laporan tutorial skenario3 blok reproduksi
TRANSCRIPT
-
7/27/2019 Laporan Tutorial Skenario3 Blok Reproduksi
1/5
Reproduksi: Masa NifasSKENARIO 3: Masa Nifas
Ny. Ngatini, 21 tahun, dua hari yang lalu telah melahirkan anak pertama secara normal.
Persalinannya ditolong oleh bidan. Bayinya sehat, laki-laki, dengan berat lahir 3100 gram. Air susuibu yang keluar pada hari pertama hanya sedikit dan berwarna putih kekuningan. Setelah itumenjadi lebih encer, lebih jernih, dan lebih banyak. Darah nifas yang keluar berwarna merahkehitaman.
Karena khawatir jahitan di vulvanya lepas, maka pasien tidak berani buang air kecil (BAK) dan buangair besar (BAB) sehingga saat ini merasa perut bagian bawah terasa nyeri. Kemudian pasien datangke puskesmas dan diperiksa oleh dokter puskesmas. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tanda vital dalam batas normal. Abdomen bagian bawah tampak membuncit, teraba massa kistik, nyeri, danterasa ingin berkemih saat ditekan. Tinggi fundus uteri tidak bisa dinilai karena terhalang oleh massakistik tersebut. Pada pemeriksaan colok dubur didapatkan skibala. Dokter puskesmas melakukan
pemasangan kateter dan keluar urin sebanyak 1200 cc kemudian melakukan lavemen. Urin yangkeluar diperiksa di laboratorium dan didapatkan bakteri positif tiga (+++) serta sedimen lekosit daneritrosit.
TINJAUAN PUSTAKA
Partus Normal
Partus biasa (normal) disebut jug partus spontan, adalah proses lahirnya bayi pada LBK dengantenaga ibu sendiri, tanpa bantuan alat-alat serta tidak melukai ibu dan bayi yang umumnyaberlangsung kurang dari 24 jam (Mochtar, 1998).
Partus maturus ( aterm atau cukup bulan) adalah partus pada kehamilan 37-40 minggu, janin matur,berat badan diatas 2500 gram (Mochtar, 1998).
Masa Nifas
Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai sampai alat-alatkandungan kembali seperti pra-hamil. Lama masa nifas ini yaitu 6-8 minggu. Nifas dibagi dalam 3periode (Mochtar, 1998):
1. Puerperium dini , yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan.Dalam agama Islam, dianggap telah bersih dan boleh bekerja setelah 40 hari.
2. Puerperium intermedial , yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genital, lamanya 6-8 minggu.3. Remote puerperium , adalah waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama
bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi. Waktu untuk sehatsempurna bisa berminggu, bulanan, atau tahunan.
Perubahan Fisiologik dan Anatomik
Perubahan endokrinologi yang terjadi selama kehamilan pulih kembali dengan cepat. Beberapa jamsetelah plasenta keluar, kadar hormone-hormon plasenta, human placental lactogen (hPL) danchorionic gonadotropin (hCG), turun dengan cepat. Dalam 2 hari, hPL sudah tidak terdeteksi dalamserum, dan pada hari ke-10 setelah melahirkan, hCG sudah tidak terdeteksi lagi. Kadar estrogen danprogesterone dalam serum menurun dengan cepat dalam 3 hari pertama masa nifas dan mencapai
kadar tidak hamil sebelum hari ke-7 setelah melahirkan. Kadar tetap demikian jika wanita menyusuibayinya; jika tidak, estradiol akan mulai meningkat, yang menunjukkan pertumbuhan folikular.
-
7/27/2019 Laporan Tutorial Skenario3 Blok Reproduksi
2/5
Diantara wanita menyusui, kadar prolaktin (hPr) meningkat setelah bayi menyusu (Llewellyn-Jones,2001).
System kardiovaskular pulih kembali ke keadaan tidak hamil dalam tempo 2 minggu pertama masanifas. Dalam 24 jam pertama, beban tambahan pada jantung yang disebabkan oleh keadaanhipervolemik masih ada, setelah itu volume darah dan plasma kembali pada keadaan tidak hamil.Hal ini terjadi pada minggu kedua masa nifas. Dalam 10 hari pertama setelah melahirkan,peningkatan faktor pembekuan yang terjadi selama kehamilan masih menetap namun diimbangioleh peningkatan aktivitas fibrinolitik (Llewellyn-Jones, 2001).
Perubahan Morfologik dalam Traktus Genitalia
Perineum dan vagina. Kerusakan perineum dapat diperbaiki, tetapi edema mungkin menetap sampaibeberapa hari. Dinding vagina bengkak, kebiruan dan menonjol. Tonus cepat pulih meskipun masihfragil dalam 1 atau 2 minggu (Llewellyn-Jones, 2001).
Uterus . Uterus berangsur mengalami involusi sehingga akhirnya kembali seperti sebelum hamil.
Tinggi fundus uterus dan berat uterus menurut masa involusi (Mochtar, 1998):
Involusi Tinggi fundus uterus Berat uterus
Bayi lahir Setinggi pusat 1000 gram
Uri lahir 2 jari bawah pusat 750 gram
1 minggu Pertengahan pusat-symphisis 500 gram
2 minggu Tidak teraba di atas symphisis 350 gram
6 minggu Bertambah kecil 50 gram
8 minggu Sebesar normal 30 gram
Cervix . Setelah persalinan, bentuk cervix agak menganga seperti corong berwarna merah kehitaman.Konsistensinya lunak, kadang terdapat perlukaan kecil. Setelah bayi lahir, tangan masih bisa masukrongga rahim; setelah 2 jam dapat dilalui oleh 2-3 jari dan setelah 7 hari hanya dapat dilalui 1 jari(Mochtar, 1998).
Luka-luka pada jalan lahir bila tidak disertai infeksi akan sembuh dalam 6-7 hari. Rasa sakit, yangdisebut after pains (merian atau mules-mules), disebabkan oleh kontraksi rahim, biasanyaberlangsung 2-4 hari pasca persalinan (Mochtar, 1998).
Bersamaan dengan involusi uterus, tempat plasenta juga menjadi kecil. Tempat ini cepat tertutupoleh anyaman fibrin setelah melahirkan, dan terjadi thrombosis di dalam pembuluh-pembuluh darahyang memberikan suplai kepadanya. Dibawah tempat plasenta ini, terbentuk barrier olehmakrofag, limfosit, dan polimorf yang juga meluas ke seluruh bagian rongga endometrium. Dalam 10hari plasenta mengecil hingga berdiameter 2,5 cm dan sudah tumbuh lapisan epithelium baru, yang
juga menutupi sisa rongga uterus. Jaringan superficial dinding uterus dan tempat plasenta terusmenerus terlepas selama 6 minggu, yang menjadi bagian dalam lokia (Llewellyn-Jones, 2001).
Lochia adalah cairan secret yang berasal dari cavum uteri dan vagina dalam masa nifas. Terdiri dari(Mochtar, 1998):
1. Lochia rubra (cruenta) : darah segar dan sisa selaput ketuban, sel desidua, verniks kaseosa,lanugo, dan mekoneum, selama 2 hari pasca persalinan.
-
7/27/2019 Laporan Tutorial Skenario3 Blok Reproduksi
3/5
2. Lochia sanguinolenta : warna merah kuning isi darah dan lendir; hari 3-7 pasca persalinan.3. Lochia serosa : kuning, cairan tidak berdarah lagi; hari 3-7 pasca persalinan.4. Lochia alba : cairan putih, setelah 2 minggu.5. Lochia purulenta : terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah berbau busuk.6. Lochio stasis : lochia tidak lancar keluarnya.
Sifat lokia berubah ketika thrombosis pembuluh darah di tempat itu mengalami organisasi.Warnanya menjadi coklat kemerahan dari hari ke 3 sampai 12, tetapi setelah itu kebanyakan ronggaendometrium telah tertutup epithelium, lokia menjadi berwarna kuning. Kadang trombi pada ujungpembuluh darah pecah, dan mengeluarkan darah sehingga lokia kembali menjadi merah selamabeberapa hari lagi (Llewellyn-Jones, 2001).
Ligamen-ligamen . Ligament, fasia, dan diafragma pelvis yang meregang berangsur menciut dan pulihkembali sehingga tidak jarang uterus jatuh kebelakang dan menjadi retrofleksi, karena ligamentumrotundum menjadi kendor. Untuk memulihkan kembali, sebaiknya dengan latihan dan gimnastikpasca persalinan (Mochtar, 1998).
Perdarahan Postpartum
Perdarahan postpartum adalah perdarahan lebih dari 500-600 ml dalam masa 24 jam setelah anaklahir. Dalam pengertian ini dimasukkan juga perdarahan karena retensio plasenta. Menurut waktuterjadinya dibagi menjadi dua bagian (Mochtar, 1998):
1. Perdarahan postpartum primer ( early postpartum hemorrhage ) yang terjadi dalam 24 jamsetelah anak lahir.
2. Perdarahan postpartum sekunder ( late postpartum hemorrhage ) yang terjadi setelah 24 jam,biasanya antara hari ke 5 sampai 15 postpartum.
Menurut Wiknjosastro H (1960), perdarahan terutama perdarahan postpartum merupakan salahsatu sebab utama kematian ibu dalam persalinan. Karena itu tiga hal yang perlu diperhatikan dalammenolong persalinan dengan komplikasi perdarahan postpartum, yaitu (Mochtar, 1998).:
1. Penghentian perdarahan.2. Jaga jangan sampai timbul syok.3. Penggantian darah yang hilang.
Perdarahan postpartum dimaksud dengan perdarahan dalam Kala IV yang lebih dari 500-600 ccdalam 24 jam setelah anak dan plasenta lahir (Mochtar, 1998).
Laktasi dan Pemberian ASI
Pada kehamilan lanjut payudara mensekresi cairan yang kental dan berwarna kekuning-kuningan,kolostrum, yang kaya akan antibody imun. Produksi kolostrum meningkat setelah melahirkan hinggadigantikan oleh ASI (Llewellyn-Jones, 2001).
Untuk menghadapi masa laktasi (menyusukan) sejak dari kehamilan telah terjadi perubahan-perubahan pada kelenjar mamma yaitu (Mochtar, 1998):
1. Proliferasi jaringan pada kelenjar-kelenjar, alveoli, dan jaringan lemak bertambah.2. Keluaran cairan susu jolong dari duktus laktiferus disebut colostrum, berwarna kuning-putih
susu.3. Hipervaskularisasi pada permukaan dan bagian dalam, di mana vena-vena berdilatasi sehingga
tampak jelas.
-
7/27/2019 Laporan Tutorial Skenario3 Blok Reproduksi
4/5
4. Setelah persalinan, pengaruh supresi estrogen dan progesterone hilang. Maka timbulpengaruh hormone laktogenik (LH) atau prolaktin yang akan merangsang air susu. Disamping itu, pengaruh oksitosin menyebabkan mioepitel kelenjar susu berkontraksi sehinggaair susu keluar. Produksi akan banyak sesudah 2-3 hari pasca persalinan.
Bila bayi mulai disusui, isapan pada putting susu merupakan rangsangan psikis yang secarareflektoris mengakibatkan oksitosin dikeluarkan oleh hipofise. Produksi ASI akan lebih banyak.Sebagai efek positif adalah involusi uterus akan lebih sempurna (Mochtar, 1998).
Retensi Urin
Retensi urin adalah ketidakmampuan buli-buli untuk mengeluarkan urin yang telah melampaui bataskapasitas maksimalnya. Hal ini dirasakan sebagai nyrei suprapubik, perasaan ingin kencing dan buli-buli terasa penuh (Purnomo, 2000).
Akibat dari retensi urin (Gardjito, 1994): Buli-buli akan mengembang melebihi kapasitas maksimal sehingga tekanan didalam lumennya
meningkat dan tegangan dari dindingnya akan meningkat. Bila keadaan ini dibiarkan berlanjut, tekanan yang meningkat didalam lumen akan
menghambat aliran urin dari ginjal dan ureter sehingga terjadi hidroureter dan hidronefrosisdan lambat laun terjadi gagal ginjal.
Bila tekanan didalam buli-buli meningkat dan melebihi besarnya hambatan di daerah uretra,urin akan memancar berulang-ulang (dalam jumlah sedikit) tanpa bisa ditahan olehpenderita, sementara itu buli-buli tetap penuh dengan urin. Keadaan ini disebut :inkontinensi paradoksa atau "overflow incontinence"
Tegangan dari dinding buli-buli terus meningkat sampai tercapai batas toleransi dan setelahbatas ini dilewati, otot buli-buli akan mengalami dilatasi sehingga kapasitas buli-bulimelebihi kapasitas maksimumnya, dengan akibat kekuatan kontraksi otot buli-buli akan
menyusut. Retensi urin merupakan predileksi untuk terjadinya infeksi saluran kemih (ISK) dan bila ini
terjadi, dapat menimbulkan keadaan gawat yang serius seperti pielonefritis, urosepsis,khususnya pada penderita usia lanjut.
PEMBAHASAN
Berat 3100 gram, termasuk kategori normal, bukan BBLR atau berat lebih dari 4000 gram. ASI yangdimaksud keluar pada hari pertama sedikit dan berwarna kekuningan merupakan colostrum, yaitusekresi awal glandula mammae yang berisi immunoglobulin. Darah nifas yang keluar berwarnakehitaman, dapat disebabkan karena pasien yang takut untuk beraktifitas, sehingga darah tertahanbeberapa saat dalam traktus genitalis, sehingga saat keluar warnanya merah kehitaman.
Perut bagian bawah terasa nyeri, hal ini dapat dikarenakan adanya retensi urin dan skibala ataufeses yang keras di dalam colon. Tanda vital dalam batas normal berarti dapat dikatakan pasien tidakmengalami infeksi yang ditandai dengan normalnya pengukuran suhu badan. Abdomen membuncitdan teraba massa kistik yang menghalangi fundus uterus, yaitu adanya retensi urin dalam vesicaurinaria, yang memang secara anatomis terletak lebih anterior daripada uterus. Skibala yangterdapat pada pemeriksaan colok dubur merupakan akibat dari BAB yang ditahan oleh pasien.
Infeksi Saluran Kemih (ISK) yang mungkin terjadi dapat diakibatkan retensi urin, sehingga masihperlu dipastikan dengan pemeriksaan bakteriologi urin, apakah jumlah yang ada dapat dikategorikansebagai ISK.
SIMPULAN DAN SARAN
-
7/27/2019 Laporan Tutorial Skenario3 Blok Reproduksi
5/5
Simpulan
Pasien tidak mengalami infeksi nifas, hanya merupakan dampak dari ketakutan pasien yangberlebihan untuk BAK dan BAB, sehingga kemungkinan terjadi ISK akibat retensi urin.
Saran
Sebaiknya pasien tidak perlu menahan BAK dan BAB. BAK dan BAB dapat dilakukan, sepanjang tidakberlebihan dan memaksakan kontraksi otot disekitar traktus genitalis. Selain itu, sebaiknya segeradilakukan pemeriksaan bakteriologi urin, sehingga setelah diketahui positif ISK atau tidak segeradiberikan pengobatan.
DAFTAR PUSTAKA
Gardjito, Widjoseno. 1994. Retensi Urin, Permasalahan dan Penatalaksanaannya . Akses April 16,2010, 10:32 d ihttp://urologi.or.id/pdf/JURI%20VOLL%204%20NO.2%20TAHUN%201994_2.pdf
Llewellyn-Jones, Derek. 2001. Dasar-Dasar Obstetri & Ginekologi Edisi 6 . Jakarta: Hipokrates.
Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri Edisi 2 Jilid 1 . Jakarta: EGC.
Purnomo, Basuki B. 2000. Dasar-dasar Urologi Edisi Kedua . Jakarta: CV Sagung Seto.
http://urologi.or.id/pdf/JURI%20VOLL%204%20NO.2%20TAHUN%201994_2.pdfhttp://urologi.or.id/pdf/JURI%20VOLL%204%20NO.2%20TAHUN%201994_2.pdfhttp://urologi.or.id/pdf/JURI%20VOLL%204%20NO.2%20TAHUN%201994_2.pdfhttp://urologi.or.id/pdf/JURI%20VOLL%204%20NO.2%20TAHUN%201994_2.pdf