laprak itp yoghurt
DESCRIPTION
proses pembuatan yogurtTRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTIKUM ILMU TEKNOLOGI PANGAN
FERMENTASI
“YOGHURT STRAWBERRY”
Dosen Pengampu :
Fitriyono Ayustaningwarno STP., M.Si.
Ninik Rustanti STP., M.Si.
Disusun oleh:
Kelompok 8
1. Epy Yufara 22030113120065
2. Syifa Nala Fauziyah 22030113120067
3. Juli Septi Anggreini 22030113130069
4. Fitria Zahrotun Nisa 22030113140071
PROGRAM STUDI S1 ILMU GIZI FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2014
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada orang tertentu, minum susu juga dapat menyebabkan terjadinya alergi.
Hal ini dikenal dengan istilah protein intolerance. Salah satu jenis protein yang
ada di dalam susu adalah laktoglobulin, yang di dalam tubuh orang tertentu dapat
bertindak sebagai antigen yang sangat kuat sehingga dapat menyebabkan
terjadinya alergi. Permasalahan lain yang ada pada susu sapi segar adalah sangat
mudah rusak. Susu sapi segar merupakan bahan pangan yang sangat tinggi
gizinya, sehingga bukan saja bermanfaat bagi manusia tetapi juga bagi jasad renik
pembusuk. Kontaminasi bakteri mampu berkembang dengan cepat sekali sehingga
susu menjadi rusak dan tidak layak untuk dikonsumsi. Untuk memperpanjang
daya guna, daya tahan simpan, serta untuk meningkatkan nilai ekonomi susu,
maka diperlukan teknik penanganan dan pengolahan. Salah satu upaya
pengolahan susu yang sangat prospektif adalah dengan fermentasi susu.
Salah satu produk fermentasi yang disukai masyarakat adalah yoghurt yaitu
produk yang diperoleh dari susu yang telah dipasteurisasi kemudian
difermentasikan dengan bakteri tertentu sampai diperoleh keasaman, bau dan rasa
yang khas dengan atau tanpa penambahan bahan lain yang diizinkan (SNI, 2005)1
Yoghurt adalah pangan hasil fermentasi susu oleh asam laktat ( lactobacillus
bulgaricus dan streptococcus thermophilus ) yang mempunyai flavor khas, tekstur
semi padat dan hallus, kompak, serta dengan rasa asam yang segar (Rahayu dan
Sudarmadji, 1998).
Yoghurt sudah banyak terdapat di pasar swalayan dalam berbagai rasa dan aroma.
Salah satu produk susu fermentasi serupa yoghurt seperti yakult (menggunakan
bakteri lactobacillus casei) yang sudah dikenal luas oleh masyarakat dan sudah
banyak beredar hingga daerah pedesaan.
Selain dari nilai kesehatan, yang harus diperhatikan pada yoghurt adalah flavor
yang dimilikinya. Flavor merupakan suatu perpaduan sensasi antara rasa dan bau
yang ditimbulkan oleh bahan pangan (Lindsay, 1985).
Faktor-faktor yang berkontribusi pada flavor yoghurt terutama adalah keasaman,
kekentalan, dan komponen volatil yang dimilikinya.2
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana proses fermentasi pada yoghurt ?
1.2.2 Apa saja fungsi dari bahan yang terdapat pada proses fermentasi yoghurt?
1.2.3 Bagaimana karakteristik organoleptik dari yoghurt ?
1.3 Tujuan
1.3.1 Dapat menjelaskan proses yang terjadi pada fermentasi yoghurt.
1.3.2 Untuk mengetahui fungsi bahan-bahan yang terdapat pada fermentasi
yoghurt.
1.3.3 Untuk mengetahui karakteristik organoleptik yoghurt.
1.4 Manfaat
1.4.1 Mengetahui proses teknologi pangan yang berupa fermentasi
1.4.2 Mengetahui fungsi bahan-bahan yang terdapat pada fermentasi yoghurt.
1.4.3 Memahami teknik sterilisasi pada botol yoghurt
1.4.4 Mengembangkan variasi rasa strawberry pada produk yoghurt
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Alat dan Bahan
2.1.1 Alat
Panci
Botol kaca
Aluminium foil
2.1.2 Bahan
1000 ml susu full cream
2 sendok makan susu bubuk full cream
3 sendok makan plain yoghurt sebagai starter
Alkohol 95 %
1/3 gelas (75 ml) sirup rasa strawbery
2.2 Cara Kerja
2.2.1 Mengeluarkan yoghurt plain dari dalam kulkas, membiarkan berada dalam
suhu ruang minimal 1 jam
2.2.2 Merebus wadah yang akan digunakan untuk membuat yoghurt didalam air
mendidih selama 2-3 menit. Mengangkat dan membiarkan mendingin.
2.2.3 Menyiapkan panci kecil, memasukkan susu cair full cream dan susu bubuk,
mengaduk rata hingga susu bubuk larut.
2.2.4 Memasak susu dengan api kecil sambil diaduk-aduk hingga mulai muncul
gelembung-gelembung kecil dan besar. Menjaga jangan sampai susu
mendidih ( 800 C ). Mematikan kompor dan mendinginkan susu sambil
sesekali diaduk agar tidak menggumpal ( 430 C).
2.2.5 Untuk memepercepat proses pendinginan panci dapat diletakkan diatas
baskom berisi air es.
2.2.6 Mengambil 3 sendok makan yoghurt plain, dan memasukkan kedalam susu
yang telah mencapai suhu 430 C. Jangan mengaduk kuat-kuat hingga
yoghurt menjadi halus, diaduk perlahan, memperlakukan kultur dengan
lembut.
Proses pengadukan dikatakan benar jika masih ada butiran-butiran
yoghurt tersisa didasar wadah.
2.2.7 Menambahkan sirup strawbery untuk yoghurt dengan variasi rasa strawbery
2.2.8 Menutup botol rapat-rapat, wadah ditutup dengan aluminium foil, sebelum
ditutup aluminium foil, mulut botol bagian luar dibersihkan dahulu dengan
alkohol 95 %.
2.2.9 Mendiamkan yoghurt pada tempat yang hangat sampai yoghurt mencapai
pH antara 4.4 -4.6
Tips : Dibalut dengan handuk dan diletakkan pada tumpukan kain dalam
lemari.
2.2.10 Yoghurt yang terlalu lama disuhu ruang akan terus melanjutkan proses
fermentasinya dan akan mempengaruhi rasa, yoghurt menjadi lebih asam
rasanya.
2.2.11 Setelah yoghurt mencapai pH yang sesuai, memasukkan yoghurt kedalam
kulkas, diletakkan dibagian pendingin di kulkas. Bagian paling belakang
kulkas merupakan tempat terdingin ( bukan freezer). Dibiarkan selama 1
malam, dilakukan pengujian organoleptik warna, bau, dan rasa.3
2.3 Evaluasi Praktikum
2.3.1 Proses pembuatan yoghurt strawberry
Pada proses pembuatan yoghurt, pertama menyiapkan 1 cup yoghurt
plain sebagai starter yang telah disimpan sebelumnya di kulkas, kemudian
meletakkan 1 cup yoghurt plain tersebut pada suhu ruang minimal selama 1
jam. Setelah itu, merebus botol yang akan digunakan untuk wadah yoghurt
di dalam panci yang berisi air mendidih selama 2-3 menit, kemudian
mengambil botol tersebut dari panci dan mendinginkannya pada suhu ruang.
Selanjutnya menyiapkan panci kecil dan memasukkan 1000 ml susu cair full
cream dan 2 sdm susu bubuk full cream,dan mengaduk hingga susu bubuk
larutmerata. Kemudian memasak susudi atas kompor dengan api kecil
sambil diaduk-aduk hingga munculgelembung-gelembung kecil atau busa
diatas permukaan susu dan diukur dengan termometer suhu agar panas susu
tidak lebih dari 800C, kemudian kompor dimatikan. Meletakkan panci diatas
baskom berisi air es dan sambil sesekali mengadukagar susu tidak
menggumpal. Mengukur dengan termometer suhu hingga susu bersuhu
430C.
Selanjutnya memasukkan 3 sdm yoghurtplain ke dalam susu yang
telah bersuhu 430C akan tetapi tetap diaduk secara perlahan dan lembut agar
yoghurt plain tidak hancur dan masih menyisakan butiran-butiran kecil di
dasar panci . Kemudian menambahkan sirup strawberry sebanyak 75 ml dan
mengaduk hingga bercampur rata. Memasukkan susu yang telah diberi
yoghurt plaindan sirup strawberry ke dalam 6 botol yang telah disterilisasi,
pada bagian mulut botol diberi selembar alumunium foil yang bagian
luarnya sudah dibersihkan dengan alkohol 95 %. Selanjutnyamenutup botol
yoghurtdengan rapat, dan disimpanpada balutan handuk atau tumpukan kain
selama semalam hingga yoghurt mencapai pH 4,4-4,6.
Pada tahap akhir ketika yoghurt strawberry telah mencapai pH yang
sesuai, lalu memasukkan ke dalam kulkas dan yoghurt dibiarkan selama
semalam setelah itu menguji organoleptik yoghurt yang telah disimpan di
dalam kulkas berdasarkan warna, bau, tekstur dan rasa.
2.3.2 Fungsi masing-masing bahan pembuatan yoghurt
1. Fungsi susu bubuk dan susu cair
Susu untuk pembuatan yogurt sering dicampur dengan susu skim
dan susu krim untuk membakukan atau menyesuaikan kandungan lemak ke
tingkat yang diinginkan. Bubuk susu, termasuk susu tanpa lemak kering,
mengandung protein whey, atau mengandung protein susu, dapat dicampur
dengan susu menggunakan unit dispersi bubuk. Pada susu
bubukmengandung lemak dengan rentang dari 9% untuk susu skim yogurt
dan lebih dari 20% untuk beberapa jenis yogurt yangtertentu. Banyak
produk yogurt umum memiliki komposisi susu bubuk sekitar 14-15%.
Sedangkan susu bubuk digunakan sebagai pengganti susu skim yang sering
dicampur dengan susu krim sebagai pengaturan komposisi lemak pada
yogurt.4
2. Fungsi plain yoghurt (starter)
Culture adalah sejumlah awal bakteri serbuk atau yoghurt yang
ditambahkan ke dalam susu agar berkembang biak dan mengubah susu
menjadi yoghurt. Sedangkan yoghurt starter adalah sejumlah bakteri yoghurt
yang telah diliofilisasi agar dapat tahan lama tanpa didinginkan. Untuk
membuat yogurt,cukup dengan memasukkan bibit serbuk ke dalam susu.
Prinsip pembuatan yogurt adalah fermentasi susu dengan
menggunakan bakteri Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus
thermophilus. Kedua macam bakteri tersebut akan menguraikan laktosa
(gula susu) menjadi asam laktat dan berbagai komponen aroma dan citarasa.
Lactobacillus bulgaricus lebih berperan pada pembentukan aroma,
sedangkan Streptococcus thermophilus lebih berperan pada pembentukan
citarasa yogurt. Yogurt yang baik mempunyai total asam laktat sekitar 0,85-
0,95%. Sedangkan derajat keasaman (pH) yang sebaiknya dicapai oleh
yogurt adalah sekitar 4,5.4
Bakteri yoghurt membutuhkan kondisi pertumbuhan yang cocok terutama
suhu yang tepat. Umumnya bakteri tumbuh baik pada keadaan hangat.
Bakteri yogurt S. thermophilus dan L. bulgaricus paling cepat tumbuh di
sekitar suhu 40– 44°C (bergantung pada galurnya). Jika suhu terlalu rendah
bakteri berkembang biak lambat atau tidak sama sekali. Sementara jika suhu
terlampau panas bakteri tidak hanya kepanasan tetapi juga bisa rusak dan
mati.
3. Fungsi alkohol 95%
Meskipun beberapa alkohol telah terbukti antimikroba yang efektif
seperti etil alkohol (etanol, alkohol), isopropil alkohol (isopropanol, propan-
2-ol) dan n-propanol khususnya di Eropa adalah yang paling banyak
digunakan. Alkohol menunjukkan kemampuan aktivitas antimikroba yang
cepat terhadap bakteri vegetatif termasuk mycobacteria, virus, dan jamur
tetapi tidak sporicidal. Alkohol diketahui dapat menghambat sporulasi dan
spora perkecambahan tetapi efek ini adalah reversibel. Karena kurangnya
aktivitas sporicidal, alkohol tidak dianjurkan untuk sterilisasi tetapi banyak
digunakan untuk desinfeksi permukaan benda keras dan antisepsis kulit.
Konsentrasi yang lebih rendah juga dapat digunakan sebagai pengawet dan
untuk mendukung aktivitas biosida lain. Umumnya, aktivitas antimikroba
alkohol secara signifikan lebih rendah pada konsentrasi di bawah 50% dan
optimal dalam kisaran 60 sampai 90%.5
4. Fungsi sirup strawberry
Sirup strawberry merupakan variasi rasa yoghurt yang ditambahkan
sebagai pewarna dan perasa tambahan, dengan tujuan agar yoghurt
menjadi lebih nikmat dan memiliki variasi rasa yang berbeda.
2.3.3 Karakteristik organoleptik yoghurt
Yoghurt adalah pangan hasil fermentasi susu oleh asam laktat (
lactobacillus bulgaricus dan streptococcus thermophilus ) yang
mempunyai flavor khas, tekstur semi padat dan halus, kompak, serta
dengan rasa asam yang segar (Rahayu dan Sudarmadji, 1998).
2.4 Hasil dan Pembahasan Praktikum
2.4.1 Hasil Praktikum
Tabel 1. Uji Organoleptik Pada Yogurt Strawberry
Indikator Botol 1 Botol 2 Botol 3 Botol 4 Botol 5 Botol 6
Warna merah muda
Bau agak tajam
Tekstur agak kental
Rasa cukup asam
pH 4.3 4.5 4.6 4.5 4.5 4.4
Hasil praktikum yoghurt strawberry setelah disimpan di dalam lemari es
kemudian dilakukan uji organoleptik, diketahui bahwa pada uji organoleptik
dengan indikator warna, bau, tekstur dan rasa pada ke-enam botol yoghurt ini
menghasilkan warna merah muda akibat dari sirup strawberry, bau yang agak
tajam, tekstur agak kental dan rasa yang cukup asam, dan pH antara 4.3-4.6.
Gambar 1. Hasil praktikum fermentasi yoghurt strawberry
1. Uji organoleptik
Warna
Botol 1-6 memiliki warna merah muda, hal ini dikarenakan penambahan
sirup variasi rasa strawberry pada susu putih sehinngga menghasilkan warna
merah muda.
Bau
Botol 1-6 memiliki bau yang agak tajam, sebagai akibat dari aktivitas
bakteri yang menghasilkan asam sehingga mempengaruhi bau pada yoghurt.
Tekstur
Tekstur menyangkut konsistensi atau kekentalan yoghurt. Tekstur yoghurt
antara kentaldan semi padat karena terkoagulasinya proteinsusu membentuk
struktur gel yang ditandai denganterbentuknya konsistensi atau testur
menyerupai“pudding” (Rukmana, 2001)6
Rasa
Botol 1-6 memiliki rasa yang asam akibat dari proses laktosa yang diubah
menjadi asam laktat sehingga pH menjadi turun.3
2.4.2 Pembahasan Hasil Praktikum
Selama proses fermentasi berlangsung akan terjadi perubahan pada
kar- bohidrat, protein dan lemak, juga bahan organik lain melalui enzim
yang dikeluarkan oleh mikroorganisme tertentu. Mutu dan cita rasa susu
fermentasi dipengaruhi antara lain oleh jenis bahan baku, proses fermentasi
dan jenis mikroorganisme (starter) yang digunakan (Tamime dan Robinson,
1989). Penambahan sirup pada yogurt bertujuan untuk mempercepat proses
fermentasi dan meningkatkan cita rasa.
Pembuatan yogurt memerlukan suhu fermentasi yang kurang
lebihkonstan. Karena suhu ruangan tempat menyimpan yogurt lebih dingin
(25°C)dibandingkan suhu fermentasi yang seharusnya (40–44°C).
Yoghurt sebaiknya disimpan di lemari pendingin, karena dengan demikian
fermentasi tidak berlanjut sehingga produk dapat disimpan lebih lama.
Semakin tinggi kadar sirup yang ditambahkan ke dalam yoghurt,
semakin tinggi terhadap rasa dan aroma yogurt. Hal ini diduga karena
semakin meningkat jumlah bakteri asam laktat yang terdapat di dalam
yogurt semakin tinggi hasil metabolisme atau reaksi enzymatis dan kimia
untuk memproduksi cita rasa. Sesuai dengan pendapat Salminen (1993)
semakin meningkat energi yang terdapat di dalam yogurt semakin
meningkat aktifitas metabolisme atau reaksi enzymatis dan kimia untuk
memproduksi komponen cita rasa.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
a. Yoghurt merupakan minuman yang dibuat dari susu dengan cara
fermentasi oleh mikroorganisme (Lactobacillus bulgaricus dan
Streptococcus thermophillus).
b. Susu untuk pembuatan yoghurt sering dicampur dengan susu bubuk dan
susu krim untuk membakukan atau menyesuaikan kandungan lemak ke
tingkat yang diinginkan.
c. Alkohol menunjukkan kemampuan aktivitas antimikroba yang cepat
terhadap bakteri vegetatif termasuk mycobacteria, virus, dan jamur.
d. Bahwa pada uji organoleptik dengan indikator warna, aroma, tekstur dan
rasa pada ke-enam botol yoghurt ini menghasilkan warna merah muda,
aroma yang agak tajam, tekstur agak kental dan rasa yang cukup asam.
4.2 Saran
Langkah-langkah yang harus diperhatikan dalam pembuatan yoghurt
meliputi sterilisasi botol yoghurt, standarisasi susu( lemak dan kadar
protein), pemanasan susu (850C selama 30 menit atau 90-950C selama 5
menit), pendinginan (suhu mencapai 450 C), inokulasi starter, inkubasi atau
fermentasi (selama 3-6 jam) dan penyimpanan.3
DAFTAR PUSTAKA
1. Chairunnisa H, Putranto WS, Lepa J. KARAKTERISTIK PRODUK
FERMENTASI DARI BAHAN BAKU KOMBINASI SUSU KAMBING
DENGAN EKSTRAK KEDELAI , EKSTRAK JAGUNG , ATAU
SANTAN KELAPA [ Characterization of Fermented Products Made From
Caprine Milk in Combination with Soy Extract , Corn Extract or Coconut
Extract ] HASIL DAN PEMBAHASAN. 2010;XXI(1):91–4.
2. Astawan M, Wresdiyati T, Arief II, Septiawan R. Production of Synbiotic
Yogurt-Like Using Indigenous Lactic Acid Bacteria as Functional Food.
2012;(April):9–14
3. Ayustaningwarno, fitriyono. Teknologi Pangan teori praktis dan
aplikasi.Graha Ilmu : 2014,20, 21,22,23
4. Lee, W.J dan Lucey, J.A. 2010. Formation and Physical Properties of
Yogurt. Korea & USA; Asian-Aust. J. Anim. Sci. Vol 23, No. 9: 1127-
1136
5. I.N.S. Miwada, S.A. Lindawati dan W. Tatang.[The Effectiveness of
Lactic Acid Bacteria on Milk Lactose Fermentation Process]Fakultas
Peternakan Universitas Uduyana, Denpasar :2004
6. Yusdar Zakaria1 1Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas
Syiah Kuala.(Chemical, microbiological and organoleptical of yogurt
using the different of percentage lactobacillus casei and sugar level) ,
Banda Aceh 2008 Agripet : Vol (8) No. 1: 21-24