lbm 4.doc
TRANSCRIPT
LBM 4
LBM 4STEP 1
1. Eritematousa :
Kelainan lain pada kulit yang ditandai dengan warna kemerahan yang disebabkan kongesti pembuluh darah kapiler.
2. Tepi aktif :
Dipinggir sekitar UKK / luka masih terjadi inflamasi.
Eritema yang pada bagian tengahnya telah hilang yang hanya terdapat di tepi pinggir pada stadium penyembuhan
3. Central healing :
Bagian pusat / tengah luka yang lebih dulu mengalami masa penyembuhan.4. Polisiklis :
Kelainan kulit dengan bentuk pinggiran pada lesi yang sambung menyambung.
5. Papula :
Tonjolan lesi pada kulit yang kecil berbatas tegas dan padat.
Lesi kulit yang menonjol pada permukaan kulit dan berbatas tegas.
Penonjolan diatas permukaan kulit dan berbatas tegas; berukuran lebih kecil dari 0,5 cm; dan berisikan zat padat.6. Hiperpigmentasi : Kelebihan pigmen / warna kulit.
7. Skuama : Lapisan kulit tanduk yang terlepas.
STEP 2A. Mikosis :1. Definisi
2. Klasifikasi
STEP 3
A. MIKOSIS
1. Definisi : Penyakit yang disebabkan oleh jamur.
2. Klasifikasi
Mikosis profunda
Aktinomikosis Nokardiosis
Antinomikosis misetoma
Blastomikosis
Parakoksidiodomikosis
Lobomikosis
Koksidiodomikosis
Histoplasmosis
Histoplasmosis Afrika
Kriptokokosis
Kandidosis
Geotrikosis
Aspergillosis
Fikomikosis
Sporotrikosis
Maduromikosis
Rinosporidiosis
Kromoblastomikosis
Infeksi yang disebabkan jamur Dematiceae (berpigmen coklat)
Mikosis Superfisial : Dermatofitosis
Definisi : Penyakit pada jaringan yang mengandung zat tanduk, misalnya stratum korneum pada epidermis, rambut dan kuku, yang disebabkan golongan jamur Dermatofita.
Etiologi : Jamur Dermatofita. Klasifikasi :
Berdasarkan lokasi :
1. Tinea kapitis (kulit dan rambut kepala)
2. Tinea barbe (dagu dan jenggot)
3. Tinea cruris (daerah genitokrural, sekitar anus, bokong, kadang kadang sampai perut bagian bawah)
4. Tinea pedis et manum (kaki dan tangan)
5. Tinea unguium (kuku jari tangan dan kaki)
6. Tinea corporis (yang tidak termasuk di atas)
Berdasarkan arti khusus :
1. Tinea imbrikata
Dermatofitosis dengan susunan skuama yang konsentris dan disebabkan Trichophyton concentricum.2. Tinea favus
Dermatofitosis yang secara klinis terbentuk skutula dan berbau seperti tikus, disebabkan oleh Trichophyton schoenleini.3. Tinea fasialis, tinea aksilaris yang juga menunjukkan daerah kelainan.
4. Tinea sirsinata, arkuata yang merupakan penamaan diskriptis morfologis.
Gejala klinis : gatal, lesi berbatas tegas, tepi lesi lebih aktif (lebih jelas tanda tanda peradangan) Diagnosis banding : dermatitis kontak, hiperhidrosis, kandidosis, tinea pedis, sifilis, psoriasis, tinea inguium, paronikea, akrodermatitisperstans. Pembantu diagnosis : LI Pengobatan : dengan pemberian griseofulvin. Obat peroral ketokonazol.
Nondermatofitosis
Klasifikasi :
1. Pitiriasis versikolor
a. Definisi :
Penyakit jamur superfisial yang kronik, biasanya tidak memberikan keluhan subyektif. Berupa bercak berskuama halus yang berwarna putih sampai coklat hitam.
b. Patogenesis : LIc. Gejala klinis :
Kelainan kulit pitiriasis versikolor sangat superfisial dan ditemukan terutama dibadan.d. Diagnosis :
Dapat ditegakkan berdasarkan gambaran klinis, pemeriksaan fluoresensi, lesi kulit dengan lampu wood, dan sediaan langsunge. Diagnosis banding :
Dermatitis seboroik, pitiriasis alba, eritrasmaf. Pengobatan :
Dilakukan menyeluruh, tekun, dan konsisten. Obat obatan yang dapat dipakai misalnya suspensi selenium sulfide (selsun).g. Prognosis :
Baik bila pengobatan dilakukan dengan tekun.
Pengobatan dilaksanakan selama 2 minggu setelah fluoresensi negatif, pemeriksaan lampu wood dan sediaan langsung negatif.2. Piedra hitama. Definisi :
3. Piedra putiha. Definisi :
4. Tinea nigra palmaris
a. Definisi :5. Otomikosis
a. Definisi :6. Keratomikosis
a. Definisi : mikosis intermedietSTEP 4
STEP 5
A. Mikosis :
1. Definisi
2. Klasifikasi
STEP 6
BELAJAR MANDIRI
STEP 7
A. MIKOSIS
1. Definisi : Penyakit yang disebabkan oleh jamur.(Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, edisi 5, FKUI, 2007)2. Klasifikasi
Mikosis profunda
Aktinomikosis
Nokardiosis
Antinomikosis misetoma
Blastomikosis
Parakoksidiodomikosis
Lobomikosis
Koksidiodomikosis
Histoplasmosis
Histoplasmosis Afrika
Kriptokokosis
Kandidosis
Geotrikosis
Aspergillosis
Fikomikosis
Sporotrikosis
Maduromikosis
Rinosporidiosis
Kromoblastomikosis
Infeksi yang disebabkan jamur Dematiceae (berpigmen coklat)
Mikosis intermediet
Definisi :
Penyakit jamu yang disebabkan Candida yang dapat bersifat akut atau subakut. Dapat menyerang mulut, vagina, kulit, kuku, bronki, dan paru.
Kadang kadang dapat menyebabkan septikemia, endokarditis, atau meningitis.
Etiologi : Candida albicans.
Klasifikasi :
Kandidosis selaput lendir :
Kandidosis oral (thrush)
Perleche
Vulvovaginitis
Balanitis / balanoposititis
Kandidosis mukokutan kronik
Kandidosis bronkopulmonar dan paru
Kandidosis kutis :
Lokalisata :
1. Daerah intertriginosa
2. Daerah perianal
Generalisata
Paronikia dan onikomikosis
Kandidosis kutis granulomatosa
Kandidosis sistemik
Endokarditis
Meningitis
Pielonefritis
Septikemia
Patogenesis : Faktor endogen :
Perubahan fisiologik :
1. Kehamilan, karena perubahan pH dalam vagina.
2. Kegemukan, karena banyak keringat.
3. Debilitas.
4. Latrogenik.
5. Endokrinopati, gangguan gula darah kulit.
6. Penyakit kronik : tuberkulosis, lupus eritematousa dengan keadaan umum yang buruk.
Umur :
Orang tua dan bayi lebih mudah terkena infeksi
Imunologik :
Faktor eksogen :
Gejala klinis :
Pembantu diagnosis :
Diagnosis banding :
Pengobatan : Mikosis Superfisial :
Dermatofitosis
Definisi :
Penyakit pada jaringan yang mengandung zat tanduk, misalnya stratum korneum pada epidermis, rambut, dan kuku, yang disebabkan golongan jamur Dermatofita.
Etiologi : Jamur Dermatofita.
Klasifikasi :
Berdasarkan lokasi :
1. Tinea kapitis, di kulit dan rambut kepala.2. Tinea barbe, di dagu dan jenggot.3. Tinea cruris, di daerah genitokrural, sekitar anus, bokong, kadang kadang sampai perut bagian bawah.4. Tinea pedis et manum, di kaki dan tangan.5. Tinea unguium, di kuku jari tangan dan kaki.6. Tinea corporis, terdapat pada tempat yang tidak termasuk di atas. Berdasarkan arti khusus :
1. Tinea imbrikata
Dermatofitosis dengan susunan skuama yang konsentris dan disebabkan Trichophyton concentricum.
2. Tinea favus
Dermatofitosis yang secara klinis terbentuk skutula dan berbau seperti tikus (mousy odor), disebabkan oleh Trichophyton schoenleini.
3. Tinea fasialis, tinea aksilaris yang juga menunjukkan daerah kelainan.
4. Tinea sirsinata, arkuata yang merupakan penamaan diskriptis morfologis.
Gejala klinis :1. Tinea kapitis (ringworm of the scalp)Tanda :
Lesi bersisik, kemerah merahan, alopesia, dan kadang kerion. Kerion adalah gambaran klinis terberat dari tinea kapitis.
3 bentuk yang jelas dari tinea kapitis :
Grey patch ringworm
Merupakan tinea kapitis yang biasanya ditemukan pada anak anak.
Tanda grey patch ringworm ini adalah papul merah di sekitar rambut, yang kemudian menimbulkan bercak pucat dan bersisik. Warna rambut menjadi abu abu dan tidak berkilat, mudah patah dan terlepas dari akarnya, semua rambut di daerah tersebut terserang jamur sehingga terbentuk alopesia setempat. Kerion
Adalah reaksi peradangan berupa pembengkakan menyerupai sarang lebah dengan sebukan sel radang yang padat di sekitarnya. Kelainan ini menyebabkan jaringan parut dan berakibat alopesia yang menetap.
Black dot ringworm
Ditandai dengan patahnya rambut di bagian yang terkena infeksi, tepat pada muara folikel dan yang tertinggal adalah ujung rambut yang penuh spora yang memberi gambaran yang khas, yaitu black dot.2. Tinea cruris (eczema marginatum, dhobie itch, jockey itch, ringworm of the groin)Dapat bersifat akut atau menahun.
Tanda : Daerah genito-krural : lesi kulit terbatas.
Sekitar anus, gluteus, perut bagian bawah, atau bagian tubuh lain : lesi kulit meluas.
Sela paha : lesi berbatas tegas. Peradangan pada tepi lebih nyata daripada bagian tengah.
Bila menjadi menahun dapat berupa bercak hitam disertai sedikit sisik.
3. Tinea pedis et manum (athletes foot, ringworm of the foot, kutu air)Tanda tanda klinis menurut masing masing bentuknya : Interdigitalis : fisura yang dilingkari sisik, maserasi (kulit putih dan rapuh). Infeksi sekunder oleh bakteri dapat menyebabkan selulitis, limfangitis, limfadenitis, dan erisipelas. Moccasin foot : kutil menebal dan bersisik, eritema, papul, dan kadang kadang vesikel.
Bentuk subakut : vesikel, vesiko-pustul, dan kadang kadang bula. Isi vesikel berupa cairan kental jernih dan bila pecah dapat menyebabkan koleret (vesikel yang telah pecah dan meninggalkan sisik yang berbentuk lingkaran.
4. Tinea unguium (dermatophytic onychomycosis, ringworm of the nail)Bentuk klinis terbagi menjadi 3, yaitu :
Bentuk subungual distalis : mulai dari tepi distal kuku menjalar ke proksimal dan terbentuk sisa kuku yang rapuh. Leukonikia trikofita : merupakan keputihan di permukaan kuku yang dapat di kerok. Bentuk subungual proksimalis : mulai dari pangkal kuku bagian proksimal. Terlihat kuku utuh di bagian distal, sedangkan bagian proksimalnya rusak.
5. Tinea corporis (tinea sirsinata, tinea glabrosa, Schrerende Flechte, kurap, herpes sircine trichophytique)Tanda :
Akut : lesi bulat / lonjong, berbatas tegas, eritema, skuama, kadang dengan vesikel dan papul di tepi, kadang terlihat erosi dan krusta akibat garukan.
Menahun : tanda radang mendadak biasanya tidak terlihat lagi.
6. Tinea imbrikata
Tanda :
Akut : papul berwarna coklat, skuama, gatal.
Menahun : iktiosis, tidak gatal.
7. Tinea favus
Tanda :
Titik kecil berwarna merah di bawah kulit, krusta, rambut tidak berkilat dan mudah lepas, bau seperti tikus (mousy odor),
Diagnosis banding : Tinea pedis et manum : dermatitis kontak, hiperhidrosis, akrodermatitis kontinua, morbus Andrews, kandidosis, sifilis II.
Tinea unguium : psoriasis, paronikia, akrodermatitis perstans. Tinea korporis : dermatitis seboroik, psoriasis, pitiriasis rosea, kandidosis, eritrasma.
Tinea barbe : sikosis barbe.
Tinea kapitis : alopesia, dermatitis seboroika, psoriasis, impetigo, trikotilomania. Tinea favus : lupus eritematousa, pseudopelade Brocq. Pembantu diagnosis : pemeriksaan mikologik. Pengobatan :
Griseofulvin :
a. Dewasa : 0,5 1 gr / hari
b. Anak anak : 0,25 0,5 gr / hari
Ketokonazol : untuk yang resisten grisefulvin. Dosis 200 mg / hari selama 10 14 hari. Nondermatofitosis
Klasifikasi :
1. Pitiriasis versikolor / panua. Definisi :
Penyakit jamur superfisial yang kronik, biasanya tidak memberikan keluhan subyektif. Berupa bercak berskuama halus yang berwarna putih sampai coklat hitam.
b. Patogenesis : Malassezia furfur.c. Gejala klinis :
Bercak berwarna warni, bentuk tidak teratur sampai teratur, batas jelas sampai difus, gatal, pseudoakromia.d. Diagnosis :
Gambaran klinis
Pemeriksaan fluoresensi lesi kulit dengan lampu wood : berwarna kuning keemasan
Sediaan langsung (kerokan kulit dengan larutan KOH 20%) : terlihat campuran hifa pendek dan spora bulat yang dapat berkelompok.e. Diagnosis banding :
Dermatitis seboroik, pitiriasis alba, eritrasma, sifilis II, achromia parasitik, morbus Hensen, vitiligo.f. Pengobatan :
Suspensi selenium sulfide (selsun) : 2x seminggu. Salisil spiritus.
Derivat derivat azol, misal mikonazol, klotrimazol, isokonazol, dan ekonazol.
Sulfur presipitatum dalam bedak kocok.
Tolsiklat.
Tolnaftat.
Haloprogin.
Tiosulfas natrikus 25% : dioleskan 2x sehari sehabis mandi selama 2 minggu.
Ketokanazol 200mg / hari selama 10 hari.g. Prognosis :
Baik bila pengobatan dilakukan dengan tekun.
Pengobatan dilaksanakan selama 2 minggu setelah fluoresensi negatif, pemeriksaan lampu wood dan sediaan langsung negatif.
2. Piedra hitam
a. Definisi :Infeksi jamur pada rambut, ditandai dengan benjolan (nodus) sepanjang rambut, dan disebabkan Piedraia hortai.3. Piedra putih
a. Definisi :
Infeksi jamur pada rambut, ditandai dengan benjolan (nodus) sepanjang rambut, dan disebabkan Trichosporon beigelii.4. Tinea nigra palmaris
a. Definisi :Infeksi jamur superfisial yang asimtomatik pada stratum korneum, yang disebabkan Cladosporium werneckii, yang ditandai dengan kelaianan kulit berupa makula tengguli sampai hitam.5. Otomikosis
a. Definisi :
Infeksi jamur kronik / subakut pada liang telinga luar yang ditandai dengan inflamasi eksudatif dan gatal.6. Keratomikosis
a. Definisi :Infeksi jamur pada kornea mata yang menyebabkan ulserasi dan inflamasi setelah trauma pada bagian tersebut diobati dengan obat obat antibiotik dan kortikosteroid.(Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, edisi 5, FKUI, 2007)Gejala :
bercak merah, gatal, lesi, eritematousa, skuama, papul, central healing
karena jamur
non dermatofitosis
profunda
intermediet
mikosis
diagnosis
pemeriksaan penunjang
misetoma, sporotrikosis, kromomikosis, zigomikosis, fikomikosis, mukormikosis
berdasarkan lokasi, arti khusus,
pitiaris versikolor, piedra hitam, piedra putih, tinea nigra palmaris, otomikosis, keratomikosis
non mikosis
dermatofitosis
superfisial
bukan karena jamur
pengobatan