leadership

17
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kepemimpinan dapat diartikan sebagai kegiatan untuk mempengaruhi orang-orang yang diarahkan terhadap pencapaian tujuan organisasi. Sutisna (1993) merumuskan kepemimpinan sebagai “proses mempengaruhi kegiatan seseorang atau kelompok dalam usaha kearah pencapaian tujuan dalam situasi tertentu”. Sementara soepadi(1988) mendefinisikan kepimpinan sebagai”kemampuan untuk menggerakkan,mempengaruhi, memotivasi, mengajak, mengarahkan, menasehati, membimbing, menyuruh, memerintah, melarang dan bahkan menghukum (kalau perlu), serta membina dengan maksud agar manusia sebagai media manajemen mau bekerja dalam rangka mencapai tujuan adminitrasi secara efektif dan efisien”. Hal tersebut menunjukkan bahwa kepemimpinan sedikitnya mencakup tiga hal yang saling berhubungan yaitu adanya pemimpin dan karakteristik adanya pengikut serta adanya situasi kelompok tempat pemimpin dan pengikutnya berinteraksi. Leadership (kepemimpinan) sesungguhnya ada pada diri setiap orang tergantung bagaimana mereka mengembangkan jiwa kepemimpinan yang ada pada mereka, ini dibuktikan pada pendapat para ahli yang terdapat 1| DDM

Upload: hikmatul-husna-almursyidi

Post on 10-Jul-2016

222 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

dasar-dasar manajemen

TRANSCRIPT

Page 1: Leadership

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kepemimpinan dapat diartikan sebagai kegiatan untuk mempengaruhi orang-

orang yang diarahkan terhadap pencapaian tujuan organisasi. Sutisna (1993)

merumuskan kepemimpinan sebagai “proses mempengaruhi kegiatan seseorang

atau kelompok dalam usaha kearah pencapaian tujuan dalam situasi tertentu”.

Sementara soepadi(1988) mendefinisikan kepimpinan sebagai”kemampuan untuk

menggerakkan,mempengaruhi, memotivasi, mengajak, mengarahkan, menasehati,

membimbing, menyuruh, memerintah, melarang dan bahkan menghukum (kalau

perlu), serta membina dengan maksud agar manusia sebagai media manajemen

mau bekerja dalam rangka mencapai tujuan adminitrasi secara efektif dan efisien”.

Hal tersebut menunjukkan bahwa kepemimpinan sedikitnya mencakup tiga hal

yang saling berhubungan yaitu adanya pemimpin dan karakteristik adanya

pengikut serta adanya situasi kelompok tempat pemimpin dan pengikutnya

berinteraksi.

Leadership (kepemimpinan) sesungguhnya ada pada diri setiap orang

tergantung bagaimana mereka mengembangkan jiwa kepemimpinan yang ada

pada mereka, ini dibuktikan pada pendapat para ahli yang terdapat pada teori sifat

yang memaparkan bahwa setiap manusia telah diberikan kemampuan untuk

memimpin sejak lahir. Sering orang mengatakan bahwa kepemimpinan

merupakan inti daripada manajemen. Memang demikianlah halnya karena

kepemimpinan merupakan “motor atau daya penggerak daripada semua sumber-

sumber dan alat-alat (resources) yang tersedia bagi suatu organisasi”.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari Leadership (kepemimpinan)?

2. Apa saja macam-macam leadership (kepemimpinan) ?

1| D D M

Page 2: Leadership

1.3 Tujuan Makalah

Tujuan dalam mempelajari macam-macam leadership (kepemimpinan)

adalah agar kita mengetahui bagaimana ciri-ciri dalam berbagai macam

kepemimpinan tersebut.

2| D D M

Page 3: Leadership

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Leadership (kepemimpinan)

Kepemimpinan adalah keunggulan seseorang atau beberapa individu dalam

kelompok, dalam proses mengontrol gejala-gejala sosial.Kepemimpinan dapat

diartikan sebagai kegiatan untuk mempengaruhi orang-orang yang diarahkan

terhadap pencapaian tujuan organisasi. Sutisna (1993) merumuskan

kepemimpinan sebagai “proses mempengaruhi kegiatan seseorang atau kelompok

dalam usaha kearah pencapaian tujuan dalam situasi tertentu”. Sementara

soepadi(1988) mendefinisikan kepimpinan sebagai”kemampuan untuk

menggerakkan,mempengaruhi, memotivasi, mengajak, mengarahkan, menasehati,

membimbing, menyuruh, memerintah, melarang dan bahkan menghukum (kalau

perlu), serta membina dengan maksud agar manusia sebagai media manajemen

mau bekerja dalam rangka mencapai tujuan adminitrasi secara efektif dan efisien”.

Hal tersebut menunjukkan bahwa kepemimpinan sedikitnya mencakup tiga

hal yang saling berhubungan yaitu adanya pemimpin dan karakteristik adanya

pengikut serta adanya situasi kelompok tempat pemimpin dan pengikutnya

berinteraksi.Pemimpin memikul tanggung jawab dan berusaha untuk menangani

masalah yang mereka hadapi. Pemimpin tersebut mengidentifikasi dan memahami

keinginan dari bawahannya. Hal tersebut hanya dapat berhasil melalui

penggembangan lingkungan dan saling pengertian yang dapat dicapai melalui

berbagai pertemuan konsultatif dan paratisipasi.

2.2 Macam-macam Leadership

Sangatlah sulit untuk merumuskan daftar tipe yang dimiliki oleh seorang

manajer yang sesuai dengan segala pekerjaan setiap organisasi, serta lingkungan

kerja. Sulit pula untuk diilustrasikan suatu penjumlahan dan mastertrails seorang

manajer yang berlaku untuk segala kondisi. G.R. Terry (1960) sebagai salah

seorang pengembang ilmu manajemen mengemukakan tipe / macam

kepemimpinan sebagai berikut :

3| D D M

Page 4: Leadership

1. Kepemimpinan Pribadi (Personal Leadership)

Seorang manajer dalam melaksanakan tindakannya selalu dilakukan

dengan cara kontak pribadi. Instruksi disampaikan secara oral ataupun

langsung pribadi disampaikan oleh manajer yang bersangkutan. Tipe

kepemimpinan ini sering dianut oleh perusahaan kecil karena kompleksitas

bawahan maupun kegiatannya sangatlah kecil. Akibatnya, pelaksanaannya

selain mudah juga sangat efektif dan memang biasa dilakukan tanpa

mengalami prosedural yang berbelit.

2. Kepemimpinan Nonpribadi (Nonpersonal Leadership)

Segala peraturan dan kebijakan yang berlaku pada perusahaan melalui

bawahannya atau menggunakan media nonpribadi, baik rencana maupun

instruksi. Pada tipe ini, program kekuasaan sangatlah berperan dan harus

diaplikasikan.

3. Kepemimpinan Otoriter (Authoritarian Leadership)

Manajer yang bertipe otoriter biasanya bekerja secara sungguh-sungguh,

teliti, dan cermat. Manajer bekerja menurut peraturan dan kebijakan yang

berlaku dengan ketat. Meskipun agak kaku dan segala instruksinya harus

dipatuhi oleh bawahan, para bawahan tidak berhak mengomentarinya.

Karena manajer beranggapan bahwa dialah bertindak sebagai pengemudi

yang akan bertanggung jawab atas segala kompleksitas organisasi.

4. Kepemimpinan Demokratis (Democrative Leadership)

Pada kepemimpinan yang demokratis, manajer beranggapan bahwa ia

merupakan bagian integral yang sama sebagai elemen perusahaan dan

secara bersamaan seluruh elemen tersebut bertanggung jawab terhadap

perusahaan. Oleh karena itu, agar seluruh bawahan merasa turut

bertanggung jawab maka mereka harus berpartisipasi dalam setiap

aktivitas perencanaan, evaluasi, dan penyelesaian. Setiap bawahan

individu merupakan potensi yang berharga dalam usaha merealisasikan

tujuan.

4| D D M

Page 5: Leadership

5. Kepemimpinan Paternalistik (Paternalistic Leadership)

Kepemimpinan yang paternalistik dicirikan oleh suatu pengaruh

yangbersifat kebapakan dalam hubungan antara manajer dengan

perusahaan. Tujuannya adalah untuk melindungi dan memberikan arah,

tindakan, dan perilaku ibarat peran seorang bapak kepada anaknya.

6. Kepemimpinan Menurut Bakat (Indigenous Leadership)

Tipe kepemimpinan menurut bakat biasanya muncul dari kelompok

informal yang didapatkan dari pelatihan meskipun tidak langsung. Dengan

adanya sistem persaingan, dapat menimbulkan perbedaan pendapat yang

seru dari kelompok yang bersangkutan. Biasanya akan muncul pemimpin

yang memiliki kelemahan diantara mereka yang ada dalam kelompom

tersebut menurut keahliannya di mana ia terlibat di dalamnya. Pada situasi

ini peran bakat sangat menonjol, sebagai dampak pembawaan sejak lahir

dan mungkin disebabkan adanya faktor keturunan.

Berbeda dengan tipe / macam kepemimpinan yang dikemukakan oleh G.R.

Terry, Robert Blake dan Jane S. Mouton (1964) yang mempopulerkan

Managerial Grid dengan membagi 5 macam kepemimpinan (Hersey dan

Blanchard, 1980:96-97). Pembagian tersebut didasarkan pada bawahan

yaitu sebagai berikut :

1. Tandus (Improverished)

Yaitu pemakaian usaha seminimum mungkin untuk menyelesaikan suatu

pekerjaan guna mempertahankan keanggotaan dalam organisasi.

2. Perkumpulan (Country Club)

Yaitu menumpahkan perhatian kepada bawahan untuk memuaskan

hubungan yang menggairahkan, suasana organisasi yang bersahabat, dan

menggairahkan tempat kerja.

3. Tugas (Task)

Yaitu efisiensi dalam hasil pekerjaan yang diperoleh dari kondisi kerja

yang tersusun dengan mengurangi campur tangan elemen manusia sampai

pada tingkat minimum.

5| D D M

Page 6: Leadership

4. Jalan Tengah (Middlee of Road)

Yaitu kecakapan organisasi yang memadai adalah usaha dan

memungkinkan membuat keseimbangan di antara kerja yang dilakukan

sambil memerhatikan semangat bawahan pada tingkat memuaskan.

5. Tim (Team)

Yaitu penampungan kerja yang diperoleh dari persetujuan bawahan yang

saling bergantung pada pegangan umum yang sesuai dengan tujuan

organisasi yang menjurus pada hubungan keyakinan dan penghargaan.

Adapun berdasarkan Sondang P. Siagian (2002), sebagai berikut :

1. Tipe Kepemimpinan Otokratik

Seorang pemimpin yang otokratik ialah seorang pemimpin yang :

Menganggap organisasi sebagai milik pribadi

Mengidentikan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi

Menganggap bahwa sebagai alat semata-mata

Tidak mau menerima kritik, saran dan pendapat

Terlalu tergantung pada kekuasaan formalnya

Dalam tindaknya penggeraknya sering mempergunakan approach yang

mengandung unsur paksaan dan puntif (bersifat menghukum)

2. Tipe Kepemimpinan Militeristik

Seorang pemimpin yang bertipe militeristik ialah seorang pemimpin yang

memiliki sifat-sifat:

Kebanyakan sistem perintah yang sering digunakan

Senang bergantung pada pangkat dan jabatan

Senang kepada formalitas yang berlebih-lebihan

Menuntut disiplin yang tinggi dan kaku dari bawahannya

6| D D M

Page 7: Leadership

3. Tipe Kepemimpinan Paternalistik

     Ciri-ciri dari tipe kepemimpinan ini adalah sebagai berikut :

Menganggap bawahan sebagai manusia yang tidak dewasa

Bersikap terlalu melindungi

Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil

keputusan

Jarang memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengambil

inisiatif

Jarang memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengembangkan

daya kreasi dan fantasi

Sering bersikap mau tahu

4.  Tipe Kepemimpinan Kharismatik

Dalam keadaaan tertentu, tipe kepemimpinan ini sangat diperlukan karena

dapat menutupi sifat negatifnya dengan kharisma positif yang dimilikinya.

Terkadang para bawahannya tidak memiliki alasan yang kuat untuk memilih

seseorang tersebut sebagai pemimpin.

5. Tipe Kepemimpinan Demokratik

Pengetahuan tentang kepemimpinan telah membuktikan bahwa tipe

pemimpin yang demokratislah yang paling tepat untuk organisasi modern karena:

Ia senang menerima saran, pendapat dan bahkan kritikan dari bawahan.

Selalu berusaha mengutamakan kerjasama teamwork dalam usaha

mencapai tujuan.

Selalu berusaha menjadikan lebih sukses dari padanya.

Selalu berusaha mengembangkan kapasitas diri pribadinya sebagai

pemimpin.

6. Tipe Kepemimpinan Laissez Faire

7| D D M

Page 8: Leadership

            Tipe kepemimpinan yang santai dan pengambilan keputusan diserahkan

kepada para bawahannya dengan pengarahan yang minimal bahkan tanpa

pengarahan sama sekali. Oleh karena itu, tipe kepemimpinan ini sering kali

dianggap sebagai seorang pemimpin yang kurang memiliki rasa tanggung jawab

yang wajar terhadap organisasi yang dipimpinnya. Serta memandang dan

memperlakukan bawahannya sebagai orang-orang yang sudah matang dan

dewasa, baik dalam teknis maupun mental.

Menurut Hasibuan (2002) ada beberapa macam  kepemimpinan yang

antara lain adalah:

1. Kepemimpinan Otoriter

Kepemimpinan otoriter adalah jika kekuasaan atau wewenang sebagian

besar mutlak tetap berada pada pimpinan atau pimpinan itu mengganti

sistem sentralisasi wewenang. Pengambilan keputusan dan kebijakan

hanya ditetapkan sendiri oleh pimpinan. Bahwa tidak diikutsertakan untuk

memberikan saran, ide dan pertimbangan dalam proses pengambilan

keputusan.

Orientasi kepemimpinan difokuskan hanya untuk meningkatkan

produktivitas kerja pegawai dengan kurang memperhatikan kesejahteraan

bawahannya. Pimpinan menganut sistem manajemen tertutup (close

management) kurang menginformasikan keadaan perusahaan pada

bawahannya pengendaraan kurang mendapatkan perhatian.

2. Kepemimpinan Partisipatif

Kepemimpinan partisipatif adalah apabila di dalam kepemimpinannya

dilakukan secara persuasif, menciptakan kerjasama yang serasi,

menumbuhkan realitas dan pertisipasi para bawahan, pemimpin motivasi

bawahan agar merasa ikut memiliki perusahaan. Pemimpin dengan cara

partisipatif akan mendorong kemampuan bawahan hal mengambil

keputusan.Dengan demikian, pemimpin yang selalu membina bawahan

untuk menerima tanggung jawab yang lebih besar.

3. Kepemimpinan Delegatif

8| D D M

Page 9: Leadership

Kepemimpinan delegatif apabila seorang pemimpin mendelegasikan

wewenang kepada bawahan dengan agak lengkap dengan demikian

bawahan dapat mengambil keputusan dan kebijaksanaan dengan bebas

atau leluasa dalam melaksanakan pekerjaannya. Pemimpin yang tidak

peduli cara bawahan mengambil keputusan dan mengerjakan

pekerjaannya, sepenuhnya diserahkan kepada bawahan.

4. Kepemimpinan Situasional

Fokus pendekatan situasional terhadap kepemimpinan terletak pada

perilaku yang diobservasi atau perilaku nyata yang terlihat, bukan pada

kemampuan atau potensi kepemimpinan yang dibawa sejak lahir.

Penekanan pendekatan situasional adalah pada perilaku pemimpin dan

anggota dan pengikut dalam kelompok dan situasi yang variatif. Menurut

kepemimpinan situasional tidak ada satupun cara terbaik untuk

mempengaruhi orang lain.  kepemimpinan yang harus digunakan terhadap

individu atau kelompok tergantung pada tingkat kesiapan pada orang yang

akan dipengaruhi.

Selain macam-macam kepemimpinan, ada juga gaya kepemimpinan.

Menurut Path-Goal gaya kepemimpinan sebagai berikut :

a. Gaya Kepemimpinan Direktif (pemimpin pengarah)

Pemimpin seperti ini mengutamakan pemberian pedoman dan petunjuk kepada

bawahan bagaimana melakukan pekerjaan serta memberitahukan mengenai apa

yang diharapkan dari mereka.

b. Gaya Kepemimpinan Suportif (pemimpin pendukung)

9| D D M

Page 10: Leadership

Pemimpin seperti ini memberi pertimbangan atas kebutuhan bawahan, memberi

perhatian bagi kesejahteraan dan menciptakan keakraban dengan bawahan dan

lingkungan kerja yang menyenangkan.

c. Gaya kepemimpinan partisipatif (pemimpin partisipatif)

Gaya kepemimpinan ini, yaitu beruding dengan bawahan, memberi peluang

kepada bawahan untuk memberi masukan berupa saran dan gagasan sebelum

mengambil keputusan atau mempengaruhi keputusan yang telah dan akan dibuat.

d. Gaya kepemimpinan yang berorientasi pada prestasi (pemimpin yang

berorientasi pada prestasi)

Pemimpin ini menetapkan tujuan menantang, mengupayakan bawahan

meningkatkan prestasi, serta mendorong bawahan untuk mencapai tujuan dan

hasil karya yang lebih tinggi.

 

BAB III

10| D D M

Page 11: Leadership

PENUTUP

3.1 Simpulan

Dalam sebuah organisasi tentunya harus mempunyai seorang pemimpin

yang dapat mengatur sumber daya organisasi agar dapat mencapai tujuan

organisasi secara efektif dan efisien sehingga berdaya guna dan berhasil guna.

Seorang pemimpin memiliki gaya kepemimpinannya masing-masing yang

berbeda satu sama lain. Dari pembahasan di atas banyak sekali macam-macam

kepemimpinan dan gaya kepemimpinan.

Tidak ada tipe kepemimpinan yang paling benar atau baik untuk

digunakan dalam sebuah kelompok. Tipe kepemimpinan yang efektif yaitu

tergantung pada situasi dan kondisi yang sedang dihadapi oleh sebuah kelompok.

Misalnya, jika suatu kelompok tersebut sedang mengalami berbagai masalah yang

kompleks atau dalam situasi yang genting, maka tipe kepemimpinan yang

dibutuhkan oleh kelompok tersebut adalah tipe partisipatif. Dimana Pemimpin

dengan cara partisipatif akan mendorong kemampuan bawahan hal mengambil

keputusan. Dengan demikian, pemimpin yang selalu membina bawahan untuk

menerima tanggung jawab yang lebih besar.

3.2 Saran

Seorang pemimpin yang baik adalah pemimpin yang bisa mengayomi para

bawahannya. Pergunakanlah tipe kepemimpinan yang ada sesuai dengan situasi

dan kondisi yang ada, agar tujuan kelompok atau organisasi dapat tercapai dengan

cara yang efektif dan efisien. Seorang pemimpin tidak disarankan memiliki sifat

yang egois, karena seorang pemimpin yang baik harus bisa menerima kritik dan

saran dari bawahannya.

DAFTAR PUSTAKA

11| D D M

Page 12: Leadership

Arifin, Syamsul. Leadership Ilmu dan Seni Kepemimpinan. Jakarta : Mitra

Wacana Media, 2012.

Siswanto. Pengantar Manajemen. Jakarta : PT Bumi Aksara, 2005.

http://felixdeny.wordpress.com/2012/01/07/definisi-kepemimpinan-dan-macam-

macam-gaya-kepemimpinan/

http://korpri-dephan.blogspot.com/2010/07/tipe-gaya-dan-perilaku-

kepemimpinan.html

12| D D M