laporan vco
DESCRIPTION
vcoTRANSCRIPT
![Page 1: laporan vco](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082708/563db9cc550346aa9aa00eec/html5/thumbnails/1.jpg)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tanaman kelapa di Indonesia merupakan salah satu tanaman yang sangat berguna
dalam kehidupan ekonomi pedesaan karena semua bagian dari pohon kelapa dapat
dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Salah satu bagian kelapa yang
mempunyai banyak manfaat adalah daging buah kelapa yang di ambil santannya untuk
di jadikan minyak kelapa murni. Kelapa segar mengandung 30-50% minyak, bila
dikeringkan menjadi kopra kadar lemaknya mencapai 63-65%. Kadar minyak sangat
dipengaruhi oleh tingkat ketuaan buah, semakin tua buah semakin tinggi kadar
minyaknya. Buah kelapa yang sudah tua atau matang umumnya dipanen pada umur 11–
12 bulan. Oleh karena itu buah kelapa yang sesuai untuk diolah menjadi minyak kelapa
murni harus berumur 12 bulan (Ngatemin, dkk., 2013).
Virgin coconut oil (VCO) merupakan minyak yang diperoleh tanpa mengubah sifat
fisiko kimia minyak karena hanya diberi perlakuan mekanis dan penggunaan panas
rendah. VCO banyak mengandung asam laurat dan asam lemak jenuh berantai pendek,
sehingga VCO memiliki peran positif bagi kesehatan manusia antara lain sebagai
antibakteri, antijamur, antiprotozoa, menjaga kesehatan jantung dan pembuluh darah,
mencegah osteoporosis, diabetes, liver, dan timbulnya kanker, dapat menurunkan berat
badan, dan memberikan stamina bagi tubuh. Salah satu metode pengolahan VCO adalah
dengan menggunakan ragi roti. Ragi (Saccharomyces cerevisiae) merupakan khamir
yang sering digunakan dalam pembuatan roti. Metode ini dapat menghasilkan minyak
berwarna jernih, beraroma khas minyak kelapa, tingkat ketengikan yang rendah, dan
daya simpan yang lama (Aditya, dkk., 2014).
Mengingat banyaknya manfaat dari VCO saat ini banyak dikembangkan produksi
VCO dalam skala basar. Negara-negara penghasil komoditi kelapa menjadikannya
sebagai produk ekspor. Oleh karena itu, mahasiswa jurusan Teknik Kimia sebaiknya
mengetahui proses produksinya dengan baik.
![Page 2: laporan vco](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082708/563db9cc550346aa9aa00eec/html5/thumbnails/2.jpg)
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari percobaan ini adalah sebagai berikut
1. Bagaimana cara memisahkan minyak kelapa dengan proses fermentasi?
1.3 Tujuan
Tujuan percobaan ini adalah untuk memahami cara memisahkan minyak kelapa
dengan proses fermentasi.
1.4 Ruang Lingkup Percobaan
Praktikum Ilmu Dasar Teknik Kimia II dengan modul “Fermentasi Minyak Kelapa”
ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi, Departemen Teknik Kimia, Fakultas
Teknik, Universitas Sumatera Utara.
Adapun bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah kelapa, ragi roti dan air.
Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini adalah corong pemisah, batang pengaduk,
beaker glass, kompor, panci, termometer, plastik transparan, timbangan elektrik, karet
gelang dan kertas pH indikator.
![Page 3: laporan vco](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082708/563db9cc550346aa9aa00eec/html5/thumbnails/3.jpg)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kelapa
Tanaman kelapa merupakan komoditi ekspor dan dapat tumbuh disepanjang pesisir
pantai khususnya, dan dataran tinggi serta lereng gunung pada umumnya. Buah kelapa
yang menjadi bahan baku minyak disebut kopra. Dimana kandungan minyaknya berkisar
antara 60 – 65 %. Sedang daging buah segar (muda) kandungan minyaknya sekitar 43
%. Minyak kelapa terdiri dari gliserida, yaitu senyawa antara gliserin dengan asam
lemak. Kandungan asam lemak dari minyak kelapa adalah asam lemak jenuh yang
diperkirakan 91 % terdiri dari Caproic, Caprylic, Capric, Lauric, Myristic, Palmatic,
Stearic, dan Arachidic, dan asam lemak tak jenuh sekitar 9 % yang terdiri dari Oleic dan
Linoleic (Laitupa, 2010).
2.2 Minyak Kelapa
Minyak kelapa merupakan bagian paling berharga dari buah kelapa. Kandungan
minyak pada daging buah kelapa tua sebanyak 34,7%. Minyak kelapa digunakan sebagai
bahan baku industri atau sebagai minyak goreng. Minyak kelapa dapat diekstrak dari
daging kelapa segar atau diekstrak dari daging kelapa yang telah dikeringkan atau yang
biasa disebut kopra.
Pengolahan minyak kelapa dilakukan dengan cara kering dan basah. Cara kering
dilakukan dengan pengepresan kopra. Cara kering dilakukan di pabrik pengolahan
minyak kelapa karena memerlukan investasi yang cukup besar untuk pembelian alat dan
mesin-mesin. Cara basah dilakukan dengan cara membuat santan dari daging kelapa dan
dipanaskan untuk memisahkan minyak dari bagian yang mengemulsinya. Cara lain
untuk mendapatkan minyak kelapa secara basah adalah secara fermentasi (Doloksaribu,
2011).
![Page 4: laporan vco](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082708/563db9cc550346aa9aa00eec/html5/thumbnails/4.jpg)
2.3 Fermentasi Ragi
Didalam fermentasi kapasitas mikroba untuk mengoksidasi tergantung dari
jumlah akseptor elektron terakhir yang dapat dipakai. Sel-sel melakukan fermentasi
dengan menggunakan enzim-enzim yang akan mengubah hasil dari reaksi oksidasi
dalam hal ini yaitu asam menjadi senyawa yang memiliki muatan yang lebih positif,
sehingga dapat menangkap elektron terakhir dan menghasilkan energi.
Untuk mendapatkan fermentasi yang optimum, persyaratan pertumbuhan ragi
harus diperhatikan, yaitu :
1. pH dan kadar karbohidrat dari substrat
2. Temperatur dari fermentasi
3. Kemurnian ragi itu sendiri
(Simbolon, 2004)
Proses ragi alami difermentasi ini merupakan metode untuk menangkap
mikroorganisme yang efektif seperti yeast, bakteri asam laktat untuk membuat roti.
Selama fermentasi, bakteri yang memiliki pertumbuhan paling cepat akan tumbuh
pertama kali, pada saat itu jika ragi berasal dari pati makan akan dipecah menjadi
molekul gula oleh bakteri. Selama pertumbuhan bakteri asam laktat tersebut pH akan
menurun sehingga bakteri umum lainnya tidak dapat tumbuh, tapi yeast tetap dapat
tumbuh pada kondisi pH rendah dan yeast tersebut menghasilkan karbondioksida dan
alcohol. Berdasarkan teori, yeast tumbuh dengan baik pada kondisi aerobic (ada
oksigen), tapi kondisi anaerobic (tak ada oksigen) dianjurkan pada proses pembuatan
ragi karena jika yeast ditumbuhkan secara aerobic memungkinkan terjadinya
kontaminasi. Ragi sebaiknya di simpan pada suhu yang tetap karena jika suhu fluktuatif
mikrobia menjadi stress. Kebutuhan gula juga harus tercukupi selama proses fermentasi.
Jika gula tidak cukup, bakteri yang berbahaya akan tumbuh dan yeast akan melemah
2.4 Reaksi Pembentukan Minyak Kelapa
![Page 5: laporan vco](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082708/563db9cc550346aa9aa00eec/html5/thumbnails/5.jpg)
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Bahan
1. Buah Kelapa
Fungsi : sebagai penghasilkan santan.
2. Ragi Roti
Fungsi : sebagai mikroorganisme dalam fermentasi.
3. Air
Fungsi : sebagai cairan unruk menghasilkan santan.
3.2 Peralatan
1. Corong pemisah
Fungsi : sebagai tempat untuk memisahkan krim santan dan air dan juga sebagai
tempat inkubasi.
2. Beaker glass
Fungsi : sebagai wadah penyimpanan minyak kelapa yang terbentuk.
3. Termometer
Fungsi : unruk mengukur suhu air.
4. Panci
Fungsi : wadah untuk memasak air dan memeras santan.
5. Timbangan
Fungsi : sebagai alat untuk mengukur massa santan dan massa minyak.
6. Kompor
Fungsi : sebagai alat untuk memasak air.
7. Kertas pH meter
Fungsi : untuk mengukur pH sebelum dan sesudah minyak terbentuk.
8. Plastik transparan
Fungsi : untuk menutup corong pemisah selama proses fementasi.
9. Karet gelang
![Page 6: laporan vco](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082708/563db9cc550346aa9aa00eec/html5/thumbnails/6.jpg)
Fungsi : untuk mengikat plastik transparan.
3.3 Prosedur Percobaan
Adapun prosedur percobaan Fermentasi Minyak Kelapa adalah sebagai berikut
3.3.1 Pembuatan Krim Santan
1. Kelapa yang telah diparut disiram dengan air yang telah dimasak terlebi
dahulu.
2. Diperas hingga diperoleh santan kental sebanyak 200 g.
3. Santan yang diperoleh dimasukkan kedalam corong pemisah.
4. Tutuplah dengan rapat corong pemisah dengan karet gelang dan plastik
agar tidak terjadi kontaminasi.
5. Kemudian simpan agar terjadi pemisahan antara air dan krim santan
(protein dan minyak).
6. Setelah air dan krim santan terpisah, buanglah airnya melalui kran,
sehingga tertinggal dalam corong pemisah hanya krim santan saja.
3.3.2 Fermentasi dan Inkubasi
1. Timbang krim santan yang diperoleh sebelumnya, kemudian tambahkan
ragi dengan perbandingan santan dan ragi 20 : 3. Kemudian aduk-aduk
hingga merata.
2. Tutup dan simpanlah krim santan yang telah diberi ragi di dalam ruang
inkubasi selama 24 jam. Selama inkubasi ini proses fermentasi sedang
berlangsung.
3. Setelah masa inkubasi mencapai 24 jam, minyaj yang terbentuk akan
tampak berada di permukaan. Pisahkan minyak tersebut dari bahan-
bahan lain yang mengendap dibawahnya, kemudian panaskan bila
diperlukan.
![Page 7: laporan vco](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082708/563db9cc550346aa9aa00eec/html5/thumbnails/7.jpg)