laptut pediatri sk 3
TRANSCRIPT
-
8/2/2019 laptut pediatri sk 3
1/9
Jenis-jenis stimulasi permainan berdasarkan kelompok usia
Penggunaan alat permainan pada anak tidak selalu sama dalam setiap usia tumbuh kembang, hal ini
dikarenakan setiap tahap usia tumbuh kembang anak selalu mempunyai tugas-tugas perkembangan
yang berbeda sehingga dalam penggunaan alat selalu memperhatikan tugas masing-masing usia tumbuh
kembang. Di bawah ini terdapat jenis alat permainan yang dapat digunakan untuk anak dalam setiaptahap usia tumbuh kembang anak.
Usia 0-1 tahun
Pada usia ini perkembangan anak mulai dapat dilatih dengan adanya refleks: melatih kerja sama antara
mata dan tangan atau mata dan telinga dalam berkoordinasi; melatih mencari objek yang ada tetapi
tidak kelihatan; serta melatih mengenal suara, kepekaan perabaan, dan keterampilan dengan gerakan
yang beulang. Fungsi bermain pada usia ini adalah untuk memperbaiki pertumbuhan dan
perkembangan.
Jenis permainan yang dianjurkan pada usia ini antara lain benda (permainan) yang aman sehingga dapatdimasukkan ke dalam mulut, misalnya gambar bentuk muka, boneka orang dan bingatang, alat
permainan yang dapat digoyang dan menimbulkan suara, alat permainan yang berupa selimut, boneka,
dan lain-lain.
Usia 1-2 tahun
Jenis permainan yang dapat digunakan pada usia 1-2 tahun pada dasarnya bertujuan untuk melatih anak
melakukan gerakan mendorong atau menarik, melatih melakukan imajinasi, melatih anak melakukan
kegiatan sehari-hari, serta memperkenalkan beberapa bunyi dan mampu membedakannya. Jenis
permainan ini menggunakan semua alat permainan yang dapat didorong dan ditarik, misalnya alat
rumah tangga, balok-balok, buku bergambar, kertas, pensil berwarna, dan lain-lain.
Usia 2-3 tahun
Pada usia ini anak dianjurkan untuk bermain dengan tujuan menyalurkan perasaan atau emosinya anak,
mengembangkan keterampilan berbahasa, melatih motorik kasar dan halus, mengembangkan
kecerdasan, melatih daya imajinasi, serta melatih kemampuan membedakan permukaan dan warna
benda.
Adapun alat permainan pada usia ini yang dapat digunakan antara lain peralatan menggambar, puzzle
sederhana, manic-manik dalam ukuran besar, serta berbagai benda yang mempunyai permukaan dan
warna yang berbeda-beda.
Usia 3-6 tahun
Pada usia 3- 6 tahun anak sudah mulai mampu mengembangkan kreativitas dan sosialisasinya, sehingga
sangat diperlukan permainan yang dapat mengembangkan kemampuan menyamakan danmembedakan;
kemampuan berbahasa; mengembangkan kecerdasan; menumbuhkan sportivitas; mengembangkan
-
8/2/2019 laptut pediatri sk 3
2/9
koordinasi motorik; mengembangkan dlam mengontrol emosi; motorik kasar dan halus;
memperkenalkan pengertian yang bersifat ilmu pengetahuan; serta memperkenalkan suasana kompetisi
dan gotong royong.
Alat permainan yang dapat digunakan pada anak usia ini misalnya benda-benda di sekitar rumah, buku
gambar, majalah anak-anak, alat gambar, kertas untuk belajar melipat, gunting, dan air.
( Hidayat, A. Aziz Alimul (2008). Pengantar Ilmu Kesehata Anak untuk Pendidikan Kebidanan. Jakarta:
Salemba Medika.)
PENGERTIAN AUTISME
Autisme berasal dari kata autosyang berarti segala sesuatu yang mengarah pada
diri sendiri. Dalam kamus psikologi umum (1982), autisme berarti preokupasi terhadap
pikiran dan khayalan sendiri atau dengan kata lain lebih banyak berorientasi kepada
pikiran subyektifnya sendiri daripada melihat kenyataan atau realita kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu penderita autisme sering disebut orang yang hidup di alamnya
sendiri. Dulu anak-anak yang mengalami gangguan ini telah dideskripsikan dalam berbagai
istilah seperti chilhood schizophrenia (Bleuer), sedangkan Margareth Mahler (1952)
menyebutnya dengan symbiotic psychotic children dengan gejala-gejala tidak dapat
mengembangkan self-object differentiation. Belakangan istilah psikosis cenderung
dihilangkan dan dalam Diagnostic and Statistical Maunal of Mental Disorderedisi IV (DSM-
IV) Autisme digolongkan sebagai gangguan perkembangan pervasif (pervasive
developmental dis-orders), secara khas gangguan yang termasuk dalam kategori ini ditandai
dengan distorsi perkembangan fungsi psikologis dasar majemuk yang meliputi
perkembangan keterampilan sosial dan bahasa, seperti perhatian, persepsi, daya nilai
terhadap realitas, dan gerakan-gerakan motorik.
Autisme atau autisme infantil (Early Infantile Autism) pertama kali dikemukakan
oleh Dr. Leo Kanner 1943 seorang psikiatris Amerika. Istilah autisme dipergunakan untuk
menunjukkan suatu gejala psikosis pada anak-anak yang unik dan menonjol yang sering
disebut Sindrom Kanner (untuk membedakan dengan sidrom Asperger atau autis
Asperger). Ciri yang menonjol pada sindrom Kanner antara lain ekspresi wajah yang
kosong seolah-olah sedang melamun, kehilangan pikiran dan sulit sekali bagi orang lain
untuk menarik perhatian mereka atau mengajak mereka berkomunikasi.
-
8/2/2019 laptut pediatri sk 3
3/9
GEJALA-GEJALA YANG NAMPAK
Gejala autisme infantil timbul sebelum anak mencapai usia 3 tahun. Pada sebagian
anak gejala gangguan perkembangan ini sudah terlihat sejak lahir. Chris Williams dan
Barry Wright (2004) mengemukakan beberapa simptom autistik yang mungkin sudah
muncul diusia 18 bulan, seperti:
A. Tidak melakukan kontak mata.B. Tidak merespon segera jika dipanggil nama.C. Tampak berada didunianya sendiri.D. Mengalami hambatan perkembangan bahasa.E. Kehilangan kemampuan berbahasa.F. Tidak menggunakan sikap tubuh.G. Memegang tangan orang dewasa dan menaruhnya pada sesuatu yang ingin dia buka.H. Tidak memahami sikap tubuh orang lain.I. Tidak bermain pura-pura.J. Lebih tertarik pada bagian-bagian permainan.K. Menghabiskan banyak waktu untuk membariskan benda-benda.L. Dan melakukan gerakan-gerakan tidak umum (ex. Jalan jinjit).M. Memaksa membawa dua benda, satu disetiap tangan, seringkali dengan bentuk dan
warna sama.
KRITERIA DIAGNOSTIK
Autistik (Autistic Disorder) berbeda dengan gangguan Rett (Retts Disorder),
gangguan disintegatif masa anak (Childhood Disintegrative Disorder) dan gangguan
Asperger (Aspergers Disorder). Secara detail, menurut DSM IV, kriteria gangguan autistik
adalah sebagai berikut:
A. Harus ada total 6 gejala dari (1), (2) dan (3), dengan minimal 2 gejala dari (1) dan
masing-masing 1 gejala dari (2) dan (3):
1. Kelemahan kwalitatif dalam interaksi sosial, yang termanifestasi dalam sedikitnya 2
dari beberapa gejala berikut ini:
-
8/2/2019 laptut pediatri sk 3
4/9
a. Kelemahan dalam penggunaan perilaku non-verbal, seperti kontak mata,ekspresi wajah, sikap tubuh, gerak tangan dalam interaksi sosial.
b. Kegagalan dalam mengembangkan hubungan dengan teman sebaya sesuaidengan tingkat perkembangannya.
c. Kurangnya kemampuan untuk berbagi perasaan dan empati dengan orang lain.d. Kurang mampu mengadakan hubungan sosial dan emosional yang timbal balik.
2. Kelemahan kualitatif dalam bidang komunikasi. Minimal harus ada 1 dari gejala
berikut ini:
a. Perkembangan bahasa lisan (bicara) terlambat atau sama sekali tidakberkembang dan anak tidak mencari jalan untuk berkomunikasi secara non-
verbal.
b. Bila anak bisa bicara, maka bicaranya tidak digunakan untuk berkomunikasi.c. Sering menggunakan bahasa yang aneh, stereotype dan berulang-ulang.d. Kurang mampu bermain imajinatif (make believe play) atau permainan imitasi
sosial lainnya sesuai dengan taraf perkembangannya.
3. Pola perilaku serta minat dan kegiatan yang terbatas, berulang. Minimal harus ada
1 dari gejala berikut ini:
a. Preokupasi terhadap satu atau lebih kegiatan dengan fokus dan intensitas yangabnormal atau berlebihan.
b. Terpaku pada suatu kegiatan ritualistik atau rutinitasc. Gerakan-gerakan fisik yang aneh dan berulang-ulang seperti menggerak-
gerakkan tangan, bertepuk tangan, menggerakkan tubuh.
d. Sikap tertarik yang sangat kuat atau preokupasi dengan bagian-bagian tertentudari obyek.
B. Keterlambatan atau abnormalitas muncul sebelum usia 3 tahun minimal pada salah
satu bidang (1) interaksi sosial, (2) kemampuan bahasa dan komunikasi, (3) carabermain simbolik dan imajinatif.
C. Bukan disebabkan oleh Sindroma Rett atau Gangguan Disintegratif Masa Anak.
-
8/2/2019 laptut pediatri sk 3
5/9
PENYEBAB AUTISME
Sampai dengan saat ini belum ada ketentuan yang pasti tentang penyebab gangguan
autism ini, ada beberapa anggapan sebagai berikut:
A. Teori Psikoanalitik (efrigerator mother). Menurut teori ini, Autism disebabkanpengasuhan ibu yang tidak hangat (Bruno Bettelheim).
B. Teori berpandangn kognitif (Theory of Mind). Menurut teori ini, Autis disebabkanketidak mampuan membaca pikiran orang lain mindblindness (Baron-Ohen, Alan
Leslie).
C. Autisme sebagai gejala neurologis atau gangguan Neuro-Anatomi dan Bio-KimiawiOtak. Menurut penelitian yang ada, 43% dari penyandang autism mempunyai kelainan
yang khas didalam lobus parientalisnya (menyebabkan keterbatasan perhatian
terhadap lingkungan), menurut Eric Courchesne dari Department of Neurososciences,
School of Medicine, University of California, SanDiego, para penyandang autisme
memiliki cerebellum yang lebih kecil (bertanggung jawab terhadap proses sensori,
daya ingat, berpikir, bahasa, dan perhatian).
D. Teori Biologi, Menurut teori ini, Autis disebabkan oleh Faktor genetik.E. Teori Imunologi, Menurut teori ini, Autis disebabkan oleh infeksi virus.BEBERAPA GANGGUAN YANG MENYERTAI AUTIS
A. Gangguan sulit tidur dan makan.B. Gangguan afek dan mood.C. Perilaku yang membahayakan diri sendiri dan orang lain.D. Gangguan kejang (10 25 %).E. Kondisi fisik yang khas (anak autis 2 -7 tahun lebih pendek dibanding anak seusianya).
PENGGOLONGAN AUTISM
A.
Autism (autisme masa anak-anak).B. Autisme atipikal atau Pervasive Develompmental Disorder-Not Otherwise Specifiedatau
PDD-NOS (Diagnosis ini dibuat jika anak tidak memenuhi semua kriteria untuk
diagnosis autis dan asperger, tapi ada kecacatan parah dan menetap di area yang
dipengaruhi ASD.
C. High Functioning Autism (Autisme dengan IQ tinggi).
-
8/2/2019 laptut pediatri sk 3
6/9
D. Low Functioning Autism (Autisme dengan IQ rendah).
PENANGANAN
Autisme adalah gangguan yang tidak bisa disembuhkan (not curable), namun bisa
diterapi (treatable). Maksudnya kelainan yang terjadi pada otak tidak bisa diperbaiki
namun gejala-gejala yang ada dapat dikurangi semaksimal mungkin sehingga anak tersebut
nantinya bisa berbaur dengan anakanak lain secara normal.
Keberhasilan terapi dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:
A. Berat ringannya gejala atau berat ringannya kelainan otak.B. Usia, diagnosis dini sangat penting oleh karena semakin muda umur anak saat
dimulainya terapi semakin besar kemungkinan untuk berhasil.
C. Kecerdasan, makin cerdas anak tersebut makin baik prognosisnyaD. Bicara dan bahasa, 20 % penyandang autis tidak mampu berbicara seumur hidup,
sedangkan sisanya mempunyai kemampuan bicara dengan kefasihan yang berbeda-
beda. Mereka dengan kemampuan bicara yang baik mempunyai prognosis yang lebih
baik.
E. Terapi yang intensif dan terpadu.
TERAPI YANG TERPADU
Penanganan atau intervensi terapi pada penyandang autisme harus dilakukan
dengan intensif dan terpadu. Terapi secara formal sebaiknya dilakukan antara 4-8 jam
sehari. Selain itu seluruh keluarga harus terlibat untuk memacu komunikasidengan anak.
Penanganan penyandang autisme memerlukan kerjasama tim yang terpadu yang berasal
dari berbagai disiplin ilmu antara lain psikiater, psikologneurolog, dokter anak, terapis
bicara dan pendidik. Beberapa terapi yang harus dijalankan antara lain:
A.
Terapi medikamentosa. Obat-obatan yang sering dipakai di Indonesia adalah:1. Vitamin (Efek samping: Hiperaktivitas, marah-marah, agresif, sulit tidur dan lain
sebagainya).
2. Obat-obatan untuk memperbaiki keseimbangan neorutransmitter serotonin dandopamin (Efek samping: Ngiler,ngantuk, kaku otot).
B. Terapi WicaraC. Terapi Perilaku
-
8/2/2019 laptut pediatri sk 3
7/9
D. Terapi OkupasiE. Terapi Edukatif atau Pendidikan Khusus.
Dapus:
Hadis Abdul. 2006. Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus Autistik. Bandung:Alfabeta
(William Chris & Barry Wright. 2004. How to Live With Autism and Asperger Syndrome .
Jakarta:Dian Rakyat.)
Definisi Sindroma down
Pada tahun 1866, Dokter John Langdon Down, mendeskripsikan dengan tepat seorang
penyandang sindroma down dan menjadikannya "Bapak" Sindroma Down. Pada tahun 1959,
Dokter Jerome Lejeune mengidentifikasikan sindroma down sebagai keabnormalan/kelainan
kromosome. Dokter Lejeune tidak menemukan 46 kromosome pada penyandang Sindroma
Down melainkan 47 kromosome. Kelebihan kromosome inilah yang menimbulkan ciri khas
sindroma down. Kelebihan kromosome ini terjadi pada kromosome yang ke-21 dan kerena 95%
kasus sindroma down disebabkan karena adanya 3 copy kromosome 21, maka sering juga
disebut Trisomy 21. Dapat juga terjadi kelainan pada pembelahan sel ditubuhnya, dimana tidak
semua sel mengandung kelainan pada kromosome 21nya, sehingga terdapat 3 jenis sindromadown sebagai berikut
1. Trisomi-21 (semua gene mengalami perubahan) 95%
2. Translocation (bawaan) 4%
3. Mosaic (tidak semua gene yang mengalami perubahan karena extra kromosom) 1%
Penyebab sindroma down
sindroma down terjadi karena kelainan pembelahan sel di seluruh tubuhnya yang disebut "non
disjunction". Hal ini menghasilkan embrio (janin) dengan 3 copy kromosome, bukan 2 copy
sebagaimana normalnya. Hingga kini penyebab "non disjunction" belum diketahui.
80% penyandang sindroma down dilahirkan oleh ibu-ibu muda usia. Jadi faktor usia bukan suatu
-
8/2/2019 laptut pediatri sk 3
8/9
penyebab utama sindroma ini.
Apakah resiko kesehatan bagi anak-anak penyandang sindroma down?
anak penyandang sindroma down memiliki resiko lebih tinggi akan masalah kesehatan
dibandingkan dengan anak-anak normal. Beberapa masalah yang erat kaitannya dengan anak-
anak ini adalah: kelainan jantung, kepekaan terdadap infeksi pada mata maupun kelainan pada
bentuk otak.
Cacat tambahan seperti usus pendek, tidak beranus/dubur, busung dada, lemah otot maupun
kerusakan syaraf adalah umum bagi penyandang sindroma down dan pada usia dewasa
kemungkinan terserang penyakit Alzhimer (kehilangan sebagian besar memori) lebih besar 25%dibandingkan dewasa normal yang hanya 6%. Anak yang murni sindroma down pun belum tentu
akan sehat sempurna selamanya, suatu waktu akan terlihat jelas kemunduran kesehatannya.
Dapatkan kita membayangkan jika kita dikaruniai seorang anak bayi mungil dengan kecacatan
mental yang parah? anak itu anak tumbuh dan bergerak dengan sangat terbatas tak ubahnya
bagaikan boneka yang hancur. Bagaimana rasanya para orang tua bila tak seorang pun yang
ingin mengulurkan tangannya sementara kehidupannya sendiri tak berdaya?
Diharapkan dengan kemajuan dalam bidang pengobatan, masalah-masalah kesehatan ini dapat
teratasi dan usia penyandang sindroma down bisa mencapai 55 tahun.
Pengaruh sindroma down pada perkembangan seseorang
Semua sindroma down mempunyai keterbelakangan yang berbeda skalanya, namun tidak
tertutup kemungkinan akan timbulnya satu kekuatan atau kelebihan bakat pada setiap individu.
Anak-anak sindroma down juga dapat belajar duduk, berjalan, berbicara, bermain dan melakukan
kegiatan-kegiatan lainnya, namun tentu lebih lambat daripada anak-anak yang bukan
penyandang sindroma down.
Anak sindroma down sesungguhnya memiliki potensi besar, karena yang memiliki kelainan
hanyalah kromosome-nya, bukan otaknya ataupun bagian badannya yang lain. Kekurangan-
kekurangan yang dideritanya adalah sebagai akibat. Meskipun sikap dan perkembangannya
lamban, namun bila ditangani sejak dini, maka potensinya dapat dimaksimal mendekati anak
-
8/2/2019 laptut pediatri sk 3
9/9
normal.
Ciri-ciri anak sindroma down
Biasanya bayi terdiagnosa sebagai sindroma down lebih karena roman mukanya, yaitu:
1. Muscle Hypotenia - Lemah otot
2. Flat Facial Profile - Profil muka yang datar
3. Oblique Palpebral Fissures - Bentuk mata yang keatas
4. Dysplastic Ear - Bentuk kuping yang abnormal
5. Simian Crease - Satu garis horisontal pada telapak tangan
6. Hyperflexibility - kelenturan yagn berlebihan pada persendian
7. Dysplastic Middle Phalanx of the fifth finger - Jari kelingking (jari kecil) hanya ada satu
sendi
8. Epicanthal folds - Lipatan pada dalam ujung mata
9. Exessive space between large & second toe - Jarak yang berlebihan antara jempol kaki dan
telunjuk kaki
10. Enlargment of tongue - Lidah besar yagn tidak sebanding dengan mulutnya
Dapus: ikatan sindroma down Indonesia.2011