e-learning (electronic learning)

56
Nim Nama Study 06570018 Rizky Saputra S1 – TI 06570017 Rifky Ramsa Putra S1 – TI 06570019 Robby Pratama S1 TI TUGAS MAKALAH SISTEM TERDISTRIBUSI Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Sistem Terdistribusi PERAN TEKNOLOGI INTERNET DAN PEMBELAJARAN E-LEARNING (ELECTRONIC LEARNING) DISUSUN OLEH : Dosen Pengajar : Verdi Yasin, M. Kom 1

Upload: buky17

Post on 20-Jun-2015

839 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: E-LEARNING (ELECTRONIC LEARNING)

Nim Nama Study 06570018 Rizky Saputra S1 – TI 06570017 Rifky Ramsa Putra S1 – TI 06570019 Robby Pratama S1 – TI 06570013 Muhardi S1 – TI 06570008 Fauzi Syafudin S1 – TI

TUGAS MAKALAHSISTEM TERDISTRIBUSI

Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliahSistem Terdistribusi

PERAN TEKNOLOGI INTERNET DAN PEMBELAJARAN

E-LEARNING (ELECTRONIC LEARNING)

DISUSUN OLEH :

Dosen Pengajar : Verdi Yasin, M. Kom

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER JAYAKARTA

JAKARTA2010

1

Page 2: E-LEARNING (ELECTRONIC LEARNING)

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ...........................................................................................................................i

Daftar Isi ...........................................................................................................................ii

BAB I Pendahuluan

A. Latar Belakang .......................................................................................1

B. Pengertian dan Fungsi Internet ...............................................................3

1. Email................................................................................................6

2. FTP (File Transfer Protocol).............................................................6

3. WEB ................................................................................................6

4. Newsgroup .......................................................................................7

C. Internet Sebagai Media Pendidikan ........................................................7

D. Model Pembelajaran Berbantuan Komputer ...........................................12

E. Internet dan Pembelajaran ......................................................................13

BAB II Pembahasan

A. E-learning................................................................................................15

B. Pertimbangan E-learning ........................................................................17

C. Manfaat dan Keuntungan E-learning.......................................................19

D. Pro dan Kontra Terhadap E-learning ......................................................21

E. Kelebihan dan Kekurangan E-learning ...................................................23

F. Aplikasi Internet untuk Pengajaran ........................................................29

G. Membangun E-learning dengan Module ................................................30

BAB III Penutup

A. Kesimpulan..............................................................................................32

2

Page 3: E-LEARNING (ELECTRONIC LEARNING)

B. Saran .......................................................................................................33

Daftar Pustaka ...........................................................................................................................iv

3

Page 4: E-LEARNING (ELECTRONIC LEARNING)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, sekaligus shalawat serta

alam semoga senantiasa dilimpahkan kepada nabi Muhammad SAW, juga kepada para

keluarga, sahabat, serta pengikutnya sampai akhir zaman. Almadulillah atas izin dan

irodah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul ”E-Learning”. Maka

makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah Inovasi

Pendidikan pada semester ganjil. Kami menyadari sepenuhnya bahwa di dalam

penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, tetapi keinginan dan motivasi

baik, selalu menjadi bekal bagi kami. Kekurangan, kekhilafan adalah merupakan

proses untuk perbaikan dalam pembelajaran. Penulis mengharapkan dari semua

pembaca, untuk dapat menkoreksi, mengkritisi dan sekaligus merevisi sebagai

sumbangsih yang berarti dalam penyempurnaan makalah ini.

Akhir kata dari kami dicukupkan sekian dulu, mudah-mudahan makalah

ini bermanfaat bagi pembaca, khususnya bagi penulis yang ingin menambah wawasan

ilmu pengetahuan. Serta tidak lupa penulis haturkan pula permohonan maaf yang

sebesar-besarnya bila dalam isi makalah ini kurang berkenan dan masih ada

kekurangan yang berarti.

4

Page 5: E-LEARNING (ELECTRONIC LEARNING)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya teknologi informasi

banyak membawa dampak positif bagi kemajuan dunia pendidikan dewasa ini.

Pendidikan formal. Informal, dan non formal dapat menikmati fasilitas teknologi

informasi dari yang sederhana sampai kepada yang canggih.

Teknologi komputer dan internet, mulai dari perangkat lunak maupun

perangkat keras memberikan banyak tawaran dan pilihan bagi dunia pendidikan untuk

menunjang proses pembelajaran para peserta didik. Keunggulan yang ditawarkan

bukan saja terletak pada faktor kecepatan untuk mendapatkan informasi, namun juga

fasilitas multi media yang dapat membuat belajar lebih menarik mellalui visual

secara interaktif. Sejalan dengan perkembangan teknologi internet, banyak

kegiatan pembelajaran yang dapat dilakukan dengan memanfaatka teknologi ini.

Cyber atau electronic learning (E-Learning) pada hakekatnya belajar, atau

pembelajaran melalui pemanfaatan teknologi komputer atau internet. Teknologi

belajar seperti itu bisa juga disebut sebagai belajar atau pembelajaran berbasis

Web(web based instruction). Era globalisasi atau era informasi merupakan suatu

keadaan dimana terjadi proses perubahan antar negara, antar bangsa, antar budaya,

tanpa mengenal batas dan waktu . Pengaruh era globalisasi ini semakin terasa, teruama

dengan semakin banyaknya saluran informasi yang tersedia baik cetak maupun

5

Page 6: E-LEARNING (ELECTRONIC LEARNING)

elektronik, serta pesatnya perkembangan dalam bidang teknologi komunikasi dan

transportasi, ditunjang pula dengan munculnya sistem informasi satelit dunia,

gaya hidup kosmopolitan, pola konsumsi dan konsumerisme global, event-event

olah raga internasional, penyebaran dunia parawisata, menurunnya kedaulatan negara

dan bangsa, pengakuan tentang terjadinya krisis lingkungan dunia, berkembangnya

masalah-masalah kesehatan berskala dunia, munculnya lembaga-lembaga politik

dunia, munculnya gerakan politik-politik global, perluasan konsep hak-hak azasi

manusia.

Memasuki abad ke -21 pendidikan harus mampu mengarahkan peserta didik

agar dapat hidup dalam situasi baru yang muncul dalam diri dan lingkungannya.

Dengan kondisi seperti itu diperlukan kemampuan belajar bagaimana belajar(learning

how to learn), kemampuan tersebut dapat dicapai dengan empat pilar pendidikan yang

diajukan UNESCO dan digambarkan sebagai dasar-dasar dari pendidikan. Pilar

tersebut yaitu learning to know, learning to do, learning to be, learning ti live

together. Dengan memperhatikan empat pilar pendidikan tersebut, dikembangkan

kompetensi-kompetensi yang berguna bagi kehidupan peserta didik dimasa depan,

yaitu kompetensi keagamaan, ekonomi, sosial, pengembangan diri.

Format-format pendidikan yang mungkin tersedia di abad ke-21 yaitu Cyber

(E- Learning) yang merupakan belajar atau pembelajaran melalui pemanfaatan

teknologi komputer dan atau internet, open/distance learning yaitu model belajar jarak

jauh, dimana guru/pelatih dan peserta didik tidak berada dalam satu tempat dan waktu

yang sama, serta tidak bertatap muka secara fisik angsung. Quantum learning yang

mengembangkan proses belajar secara harmonis dan berisi kombinasi daru unsur

6

Page 7: E-LEARNING (ELECTRONIC LEARNING)

keterampilan akademis, prestasi atau tantangan fisik, dan keterampilan dalam

hidup. Cooperative learning sebagai metoda pembelajaran yang menggunakan

kelompok kecil yang dapat menimbulkan kerja sama secara maksimal, dan masing-

masing peserta didik belajar satu dengan lainnya.

Society Tecnology science (STS) yang merupakan pendekatan

interdisipliner dan dikembangkan untuk mengintegrasikan permasalahan dalam ilmu

pengetahuan, teknologi dan masyarakat. Accelerated learning yang merupakan

pendekatan belajar untuk menyerap dan memahami informasi baru secara cepat,

serta mempertahankan informasi tersebut.

B. Pengertian dan Fungsi Internet

1. Pengertian Internet.

Secara harfiah, internet kependekan dari ”inter-network” ialah

rangkaian komputer yan berhubung menerusi beberapa rangkaian. Internet

(International networking) adalah kumpulan luas dari jaringan komputer yang

saling terhubung di seluruh Dunia. The Internet is a worldwide, publicly

accessible series of interconnected computer networks that transmit data by

packet switching using the standard Internet Protocol (IP). It is a”network of

networks”that consists of millions of smaller domestic, academic,business,

and government networks, which together carry various information and

services, such as electronic mail, online chat, file transfer, and the interlinked

web pages and other resources of the world wide web (www).

2. Fungsi Internet

7

Page 8: E-LEARNING (ELECTRONIC LEARNING)

Fungsi utama internet adalah media untuk komunikasi dan

pertukaran informasi.E-mail memungkinkan kita mengirim surat dan file jenis

lain kepada para pengguna internet. Fasilitas internet yang paling terkenal

adalah WWW (World Wide Web), adalah bagian internet yang relatif baru,

sedangkan fungsi seperti mengirim dan menerima Electronic Mail. Fungsi lain

internet diantaranya sebagai berikut :

a. Resource Sharing

Fungsi Resource Sharing diartikan bahwa internet dapat

berfungsi sebagai ”tempat berbagi”, di mana setiap pengguna

internet dapat mencurahkan segala ilmu pengetahuan, dan pendapat

pribadinya di server-server internet sehingga pengguna lain dapat

membacanya. Selain itu di internet bila kita temukan berbagai sumber

pengetahuan, buku-buku gratis, CD gratis, dan bahkan secara

saklek dapat disebutkan kita akan mendapatkan segala hal melalui

internet ini.

b. Resource Discovery

Resource Discovery artinya internet dapat kita gunakan

sebagai sumber penelitian, karena sumber daya internet ini

menyediakan berbagai white paper, situs-situs ilmu pengetahuan,

jurnal-jurnal ilmiah, hasil-hasil penelitian, website universitas di

seluruh dunia, website para profesor, para ahli dan lembaga-lembaga

penelitian di seluruh dunia, bahkan skripsi, tesis, disertasi bisa kita

dapatkan melalui internet ini.

8

Page 9: E-LEARNING (ELECTRONIC LEARNING)

c. Komunikasi

Komunikasi ini diartikan bahwa internet dapat berfungsi

sebagai alat komunikasi, baik komunikasi secara statis misalnya

website, e-mail, mailinglist (milis) dan lain-lain atau bahkan dapat pula

digunakan sebagai alat komunikasi dinamis misalnya: suara, gambar,

video. Dengan menggunakan internet ini maka proses komunikasi

dapat berjalan dengan baik dan yang terpenting adalah menggunakan

biaya yang cukup murah.

d. Komunitas

Fungsi komunitas adalah internet yang berfungsi sebagai

tempat berkumpul, mencari teman, mencari relasi, melakukan

sosialisasi, bertukar fikiran, berdiskusi, atau aktifitas-aktifitas lainnya

yang berhubungan dengan komunitas. Contoh yang saat ini sedang

trend adalah: Friendster dan bloog.

1. E-mail

E-mal (Electronik mail) merupakan salah satu layanan utama dalam

teknologi internet, di mana setiap pemakai bisa mendapatkan e-mail account di

internet sebagai kotak pos elektronik yang sifatnya maya tempat user lain

9

Page 10: E-LEARNING (ELECTRONIC LEARNING)

menyimpan surat elektroniknya yang ditujukan ke pemilik e-mail tersebut.

2. FTP (File Transfer Protocol)

Merupakan protokol yang mengatur proses pemindahan data berbentuk

file dari satu komputer ke komputer lainnya. Biasanya proses transfer file ini

berlangsung dengan cara file yang akan dikirimkan ke komputer lain akan di

transfer terlebih dulu ke srver FTP atau diistilahkan dengan istilah upload ke

server, sedangkan komputerlainnya yang membutuhkan file tersebut akan

memindahkannya dari server ke PC yang bersangkutan atau dengan istilah

download.

3. Web

Web atau istilah lengkapnya WWW (World Wide Web) merupakan

teknologi yang paling populer di internet, bahkan istilah internet saat ini

biasanya di konotasikan sebagai Web, kepopuleran teknologi internet

disebabkan dari beragamnya layanan dari web ini. Selain informasi dapat

ditampilkan pada web secara menarik, dinamis serta enak untuk dilihat. Selain

itu pada web dapat diterapkan berbagai teknologi misalnya web mail,

eCommerce, search engine, blooger, friendster dll.

4. Newsgroup

Newsgroup pada awal internet ini berkembang di desain untuk

memudahkan para pengguna internet mendapatkan informasi. Pada

penggunaan newsgroup dapat dilakukan diskusi dan tukar fikiran membahas

satu topik. Namun seiring dengan penggunaan teknologi web, newsgroup

10

Page 11: E-LEARNING (ELECTRONIC LEARNING)

saat ini sudah jarang dipakai tergantikan oleh teknologi web yang menawarkan

berbagai kemudahan dan teknologi.

C. Internet Sebagai Media Pendidikan

Internet sering disebut sebagai jaringan komputer. Padahal tidak semua

jaringan komputer termasuk internet. Jaringan sekelompok komputer yang sifatnya

terbatas disebut sebagai jaringan lokal (Local Area Network). “Internet merupakan

jaringan yang terdiri atas ribuan bahkan jutan komputer, termasuk di dalamnya

jaringan lokal, yang terhubungkan melalui saluran (satelit, telepon, kabel) dan

jangkauanya mencakup seluruh dunia (Kamarga, 2002)”. Jaringan ini bukan

merupakan suatu organisasi atau institusi, sifatnya bebas, karena itu tidak ada pihak

yang mengatur dan memilikinya.

Internet lahir pada masa perang dingin sekitar tahun 1969 dan digunakan

pertama kali untuk keperluan militer (Ahmad Bustami, 1999). Pada tahun ini ARPA

(Avanced Research Project Agency) dari Departemen Pertahanan Amerika Serikat

membangun sistem jaringan komputer yang disebut Arpanet. Jaringan ini

menghubungkan antar komputer di daerah-daerah vital dalam rangka mengatasi

masalah jika terjadi serangan nuklir. Arpanet berkembang sangat pesat dan dipecah

menjadi dua bagian Milnet dan Arpanet. Milnet digunakan khusus untuk keperluan

militer, sedangkan Arpanet digunakan untuk keperluan non militer terutama perguruan

tinggi. Gabungan kedua jaringan ini pada akhirnya dikenal dengan nama Darpa

Internet, yang kemudian disederhanakan menjadi internet.

Penemuan internet dianggap sebagai penemuan yang cukup besar, yang

11

Page 12: E-LEARNING (ELECTRONIC LEARNING)

mengubah dunia dari bersifat lokal atau regional menjadi global. Karena internet

terdapat sumber-sumber informasi dunia yang dapat diakses oleh siapapun dan

dimanapun melalui jaringan internet. Melalui internet faktor jarak dan waktu sudah

tidak menjadi masalah. Dunia seolah-olah menjadi kecil, dan komunikasi menjadi

mudah. Dalam hal ini Onno W. Purbo (2001) melukiskan bahwa internet juga telah

mengubah metode komunikasi massa dan penyebaran data atau informasi secara

fleksibel dan mengintegrasikan seluruh bentuk media massa konvensional seperti

media cetak dan audio visual. Internet memiliki banyak fasilitas yang telah digunakan

dalam berbagai bidang, seperti militer, media massa, bisnis, dan juga untuk

pendidikan. Fasilitas tersebut antara lain: e-mail, Telnet, Internet Relay Chat,

Newsgroup, Mailing List (Milis), File Transfer Protocol (FTP), atau World Wide Web

(WWW). Di antara banyak fasilitas tersebut menurut Onno W. Purbo (1997), “ada

lima aplikasi standar internet yang dapat digunakan untuk keperluan pendidikan, yaitu

e-mail, Mailing List (milis), News group, File Transfer Protocol (FTC), dan World

Wide Web (WWW)”. Electronic mail (e-mail), mulai diperkenalkan tahun 1971

(http://www.livinginternet.com). Fasilitas ini sering disebut sebagai surat elektronik,

merupakan fasilitas yang paling sederhana dan mudah digunakan. Dalam survei yang

dilakukan sebuah lembaga riset Amerika Serikat (Graphics, Visualization and

Usability Center) diketahui bahwa 84% responden memilih e-mail sebagai aplikasi

terpenting internet, lebih penting ketimbang web

(http://www.gvu.gatech..edu/user_surveis/). Mailing List mulai diperkenalkan setelah

e-mail yaitu sejak tahun 1972 (http://www.livinginternet.com). Ini merupakan salah

satu fasilitas yang dapat digunakan untuk membuat kelompok diskusi atau penyebaran

12

Page 13: E-LEARNING (ELECTRONIC LEARNING)

informasi. Cara kerja mailing list adalah pemilik email dapat bergabung dalam sebuah

kelompok diskusi, atau bertukar informasi yang tidak dapat diintervensi oleh orang di

luar kelompoknya. Komunikasi melalui fasilitas ini sama seperti e-mail bersifat tidak

langsung (asynchronous).

News group adalah fasilitas internet yang dapat dilakukan untuk komunikasi

antar dua orang atau lebih secara serentak (waktu bersamaan) atau bersifat langsung

(synchronous). Bentuk pertemuan ini sering disebut sebagai konferensi, dengan

fasilitas video conferencing, atau text saja, atau bisa audio dengan menggunakan

fasilitas chat (IRC).

Melalui fasilitas File Transfer Protocol (FTC) ini orang dapat menstransfer

data/file dari satu komputer ke internet (up-load) sehingga bisa diakses oleh pengguna

internet di seluruh pelosok dunia. Di samping itu fasilitas ini dapat mengambil

arsif/file dari situs internet ke dalam komputer pengguna (down-koad).

World Wide Web atau sering disebut Web mulai diperkenalkan tahun 1990-an

(http://www.livinginternet.com). Fasilitas ini merupakan kumpulan dokumentasi

terbesar yang tersimpan dalam berbagai server yang terhubung menjadi suatu jaringan

(internet). Dokumen ini dikembangkan dalam format hypertext 2). dengan

menggunakan Hypertext Markup Language (HTML). Melalui format ini

dimungkinkan terjadinya link dari satu dokumen ke dokumen/bagian lain. Selain itu

fasilitas ini bersifat multimedia, yang terdiri dari kombinasi unsur teks, foto, grafika,

audio, animasi, dan juga video.Teknologi internet pada hakekatnya merupakan

perkembangan dari teknologi komunikasi generasi sebelumnya. Media seperti radio,

televisi, video, multi media, dan media lainnya telah digunakan dan dapat membantu

13

Page 14: E-LEARNING (ELECTRONIC LEARNING)

meningkatkan mutu pendidikan. Apalagi media internet yang memiliki sifat interaktif,

bisa sebagai media massa dan interpersonal, dan gudangnya sumber informasi dari

berbagai penjuru dunia, sangat dimungkinkan menjadi media pendidikan lebih unggul

dari generasi sebelumnya. Oleh karena itu Khoe Yao Tung (2000) mengatakan bahwa

setelah kehadiran guru dalam arti sebenarnya, internet akan menjadi suplemen dan

komplemen dalam menjadikan wakil guru yang mewakili sumber belajar yang penting

di dunia.

Dengan fasilitas yang dimilikinya, internet menurut Onno W. Purbo (1998)

paling tidak ada tiga hal dampak positif penggunaan internet dalam pendidikan yaitu :

1. Peserta didik dapat dengan mudah mengambil mata kuliah dimanapun di

seluruh dunia tanpa batas institusi atau batas negara.

2. Peserta didik dapat dengan mudah berguru pada para ahli di bidang yang

diminatinya.

3. Kuliah/belajar dapat dengan mudah diambil di berbagai penjuru dunia tanpa

bergantung pada universitas/sekolah tempat si mahasiswa belajar. Di samping

itu kini hadir perpustakan internet yang lebih dinamis dan bisa digunakan di

seluruh jagat raya.

Pendapat ini hampir senada dengan Budi Rahardjo (2002). Menurutnya,

manfaat internet bagi pendidikan adalah dapat menjadi akses kepada sumber

informasi, akses kepada nara sumber, dan sebagai media kerjasama. Akses kepada

sumber informasi yaitu sebagai perpustakaan on-line, sumber literatur, akses hasil-

hasil penelitian, dan akses kepada materi kuliah. Akses kepada nara sumber bisa

dilakukan komunikasi tanpa harus bertemu secara fisik. Sedangkan sebagai media

14

Page 15: E-LEARNING (ELECTRONIC LEARNING)

kerjasama internet bisa menjadi media untuk melakukan penelitian bersama atau

membuat semacam makalah bersama.

Penelitian di Amerika Serikat tentang pemanfaatan teknologi komunikasi dan

informasi untuk keperluan pendidikan diketahui memberikan dampak positif (Pavlik,

19963)). Studi lainya dilakukan oleh Center for Applied Special Technology (CAST),

“bahwa pemanfaatan internet sebagai media pendidikan menunjukan positif terhadap

hasil belajar peserta didik4)”.

Internet sebagai media pendidikan memiliki banyak keunggulan,. Namun tentu

saja memiliki kelemahan; seperti yang disampaikan oleh Budi Rahardjo (2002) adalah

infrastruktur internet masih terbatas dan mahal, keterbatasan dana, dan budaya baca

kita masih lemah. Di sinilah tantangan bagaimana mengembangkan model

pembelajaran melalui internet.

15

Page 16: E-LEARNING (ELECTRONIC LEARNING)

D. Model Pembelajaran Berbantuan Komputer

Dalam penggunaannya menurut Sudjana dan Rifa’i 1989 terdapat beberapa

model pembelajaran berbantuan kompter, yaitu :

1. Model latihan dan praktek (drill and practice)

Fungsi utama latihan dan praktek dalam proses pembelajaran

berbantuan komputer pada dasarnya adalah memberikan praktek sebanya

mungkin terhadap peserta didik. Untuk itu, dalam menggunakan model ini,

hendaknya semua konsep, peraturan, atau prosedur terlebih dahulu sudah di

pelajari peserta didik.

2. Model tutorial (Tutorials)

Model tutorial adalah suatu modelpembelajaran yang memuat

penjelasan, rumus, prinsip, bagan, tabel, definisi istilah, latihan yang sesuai.

Dalam interaksi tutorial ini informasi dan pengetahuan yang disajikan sangat

komunikatif, seolah-olah ada tutor atau guru yang mendampingi peserta didik

dan memberikan arahan secara langsung kepada mereka.

3. Model penemuan (problem solving)

Penemuan adalah istilah umum untuk menjelaskan kegiatan yang

mempergunakan pendekatan induktif dalam pembelajaran. Misalnya penyajian

masalah-masalah yang dipecahkan oleh peserta didik dengan cara

mencoba-coba. Model ini mendekati kegiatan belajar di laboratorium dan

kegiatan belajar nyata yang biasa dilakukan diluar kelas.

4. Model simulasi (Simulation)

Melalui model ini peserta didik dihadapkan kepada situasi

16

Page 17: E-LEARNING (ELECTRONIC LEARNING)

kehidupan nyata. Contohnya dalam situasi kehidupan modern

memperlihatkan perusahaan penerbanga yang mempergunakan simulasi-

simulasi penampilan pesawat terbang berkomputer canggih sebagai bagian

integral dalam melatih terbang para awak pesawatnya.

5. Model permainan (games)

Model permainan dapat mengakibatkan unsur-unsur simulasi.

Seperti halnya permainan dapat mengakibatkan unsur-unsur pengajaran,

tergantung pada ada tidaknya keterampilan yang dipraktikan dalam permainan

tersebut sebagai kegiatan akademis, dan berhubungan erat dengan tujuan

pembelajaran yang hendak di capai.

E. Internet dan Pembelajaran

Era industri telah bergeser menuju era informasi, hal ini dapat dilihat dengan

betapa cepatnya informasi berubah. Bisnis yang ada kini bukan hanya berbasis pada

proses produksi, tetapi juga bagaimana menguasai informasi yang ada untuk meraih

segmen pasar sebesar mungkin. Perkembangan ini tak lepas dari perkembangan

teknologi yang ada, yang kemudian disebut teknologi informasi (TI) dan internet

merupakan salah satu bentuk perkembangan informasi.

Teknologi internet mngemuka sebagai media yang multirupa, komunikasi

melalui internet bisa dilakukan secara interpersonal (misalnya e-mail and chatting)

atau secara masal yang dikenal one to many communication (misalnya mailling list).

Internet juga mampu hadir secara real time audio visual seperti pada metode

konvensional dengan adanya aplikasi teleconference. Internet sebagai media

17

Page 18: E-LEARNING (ELECTRONIC LEARNING)

pengajaran dengan karakteristik yang khas sebagai berikut :

1. Sebagai media interpersonal dan massa.

2. Bersifat interaktif.

3. Memungkinkan komunikasi secara sinkron maupun asinkron (tunda).

Teknologi informasi (TI) menunjang peserta didik yang mengalami

keterbatasan ruang dan waktu untuk tetap bisa menikmati pengajaran. Metode talk and

chatt dapat diidentifikasi dalam bentuk komunikasi melalui e-mail, mailling list,

dan chatting. Mailling list dapat dianalogkan dengan usroh, di mana pakar akan

berdiskusi bersama anggota millis (mailling list). Metode ini mampu menghilangkan

gap antara pakar dengan peserta didiknya, suasana yang hangat dan nonformal pada

mailling list ternyata menjadi cara pembelajaran yang efektif. Internet bukanlah

pengganti sistem pengajaran, melainkan lebih bersifat suplement dan pelengkap.

18

Page 19: E-LEARNING (ELECTRONIC LEARNING)

BAB II

PEMBAHASAN

A. E - learning

Banyak para ahli yang mendefinisikan e-learning sesuai sudut pandangnya.

Karena e-learning kepanjangan dari elektronik learning ada yang menafsirkan e-

learning sebagai bentuk pembelajaran yang memanfaatkan teknologi elektronik (radio,

televisi, film, komputer, internet, dll). Jaya Kumar C. Koran (2002), mendefinisikan e-

learning sebagai sembarang pengajaran dan pembelajaran yang menggunakan

rangkaian elektronik (LAN, WAN, atau internet) untuk menyampaikan isi

pembelajaran, interaksi, atau bimbingan. Ada pula yang menafsirkan e-learning

sebagai bentuk pendidikan jarak jauh yang dilakukan melalui media internet.

Sedangkan Dong (dalam Kamarga, 2002) mendefinisikan e-learning sebagai kegiatan

belajar asynchronous melalui perangkat elektronik komputer yang memperoleh bahan

belajar yang sesuai dengan kebutuhannya.

Rosenberg (2001) menekankan bahwa e-learning merujuk pada penggunaan

teknologi internet untuk mengirimkan serangkaian solusi yang dapat meningkatkan

pengetahuan dan keterampilan. Hal ini senada dengan Cambell (2002), Kamarga

(2002) yang intinya menekankan penggunaan internet dalam pendidikan sebagai

hakekat e-learning. Bahkan Onno W. Purbo (2002) menjelaskan bahwa istilah “e” atau

singkatan dari elektronik dalam e-learning digunakan sebagai istilah untuk segala

teknologi yang digunakan untuk mendukung usaha-usaha pengajaran lewat teknologi

19

Page 20: E-LEARNING (ELECTRONIC LEARNING)

elektronik internet.

Secara lebih rinci Rosenberg (2001) mengkatagorikan tiga kriteria dasar yang ada

dalam e-learning, yaitu :

1. E-learning bersifat jaringan, yang membuatnya mampu memperbaiki secara

cepat, menyimpan atau memunculkan kembali, mendistribusikan, dan sharing

pembelajaran dan informasi. Persyaratan ini sangatlah penting dalam e-

learning, sehingga Rosenberg menyebutnya sebagai persyaratan absolut.

2. E-learning dikirimkan kepada pengguna melalui komputer dengan

menggunakan standar teknologi internet. CD ROM, Web TV, Web Cell

Phones, pagers, dan alat bantu digital personal lainnya walaupun bisa

menyiapkan pesan pembelajaran tetapi tidak bisa dikolongkan sebagai e-

learning.

3. E-learning terfokus pada pandangan pembelajaran yang paling luas, solusi

pembelajaran yang menggungguli paradikma tradisional dalam pelatihan.

Uraian di atas menunjukan bahwa sebagai dasar dari e-learning adalah

pemanfaatan teknologi internet.

Jadi e-learning merupakan bentuk pembelajaran konvensional yang dituangkan

dalam format digital melalui teknologi internet. Oleh karena itu e-learning dapat

digunakan dalam sistem pendidikan jarak jauh dan juga sistem pendidikan

konvensional. Dalam pendidikan konvensional fungsi e-learning bukan untuk

mengganti, melainkan memperkuat model pembelajaran konvensional.

20

Page 21: E-LEARNING (ELECTRONIC LEARNING)

B. Pertimbangan E-learning

Pertimbangan memutuskan sistem pendidikan konvensional menjadi sistem e-

learning tentu saja bukan didasarkan pada trend, ikut-ikutan teknologi internet, tetapi

perlu ikaji secara matang. Oleh karena itu para penyusun dan pengambil kebijakan

perlu melakukan observasi dan studi kelayakan. Beberapa pertanyaan yang bisa

dijadikan bahan pertimbangan antara lain :

1. Anggaran biaya Yang diperlukan. Bandingkan biaya untuk pendidikan

konvensional dengan e-learning. Melalui e-learning, biaya mendirikan

bangunan sekolah, buku - buku, tenaga pengajar, dan biaya operasional peserta

didik dapat ditekan. Oleh karena itu pendidikan jarak jauh atau sistem

konvensional yang massal akan lebih efisien dengan e-learning.

2. Materi apa saja yang menjadi prioritas dimasukan pada model e-learning

sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan, atau semua materi pelajaran perlu

dimasukan.

3. Pengalihan dari konvensinal ke e-learning apakah bisa dilakukan sendiri atau

perlu kerjasama dengan instansi lain. Instansi seperti perguruan tinggi (yang

21

Page 22: E-LEARNING (ELECTRONIC LEARNING)

memiliki SDM relevan) dan kalangan industri (terutama industri perangkat

lunak) sangat potensial dijadikan mitra kerjasama.

4. Apakah perubahan ini bisa diterima (diadopsi) dengan baik oleh sasaran.

Sebagai hasil inovasi, proses difusi sangat diperlukan. Hasil penelitian yang

dilakukan oleh Oos M. Anwas (2003) menunjukan bahwa adopsi inovasi e-

learning dalam tahapan pembentukan sikap di kalangan akademisi masih

bervariasi. Banyak faktor yang menentukan, diantaranya exposure informasi

internet, kedekatan dengan teknologi komunikasi dan informasi, dan derajat

kebutuhan terhadap internet. Namun yang menarik dari penelitian ini adalah

faktor kondusivitas organisasi dapat mempengaruhinya. Dalam organisasi yang

kondusif, akademisi cenderung lebih baik dalam mengadopsi e-learning

dibandingkan dengan organisasi yang kurang kondusif. Faktor organisasi yang

relatif homogen seperti perguruan tinggi ini lebih penting dibandingkan dengan

mempermasalahkan faktor demografi seperti jenis kelamin, usia, tingkat

pendidikan, klas ekonomi, dan faktor personality (type kepribadian). Padahal

dalam penelitian adopsi inovasi sebelumnya, faktor demografi dan personality

tersebut sering dijadikan penjelas dan mempengaruhi individu dalam

mengadopsi suatu inovasi.

5. Bagaimana menerapkan perubahan tersebut sehingga bisa tercapai secara

efektif dan efisien, serta bagaimana kelanjutan operasional termasuk evaluasi

dan tindak lanjutnya.

C. Manfaat dan Keuntungan E-learning

22

Page 23: E-LEARNING (ELECTRONIC LEARNING)

Ada beberapa manfaat pembelajaran elektronik atau e-learning, di antaranya adalah :

1. Pembelajaran dari mana dan kapan saja (time and place flexibility).

2. Bertambahnya Interaksi pembelajaran antara peserta didik dengan guru atau

instruktur (interactivity enhancement).

3. Menjangkau peserta didik dalam cakupan yang luas (global audience).

4. Mempermudah penyempurnaan dan penyimpanan materi pembelajaran

(easy updating of content as well as archivable capabilities).

Manfaat e-learning juga dapat dilihat dari 2 sudut pandang :

1. Manfaat bagi siswa

Dengan kegiatan e-Learning dimungkinkan berkembangnya

fleksibilitas belajar yang tinggi. Artinya, kita dapat mengakses bahan-bahan

belajar setiap saat dan berulang-ulang. Selain itu kita juga dapat

berkomunikasi dengan guru/dosen setiap saat, misalnya melalui chatting dan

email. Mengingat sumber belajar yang sudah dikemas secara elektronik dan

tersedia untuk diakses melalui internet, maka kita dapat melakukan interaksi

dengan sumber belajar ini kapan saja dan dari mana saja, juga tugas-tugas

pekerjaan rumah dapat diserahkan kepada guru/dosen begitu selesai

dikerjakan.

2. Manfaat bagi pengajar

Dengan adanya kegiatan e-Learning manfaat yang diperoleh

guru/dosen antara lain adalah bahwa guru/dosen/ instruktur akan lebih

mudah melakukan pembaruan materi maupun model pengajaran sesuai

dengan tuntutan perkembangan keilmuan yang terjadi, juga dapat dengan

23

Page 24: E-LEARNING (ELECTRONIC LEARNING)

efisien mengontrol kegiatan belajar siswanya.

Pengalaman negara lain dan juga pengalaman distance learning di Indonesia

ternyata menunjukkan sukses yang signifikan, antara lain :

1. Mampu meningkatkan pemerataan pendidikan

2. Mengurangi angka putus sekolah atau putus kuliah atau putus sekolah

3. Meningkatkan prestasi belajar

4. Meningkatkan kehadiran siswa di kelas

5. Meningkatkan rasa percaya diri

6. Meningkatkan wawasan (outward looking)

7. Mengatasi kekurangan tenaga pendidikan, serta

8. Meningkatkan efisiensi. (Soekartawi, 2005)

Keuntungan menggunakan e-Learning diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Menghemat waktu proses belajar mengajar

2. Mengurangi biaya perjalanan

3. Menghemat biaya pendidikan secara keseluruhan (infrastruktur, peralatan,

buku-buku)

4. Menjangkau wilayah geografis yang lebih luas

5. Melatih pembelajar lebih mandiri dalam mendapatkan ilmu pengetahuan

E-learning mempermudah interaksi antara peserta didik dengan

bahan/materi pelajaran. Demikian juga interaksi antara peserta didik dengan

dosen/guru/instruktur maupun antara sesama peserta didik. Peserta didik dapat saling

berbagi informasi atau pendapat mengenai berbagai hal yang menyangkut pelajaran

ataupun kebutuhan pengembangan diri peserta didik. Guru atau instruktur dapat

24

Page 25: E-LEARNING (ELECTRONIC LEARNING)

menempatkan bahan-bahan belajar dan tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh peserta

didik di tempat tertentu di dalam web untuk diakses oleh para peserta didik. Sesuai

dengan kebutuhan, guru/instruktur dapat pula memberikan kesempatan kepada peserta

didik untuk mengakses bahan belajar tertentu maupun soal-soal ujian yang hanya

dapat diakses oleh peserta didik sekali saja dan dalam rentangan waktu tertentu pula

(Website Kudos, 2002).

D. Pro dan Kontra Terhadap E-Learning

Pengkritik e-Learning mengatakan bahwa “di samping daerah jangkauan

kegiatan e-Learning yang terbatas (sesuai dengan ketersediaan infrastruktur), frekuensi

kontak secara langsung antarsesama siswa maupun antara siswa dengan nara

sumber sangat minim, demikian juga dengan peluang siswa yang terbatas untuk

bersosialisasi (Wildavsky, 2001).

Terhadap kritik ini, lingkungan pembelajaran elektronik dapat membantu

membangun/mengembangkan “rasa bermasyarakat” di kalangan peserta didik

sekalipun mereka terpisah jauh satu sama lain. Guru atau instruktur dapat

menugaskan peserta didik untuk bekerja dalam beberapa kelompok untuk

mengembangkan dan mempresentasikan tugas yang diberikan. Peserta didik yang

menggarap tugas kelompok ini dapat bekerjasama melalui fasilitas homepage atau

web. Selain itu, peserta didik sendiri dapat saling berkontribusi secara individual

atau melalui diskusi kelompok dengan menggunakan e-mail (Website kudos, 2002).

Concord Consortium (2002) (http://www.govhs.org/) mengemukakan bahwa

pengalaman belajar melalui media elektronik semakin diperkaya ketika peserta

25

Page 26: E-LEARNING (ELECTRONIC LEARNING)

didik dapat merasakan bahwa mereka masing-masing adalah bagian dari suatu

masyarakat peserta didik, yang berada dalam suatu lingkungan bersama. Dengan

mengembangkan suatu komunitas dan hidup di dalamnya, peserta didik menjadi tidak

lagi merasakan terisolasi di dalam media elektronik. Bahkan, mereka bekerja saling

bahu-membahu untuk mendukung satu sama lain demi keberhasilan kelompok. Lebih

jauh dikemukakan bahwa di dalam kegiatan e-Learning, para guru dan peserta belajar

mengungkapkan bahwa mereka justru lebih banyak mengenal satu sama lainnya. Para

peserta belajar sendiri mengakui bahwa mereka lebih mengenal para gurunya yang

membina mereka belajar melalui kegiatan e-Learning. Di samping itu, para guru e-

Learning ini juga aktif melakukan pembicaraan (komunikasi) dengan orangtua

peserta didik melalui telepon dan email karena para orangtua ini merupakan mitra

kerja dalam kegiatan e-Learning. Demikian juga halnya dengan komunikasi antara

sesama para peserta e-Learning.

Di pihak manapun kita berada, satu hal yang perlu ditekankan dan dipahami

adalah bahwa e-Learning tidak dapat sepenuhnya menggantikan kegiatan

pembelajaran konvensional di kelas (Lewis, 2002). Tetapi, e-Learning dapat

menjadi partner atau saling melengkapi dengan pembelajaran konvensional di

kelas. e-Learning bahkan menjadi komplemen besar terhadap model pembelajaran di

kelas atau sebagai alat yang ampuh untuk program pengayaan. Sekalipun diakui

bahwa belajar mandiri merupakan “basic thrust” kegiatan pembelajaran elektronik,

namun jenis kegiatan pembelajaran ini masih membutuhkan interaksi yang

memadai sebagai upaya untuk mempertahankan kualitasnya (Reddy, 2002).

26

Page 27: E-LEARNING (ELECTRONIC LEARNING)

E. Kelebihan dan Kekurangan E-Learning

Dengan mengambil contoh SMART School di Malaysia, setiap introduksi

suatu teknologi pendidikan tertentu yang baru seperti pemanfaatan internet, maka ada

empat hal yang perlu disiapkan, yaitu :

1. Melakukan penyesuaian kurikulum.

Kurikulum sifatnya holistik di mana pengetahuan, ketrampilan dan nilai

(values) diintegrasikan dengan kebutuhan di era informasi ini.

Kurikulumnya bersifat competency based curriculum.

2. Melakukan variasi cara mengajar untuk mencapai dasar kompetensi yang ingin

dicapai dengan bantuan komputer.

3. Melakukan penilaian dengan memanfaatkan teknologi yang ada

(menggunakan komputer, online assessment system).

4. Menyediakan material pembelajaran seperti buku, komputer, multimedia,

studio, dll yang memadai. Materi pembelajaran yang disimpan di komputer

dapat diakses dengan mudah baik oleh guru maupun siswa.

Petunjuk tentang manfaat penggunaan internet, khususnya dalam pendidikan

terbuka dan jarak jauh (Elangoan, 1999; Soekartawi, 2002; Mulvihil, 1997; Utarini,

1997), antara lain: :

1. Tersedianya fasilitas e-moderating di mana guru dan siswa dapat

berkomunikasi secara mudah melalui fasilitas internet secara regular atau

kapan saja kegiatan berkomunikasi itu dilakukan dengan tanpa dibatasi oleh

jarak, tempat dan waktu.

2. Guru dan siswa dapat menggunakan bahan ajar atau petunjuk belajar yang

27

Page 28: E-LEARNING (ELECTRONIC LEARNING)

terstruktur dan terjadual melalui internet, sehingga keduanya bisa saling

menilai sampai berapa jauh bahan ajar dipelajari.

3. Siswa dapat belajar atau me-review bahan ajar setiap saat dan di mana saja

kalau diperlukan mengingat bahan ajar tersimpan di komputer.

4. Bila siswa memerlukan tambahan informasi yang berkaitan dengan bahan yang

dipelajarinya, ia dapat melakukan akses di internet secara lebih mudah.

5. Baik guru maupun siswa dapat melakukan diskusi melalui internet yang dapat

diikuti dengan jumlah peserta yang banyak, sehingga menambah ilmu

pengetahuan dan wawasan yang lebih luas.

6. Berubahnya peran siswa dari yang biasanya pasif menjadi aktif. Relatif lebih

efisien. Misalnya bagi mereka yang tinggal jauh dari perguruan tinggi atau

sekolah konvensional

Walaupun demikian pemanfaatan internet untuk pembelajaran atau e-learning

juga tidak terlepas dari berbagai kekurangan. Berbagai kritik (Bullen, 2001, Beam,

1997), antara lain :

1. Kurangnya interaksi antara guru dan siswa atau bahkan antar siswa itu sendiri.

Kurangnya interaksi ini bisa memperlambat terbentuknya values dalam

proses belajar dan mengajar.

2. Kecenderungan mengabaikan aspek akademik atau aspek sosial dan sebaliknya

mendorong tumbuhnya aspek bisnis/komersial.

3. Proses belajar dan mengajarnya cenderung ke arah pelatihan daripada

pendidikan.

4. Berubahnya peran guru dari yang semula menguasai teknik pembelajaran

28

Page 29: E-LEARNING (ELECTRONIC LEARNING)

konvensional, kini juga dituntut mengetahui teknik pembelajaran yang

menggunakan ICT.

5. Siswa yang tidak mempunyai motivasi belajar yang tinggi cenderung gagal.

6. Tidak semua tempat tersedia fasilitas internet.

7. Kurangnya tenaga yang mengetahui dan memiliki ketrampilan internet.

8. Kurangnya penguasaan bahasa komputer.

Pendapat Budi Rahardjo (2002) tentang kelemahan internet sebagai media

pendidikan yaitu infrastruktur internet masih terbatas dan mahal, keterbatasan dana,

dan budaya baca kita masih lemah. Di sinilah tantangan bagaimana mengembangkan

model pembelajaran melalui internet.

Seiring perkembangan zaman, pemanfaatan internet untuk pendidikan di

Indonesia khususnya di perguruan tinggi terus berkembang. Misalnya tahun 2001

didirikan universitas maya Indonesia Bangkit University Teledukasi (IBUTeledukasi)

bekerjasama dengan Universitas Tun Abdul Razak Malaysia, beberapa PT juga

menawarkan program on-line course misalnya (www.petra.ac.id). Universitas

Terbuka mengembangkan on-line tutorial (www.ut.ac.id/indonesia/tutorial.htm),

Indonesia Digital Library Network mengembangkan perpustakaan elektronik

(www.idln.itb.ac.id), dan lain-lain.

Pemanfaatan e-learning khususnya internet untuk kegiatan pembelajaran

apakah itu virtual library atau virtual campus, tidak semuanya menggunakan e-

learning 100%. Yang sering dijumpai adalah sebagian e-learning dan sebagian masih

dilaksanakan dengan tatap muka.

Penggunaan e-learning tidak bisa dilepaskan dengan peran Internet.

29

Page 30: E-LEARNING (ELECTRONIC LEARNING)

Menurut Williams (1999). Internet adalah ‘a large collection of computers in networks

that are tied together so that many users can share their vast resources’.

Perkembangan pengguna internet di dunia ini berkembang sangat cepat karena

beberapa hal, antara lain :

1. Menggunakan internet adalah suatu kebutuhan untuk mendukung pekerjaan

atau tugas sehari-hari,

2. Tersedianya fasilitas jaringan (Internet infrastructure) and koneksi internet

(Internet Connections),

3. Semakin tersedianya piranti lunak pembelajaran (management course tools),

4. Keterampilanjumlah orang yang mengoperasikan atau menggunakan internet,

dan

5. Kebijakan yang mendukung pelaksanaan program yang menggunakan

internet tersebut (Soekartawi, 2002).

Sebenarnya pemanfatan internet untuk e-learning di Indonesia bisa

ditingkatkan kalau fasilitas yang mendukungnya memadai, baik fasilitas yang berupa

infrastruktur maupun fasilitas yang bersifat kebijakan. Hal ini bukan saja didukung

oleh data seperti yang disajikan diatas, namun juga semakin banyaknya warnet yang

muncul diberbagai pelosok di Indonesia. Pengguna internet bukan saja dari kalangan

pelajar dan mahasiswa, namun juga dari kalangan masyarakat yang lain. Hal ini bisa

dipakai sebagai indikasi bahwa internet memang diperlukan untuk membantu

kelancaranan pekerjaan atau tugas-tugas pengguna internet.

E-learning kini banyak digunakan oleh para penyelenggara pendidikan

terbuka dan jarak jauh. Kalau dahulu hanya Universitas Terbuka yang diijinkan

30

Page 31: E-LEARNING (ELECTRONIC LEARNING)

menyelenggarakan pendidikan jarak jauh, maka kini dengan terbitnya Surat

Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No.107/U/2001 (2 Juli 2001) tentang

‘Penyelenggaraan Program Pendidikan Tinggi Jarak Jauh’, maka perguruan tinggi

tertentu yang mempunyai kapasitas menyelenggarakan pendidikan terbuka dan jarak

jauh menggunakan e-learning, juga telah diijinkan menyelenggarakan-nya. Lembaga-

lembaga pendidikan non-formal seperti kursus-kursus, juga telah memafaatkan

keunggulan e-learning ini untuk program-programnya.

Faktor Yang Dipertimbangkan Sebelum Memanfaatkan E-Learning Ahli-ahli

pendidikan dan internet menyarankan beberapa hal yang perlu diperhatikan

sebelum seseorang memilih internet untuk kegiatan pembelajaran, antara lain:

1. Analisis Kebutuhan (Need Analysis)

Kalau analisis ini telah dilaksanakan dan jawabannya adalah

membutuhkan atau memerlukan e-learning, maka tahap berikutnya adalah

membuat studi kelayakan (Soekartawi, 1995), yang komponen penilaiannya

adalah :

a. Apakah secara teknis dapat dilaksanakan (technically feasible).

Misalnya apakah jaringan Internet bisa dipasang, apakah

infrastruktur pendukungnya, seperti telepon, listrik, komputer,

tersedia, apakah ada tenaga teknis yang bisa mengoperasikannya

tersedia

b. Apakah secara ekonomis menguntungkan (economically profitable).

Misalnya apakah dengan e-learning kegiatan yang dilakukan

menguntungkan atau apakah retrun on investment (ROI)-nya

31

Page 32: E-LEARNING (ELECTRONIC LEARNING)

lebih besar dari satu.

c. Apakah secara sosial penggunaan e-learning tersebut diterima oleh

masyarakat (socially acceptable).

2. Tahap Pengembangan

Pengembangan e-learning bisa dilakukan dengan mengikuti

perkembangan fasilitas ICT yang tersedia, karena kadang-kadang fasilitas

ICT tidak dilengkapi dalam waktu yang bersamaan. Begitu pula halnya

dengan prototype bahan ajar dan rancangan instruksional yang akan

dipergunakan terus dikembangkan dan dievaluasi secara kontinue.

3. Pelaksanaan

Prototype yang lengkap bisa dipindahkan ke komputer (LAN)

dengan menggunakan format tertentu misalnya format HTML. Uji

terhadap prototype hendaknya terus menerus dilakukan. Dalam tahapan ini

seringkali ditemukan berbagai hambatan, misalnya bagaimana

menggunakan management course tool secara baik, apakah bahan ajarnya

benar-benar memenuhi standar bahan ajar mandiri (Jatmiko, 1997).

4. Evaluasi

Sebelum program dimulai, lebih baik dicobakan dengan mengambil

beberapa sampel orang yang dimintai tolong untuk ikut mengevaluasi.

Masalah-masalah yang sering dihadapi sebagai berikut :

a. Masalah akses untuk bisa melaksanakan e-learning seperti

ketersediaan jaringan internet, listrik, telepon dan infrastruktur yang

lain.

32

Page 33: E-LEARNING (ELECTRONIC LEARNING)

b. Masalah ketersediaan software.

c. Masalah dampaknya terhadap kurikulum yang ada.

d. Masalah skill and knowledge.

e. Attitude terhadap ICT

F. Aplikasi Internet Untuk Pengajaran

Ketika memutuskan untuk menerapkan distance learning yang harus dilakukan

pertama kali adalah memahami model CAL+CAT (computer assisted

learning+computer assisted teaching) yang akan diterapkan. Beberapa model

CAL+CAT diantaranya :

1. Learning management system (LMS).

LMS merupakan kendaraan utama dalam proses pengajaran dan

pembelajaran. Karakter utama LMS adalah pengguna yang merupakan

pengajar dan peserta didik dan keduanya harus terkoneksi dengan internet

untuk menggunakan aplikasi ini.

2. Computer Based Training (CBT)/Cost Authoring Package (CAP)

CBT adalah perangkat lunak online untuk proses pembelajaran secara

local pada masing-masing computer peserta didik, perangkat lunak ini juga

bisa diterapkan secara online.

3. Java Development Tools (JDT)

JDT adalah lingkungan di mana peserta didik dapat memperoleh

pengalaman praktis dalam menggunakan bahasa pemograman java (hands on

experience). JDT umumnya dipasang secara off line pada masing-masing

peserta didik.

33

Page 34: E-LEARNING (ELECTRONIC LEARNING)

G. Membangun E-learning Dengan Moodle

Moodle adalah sebuah paket perangkat lunak yang di desain untuk membantu

pendidik dalam membangun pelatihan/kursus/pendidikan on line yang berkualitas

berbasis internet. Moodle termasuk dalam model CAL+CAT (computer assisted

learning+computer assisted teaching) yang disebut learning management system

(LMS). Moodle dikembangkan dengan menggunakan lisensi open source (LOS)

sehingga sangat menguntungkan bagi kita yang berada di Negara berkembang untuk

alasan penghematan biaya. Moodle sebagai salah satu mesin untuk membangun

sebuah pendidikan on line (e-learning). Moodle dapat langsung bekerja tanpa

modifikasi pada unik, linux, windows, Mac OS X, net ware.

34

Page 35: E-LEARNING (ELECTRONIC LEARNING)

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kebijakan institusi pendidikan dalam memanfaatkan teknologi internet menuju

e-learning perlu kajian dan rancangan mendalam. E-learning bukan semata-mata

hanya memindahkan semua pembelajaran pada internet. Hakekat e-learning adalah

proses pembelajaran yang dituangkan melalui teknologi internet. Disamping itu

prinsip sederhana, personal, dan cepat perlu dipertimbangkan. Untuk menambah daya

tarik dapat pula menggunakan teori games. Oleh karena itu prinsip dan komunikasi

pembelajaran perlu didesain seperti layaknya pembelajaran konvensional. Di sini

perlunya pengembangan model e-learning yang tepat sesuai kebutuhan. Ada pendapat

yang mengatakan bahwa media pembelajaran secanggih apapun tidak akan bisa

menggantikan sepenuhnya peran guru/dosen. Penanaman nila-nilai dan sentuhan

kepribadian sulit dilakukan. Di sini tantangan bagi para pengambil kebijakan dan

perancang e-learning. Oleh karena itu saya sependapat bahwa dalam sistem

pendidikan konvensional, fungsi e-learning adalah untuk memperkaya wawasan dan

pemahaman peserta didik, serta proses pembiasaan untuk melek sumber belajar

khususnya teknologi internet.

35

Page 36: E-LEARNING (ELECTRONIC LEARNING)

B. Saran

Sebaiknya pembelajaran dan pelatihan menggunakan e-learning sebagai alat

untuk menyampaikan materi supaya efektif dan efisien dari segi waktu dan tempat.

36

Page 37: E-LEARNING (ELECTRONIC LEARNING)

DAFTAR PUSTAKA

Darmawan, Deni. (2006). Dasar Teknologi Informasi dan Komunikasi. UPI

PRESS.

Bandung.

..............................(2007). Teknologi informasi dan komunikasi. ARUM

MANDIRI

PRESS. Bandung.

Herry, Asep. (2003). Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran. Universitas

Terbuka.

Jakarta.

Prakoso, Setiyo. (2005). Membangun e-learning Dengan Moodle. Andi Opsett.

Jakarta.

37