lapran pkl2-1

72
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sebagaimana kita ketahui bahwa Negara Indonesia berpenduduk sangat padat dan semua itu menuntut kita untuk meningkatkan pelayanan kesehatan yang sempurna. Rumah sakit adalah salah satu sarana atau tempat yang paling tepat untuk pelayanan kesehatan. Di Era Globalisasi di tahun 2010 sumber daya manusia di Indonesia dalam bidang kesehatan khususnya Elektromedik lebih ditingkatkan seiring dengan kemajuan teknologi semakin pesat. Sehingga setiap rumah sakit memiliki teknisi yang handal, agar dapat menangani kerusakan alat-alat yang ada di rumah sakit dan juga dapat melakukan pemeliharaan alat sehingga alat-alat medik yang ada di rumah sakit selalu dalam keadaan baik dan siap pakai. 1

Upload: kang-ali

Post on 06-Dec-2014

132 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

bagus sekali

TRANSCRIPT

Page 1: Lapran PKL2-1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Sebagaimana kita ketahui bahwa Negara Indonesia berpenduduk sangat padat

dan semua itu menuntut kita untuk meningkatkan pelayanan kesehatan yang

sempurna. Rumah sakit adalah salah satu sarana atau tempat yang paling tepat untuk

pelayanan kesehatan.

Di Era Globalisasi di tahun 2010 sumber daya manusia di Indonesia dalam

bidang kesehatan khususnya Elektromedik lebih ditingkatkan seiring dengan

kemajuan teknologi semakin pesat. Sehingga setiap rumah sakit memiliki teknisi

yang handal, agar dapat menangani kerusakan alat-alat yang ada di rumah sakit dan

juga dapat melakukan pemeliharaan alat sehingga alat-alat medik yang ada di rumah

sakit selalu dalam keadaan baik dan siap pakai.

Sebagai lembaga pendidikan yang menghasilkan tenaga ahli dibidang

Elektromedik, POLITEKNIK KESEHATAN SITEBA PADANG berusaha

meningkatkan ilmu pengetahuan dan keterampilan, Praktek Kerja Lapangan (PKL)

merupakan salah satu cara untuk meningkatkan wawasan terhadap mahasiswa

praktek kerja lapangan

PKL juga merupakan juga merupakan kegiatan intrakurikuler yang wajib

ditempuh oleh setiap mahasiswa tingkat III Politeknik Kesehatan Siteba Padang

Jurusan Teknik Elektromedik setelah menjalani proses perkuliahan, baik secara teori

1

Page 2: Lapran PKL2-1

maupun praktek. Kegiatan ini merupakan kegiatan yang mempunyai makna penting

terhadap mahasiswa untuk dapat mempraktekkan serta mencoba secara nyata

pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh pada tahap pendidikan. Sehingga

mahasiswa dapat bersikap professional dan mampu menyesuaikan diri di lingkungan

masyarakat.

B. TUJUAN PELAKSAAN PKL

Tujuan Praktek Kerja Lapangan dapat dijabarkan menjadi tujuan umum dan tujuan

khusus, yaitu :

1. Tujuan Umum

a. Memahami lebih mendalam masalah teknik perencanaan, pemasangan,

pengujian dan pemeliharaan serta perbaikan peralatan elektromedik dan

sarana kesehatan.

b. Memahami falsafah-falsafah tentang kesehatan dan keamanan terhadap

penderita, petugas, lingkungan dan peralatan elektromedik.

c. Memahami tentang struktur dan proses terjadinya di lapangan.

d. Terbina minat dan perhatiannya terhadap lapangan kerja yang harus

dihadapinya nanti

e. Terbinanya pandangan secara horizontal, luas dan menyeluruh dalam

kaitannya dengan masalah-masalah sosial di masyarakat.

2. Tujuan Khusus

a. Memperoleh kesempatan untuk melatih diri dalam menerapkan dan

mengintegrasikan informasi pelajaran yang diperoleh selama mengikuti

2

Page 3: Lapran PKL2-1

tugas-tugas pelajaran teknik elektromedik dan sarana kesehatan secara

lebih luas

b. Memperoleh pengalaman pribadi yang riil, konkrit dan eduktif.

c. Lebih tanggap terhadap fenomena-fenomena yang terjadi di lapangan

d. Mempertinggi tingkat keberhasilan perkuliahan di kelas

e. Memperoleh informasi baru sebagai bahan persepsi atau kerangka untuk

mendalami masalah-masalah teknik lebih lanjut.

f. Memperoleh rasa puas dengan situasi dan kondisi belajar yang

menyenangkan

C. SISTEMATIKA PENULISAN

Dalam penulisan laporan PKL ini penulis akan menyajikan pengetahuan yang telah

didapatkan selama PKL secara sederhana, yaitu :

Bab I : Pendahuluan

Bab II : Sekilas Tentang RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi

Bab III : Pembahasan Pesawat

Bab IV : Perbaikan Pesawat

Bab V : Penutup

3

Page 4: Lapran PKL2-1

BAB II

SEKILAS TENTANG RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

Dr. ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI

A. SEJARAH SINGKAT RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. ACHMAD

MOCHTAR

RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi adalah rumah sakit pemerintah

daerah Bukittinggi yang dikepalai oleh seorang direktur yang dibantu oleh tiga orang

wakil direktur. RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi adalah rumah sakit kelas B

yang terletak di kotamadya Bukittinggi, Sumatera Barat.

RSUD Dr. Acmad Mochtar Bukittinggi didirikan pada tahun 1908 oleh

pemerintah Belanda dan digunakan sebagai rumah sakit Militer. Pada waktu

penduduk Jepang rumah sakit tersebut diambil alih tetapi tetap digunakan sebagai

rumah sakit militer. Setelah kemerdekaan RI sampai tahun 1952 rumah sakit

digunakan sebagai rumah sakit tentara.

Pada tanggal 8 September 1952 rumah sakit ini diserahkan pada Dinas

Pekerjaan Umum dan Tenaga Kerja, yang waktu itu masih berstatus Sumatera

Tengah, kemudian menjadi rumah sakit umum Bukittinggi milik PEMDA Tingkat I

Sumatera Barat.

Pada tahun 1979 rumah sakit ini ditetapkan sebagai rumah sakit umum

Bukittinggi kelas C, dengan 250 buah tempat tidur. Kemudian pada tanggal 13

4

Page 5: Lapran PKL2-1

Oktober 1981 resmi memakai nama RSUD Dr. ACHMAD MOCHTAR

BUKITTINGGI yang diberikan langsung oleh Menkes RI saat itu, yaitu Bapak Dr.

Suwarjono Suryaningrat. Nama tersebut dipakai karena Bapak Dr. Achmad Mochtar

adalah seorang dokter yang berasal dari Bonjol, Sumatera Barat yang berjasa

ditingkat nasional yang telah dianugerahi tanda jasa Satya Lencana Kebaktian Sosial

tahun 1968 dan tanda kehormatan bintang jasa kelas III.

Dalam Pelita IV dan V RSAM merubah secara bertahap bentuk bangunan

lama peninggalan Belanda menjadi bangunan baru, dengan bantuan dana APBN,

OPRS dan Dana Pemda Tk. I Sumatera Barat.

Sejak tanggal 30 November 1987 RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi

diresmikan dari rumah sakit kelas C menjadi rumah sakit kelas B dengan jumlah

tempat tidur 320 buah. Selanjutnya dengan persetujuan Menteri Dalam Negeri

No.061/2688/SJ tanggal 9 September 1997 tentang persetujuan RSUD Dr. Achmad

Mochtar Bukittinggi menjadi rumah sakit kelas B pendidikan dan Perda No. 7 tahun

1997 tentang Organisasi dan Tata Kerja RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi.

B. GAMBARAN UMUM RSUD Dr. ACHMAD MOCHTAR

1. LETAK GEOGRAFIS

RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi adalah Rumah Sakit kelas B

pendidikan yang terletak di kotamadya Bukittinggi yang berudara sejuk

dengan ketinggian dari permukaan laut ± 927 M dan terletak diantara (10021

BT – 10025 BT), (00.76 LS – 00. 19 LS).

5

Page 6: Lapran PKL2-1

Kota Bukittinggi berbatasan dengan : sebelah Utara Negeri Gadut dan

Kapau Kec. Tilatang Kamang, sebelah Selatan dengan Negeri Batuhampu

Sungai Puar, sebelah Barat dengan Ngarai Sionak, Guguk dan Koto Gadang

Kec. IV Koto dan sebelah Timur dengan Negeri IV Angkat Candung.

Luas areal kota Bukittinggi ± 25.34 Km² dengan jumlah penduduk ±

93.300 jiwa, yang pada hari libur dan pada hari pasar jumlah pendatang bias

menjadi 3 kali lipat dari jumlah penduduk umumnya petani, pedagang,

pegawai negeri dan swasta.

2. ORGANISASI dan TATA LAKSANA STRUKTURAL

1) Direktur

2) Wakil Direktur

a. Wakil Direktur umum dan Keuangan

b. Wakil Direktur Pealyanan Medis dan Keperawatan

c. Wakil Direktur Penunjang Medis dan Pendidikan

3) Bagian Umum dengan 3 Staf Sub Bagian antara lain :

a. Sub Bagian Tata Usaha

b. Sub Bagian Kepegawaian

c. Sub Bagian Rumah Tangga dan Perlengkapan

4) Bagian perencanaan dan Rekam Medis dengan 3 Staf Sub Bagian

antara lain :

a. Sub Bagian Penyusunan Program dan Pelaporan

b. Sub Bagian Rekam Medis dan Hukum

c. Sub Bagian Informasi dan Pemasaran Sosial

6

Page 7: Lapran PKL2-1

5) Bagian Penyusunan Anggaran dan Perbendaharaan, dengan 3 Staf

Sub Bagian antara lain :

a. Sub Bagian Penyusunan Anggaran

b. Sub Bagian Perbendaharaan

c. Sub Bagian Mobilisasi Dana

6) Bagian Akuntansi dan Manajemen, dengan 3 Staf Sub Bagian antara

lain :

a. Sub Bagian Akuntansi Keuangan

b. Sub Bagian Akuntansi Managemen

c. Sub Bagian Verifikasi

7) Bidang Pelayanan Medis dengan 3 Staf Seksi antara lain :

a. Seksi Ketenagaan dan Pengembangan Mutu Pelayanan Medis

b. Seksi Pengembangan Fasilitas Pelayanan Medis

c. Seksi Pemeliharaan Fasilitas Pelayanan Medis

8) Bidang Keperawatan, 3 Staf Seksi antara lain :

a. Seksi Asuhan Keperawatan

b. Seksi Etika Profesi Keperawatan

c. Seksi Logistik Keperawatan

9) Bidang Penunjang Medis dengan 3 Staf Seksi antara lain :

a. Seksi Ketenagaan ddan Pengembangan Mutu Penunjang Medis

b. Seksi Pengembangan Fasilitas Penunjang Medis

c. Seksi Pemeliharaan Fasilitas Penunjang Medis

7

Page 8: Lapran PKL2-1

10) Bidang Pendidikan dan Pelatihan dengan 3 Staf Seksi antara lain :

a. Seksi Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Medis

b. Seksi Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Para Medis dan Non

Medis

c. Seksi Penelitian dan Pengembangan

2.1 Organisasi Fungsional

1) Komite Medis

2) Staf Medis Fungsional]

3. PERALATAN

Peralatan medik dilengkapi secara bertahap dari pelita dengan

berpedoman pada standar Rumah Sakit Kelas B Pendidikan. Peralatan tersebut

antara lain : Peralatan ICU / ICCU, UGD, IGD, CSSD, Instalasi Gas Oksigen

Sentral, dan Peralatan Conveuse untuk perinalogi di IGD dan adanya alat USG

Endoscopy lengkap di interne. Selain itu telah ada alat canggih lain seperti :

Mesin hemodialisa (alat pencuci darah) dan alat Bronchoscopy serta Spirometer

dibagian paru, alat Treadmill dengan memakai computer (alat pemeriksa

jantung) dan alat lainnya. Hanya alat ini tentu selalu diperiksa dan diperbaharui

mengikuti perkembangan ilmu sebagai rumah sakit pendidikan.

4. SARANA FISIK

PKL yang penulis laksanakan di RSUD Dr. Achamad Mochtar

Bukittinggi, kurang lebih sejak tanggal 12 April sampai dengan 12 Juni 2010

8

Page 9: Lapran PKL2-1

merupakan kurikulum pendidikan POLTEKES SITEBA PADANG Jurusan

Teknik Elektromedik (TEM), yang bertujuan untuk menambah wawasan bagi

mahasiswa untuk mengenal lebih jauh sistem di Rumah Sakit sebagai salah satu

syarat tugas akhir di POLTEKES SITEBA PADANG Jurusan Teknik

Elektromedik. Sebagai mana laporan yang dibuat penulis ini berisi tentang

sejarah rumah sakit struktur IPSRS, dan aktivitas selama PKL. Bangunan

gedung RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi terletak di atas areal yang luas

tanahnya ± 40.000 M² terdiri dari :

• Gedung Poliklinik : 3 buah

• Gedung Perawatan : 15 buah

• Gedung Penunjang antara lain :

IGD : 1 buah

OK : 2 buah

Kamar Jenazah : 1 buah

Gudang : 1 buah

• Dengan luas gedung seluruhnya : ± 22. 950 M²

• Luas selasar beton : ± 4.572 M²

• Luas tanah dan halaman : ± 12.478 M²

Dan saat ini letak bangunan Rumah Sakit berada ± 100 M dari tepi

Ngarai Sianok, yang tidak bias dikembangkan lagi sesuai dengan laporan

pemeriksaan gerakan tanah Direktorat Geologi Tata Lingkungan Tahun

1998/1989 bahwa Ngarai Sianok Bukittinggi termasuk wilayah tidak stabil dan

berpotensi terjadi gerakan tanah, yang dapat terjadi sewaktu-waktu. Untuk

9

Page 10: Lapran PKL2-1

pembangunan gedung baru dengan jarak ± 500 M dari tepi Ngarai Sianok, untuk

itu diperlukan pengembangan dimasa yang akan datang ke arah Vertikal atau

tambahan lahan, kalau memungkinkan dipindahkan ke lokasi lain yang lebih

luas dari areal sekarang.

Untuk lebih jelasnya lagi, jenis dan luas gedung di RSAM Bukittinggi dapat

dilihat pada table berikut :

Tabel II.1

Jenis dan Luas Gedung

RSUD Dr. Achmad Mochtar

Tahun 2010

No JENIS GEDUNG LUAS (m²) TAHUN

DIBANGUN

1 Ruangan Perawat 7.620 m² 1979 dan1993

2 Ruangan Administrasi 10.981 m² 2003

3 Instalasi Radiologi 324 m² 1980

4 Instalasi Rehabilitasi Medis 121,13 m² 1986

5 Laboratorium 121,13 m² 1986

6 Instalasi CSSD 171.1 m² 1993

7 Incenerator 40 m² 1981

8 Instalasi Farmasi dan Apotik 100 m² 1982

9 Instalasi Gawat Darurat 271,6 m² 1986

10 ICU / ICCU 312,5 m² 1992

10

Page 11: Lapran PKL2-1

11 Kamar Bedah 300 m² 1992 dan 2005

12 Kamar Mayat 272 m² -

13 Dapur 180 m² 1981

14 Laundry / Ruangan Cuci 195 m² -

15 Instalasi pengolahan air 360 m² 1994

5. KETENAGAAN

Ketenagaan yang ada di RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi saat ini

berjumlah sebagai berikut:

Tabel II.2

Jumlah Dokter RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi

Tahun 2009

NO TENAGA MEDIS JUMLAH

1

2

3

4

5

6

7

8

9

Spesialis Anak

Sub. Perinatologi

Spesialis Penyakit Dalam

Sub Kardio vaskuler

Spesialis Bedah

Spesialis Orthopedi Traumatologi

Spesialis bedah Konsultan Digestive

Spesialis Bedah Syaraf

Spesialis Kebidanan

2

1

4

1

3

2

1

1

2

11

Page 12: Lapran PKL2-1

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

Spesialis Kebidanan Konsult Onkologi

Ahli Radiologi

Ahli Anestesi

Spesialis Patologi klinik

Spesialis Mata

Spesialis THT

Spesialis Paru

Spesialis Syaraf

Spesialis Rehab Medik

Dokter Gigi Spesialis Ortodentik

Dokter umum

Dokter Gigi

1

1

1

1

2

2

3

2

1

1

22

4

JUMLAH 58

Selain itu juga dibutuhkan peningkatan tenaga paramedis keperawatan

dan paramedis non keperawatan. Pada table di bawah ini, dapat terlihat

jumlah tenaga RSAM secara keseluruhan di Tahun 2009.

12

Page 13: Lapran PKL2-1

Tabel II.3

Jumlah Pegawai

Di RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi

Tahun 2009

NO TENAGA MEDIS JUMLAH

1

2

3

4

5

6

7

8

9

DOKTER AHLI

DOKTER UMUM

DOKTER GIGI

APOTEKER

KEPERAWATAN

PSIKOLOGI KLINIS

PENUNJANG MEDIS

NON MEDIS

KONTRAK

PTT

32

22

4

5

239

1

115

167

65

17

JUMLAH 659

6. KAPASITAS TEMPAT TIDUR

RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi mempunyai kapasitas tempat

tidur berjumlah sebanyak 299 buah yang terperinci sebagai berikut :

13

Page 14: Lapran PKL2-1

Tabel II.4

Kapasitas Tempat Tidur Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi

Tahun 2009

NO RUANGAN FASILITAS TEMPAT TIDUR

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

VIP

Ambun Suri

Kelas Interne

Bedah Pri

Bedah Wanita

Interne Pria

Interne Wanita

Obstetri

Gynecologi

Paru

Zal Anak

Mata

THT

Neurologi

Bayi

ICCU

ICU

Pre Op IGD

16

18

27

24

23

18

20

16

16

22

12

13

12

20

20

2

4

3

14

Page 15: Lapran PKL2-1

19 Jantung 13

Jumlah 299

Tabel II.5

Poliklinik

Di RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi

Tahun 2009

NO POLIKLINIK

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

Gigi

THT

Mata

Kulit dan Kelamin

Interne

Anak

Bedah

Syaraf

Jiwa

Fisioterapi

Jantung

Kebidanan

Gynekologi

Onkologi

15

Page 16: Lapran PKL2-1

15.

16.

IGD

Paru

C. VISI, MISI, MOTTO, TUJUAN, TUGAS POKOK DAN FUNGSI RSUD

Dr. ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI

a. Visi

Menjadikan RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukitinggi sebagai :

“TEMPAT TUJUAN PELAYANAN KESEHATAN

BERKUALITAS DAN TERJANGKAU di KAWASAN

REGIONAL SUMATERA TENGAH”

b. Misi

Berdasarkan visi yang telah diterapkan maka dijabarkan dalam bentuk

misi RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi, sebagai berikut :

1. Memberikan Pelayanan Kesehatan yang Memenuhi harapan (Service

Excellen) kepada seluruh lapisan masyarakat secara efisien dan

efektif.

2. Mempersiapkan pelayanan unggulan dengan SDM yang berkualitas

dan ramah

3. mendidik dan melatih tenaga kesehatan lainnya serta mengadakan

penelitian di bidang kesehatan

4. Meningkatkan kemandirian Rumah Sakit dalam pengelolaaan

pelayanan kesehatan, administrasi adan manajemen

16

Page 17: Lapran PKL2-1

c. Motto

“Mengumatakan pelayanan yang ramah, cepat, tepat, dan siap berkinerja

TERBAIK”

d. Tujuan

Tercapainya derajat kesehatan yang optimal bagi seluruh masyarakat,

dengan menyelenggarakan pelayanan yang meliputi upaya

penyembuhan, pemulihan kesehatan dan meringankan penderitaan pasien

serta asuhan keperawatan disamping usaha pencegahan maupun

peningkatan kesehatan, menjadi pusat rujukan untuk Wilayah Sumatera

Bagian Tengah dan sekitarnya serta temapat pendidikan dan latihan bagi

tenaga kesehatan.

e. Tugas Pokok

RSUD Dr. Achmad Muchtar Bukittinggi mempunyai tugas pokok

yang mengacu pada Perda No. 17 Tahun 1997 yaitu melaksankan

pelayanan kesehatan dan penyembuhan penderita serta pemulihan

keadaan cacat badan dan jiwa yang sesuai dengan peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

f. Fungsi

Pada Perda No. 17 Tahun 1997 disebutkan mengenai fungsi RSUD

Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi yang melaksanakan usaha pelayanan

medis, rehabilitasi medis, usaha pencegahan dan penyuluhan kesehatan,

melaksanakan usaha perawatan, melaksanakan usaha pendidikan dan

17

Page 18: Lapran PKL2-1

latihan medis, melaksanakan sistem rujukan (reveral system) dan sebagai

tempat penelitian.

D. JANGKAUAN PELAYANAN RUJUKAN RSUD Dr. ACHMAD

MOCHTAR

RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi dapat melayani rujukan 7 daerah

tingkat II di Sumatera Barat Bagian Utara dan daerah-daerah seperti : Riau,

Jambi dan Sumatera Utara Bagian Selatan.

Disamping melakukan pelayanan secara langsung RSUD Dr. Achmad

Mochtar Bukittinggi juga melakukan pembinaan terhadap rumah sakit tipe C dan

D serta puskesmas yang ada diwilayah Sumatera Barat Bagian Utara dengan

memberikan dokter rujukan (reveral system) serta memberikan peningkatan ilmu

terhadap dokter-dokter yang bersangkutan di RSUD Dr. Achmad Mochtar

Bukittinggi.

Daerah – daerah rujukan diantaranya berasal dari kota atau kabupaten :

Payakumbuh, Monggopoh, Simpang IV, Padang Panjang, Batu Sangkar, Solok,

Sawah Lunto, Lubuk Sikaping dan Air Bangis.

E. STRUKTUR ORGANISASI RSUD Dr. ACHAMAD MOCHTAR

BUKITTINGGI

RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi mempunyai struktur organisasi

seperti yang terlihat pada lampiran yang sesuai dengan struktur organisasi

18

Page 19: Lapran PKL2-1

RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi berdasarkan Perda No. 17 Tahun 1997

didalamnya terdapat Instalasi Sarana Pemeliharaan Rumah Sakit (IPSRS).

F. INSTALASI PEMELIHARAAN SARANA RUMAH SAKIT

IPSRS merupakan fasilitas kegiatan perawatan gedung, gas medis dan non

medis, perawatan radiasi, elektromedik, elektrikmedik, laboratorium,

komunikasi dan lain-lain. Untuk lebih jelasnya kita dapat melihat pada struktur

organisasi IPSRS yang telampir.

Kepala IPSRS adalah pimpinan yang mengkoordinir IPSRS sebagai unsur

pelaksana yang bertugas melaksanakan penyediaan, pemeliharaan dan perbaikan

sarana, prasarana dan peralatan rumah sakit yang dilakukan secara koordinatif

dengan bagian koordinatif lainnya dan bertanggung jawab pada bagian

penunjang medic. Setiap pekerjaan dilakukan melalui surat perintah kerja yang

berasal dari kepala IPSRS, setelah adanya laporan dari ruangan yang

menyatakan alat tersebut rusak, baik yang dapat diantar maupun yang tidak

dapat diantar.

Tiap-tiap unit yang memerlukan jasa IPSRS sebaiknya menunjuk salah

seorang yang bertanggung jawab atas pemakaian alat yang sudah selesai

diperbaiki dengan penanggung jawab teknik.

Program Kerja IPSRS :

1. Sistem Pelaporan

Kepala IPSRS membuat laporan berkala kepada direktur tentang :

a) Hasil kerja yang diselesaikan

19

Page 20: Lapran PKL2-1

b) Pekerjaan yang tidak dapat diselesaikan

c) Keadaan persedian suku cadang dan bahan

d) Kemajuan-kemajuan yang telah dicapai

e) Rencana peningkatan pelayanan teknik

f) Keadaan dan keperluan alat-alat kerja

g) Hambatan-hambatan yang dipahami

2. Pergudangan Bahan Suku Cadang

a) Setiap gudang menerima bahan, alat kerja dan suku cadang dari

bagian rumah tangga, farmasi atau langsung dari panitia pembeli

b) Pembukuan dan penyimpanannya harus sesuai dengan klasifikasi

masing-masing

c) Setiap pemakaian bahan, suku cadang untuk perbaikan Ka. Sub

Instalasi harus mengajukan permintaan barang yang diketahui oleh

Ka. IPSRS dan penanggung jawab teknik masing-masing unit yang

memerlukan

d) Dengan bon tersebut diatas barang dapat dikeluarkan dari gudang

e) Petugas gudang

f) Akan membuat laporan kepada Ka. IPSRS mengenai jumlah

pemakaian barang dan simpanan barang dalam setiap bulan

g) Ka. IPSRS membuat perincian permintaan bahan untuk pengadaan

bahan dan persediaan barang yang akan habis

3. Inventarisasi

a) Untuk sarana fisik meliputi :

20

Page 21: Lapran PKL2-1

Denah bangunan yang ada dilingkungan rumah sakit

Gambar instalasi air bak dalam setiap bangunan maupun secara

keseluruhan (PAM dan POMPA AIR)

Denah saluran pembuangan air

Gambar instalasi listrik, baik setiap bangunan maupun secara

keseluruhan (PLN dan GENSET)

b) Untuk peralatan medis dan non medis :

Tiap peralatan yang perbaikannya menjadi tanggung jawab (daftar

inventaris) dan kartu pencatatan pemeliharaan.

Data teknik dari peralatan, gambar rangkaian listrik, cara

pemeliharaan, cara perbaikan dan cara pemakaian

c) Peralatan kerja

Jumlah peralatan maupun keadaan dari alat kerja harus diperiksa

kelengkapannya dan mempunyai inventaris.

4. Pemeliharaan Berkala

Sesuai dengan hasil inventaris peralatan, maka harus disusun program

kerja untuk mengadakan pemeliharaan berkala :

a) Dalam jangka waktu yang tertentu sesuai dengan Sub. Instalasi dan

personil yang ada misalnya tiap 1, 2 atau 3 bulan suatu tim

pemeliharaan dari IPSRS akan mengunjungi semua ruangan yang ada

dirumah sakit.

21

Page 22: Lapran PKL2-1

b) Tim kerja akan memeriksa kerjanya alat-alat dan secara fisik akan

memberi minyak pelumas, membersihkan kotoran di dalam alat dan

penyetelan atau kalibarsi kembali ketepatan alat medis dan non medis.

c) Setelah itu tim medis akan melaporkan pekerjaannya pada

penanggung jawab teknik (PJT), dan PJT harus memberitahu tim, apa

yang salah dan rusak.

5. Pembagian Shift Kerja

1) Shift kerja terbagi dalam 3 hari, termasuk hari libur.

2) Petugas petunjuk dari Sub instalasi sarana, prasarana dan peralatan medik

dan medik :

a) Pagi

Melaksanakan pekerjaan yang dilaksanakan dan yang tidak

direncanakan sesuai dengan bidang masing-masing

Apabila perlu dipakai tenaga dari bantuan Sub. Instalasi lain

IPSRS

Menyelesaikan pelimpahan pekerjaan yang tidak dapat dikerjakan

oleh petugas sore, malam dan hari libur

b) Sore, malam dan hari libur

Melaksanakan semua tugas IPSRS sesuai dengan kemampuannya

6. Koordinasi dan Hari Libur

Dengan tidak mengurangi tanggung jawab dan kecepatan pelayanan

koordinasi kerja dan kecepatan pelayanan dilakukan koordinasi kerja dengan

22

Page 23: Lapran PKL2-1

Sub. Bag Rumah Tangga dan Perlengkapan, Bidang Penunjang Medik dan

Bidang Pelayanan Medik sesuai dengan bidangnya masing-masing

23

Page 24: Lapran PKL2-1

BAB III

PEMBAHASAN ALAT

A. ELECTROCARDIOGRAPH (ECG)

1. Pendahuluan

Electrocardiograph (ECG) merupakan alat elektromedik yang berfungsi

untuk mendeteksi sinyal biolistrik yang dibangkitkan oleh jantung manusia

melalui titik tertentu pada permukaan anggota tubuh manusia yang

dihubungkan melalui beberapa elektroda.

a. ECG Recorder

ECG Recorder berfungsi merekam sinyal biolistrik jantung, dengan hasil

rekaman berupa kertas kardiogram. Hasil rekaman digunakan sebagai

tahap awal diagnosa suatu penyakit. ECG jenis ini bersifat portable.

b. ECG Monitor

ECG Monitor berfungsi merekam sinyal biolistrik jantung, yang hasil

rekamannya ditampilkan pada monitor. ECG monitor digunakan pada

pasien yang sedang dirawat, biasanya diletakkan di samping pasien, agar

kondisi jantung pasien dapat di monitor setiap saat

2. Spesifikasi Alat

Merk : SCHILLER, SWITZERLAND

Dimensi : 290x198x76 mm, 2,6 kg

Tipe : AT 101

24

Page 25: Lapran PKL2-1

SN : 080.05028

Tegangan Input : 220 – 240 V / 110 – 115 V

Frekuensi : 50 / 60 Hz

Daya : Max 28 VA

Baterai : Lead Acid 12 V, 6 jam Standby

Leads : 12 simultaneos leads

Display Monitor : - 3 Channel Display

- Speed 25,50 mm/ S

- Amplitude 5, 10, 20 mm /mV

Printer mode : High resolution thermal head printer

3. Teori Dasar

a. Anatomi Jantung

Jantung terdiri dari otot-otot yang membentuk dinding. Jantung terdiri

dari 4 buah kamar yaitu : pada bagian atas kiri dan kanan, merupakan

kamar penerima disebut juga atrium. Bagian bawah kiri dan kanan

merupakan pompa yang disebut ventrikel.

b. Potensial Listrik Jantung

Bagian kanan atas jantung (atrium) disebut Sinoatrial node (SA node).

SA node berfungsi untuk memul;ai denyut jantung dan mengatur

ritmenya. Potensial listrik jantung dimulai dari SA node ini diakibatkan

oleh kontraksi otot-otot jantung yang membentuk impuls. Impuls ini

menjalar ke sepanjang serabut-serabut penghubung (conducting fiber) ke

25

Page 26: Lapran PKL2-1

atrio ventrikuler node (AV node) dan merangsang node tersebut

berdepolarisasi.

Depolarisasi dan repolarisasi SA node yang dilanjutkan dengan

depolarisasi AV node inilah yang akan membangkitkan potensial listrik

jantung yang dikebnal dengan ‘External Action Potential’ yang dapat

dideteksi pada permukaan tubuh. External Action Potential ini dapat

berbentuk gelombang EKG atau pulsa PQRS seperti pada gambar di

bawah ini :

Gambar III. 1. Gelombang / Pulsa ECG

Keterangan gambar :

Gelombang P : menggambarkan aktifitas depolarisasi atrium

Gelombang Q : menggambarkan awal dari fase depolarisasi ventrikel

Gelombang R : menggambarkan defleksi positif pertama dari

komplek QRS

Gelombang S : menggambarkan defleksi negative sesudah

gelombang R

26

Page 27: Lapran PKL2-1

Gelombang T : menggambarkan fase repolarisasi ventrikel

Gelombang U : asal usulnya tidak diketahui dan paling jelas terlihat

di sadapan dada V1 – V4

c. Sistem Perekaman Sinyal Listrik Jantung

Elektrokardigram diperoleh dengan menempatkan elektroda pencatat

pada tempat-tempat tertentu di permukaan tubuh, secara Bipolar dan

Unipolar. Sedangkan penempatan elektroda elektrokardiograf tersebut

dikenal sebagai “Lead” atau sadapan elektrokardiograf.

Adapun jenis-jenis sadapan terdiri dari :

1. Bipolar Standard Lead (Lead I, II, II)

2. Unipolar Limb Lead (aVR, aVL, aVF)

3. Unipolar Chest Lead (V1 sampai V6)

Biasanya elektroda-elektroda yang utama ditempatkan pada lengan

kiri (LA : Left Arm), lengan kanan (RL : Right Arm) sebagai ground.

Kawat-kawat untuk mengukur tegangan antara LA dan RA disebut kabel

1 (lead I) antara RA dan LL disebut kabel II (lead II) serta antara LA dan

LL disebut kabel III (lead III) lihat gambar :

Gambar III. 2. Pemasangan Elektroda

27

Page 28: Lapran PKL2-1

4. Prinsip Kerja

Potensial listrik yang berasal dari pulsa jantung dideteksi

dipermukaan tubuh melalui elektroda yang dihubungkan ke alat melalui kabel

pasien. Sebelum masuk ke rangkaian penguat, rangkaian proteksi (pasien fuse

5 mili Ampere atau rangkaian isolasi)

Lead selector berfungsi untuk memilih lead sesuai kebutuhan

sehingga konfigurasi yang ditentukan oleh lead selector inilah yang diperkuat

oleh penguat awal (pre Amplifier). Kalibrasi 1 mV diperlukan untuk standar

perbandingan antara besarnya sinyal input dengan besar penggunaan

amplifier sesuai dengan kepekaan (sensitivity) yang dipilih.

Sinyal dari pre amplifier kemudian diperkuat oleh drive amplifier.

Pada rangkaian ini dilengkapi dengan filter untuk mencegah sinyal lain agar

tidak ikut diperkuat. Sinyal output dari drive amplifier ini sudah cukup kuat

untuk menggerakann galvanometer untuk menggerakan stylus/thermal.

Gerakan stylus/thermal inilh yang akan menggambarkan pulsa listrik pada

kertas recorder. Secara lengkap prinsip kerja ECG dapat dilihat pada blok

diagram berikut :

28

Page 29: Lapran PKL2-1

Gambar III. 3. Blok Diagram Pesawat ECG

Keterangan :

a. Elektroda dan kabel pasien

b. Rangkaian isolasi

c. Lead selector

d. Kalibrasi 1mV

e. Pre-Amplifier

f. Drive Amplifier

g. Recorder / monitor

29

ga b ec

PS

d

f

Page 30: Lapran PKL2-1

5. Cara Kerja Blok Diagram ECG SCHILLER AT101

Gambar III. 4. Blok Diagram ECG Schller AT 1010

30

PatientElektroda

ADC

Battery 12 Volt

Charging Battery

PowerSupply

Power AC

LCDDisplay

MicrocontrollerAT 101

Motor SpeedControl Unit

Keyboard

ThermalTemp. Control Unit

Myogram Filter

Main Amplifier

Pre Amp

AutomaticLead SelectorProgram

Page 31: Lapran PKL2-1

Cara Kerja Blok Diagram :

a. Sifat tegangan jala-jala PLN dihubungkan ke alat, maka tegangan akan

didistribusikan ke rangkaian Power Supply, sehingga tegangan AC akan

diubah menjadi tegangan DC yang akan diberikan ke rangkaian Charging

Battery

b. Dari rangkaian Charging Battery, tegangan akan digunakan untuk

mengisi baterai 12 Volt, yang akan menjadi sumber tegangan alat,

apabila tidak menggunakan sumber tegangan PLN.

c. Tegangan dari Baterai atau Power Supply akan didistribusikan ke semua

ragkaian

d. Setelah elektroda pasien dipasang, dan alat diaktifkan, maka Proses

perekaman akan dimulai. Sinyal biolistrik dari jantung pasien akan diolah

pada rangkaian Automatic Lead Selector Program. Kemudian sinyal

tersebut akan diumpankan ke rangkaian Pre Amplifier untuk diperkuat

e. Dari rangkaian Pre Amplifier, sinyal akan di filter oleh rangkaian

Myogram Filter, untuk menghilangkan noise atau gangguan akibat dari

ketegangan otot permukaan tubuh pasien.

f. Setelah difilter, sinyal outputnya akan diperkuat lagi oleh rangkaian Main

Amplifier sebagai penguat sinyal akhir yang akan digunakan sebagai

sinyal masukan pada Rangkaian ADC, untuk mengubah sinyal biolistrik

analog menjadi sinyal digital.

g. Dari rangkaian ADC, sinyal outputnyayang berupa sinyal digital, akan

dijadikan sebagai input pada Microcontroller AT 101. Di sini sinyal akan

31

Page 32: Lapran PKL2-1

diolah sedemikian rupa sehingga outpunya dapat ditampilakn pada LCD

display dan ECG printer

6. Pengoperasian Alat

a. Prasyarat

1) SDM siap dan terlatih

2) Catu daya sesuai kebutuhan alat

3) Kontak-kontak dilengkapi dengan hubungan pembumian

4) Alat laik pakai dan bersih

5) Aksesoris lengkap dan baik

6) Bahan operasional tersedia

b. Persiapan

1) Tempatkan alat pada ruang pemeriksaan

2) Buka penutup debu (dust cover)

3) Siapkan aksesoris (Patient cable, kertas recorder, jelly)

4) Pasang kertas rekam pada alat

5) Siapkan bahan operasional

6) Hubungkan alat dengan terminal pembumian

c. Pemanasan

1) Hubungkan alat dengan catu daya

2) Cek baterai

3) Hidupkan alat dengan menekan/memutar tombol ON/OFF ke

posisi ON

4) Lakukan pemanasan secukupnya

32

Page 33: Lapran PKL2-1

d. Pelaksanaan

1) Perhatikan protap pelayanan

2) Oleskan jelly pada pasien

3) Pasang elektode, chest electrode pada patient cable

4) Pasang electrode, chest electrode pada pasien

5) Masukan data pasien, pada menu dat, melalui keyboard

6) Pilih program lead

7) Tekan tombol start

8) Amati hasil rekaman pada LCD display

9) Tekan tombol Print untuk mendapatkan hasil rekaman pada

kertas kardiogram

7. TROUBLE SHOOTING

Table III.1

Troble Shooting ECG

KERUSAKAN KEMUNGKINAN TINDAKAN

Unit mati total, Blank

Screen

Supply tidak ada

Pengaturan Contrast

tidak tepat

Periksa supply

Periksa fuse

Periksa kontras,

tekan Function

Key (FN) dan

tekan up/down

cursor untuk

33

Page 34: Lapran PKL2-1

mengatur

kontras

Pulsa QRS sangat

tinggi / besar

Elektroda tidak

terhubung

dengan baik

Elektroda kotor

Pasien tidak

relaks

Periksa

pemasangan

elektroda di alat

dan di pasien

Bersihkan

elektroda

Anjurkan pasien

agar relaks

Print Out tidak ada /

tidak jelas

Kertas recorder

habis atau kertas

sudah expired

Kesalahan setting

printer

Thermal kotor

Pasang kertas

recorder baru

Periksa kembali

pengaturan

untuk printer

Bersihkan

thermal dengan

kapas alkohol

Ada gangguan pada

sistem perekaman

Filter tidak

bekerja

Periksa semua

sistem filter

Aktifkan

Myogram filter,

ganti frekuensi

34

Page 35: Lapran PKL2-1

cut off

Periksa

kesesuaian

antara tegangan

sumber dengan

kebutuhan filter

utama

8. Pemeliharaan Alat

a. Matikan alat dengan menekan/memutar tombol ON/OFF ke posisi OFF

b. Lepaskan hubungan alat dari catu daya

c. Lepaskan hubungan alat dari terminal pembumian

d. Lepaskan electroda, chest electrode dari pasien

e. Lepaskan electroda, chest electrode dari patient cable

f. Lepaskan patient cable dari alat

g. Bersihakan patient cable, electrode, chest electrode

h. Simpan patient cable, electrode, chest electrode pada tempatnya

i. Pasang penutup debu alat

j. Simpan alat dan aksesoris pada tempatnya

k. Catat beban kerja alat dalam jumlah pasien per bulan

B. SYRINGE PUMP

1. Teori Dasar

35

Page 36: Lapran PKL2-1

Alat syringe pump merupakan suatu alat yang di gunakan untuk

memberikan cairan atau obat kepada pasien. Secara khusus alat ini

mentitikberatkan atau memfokuskan pada jumlah cairan yang di masukan

kedalam tubuh pasien, dengan satuan mililiter per jam.

Alat ini menggunakan motor sebagai tenaga pendorong syringe yang

berisi cairan atau obat yang akan dimasukan ke dalam tubuh pasien. Alat ini

menggunakan sistem elektronik yang berfungsi dalam pengontrolan dalam

pemberian jumlah cairan ke tubuh pasien, sensor dan alarm. Dalam sistem

Mekanik yaitu dengan gerakan motor sebagai tenaga pendorong.

2. Spesifikasi Alat

Merk : TERUMO

Dimensions : 322 x 114 x 115 mm, 1,8 Kg

Model : TE 331

Power Supply : 100V to 240VAC, 12 to 15VDC

Frekuensi : 50/60 Hz

Power Consumption : 18VA (on AC 100 -120 V) /

23VA (on AC 100 – 240 V) /

7,5 W (DC)

Compatible Syringe : 10, 20, 30, 50 ml

Rate of Flow rate setting : 10, 20, 30ml syringe :

0.1 - 99.9 ml/h (0.1 ml/h step)

100.0 - 300.0 ml/h (1 ml/h step)

50 ml syringe :

36

Page 37: Lapran PKL2-1

0.1 - 1200.0 ml/h

0.1 - 99.9 ml/h (0.1 ml/h step)

100.0 - 1200.0 ml/h (1 ml/h step)

Display Range of volume delivery : 0.1 - 999.9 ml (0.1 ml step)

Occlusion dection Pressure : III 800 + 200 mmHg (106.7 + 26.7 kPa)

II 500 + 100 mmHg (66.7 + 13.3 kPa)

I 300 + 100 mmHg (40.0 + 13.3 kPa)

Purge : + 1,200 ml/h (50 ml syringe)

+ 500 ml/h (30 ml syringe)

+ 400 ml/h (20 ml syringe)

+ 300 ml/h (10 ml syringe)

Computer interface connector : RS-232 or RS 485

3. Prinsip Dasar Alat

Alat ini bekerja dengan memanfaatkan sistem motor yang

menggerakkan syringe sehingga dapat memompakan obat berupa cairan ke

dalam tubuh pasien. Dosis penyuntikan cairan keluaran dapat diatur oleh user

dengan mengatur settingan keluaran cairan yang berada pada alat tersebut,

misalnya 10 ml/h, 20ml/h, 30ml/h, 50ml/h. gerakan motor akan diatur oleh

sistem pengaturan program yang dibuat sehingga nilai volume keluaran sama

dengan nilai settingan yang diatur pada alat.

Berdasarkan Hukum Boyle yang mengatakan bahwa :”Jika udara di

kompensasikan pada temperature tetap, maka tekanannya akan berbanding

terbalik dengan volumenya”. Sehingga apabila suatu udara mempunyai

37

Page 38: Lapran PKL2-1

volume V1 dan tekanan P1 dimampatkan pada temperature tetap hingga

volumenya menjadi V2 maka tekanannya akan menjadi P2 dimana :

PI. V1 = P2.V2 = tetap

Disini tekanan dapat dinyatakan dalam Kgf/cm2 (atau Pa) dan volume

dalam m3. Oleh karena itu, syringe pump ini terbagi menjadi 3 Level tekanan

yaitu I, II, dan III, dimana :

I     :  300 + 100 mmHg  (40.0 + 13.3 kPa)

II    :  500 + 100 mmHg  (66.7 + 13.3 kPa)

III   :  800 + 200 mmHg  (106.7 + 26.7 kPa)

Pada alat ini juga terdapat sensor berupa optocoupler yang digunakan

untuk membunyikan buzzer apabila cairan di dalam syringe habis dan proses

penyuntikan berhenti.

4. Blok Diagram Syringe Pump

38

Page 39: Lapran PKL2-1

Cara kerja blok diagram :

Saat tegangan jala- jala PLN dihubungkan ke alat, maka tegangan akan

diditribusikan ke rangkaian Power, sehingga tegangan AC akan menjadi tegangan

DC yang akan diberikan ke rangkaian charging. Dari rangkaian, tegangan akan

digunakan untuk mengisi 12 Volt sampai yang akan menjadi sumber tegangan alat,

apabila tidak menggunakan sumber tegangan PLN dan 18 volt untuk supply pada

motor.Tegangan dari baterai atau power supply akan didistribusikan ke semua

rangkaian. Mikrokontroller sebagai pengontrol dan pengendali dari Syringe

39

Page 40: Lapran PKL2-1

pump.Output berupa perintah untuk mengendalikan motor, baik untuk

memberhentikan motor atau pun mempercepat kerja motor.Selain itu mengolah

pendeteksian sensor seperti deteksi ukuran syringe, deteksi hampir kosong, deteksi

occlusion,deteksi dial dan deteksi Plug/ kopling terlepas yang berfungsi sebagai

Pengaman dan selanjutnya menyalakan Buzzer sebagai tanda alarm.

Tentukan besarnya volume obat keluaran dengan menekan tombol up untuk

volume yng lebih tinggi dan down untuk volume yang lebih rendah. Pada alat ini

digunakan range 10, 20, 30, 50 ml per jam dengan ukuran syringe (suntikan ) 300,

400, 500, dan 1200 ml. jumlah pengaturan ini kemudian akan disimpan dalam

memory alat. Pada tempat syringe terdapat sensor cahaya berupa optocoupler untuk

mengaktifkan buzzer saat cairan di dalam syringe habis dan mengakhiri proses

pengoperasian.

Setelah pengaturan volume dilakukan, tekan tombol purge untuk melakukan

proses penyuntikan awal. Hal ini berfungsi untuk membuang gelembung udara yang

tersisa didalam syringe. Saat tombol ini ditekan maka rangkaian pengaturan motor

DC akan aktif yaitu dengan memberikan pulsa high ke rangkaian microcontroller dan

mengakibatkan lampu indicator menyala. Apabila semua pengaturan telah dilakukan,

tekan tombol start untuk memulai proses pengoperasian. Cairan dalam syringe akan

dipompakan secara otomatis sesuai dengan pengaturan yang kita lakukan melalui

sistem kerja program yang terdapat dalam alat. Untuk mengakhiri proses

pengoperasian tekan stop. Maka proses kerja alat akan terhenti dan untuk

mengembalikan kondisi alat ke posisi awal dapat di gunakan tombol reset.

40

Page 41: Lapran PKL2-1

5. Pengoperasian Alat

a. Standar Pengoperasian Alat

1) Periksa catu daya alat apakah telah sesuai dengan yang

diinginkan.

2) Periksa kelayakan alat apakah telah terkalibrasi dan berada pada

posisi awal

3) Periksa kelengkapan dan aksesories alat

4) Masukan cairan obat yang akan digunakan pada syringe

(suntikan)

5) Tekan tombl main switch kemudian tekan tombol ON

6) Atur kecepatan cairan yang diinginkan contoh 1 milimeter per

menit

7) Tekan tombol purge untuk menentukan kecepatan awal

8) Tekan tombol start untuk memulai pengoperasian

b. Pemeliharaan Alat

1) Ganti dan bersihkan syringe setelah digunakan

2) Berikan oli pelumas pada motor DC

3) Lakukan penyettingan keluaran cairan dan lakukan

pengkalibrasian setiap setahun sekali

4) Kencangkan baut-baut yag kendur

5) Lakukan pembersihan selang saluan keluaran

41

Page 42: Lapran PKL2-1

c. Perawatan Alat

Sebelum Dioperasikan

1) Sebelum digunakan periksa kelengkapan pesawat

2) Tempatkan alat terpisah dari alat-alat lain

3) Hindarkan alat dari sinar matahari langsung, suhu tinggi,

kebisingan, kelembaban dan benturan dengan benda lain

Pada Saat Dioperasikan

1) Alat harus dalam keadaan stabil baik catu daya maupun

lingkungannya

2) Jaga jarak alat dari pasien

3) Tekan reset apabila terjadi gangguan pengaturan alat

Setelah Digunakan

1) Ganti syringe pada alat

2) Bersihkan syringe dan selang distribusi obat

3) Kalibrasi alat pada dosis pengaturan awal

4) Simpan alat pada tempat yang sesuai

42

Page 43: Lapran PKL2-1

BAB IV

PERBAIKAN DAN SERVICE ALAT

1. ECG (ELEKTROCARDIOGRAPH)

Ruang : Paru

Merk : Schiller

Spesifikasi : Type : Cardiovit AT-1

Voltage : 220-240 V 2x200 mAT

100-175 V 2x 315 mAT

Frekuensi : 50/60 Hz

Daya : 28 VA

SN : 190. 65272

Masalah : Setiap 1 cm hasil perekaman pada kertas grafik berhenti dan

indikator kertas habis menyala

Analisa : - Ukuran kertas tidak sesuai dengan alat

- Posisi kertas tidak mengenai sensor kertas grafik

Tindakan : - Memposisikan kertas grafik agar mengenai sensor pada alatnya

- Mengganti ukuran kertas yang sesuai dengan type alat

Hasil : Hasil perekaman pada grafik bagus

43

Page 44: Lapran PKL2-1

2. TENSIMETER

Ruang : IPSRS

Merk : Riester Nova CE 0124

Masalah : - Tensimeter kotor

- Balon bocor

Tindakan : - Pembersihan Tensimeter

- Mengganti balon udara

Hasil : Baik

3. SUCTION PUMP

Ruang : KI

Merk : Medi-Pump Thomas

Spesifikasi : Type :1632 GL

NR : 050700004

Volt : 230 V

Amp : 1,7 A

Masalah : Alat tidak mau menghisap

Analisa : - Ada kotoran pada pompa

- Filter tersumbat

Tindakan : Pemeriksaan pada pompa dan mengganti filter dengan yang baru

Hasil : Baik

44

Page 45: Lapran PKL2-1

4. AUTOCLAVE

Ruang : Labor

Merk : Webeco bad Schwartau

Spesifikasi : Type : A5

NR : 78621

Volt : 220/380/Y

Amp : 3x14

Watt : 9000

Buatan : Jerman

Masalah : Alat tidak berfungsi (tidak bisa steril)

Analisa : - Elemen ada yang putus

- Magnet kontaktor lengket

Tindakan : Pemeriksaan pada elemen dan magnet kontaktor

Hasil : Alat dapat bekerja kembali

5. LAMPU UV

Ruang : KI

Merk : -

Buatan : Assemblyng IPS

Masalah : Semua lampu mati

Analisa : - Steker rusak

- Trafo tidak berfungsi

45

Page 46: Lapran PKL2-1

- Starter rusak

Tindakan : - Memeriksa tegangan pada steker

- Memeriksa tegangan pada trafo

- Mengganti starter karena rusak

Hasil : Lampu hidup dan dapat digunakan

6. LAMPU PHOTOTHERAPY

Ruang : Perinatologi

Merk : GE

Spesifikasi : Type : XHZ – 90

Frekuensi : 50/60 Hz

Voltage : 220 – 230 V

Daya : 120 VA

SN : 06107858

Masalah : 2 buah lampu phototheraphy tidak hidup

Analisa : - Lampu putus

- Trafo rusak

Tindakan : Mengganti trafo dan mengganti 2 buah lampu phototheraphy

Hasil : Baik

46

Page 47: Lapran PKL2-1

BAB V

PENUTUP

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan

rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat mengikuti kegiatan PKL (Praktek

Kerja Lapangan) selama 2 bulan yang dimulai pada tanggal 12 April sampai 12 Juni

2010 dan telah merampungkan laporan kegiatan selama mengikuti PKL.

Banyak hal yang penulis dapatkan selama mengikuti kegiatan PKL ini, baik

itu berupa teori maupun praktek sehingga dapat menambah wawasan penulis untuk

mempersiapkan diri menghadapi dunia kerja nanti.

1. KESIMPULAN

a. Pesawat ECG Schiller AT 101

1) Electrocardiography (ECG) adalah suatu alat yang berfungsi untuk

mendeteksi pulsa listrik yang dibangkitkan oleh jantung melalui titik-

titik tertentu pada permukaan anggota tubuh manusia dengan

menghubungkannya melalui elektroda

2) Pesawat bekerja dengan sistem Microcontroller AT 101

3) Pesawat digunakan untuk mendiagnosa kelainan pada detak jantung

dengan metode record thermal heater

b. Syringe Pump TE 331

47

Page 48: Lapran PKL2-1

1) Syringe pump merupakan suatu instrument kesehatan yang berfungsi

untuk menyuntikan obat cairan ke dalam tubuh pasien

2) Sistem pengaturan penyuntikan dapat diatur sesuai dengan dosis yang

diizinkan oleh dokter. Besarnya cairan keluaran dapat ditentukan oleh

user

3) Terdapat sensor cahaya (optocoupler) yang digunakan sebagai sensor

apabila cairan pada obat habis

4) Pengaturan aktivitas kerja alat diatur oleh microkontroler berdasarkan

program yang dibuat.

2. SARAN

a. Untuk Akademi dan Calon Peserta PKL

1) Sebelum diterjunkan ke lapangan sebaiknya pihak akademik

membekali mahasiswanya dengan hal-hal yang berhubungan dengan

rumah sakit yang akan ditempatinya sehingga peserta PKL dapat

mengetahui kondisi lapangan yang akan ditempati.

2) Bagi mahasiswa yang akan melaksanakan kegiatan PKL diharapkan

untuk mempersiapkan mental dan ilmu pengetahuan, agar lebih siap

dalam menghadapi semua persoalan yang ada di lapangan khususnya

teori-teori dasar elektromedik

b. Untuk IPSRS dan Rumah Sakit

1) Demi kelancaran pemeliharaan dan perbaikan sarana yang ada di

Rumah Sakit, administrasi pemeliharaan dan perbaikan harus berjalan

dengan tertib sesuai dengan prosedur

48

Page 49: Lapran PKL2-1

2) Untuk kenyaman dan kelancaran saat betugas sebaiknya ruangan kerja

ditata sebaik mungkin

3) Pembagian tugas dan wewenang antar staf IPSRS harus diperjelas lagi

sehingga tidak terjadi kesalahpahaman dan saling melepas tanggung

jawab

4) Operator harus benar-benar melakukan tugasnya dengan baik dan

sebaiknya juga mampu melakukan perbaikan-perbaikan ringan

terhadap alat yang dioperasikan.

49