individu sebagai berikut :

Dengan meletakkan setiap pasangan nilai pada suatu titik pada gambar dan

menghubungkan titik-titiknya, maka akan diperoleh kurva Demand/permintaan

individu terhadap komoditi X.

Px

46

Page 47: e Learning

($) 8

D

0 8 Qdx

Kurva Permintaan

Apa yang menentukan permintaan pasar jagung, mobil? Sampai saat ini kita tidak

memperhatikan pengaruh lain kecuali harga komoditi itu sendiri. Sebelumnya

masih ada beberapa factor lain yang sangat penting yaitu pendapatan rata=rata,

jumlah populasi, harga dan tersedianya barang serupa, selera individu dan

beberapa pengaruh khusus.

Pendapatan rata-rata konsumen adalah factor penentu utama permintaan.

Jika pendapatan masyarakat meningkat, maka orang cenderung lebih banyak,

hamper segala hal, termasuk buah apel, mobil, dan lain-lain.

Ukuran pasar yang antara lain diukur melalui populasi, jelas

mempengaruhi kurva permintaan pasar. Penduduk California sebesar 30 juta akan

membeli apel dan mobil 30 kali lebih besar dari penduduk Kabupaten Jember

yang hanya berjumlah 2 juta penduduk.

Harga dan tersedianya barang yang mirip (serupa) juga memperngaruhi

permintaan suatu komoditi. Hubungan yang sangat penting terjadi antara barang

subtitusi yaitu barang yang mempunyai fungsi yang sama, misalnya pena da

pensil, minyak dan gas alam. Permintaan barang A cenderung rendah jika harga

barang substitusinya rendah.

Di samping unsure-unsur objektif tersebut, kita harus mencakupkan pula hal-hal

lain yang sifatnya subjektif yang disebut: selera atau pilihan (preferensi). Selera

menunjukkan pengaruh sosial dan sejarah. Selera juga termasuk kebutuhan

terkondisi (misalnya: rokok, mobil balap idaman). Selera dapat mengandung

47

Page 48: e Learning

unsur tradisi atau agama (misalnya: makan daging babi sangat popular di Cina,

tetapi haram bagi islam).

Akhirnya, barang tertentu umumnya memiliki factor khusus dengan latar

belakang permintaanya. Turunnya hujan mendukung permintaan akan

pating(ikan). Selain itu, harapan tentang kondisi ekonomi di masa mendatang,

terutama harga, dapat menimbulkan dampak yang penting pada permintaan.

Permintaan Industri dan Perusahaan

Fungsi permintaan bisa ditentukan baik untuk industri secara

keseluruhan maupun untuk perusahaan secara individual.Fungsi permintaan

perusahaan lebih menekankan pada variabel independen yang menunjukkan

perilaku para pesaing. Misalnya fungsi permintaan dari suatu perusahaan biaanya

akan memasukkan harga dan biaya iklan dari perusahaan saingannya. Permintaan

terhadap produk suatu perusahaan berhubungan negatif dengan harganya sendiri,

tetapi berhubungan positif dengan harga yang ditetapkan oleh perusahaan

saingannya.

Permintaan terhadap produk akan meningkat dengan adanya tambahan

biaya iklan yang dikeluarkan perusahaan tersebut, tetapi bisa naik atau turun jika

ada tambahan/pengurangan iklan dari perusahaan lainnya. Parameter untuk

variabel-variabel tertentu akan berbeda pada kedua macam fungsi tersebut.

Jumlah penduduk akan mempengaruhi permintaan terhadap barang X, tetapi nilai

parameter dalam fungsi permintaan barang X akan lebih kecil daripada fungsi

permintaan industri tersebut.

Apabila barang X tersebut menguasai pangsa pasar 100 persen

(monopolis), maka parameter-parameter untuk perusahaan dan industri tersebut

akan identik.Oleh karena fungsi permintaan perusahaan dan industri berbeda,

maka analisisjuga harus berbeda untuk kedua macam permintaan tersebut.

Gerakan Sepanjang Kurva dan Pergeseran Kurva

Perlu dibedakan antara perubahan permintaan dan perubahan jumlah

yang diminta. Perubahan permintaan akan menyebabkan pergeseran kurva

permintaan, sedangkan perubahan jumlah yang diminta berarti perpindahan ke

48

Page 49: e Learning

titik yang berbeda pada kurva permintaan yang sama, setelah harga berubah. Hal

yang sama berlaku juga pada penawaran serta beberapa hubungan ekonomi

lainnya.

Pergeseran sepanjang kurva permintaan, terjadi bila harga komoditaas

yang diminta berubah (naik atau turun). Penurunan harga komoditas akan

menaikkan jumlah barang yang diminta, dan begitu sebaliknya. Perubahan

permintaan terjadi jika salah satu unsur penentu kurva permintaan bergeser.

Misalnya: jika pendapatan meningkat, maka pembelian pizza oleh konsumen

meningkat pada setiap harga. Meningkatnya pendapatan akan meningkatkan

permintaan, dan kurva permintaan pizza akan bergeser ke luar. Sebaliknya jika

harga pizza yang dihadapi konsumen menurun dan hal lain adalah konstan,

konsumen cenderung mempbeli pizza lebih banyak. Namun, meningkatnya

pembelian pizza bukan disebabkan oleh meningkatnya permintaan, tetapi karena

kurva permintaan harga. Perubahan ini menunjukkan pergerakkan sepanjang

kurva permintaan, bukan pergeseran kurva permintaan. Perbedaan serupa berlaku

juga pada pergeseran penawaran.

Kasus Perkecualian

Ada tiga kasus dimana kurva permintaan yang menurun tidak berlaku:

1). Kasus Giffen

Kasus ini terjadi bila efek pendapatan yang negative bagi barang-barang

“inferior” begitu besarnya sehingga efek substitusi (substitution effect) yang

selalu positif tidak bisa menutup pendapatan efek (income effect) yang negative

tersebut. Akibatnya penurunan harga barang X justru menurunkan jumlah barang

X yang diminta konsumen. Barang “Giffen” adalah barang inferior, tetapi tidak

semua barang “inferior” adalah “giffen”.

2). Kasus Spekulasi

yaitu apbila konsumen berharap bahwa harga barang untuk besok pagi naik

lagi, sehingga jika hari ini ada kenaikan harga barang tersebut, maka akan diikuti

49

Page 50: e Learning

oleh kenaikan permintaan terhadap barang tersebut hari itu juga. Akibatnya kurva

permintaannya naik.

3). Kasus Barang-barang Prestise

Untuk beberapa barang tertentu, misalnya permata bekas milik orang ternama

akan dijual, maka kenaikan harga barang tersebut akan semakin diikuti oleh

kenaikan permintaan. Semakin tinggi harga barang tersebut, maka semakin tinggi

kepuasan konsumen yang diperoleh dari naiknya unsure prestise (jadi kenaikan

permintaan sejalan dengan kenaikan harga barang tersebut). Dan semakin tinggi

pula kesediaan konsumen untuk membayar harga yang lebih tinggi. Akibatnya

kurva permintaan juga naik.

Permintaan Individu dan Permintaan Pasar

Permintaan suatu komoditas dibedakan atas permintaan individu dan

permintaan semua orang di pasar. Permintaan pasar diperoleh dari penjumlahan

permintaan berbagai individu terhadap komoditas pada setiap tingkat harga.

Permintaan agregatif terhadap suatu komoditi menunjukkan alternative jumlah

suatu komoditi yang diminta per periode waktu, pada berbagai harga laternatif,

oleh semua individu di pasar. Jadi permintaan pasar suatu komoditi tergantung

pada semua factor yang menentukan permintaan individu individual dan jumlah

pembeli komoditi tersebut di pasar. Secara geometris, kurva permintaan pasar

terhadap suatu komoditi diperoleh dengan penjumlahan mendatar semua liku

permintaan individual terhadap komoditi tersebut.

Misalnya: Ada dua individu yang identik (1 & 2) di pasar, masing-masing dengan

permintaan barang X sebesar Qdx = 8 – Px, sehingga permintan pasar = QDx

diperoleh dengan cara sebagai berikut:

Tabel:

Px ($) Qd1 Qd2 QDx

8 0 0 0

50

Page 51: e Learning

4

0

4

8

4

8

8

16

Px ($)

8 8

4 -------- -----│-------d1 4 -------- --│----------d2

│ │

0

4 8 Qd1 0 4 8 Qd2

P x ($)

51

Page 52: e Learning

8

4 Dx = d1 + d2

0 4 8 12 16 Qdx

Pengaruh Faktor Bukan Harga Terhadap Permintaan

Hukum Permintaan hanya menekankan perhatian pada pengaruh harga

komoditas yang diminta. Padahal, permintaan suatu komoditaas juga ditentukan

oleh berbagai faktor lain. Faktor-faktor tersebut antara lain:

1. Komoditas lainnya, dapat dibedakan 2, yaitu :

a. Komoditas pengganti, komoditas yang dapat menggantikan fungsi dari

komoditas lain sehingga harga komoditas pengganti dapat mempengaruhi

permintaan komoditaas yang dapat digantikan tersebut.

Misalnya: Teh dan Susu

b. Komoditas pelengkap, yaitu suatu komoditas yang selalu digunakan bersama-

sama dengan komoditas lainnya.

Misalnya: Kopi dilengkapi dengan gula.

c. Komoditas netral, yaitu komoditas yang tidak mempunyai hubungan sama

sekali dengan komoditas lainnya, sehingga perubahan permintaan terhadap

salah satu komoditas tidak akan mempengaruhi permintaan komoditas

lainnya. Dalam kaitannya dengan barang konsumsi, maka barang netral adalah

barang konsumsi yang jumlah pemakaiannya tidak berubah walaupun

pendapatan konsumen mengalami perubahan.

Misalnya: Pemakaian garam untuk bumbu masak.

2. Pendapatan para pembeli, meliputi:

52

Page 53: e Learning

a. Barang inferior (inferior Goods), yaitu barang yang permintaannya justru

berkurang jika pendapatan seseorang naik.

Misalnya; jika seseorang biasanya makan gaplek, apabila pendapatan mereka

naik, maka mereka akan merubah kebiasaannya tersebut menjadi makan nasi.

b. Barang essensial, yaitu barang yang sangat penting, artinya jika dalam

kehidupan masyarakat sehari-hari.

Misalnya: Kebutuhan pokok sehari-hari: beras, air minum,dan sebagainya.

c. Barang normal, yaiu barang yng mengalami kenaikan permintaan seiring

dengan naiknya pendapatan seseorang, dan sebaliknya.

Misalnya; pakaian, televise, dan sebagainya.

d. Barang mewah, yaitu jenis barang yang dibeli orang apabila pedapatannya

mereka sudah relative tinggi.

Contoh: Mobil mewah, permata, dan sebagainya.

3. Distribusi Pendapatan, perubahan distribusi pendapatan dapat mempengaruhi

corak permintaan terhadap berbagai jenis komoditas. Jika konsentrasi

pendapatan berada di kalangan kelas atas, maka permintaan terhadap komoditi

barang mewah dan barang sekunder akan meningkat.

4. Jumlah penduduk, pertambahan penduduk biasanya diikuti dengan

perkembangan terhadap permintaan suatu komoditas karena dalam kondisi

seperti itu akan lebih banyak orang yang membutuhkan komoditas tersebut.

Misalnya: perumahan,beras,dan sebagainya.

5. Cita rasa masyarakat, apabila selera masyarakat terhadap suatu komoditas

meningkat, maka permintaan terhadap komoditas tersebut akan meningkat

juga, dan sebaliknya:

6. Ramalan mengenai masa yang akan dating, jika prospek suatu komoditaas di

masa yang akan dating baik, maka permintaan terhadap komoditas

tersebutakan naik, dan sebaliknya.

PENAWARAN

Penawaran seorang produsen terhadap suatu komoditi adalah jumlah suatu

komoditi yang ingin dijual oleh seorang produsen dalam satu waktu tertentu

53

Page 54: e Learning

merupakan fungsi atau tergantung pada harga komoditi tersebut. Secara matematis

dapat ditulis sebagai berikut :

Q sx = f (Px), ceteris paribus.

Fungsi penawaran tersebut dibaca: jumlah komoditas yang ditawarkan merupakan

fungsi dari harga barang tersebut, sedangkan harga komoditas lain, tingkat

teknologi, dan lain-lain dianggap tetap tidak berubah.

Penawaran komoditas pada beragai tingkat harga ditentukan oleh banyak

faktor, yaitu: Harga komoditas itu sendiri.

Hukum Penawaran

Apabila harga naik, maka jumlah barang/jasa yang ditawarkan meningkat/

bertambah. Jika harga barang/jasa turun, maka jumlah barang/jasa yang

ditawarkan berkurang/turun.

Hukum penawaran berbanding lurus dengan harga barang. Hukum ini juga tidak

berlaku mutlak (cateris paribus). Dengan demikian terjadi perbedaan antara

hukum penawaran dengan hokum permintaan

Faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah yang ditawarkan

Seperti permintaan, penawaran juga dipengaruhi oleh faktor lain, yaitu:

a. Biaya produksi (input)

Tinggi/rendahnya biaya produksi akan mempengaruhi harga jual yang pada

akhirnya akan mempengaruhi jumlah yang ditawarkan.

b. Teknologi

Maju/mundurnya atau canggih tidaknya teknologi akan mempengaruhi jumlah pe-

nawaran. Makin canggih teknologi, produktifitas semakin besar, harga menjadi

murah, jumlah yang ditawarkan meningkat dan sebaliknya.

c. Harapan keuntungan

Tingkat keuntungan produsen, besar kecilnya laba akan menentukan harga jual.

Keuntungan yang besar akan diperoleh jika harga barang murah, sehingga jumlah

penawaran meningkat, yang pada akhirnya akan meningkatkan keuntungan.

54

Page 55: e Learning

d. Kebutuhan akan uang tunai

Mendesak atau tidaknya kebutuhan uang tunai bagi perusahaan akan berpengaruh

kepada harga jual yang akhirnya berpengaruh pada jumlah penawaran barang/jasa.

e. Harapan harga masa yang akan datang

Bagi produsen yang mampu menahan barang untuk dijual pada saat harga diang-

gap lebih menguntungkan, produsen akan menahan barang, sehingga mempen-

garuhi jumlah penawaran.

Kurva Penawaran

Kurva penawaran disini mempunyai kemiringan yang bergerak dari kiri

bawah ke kanan atas. Hal ini karena hubungan antara komoditas dan jumlah yang

ditawarkan berhubungan positi, yaitu kenaikan harga komodita diikuti dengan

kenaikan jumlah yang ditawarkan, dan sebaliknya.

Teori penawaran menerangkan sifat para penjual dalam menawarkan

komoditas yang akan dijualnya. Interaksi antara penjual dan pembeli akan

menentukan harga keseimbangan atau harga pasar serta jumlah komoditas yang

akan diperjualbelikan.

Pergeseran Kurva Penawaran

Kurva penawaran akan mengalami pergeseran, tergantung pada faktor yang

mempengaruhinya. Jika harga barang naik, maka jumlah penawaran akan bertam-

bah, sehingga kurva bergeser ke kanan.

Jika harga barang turun, maka jumlah penawaran akan berkurang, kurva bergeser

ke kiri.

Contoh : Pada saat harga Rp.30,00 jumlah unit yang ditawarkan sejumlah

40 unit. Pada saat harga naik menjadi Rp.40,00 jumlah barang yang ditawarkan

meningkat menjadi 60 unit, kurve bergeser ke kanan. Pada saat harga turun

menjadi Rp.20,00 maka jumlah yang ditawarkan berkurang menjadi 25 unit,

kurva penawaran bergeser ke kiri.

55

Page 56: e Learning

Dalam pengujian berbagai kekuatan yang menentukan penawaran, hal yang

paling mendasar untuk memahami perilaku penawaran bisnis adalah bahwa

produsen menawarkan komoditi untuk memperoleh keuntungan, bukan untuk

mencari kesenangan atau amal. Misalnya petani, akan menawarkan jagung lebih

banyak pada harga yang lebih tinggi, karena akan memberikan keuntungan lebih

besar. Sebaliknya, ketika harga jagung jatuh sampai di bawah ongkos produksi

sebagaimana pernah terjadi di pertengahan tahun 1980-n, petani menanam jenis

tanaman lain, dan membiarkan ladangnya atau bahkan menjual ladangnya.

Jadi kunci utama yang mendasari keputusan penawaran adalah biaya produksi.

Apabila biaya produksi suatu barang relative lebih rendah dibandingkan dengan

harga pasar, maka hal ini akan memberikan keuntungan kepada produsen,

sehingga produsen akan menawarkan barang dalam jumlah besar. Sebaliknya

apabila biaya produksi relative lebih tinggi dibandingkan dengan harga, maka

perusahaan akan memproduksi dalam jumlah kecil, atau mungkin akan

menghindari bisnis tersebut.

Hal-hal yang mempengaruhi biaya produksi antara lain : teknologi dan biaya

input. Kemajuan teknologi sangat mempengaruhi biaya produksi. Program

computer yang lebih baik untuk perputaran hasil panen, perbaikan system irigasi,

akan menekan biaya produksi par petani dan akan menaikkan penawaran. Hal

yang sama, apabila teknologi tidak mengalami perubahan, tetapi harga input

berubah, sehingga biaya produksi berubah juga dan penawaranpun akan berubah.

Unsur penting lain yang mempengaruhi penawaran adalah harga barang yamh

berkaitan erat, terutama barang yang bersubstitusi satu dengan yang lainnya dalam

proses produksi. Apabila harga produksi salah satu barang substitusi naik, maka

penawaran barang substitusi lain akan turun. Misalnya petani dapat menghasilkan

gandum maupun jagung, maka untuk setiap kenaikan harga salah satu barang

substitusi tersebut, akan menyebabkan menurunnya penawaran barang yang

lainnya.

Faktor penentu penawaran barang lainnya adalah organisasi pasar. Turunnya

tariff dan kuota barang luar negeri akan membuka pasar bagi produsen asing dan

cenderung meningkatkan penawaran. Apabila pasar dimonopoli, mak harga setiap

56

Page 57: e Learning

output akan naik, Secara umum, persaingan pasar sempurna akan menghasilkan

kemungkinan tingkat output paling tinggi pada setiap tingkat harga.

Faktor penentu terakhir adalah factor-faktor khusus, seperti cuaca dan

inovasi. Cuaca sangat mempengaruhi terhadap pertanian. Begitu jug adanya

inovasi, misalnya industri computer sangat dipengaruhi oleh jiwa inovasi yang

tinggi untuk tetap menghasilkan produk baru. Beberapa industri seperti jalan

kereta api dan telekomunikasi diatur oleh pemerintah. Contoh factor khusus

lainnya adalah ekspektasi/harapan harga dimasa yang akan dating, akan

mempunyai dampak penting terhadap penentu penawaran.

Pengaruh Faktor-Faktor Bukan Harga Terhadap Penawaran

Hukum Penawaran tidak hanya menekankan perhtian terhadap harga suatu

komoditas terhadap jumlah komoditas yang ditawarkan, tetapi juga ditentukan

oleh berbagai faktor, antara lain:

1. Harga komoditas lain, yaitu hubungan suatu komoditas dengan berbagai jenis

komoditaas lainnya, seperti komoditaas pengganti, komoditas pelengakap dan

komoditas netral mempengaruhi penawaran terhadap suatu barang.

2 Biaya untuk memperoleh faktor-faktor produksi, tanpa adanya peningkatan

produktivitas dan efisiensi, kenaikan harga faktor produksi akan

meningkatkan biaya produksi, sehingga hal ini akan berakibat berkurangnya

keuntungan produsen.

3. Tujuan perusahaan, umumnya berusaha memaksimumkan keuntungan

sehingga mereka memanfaatkan kapasitas produksinya pada tingkat kapasitas

yang mamaksimumkan keuntungannya.

4. Tingkat teknologi, kemajuan teknologi dapat mengurangi biaya produksi

sehingga harga satuan dari suatu komoditas yang dihasilkan dengan teknologi

yang lebih baik akan dapat ditekan lebih rendah.

57

Page 58: e Learning

5. Musim, apabila ada perbaikan teknologi, maka akan menggeser kurva

penawaran ke kanan. (kurvanya bergeser dari kiri ke kanan). Pengaruh musim

sangat terasa pada penawaran komoditas pertanian.

Pergeseran Kurva Penawaran

Penawaran berubah karena perubahan factor lain, selain perubahan harga

komoditi itu sendiri. Misalnya ketika harga mobil berubah, maka produsen

merubah produksi serta kuantitas yang ditawarkannya, namun penawaran dan

kurva penawaran tidak bergeser. Sebaliknya, jika ada factor lain yang

menyebabkan perubahan penawaran, maka penawaran berubah dan kurva

penawaran bergeser. Penawaran juga akan meningkat, apabila upah pekerja

berkurang, misalnya jika perusahaan mobil Jepang diizinkan mengekspor mobil

lebih banyak ke Amerika, atau jika Pemerintah menghilangkan beberapa

peraturan pada industri mobil, maka semua unsur-unsur tersebut akan

meningkatkan penawaran mobil di Amerika Serikat pada setiap harga.

Penentu harga secara kompetitif dapat mengatur penawaran barang yang terbatas

diantara mereka yang memiliki permintaan dan uang yang diperlukan.

Analisis permintaan dan penawaran merupakan alat yang penting untuk:

1. Memahami respon harga dan kualita suatu komoditas terhadap perubahan

variable ekonomi (misalnya: perubahan teknologi, selera konsumen, harga

komoditas lain, harga factor produksi).

2. Menganalisis interaksi yang kompetitif antara penjual dengan pembeli dalam

menghasilkan harga dan kuantitas suatu komoditas.

3. Menunjukkan kebebasan yang diberikan pasar kepada konsumen dan

produsen.

4. Menganalisa efek berbagai intervensi kebijakan pemerintah di pasar

(misalnya, harga, kuota, pajak, subsidi, penetapan upah minimum, dan

sebagainya).

Equilibrium/Keseimbangan Antara Penawaran dan Permintaan

58

Page 59: e Learning

Harga keseimbangan atau harga pasar (Equilibrium Price) adalah tinggi

rendahnya tingkat harga yang terjadi atas kesepakatan antara produsen/penawaran

dengan konsumen atau permintaan.

Pada harga keseimbangan produsen/penawaran bersedia melepas barang/jasa,

sedangkan permintaan/konsumen bersedia membayar harganya. Dalam kurva

harga keseimbangan terjadi titik temu antara kurva permintaan dan kurva

penawaran, yang disebut Equilibrium Price.

Kita telah melihat bahwa perbedaan jumlah permintaan konsumen terhadap

jagung, mobil dan computer merupakan fungsi dan harga barang-barang tersebut.

Begitu juga jumlah yang ingin ditawarkan produsen akan tergantung pada

harganya.

Proses terbentuknya Harga Pasar

Terbentuknya harga pasar dipengaruhi oleh faktor-faktor yang mempengaruhi per-

mintaan dan penawaran. Masing-masing faktor dapat menyebabkan bergesernya

jumlah permintaan dan jumlah penawaran. Dengan bergesernya permintaan dan

penawaran akan mengakibatkan bergesernya tingkat harga keseimbangan.

Penggolongan Pembeli dan Penjual

Pembeli dan penjual dapat digolongkan berdasarkan perbandingan antara

harga pasar dan harga pokok bagi penjual/produsen dan kemampuan membeli

bagi konsumen/pembeli.

Pembeli dan penjual dapat digolongkan:

a. Pembeli super marginal, yaitu kelompok pembeli yang memiliki kemampuan

membeli di atas harga pasar.

b. Pembeli marginal, yaitu kelompok pembeli yang memiliki kemampuan sama

dengan harga pasar.

c. Pembeli sub marginal, yaitu kelompok pembeli yang mempunyai kemampuan

membeli di bawah harga pasar.

d. Penjual super marginal, yaitu kelompok penjual yang memiliki perhitungan

harga pokok di bawah harga pasar.

e. Penjual marginal, yaitu kelompok penjual yang memiliki perhitungan harga

pokok sama dengan harga pasar.

59

Page 60: e Learning

f. Penjual sub marginal, yaitu kelompok penjual yang memiliki perhitungan harga

pokok di atas harga pasar.

Dari penggolongan di atas dapat disimpulkan:

a. Terdapat pembeli/penjual yang memperoleh keuntungan.

Pembeli yang memiliki kemampuan membeli lebih tinggi (pembeli super

marginal) mendapatkan premi konsumen.

Penjual yang memiliki perhitungan harga pokok di bawah harga pasar (penjual

super marginal) mendapatkan premi produsen.

b. Terdapat pembeli/penjual yang menderita kerugian.

Pembeli sub marginal yang memiliki kemampuan membeli di bawah harga pasar.

Penjual sub marginal yang memiliki perhitungan harga pokok di atas harga pasar.

c. Terdapat pembeli dan penjual yang impas (Break Even Point).

Tidak memperoleh keuntungan dan kerugian karena harga pokok sama dengan

harga pasar serta kemampuan membeli sama dengan harga pasar.

Keseimbangan pasar terjadi pada harga dan kuantitas ketika kekuatan

penawaran dan permintaan seimbang. Pada titik ini, jumlah barang yang akan

dibeli oleh pembeli sama dengan jumlah yang akan dijual oleh penjual. Pada titik

ini keseimbangan, harga dan kuantitas cenderung tetap tidak berubah, selama

factor lain tetap tidak berubah. Pada saat terjadinya keseimbangan, maka tidak ada

kecnderungan harga untuk naik atau turun. Demikian pula besarnya stok tidak

mengalami penumpukan maupun kekurangan ini menunjukkan bahwa sejumlah

penwaran dan permintaan terpenuhi, transksi jelas, baik konsumen maupun

produsen merasa puas.

Gabungan antara permintaan dan penawaran

Kemungkinan

harga($/kg)

Kuantitas

yang diminta

(ribu ton /th)

Kuantitas

yang

ditawarkan

(ribu ton/th)

Kondisi

pasar

Tekanan

terhadap

Harga

A 5 9 18 Surplus Turun

B 4 10 16 Surplus Turun

C 3 12 12 Ekuilibrium Netral

60

Page 61: e Learning

D 2 15 7 Kekurangan Naik

E 1 20 0 Kekurangan Naik

Untuk mengetahui harga dan kuantitas pasar, kita mencari harga yang merupakan

titik temu antara jumlah yang ingin dibeli dan dijual. Apabila kita mencoba harga

$5 per kg, maka hal ini tidak akan bertahan lama, karena pada harga tersebut

produsen akan menjual dengan harga 18 ribu ton per tahun, sedangkan konsumen

hanya akan membeli 9 ribu ton. Jumlah yang ditawarkan pada harga $5 lebih

besar dibandingkan dengan jumlah permintaan, sehingga stok jagung menumpuk.

Jadi apabila jaumlah jagung terlalu banyak, sedangkan konsumen hanya sedikit,

maka harga jagung akan jatuh.

Apabila harga yang terjadi sebesar $ 2, maka yang terjadi adalah konsumsi

melebihi produksi. Pada harga tersebut stok jagung mulai kosong, akibatnya

masyarakat berebut untuk mendapatkan sejumlah jagung yang diinginkan,

sehingga menyebabkan harga jagung naik. Begitu juga untuk harga-harga jagung

yang lainnya, hanya saja pada harga jagung sebesar $4, maka konsumen dan

produsen membuat keputusan yang sama sehingga permintaan yang diinginkan

oleh konsumen tepat sama dengan produksi yang ditawarkan produsen, yaitu

sebesar 12 ribu ton.

Pada harga keseimbangan $3, tidak ada kecenderungan harga untuk naik atau

turun. Demikian juga, besarnya stok tidak mengalami penumpukan maupun

kekurangan. Kita juga mengatakan bahwa harga sebesar $3 adalah harga yang

menyeimbangkan pasar. Ini menunjukkan bahw sejumlah penawaran dan

permintaan terpenuhi, transaksi jelas, baik konsumen maupun produsen merasa

puas.

Ketidakseimbangan Pasar

Ketidakseimbangan pasar umumnya terjadi karena adanya intervensi

pemerintah dalam penentuan harga pasar, baik dengan penetapan harga terendah

(floor price) dan harga tertinggi (ceiling price). Floor price adalah harga terendah

yang ditetapkan pemerintah untuk komoditas pertanian, dengan maksud untuk

menstabilkan pendapatan petani. Konsekuensi dari penetapan floor price adalah:

61

Page 62: e Learning

1). Menaikkan jumlah yang ditawarkan

2). Mengurangi permintaan

3). Menciptakan surplus di pasar

Price ceiling adalah intervnsi pemerintah dalam menentukan harga suatu komoditi

yang ditujukan untuk melindungi konsumen dengan cara menentukan batas atas

harga suatu komoditas. Pada umumnya penetapan price ceiling berada dibawah

harga pasar. Dampak dari price ceiling adalah :

1. Meningkatkan jumlah komoditas yang diminta

2.Jumlah komoditas yang ditawarkan menurun

3.Menimbulkan kekurangan (shortage) di pasar.

Pengaruh Pergeseran Kurva Penawaran dan Permintaan

Analisis perangkat penawaran dan permintaan dapat memberikan informasi

lain selain keseimbangan kuantitas dan harga. Analisis dapat juga dipakai untuk

memperkirakan dampak perbahan kondisi ekonomi terhadap harga dan kuantita.

Pada saa cuaca jelek, maka jumlah jagung yang ditawarkan oleh petani jagung

pada setiap harga pasar menurun, karena itu kurva penawaran bergeser ke kiri.

Pada harga di atas harga keseimbangan, produsen akan menawarkan lebih banya

dari yang ingin dibeli oleh konsumen, sehingga hal ini akan mengakibatkan

timbulnya surplus (kelebihan) barang dan menekan harga untuk turun.

Hal yang serupa terjadi jika harga barang terlalu rendah, akan menyebabkan

kekurangan barang, sehingga pembeli akan berebut dan akan menyebabkan harga

barang naik dan akhirnya akan mencapai keseimbangan.

Aplikasai Konsep Permintaan dan Penawaran

Analisis permintaan dan penawaran merupakan salah satu perangkat ekonomi

yang paling bermanfaat. Akan tetapi, sebagimana halnya dengan perangkat

analisis lainnya. Penerapannya yang tepat atas kurva permintaan dan penawaran

memerlukan banyak latihn guna menghindari agar supaya tidak terperosok ke

dalam salah satu perangkap yang umum terdapat pada analisis ekonomi. Kita

dapat menggunakan perangkat permintaan dan penawaran untuk menganalisis

sejumlah persoalan mikro ekonomi yang penting. Salah satu penerapan yang

62

Page 63: e Learning

menarik adalah masalah pertanian di mana penawaran dan permintaan

memungkinkan kita untuk memahami ketidak stabilan pendapatan petani dan

mengevaluasi kebijakan pemerintah yang diarahkan untuk meningkatkan

pendapatan petani. Penerapan lainnya adalah efek dri perpajakan, yang merupakan

salah satu cara pemerintah dalam melakukan intervensi pasar.

Aspek Ekonomi Pertanian

Tidak ada sektor ekonomi yang paling menunjang studi mengenai dampak

perubahan penawaran dan permintaan selain sektor pertanian yang bersifat

persaingan sempurna. Pertanian merupakan bagian dari kegiatan ekonomi yang

sangat penting baik di Negara maju maupun Negara Berkembang, dan produknya

selalu menjadi komoditi ekspor andalan bagi Negara-negara tersebut.

Bekerjanya Mekanisme Penawaran dan Permintaan

Kehidupan sehari-hari mencerminkan persoalan ekonomi yang tidak terhingga

banyaknya, dan hanya dapat benar-benar dipahami melalui analisis permintaan

dan penawaran yang dilakukan secara cermat, misalnya:

1). Deregulasi dan biaya perjalanan dengan pesawat udara

Sampai akhir tahun 1970-an, Badan Penerbangan Sipil membatasi persaingan

antar perusahaan penerbangan dengan melarang masuknya beberapa perusahaan

penerbangan ke hamper semua kota besar di Negara itu. Akibatnya harga tiket

terlalu tinggi, sehingga banyak jalur penerbangan yang akhirnya terhenti.

Berbagai kritik yang dilontarkan bisa mendorong dilakukannya deregulaasi tahun

1980 dengan titik berat pada harga tiket dan ijin untuk melayani jalur domestic,

sehingga terjadi persaingan yang ketat dalam industri penerbangan dan

bangkrutnya prusahaan yang tidak dikelola secara baik.

2). Penawaran jumlah Dokter

Peminat ke Fakultas kedokteran pada umumnya selalu jauh lebih banyak dari

tempat tang tersedia. Oleh karena itu di setiap universitas selalu memberikan tes

sebagai salah satu syarat untuk bisa diterima. Pembatasan jumlah yang bisa

63

Page 64: e Learning

diterima antara lain juga untuk menjaga mutu dokter yang dihasilkan. Akibat dari

pembatasan ini maka ada pergeseran kurva penawaran tenaga dokter yang jauh ke

sebelah kiri. Karena elastisitas harga permintaan untuk jasa perawatan kesehatan

oleh dokter bersifat tidak elastis, maka pembatasan tersebut akan menaikkan

biaya kesehatan dan juga penghasilan para dokter.

3). Penetapan Bea Masuk untuk Mobil Impor

Sejak zaman Henry ford hingga tahun 1950-an Amerika Serikat mendominasi

pasaran mobil dunia. Kemudian dengan kemajuan teknologi yang begitu pesat di

Eropa dan Jepang aka membanjirlah mobil impor hingga mencapai daya serap

sebesar 25 % terhadap pangsa pasar tahun 1980-an. Perusahaan maupun serikat

buruh permobilan Amerika Serikat, yang benar-benar terpukul akibat munculnya

pengangguran dan kapasitas produksi berlebih, mencoba mempengaruhi

pemerintah untuk membatasi jumlah mobil buatan luar negeri.

Salah satu cara yang diusulkan adalah dengan mengenakan bea masuk atas

mobil impor. Bea masuk sebesar $2.000 akan mengurangi impor, sehingga

menggeser kurva penawaran ke atas dan ke kiri. Akibatnya harga mobil impor

akan naik, dan jumlah barang yang diminta akan turun. Jadi tariff akan

meningkatkan permintaan terhadap mobil produksi domestic, hal ini terjadi karena

harga barang substitusi mobil produksi dlam negeri(harga mobil impor) lebih

tinggi setelah adanya tariff. Jadi harga maupun jumlah mobil buatan dalam negeri

akan naik.

ELASTISITAS

Elastisitas/kepekaan/response adalah derajat kepekaan jumlah yang diminta

persatuan waktu yang disebabkan oleh perubahan salah satu faktor yang

mempengaruhinya. Kondisi ekonomi dan bisnis selalu mengalami perubahan

seperti perubahan pendapatan, perubahan harga, perubahan pengeluaran untuk

iklan, dan sebagainya. Perubahan ini dapat bersifat absolute (dalam bentuk nilai)

dan dapat bersifat relative (dalam bentuk persen). Tidak cukup untuk sekedar

mengehatui apakah kuantitas permintaan atau penawaran akan naik atau turun

sebagai akibat perubahan factor yang mempengaruhinya.

64

Page 65: e Learning

Ukuran kuantitatif yang menunjukkan seberapa besar pengaruh perubahan

harga maupun faktor lain terhadap perubahan permintaan atau penawaran dari

suatu komoditas disebut juga dengan istilah elaastisitas

Ada 5 (lima) macam elastisitas yang sering digunakan:

1. Elastisitas Permintaan

2. Elastisitas Permintaan Terhadap Harga/elastisitas harga

3. Elastisitas Silang

4. Elastisitas Permintaan Terhadap Pendapatan

Elastisitas Permintaan

Yang dimksud dengan elaastisitas permintaan adalah persentase perubahan

kuantitas yang diminta sebagai akibat dari perubahan nilai salah satu variable

yang menentukan permintaan sebesar 1 %. Persamaan untuk menghitung

elastisitas adalah sebagai berikut:

Elastisitas = Persentase perubahan Q = Δ Q/Q Persentase perubahan X Δ X/X

= Δ Q . X Δ X Q

Keterangan:

Q = jumlah barang yang diminta

X = variabel dalam fungsi permintaan

Δ = delta, menunjukkan jumlah perubahan variable tersebut.

Elastisitas harga adalah pengukuran tentang derajat kepekaan relative dari

jumlah barang yang diminta sebagai akibat dari adanya perubahan tingkat harga,

ceteris paribus. Besarnya derajat kepekaan dari hubungan tersebut ditunjukkan

oleh koefisien elastisitas harga, biasanya disingkat dengan E h.

Koefisien elastisitas harga (E h) adalah perbandingan antara persentase perubahan

jumlah barang yang diminta dengan besarnya persentase perubahan harganya.

Atau secara matematis dapat ditulis sebagai berikut:

65

Page 66: e Learning

E h = % ∆ QX % ∆ PX

atau juga dapat ditulis ; E h = ∂ QX . PX ∂ PX QX

Keterangan:

E h = koefisien elastisitas harga barang X

PX = harga barang X

QX= jumlah barang X yang diminta pada tingkat harga barang X sebesar PX.

Elastisitas harga dapat digunakan untuk mengukur derajat kepekaan

perubahan jumlah barang yang diminta apabila harganya berubah. Apabila barang

X mempunyai elastisita harga sebesar -2, ini berarti bahwa apabila harga barang X

naik 1 %, maka jumlah barang X yang diminta turun sebesar 2 %. Tanda minus (-)

menunjukkan perubahan yang berlawanan arah antara harga dengan jumlah

barang yang diminta.

Suatu barang yang mempunyai elastisitas lebih besar dari satu atau E h > 1,

maka barang tersebut dikatakan mempunyai sifat yang elastis. Apabila suatu

barang yang mempunyai elastisitas lebih kecil dari satu atau E h < 1, maka barang

tersebut dikatakan mempunyai sifat in elastis. Apabila suatu barang mempunyai

elaastisitas sama dengan satu atau E=1, maka barang tersebut dikatakan

mempunyai sifat yang uniter elastis (unitary elasticity).

Faktor-faktor Penentu Elastisitas Harga

1. Permintaan industri

Mengapa elastisitas harga dari suatu produk lebih tinggi dari produk lainnya?

Secara umum, ada 3 alasan untuk membedakan elastisitas harga yaitu:

a. Seberapa jauh sesuatu barang dianggap sebagai kebutuhan pokok,

b. Ketersediaan barang-barang pengganti (substitusi),

c. Proporsi pendapatan yang dibelanjakan untuk suatu produk tertentu.

Barang-barang kebutuhan pokok (misalnya:gram, air minum) akan dibeli dalam

jumlah yang relatif konstan pada tingkat harga berapapun, selama tingkat harga

tersebut wajar-wajar saja. Untuk barang seperti itu tidak ada barang substitusinya

66

Page 67: e Learning

yang bisa menggantikan secara sempurna. Barang –barang lain misalnya

semangka, meskipun diinginkan tetapi menghadapi persaingan yang lebih tinggi,

oleh karena itu permintaan terhadap semangka akan lebih dipengaruhi oleh harga.

Seperti halnya permintaan barang-barang yang berharga tinggi yaitu barang

mewah yang membutuhkan porsi pendapatan yang relatif lebih besar dari

pendapatan para pembeli, sehingga secara relatif akan lebih peka terhadap harga.

Pada sisi lain, permintaan terhadap produk-produk yang tidak begitu mahal, tidak

akan begitu peka terhadap harga. Persentase pendapatan yang kecil yang

dibelanjakan untuk barang-barang ini tidak perlu terlalu difikirkan. Sehingga

elstisitas permintaan akan lebih tinggi untuk barang-barang yang mahal (superior)

daripada barang-barang yang harganya relatif murah. Oleh karena itu, elastisitas

permintaan harga terhadap mobil akan lebih tinggi daripada elastisitas harga

terhadap ban mobil.

2. Permintaan Perusahaan

Elastisitas harga dari kurva permintaan suatu perusahaan tidak sama

dengan elastisitas harga dari kurva permintaan industri, kecuali pada pasar

monopoli murni. Yaitu kurva permintaan perusahaan juga merupakan kurva

industrinya.

Kegunaan Elastisitas Harga

Elastisitas harga dapat digunakan untuk :

1. Menetapkan harga produk

Setiap perusahaan harus mengetahui elastisitas kurva permintaannya apabila

perusahaannya akan menetapkan harga. Msalnya perusahaan yang akan

memaksimumkan labanya tidak akan pernah menurunkan harga produknya

pada inelastis dari kurva permintannya, karena penurunan harga akan

menurunkan TR-nya pada waktu yang sama penurunan harga tersebut juga

akan meningkatkan biaya produksi karena output akan meningkat. Apabila

kebijaksanaan dilaksanakan, maka akan berakibat turunnya laba secara

dramastis. Bahkan pada kisaran dimana permintaan adalah elastis, maka suatu

perusahaan tidak perlu untuk menurunkan harga untuk mengejar laba yang

lebih besar. Profitabilitas tergantung pada apakah MR (Marginal Revenue)

67

Page 68: e Learning

yang dihasilkan oleh penurunan harga tersebut lebih besar daripada MC

(Marginal Cost) yang disebabkan oleh tambahan produksi. Elastisitas harga

bisa digunakan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:

a. Apakah pengaruh kenaikan harga sebesar 5 persen terhadap jumlah penjualan?

b. Berapa besar harga harus diturunkan untuk meningkatkan jumlah penjualan

sebesar 20 persen?

Elastisitas Silang

Permintaan terhadap beberapa barang dipengaruhi oleh harha-harga barang

lainnya. Elastisitas Silang adalah pengukuran tentang kepekaan relative dari

jumlah barang yang diminta sebagai akibat dari adanya perubahan tingkat harga

barang lain yang berhubungan dengan barang tersebut. Besarnya derajat kepekaan

dari hubungan tersebut ditunjukkan oleh koefisien elastisitas silangnya.

Misalnya : permintaan terhadap daging sapi berhubungan dengan harga dari

barang substitusinya, misalnya daging ayam. Apabila harga daging sapi naik,

maka permintaan daging ayam akan naik. Kenaikan daging sapi membuat

konsumen mengalihkan konsumsinya dari daging sapi ked aging ayam.

Hubungan langsung antara harga suatu barang dengan kuantitas barang

lainnya yang dibeli terjadi untuk semua produk yang bisa saling menggantikan

(mensubstitusi).

Koefisien elastisitas silang (E s), antara dua macam barang adalah perbandingan

antar persentase perubahan jumlah barang yang diminta dengan pesentase

perubahan harga barang lain yang berhubungan dengan barang tersebut. Atau

secara matematis dapat ditulis sebagai berikut :

E s = % ∆ Qx % ∆ Py

Atau dapat juga ditulis :

E s = ∂ Qx . Py∂ Py . Qx

Keterangan:

E s = koefisien elastisitas silang antara barang X dan barang Y

Py = harga barang Y

68

Page 69: e Learning

Qx = jumlah barang X yang diminta pada tingkat harga barang Y sebesar Py.

Apabila koefisien elastisitas antara barang X dan barang Y lebih besar dari nol

(E s > 0) atau positif, maka antara kedua barang tersebut saling mengganti (barang

tersebut termaasuk barang substitusi). Sedangkan apabila koefisien elastisita

silang antara barang X dan barang Y lebih kecil dari nol (E s< 0) atau negatif,

maka hubungan antara kedua barang tersebut saling melengkapi (barang

komplementer).

Konsep Elastisitas digunakan untuk dua tujuan utama:

1. Penting untuk suatu perusahaan untuk mengetahui bagaimana kemungkinan

permintaan terhadap produknya dalam merespon perubahan harga barang-

barang lain. Informasi ini diperlukan untuk merumuskan strategi penetapan

harga perusahaan tersebut dan untuk menganalisis risiko yang disebabkan oleh

produk yang bermacam-macam. Hal ini penting sekali terutama bagi

perusahaan yang mempunyai lini produk (product line) yang luas, dimana

hubungan substitusi dan komplementer terjadi antara berbagai macam produk

tersebut.

2. Elastisitas silang digunakan dalam sector industri untuk mengukur keterkaitan

antar industri. Misalnya suatu perusahaan muncul untuk menguasai suatu

pasar tertentu , dimana ia merupakan satuy-satunya pemasok (supplier) suatu

barang di pasar tersebut. Apabila nilai elastisitas silang antara produk

perusahaan tersebut dengan produk perusahaan lainnya yang berhubungan

adalah besar dan positif , maka meskipun perusahaan tersebut sebagai

monopolis (satu-satunya penjual tunggal) maka perusahaan tersebut tidak

akan bisa menaikkan harganya tanpa mengalami penurunan jumlah

penjualannya. Penurunan jumlah penjualannya perusahaan tersebut akan

dipasok oleh perusahaan-perusahaan lainnya yang memproduksi produk-

produk substitusinya.

Pengaruh Waktu Terhadap Elastisitas

Waktu merupakan faktor penting dalam analisis permintaan. Salah satu

karakteristik dari permintaan adalah kurangnya respons seketika dari konsumen

69

Page 70: e Learning

di pasar. Konsumen seringkali bereaksi terlambat terhadap perubahan-perunbahan

harga dan keadaan-keadaan lainnya di pasar. Untuk melukiskan pengaruh yang

terlambat atau tertinggal ini, dalam hal ini dimisalkan kejadian pada permintaan

terhadap tenaga listrik. Apabila perusahaan listrik menaikkan tarifnya sebesar 30

%, maka kita sekarang kita lihat pengaruhnya terhadap permintaan jumlah listrik

yang diminta.

Dalam jangka waktu yang sangat pendek pengaruh tersebut sangat kecil,

karena para pelanggan listrik akan mengurangi pemakaian lampu yang tidak

diperlukan tetapi permintaan total terhadap listrik tetap tinggi. Pelanggan listrik

sangat tergantung pada alat-alat listrik yang dimiliki para pelanggan listrik

tersebut dan pada peralatan yang digunakan oleh sektor industri dan komersial,

tidak terpengaruh banyak. Harga-harga akan naik dan kuantitas yang diminta tidak

akan turun banyak, oleh karena itu TR (Total Revenue) akan meningkat cukup

tinggi. Akibatnya permintaan terhadap tenaga listrik dalam jangka pendek relatif

inelastis.

Dalam Jangka Panjang, kenaikan tariff listrik tersebut mempunyai

pengaruh yang cukup besar. Penduduk akan mengurangi pembelian AC (Air

Condition), lemari es dan alat-alat listrik lainnya. Alat-alat listrik yang akan dibeli

oleh konsumen adalah alat-alat yang lebih hemat energi , sehingga tindakan

tersebut akan mengurangi permintaan terhadap tenaga listrik. Sama halnya juga ,

sector industri akan beralih ke sumber-sumber energi lainnya, dan akan

menggunakan teknologi produksi yang hemat energi,atau akan pindah ke daerah-

daerah lain yang tariff listriknya lebih murah. Oleh karena itu, pengaruh akhir dari

kenaikan harga tersebut terhadap permintaan terhadap tenaga listrik akan cukup

besar. Tetapi hal tersebut membutuhkan waktu yang sangat lama sebelum

dampak tersebut secara penuh terasa. Fenomina elastisitas jangka panjang yang

lebih besar dari elastisitas jangka pendek ini terjadi untuk hampir semua factor-

faktor yang menentukan permintaan.

Elastisitas Permintaan terhadap Pendapatan/ penghasilan

Banyak barang yang permintaannya terutama sekali d itentukan oleh

pendapatan. Pendapatan seringkali sma pentingnya seperti halnya harga, biaya

70

Page 71: e Learning

iklan, atau variable lainnya dalam fungsi permintaan. Hal ini terutama sekali

untuk barang-barang mewah seperti mobil sport, karya seni, permata dan

sebagainya. Sementara pada sisi lain, permintaan terhadap barang-barang

kebutuhan pokok seperti garam, beras tidak terlalu peka terhadap perubahan

pendapatan. Elastisitas pendapatan adalah suatu pengukuran tentang derajat

kepekaan relative dari jumlah barang yang diminta sebagai akibat dari adanya

perubahan penghasilan konsumen, ceteris paribus. Besarnya derajat kepekaan

darihubungan tersebut ditunjukkan oleh koefisien elastisitaas penghasilan.

Koefisien elatisitas penghasilan (E M) suatu barang adalah perbandingan antara

persentae perubahan jumlah barang yang diminta dengan persentaae perubahan

penghasilan konsumen. Atau secara matematis dapat ditulis sebagai berikut :

E M = % ∆ Qx % ∆ M

Atau dapat juga ditulis :

E M = ∂ Qx M ∂ M Qx

Keterangan:

E M = koefisien elastisitas penghasilan barang X

M = penghasilan konsumen

Qx = jumlah barang X yang diminta pada tingkat harga barang Y sebesar PY.

Koefisien elastisitas penghasilan suatu barang dapat digunakan untuk mengetahui

jenis barang tersebut. Apabila koefisien elaastisitaas penghasilan barang X lebih

besar dari satu (E M > 1), maka barang X tersebut termasuk barang mewah.

Sedangkan apabila koefisien elastisitas penghailan barang X lebih kecil dari satu

(E M < 1), maka barang X tersebut termaasuk barang kebutuhan pokok.

Dari beberapa konsep elastisitas dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi

koefisien elaastisitasnya , maka semakin peka (responsive) terhadap perubahan

jumlah barang yang diminta apabila terjadi perubahan nilai variable yang

mempengaruhinya. Hampir semua produk mempunyai elastisitaas pendapatan

71

Page 72: e Learning

yang positif, hal ini menunjukkan bahwa perekonomian akan berkembang jika

pendapatan nasional meningkat, yang berarti pula permintaan terhadap produk-

produk tersebut juga meningkat. Nilai dari suatu koefisien elastisitas itu penting,

misalnya elastisitas pendapatan untuk suatu produk sebesar 0,5. Hal ini berarti

bahwa 1 persen kenaikan pendapatan akan menyebabkan permintaan terhadap

produk tersebut meningkat sebesar 0,5 persen. Ini menunjukkan bahwa produk

tersebut tidak akan bisa mempertahankan peranannya dalam perekonomian.

Apabila EM <1 untuk suatu barang tertentu, maka produsen barang tersebut

tidak akan mendapatkan kenaikan pangsa yang proporsional atas kenaikan

pendapatan nasional. Apabila EM > 0, maka suatu industri tertentu akan

memperoleh bagian keuntungan yang lebih besar daripada proporsi kenaikan

pendapatan nasional. Keadaan-keadaan tersebut mempunyai implikasi

kebijaksanaan, baik bagi perusahaan-perusahaan maupun lembaga-lembaga

pemerintah.

Perusahaan yang fungsi permintaannya mempunyai elastisitas pendapatan

yang tinggi akan mempunyai peluang untuk tumbuh dengan lebih baik dalam

suatu perekonomian yang sedang berkembang. Oleh karena itu perkiraan tentang

kegiatan ekonomi secara keseluruhan juga berperanan penting dalam sistem

perencanaan perusahaan perusahaan tersebut. Sementara itu perusahaan yang

menghadapi elastisitas pendapatan yang rendah tidak begitu peka terhadap

tingkat kegiatan bisnis. Elastisitas pendapatan yang rendah tersebut cocok untuk

dunia bisnis yang relatif sedikit dipengaruhi kelesuan ekonomi, tetapi karena

perusahaan tersebut tidak dapat mengharapkan untuk ambil bagian secara penuh

dalam suatu perekonomian yang sedang tumbuh ,sehingga ia berusaha memasuki

suatu industri yang memberikan peluang untuk tumbuh secara lebih baik.

Elastisitas pendapatan juga bisa memainkan peranan penting dalam

kegiatan pemasaran sebuah perusahaan. Apabila pendapatan per kapita atau

pendapatan rumah tangga merupakan suatu faktor penentu permintaan yang

utama untuk suatu produk tertentu, maka hal tersebut bisa mempengaruhi lokasi

dan sifat saluran penjualan. Ia juga bisa mempengaruhi biaya iklan dan kegiatan

promosi lainnya. Misalnya, ada banyak perusahaan yang memproduksi barang

dan jasa dengan elastisitas pendapatan yang tinggi yang mengandalkan usaha

72

Page 73: e Learning

promosinya pada para profesional muda, seperti pada bidang bisnis, hukum dan

obat-obatan. Hal tersebut terjadi terutama sekali disebabkan oleh adanya potensi

perusahaan tersebut untuk meningkatkan usahanya pada masa depan sehingga

pendapatan perusahaan itu meningkat.

Pada tingkat nasional, konsep elastisitas pendapatan ini mempunyai

peranan penting dalam eberapa bidang utama. Misalnya sektor pertanian yang

mempunyai permasalahan yang berkepanjangan karena elastisitas pendapatan

untuk beberapa produk pertanian besarnya lebih kecil dari satu. Kenyataan ini

akan mempersulit para petani untuk meningkatkan pendapatan mereka.

Antara permintaan, penawaran, serta koefisien elastisitas harga mempunyai

hubungan sebagai berikut :

1) Suatu barang yang mempunyai koefisien elaastisitaas harga lebih besar dari

satu (elastis), maka penerimaan total (total revenue) dari barang tersebut akan

berubah berlawanan arah dengan perubahan harganya. Misalnya koefisien

elastisitaa harga barang X lebih besar dari satu (elastis), maka apabila harga

barang X naik, akibatnya penerimaan total dari barang X tersebut turun.

Sebaliknya jika harga harga barang turun, maka penerimaan total dari barang

X tersebut akan naik.

2) Suatu barang yang empunyai koefisien elastisitas harga lebih kecil dari satu

(in elastis), maka penerimaan total (total revenue) dari barang tersebut akan

berubah searah dengan perubahan harganya. Jadi apabila koefisien elastisitas

harga barang X lebih kecil dari satu (in elaastis), maka jika ada kenaikan

harga barang X mengakibatkan total penerimaan dari barang tersebut akan

naik. Begitu juga sebaliknya.

3) Suatu barang yang mempunyai koeisien elaastisitaas harga sama dengan satu

(unitary elasticity), maka penerimaan total (total revenue) dari barang tersebut

tidak berubah dengan adanya perubahan harganya. Misalnya koefisien

elastisitaas harga barang X sama dengan satu, jika ada kenaikan harga

barang , maka penerimaan total dari barang tersebut tidak berubah (tetap).

73

Page 74: e Learning

SOAL LATIHAN

1. Mengapa “untuk siapa diproduksi” merupakan suatu masalah dalam setiap

perekonomian, jelaskan.

2.

Q 1 2 3 4 5 6 7 8 total

MUX 11 10 9 8 7 6 5 4 60

MUY 19 17 15 13 12 10 8 6 100

Tabel diatas menunjukkan skedul guna marginal seorang individu terhadap

komoditi X dan komoditi Y. Andaikan hanya tersedia 2 macam barang saja

yaitu X dan Y, dan harga barang X dan harga barang Y sama dengan satu

dolar, serta pendapatan individu tersebut sebesar $ 8 per periode waktu serta

seluruhnya dibelanjakannya.

a. Tunjukkan bagaiman individu tersebut membelanjakan pendapatannya

untuk memaksimumkan guna totalnya.

74

Page 75: e Learning

b. Berapa besar guna total yang diterima jika ia berada dalam keseimbangan?

c. Nyatakan secara matematis syarat keseimbangan konsumen tersebut.

3. Jika fungsi permintaan barang X adalah Qx = 20 – 4 Px, dimana Qx adalah

kuantitas barang X yang diminta dan PX adalah harga barang X. Berapa

besarnya elastisitaas titik dari barang tersebut?

4. Jelaskan Istilah-istilah dibawah ini:

a. Marginal Utility

b. Giffen goods

c. Budget line

d. Price Consumption Curve (PCC)

4. Jelaskan perbedaan pengertian antara perubahan permintaan dan perubahan

jumlah yang diminta.

5. Jelaskan pengertian elastisitas silang, dan jelaskan arti tanda positif dan

negatif tersebut. 

6 . Harga barang X dan harga barang Y, serta guna batas masing-masing barang

menurut seorang konsumen 

Barang X MUx Barang Y MUy

1 50 1 40

2 45 2 36

3 40 3 32

4 35 4 28

5 30 5 24

6 25 6 20

7 20 7 16

8 15 8 12

9 10 9 8

75

Page 76: e Learning

10 5 10 4

 

 

a. Apabila konsumen tersebut mempunyai

pendapatan Rp. 1.500.000,- ingin membeli dua macam barang X dan Y.

Diketahui harga kedua macam barang tersebut sama, yakni masing-masing

sebesar Rp. 100.000,-,  berapa banyak barang X dan barang Y yang dibeli agar

kepuasannya maksimal, dan semua uang yang dimilikinya habis dibelanjakan ?

b. Apabila konsumen tersebut pendapatannya berkurang, menjadi Rp. 1.200.000,-,

sedangkan harga barang X naik menjadi Rp. 300.000,- per buah, dan harga

barang Y tetap, berapa banyak barang X dan barang Y yang dibeli agar

kepuasannya maksimal, dan semua uang yang dimiliki habis dibelanjakan ? 

 

 

Penyelesaian soal

1. “Untuk siapa diproduksi”

menunjukkan berapa banyak yang diinginkan oleh setiap konsumen dalam

memuaskan kebutuhannya.Sumber ekonomi, barang dan jsa adalah langka

dalam setiap perekonomian, sehingga tidak ada suatu masyrakatpun yang

dapat memuaskan semua apa yang diinginkan nya. Akibatnya timbul suatu

pilihan (choice).

2. a . Marginal utility (MU)

yang terus menerus turun, maka total utility (TU) dapat dimaksimumkan

dengan memaksimumkan utility (gun) yang diperoleh dari setiap dollar yang

dibelanjakannya. Jadi individu ini harus membelanjakan dollr pertamanya

dari pendapatan yang diperolehnya untuk membeli satuan Y yang pertama,

dan ia akan memperoleh 19(sembilan belas) satuan guna. Apabila ia

membelanjakan dollar pertamanya untuk membeli satuan X yang pertama,

76

Page 77: e Learning

maka ia hanya menerima 11 (sebelas) satuan guna. Kemudian tahap

selanjutnya harus harus membelnjakan dollar kedua, ketiga dan keempt

maupun dollar kelimanya sama seperti hal diatas yaitu untuk membeli satuan

Y. Satuan guna yang akan diterima adalah sebesar 17, 15, 13, dan 12 satuan.

Selanjutnya dollar keenamnya untuk membelisatuan X, sehingga guna yang

diterima sebesar 11 satuan guna. Dollar ketujuh maupun dollar kedelpan ia

harus membeli Y.

b. Guna totl yang diterima individu tersebut sebesar 107, dengan rincian 2

satuan X dan 6 satuan Y. Hal ini mencerminkan bahwa kepuasan

maksimum yang dapat diperoleh individu tersebut. Jika ia

membelanjakan pendapatannya dengan memakai kombinai lain, maka

guna total yang akan diterima jumlahnya lebih kecil.

c. MU x = MU y = 10

Px Py 1

Px . Qx + Py . Qy = 1

1 2 + 1 6 = 8

3. Besarnya elastisitas titik (E xx) ditunjukkan oleh rumus sebagai berikut:

E xx = Qx Px Px Qx

Apabila Qx = 20 – 4 Px

Px = 4

Maka Qx = 20 - 4 (4) = 4

Qx = -4Px

E xx = Qx - Px Px Qx

77

Page 78: e Learning

 

  = 4

4. a. Marginal Utility adalah tambahan kepuasan dalam mengkonsumsi suatu

barang yang diperoleh dari menambah/ mengkonsumsi barang tersebut.

b. Giffen goods adalah barang yang jumlah permintaannya berubah searah

dengan perubahan harganya.

c Budget line adalah garis anggaran yang menghubungkan titik-titik

kombinasi barang yang dapat dibeli dengan sejumlah penghasilan tertentu.

d.price Consumption Curve (PCC) adalah kurva yang menghubungkan titik-

titik keseimbangan konsumen pada berbagai tingkat perbandingan harga, di

mana penghaasilan konsumen tetap/tidak berubah.

 

 

BAB 5

PERILAKU PRODUSEN

Tujuan;1. Mahasiswa dapat mengetahui dan menjelaskan konsep-konsep

serta analisis dalam teori produksi

2. Mahasiswa dapat mengetahui kaitan antara jumlah output dan input

serta biaya yang harus ditanggung oleh produsen

3. Mahasiswa mengetahui skala ekonomis produksi

Pembahasan Materi:

1. Fungsi Produksi

78

Page 79: e Learning

2. Marginal Product

3. Hukum Hasil Lebih yang Makin Berkurang

4. Perubahan Teknologi

Fungsi Produksi

Dalam teori ekonomi mikro seorang produsen atau pengusaha harus

memutuskan dua macam keputusan, yaitu ;

1. Berapa output yang harus diproduksi

2. Berapa dan dalam kombinasi bagaimana factor-faktor produksi atau input

tersebut akan digunakan.

Semua itu diputuskan dengan menganggap bahwa produsen/pengusaha selalu

berusaha mencapai keuntungan yang maksimum. Asumsi dasar lainnya adalah

bahwa produsen beroperasi dalam pasar persaingan sempurna. Dalam persaingan

tidak sempurn dan pasar monopoli, ada satu keputusan lagi yang harus diambil

79

Page 80: e Learning

seorang produsen yaitu harus menentukan harga outputnya. Dalam pasar

persaingan sempurna harga output dan input ditentukan oleh pasar. Hal ini

berlainan dengan pasar tidak sempurna dan monopoli. Semua ini adalah

penyerderhanaan dari perilaku seorang pengusaha dalam kenyataan, dimana ia

harus memutuskan berbagai macam hal lain (seperti hutang piutang, operasional

produksi, masalah perburuhan, dan lain-lain).

Penawaran, Sebagai Perilaku Produsen

Penawaran didefinisikan sebagai kuantitas barang yang ditawarkan di pasar pada

berbagai tingkat harga. Hukum penawaran menyatakan : bila harga sesuatu barang

meningkat, maka produsen akan berusaha meningkatkan jumlah barang yang

dijualnya. Sebaliknya, jika harga turun, produsen cenderung akan mengurangi

jumlah barang yang dijual.

Kasus Khusus

1). Constant Cost Supply

Untuk beberapa proses produksi dan dalam jangka panjang (long run) ada

kasus dimana kenaikan produksi tidak mengakibatkan kenaikan ongkos produksi

per unit, atau dengan lain kata untuk mengundang lebih banyak barang yang

ditawarkan ke pasar tidak perlu dengan kenaikan harga (bentuk penawaran

horizontal). Kenaikan prmintaan mengakibatkan kenaikan volume transaksi tanpa

diikuti oleh kenaikan oleh kenaikan harga pasar.

2). Kurva penawaran yang inelastis sempurna.

Kenaikan permintaan hanya berakibat kenaikan harga pasar tanpa adanya

kenaikan volume transaksi pasar Harga dari suatu barang atau faktor produksi

yang supplynya tidak bisa bertambah meskipun dalam jangka panjang disebut

pure economic rent atau surplus. Contohnya faktor produksi tanah.

3). Backward Bending Supply

Ada kasus dimana kurve penawaran mempunyai slope yang negatif, misal :

1). bentuk kurve penawaran faktor produksi tenaga kerja sering dianggap :

"back ward bending" karena setelah tingkat upah tertentu penawaran tenaga kerja

justru menurun bila upah naik lagi, karena orang lebih suka menikmati waktunya

80

Page 81: e Learning

untuk tujuan-tujuan lain selain memperoleh penghasilan (yaitu untuk apa yang

disebut "leisure")

2). kurve penawaran di masyarakat primitif dimana penghasilan berupa uang

bukan tujuan primer kehidupan manusia, kenaikan harga justru menurunkan

penawaran, karena orang tidak lagi perlu bekerja sekeras semula.

4).Decreasing Cost Supply

Ada beberapa proses produksi yang terutama dalam jang panjang, justru

menunjukkan ongkos produksi per unit yang menurun bila volume produksi

dinaikkan. Untuk barang-barang yang diproduksi dalam keadaan ini kurve supply

adalah menurun dan Hukum Penawaran tidak berlaku : kenaikan permintaan

menurunkan harga pasar dan menambah volume transaksi di pasar.

Fungsi produksi menentukan tingkat output maksimum yang bisa

diproduksi dengan sejumlah input tertentu, atau sebaliknya, jumlah input

minimum yang diperlukan untuk memproduksi suatu tingkat output tertentu.

Fungsi produksi ini ditentukan oleh teknologi yang digunakan dalam proses

produksi. Oleh karena itu, hubungan input/output untuk setiap sistem produksi

merupakan suatu fungsi dari tingkat teknologi, pabrik, peralatan, tenaga kerja,

bahan-bahan baku dan lain-lain yang digunakan dalam suatu perusahaan. Setiap

perbaikan teknologi seperti pemakaian komputer dalam proses pengendalian yang

emungkinkan sebuah perusahaan mampu memproduksi sejumlah output tertentu

dengan bahan baku, energi dan tenaga kerja yang lebih sedikit, atau adanya

program pelatihan yang bisa meningkatkan produktivitas tenaga kerja, akan

menghasilkan sebuah fungsi produksi yang baru.

Dalam mempelajari fungsi produksi, ada 2 macam hubungan antara input

dengan output.

1. Hubungan antara output dengan beberapa input yang digunakan secara

bersama-sama. Hubungan ini kita kenal sebagai karakteristik returns to scale

dari sistem produksi. Konsep returns to scale ini memainkan peranan

penting dalam pengambilan suatu keputusan.Konsep ini mempengaruhi

skala produksi yang optimal atau peluang produksi suatu perusahaan.

81

Page 82: e Learning

Konsep ini juga mempengaruhi sifat persaingan dalam suatu industri, oleh

karena itu konsep returns to scale juga merupakan suatu faktor yang

menentukan tingkat profitabilitas dari suatu investasi.

2. Hubungan antara output dengan variasi dari suatu input yang digunakan.

Produktivitas dan penerimaan suatu factor produksi digunakan untuk

menandai hubungan antara kuantitas suatu input yang digunakan secara

individual dengan output yang dihasilkan. Produktivitas factor produksi ini

merupakan factor kunci dalam penentuan kombinasi input yang optimal

atau proporsi input yang seharusnya digunakan untuk memproduksi suatu

produk. Jadi produktivitas factor produksi ini merupakan dasar dalam

penggunaan sumberdaya yang efisien dalam suatu system produksi. Oleh

karena itu pemahaman tentang produktivitas factor produksi ini akan

membantu kita dalam memahami konsep returns to scale secara mendalam,

sehingga kita akan menelaah hal ini terlebih dulu sebelum membahas

permasalahan lainnya.

Hubungan antara jumlah barang yang dihasilkan dalam satu kegiatan

produksi (output) dengan faktor-faktor produksi yang digunakan (input) dapat

digunakan dengan menggunakan suatu kurva yang disebut dengan kurva produksi.

Kurva produksi dalah kurva yang menghubungkan titik-titik jumlah output yang

dihailkan pada berbagai input yang digunakan pada teknologi tertentu.

Dalam suatu proses produksi, factor produksi (input) dapat dikelompokkan

menjadi dua macam, yaitu input tetap dan input variable. Input tetap adalah input

yang jumlahnya tetap dalam suatu proses produksi. Atau dapat juga dikatakan

bahwa input tetap adalah input yang jumlahnya tidak dapat berubah.edangkan

input variable adalah input yang jumlahnya dapat berubah dalam suatu proses

produksi atau dapat juga dikatakan bahwa input variable adalah input yang dalam

jangka waktu relative pendek akan dapat berubah.

Suatu kegiatan produksi dalam jangka relative pendek, yaitu suatu

kegiatan roduksi di mana produsen tidak mampu mengubah input tetapnya,

sedangkan penambahan input variable akan dapat menambah jumlah output yang

dihasilkan. Akan tetapi tingkat output tersebut semakin lama semakin berkurang

sampai pada tingkat penggunaan jumlah input tertentu yang mengakibatkan

82

Page 83: e Learning

output justru berkurang denganadanya penambahan input yang digunakan. Proses

ini dikenal dengan tambahan hasil yang semakin berkurang (diminishing marginal

retrn).

Misalnya: Suatu kegiatan produksi di bidang pertanian yang menggunakan tanah

sebagai input tetap dan tenaga kerja senbagai input varaiabel. Pada tahap awal dari

kegiatan produksi tersebut igunakan tenaga kerja yang relative sedikit

dibandingkan dengan input tanah yang tersedia untuk digarap. Dengan adanya

penambahan tenaga kerja yang digunakan akan menambah jumlah output yang

dihasilkan. Penambahan tenaga kerja berikutnya akan menambah jumlah output

yang dihasilkan, akan tetapi pada tingkat penambahan input tertentu, penambahan

output tersebut akan semakin berkurang (dikenal dengan :The law of diminishing

marginal product).

Produk Total, Rata-rata dan Marginal

Produktivitas faktor produksi atau tingkat penerimaan faktor produksi

mempunyai peranan yang penting dalam proses penentuan kombinasi input yang

optimal dalam suatu sistem produksi. Oleh karena itu proses optimasi

memerlukan analisis hubungan antara nilai total dengan nilai marginal dari suatu

fungsi,maka akan sangat berguna apabila produk total, rata-rata dan marginal dari

sumberdaya yang kita gunakan dalam suatu sistem produksi.

Produk total merupakan jumlah output total atau produk total yang

dihasilkan dari penggunaan sejumlah tertentu sumberdaya dalam suatu sistem

produksi. Konsep produk total ini digunakan untuk menggambarkan hubungan

antara output dengan hanya satu input yang berubah-ubah yang digunakan dalam

sebuah fungsi produksi.

Secara umum, produk total dari suatu fungsi faktor produksi bisa

ditunjukkan sebagai sebuah fungsi yang menghubungkan output dengan jumlah

sumberdaya yang digunakan. Misalnya fungsi produksi: Q = f (X| Y = 2)

artinya persamaan ini menghubungkan jumlah putput Q yaitu produk total dari X

dengan jumlah Y yang digunakan sebesar 2 unit.

Dalam suatu proses produksi, yaitu dikenal dengan 3 tahap, yaitu tahap I,

tahap II, dan tahap III. Masing-masing tahapan produks tersebut menggambarkan

tingkat kombinasi yang berbeda-beda. Secara teoritis, kombinasi factor produksi

83

Page 84: e Learning

(input) yang secara teknis rasional adalah kombinaasi input yang termaasuk dalam

tahap II seperti yang terlihat pada gambar dibawah ini. Hal ini disebabkan karena

pada tahap produksi II, baik produktivitas input variable maupun harapan

produksi secara teknis mencapai tingkat yang maksimal.

Kombinasi input pada tahap produksi III, besarnya produksi rata-rata

menurun, sedangkan produksi marginal positif. Produksi rata-rata input variable

pada tingkat produksi tertentu dari suatu kegiatan produksi adalah jumlah output

yang dihasilkan dibagi dengan jumlah input variable yang digunakan.

Atau secra matematis dapat ditulis sebagai berikut :

AP L = TP L

Keterangan:

AP L = Average Product of Labour (produksi rata-rata input tenaga kerja)

TP = Total Product (produksi total)

L = Labour (jumlah tenaga kerja).

Produksi marginal dai input variable pada tingkat produksi tertentu dalam suatu

kegiatan produksi adalah perbandingan antara tambahan-tambahan jumlah barang

yang dapat dihasilkan dengan tambahan input variable sebanyak satu unit.

Atau secara matematis dapat ditulis sebagai berikut:

MP L = ∆TP = ∂TP ∆ L ∂ L

Keterangan:

MP L = produksi marginal input tenaga kerja (Marginal Product of Labour).

∆ TP = Perubahan produksi total

∆ L = perubahan jumlah tenaga kerja

tahap I TP

84

Page 85: e Learning

tahap II tahap III

TP

APL

0 L0 L1 L2 L

MP L

Dari gambar diatas dapat dilihat hubungan antara kurva produksi total (TP),

produksi rata-rata (AP) dan produksi marginal (MP) pada suatu kegiatan produksi

yang menggunakan satu macam input variable yaitu tenaga kerja (L).

Pada tahap awal penggunaan sejumlah tenaga kerja (O-Lo) dapat

meningkatkan jumlah output (total product/TP). Kondisi ini ditunjukkan oleh

kurva TP yang mulai naik. Dimana saat ini kurva produksi marginal tenaga kerja

(MP L) naik karena proporsi kenaikan jumlah output naik dengan beertambahnya

satu unit tenaga kerja. Kemudian pada tingkat penggunaan tenaga kerja tertentu

(L0-L1), proporsi kenaikan jumlah output semakin berkurang/lebih kecil

dibandingkan dengan penambahan tenaga kerja pada jumlah sebelumnya. Pada

tingkat penggunaan tenaga kerja ini peningkatan output maksimum dan

menambah satu unit tenaga kerja terjadi pada titik belok kurva TP. Pda keadaan

ini kurva produksi marginal mencapai titik puncaknya (pada penggunaan tenaga

kerja sebanyak L1). Apabila penambahan tenaga kerja tidak meningkatkan output,

maka kurva TP maksimum. Pada tingkat penggunaan tenaga kerja ini (L2) kurva

MP L memotong sumbu datar, artinya pada tingkat penggunaan tenaga kerja

tersebut (L2) , besrnya produksi marginal sama dengan nol.

Produksi rata-rata tenaga kerja akan mencapai nilai maksimum pada

jumlah penggunaan tenaga kerja di mna kurva produksi total (TP) yang di sebelah

atas bersinggungan dengan garis lurus yang ditarik dari titik origin (titik potong

antara sumbu datar dn sumbu tegak), yaitu pada tingkat penggunaan tenaga kerja

sebanyak L1. Penggunaan tenaga kerja lebih dari L1, maka akan mengakibatkan

produksi rata-rata menurun. Hal ini ditunjukkan oleh bentuk kurva produksi rata-

rata (AP L) menurun.

85

Page 86: e Learning

Kurva AP L, tidak akan memotong sumbu datar pada tingkat penggunaan dua

macam input variablel.

Kurva TP dan MP, menunjukkan sifat yang kita kenal dengan istilah

hukum kenaikan hasil yang berkurang (the law of diminishing returns).

Hukum ini menyatakan bahwa jika jumlah penggunaan satu input variable

meningkat sementara jumlah penggunaan factor produksi lainnya tidak berubah,

maka pada mulanya kenaikan penggunaan input tersebut akan menaikkan output,

tetapi kemudian mulai menurun /berkurang. Atau dengan kata lain , hukum ini

menyatakan bahwa MP dari factor produksi variable akhirnya akan menurun ,

apabila input tersebut dikombinasikan dengan satu input lainnya atau lebih yang

jumlahnya tetap.

Misalnya hal ini terjadi pada sebuah pabrik perakitan mobil. Apabila seorang

pekerja ditugaskan untuk merakit mobil, maka pekerja itu harus melakukan semua

kegiatan yang diperlukan untuk membuat mobil tersebut. Output dari kombinasi

penggunaan tenaga kerja dan modal seperti itu akan sangat kecil. Namun apabila

jada tambahan pekerja ke dalam kegiatan perakitan tersebut, dengan

menganggap input modal tetap, maka output bisa ditingkatkan dengan cepat.

Intensitas penggunaan sumberdaya modal meningkat dengan adanya tambahan

input tenaga kerja tersebut dan kombinasi input menjadi lebih efisien. Perbaikan

penggunaan modal yang disebabkan oleh pengerjaan tenaga kerja yang semakin

banyak tersebut bisa meningkatkan MP (Marginal Product = meningkatnya

output) setiap pekerja sampai pada batas tertentu dari tambahan tenaga kerja

tersebut. Kenaikan produktivitas marginal ini terjadi karena setiap tenaga kerja

semakin mampu mengelola sejumlah barang modal yang digunakannya daripada

jika jumlah tenaga kerja tersebut lebih sedikit. Spesialisasi kegiatan yang bisa

menyertai kenaikan penegrjaan tenaga kerja tersebut merupakan faktor lain yang

bisa juga meningkatkan MP tenaga kerja jika ada tambahan tenaga kerja yang

digunakan.

Hubungan Fungsional antara jumlah input yang digunakan dengan jumlah

output yang dihaasilkan dapat dijelaskan dengan kurva isoquant. Isoquant berasal

dari kata iso yang berarti sama dan quant yang artinya quantitas.

86

Page 87: e Learning

Kurva Isoquant adalah kurva yang menghubungkan berbagai titik kombinasi

penggunaan dua input variable yang digunakan untuk menghasilkan sejumlah

output tertentu.

Secara umum bentuk kurva isoquant dari kegiatan produksi mempunyai

cirri-ciri sebagai berikut:

1. Kombinasi input yang relevan yang mempunyai kemiringan negatif

2. Cembung ke arah titik origin

3. Tidak saling berpotongan antara isoquant yang satu dengan isoquant yang

lain.

4. Isoquant yang letaknya semakin jauh terhadap titik origin, menunjukkan

kombinasi yang menghaailkan output lebih banyak.

Suatu kurva isoquant berbentuk cembung ke arah titik origin menunjukkan bahwa

kemampuan untuk mengganti secara pisik (marginal rate of technical

substitutions) antara input yang satu terhadap input tyang lain semakin lama

semakin berkurang. Sedangkan kurva isoquant yang tidak saling memotong satu

sama lainnya mengandung arti bahwa tidak mngkin ada dua macam kurva

isoquant yang berbeda bisa menghasilkan tingkat output yang sama banyaknya.

Misalya: Tabel dibawah ini menyajikan titik-titik pada tiga isokuan yang

berbeda.

Isoquan I Isoquan II Isoquan III

L K L K L K

2

1

2

3

4

5

6

7

11

8

5

3

2,3

1,8

1,6

1,8

4

3

4

5

6

7

8

9

13

10

7

5

4,2

3,5

3,2

3,5

6

5

6

7

8

9

10

11

15

12

9

7

6,2

5,5

5,3

5,5

87

Page 88: e Learning

Dengan meletakkan titik pada pasangan sumbu yang sama serta

menghubungkannya, maka kita akan menemukan gambar seperti dibawah ini,

K

14

12

10

8

III

6

II

4

I

2

0 2 4 6 8 10 12 14 L

Perusahaan dapat memproduksi output sejumlah yang dicerminkan oleh isoquan I

dengan menggunakan 8 K dan l L atau dengan menggunakan 5K dan 2 L atau

kombinasi K dan L yang lain pada isoquan I Isoquan menunjukkan jumlah output

secara kardinal.

Margianl Rate Of Technical Substitution (MRTS)

MRTS bisa dinyatakan secara matematis sebagai berikut:

MRTS = Δ Y = Slope Isoquan Δ X

88

Page 89: e Learning

MRTS tersebut biasanya tidak konstan, tetapi menurun jika jumlah penggantian

(substitusi) meningkat.

Isokuan berasal dari kata iso yang berarti sama dan quant yang berarti kuantitas.

Kurva isoquan berarti kurva yang menunjukkan semua kombinasi penggunaan

input yang berbeda secara efisien untuk menghasilkan sejumlah output tertentu.

Dalam beberapa sistem produksi, penggunaan input-input tertentu bisa

dengan mudah digantikan dengan inout lainnya. Misalnya dalam produksi tenaga

listrik, bahan bakar minyak yang digunakan untuk membangkitkan tenaga listrik

bisa merupakan contoh input yang bisa digantikan.

Isokuan Produksi

Input Y

Q2

Q1

Input X

Listrik bisa dihasilkan oleh minyak dan atau gas. Di sini gas dan minyak bisa

saling menggantikan secara sempurna dan isokuan merupakan garis lurus. Pada

sisi lain dari substitusi input ini adalah sistem produksi di mana input saling

melengkapi (komplementer) secara sempurna satu sama lain. Dalam keadaan

seperti itu jumlah yang tepat dari setiap input dibutuhkan untuk menghasilkan

sejumlah output tertentu.

Persamaan yang menunjukkan kombinasi input yang mengakibatkan

ongkos minimum disebut dengan dalil; Least Cost Combination (LCC).

Kombinasi input yang mengakibatkan ongkos produksi minimum (pada tingkat

LCC) belum tentu mendatangkan keuntungan yang maksimum bagi produsen

tersebut, karena pada tingkat LCC tersebut, produsen hanya mencapai ongkos

produksi yang minimum saja.

89

Page 90: e Learning

Produsen akan memperoleh laba yang maksimum apabila ia berproduksi

dengan LCC dengan ketentuan bahwa perbandingan antara produksi marginal

secara fisik (marginal Phisical Product) setiap input dengan harga yang sama

besar dan sama dengan seperharga output.

Atau secara matematis dapat ditulis sebagai berikut :

Dalil keuntungan maksimum:

MPP x1 = MPPx2 = MPPx3 = MPPxn = 1 P x1 P x2 Px3 P xn PQ

Keterangan:

MPP x1, MPP x2, MPPx3, MPPxn = Marginal Physical Product Input variable

X1, X2, X3……………Xn.

P x1, P x2, P x3………..P xn = harga input variable X1, X2………Xn

PQ = harga output yang dihasilkan

Dalam suatu kegiatan produksi, kemampuan produsen dalam menyediakan input

yang digunakan dibatasi oleh anggaran yang tersedia. Kemampuan produsen

dalam menyediakan input yang digunakan dalam suatu kegiatan produksi

digambarkan dengan suatu garis anggaran yang disebut dengan isocost.

Persamaan kurva isocost dalam suatu kegiatan produksi yang menggunakan input

modal (K) dan input tenaga kerja (L) dengan anggaran (I) adalah sebagai berikut:

P k. K + P L. L = I

Keterangan:

Pk dan PL adalah harga input modal dan harga input tenaga kerja

K, L = masing-masing adalah jumlah modal dan jumlah tenaga kerja yang dibeli

I = anggaran yang tersedia untuk membeli input modal dan tenaga kerja

dalam kegiatan produksi tersebut.

Kegiatan produksi yang menggunakan dua macam input variable.

Hubungan fungsional antara output dengan input erring digunakan fungsi

produksi yang dikemukakan oleh Cobb dan Douglas, yang dikenal dengan fungsi

90

Page 91: e Learning

produksi “Cobb Douglas” Dari fungsi produksi tersebut dapat diketahui dengan

mudah aspek-aspek produksi marginal, produksi rata-rata, tingkat kemampuan

batas untuk mengganti antara input yang satu dengan input yang lain, intensitas

penggunaan input dan efisiensi suatu kegiatan produksi secara keseluruhan.

Bentuk umum fungsi Cobb Douglas dapat ditulis sebagai berikut :

Misalnya dalam kegiatan produksi tersebut menggunakan dua macam input

variable yaitu modal (K) dan tenaga kerja (L).

Q = k L K

Yang menyatakan bahwa :

Q = jumlah barang/jasa yang dihasilkan (output)

L, K = jumlah tenaga kerja dan modal yang digunakan (input).

k, = adalah konstanta

Dari fungsi Cobb Douglas seperti contoh diata dapat diketahui beberapa aspek

produksi sebagai berikut :

1. Tingkat produksi marginal (MP) dari msing-masing input.

Produksi marginal input (MPL)

MP L = ∂ Q =

∂ L

Produksi marginal input K (MP K) adalah :

MP K = ∂ Q = ∂ K

2. Intensitas penggunaan input.

Dalam model fungsi produksi Cobb Douglas, intensitas penggunaan input

dapat dilihat dari angka perbandingan antara … dan

91

Page 92: e Learning

a. Semakin besar angka perbandingan antara , maka kegiatan

produksi tersebut lebih banyak menggunakan input tenaga kerja (labour

intensive).

b. Semakin kecil angka perbandingan antara dan , maka kegiatan

produksi tersebut lebih banyak menggunakan input modal (capital intensive).

3. Derajat perubahan output apabila semua input variable berubah dengan

proporsi yang sama. Besar.

a. Apabila + > 1, maka fungsi produksi tersebut menunjukkan

perubhan output dengan perbandingan yang lebih besar dari skalanya (increshing

return to scale).

b. Apabila + = 1, maka fungsi produksi tersebut menunjukkan

perubahan output dengan perbandingan yang sama besar dengan skalanya

(constant return to scale).

c. Apabila + < 1, maka fungsi produksi tersebut menunjukkan

perubahan output dengan perbandingan yang lebih kecil dari skalanya

(decreashing return to scale).

Marginal Product dan Hukum Hasil Lebih yang Makin Berkurang

Menurut hukum hasil lebih yang makin berkurang (the law of diminishing

returns) , bahwa produk marginal setiap unit input akan menurun sebanyak

penambahan jumlah input yang bersangkutan, dengan asumsi semua input lainnya

konstan.

Sekarang kita anggap bahwa tenaga kerja konstan, sedangkan tanah beerubah-

ubah. Produk marginal tanah adalah perubahan output total yang disediakan oleh

tambahan 1 unit tanah, dengan aumsi semua input lain konstan. Kita dapat

menghitung produk marginal untuk setiap input (tenaga kerja, tanah, mesin, air,

pupuk dan lain-lain) serta produk marginal dapat diterapkan pada setiap output

92

Page 93: e Learning

(misalnya jagung, gandum, baja, kacang, kedelai, dan sebagainya). Kita bisa

menemukan bahwa semua input lainnya juga cenderung mengikuti hokum hail

yang semakin berkurang (the law of diminiahing returns).

Pertanyaan selanjutnya adalah mengapa fungsi produksi umumnya tunduk

pada hukum ini? Jawabannya adalah bahwa semakin banyak suatu input tertentu

seperti tenaga kerja yang ditambahkan pada input anah, mesin, dan input lainnya

yang berjumlah tetap, maka tenaga kerja semakin sedikit memiliki factor produksi

lain yang bekerja bersamanya. Tanah semakin sempit, mesinpun dipekerjakan

melmpaui batas, sedangkan tugas yang sedang dikerjakan dirasa semakin kurang

penting. Hukum hasil lebih yang makin berkurang mudah dimengerti dengan

mengamati input air. Unit pertama air sangatlah vital bagi kehidupan tanaman,

unit selanjutnya membuat tanaman menjadi sehat dan tumbuh besr, akan tetapi

semakin banyak air yang disiramkan,maka akhirnya tanah akan penuh dengan air,

sehingga tanaman membusuk dan tidak bisa dipanen.

Dalam meneerapkan hokum hasil lebih yang semakin berkurang terhadap

produksi, kita harus selalu menekankan bahwa hokum ini merupakan hasil

observasi empiris yang dilakukan secara luas dan teratur. Kita tidak bisa

menamakannya dengan hokum gravitasi yang telah dianggap sebagai kebenaran

universal. Hukum hasil lebih yang makin berkurang telah ditemukan di berbagai

penelitian empiris, meskipun terdapat pula beberapa pengecualian. Selanjutnya

perlu kita ingat, bahwa hokum ini tidak barlaku untuk semua tingkat produksi

input tenaga kerja pertama mungkin akan meningkatkan produk marginal, karena

hanya diperlukan beberapa menit untuk menjalankan mesin dan mengangkut

tenaga kerja ke lapangan.

Pada kasus air, input air terkhir (paling banyak) akan memberikan produk

marginal yang negative, karena tanaman telah mati lemas kebanyakan air. Oleh

sebab itu kita harus selalu ingat bahwa hukum hasil lebih yang makin berkurang,

merupakan suatu keteraturan empiris yang tunduk pada pengecualian, dan bukan

merupakan hokum alam yang bersifat universal.

Contoh teknis: misalnya saluran pipa minyak

Sebuah illustrasi penting mengenai teori produksi dalam kehidupan bisnis

modern yaitu pengangkutan minyak melalui saluran pipa. Transportasi minyak

93

Page 94: e Learning

berpatokan pada prinsip fisik sederhana, namun merupakan jalur kehidupan yang

begitu penting dalam system perekonomian kita. Kita dapat mengemukakan

sebuah contoh produksi yang menjelaskan hubungan antara kuantitas minyak

mentah (output) yang dianggap setiap hari melalui saluran pipa dan input yang

ditunjukkan oleh ukuran pipa serta tenaga mesin pompa. Para ahli teknik yang

mempelajari teknologi ini telah membuat pengukuran yang begitu cermat dan

menemukan sejumlah hubungan numeris antara input dan output. Kita dapat

menggunakan studi tersebut untuk menunjukkan sifat fungsi produksi bersamaan

dengan produk total dan produk marginal saluran pipa.

Periode Singkat, Jangka pendek, dan Jangka Panjang

Produksi tidak hanya memerlukan tenaga kerja dan tanah, tetapi juga

waktu. Saluran pipa tidak dapat dibangun hanya dalam waktu semalam, dan sekali

dibangun saluran tersebut akan bertahan untuk beberapa waktu lamanya. Petani

tidak dapat mengubah hasil panennya di pertengahan musim. Selain itu, sekali

peralatan modal ditempatkan dalam bentuk bangunan beton dari suatu pabrik

pembangkit tenaga di sungai atau pabrik petrokimia di suatu tempat, maka secara

ekonomis modal tidak dapat diambil kembali dan tidak dapat dipindahkan ke

lokasi lain/ditransfer ke penggunaan lain.

Untuk memperhitungkan peranan waktu dalam proses produksi dan biaya,

maka kita membedakan periode waktu yang berbeda,yaitu:

1. Periode singkat (momentary run)

adalah periode waktu yang sangat pendek ketika kita tidak ada perubahan

apapun dalam produksi.

2. Periode Jangka Pendek (short run)

adalah periode waktu ketika input variable seperti bahan baku dan tenaga kerja

dapat disesuaikan, tetapi kurang cukup lama untuk melakukan penyesuaian

semua input. Dalam jangka pendek, factor non variable seperti mesin dan

peralatan, tidak dapat sepenuhnya disesuaikan ataupun dimodifikaasi.

3. Periode Jangka Panjang (long run)

94

Page 95: e Learning

adalah ketika semua factor produksi, baik faktor variable maupun non

variable yang digunakan oleh perusahaan bisa diubah, termasuk buruh, bahan

baku dan modal.

Perubahan Teknologi

Sejarah ekonomi mencatat bahwa output meningkat lebih dari sepuluh kali

lipat selama abad berputar. Namun variasi dan kualitas barang serta proses

produksi juga telah mengalami perubahan. Bagaimana perubahan teknologi bisa

memperbaiki produktivitaa dan meningkatkan standar kehidupan. Perubahan

secara teknis menunjukkan bahwa perubahan-perubahan teknologi seperti

penemuan produk baru, perbaikan produk lama, ataupun perubahan dalam proses

produksi barang dan jasa.

Perubahan teknologi terjadi jika pengatahuan rekayasa dan pengetahuan

teknis baru memungkinkan lebih banya output yang bisa diproduksi dengan

menggunakan input yang sama, atau jika outputnya sama dapat diproduksi dengan

input yang lebih sedikit. Dalam terminology produksi kita, perubahan teknologi

terjadi jika fungsi produksi berubah. Di sini ada perbedaan antara inovasi produk

(product innovation) dengan inovasi proses produksi (process innovation).

Inovasi produk terjadi apabila produk baru atau produk lama yang diperbaiki

doperkenalkan di pasar, sedangkan inovasi proses terjadi bilamana teknik-teknik

produksi perbaikan atau teknik-teknik produksi baru telah dikembangkan..

Perubahan teknologi yang terjaadi belakangan ini meliputi pengembangan

mikro elektronik yang memungkinkan dibuatnya stereo dan televisi portable,

penemuan serat optic yang dapat menurunkan biaya serta memperbaiki

ketahanannya dalam bidang telekomunikasi. Perubahan teknologi menggeser

fungsi produksi ke atas.

95

Page 96: e Learning

BAB 6

BIAYA DAN PENERIMAAN

Tujuan:

1. Mahasiswa dapat mengetahui  kaitan antara jumlah output dan input serta biaya yang harus ditanggung oleh produsen.

96

Page 97: e Learning

2. Mahasiswa mampu menganalisis berbagai konsep biaya.

3. Mahasiswa mengetahui pembuatan keputusan produksi dan penjualan

atas dasar biaya dan harga barang.

Pembahasan Materi:

1. Definisi Biaya

2. Macam-macam Biaya Produksi

3. Permintaan Input

4. Keuntungan

Biaya

Istilah biaya isa diartikan bermacam-macam, tergantung pada bagaimana

biaya tersebut digunakan.Apabila kta membeli produk secara tunai, dan

menggunakan roduk tersebut, maka tidak ada masalah dalam pendefinisian dan

pengukuran biaya produk tersebut. Sebaliknya apabila barang tersebut disimpan

beberapa waktu, maka muncul masalah sepert berapa biaya penggunaan asset

tersebut selama periode tertentu. Biaya yang akan digunakan untuk suatu periode

tertentu disebut biaya relevan (relevant cost).

97

Page 98: e Learning

Pembahasan tentang biaya relvan tersebut didasarkan pada konsep

penggunaan alternatif. Sumberdaya ekonomi mempunya nilai karena sumberdaya

tersebut bisa digunakan untuk memproduksi barang dan jasa.Apabilaperusahaan

menggunaan sumberdaya untuk memproduksi produk tertentu, maka perusahaan

tersebut bisa juga menggunakan sumberdaya tersebut bagi penggunaan

alternatif.Oleh karena itu perusahaan itu harus menetapkan tingkat harga yang

besarnya minimal sama dengan sumberdaya itu dalam penggunaan alternatif

tersebut.

Misalnya biaya untuk aluminium yang digunakan pabrik pesawat terbang,

ditentukan oleh nilai aluminium tersebut untuk penggunaan-penggunaan

alternatif. Sebuah pabrik pesawat terbang harus membayar suatu tingkat harga

yang sama besarnya dengan nilai alternatif tersebut atau aluminium tersebut akan

digunakan untuk memproduksi barang alternatif seperti peralatan masak, mobil,

peralatan kantor, dan lain-lain.

Begitu juga, apabila sebuah perusahaan memiliki peralatan modal yang

bisa digunakan untuk memproduksi barang A akan mencakup laba dari barang

alternatif B yang tidak bisa diproduksi, karena peralatan tersebut digunakan untuk

memproduksi barang A. Oleh karena itu konsep biaya oppurtunitas ini

mengandung arti bahwa semua keputusan didasarkan pada pilihan di antara

tindakan-tindakan alternatif. Biaya ppurtunitas dari sebuah sumberdaya ditentukan

oleh nilai penggunaan alternatif yang terbaik dari sumberdaya tersebut.

Peranan Penerimaan dan Biaya Dalam Produksi

Untuk menjawab pertanyaan faktor-faktor apa saja yang menentukan

kombinasi input yang optimal dalam kegiatan produksi? Dalam perekonomian

yang sudah maju, kegiatan produksi biasanya akan menghasilkan barang-barang

dan jasa yang akan diperjual belikan di pasar, bukan hanya sekedar dikonsumsi

oleh produsennya.Oleh karena itu kita harus memperhatikan penerimaan yang

diperoleh para pemilik berbagai input (faktor produksi), misalnya tenaga kerja,

98

Page 99: e Learning

bahan baku, kapital dari penjualan input-input tersebut. Jadi kitan harus

memperluas analisis kita sampai analisis produktivitas ekonomis dari input

tersebut (bukan hanya sekedar analisis produktivitas fisik), tetapi bagaimana

kemampuan input-input tersebut dalam menghasilkan penerimaan bagi

pemiliknya.

Perubahan dari hubungan fisik ke hubungan ekonomi ini dilakukan dengan

cara mengalikan MP input dengan MR (penerimaan marginal) yang diperoleh dari

penjualan output (barang/jasa) yang dihasilkan sehingga kita akan mendapatkan

besaran yang dikenal sebagai marginal revenue product (MRP) dari input:

Marginal Revenue Product dari Input X atau MRP X

MRP X = Marginal Product X . Marginal Revenue Q

= MP X . MR Q

MRP adalah nilai dari unit marginal suatu input yang digunakan untuk

memproduksi suatu produk tertentu. Misalnya, jika pertambahan 1 orang tenaga

kerja bisa menghasilkan 2 unit output tambahan yang bisa dijual seharga Rp

1.000,00 per unit, maka MP tenaga kerja tersebut adalah 2, dan MRP-nya sama

dengan Rp1.000,000 x 2 = Rp 2.000,00

Definisi Biaya

Dalam pengertian ekonomi, yang dimaksud dengan biaya/ongkos adalah

semua beban finansiil yang harus ditanggung oleh produsen untuk menghasilkan

barang/jasa agar siap digunakan oleh konsumen, baik betul-betul dikeluarkan

(eksplisit cost) maupun yang tidak betul-betul dikeluarkan, misalnya dari milik

pribadi sendiri (implicit cost).

Seperti halnya dengan produksi, maka biaya yang harus ditanggung oleh

produsen dalam suatu kegiatan produksi dapat dihubungkan dengan jumlah

barang/jasa yang diproduksi.

Kurva yang menghubungkan titik-titik besarnya biaya produksi pada berbagai

jumlah barang/jasa yang dihasilkan disebut :Kurva biaya. Kurva biaya produksi

ini dapat diturunkan/diperoleh dari suatu fungsi biaya produksi. Dalam suatu

fungsi biaya beranggapan bahwa harga input/factor produksi yang digunakan

tidak berubah/tetap. Kurva biaya produksi adalah kurva yang menunjukkan

99

Page 100: e Learning

hubungan antara jumlah biaya produksi yang dikeluarkan oleh seorang produsen

(pada sumbu vertical) dan tingkat output (pada sumbu horizontal).

Biaya produksi pada suatu kegiatan produksi jangka pendek dibedakan

menjadi 2 macam :

1. Biaya Tetap (Fixed Cost)

2. Biaya Variabel (Variabel Cost)

Biaya tetap adalah biaya yang harus dikeluarkan suatu perusahaan ,

meskipun tidak berproduksi, biaya tetap ini tidak dipengaruhi oleh setiap

perubahan kuantitas output.

Misalnya : Pembayaran kontrak bangunan dan sewa peralatan, bunga atas hutang,

gaji pegawai tetap, harga mesin.

Biaya Variabel adalah : biaya yang bervariasi sesuai dengan perubahan tingkat

output. Misalnya : bahan baku, tenaga kerja, dan lain-lain.

Secara garis besar segi biaya produksi dalam hubungannya dengan

tingkat output, ongkos produksi dibagi menjadi :

1. Total Fixed Cost (TFC) atau biaya tetap total, adalah jumlah biaya yang tetap

dibayar perusahaan/proddusen berapapun tingkat outputnya. Jumlah TFC

adalah tetap untuk setiap tingkat output (biaya penyusutan, dan sebagainya).

2. Total Variabel Cost (TVC) atau biaya variable total,adalah jumlah biaya-biaya

yangberubah menurut tinggi rendahnya output yang diproduksikan.

3. Total Cost (TC) atau biaya total adalah penjumlahan dari biaya tetap dan biaya

variable.

TC = TFC + TVC

4. Average Fixed Cost (AFC) atau ongkos tetap rata-rat, adalah biaya tetap yang

dibebankan pada setiap unit output.

AFC = TFC Q

(di mana Q = tingkat output).

5. Average Variabel Cost (AVC) atau biaya variable rata-rata, adalah semua

biaya-biaya, selain AFC yang dibebankan pada setiap unit output.

AVC = TVC Q

100

Page 101: e Learning

6. Average Total Cost (ATC) atau biaya total rata-rata, adalah biaya produksi

dari setiap unit output yang dihasilkan.

ATC = TC Q

7. Marginal Cost (MC) atau biaya Marginal, adalah kenaikan dari total cost yang

diakibatkan oleh diproduksinya tambahan satu unit output, dengan tidak

menambah (atau mengurangi) TFC, sedangkan TC = TFC + TVC. Jadi

kenaikan TC ini sama dengan kenaikan TVC yang diakibatkan oleh produksi 1

unit output tambahan.

MC = ∆ TC = ∆TVC = ∂ TC ∆ C ∆ Q ∂ Q

di mana : ∂ TC = turunan pertama fungsi TC terhadap Q ∂ Q

∆ TC = kenaikan biaya total

∆ Q = kenaikan jumlah output yang dihasilkan.

Dalam suatu kegiatan produksi dengan satu macam input variable, pada saat

kurva produksi marginal (kurva MP) mencapai nilai maksimum, maka kurva

biaya marginal (Kurva MC) mencapai nilai minimum. Demikin juga pada saat

kurva produksi rata-rata (kurva AP) mencapai nilai maksimum, maka kurv biaya

rata-rata (kurva AC) akan minimum. Jadi dalam satu set kurva biaya produksi

yang lengkap, yaitu pada saat biaya rata-rata minimum, maka biaya rata-rata sama

dengan biay marginal. Hal ini ditunjukkan dengan terjadinya perpotongan kurva

biaya rata-rata (kurva AC) dengan kurva biaya marginal (kurva MC) pada saat

kurva AC minimum.

Biaya Jangka Pendek dan jangka panjang

Penggunaan konsep biaya relevan untuk pengambilan keputusan penentuan

tingkat output dan harga secara tepat membutuhkan suatu pemahaman mengenai

hubungan antara biaya dengan output dari suatu perusahaan. Fungsi biaya ini

tergantung pada : (1) fungsi produksi dari perusahaan dan (2) fungsi penawaran

pasar dari input-input yang digunakan perusahaan tersebut.

101

Page 102: e Learning

Dua fungsi biaya utama yang digunakan dalam pembuatan keputusan

manajerial yaitu fungsi biaya jangka pendek yang digunakan dalam pembuatan

keputusan operasional sehari-hari dan fungsi biaya jangka panjang yang biasanya

digunakan untuk perencanaan jangka panjang.

Cara membedakan jangka panjang dan jangka pendek adalah : kalau

jangka pendek didefinisikan sebagai suatu periode waktu di mana beberapa input

bersifat tetap. Dalam jangka panjang, perusahaan bisa menambah, menurunkan,

atau mengubah penggunaan faktor-faktor produksi tanpa batasan. Oleh karena itu,

dalam periode jangka pendek, keputusan-keputusan perusahaan tersebut

dikendalai oleh pengeluaran-pengeluaran modal sebelumnya dan komitmen

lainnya.Dalam jangka panjang, tidak ada pembatasan-pembatasan seperti itu.

Dalam jangka panjang, suatu perusahaan tidak ada input tetap, oleh karena

itu semua biaya jangka panjang bersifat variabel. Selain itu sebagaimana kurva-

kurva biaya jangka pendek yaitu menggunakan kombinasi input yang optimal

(least-cost combination) untuk memproduksi setiap tingkat output (pada skala

pabrik tertentu), maka kurva-kurva biaya jangka panjang juga dibuat dengan

menggunakan asunmsi bahwa sebuah pabrik yang optimal (pada tingkat teknologi

tertentu digunakan untuk memproduksi tingkat output tertentu.

Kurva produksi biaya jangka panjang bisa menunjukkan keadaan returns

to scale dan ukuran pabrik yang optimal.Oleh karena itu kurva biaya jangka

panjang bisa digunakan untuk mengarahkan keputusan-keputusan perencanaan

sebuah perusahaan.

Kurva biaya rata-rata jangka panjang diturunkan dan titik-titik singgung

antara kurva isoquant dan kurva isocost pada suatu tingkat penggunaan input

variable tertentu. Hal ini menunjukkan bahwa pada setiap titik yang terdapat pada

kurva biaya produksi jangka panjang, produsen selalu berproduksi pada tingkat

kombinasi penggunaan input yang menghasilkan biaya minimum (least cost

combination).

Kurva biaya rata-rata jangka panjang merupakan kumpulan dari kurva

biaya rata-rata jangka pendek. Kumpulan dari biaya rat-rata jangka pendek akan

membentuk kurva biaya rata-rata jangka panjang yang disebut : kurva amplop

(envelope curve). Dalam teori biaya produksi, bentuk kurva biaya rata-rata jangka

102

Page 103: e Learning

panjang pada tahap awal produksi beerbentuk cembung kea rah sumbu datar

(sumbu yang ditempati jumlah output) dan selebihnya cembung ke atas

membentuk huruf U. Bentuk kurva biaya semacam ini merupakan cerminan dari

berlakunya economies of scale dan diseconomies of scale.

Rp

TC

Output

Economies of scale adalah turunnya biaya produksi rata-rata jangka

panjang sebagai akibat diperluaskannya skala produksi. Turunnya biaya ini antara

lain disebabkan oleh adanya pembagian kerja yang semakin baik, harga input

lebih murah, penekanan ongkos promosi/penurunan biaya promosi. Sedangkan

diseconomies of scale adalah naiknya biaya rata-rata jangka panjang yang

diakibatkan diperluaskannya skala produksi.

Naiknya biaya produksi ini antara lain disebabkan oleh keterbatasan

managerial pimpinan, harga input naik, dan sebagainya. Jika harga-harga input

tidak dipengaruhi oleh jumlah sumberdaya yang dibeli, maka terjadi hubungan

langsung antara biaya dengan produksi. Harga input yang konstan, akan

menghasilkan kurva linier.

Ada banyak faktor yang menyebabkan terjadinya pola produksi di mana

mula-mula terjadi increasing returns to scale kemudian decreasing returns to

scale. Skala produksi yang ekonomis (economies of scale) yang menyebabkan

biaya rata-rata jangka panjang atau long-run average cost (LRAC) menurun,

terjadi karena hubungan produksi dan hubungan pasar. Spesialisasi dalam

penggunaan tenaga kerja merupakan salah satu faktor penting yang menghasilkan

economies of scale. Para pekerja di sebuah perusahaan kecil biasanya melakukan

berbagai pekerjaan, dan keahlian mereka untuk suatu jenis pekerjaan biasanya

lebih rendah dari pada pekerja yang hanya berspesialisasi dalam satu jenis

103

Page 104: e Learning

pekerjaan saja. Oleh karena itu seringkali produktivitas tenaga kerja lebih tinggi

dalam suatu perusahaan besar, di mama individu bisa ditugaskan untuk suatu

pekerjaan tertentu, dari pada pekerja di perusahaan kecil. Produktivitas tersebut

akan menurunkan biaya produksi per unit untuk skala produksi yang lebih besar.

Analisis Pulang Pokok (breakeven analysis)

Analisis pulang pokok sering disebut analisis kontribusi laba,

merupakan teknik analisis penting yang digunakan untuk mempelajari hubungan

antara biaya, penerimaan, dan laba. Teknik aljabar biasanya merupakan suatu alat

yang lebih efisien dalam menganalisis masalah.

Misalnya: P = harga jual per unit

Q = jumlah yang diproduksi dan yang dijual

TFC = Total Fixed Cost (Biaya tetap total)

AVC = Average Variable Cost ( biaya variabel rata-rata)

Analisa pulang-pokok adalah teknik untuk menentukan seberapa banyak satuan

yang harus dijual atau seberapa banyak volume penjualan yang harus dicapai agar

tercapai titik pulang-pokok (tidak rugi dan tidak untung). Analisa pulang-pokok

adalah proses menghasilkan informasi berbagai tingkat keuntungan dan

kerugian yang berkaitan dengan berbagai tingkat produksi.

Unsur Dasar Analisa Pulang-Pokok

Analisa pulang-pokok umumnya terdiri atas refleksi, pembahasan,

pertimbangan, dan pembuatan keputusan relatif terhadap tujuh unsur pokok.

Masing-masing unsur dan definisinya adalah sebagai berikut:

1 Biaya tetap adalah pengeluaran yang diadakan oleh organisasi tanpa

melihat jumlah produk yang dihasilkan. Contoh dari biaya tetap adalah pajak

tanah, pemeliharaan bangunan, pengeluaran untuk bunga pada uang yang

dipinjam untuk membiayai pembelian peralatan.

104

Page 105: e Learning

2. Biaya variabel Biaya variabel adalah pengeluaran yang berfluktuasi dengan

jumlah produk yang dihasilkan. Contoh dari biaya variabel adalah biaya

pembungkusan produk, biaya bahan yang dibutuhkan untuk membuat produk,

biaya yang berkaitan dengan pembungkusan produk untuk dikapalkan.

3. Biaya total adalah jumlah total biaya tetap dan biaya variabel yang berkaitan

dengan produksi.

4. Pendapatan total adalah semua nilai rupiah penjualan yang terakumulasi dari

penjualan produk. Sesungguhnya pendapatan total meningkat ketika lebih banyak

produk yang terjual.

5. Keuntungan didefinisikan sebagai jumlah pendapatan total yang melebihi biaya

total dari produksi barang yang dijual.

Kerugian adalah jumlah biaya total produksi barang yang melebihi pendapatan

total yang diperoleh dari penjualan barang tersebut.

Tipe Analisa Pulang-Pokok

Terdapat dua prosedur yang agak berbeda untuk menentukan titik pulang-pokok

yangsama untuk sebuah organisasi:

(1) analisa pulang-pokok aljabar,

(2) analisa pulang-pokok grafik.

Analisa Pulang-Pokok Aljabar

Rumusan sederhana berikut ini umumnya digunakan untuk mentukan tingkat

produksi dimana organisasi mengalami posisi pulang-pokok:

PCBE P =

P-VCdimana:

BE P =(Break Even Point)= Tingkat produksi dimana perusahaan mengalami titik

pulang-pokok

FC = Biaya tetap produksi total

P = harga dimana tiap unit individu dijual pada pembeli

105

Page 106: e Learning

VC = Biaya variabel yang berkaitan dengan tiap produk yang dihasilkan dan

dijual

Dua langkah berurutan yang harus diikuti untuk menggunakan rumusan ini untuk

menghitung titik pulang-pokok. Pertama, biaya variabel yang berkaitan dengan

produksi tiap barang harus dikurangi dari harga dimana tiap barang tersebut akan

dijual.

Tujuan dari penghitungan ini adalah:

1). Untuk menetukan berapa banyak harga jual dari tiap produk yang dijual bisa

menutupi biaya tetap total yang timbul dari produksi semua barang.

2). Membagi sisa yang dihitung dari langkah pertama kepada biaya tetap total.

Tujuan dari perhitungan ini adalah untuk menentukan berapa banyak produk yang

harus dihasilkan dan dijual untuk menutupi biaya tetap. Angka ini merupakan titik

pulang-pokok dari perusahaan.

Analisa Pulang-Pokok Grafik

Analisa pulang-pokok grafik memerlukan pembuatan sebuah grafik yang

menunjukkan semua unsur kritis dalam analisa pulang-pokok. Gambar 3-1 adalah

grafik analisa pulang-pokok untuk perusahaan penerbit buku teks diatas.

kerugian potensial yang berkaitan dengan berbagai tingkat produksi.

BEP adalah titik pulang pokok, atau tingkat    produksi dimana perusahaan

tidak mengalami kerugian dan juga tidak mengalami keuntungan

Dalam kondisi BEP: Total Revenue (TR) = Total Cost (TC)

Jika : TR=PQ dan TC = TFC+TVC

Maka : dalam keadaan BEP 

PQ=TFC+TVC

Artinya, volume penjualan dimana total penghasilan (TR) sama besarnya dengan

total biaya (TC). Sehingga perusahaan tidak untung dan tidak rugi.

Dasar dan prinsip analisis BEP 

Pada saat BEP, maka : Total Revanue (TR) = Total Cost (TC)

  Total Biaya (TC)= TFC + TVC 

Dalam analisis BEP digunakan asumsi dasar sbb :

1). Semua barang yang diproduksi laku terjual.

106

Page 107: e Learning

2). Harga dan biaya produksi tetap bila harga jual dan biaya berubah.

 

 Jenis BEP 

Single Product; BEP yang gunakan untuk perusahaan yang menghasilkan satu

jenis produk.

Multi product; untuk perusahaan multi produk.

In cash;hanya menghitung biaya tunai saja (cash expenses). Dapat digunakan

untuk perusahaan baik yang single maupun multi product. Analisa BEP adalah

suatu teknik analisa untuk mempelajari hubungan antara biaya tetap dan biaya

variabel.  Dalam analisa BEP ada beberapa hal yang perlu diketahui antara lain:

1). Analisa BEP juga suatu konsep yang digunakan untuk menganalisa jumlah

minimum out put yang harus dihasilkan atau terjual agar perusahaan tidak

mengalami kerugian, maka keadaan pulang pokok terjadi apabila R = C atau

MR = MC atau total penghasilan dikurang total biaya sama dengan nol

(TR – TC = 0) 

 2). Kemudian dalam analisa BEP terdapat grafik BEP yang menunjukkan posisi

perpotongan antara kurva TR dengan TC. 

 MANFAAT BEP 

1). Merencanakan operasi usaha

2). Indikator kelayakan usaha

3). Pengawasan operasi

 Dalam analisis BEP digunakan asumsi dasar sbb :

1). Semua barang yang diproduksi laku terjual.

2). Harga dan biaya produksi tetap bila harga jual dan biaya berubah.

 

 Jenis BEP 

Single Product; BEP yang gunakan untuk perusahaan yang menghasilkan satu

jenis produk.

Multi product; untuk perusahaan multi produk.

In cash;hanya menghitung biaya tunai saja (cash expenses). Dapat digunakan

untuk perusahaan baik yang single maupun multi product.

107

Page 108: e Learning

(1)  BEP SINGLE     PRODUCT 

Q BEP =    TFC

             (P-AVC) 

Q SALES =  TFC

             (1-(AVC)/P) 

Keterangan: 

Q BEP  = BEP dalam unit

Q SALES = BEP dalam penjualan (rupiah)

P  = Harga jual per unit

AVC  = Biaya variabel rata-rata

TFC  = Total biaya tetap

 

Misalnya:

Perusahaan penerbit Rocky memiliki rincian biaya untuk menerbitkan buku,

sebagai berikut :

Total Biaya Tetap (TFC)  

Editing = Rp   5.000.000

Ilustrasi = Rp 10.000.000

Setting = Rp   8.000.000

Overhead = Rp 10.000.000

               Rp 33.000.000

Biaya Variabel Per unit (AVC)

Kertas,cetak,dan jilid  = Rp 18.500

Potongan untuk Toko Buku = Rp   3.600

Komisi penjualan   = Rp      900

Royalti Pengarang   = Rp   4.500

Adm dan Lainnya   = Rp     3.000

                                 Rp  29.000   

Harga jual buku per eksemplar (unit) adalah  Rp 35.000.

Dengan menggunakan data tersebut, carilah BEP nya. 

108

Page 109: e Learning

Jawaban: 

Q BEP =  TFC

               (P-AVC) 

Q BEP =    Rp 33.000.000

        (Rp 35.000-Rp 29.000)  

Q BEP =    Rp 33.000.000  

               Rp 6.000 

            Q BEP =    Rp  5.500 

Q Sales =  TFC

             (1-(AVC)/P) 

Q Sales =      Rp 33.000.000

          (1-(Rp 29rb/Rp 35rb) 

Q Sales =     Rp 192.500.000

 

(2) BEP MULTI PRODUCT 

BEP Multi = TFC

                CMPt 

CMPt = Σ (Shi)  

(Pi - AVCi)

       Pi 

Keterangan: 

BEP Multi = BEP Multi produk utk penjualan (Rp)

TFC    = Biaya tetap (TFC)

Pi    = Harga jual per unit utk produk ke i

AVCi    = Biaya variabel per unit produk ke I

Shi    = Persentase panjualan masing-masing produk  terhadap penjualan total

CMPt    = Margin kontribusi, yaitu hasil kali antara rasio

            (Pi - AVCi)/Pi dengan Shi Misalnya: Perusahaan Modern memproduksi dua jenis pakaian (X dan Y).

109

Page 110: e Learning

Dengan TFC sebesar Rp 260.000.000. Dengan rincian harga, biaya dan share

penjualan sebagai berikut: 

Brg                  Pi            AVCi    ShiX   Rp 100.000      Rp 80.000   40%

Y Rp 80.000 Rp 56.000 50%

Hitunglah : 

BEP Multi

BEP sales masing-masing produk

BEP unit masing-masing produk

 

Jawaban: 

  CMPt  =    0,26 

BEP Multi = TFC

                      CPMt 

                = Rp 260.000.000

                      0,26 

                = Rp 1.000.000.000 

 (3)  BEP   IN CASH SINGLE PRODUCT  MULTI  PRODUCTS 

Q BEP = (TFC-Penyusutan)                  (Pi-AVCi) 

Q Sales = (TFC-Penyusutan)           (1-AVCi/Pi)  

CMPt =  ∑ (Pi-AVCi)   (Shi)                      Pi 

BEPMulti= (TFC-Penyusutan)                       CMPt 

Permintaan Input

Permintaan terhadap input timbul karena produsen berhasrat melakukan

proses produksi tertentu. Mereka berhasrat untuk berproduksi karena ada

permintaan terhadap output hasil proses produksi tersebut. Di dalam pasar input

110

Page 111: e Learning

atau pasar faktor produksi, input atau factor produksi dimiliki oleh mereka yang

tinggal di sektor rumah tangga dan digunakan (dibeli atau disewa) oleh sektor

produksi. Di pasar input ini permintaan berasal dari sektor produksi, sedang

penawaran dari sector rumahtangga.

Permintaan terhadap output terjadi karena :

1. Produsen ingin melakukan proses produksi.

2. Konsumen memerlukan barang konsumsi (output) untuk memenuhi kebutuhan

hidupnya.

3. Memiliki daya beli (uang) yang berasal dari penjualan jasa input yang mereka

miliki kepada sektor produksi.

Sebaliknya sector produksi mampu membayar harg penggunaan jasa input

tersebut karena menerima pembayaran dari sektor rumah tangga dari hasil

penjualan outputnya.

Input Antara dan Input Primer

Dari segi suatu perusahaan, kita bisa membedakan dua macam input yaitu:

1. Input antara (intermediate inputs)

2. Input Primer (primary inputs)

Input antara adalah input yang digunakan oleh suatu perusahaan yang

merupakan output dari perusahaan lain, (misalnya kapas untuk pabrik tekstil,

pupuk bagi petani dan sebagainya).

Input primer adalah input yang bukan merupakan output perusahaan lain manapun

dalam perekonomian (misalnya:tenaga kerja, tanah, capital, dan kepengusahaan).

Jadi input primer identik dengan apa yang disebut factor-faktor produksi.

Permintaan Input

Permintaan terhadap input timbul karena ada permintaan terhadap output.

Sehingga permintaan akan input disebut sebagai 'derived demand' atau permintaan

111

Page 112: e Learning

turunan. Permintaan akan output dianggap sebagai 'permintaan asil' karena timbul

langsung dari adanya kebutuhan manusia.

Berapa banyak input yang "diminta" oleh seorang produsen tergangung

kepada berapa besar output yang ia rencanakan untuk diproduksikan. Dan berapa

besar oputput yang ia rencanakan tergantung kepada perhitungannya mengenai

tingkat output mana yang diharapkan akan menghasilkan keuntungan maksimum

baginya. Jadi jelas keputusan mengenai berapa input yang ia akan beli adalah sisi

lain dari keputusannya mengenai berapa output yang ia akan produksikan, dan

keduanya adalah hasil dari proses penentuan posisi keuntungan maksimum

produsen tersebut.

Rumus permintaan input :

dx = VMPx = Px

dimana : dx = permintaan akan input X

VMPx = Value of Marginal Product dari X (MPPx yang dini lai dalam

satuan uang).

Px = harga input X

Asumsi yang dipakai al :

a. produsen dianggap sebagai pembeli "kecil" di pasar input X

b. produsen beroperasi dalam persaingan sempurna di pasar outputnya.

c. kurve VMP yang berlaku adalah bagian yang menurun (sebab bagian VMP

yang menaik mencerminkan MPP yang menaik dan bagian ini tidak akan pernah

dipilih produsen, yang disebut sebagai irrational stage).

Monopoli/Monopolistis di Pasar Input

Rumus permintaan input :

MRPx = Px

dimana : MRPx = Marginal Revenue Product dari X (MPPx yang dinilai atas

dasar MRnya; bukan Pqnya; yaitu MPPx.MR).

Px = harga input X

Monopsomi di Pasar Input

Pada kasus pasar input monopsoni dan pasar output monopoli berarti hanya ada 1

penjual input dan 1 pembeli; sehingga permintaan pasarnya sama. Disamping

112

Page 113: e Learning

adanya kurve permintaan (=MRPx) produsen juga menghadapi kurve penawaran

(supply) pasar akan X sebagai kurve supply input baginya. Karena tidak ada

pembeli lain di pasar ini, si produsen bisa meng'eksploitir' pasar bagi

keuntungannya.

Caranya : dalam pasar persaingan sempurna maka harga X sebesar Px dan jumlah

yang ditransaksikan OX. Karena dalam hal ini terjadi pada pasar input

monmopsoni maka keuntungan maksimum tercapai bila MFC = MVP, karena

pasar outputnya merupakan pasar monopoli, persamaan berubah menjadi :

MFC = MRP

Pasar output antara adalah pasar output di dalam sector produksi sendiri

(output suatu perusahaan dijual kepada perusahaan lain). Permintaan terhadap

input timbul karena ada permintaan akan output, karena itulah mengapa

permintaan terhadap input disebut oleh ahli ekonomi “Alfred Marshall” sebagai

derived demand atau permintaan turunan. Sedangkan terhadap input itu sendiri

dianggap sebagai “permintaan asli” karena timbul langsung dari adanya

kebutuhan manusi. Jadi secara ringkas permintaan terhadap input dipengaruhi

oleh :

1. Teknologi

Kemajuan teknologi atau peningktan produktiitas suatu input menggeser

permintaan terhadap input ke kanan.

2. Bentuk pasar

Semakin sempurna persaingn dalam pasar output, semakin landai (semakin

elastis) kurva permintaan terhadp output dan semakin elastis permintaan

terhadap input.

4. Semua factor-faktor yang mempengaruhi permintaan konsumen (terhadap

output), seperti selera, pendapatan/income, jumlah penduduk, harga barang

lain, distribusi pendapatan. Apabila selera meningkat, income meningkat dan

harga barang substitusi output naik, mak permintaan terhadap input yang

digunakan dalam proses produksi barang tersebut meningkat (bergeser ke

kanan). Sebaliknya akan terjadi apabila selera, income dan harga barang

substitusi turun.

113

Page 114: e Learning

Bagaimana seandainya si produsen adalah penjual tunggal (monopoli) di pasar

outputnya dan pembeli tunggal (monopsoni) di pasar inputnya? Dalam hal ini

permintaan terhadap input dari produsen tersebut merupkan juga permintaan pasar

akan input tersebut, karena hanya satu pembeli di pasar tersebut.

Aplikasi model monopsoni di pasar input, misalnya dalam masalah

penetapan upah minimum. Sebagai pembanding, anggap saja bahwa suatu

peraturan upah minimum dikenakan pada paar tenaga kerja yang bersifat

persaingan sempurna.

Keuntungan Maksimum

Produsen dianggap selalu memilih tingkat output (Q) di mana ia bisa memperoleh

keuntungan total yang maksimum. Apabila ia sudah mencapi posisi ini maka

dapat dikatakan bahwa ia telah berada pada posisi equilibrium. Disebut posisi

equilibrium, karena pada posisi ini tidak ada kecenderungan baginya untuk

mengubah output (dan harga output)-nya.

Apabila ia akan mengurangi atau menambah volume output/penjualan, maka

keuntungan totalnya justru menurun.

Kasus Kurva Permintaan yang Horisontal

Untuk kasus kurva permintaan (D) atau D = AR=P yang horizontal, syarat

tercapainya keuntungan yang maksimum adalah di mana MR = MC atau kurva

MR berpotongan dengan kurva MC, yaitu slope dari TR = slope dari TC, atau

sama saja dengan MR = MC.

Tetapi karena dalam kasus permintaan yang horizontal, maka

MR = AR = P = D, sehingga posisi equilibrium produsen adalah di man MC =

MR = AR = P = D.

Suatu akibat yang wajar dari kaidah biaya terendah adalah kaidah

substitusi. Apabila harga satu factor produksi turun, sedangkan harga factor

produksi lainnya tetap sama, maka perusahaan akan beruntung apabila ia

mensubstitusikan semua factor lainnya dengan factor produksi yang sekarang

lebih murah. Jadi perusahaan akan mengikuti aturan biaya yang paling rendah,

114

Page 115: e Learning

sehingga produk marginal per dollar input sama untuk semua input. Ini berarti

bahwa :

MP L = MP X = MP n P L P X P n

BAB 7

115

Page 116: e Learning

PASAR DAN KESEIMBANGAN

Tujuan :

1. Mahasiswa dapat mengetahui berbagai jenis pasar.

2. Mahasiswa dapat mengetahui dan mengerti bagaimana bentuk

pasar ini diterapkan dan apa implikasinya terhadap barang dan jasa

yang dihasilkan

3. Mahasiswa mampu menganalisis berbagai perubahan dalam

industri maupun dalam dalam perusahaan.

Pembahasan Materi:

1. Definisi Pasar

2. Jenis-jenis pasar

3. Struktur pasar dan perilaku perusahaan persaingan sempurna

4. Ciri dan elemen-elemen bentuk pasar persaingan sempurna

5. Pasar persaingan tidak sempurna

6. Struktur pasar dan perilaku perusahaan persaingan tidak sempurna

7. Ciri dan elemen-elemen bentuk pasar persaingan tidak sempurna

8. Faktor-faktor yang menimbulkan pasar persaingan tidak sempurna

116

Page 117: e Learning

Definisi Pasar

Dalam pengertian yang lebih umum, pasar merupakan suatu wujud abstrak

dari suatu mekanisme ketika pihak pembeli dan penjual bertemu untuk

mengadakan tukar menukar. Pasar bisa berupa tempat konkrit atau terpusat

(misalnya pasar saham, obligasi, gandum), dimana gedung atau tempatnya khusus

dan mudah dilihat), dan bisa pula tanpa wujud yang jelas atau tidak terpusat

(misalnya pasar rumah atau mobil bekas dimana barang yang dijual tidak

dikumpulkn di satu tempat khusus) atau bahkan bisa juga hanya berupa jaringan

kabel dan perangkat elektronik (sebagian besar “pasar’ asset-asset finansiil dan

jasa-jasa).

Karakteristik yang paling penting agar sesuatu bisa disebut pasar adalah

adanya pembeli dan penjual yang bertemu di suatu tempat dan tercipta transaksi

yang melibatkan harga dan kuantitas. Jadi pasar adalah suatu mekanisme pada

saat pembeli dan penjual suatu komoditi mengadakan interaksi untuk menentukan

harga dan kuantitasnya. Dalam system pasar, apa saja memiliki harga yang

merupakan nilai suatu barang dalam satuan mata uang. Harga mencerminkan

kondisi di mana seorang atau perusahaan bersedia mengadakan tukar menukar

secara sukarela. Selain itu, harga juga merupakan isyarat atau sinyal bagi pihak

produsen maupun konsumen. Apabila konsumen menghendaki lebih banyak

barang (misalnya bensin untuk menjalankan mobil-mobil mereka, maka tingkat

permintaan bensinpun meningkat, jika penawarn menurun maka harga meningkat.

Apa yang berlaku pada pasar barang konsumsi juga berlaku pada pasar factor

produksi.

Harga-harga mengkoordinir semua keputusan para produsen dan

konsumen di suatu pasar. Tingkat harga yang lebih tinggi cenderung mengurangi

pembelanjaan konsumen dan merangsang kenaikan produksi. Sebaliknya, tingkat

harga yang lebih rendah cenderung untuk memperbanyak pembelanjaan

konsumen dan menurunkan produksi. Harga merupakan poros penyeimbang

dalam mekanisme pasar.

Keseimbangan pasar adalah kondisi keseimbangan antara segenap pembeli

dan penjual. Harga keseimbangan pasar adalah harga yang memuaskan atau

menyeimbangkan keinginan pembeli dan penjual. Harga yang sesuai dengan

117

Page 118: e Learning

kemampuan/kebutuhn pembeli pada dasarnya harus sama dengan kuantitas yang

akan ditawarkan oleh penjual, harga itulah yang dapat mendatangkan

keseimbangan antara tingkat permintaan dan penawaran, sehingga apabila hal itu

terjadi, maka pasar berada dalam kondisi ekuilibrium/keseimbangan.

PERSAINGAN SEMPURNA

Dalam teori ekonomi mikro sering dijumpai istilah pasar persingan murni

(pure competition market) dan pasar persaingan sempurna (perfect competition

market). Pada prinsipnya kedua jenis pasar ini sama dan perbedaannya relatif

sedikit.

Suatu pasar dikatakan sebagai pasar persaingan murni adalah pasar yang

mempunyai cirri-ciri sebagai berikut:

1. Penjualnya banyak

2. Barang yang dijual bersifat homogen

3. Barang yang dijual seorang penjual merupakn bagian kecil dn seluruh

barang yang ada di pasar tersebut.

4. Setiap penjual mempunyai kebebasan masuk atau keluar dari pasar.

Sedangkan pasar persaingan sempurna adalah pasar yang mempunyai cirri-ciri

seperti pasar persaingan murni, tetapi masih ad beberapa cirri-ciri yang harus

dipenuhi yaitu:

1. Pengetahuan penjual dan pembeli tentang keadaan pasar persaingan

sempurna lengkap

2. Mobilitas sumber ekonomi di seluruh pasar adalah bebas dan tidak ada

hambatan.

Contoh pasar persaingan sempurna sangat jarang. Banyak pasar dalam sektor

retail, jasa dan pertanian yang paling baik mendekati persaingan sempurna.

Namun dalam sektor pertanian, program dukungan harga pemerintah mengubah

118

Page 119: e Learning

mekanisme pasar.

Perusahaan-perusahaan yang sangat besar jumlahnya dalam persaingan

sempurna secara tidak langsung menunjukkan bahwa masing-masing perusahaan

individu sangat kecil perbandingannya tehadap keseluruhan pasar. Jadi apabila

perusahaan satu menjadi besar secara signifikan, maka dia akan mendominasi

pasar dan persaingan akan menjadi dihapuskan atau setidaknya berurang.

Misalnya dalam produksi susu dari pertanian, perkebunan yang biasanya

kecil. Mereka khususnya kecil dibandingkan dengan keseluruhan pasar susu.

Perhatikan bahwa kadang besar, tapi bukan merupakan pertanian yang produktif.

Produk dalam persaingan sempurna dinyatakan distandarisasi (atau

homogen).Ini maksudnya adalah bahwa dia tidak membuat perbedaan apapun

kepada konsumen tentang perusahaan tertentu yang menjual produk tersebut.

Produk ini serupa, hal ini merupakan perbedaan utama antara persaingan

sempurna dan persaingan monopolistik. Artinya ketika konsumen dapat

mengenali beberapa perbedaan, maka perusahaan memperoleh kekuatan terhadap

para konsumen ini. Susu merupakan produk yang seragam dan homogen. Tidak

mungkin untuk membuat perbedaan antaar susu dari pertanian yang satu dengan

pertanian yang lain. Untuk itu diharapkan Pemerintah harus membuat standar

kualitas, kandungan lemak dan kebersihannya.

Perusahaan dalam persaingan sempurna tidak memiliki kekuatan terhadap

harga, mereka harus menjual pada harga pasar yang sedang berlaku. Perusahaan

dalam persaingan sempurna disebut sebagai pengambil harga (price taker).

Apabila perusahaan mencoba untuk menaikkan harga dengan jumlah produk yang

sekecil mungkin, maka konsumen tidak akan membeli darinya, karena mereka

dapat membeli produk yang sama dari perusahaan lain. Merendahkan harga juga

tidak perlu karena perusahaan sudah bisa menjual seluruh hasil keluarannya pada

harga yang sedang berlaku.

Produksi pertanian dapat dimulai bagi sebagian besar panen dengan hanya

menanam pada sebidang tanah. Misalnya, hal ini benar hanya untuk buah-buahan

dan sayur-mayur, tetapi untuk beberapa produk seperti susu atau tembakau,

pemerintah membatasi produksi karena kelebihan produk yang ada.

Masuk dan keluar dari pasar persaingan sempurna, tidak terdapat

119

Page 120: e Learning

hambatan. Kondisi ini menjamin bahwa tidak ada perusahaan yang akan

mendomonasi pasar dan mengusir peusahaan-perusahaan lain. Begitu juga

menjamin bahwa jumlah perusahaan, meskipun berubah akan tetap besar.

Seorang produsen susu yang mencoba untuk meningkatkan pendapatannya

dengan cara menaikkan harga susu, maka akan mendapatkan bahwa perusahaan

yang akan mendominasi pasar dan mengusir perusahaan-perusahaan lain. Dia juga

menjamin bahwa jumlah perusahaan (meskipun berubah) akan tetap besar.

Tindakan non-harga seperti periklanan, pelayanan purna jual atau garansi

tidak penting dalam persaingan sempurna, karena perusahaan bisa menjual

seluruh output pada harga yang sedang berlaku, dan mengadakan biaya tambahan

hanya akan membuatnya tidak menguntungkan. Sebaliknya tindakan non-harga

untuk seluruh industri bisa berguna.

Produsen susu tunggal tidak mungkin bisa mempengaruhi konsumsi susu

secara luas, dan kebutuhan-kebutuhannya tidak diiklankan. Bagaimanapun juga

asosiasi produsen susu atau distributor susu yang besar mungkin berada dalam

posisi untuk menggunakan iklan dengan efektif.

Permintaan perusahaan dalam persaingan sempurna sepenuhnya elastis,

artinya perubahan harga yang sekecil mungkin mengakibatkan perubahan

kuantitaas yang tidak terbatas sebenarnya. Permintaan seperti itu secara grafik

ditunjukkan dengan kurva permintaan horisontal, yaitu tidak menjadi persoalan

berapa kuantitas yang dijualm harga masih tetap sama, hal itu merupaan harga ang

berlaku di dalam pasar.

Secara nasional, permintaan susu kemungkinan menjadi condong ke

bawah, artinya mempunyai hubungan terbalik terhadap harga. Namun untuk

produsen susu tunggal, hal tersebut diberikan oleh harga yang dapat diterima oleh

petani, shingga permintaan menjadi horisontal.

Kurva pemintaan horisontal juga merupakan pendapatan marjinal

untuk perusahaan dalam persaingan sempurna. Pendapatan marjinal, atau

pendapatan tambahan dari satu unit lagi yang terjual, masih sama dengan harga

yang sedang berlaku, yang ditunjukkan secara grafik oleh kurva permntaan itu

sendiri. Disini juga harga rata-rata merupakan kurva permintaan dan pendapatan

total merupakan garis lurus yang condong keatas.

120

Page 121: e Learning

Agar keuntungan maksimum, maka perusahaan harus menjual volume

output sehingga pendapatan total lebh besar dari biaya totalnya. Sebaliknya Jika

perusahaan gagal memperoleh laba, namun dia bisa mencoba dalam jangka

pendek, maka untuk menghasilkan pada tngkat penjualan dimana perbedaan

antara biaya dan pendapatan, maka kerugiannya minimum.

Apabila perusahaan memiliki pendapatan yang tidak cukup untuk menutup

biaya tetapnya dalam jangka pendek, maka perusahaan tersebut harus ditutup. Jika

pendapatan total sama dengan biaya total, maka kejadian ini disebut break even

point (titik impas).

Memproduksi pada tingkat output dimana pendapatan marjinal sama

dengan biaya marjinal artinya sama dengan laba maksimum.Jika kurang satu unit

yang diproduksi, maka laba akan menjadi lebih kecil oleh kelebihan pendapatan

marjinal terhadap biaya marjinal untuk unit yang terakhir tersebut. Aabila satu

unit lagi yang diproduks, maka laba juga akan menjadi lebih kecil, hal ini

disebabkan karena kelebihan biaya marjinal terhadap pendapatan marjinal.

Ketentuan mengenai pendapatan marjinal = biaya marjinal dapat digunaan

untuk meminimalkan kerugian, sama halnya seperti memaksimalkan laba. Jika

pendapatan marjinal berpotongan dengan biaya marjinal dibawah biaya variabel

rata-rata, berarti pendapatan itu tidak cukup untuk menutup biaya tetap dan

perusahaan harus ditutup.

Konsep pasar persaingan sempurna lebih luas dibandingkan dengan konsep

pasar persaingan murni. Oleh karena itu dalam teori ekonomi mikro lebih sering

digunakan istilah pasar persaingan sempurna. Seorang produsen yang beroperasi

pada pasar persaingan sempurna dikatakan pada kondisi keseimbangan apabila

dari output yang ia jual dapat diperoleh keuntungan maksimum/kerugian

minimum. Keuntungan maksimum/kerugian minimum bagi seorang produsen

yang beroperasi pada pasar persaingan sempurna dicapai apabila dipenuhi kondisi

sebagai berikut:

1. Harga output (P) sama dengan penerimaan marginal(MR) sama dengan biaya

marginl (MC) atau secara matematis dapat ditulis sebagai berikut:

P = MR = MC

121

Page 122: e Learning

MR = ∆ TR = ∂ MC

∆ Q ∂ Q

MC = ∆ TC = ∂ TC

∆ Q ∂ Q

3. Kemiringan kurva penerimaan marginal (slope MR) lebih kecil dari pada

kemiringan kurva biaya marginal (slope MC).

Dalam pembahasan mengenai bekerjany pasar persaingan sempurna dalam teori

dibedakan antara lain :

1. Equilibrium produsen secara individual

2. Equilibrium pasar yaitu posisi keseimbangan antara penawaran dan

permintaan di pasar tersebut.

Produsen secara individual dikatakan mencapai posisi equilibrium jika

keuntungan perusahaannya maksimum. Suatu pasar persaingan sempurna

dikatakan mencapai posisi equilibrium jika;

Semua perusahaan ada dalam posisi equilibrium

Jumlah total dari output perusahaan yang masing-masing berada pada posisi

equilibrium tersebut sama dengan jumlah total yang dikehendaki konsumen.

Dari perspektif jangka waktu analisa mengenai bekerjanya pasar persaingan

sempurna dibedakan antara:

1. Analisa jangka pendek (short run), yaitu dengan menganggap bahwa setiap

produsen tidak bisa menambah kapasitas pabriknya dan tidak mungkin bagi

produsen-produsen baru untuk membangun pabrik baru.

2. Analisa jangka panjang (long run), disini dimungkinkan adanya baik perluasan

kapasitas oleh perusahaan-peerusahaan yang telah ada maupun pembangunan

pabrik-pabrik baru oleh pengusaha-pengusaha baru yang masuk ke dalam

industri tersebut.

122

Page 123: e Learning

Dalam pasar persaingan sempurna, kurva penawaran seorang produsen

ditunjukkan oleh kurva biaya produksi marginal (kurva MC) ke kanan atas yang

dimulai dari titik gulung tikar (shut down point) bagi produsen tersebut.

P

MC

B AC

AVC

P’ P = MR = AR = D

A

0 Qx Q

Titik gulung tikar (shut down point) bagi seorang produsen terjadi apabil harga

output (P) sama dengan biaya variable rata-rata (AVC). Pada kondisi ini apabila

produsen tetap berproduksi dan dapat menjual semua output yang dihasilkan,

maka produsen tersebut akan rugi sebesar biaya tetapnya. Kerugian sebesar biaya

tetap itu juga dialami oleh produsen tersebut apabila ia tidak beroperasi.

Apabila harga output lebih kecil daripada biaya variable rata-rata (AVC), maka

produsen tersebut lebih baik menutup usahanya. Karena apabila ia menutup

usahanya, maka ia akan rugi sebesar biaya tetapnya saja. Sedangkan apabila ia

meneruskan usahanya, maka ia akan rugi sebesar biaya tetapnya saja. Sedangkan

apabila ia meneruskan usahanya, maka ia akan rugi sebesar biaya tetap ditambah

dengan sebagian biaya variable, yaitu selisih antara biaya variable rata-rata

dengan harga output.

123

Page 124: e Learning

Dengan demikian kurva permintaan seorang produsen yang beroperasi

pada pasar persaingan sempurn adalah kurva MC yang terletak di sebelah atas

kurva AVC dan mempunyai kemiringan (slope) yang positif. Keseimbangan

produsen yang beroperasi pada pasar persaingan sempurna terjadi pada saat :

P = MC = AR = D

Keseimbangan jangka pnjang

Equilibrium perusahaan dan equilibrium pasar jangka panjang, juga

ditentukan dengan arah yang sama seperti untuk jangka pendek. Bedanya adalah

dalam jangka panjang kita mempunyai dua factor tambahan yang mempengaruhi

jalannya proses penyesuaian kearah posisi equilibrium, yaitu kemungkinan

adanya perluasan kapasitas yang ada, dan masuknya perusahaan baru ke dalam

industri (atau keluarnya perusahaan-perusahaan lama dari industri). Kedua-duanya

mempunyai mempunyai akibat menambah atau mengurangi supply pasar.

Perusahaan-perusahaan akan memperluas kapasitas pabriknya dan perusahaan-

perusahaan baru akan masuk ke dalam industri bila dan selama ada keuntungan

yang bisa dinikmati produsen di dalam industri tersebut. Keuntungan ini akan ada

bila harga (jangka pendek) melebihi average cost jangka panjang (long run

average cost atau LAC). Jadi selama P > LAC, selama itu pula da perusahaan-

perusahaan memperluas baru yang mendirikan pabrik-pabrik baru.

Tetapi perluasan kapasitas dan pendirin Pabrik-pabrik baru ini berakibat

bertambahnya suplly yang ditawarkan di pasar. Akibat selanjutnya adalah kurva

supply pasar bergeser ke kanan dan harga turun. Bila harga turun sampai pada

tingkat di mana P = LAC, maka tidak akan ada dorongan (insentif) perusahaan-

perusahaan untuk meperluas kapasitas pabrik maupun bagi perusahaan baru untuk

mendirikan pabrik, karena pada keadaan ini tidak ada keuntungan lebih (exess

profit). Yang ada adalah keuntungan normal (yang termasuk dihitung dalam

LAC). Keuntungan normal tidak merangsang perluasan kapasitas maupun

pendirian pabrik-pabrik baru. Pada keadaan di man P LAC, proses penyesuaian

ke arah equilibrium berhenti. Di sini baik pasar maupun perusahaan akan berada

dalam posisi equilibrium/keseimbangan.

124

Page 125: e Learning

Kurva AC (SAC) maupun MC (SMC) dalam jangka pendek

berbentuk “U” karena berlakunya “The law of diminishing returns”. Bentuk LAC

juga berbentuk “U” bukan disebabkan oleh berlakunya hukum tersebut, tetapi ada

faktor-faktor lain yang mempengaruhi Average Cost suatu perusahaan.

Faktor-faktor tersebut adalah:

1. Economies of Scale, atau sering juga dinamakan factor-faktor yang

mengakibatkan increasing returns to scale. Economies berarti

penghematan ongkos produksi atau kenaikan produktivitas. Jika kita

bergerak pad dan sepanjang kurva LAC ke kanan, hal ini berarti bahwa

kita menaikkan volume produksi dengan menambah input-input bahan

mentah, buruh, dan sebagainya serta kapasitas pabrik.

2. Semakin ke kanan semakin besar kapasitas/skala pabrik. Apabila kita

memperbesar skala pabrik kita bisa bayangkan adanya kemungkinan

peningkatan produktivitas (misalnya: mesin-mesin yang lebih besar,

skala perusahaan semakin besar kemungkinan mengadakan pembagian

keerja (division of labour) di dalam perussahaan yang berakibat

kenaikan produktivitas atau penurunan biaya per unit output. Factor ini

yang melandasi mengapa LAC mula-mula menurun.

3. Dis economies of Scale atau decreashing returns to Scale. Hal ini

mencakup factor-faktor yang bekerja sebaliknya, yaitu apabila ada

skala perusahaan terus membesar, maka mulai pada suatu tingkat ada

kemungkinan timbul ketidak efisienan. Misalnya : perusahaan terlalu

bear, sehingga control yang efektif dari manajemen terhadap

bekerjanya perusahaan mulai sulit untuk dilakukan, akibatnya

produktivitas menurun dan biaya produksi per unit naik. Faktor inilah

yang menyebabkan LAC naik.

Apabila permintaan menjadi diataas biaya total rata-rata minimum, maka laba

murni akan timbul dalam perusahaan persaingan sempurna. Laba ini akan menarik

perusahaan-perusahaan baru untuk masuk ke dalam industri tersebut. Cara masuk

perusahaan baru tersebut tidak dihalangi oleh hambatan-hambatan masuk apapun

125

Page 126: e Learning

dalam industri persaingan sempurna. Perusahaan baru tersebut akan meningkatkan

jumlah persediaan pasar dan menyebabkan harga menjadi turun. Harga yang

rendah mendorong permintaan bagi masing-masing perusahaan menuju kebawah

atau bahkan dibawah titik keseimbangan minimum titik biaya total rata-rata.

Apabila permintaan menjadi dibawah biaya total rata-rata minimum, maka

kerugian perusahaan akan mendorong beberapa perusahaan untuk meninggalkan

industri tersebut. Apabila perusahaan-perusahaan keluar, maka persediaan total

yang menurun mendorong harga-harga kembai naik. Harga yang meningkat

tersebut mengangkat kurva permintaan untuk masing-masing perusahaan ada

diatas titik keseimbangan. Perusahaan yang keluar-masuk akan terus berlanjut

sampai harga menjadi tetap sama dengan biaya rata-rata minimum.

Persaingan sempurna diihat sebagai bentuk yang ideal atau optimum

karena pengaruh ekonominya yang sangat bermanfaat bagi masyarakat, yang

berasal dari efisiensi alokatif, dan efisiensi produktif, meskipun terdapat sedikit

defisiensi. Efisiensi alokatif persaingan sempurna dapat diamati dalam titik

keseimbangan jangka panjang dari seluruh perusahaan dalam industri tersebut,

yang berada pada biaya total rata-rata minimum. Hal ini berarti seluruh

perusahaan dipaksa untuk memotong biaya mereka dan menggunakan teknologi

terbaik yang tersedia untuk mendapatkan biaya total rata-rata minimum yang tidak

lebih tinggi dari seluruh perusahaan lain dalam industri.

Efisiensi produktif persaingan sempurna berasal dari kenyataan bahwa

kuantitas yang diproduksi oleh masing-masing perusashaan adalah hanya dimana

harga yang dibayar oleh masyarakat sama dengan biaya tambahan sumber daya

(biaya marginal). Kuantitas yang lebih banyak lagi tidak mungkin dapat diperoleh

pada harga yang lebih rendah. Sumber daya tersebut sebagian besar juga

dialokasikan secara efisien diantara industri-industri, karena perusahaan akan

menawar untuk sumber daya ini sampai pada harga dimana konsumen mau

membayarnya.

Kekurangan-kekurangan Persaingan Sempurna

Disamping pengaruh ekonominya yang bermanfaat, maka persaingan

sempurna gagal untuk:

126

Page 127: e Learning

1. Menyediakan perbaikan apapun untuk ketidaksamaan distribusi

pendapatan

2. Menghasilkan barang-barang masyarakat, karena tidak terdapat laba

3. Merangsang kemajuan teknologi, karena kekurangan laba

4. Menawarkan keragaman produk, karena mereka distandarisasi.

PASAR PERSAINGAN TIDAK SEMPURNA

Definisi: Persaingan tidak sempurna adalah apabila suatu perusahaan dapat

mempengaruhi harga pasar produknya. Persaingan tidak sempurna, berlaku

dalam suatu industri, apabila masing-masing penjual mempunyai pengendalian

terhadap harga produknya.

Kondisi biaya yang menguntunkan perusahaan persaingan tidak sempurna

timbul apabila terdapat skala ekonomis yang cukup besar serta penurunan biaya;

sehingga jika hal ini tercipta, maka perusahaan besar bisa memproduksi dengan

biaya yang lebih murah dan menekan perusahaan kecil, sehingga perusahaan kecil

tersebut tidak dapat mempertahankan lagi kehidupannya. Jadi skala ekonomis

yang besar akan menciptakan industri dengan sedikit penjual.

Disamping itu, persaingan tidak sempurna mungkin berlaku jika terdapat

rintangan yang mencegah para pesaing memasuki suatu industri. Rintangan-

rintangan tersebut bisa timbul dari hukum atau peraturan pemerintah. Tetapi ada

kasus lain sepeerti Misalnya beberapa produk industri telah terbentuk dengan baik

oleh suatu image terhadap merk dan formula rahasia (misalnya:coca cola), dan

para pesaing lainnya tidak dapat meniru secara persis resep formulanya.

127

Page 128: e Learning

Beberapa Bentuk Persaingan Tidak Sempurna

1. Monopoli

2. Persekutuan

3. Oligopoli

4. Persaingan monopolistic

MONOPOLI, Adalah hanya ada seorang penjual dengan kekuasaan monopoli.

Disebut sebagai monopolis, yang berasal dari bahasa Yunani, (mono = satu,

polist = penjual). Jadi monopoli berarti suatu keadaan di mana di dalam pasar

hanya satu penjual sehingga tidak ada pihak lain yang menyainginya. (ini kasus

monopoli murni). Dalam kenyataan, sulit untuk mendapatkan contoh dari suatu

perusahaan monopoli murni, dimana sama sekali tidak ada unsure persaingan dari

perusahaan lain.

Apabila hanya ada satu penjual di pasar, sehingga tidak ada peersaingan

langsung dari perusahaan lain, maka kemungkinan masih ada persaingan yang

tidak langsung . Misalnya dari sebuah produk atau barang perusahaan lain yang

bisa merupakan barang substitusi (meskipun substitusinya tidak sempurna) untuk

barang yang dihaasilkan oleh monopoli. Karena adanya persaingan yang

potensial inilah, maka pelaku seorang produsen monopoli tidak sebebas seperti

apa yang digambarkan dalam persaingan monopoli murni. Demikian pula adanya

campur tangan pemerintah bisa merupakan factor pembatas bagi kekuasaan

monopoli suatu perusahaan.

Apabila kita simpulkan, maka garis besar dari Monopoli sebagai berikut:

1. Adalah suatu bentuk organisasi pasar dimana hanya terdapat 1 perusahaan

yang menjual produk yang tidak memiliki substitusi yang dekat.

2. Kurva permintaan yang dihadapi berlereng negatif

128

Page 129: e Learning

3. Dapat memperoleh laba dalam jangka panjang (kebalikan dari Pasar

Persaingan Sempurna)

129

Page 130: e Learning

Ciri-Ciri Pasar monopoli

1. Industri 1 (satu) perusahaan

2. Tidak mempunyai barang pengganti yang mirip

3. Hambatan masuk ke pasar sangat besar

4.Dapat mempengaruhi penentuan harga (price setter)

5. Promosi iklan kurang diperlukan

Perusahaan Monopoli timbul karena beberapa alasan :

1. Penguasaan Bahan Mentah Strategis

Kalau X adlah input utama untuk produk Y, maka penguasaan untuk sumber-

sumber X akan bisa menimbulkan perusahaan monopoli untuk barang Y,

dengan jalan menolak penjualan X kepada perusahaan-perusahaan lain.

Contoh : ALCOA

3. Hak Patent

Hak patent merupakan suatu sumber terjadinya monopoli untuk

terjadinya suatu macam barang tertentu atau cara produksi tertentu.

Contoh : cellophane, (dupont) memiliki hak paten dlm proses produksinya,

polaroid utk kamera foto langsung jadi.

3. Terbatasnya Pasar

130

Page 131: e Learning

Terbatasnya pasar dibanding dengan skala minimum perusahaan, merupakan

sumber lain. Karena pasar untuk suatu barang adalah terbatas, sehingga hanya

bisa memberikan ruang hidup untuk satu perusahaan saja. Dengan istilah lain,

karena adanya economies of scale perusahaan saja. Dengan istilah lain, karena

adanya econo,ies o scale yang besar, tetapi luas pasar yang terbatas, sehingga

satu perusahaan saja sudah mampu memenuhi permintaan pasar. Akibatnya

kalau ada perusahaan baru yang berminat masuk ke dalam pasar tersebut akan

mengalami kesulitan dalam menjual barangnya. Jadi di dalam pasar, tetap

hanya ada satu penjual.

Contoh : fasilitas layanan masyarakat (perusahaan listrik, air dan angkutan)

5. Pemberian Hak Monopoli oleh Pemerintah, perusahaan didirikan sebagai

penghasil atau distributor tunggal sebuah barang atau jasa, tetapi harus

dibawah regulasi pemerintah. Contoh kantor pos.

Seorang monopolis tdk memiliki kekuatan pasar yg tdk terbatas.(mendapat

saingan tdk langsung krn adanya produk lain, kemungkina ada brg

substitusi di pasar).

Semua kekuatan monopoli brdsrkan hambatan masuk ke dlm pasar akan

hilang dlm jk panjang, kecuali hak monopoli milik pemerintah

Seorang monopolis dapat menentukan harga jual di pasar bagi produk yang

dihasilkannya sesuai dengan tingkat keuntungan yang diharapkan. Apabila

monopolis tersebut menginginkan harga jualnya tinggi, mka jumlah output

yang terjadi lebih sedikit. Dari kenyataan ini maka dapat disimpulkan bahwa

kurva permintaan pasar bagi produk seorang monopolis mempunyai

kemiringan negative seperti yang terlihat pada gambar dibawah ini

P

131

Page 132: e Learning

D

O # MR # Q

Jumlah barang yang diminta bebanding lurus dengan harganya, sedangkan

penerimaan totalnya (TR) merupakan fungsi kuadrat.Peneriman total (TR) sama

dengan harga (P) dikalikan dengan jumlah barang yang dijual (Q). Akibatnya

kurva penerimaan marginal (MR) mempunyai intersep yang sama dengan kurva

permintaan, akan tetapi mempunyai kemiringan dua kali lebih besar.

Seorang monopolis yang rasional akan selalu berusaha menghasilkan

output dan kemudian menjualnya pada tingkat yang optimal, artinya pada tingkat

output tersebut ia akan memperoleh laba maksimum atau rugi minimum. Tingkat

output yang akan mendatangkan laba maksimum atau rugi minimum bagi seorang

monopoilis adalah apabila terpenuhinya syarat sebagai berikut :

1. Penerimaan Marginal (MR) sama dengan biaya marginal (MC) atau secara

matematis dapat ditulis sebagai berikut :

MR = MC

MR = ∆ TR = ∂TR

∆ Q ∂ Q

MC = ∆ TC = ∂ TC

∆ Q ∂ Q

2. Kemiringan kurva Penerimaan Marginal (slope MR) lebih kecil dari pada

kemiringan kurca biaya marginal (slope MC).

Keadaan ini jika dilihat pada sebuah grafik, ditunjukkan oleh perpotongan antara

kurva MR dengan kurva yang menaik. Monopolis yang menggunakan lebih dari

132

Page 133: e Learning

satu macam pabrik (multiplant monopolist) tingkat output optimum tercapai

apabila biaya marginal untuk semu proses produksi sama dengan penerimaan

margina (MR)-nya. Atau secara matematis dapat ditulis sebagai berikut:

MC 1 = MC 2 =…………..= MC n = MR

Dimana;

MC 1 = MC 2=……= MCn = biaya marginl pabrik 1, pabrik 2,….pabrik n.

MR = penerimaan marginal

Pada pasar yang berbeda, seorang monopolis dapat menjual outputnya dengan

harga yang berbeda. Kebijaksanaan ini disebut dengan kebijaksanaan diskriminasi

harga (price discrimination policy). Kebijaksanaan ini dapat diterapkan pada pasar

yang sama dengan segmen pasar yang berbeda. Tujuan diskriminasi harga ini

adalah untuk memperoleh laba oleh produsen.

Kebijaksanaan diskriminasi harga ini dapat dilakukan oleh monopolis apabila:

1. Elastisitas permintaan pada kedua pasar tersebut berbeda. Biasanya pasar

yang permintaan lebih elastis akan menjual outputnya dengan harga lebih

rendah.

2. Monopolis benar-benar dapat memisahkan, baik secara teknis maupun

secara ekonomis, antara kedua pasar tersebut.

Tingkat output optimum bagi monopolis yang melaksanakan diskriminasi harga

terjadi pada saat :

1. Penerimaan Marginal (MR) masing-masing pasar sama dengan biaya marginal

(MC)-nya. Atau secara matematis dapat ditulis:

MR 1 =MR2 =……MRn = MC

Dimana;

133

Page 134: e Learning

MC 1, MC2….MCn = biaya marginal pabrik 1, pabrik 2….pabrik n.

MR = penerimaan marginal

2. Slope MR 1 < Slope MC, dan Slope MR2 < slope MC;

dan seterusnya.

Diskriminasi harga

Adalah menjual suatu product yang sama dalam dua/lebih pasar dengan harga

berbeda. Tujuannya adalh untuk memperoleh keuntungan yang optimal, artinya

apabila si monopolis tidak mendapatkan keuntungan dari adanya kenaikan harga,

tetapi mereka akan memperoleh keuntungan dengan menetapkan berbagai tingkat

harga terhadap suatu product yang sama tersebut kepada konsumen yang berbeda.

Syarat-syarat diskriminasi harga adalah sebagi berikut:

1. Monopolist harus dapat memperthankn terpishnya pasar satu dengan yang

lain.

2. Elastisitas permintaan pada masing-masing tingkat harga harus berbeda, agar

supaya diskriminasi menguntungkan.

3. MR (marginal Revenue) msing-masing pasar sama, MC = MR1 = MR2

MR = p ( 1- 1 ) e

MC = Marginal Coct = biaya marginal

MR1 = Penerimaan marginal pabrik 1

MR2 = Penerimaan marginal pabrik 2

e = elastisitas

Jenis-jenis diskriminasi harga/dumping

1. Sporadic dumping, artinya dumping yang ditimbulkan karena suatu

perusahaan sewaktu-waktu productnya tidak laku dijul di dalm

negeri, sehingga dijullah di pasar lain tanpa mengganggu pasar

normalnya.

134

Page 135: e Learning

2. Predatory Dumping, yaitu dumping untuk merebut pasar dan

meniadakan persaingan. Pada awalnya memang perusahaan

merugi, karena harganya lebih rendh dari pada biaya rata-rata.

Namun apabila pasar sudah dikuasai, maka harga akan dinaikkan.

3. Persistent dumping, artinya dumping kontinyu yang timbul pabil

produsen secara kontinyu menjual product dengan harga lebih

rendah di pasar satu dan harga yang lebih tinggi di pasar lainnya.

Monopoli dan Kesejahteraan Masyarakat

Implikasi terhadap kesejahteraan masyarakat yang perlu diperhatikan adalah

bahwa dalam pasar monopoli:

1. Ada kemungkinan keuntungan monopoli tetap bisa dinikmati produsen

monopoli dalam jangka panjang. Keuntungan monopoli adalah

keuntungan yang lebih dari pada keuntungan yang dianggap normal. Jadi

dari segi distribusi penghasilan antar warga masyarakat. Psar monopoli

bisa menciptakan ketidak adilan (yaitu mengapa produsen monopoli

menerima keuntungan yang lebih besar dari pengusaha-pengusaha lain).

2. Volume produksi lebih kecil dari volume output yang optimum, yaitu

volume produksi perusahan monopoli lebih rendah dari volume output

yang dihasilkan dengan average cost yang minimum (hal ini terjadi daam

persaingan sempurna jangka panjang). Jadi dalam pasar monopoli tidak

memanfaatkan secara penuh adanya economies of scale. Dari segi

masyarakat hal ini merupakan suatu pemborosan.

3. Ada unsure “Eksploitasi” oleh perusahaan-perusahaan monopoli terhadap.

a. Konsumen, dengan ditetapkan harga jual (=P) di atas ongkos produksi dari

unit terakhir outputnya (=MC).

b. Pemilik factor produksi yang digunakan, Dibayarnya factor produksi

dengan harga (MC) yang lebih rendah dari nilai pasar output yang

dihasilkan (+P), misalnya bagi pemilik factor produksi tenaga kerja yaitu

buruh dengan upah yang lebih rendah daripada sumbangan (dalam bentuk

output) dari tenaga kerja tersebut jika dinilai dengan harga pasar yang

135

Page 136: e Learning

berlaku bagi output. Eksploitasi menjadi ganda apabila si monopolist juga

menguasai pasar input.

Kebijakan Untuk Mengurangi Efek Negatif Monopolist antara lain :

1. Mencegah timbulnya monopoli itu sendiri. Misalnya di Amerika ada

undang-undang anti trust

2. Pemerintah mendirikan perusahaan tandingan di dalam pasar tersebut,

dengan tujuan untuk memberi persaingan kepada si monopolist dan

membatasi kekuasaan monopolinya. Misalnya perusahaan penerbangan

pemerintah untuk menyaingi swasta. Tetapi syarat mutlak dari cara ini

adalah bahwa perusahaan Negara tersebut harus bisa bekerja dengan

efisien.

3. Membuka kran impor, sehingga barang-barang buatan luar negeri bisa

memberikan persaingan, dan pembatasan terhadap kekuasaan monopoli

perusahaan tersebut. Misalnya menurunkan bea masuk atas barang yang

serupa dengan product si monopolist.

4. dengan membuat ketentuan-ketentuan khusus terhadap operasi perusahaan

monopoli tersebut.

PERSEKUTUAN

Persekutuan, sekarang lebih dikenal dengan nama kartel. Kartel dalah

organisasi produsen barang dan jasa yang dimaksudkan untuk mendekte harga

pasar. Kartel yang paling populer, misalnya OPEC (organisasi negara-negara

produsen minyak.

BENTUK- BENTUK PERUSAHAAN

1. Perusahaan perseorangan

Perusahaan perseorangan dalah perusahan yang diawasi dan dikelola oleh

seseorang, sehingg semua keuntungan yang diperolehnya merupakan

136

Page 137: e Learning

keuntungan pribadi. Ia juga menanggung semua risiko, baik keuntungan

maupun kerugian yang dideritanya.

2. Firma

Firma adalah sebuah bentuk perkumpulan usah yang didirikan oleh beberap

orang dengan menggunakan nma bersama.. Disini semua anggota

mempunyai tanggung jawab baik secara sendiri maupun secara bersama

sama terhadap hutang piutang perusahaan terhadap pihak lain.

Apabila salah satu dari anggota tersebut keluar, maka firma tersebut secara

otomatis bubar.Lebih jauh di firma ini seluruh kekayaan pribadi merupakan

jaminan berlangsungnya berjalannya perusahaan tersebut.

3. Perseroan Komanditer

Adalah suatu persekutuan yang didirikan oleh beberapa orang yang masing-

masing menyerahkan sejumlah yang jumlhnya tidak perlu sama. Di dalam

perseron komanditer (CV) dikenal adanya sekutu (ada 2 macam sekutu) .

a. Sekutu komplementer, artinya yitu orang-orang yang bersedia mengatur

perusahaan.

b. Sekutu komanditer, yaitu orang-orang yang mempercayakan uangnya dan

bertanggung jawab terbatas kepda kekayaan yng diikut sertakan di dalam

perusahaan tersebut.

4. Perseroan Terbatas

Perseroan terbatas adalah suatu perushan yang kekayaannya, hak serta

kewajibannya terpiah, antara yang mendirikan dan yang memiliki

perusahaan tersebut.Legalitas seseorang memiliki keikut sertan dalam suatu

perusahaan adalah dengan memiliki saham perusahaan, yaitu semakin

banyak saham yang dimiliki seseorang, maka semakin besar pula andil dan

kedudukan orang tersebut di dalam perusahaan. Hutang piutang hanya

sebatas kepemilikan saham saja, artinya tidak sampai mengorbankan harta

pribadi eperti halnya Firma.

5. Perusahaan Negara

Adalah perusahaan yang bidang operasionalnya dan modalny secara

keseluruhan dimiliki oleh negara. Tujuan perusahaan negara yaitu untuk

membangun ekonomi nasional, dimana masyarakatnya dil dan makmur.

137

Page 138: e Learning

6. Perusahaan Pemerintah lainnya

Perusahan pemerintah yang lain misalnya: Persero, Perum (Perusahan

Umum), Perjan (Perusahaan Jawatan), PD (Perusahaan Daerah). Adapun

masing-masing perusahaan tersebut mempunyai tujuan lain-lain, misalnya

Persero dan PD adalah perusahaan yang keuntungan untuk negara. Perum

dan Perjan bertujuan sosial (tidak mencari keuntungan).

7. Koperasi

Adalah suatu bentuk badn usaha yang operaionalny di bidang ekonomi,

dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan para anggotanya. Banyak jenis

koperasi yang ada sekarang ini, misalnya: koperasi produksi, konsumsi,

koperasi simpan pinjam, dan lain sebagainya. Menurut luas usahanya,

koperasi dibagi menjadi:

a. Koperasi Primer, yaitu koperasi yang terdiri

dari minimal 20 orang.

b. Koperasi Pusat, yaitu koperasi yang terdiri

dari gabungan minimal 5 koperasi primer

c. Gabungan koperasi, adalh kopersi yang

terdiri dari gabungan minimal 3 koperasi pusat

d. Induk Koperasi, adalah gabungan dari

minimal 3 gabungan koperasi.

OLIGOPOLI

Arti kata Oligopoli adalah: beberapa penjual

Oligopoli adalah suatu keadaan pasar dimana hanya ada beberapa (misalnya

antara 2-10) perusahaan yang menguasai pasar, baik secara independent

(sendiri-sendiri) maupun secara diam-diam saling bekerja sama.

Oligopoli

Adalah suatu bentuk organisasi pasar dimana penjual atas sebuah produk

yg homogen dan terdiferensiasi jumlahnya sedikit.

138

Page 139: e Learning

Jk hanya dua persh, terjadi duopoli (duopoly)

Jika produknya homogen disebut oligopoli murni (pure oligopoly)

Jika produknya terdiferensiasi disebut oligopoli terdiferensiasi

(differentiated oligopoly).

Sumber Terjadinya Oligopoli

1. Jika Skala ekonomi yang bisa dicapai (jumlah output besar) sehingga

dengan sedikit perusahaaan saja kebutuhan pasar sudah terpenuhi.

2. Investasi modal yang besar dan input yang terspesialisasi (mobil,

aluminium danbaja), merupakan penghalang alamiah untuk masuk ke

pasar

3. Beberapa perusahaan memiliki hak paten secara eksklusif

4. Memiliki pelanggan loyal

5. Beberapa perusahaan memiliki/menguasai seluruh penawaran bahan baku

6. Perusahaan menentukan harga rendah untuk menghalangi perusahaan baru

masuk ke industri .

Contoh oligopoli paling banyak terjadi dlm sektor manufaktur

a. Baja, aluminium dan semen bersifat homogen

b.Mobil dan barang eletronik mrpk produk terdifferensiasi

c. Karena perusshaan sedikit, setiap tindakan perusahaan akan

mempengaruhi persh lain dlm industri tsb dan sebaliknya.

139

Page 140: e Learning

Perbedan pasar oligopol dengan psar persaingan sempurna adalah, di dalam pasar

persaingan sempurna, harganya bisa berubah-ubh dengan cepat tetpi dalm pasar

oligopoli harganya cenderung tetap dan pada tahap tertentu harganya bisa naik.

Dalm meningktkan keuntungan dilakukan cara memasang iklan dan adanya

diversifikasi pasar. Oligopoli bisa menumbuhkan persekutuan, terutama untuk

menentukan harga pasar (biasanya hal ini harus dihindri karena bisa

mempersempit perdagangan).

Model Oligopoli

1. Model Cournot

Diperkenalkan oleh Augustin Cournot (perancis, lebih dr 160 tahun yg

lalu)

Model ini bermanfaat dlm oligopoli diantara persh yg saling bergantung

erat.Cournot menganggap“hanya ada 2 persh yg menjual mata air yg sama

(identical spring water). Para konsumen berdatangan ke mata air tsb dgn

galon mereka sendiri shg MC adalah nol utk 2 persh tadi”

Asumsi perilaku dasar pd model ini ada pd setiap persh pd saat berusaha

memaksimumkan laba, menganggap duopolis yg lain menghasilkan output

yg konstan pd level tertentu. Akibatnya adalah siklus perpindahan dan

tindakan balasan oleh duopolis tsb sampai masing-masing menjual

sepertiga dati total output industri

Oligopoli ada dua tipe:

1. Oligopoli dengan differensiasi produk (yaitu setiap perusahaan dengan merk-

merk khusus tersendiri) , misalnya: industri kosmetik, mobil di Indonesia.

140

Page 141: e Learning

Barang-barang disebut differensiasi jika karakteristik penting barang tersebut

bervariasi, dan barang tersebut tidak ada barang pengganti yang mendekati.

2. Oligopoli tanpa differensiasi produk

Biasanya dijumpai pada industri dasar, sebagian besar produknya hampir

homogen dan ukuran produsennya relative besar. (misalnya;Industri seng, pipa,

minyak bumi, baja, Aluminium.)

Ada tidaknya produk differensiasi mempengaruhi sampai berapa jauh permintaan

untuk produk suau perusahaan tergantung pada perusahaan-perusahaan lain.

Semakin besar tingkat differensiasi produk yang ada, maka semakin tidak

tergantung kurva permintaan suatu perusahaan pada perilaku perusahaan lain.

Tingkat “ketergantungan” (interdenpendensi) antara perusahaan satu dengan yang

lain, hal ini mempunyai implikasi terhadap kurva permintaan seorang oligopolist.

Semakin kecil ketergantungan tersebut semakin bisa lebih pasti digambarkan

kurva permintaannya. Sebaliknya bila tingkat ketergantungan tersebut besar, pada

prinsipnya kita tidak bisa menggambarkan suatu kurva untuk seorang produsen

oligopoly, kecuali kalau kita tahu perilaku atau macam reaksi apa yang akan

dilakukan produsen outputnya. Mungkin macam reaksi produsen-produsen lain

adalah begitu luasnya, sehingga analisa mengenai perilaku produsen dalam

industri. Oligopoli tanpa ada differensiasi produk harus mengambil asumsi yang

menyerderhanakan mengenai reaksi-reaksi perusahaan lain. Tanpa asumsi

mengenai macam reaksi produsen-produsen lain tidak bisa dianalisa.

Dalam pasar oligopoly, masing-masing perusahaan tidak tahu persis reaksi

apa yang akan diambil oleh produsen lain apabila salah satu produsen yang ada di

dalam pasar melakukan kebijaksanaan. Oleh karena itu ada beberapa model yang

menggambarkan keadaan pasar oligopoly antara lain:

1. Cournot, Bertrand, Chamberlin, permintaan patah (kinked Demand) dan

stackelberg untuk model pasar oligopoly yang tidak bergabung.

2. Kartel dan kepemimpinan untuk pasar oligopoly yang bergabung

141

Page 142: e Learning

Dalam model Cournot dianggap bahwa barang yang dihasilkan bersifat homogen

dan struktur biaya produksi marginal = 0. Secara umum dapat dikatakan bahwa

apabila di pasar ada n perusahaan, maka masing-masing perusahaan akan

menghasilkan output sebanyak ;

1 atau n ( 1 )

n + 1 n + 1

Dalam hal ini jelas bahwa semakin banyak perusahaan yang terdapat di pasar,

maka akan semakin banyak pula jumlah output yang ditawarkan di pasar, dengan

tingkat harga yang lebih murah. Output keseimbangan dalam model ini mendekati

output keseimbangan pada pasar persaingan sempurna.

Dalam model Bertrand dianggap masing-masing perusahaan

memperkirakan pesaingnya tetap mempertahankan tingkat harga jual output,

apapun kebijaksanaan yang dilakukan pesaingnya. Dalam model Bertrnad ini

tidak mengarah pada tingkat keuntungan pasar yang maksimum serta pada tingkat

yang lebih rendah daripada posisi itu. Hal ini disebabkan karena anggapan bahwa

masing-masing produsen tidak pernah memanfaatkan pengalaman-pengalamannya

pada masa lalu. Model Chamberlin pada pasar oligopoly dinyatakan bahwa

keseimbangan stabil di pasar terjadi apabila pasar tersebut disepakati hanya ada

satu tingkat harga. Hal ini karena model Chamberlin menganggap bahwa

produsen menyadari diantara mereka ada saling ketergantungan satu dengan

lainnya. Penetapan harga ini bertujuan untuk mamaksimumkan keuntungan

perusahaan masing-masing. Dalam model ini juga menganggap bahwa tidak ad

perusahaan baru yang masuk ke dalam pasar, sehingga keseimbangan stabil akan

terganggu dan ini tidak bisa dipecahkan memlalui mekanisme pasar monopoli.

Pasar oligopoly model patah diformulasikan oleh Sweezy. Dalam model

ini keseimbangan perusahaan ditentukan pada waktu garis permintaan yang

dihadapi produsen yang berbentuk patah. Krena pada tingkat ini berarti bahwa

MR produsen sama besar dengan MC-nya, maka secara umum dapat dikatakan

bahwa kurva MR dapat berpotongan dengan kurva MC di mana saja pada bagian

142

Page 143: e Learning

kurva MR yang patah. Hal ini berarti bahwa adanya perubahan struktur biaya

produksi yang tidak akan berpengaruh terhadap tingkat output dan harga

keseimbangan perusahaan. Kurva permintaan bagi perusahaan yang berbentuk

patah mencerminkan bahwa perilaku oligopolist di pasar, yaitu apabila ia

menurunkan tingkat harga jual, maka ia mengaharapkan produsen pesaingnya

akan mengikuti kebijaksanaannya. Tetapi sebaliknya apabila I menaikkan harga

jual, maka ia mengharapkan pesaingnya tidak akan mengikuti kebijaksanaannya.

Bentuk kurva permintaan yang patah adalah bentuk pencerminan dari adanya

ketidak pastian oligopolies terhadap perkiraan perusahaan pesaing, apabila ia

menurunkan tingkat harga jual. Model kurva permintaan yang patah ini dapat

digunakan untuk menjelaskan mengapa dalam paar oligopoly tingkat harga output

yang terjadi di pasar cenderung tetap atau tidak berubah-ubah.

Model Stackelberg pada pasar oligopoly pada intinya beranggapan bahw

adanya salah satu produsen yang cukup kuat posisinya, sehingga ia dapat

memaksa produsen lain untuk mengikuti segala l\ketentuannya. Perusahaan yang

kuat ini berfungsi sebagai pemimpin untuk menentukan posisi keseimbangan yang

stabil. Namun apabil ada dua perusahaan yang kuat, maka posisi keseimbangan

yang stabil akan terganggu. Dalam keadaan ini kedua perusahaan tersebut akan

bersaing untuk menjadi pemimpin di pasar yaitu dengan jalan perang harga (price

war). Perang harga ini akan terhenti apabila salah satu dari mereka bersedia jadi

pengikut dan posisi keseimbangan stabil akan tercapai kembali.

Kartel adalah gabungan dari beberapa produsen yang menjual ouputnya di

pasar oligopoly. Tujuan dari kartel ini memaksimumkan keuntungan perusahaan-

prusahaan anggotanya, dengan jalan menentukan kebijaksanaan-kebijaksanaan

yang berlaku bagi seluruh perusahaan anggota kartel. Dengan membentuk kartel

ini, maka kebijaksanaan-kebijaksanaan dapat diarahkan menyerupai pasar

monopoli.

Ditinjau dari Segi Tujuannya, Kartel dibedakan menjadi dua:

1. Kartel denga tujuan memaksimumkan keuntungan

143

Page 144: e Learning

2. Kartel yang bertujuan membagi pasar.

Keadaaan semacam ini mirip dengan pasar monopoli yang mempunyai beberapa

pabrik (multiplant-monopoly). Biasanya masalah yang dihadapi oleh kartel

bukan saja menentukan output yang dapat memaksimumkan keuntungan, tetapi

juga membagi jatah output yang harus diproduksi oleh masing-masing perusahaan

anggota dan juga pembagian keuntungan diantara mereka. Pada prinsipnya posisi

optimum dicapai pada tingkat output di mana MR kartel dipotong oleh MC-nya

dari bawah. Keberhasilan suatu kartel biasanya tergantung pada kewibawaan

dari kartel di mata perusahaan-perusahaan anggotanya. Apabila kewibawaan ini

tidak ada, maka ada kecenderungan dari perusahaan-perusahaan anggota

melanggar perjanjian yang telah disepakati. Keadaan ini yang akan

mengakibatkan kegagalan kartel untuk mencapai tujuannya.

Bentuk lain dari penggabungan produsen yang menjual outputnya di pasar

oligopoly adalah model kepemimpinan harga (price leadership). Dalam model ini

mengatakan bahwa perusahaan yang mempunyai posisi yang paling kuat akan

bertindak sebagai leader (pemimpin), sedangkan perusahaan yang lain bertindak

sebagai follower (pengikut).

Dalam model kepemimpinan harga ada tiga macam bentuk

penggabungan yaitu:

1. Penggabungan dengan model kepemimpinan harga oleh perusahaan yang

dengan struktur ongkos terendah.

2. Penggabungan dengan model kepemimmpinan harga oleh perusahaan yang

dominant.

3. Penggabungan dengan model kepemimpinan harga oleh perusahaan yang

bersifat barometris.

Oligopoli dan Kesejahteraan Masyarakat

144

Page 145: e Learning

Efek kesejahteraan dari bentuk pasar oligopoly kurang lebih sama dengan

monopoli. Disatu pihak oligopoly menimbulkan efek-efek negative dalam bentuk:

1. Kemungkinan adanya keuntungan yang terlalu besar (excess profit) yang

dinikmati oleh para produsen oligopoly dalam jangka panjang.

2. Kemungkinan adnya ketidak efisienan produksi karena setiap produsen tidak

beroperasi pada AC yang minimum.

3. Kemungkinan adanya “eksploitasi” terhadap konsumen maupun buruh (karena

P > MC) seperti dalam kasus monopoli.

4. Ketegaran harga (terutama ke bawah) sering dikatakan menunjang adanya

inflasi yang kronis, hal ini akan merugikan masyarakat secara makro. Di lain

pihak, pengalaman dan penelitian menunjukkan bahwa justru dalam industri-

industri oligopoly kita jumpai adanya inovasi dan penerapan teknologi baru

yang paling pesat. Hal ini disebabkan karena perusahaan-perusahaan tersebut

cukup besar dan mampu untuk menyediakan dana untuk pengembangan dan

penelitian, karena unsure persaingan antar perusahaan adalah cukup kuat

(meskipun tidak dalam bentuk persaingan harga), sehingga dorongan untuk

berlomban di bidang penemuan proses produksi baru, produk baru dan

penurunan biaya produksi, cukup kuat pula (lebih kuat dari pada kasus

monopoli)

Secara umum bisa dikatakan bahwa kebijaksanaan-kebijaksanaan untuk

mengurangi efek negative dari oligopoly tersebut lebih sulit dilaksanakan dari

pada kebijaksanaan terhadap perusahaan monopoli. Hal ini disebabkan bukan

hanya karena jumlah perusahaan yang harus diawasi lebih banyak dari pada

monopoli, tetapi juga karena sulitnya merumuskan kebijaksanaan yang tepat,

karena baik kurva permintaan maupun perilaku perusahaan-perusahaan

oligopoly mengandung lebih banyak ketidak tentuan disbanding dengan

sebuah perusahaan monopoli (yaitu target perusahaan lebih kabur). Namun

demikian ada beberapa kebijaksanaan umum yang mungkin bisa diambil

untuk mengurangi efek-efek negative tersebut, yaitu :

145

Page 146: e Learning

1. Pemerintah harus menjaga agar hambatan-hambatan bagi perusahaan baru

untuk masuk ke dalam industri/pasar oligopoly tersebut ditekan sampai

sekecil-kecilnya. Tujuannya adalah agar perusahaan-perusahaan oligopoly

yang telah ada merasakan adanya persaingan potensial yang lebih kuat

sehingga mendorong mereka untuk berprilaku lebih kompetitif di bidang

harga maupun non harga.

2. Diadakannya undang-undang (misalnya di Amerika Serikat: antitrust Law),

yang melarang adanya kerjasama diantara para pengusaha oligopoly (baik

secara diam-diam atau secara terbuka) Adanya kera sama (collusion) tersebut

akan dorongan untuk bersaing antara mereka sendiri di bidang harga maupun

non harga maupun non harg dan sekaligus memperbesar kemampuan mereka

untuk mengeksploitir konsumen dan buruh.

3. Kemungkinan kebijaksanaan yang lebih drastic adalah mencoba merombak

struktur pasar yang oligopolistic tersebut antara lain dengan menentukan batas

maksimum dari ukuran suatu badan usaha dan melarang diadakannya

penggabungan (merger) antara perusahaan-perussahaan yang telah ada.

Profesor George Stigler, misalnya berpendapat bahwa seringkali merger

dilakukan oleh perusahaan-perusahaan dengan tujuan untuk menguasai pasar,

bukan untuk meningkatkan efisiensi produksi.

PERSAINGAN MONOPOLISTIK

Adalah suatu keadaan pasar yang ditandai oleh banyaknya industri pengecer

(menjual produk-produk serupa tapi tidak sama, misalnya Rokok). Persaingan

monopolistis menyerupai persaingan sempurna dalam 3 hal (banyak pembeli, dan

penjual, mudah keluar masuk industri, dan perusahaan-perusahaan menganggap

bahwa harga perusahaan lain dianggap tetap. Perbedaannya adalah pada

persaingan sempurna, produknya identik, sedangkan pada persaingan

146

Page 147: e Learning

monopolistis produknya didifferensiasikan (tidak identik). Jadi monopolistic

Merupakan bentuk organisasi pasar yang terletak diantara 2 jenis pasar yang

ekstrim yaitu Pasar Persaingan Sempurna dan Monopoli.

Contoh : salon kecantikan, pasta gigi, rokok, detergen, obat influenza,

restoran dan lain lain.

Perusahaan bersaing berdasarkan keunikan produk,lokasi yg lebih baik,

pelayanan yang lebih baik, produk yang lebih bervariasi, harga yang lebih

murah karena memiliki kekuatan monopoli atas pesaing.

Kasus klasik dari persaingan monopolistic adalah pasar eceran bahan

bakar. Kita bisa pergi ke pom bensin X karena pompa bensin tersebut

mengyenangkan dan menyediakan air bersih, dan sebagainya. Namun pompa

bensin X hanyalah salah satu dari pompa bensin yang jumlahnya begitu banyak

dan kita lihat bahwa bahan baker tersebut pada setiap pompa bensin tersebut

hampir sama. Perbedaan yang ada dalam pasar monopolistic adalah muncul antara

lain karena , lokasi, mutu, ragam jenis, dan model (misalnya pakaian).

Ciri2 Pasar Persaingan Monopolistik

1.Terdapat banyak penjual (unsur PPS)

2. Produk terdiferensiasi (unsur Monopoli, tetapi kekuatan monopolinya

terbatas karena banyak produk substitusi yang dekat)

3. Masing2 terlalu kecil untuk mempengaruhi pasar

4. Kegiatan promosi sangat aktif

147

Page 148: e Learning

Harg

a

Model monopolistic memberikan wawasan penting dalam Kapitalisme

Amerika. Ada prediksi yang cukup mengejutkan mengenai model ini bahwa

industri yang bersaing secara tidak sempurna, tingkat keuntungan mungkin saja

rendah atau nol.

Sebagian pakar ekonomi percaya bahwa inefisiensi sudah menjadi

pembawaan persaingan monopolistic. IKA dipandang dari sudut

ketidakefisienannya, para pengecam monopolistic melanjutkan kritikannya

seperti; Industri-industri inilah yang sama sekali tidak kita butuhkan. Kita

memiliki tempat ratusan ribu tempat penjualan eceran, ratusan cereal yang

sebenarnya identik, yaitu senuanya dijual dengan harga yang jauh di atas biaya

marginal.

Persaingan Monopolistis Sebelum Perusahaan lain memasuki Industri

P

d

G MC

A B AC

E dMR

0 Kuantitas 0

Gambar diatas menunjukkan bahwa Pesaing Monopolistis memproduksi banyak

barang yang serupa. Dalam persaingan monopolistis, banyak perusahaan kecil

yang menjual berbagai produk yang dideferensiasikan sehingga mempunyai

permintaan yang miring ke bawah. Setiap perusahaan menganggap bahwa harga

pesaingnya sudah tertentu (tetap). Ekuilibrium terjadi ketika MR = MC pada titik

148

Page 149: e Learning

E’

E, dan harga pad titik G. Karena harga berada di atas AC, maka perusahaan

tersebut mendapat keuntungan yaitu sebesar daerah ABGC.

Persaingan Monopolistis setelah Perusahaan Lain Memasuki Industri

P

MC

d’’ AC

G’

MR’

Kebebasan pesaing monopolistis untuk memasuki pasar menurunkan keuntungan

sampai nol.

Kurva dd semula menguntungkan seorang penjual dalam gambar

sebelumnya(Persaingan Monopolistis Sebelum Perusahaan lain memasuki

Industri) akan bergeser ke kiri bawah karena masuknya para pesaing baru.

Masuknya pesaing akan berhenti hanya jika setiap penjual telah dipaksa mencapai

suatu garis persinggungan jangka panjang (tanpa keuntungan) seperti pada titik

G’. Pada ekuilibrium jangka panjang, harga tetap di atas MC, dan setiap produsen

berada pada cabang sebelah kiri yang menurun dari kurva AC jangka panjangnya.

Penentuan Harga dan Output Jangka Pendek dalam Pasar Persaingan

Monopolistik

Kurva Permintaan memiliki kemiringan negatif, dan sangat elastis

terhadap perubahan harga (karena banyak produk substitusi)

149

Harg

a

d’’

Page 150: e Learning

Tingkat output terbaik dalam jangka pendek dicapai ketika MR=MC,

sepanjang P>AVC

Jangka pada tingkat output terbaiknya, P>ATC perusahaan laba, P=ATC

perusahaan mencapai titik impas, P<ATC perusahaan rugi

Kurva permintaan negatif, MR=MC<P pada tingkat output terbaiknya

BAB 8

KEBIJAKAN PEMERINTAH DAN PASAR BEBAS

Tujuan:

1. Mahasiswa dapat mengetahui tujuan kebijkan pemerintah

2. Mahasiswa mampu menganalisis implementasi penentuan harga

3. Mahasiswa mengetahui krakteristik pasar bebas

Pembahasan Materi:

1. Tujuan campur tangan pemerintah

2. Bentuk-bentuk campur tangan pemerintah

3. Tujuan Kebijakan Harga

4. Karakteristik pasar bebas

150

Page 151: e Learning

Tujuan campurtangan pemerintah 

1. Mengurangi eksternalitas yang merugikan

2. Menyediakan barang publik yang mencukupi

3. Mengawasi kegiatan perusahaan agar tidak tumbuh menjadi perusahaan

monopoli yang merugikan perekonomian

4. Menjamin terhindarnya penindasan dan ketidakseimbangan dalam masyarakat

5. Memastikan pertumbuhan ekonomi diwujudkan dengan efisien

Bentuk-bentuk campurtangan pemerintah 

1. Membuat dan melaksanakan peraturan dan undang-undang

2. Secara langsung menjalankan beberapa kegiatan ekonomi

3. Melakukan kebijakan fiskal dan moneter

 

Tujuan kebijakan pemerintah 

1. Mengatasi masalah pengangguran, kenaikan harga dan pertumbuhan ekonomi

2. Menjamin faktor produksi digunakan dan dialokasikan pada berbagai kegiatan

ekonomi secara efisien

151

Page 152: e Learning

3. Mengatasi ketidakmerataan distribusi pendapatan

Membuat dan melaksanakan Peraturan dan undang-undang  

Menciptakan suasana ekonomi dan sosial yang mengarah terciptanya sistem

mekanisme pasar yang efisien dan lancar

Memastikan agar persaingan dilakukan secara bebas dan menghindari terjadinya

monopoli 

 

Secara langsung melakukan kegiatan ekonomi 

1. Menghasilkan barang publik

2. Menghasilkan barang yang juga dapat dihasilkan oleh swasta (rumah sakit,

angkutan darat dll)

Melakukan Kebijakan moneter dan fiskal 

Kebijakan moneter, yaitu kebijakan pemerintah dalam pengaturan jumlah uang

yang beredar. Agar bisa efektif, kebijakan moneter yang dipilih sebaiknya adalah

yang efeknya terhadap struktur ongkos bersifat minimum. Pengaruh kebijakan

moneter terhadap struktur ongkos dapat dibagi menjadi tiga saluran; expected

inflation, nilai tukar, dan suku bunga.

Kebijakan yang bersifat ekspansioner dapat menyebabkan terjadinya

depresiasi yang pada gilirannya dapat menaikan harga-harga produk

manufacturing melalui peningkatan harga bahan baku yang diimpor. Kebijakan

tersebut juga dapat meningkatkan ekspektasi inflasi baik secara langsung melalui

sisi permintaan agregat maupun secara tidak langsung melalui peningkatan harga

barang-barang tradable. Di lain pihak ongkos perusahaan bisa jadi turun melalui

penurunan pembayaran bunga atas kredit perbankan. Oleh karena itu efek bersih

suatu kebijakan moneter terhadap struktur ongkos perusahaan sangat tergantung

pada besaran efek nilai tukar dan ekspektasi inflasi yang berbanding terbalik

dengan efek dari suku bunga. Perlu suatu kajian lanjutan mengenai interaksi dari

ketiga efek tersebut sehingga ada bukti secara kuantitatif tentang bagaimana

kebijakan moneter mempengaruhi struktur ongkos perusahaan.

152

Page 153: e Learning

Dari sisi permintaan agregat, kebijakan moneter diperkirakan dapat efektif

secara penuh karena harga relatif kurang dipengaruhi oleh kondisi permintaan.

Apabila suatu kebijakan moneter dapat secara efektif mempengaruhi permintaan

agregat, maka pada gilirannya perubahan permintaan agregat tersebut akan lebih

banyak berpengaruh terhadap output dan persediaan dibandingkan terhadap harga.

Kebijakan fiskal, yaitu kebijakan pemerintah dalam memungut pajak dan

membelanjakanya dalam kegiatan-kegiatannya.

 Fungsi kebijakan moneter 

1). Mengendalikan tingkat harga

2). Menggalakan kegiatan ekonomi (misal dimasa pengangguran)

3). Memacu pertumbuhan ekonomi

 

Fungsi kebijakan fiskal 

1). Kebijakan fiskal secara umum digunakan untuk menjaga agar perekonomian

berjalan stabil dan tumbuh sesuai dengan kondisi yang terjadi pada suatu waktu

tertentu.

2). Meningkatkan efisiensi penggunaan faktor produksi

3). Memeratakan distribusi pendapatan (misalnya diterapkan pajak progresif yaitu

tingkat pajak yang semakin tinggi untuk pendapatan yang semakin tinggi.

TUJUAN KEBIJAKAN HARGA 

Secara umum, pemerintah tidak akan menjual jasanya kepada masyarakat,

meskipun pemerintah berkewajiban untuk menyediakan jasa tersebut kepada

masayarakat. Pemerintah menyediakan jasa kepada masayarakat tanpa harus

membayar. Hal ini bukan berarti bahwa penyediaan jasa publik tidak

menimbulkan biaya

Dalam beberapa kasus, proses politik sangat diperlukan untuk menentukan:

Berapa jumlah barang publik yang harus disediakan. Bagaimana implikasinya

terhadap distribusi biaya yang akan menjadi tanggung jawab para individu

Alasan mengapa pemerintah harus terlibat dalam penentuan harga barang:

153

Page 154: e Learning

1).Meningkatkan efisiensi alokasi sumber daya

2).Keadilan dalam distribusi pendapatan 

Biasanya perusahaan hanya akan mempetimbangkan manfaat pribadi dalam

menentukan berapa banyak barang yang harus disediaka, sehingga kesempatan

tersedianya barang di pasar sangat kecil

Dalam hal ini pemerintah perlu turun tangan untuk  

menjamin bahwa manfaat eksternal juga harus  dipertimbangkan

Kebijakan harga oleh pemerintah biasanya mencakup tindakan-tindakan yang

diperlukan dengan tujuan:

Pasar bekerja lebih baik

Terdapat perbaikan dalam arus informasi

Monopoli dapat dikurangi

Terdapat batasan bagi perusahaan-perusahaan baru yang masuk dalam

pasar

 Pemenuhan Barang Publik 

      Pasar terdiri dari empat komponen penting, yaitu,

1). Adanya pembeli yang membentuk permintaan umum yang terdiri dari berbagai

konsumen dengan aneka daya beli yang dimiliki. Perilaku konsumen tersebut

digambarkan sebagai kurve permintaan yang makin besar jumlah yang ingin

dikonsumsi ketika harga semakin rendah.

2).Terdapat penjual yang melayani konsumen tersebut, penjual bisa hanya satu,

beberapa, atau banyak,  yang berpartisipasi di pasar tergantung dari tingkat

efisiensinya. Perusahaan yang lebih efisien dapat tetap berpartisipasi ketika harga

turun menjadi sangat rendah. Sebaliknya, perusahaan yang kurang efisien hnya

akan berpartisipasi jika harga relatif tinggi.

 3). Adanya harga dan kuantitas yang ditransaksikan di pasar tersebut. Jika, barang

yang ditransaksikan di pasar bersifat nonrival, misalnya jalan, maka konsumen

bisa menyembunyikan kebutuhnnya. Misalnya, ketika, jalan akan dibangun diu-

mumkan kepada masyarakat, maka sebagaian konsumen akan mengatakan tidak

membutuhkn jalan itu. Akan tetapi,  ketika jalan itu terwujud, konsumen yang

semula menyembunyikan kebutuhannya sekarang ikut menumpang lewat. Keja-

154

Page 155: e Learning

dian tersebut disebut free rider, atau penumpang gelap, tidak lain adalah kon-

sumen yang tidak mau ikut menanggung biaya pengadaan.

  4). Sama seperti no3 diatas.

    

Hal tersebut diatas menunjukkan bahwa pasar dalam pengertian  yang bi-

asa tidak dapat memecahkan masalah pengadaan barang yang konsumsinya bersi-

fat nonrival. Pengadaan barang konsumsi berasama yang bersifat nonrival, harus

melibatkan pemerintah. Pemerintah dapat memainkan peran dengan mengadakan

barang tersebut dan memaksakan pembayaran produksinya kepada seluruh warga

negara.

      Sebagai contoh terdapat sebuah pemerintah dengan dua kelompok penduduk

untuk pengadaan sutu barang publik – misalnya lampu jalan, kelompok pertama

adalah kelompok pnduduk miskin dengan permintaan yang lebih rendah, kurve

permintaan penduduk tersebut berada pada level yang lebih rendah. Kelompok ke-

dua, penduduk yng lebih kaya mengekpresikan kurve permintaan yang lebih

tinggi. Permintaan listrik agregate dari dua kelompok dapat digambarkan sebagai

penjumlahan kedua kurve permintaan. Pertemuan kurve agregat dengan kurva su-

plai yang tidak lain adalah pemerintah menunjukkan harga  jual dan kuantitas

listrik yang harus diproduksi. Supaya terpenuhi asas adil, harga tersebut diber-

lakukan berbeda kepada kelompok miskin dan kelompok kaya. Kelompok miskin

dipungut lebih rendah dan kelompok kaya dipungut lebih tinggi.  

 

PENENTUAN HARGA BARANG PUBLIK 

Penentuan harga barang publik oleh pemerintah sangat tergantung dari

tujuannya, dalam kaitannya dengan penyediaan barang dan jasa, pemerintah

mempunyai tiga pilihan:

1).Dapat dijual dengan harga pasar

2).Dijual dengan tingkat harga tertentu yang berbeda dengan harga pasar

3).Diberikan secara gratis kepada konsumen

  Setiap alternatif keputusan yang diambil selalu ada konsekuensinya

Dalam ekonomi, tingkat harga merupakan suatu tanda tingginya nilai dimana

konsumen bersedia untuk membayar atas barang/jasa yang dihasilkan oleh

155

Page 156: e Learning

produsen, sekaligus menunjukkan tingginya biaya untuk menghasilkan barang

tersebut oleh produsen

Dalam mekanisme pasar persaingan sempurna, p = MC = MR sehingga, apabila

konsumen ingin memaksimalkan kepuasannya, pada tingkat equilibrium,

konsumen akan membeli barang-barang sampai kondisi equilibrium tersebut

tercapai

IMPLEMENTASI PENENTUAN HARGA  

Tujuan khusus dari kebijakan penentuan harga adalah:

Mendorong produksi

Memelihara kestabilan 

Ada dua pendekatan yang dapat digunakan untuk melakukan analisis penyediaan

produk pertanian:

Kebijakan harga positif

Kebijakan harga negatif

Dengan mengubah harga, pemerintah akan dapat mempengaruhi jumlah produksi

yang dihasilkan, seperti barang pertanian

Peningkatan harga (untuk produk pertanian) akan mendorong peningkatan

penawaran. Namun apabila peningkatan penawaran membutuhkan tenggang

waktu, penyesuaian produksi akan mengikuti pola Cobweb Theorem (sarang laba-

laba) 

KEBIJAKAN PENYANGGA (Buffer Stock Policy) 

Dalam perumusan kebijakan harga biasanya pemerintah dihadapakan pada

dilema kepentingan. Di satu sisi konsumen ingin harga pangan murah, di lain sisi

produsen ingin agar produksinya terjual dengan harga yang layak.

Pemerintah perlu melindungi kedua kepentingan tersebut agar konsumen dan

produsen tidak menderita.

Langkah yang biasanya diambil oleh pemerintah adalah menentukan:

1). Harga terendah (floor), tujunnya untuk melindungai produsen

2). Harga tertinggi (ceiling), tujuannya untuk melindungi konsumen

156

Page 157: e Learning

Keberhasilan kebijakan ini tergantung dari ketersediaan dana untuk operasi

(market operation)

TINJAUAN TENTANG FUNGSI EKONOMI PEMERINTAH

Fungsi ekonomi pemerintah terdiri dari tiga fungsi pokok, yaitu:

1). Fungsi alokasi

2). Fungsi distribusi

3).Fungsi stabilisasi.

Fungsi-fungsi tersebut menjadi wewenang dan tanggung jawab pemerintah pusat,

namun untuk menuju kepada sistem pemerintahan yang efektif dan efisiens seba-

gian besar wewenang dan tanggung jawab pemerintah pusat didesentralisasikan

kepada pemerintah daerah dan tetap menajdi wewenang dan tanggung jawab pe-

merintah pusat, contohnya seperti kebijakan yang mengatur variable ekonomi

makro yang menggunakan instrumen kebijakan moneter (pencetakan uang, deval-

uasi), dan kebijakan fiskal (keseragaman perpajakan).

Pengertian desentralisasi, dibidang ekonomi pemerintah, adalah penyera-

han sebagian kewenangannya kepada pemerintah daerah untuk melaksanakan

fungsi alokasi, fungsi distribusi dan fungsi stabilisasi, yang ditujukan untuk men-

gatur dan mengurus perekonomian daerah dalam rangka menciptakan stabilitas

perekonomian secara nasional.

Melalui tinjauan ini dikemukakan pandangan ekonomi tentang fungsi

alokasi, distribusi dan stabilisasi, yang dijadikan referensi dalam usaha mene-

mukenali dan merangkum pandangan mengenai fungsi ekonomi pemerintah.

 Masing-masing fungsi memiliki keterkaitan yang berbeda dalam perlakuanmya,

seperti dikemukakan sebagai berikut :

Fungsi alokasi memiliki keterkaitan yang sangat erat dengan penyediaan

dan pelayanan barang-barang publik yang peruntukannya secara komunal dan

tidak dapat dimiliki secara perorangan.

157

Page 158: e Learning

Fungsi distribusi memiliki keterkaitan erat dengan perataan kesejahteraan

masyarakat dalam arti proporsial tetap menjadi perhatian dalam rangka men-

dorong tercapainya pertumbuhan yang optimal.

Fungsi sdtabilisasi memiliki keterkaitan erat dengan fungsi mengatur variable

ekonomi makro dengan sasaran untuk mencapai stabilitas ekonomi secara na-

sional. 

Fungsi Alokasi

Kewenangan ekonomi yang paling utama dan memperoleh porsi yang

terbesar bagi pemerintah daerah adalah fungsi alokasi. Hal ini karena sangat

terkait erat dengan barang-barang publik yang nilainya sangat besar.

Menurut Stiglitz, 1986 (dalam Syahrir, 1986 : hal 4), disebutkan ada 2 (dua) ele-

men yang selalu ada pada setiap barang publik, yaitu:

Tidak dimungkinkannya menjatah barang-barang publik bagi setiap individu

(orang-perorang).

Sangat sulit untuk menjatah dan membagi-bagikan barang publik.

Sedangkan menurut King (1984 : hal 10), menyebutkan bahwa barang-barang

publik dibatasi oleh dua sifat yaitu:

Konsumsinya tidak dapat dibagi-bagi

Tidak dapat dibagi-bagikan kepada orang-perorang.

Menurut penyediaannya, barang publik ini dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu,

barang publik lokal dan barang publik nasional. Barng publik lokal adalah barang-

barang yang menurut penyediaannya oleh pemerintah daerah dan secara tehnologi

layak & perolehan keuntungannya dinikmati oleh penduduk setempat. Sedangkan

barang publik nasional adalah barang-barang yang penyediaannya oleh pemerin-

tah pusat dengan perolehan keuntungan yang dinikmati oleh selain penduduk

setempat juga masyarakat dalam suatu negara.

Terdapat beberapa alasan yang melandasi adanya intervensi pemerintah dalam

pengalokasian sumber daya sebagai dikemukakan berikut ini :

Ekonomi kompetitif yang sempurna dengan asumsi-asumsi tertentu bahwa akan

menjamin alokasi sumberdaya secara optimal. Disini bila kejadiannya berbeda

158

Page 159: e Learning

dengan asumsi, misalnya pasar jauh dari persaingan sempurna maka pemerintah

akan turut campur tangan dalam pengalkasian sumberdaya.

Dalam hal produksi atau konsumsi sesuatu barang dan jasa menimbulkan biaya

atau memberikan keuntungan eksternal terhadap produsen atau konsumen lain

maka pemerintah akan turut campur tangan dengan mengatur pajak dan subsidi

terhadap barang-barang tersebut, dan mengatur tingkat produksi eksternal dengan

cara lain.

Ada kecenderungan bahwa pemerintah mendorong konsumsi barang-barang yang

dikonsumsi dalam jumlah banyak (merit) melalui penyediaan dengan subsidi,

harga nol atau dengan memberikan perangsang kepada pihak swasta untuk penye-

diaannya. Sebaliknya pemerintah juga cenderung menghambat konsumsi barang-

barang yang dikonsumsi dalam jumlah sedikit (demirit) melalui kebijaksanaan pa-

jak.

Alasan-alasan yang mendukung peran alokasi oleh pemerintah daerah adalah :

Kemungkinan besar akan terjadi perpindahan penduduk ke daerah lain, manakala

mereka merasa tidak puas dengan pelayanan yang diperoleh didaerahnya, hal ini

akan menimbulkan masalah yang terkait dengan penyediaan lokal.

Penyediaan yang dilakukan oleh daerah akan lebih sesuai dengan kebutuhan dan

selera penduduk setempat, namun berbeda halnya bila penyediaan oleh pemerin-

tah pusat ada kemungkinan penyediaannya secara seragam dengan daerah lainnya

yang hal ini dapat terjadi kurang sesuai dengan selera penduduk setempat.

Menurut King, 1984, ada 4 (empat) alasan mengapa penyediaan oleh daerah lebih

berkesuaian dengan keinginan penduduknya, yaitu :

Dalam sistem pemerintahan yang bertingkat, birokrat pada tingkat bawah memi-

liki pengetahuan yang lebih tentang keinginan penduduknya, jika dibandingkan

apabila dilakukan dengan sistem sentralisasi.

Desentralisasi akan dapat menjamin kontrol yang lebih demokratis terhadap

aparat.

Pemerintah dari berbagai tingkatan harus saling bekerjasama dan jika salah sat-

unya mengabaikan keingninan warganya maka mereka dapat melakukan tekanan

pada pemerintah.

159

Page 160: e Learning

Penyediaan oleh daerah menghasilkan barang dan jasa publik lokal yang lebih

efisien dan penduduk menjadi lebih sadar akan biaya pelayanan.

Melalui desentralisasi secara umum akan dapat menumbuhkan inovasi dan meng-

hasilkan eksperimentasi barang-barang publik. Akan tetapi diakui ada beberapa

kelemahan yang dinilai kurang mendorong pelayanan yang efisien. Hal ini

diperkuat dengan adanya beberapa alasan berikut ini :

Kemungkinan terjadinya eksport, dimana beberapa beban pajak lokal dialihkan

kepada bukan penduduk setempat.

Kemungkinan terjadinya penyediaan pelayanan kurang efisien sebagai akibat dari

upaya menarik industri ke daerah atau menahan industri yang telah ada.

Kemungkinan terjadinya pengeluaran yang berlebihan dari dana pinjaman/hutang

yang berlebihan

Kemungkinan terjadinya penyediaan yang berlebihan atas kegiatan ekonomi yang

dibiayai dari pungutan pajak.

Kemungkinan terjadinya pengeluaran yang berlebih oleh birokrat dalam usahanya

memaksimalkan kesejahteraan mereka, dilain pihak kesejahteraan penduduk ku-

rang mendapat perhatian.

Efisiensi penyediaan pelayanan publik yang rendah, yang kemungkinannya dapat

terjadi karena kurangnya pengalaman mengatur pengeluaran oleh pemerintah

daerah.

Pemerintah daerah kurang intensif menggali potensi yang berkembang dari penye-

diaan pelayanan.

Pemerintah daerah mungkin mengabaikan keuntungan yang diperoleh dari faktor

eksternal bagi mereka yang bukan penduduk setempat sehingga kurang penyedi-

aan pelayanan bagi mereka padahal berpotensi mendatangkan keuntungan.

Masalah lain yang kemungkinan timbul dalam kaitan dengan desentralisasi fungsi

alokasi ini adalah dengan cara apa dan bagaimana menggali potensi pajak yang

sesuai untuk pemerintah daerahnya. Selain itu dari sisi persaingan, dapat terjadi

keberadaan dan kemampuan pemerintah daerah dalam mengembangkan daerah-

nya menajdi ancaman dan kendala bagi pemerintah pusat di dalam menentukan

kebijaksanaan, sehingga untuk menajmin stabilitas secara nasional perlu di-

lakukan pengendalian dan pengawasan yang intensif dari pemerintah pusat.

160

Page 161: e Learning

 

Fungsi Distribusi

Fungsi distribusi dalam fungsi ekonomi pemerintah adalah sangat terkait erat den-

gan pemerataan kesejahteraan bagi penduduk di daerah yang bersangkutan dan

terdistribusi secara proposial dengan pengertian bahwa daerah yang satu

dimungkinkan tidak sama tingkat kesejahteraannya dengan daerah yang lainnya

karena akan sangat dipengaruhi oleh keberadaan dan kemampuan daerahnya mas-

ing-masing.

Kewenangan dan dukungan terhadap peran pemerintah daerah dalam

fungsi distribusi ini tidak sebesar kewenangan dan dukungan dalam fungsi alokasi

sebagaimana dikemukakan oleh King, (1984 : hal 32). Kecilnya kewenangan dan

dukungan yang dilimpahkan oleh pemerintah pusat dalam fungsi distribusi ini

adalah didasarkan pada asumsi bahwa bila pelimpahan kewenangan dan dukungan

pemerintah pusat cukup besar maka dikhawatirkan akan menimbulkan masalah

yang berkaitan dengan distribusi pendapatan yang seragam dibeberapa daerah

karena akan kurang memberikan inovasi dan rangsangan untuk mengembangkan

potensi sumberdaya yang dimiliki atau yang tersedia di daerahnya.

Disisi lain bahwa kebijaksanaan retribusi tunggal yang seragam didasarkan

pada rasa kekhawatiran bahwa bila diberlakukan kebijaksanaan yang tak seragam

dan desentralisasi akan menyebabkan berpindahnya sebagian penduduk daerah

tersebut kedaerah lain yang menjanjikan penghasilan yang lebih besar diband-

ingkan didaerah asal, hal ini dianggap akan membuka peluang timbulnya masalah

baru yang berkaitan dengan migrasi penduduk.

Menurut Paully (1973, dalam bukunya King, 1984 : hal 35), tingkat re-

tribusi yang optimal akan lebih besar terjadi di daerah-daerah yang citrarasa pem-

bayar pajaknya mendukung distribusi. Sedangkan menurut King (1984 : hal 33)

harus ada suatu kebijakan dasar retribusi nasional dan pemerintah daerah seharus-

nya diijinkan untuk mengubah derajat distribusi diwilayahnya.

 

Fungsi Stabilitas

Sesuai dengan nama stabilisasi maka fungsi stabilisasi ini dimaksudkan un-

tuk menciptakan stabilitas ekonomi suatu negara. Fungsi stabilisasi ini berkaitan

161

Page 162: e Learning

erat dengan fungsi mengatur variabel ekonomi makro dengan instrumen kebijakan

moneter dan kebijakan fiskal.

Diantara ketiga fungsi ekonomi pemerintah, fungsi stabilisasi ini meru-

pakan yang paling kecil kewenangan dan dukungannya terhadap peran pemerintah

daerah dan bahkan hampir tak mendapatkan bagian untuk berperan dalam fungsi

stabilisasi ini. Hal ini dilandasi oleh pemikiran bahwa fungsi stabilisasi berbeda

antar satu daerah dengan daerah lain dalam suatu negara.

Disamping itu kecilnya kewenangan dan dukungan peran pemerintah

daerah dalam fungsi stabilisasi, disebabkan akan adanya efek sampingan yang

timbul akibat penggunaan instrumen yaitu kebijakan moneter dan kebijakan fiskal

untuk mengontrol variabel ekonomi makro dan efek langsung dari penggunaan in-

strumen tersebut.

Contoh riil dalam kebijakan moneter, jika kebijakan moneter didesentralisasikan

maka masing-masing pemerintah daerah akan mempunyai kewenangan

melakukan kebijakan tersebut sesuai dengan kebutuhannya bahkan keinginannya.

Bila masing-masing daerah diberikan kewenangan mencetak uang sesuai keingi-

nan ataupun kebutuhan daerahnya, maka pemerintah pusat akan mengalami ke-

sulitan dalam mengendalikan kestabilan harga-harga maupun tingkat inflasi yang

terjadi didaerah.

Dan dalam hal kebijakan fiskal jika didesentralisasikan maka akan terjadi

perbedaan penetapan pajak dan pengeluaran, sebagai akibatnya adalah akan ter-

jadi migrasi penduduk dari satu daerah ke daerah lainnya yang memberikan pelu-

ang untuk memperoleh penghasilan yang lebih besar.

PASAR BEBAS

Karakteristik Pasar Bebas adalah:

1). Adanya perlakuan yang sama dan fair bagi semua pelaku bisnis.

2). Ada aturan yang fair, transparan, konsekuen dan objektif.

3). Ada peluang yang optimal bagi persaingan bebas yang sehat dan fair.

4). Adanya pemerataan ekonomi.

5). Memberi peluang yang optimal bagi perwujudan kebebasan manusia.

162

Page 163: e Learning

 

Pendapat yang Mendukung:

II. John Locke, yang didasarkan pada teori hak moral.

Pasar Bebas dan Hak:John Locke (1632-704), merupakan pendukung sistem pasar

bebas tak teregulasi.Dua hak alami yang dilindungi pasar bebas yaitu: hak atas

kebebasan dan hak atas properti.

Hak atas kebebasan; setiap individu bebas mempertukarkan barang secara

sukarela tanpa paksaan pemerintah.

Hak atas properti; setiap inidvidu bebas memutuskan apa yang akan dilakukan

dengan apa yang dimilikinya tanpa intervensi pemerintah.

Kritik atas Hak John Locke 

1). Asumsi bahwa individu memiliki hak alami

2). Konflik antara hak negati dan positif.

3). Konflik antara hak menurut Locke dengan prinsip- prinsip keadilan.

4). Asumsi individualistik yang dibuat Locke serta konfliknya dengan kewajiban

untuk memberikan perhatian.

II. Adam Smith, yang didasarkan pada teori2 utilitarian.

Utilitas Pasar Bebas: Adam Smith (1723-1790) 

Pasar tak teregulasi dan properti pribadi akan menghasilkan keuntungan yang

lebih besar dari peraturan apapun yang diberlakukan.

Menjamin bahwa ekonomi akan menghasilkan apa yang diinginkan konsumen

dengan harga murah dan sumber daya yang efisien sehingga utilitas ekonomi

masyarakat dapat dimaksimalkan. Individu dibiarkan bebas mencari

kepentingannya sendiri di pasar bebas karena akan akan diarahkan menuju

kesejahteraan publik oleh sebuah “tangan tak terlihat”.

Kritik terhadap pendapat Adam Smith: Argumen utilitarian didasarkan pada

asumsi-asumsi yang tidak realistis. 

 

163

Page 164: e Learning

Pendapat yang Menolak, Karl Marx (1818-1883) 

Karl marx, yang meyakini sistem kapitalis menciptakan

ketidakadilan.

Penentang utama sistem properti pribadi dan pasar bebas.

Kritik terhadap sistem kapitalis:

Hasil usaha pekerja dikuasai orang lain.

Mengasingkan pekerja dari aktivitasnya sendiri.

Kapitalisme mengasingkan orang-orang dari diri mereka sendiri.

Mengasingkan manusia satu sama lain dengan memisahkan ke dalam

kelas-kelas sosial yang bertentangan.

Kebaikan ekonomi pasar bebas 

1). Faktor produksi digunakan dengan efisien

2). Kegiatan ekonomi dalam pasaran diatur dan diselaraskan dengan efisien

3). Pertumbuhan ekonomi yang kuat

4). Kebebasan pelaku ekonomi memilih bidang usahanya

 Efisiensi Penggunaan Faktor Produksi 

1. Efisiensi Alokatif, efisiensi ini dicapai apabila perusahaan beroperasi

sedemikian rupa sehingga tingkat harga sama dengan biaya marjinal 

2. Efisiensi produktif, dicapai jika perusahaan  beroperasi dengan biaya yang

paling minimum yaitu bagian terendah dari AC (average cost). Kedua efisiensi ini

dicapai hanya pada pasar persaingan sempurna (pasar bebas).

Kegiatan ekonomi berlangsung selaras dan efisien 

Dalam persaingan sempurna setiap terjadi ketidakselarasan (misal kelebihan

output) maka tanpa menunggu perintah dari pemerintah para pelaku pasar akan

menyesuaikan posisinya.

Mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang kuat  

1). Kebebasan berusaha mengakibatkan produsen bekerja dengan efisien dan lebih

giat

164

Page 165: e Learning

2). Produktifitas dipacu karena diantara mereka bersaing dengan sangat ketat

(timbul inovasi dalam banyak aspek)

  

Kelemahan Ekonomi Pasar Bebas 

1. Akibat ekstern (eksternalitas) yang merugikan

2. Kekurangan barang publik dan barang merit

3. Mewujudkan kekuasaan monopoli dalam pasar

4. Kegagalan membuat penyesuaian dengan efisien

5. Distribusi pendapatan tidak merata

 

Akibat eksternal yang merugikan

 1). Biaya pribadi, yaitu biaya yang dikeluarkan produsen untuk membeli faktor

produksi berkaitan dengan proses produksinya.

2). Biaya sosial, yaitu yaitu biaya pribadi ditambah biaya yang ditanggung

masyarakat akibat proses produksi yang dilakukan suatu perusahaan.

3). Eksternalitas yang merugikan muncul jika biaya sosial melebihi biaya pribadi

Manfaat sosial bersih (social net benefit) muncul jika eksternalitas yang

menguntungkan melebihi eksternalitas biaya

4). Manfaat sosial bersih (social net benefit) muncul jika eksternalitas yang

menguntungkan melebihi eksternalitas biaya

 

 Kekurangan barang publik dan barang merit 

Barang publik, yaitu barang yang penggunaannya dilakukan bersama

(misalnya: jalan raya, jasa keamanan umum/polisi, pengamatan cuaca dll.)

Barang merit, yaitu suatu barang yang karena alasan tertentu perlu dikontrol

(merit bad, misal rokok) atau digalakan produksinya (merit goods, misalnya:

pendidikan)

 

165

Page 166: e Learning

Dampak perdagangan bebas pada kesejahteraan usaha kecil/mikro

Apabila banyak rakitan teknologi budidaya tanaman pertanin diadopsi oleh petani,

maka produksi akan meningkat, sehingga produksi nsional meningkat juga.

Berlakunya sistem perdagangan bebas secara mekanisme pasar akan berdampak

pada harga dan produk tersebut, sehingga harga produk pertanian di pasar akan

turun.

Secara teoritis, struktur pasar untuk bermacam-macam industri

pengolahn yang menggunakan bahan baku produk pertanian, bis dilihat pada

gambar berikut:

MO

T P1 S

Po E P2 G MR D

0 Q

P = price/harga

166

Page 167: e Learning

Q=quantitas/jumlah

S =Supply/penawaran

D= Demand/permintaan

MR =marginal revenue/tambahan penghasilan

Apabila aumsi yang digunakan adalah: biaya pemasarn sebesar nol, Industri

pengolahan dalam membeli bahan baku produk pertanian dri produsen dan

menjualny berupa produk olahan kepada konsumen, artinya ia berusaha umtuk

memksimumkan keuntungannya.

Industri pengolahan pda kondisi ini akan berupa monopolistik dalam

menjual produk olahan kepada konsumen, dan bertindak sebagai monopsonistik

dalam membeli bahan baku dari produsen/petani. Produk olahan akan dijual

sebesar P2, sedangkan harga bahan baku sebesar P3 ( yaitu perpotongan antara

MO dan MR.

Monopolistik dan monopsonistik dri pihak industri pengolahan akan

memperoleh kelebihan keuntungan sebesar P1P2GT. Sedangkan produsen bahan

baku/ petaninya mengalami kerugian sebesar GET. Kerugian yang ditnggung

masyarakat adalah sebesar sama besar sebagaimana kerugian yang ditanggung

petani.

Jadi kehilangan kesejahteraan yang ditanggung oleh mayarakat lebih

besar karena adanya dua kekuatan pasar monopoli dan monopsoni, daripada hanya

satu kekuatan pasar saja (monopoli atau monopsoni saja). Untuk itulah, maka

pembuat kebijakan haruslah mendukung kemitraan dalam agroindustri yang

berkelanjutan.

Apabila dilanjutkan dengan pertanyaan bagaimana kesiapan atau

kesanggupan produsen kita untuk menjawab pertanyaan tersebut akan mendapat

kajian dalam uraian ini. Berdasar pada kajian evaluatif terhadap performa kinerja

pelaku-pelaku usaha kita khususnya usaha kecil dan menengah (UKM).

167

Page 168: e Learning

Mengapa harus UKM yang menjadi sorotan utama, dalam uraian ini, tentu

didasarkan atas beberapn alasan yang ditemukan melalui pengamatan nyata dan

kajian / penelitian oleh berbagai pihak (pemerintah dan swasta, perguruan tinggi)

yang menyatakan:

Usaha kecil dan menegah memiliki populasi, penyebaran menurut wilayah

dan sektor / sub-sektor yang relatif lebih besar dibanding usaha besar.

Input produksinya bertumpu pada sumber daya alam lokal.

Pada umumnya menghasilkan barang-barang substitusi barang impor dan

bersifat barang-barang konsumsi serta berpotensi ekspor. Kenyataan yang

dapat dilihat, dimana dalam kurun waktu 4 tahun (tahun 1997 -2001) ter-

jadi peningkatan total ekspor Pengusaha kecil dan menengah, serta kop-

erasi dari sebesar Rp. 3,29 uiliun tahun 1997 meningkat menjadi Rp. 27,66

triliun pacta tahun 2001 (sumber : Deputi Pemasaran dan Jaringan Usaha.

Kantor Menteri Negara Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah tahun

2001).

Prosesingnya 89,9 % membutuhkan teknologi sederhana dan bersifat padat

karya. Terbukti Usaha Kecil dan Menengah serta Koperasi mampu meny-

erap 99,4 % dari angkatan kerja.

Lebih tahan dalam menghadapi gejolak ekonomi yang terjadi, seperti hal-

nya dalam masa-masa kriisis saat ini dimana industri besar banyak men-

galami kejatuhan, sedangkan industri kecil dan menengah terbukti dapat

bertahan dan bahkan bertumbuh yang ditunjukkan dengan pertambahan ni-

lai ekspor oleh usaha kecil menengah hampir tiga kali lipat (276%).

Sedangkan usaha besar hanya tumbuh 197%  (Deputi  Pemasaran dan

Jaringan Usaha, Kantor Menteri Negara Koperasi dan UKM tahun 2001).

Peranan usaha kecil dan menengah dalam pembentukan Produk Domestik

Bruto cukup strategis.

 

168

Page 169: e Learning

Beberapa alasan yang disebut ini penulis mengartikannya sebagai masukan

(input) bagi UKM dalam usahanya untuk memposisikan dirinya dalam era

perdagangan bebas.

Selanjutnya penulis akann mencoba mengemukakan beberapa isu kritis

bagi UKM yang juga dapat mempengaruhi kinerja Usaha Kecil Menengah.

 

Dengan berlakunya UU.No.22 / 1999 dan UU.No.25 / 1999 aknn dapat

menambah tajamnya persaingan dalam pemanfaatan sumberdaya antar us-

aha domestik, sehingga meningkatkan biaya transformasi sumberdaya an-

tar regional. Bagi wilayah yang potensi sumberdayanya kurang memiliki

nilni ekonomis atau bahkan kurnng atau tidak memiliki tentunyn aknn

mempengaruhi kinerja produk yatlg ditatlgnni oleh wilayah tersebut.

Bagi wilayah yang telah memiliki sumberdaya yang  selama ini belum atau

kurang dieksploitir berarti dalatn rencana pemanfaatannya masih harus

memerlukan upaya-upaya yang sangat mendasar dan berkelanjutan. Hal ini

akan membutuhkan dana yang cukup besar serta hasilnya tidak untuk

jangka pendek.

Penguasaan teknologi produksi yang relatif sangat beragam akan dapat

mempengaruhi produktivitas. Kelemahan dalmn teknologi produksi ini

akan dapat mempengaruhi kemampuan untuk mencapai skala ekonomis

disamping pengaruh keterbatasan input produksi berupa bahan baku dan

modal.

Kurangnya capital yang dimiliki oleh pemerintah daerah yang akan diper-

gunakan dalam menciptakan iklim yang kondusif bagi pertumbuhan usahn

melalui penyediaan sarana dan prasarana yang bersifat supporting dan

penanganan usaha-usahn yang memerlukan capital yang cukup besar dinl-

lina usaha kecil dan menengah tidak mampu mengelolanya.

Masih kurang tertariknya rninat sumberdaya manusia yang telah terdidik

dan memiliki kemampuan (keahlian) ymlg terpusat di kota- kota besar un-

169

Page 170: e Learning

tuk kembali ke daerah disebabkan insentif yang kurang menjanjikan dari

daerah.

 

Masa perdagangan bebas bukan berarti menjadi momok atau ganjalan

yang harus ditakuti oleh pelaku usaha, akan tetapi UKM sebagai usahawan harus

mampu melihat masa itu sebagai peluang dan sekaligus menjadi tantangan.

Memang diakui bahwa perdagangan bebas akan membawa konsekuensi logis bagi

setiap negara, produsen atau bagi setiap pelaku usaha sebab perdagangan bebas

akan menuju terciptanya era "Persaingan Liberalisasi" (Competitive

Liberalization), dimana masing-masing negara, pengusaha atau pelaku bisnis

masing-masing akan bekerja secara produktif, efisien dan efektif agar dapat

bersaing di pasar bebas. Pelaku bisnis yang kurang atau tidak mampu

mengakomodirnya atau mereka yang tidak mampu menjawab tantangan tersebut,

perdagangan bebas dapat menjadi ancaman.

Kembali pada persoalan dan bahasan pokok, "bagaimana atau sejauh

mana" prospektif UKM unluk dapat menghadapi tantangan dan peluang tersebut

hingga dapat berkompetisi dan dapat memenangkan pasar global.

 

REFERENSI TEORITIS

Proses liberalisasi perdagangan dunia akhir-akhir ini baik secara regional

(lokal) maupun internasional menyebabkan persaingan global yang semakin ketal

dan bahkan dapat menuju "hyper competitive". Persaingan yang ketatpun antara

negara-negara sedang berkembang sudah dan sedang tcrjadi. khususnya untuk

produk-produk industri ringan seperti tekstil, sepatu, agro industri dan lainnya.

Adapun negara-negara yang telah eksis dipasar dalam negeri adalah Korea, China,

Thailand, Malaysia di samping produk-produk dari negara Jepang yang memang

sudah lebih dulu unggul, tcrutama produk-produk elektronik, otomotif dan

lainnya.

170

Page 171: e Learning

Sebagai landasan bahasan guna menghasilkan sesuatu sebagai sumbangan

pemikiran yang dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi UKM dalam

pertarungmmya di pasar global sebagaimana yang dikemukakan oleh M. Porter.

Thn. 1997. Porter menawarkall kata kunci dalam memenm1gkan persaingan

global yaitu

 

"Competitive Adventage of Nation"

 

Keunggulan bersaing suatu bangsa yang ditunjang oleh 4 faktor penentu yaitu:

 

a. Factor Condition. Yaitu sumber daya (resources) yang dimiliki oleh suatu

negara meliputi: Sumber Daya Manusia (human resources), Sumber Daya

Alam (physical resources), Ilmu Pengetahuan dnn Teknologi (knowledge

resoulrces), Permodalan (capitall resources) dan Prasarana (infrastructure

resources)

b. Demand Condition. Permintaan sebagai salah sarli faktor penting dalam

menunjang keunggulan daya saing, dan kondisi permintaan dimaksud

meliputi : Konsumsi dalam negeri, Skala dan jumlah permintaan dalam

negeri, pertumbuhan pasar, dan trend permintaan pasar internasional

c. Related & Supporting Industry. Yaitu menjaga hubungan antara produsen

dan pemasok (supplier) dengan menjaga dall mempertahankan lulai-nilai

hubungan yang saling menguntungkan (value chain).

d. Firm Strategy. Yaitu strategi yang mcnyangkut struktur kelembagaan dan

pennodalan serta kondisi persaingan. Kondisi persaingan termasuk per-

saingan dalam negeri.

 

171

Page 172: e Learning

Bagaimana keempat faktor ini saling berinteraksi, saling bergantung dan

saling mempengaruhi dapat dilihat dalam gambar berkut :

 

IMPLIKASI TEORITIS DAN TINJAUAN PRESPEKTIF

Dengan mengacu pada teori yang dikemukakan oleh Porter diatas berikut

penulis akan melakukan bahasan tentang bagaimana faktor-faktor kunci tersebut

dapat dipahami, diarbsobsi dan diberlakukan oleh pelaku usaha (UKM) yang

dihubungkan dcngan kondisi riilnya.

 

a. FAKTOR CONDITIONS

Sumberdaya

Kualitas pengelolaan usaha oleh sumberdaya manusia yang berkiprah

dalam dunia usaha kecil menurut hasil survey yang dikemukakan oleh Tim

Lembaga Penelitian IPB dalanl Lokakarya Pengembangan Kelembagaan Ekonomi

Lokal Oalam Rangka Otonomi Daerah, di Jakarta paska bulan Pebruari 2001

dinyatakan dalam kategori baik. Yang perlu mendapat perhatian adalah tentang

adanya perilaku bisnis yang kurang mendukung. Tentunya solusi untuk itu adalah

perlunya lembaga pelatihan yang dapat merubah dan mengarahkan perilaku agar

sesuai dengan tuntutan bisnis.

Selain dari sisi kualitas tenaga kerja sisi kuantitas atau jumlah tenaga kerja

yang tersedia juga sanggat mendukung peningkatan usaha-usaha yang bersifat

172

Page 173: e Learning

padat karya. Faktor ini juga turut mempengaruhi keputusan investor asing untuk

bcrkiprah dalam dunia usaha di Indonesia, dengan memperhatikan biaya produksi

yang ikut mendukung pcncapaian keunggulan komperative.

Akan tetapi perlu kita renungkan kembali terjadinya eksodus tenaga kerja

padat karya secara besar-besaran ke berbagai negara padat karya ke berbagai

negara, yang merupakan salah satu aset yang selama ini kita andalkan telah

berkurang. Bagaimana pemerintah daerah dapat menyikapi fenomena ini tentu

termasuk juga mempengaruhi kesiapannya dalam menjalankan peningkatan

ekonomi wilayah. Sebagai bahan pembanding boleh kita melihat bagaimana

kemajuan industri padat karya yang dilakukan oleh negara China, dimana menurut

realita bahwa produk-produk (tekstil, elektronik dan sepeda motor) yang

membanjiri pasar Indonesia saat ini adalah merupakan hasil industri padat karya.

Sumber daya alam Indonesia pada umumnya masih berupa sumber daya alam

murni yang masih harus memerlukan olahan lebih lanjut untuk mendapatkan dan

menambah nilai ekonomis. Sumberdaya alam mumi selama ini lebih banyak

digunakan sebagai input produksi bagi industri-industri besar termasuk logamn

dan kimia, yang selama ini Indonesia mengekspomya dalam bentuk murni

sedangkan pengolahan selanjutnya dilakukan di negara lain. Sebagai contoh,

Sumberdaya Alam Migas, Kimia dan hasil tambang lainnya seperti yang

dilakukan oleh Freeport, Pertamina dan sebagian usaha perikanan. Akibatnya kita

kurang dan bahkan tidak mendapatkan nilai tambah dan nilai garda (multyflier

effect) atas olahan tersebut. Sedangkan sumberdaya yang selama ini dikelola oleh

industri kecil dan menengah lebih banyak sumberdaya yang bersifat hasil ikutan

dari industri besar.

Hal lain yang berhubungan dengan sumber daya alam ini yaitu terjadinya

keragaman pemilikan sumberdaya alam di masing-masing wilayah (daerah)

sehingga diperlukan kejelian dalam menetapkan usaha strategis atau produk

unggulan di masing-masing wilayah, agar tercipta kondisi kompetisi yang saling

menguntungkan. karena masing-masing wilayah memproduksi barang yang

ekonomis. Dengan kata lain masing- masing wilayah harus menyadari apakah

lebih baik memproduksi atau membeli tentunya dengan dasar pertimbangan yang

disebut di atas.

173

Page 174: e Learning

Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek) mengandung makna yang tidak

terpisahkan, karena teknologi merupakan hasil penerapan ilmu pengetahuan.

Harus kita terima bahwa faktor Iptek masih memerlukan perjuangan yang sangat

panjang. Kelemahan yang ada selama ini, adalah pembangunan Iptek dilakukan

hanya untuk mengejar prestige di mata Internasional. Terjadinya pengerahan dana

yang sangat besar untuk pemilikan peralatall modal tidak rnendukung input

produksi industri kecil. Sehingga produk-produk yang kita miliki yang tadinya

memiliki keunggulan komparative tidak tereksploitir seperti argo industri

pertanian dan perkebunan, perikanan dan peternakan, juga industri kerajinan.

Persoalan lain juga sarna seperti pemilikan surnberdaya alam yang

dikemukakan di atas, yaitu penyebaran atau distribusi Iptek di wilayah-wilayah

juga bervariasi menurut kuantitas dan frekuensi aktivitas pembangunan yang telah

berjalan di rnasing-masing wilayah.

Permodalan

Untuk menghindari rasa apriori tentang permasalahan permodalan ini,

maka penulis lebih memfokuskan uraian mengenai kondisi permodalan yang ada

di daerah nota bene pemerintah daerah. Sumber kapital yang dimiliki oleh

pemerintah daerah selama ini lebih banyak bersumber dari pemerintah pusat, yang

jumlahnya dilakukan atas dasar pendekatan aktivitas pembangunan daerah.

Data yang diperoleh dari pusat ini secara rational tidak akan mungkin

dapat menghasilkan simpanan karena penetapan besarnya dilakukan melalui

pcndekatan biaya. Artinya bahwa jumlah dana yang diterim tersebut akan

dialokasikan untuk membiayai aktivitas yang telah ditetapkan dalam prinsip

berimbng. Rasionalnya bahwa pemerintah daerah bersumber dari pendaptan

daerah yang diperoleh atas penyediaan barang dan jasa. Akan tetapi sesuai dengan

sistem yang dipakai adalah penerimaan daerah yang bersumbcr dari barang dan

jasa ini tersentralisir di pusat dan didistribusikan lagi ke daerah melalui aktivitas

riel dan pelayanan masyarakat berupa penyediaan infrastruktur dan dana lainnya

seperti fasilitas umurn dan sosial.

174

Page 175: e Learning

Dengan dernikian sudah dapat diperkirakan kondisi capital daerah secara

umurn saat ini, apabila dihubungkan dengan tuntutan pernbangunan ekonorni

daerah. Seharusnya peranan lembaga keuangan dan perbankan dapat menjadi

tumpuan dalam rnengatasi kendala perrnodalan ini, akan tetapi kondisi lernbaga

keuangan clan perbankan saat ini sarna halnya dengan yang dialami oleh sektor

riel. Artinya bahwa untuk menjumlahkan fungsinya sebagai lembaga penarik dan

penyalurkan dana akan bertindak sangat selektif dengan prinsip nyaman dan cepat

kembali.

Alternatif lain yang menjadi harapan untuk rnendapatkan dana

penyanggah (revolving fund) dan penggerak (starting fttnd) bagi aktivitas

ekonomi di daerah adalah masing-rnasing daerah harus rnenciptakan kondisi

ekonorni menjadi menalik (favorable) bagi investor/penanam modal asing (H.

Hady. 1996). Menarik berarti bukan hanya dari segi substansi bisnis akan tetapi

lebih menyangkut kenyamanan menyeluruh sebagaimana yang tersebut dalam

indikator Country Risk sebagai salah satu pertirnbangan bagi investor asing.

 

Prasarana

Prasarana merupakan partisipasi pemerintah dalam upaya mendorong lancarrrya

aktivitas ekonomi terutama menyangkut pembukan jalan ke sentra-sentra produksi

pasar. Kemudahan akses yang ditunjang oleh ketersediaan jalan yang merupakan

alat transportasi akan memperlancar penyaluran dan distribusi bahan dan hasil-

basil olahan. Untuk kedua fasilitas ini kerjasama antar pemerintah dan swasta

sangat dibutuhkan.

Penyediaan jalan lebih diharapkan kepada pemerintah sedangkan transportasi

biasanya ditangani oleh swasta. Pembukaan jalan penghu- bung illltara sentra

produksi dilll pasar hendak11ya dapat memperhatikan mallfaat ganda terhadap

mullculnya aktivitas ekonoll1i masyarakat disepanjLtng jalan tersebut, yang

berarti memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk berpLiftisipasi dalatn

peningkatatl ekonomi sesuai dengilll batas kemampuan masing-masing. Hasil

survei menunjukkan bahwa pada umumnya kondisi prasarana jalan dan alat

komunikasi sudah menmdai terutama antar kota/propinsi, akan tetapi perlu

175

Page 176: e Learning

ditingkatkan mengingat pertambahan jurnlall alat transportasi yang kurang

seimbang dengan kapasitas jalan yang tersedia.

b. DEMAND CONDITIONS

Permintaan merupakan nafas kehidupan bagi semua usaha (industri). Demikian

halnya dengan industri atau dunia usaha, akan menjadi sia-sia kesiapan semua

faktor-fator produksinya apabila permintaan sudah tidak ada lagi. Dengan

demikian salah satu tolok ukur kinerja usaha adalah besarnya permintaan yang

dinyatakan dalam besaran pangsa pasar. Semakin besar permintaan berarti

semakin besar pangsa pasarnya.

Pennintaan dapat dilihat dari dua sisi yang sekaligus menjadi sasaran pasar bagi

pelaku usaha, yaitu pemlintaan dalam negeri dan permintaan pasar luar negeri.

Setiap pengusaha akan didapkan pada pemikiran dalam pengambilan keputusan

atau pilihan; Apakah memilih memenuhi permintaan dalam negeri dan luar negeri

(dua-duanya) atau Apakah memilih salah satu. Dasar pertimbanganya tentu

didasarkan atas besar- kecilnya penerimaan dari jenis pasar tersebut.

Angka-angka statistik menyatakan bahwa UKM telah ikut ambil bagian dalam

mengisi pasar atau permintaan luar negeri dengan menyediakan bahan olahan.

Baik nilai, fisik dan rupiah yang diperoleh dapat merupakan indikator semakin

baiknya posisi UKM dalam pasar dunia. Yang perlu mendapat perhatian adalah

apabila terjadi peningkatan ekspor diberbagai sektor, bagaimana dengan impornya

Karena perdagangan bebas bukan hanya kita lihatdari satu sisi akan tetapi kedua

sisi (ekspor-impor).

Tujuan yang ingin dicapai oleh setiap negara dalam memasuki pasar dunia adalah

untuk mendapatkan manfaat perdagangan internasional (gain from trade).

Untuk itu pemenuhan akan kebutuhan dalan negeri melalui swasembada tetap

menjadi faktor pertimbangan. Kembali pada keunggulan kompetitive yang berarti

dipasar dunia kita boleh unggul akan tetapi juga harus diimbangi dengan

penyediaan barang dalam memenuhi pennintaan dalam negeri. Sebagai contoh

176

Page 177: e Learning

rencana masuknya ayam dari negara USA ke Indonesia dengan harga yang sangat

rendah dibanding dengan harga daging dalam negeri.

Dalam perhitungan bisnis kita saat ini tidal akan bisa menyediakan harga seperti

yang ditawarkan USA yang juga didukung oleh kwalitas dan higenisnya. Dengan

berbagai alasan yang sangat diplomatis kita menolak. akan tetapi suatu saat alasan

apapun yang kita akan buat bertujuan untuk melindungi usaha dalam negeri baik

secara langsung maupun tidak itu telah melanggar komitmen perdagangan bebas,

akibatnya kita akan mendapatkan sanksi yang resikonya jauh lebih besar

dibanding resiko yang kita dapatkan apabila kita menerima tawaran impor tadi.

Artinya kalau kita nenerima masuknya ayam dari pasar Iuar resikonya hanya

terjadi pada produsen daging ayam. Asumsi kita produsen belum siap beralih

belum mampu menciptakal produk yang kompetitive. Solusinya adalah pertama

produsen harus berusaha agar tercipta barang yang mampu bersaing dalam hal

harga. Kedua pengusaha tersebut keluar dari pasar dan mencari usaha yang bisa

menghasilkan produk ran kompetitive. Keputusan seperti ini adalah yang terbuka

atau bebas. Akan tetapi, apabila kita tolak dengan alasan diatas, maka semua

produk kita yang masuk dalam pasar internasional akan mendapatkan sanksi.    

c. RELATED & SUPPORTING CONDITIONS

Hubungan Industri industri dengan pamasok bahan baku sangat menemukan

keIangsungan prosesingnya. Hubungan yang dimaksud adalah hubungill1 yang

dapat memberikan rasa nyaman terhadap pemasoknya. Rasa nyaman ini dapat

berupa adanya jaminan harga clan kontuinitas permintaan terhadap bahan baku.

Masih dapat kita ingat munculnya kasus-kasus yang dialami usaha kecil baik

sebagai individu maupun sebagai kelompok yang tergabung dalam kelompok-

kelompok usaha peternak sapi perah, PIR kelapa sawit, TRI, petani cengkeh,

petani jeruk.

Pemasok yang disebut ini memiliki posisi tawar yang sangat lemah yang secara

semu tercipta oleh kekuatan yang dimiliki industri skala besar. Usaha-usaha

177

Page 178: e Learning

perlindungan dari pemerintah dengan menerbitkan berbagai kebijakan seperti

pola-pola kemitraan tak pemah menyelesaikan permasalahan. Hal ini dikarenakan

kebijakan yang ada tersebut kurang menyentuh permasalahan yang sangat

mendasar. Pendekatan yang dilakukan lebih didasarkan atas kepentingan

kelangsungan industri. Kasus yang pernah terjadi hendaknya menjadi perhatian

selanjutnya lnisalnya; untuk menjaga stabilitas harga pasokan susu terjadi

pembuangan susu hasil produksi petani. Terjadinya gejolak harga cengkeh, terjadi

instruksi penebangan pohon cengkeh, terjadinya spekulasi harga jeruk oleh

penaInpung/pemasar tunggal, terjadinya pembusukan jeruk dari petani. Demikian

halnya yang terjadi di pabrik gula, kelapa sawit dan kasus- kasus lainnya termasuk

penetapan harga dasar gabah yang sampai saat ini tetap menjadi permasalahan

yang tak pernah berakhir.

Hubungan yang nyaman antara pemasok input produksi dengan pihak

industri bukan persoalan sesaat, akan tetapi jauh ke depan. Sungguh akan bisa

menjadi pennasalal1an barn apabila di era perdagangan bebas ini, input produksi

yang kita miliki juga harus menjadi komoditi ekspor karena terciptanya peluang

bagi pemasok untuk mencari pasaI' yang kompetitive.

Persyaratan Strategi Fokus   Konsep Potier yang selalu didasarkan atas aplikasi teori dengan praktek

bisnis tidak diragukan lagi, dimana salah satunya adalah menyangkut hubungan

antara pemasok dengan pihak industri yang digambarkan dalam bentuk rantai nilai

(value chain) dia menekankan adanya nilai-nilai yang disepakati untuk

dipertahankml dan dijaga kelangsungannya oleh kedua belah pihak (muttually). 

d. FIRM STRATEGY

Kita sekarang sedang berada pada masa yang penuh dinamika dengan

pergerakan yang sangat tinggi dan cepat yang terjadi dalam semua aspek

kehidupan. John Naisbitt menyebutnya sebagai the most exciting decade,

sedangkan Ravi Batra menyebutnya sebagai the cade of great depression. Dunia

usaha saat ini telah bergerak menjadi satu pasar dunia dengan ciri pasar yang

178

Page 179: e Learning

efisien dan transparan mencakup daerah antar daerah dan negara antar negara.

Daerah atau negara yang tidak dapat efisien dan transparan akan terlindas oleh

dinamika yang berjalan begitu cepatnya.

Untuk itu kembali Porter menawarkan tiga strategi pilillan yang disebut

strategi generik (Generic strategies) dalam menghadapi posisi yang demikian.

Penulis mengangkat satu dari strategi tersebut yang dianggap relevan dalam

menghadapi persaingan di pasar dunia dan dunia usaha kita mempunyai kapasistas

untuk mencapainya. Strategi tersebut adalah strategi fokus.

Strategi ini mengandung dua varian yaitu fokus biaya (overall cost

leadership) dan diferensiasi (differentiation), dengan memenuhi beberapa

persyaratan. Persyaratan ini merupakan pilihan bagi setiap satuan pelaku bisnis

baik pemerintah daerah dalam perannya sebagai pelaku usaha dalam perusahaan

yang dikelola pemerintah daerah ataupun dalam menjalankan perannya sebagai

lembaga / instansi sebagai stimulator dan supporting bagi aktivitas ekonomi

daerah secara umum.

179

Page 180: e Learning

Pola kemitraan agroindustri dalam era perdagangan bebas

Agribisnis Hortikultura Thailand

Thailand dikenal dunia sebagai negeri Gajah Putih. Namun di sejumlah

Negara termasuk di Indonesia, Thailand dikenal pula sebagai negara penghasil

Hortikultura dan diakui bahwa Thailand telah berhasil pengembangkan agribisnis

buah-buahan dan sayur-sayuran. Terobosan Thailand dalam dunia agribisnis

bukan hanya berhasil meningkatkan kemapanan sektor agribisnis dalam ekonomi

nasional Thailand, tetapi juga berhasil meningkatkan citra positif Thailand sebagai

pelopor pengembangan agribisnis di kawasan ASEAN.

Sistem agribisnis Thailand, khususnya dalam pengembangan komoditas

hortikultura (buah-buahan, sayur-sayuran, dan tanaman hias) mendapat pengakuan

internasional dalam satu dasa warsa terakhir di abad ke 20 ini. Komoditas buah-

buahan dan sayur-sayuran telah menjadi komoditas potensial ekspor Thailand, di

samping produk-produk agribinis lainnya seperti daging dan ternak unggas. Dari

laporan ekspor yang dikeluarkan oleh Departmen of Business and Economics

Thailand (1995), disebutkan bahwa dalam kurun waktu 1990-1994, empat

komoditas agribisnis yang berhasil menduduki peringkat 10 besar komoditas

ekspor Thailand, yaitu udang (peringkat 5), padi/beras (7), karet (8) dan produk

perikanan kalengan(10).

Perkembangan sektor agribisnis tersebut merupakan hasil kerja keras dengan

perencanaan yang matang dan terpadu, serta melibatkan semua unsur yang terkait

dengan memanfaatkan potensi sumberdaya yang ada. Perkembangan tersebut

didukung oleh komitmen tinggi dari semua pihak yang berkompeten untuk

mewujudkan sisten agribisnis Thailand yang tangguh dan kompetitif, baik di pasar

domestik, regional maupun internasional.

180

Page 181: e Learning

Misalnya, dukungan dari Menteri Pertanian dan Koperasi dan Universitas

Kasetsart sebagai institusi pendidikan tinggi pertanian yang terkenal, terutama

dalam melakukan terobosan riset rekayasa pertanian dan bioteknologi. Demikian

pula dukungan dari lembaga keuangan dan pembiayaan seperti Bank of

Agriculture and Agricultural Cooperation (BAAC), melalui pembiayaan dengan

kredit berbunga rendah. Hal ini dimaksudkan untuk menurunkan biaya produksi,

akhirnya harga produksi menjadi lebih rendah (low cost) sehingga lebih

kompetitif di pasar domestik dan di pasar internasional.

Keunggulan Pengembangan Agribisnis Thailand

Berikut ini dipaparkan beberapa keunggulan sistem pengembangan

agribisnis Thailand, mungkin berguna sebagai informasi bagi pengembangan

agribisnis di Indonesia pada umumnya, sebagai berikut:

1. Thailand memiliki keunggulan di bidang penelitian dan pengembangan untuk

menghasilkan bibit unggul melalui rekayasa bioteknologi, bioproses dan kultur

jaringan.

2. Keunggulan dalam memfungsikan Badan Penyuluhan Pertanian Daerah

(BPPD), selain berfungsi sebagai sarana bimbingan pertanian, juga sebagai sarana

penyedia informasi pasar bagi petani dalam kaitannya dengan perencanaan jenis

dan kuantitas produksi.

3. Keunggulan dalam mengidentifikasi komoditas yang memiliki prospek bisnis

dan pertumbuhan pasar yang tinggi, sehingga pengembangannya diarahkan untuk

komoditas-komoditas potensial tersebut. Dengan kata lain, Thailand lebih

memfokuskan pengembangan pada beberapa komoditas yang memiliki prospek

bisnis tinggi, terutama untuk menembus pasar luar negeri.

4. Keunggulan dalam memainkan strategi pemasaran yang andal dan efektif untuk

penetrasi pasar, terutama pasar ekspor. Untuk tujuan penetrasi tersebut, maka

semua perwakilan Thailand di luar negeri ditugaskan melakukan market intelejent

untuk mengumpulkan informasi pemasaran, dan selanjutnya informasi tersebut

disebarkan melalui media massa dan lembaga-lembaga terkait seperti BPPD.

181

Page 182: e Learning

5. Kemampuan yang tinggi untuk mempendek rantai pemasaran komoditas,

sehingga marjin pemasaran relatif rendah. Dengan kata lain perbedaan antara

harga yang dibayar konsumen dan harga yang diterima petani (harga produsen)

relatif kecil, sehingga integrasi vertikal sistem komoditas beroperasi dengan

efisien. Di samping itu, intervensi pemerintah dalam pengaturan pasar relatif

kecil, yang memungkinkan mekanisme pasar dapat berjalan dan efisiensi sistem

pemasaran dapat tercipta. Pemerintah Thailand lebih banyak berperan sebagai

fasilitator dan controller dari pada sebagai regulator system pemasaran.

6. Kredit pertanian yang berbunga rendah dan tanpa agunan, terutama yang

disediakan oleh BAAC. Dalam hal penyaluran kredit perbankan, intervensi

pemerintah Thailand relatif kecil, kecuali dalam hal penyaluran kredit pertanian

yang tetap diintervensi dengan berbagai kebijakan, walaupun pihak perbankan

memiliki komitmen yang tinggi untuk menjalankan kebijakan tersebut.

7. Sistem pengembangan agribisnis diarahkan ke integrasi dengan agroindustri

hilir, dengan tujuan untuk menciptakan kegunaan (utility), terutama kegunaan

waktu (timeutility) dan kegunaan bentuk (form utility) melalui upaya pengolahan,

pengalengan dan pengemasan. Dengan penciptaan kegunaan waktu dan bentuk,

memungkinkan produk-produk pertanian dan hasil olahannya dapat bertahan lebih

lama dan menjangkau pasar lebih jauh.

Keunggulan-keunggulan tersebut secara terpadu menciptakan kekuatan sinergik

untuk mencapai integritas sistem komoditas agribisnis yang tinggi. Dengan

demikian, tidaklah berlebihan jika pengembangan sisten agribisnis di Thailand

patut dicontoh oleh negara-negara lain, termasuk Indonesia.

Kiat-Kiat Pemasaran Produk Agribisnis Thailand

Sukses ekspor hortikultura Thailand menggambarkan bahwa banyak

elemen yang dibutuhkan untuk pertumbuhan agribisnis. Dalam usaha merambah

pasar luar negeri, Thailand memiliki kiat-kiat khusus di bidang pemasaran

produk-produk agribisnis, antara lain:

1. Perwakilan Thailand di luar negeri ditugaskan untuk melakukan market

intelejent untuk mengumpulkan informasi pemasaran, dan menelaah peluang-

peluang pasar yang potensial di negeri masing-masing tempat mereka bertugas.

182

Page 183: e Learning

2. Frekuensi keikutsertaan pengusaha agribisnis dalam trade fair di luar negeri

semakin ditingkatkan dengan tujuan promosi dan perkenalan produk, perkenalan

personal bisnis, serta mempelajari peluang-peluang kerjasama.

3. Upaya memperkenalkan produk agribisnis dan makanan khas Thailand

dilakukan dengan cara:

(a) masyarakat Thailand di luar negeri mengundang rekan-rekannya untuk acara

seremonial sambil menikmati makanan khas Thailand;

(b) mendirikan restoran-restoran khas Thailand di luar negeri yang dilengkapi

dengan acara kesenian Thailand, di mana promosinya dibantu oleh masyarakat

Thailand di sekitar restoran tersebut;

(c) menghidangkan berbagai produk makanan, buah-buahan serta penampilan

hiasan bunga pada semua acara kenegaraan;

(d) pasar swalayan di luar negeri dipasok dengan air cargo delivery dan sistem

konsinyasi, baik dengan atau tanpa membukan L/C.

4. Promosi di dalam negeri Thailand dilakukan melalui:

(a) agrowisata, terutama orchid farm yang menampilkan teknik budidaya,

demonstrasi bunga hias dan penawaran pasar;

(b) kerjasama antara restoran dengan perusahaan biro perjalan untuk memasukkan

acara makan malam dalam rangkaian acara yang dijadwalkan;

(c) kerjasama antara media masa dengan pengusaha agribisnis untuk

mempromosikan produk-produk agribisnis Thailand dengan biaya yang rendah,

melalui penampilan gambar-gambar dan profil komoditasnya yang indah;

(d) brosur dan leaflet yang indah dan lengkap menggambarkan profil komoditas

yang mudah diperoleh di mana-mana;

(e) upaya untuk mempromosikan daerah produsen baru bagi masyarakat dari

daerah lain terus digalakkan melalui pameran produk, dengan harapan

memperkenalkan potensi pengembangan daerah produsen baru tersebut kepada

masyarakat di daerah lain;

(f) kerjasama terpadu antara pengusaha, masyarakat dan pemerintah sangat

langgeng dan berkesimbangungan, di mana ide-ide dan motivasi pengusaha

berkembang dengan mendapat dukungan dari pemerintah untuk

merealisasikannya.

183

Page 184: e Learning

5. Penampilan dan mutu produk mendapat perhatian serius dalam upaya

menembus persaingan di pasar global. Dengan demikian pengawasan mutu

produk menjadi suatu strategi penting untuk meraih pangsa pasar yang besar, di

samping upaya-upaya yang mengefisienkan operasi sistem komoditas.

Penampilan produk meliputi penyempurnaan tingkat keseragaman bentuk dan

warna, keberhasilan, dan teknik pengemasan, selain menjaga mutu yang tinggi.

6. Koordinasi antara instansi pemerintah dengan asoiasi-asosiasi sangat baik,

terutama dengan board of trade (BOT), Federation of Thai-industry Assoiation

(FTA), dan Thailand Banking Assosiation (TBA). Berbagai masukan yang

berharga dari asosiasi-asosiasi tersebut menjadi pertimbangan dalam pengambilan

kebijakan yang berkaitan dengan upaya meningkatkan pangsa pasar produk

agribisnis dan agroindustri serta dukungan pendanaan yang cukup, di samping

kebijakan-kebijakan yang langsung berpengaruh terhadap perdagangan dan ekspor

komoditas.

7. Kebijakan kargo udara. Salah satu elemen penting dari keseluruhan strategi

adalah keterlibatan Thai Airways secara aktif untuk meningkatkan usaha-usaha

itu. Perusahaan penerbangan itu menyediakan ruang istimewa yang dialokasikan

untuk barang-barang yang tak tahan lama, ongkos ditetapkan pada tingkat yang

kompetitif, dan fasilitas cold storage diatur untuk pengiriman.

Hal ini menunjukkan bahwa sukses ekspor produk agribisnis Thailand merupakan

hasil kerja keras bertahun-tahun yang melibatkan banyak pihak (dari raja/ratu

sampai pekerja agribisnis, dari dosen/peneliti sampai masyarakat umum, dan dari

pemerintah/lembaga keuangan sampai pengusaha). Segala upaya yang terus-

menerus itu selalu berorientasi pada pasar. Kebijakan pemerintah secara realistik

dikaitkan dengan kemampuan dan kebutuhan industri. Yang sangat penting adalah

kegiatan agen-agen yang secara langsung melayani industri.

Berbagai kiat positif tersebut diharapkan dapat menjadi pelajaran dan

pertimbangan dalam perencanaan dan pelaksanaan pengembangan agribisnis yang

berorientasi pada pasar global, sehingga kinerja agribisnis di Indonesia dalam hal

pemasaran produk agribisnis/agroindustri dapat ditingkatkan. Peningkatan kinerja

pemasaran tersebut diharapkan akan mendorong peningkatan produktivitas

184

Page 185: e Learning

agribisnis di Indonesia, yang selanjutnya akan berdampak positif terhadap

peningkatan kesejahteraan masyarakat, khususnya petani.

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, Lincolon.1999. Ekonomi Manajerial, Ekonomi Mikro Terapan Untuk Manajemen Bisnis. Yogyakarta.

Boediono, 1982, Ekonomi Mikro, BPFE-Yogyakarta

Billas, Richard A, 1971, Microeconomic Theory, Mc Graw-Hill Kogkusha.

Davey, K., 1988, Pembiayaan Pemerintah Daerah : Praktek-praktek Internasional dan Relevansinya bagi Negara Dunia Ketiga, (terjemahan oleh Amalluah, Amin & Pakpahan), penerbit UI Jakarta.

185

Page 186: e Learning

Just Richard E.1982. Applied Economics and Public Policy. New Jersey. Prentice-Hll,Inc, Englewood Clifts.

Saragih, Bungaran. 1998. “Kumpulan Pemikiran Agribisnis: Paradigma BaruPembangunan Ekonomi Berbasis Pertanian”. Yayasan Persada Mulia Indonesia

Samuelson & Nordhus, 1995, Mikro Ekonomi, Erlangga.

Sudarman & Algifari, 1991, Ekonomi Mikro-Makro, BPFE-Yogyakarta.

Sunaryo T.2002. Ekonomi Manajerial, Aplikasi Teori Ekonomi Mikro. Jakarta. Gramedia.

Sjahrir, 1986, Pelayanan dan Jasa-jasa Publik : Telaah Ekonomi serta Implikasi Sosial Politik, Prisma, no. 12.

Wijaya F & Sudarman A, 1974, Teori Ekonomi Mikro, BPFE, Yogyakarta.

186