layout ui template - kemkes.go.id · web viewpersentase odha baru ditemukan yang memulai pengobatan...

84
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI GORONTALO (LAKIP) PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT SATKER DEKONSENTRASI 05

Upload: others

Post on 29-Jul-2021

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Layout UI Template - kemkes.go.id · Web viewPersentase ODHA baru ditemukan yang memulai pengobatan ARV, tercapai 66% dari target 77%, dengan capaian kinerja 85,71% Persentase cakupan

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI GORONTALO (LAKIP)

PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKITSATKER DEKONSENTRASI 05

DINAS KESEHATAN PROVINSI GORONTALOTAHUN 2020

Page 2: Layout UI Template - kemkes.go.id · Web viewPersentase ODHA baru ditemukan yang memulai pengobatan ARV, tercapai 66% dari target 77%, dengan capaian kinerja 85,71% Persentase cakupan

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan

rahmat-Nya, Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) dapat disusun

dengan baik. LAKIP Program Pencegahan dan Pengendalian Dinas Kesehatan Provinsi

Gorontalo disusun untuk memenuhi Instruksi Presiden RI Nomor 7 Tahun 1999 tentang

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Penyusunan LAKIP ini berpedoman kepada

Peraturan Menteri PAN/RB no 12 Tahun 2015 tentang Pedoman Evaluasi atas

Implementasi Sistem Akuntabilitas Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri

Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014

tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu

Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.

Tujuan dari penyusunan LAKIP adalah melaporkan hasil pelaksanaan kegiatan

dan program kerja yang diselenggarakan sebagai wujud pertanggungjawaban

pelaksanaan tugas dan fungsi serta kewenangan dan kebijakan dalam mencapai tujuan

yang telah ditetapkan. Selain itu laporan ini disusun dalam rangka menyampaikan hasil

evaluasi dan analisis realisasi kinerja kegiatan dari pelaksanaan kebijakan dan program

Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo serta

hambatan dan permasalahan yang dihadapi dalam Tahun Anggaran 2020

Penyusunan LAKIP ini diharapkan dapat meningkatkan akuntabilitas publik dan

meningkatkan kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo.

Gorontalo, 2020

Kepala Dinas Kesehatan

ttd

Misranda E. U Nalole, SE, M.SiNip. 19651016 199303 2 008

Page 3: Layout UI Template - kemkes.go.id · Web viewPersentase ODHA baru ditemukan yang memulai pengobatan ARV, tercapai 66% dari target 77%, dengan capaian kinerja 85,71% Persentase cakupan

RINGKASAN EKSEKUTIF

Ringkasan eksekutif merupakan ringkasan yang terdiri dari beberapa paragraph yang

menggambarkan laporan kinerja yang telah disusun.

Laporan kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo menggambarkan capaian kinerja

dan realisasi anggaran yang diperjanjikan antara Kepala Dinas Kesehatan Provinsi

Gorontalo dengan Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengencalian Penyakit. Dari 8

Indikator Kinerja yang ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja Tahun 2020 yang dijanjikan

oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo dengan Direktur Jenderal P2P,

terdapat 4 indikator kinerja kegiatan yang mencapai atau melebihi target dan 4 indikator

tidak mencapai target yaitu:

1. Persentase ODHA baru ditemukan yang memulai pengobatan ARV, tercapai 66%

dari target 77%, dengan capaian kinerja 85,71%

2. Persentase cakupan penemuan dan pengobatan TBC, tercapai 73,40% dari target

80% sehingga capaian kinerja 91,75%

3. Persentase anak usia 0 sampai 11 bulan yang mendapat imunisasi dasar lengkap

tercapai 82% dari target 92,9%, dengan capaian kinerja 88,3%

4. Persentase kasus kusta baru tanpa cacat tercapai 85,3% dari target 87%, dengan

capaian kinerja 98,04%.

5. Persentase kasus malaria positif yang diobati sesuai standar tercapai 100% dari

target 95% sehingga capaian kinerja 105,3%

6. Jumlah kabupaten/kota melaksanakan deteksi dini kanker dari target 3 Kab/Kota

tercapai 6 Kab/Kota dengan capaian 200%

7. Persentase ODGJ yang mendapatkan pelayanan tercapai 62,80% dari target 10%

dengan capaian 628%

8. Nilai kinerja pengangggaran tercapai 97,40% dari target >80% sehingga capaian

kinerja sebesar 82,13%

9. Rata rata kinerja capaian indikator Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo adalah

73,9%

10. Untuk kinerja keuangan pada tahun 2020, data per 1 Februari 2020 berdasarkan

Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara (SPAN), realisasi anggaran semua

jenis belanja mencapai 97,40% atau sebesar Rp 1.006.961.900 dari total pagu

sebesar Rp 1.054.362.000

Page 4: Layout UI Template - kemkes.go.id · Web viewPersentase ODHA baru ditemukan yang memulai pengobatan ARV, tercapai 66% dari target 77%, dengan capaian kinerja 85,71% Persentase cakupan

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................iiRINGKASAN EKSEKUTIF...........................................................................................iiiDAFTAR ISI....................................................................................................................ivDAFTAR TABEL.............................................................................................................vDAFTAR GAMBAR.......................................................................................................viDAFTAR LAMPIRAN...................................................................................................vii

BAB 1 PENDAHULUAN................................................................................................11.1 Latar Belakang......................................................................................................11.2 Visi dan Misi.........................................................................................................21.3 Tugas Pokok dan Fungsi.......................................................................................31.4 Sumber Daya Manusia..........................................................................................31.5 Sistematika Penulisan...........................................................................................4

BAB 2 PERENCANAAN KINERJA.............................................................................52.1 Perencanaan Kinerja.............................................................................................52.2 Perjanjian Kinerja.................................................................................................9

BAB 3 AKUNTABILITAS KINERJA........................................................................103.1 Capaian kinerja...................................................................................................103.2 Realisasi Anggaran.............................................................................................16

BAB 4 PENUTUP..........................................................................................................174.1 Kesimpulan.........................................................................................................174.2 Tindak Lanjut......................................................................................................17

Page 5: Layout UI Template - kemkes.go.id · Web viewPersentase ODHA baru ditemukan yang memulai pengobatan ARV, tercapai 66% dari target 77%, dengan capaian kinerja 85,71% Persentase cakupan

DAFTAR TABEL

1. Data pegawai Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo Berdasarkan Jabatan

Struktural

2. Data pegawai Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo Berdasarkan Jenis Profesi

3. Data pegawai Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo Berdasarkan Tingkat

Pendidikan

4. Data Tenaga kontrak/pramubakti di Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo Tahun

2020 berdasarkan Tingkat Pendidikan.

5. Cascading indikator rap, rak dan dana dekonsentrasi tahun 2020

6. Perjanjian kinerja dinas kesehatan provinsi Gorontalo tahun 2020

7. Capaian kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo Tahun 2020

8. Rincian kegiatan dan realisasi anggaran Bidang P2P Dinas Kesehatan Provinsi

Gorontalo Tahun 2020

9. Rincian kegiatan dan realisasiper Indikator Bidang P2P Dinas Kesehatan Provinsi

Gorontalo Tahun 2020

10. Rincian kegiatan dan realisasi per output Bidang P2P Dinas Kesehatan Provinsi

Gorontalo Tahun 2020

Page 6: Layout UI Template - kemkes.go.id · Web viewPersentase ODHA baru ditemukan yang memulai pengobatan ARV, tercapai 66% dari target 77%, dengan capaian kinerja 85,71% Persentase cakupan

DAFTAR GAMBAR

1. Struktur Organisasi Dinas Kesehatan provinsi Gorontalo Tahun 2020

2. Persentase ODHA baru ditemukan yang memulai pengobatan ARV Tahun 2020

3. Persentase ODHA Baru Ditemukan Yang Memulai Pengobatan ARV Tahun 2018

- 2020

4. Persentase cakupan penemuan dan pengobatan TBC Tahun 2020

5. Persentase cakupan penemuan dan pengobatan TBC Tahun 2018 – 2020

6. Persentase anak usia 0 – 11 tahun yang mendapatkan imunsisasi lengkap tahun

2020

7. Persentase anak usia 0 – 11 tahun yang mendapatkan imunsisasi lengkap tahun

2018- 2020

8. Persentase jumlah kasus kusta baru tanpa cacat tahun 2020

9. Persentase jumlah kasus kusta baru tanpa cacat tahun 2018-2020

10. Persentase jumlah kasus malaria positif yang diobati sesuai standart tahun 2020

11. Persentase jumlah kasus malaria positif yang diobati sesuai standart tahun 2018 -

2020

12. Persentase jumlah kabupaten/kota yang melaksanakan deteksi dini kanker tahun

2020

13. Persentase jumlah kabupaten/kota yang melaksanakan deteksi dini kanker tahun

2018 - 2020

14. Persentase ODGJ yang mendapatkan pelayanan tahun 2020

15. Persentase ODGJ yang mendapatkan pelayanan tahun 2018 – 2020

16. Persentase layanan Dukungan Manajemen dan Pelaporan Tahun 2020

17. Persentase layanan Dukungan Manajemen dan Pelaporan Tahun 2018 -2020

Page 7: Layout UI Template - kemkes.go.id · Web viewPersentase ODHA baru ditemukan yang memulai pengobatan ARV, tercapai 66% dari target 77%, dengan capaian kinerja 85,71% Persentase cakupan

DAFTAR LAMPIRAN

Perjanjian Kinerja TA 2020

Matriks Monitoring Capaian Indikator Kinerja Bulanan

Format Pengumpulan Data (dari seksi-seksi)

Sk Tim Penyusunan Laporan Kinerja

SK Penanggungjawab Pengumpulan Data Kinerja

SOP Pengumpulan Data Kinerja

SOP Pengukuran Kinerja

Dan lain nya…...

Page 8: Layout UI Template - kemkes.go.id · Web viewPersentase ODHA baru ditemukan yang memulai pengobatan ARV, tercapai 66% dari target 77%, dengan capaian kinerja 85,71% Persentase cakupan

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan oleh

semua komponen Bangsa Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran,

kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan

sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis. Keberhasilan

pembangunan kesehatan sangat ditentukan oleh kesinambungan antar upaya program

dan sektor, serta kesinambungan dengan upaya-upaya yang telah dilaksanakan oleh

periode sebelumnya.

Periode tahun 2020-2024 merupakan tahapan terakhir dari Rencana Pembangunan

Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025, sehingga merupakan periode

pembangunan jangka menengah yang sangat penting dan strategis. RPJMN 2020-2024

akan memengaruhi pencapaian target pembangunan dalam RPJPN, dimana pendapatan

perkapita Indonesia akan mencapai tingkat kesejahteraan setara dengan negara-negara

berpenghasilan menengah atas (Upper-Middle Income Country) yang memiliki kondisi

infrastruktur, kualitas sumber daya manusia, pelayanan publik, serta kesejahteraan

rakyat yang lebih baik. Sesuai dengan RPJPN 2005-2025, sasaran pembangunan jangka

menengah 2020-2024 adalah mewujudkan masyarakat Indonesia yang mandiri, maju,

adil, dan makmur melalui percepatan pembangunan di berbagai bidang dengan

menekankan terbangunnya struktur perekonomian yang kokoh berlandaskan

keunggulan kompetitif di berbagai bidang yang didukung oleh sumber daya manusia

yang berkualitas dan berdaya saing.

Sejak akhir tahun 2019 lalu, telah beredar kabar tentang jenis virus baru di Wuhan

Cina yang menyebabkan banyak masyarakatnya meninggal dunia. Di awal tahun 2020

virus tersebut menyebar ke sebagian besar negara dan menyebabkan banyak warga di

dunia meninggal sehingga World Healt Organization (WHO) menetapkan Virus Corona

Disease (COVID) 19 sebagai PANDEMI.

1

Page 9: Layout UI Template - kemkes.go.id · Web viewPersentase ODHA baru ditemukan yang memulai pengobatan ARV, tercapai 66% dari target 77%, dengan capaian kinerja 85,71% Persentase cakupan

Di indonesia sendiri, virus ini mulai meluas penyebarannya sejak awal Bulan

Maret Tahun 2020. Berdasarkan data COVID -19.go.id bahwa jumlah masyarakat yang

positif terpapar COVID – 19 per tanggal 31 Maret 2020 sebayak 1.528 orang.

Berdasarkan data tersebut dapat kita amati percepatan COVID-19 dalam menjangkiti

manusia. Hal ini kemudian menjadi perhatian pemerintah dalam menekan penyebaran

COVID-19.

Provinsi Gorontalo 09 April 2020 Gubernur Hi. Rusli Habibie mengumumkan

salah satu warga terjangkit Virus Corona. Sehingga Gubernur Gorontalo mengajukan

permohonan Penetapan Pembatasan Social Berskala Besar (PSBB) kepada Menteri

Kesehatan. Dengan di setujuinya PSBB Gubernur menindaklanjuti dengan SK

Gubernur, tujuan PSBB tersebut untuk mencegah adanya penyebaran virus lebih besar

lagi.

Adapun kebijakan Pemerintah Provinsi Gorontalo dalam penanganan COVID -19

adalah :

1. Edaran Pedoman kesiapsiagaan menghadapi COVID-19

2. Edaran penyesuaian jam kerja

3. Edaran Tindak lanjut Pencegahan Virus Corona pada Gugus Tugas Pariwisata

4. SK Gugus COVID 19

5. SK penetapan status Siaga Darurat

6. Surat Edaran Gubernur Gorontalo Tentang Pencegahan Corona Virus Disseases

7. Surat Edaran Gubernur untuk unsur Forkompinda

8. Surat Edaran penyesuaian Sistim Kinerja Pegawai

9. Surat Edaran Pintu Masuk Gorontalo

Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo menerima dana dekonsentrasi salah satunya

dekonsentrasi Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dan sejak tahun 2017

telah dilakukan Penandatangan Perjanjian Kinerja (PK) antara Kepala Dinas Kesehatan

Provinsi dengan Direktur Jenderal P2P terhadap indikator dan target kinerja atas

pemanfaatan dana dekonsentrasi. Dalam perjanjian disampaikan bahwa Ditjen P2P akan

memberikan supervisi yang diperlukan serta akan melakukan evaluasi terhadap capaian

kinerja dari perjanjian ini dan mengambil tindakan yang diperlukan dalam rangka

pemberian penghargaan dan sanksi.

Page 10: Layout UI Template - kemkes.go.id · Web viewPersentase ODHA baru ditemukan yang memulai pengobatan ARV, tercapai 66% dari target 77%, dengan capaian kinerja 85,71% Persentase cakupan

3

Laporan kinerja ini disusun sebagai bentuk pertanggungjawaban Dinas

Kesehatan provinsi Gorontalo atas pelaksanaan tugas dan fungsi selama Tahun 2020

dengan menggunakan anggaran Dekonsentrasi. Laporan kinerja ini merupakan

pelaksanaan amanat Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2006

tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, pasal 28 menyatakan

bahwa Satuan Kerja Perangkat Daerah yang menjadi pelaksana kegiatan Dana

Dekonsentrasi menyelenggarakan akuntansi dan menyusun Laporan Keuangan dan

Kinerja sebagaimana berlaku bagi kuasa Pengguna Anggaran pada tingkat pemerintah

pusat dan Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah menyampaikan Laporan Keuangan

dan Kinerja atas pelaksanaan kegiatan Dana Dekonsentrasi kepada gubernur dan

Menteri/Pimpinan Lembaga terkait. Selain itu Peraturan Menteri PAN/RB No. 53

Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata

Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah yang mengamanatkan bahwa

Pimpinan Satuan Kerja menyusun dan menyampaikan Laporan Kinerja kepada

Pimpinan Unit Kerja. Pimpinan unit kerja menyusun laporan kinerja tahunan tingkat

unit kerja berdasarkan perjanjian kinerja yang disepakatidan menyampaikannya kepada

Menteri/Pimpinan Lembaga.

1.2 Visi dan Misi

Visi dan Misi Kementerian Kesehatan Tahun 2020-2024 mengikuti Visi dan

Misi Presiden Republik Indonesia yaitu “Terwujudnya Indonesia maju yang berdaulat,

mandiri dan berkepribadian berlandaskan gotong-royong”. Upaya untuk mewujudkan

visi ini dilaksanakan melalui 9 misi pembangunan yaitu:

1. Peningkatan kualitas manusia Indonesia;

2. Struktur ekonomi yang produktif, mandiri, dan berdaya saing.

3. Pembangunan yang merata dan berkeadilan

4. Mencapai lingkungan hidup yang berkelanjutan.

5. Kemajuan budaya yang mencerminkan kepribadian bangsa.

6. Penegakan sistem hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan tepercaya.

7. Perlindungan bagi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh warga.

8. Pengelolaan pemerintahan yang bersih, efektif, dan tepercaya.

9. Sinergi pemerintah daerah dalam kerangka Negara Kesatuan.

10. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.

Page 11: Layout UI Template - kemkes.go.id · Web viewPersentase ODHA baru ditemukan yang memulai pengobatan ARV, tercapai 66% dari target 77%, dengan capaian kinerja 85,71% Persentase cakupan

Peran Ditjen P2P dalam mendukung pencapaian indikator Kementerian

Kesehatan yakni menyelenggarakan pencegahan dan pengendalian penyakit secara

berhasil-guna dan berdaya-guna dalam mendukung pencapaian derajat kesehatan

masyarakat yang setinggi-tingginya melalui kegiatan surveilans dan karantina

kesehatan, pencegahan dan pengendalian penyakit menular langsung, pencegahan dan

pengendalian penyakit tular vektor dan zoonotik, pencegahan dan pengendalian

penyakit tidak menular, pencegahan dan pengendalian masalah kesehatan jiwa dan

dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya pada Program P2P.

Visi Misi Organisasi Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo dalam Pembangunan

Kesehatan.

Visi Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo mengacu pada visi Gubernur Provinsi

Gorontalo periode tahun 2012 – 2022 yaitu “ Terwujudnya Masyarakat Gorontalo

yang Unggul, Maju dan Sejahtera”. Upaya untuk mewujudkan visi ini dilaksanakan

melalui 4 misi pembangunan yaitu

1. Mewujudkan pengelolaan pariwisata dan sumber daya alam yang

berwawasan lingkungan dan berkelanjutan

2. Menjamin ketersediaan infrastruktur daerah,

3. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang lebih merata dan adil

4. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia serta terciptanya pemerintahan

yang baik dan lebih melayani.

1.3 Tugas Pokok dan Fungsi

1. Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Kesehatan Provinsi

Berdasarkan Peraturan Gubernur No 62 Tahun 2016 tentang Tentang

kedudukan, susunan organisasi, tugas dan fungsi serta tata kerja Dinas

Kesehatan Provinsi Gorontalo Bidang Pencegahan dan pengendalian penyakit

mempunyai tugas untuk pencegahan dan pengendalian penyakit menular,

penyakit tidak menular, kesehatan jiwa dan NAPZA,Pengendalian Penyakit

Infeksi Emerging (PIE), Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I),

KLB dan Wabah, Surveilans dan Penyelelidikan Epidemiologi serta peningkatan

Imunisasi.

Pelaksanaan tugas Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo Bidang

Pencegahan dan Pengendalian Penyakit yang berada dibawah Menteri Kesehatan

Page 12: Layout UI Template - kemkes.go.id · Web viewPersentase ODHA baru ditemukan yang memulai pengobatan ARV, tercapai 66% dari target 77%, dengan capaian kinerja 85,71% Persentase cakupan

5

melalui Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dan

bertanggungjawab secara penuh untuk melaksanakan tugasnya dengan

menyelenggarakan fungsi:

a. Menyusun rencana dan melaksanakan kebijakan pencegahan dan

pengendalian penyakit di Provinsi Gorontalo;

b. Menyusun rencana dan melaksanakan kegiatan di bidang pencegahan.

dan pengendalian penyakit menular, penyakit tidak menular, kesehatan

jiwa dan NAPZA, Pengendalian Penyakit Infeksi Emerging (PIE),

Penyakit yang dapat dicegah dengan Imunisasi (PD3I),KLB dan Wabah,

surveilans dan Penyelelidikan Epidemiologi serta peningkatan Imunisasi;

c. Menyusun rencana dan melaksanakan pembinaan dan pengawasan di

bidang pencegahan dan. pengendalian penyakit menular, penyakit tidak

menular, kesehatan jiwa dan NAPZA, Pengendalian Penyakit lnfeksi

Emerging (PIE), Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I),

KLB dan Wabah, surveilans dan Penyelidikan Epidemiologi serta

peningkatan Imunisasi;

d. Menyusun rencana dan melaksanakan koordinasi lintas program dan

lintas sector sehubungan dengan kegiatan dibidang pencegahan dan

pengendalian penyakit inenular, tidak menular, kesehatan jiwa dan

NAPZA serta peningkatan imunisasi;

e. Menyusun rencana dan melaksanakan kegiatan pemantauan, evaluasi dan

pelaporan program di bidang pencegahan dan pengendalian penyakit

menular, tidak menular, kesehatan jiwa dan NAPZA serta peningkatan

imunisasi;

Menyusun rencana dan melaksanakan pengembangan kemltraan dengan

masyarakat termasuk swasta sebagai upaya percepatan pencapaian target

program bidang pencegahan dan pengendalian penyakit melalui pertukaran

informasi, pelatihan dan pemanfaatan sumber daya lainnya; dan Pelaksanaan

fungsi lain sesuai bidang tugasnya

2. Struktur Organisasi.

Page 13: Layout UI Template - kemkes.go.id · Web viewPersentase ODHA baru ditemukan yang memulai pengobatan ARV, tercapai 66% dari target 77%, dengan capaian kinerja 85,71% Persentase cakupan

Organisasi Tata Kelola (OTK) Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo yang kami

laporkan masih berdasarkan PERDA No. 11 Tahun 2016, Tanggal 05 September 2016

adalah sebagaimana gambar berikut :

Gambar 1.1

Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo

Berdasarkan PERDA No 11 Tahun 2016

a. .

Data Pegawai Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo Tahun 2020Berdasarkan Jabatan Struktural

No. Jabatan Struktural Laki-laki Perempuan Jumlah

1. Eselon 2 - 1 1

2. Eselon 3 2 5 7

3. Eselon 4 6 14 20

4. Jabatan Fungsional Tertentu 22 97 119

5. Jabatan Fungsional Umum 44 108 152

6. Pegawai yang dipekerjakan 2 1 3

Total 75 227 302

Sumber Data : Subag Umum & Kepagawaian Tahun 2020

Tabel 1.2Data Pegawai Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo Tahun 2020

Berdasarkan Jenis Profesi

NO. Tingkat Pendidikan Laki-laki Perempuan Jumlah

1. Doktor Umum 9 13 22

2. Dokter Spesialis 2 1 3

3. Dokter Gigi 0 1 1

4. Perawat 13 49 62

Page 14: Layout UI Template - kemkes.go.id · Web viewPersentase ODHA baru ditemukan yang memulai pengobatan ARV, tercapai 66% dari target 77%, dengan capaian kinerja 85,71% Persentase cakupan

7

5. Perawat Gigi 0 3 3

6. Bidan 0 51 51

7. Farmasi 0 7 7

8. Apoteker 0 10 10

9. Sanitarian 0 4 4

10. Kesehatan Masyarakat 17 38 55

11. Gizi 5 11 16

12. Psikologi 0 0 0

13. Analisis 0 3 3

14. Epidemiologi 3 4 7

15. NON Teknis Kesehatan 23 31 53

16. Tenaga Elektromedis 0 0 0

17. Tekhnisi Gigi 0 1 1

17. Radiologi 2 1 3

TOTAL 73 228 302

Sumber Data : Subag Umum & Kepagawaian Tahun 2020

Tabel 1.3Data Pegawai Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo Tahun 2020

Berdasarkan Tingkat Pendidikan

NO. Tingkat Pendidikan Laki-laki Perempuan Jumlah

1. S2 Kesehatan 13 16 29

2. S2 Non Kesehatan 1 9 10

3. S1 Kesehatan 35 96 131

4. S1 Non Kesehatan 4 11 15

Page 15: Layout UI Template - kemkes.go.id · Web viewPersentase ODHA baru ditemukan yang memulai pengobatan ARV, tercapai 66% dari target 77%, dengan capaian kinerja 85,71% Persentase cakupan

5. Diploma 3 Kesehatan 14 76 90

6. Diploma Non Kesehatan 3 3 6

7. Diploma 1 Kesehatan 0 6 6

8. SMA/Sederajat 6 9 15

9. SD/Sederajat 0 0 0

TOTAL 76 226 302

Sumber Data : Subag Umum & Kepagawaian Tahun 2020

Selain pegawai tetap (PNS), Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo juga

mempekerjakan tenaga kontrak/pramubakti yang dibiayai dengan APBD dan APBN

sebanyak 264 orang dengan rincian pada tabel dibawah ini.

Tabel 1.4Data tenaga kontrak/pramubakti di Dinas Kesehatan Tahun 2020

Berdasarkan Tingkat Pendidikan

No. Tingkat Pendidikan Laki-laki Perempuan Jumlah

1. S2 Kesehatan 0 1 1

2. S2 Non Kesehatan 0 0 0

3. S1 Kesehatan 35 82 117

4. S1 Non Kesehatan 13 22 35

5. Diploma Kesehatan 15 37 52

6. Diploma Non Kesehatan 1 4 5

7. Diploma I Kesehatan 0 1 1

8. SMA/Sederajat 33 18 51

9. SD/Sederajat 2 1 3

Total 99 165 264

Sumber Data : Subag Umum & Kepagawaian Tahun 2020

Page 16: Layout UI Template - kemkes.go.id · Web viewPersentase ODHA baru ditemukan yang memulai pengobatan ARV, tercapai 66% dari target 77%, dengan capaian kinerja 85,71% Persentase cakupan

9

1.4 Sistematika Penulisan

1. Bab 1. Pendahuluan

Pada bab ini disajikan penjelasan umum organisasi, dengan penekanan

kepada aspek strategis organisasi serta permasalahan utama (strategic issue)

yang sedang dihadapi organisasi.

2. Bab 2. Perencanaan Kinerja

Bab ini menguraikan ringkasan/ikhtisar perjanjian kinerja Kementerian

Kesehatan Tahun 2020.

3. Bab 3. Akuntabilitas Kinerja

a. Capaian Kinerja Organisasi

Sub bab ini menyajikan capaian kinerja organisasi untuk setiap

pernyataan kinerja sasaran strategis organisasi sesuai dengan hasil

pengukuran kinerja organisasi.

b. Realisasi Anggaran

Sub bab ini menguraikan tentang realisasi anggaran yang digunakan dan

telah digunakan untuk mewujudkan kinerja organisasi sesuai dengan

dokumen Perjanjian Kinerja

4. Bab 4. Penutup

Bab ini menguraikan simpulan umum atas capaian kinerja organisasi serta

langkah di masa mendatang yang akan dilakukan organisasi untuk

meningkatkan kinerjanya.

Page 17: Layout UI Template - kemkes.go.id · Web viewPersentase ODHA baru ditemukan yang memulai pengobatan ARV, tercapai 66% dari target 77%, dengan capaian kinerja 85,71% Persentase cakupan

BAB 2

PERENCANAAN KINERJA

2.1 Perencanaan Kinerja

Perencanaan kinerja merupakan suatu proses yang berorientasi pada hasil yang

ingin dicapai selama kurun waktu satu sampai dengan lima tahun secara sistematis dan

berkesinambungan dengan memperhitungkan potensi, peluang dan kendala yang ada

atau yang mungkin timbul. Perencanaan kinerja Dinas Kesehatan Provinsi mengacu

pada Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2020-2024, Rencana Aksi

Program Direktorat Jenderal P2P dan RKPD Dinas Kesehatan Provinsi.

Sasaran Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tahun 2020-2024

adalah menurunnya penyakit menular, penyakit tidak menular serta meningkatnya

kesehatan jiwa. Indikator pencapaian sasaran tersebut adalah:

1. Persentase Orang dengan HIV-AIDS yang menjalani Terapi ARV (ODHA on

ART) sebesar 60% pada akhir tahun 2024;

2. Persentase angka keberhasilan pengobatan TBC (TBC succes rate) sebesar 90%

pada akhir tahun 2024;

3. Jumlah kabupaten/kota yang mencapai eliminasi malaria sebanyak 405

kabupaten/kota pada akhir tahun 2024;

4. Jumlah kabupaten/kota dengan eliminasi kusta sebanyak 514 kabupaten/kota pada

akhir tahun 2024;

5. Jumlah kabupaten/kota endemis filariasis yang mencapai eliminasi sebanyak 190

kabupaten/kota pada akhir tahun 2024;

6. Jumlah kabupaten/kota yang melakukan pencegahan perokok usia < 18 tahun

sebanyak 350 kabupaten/kota pada akhir tahun 2024;

7. Jumlah kabupaten/kota yang melakukan pencegahan dan pengendalian PTM

sebanyak 514 kabupaten/kota pada akhir tahun 2024;

8. Persentase kabupaten/kota yang mencapai 80% imunisasi dasar lengkap anak usia

0-11 bulan sebesar 95% pada akhir tahun 2024;

9. Jumlah kabupaten/kota yang melaksanakan deteksi dini masalah kesehatan jiwa dan

penyalahgunaan napza sebanyak 514 kabupaten/kota pada akhir tahun 2024;

10

Page 18: Layout UI Template - kemkes.go.id · Web viewPersentase ODHA baru ditemukan yang memulai pengobatan ARV, tercapai 66% dari target 77%, dengan capaian kinerja 85,71% Persentase cakupan

11

10. Persentase kabupaten/kota yang mempunyai kapasitas dalam pencegahan dan

pengendalian KKM sebesar 86% pada akhir tahun 2024;

11. Jumlah kabupaten/kota yang mencapai eliminasi penyakit infeksi tropis terabaikan

sebanyak 472 kabupaten/kota pada akhir tahun 2024;

12. Persentase faktor resiko penyakit di pintu masuk yang dikendalikan sebesar 100%

pada akhir tahun 2024;

13. Persentase rekomendasi hasil surveilans faktor risiko dan penyakit berbasis

laboratorium yang dimanfaatkan sebesar 100% pada akhir tahun 2024.

Rencana Aksi Program tersebut selanjutnya diturunkan dalam indikator untuk

Direktorat dan Dinas Kesehatan Provinsi dengan penjabaran sebagai berikut. Indikator

kinerja Dinas Kesehatan Provinsi yakni:

1. Persentase ODHA baru ditemukan yang memulai pengobatan ART

2. Persentase cakupan penemuan dan pengobatan TBC

3. Persentase anak 0-11 bulan yang mendapatkan Imunisasi Dasar Lengkap

4. Persentase kasus kusta baru tanpa cacat

5. Persentase kasus malaria positif yang diobati sesuai standar

6. Jumlah kabupaten/kota endemis yang melakukan POPM filariasis

7. Jumlah kabupaten/kota melaksanakan deteksi dini kanker

8. Nilai kinerja penganggaran

Secara lengkap cascading indikator Program Pencegahan dan Pengendalian

adalah sebagai berikut:

Page 19: Layout UI Template - kemkes.go.id · Web viewPersentase ODHA baru ditemukan yang memulai pengobatan ARV, tercapai 66% dari target 77%, dengan capaian kinerja 85,71% Persentase cakupan

Tabel 2.1 Cascading Indikator RAP, RAK dan Dana Dekonsentrasi

Tahun 2020

Indikator Kinerja Program Indikator Kinerja KegiatanDirektorat/Setditjen P2P

Indikator Kinerja KegiatanDinas Kesehatan Provinsi

Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit1. Persentase Orang Dengan HIV-

AIDS yang menjalani Terapi ARV (ODHA on ART)

1. Persentase ODHA baru ditemukan yang memulai pengobatan ART

1. Persentase ODHA baru ditemukan yang memulai pengobatan ART

2. Persentase angka keberhasilan pengobatan TBC (TBC succes rate)

2. Cakupan pengemuan dan pengobatan TBC (TBC treatment coverage)

2. Persentase cakupan penemuan dan pengobatan TBC

3. Jumlah kabupaten/kota yang mencapai eliminasi malaria

3. Jumlah Kab/Kota yang mencapai API<1/1.000 penduduk

3. Persentase kasus malaria positif yang diobati sesuai standar

4. Jumlah kabupaten/kota dengan eliminasi kusta

4. Proporsi kasus kusta baru tanpa cacat 4. Persentase kasus kusta baru tanpa cacat

5. Jumlah kabupaten/kota endemis filariasis yang mencapai eliminasi

5. Jumlah Kab/Kota endemis filariasis berhasil menurunkan angka mikrofilaria <1%

5. Jumlah kabupaten/kota endemis yang melakukan POPM filariasis

6. Jumlah kabupaten/kota yang melakukan pencegahan perokok usia < 18 tahun

6. Jumlah Kab/Kota yang menerapkan Kawasan Tanpa Rokok (KTR)

7. Jumlah Kab/Kota yang menyelenggarakan Layanan Upaya Berhenti merokok (UBM)

-

7. Jumlah kabupaten/kota yang melakukan pencegahan dan pengendalian PTM

8. Jumlah Kab/Kota yang melakukan deteksi dini faktor risiko PTM ≥80% populasi usia ≥ 15 tahun

9. Jumlah Kab/Kota yang melakukan deteksi dini penyakit kanker di ≥80% populasi

6. Jumlah kabupaten/kota melaksanakan deteksi dini kanker

12

Page 20: Layout UI Template - kemkes.go.id · Web viewPersentase ODHA baru ditemukan yang memulai pengobatan ARV, tercapai 66% dari target 77%, dengan capaian kinerja 85,71% Persentase cakupan

13

Indikator Kinerja Program Indikator Kinerja KegiatanDirektorat/Setditjen P2P

Indikator Kinerja KegiatanDinas Kesehatan Provinsi

usia 30-50 tahun10. Jumlah Kab/Kota yang melaksanakan

deteksi dini gangguan indera pada ≥ 40% populasi

8. Persentase kabupaten/kota yang mencapai 80% imunisasi dasar lengkap anak usia 0-11 bulan

11. Persentase bayi usia 0-11 bulan yang mendapatkan imunisasi dasar lengkap

12. Persentase anak usai bulan yang mendapat imunisasi lanjutan campak rubella

13. Persentase bayi usia 0-11 bulan yang mendapatkan imunisasi dasar lengkap di Papua dan Papua Barat

7. Persentase bayi usia 0-11 bulan yang mendapatkan imunisasi dasar lengkap

9. Jumlah kabupaten/kota yang melaksanakan deteksi dini masalah kesehatan jiwa dan penyalahgunaan napza

8. Persentase ODGJ berat yang mendapatkan layanan

9. Penyalahguna Napza yang mendapatkan pelayanan rehabilitasi medis

10. Presentase penderita Depresi pada penduduk ≥ 15 tahun yang mendapat layanan

11. Presentase penderita Gangguan Mental Emosional pada penduduk ≥ 15 tahun yang mendapat layanan

8. Jumlah Kab/kota yang melaksanakan deteksi dini masalah kesehatan jiwa dan penyalahgunaan NAPZA

10. Persentase kabupaten/kota yang mempunyai kapasitas dalam pencegahan dan pengendalian KKM

12. Persentase Kab/Kota yang memiliki Pelabuhan/Bandar Udara/PLBDN yang mempunyai kapasitas sesuai standar dalam pencegaham dan pengendalian kedaruratan kesehatan masyarakat

-

11. Jumlah kabupaten/kota yang 13. Jumlah Kab/kota dengan eradikasi -

Page 21: Layout UI Template - kemkes.go.id · Web viewPersentase ODHA baru ditemukan yang memulai pengobatan ARV, tercapai 66% dari target 77%, dengan capaian kinerja 85,71% Persentase cakupan

Indikator Kinerja Program Indikator Kinerja KegiatanDirektorat/Setditjen P2P

Indikator Kinerja KegiatanDinas Kesehatan Provinsi

mencapai eliminasi penyakit infeksi tropis terabaikan

frambusia

12. Persentase faktor resiko penyakit di pintu masuk yang dikendalikan

14. Persentase faktor resiko penyakit di pintu masuk yang dikendalikan

-

13. Persentase rekomendasi hasil surveilans faktor risiko dan penyakit berbasis laboratorium yang dimanfaatkan

15. Persentase rekomendasi hasil surveilans faktor risiko dan penyakit berbasis laboratorium yang dimanfaatkan

-

Program Dukungan Manajemen pada Direktorat Jenderal Pencegahan Dan Pengendalian Penyakit14. Nilai Reformasi Birokrasi

Kementerian Kesehatan16. Nilai Reformasi Birokrasi di lingkup

Direktorat Jenderal Pencegahan Dan Pengendalian Penyakit

17. Persentase kinerja RKAKL pada lingkup Direktorat Jenderal Pencegahan Dan Pengendalian Penyakit

9. Nilai Kinerja Penganggaran

Page 22: Layout UI Template - kemkes.go.id · Web viewPersentase ODHA baru ditemukan yang memulai pengobatan ARV, tercapai 66% dari target 77%, dengan capaian kinerja 85,71% Persentase cakupan

2.2 Perjanjian Kinerja

Perjanjian Kinerja merupakan wujud nyata komitmen antara penerima dan

pemberi amanah untuk meningkatkan integritas, akuntabilitas, transparansi, dan kinerja

Aparatur. Perjanjian Kinerja Dinas Kesehatan ProvinsiGorontalo dengan Ditjen P2P

telah ditandatangani dan didokumentasikan sebagai berikut:

Tabel 2.2. Perjanjian Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi .Gorontalo

NO Sasaran NO Indikator Kinerja TARGET 1   

Menurunnya penyakit menular, penyakit tidak menular, serta meningkatnya kesehatan jiwa 

1. Persentase ODHA baru ditemukan yang memulai pengobatan ARV

77%

2. Persentase cakupan penemuan dan pengobatan TBC

80%

3. Persentase anak 0-11 tahun yang mendapatkan Imunisasi Dasar Lengkap

92,9%

4. Persentase kasus kusta baru tanpa cacat

87%

5. Persentase kasus malaria positif yang diobati sesuai standar

95%

6. Jumlah kabupaten/kota melaksanakan deteksi dini kanker

3 kab/kota

7. Persentase ODGJ yang mendapatkan pelayanan

10 %

 2 Terkelolanya anggaran pencegahan dan pengendalian penyakit yang efisien dan akuntabel

8. Nilai kinerja penganggaran >80%

No Kegiatan Anggaran1. Surveilans dan Karantina Kesehatan Rp. Rp. 538.255.000

2. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan

Zoonik

Rp. Rp. 648.267.000

3. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Rp. Rp. 1.068.973.000

4. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Rp. Rp. 201.300.000

5. Pencegahan dan Pengendalian Masalah Kesehatan Jiwa dan

NAPZA

Rp. Rp. 340.000.000

6. Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis

Lainnya pada Program Pencegahan dan Pengendalian

Penyakit

Rp. 395.000.000

15

Page 23: Layout UI Template - kemkes.go.id · Web viewPersentase ODHA baru ditemukan yang memulai pengobatan ARV, tercapai 66% dari target 77%, dengan capaian kinerja 85,71% Persentase cakupan

TOTAL Rp. 3.191.795.000

BAB 3

AKUNTABILITAS KINERJA

3.1 Capaian kinerja

Pada bab ini disajikan disajikan capaian kinerja organisasi untuk setiap

pernyataan kinerja sasaran strategis organisasi sesuai dengan hasil pengukuran kinerja

organisasi., yang dapat dilihat pada tabel berikut :

NO Sasaran NO Indikator Kinerja TARGET CAPAIAN

 1   

Menurunnya penyakit menular, penyakit tidak menular, serta meningkatnya kesehatan jiwa 

1 Persentase ODHA baru ditemukan yang memulai pengobatan ARV

77% 66 %

2 Persentase cakupan penemuan dan pengobatan TBC

80% 73,40 %

3 Persentase anak 0-11 tahun yang mendapatkan Imunisasi Dasar Lengkap

92,9% 82%

4 Persentase kasus kusta baru tanpa cacat

87% 85,3 %

5 Persentase kasus malaria positif yang diobati sesuai standar

95% 100 %

6 Jumlah kabupaten/kota melaksanakan deteksi dini kanker

3 kab/kota 6 Kab/kota

7 Persentase ODGJ yang mendapatkan pelayanan

10% 62,80 %

 2 Terkelolanya anggaran pencegahan dan pengendalian penyakit yang efisien dan akuntabel

8 Nilai kinerja penganggaran >80% 92 %

Untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis tersebut dilakukan analisis

capaian kinerja per setiap indikator sebagai berikut :

1. Indikator: Persentase ODHA baru ditemukan yang memulai pengobatan ARV

a. Definisi Operasional: Persentase ODHA yang baru ditemukan masuk dalam

layanan Perawatan Dukungan dan Pengobatan (PDP), yang memulai terapi

Anti Retro Virus.

Page 24: Layout UI Template - kemkes.go.id · Web viewPersentase ODHA baru ditemukan yang memulai pengobatan ARV, tercapai 66% dari target 77%, dengan capaian kinerja 85,71% Persentase cakupan

17

b. Rumus/Cara perhitungan: Jumlah ODHA yang baru ditemukan masuk dalam

layanan Perawatan Dukungan dan Pengobatan (PDP), yang memulai terapi

Anti Retro Virus (ODHA yang inisiasi ART), dibagi dengan jumlah ODHA

yang baru ditemukan masuk dalam layanan Perawatan Dukungan dan

Pengobatan (PDP), dalam kurun waktu tertentu, dikali 100 persen.

c. Capaian IndikatorGrafik 1

Persentase ODHA baru ditemukan yang memulai pengobatan ARV Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo Tahun 2020

Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat bahwa pencapaian persentase ODHA

baru ditemukan yang memulai pengobatan ARV adalah 66 % dengan jumlah absolutnya

609 kasus dimana tidak mencapai target 77%. Hal ini dikarenakan layanan ARV untuk

ODHA menjadi alih fungsi sebagai layanan COVID 19 sehingga ODHA enggan untuk

datang ketempat tersebut karena mereka berfikir akan terjangkit dengan Virus yang

akan berakibat buruk pada diri mereka.

Grafik 2

Persentase ODHA baru ditemukan yang memulai pengobatan ARV Tahun 2018 – 2020 Provinsi Gorontalo

Capaian Target Kinerja0

20

40

60

80

10066

77 85.71

Page 25: Layout UI Template - kemkes.go.id · Web viewPersentase ODHA baru ditemukan yang memulai pengobatan ARV, tercapai 66% dari target 77%, dengan capaian kinerja 85,71% Persentase cakupan

Dari grafik di atas dapat di lihat kasus ODHA baru ditemukan yang memulai

pengobatan ARV dari tahun 2018 sampai tahun 2020 mengalami peningkatan, dimana

Prevalensi ODHA 52% tahun 2018 dan 55% tahun 2019 sampai dengan tahun 2020

menjadi 66% kasus. Namun pencapaian tersebut belum bisa melebihi target.

Indonesia termasuk dalam kategori epidemi dengan tingkat prevalensi HIV yang

rendah di dunia, yaitu sekitar 0,2.%.Namun Komisi Penanggulangan AIDS (KPA)

memperingatkan bahwa di beberapa provinsi telah melebihi 5% dan penularan utama

terjadi pada kelompok pengguna suntik serta pada kelompok yang melakukan hubungan

seksual berisiko.

Jumlah kasus HIV yang dilaporkan terus meningkat setiap tahun, sementara

jumlah AIDS relatif stabil. Hal ini menunjukkan keberhasilan bahwa semakin banyak

orang dengan HIV /AIDS (ODHA) yang diketahui statusnya saat masih dalam fase

terinfeksi (HIV positif) dan belum masuk dalam stadium AIDS.

Untuk dapat menemukan kasus HIV sedini mungkin maka di lakukan skrining

HIV bukan hanya pada populasi kunci namun juga skrining pada semua kalangan

masyarakat, hal ini di lakukan untuk bisa menemukan penderita HIV sejak dini karena

Penyakit HIV ini seperti fenomena gunung es sehingga perlu adanya penanganan lebih

dini agar semua penderita bisa di lacak dan segera di tangani.

d. Upaya yang dilakukan untuk mencapai indikator

Dalam upaya untuk mencapai indikator ada beberapa hal yang telah dilakukan

yaitu :

- Validasi Data dengan kab/kota se provinsi Gorontalo

20182019

2020

020406080

52 55

7777

7266

Target Capaian

Page 26: Layout UI Template - kemkes.go.id · Web viewPersentase ODHA baru ditemukan yang memulai pengobatan ARV, tercapai 66% dari target 77%, dengan capaian kinerja 85,71% Persentase cakupan

19

- Distribusi Logistik di Dinas Kab/Kota

- Melakukan orientasi Deteksi Dini dan Tata laksana HIV AIDS pada

petugas kesehatan

e. Analisa Penyebab Keberhasilan/Kegagalan

Hal – hal yang mempengaruhi keberhasilan pencapaian target kinerja

adalah :

1) Adanya komitmen pemerintah daerah dalam program P2 HIV AIDS

2) Layanan PDP telah dikembangkan ke Puskesmas, walaupun masih

terbatas.

3) Keterlibatan LSM Pendampingan ODHA sangat membantu dalam

kepatuhan berobat ODHA

4) Adanya dukungan APBD dalam pembiayaan pemeriksaan Viral Load bagi

ODHA, untuk menilai kualitas Hidup ODHA dan efektifitas pengobatan.

Analisis kegagalan

Adapun kegagalan yang dihadapi adalah banyaknya kasus yang ada

dilapangan namun mereka tidak ingin memeriksakan diri secara dini difasilitas

kesehatan nanti sudah terpapar dengan penyakit penyerta barulah mereka

melakukan kewaspadaan dini.

f. Kendala/masalah yang dihadapi

Kendala – kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan Pengendalian HIV adalah:1) Masih terbatas layanan Perawatan Dukungan dan Pengobatan (PDP),

2) Keterlambatan dalam mengakses layanan pengobatan ARV karena stigma

yang masih ada di masyarakat

3) Masih tingginya angka loss follow up Pengobatan

4) Pencatatan dan pelaporan yang belum sesuai standar.

5) Turn over SDM PDP HIV yang masih tinggi sehingga mengakibatkan

pasien tidak terlayani dengan baik

g. Pemecahan Masalah

1) Advokasi untuk lebih meningkatkan komitmen pemerintah daerah dalam

upaya penanggulangan HIV AIDS & IMS

Page 27: Layout UI Template - kemkes.go.id · Web viewPersentase ODHA baru ditemukan yang memulai pengobatan ARV, tercapai 66% dari target 77%, dengan capaian kinerja 85,71% Persentase cakupan

2) Melakukan Sosialisasi (Suluh) kepada masyarakat untuk meningkatkan

pengetahuan dan kesadaran masyarakat untuk melakukan testing HIV dan

IMS sedini mungkin.

3) Mengembangkan jejaring internal dan eksternal fasilitas kesehatan dalam

penemuan & penanganan HIV & IMS

h. Efisiensi penggunaan sumber daya

Persentase ODHA baru ditemukan yang memulai pengobatan ARV indicator

Persentasenya sebesar 85,71%, jika dibandingkan antara kinerja dengan

capaian realisasi anggaran Layanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

HIV/AIDS sebesar 99,81% yang berarti terdapat inefisien sumber pembiayaan

sebesar -14,1%

2. Indikator: Persentase cakupan penemuan dan pengobatan TBC

a. Definisi Operasional: Persentase semua kasus TB baru dan kambuh (termasuk

TB resistan obat) yang diobati dan dilaporkan diantara perkiraan insiden TB.

b. Rumus/Cara perhitungan: Jumlah semua kasus TB baru dan kambuh (termasuk

TB resistan obat) yang diobati dan dilaporkan dibagi perkiraan insiden TB

dikali 100 persen

c. Capaian Indikator

Grafik 3Persentase cakupan Penemuan dan keberhasilan pengobatan

TB/Success Rate Tahun 2020 Provinsi Gorontalo

Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat bahwa pencapaian persentase

cakupan penemuan dan keberhasilan pengobatan TB/succes Rate adalah 73,4%

dengan jumlah absolutnya 2.908 kasus dimana tidak mencapai target 80% ,

namun pada kinerja mencapai 91,75%. Hal ini dikarenakan kurangnya kasus

Capaian Target Kinerja0

20

40

60

80

100 73.4 8091.75

Page 28: Layout UI Template - kemkes.go.id · Web viewPersentase ODHA baru ditemukan yang memulai pengobatan ARV, tercapai 66% dari target 77%, dengan capaian kinerja 85,71% Persentase cakupan

21

suspek yang memeriksa di fasilitas kesehatan karena mereka takut akan

terjangkit virus CORONA 19 serta akan divonis sebab salah satu gejala virus

tersebut adalah batuk.

Grafik 4Persentase cakupan Penemuan dan keberhasilan pengobatan

TB/Success Rate Tahun 2018-2020 Provinsi Gorontalo

Tahun 2020 capaian indikator Cakupan Penemuan dan Pengobatan

TBC adalah sebesar 73,40%, jika dibandingkan dengan tahun 2018 sebesar

97,90% dan tahun 2019 sebesar 100% terjadi penurunan begitupun juga target

yang telah ditetapkan oleh kementrian kesehatan sebanyak 80% tidak tercapai.

Salah satu penyebanya adalah adanya pandemi COVID 19, dimana pasien

enggan memeriksa kesehatannya di fasilitas kesehatan meskipun penyakitnya

sudah lama.

d. Upaya yang dilakukan untuk mencapai indikator

Adapun upaya – upaya untuk menunjang pencapaian indicator yang

tertuang dalam RKA K/L Tahun 2020 adalah:

1) Deteksi Dini dan Pemantauan Penyakit TB

2) Surveilans Aktif TBC

e. Analisa Penyebab Keberhasilan/Kegagalan

Namun demikian dilapangan masih ditemui kegagalan yang dihadapi

dalam pelaksanaan Pengendalian TB adalah :

1) Masih rendahnya kesadaran masyarakat untuk memeriksakan diri lebih

dini bila telah ditemukan gejala awal TB

2018 2019 20200

20

40

60

80

100

120

9097

80

97.7 100

73.4

Target Capaian

Page 29: Layout UI Template - kemkes.go.id · Web viewPersentase ODHA baru ditemukan yang memulai pengobatan ARV, tercapai 66% dari target 77%, dengan capaian kinerja 85,71% Persentase cakupan

2) Keterlambatan dalam mengakses fasilitas kesehatan karena stigma yang

masih ada di masyarakat

3) Pengobatan yang tidak tuntas sehingga risiko kematian meningkat

4) Beberapa fasilitas kesehatan swasta tidak memberikan penanganan yang

tepat sesuai standar ISTC

5) Jejaring eksternal belum berjalan secara optimal sehingga beberapa kasus

pindah ke daerah lain tidak memberikan laporan hasil pengobatan yang

dijalani

6) Turn over SDM TB yang masih tinggi sehingga mengakibatkan pasien

tidak terlayani dengan baik

Analisis penyebab keberhasilan

Berbagai strategi yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo

maupun kabupaten dan kota untuk keberhasilan program pengendalian TBC

salah satunya dengan berintegrasi melalui program PIS-PK (Program

Indonesia sehat dengan Pendekatan Keluarga) yang diharapkan bisa

mendapatkan jumlah penemuan kasus baru sedini mungkin serta pengobatan

yang sesuai standar. Selain itu juga dilakukan kegiatan penemuan/skrining

massal.f. Kendala/masalah yang dihadapi

Adapun kendala yang dihadapi dilapangan yaitu :

- Pasien yang sementara pengobatan enggan untuk datang ke fasilitas

kesehatan disebabkan adanya Virus Corona Disease 19 (COVID 19).

Mereka berfikir apabila mereka datang akan terjangkit virus.

- Pasien dengan keluhan batuk tidak mau berobat di fasilitas kesehatan

karena salah satu gejala virus tersebut adalah batuk, sehingga mereka

enggan untuk melakukan pemeriksaan.

g. Pemecahan Masalah

Petugas kesehatan atau kader kesehatan berupaya selalu memberikan

informasi tang tepat sasaran dengan tidak memberi informasi yang hanya

dapat menyesatkan masyarakat sehingga mereka akan lebih memahami

pentingnya pemeriksaan dahak di fasilitas kesehatan dan mendapatkan

pengobatan secara tepat.

Page 30: Layout UI Template - kemkes.go.id · Web viewPersentase ODHA baru ditemukan yang memulai pengobatan ARV, tercapai 66% dari target 77%, dengan capaian kinerja 85,71% Persentase cakupan

23

h. Efisiensi penggunaan sumber daya

Kinerja indicator Persentase kasus TB yang ditatalaksana sesuai

standar sebesar 91,75%, jika dibandingkan antara kinerja dengan capaian

realisasi anggaran Layanan Pengendalian Penyakit TB sebesar 99,07% yang

berarti terdapat inefisien sumber pembiayaan sebesar -7,32%

3. Indikator: Persentase anak 0-11 tahun yang mendapatkan Imunisasi Dasar Lengkap

a. Definisi Operasional: Persentasi anak usia 0-11 bulan yang mendapat 1 dosis

Hep B, 1 dosis BCG, 4 dosis polio tetes, 1 dosis IPV, 3 dosis DPT-HB-Hib

serta 1 dosis campak/MR di suatu wilayah pada kurun waktu 1 tahun,

b. Rumus/Cara perhitungan: Jumlah anak usia 0-11 bulan yang mendapat 1 dosis

Hep B, 1 dosis BCG, 4 dosis polio tetes, 1 dosis IPV, 3 dosis DPT-HB-Hib

serta 1 dosis campak/MR di suatu wilayah pada kurun waktu 1 tahun dibagi

dengan jumlah seluruh bayi yang bertahan hidup di suatu wilayah pada kurun

waktu yang sama dikali 100 persen

c. Capaian Indikator

Grafik 5

Persentase Anak Usia 0 sampai 11 bulan yang mendapat Imunisasi Dasar Lengkap Tahun 2020 Provinsi Gorontalo

Berdasarkan grafik diatas dapat dijelaskan bahwa persentase Anak usia 0-11 bulan yang mendapatkan imunisasi Dasar lengkap hanya 82% dimana jumlah absolutnya sebanyak .2850 kasus, dimana tidak mencapai target yang telah ditetapkan oleh kementrian kesehatan 92,9%. Hal ini dikarenakan laporan dalam seratun dikumpulkan nanti pada bulan April 2020

Grafik 6

Capaian Target Kinerja75

80

85

90

95

82

92.988.3

Page 31: Layout UI Template - kemkes.go.id · Web viewPersentase ODHA baru ditemukan yang memulai pengobatan ARV, tercapai 66% dari target 77%, dengan capaian kinerja 85,71% Persentase cakupan

Persentase Anak Usia 0 sampai 11 bulan yang mendapat Imunisasi

Dasar Lengkap Provinsi Gorontalo Tahun 2018 - 2020

2018 2019 202075

80

85

90

95

100

92

9592.9

85.3

91

82

Dari grafik diatas dapat dilihat dari tahun 2018 sebanyak 85% dan

tahun 2019 sebanyak 91% terjadi peningkatan cakupan imunisasi dasar

meskipun belum mencapai target nasional. Di tahun 2020 terjadi penurunan

cakupan dikarenakan laporan yang masuk di Provinsi belum seluruhnya masuk

serta pelaporan akhir nanti pada bulan April 2020.

d. Upaya yang dilakukan untuk mencapai indikator

Adapun upaya – upaya untuk menunjang pencapaian indikator yang

tertuang dalam RKA K/L Tahun 2020 adalah:

1) Melaksanakan surveilans KIPI

2) Supervisi Suportif dan Pendampingan Pelaksanaan Sustainability Outreach

Service (SOS)

3) Monitoring Kualitas Data Imunisasi dan Efektifitas Pengelolaan Vaksin

4) Distribusi Logistik untuk Imunisasi

Untuk indikator yang tertuang dalam RPJMD Dinas Kesehatan

Provinsi Gorontalo Tahun 2018 - 2022 berbeda dengan yang tertuang dalam

Perjanjian Kinerja sehingga tidak dapat dibandingkan. Di dalam RPJMD

Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo yang menjadi indikator adalah Jumlah

Kabupaten / Kota yang Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Imunization

(UCI) 100% dan ditarget 6 kabupaten/Kota. Untuk Tahun 2020 belum ada

kabupaten/kota dengan cakupan UCI 100%

Page 32: Layout UI Template - kemkes.go.id · Web viewPersentase ODHA baru ditemukan yang memulai pengobatan ARV, tercapai 66% dari target 77%, dengan capaian kinerja 85,71% Persentase cakupan

25

Capaian indikator Persentase Anak Usia 0 sampai 11 Bulan yang

mendapat Imunisasi Dasar Lengkap berdasarkan target nasional yang tertuang

dalam Renstra Kementerian Kesehatan RI Tahun 2015 – 2019, sudah

mencapai target nasional (92,5%)

e. Analisa Penyebab Keberhasilan/Kegagalan

Adapun rencana tindak lanjut yang telah dilakukan dalam keberhasilan

imunisasi adalah:

1) Advokasi untuk lebih meningkatkan komitmen pemerintah daerah dalam

upaya peningkatan cakupan imunisasi

2) Melakukan edukasi kepada masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan

dan kesadaran masyarakat untuk melengkapi imunisasi dasar

3) Memperkuat jejaring internal dan eksternal dalam penanganan kasus KIPI

Analisis penyebab kegagalan

Dinas Kesehatan dan kabupaten/kota meskipun telah melakukan berbagai

upaya untuk menjamin akses pelayanan imunisasi tetap saja ada anak,bayi

balita tidak mendapatkan imunisasi dasar lengkap diantaranya: sulitnya

daerah terpencil yang menyulitkan petugas kesehatan melakukan swiping

imunisasi, kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pentingnya imunisasi

untuk kekebalan tubuh pada anak, serta banyaknya petugas yang telah dilatih

dipindah tugaskan.

f. Kendala/masalah yang dihadapi

Kendala – kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan Program

Imunisasi adalah:

1) Adanya pendemi COVID 19 masyarakat tidak mau berkunjung ke fasilitas

kesehatan setempat karena mereka takut akan terjangkit dengan virus

tersebut.

2) Perbedaan data sasaran Pusdatin yang selisih dengan data rill di Kab/Kota.

3) Adanya kelompok – kelompok penolakan terhadap imunisasi dari aspek

halal dan haram serta ketakutan masyarakat terhadap Kejadian Ikutan

Pasca Imunisasi (KIPI).

4) Terdapat wilayah yang sulit dijangkau (pulau dan pegunungan) dengan

keterbatasan alat transportasi.

Page 33: Layout UI Template - kemkes.go.id · Web viewPersentase ODHA baru ditemukan yang memulai pengobatan ARV, tercapai 66% dari target 77%, dengan capaian kinerja 85,71% Persentase cakupan

5) Pelaksanaan Kampanye MR, yang lansung dan tidak langsung ikut

berkontribusi dalam pencapaian target imunisasi rutin

6) Belum semua Kabupaten/Kota menerbitkan regulasi tentang penguatan

program imunisasi

g. Pemecahan Masalah

Permasalahan yang dihadapi cukup besar yaitu rendahnya angka kunjungan

bayi balita di fasilitas kesehatan sangat tinggi sehingga target imunisasipun

rendah maka dari hal tersebut dinas kesehatan provinsi dengan kab/kota

setempat melakukan inovasi dimana semua penduduk yang mempuyai bayi

balita dikunjungi atau dikumpulkan di satu tempat dengan hanya beberapa

orang saja dan juga dibantu oleh kader kesehatan yang ada di desa tersebut

untuk memberikan imunisasi.

h. Efisiensi penggunaan sumber daya

Kinerja indikator Persentase Anak Usia 0 sampai 11 Bulan yang

mendapat Imunisasi Dasar Lengkap sebesar 82%, jika dibandingkan antara

kinerja dengan capaian realisasi anggaran Layanan Imunisasi sebesar 92,37%,

berarti terdapat inefisien sumber pembiayaan sebesar -10,37%

4. Indikator: Persentase kasus kusta baru tanpa cacat

a. Definisi Operasional: Persentase kasus kusta baru yang ditemukan tanpa cacat

(cacat tingkat 0) diantara kasus kusta baru

b. Rumus/Cara perhitungan: Jumlah kasus kusta baru tanpa cacat (cacat tingkat 0)

dibagi total jumlah kasus kusta baru dikali 100 persen

c. Capaian Indikator

Grafik 7Persentase cakupan penemuan kasus Kusta baru tanpa cacat 2020 Provinsi Gorontalo

Page 34: Layout UI Template - kemkes.go.id · Web viewPersentase ODHA baru ditemukan yang memulai pengobatan ARV, tercapai 66% dari target 77%, dengan capaian kinerja 85,71% Persentase cakupan

27

Capaian Target Kinerja7580859095

10085.3

98.04

87

Berdasarkan grafik di atas dapat dilihat bahwa pencapaian persentase cakupan

penemuan kasus baru tanpa cacat sebesar 85,3% (69 kasus), sedangkan target

yang telah ditentukan oleh kementrian kesehatan yaitu 98,4%. Pada penemuan

kasus kusta baru di triwulan I sebanyak 36 kasus (5 kasus cacat, 31 kasus tanpa

cacat) 86,11%, triwulan II penemuan kasus kusta baru sebanyak 60 Kasus (9

kasus cacat, 51 kasus tanpa cacat)85%, sedangkan pada triwulan III kasus kusta

baru sebanyak 73 kasus (10 kasus cacat, 63 kasus tanpa catat) serta pada

triwulan IV terdapat temuan kasus 83 kasus (13 kasus cacat, 69 kasus tanpa

cacat)84,5%

Grafik 8

Persentase cakupan penemuan kasus baru kusta tanpa cacat 2018-

2020 Provinsi Gorontalo

2018 2019 202078

82

86

90

94

98

91 91

87

96

92.15

85.3

Target Capaian

Tahun 2018 dan 2019 pencapaian penemuan kasus kusta baru tanpa

cacat dapat dilihat melebihi target nasional dimana tahun 2018 sebesar 98%

dan 2019 sebesar 92,15, sedangkan pada tahun 2020 terjadi penurunan capaian

Page 35: Layout UI Template - kemkes.go.id · Web viewPersentase ODHA baru ditemukan yang memulai pengobatan ARV, tercapai 66% dari target 77%, dengan capaian kinerja 85,71% Persentase cakupan

hanya sebesar 85,3% tidak mencapai target sebesar 87%. Salah satu yang

membuat capaian cakupan kasus kusta baru tanpa cacat adalah adanya COVID

19 dimana mereka enggan untuk memeriksa kesehatannya di fasilitas

kesehatan.

d. Upaya yang dilakukan untuk mencapai indikator

Adapun upaya – upaya untuk menunjang pencapaian indikator yang tertuang

dalam RKA K/L Tahun 2020 adalah:Intensifikasi Penemuan Kasus dalam

Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kusta (Pelaksanaan Intensifikasi

Penemuan Kasus di Kab/Kota, Pertemuan Evaluasi Program da Validasi Data

Cohort Tingkat Provinsi, dan Bimbingan Teknis dan atau Validasi Data)

e. Analisa Penyebab Keberhasilan

Hal – hal yang mempengaruhi keberhasilan pencapaian target kinerja adalah:

1) Strategi khusus pada daerah kantong kusta khususnya berada di lokasi

yang sulit dijangkau.

2) Menjalin dukungan lintas program dan lintas sector.

3) Melakukan edukasi dan pendekatan untuk melawan stigma pada penderita

dan stigma masyarakat terhadap penderita kusta.

Analisis penyebab kegagalan yang membuat terhambatnya penemuan kasus

kusta baru yaitu : 1. Masih rendahnya pengetahuan masyarakat umum akan

penyakit kusta dengan pemahaman bahwa penyakit kutukan. 2. Sulitnya akses

untuk daerah terpencil serta 3. Petugas kesehatan yang telah dilatih dipindah

tugaskan atau banyaknya program yang dipegangnya sehingga ada program

lain keteteran.

f. Kendala/masalah yang dihadapi

Kendala – kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan Pengendalian

Kusta adalah:

1) Kurangnya komitmen politik dan alokasi sumber dana

2) Angka mutasi petugas kesehatan yang tinggi

3) Belum maksimalnya kemitraan dengan organisasi profesi, RS dan praktek

dokter swasta dalam menciptakan pelayanan kusta yang komprehensif dan

terstandar

Page 36: Layout UI Template - kemkes.go.id · Web viewPersentase ODHA baru ditemukan yang memulai pengobatan ARV, tercapai 66% dari target 77%, dengan capaian kinerja 85,71% Persentase cakupan

29

g. Pemecahan MasalahAdapun pemecahan masalah dengan melakukan Rencana tindak lanjut

adalah:

1) Memperluas cakupan kegiatan advokasi dan sosialisasi serta pelaksanaan

Intensifikasi Penemuan Kasus Kusta dan Frambusia.

2) Mempererat integrasi program dengan program lain

3) Menganggarkan dan melaksanakan peningkatan kapasitas tenaga

kesehatan secara rutin

4) Meningkatkan promosi dan sosialisasi serta peran media KIE kepada

penderita, keluarga penderita, dan masyarakat untuk menghilangkan

stigma kusta

5) Memperkuat jejaring kemitraan dengan lintas program, lintas sektor,

organisasi profesi agar memperoleh dukungan dalam pelaksanaan program

sesuai dengan tupoksi masing-masing

h. Efisiensi penggunaan sumber daya

Kinerja indikator Persentase cakupan penemuan kasus baru kusta tanpa cacat

sebesar 98,04%, jika dibandingkan antara kinerja dengan capaian realisasi

anggaran Layanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kusta sebesar 100%

yang berarti terdapat inefisien sumber pembiayaan sebesar -1,96 %.

5. Indikator: Persentase kasus malaria positif yang diobati sesuai standar

a. Definisi Operasional: Persentase kasus malaria positif yang diobati sesuai

standar program,

b. Rumus/Cara perhitungan: Jumlah kasus positif malaria yang diobati sesuai

standar program dibagi dengan jumlah seluruh kasus positif malaria dikali 100

persen

c. Capaian Indikator

Grafik 9

Persentase Jumlah Kasus Malaria Positif yang diobati sesuai standart tahun 2020

di Provinsi Gorontalo

Page 37: Layout UI Template - kemkes.go.id · Web viewPersentase ODHA baru ditemukan yang memulai pengobatan ARV, tercapai 66% dari target 77%, dengan capaian kinerja 85,71% Persentase cakupan

Capaian Target Kinerja85

90

95

100

105

110100

95

105.3

Adapun capaian kasus malaria positif yang diobati sesuai standart tahun 2020

sebanyak 100% melebihi target nasional yaitu 95% dengan hasil kinerja 105,3%.

Kabupaten/kota yang telah mendapatkan pengobatan malaria positif dilihat dari

aplikasi surveilans malaria adalah Kota Gorontalo sebanyak 2 kasus, Kabupaten

Boalemo sebayak 7 kasus, Kabupaten Gorontalo sebayak 9 kasus dan Kabupaten

Gorontalo Utara 18 kasus. Pada Kabupaten Pohuwato dan Kabupaten Bone

Bolango tidak ada kasus, sehingga total kasus yang ada sebanyak 36 kasus.

Grafik 9

Persentase Jumlah Kasus Malaria Positif yang diobati sesuai standart

tahun 2018- 2020 di Provinsi Gorontalo

2018 2019 202092

94

96

98

100

102

95 95 95

100 100 100

Target Capaian

Program malaria di provinsi Gorontalo telah dikatakan berhasil karena

mencapai target nasional dimana ditahun 2018 mencapai 100% dengan target

95% (.....kasus), tahun 2019 capaian 100% dengan target 95% (30 kasus) serta di

tahun 2020 mencapai 100% target nasional 95% sebayak 36 kasus.

d. Upaya yang dilakukan untuk mencapai indikator

Page 38: Layout UI Template - kemkes.go.id · Web viewPersentase ODHA baru ditemukan yang memulai pengobatan ARV, tercapai 66% dari target 77%, dengan capaian kinerja 85,71% Persentase cakupan

31

Adapun upaya – upaya untuk menunjang pencapaian indikator yang

tertuang dalam RKA K/L Tahun 2020 adalah:

1) Diagnosa dan Tatalaksana Pengobatan Malaria

2) Penyelidikan Epidemiologi (PE)

e. Analisa Penyebab Keberhasilan/Kegagalan

Hal – hal yang mempengaruhi keberhasilan pencapaian target kinerja adalah:

1) Ketersediaan Obat Anti Malaria di fasyankes yang cukup

2) Jejaring informasi terkait cara mendapatkan Obat Anti Malaria yang sudah

mulai berjalan dengan baik

Analisis penyebab kegagalan

Meskipun kasus malaria positif yang diobati sesuai standart telah berhasil

namun ada saja kegagalan yang didapat dilapangan, salah satunya masih

banyaknya obat anti malaria di perjual belikan secara bebas masyarakat dapat

membelinya di warung atau toko obat, seperti PQ (primaquin), CQ(kloroquin)

dan SP(sulfadoxin Pyrimathamin). Hal ini akan berakibat buruk pada diri

mereka karena membuat resep sendiri.

f. Kendala/masalah yang dihadapi

Kendala – kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan Pengendalian

Malaria adalah:

1) Laporan stock out obat belum semua Kabupaten/Kota melaporkan secara

tepat waktu sehingga Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo belum

maksimal dalam mengevaluasi stock out obat

2) Di beberapa fasyankes Swasta dan Pemerintah masih melakukan

pengobatan malaria belum sesuai standar

3) Tenaga Medis dan Paramedis yang telah dilatih dalam penatalaksanaan

kasus malaria banyak yang berpindah tempat tugas.

g. Pemecahan Masalah

Adapun pemecahan masalah maka direncanakan tindak lanjut yang perlu

dilakukan adalah:

1) Monitoring dan Evaluasi Program Malaria yang dilakukan baik oleh

Provinsi maupun Kab/Kota terhadap pelaksanaan Pencegahan dan

Pengendalian Penyakit Malaria

Page 39: Layout UI Template - kemkes.go.id · Web viewPersentase ODHA baru ditemukan yang memulai pengobatan ARV, tercapai 66% dari target 77%, dengan capaian kinerja 85,71% Persentase cakupan

4) Sosialisasi Tatalaksana Kasus Malaria Terkini kepada organisasi profesi

melalui pertemuan yang dilaksanakan di tingkat provinsi

1) Sosialisasi Tatalaksana Kasus Malaria Terkini kepada dokter – dokter

Spesialis Penyakit Dalam Puskesmas dan RS baik pemerintah maupun

swasta

2) Penemuan secara dini Kasus Positif Malaria di masyarakat melalui MBS

dan Surveilans Migrasi

h. Efisiensi penggunaan sumber daya

Kinerja indikator Jumlah persentase kasus malaria positif yang diobati

sesuai standar jika dibandingkan antara capaian kinerja 105,26% dengan capaian

realisasi anggaran Layanan Pengendalian Penyakit Malaria sebesar 99.,10%

yang berarti terdapat efisiensi sumber pembiayaan sebesar 6,16%

6. Indikator: Jumlah kabupaten/kota melaksanakan deteksi dini kanker

a. Definisi Operasional: Kab/kota yang menyelenggarakan deteksi dini kanker

payudara dan kanker serviks paling kurang pada 80% populasi wanita usia 30-59

tahun atau wanita yang memiliki riwayat sexual aktif

b. Rumus/Cara perhitungan: Jumlah Kabupaten/Kota yang memiliki cakupan

deteksi dini kanker payudara paling kurang 80% populasi wanita usia 30-59

tahun atau wanita yang memiliki riwayat sexual aktif

c. Capaian Indikator

Grafik 11Persentase Jumlah Kabupaten/Kota Melaksanakan Deteksi Dini Kanker Tahun 2020 Provinsi Gorontalo

Capaian Target Kinerja0

50

100

150

200

6 3

200

Capaian yang diperoleh dari kabupaten/kota melaksanakan Deteksi Dini Kanker di Provinsi Gorontalo sebanyak 6 kabupaten/kota. Yaitu Kabupaten Pohuwato,

Page 40: Layout UI Template - kemkes.go.id · Web viewPersentase ODHA baru ditemukan yang memulai pengobatan ARV, tercapai 66% dari target 77%, dengan capaian kinerja 85,71% Persentase cakupan

33

Kabupaten Boalemo, Kabupaten Gorontalo, Kabupaten Bone Bolango, Kabupaten Gorontalo Utara dan Kota Gorontalo.

Grafik 12Persentase Jumlah Kabupaten/Kota Melaksanakan Deteksi Dini Kanker Tahun 2018- 2020 di Provinsi Gorontalo

2018 2019 202001234567

45

334

6

Target Capaian

Tahun 2020 capaian indikator persentase jumlah kabupaten/kota yang

melaksanakan deteksi dini kanker 6 kab/kota sudah melebihi target yaitu hanya

3 kab/kota

d. Upaya yang dilakukan untuk mencapai indikator

Adapun upaya – upaya untuk menunjang pencapaian indicator yang

tertuang dalam RKA K/L Tahun 2020 adalah : melakukan sosialisasi dan Aksi

Deteksi Dini Kanker

e. Analisa Penyebab Keberhasilan/KegagalanYang menyebabkan keberhasilan dimana seluruh kabupaten/kota dapat melaksanakan deteksi dini kanker adalah 1) Seluruh tenaga yang ada di fasilitas kesehatan telah dilatih oleh dinas

kesehatan provinsi gorontalo dan di perkuat kembali oleh dinas kab/kota

setempat. Sehingga apabila ada permintaan dari masyarakat untuk

pemeriksaan kanker tidak harus dirujuk di fasilitas kesehatan yang lengkap.

2) Adanya bahan habis pakai yang tersedia mencukupi baik di dinas kesehatan

provinsi maupun dinas kesehatan kab/kota setempat.

Analisis penyebab kegagalan

Yang menyebabkan kegagalan dilapangan adalah pengetahuan masyarakat

yang kurang akan pentingnya pemeriksaan IVA.

Page 41: Layout UI Template - kemkes.go.id · Web viewPersentase ODHA baru ditemukan yang memulai pengobatan ARV, tercapai 66% dari target 77%, dengan capaian kinerja 85,71% Persentase cakupan

f. Kendala/masalah yang dihadapi

Kendala – kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan Pengendalian

Penyakit Kanker adalah :

1) Keterbatasan pendanaan

2) Petugas yang dilatih masih kurang

3) Masyarakat merasa tabu/malu untuk melakukan pemeriksaan deteksi dini

kanker.

4) Kurangnya perhatian dari pihak terkait dalam melakukan sosialisasi

tentang pentingnya pemeriksaan secara dini.

g. Pemecahan Masalah Adapun pemecahan masalah maka direncanakan tindak lanjut yang

perlu dilakukan adalah :

1) Penyediaan anggaran pelaksanaan IVA dan SADANIS baik oleh

Pemerintah Provinsi maupun Kab/Kota

2) Peningkatan kapasitas petugas kesehatan dalam melakukan deteksi dini

kanker payudara dan leher Rahim

3) Meningkatkan kerjasama dan Sosialisasi IVA dan SADANIS kepada

Lintas Sektor diantaranya Tim Penggerak PKK baik tingkat Provinsi

maupun Kab/Kota serta LS lainnya

h. Efisiensi penggunaan sumber dayaKinerja indikator Jumlah persentase jumlah kab/kota melaksanakan deteksi dini

kanker jika dibandingkan antara capaian kinerja 200% dengan capaian realisasi

anggaran Deteksi Dini Kanker sebesar 100% yang berarti terdapat efisiensi

sumber pembiayaan sebesar 100%.

9. Indikator: Persentase ODGJ yang mendapatkan pelayanan

a. Definisi Operasional: ODGJ berat yang mendapat pelayanan sesuai standar di

Fasilitas Pelayanan Kesehatan, berupa: pemeriksaan kesehatan jiwa

(wawancara psikiatrik dan pemeriksaan status mental), memberikan informasi

dan edukasi, tatalaksana awal, meberikan pengobatan dasar dan atau

melakukan rujukan bila diperlukan. Standar Pelayanan: Pelayanan Kesehatan

dilakukan oleh minimal 1 orang Dokter Umum/ Spesialis Kedokteran Jiwa

dan 1 orang Perawat/ Perawat Spesialis Keperawatan Jiwa.

Page 42: Layout UI Template - kemkes.go.id · Web viewPersentase ODHA baru ditemukan yang memulai pengobatan ARV, tercapai 66% dari target 77%, dengan capaian kinerja 85,71% Persentase cakupan

35

Penderita ODGJ yang dimaksud adalah penderita Skizofrenia dan Psikotik

Akut yang didiagnosis oleh dokter, psikolog klinis dan psikiater.

b. Rumus/Cara perhitungan: Jumlah penderita ODGJ Berat yang mendapat

layanan dibagi Jumlah sasaran penderita ODGJ dikali 100 %

c. Capaian Indikator

Grafik 14

Persentase ODGJ yang mendapatkan pelayanan satker dekonsentrasi

05 Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo Tahun 2020

Berdasarkan grafik diatas dapat dijelaskan bawa persentase ODGJ yang

mendapatkan pelayanan mencapai 62,8% jumlah absolutnya 1635 kasus dimana

target nasional hanya 10%, maka dapat dikatakan provinsi Gorontalo melebihi

target. Hal ini dikarenakan terjadinya kolaborasi lintas sektor, lintas program,

serta adanya komunikasi dan koordinasi antar kabupaten/kota dan Provinsi.

Grafik 16

Persentase ODGJ yang mendapatkan pelayanan satker

dekonsentrasi 05 Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo Tahun 2018-2020

Capaian Target Kinerja0

500

1000

62.8 10

628

Page 43: Layout UI Template - kemkes.go.id · Web viewPersentase ODHA baru ditemukan yang memulai pengobatan ARV, tercapai 66% dari target 77%, dengan capaian kinerja 85,71% Persentase cakupan

Capaian indikator ODGJ yang mendapatkan pelayanan sifasilitas

kesehatan pada tahun 2018 sebanyak 68% (1.233 kasus) dari sasaran 1804

kasus, sedangkan pada tahun 2019 terjadi peningkatan sebanyak 81% (1463

kasus) dari jumlah sasaran 1.804 kasus. Pada tahun 2020 capaian 62,80%

(1.635 kasus). Namun pencapaian ini belum dirasa cukup karena masih banyak

sigma buruk terhadap ODGJ dalam pandangan masyarakat awam.

d. Upaya yang dilakukan untuk mencapai indikator

Adapun upaya – upaya untuk menunjang pencapaian indicator yang

tertuang dalam RKA K/L Tahun 2020 adalah : Orientasi penatalaksanaan kasus

Gangguan Jiwa bagi tenaga kesehatan.

e. Analisa Penyebab Keberhasilan/Kegagalan

Yang menyebabkan keberhasilan persentase ODGJ yang mendapatkan

pelayanan di kabupaten/kota adalah :

1) Dinas Kesehatan Provinsi selalu melakukan koordinasi dengan dinas

kesehatan kab/kota setempat serta bekerja sama dengan lintas sektor

terkait.

2) Petugas kesehatan yang ada di fasilitas kesehatan di beri pelatihan tentang

penanganan kasus ODGJ

Analisis penyebab kegagalan

Yang menyebabkan kegagalan adalah

1) Masih ditemukannya kasus pemasungan termasuk pemasungan kembali

akibat terputusnya pengobatan

2018 2019 20200

20

40

60

80

100

120100 100

10

6881

62.8

Target

Capaian

Page 44: Layout UI Template - kemkes.go.id · Web viewPersentase ODHA baru ditemukan yang memulai pengobatan ARV, tercapai 66% dari target 77%, dengan capaian kinerja 85,71% Persentase cakupan

37

2) Kurangnya dukungan dari keluarga dalam pemberian obat-obatan serta

banyak keluarga yang sudah tidak menerima mereka yang sudah sembuh.

3) Komunikasi, koordinasi dengan lintas sektor terkait dalam penangan

ODGJ belum optimal.

f. Kendala/masalah yang dihadapi

Masalah yang di hadapi di lapangan adalah:

1) Masyarakat/keluarga acuh terhadap pasien/kasus sehingga mereka

menggelandang dan meresahkan masyarakat lainnya

2) Pasien dengan gangguan jiwa berat banyak ditemukan dalam keadaan

pasung.

3) Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang penanganan ODGJ.

4) Kurangnya ketersediaan obat-obatan

5) Tidak adanya rumah tunggu bagi pasien ODGJ yang sudah sembuh yang

sudah tidak diterima oleh keluarga mereka

6) Tidak adanya identidas lengkap untuk mendapatkan fasilitas kesehatan.

g. Pemecahan Masalah

Untuk memecahkan masalah maka direncana tindak lanjut yang perlu

dilakukan adalah :

1) Peningkatan Kapasitas Petugas

2) Melakukan edukasi terhadap keluarga yang mempunyai pasien ODGJ

3) Melakukan kerja sama dengan lintas sektor terkait khususnya Dinas Sosial

dimana pasien ODGJ yang sudah sembuh dapat diberdayakan sehingga

tidak selalu tergantung pada keluarganya.

h. Efisiensi penggunaan sumber daya

Kinerja indikator persentase ODGJ yang mendapatkan pelayanan jika

dibandingkan antara capaian kinerja 628% dengan capaian realisasi anggaran

layanan Orang dengan gangguan jiwa berat sebesar 100% yang berarti

terdapat efisiensi sumber pembiayaan sebesar 528%.

7. Indikator: Nilai Kinerja Penganggaran

Page 45: Layout UI Template - kemkes.go.id · Web viewPersentase ODHA baru ditemukan yang memulai pengobatan ARV, tercapai 66% dari target 77%, dengan capaian kinerja 85,71% Persentase cakupan

a. Definisi Operasional: Capaian keluaran kegiatan diukur dari realisasi Volume

Keluaran (RVK) dan realisasi volume keluaran kegiatan (RIKK) dengan

menggunakan formula rata geometrik

b. Rumus/Cara perhitungan: Realisasi volume kegiatan / target volume kegiatan x

realisasi indikator kegiatan / target indikator kegiatan

c. Capaian Indikator

Grafik 15

Persentase layanan dukungan manajemen dan pelaporan satker

dekonsentrasi 05 Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo Tahun 2020

Capaian Target Kinerja707580859095

93.27

80

85.77

Berdasarkan grafik diatas dapat dijelaskan bahwa pencapaian

persentase layanan dukungan manajemen dan pelaporan adalah 93,27%

dimana melebihi target nasional hanya 80%.

Grafik 16

Persentase layanan dukungan manajemen dan pelaporan satker

dekonsentrasi 05 Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo Tahun 2018-2020

Page 46: Layout UI Template - kemkes.go.id · Web viewPersentase ODHA baru ditemukan yang memulai pengobatan ARV, tercapai 66% dari target 77%, dengan capaian kinerja 85,71% Persentase cakupan

39

2018 2019 20200

20

40

60

80

100

120

80 80 80

98.7 100 97.4

Target Capaian

Tahun 2018 pencapaian layanan dukungan manajemen dan laporan

adalah 98,7%, ditahun 2019 pencapaiannya 100% sedangkan pada tahun 2020

capaian indikator Persentase layanan dukungan manajemen dan pelaporan

satker dekonsentrasi adalah sebesar 97,40%, sudah melampaui target. Capaian

sejalan dengan target tahun 2020 sebesar >80%.

d. Upaya yang dilakukan untuk mencapai indikator

Adapun upaya – upaya untuk menunjang pencapaian indicator yang

tertuang dalam RKA K/L Tahun 2020 adalah :

1) Penyusunan Rencana Anggaran

2) Pelaksanaan Pemantauan dan Informasi

3) Penyusunan Laporan Keuangan

e. Analisa Penyebab Keberhasilan/Kegagalan

Yang menyebabkan keberhasilan yang diperoleh yaitu : semua kepala seksi

yang ada di bidang pencegahan dan pengendalian penyakit selalu

berkoordiansi satu sama lain dalam hal pendanaan serta pada program-

programnya. Selain itu pengelola program yang ada di kabupaten/kota

mendapatkan pendampingan provinsi sehingga program terlaksana dengan

baik.

Analisis penyebab kegagalan

Adapun kegagalan yang terjadi adalah adanya miss komunikasi dengan

bendaha, pemegang program seta kepala seksi.

f. Kendala/masalah yang dihadapi

Kendala – kendala yang dihadapi dalam pelaksanaandukungan

manajemen adalah :

Page 47: Layout UI Template - kemkes.go.id · Web viewPersentase ODHA baru ditemukan yang memulai pengobatan ARV, tercapai 66% dari target 77%, dengan capaian kinerja 85,71% Persentase cakupan

1) Keterlambatan penerimaan data capaian dari masing – masing Program

2) Keterlambatan melengkapi kekurangan dokumen pelaksanaan kegiatan

3) Adanya pemotongan/pemangkasan dana secara besar-besaran yang

dilakukan oleh pemerintah pusat/daerah.

g. Pemecahan Masalah

Adapun pemecahan masalah maka dilakukan rencana tindak lanjut

adalah :

1) Meningkatkan koordinasi tim satker dan segenap pejabat structural serta

staf lingkup Bidang P2

2) Meningkatkan kerjasama dengan LS terkait

h. Efisiensi penggunaan sumber daya

Kinerja indicator indicator Persentase layanan dukungan manajemen

dan pelaporan satker dekonsentrasi sebesar 100%, jika dibandingkan antara

kinerja dengan capaian realisasi anggaran Layanan Internal (Over Head)

sebesar 100% yang berarti terdapat efisiensi sumber pembiayaan sebesar

3.2 Realisasi Anggaran

Alokasi anggaran awal pada tahun 2020 sebesar Rp. 3.191.795.000 namun ada

revisi anggaran dibulan April Sebesar Rp. 1.054.362.000 Selanjutnya pada bagian ini

diuraikan realisasi anggaran sepanjang tahun 2020 yaitu :

a. Realisasi anggaran per kegiatan

Rincian Kegiatan dan Realisasi Anggaran

Bidang P2P Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo

Tahun 2020

No

KegiatanAnggar

an (Rp)Realisa

si (Rp)%

1Surveilans dan

Karantina Kesehatan189.387.000

176.712.000

93,31

Page 48: Layout UI Template - kemkes.go.id · Web viewPersentase ODHA baru ditemukan yang memulai pengobatan ARV, tercapai 66% dari target 77%, dengan capaian kinerja 85,71% Persentase cakupan

41

2Pencegahan dan

Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik

275.892.000

269.945.000

97.84

3Pencegahan dan

Pengendalian Penyakit Menular Langsung

243.428.000

242.209.900

99,50

4Pencegahan dan

Pengendalian Penyakit Tidak Menular

83.550.000

83.435.000

100

5

Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya pada Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

110.590.000

103.145.000

93,27

6Pencegahan dan

Pengendalian Masalah Kesehatan Jiwa dan NAPZA

151.515.000

151.515.000

100

TOTAL1.054.3

62.0001.026.9

61.90097,4

0

1. Realisasi anggaran kegiatan Surveilans dan Karantina Kesehatan sebesar 93,31%, tidak mencapai 100% karena terdapat perbedaan transport setiap Kab/Kota

2. Realisasi anggaran kegiatan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

Tular Vektor dan Zoonotik sebesar 97,84%, tidak mencapai 100%

karena terdapat perbedaan transport setiap Kab/Kota

3. Realisasi anggaran kegiatan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

Menular Langsung sebesar 99,50%, tidak mencapai 100% karena

terdapat perbedaan transport setiap Kab/Kota

4. Realisasi anggaran kegiatan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

Tidak Menular sebesar 100%, mencapai target 100%

5. Realisasi anggaran kegiatan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan

Tugas Teknis Lainnya pada Program Pencegahan dan Pengendalian

Page 49: Layout UI Template - kemkes.go.id · Web viewPersentase ODHA baru ditemukan yang memulai pengobatan ARV, tercapai 66% dari target 77%, dengan capaian kinerja 85,71% Persentase cakupan

Penyakit sebesar 93,27%, tidak mencapai 100% karena terdapat

perbedaan transport setiap Kab/Kota

6. Realisasi anggaran kegiatan Pencegahan dan Pengendalian Masalah

Kesehatan Jiwa dan NAPZA sebesar 100%, mencapai target 100%.

b. Realisasi anggaran per indikator

Rincian dan Realisasi anggaran per indikator Bidang P2P Dinas Kesehatan

Provinsi Gorontalo Tahun 2020 adalah sebagai berikut

Rincian dan Realisasi Per Indikator

Bidang P2P Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo

Tahun 2020

No

Indikator Anggar

an (Rp)Reali

sasi (Rp)%

1Persentase ODHA baru

ditemukan yang memulai

pengobatan ARV

73.068.000

72.763.000

100

2 Persentase cakupan

penemuan pengobatan TBC

24.620.000

24.390.000

100

3Persentase anak 0-11 tahun

yang mendapatkan

imunisasi Dasar Lengkap

85.100.000

78.605.000

92,37

4Persentase cakupan

penemuan kasus baru kusta

tanpa cacat

105.540.000

105.061.900

100

5Persentase kasus Malaria

Positif yang diobati sesuai

standar

71.812.000

71.650.000

100

6Jumlah Kab/kota

melaksanakan deteksi dini

kanker

83.550.000

83.435.000

100

15

Persentase ODGJ yang

mendapatkan pelayanan

151.515.000

151.515.000

100

1 Nilai Kinerja Penganggaran 110.59 110.1 93,27

Page 50: Layout UI Template - kemkes.go.id · Web viewPersentase ODHA baru ditemukan yang memulai pengobatan ARV, tercapai 66% dari target 77%, dengan capaian kinerja 85,71% Persentase cakupan

43

6 0.000 45.000

Adapun penyebab realisasi anggaran yang tidak mencapai 100% dari

setiap indikator adalah sebagai berikut :

2. Realisasi anggaran untuk indikator Persentase anak usia 0 sampai 11

bulan yang mendapat imunisasi dasar lengkap sebesar 92.37%. Hal ini

terjadi karena biaya transportasi yang di Kota Gorontalo tidak terbayarkan.

3. Realisasi anggaran untuk indikator Nilai Kinerja Penganggaran sebesar

93,27%. Hal ini terjadi karena pembayaran honorarium di bulan November

tidak sempat tertagih/terbayarkan.

c. Realisasi anggaran output

Tabel Realisasi anggaran per output dalam e monev DJA

Bidang P2P Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo

Tahun 2020

NO Nama

Kegiatan

Nama Output Anggaran

(Rp)

Realisasi

(Rp)

%

1 Surveilans

dan

Karantina

Kesehatan

Layanan Kewaspadaan

Dini dan Respon

Penyakit Potensial

KLB

104.287.000 98.107.000 94,07

Layanan Imunisasi 85.100.000 78.605.000 92,37

2 Pencegahan

dan

Pengendalian

Penyakit

Tular Vektor

dan Zoonotik

Layanan Intensifikasi

Eliminasi Malaria

71.812.000 71.650.000 99,77

Layanan

Pengendalian

Penyakit Arbovirosis

54.160.000 52.970.000 97.80

Page 51: Layout UI Template - kemkes.go.id · Web viewPersentase ODHA baru ditemukan yang memulai pengobatan ARV, tercapai 66% dari target 77%, dengan capaian kinerja 85,71% Persentase cakupan

Layanan

Pengendalian

Filariasis dan

Kecacingan

138.000.000 134.850.00

0

97.72

Layanan

Pengendalian dan

Pencegahan Vektor

dan Binatang

Pembawa Penyakit

11.920.000 10.475.000 87,88

3 Pencegahan

dan

Pengendalian

Penyakit

Menular

Langsung

Layanan Pencegahan

dan Pengendalian

Penyakit HIV/ AIDS

73.068.000 72.763.000 99,58

Layanan

Pengendalian

Penyakit TBC

24.620.000 24.390.000 99,07

Intensifikasi

Penemuan Kasus

Kusta

105.540.000 105.061.00

0

99,55

Layanan Pencegahan

dan Pengendalian

Penyakit ISPA

40.200.000 39.995.000 99,49

4 Pencegahan

dan

Pengendalian

Penyakit

Tidak

Menular

Deteksi Dini Kanker 83.550.000 83.435.000 99,86

5 Dukungan

Manajemen

Layanan Dukungan

Manajemen Satker

110.590.000 103.145.00

0

93,27

Page 52: Layout UI Template - kemkes.go.id · Web viewPersentase ODHA baru ditemukan yang memulai pengobatan ARV, tercapai 66% dari target 77%, dengan capaian kinerja 85,71% Persentase cakupan

45

dan

Pelaksanaan

Tugas Teknis

Lainnya pada

Program

Pencegahan

dan

Pengendalian

Penyakit

6 Pencegahan

dan

Pengendalian

Masalah

Kesehatan

Jiwa dan

NAPZA

Layanan Orang

Dengan Gangguan

Jiwa (ODGJ) Berat

151.515.000 151.515.00

0

100

1. Realisasi anggaran output Layanan Kewaspadaan Dini dan Respon Penyakit Potensial KLB sebesar 94,07%, tidak mencapai 100% karena terdapat perbedaan transport setiap Kab/Kota

2. Realisasi anggaran output Layanan Imunisasi sebesar 92,37%, tidak

mencapai 100% karena terdapat perbedaan transport setiap Kab/Kota

3. Realisasi anggaran output Layanan Intensifikasi Eliminasi Malaria

sebesar 99,77%, tidak mencapai 100% karena terdapat silva di hotel

4. Realisasi anggaran output Layanan Pengendalian Penyakit Arbovirosis

sebesar 97,80%, tidak mencapai target 100% karena terdapat perbedaan

transport setiap kab/kota

5. Realisasi anggaran output Layanan Pengendalian Filariasis dan

Kecacingan sebesar 97,72%, tidak mencapai target 100% karena terdapat

perbedaan transport setiap kab/kota.

6. Realisasi anggaran output Layanan Pengendalian dan Pencegahan

Vektor dan Binatang Pembawa Penyakit sebesar 87,88%, tidak mencapai

target 100% karena terdapat perbedaan transport setiap kab/kota.

Page 53: Layout UI Template - kemkes.go.id · Web viewPersentase ODHA baru ditemukan yang memulai pengobatan ARV, tercapai 66% dari target 77%, dengan capaian kinerja 85,71% Persentase cakupan

7. Realisasi anggaran output Layanan Pencegahan dan Pengendalian

Penyakit HIV/ AIDS sebesar 99,58%, tidak mencapai target 100% karena

terdapat sisa anggaran dari kegiatan.

8. Realisasi anggaran output Layanan Pengendalian Penyakit TBC sebesar

99,07%, tidak mencapai target 100% karena terdapat sisa anggaran dari

kegiatan.

9. Realisasi anggaran output Intensifikasi Penemuan Kasus Kusta sebesar

99,55%, tidak mencapai target 100% karena terdapat sisa anggaran dari

kegiatan.

10. Realisasi anggaran output Layanan Pencegahan dan Pengendalian

Penyakit ISPA sebesar 99,49%, tidak mencapai target 100% karena

terdapat sisa anggaran dari kegiatan.

11. Realisasi anggaran output Deteksi Dini Kanker sebesar 99,86%, tidak

mencapai target 100% karena terdapat sisa anggaran dari kegiatan.

12. Realisasi anggaran output Layanan Dukungan Manajemen Satker

sebesar 93,27%, tidak mencapai target 100% karena terdapat honorarium di

bulan November tidak terbayarkan/ditagih.

13. Realisasi anggaran output Pencegahan dan Pengendalian Masalah

Kesehatan Jiwa dan NAPZA sebesar 100%, mencapai target 100%.

Page 54: Layout UI Template - kemkes.go.id · Web viewPersentase ODHA baru ditemukan yang memulai pengobatan ARV, tercapai 66% dari target 77%, dengan capaian kinerja 85,71% Persentase cakupan

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Pencapaian kinerja Bidang P2P Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo Tahun

2020 telah berjalan baik sesuai dengan Perjanjian Kinerja yang telah ditetapkan

dengan rata –rata capaian kinerja sebesar 109,7%

2. Berdasarkan pengukuran indikator kinerja Bidang P2P Dinas Kesehatan

Provinsi Gorontalo dalam Perjanjian Kinerja Tahun 2020, dari 8 Indikator

kinerja sasaran Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tahun 2020,

sebanyak 3 indikator telah melebihi target yang ditetapkan (>100%), 1 indikator

telah mencapai target yang ditetapkan (100%), sedangkan 4 indikator tidak

mencapai target dengan pencapaian sebesar 50%.

3. Berdasarkan penyerapan dan pengukuran kinerja anggaran Bidang P2P Dinas

Kesehatan Provinsi Gorontalo tahun 2020 diketahui bahwa kinerja anggaran

Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit sebesar 97,40%, dengan

realisasi Rp. 1.062.961.900 dengan realisasi tertinggi pada Kantor Daerah

sebesar 99,80% dan realisasi paling rendah pada dana dekonsentrasi pada

layanan Pengendalian dan Pencegahan Vektor dan Binatang Pembawa Penyakit

yakni sebesar 87,88%.

4. Berdasarkan pengukuran efisiensi sumber daya, dari 4 indikator, terdapat 3

indikator telah berjalan dengan efisien dimana capaian kinerja dapat mencapai

atau melebihi target dengan anggaran yang lebih rendah dan semua kegiatan

telah dilaksanakan dengan baik.

d. Tindak Lanjut

1. Cakupan kinerja tahun 2020 belum optimal karena pandemi COVID-19, oleh

karena itu Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo akan melakukan upaya

percepatan pencapaian kinerja yakni:

a. Mensosialisasikan petunjuk teknis pelayanan kesehatan pada masa pandemi

b. Membangun komunikasi dengan baik disemua pemegang program di

kabupaten/kota dan juga di PKM

c. Menyelarasakan strategi yang telah disepakati bersama

47

Page 55: Layout UI Template - kemkes.go.id · Web viewPersentase ODHA baru ditemukan yang memulai pengobatan ARV, tercapai 66% dari target 77%, dengan capaian kinerja 85,71% Persentase cakupan

d. Serta memotivasi kepada mereka khususnya pemegang program dalam

memberikan pelayanan optimal.

2. Dalam Perjanjian Kinerja (PK) terdapat beberapa indikator kinerja yang tidak

diikuti dengan alokasi anggaran, oleh karena itu disarankan agar untuk semua

indikator yang dicantumkan dalam Perjanjian Kinerja disertai alokasi anggaran

yang sesuai dengan aturan yang berlaku

3. Pengalokasian pagu dekonsentrasi tahun yang akan datang dapat

mempertimbangkan realisasi keuangan pada tahun ini.

4. Melakukan reviu terhadap semua indicator-indikator untuk merumuskan langkah

untuk mencapai semua indicator tersebut.

5. Meningkatkan kapasitas petugas mulai dari tingkat Puskesmas sampai provinsi

agar menjamin terlaksanaya proram P2P sesaui pedoman yang ada

6. Meningkatkan kolaborasi dengan lintas sector dalam upaya peningkatan

kapasitas derajat kesehatan.

Demikian Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo (Dana

Dekonsentrasi 05) Tahun 2020 disusun sebagai bahan masukan untuk penyusunan

perencanaan tahun berikutnya.

Page 56: Layout UI Template - kemkes.go.id · Web viewPersentase ODHA baru ditemukan yang memulai pengobatan ARV, tercapai 66% dari target 77%, dengan capaian kinerja 85,71% Persentase cakupan

Lampiran 1. Perjanjian Kinerja TA 2020

Page 57: Layout UI Template - kemkes.go.id · Web viewPersentase ODHA baru ditemukan yang memulai pengobatan ARV, tercapai 66% dari target 77%, dengan capaian kinerja 85,71% Persentase cakupan

Lampiran 2. Matriks Monitoring Capaian Kinerja Bulanan (ditandatangani struktural)

Page 58: Layout UI Template - kemkes.go.id · Web viewPersentase ODHA baru ditemukan yang memulai pengobatan ARV, tercapai 66% dari target 77%, dengan capaian kinerja 85,71% Persentase cakupan