layout ui template - kemkes.go.id · web viewpersentase odha baru ditemukan yang memulai pengobatan...
TRANSCRIPT
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI GORONTALO (LAKIP)
PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKITSATKER DEKONSENTRASI 05
DINAS KESEHATAN PROVINSI GORONTALOTAHUN 2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmat-Nya, Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) dapat disusun
dengan baik. LAKIP Program Pencegahan dan Pengendalian Dinas Kesehatan Provinsi
Gorontalo disusun untuk memenuhi Instruksi Presiden RI Nomor 7 Tahun 1999 tentang
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Penyusunan LAKIP ini berpedoman kepada
Peraturan Menteri PAN/RB no 12 Tahun 2015 tentang Pedoman Evaluasi atas
Implementasi Sistem Akuntabilitas Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014
tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu
Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.
Tujuan dari penyusunan LAKIP adalah melaporkan hasil pelaksanaan kegiatan
dan program kerja yang diselenggarakan sebagai wujud pertanggungjawaban
pelaksanaan tugas dan fungsi serta kewenangan dan kebijakan dalam mencapai tujuan
yang telah ditetapkan. Selain itu laporan ini disusun dalam rangka menyampaikan hasil
evaluasi dan analisis realisasi kinerja kegiatan dari pelaksanaan kebijakan dan program
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo serta
hambatan dan permasalahan yang dihadapi dalam Tahun Anggaran 2020
Penyusunan LAKIP ini diharapkan dapat meningkatkan akuntabilitas publik dan
meningkatkan kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo.
Gorontalo, 2020
Kepala Dinas Kesehatan
ttd
Misranda E. U Nalole, SE, M.SiNip. 19651016 199303 2 008
RINGKASAN EKSEKUTIF
Ringkasan eksekutif merupakan ringkasan yang terdiri dari beberapa paragraph yang
menggambarkan laporan kinerja yang telah disusun.
Laporan kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo menggambarkan capaian kinerja
dan realisasi anggaran yang diperjanjikan antara Kepala Dinas Kesehatan Provinsi
Gorontalo dengan Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengencalian Penyakit. Dari 8
Indikator Kinerja yang ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja Tahun 2020 yang dijanjikan
oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo dengan Direktur Jenderal P2P,
terdapat 4 indikator kinerja kegiatan yang mencapai atau melebihi target dan 4 indikator
tidak mencapai target yaitu:
1. Persentase ODHA baru ditemukan yang memulai pengobatan ARV, tercapai 66%
dari target 77%, dengan capaian kinerja 85,71%
2. Persentase cakupan penemuan dan pengobatan TBC, tercapai 73,40% dari target
80% sehingga capaian kinerja 91,75%
3. Persentase anak usia 0 sampai 11 bulan yang mendapat imunisasi dasar lengkap
tercapai 82% dari target 92,9%, dengan capaian kinerja 88,3%
4. Persentase kasus kusta baru tanpa cacat tercapai 85,3% dari target 87%, dengan
capaian kinerja 98,04%.
5. Persentase kasus malaria positif yang diobati sesuai standar tercapai 100% dari
target 95% sehingga capaian kinerja 105,3%
6. Jumlah kabupaten/kota melaksanakan deteksi dini kanker dari target 3 Kab/Kota
tercapai 6 Kab/Kota dengan capaian 200%
7. Persentase ODGJ yang mendapatkan pelayanan tercapai 62,80% dari target 10%
dengan capaian 628%
8. Nilai kinerja pengangggaran tercapai 97,40% dari target >80% sehingga capaian
kinerja sebesar 82,13%
9. Rata rata kinerja capaian indikator Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo adalah
73,9%
10. Untuk kinerja keuangan pada tahun 2020, data per 1 Februari 2020 berdasarkan
Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara (SPAN), realisasi anggaran semua
jenis belanja mencapai 97,40% atau sebesar Rp 1.006.961.900 dari total pagu
sebesar Rp 1.054.362.000
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................iiRINGKASAN EKSEKUTIF...........................................................................................iiiDAFTAR ISI....................................................................................................................ivDAFTAR TABEL.............................................................................................................vDAFTAR GAMBAR.......................................................................................................viDAFTAR LAMPIRAN...................................................................................................vii
BAB 1 PENDAHULUAN................................................................................................11.1 Latar Belakang......................................................................................................11.2 Visi dan Misi.........................................................................................................21.3 Tugas Pokok dan Fungsi.......................................................................................31.4 Sumber Daya Manusia..........................................................................................31.5 Sistematika Penulisan...........................................................................................4
BAB 2 PERENCANAAN KINERJA.............................................................................52.1 Perencanaan Kinerja.............................................................................................52.2 Perjanjian Kinerja.................................................................................................9
BAB 3 AKUNTABILITAS KINERJA........................................................................103.1 Capaian kinerja...................................................................................................103.2 Realisasi Anggaran.............................................................................................16
BAB 4 PENUTUP..........................................................................................................174.1 Kesimpulan.........................................................................................................174.2 Tindak Lanjut......................................................................................................17
DAFTAR TABEL
1. Data pegawai Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo Berdasarkan Jabatan
Struktural
2. Data pegawai Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo Berdasarkan Jenis Profesi
3. Data pegawai Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo Berdasarkan Tingkat
Pendidikan
4. Data Tenaga kontrak/pramubakti di Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo Tahun
2020 berdasarkan Tingkat Pendidikan.
5. Cascading indikator rap, rak dan dana dekonsentrasi tahun 2020
6. Perjanjian kinerja dinas kesehatan provinsi Gorontalo tahun 2020
7. Capaian kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo Tahun 2020
8. Rincian kegiatan dan realisasi anggaran Bidang P2P Dinas Kesehatan Provinsi
Gorontalo Tahun 2020
9. Rincian kegiatan dan realisasiper Indikator Bidang P2P Dinas Kesehatan Provinsi
Gorontalo Tahun 2020
10. Rincian kegiatan dan realisasi per output Bidang P2P Dinas Kesehatan Provinsi
Gorontalo Tahun 2020
DAFTAR GAMBAR
1. Struktur Organisasi Dinas Kesehatan provinsi Gorontalo Tahun 2020
2. Persentase ODHA baru ditemukan yang memulai pengobatan ARV Tahun 2020
3. Persentase ODHA Baru Ditemukan Yang Memulai Pengobatan ARV Tahun 2018
- 2020
4. Persentase cakupan penemuan dan pengobatan TBC Tahun 2020
5. Persentase cakupan penemuan dan pengobatan TBC Tahun 2018 – 2020
6. Persentase anak usia 0 – 11 tahun yang mendapatkan imunsisasi lengkap tahun
2020
7. Persentase anak usia 0 – 11 tahun yang mendapatkan imunsisasi lengkap tahun
2018- 2020
8. Persentase jumlah kasus kusta baru tanpa cacat tahun 2020
9. Persentase jumlah kasus kusta baru tanpa cacat tahun 2018-2020
10. Persentase jumlah kasus malaria positif yang diobati sesuai standart tahun 2020
11. Persentase jumlah kasus malaria positif yang diobati sesuai standart tahun 2018 -
2020
12. Persentase jumlah kabupaten/kota yang melaksanakan deteksi dini kanker tahun
2020
13. Persentase jumlah kabupaten/kota yang melaksanakan deteksi dini kanker tahun
2018 - 2020
14. Persentase ODGJ yang mendapatkan pelayanan tahun 2020
15. Persentase ODGJ yang mendapatkan pelayanan tahun 2018 – 2020
16. Persentase layanan Dukungan Manajemen dan Pelaporan Tahun 2020
17. Persentase layanan Dukungan Manajemen dan Pelaporan Tahun 2018 -2020
DAFTAR LAMPIRAN
Perjanjian Kinerja TA 2020
Matriks Monitoring Capaian Indikator Kinerja Bulanan
Format Pengumpulan Data (dari seksi-seksi)
Sk Tim Penyusunan Laporan Kinerja
SK Penanggungjawab Pengumpulan Data Kinerja
SOP Pengumpulan Data Kinerja
SOP Pengukuran Kinerja
Dan lain nya…...
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan oleh
semua komponen Bangsa Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan
sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis. Keberhasilan
pembangunan kesehatan sangat ditentukan oleh kesinambungan antar upaya program
dan sektor, serta kesinambungan dengan upaya-upaya yang telah dilaksanakan oleh
periode sebelumnya.
Periode tahun 2020-2024 merupakan tahapan terakhir dari Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025, sehingga merupakan periode
pembangunan jangka menengah yang sangat penting dan strategis. RPJMN 2020-2024
akan memengaruhi pencapaian target pembangunan dalam RPJPN, dimana pendapatan
perkapita Indonesia akan mencapai tingkat kesejahteraan setara dengan negara-negara
berpenghasilan menengah atas (Upper-Middle Income Country) yang memiliki kondisi
infrastruktur, kualitas sumber daya manusia, pelayanan publik, serta kesejahteraan
rakyat yang lebih baik. Sesuai dengan RPJPN 2005-2025, sasaran pembangunan jangka
menengah 2020-2024 adalah mewujudkan masyarakat Indonesia yang mandiri, maju,
adil, dan makmur melalui percepatan pembangunan di berbagai bidang dengan
menekankan terbangunnya struktur perekonomian yang kokoh berlandaskan
keunggulan kompetitif di berbagai bidang yang didukung oleh sumber daya manusia
yang berkualitas dan berdaya saing.
Sejak akhir tahun 2019 lalu, telah beredar kabar tentang jenis virus baru di Wuhan
Cina yang menyebabkan banyak masyarakatnya meninggal dunia. Di awal tahun 2020
virus tersebut menyebar ke sebagian besar negara dan menyebabkan banyak warga di
dunia meninggal sehingga World Healt Organization (WHO) menetapkan Virus Corona
Disease (COVID) 19 sebagai PANDEMI.
1
Di indonesia sendiri, virus ini mulai meluas penyebarannya sejak awal Bulan
Maret Tahun 2020. Berdasarkan data COVID -19.go.id bahwa jumlah masyarakat yang
positif terpapar COVID – 19 per tanggal 31 Maret 2020 sebayak 1.528 orang.
Berdasarkan data tersebut dapat kita amati percepatan COVID-19 dalam menjangkiti
manusia. Hal ini kemudian menjadi perhatian pemerintah dalam menekan penyebaran
COVID-19.
Provinsi Gorontalo 09 April 2020 Gubernur Hi. Rusli Habibie mengumumkan
salah satu warga terjangkit Virus Corona. Sehingga Gubernur Gorontalo mengajukan
permohonan Penetapan Pembatasan Social Berskala Besar (PSBB) kepada Menteri
Kesehatan. Dengan di setujuinya PSBB Gubernur menindaklanjuti dengan SK
Gubernur, tujuan PSBB tersebut untuk mencegah adanya penyebaran virus lebih besar
lagi.
Adapun kebijakan Pemerintah Provinsi Gorontalo dalam penanganan COVID -19
adalah :
1. Edaran Pedoman kesiapsiagaan menghadapi COVID-19
2. Edaran penyesuaian jam kerja
3. Edaran Tindak lanjut Pencegahan Virus Corona pada Gugus Tugas Pariwisata
4. SK Gugus COVID 19
5. SK penetapan status Siaga Darurat
6. Surat Edaran Gubernur Gorontalo Tentang Pencegahan Corona Virus Disseases
7. Surat Edaran Gubernur untuk unsur Forkompinda
8. Surat Edaran penyesuaian Sistim Kinerja Pegawai
9. Surat Edaran Pintu Masuk Gorontalo
Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo menerima dana dekonsentrasi salah satunya
dekonsentrasi Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dan sejak tahun 2017
telah dilakukan Penandatangan Perjanjian Kinerja (PK) antara Kepala Dinas Kesehatan
Provinsi dengan Direktur Jenderal P2P terhadap indikator dan target kinerja atas
pemanfaatan dana dekonsentrasi. Dalam perjanjian disampaikan bahwa Ditjen P2P akan
memberikan supervisi yang diperlukan serta akan melakukan evaluasi terhadap capaian
kinerja dari perjanjian ini dan mengambil tindakan yang diperlukan dalam rangka
pemberian penghargaan dan sanksi.
3
Laporan kinerja ini disusun sebagai bentuk pertanggungjawaban Dinas
Kesehatan provinsi Gorontalo atas pelaksanaan tugas dan fungsi selama Tahun 2020
dengan menggunakan anggaran Dekonsentrasi. Laporan kinerja ini merupakan
pelaksanaan amanat Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2006
tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, pasal 28 menyatakan
bahwa Satuan Kerja Perangkat Daerah yang menjadi pelaksana kegiatan Dana
Dekonsentrasi menyelenggarakan akuntansi dan menyusun Laporan Keuangan dan
Kinerja sebagaimana berlaku bagi kuasa Pengguna Anggaran pada tingkat pemerintah
pusat dan Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah menyampaikan Laporan Keuangan
dan Kinerja atas pelaksanaan kegiatan Dana Dekonsentrasi kepada gubernur dan
Menteri/Pimpinan Lembaga terkait. Selain itu Peraturan Menteri PAN/RB No. 53
Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata
Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah yang mengamanatkan bahwa
Pimpinan Satuan Kerja menyusun dan menyampaikan Laporan Kinerja kepada
Pimpinan Unit Kerja. Pimpinan unit kerja menyusun laporan kinerja tahunan tingkat
unit kerja berdasarkan perjanjian kinerja yang disepakatidan menyampaikannya kepada
Menteri/Pimpinan Lembaga.
1.2 Visi dan Misi
Visi dan Misi Kementerian Kesehatan Tahun 2020-2024 mengikuti Visi dan
Misi Presiden Republik Indonesia yaitu “Terwujudnya Indonesia maju yang berdaulat,
mandiri dan berkepribadian berlandaskan gotong-royong”. Upaya untuk mewujudkan
visi ini dilaksanakan melalui 9 misi pembangunan yaitu:
1. Peningkatan kualitas manusia Indonesia;
2. Struktur ekonomi yang produktif, mandiri, dan berdaya saing.
3. Pembangunan yang merata dan berkeadilan
4. Mencapai lingkungan hidup yang berkelanjutan.
5. Kemajuan budaya yang mencerminkan kepribadian bangsa.
6. Penegakan sistem hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan tepercaya.
7. Perlindungan bagi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh warga.
8. Pengelolaan pemerintahan yang bersih, efektif, dan tepercaya.
9. Sinergi pemerintah daerah dalam kerangka Negara Kesatuan.
10. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.
Peran Ditjen P2P dalam mendukung pencapaian indikator Kementerian
Kesehatan yakni menyelenggarakan pencegahan dan pengendalian penyakit secara
berhasil-guna dan berdaya-guna dalam mendukung pencapaian derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya melalui kegiatan surveilans dan karantina
kesehatan, pencegahan dan pengendalian penyakit menular langsung, pencegahan dan
pengendalian penyakit tular vektor dan zoonotik, pencegahan dan pengendalian
penyakit tidak menular, pencegahan dan pengendalian masalah kesehatan jiwa dan
dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya pada Program P2P.
Visi Misi Organisasi Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo dalam Pembangunan
Kesehatan.
Visi Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo mengacu pada visi Gubernur Provinsi
Gorontalo periode tahun 2012 – 2022 yaitu “ Terwujudnya Masyarakat Gorontalo
yang Unggul, Maju dan Sejahtera”. Upaya untuk mewujudkan visi ini dilaksanakan
melalui 4 misi pembangunan yaitu
1. Mewujudkan pengelolaan pariwisata dan sumber daya alam yang
berwawasan lingkungan dan berkelanjutan
2. Menjamin ketersediaan infrastruktur daerah,
3. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang lebih merata dan adil
4. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia serta terciptanya pemerintahan
yang baik dan lebih melayani.
1.3 Tugas Pokok dan Fungsi
1. Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Kesehatan Provinsi
Berdasarkan Peraturan Gubernur No 62 Tahun 2016 tentang Tentang
kedudukan, susunan organisasi, tugas dan fungsi serta tata kerja Dinas
Kesehatan Provinsi Gorontalo Bidang Pencegahan dan pengendalian penyakit
mempunyai tugas untuk pencegahan dan pengendalian penyakit menular,
penyakit tidak menular, kesehatan jiwa dan NAPZA,Pengendalian Penyakit
Infeksi Emerging (PIE), Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I),
KLB dan Wabah, Surveilans dan Penyelelidikan Epidemiologi serta peningkatan
Imunisasi.
Pelaksanaan tugas Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo Bidang
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit yang berada dibawah Menteri Kesehatan
5
melalui Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dan
bertanggungjawab secara penuh untuk melaksanakan tugasnya dengan
menyelenggarakan fungsi:
a. Menyusun rencana dan melaksanakan kebijakan pencegahan dan
pengendalian penyakit di Provinsi Gorontalo;
b. Menyusun rencana dan melaksanakan kegiatan di bidang pencegahan.
dan pengendalian penyakit menular, penyakit tidak menular, kesehatan
jiwa dan NAPZA, Pengendalian Penyakit Infeksi Emerging (PIE),
Penyakit yang dapat dicegah dengan Imunisasi (PD3I),KLB dan Wabah,
surveilans dan Penyelelidikan Epidemiologi serta peningkatan Imunisasi;
c. Menyusun rencana dan melaksanakan pembinaan dan pengawasan di
bidang pencegahan dan. pengendalian penyakit menular, penyakit tidak
menular, kesehatan jiwa dan NAPZA, Pengendalian Penyakit lnfeksi
Emerging (PIE), Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I),
KLB dan Wabah, surveilans dan Penyelidikan Epidemiologi serta
peningkatan Imunisasi;
d. Menyusun rencana dan melaksanakan koordinasi lintas program dan
lintas sector sehubungan dengan kegiatan dibidang pencegahan dan
pengendalian penyakit inenular, tidak menular, kesehatan jiwa dan
NAPZA serta peningkatan imunisasi;
e. Menyusun rencana dan melaksanakan kegiatan pemantauan, evaluasi dan
pelaporan program di bidang pencegahan dan pengendalian penyakit
menular, tidak menular, kesehatan jiwa dan NAPZA serta peningkatan
imunisasi;
Menyusun rencana dan melaksanakan pengembangan kemltraan dengan
masyarakat termasuk swasta sebagai upaya percepatan pencapaian target
program bidang pencegahan dan pengendalian penyakit melalui pertukaran
informasi, pelatihan dan pemanfaatan sumber daya lainnya; dan Pelaksanaan
fungsi lain sesuai bidang tugasnya
2. Struktur Organisasi.
Organisasi Tata Kelola (OTK) Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo yang kami
laporkan masih berdasarkan PERDA No. 11 Tahun 2016, Tanggal 05 September 2016
adalah sebagaimana gambar berikut :
Gambar 1.1
Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo
Berdasarkan PERDA No 11 Tahun 2016
a. .
Data Pegawai Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo Tahun 2020Berdasarkan Jabatan Struktural
No. Jabatan Struktural Laki-laki Perempuan Jumlah
1. Eselon 2 - 1 1
2. Eselon 3 2 5 7
3. Eselon 4 6 14 20
4. Jabatan Fungsional Tertentu 22 97 119
5. Jabatan Fungsional Umum 44 108 152
6. Pegawai yang dipekerjakan 2 1 3
Total 75 227 302
Sumber Data : Subag Umum & Kepagawaian Tahun 2020
Tabel 1.2Data Pegawai Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo Tahun 2020
Berdasarkan Jenis Profesi
NO. Tingkat Pendidikan Laki-laki Perempuan Jumlah
1. Doktor Umum 9 13 22
2. Dokter Spesialis 2 1 3
3. Dokter Gigi 0 1 1
4. Perawat 13 49 62
7
5. Perawat Gigi 0 3 3
6. Bidan 0 51 51
7. Farmasi 0 7 7
8. Apoteker 0 10 10
9. Sanitarian 0 4 4
10. Kesehatan Masyarakat 17 38 55
11. Gizi 5 11 16
12. Psikologi 0 0 0
13. Analisis 0 3 3
14. Epidemiologi 3 4 7
15. NON Teknis Kesehatan 23 31 53
16. Tenaga Elektromedis 0 0 0
17. Tekhnisi Gigi 0 1 1
17. Radiologi 2 1 3
TOTAL 73 228 302
Sumber Data : Subag Umum & Kepagawaian Tahun 2020
Tabel 1.3Data Pegawai Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo Tahun 2020
Berdasarkan Tingkat Pendidikan
NO. Tingkat Pendidikan Laki-laki Perempuan Jumlah
1. S2 Kesehatan 13 16 29
2. S2 Non Kesehatan 1 9 10
3. S1 Kesehatan 35 96 131
4. S1 Non Kesehatan 4 11 15
5. Diploma 3 Kesehatan 14 76 90
6. Diploma Non Kesehatan 3 3 6
7. Diploma 1 Kesehatan 0 6 6
8. SMA/Sederajat 6 9 15
9. SD/Sederajat 0 0 0
TOTAL 76 226 302
Sumber Data : Subag Umum & Kepagawaian Tahun 2020
Selain pegawai tetap (PNS), Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo juga
mempekerjakan tenaga kontrak/pramubakti yang dibiayai dengan APBD dan APBN
sebanyak 264 orang dengan rincian pada tabel dibawah ini.
Tabel 1.4Data tenaga kontrak/pramubakti di Dinas Kesehatan Tahun 2020
Berdasarkan Tingkat Pendidikan
No. Tingkat Pendidikan Laki-laki Perempuan Jumlah
1. S2 Kesehatan 0 1 1
2. S2 Non Kesehatan 0 0 0
3. S1 Kesehatan 35 82 117
4. S1 Non Kesehatan 13 22 35
5. Diploma Kesehatan 15 37 52
6. Diploma Non Kesehatan 1 4 5
7. Diploma I Kesehatan 0 1 1
8. SMA/Sederajat 33 18 51
9. SD/Sederajat 2 1 3
Total 99 165 264
Sumber Data : Subag Umum & Kepagawaian Tahun 2020
9
1.4 Sistematika Penulisan
1. Bab 1. Pendahuluan
Pada bab ini disajikan penjelasan umum organisasi, dengan penekanan
kepada aspek strategis organisasi serta permasalahan utama (strategic issue)
yang sedang dihadapi organisasi.
2. Bab 2. Perencanaan Kinerja
Bab ini menguraikan ringkasan/ikhtisar perjanjian kinerja Kementerian
Kesehatan Tahun 2020.
3. Bab 3. Akuntabilitas Kinerja
a. Capaian Kinerja Organisasi
Sub bab ini menyajikan capaian kinerja organisasi untuk setiap
pernyataan kinerja sasaran strategis organisasi sesuai dengan hasil
pengukuran kinerja organisasi.
b. Realisasi Anggaran
Sub bab ini menguraikan tentang realisasi anggaran yang digunakan dan
telah digunakan untuk mewujudkan kinerja organisasi sesuai dengan
dokumen Perjanjian Kinerja
4. Bab 4. Penutup
Bab ini menguraikan simpulan umum atas capaian kinerja organisasi serta
langkah di masa mendatang yang akan dilakukan organisasi untuk
meningkatkan kinerjanya.
BAB 2
PERENCANAAN KINERJA
2.1 Perencanaan Kinerja
Perencanaan kinerja merupakan suatu proses yang berorientasi pada hasil yang
ingin dicapai selama kurun waktu satu sampai dengan lima tahun secara sistematis dan
berkesinambungan dengan memperhitungkan potensi, peluang dan kendala yang ada
atau yang mungkin timbul. Perencanaan kinerja Dinas Kesehatan Provinsi mengacu
pada Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2020-2024, Rencana Aksi
Program Direktorat Jenderal P2P dan RKPD Dinas Kesehatan Provinsi.
Sasaran Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tahun 2020-2024
adalah menurunnya penyakit menular, penyakit tidak menular serta meningkatnya
kesehatan jiwa. Indikator pencapaian sasaran tersebut adalah:
1. Persentase Orang dengan HIV-AIDS yang menjalani Terapi ARV (ODHA on
ART) sebesar 60% pada akhir tahun 2024;
2. Persentase angka keberhasilan pengobatan TBC (TBC succes rate) sebesar 90%
pada akhir tahun 2024;
3. Jumlah kabupaten/kota yang mencapai eliminasi malaria sebanyak 405
kabupaten/kota pada akhir tahun 2024;
4. Jumlah kabupaten/kota dengan eliminasi kusta sebanyak 514 kabupaten/kota pada
akhir tahun 2024;
5. Jumlah kabupaten/kota endemis filariasis yang mencapai eliminasi sebanyak 190
kabupaten/kota pada akhir tahun 2024;
6. Jumlah kabupaten/kota yang melakukan pencegahan perokok usia < 18 tahun
sebanyak 350 kabupaten/kota pada akhir tahun 2024;
7. Jumlah kabupaten/kota yang melakukan pencegahan dan pengendalian PTM
sebanyak 514 kabupaten/kota pada akhir tahun 2024;
8. Persentase kabupaten/kota yang mencapai 80% imunisasi dasar lengkap anak usia
0-11 bulan sebesar 95% pada akhir tahun 2024;
9. Jumlah kabupaten/kota yang melaksanakan deteksi dini masalah kesehatan jiwa dan
penyalahgunaan napza sebanyak 514 kabupaten/kota pada akhir tahun 2024;
10
11
10. Persentase kabupaten/kota yang mempunyai kapasitas dalam pencegahan dan
pengendalian KKM sebesar 86% pada akhir tahun 2024;
11. Jumlah kabupaten/kota yang mencapai eliminasi penyakit infeksi tropis terabaikan
sebanyak 472 kabupaten/kota pada akhir tahun 2024;
12. Persentase faktor resiko penyakit di pintu masuk yang dikendalikan sebesar 100%
pada akhir tahun 2024;
13. Persentase rekomendasi hasil surveilans faktor risiko dan penyakit berbasis
laboratorium yang dimanfaatkan sebesar 100% pada akhir tahun 2024.
Rencana Aksi Program tersebut selanjutnya diturunkan dalam indikator untuk
Direktorat dan Dinas Kesehatan Provinsi dengan penjabaran sebagai berikut. Indikator
kinerja Dinas Kesehatan Provinsi yakni:
1. Persentase ODHA baru ditemukan yang memulai pengobatan ART
2. Persentase cakupan penemuan dan pengobatan TBC
3. Persentase anak 0-11 bulan yang mendapatkan Imunisasi Dasar Lengkap
4. Persentase kasus kusta baru tanpa cacat
5. Persentase kasus malaria positif yang diobati sesuai standar
6. Jumlah kabupaten/kota endemis yang melakukan POPM filariasis
7. Jumlah kabupaten/kota melaksanakan deteksi dini kanker
8. Nilai kinerja penganggaran
Secara lengkap cascading indikator Program Pencegahan dan Pengendalian
adalah sebagai berikut:
Tabel 2.1 Cascading Indikator RAP, RAK dan Dana Dekonsentrasi
Tahun 2020
Indikator Kinerja Program Indikator Kinerja KegiatanDirektorat/Setditjen P2P
Indikator Kinerja KegiatanDinas Kesehatan Provinsi
Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit1. Persentase Orang Dengan HIV-
AIDS yang menjalani Terapi ARV (ODHA on ART)
1. Persentase ODHA baru ditemukan yang memulai pengobatan ART
1. Persentase ODHA baru ditemukan yang memulai pengobatan ART
2. Persentase angka keberhasilan pengobatan TBC (TBC succes rate)
2. Cakupan pengemuan dan pengobatan TBC (TBC treatment coverage)
2. Persentase cakupan penemuan dan pengobatan TBC
3. Jumlah kabupaten/kota yang mencapai eliminasi malaria
3. Jumlah Kab/Kota yang mencapai API<1/1.000 penduduk
3. Persentase kasus malaria positif yang diobati sesuai standar
4. Jumlah kabupaten/kota dengan eliminasi kusta
4. Proporsi kasus kusta baru tanpa cacat 4. Persentase kasus kusta baru tanpa cacat
5. Jumlah kabupaten/kota endemis filariasis yang mencapai eliminasi
5. Jumlah Kab/Kota endemis filariasis berhasil menurunkan angka mikrofilaria <1%
5. Jumlah kabupaten/kota endemis yang melakukan POPM filariasis
6. Jumlah kabupaten/kota yang melakukan pencegahan perokok usia < 18 tahun
6. Jumlah Kab/Kota yang menerapkan Kawasan Tanpa Rokok (KTR)
7. Jumlah Kab/Kota yang menyelenggarakan Layanan Upaya Berhenti merokok (UBM)
-
7. Jumlah kabupaten/kota yang melakukan pencegahan dan pengendalian PTM
8. Jumlah Kab/Kota yang melakukan deteksi dini faktor risiko PTM ≥80% populasi usia ≥ 15 tahun
9. Jumlah Kab/Kota yang melakukan deteksi dini penyakit kanker di ≥80% populasi
6. Jumlah kabupaten/kota melaksanakan deteksi dini kanker
12
13
Indikator Kinerja Program Indikator Kinerja KegiatanDirektorat/Setditjen P2P
Indikator Kinerja KegiatanDinas Kesehatan Provinsi
usia 30-50 tahun10. Jumlah Kab/Kota yang melaksanakan
deteksi dini gangguan indera pada ≥ 40% populasi
8. Persentase kabupaten/kota yang mencapai 80% imunisasi dasar lengkap anak usia 0-11 bulan
11. Persentase bayi usia 0-11 bulan yang mendapatkan imunisasi dasar lengkap
12. Persentase anak usai bulan yang mendapat imunisasi lanjutan campak rubella
13. Persentase bayi usia 0-11 bulan yang mendapatkan imunisasi dasar lengkap di Papua dan Papua Barat
7. Persentase bayi usia 0-11 bulan yang mendapatkan imunisasi dasar lengkap
9. Jumlah kabupaten/kota yang melaksanakan deteksi dini masalah kesehatan jiwa dan penyalahgunaan napza
8. Persentase ODGJ berat yang mendapatkan layanan
9. Penyalahguna Napza yang mendapatkan pelayanan rehabilitasi medis
10. Presentase penderita Depresi pada penduduk ≥ 15 tahun yang mendapat layanan
11. Presentase penderita Gangguan Mental Emosional pada penduduk ≥ 15 tahun yang mendapat layanan
8. Jumlah Kab/kota yang melaksanakan deteksi dini masalah kesehatan jiwa dan penyalahgunaan NAPZA
10. Persentase kabupaten/kota yang mempunyai kapasitas dalam pencegahan dan pengendalian KKM
12. Persentase Kab/Kota yang memiliki Pelabuhan/Bandar Udara/PLBDN yang mempunyai kapasitas sesuai standar dalam pencegaham dan pengendalian kedaruratan kesehatan masyarakat
-
11. Jumlah kabupaten/kota yang 13. Jumlah Kab/kota dengan eradikasi -
Indikator Kinerja Program Indikator Kinerja KegiatanDirektorat/Setditjen P2P
Indikator Kinerja KegiatanDinas Kesehatan Provinsi
mencapai eliminasi penyakit infeksi tropis terabaikan
frambusia
12. Persentase faktor resiko penyakit di pintu masuk yang dikendalikan
14. Persentase faktor resiko penyakit di pintu masuk yang dikendalikan
-
13. Persentase rekomendasi hasil surveilans faktor risiko dan penyakit berbasis laboratorium yang dimanfaatkan
15. Persentase rekomendasi hasil surveilans faktor risiko dan penyakit berbasis laboratorium yang dimanfaatkan
-
Program Dukungan Manajemen pada Direktorat Jenderal Pencegahan Dan Pengendalian Penyakit14. Nilai Reformasi Birokrasi
Kementerian Kesehatan16. Nilai Reformasi Birokrasi di lingkup
Direktorat Jenderal Pencegahan Dan Pengendalian Penyakit
17. Persentase kinerja RKAKL pada lingkup Direktorat Jenderal Pencegahan Dan Pengendalian Penyakit
9. Nilai Kinerja Penganggaran
2.2 Perjanjian Kinerja
Perjanjian Kinerja merupakan wujud nyata komitmen antara penerima dan
pemberi amanah untuk meningkatkan integritas, akuntabilitas, transparansi, dan kinerja
Aparatur. Perjanjian Kinerja Dinas Kesehatan ProvinsiGorontalo dengan Ditjen P2P
telah ditandatangani dan didokumentasikan sebagai berikut:
Tabel 2.2. Perjanjian Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi .Gorontalo
NO Sasaran NO Indikator Kinerja TARGET 1
Menurunnya penyakit menular, penyakit tidak menular, serta meningkatnya kesehatan jiwa
1. Persentase ODHA baru ditemukan yang memulai pengobatan ARV
77%
2. Persentase cakupan penemuan dan pengobatan TBC
80%
3. Persentase anak 0-11 tahun yang mendapatkan Imunisasi Dasar Lengkap
92,9%
4. Persentase kasus kusta baru tanpa cacat
87%
5. Persentase kasus malaria positif yang diobati sesuai standar
95%
6. Jumlah kabupaten/kota melaksanakan deteksi dini kanker
3 kab/kota
7. Persentase ODGJ yang mendapatkan pelayanan
10 %
2 Terkelolanya anggaran pencegahan dan pengendalian penyakit yang efisien dan akuntabel
8. Nilai kinerja penganggaran >80%
No Kegiatan Anggaran1. Surveilans dan Karantina Kesehatan Rp. Rp. 538.255.000
2. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan
Zoonik
Rp. Rp. 648.267.000
3. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Rp. Rp. 1.068.973.000
4. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Rp. Rp. 201.300.000
5. Pencegahan dan Pengendalian Masalah Kesehatan Jiwa dan
NAPZA
Rp. Rp. 340.000.000
6. Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis
Lainnya pada Program Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit
Rp. 395.000.000
15
TOTAL Rp. 3.191.795.000
BAB 3
AKUNTABILITAS KINERJA
3.1 Capaian kinerja
Pada bab ini disajikan disajikan capaian kinerja organisasi untuk setiap
pernyataan kinerja sasaran strategis organisasi sesuai dengan hasil pengukuran kinerja
organisasi., yang dapat dilihat pada tabel berikut :
NO Sasaran NO Indikator Kinerja TARGET CAPAIAN
1
Menurunnya penyakit menular, penyakit tidak menular, serta meningkatnya kesehatan jiwa
1 Persentase ODHA baru ditemukan yang memulai pengobatan ARV
77% 66 %
2 Persentase cakupan penemuan dan pengobatan TBC
80% 73,40 %
3 Persentase anak 0-11 tahun yang mendapatkan Imunisasi Dasar Lengkap
92,9% 82%
4 Persentase kasus kusta baru tanpa cacat
87% 85,3 %
5 Persentase kasus malaria positif yang diobati sesuai standar
95% 100 %
6 Jumlah kabupaten/kota melaksanakan deteksi dini kanker
3 kab/kota 6 Kab/kota
7 Persentase ODGJ yang mendapatkan pelayanan
10% 62,80 %
2 Terkelolanya anggaran pencegahan dan pengendalian penyakit yang efisien dan akuntabel
8 Nilai kinerja penganggaran >80% 92 %
Untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis tersebut dilakukan analisis
capaian kinerja per setiap indikator sebagai berikut :
1. Indikator: Persentase ODHA baru ditemukan yang memulai pengobatan ARV
a. Definisi Operasional: Persentase ODHA yang baru ditemukan masuk dalam
layanan Perawatan Dukungan dan Pengobatan (PDP), yang memulai terapi
Anti Retro Virus.
17
b. Rumus/Cara perhitungan: Jumlah ODHA yang baru ditemukan masuk dalam
layanan Perawatan Dukungan dan Pengobatan (PDP), yang memulai terapi
Anti Retro Virus (ODHA yang inisiasi ART), dibagi dengan jumlah ODHA
yang baru ditemukan masuk dalam layanan Perawatan Dukungan dan
Pengobatan (PDP), dalam kurun waktu tertentu, dikali 100 persen.
c. Capaian IndikatorGrafik 1
Persentase ODHA baru ditemukan yang memulai pengobatan ARV Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo Tahun 2020
Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat bahwa pencapaian persentase ODHA
baru ditemukan yang memulai pengobatan ARV adalah 66 % dengan jumlah absolutnya
609 kasus dimana tidak mencapai target 77%. Hal ini dikarenakan layanan ARV untuk
ODHA menjadi alih fungsi sebagai layanan COVID 19 sehingga ODHA enggan untuk
datang ketempat tersebut karena mereka berfikir akan terjangkit dengan Virus yang
akan berakibat buruk pada diri mereka.
Grafik 2
Persentase ODHA baru ditemukan yang memulai pengobatan ARV Tahun 2018 – 2020 Provinsi Gorontalo
Capaian Target Kinerja0
20
40
60
80
10066
77 85.71
Dari grafik di atas dapat di lihat kasus ODHA baru ditemukan yang memulai
pengobatan ARV dari tahun 2018 sampai tahun 2020 mengalami peningkatan, dimana
Prevalensi ODHA 52% tahun 2018 dan 55% tahun 2019 sampai dengan tahun 2020
menjadi 66% kasus. Namun pencapaian tersebut belum bisa melebihi target.
Indonesia termasuk dalam kategori epidemi dengan tingkat prevalensi HIV yang
rendah di dunia, yaitu sekitar 0,2.%.Namun Komisi Penanggulangan AIDS (KPA)
memperingatkan bahwa di beberapa provinsi telah melebihi 5% dan penularan utama
terjadi pada kelompok pengguna suntik serta pada kelompok yang melakukan hubungan
seksual berisiko.
Jumlah kasus HIV yang dilaporkan terus meningkat setiap tahun, sementara
jumlah AIDS relatif stabil. Hal ini menunjukkan keberhasilan bahwa semakin banyak
orang dengan HIV /AIDS (ODHA) yang diketahui statusnya saat masih dalam fase
terinfeksi (HIV positif) dan belum masuk dalam stadium AIDS.
Untuk dapat menemukan kasus HIV sedini mungkin maka di lakukan skrining
HIV bukan hanya pada populasi kunci namun juga skrining pada semua kalangan
masyarakat, hal ini di lakukan untuk bisa menemukan penderita HIV sejak dini karena
Penyakit HIV ini seperti fenomena gunung es sehingga perlu adanya penanganan lebih
dini agar semua penderita bisa di lacak dan segera di tangani.
d. Upaya yang dilakukan untuk mencapai indikator
Dalam upaya untuk mencapai indikator ada beberapa hal yang telah dilakukan
yaitu :
- Validasi Data dengan kab/kota se provinsi Gorontalo
20182019
2020
020406080
52 55
7777
7266
Target Capaian
19
- Distribusi Logistik di Dinas Kab/Kota
- Melakukan orientasi Deteksi Dini dan Tata laksana HIV AIDS pada
petugas kesehatan
e. Analisa Penyebab Keberhasilan/Kegagalan
Hal – hal yang mempengaruhi keberhasilan pencapaian target kinerja
adalah :
1) Adanya komitmen pemerintah daerah dalam program P2 HIV AIDS
2) Layanan PDP telah dikembangkan ke Puskesmas, walaupun masih
terbatas.
3) Keterlibatan LSM Pendampingan ODHA sangat membantu dalam
kepatuhan berobat ODHA
4) Adanya dukungan APBD dalam pembiayaan pemeriksaan Viral Load bagi
ODHA, untuk menilai kualitas Hidup ODHA dan efektifitas pengobatan.
Analisis kegagalan
Adapun kegagalan yang dihadapi adalah banyaknya kasus yang ada
dilapangan namun mereka tidak ingin memeriksakan diri secara dini difasilitas
kesehatan nanti sudah terpapar dengan penyakit penyerta barulah mereka
melakukan kewaspadaan dini.
f. Kendala/masalah yang dihadapi
Kendala – kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan Pengendalian HIV adalah:1) Masih terbatas layanan Perawatan Dukungan dan Pengobatan (PDP),
2) Keterlambatan dalam mengakses layanan pengobatan ARV karena stigma
yang masih ada di masyarakat
3) Masih tingginya angka loss follow up Pengobatan
4) Pencatatan dan pelaporan yang belum sesuai standar.
5) Turn over SDM PDP HIV yang masih tinggi sehingga mengakibatkan
pasien tidak terlayani dengan baik
g. Pemecahan Masalah
1) Advokasi untuk lebih meningkatkan komitmen pemerintah daerah dalam
upaya penanggulangan HIV AIDS & IMS
2) Melakukan Sosialisasi (Suluh) kepada masyarakat untuk meningkatkan
pengetahuan dan kesadaran masyarakat untuk melakukan testing HIV dan
IMS sedini mungkin.
3) Mengembangkan jejaring internal dan eksternal fasilitas kesehatan dalam
penemuan & penanganan HIV & IMS
h. Efisiensi penggunaan sumber daya
Persentase ODHA baru ditemukan yang memulai pengobatan ARV indicator
Persentasenya sebesar 85,71%, jika dibandingkan antara kinerja dengan
capaian realisasi anggaran Layanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
HIV/AIDS sebesar 99,81% yang berarti terdapat inefisien sumber pembiayaan
sebesar -14,1%
2. Indikator: Persentase cakupan penemuan dan pengobatan TBC
a. Definisi Operasional: Persentase semua kasus TB baru dan kambuh (termasuk
TB resistan obat) yang diobati dan dilaporkan diantara perkiraan insiden TB.
b. Rumus/Cara perhitungan: Jumlah semua kasus TB baru dan kambuh (termasuk
TB resistan obat) yang diobati dan dilaporkan dibagi perkiraan insiden TB
dikali 100 persen
c. Capaian Indikator
Grafik 3Persentase cakupan Penemuan dan keberhasilan pengobatan
TB/Success Rate Tahun 2020 Provinsi Gorontalo
Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat bahwa pencapaian persentase
cakupan penemuan dan keberhasilan pengobatan TB/succes Rate adalah 73,4%
dengan jumlah absolutnya 2.908 kasus dimana tidak mencapai target 80% ,
namun pada kinerja mencapai 91,75%. Hal ini dikarenakan kurangnya kasus
Capaian Target Kinerja0
20
40
60
80
100 73.4 8091.75
21
suspek yang memeriksa di fasilitas kesehatan karena mereka takut akan
terjangkit virus CORONA 19 serta akan divonis sebab salah satu gejala virus
tersebut adalah batuk.
Grafik 4Persentase cakupan Penemuan dan keberhasilan pengobatan
TB/Success Rate Tahun 2018-2020 Provinsi Gorontalo
Tahun 2020 capaian indikator Cakupan Penemuan dan Pengobatan
TBC adalah sebesar 73,40%, jika dibandingkan dengan tahun 2018 sebesar
97,90% dan tahun 2019 sebesar 100% terjadi penurunan begitupun juga target
yang telah ditetapkan oleh kementrian kesehatan sebanyak 80% tidak tercapai.
Salah satu penyebanya adalah adanya pandemi COVID 19, dimana pasien
enggan memeriksa kesehatannya di fasilitas kesehatan meskipun penyakitnya
sudah lama.
d. Upaya yang dilakukan untuk mencapai indikator
Adapun upaya – upaya untuk menunjang pencapaian indicator yang
tertuang dalam RKA K/L Tahun 2020 adalah:
1) Deteksi Dini dan Pemantauan Penyakit TB
2) Surveilans Aktif TBC
e. Analisa Penyebab Keberhasilan/Kegagalan
Namun demikian dilapangan masih ditemui kegagalan yang dihadapi
dalam pelaksanaan Pengendalian TB adalah :
1) Masih rendahnya kesadaran masyarakat untuk memeriksakan diri lebih
dini bila telah ditemukan gejala awal TB
2018 2019 20200
20
40
60
80
100
120
9097
80
97.7 100
73.4
Target Capaian
2) Keterlambatan dalam mengakses fasilitas kesehatan karena stigma yang
masih ada di masyarakat
3) Pengobatan yang tidak tuntas sehingga risiko kematian meningkat
4) Beberapa fasilitas kesehatan swasta tidak memberikan penanganan yang
tepat sesuai standar ISTC
5) Jejaring eksternal belum berjalan secara optimal sehingga beberapa kasus
pindah ke daerah lain tidak memberikan laporan hasil pengobatan yang
dijalani
6) Turn over SDM TB yang masih tinggi sehingga mengakibatkan pasien
tidak terlayani dengan baik
Analisis penyebab keberhasilan
Berbagai strategi yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo
maupun kabupaten dan kota untuk keberhasilan program pengendalian TBC
salah satunya dengan berintegrasi melalui program PIS-PK (Program
Indonesia sehat dengan Pendekatan Keluarga) yang diharapkan bisa
mendapatkan jumlah penemuan kasus baru sedini mungkin serta pengobatan
yang sesuai standar. Selain itu juga dilakukan kegiatan penemuan/skrining
massal.f. Kendala/masalah yang dihadapi
Adapun kendala yang dihadapi dilapangan yaitu :
- Pasien yang sementara pengobatan enggan untuk datang ke fasilitas
kesehatan disebabkan adanya Virus Corona Disease 19 (COVID 19).
Mereka berfikir apabila mereka datang akan terjangkit virus.
- Pasien dengan keluhan batuk tidak mau berobat di fasilitas kesehatan
karena salah satu gejala virus tersebut adalah batuk, sehingga mereka
enggan untuk melakukan pemeriksaan.
g. Pemecahan Masalah
Petugas kesehatan atau kader kesehatan berupaya selalu memberikan
informasi tang tepat sasaran dengan tidak memberi informasi yang hanya
dapat menyesatkan masyarakat sehingga mereka akan lebih memahami
pentingnya pemeriksaan dahak di fasilitas kesehatan dan mendapatkan
pengobatan secara tepat.
23
h. Efisiensi penggunaan sumber daya
Kinerja indicator Persentase kasus TB yang ditatalaksana sesuai
standar sebesar 91,75%, jika dibandingkan antara kinerja dengan capaian
realisasi anggaran Layanan Pengendalian Penyakit TB sebesar 99,07% yang
berarti terdapat inefisien sumber pembiayaan sebesar -7,32%
3. Indikator: Persentase anak 0-11 tahun yang mendapatkan Imunisasi Dasar Lengkap
a. Definisi Operasional: Persentasi anak usia 0-11 bulan yang mendapat 1 dosis
Hep B, 1 dosis BCG, 4 dosis polio tetes, 1 dosis IPV, 3 dosis DPT-HB-Hib
serta 1 dosis campak/MR di suatu wilayah pada kurun waktu 1 tahun,
b. Rumus/Cara perhitungan: Jumlah anak usia 0-11 bulan yang mendapat 1 dosis
Hep B, 1 dosis BCG, 4 dosis polio tetes, 1 dosis IPV, 3 dosis DPT-HB-Hib
serta 1 dosis campak/MR di suatu wilayah pada kurun waktu 1 tahun dibagi
dengan jumlah seluruh bayi yang bertahan hidup di suatu wilayah pada kurun
waktu yang sama dikali 100 persen
c. Capaian Indikator
Grafik 5
Persentase Anak Usia 0 sampai 11 bulan yang mendapat Imunisasi Dasar Lengkap Tahun 2020 Provinsi Gorontalo
Berdasarkan grafik diatas dapat dijelaskan bahwa persentase Anak usia 0-11 bulan yang mendapatkan imunisasi Dasar lengkap hanya 82% dimana jumlah absolutnya sebanyak .2850 kasus, dimana tidak mencapai target yang telah ditetapkan oleh kementrian kesehatan 92,9%. Hal ini dikarenakan laporan dalam seratun dikumpulkan nanti pada bulan April 2020
Grafik 6
Capaian Target Kinerja75
80
85
90
95
82
92.988.3
Persentase Anak Usia 0 sampai 11 bulan yang mendapat Imunisasi
Dasar Lengkap Provinsi Gorontalo Tahun 2018 - 2020
2018 2019 202075
80
85
90
95
100
92
9592.9
85.3
91
82
Dari grafik diatas dapat dilihat dari tahun 2018 sebanyak 85% dan
tahun 2019 sebanyak 91% terjadi peningkatan cakupan imunisasi dasar
meskipun belum mencapai target nasional. Di tahun 2020 terjadi penurunan
cakupan dikarenakan laporan yang masuk di Provinsi belum seluruhnya masuk
serta pelaporan akhir nanti pada bulan April 2020.
d. Upaya yang dilakukan untuk mencapai indikator
Adapun upaya – upaya untuk menunjang pencapaian indikator yang
tertuang dalam RKA K/L Tahun 2020 adalah:
1) Melaksanakan surveilans KIPI
2) Supervisi Suportif dan Pendampingan Pelaksanaan Sustainability Outreach
Service (SOS)
3) Monitoring Kualitas Data Imunisasi dan Efektifitas Pengelolaan Vaksin
4) Distribusi Logistik untuk Imunisasi
Untuk indikator yang tertuang dalam RPJMD Dinas Kesehatan
Provinsi Gorontalo Tahun 2018 - 2022 berbeda dengan yang tertuang dalam
Perjanjian Kinerja sehingga tidak dapat dibandingkan. Di dalam RPJMD
Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo yang menjadi indikator adalah Jumlah
Kabupaten / Kota yang Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Imunization
(UCI) 100% dan ditarget 6 kabupaten/Kota. Untuk Tahun 2020 belum ada
kabupaten/kota dengan cakupan UCI 100%
25
Capaian indikator Persentase Anak Usia 0 sampai 11 Bulan yang
mendapat Imunisasi Dasar Lengkap berdasarkan target nasional yang tertuang
dalam Renstra Kementerian Kesehatan RI Tahun 2015 – 2019, sudah
mencapai target nasional (92,5%)
e. Analisa Penyebab Keberhasilan/Kegagalan
Adapun rencana tindak lanjut yang telah dilakukan dalam keberhasilan
imunisasi adalah:
1) Advokasi untuk lebih meningkatkan komitmen pemerintah daerah dalam
upaya peningkatan cakupan imunisasi
2) Melakukan edukasi kepada masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan
dan kesadaran masyarakat untuk melengkapi imunisasi dasar
3) Memperkuat jejaring internal dan eksternal dalam penanganan kasus KIPI
Analisis penyebab kegagalan
Dinas Kesehatan dan kabupaten/kota meskipun telah melakukan berbagai
upaya untuk menjamin akses pelayanan imunisasi tetap saja ada anak,bayi
balita tidak mendapatkan imunisasi dasar lengkap diantaranya: sulitnya
daerah terpencil yang menyulitkan petugas kesehatan melakukan swiping
imunisasi, kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pentingnya imunisasi
untuk kekebalan tubuh pada anak, serta banyaknya petugas yang telah dilatih
dipindah tugaskan.
f. Kendala/masalah yang dihadapi
Kendala – kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan Program
Imunisasi adalah:
1) Adanya pendemi COVID 19 masyarakat tidak mau berkunjung ke fasilitas
kesehatan setempat karena mereka takut akan terjangkit dengan virus
tersebut.
2) Perbedaan data sasaran Pusdatin yang selisih dengan data rill di Kab/Kota.
3) Adanya kelompok – kelompok penolakan terhadap imunisasi dari aspek
halal dan haram serta ketakutan masyarakat terhadap Kejadian Ikutan
Pasca Imunisasi (KIPI).
4) Terdapat wilayah yang sulit dijangkau (pulau dan pegunungan) dengan
keterbatasan alat transportasi.
5) Pelaksanaan Kampanye MR, yang lansung dan tidak langsung ikut
berkontribusi dalam pencapaian target imunisasi rutin
6) Belum semua Kabupaten/Kota menerbitkan regulasi tentang penguatan
program imunisasi
g. Pemecahan Masalah
Permasalahan yang dihadapi cukup besar yaitu rendahnya angka kunjungan
bayi balita di fasilitas kesehatan sangat tinggi sehingga target imunisasipun
rendah maka dari hal tersebut dinas kesehatan provinsi dengan kab/kota
setempat melakukan inovasi dimana semua penduduk yang mempuyai bayi
balita dikunjungi atau dikumpulkan di satu tempat dengan hanya beberapa
orang saja dan juga dibantu oleh kader kesehatan yang ada di desa tersebut
untuk memberikan imunisasi.
h. Efisiensi penggunaan sumber daya
Kinerja indikator Persentase Anak Usia 0 sampai 11 Bulan yang
mendapat Imunisasi Dasar Lengkap sebesar 82%, jika dibandingkan antara
kinerja dengan capaian realisasi anggaran Layanan Imunisasi sebesar 92,37%,
berarti terdapat inefisien sumber pembiayaan sebesar -10,37%
4. Indikator: Persentase kasus kusta baru tanpa cacat
a. Definisi Operasional: Persentase kasus kusta baru yang ditemukan tanpa cacat
(cacat tingkat 0) diantara kasus kusta baru
b. Rumus/Cara perhitungan: Jumlah kasus kusta baru tanpa cacat (cacat tingkat 0)
dibagi total jumlah kasus kusta baru dikali 100 persen
c. Capaian Indikator
Grafik 7Persentase cakupan penemuan kasus Kusta baru tanpa cacat 2020 Provinsi Gorontalo
27
Capaian Target Kinerja7580859095
10085.3
98.04
87
Berdasarkan grafik di atas dapat dilihat bahwa pencapaian persentase cakupan
penemuan kasus baru tanpa cacat sebesar 85,3% (69 kasus), sedangkan target
yang telah ditentukan oleh kementrian kesehatan yaitu 98,4%. Pada penemuan
kasus kusta baru di triwulan I sebanyak 36 kasus (5 kasus cacat, 31 kasus tanpa
cacat) 86,11%, triwulan II penemuan kasus kusta baru sebanyak 60 Kasus (9
kasus cacat, 51 kasus tanpa cacat)85%, sedangkan pada triwulan III kasus kusta
baru sebanyak 73 kasus (10 kasus cacat, 63 kasus tanpa catat) serta pada
triwulan IV terdapat temuan kasus 83 kasus (13 kasus cacat, 69 kasus tanpa
cacat)84,5%
Grafik 8
Persentase cakupan penemuan kasus baru kusta tanpa cacat 2018-
2020 Provinsi Gorontalo
2018 2019 202078
82
86
90
94
98
91 91
87
96
92.15
85.3
Target Capaian
Tahun 2018 dan 2019 pencapaian penemuan kasus kusta baru tanpa
cacat dapat dilihat melebihi target nasional dimana tahun 2018 sebesar 98%
dan 2019 sebesar 92,15, sedangkan pada tahun 2020 terjadi penurunan capaian
hanya sebesar 85,3% tidak mencapai target sebesar 87%. Salah satu yang
membuat capaian cakupan kasus kusta baru tanpa cacat adalah adanya COVID
19 dimana mereka enggan untuk memeriksa kesehatannya di fasilitas
kesehatan.
d. Upaya yang dilakukan untuk mencapai indikator
Adapun upaya – upaya untuk menunjang pencapaian indikator yang tertuang
dalam RKA K/L Tahun 2020 adalah:Intensifikasi Penemuan Kasus dalam
Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kusta (Pelaksanaan Intensifikasi
Penemuan Kasus di Kab/Kota, Pertemuan Evaluasi Program da Validasi Data
Cohort Tingkat Provinsi, dan Bimbingan Teknis dan atau Validasi Data)
e. Analisa Penyebab Keberhasilan
Hal – hal yang mempengaruhi keberhasilan pencapaian target kinerja adalah:
1) Strategi khusus pada daerah kantong kusta khususnya berada di lokasi
yang sulit dijangkau.
2) Menjalin dukungan lintas program dan lintas sector.
3) Melakukan edukasi dan pendekatan untuk melawan stigma pada penderita
dan stigma masyarakat terhadap penderita kusta.
Analisis penyebab kegagalan yang membuat terhambatnya penemuan kasus
kusta baru yaitu : 1. Masih rendahnya pengetahuan masyarakat umum akan
penyakit kusta dengan pemahaman bahwa penyakit kutukan. 2. Sulitnya akses
untuk daerah terpencil serta 3. Petugas kesehatan yang telah dilatih dipindah
tugaskan atau banyaknya program yang dipegangnya sehingga ada program
lain keteteran.
f. Kendala/masalah yang dihadapi
Kendala – kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan Pengendalian
Kusta adalah:
1) Kurangnya komitmen politik dan alokasi sumber dana
2) Angka mutasi petugas kesehatan yang tinggi
3) Belum maksimalnya kemitraan dengan organisasi profesi, RS dan praktek
dokter swasta dalam menciptakan pelayanan kusta yang komprehensif dan
terstandar
29
g. Pemecahan MasalahAdapun pemecahan masalah dengan melakukan Rencana tindak lanjut
adalah:
1) Memperluas cakupan kegiatan advokasi dan sosialisasi serta pelaksanaan
Intensifikasi Penemuan Kasus Kusta dan Frambusia.
2) Mempererat integrasi program dengan program lain
3) Menganggarkan dan melaksanakan peningkatan kapasitas tenaga
kesehatan secara rutin
4) Meningkatkan promosi dan sosialisasi serta peran media KIE kepada
penderita, keluarga penderita, dan masyarakat untuk menghilangkan
stigma kusta
5) Memperkuat jejaring kemitraan dengan lintas program, lintas sektor,
organisasi profesi agar memperoleh dukungan dalam pelaksanaan program
sesuai dengan tupoksi masing-masing
h. Efisiensi penggunaan sumber daya
Kinerja indikator Persentase cakupan penemuan kasus baru kusta tanpa cacat
sebesar 98,04%, jika dibandingkan antara kinerja dengan capaian realisasi
anggaran Layanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kusta sebesar 100%
yang berarti terdapat inefisien sumber pembiayaan sebesar -1,96 %.
5. Indikator: Persentase kasus malaria positif yang diobati sesuai standar
a. Definisi Operasional: Persentase kasus malaria positif yang diobati sesuai
standar program,
b. Rumus/Cara perhitungan: Jumlah kasus positif malaria yang diobati sesuai
standar program dibagi dengan jumlah seluruh kasus positif malaria dikali 100
persen
c. Capaian Indikator
Grafik 9
Persentase Jumlah Kasus Malaria Positif yang diobati sesuai standart tahun 2020
di Provinsi Gorontalo
Capaian Target Kinerja85
90
95
100
105
110100
95
105.3
Adapun capaian kasus malaria positif yang diobati sesuai standart tahun 2020
sebanyak 100% melebihi target nasional yaitu 95% dengan hasil kinerja 105,3%.
Kabupaten/kota yang telah mendapatkan pengobatan malaria positif dilihat dari
aplikasi surveilans malaria adalah Kota Gorontalo sebanyak 2 kasus, Kabupaten
Boalemo sebayak 7 kasus, Kabupaten Gorontalo sebayak 9 kasus dan Kabupaten
Gorontalo Utara 18 kasus. Pada Kabupaten Pohuwato dan Kabupaten Bone
Bolango tidak ada kasus, sehingga total kasus yang ada sebanyak 36 kasus.
Grafik 9
Persentase Jumlah Kasus Malaria Positif yang diobati sesuai standart
tahun 2018- 2020 di Provinsi Gorontalo
2018 2019 202092
94
96
98
100
102
95 95 95
100 100 100
Target Capaian
Program malaria di provinsi Gorontalo telah dikatakan berhasil karena
mencapai target nasional dimana ditahun 2018 mencapai 100% dengan target
95% (.....kasus), tahun 2019 capaian 100% dengan target 95% (30 kasus) serta di
tahun 2020 mencapai 100% target nasional 95% sebayak 36 kasus.
d. Upaya yang dilakukan untuk mencapai indikator
31
Adapun upaya – upaya untuk menunjang pencapaian indikator yang
tertuang dalam RKA K/L Tahun 2020 adalah:
1) Diagnosa dan Tatalaksana Pengobatan Malaria
2) Penyelidikan Epidemiologi (PE)
e. Analisa Penyebab Keberhasilan/Kegagalan
Hal – hal yang mempengaruhi keberhasilan pencapaian target kinerja adalah:
1) Ketersediaan Obat Anti Malaria di fasyankes yang cukup
2) Jejaring informasi terkait cara mendapatkan Obat Anti Malaria yang sudah
mulai berjalan dengan baik
Analisis penyebab kegagalan
Meskipun kasus malaria positif yang diobati sesuai standart telah berhasil
namun ada saja kegagalan yang didapat dilapangan, salah satunya masih
banyaknya obat anti malaria di perjual belikan secara bebas masyarakat dapat
membelinya di warung atau toko obat, seperti PQ (primaquin), CQ(kloroquin)
dan SP(sulfadoxin Pyrimathamin). Hal ini akan berakibat buruk pada diri
mereka karena membuat resep sendiri.
f. Kendala/masalah yang dihadapi
Kendala – kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan Pengendalian
Malaria adalah:
1) Laporan stock out obat belum semua Kabupaten/Kota melaporkan secara
tepat waktu sehingga Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo belum
maksimal dalam mengevaluasi stock out obat
2) Di beberapa fasyankes Swasta dan Pemerintah masih melakukan
pengobatan malaria belum sesuai standar
3) Tenaga Medis dan Paramedis yang telah dilatih dalam penatalaksanaan
kasus malaria banyak yang berpindah tempat tugas.
g. Pemecahan Masalah
Adapun pemecahan masalah maka direncanakan tindak lanjut yang perlu
dilakukan adalah:
1) Monitoring dan Evaluasi Program Malaria yang dilakukan baik oleh
Provinsi maupun Kab/Kota terhadap pelaksanaan Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit Malaria
4) Sosialisasi Tatalaksana Kasus Malaria Terkini kepada organisasi profesi
melalui pertemuan yang dilaksanakan di tingkat provinsi
1) Sosialisasi Tatalaksana Kasus Malaria Terkini kepada dokter – dokter
Spesialis Penyakit Dalam Puskesmas dan RS baik pemerintah maupun
swasta
2) Penemuan secara dini Kasus Positif Malaria di masyarakat melalui MBS
dan Surveilans Migrasi
h. Efisiensi penggunaan sumber daya
Kinerja indikator Jumlah persentase kasus malaria positif yang diobati
sesuai standar jika dibandingkan antara capaian kinerja 105,26% dengan capaian
realisasi anggaran Layanan Pengendalian Penyakit Malaria sebesar 99.,10%
yang berarti terdapat efisiensi sumber pembiayaan sebesar 6,16%
6. Indikator: Jumlah kabupaten/kota melaksanakan deteksi dini kanker
a. Definisi Operasional: Kab/kota yang menyelenggarakan deteksi dini kanker
payudara dan kanker serviks paling kurang pada 80% populasi wanita usia 30-59
tahun atau wanita yang memiliki riwayat sexual aktif
b. Rumus/Cara perhitungan: Jumlah Kabupaten/Kota yang memiliki cakupan
deteksi dini kanker payudara paling kurang 80% populasi wanita usia 30-59
tahun atau wanita yang memiliki riwayat sexual aktif
c. Capaian Indikator
Grafik 11Persentase Jumlah Kabupaten/Kota Melaksanakan Deteksi Dini Kanker Tahun 2020 Provinsi Gorontalo
Capaian Target Kinerja0
50
100
150
200
6 3
200
Capaian yang diperoleh dari kabupaten/kota melaksanakan Deteksi Dini Kanker di Provinsi Gorontalo sebanyak 6 kabupaten/kota. Yaitu Kabupaten Pohuwato,
33
Kabupaten Boalemo, Kabupaten Gorontalo, Kabupaten Bone Bolango, Kabupaten Gorontalo Utara dan Kota Gorontalo.
Grafik 12Persentase Jumlah Kabupaten/Kota Melaksanakan Deteksi Dini Kanker Tahun 2018- 2020 di Provinsi Gorontalo
2018 2019 202001234567
45
334
6
Target Capaian
Tahun 2020 capaian indikator persentase jumlah kabupaten/kota yang
melaksanakan deteksi dini kanker 6 kab/kota sudah melebihi target yaitu hanya
3 kab/kota
d. Upaya yang dilakukan untuk mencapai indikator
Adapun upaya – upaya untuk menunjang pencapaian indicator yang
tertuang dalam RKA K/L Tahun 2020 adalah : melakukan sosialisasi dan Aksi
Deteksi Dini Kanker
e. Analisa Penyebab Keberhasilan/KegagalanYang menyebabkan keberhasilan dimana seluruh kabupaten/kota dapat melaksanakan deteksi dini kanker adalah 1) Seluruh tenaga yang ada di fasilitas kesehatan telah dilatih oleh dinas
kesehatan provinsi gorontalo dan di perkuat kembali oleh dinas kab/kota
setempat. Sehingga apabila ada permintaan dari masyarakat untuk
pemeriksaan kanker tidak harus dirujuk di fasilitas kesehatan yang lengkap.
2) Adanya bahan habis pakai yang tersedia mencukupi baik di dinas kesehatan
provinsi maupun dinas kesehatan kab/kota setempat.
Analisis penyebab kegagalan
Yang menyebabkan kegagalan dilapangan adalah pengetahuan masyarakat
yang kurang akan pentingnya pemeriksaan IVA.
f. Kendala/masalah yang dihadapi
Kendala – kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan Pengendalian
Penyakit Kanker adalah :
1) Keterbatasan pendanaan
2) Petugas yang dilatih masih kurang
3) Masyarakat merasa tabu/malu untuk melakukan pemeriksaan deteksi dini
kanker.
4) Kurangnya perhatian dari pihak terkait dalam melakukan sosialisasi
tentang pentingnya pemeriksaan secara dini.
g. Pemecahan Masalah Adapun pemecahan masalah maka direncanakan tindak lanjut yang
perlu dilakukan adalah :
1) Penyediaan anggaran pelaksanaan IVA dan SADANIS baik oleh
Pemerintah Provinsi maupun Kab/Kota
2) Peningkatan kapasitas petugas kesehatan dalam melakukan deteksi dini
kanker payudara dan leher Rahim
3) Meningkatkan kerjasama dan Sosialisasi IVA dan SADANIS kepada
Lintas Sektor diantaranya Tim Penggerak PKK baik tingkat Provinsi
maupun Kab/Kota serta LS lainnya
h. Efisiensi penggunaan sumber dayaKinerja indikator Jumlah persentase jumlah kab/kota melaksanakan deteksi dini
kanker jika dibandingkan antara capaian kinerja 200% dengan capaian realisasi
anggaran Deteksi Dini Kanker sebesar 100% yang berarti terdapat efisiensi
sumber pembiayaan sebesar 100%.
9. Indikator: Persentase ODGJ yang mendapatkan pelayanan
a. Definisi Operasional: ODGJ berat yang mendapat pelayanan sesuai standar di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan, berupa: pemeriksaan kesehatan jiwa
(wawancara psikiatrik dan pemeriksaan status mental), memberikan informasi
dan edukasi, tatalaksana awal, meberikan pengobatan dasar dan atau
melakukan rujukan bila diperlukan. Standar Pelayanan: Pelayanan Kesehatan
dilakukan oleh minimal 1 orang Dokter Umum/ Spesialis Kedokteran Jiwa
dan 1 orang Perawat/ Perawat Spesialis Keperawatan Jiwa.
35
Penderita ODGJ yang dimaksud adalah penderita Skizofrenia dan Psikotik
Akut yang didiagnosis oleh dokter, psikolog klinis dan psikiater.
b. Rumus/Cara perhitungan: Jumlah penderita ODGJ Berat yang mendapat
layanan dibagi Jumlah sasaran penderita ODGJ dikali 100 %
c. Capaian Indikator
Grafik 14
Persentase ODGJ yang mendapatkan pelayanan satker dekonsentrasi
05 Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo Tahun 2020
Berdasarkan grafik diatas dapat dijelaskan bawa persentase ODGJ yang
mendapatkan pelayanan mencapai 62,8% jumlah absolutnya 1635 kasus dimana
target nasional hanya 10%, maka dapat dikatakan provinsi Gorontalo melebihi
target. Hal ini dikarenakan terjadinya kolaborasi lintas sektor, lintas program,
serta adanya komunikasi dan koordinasi antar kabupaten/kota dan Provinsi.
Grafik 16
Persentase ODGJ yang mendapatkan pelayanan satker
dekonsentrasi 05 Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo Tahun 2018-2020
Capaian Target Kinerja0
500
1000
62.8 10
628
Capaian indikator ODGJ yang mendapatkan pelayanan sifasilitas
kesehatan pada tahun 2018 sebanyak 68% (1.233 kasus) dari sasaran 1804
kasus, sedangkan pada tahun 2019 terjadi peningkatan sebanyak 81% (1463
kasus) dari jumlah sasaran 1.804 kasus. Pada tahun 2020 capaian 62,80%
(1.635 kasus). Namun pencapaian ini belum dirasa cukup karena masih banyak
sigma buruk terhadap ODGJ dalam pandangan masyarakat awam.
d. Upaya yang dilakukan untuk mencapai indikator
Adapun upaya – upaya untuk menunjang pencapaian indicator yang
tertuang dalam RKA K/L Tahun 2020 adalah : Orientasi penatalaksanaan kasus
Gangguan Jiwa bagi tenaga kesehatan.
e. Analisa Penyebab Keberhasilan/Kegagalan
Yang menyebabkan keberhasilan persentase ODGJ yang mendapatkan
pelayanan di kabupaten/kota adalah :
1) Dinas Kesehatan Provinsi selalu melakukan koordinasi dengan dinas
kesehatan kab/kota setempat serta bekerja sama dengan lintas sektor
terkait.
2) Petugas kesehatan yang ada di fasilitas kesehatan di beri pelatihan tentang
penanganan kasus ODGJ
Analisis penyebab kegagalan
Yang menyebabkan kegagalan adalah
1) Masih ditemukannya kasus pemasungan termasuk pemasungan kembali
akibat terputusnya pengobatan
2018 2019 20200
20
40
60
80
100
120100 100
10
6881
62.8
Target
Capaian
37
2) Kurangnya dukungan dari keluarga dalam pemberian obat-obatan serta
banyak keluarga yang sudah tidak menerima mereka yang sudah sembuh.
3) Komunikasi, koordinasi dengan lintas sektor terkait dalam penangan
ODGJ belum optimal.
f. Kendala/masalah yang dihadapi
Masalah yang di hadapi di lapangan adalah:
1) Masyarakat/keluarga acuh terhadap pasien/kasus sehingga mereka
menggelandang dan meresahkan masyarakat lainnya
2) Pasien dengan gangguan jiwa berat banyak ditemukan dalam keadaan
pasung.
3) Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang penanganan ODGJ.
4) Kurangnya ketersediaan obat-obatan
5) Tidak adanya rumah tunggu bagi pasien ODGJ yang sudah sembuh yang
sudah tidak diterima oleh keluarga mereka
6) Tidak adanya identidas lengkap untuk mendapatkan fasilitas kesehatan.
g. Pemecahan Masalah
Untuk memecahkan masalah maka direncana tindak lanjut yang perlu
dilakukan adalah :
1) Peningkatan Kapasitas Petugas
2) Melakukan edukasi terhadap keluarga yang mempunyai pasien ODGJ
3) Melakukan kerja sama dengan lintas sektor terkait khususnya Dinas Sosial
dimana pasien ODGJ yang sudah sembuh dapat diberdayakan sehingga
tidak selalu tergantung pada keluarganya.
h. Efisiensi penggunaan sumber daya
Kinerja indikator persentase ODGJ yang mendapatkan pelayanan jika
dibandingkan antara capaian kinerja 628% dengan capaian realisasi anggaran
layanan Orang dengan gangguan jiwa berat sebesar 100% yang berarti
terdapat efisiensi sumber pembiayaan sebesar 528%.
7. Indikator: Nilai Kinerja Penganggaran
a. Definisi Operasional: Capaian keluaran kegiatan diukur dari realisasi Volume
Keluaran (RVK) dan realisasi volume keluaran kegiatan (RIKK) dengan
menggunakan formula rata geometrik
b. Rumus/Cara perhitungan: Realisasi volume kegiatan / target volume kegiatan x
realisasi indikator kegiatan / target indikator kegiatan
c. Capaian Indikator
Grafik 15
Persentase layanan dukungan manajemen dan pelaporan satker
dekonsentrasi 05 Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo Tahun 2020
Capaian Target Kinerja707580859095
93.27
80
85.77
Berdasarkan grafik diatas dapat dijelaskan bahwa pencapaian
persentase layanan dukungan manajemen dan pelaporan adalah 93,27%
dimana melebihi target nasional hanya 80%.
Grafik 16
Persentase layanan dukungan manajemen dan pelaporan satker
dekonsentrasi 05 Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo Tahun 2018-2020
39
2018 2019 20200
20
40
60
80
100
120
80 80 80
98.7 100 97.4
Target Capaian
Tahun 2018 pencapaian layanan dukungan manajemen dan laporan
adalah 98,7%, ditahun 2019 pencapaiannya 100% sedangkan pada tahun 2020
capaian indikator Persentase layanan dukungan manajemen dan pelaporan
satker dekonsentrasi adalah sebesar 97,40%, sudah melampaui target. Capaian
sejalan dengan target tahun 2020 sebesar >80%.
d. Upaya yang dilakukan untuk mencapai indikator
Adapun upaya – upaya untuk menunjang pencapaian indicator yang
tertuang dalam RKA K/L Tahun 2020 adalah :
1) Penyusunan Rencana Anggaran
2) Pelaksanaan Pemantauan dan Informasi
3) Penyusunan Laporan Keuangan
e. Analisa Penyebab Keberhasilan/Kegagalan
Yang menyebabkan keberhasilan yang diperoleh yaitu : semua kepala seksi
yang ada di bidang pencegahan dan pengendalian penyakit selalu
berkoordiansi satu sama lain dalam hal pendanaan serta pada program-
programnya. Selain itu pengelola program yang ada di kabupaten/kota
mendapatkan pendampingan provinsi sehingga program terlaksana dengan
baik.
Analisis penyebab kegagalan
Adapun kegagalan yang terjadi adalah adanya miss komunikasi dengan
bendaha, pemegang program seta kepala seksi.
f. Kendala/masalah yang dihadapi
Kendala – kendala yang dihadapi dalam pelaksanaandukungan
manajemen adalah :
1) Keterlambatan penerimaan data capaian dari masing – masing Program
2) Keterlambatan melengkapi kekurangan dokumen pelaksanaan kegiatan
3) Adanya pemotongan/pemangkasan dana secara besar-besaran yang
dilakukan oleh pemerintah pusat/daerah.
g. Pemecahan Masalah
Adapun pemecahan masalah maka dilakukan rencana tindak lanjut
adalah :
1) Meningkatkan koordinasi tim satker dan segenap pejabat structural serta
staf lingkup Bidang P2
2) Meningkatkan kerjasama dengan LS terkait
h. Efisiensi penggunaan sumber daya
Kinerja indicator indicator Persentase layanan dukungan manajemen
dan pelaporan satker dekonsentrasi sebesar 100%, jika dibandingkan antara
kinerja dengan capaian realisasi anggaran Layanan Internal (Over Head)
sebesar 100% yang berarti terdapat efisiensi sumber pembiayaan sebesar
3.2 Realisasi Anggaran
Alokasi anggaran awal pada tahun 2020 sebesar Rp. 3.191.795.000 namun ada
revisi anggaran dibulan April Sebesar Rp. 1.054.362.000 Selanjutnya pada bagian ini
diuraikan realisasi anggaran sepanjang tahun 2020 yaitu :
a. Realisasi anggaran per kegiatan
Rincian Kegiatan dan Realisasi Anggaran
Bidang P2P Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo
Tahun 2020
No
KegiatanAnggar
an (Rp)Realisa
si (Rp)%
1Surveilans dan
Karantina Kesehatan189.387.000
176.712.000
93,31
41
2Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik
275.892.000
269.945.000
97.84
3Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit Menular Langsung
243.428.000
242.209.900
99,50
4Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit Tidak Menular
83.550.000
83.435.000
100
5
Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya pada Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
110.590.000
103.145.000
93,27
6Pencegahan dan
Pengendalian Masalah Kesehatan Jiwa dan NAPZA
151.515.000
151.515.000
100
TOTAL1.054.3
62.0001.026.9
61.90097,4
0
1. Realisasi anggaran kegiatan Surveilans dan Karantina Kesehatan sebesar 93,31%, tidak mencapai 100% karena terdapat perbedaan transport setiap Kab/Kota
2. Realisasi anggaran kegiatan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Tular Vektor dan Zoonotik sebesar 97,84%, tidak mencapai 100%
karena terdapat perbedaan transport setiap Kab/Kota
3. Realisasi anggaran kegiatan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Menular Langsung sebesar 99,50%, tidak mencapai 100% karena
terdapat perbedaan transport setiap Kab/Kota
4. Realisasi anggaran kegiatan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Tidak Menular sebesar 100%, mencapai target 100%
5. Realisasi anggaran kegiatan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan
Tugas Teknis Lainnya pada Program Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit sebesar 93,27%, tidak mencapai 100% karena terdapat
perbedaan transport setiap Kab/Kota
6. Realisasi anggaran kegiatan Pencegahan dan Pengendalian Masalah
Kesehatan Jiwa dan NAPZA sebesar 100%, mencapai target 100%.
b. Realisasi anggaran per indikator
Rincian dan Realisasi anggaran per indikator Bidang P2P Dinas Kesehatan
Provinsi Gorontalo Tahun 2020 adalah sebagai berikut
Rincian dan Realisasi Per Indikator
Bidang P2P Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo
Tahun 2020
No
Indikator Anggar
an (Rp)Reali
sasi (Rp)%
1Persentase ODHA baru
ditemukan yang memulai
pengobatan ARV
73.068.000
72.763.000
100
2 Persentase cakupan
penemuan pengobatan TBC
24.620.000
24.390.000
100
3Persentase anak 0-11 tahun
yang mendapatkan
imunisasi Dasar Lengkap
85.100.000
78.605.000
92,37
4Persentase cakupan
penemuan kasus baru kusta
tanpa cacat
105.540.000
105.061.900
100
5Persentase kasus Malaria
Positif yang diobati sesuai
standar
71.812.000
71.650.000
100
6Jumlah Kab/kota
melaksanakan deteksi dini
kanker
83.550.000
83.435.000
100
15
Persentase ODGJ yang
mendapatkan pelayanan
151.515.000
151.515.000
100
1 Nilai Kinerja Penganggaran 110.59 110.1 93,27
43
6 0.000 45.000
Adapun penyebab realisasi anggaran yang tidak mencapai 100% dari
setiap indikator adalah sebagai berikut :
2. Realisasi anggaran untuk indikator Persentase anak usia 0 sampai 11
bulan yang mendapat imunisasi dasar lengkap sebesar 92.37%. Hal ini
terjadi karena biaya transportasi yang di Kota Gorontalo tidak terbayarkan.
3. Realisasi anggaran untuk indikator Nilai Kinerja Penganggaran sebesar
93,27%. Hal ini terjadi karena pembayaran honorarium di bulan November
tidak sempat tertagih/terbayarkan.
c. Realisasi anggaran output
Tabel Realisasi anggaran per output dalam e monev DJA
Bidang P2P Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo
Tahun 2020
NO Nama
Kegiatan
Nama Output Anggaran
(Rp)
Realisasi
(Rp)
%
1 Surveilans
dan
Karantina
Kesehatan
Layanan Kewaspadaan
Dini dan Respon
Penyakit Potensial
KLB
104.287.000 98.107.000 94,07
Layanan Imunisasi 85.100.000 78.605.000 92,37
2 Pencegahan
dan
Pengendalian
Penyakit
Tular Vektor
dan Zoonotik
Layanan Intensifikasi
Eliminasi Malaria
71.812.000 71.650.000 99,77
Layanan
Pengendalian
Penyakit Arbovirosis
54.160.000 52.970.000 97.80
Layanan
Pengendalian
Filariasis dan
Kecacingan
138.000.000 134.850.00
0
97.72
Layanan
Pengendalian dan
Pencegahan Vektor
dan Binatang
Pembawa Penyakit
11.920.000 10.475.000 87,88
3 Pencegahan
dan
Pengendalian
Penyakit
Menular
Langsung
Layanan Pencegahan
dan Pengendalian
Penyakit HIV/ AIDS
73.068.000 72.763.000 99,58
Layanan
Pengendalian
Penyakit TBC
24.620.000 24.390.000 99,07
Intensifikasi
Penemuan Kasus
Kusta
105.540.000 105.061.00
0
99,55
Layanan Pencegahan
dan Pengendalian
Penyakit ISPA
40.200.000 39.995.000 99,49
4 Pencegahan
dan
Pengendalian
Penyakit
Tidak
Menular
Deteksi Dini Kanker 83.550.000 83.435.000 99,86
5 Dukungan
Manajemen
Layanan Dukungan
Manajemen Satker
110.590.000 103.145.00
0
93,27
45
dan
Pelaksanaan
Tugas Teknis
Lainnya pada
Program
Pencegahan
dan
Pengendalian
Penyakit
6 Pencegahan
dan
Pengendalian
Masalah
Kesehatan
Jiwa dan
NAPZA
Layanan Orang
Dengan Gangguan
Jiwa (ODGJ) Berat
151.515.000 151.515.00
0
100
1. Realisasi anggaran output Layanan Kewaspadaan Dini dan Respon Penyakit Potensial KLB sebesar 94,07%, tidak mencapai 100% karena terdapat perbedaan transport setiap Kab/Kota
2. Realisasi anggaran output Layanan Imunisasi sebesar 92,37%, tidak
mencapai 100% karena terdapat perbedaan transport setiap Kab/Kota
3. Realisasi anggaran output Layanan Intensifikasi Eliminasi Malaria
sebesar 99,77%, tidak mencapai 100% karena terdapat silva di hotel
4. Realisasi anggaran output Layanan Pengendalian Penyakit Arbovirosis
sebesar 97,80%, tidak mencapai target 100% karena terdapat perbedaan
transport setiap kab/kota
5. Realisasi anggaran output Layanan Pengendalian Filariasis dan
Kecacingan sebesar 97,72%, tidak mencapai target 100% karena terdapat
perbedaan transport setiap kab/kota.
6. Realisasi anggaran output Layanan Pengendalian dan Pencegahan
Vektor dan Binatang Pembawa Penyakit sebesar 87,88%, tidak mencapai
target 100% karena terdapat perbedaan transport setiap kab/kota.
7. Realisasi anggaran output Layanan Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit HIV/ AIDS sebesar 99,58%, tidak mencapai target 100% karena
terdapat sisa anggaran dari kegiatan.
8. Realisasi anggaran output Layanan Pengendalian Penyakit TBC sebesar
99,07%, tidak mencapai target 100% karena terdapat sisa anggaran dari
kegiatan.
9. Realisasi anggaran output Intensifikasi Penemuan Kasus Kusta sebesar
99,55%, tidak mencapai target 100% karena terdapat sisa anggaran dari
kegiatan.
10. Realisasi anggaran output Layanan Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit ISPA sebesar 99,49%, tidak mencapai target 100% karena
terdapat sisa anggaran dari kegiatan.
11. Realisasi anggaran output Deteksi Dini Kanker sebesar 99,86%, tidak
mencapai target 100% karena terdapat sisa anggaran dari kegiatan.
12. Realisasi anggaran output Layanan Dukungan Manajemen Satker
sebesar 93,27%, tidak mencapai target 100% karena terdapat honorarium di
bulan November tidak terbayarkan/ditagih.
13. Realisasi anggaran output Pencegahan dan Pengendalian Masalah
Kesehatan Jiwa dan NAPZA sebesar 100%, mencapai target 100%.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pencapaian kinerja Bidang P2P Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo Tahun
2020 telah berjalan baik sesuai dengan Perjanjian Kinerja yang telah ditetapkan
dengan rata –rata capaian kinerja sebesar 109,7%
2. Berdasarkan pengukuran indikator kinerja Bidang P2P Dinas Kesehatan
Provinsi Gorontalo dalam Perjanjian Kinerja Tahun 2020, dari 8 Indikator
kinerja sasaran Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tahun 2020,
sebanyak 3 indikator telah melebihi target yang ditetapkan (>100%), 1 indikator
telah mencapai target yang ditetapkan (100%), sedangkan 4 indikator tidak
mencapai target dengan pencapaian sebesar 50%.
3. Berdasarkan penyerapan dan pengukuran kinerja anggaran Bidang P2P Dinas
Kesehatan Provinsi Gorontalo tahun 2020 diketahui bahwa kinerja anggaran
Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit sebesar 97,40%, dengan
realisasi Rp. 1.062.961.900 dengan realisasi tertinggi pada Kantor Daerah
sebesar 99,80% dan realisasi paling rendah pada dana dekonsentrasi pada
layanan Pengendalian dan Pencegahan Vektor dan Binatang Pembawa Penyakit
yakni sebesar 87,88%.
4. Berdasarkan pengukuran efisiensi sumber daya, dari 4 indikator, terdapat 3
indikator telah berjalan dengan efisien dimana capaian kinerja dapat mencapai
atau melebihi target dengan anggaran yang lebih rendah dan semua kegiatan
telah dilaksanakan dengan baik.
d. Tindak Lanjut
1. Cakupan kinerja tahun 2020 belum optimal karena pandemi COVID-19, oleh
karena itu Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo akan melakukan upaya
percepatan pencapaian kinerja yakni:
a. Mensosialisasikan petunjuk teknis pelayanan kesehatan pada masa pandemi
b. Membangun komunikasi dengan baik disemua pemegang program di
kabupaten/kota dan juga di PKM
c. Menyelarasakan strategi yang telah disepakati bersama
47
d. Serta memotivasi kepada mereka khususnya pemegang program dalam
memberikan pelayanan optimal.
2. Dalam Perjanjian Kinerja (PK) terdapat beberapa indikator kinerja yang tidak
diikuti dengan alokasi anggaran, oleh karena itu disarankan agar untuk semua
indikator yang dicantumkan dalam Perjanjian Kinerja disertai alokasi anggaran
yang sesuai dengan aturan yang berlaku
3. Pengalokasian pagu dekonsentrasi tahun yang akan datang dapat
mempertimbangkan realisasi keuangan pada tahun ini.
4. Melakukan reviu terhadap semua indicator-indikator untuk merumuskan langkah
untuk mencapai semua indicator tersebut.
5. Meningkatkan kapasitas petugas mulai dari tingkat Puskesmas sampai provinsi
agar menjamin terlaksanaya proram P2P sesaui pedoman yang ada
6. Meningkatkan kolaborasi dengan lintas sector dalam upaya peningkatan
kapasitas derajat kesehatan.
Demikian Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo (Dana
Dekonsentrasi 05) Tahun 2020 disusun sebagai bahan masukan untuk penyusunan
perencanaan tahun berikutnya.
Lampiran 1. Perjanjian Kinerja TA 2020
Lampiran 2. Matriks Monitoring Capaian Kinerja Bulanan (ditandatangani struktural)