materi 2; e learning

10

Upload: shoffan-shoffa

Post on 18-Jan-2017

58 views

Category:

Education


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Materi 2; e learning
Page 2: Materi 2; e learning

• E-learning meliputi pembelajaran pada semua tingkatan, formal maupun nonformal, yang menggunakan jaringan komputer (intranet maupun ekstranet) untuk pengantaran bahan ajar, interaksi, dan/atau fasilitasi. Untuk pembelajaran yang sebagian prosesnya berlangsung dengan bantuan jaringan internet sering disebut sebagai online learning.

Page 3: Materi 2; e learning

• Memanfaatkan jasa teknologi elektronik.

• Memanfaatkan keunggulan komputer (digital media dan komputer networks)

• Menggunakan bahan ajar yang bersifat mandiri (self learning materials) kemudian disimpan di komputer, sehingga dapat diakses oleh doesen dan mahasiswa kapan saja dan dimana saja.

• Memanfaatkan jadwal pembelajaran, kurikulum, hasil kemajuan belajar, dan hal-hal yang berkaitan dengan administrasi pendidikan dapat dilihat setiap saat di komputer.

Page 4: Materi 2; e learning

• Fleksibel. E-learning memberi fleksibilitas dalam memilih waktu dan tempat untuk mengakses perjalanan.

• Belajar Mandiri. E-learning memberi kesempatan bagi pembelajar secara mandiri memegang kendali atas keberhasilan belajar.

• Efisiensi Biaya. E-learning memberi efisiensi biaya bagi administrasi penyelenggara, efisiensi penyediaan sarana dan fasilitas fisik untuk belajar dan efisiensi biaya bagi pembelajar adalah biaya transportasi dan akomodasi.

• Penggunaan E-learning untuk menunjang pelaksanaan proses belajar dapat meningkatkan daya serap mahasiswa atas materi yang diajarkan.

Page 5: Materi 2; e learning

• Lebih mudah diserap, artinya menggunakan fasilitas multimedia berupa gambar, teks, animasi, suara, video.

• Jauh lebih efektif dalam biaya, artinya tidak perlu instruktur, tidak perlu minimum audiensi, bisa dimana saja, bisa kapan saja, murah untuk diperbanyak.

• Jauh lebih ringkas, artinya tidak banyak formalitas kelas, langsung pada pokok bahasan, mata pelajaran sesuai kebutuhan.

• Tersedia 24 jam/hari – 7 hari/minggu, artinya penguaasaan materi tergantung pada semangat dan daya serap siswa, bisa dimonitor, bisa diuji dengan e-test.

Page 6: Materi 2; e learning

• Kurangnya interaksi antara pengajar dan pelajar atau bahkan antar pelajar itu sendiri.

• Kecenderungan mengabaikan aspek akademik atau aspek sosial dan sebaliknya membuat

tumbuhnya aspek bisnis/komersial.

• Proses belajar mengajar cenderung ke arah pelatihan daripada pendidikan.

• Berubahnya peran pengajar dari yang semula menguasai teknik pembelajaran konvensional, kini juga

dituntut mengetahui teknik pembelajaran yang menggunakan ICT (information, communication, dan

technology).

• Tidak semua tempat tersedia fasilitas internet ( mungkin hal ini berkaitan dengan masalah

tersedianya listrik, telepon, ataupun komputer).

• Kurangnya sumber daya manusia yang menguasai internet.

• Kurangnya penguasaan bahasa komputer.

• Akses pada komputer yang memadai dapat menjadi masalah tersendiri bagi peserta didik.

• Peserta didik bisa frustasi jika mereka tidak bisa mengakses grafik, gambar, dan video karena

peralatan yang tidak memadai.

• Tersedianya infrastruktur yang bisa dipenuhi.

• Informasi dapat bervariasi dalam kualitas dan akurasi sehingga penduan dan fitur pertanyaan

diperlukan.

• Peserta didik dapat merasa terisolasi.

Page 7: Materi 2; e learning

• Berbasis komputer, antara lain : memuat informasi baru, menyatakan tujuan pembelajaran dengan jelas, peserta didik dapat mengetahui kemampuannya (pemahamannya) melalui latihan-latihan secara on line, ada umpan balik terhadap hasil penilaian.

• Memperhatikan kaidah media pembelajaran, antara lain : Pengetahuan : 11% melalui pendengaran dan 83% melalui penglihatan, kemampuan daya ingat : 20% dari pendengaran dan 50% melalui penglihatan

• Menarik dan berkesan, misalnya pada variasi teks, warna, grafik, animasi, simulasi, audio, video.

• Efisiensi biaya.

Page 8: Materi 2; e learning

• Learning by doing. Simulasi belajar dengan melakukan apa yang hendak dipelajari;

• Incidental learning. Mempelajari sesuatu secara tidak langsung. Tidak semua hal

menarik untuk dipelajari, oleh karena itu dengan strategi ini seorang mahasiswa

dapat mempelajari sesuatu melalui hal lain yang lebih menarik, dan diharapkan

informasi yang sebenarnya dapat diserap secara tidak langsung. Misalnya

mempelajari geografi dengan cara melakukan “perjalanan maya” ke daerah-daerah

wisata.

• Learning by reflection. Mempelajari sesuatu dengan mengembangkan ide/gagasan

tentang subyek yang hendak dipelajari. Mahasiswa didorong untuk

mengembangkan suatu ide/gagasan dengan cara memberikan informasi awal dan

aplikasi akan “mendengarkan” dan memproses masukan ide/gagasan dari

mahasiswa untuk kemudian diberikan informasi lanjutan berdasarkan masukan

dari mahasiswa.

Page 9: Materi 2; e learning

• Case-based learning. Mempelajari sesuatu berdasarkan kasus-kasus yang telah terjadi

mengenai subyek yang hendak dipelajari. Strategi ini tergantung kepada nara sumber

ahli dan kasus-kasus yang dapat dikumpulkan tentang materi yang hendak dipelajari.

Mahasiswa dapat mempelajari suatu materi dengan cara menyerap informasi dari nara

sumber ahli tentang kasus-kasus yang telah terjadi atas materi tersebut.

• Learning by exploring. Mempelajari sesuatu dengan cara melakukan eksplorasi

terhadap subyek yang hendak dipelajari. Mahasiswa didorong untuk memahami suatu

materi dengan cara melakukan eksplorasi mandiri atas materi tersebut. Aplikasi harus

menyediakan informasi yang cukup untuk mengakomodasi eksplorasi dari mahasiswa.

Mempelajari sesuatu dengan cara menetapkan suatu sasaran yang hendak dicapai

(goal-directed learning). Mahasiswa diposisikan dalam sebagai seseorang yang harus

mencapai tujuan/sasaran dan aplikasi menyediakan fasilitas yang diperlukan dalam

melakukan hal tersebut. Mahasiswa kemudian menyusun strategi mandiri untuk

mencapai tujuan tersebut.

Page 10: Materi 2; e learning