miranti lbm 4 kb

Upload: miranti-dewi-puspitasari

Post on 03-Apr-2018

295 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • 7/28/2019 Miranti Lbm 4 Kb

    1/14

    LBM 4 Modul KB & Kependudukan M i ra n t i

    STEP 7

    1. Apa hubunganya istri yang pernah menderita gonorrhoe 3,5th yll dengan kondisi sekarang?

    2. Mengapa sudah 4 th menikah tapi belum mempunyai anak? (hanya 1th menggunankan pil kb, skrg sudahstop).

    FAKTOR DAMPAK

    Usia wanita Semakin tua usia (diatas 40 tahun), semakin lama waktu

    untuk konsepsi

    Usia laki-laki Frekuensi koitus berkurang dengan meningkatnya usia

    Frekuensi koitus Ada korelasi positif antara frekuensi koitus dengan angka

    kehamilan

    Masa koitus Koitus pada masa ovulasi (hari 10-15 memaksimalkan

    kemungkinan ovulasi, karena ovum hanya hidup kira-

    kira 12-24 jam

  • 7/28/2019 Miranti Lbm 4 Kb

    2/14

    LBM 4 Modul KB & Kependudukan M i ra n t i

    Lubrikan Lubrikan seperti K-Y jelly mengandung spermisidal dan

    bila digunakan untuk lubrikasi dapat menghambat

    konsepsi

    Merokok/ alcohol Jika berlebihan dapat meperburuk kualitas sperma.

    Penggunaan marijuana dapat mengurangi jumlah danmotilitas sperma

    Pembedahan Pembedahan organ reproduksi atau pada panggul wanita

    atau laki2 dapat menimbulkan masalah fertilitas karena

    terjadinya perbahan anatomi atau kerusakan pada syaraf

    terutama pada laki2.

    Infeksi saluran genitalia yang

    ditularkan secara seksual

    (infeksi traktus genitalia)

    Gonorea dan klamidia adalah PMS utama yang

    mengakibatkan penyekit radang panggul dan gangguan

    fertilitas

    Penyekit yang ditularkan tidak

    melalui hubungan seksual

    Penyakit seperti tuberculosis genitalia (yangdisebabkan

    oleh virus), infeksi postpartum dan posabortus juga dapat

    menurunkan fertilitas

    Obat-obatan (missal, anti

    hipertensi dan transquilizers)

    Obat-obatan tertentu dpat mengakibatkan impotensi.

    Ada pula obat-obatan ynag mengganggu fungsi

    spermatogenesis dan ovarium (misalnya, obat anti

    kanker)

    Radiasi Gangguan fungsi gonad dapat terjadi karena radiasi

    Buku Acuan Nasional Pelayanan KB, 2007

    3.

    Apa hubungan pemakaian pil kb (faktor hormonal) selama satu tahun menikah dengan kondisi sekarang?Wanita yang berhenti dari kontrasepsi oral memiliki interval untuk kelahiran yang lebih panjang dibandingkan

    wanita yang menggunakan metoda lain. Perbedaan ini menghilang 30 sampai 42 bulan setelah menghentikan

    pil.

    Buku Seri Skema Diagnosis dan Penatalaksanaan Infertilitas.

    4. Apa hubunganya perokok berat, alkohol, kebiasaan berendam dengan kondisi sekarang?Merokok sejatinya memang menimbulkan efek negatif pada tingkat kesehatan mulai dari jenis kanker sampai

    impotensi. Karena asap rokok yang terhirup masuk kedalam tubuh akan mengikat oksigen sehingga aliran

    darah menjadi terhambat pada paru-paru dan khususnya pada alat vital pria. Hal ini dipicu karena adanya

    plak-plak yang menempel pada dinding paru-paru dan menghalangi aliran darah ke penis sehingga

    mempengaruhi kualitas dan kemampuan sperma.

    Asap rokok yang merupakan hasil pembakaran dari rokok telah diketahui mengandung banyak senyawa

    berbahaya seperti tar, nikotin, dan nitrosamine. Beberapa bahan karsinogen dan mutagen lain yakni

    polonium, benzo(a) pirene, dimetilnitrosamine, naphthalane, CO2,H20x, NOx, SOx dan CO, merkuri

    tembaga (Pb), dan kadmium.

    Guven et al. (1999) melaporkan bahwa pemberian PAH dapat menyebabkan atrofi testis, menghambat

    spermatogenesis, dan merusak morfologi spermatozoa pada mencit. Francavilla et al. (2000) menyatakan

  • 7/28/2019 Miranti Lbm 4 Kb

    3/14

    LBM 4 Modul KB & Kependudukan M i ra n t i

    bahwa NO dapat menyebabkan terhambatnya motilitas spermatozoa dan bersifat toksis pada sperma. Revel e

    al. (2001) melaporkan bahwa mencit yang terpapar B(a)P mengalami kerusakan DNA dan meningkatnya

    apoptosis sel spermatogonia.

    A.A.Sg A. Sukmaningsih. Penurunan Jumlah Spermatosit Pakiten dan Spermatid Tubulus Seminiferus Testis

    pada Mencit (Mus musculus) Yang dipaparkan Asap Rokok.

    Diakui sudah, bahwa minuman alkohol pastinya memberikan dampak negatif bagi kesehatan tubuh pada

    umumnya secara menyeluruh namun juga dapat mempengaruhi pada penurunan produksi dari jumlah

    sperma dan kualitas sperma itu sendiri. Meskipun minuman alkohol tidak se-berbahaya dari rokok tembakau.

    Berendam lama-lama di dalam bathtub dengan air hangat atau mandi sauna dapat menurunkan jumlah

    sperma disebabkan karena meningkatkan suhu panas pada testis dan skrotum. Untuk mengatasinya, anda

    harus membatasi kebiasaan anda berendam di air hangat minimal 30 menit per hari guna menjaga gonad atau

    alat vital anda menjadi kering dengan memakai pakaian atau celana yang longgar.

    5. Apa hubungan pekerjaan suami dan istri (dalam satu kota) dengan kondisi sekarang?Temuan dari penelitian-penelitian :

    - Wanita dengan riwayat gejala depresi dilaporkan mengalami resiko infertilitas dua kali lipat disbandingdengan wanita yang tidak mengalami depresi (Psychosomatic Medicine, 1995, vol. 57)

    - Wanita dengan depresi, ketika dirawat menunjukkan angka 60 persen kehamilan sehat dalam waktuenam bulan (Journal of American Medical Association Womens,, 1999 vol.54)

    - WAnita yang mengalami depresi setelah kegagalan fertilisasi in vitro (IVF) pertama mereka, memiliktingkat kehamilan lebih rendah disbanding dengan wakita yang tidak mengalami depresi selama siklusIVF kedua mereka (Journal of Psychosomatic Research,, 1993 vol. 37)

    Stres yang disebabkan oleh kecemasan dan atau depresi dapat mengubah fungsi kekebalan tubuh. Kita semua

    telah mendengar tentang bagaimana dampak dari depresi dapat menurunkan kekebalan kita, membuat kita

    lebih rentan terhadap pilek dan virus lainnya selama periode stres emosional. Organ Reproduksi merupakan

    salah satu sistem yang harus paling seimbang secara biologis.Stres psikologis dapat mempengaruh

    kemampuan kita untuk hamil, termasuk penghambatan dari hipotalamus yang membantu mengatur kadar

    hormon, atau aktivasi hipotalamus yang berlebihan yang dapat mengubah respon pituitari dan adrenal

    Hipofisis mengatur baik berapa banyak hormon yang dibuat dan berapa banyak dilepaskan dalam tubuh,

    perubahan yang dapat memiliki efek dramatis pada keseimbangan hormon yang diperlukan untuk ovulasi,

    pembuahan, fungsi tuba atau bahkan implantasi hasil konsepsi setelah mencapai rahim.

    Mengobati dan mengatasi Depresi dapat Meningkatkan Kesuburan Andaoleh Gayle Peterson, LCSW, PhD

    Sudah banyak penelitian yang melaporkan bahwa kejadian stress psikis sangat terkait erat dengan peningkatan

    produksi corticotropin releasing hormone(CRH) dari hipotalamus. yang dapat memberikan pengaruh buruk

    terhadap produksi hormon reproduksi.

    6. Hubungan didapatkan IgG toksoplasma, rubella, CMV positif dan IgM toksoplasma positif?

  • 7/28/2019 Miranti Lbm 4 Kb

    4/14

    LBM 4 Modul KB & Kependudukan M i ra n t i

    7. Apa hubungan BMI suami dan istri dengan kondisi sekarang?Walaupun sebagian besar hormon estrogen dihasilkan oleh ovarium, namun 30% estrogen

    tersebut dihasilkan juga oleh lemak tubuh melalui proses aromatisasi dengan androgen sebagai zat

    pembakalnya. Jika seorang wanita memiliki berat badan yang berlebih (over weight) atau

    mengalami kegemukan (obesitas), atau dengan istilah lain memiliki lemak tubuh 10%-15% dari lemak

    tubuh normal, maka wanita tersebut akan menderita gangguan pertumbuhan folikel di ovarium

    yang terkait dengan sebuah sindrom yaitu sindrom ovarium poli kistik (SOPK). Sindrom ini juga

    terkait erat dengan resistensi insulin dan diabetes melitus.

    8. Faktor yg mempengaruhi infertilitas pd laki-laki?Pada Pria

    Ada beberapa kelainan umum yang dapat menyebabkan infertilitas pada pria yaitu :

    Abnormalitas sperma; morfologi, motilitas Abnormalitas ejakulasi; ejakulasi rerograde, hipospadia Abnormalitas ereksi Abnormalitas cairan semen; perubahan pH dan perubahan komposisi kimiawi Infeksi pada saluran genital yang meninggalkan jaringan parut sehingga terjadi penyempitan pada obstruks

    pada saluran genital

    Lingkungan; Radiasi, obat-obatan anti cancer Abrasi genetik

  • 7/28/2019 Miranti Lbm 4 Kb

    5/14

    LBM 4 Modul KB & Kependudukan M i ra n t i

    9. Faktor yg mempengaruhi infertilitas pd perempuan?Pada Wanitaa. Gangguan organ reproduksi:

    Infeksi vagina sehingga meningkatkan keasaman vagina yang akan membunuh sperma dan

    pengkerutan vagina yang akan menghambat transportasi sperma ke vagina

    Kelainan pada serviks akibat defesiensi hormon esterogen yang mengganggu pengeluaran mukus

    serviks. Apabila mukus sedikit di serviks, perjalanan sperma ke dalam rahim terganggu. Selain itu,

    bekas operasi pada serviks yang menyisakan jaringan parut juga dapat menutup serviks sehingga

    sperma tidak dapat masuk ke rahim

    Kelainan pada uterus, misalnya diakibatkan oleh malformasi uterus yang mengganggu

    pertumbuhan fetus, mioma uteri dan adhesi uterus yang menyebabkan terjadinya gangguan suplai

    darah untuk perkembangan fetus dan akhirnya terjadi abortus berulang

    Kelainan tuba falopii akibat infeksi yang mengakibatkan adhesi tuba falopii dan terjadi obstruks

    sehingga ovum dan sperma tidak dapat bertemub. Gangguan ovulasi Gangguan ovulasi ini dapat terjadi karena ketidakseimbangan hormonal seperti

    adanya hambatan pada sekresi hormon FSH dan LH yang memiliki pengaruh besar terhadap ovulasi

    Hambatan ini dapat terjadi karena adanya tumor kranial, stress, dan penggunaan obat-obatan yang

    menyebabkan terjadinya disfungsi hipothalamus dan hipofise. Bila terjadi gangguan sekresi kedua

    hormon ini, maka folicle mengalami hambatan untuk matang dan berakhir pada gengguan ovulasi.

    c. Kegagalan implantasi Wanita dengan kadar progesteron yang rendah mengalami kegagalan dalammempersiapkan endometrium untuk nidasi. Setelah terjadi pembuahan, proses nidasi pada

    endometrium tidak berlangsung baik. Akiatnya fetus tidak dapat berkembang dan terjadilah abortus.

    d. EndometriosisKondisi menebalnya lapisan endometrium di tuba falopii atau ovarium. Kondisi ini seringmenimbulkan kista. Kista dapat mengganggupematangan folikel dan pelepasan sel telur.

    e. Abrasi genetisTranslokasi Robertsonian menyebabkan aborsi spontan atau infertilitas primer

    f. Faktor immunologisApabila embrio memiliki antigen yang berbeda dari ibu, maka tubuh ibu memberikan reaksi sebaga

    respon terhadap benda asing. Reaksi ini dapat menyebabkan abortus spontan pada wanita hamil.

    g. LingkunganPaparan radiasi dalam dosis tinggi, asap rokok, gas ananstesi, zat kimia, dan pestisida dapat

    menyebabkan toxic pada seluruh bagian tubuh termasuk organ reproduksi yang akan mempengaruhi

    kesuburan.

    h. UsiaUsia 35 tahun peluang seorang wanita akan hamil adalah 95% setelah rutin melakukan hubungan seks

    selama 3 tahun, pada wanita 38 tahun peluangnya akan turun menjadi 75%.

  • 7/28/2019 Miranti Lbm 4 Kb

    6/14

    LBM 4 Modul KB & Kependudukan M i ra n t i

    10.Pemeriksaan penunjang?Syarat-Syarat PemeriksaanPasangan infertil merupakan satu kesatuan biologis sehingga keduanya sebaiknya dilakukan pemeriksaan

    Adapun syarat-syarat sebelum dilakukan pemeriksaan adalah:

    1. Istri dengan usia 20-30 tahun baru diperiksa setelah berusaha mendapatkan anakselama 12 bulan.2. Istri dengan usia 31-35 tahun dapat langsung diperiksa ketika pertama kali datang.3. Istri pasangan infertil dengan usia 36-40 tahun dilakukan pemeriksaan bila belum mendapatanak

    dari perkawinan ini.

    4. Pemeriksaan infertil tidak dilakukan pada pasangan yang mengidap penyakit.Langkah PemeriksaanPertama kali yang dilakukan dalam pemeriksaan adalah dengan mencari penyebabnya. Adapun langkah

    pemeriksaan infertilitas adalah sebagai berikut :

    Pemeriksaan Umum Anamnesa, terdiri dari pengumpulan data dari pasangan suami istri secara umum dan khusus.

    Anamnesaumum

    Berapa lama menikah, umur suami istri, frekuensi hubungan seksual, tingkat kepuasan seks

    penyakityang pernah diderita, teknik hubungan seks, riwayat perkawinan yang dulu, apakah dar

    perkawinan dulu mempunyai anak, umur anakterkecil dari perkawinan tersebut.

    Anamnesakhusus

    http://www.lusa.web.id/tag/pemeriksaan/http://www.lusa.web.id/tag/pemeriksaan/http://www.lusa.web.id/tag/pemeriksaan/http://www.lusa.web.id/tag/anak/http://www.lusa.web.id/tag/pemeriksaan/http://www.lusa.web.id/tag/anak/http://www.lusa.web.id/tag/pemeriksaan/http://www.lusa.web.id/tag/penyakit/http://www.lusa.web.id/tag/langkah/http://www.lusa.web.id/tag/pemeriksaan/http://www.lusa.web.id/tag/pemeriksaan/http://www.lusa.web.id/tag/pemeriksaan/http://www.lusa.web.id/tag/langkah/http://www.lusa.web.id/tag/pemeriksaan/http://www.lusa.web.id/infertilitas/http://www.lusa.web.id/tag/pemeriksaan/http://www.lusa.web.id/tag/anamnesa/http://www.lusa.web.id/tag/anamnesa/http://www.lusa.web.id/tag/anamnesa/http://www.lusa.web.id/tag/hubungan-seksual/http://www.lusa.web.id/tag/seks/http://www.lusa.web.id/tag/penyakit/http://www.lusa.web.id/tag/seks/http://www.lusa.web.id/tag/anak/http://www.lusa.web.id/tag/anak/http://www.lusa.web.id/tag/anamnesa/http://www.lusa.web.id/tag/anamnesa/http://www.lusa.web.id/tag/anak/http://www.lusa.web.id/tag/anak/http://www.lusa.web.id/tag/seks/http://www.lusa.web.id/tag/penyakit/http://www.lusa.web.id/tag/seks/http://www.lusa.web.id/tag/hubungan-seksual/http://www.lusa.web.id/tag/anamnesa/http://www.lusa.web.id/tag/anamnesa/http://www.lusa.web.id/tag/pemeriksaan/http://www.lusa.web.id/infertilitas/http://www.lusa.web.id/tag/pemeriksaan/http://www.lusa.web.id/tag/langkah/http://www.lusa.web.id/tag/pemeriksaan/http://www.lusa.web.id/tag/pemeriksaan/http://www.lusa.web.id/tag/langkah/http://www.lusa.web.id/tag/penyakit/http://www.lusa.web.id/tag/pemeriksaan/http://www.lusa.web.id/tag/anak/http://www.lusa.web.id/tag/pemeriksaan/http://www.lusa.web.id/tag/anak/http://www.lusa.web.id/tag/pemeriksaan/http://www.lusa.web.id/tag/pemeriksaan/http://www.lusa.web.id/tag/pemeriksaan/
  • 7/28/2019 Miranti Lbm 4 Kb

    7/14

    LBM 4 Modul KB & Kependudukan M i ra n t i

    Istri : Usia saatmenarche, apakah haid teratur, berapa lama terjadi perdarahan/haid, apakah pada

    saat haid terjadi gumpalan darah dan rasa nyeri, adakah keputihan abnormal, apakah pernah

    terjadi kontak bleeding, riwayat alat reproduksi (riwayat operasi, kontrasepsi, abortus, infeks

    genitalia).

    Suami : Bagaimanakah tingkat ereksi, apakah pernah mengalami penyakit hubungan seksualapakah pernah sakitmump (parotitis epidemika) sewaktu kecil.

    Pemeriksaan fisik umum,pemeriksaan fisikumum meliputi tanda vital (tekanan darah, nadi, suhudan pernafasan).

    Pemeriksaan laboratorium dasar, pemeriksaan laboratorium dasar secara rutin meliputi darahlengkap, urin lengkap, fungsi hepar dan ginjal serta guladarah.

    Pemeriksaan penunjang, pemeriksaan penunjang disini bias pemeriksaan roentgen ataupun USG.Pemeriksaan KhususPemeriksaan OvulasiPemeriksaan ovulasi dapat diketahui dengan berbagai pemeriksaan diantaranya : a) Penatalaksanaan suhu

    basal; Kenaikan suhu basal setelah selesai ovulasi dipengaruhi oleh hormon progesteron. b) Pemeriksaanvaginal smear; Pengaruh progesteron menimbulkan sitologi pada sel-sel superfisial. c) Pemeriksaan lendir

    serviks; Hormon progesteron menyebabkan perubahan lendir serviks menjadi kental. d) Pemeriksaan

    endometrium. e) Pemeriksaan endometrium; Hormon estrogen, ICSH dan pregnandiol.

    Gangguan ovulasi disebabkan : a) Faktor susunan saraf pusat ; misal tumor, disfungsi, hypothalamus

    psikogen. b) Faktor intermediate ; misal gizi, penyakit kronis, penyakit metabolis. c) Faktor ovarial

    misal tumor, disfungsi, turner syndrome.

    Terapi : Sesuai dengan etiologi, bila terdapat disfungsi kelenjar hipofise ddengan memberikan pil ora

    yang mengandungestrogen dan progesteron, substitusi terapi (pemberian FSH dan LH) serta pemberian

    clomiphen untuk merangsang hipofise membuat FSH dan LH. Selain clomiphen dapat diberikan

    bromokriptin yang diberikan padawanitaanovulatoir dengan hiperprolaktinemia. Atau dengan pemberian

    Human Menopausal Gonadotropin/ Human Chorionic Gonadotropin untukwanitayang tidak mampu

    menghasilkan hormon gonadotropin endogen yang adekuat.

    Pemeriksaan SpermaPemeriksaan sperma dinilai atas jumlah spermatozoa, bentuk dan pergerakannya. Sperma yang

    ditampung/ diperiksa adalah spermayang keluar dari pasangan suami istri yang tidak melakukan coitus

    selama 3 hari. Pemeriksaan spermadilakukan 1 jam setelah spermakeluar.

    Ejakulat normal : volume 2-5 cc, jumlah spermatozoa 100-120 juta per cc, pergerakan 60 %masih bergerak selama 4 jam setelah dikeluarkan, bentuk abnormal 25 %.

    Spermatozoapriafertil : 60 juta per cc atau lebih, subfertil : 20-60 juta per cc, steril : 20 juta per ccatau kurang.

    Sebab-sebab kemandulan padapriaadalah masalah gizi, kelainan metabolis, keracunan, disfungsi hipofise

    kelainan traktus genetalis (vas deferens).

    Pemeriksaan Lendir ServiksKeadaan dan sifat lendir yang mempengaruhi keadaan spermatozoaadalah : a) Kentalnyalendir serviks

    Lendir serviksyangmudah dilalui spermatozoaadalah lendir yang cair. b) pH lendir serviks; pH lendir

    serviks 9 dan bersifat alkalis. c) Enzim proteolitik. d) Kuman-kuman dalam lendir serviks dapa

    membunuh spermatozoa.

    Baik tidaknyalendir serviks dapat diperiksa dengan :

    http://www.lusa.web.id/tag/menarche/http://www.lusa.web.id/tag/haid/http://www.lusa.web.id/tag/perdarahan/http://www.lusa.web.id/tag/haid/http://www.lusa.web.id/tag/haid/http://www.lusa.web.id/tag/darah/http://www.lusa.web.id/tag/nyeri/http://www.lusa.web.id/leukorea-fluor-albus-white-discharge-keputihan/http://www.lusa.web.id/tag/reproduksi/http://www.lusa.web.id/tag/kontrasepsi/http://www.lusa.web.id/abortus/http://www.lusa.web.id/tag/infeksi/http://www.lusa.web.id/tag/ereksi/http://www.lusa.web.id/tag/penyakit/http://www.lusa.web.id/tag/hubungan-seksual/http://www.lusa.web.id/tag/sakit/http://www.lusa.web.id/tag/pemeriksaan/http://www.lusa.web.id/tag/fisik/http://www.lusa.web.id/tag/pemeriksaan/http://www.lusa.web.id/tag/pemeriksaan/http://www.lusa.web.id/tag/fisik/http://www.lusa.web.id/tag/tekanan-darah/http://www.lusa.web.id/tag/nadi/http://www.lusa.web.id/tag/pernafasan/http://www.lusa.web.id/tag/pemeriksaan/http://www.lusa.web.id/tag/pemeriksaan/http://www.lusa.web.id/tag/darah/http://www.lusa.web.id/tag/urin/http://www.lusa.web.id/tag/ginjal/http://www.lusa.web.id/tag/darah/http://www.lusa.web.id/tag/pemeriksaan/http://www.lusa.web.id/tag/pemeriksaan/http://www.lusa.web.id/tag/pemeriksaan/http://www.lusa.web.id/tag/pemeriksaan/http://www.lusa.web.id/tag/pemeriksaan/http://www.lusa.web.id/tag/ovulasi/http://www.lusa.web.id/tag/pemeriksaan/http://www.lusa.web.id/tag/ovulasi/http://www.lusa.web.id/tag/pemeriksaan/http://www.lusa.web.id/tag/penatalaksanaan/http://www.lusa.web.id/tag/ovulasi/http://www.lusa.web.id/tag/hormon/http://www.lusa.web.id/tag/progesteron/http://www.lusa.web.id/tag/pemeriksaan/http://www.lusa.web.id/tag/progesteron/http://www.lusa.web.id/tag/pemeriksaan/http://www.lusa.web.id/tag/lendir-serviks/http://www.lusa.web.id/tag/lendir-serviks/http://www.lusa.web.id/tag/hormon/http://www.lusa.web.id/tag/progesteron/http://www.lusa.web.id/tag/perubahan/http://www.lusa.web.id/tag/lendir-serviks/http://www.lusa.web.id/tag/pemeriksaan/http://www.lusa.web.id/tag/endometrium/http://www.lusa.web.id/tag/pemeriksaan/http://www.lusa.web.id/tag/endometrium/http://www.lusa.web.id/tag/hormon/http://www.lusa.web.id/tag/estrogen/http://www.lusa.web.id/tag/gangguan-ovulasi/http://www.lusa.web.id/tag/faktor/http://www.lusa.web.id/tag/tumor/http://www.lusa.web.id/tag/faktor/http://www.lusa.web.id/category/gizi/http://www.lusa.web.id/tag/penyakit/http://www.lusa.web.id/tag/penyakit/http://www.lusa.web.id/tag/faktor/http://www.lusa.web.id/tag/tumor/http://www.lusa.web.id/tag/etiologi/http://www.lusa.web.id/tag/estrogen/http://www.lusa.web.id/tag/progesteron/http://www.lusa.web.id/tag/wanita/http://www.lusa.web.id/tag/anovulatoir/http://www.lusa.web.id/tag/human-chorionic-gonadotropin/http://www.lusa.web.id/tag/wanita/http://www.lusa.web.id/tag/hormon/http://www.lusa.web.id/tag/pemeriksaan/http://www.lusa.web.id/sperma/http://www.lusa.web.id/tag/pemeriksaan/http://www.lusa.web.id/sperma/http://www.lusa.web.id/tag/spermatozoa/http://www.lusa.web.id/sperma/http://www.lusa.web.id/sperma/http://www.lusa.web.id/tag/coitus/http://www.lusa.web.id/tag/pemeriksaan/http://www.lusa.web.id/sperma/http://www.lusa.web.id/sperma/http://www.lusa.web.id/tag/normal/http://www.lusa.web.id/tag/spermatozoa/http://www.lusa.web.id/tag/spermatozoa/http://www.lusa.web.id/tag/pria/http://www.lusa.web.id/tag/pria/http://www.lusa.web.id/category/gizi/http://www.lusa.web.id/tag/kelainan/http://www.lusa.web.id/tag/keracunan/http://www.lusa.web.id/tag/kelainan/http://www.lusa.web.id/tag/traktus-genetalis/http://www.lusa.web.id/tag/pemeriksaan/http://www.lusa.web.id/tag/lendir-serviks/http://www.lusa.web.id/tag/spermatozoa/http://www.lusa.web.id/tag/lendir-serviks/http://www.lusa.web.id/tag/lendir-serviks/http://www.lusa.web.id/tag/mudah/http://www.lusa.web.id/tag/spermatozoa/http://www.lusa.web.id/tag/lendir-serviks/http://www.lusa.web.id/tag/lendir-serviks/http://www.lusa.web.id/tag/lendir-serviks/http://www.lusa.web.id/tag/enzim-proteolitik/http://www.lusa.web.id/tag/kuman/http://www.lusa.web.id/tag/lendir-serviks/http://www.lusa.web.id/tag/spermatozoa/http://www.lusa.web.id/tag/lendir-serviks/http://www.lusa.web.id/tag/lendir-serviks/http://www.lusa.web.id/tag/spermatozoa/http://www.lusa.web.id/tag/lendir-serviks/http://www.lusa.web.id/tag/kuman/http://www.lusa.web.id/tag/kuman/http://www.lusa.web.id/tag/enzim-proteolitik/http://www.lusa.web.id/tag/lendir-serviks/http://www.lusa.web.id/tag/lendir-serviks/http://www.lusa.web.id/tag/lendir-serviks/http://www.lusa.web.id/tag/spermatozoa/http://www.lusa.web.id/tag/mudah/http://www.lusa.web.id/tag/lendir-serviks/http://www.lusa.web.id/tag/lendir-serviks/http://www.lusa.web.id/tag/spermatozoa/http://www.lusa.web.id/tag/lendir-serviks/http://www.lusa.web.id/tag/pemeriksaan/http://www.lusa.web.id/tag/traktus-genetalis/http://www.lusa.web.id/tag/kelainan/http://www.lusa.web.id/tag/keracunan/http://www.lusa.web.id/tag/kelainan/http://www.lusa.web.id/category/gizi/http://www.lusa.web.id/tag/pria/http://www.lusa.web.id/tag/pria/http://www.lusa.web.id/tag/spermatozoa/http://www.lusa.web.id/tag/spermatozoa/http://www.lusa.web.id/tag/normal/http://www.lusa.web.id/sperma/http://www.lusa.web.id/sperma/http://www.lusa.web.id/tag/pemeriksaan/http://www.lusa.web.id/tag/coitus/http://www.lusa.web.id/sperma/http://www.lusa.web.id/sperma/http://www.lusa.web.id/tag/spermatozoa/http://www.lusa.web.id/sperma/http://www.lusa.web.id/tag/pemeriksaan/http://www.lusa.web.id/sperma/http://www.lusa.web.id/tag/pemeriksaan/http://www.lusa.web.id/tag/hormon/http://www.lusa.web.id/tag/wanita/http://www.lusa.web.id/tag/human-chorionic-gonadotropin/http://www.lusa.web.id/tag/anovulatoir/http://www.lusa.web.id/tag/wanita/http://www.lusa.web.id/tag/progesteron/http://www.lusa.web.id/tag/estrogen/http://www.lusa.web.id/tag/etiologi/http://www.lusa.web.id/tag/tumor/http://www.lusa.web.id/tag/faktor/http://www.lusa.web.id/tag/penyakit/http://www.lusa.web.id/tag/penyakit/http://www.lusa.web.id/category/gizi/http://www.lusa.web.id/tag/faktor/http://www.lusa.web.id/tag/tumor/http://www.lusa.web.id/tag/faktor/http://www.lusa.web.id/tag/gangguan-ovulasi/http://www.lusa.web.id/tag/estrogen/http://www.lusa.web.id/tag/hormon/http://www.lusa.web.id/tag/endometrium/http://www.lusa.web.id/tag/pemeriksaan/http://www.lusa.web.id/tag/endometrium/http://www.lusa.web.id/tag/pemeriksaan/http://www.lusa.web.id/tag/lendir-serviks/http://www.lusa.web.id/tag/perubahan/http://www.lusa.web.id/tag/progesteron/http://www.lusa.web.id/tag/hormon/http://www.lusa.web.id/tag/lendir-serviks/http://www.lusa.web.id/tag/lendir-serviks/http://www.lusa.web.id/tag/pemeriksaan/http://www.lusa.web.id/tag/progesteron/http://www.lusa.web.id/tag/pemeriksaan/http://www.lusa.web.id/tag/progesteron/http://www.lusa.web.id/tag/hormon/http://www.lusa.web.id/tag/ovulasi/http://www.lusa.web.id/tag/penatalaksanaan/http://www.lusa.web.id/tag/pemeriksaan/http://www.lusa.web.id/tag/ovulasi/http://www.lusa.web.id/tag/pemeriksaan/http://www.lusa.web.id/tag/ovulasi/http://www.lusa.web.id/tag/pemeriksaan/http://www.lusa.web.id/tag/pemeriksaan/http://www.lusa.web.id/tag/pemeriksaan/http://www.lusa.web.id/tag/pemeriksaan/http://www.lusa.web.id/tag/pemeriksaan/http://www.lusa.web.id/tag/darah/http://www.lusa.web.id/tag/ginjal/http://www.lusa.web.id/tag/urin/http://www.lusa.web.id/tag/darah/http://www.lusa.web.id/tag/pemeriksaan/http://www.lusa.web.id/tag/pemeriksaan/http://www.lusa.web.id/tag/pernafasan/http://www.lusa.web.id/tag/nadi/http://www.lusa.web.id/tag/tekanan-darah/http://www.lusa.web.id/tag/fisik/http://www.lusa.web.id/tag/pemeriksaan/http://www.lusa.web.id/tag/fisik/http://www.lusa.web.id/tag/pemeriksaan/http://www.lusa.web.id/tag/sakit/http://www.lusa.web.id/tag/hubungan-seksual/http://www.lusa.web.id/tag/penyakit/http://www.lusa.web.id/tag/ereksi/http://www.lusa.web.id/tag/infeksi/http://www.lusa.web.id/abortus/http://www.lusa.web.id/tag/kontrasepsi/http://www.lusa.web.id/tag/reproduksi/http://www.lusa.web.id/leukorea-fluor-albus-white-discharge-keputihan/http://www.lusa.web.id/tag/nyeri/http://www.lusa.web.id/tag/darah/http://www.lusa.web.id/tag/haid/http://www.lusa.web.id/tag/haid/http://www.lusa.web.id/tag/perdarahan/http://www.lusa.web.id/tag/haid/http://www.lusa.web.id/tag/menarche/
  • 7/28/2019 Miranti Lbm 4 Kb

    8/14

    LBM 4 Modul KB & Kependudukan M i ra n t i

    Sims Huhner Test (post coital tes), dilakukan sekitar ovulasi. Pemeriksaan ini menandakan bahwa: teknikcoitus baik, lendir cerviks normal, estrogen ovarial cukup ataupun spermacukup baik.

    Kurzrork Miller Test, dilakukan bila hasil dari pemeriksaan Sims Huhner Test kurang baik dandilakukan pada pertengahan siklus.

    Terapi yang diberikan adalah pemberian hormone estrogen ataupun antibiotikabila terdapatinfeksi.Pemeriksaan TubaUntuk mengetahui keadaan tuba dapat dilakukan : a) Pertubasi (insuflasi = rubin test); pemeriksaan in

    dilakukan dengan memasukkan CO2 ke dalam cavum uteri. b) Hysterosalpingografi; pemeriksaan in

    dapat mengetahui bentuk cavum uteri, bentuk liangtubabila terdapat sumbatan. c) Koldoskopi; cara in

    dapat digunakan untuk melihat keadaan tubadan ovarium. e) Laparoskopi; cara ini dapat melihat keadaan

    genetalia internadan sekitarnya.

    Pemeriksaan EndometriumPada saat haid hari pertama atau saat terjadi stadium sekresi dilakukan mikrokuretase

    Jika pada stadium sekresi tidak ditemukan, maka : endometrium tidak bereaksi terhadap progesteron

    produksi progesterone kurang.Terapi yang diberikan adalah pemberian hormon progesteron dan antibiotikabila terjadi infeksi.

    A.Pemeriksaan spermaUntuk menilai sperma maka dilakukan pemeriksaan atas jumlah spermatozoa, bentuk dan

    pergerakannya.

    Sebaiknya sperma yang diperiksa, ditampung setelah pasangan tidak melakukan coitus

    sekurang2nya selama 3 hari dan sperma tersebut hendaknya diperiksa pada 1 jam setelah keluar.

    Ejakul at yang normal sifatnya sbb:

    Volume 2-5 cc Jumlah spermatozoa 100-120 juta per cc Pergerakan 60% dari spermatozoa masih bergerak selama 4 jam setelah dikeluarkan Bentuk abnormal 25% Pria yang infertile spermatozoanya 60 juta per cc atau lebih

    Subfertil 20-60 juta per cc

    Steril 20 juta per cc atau kurang

    Untuk pennilaian lebih lanjut perlu diperiksa 17 ketosteroid, gonadotrofin dalam urin, dan biopsy

    dari testis.

    B. Pemeriksaan ovulasiTerjadinya ovulasi dapat kita ketahui dengan berbagai pemeriksaan:

    1. Pencatatan suhu basal kalau siklus ovulatoar, maka suhu basal bersifat bifasis. Sesudahovulasi terjadi kenaikan suhu basal disebabkan pengaruh progesterone

    http://www.lusa.web.id/tag/ovulasi/http://www.lusa.web.id/tag/pemeriksaan/http://www.lusa.web.id/tag/coitus/http://www.lusa.web.id/tag/normal/http://www.lusa.web.id/tag/estrogen/http://www.lusa.web.id/sperma/http://www.lusa.web.id/tag/pemeriksaan/http://www.lusa.web.id/tag/estrogen/http://www.lusa.web.id/tag/antibiotika/http://www.lusa.web.id/tag/infeksi/http://www.lusa.web.id/tag/pemeriksaan/http://www.lusa.web.id/tag/tuba/http://www.lusa.web.id/tag/tuba/http://www.lusa.web.id/tag/tuba/http://www.lusa.web.id/tag/pemeriksaan/http://www.lusa.web.id/tag/uteri/http://www.lusa.web.id/tag/pemeriksaan/http://www.lusa.web.id/tag/uteri/http://www.lusa.web.id/tag/tuba/http://www.lusa.web.id/tag/tuba/http://www.lusa.web.id/tag/ovarium/http://www.lusa.web.id/tag/genetalia-interna/http://www.lusa.web.id/tag/pemeriksaan/http://www.lusa.web.id/tag/endometrium/http://www.lusa.web.id/tag/haid/http://www.lusa.web.id/tag/endometrium/http://www.lusa.web.id/tag/progesteron/http://www.lusa.web.id/tag/hormon/http://www.lusa.web.id/tag/progesteron/http://www.lusa.web.id/tag/antibiotika/http://www.lusa.web.id/tag/infeksi/http://www.lusa.web.id/tag/infeksi/http://www.lusa.web.id/tag/antibiotika/http://www.lusa.web.id/tag/progesteron/http://www.lusa.web.id/tag/hormon/http://www.lusa.web.id/tag/progesteron/http://www.lusa.web.id/tag/endometrium/http://www.lusa.web.id/tag/haid/http://www.lusa.web.id/tag/endometrium/http://www.lusa.web.id/tag/pemeriksaan/http://www.lusa.web.id/tag/genetalia-interna/http://www.lusa.web.id/tag/ovarium/http://www.lusa.web.id/tag/tuba/http://www.lusa.web.id/tag/tuba/http://www.lusa.web.id/tag/uteri/http://www.lusa.web.id/tag/pemeriksaan/http://www.lusa.web.id/tag/uteri/http://www.lusa.web.id/tag/pemeriksaan/http://www.lusa.web.id/tag/tuba/http://www.lusa.web.id/tag/tuba/http://www.lusa.web.id/tag/pemeriksaan/http://www.lusa.web.id/tag/infeksi/http://www.lusa.web.id/tag/antibiotika/http://www.lusa.web.id/tag/estrogen/http://www.lusa.web.id/tag/pemeriksaan/http://www.lusa.web.id/sperma/http://www.lusa.web.id/tag/estrogen/http://www.lusa.web.id/tag/normal/http://www.lusa.web.id/tag/coitus/http://www.lusa.web.id/tag/pemeriksaan/http://www.lusa.web.id/tag/ovulasi/
  • 7/28/2019 Miranti Lbm 4 Kb

    9/14

    LBM 4 Modul KB & Kependudukan M i ra n t i

    2. Dengan pemeriksaan vaginal smear; pembentukan progesterone menimbulkan perubahan2sitologi pada sel2 superfisial

    3. Pemeriksaan lendir serviks adanya progesterone menimbulkan perubahan sifat lenderserviks ialah lendir tersebut menjadi kental, juga gambaran fern (daun pakis) yang terlihat

    pada lendir yang telah dikeringkan hilang

    4. Pemeriksaan endometrium kuretase pada hari pertama haid haid atau pada fasepremenstrual menghasilkan endometrium dalam stadium sekresi dengan gambaran histoogi

    yang khas

    5. Pemeriksaan hormone seperti estrogen, ICSH, pregnadiolPeneraan hormon: menentukan kadar hormon dalam darah, urin mau-pun liur (saliva)Kadar normal dalam satu siklus :

    C. Pemeriksaan lendir serviksKeadaan dan sifat lendir serviks sangat mempengaruhi keadaan spermatozoa:

    1. Kentalnya lendir serviksLendir serviks yang cair lebih mudah dilalui spermatozoa

    Jenishormon

    Satuan Fase siklus haidPraovulasi Ovulasi Pasca ovulasi

    FSHLHPRLE2P

    mUI/mlmUI/mlng/mlpg/mlng/ml

    5-205-15

    -25-75

  • 7/28/2019 Miranti Lbm 4 Kb

    10/14

    LBM 4 Modul KB & Kependudukan M i ra n t i

    Pada stadium proliferasi lendir serviks agak cair karena pengaruh estrogen, sebaliknya pada

    stadium sekresi lendir serviks lebih kentak karena pengaruh progesteron

    2. pH lendir servikslendir serviks bersifat alkalis dengan pH 9

    pada suasana yang alkalis spermatozoa dapat hidup lebih lama.Suasana menjadi asam pada cervisitis

    3. enzim proteolitiktripsin, kemotripsin mempengaruhi viskositas lendir serviks

    4. dalam lendir serviks juga ditemukan Ig yang dapat menimbulkan aglutinasi dari spermatozoa5. berbagai kuman2 dalam lendir serviks dapat membunuh spermatozoabiasanya baik tidaknya lendir serviks diper iksa dengan:

    SIMS HUHNER TEST

    Pemeriksaan lendir serviks dilakukan post coitum sekitar waktu ovulasi

    Dianggap baik jika terdapat 5 spermatozoa yang motil per high powerfield

    Sims huhner test yang baik menandakan:

    - teknik koitus baik- lendir serviks normal- estrogen ovarial cukup- sperma cukup baikKURZROCK MILLER TEST

    Dilakukan pada pertengahan siklus kalau hasil sims huhner test kurang baik

    Satu tetes lendir serviks diletakkan berdampingan dengan tetes sperma pada obyek glass; dilihat

    apakah ada penetrasi spermatozoa. Kalau tidak ada invasi spermatozoa, lendir serviks kurangbaik.

    D.Pemeriksaan tubaUntuk mengetahui keadaan tuba dapat dilakuakan:

    - Pesturbasi (insuflasi) rubin test (utuh tidaknya tuba)- Histerosalpingografi bentuk cavum uteri, bentuk liang tuba, sumbatan nampak jelas- Kuldoskopi keadaan tuba dan ovarium- Laparoskopi dapat diketahui genitalia interna dan sekitarnya

    E. Pemeriksaan endometriumPada stadium premenstrual atau pada hari pertama haid dilakukan mikrokuretase.

    Endometrium yang normal harus memperlihatkan hambaran histologik yang khas untuk stadium

    sekresi. Kalau tidak ditemukan stadium sekresi maka:

    - Endometrium tidak bereaksi dengan progesterone- Produksi progesterone kurangGinekologi, FK UNPAD

  • 7/28/2019 Miranti Lbm 4 Kb

    11/14

    LBM 4 Modul KB & Kependudukan M i ra n t i

    Table 19-3 Infertility Testing

    Etiology Evaluation

    Ovulatory dysfunction Serum midluteal progesterone

    Ovulation predictor kit

    Early follicular FSH estradiol level (ovarian reserve)

    Serum measurements (TSH, prolactin, androgens)

    Ovarian sonography (antral follicle count)

    Basal body temperature chart

    Endometrial biopsy (luteal phase defect)

    Tubal/pelvic disease Hysterosalpingography

    Laparoscopy with chromotubation

    Uterine factors Hysterosalpingography

    Transvaginal sonography

    Saline-infusion sonography

    Magnetic resonance imaging

    Hysteroscopy

    Laparoscopy

    Cervical factor Postcoital test

    Male factor Semen analysis

    A. Pemeriksaan infertilitasMasalah air mani

    Penanmpungan air mani Karakteristik air mani Px mikroskopik :

    Motilitas spermatozoa : Konsentrasi spermatozoa :

  • 7/28/2019 Miranti Lbm 4 Kb

    12/14

    LBM 4 Modul KB & Kependudukan M i ra n t i

    Morfologi spermatozoa : dilakukan dgn pulasan sediaan-usap air mani, kemudianmenghitung jenis spermatozoanya

    Uji ketidakcocokan imunologik : uji kontak mani dgn lendir serviks dpt menunjukkanadanya antibodi lokal pd pria atau wanita

    Masalah vagina

    Sumbatan psikogen : vaginismus, dispareunia Sumbatan anatomik : bawaan atau didapat Peradangan : vaginitis

    Masalah serviks Sumbatan kanalis servikalis Lendir serviks yg abnormal Malposisi dr serviks Kelainan anatomi serviks : cacat bawaan (atresia), polip serviks, stenosis akibat trauma,

    peradangan (servisitis menahun), inseminasi yg tdk adekuat

    Uji pascasenggama spermatozoa sdh dpt sampai pd lendir serviks segera stlh senggama& dpt hidup di dlmnya sampai 8 hr.

    Cara : stlh abstinensi selama 2 hr, pasangan dianjurkan melakukan senggama 2 jam sblm saat

    yg ditentukan utk datang ke dokter. Dgn spekulum vagina kering, serviks ditampilkan,

    kemudian lendir serviks yg tampak dibersihkan dgn kapas kering. Lendir serviks diambil dgn

    isapan semprit tuberkulin, kemudian disemprotkan keluar pd gelas obyek, lalu ditutup dgn

    gelas penutup. Px mikroskopik dilakukan dgn LPB.

    Uji in vitro Uji gelas objek : utk mengukur kemampuan spermatozoa masuk ke dlm lendir

    serviks

    Cara : menempatkan setetes air mani & lendir serviks pd gelas obyek, kemudiankedua bahan itu disinggungkan satu sama lain dgn meletakkan sebuah gelas penutup

    diatasnya. Spermatozoa akan tampak menyerbu ke dlm lendir serviks, didahului oleh

    pembentukan phalanges air mani ke dlm lendir serviks.

    Uji kontak air mani dgn lendir serviks Cara pertama : setetes lendir serviks praovulasi dgn tanda2 pengaruh estrogen yg

  • 7/28/2019 Miranti Lbm 4 Kb

    13/14

    LBM 4 Modul KB & Kependudukan M i ra n t i

    baik & pH > 7 diletakkan pd sebuah gelas obyek di samping setetes air mani. Kedua

    tetesan itu dicampur & diaduk dgn sebuah gelas penutup, yg kemudian dipakai utk

    menutup campuran itu. Setetes mani yg sama diletakkan pd gelas obyek itu jg, kemudian

    ditutup dgn gelas penutup. Penilaian dilakukan dgn membandingkan motilitasspermatozoa dr kedua sediaan itu. Sediaan itu kemudian disimpan dlm tatakan petri yg

    lembab, pd suhu kamar, selama 30 menit, kemudian diamati lg.

    Cara kedua : setetes besar lendir serviks diletakkan pd sebuah gelas obyek,kemudian dilebarkan smp diameternya 1 cm. Setetes air mani diletakkan di tengah lendir

    serviks itu, kemudian lendir serviks & air mani ditutup dgn sebuah gelas penutup,

    sambil ditekan sedikit supaya air maninya dpt menyebar tipis di atas lendir serviks

    Setetes air mani yg sama diletakkan pula pd gelas obyek itu, kemudian ditutup dgn

    sebuah gelas penutup. Penilaian dilakukan spt cara pertama.

    Masalah uterus, tuba, dan ovari um

    (Hanifa Wiknjosastro.2007.Ilmu Kandungan.Jakarta:YBPSP)

  • 7/28/2019 Miranti Lbm 4 Kb

    14/14

    LBM 4 Modul KB & Kependudukan M i ra n t i

    11.Penatalaksanaan?Wanita Pengetahuan tentang siklus menstruasi, gejala lendIr serviks puncak dan waktu yang tepat untuk

    coital

    Pemberian terapi obat, seperti;a. Stimulant ovulasi, baik untuk gangguan yang disebabkan oleh supresi hipotalamus

    peningkatan kadar prolaktin, pemberian tsh.

    b. Terapi penggantian hormonc. Glukokortikoid jika terdapat hiperplasi adrenald. Penggunaan antibiotika yang sesuai untuk pencegahan dan penatalaksanaan infeksi dini

    yang adekuat

    GIFT ( gemete intrafallopian transfer ) Laparatomi dan bedah mikro untuk memperbaiki tuba yang rusak secara luas Bedah plastic misalnya penyatuan uterus bikonuate, Pengangkatan tumor atau fibroid Eliminasi vaginitis atau servisitis dengan antibiotika atau kemoterapi

    Pria Penekanan produksi sperma untuk mengurangi jumlah antibodi autoimun, diharapkan kualitas

    sperma meningkat

    Agen antimikroba Testosterone Enantat dan Testosteron Spionat untuk stimulasi kejantanan HCG secara i.m memperbaiki hipoganadisme FSH dan HCG untuk menyelesaikan spermatogenesis Bromokriptin, digunakan untuk mengobati tumor hipofisis atau hipotalamus Klomifen dapat diberikan untuk mengatasi subfertilitas idiopatik Perbaikan varikokel menghasilkan perbaikan kualitas sperma Perubahan gaya hidup yang sederhana dan yang terkoreksi. Seperti, perbaikan nutrisi, tidak

    membiasakan penggunaan celana yang panas dan ketat

    Perhatikan penggunaan lubrikans saat coital, jangan yang mengandung spermatisida