gizi reproduksi

28
1 A. Kehamilan Kehamilan adalah suatu proses pembuahan dalam rangka melanjutkan keturunan sehingga menghasilkan janin yang tumbuh di dalam rahim seorang wanita Tanda-tanda kehamilan menurut Dainur (1994) : 1. Haid yang biasanya teratur pada bulan berikutnya berhenti. 2. Payudara mulai membesar dan mengeras. 3. Pagi hari sering muntah-muntah, kadang-kadang pusing dan mudah letih. 4. Perut makin lama membesar dan pada hamil 6 bulan puncak rahim sekitar setinggi pusat. 5. Sifat-sifat ibu berubah-ubah, misalnya ibu lebih suka makan yang asam-asam, rujak, mudah tersinggung dan sebagainya adalah normal. Kehamilan merupakan masa kehidupan yang penting. Dimasa ini ibu harus mempersiapkan diri sebaik-baiknya untuk menyambut kelahiran bayinya. Ibu yang sehat akan melahirkan bayi sehat. Salah satu faktor yang mempengaruhi terhadap kesehatan ibu adalah keadaan gizi ibu (Depkes RI, 2000). Para ahli sepakat bahwa perawatan gizi pra-kehamilan juga amat penting. Artinya, setidaknya tiga bulan sebelum anda berencana hamil, anda harus mempersiapakn diri melalui makanan bergizi dan kesehatan badan, dan mulai mengubah kebiasaan makan BAB II GIZI SEIMBANG UNTUK IBU HAMIL

Upload: cvrihama

Post on 20-Jun-2015

1.108 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Gizi Reproduksi

1

A. KehamilanKehamilan adalah suatu proses pembuahan dalam rangka

melanjutkan keturunan sehingga menghasilkan janin yangtumbuh di dalam rahim seorang wanita Tanda-tanda kehamilanmenurut Dainur (1994) :1. Haid yang biasanya teratur pada bulan berikutnya berhenti.2. Payudara mulai membesar dan mengeras.3. Pagi hari sering muntah-muntah, kadang-kadang pusing dan

mudah letih.4. Perut makin lama membesar dan pada hamil 6 bulan puncak

rahim sekitar setinggi pusat.5. Sifat-sifat ibu berubah-ubah, misalnya ibu lebih suka makan

yang asam-asam, rujak, mudah tersinggung dan sebagainyaadalah normal.

Kehamilan merupakan masa kehidupan yang penting.Dimasa ini ibu harus mempersiapkan diri sebaik-baiknya untukmenyambut kelahiran bayinya. Ibu yang sehat akan melahirkanbayi sehat. Salah satu faktor yang mempengaruhi terhadapkesehatan ibu adalah keadaan gizi ibu (Depkes RI, 2000).Para ahli sepakat bahwa perawatan gizi pra-kehamilan juga amatpenting. Artinya, setidaknya tiga bulan sebelum anda berencanahamil, anda harus mempersiapakn diri melalui makanan bergizidan kesehatan badan, dan mulai mengubah kebiasaan makan

BAB IIGIZI SEIMBANG

UNTUK IBU HAMIL

Page 2: Gizi Reproduksi

2GIZIREPRODUKSI

anda yang kurang sehat demi kesehatan bayi anda nantinya.Sehingga pada saat anda hamil, badan anda sudah terkondisikandengan sangat baik untuk pertumbuhan janin. Minggu-minggupertama kehamilan adalah masa di mana organ tubuh yangpenting terbentuk. Kekurangan gizi pada saat ini dapatmenimbulkan kelainan pada bayi atau bahkan kelahiranprematur. Karena itu, gizi seimbang penting untuk pertumbuhanjanin. Susunlah menu makananan anda secara seimbang danbervariasi selama kehamilan anda. Pastikan anda mengkonsumsimakanan segar untuk memaksimalkan asupan vitamin. Kapsulvitamin dan obat suplemen bukanlah pengganti gizi makananseimbang.

Ketika seorang wanita dinyatakan hamil, perubahanfisiologis tubuh turut berubah, sehingga kebutuhan gizinya punjuga berubah. Perubahan paling nyata adalah bertambahnyaberat badan. Selama kehamilan 9 bulan, berat badan wanitahamil umumnya bertambah sekitar 6 - 12 kg. Selama tiga bulanpertama, pertambahan berat badan sangat lambat yakni sekitar1,5 kg. Pada trimester kedua dan ketiga pertambahan beratbadan ibu hamil akan mencapai 4 ons per minggu sehinggapada akhir kehamilan beratnya bertambah 12 kg. Berat badanselama hamil adalah cerminan output dari produk kehamilandan perubahan dalam tubuh ibu itu sendiri. Sepertibertumbuhnya fetus (janin), plasenta, dan cairan amnion. Berattotalnya bisa mencapai 5 kg. Sisanya sekitar 7 kg berisi depositlemak yang menempel pada tubuh ibu, pertambahan volumedarah ibu serta pertambahan ukuran payudara dan rahim.

B. Kebutuhan Gizi Masa HamilMasa kehamilan merupakan masa yang sangat

menentukan kualitas sumber daya manusia masa depan, karenatumbuh kembang anak sangat ditentukan kondisinya dimasa

Page 3: Gizi Reproduksi

3

janin dalam kandungan. Dengan demikian jika keadaankesehatan dan status gizi ibu hamil baik, maka janin yangdikandungnya akan baik juga dan keselatan ibu sewaktumelahirkan akan terjalin. Sebaliknya jika keadaan kesehatan danstatus gizi ibu hamil kurang baik (anemia) maka akan dapatberakibat janin lahir mati (prenatal death) dan bayi lahir denganberat badan lahir dengan berat badan kurang dari normal (lowbirth weight) yang dikenal dengan istilah berat badan lahirrendah.

Kehamilan menyebabkan meningkatnya metabolismeenergi, karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya meningkatselama kehamilan. Peningkatan energi dan zat gizi tersebutdiperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin,pertambahan besarnya organ kandungan, perubahan komposisidan metabolisme tubuh ibu. Sehingga kekurangan zat gizitertentu yang diperlukan saat hamil dapat menyebabkan janintumbuh tidak sempurna. Bagi ibu hamil, pada dasarnya semuazat gizi memerlukan tambahan, namun yang seringkali menjadikekurangan adalah energi protein dan beberapa mineral sepertiZat Besi dan Kalsium. Kebutuhan energi untuk kehamilan yangnormal perlu tambahan kira-kira 80.000 kalori selama masakurang lebih 280 hari.  Hal ini berarti perlu tambahan  ekstrasebanyak  kurang lebih 300 kalori setiap hari selama  hamil(Nasution, 1988).           

Energi yang tersembunyi dalam protein ditaksir sebanyak5180 kkal, dan lemak 36.337 Kkal.  Agar energi ini bisa ditabungmasih dibutuhkan tambahan energi sebanyak 26.244 Kkal, yangdigunakan untuk mengubah energi yang terikat dalam makananmenjadi energi yang bisa dimetabolisir.  Dengan demikianjumlah total energi yang harus tersedia selama kehamilan adalah74.537 Kkal, dibulatkan menjadi 80.000 Kkal.  Untukmemperoleh besaran energi per hari, hasil penjumlahan inikemudian dibagi dengan angka 250 (perkiraaan lamanya

Page 4: Gizi Reproduksi

4GIZIREPRODUKSI

kehamilan dalam hari) sehingga diperoleh angka 300 Kkal. Kebutuhan  energi pada trimester I meningkat secara minimal.Kemudian sepanjang trimester II dan III kebutuhan energi terusmeningkat sampai akhir kehamilan.  Energi tambahan selamatrimester II diperlukan untuk pemekaran jaringan ibu sepertipenambahan volume darah, pertumbuhan uterus, danpayudara, serta penumpukan lemak.  Selama trimester III energitambahan digunakan untuk pertumbuhan janin danplasenta.           

Karena banyaknya perbedaan kebutuhan energi selamahamil, maka WHO menganjurkan jumlah tambahan sebesar 150Kkal sehari pada trimester I, 350 Kkal sehari pada trimester IIdan III.  Di Kanada, penambahan untuk trimester I sebesar 100Kkal dan 300 Kkal untuk trimester II dan III.  Sementara diIndonesia berdasarkan Widya Karya Nasional Pangan dan GiziVI tahun 1998 ditentukan angka 285 Kkal perhari selamakehamilan.  Angka ini tentunya tidak termasuk penambahanakibat perubahan temperatur ruangan, kegiatan fisik, danpertumbuhan.  Patokan ini berlaku bagi mereka yang tidakmerubah kegiatan fisik selama hamil.           

Sama halnya dengan energi, kebutuhan wanita hamil akanprotein juga meningkat, bahkan mencapai 68 % dari sebelumhamil.  Jumlah protein yang harus tersedia sampai akhirkehamilan diperkirakan sebanyak 925 g yang tertimbun dalamjaringan ibu, plasenta, serta janin.  Di Indonesia melalui WidyaKarya Nasional Pangan dan Gizi VI tahun 1998 menganjurkanpenambahan protein 12 g/hari selama kehamilan.  Dengandemikian dalam satu hari asupan protein dapat mencapai 75-100 g (sekitar 12 % dari jumlah total kalori); atau sekitar 1,3 g/kgBB/hari (gravida mature), 1,5 g/kg BB/hari (usia 15-18 tahun),dan 1,7 g/kg BB/hari (di bawah 15 tahun). Bahan pangan yangdijadikan sumber protein sebaiknya (2/3 bagian) pangan yangbernilai biologi tinggi, seperti daging tak berlemak, ikan, telur,

Page 5: Gizi Reproduksi

5

susu dan hasil olahannya.  Protein yang berasal dari tumbuhan(nilai biologinya rendah) cukup 1/3 bagian. Kenaikan volumedarah  selama kehamilan akan meningkatkan  kebutuhan Featau Zat Besi.  Jumlah Fe pada bayi  baru lahir kira-kira 300mg dan jumlah yang diperlukan ibu untuk mencegah anemiaakibat meningkatnya volume darah adalah 500 mg.  Selamakehamilan seorang ibu hamil menyimpan zat besi kurang lebih1.000 mg termasuk untuk keperluan janin, plasenta danhemoglobin ibu sendiri.  Berdasarkan Widya Karya NasionalPangan dan Gizi Tahun 1998, seorang ibu hamil perlu tambahanzat gizi rata-rata 20 mg perhari.  Sedangkan kebutuhan sebelumhamil atau pada kondisi normal rata-rata 26 mg per hari (umur20 – 45 tahun).

Saat hamil seorang wanita memerlukan asupan gizi lebihbanyak. Mengingat selain kebutuhan gizi tubuh, wanita hamilharus memberikan nutrisi yang cukup untuk sang janin Masakehamilan menjadi saat yang dinanti dan membahagiakan.Untuk menjaga kondisi tubuh tetap sehat dan buah hatiberkembang normal, wanita hamil harus memiliki pola hidupyang sehat. Seperti makan makanan yang bergizi, cukupolahraga, istirahat, serta menghindari alkohol dan tidak merokok.Tentu dengan harapan janin dapat berkembang dengan normaldan telrahir dengan selamat dan sehat. Selain untuk mencukupikebutuhan tubuh, ibu hamil juga harus mencukupi berbaginutrisi dengan janin. Karenanya wanita hamil memerlukan angkaKecukupan gizi (AKG) yang lebih tinggi dibandingkan wanitayang sedang tidak hamil. Kekurangan gizi selama kehamilan bisamenyebabkan anemia gizi, bayi terlahir dengan berat badanrendah, bahkan bisa menyebabkan bayi lahir cacat.Masalahyang dijumpai pada masa kehamilan salah adalah anemia gizibesi. Dan KEK. Anemi merupakan suatu keadaan dimana kadarhemoglobin (Hb) di dalam darah lebih rendah dari pada nilainormal menurut kelompok orang tertentu Sebagian besar

Page 6: Gizi Reproduksi

6GIZIREPRODUKSI

penyebab anemia di Indonesia adalah kekurangan besi yangberasal dari makanan yang dimakan setiap hari dan diperlukanuntuk pembentukan hemoglobin sehingga disebut “anemiakekurangan besi.Anemia Gizi Besi (AGB) terutama banyakdiderita oleh wanita hamil, wanita menyusui dan wanita usiasubur pada umumnya, karena fungsi kodrati (haid, hamil,melahirkan dan menyusui). Karena itu menyebabkan kebutuhanFe atau zat besi pada masa hamil relatif lebih tinggi ketimbangkelompok lain. Kelompok lain yang rawan AGB adalah anakbalita, anak usia sekolah dan buruh serta tenaga kerjaberpenghasilan rendah (Depkes RI, 1995).

Defisiensi Fe di Indonesia merupakan problema defisiensinasional, dan perlu ditanggulangi secara serius dengan liputannasional pula. Upaya prevensi belum diprogramkan secaramenyeluruh, baru diberikan suplemer preparat ferro kepadapara ibu hamil yang memeriksakan diri ke Puskesmas, RS ataudokter. Banyak berpantang makanan tertentu dan pola makanyang tidak baik selagi hamil dapat memperburuk keadaananemia gizi besi, pola makan yang tidak memenuhi gizi seimbangdan sedikit bahan makanan sumber Fe seperti daging, ikan, hatiatau pangan hewani lainnya merupakan salah satu faktor.Penyebab anemia. Karena pangan hewani merupakan sumberzat besi yang tinggi absorbsinya. Untuk itu pandangan yang salahmengenai makanan pantangan ketika ibu hamil harus dihapusuntuk mengurangi resiko anemia zat besi pada ibu hamil(Wirakusumah, 1998).

Oleh sebab itu, pemeliharaan gizi semasa hamil sangatpenting. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalampemeliharaan gizi ibu yang sedang hamil adalah sebagai berikut1. Pengawasan dan pemantauan pertumbuhan janin2. Pencegahan dini terhadap defisiensi gizi. Berbagai defisiensi

gizi sering terjadi semasa kehamilan. Anemia gizi karena

Page 7: Gizi Reproduksi

7

kekurangan zat besi (Fe) merupakan jenis defisiensi yangpaling banyak terjadi.

3. Pengaturan makanan semasa hamil.Ada beberapa keadaan yang mengharuskan pengaturanmakanan dengan baik semasa hamil yaitu:a. Kebutuhan gizi ibu yang meningkat dengan pesat, bukan

saja untuk keperluan pertumbuhan janin tetapi jugakarena metabolisme meningkat oleh terjadinyaperubahan keseimbangan hormonal.

b. Pada awal kehamilan sering nafsu makan tidak begitubaik karena timbulnya rasa mual dan pusing.

c. Ibu juga harus memberikan cadangan beberapa jeniszat gizi dalam jumlah yang cukup dalam tubuh bayinyapada waktu bayi itu lahir.

d. Gizi buruk karena kesalahan dalam pengaturanmakanan membawa dampak yang tidakmenguntungkan bukan hanya bagi ibu tetapi juga bagibayi yang akan lahir (Sjahmien Moehji, 2003).

Pola makan adalah cara seseorang atau kelompok orangdalam memilih makanan dan memakannya sebagai tanggapanterhadap pengaruh fisiologi, psikologi budaya dan sosial.Sedangkan makanan adalah bahan yang dimakan untukmemenuhi kebutuhan tubuh untuk pertumbuhan, kerja danperbaikan jaringan tubuh). Pada wanita hamil kebutuhan zatgizi akan mengalami penambahan kebutuhan dan dipengaruhijuga oleh status gizi sebelum ia hamil. Penambahan kebutuhanini terjadi karena pertumbuhan janin hampir sama sekalitergantung pada penyediaan zat gizi dari tubuh wanita yanghami).

Menu seimbang adalah menu yang terdiri dari beranekaragam makanan dalam jumlah dan proporsi yang sesuai,sehingga memenuhi kebutuhan gizi seseorang gunapemeliharaan dan perbaikan sel-sel tubuh dan proses kehidupan

Page 8: Gizi Reproduksi

8GIZIREPRODUKSI

serta pertumbuhan dan perkembangan. Pedoman pola menuseimbang yang dikembangkan sejak tahun 1950 dan telahmengakar dikalangan masyarakat luas adalah pedoman menu4 sehat 5 sempurna. Pedoman ini pada tahun1995 telahdikembangkan menjadi pedoman umum gizi seimbang yangmemuat 13 pesan dasar gizi seimbang.

Dalam pedoman umum gizi seimbang (PUGS) susunanmakanan yang dianjurkan adalah yang menjamin keseimbanganzat-zat gizi. Hal ini dapat dicapai dengan mengkonsumsiberaneka ragam makanana tiap hari. Tiap makanan dapat salingmelengkapi dalam zat-zat gizi yang dikandungnya.Pengelompokan bahan makanan disederhanakan yaitudidasarkan pada tiga fungsi utama zat-zat gizi yaitu sebagai :1. Sumber energi atau tenaga2. Sumber zat pembangun dan3. Sumber zat pengatur.

Untuk mencapai gizi seimbang hendaknya susunanmakanan sehari terdiri dari campuran ketiga kelompok bahanmakanan tersebut. Dari tiap kelompok dipilih satu atau lebihjenis bahan makanan. Bahan makanan yang terdapat dalamtiap kelompok bahan makan sebagai berikut :1. Sumber energi atau tenaga : Padi-padian, tepung, umbi-

umbian, sagu, pisang.2. Sumber zat pengatur : sayur-sayuran dan buah-buahan3. Sumber zat pembangun : ikan , daging, telur, susu, kacang-

kacangan dan hasil olahannya seperti tempe, tahu danoncom.

Gizi dalam masa kehamilan sangat penting. Bukan sajakarena makanan yang diperoleh mempengaruhi hasil kehamilantetapi juga pada keberhasilan menyusui. Wanita hamilmembutuhkan gizi lebih banyak dari pada wanita tidakhamil.Selama kehamilan, terjadi penyesuaian metabolisme danfungsi tubuh terutama dalam hal mekanisme dan penggunaan

Page 9: Gizi Reproduksi

9

energi. Wanita hamil harus betul-betul mendapat perhatiansusunan dietnya, terutama mengenai jumlah kalori, protein yangberguna untuk pertumbuhan janin dan kesehatan ibu.Kekurangan nutrisi dapat menyebabkan turunnya kadarhemoglobin (anemia), abortus, perdarahan pasca persalinan,sepsis puerperalis. Zat-zat yang diperlukan protein, karbohidrat,zat lemak, mineral atau bermacam-macam garam terutamakalsium, fosfor dan zat besi, vitamin dan air diperoleh darikonsumsi makanan setiap hari. Konsumsi makanan adalah jumlahmakanan tunggal/beragam yang dimakan oleh seseorang ataukelompok orang dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhanfisiologis dan sosiologis. Tujuan konsumsi makanan ditinjau dariaspek gizi adalah untuk memperoleh sejumlah zat gizi yangdibutuhkan oleh tubuh. Untuk menilai tingkat konsumsi makandiperlukan suatu baku angka kecukupan gizi yang dianjurkan(AKG).

Makanan Ibu Hamil, pada kehamilan Tri Wulan I biasanyanafsu makan ibu kurang dan sering timbul rasa mual dan inginmuntah. Namun makanan ibu hamil harus tetap diberikan sepertibiasa. Berikan makanan dengan porsi kecil tetapi sering dan yangsegar-segar, misalnya susu, telur, buah-buahan seperti sari buah-buahan, jeruk, sup dan lain-lain atau makanan ringan lainnyaseperti biskuit atau selera ibu masing-masing. Pada kehamilanTri Wulan II nafsu makan ibu biasanya sudah meningkat,kebutuhan akan zat seperti : nasi, roti, singkong, mie dan lain-lain lebih banyak dibandingkan kebutuhan saat tidak hamil,demikian juga kebutuhan zat pembangun dan zat pengaturseperti lauk pauk, sayuran dan buah-buahan berwarna. Untukmemenuhi kebutuhan zat tenaga, zat pembangun dan zatpengatur, di perlukan tambahan konsumsi makanan sehari-hariberupa:1. Nasi ½ piring2. Ikan ½ potong

Page 10: Gizi Reproduksi

10GIZIREPRODUKSI

3. Tempe 1 potong4. Sayuran 1½ Mangkok5. Susu 1 Gelas6. Air 2 Gelas

Kehamilan Tri Wulan III,Pada saat ini janin mengalamipertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat. Umumnyanafsu makan ibu sangat baik dan ibu sering merasa lapar. Janganmakan berlebihan sehingga berat badan naik terlalu banyak.Bahan makanan yang banyak mengandung lemak dan hidratarang, seperti makanan yang manis-manis dan gorengandikurangi, bahan makanan sumber zat pembangun dan penyalurperlu diberikan lebih banyak disbanding pada kehamilan TriWulan II karena selain untuk pertumbuhan janin yang sangatpesat juga diperlukan ibu untuk persiapan persalinan. Pada masaini lambung menjadi terdesak, dan ibu merasa kepenuhan,karena itu di berikan makanan dalam porsi kecil, asal saja seringagar zat gizi ini yang diperlukan ibu terpenuhi.

Tabel 2 Kebutuahan Makan Ibu Hamil/Hari

Ibu Hamil Bahan

Makanan Wanita Dewasa

Tidak Hamil Tri Wulan I Tri Wulan II Tri Wulan III Nasi Ikan Tempe Sayuran Buah Gula Susu Air

3 ½ Piring 1 ½ Potong 3 Piring 1 ½ Mangkok 2 Potong 5 Sendok Makan - 4 Gelas

3 ½ Piring 1 ½ Potong 3 Piring 1 ½ Mangkok 2 Potong 5 Sendok Makan 1 Gelas 4 Gelas

3 ½ Piring 1 ½ Potong 3 Piring 1 ½ Mangkok 2 Potong 5 Sendok Makan 1 Gelas 4 Gelas

3 ½ Piring 1 ½ Potong 3 Piring 1 ½ Mangkok 2 Potong 5 Sendok Makan 1 Gelas 4 Gelas

Sumber : Depkes 1999

Berikut daftar beberapa zat gizi yang paling penting untukperkembangan janin. Pastikan zat gizi ini selalu anda konsumsiselama kehamilan:1. Asam Folat: Zat ini ada di dalam serealia, kacang-kacangan,

sayuran hijau, jamur, kuning telur, jeruk, pisang, dan lainlain.

Page 11: Gizi Reproduksi

11

2. Kalsium, sangat penting untuk pembentukan tulang dan gigi.Zat ini dapat dijumpai di dalam susu dan produk susu (keju,yoghurt), ikan yang bisa dimakan tulangnya (seperti ikanteri, sarden), biji-bijian (biji bunga matahari, wijen), produkkedelai (tempe, tahu), sayuran hijau, dan buah-buahankering.

3. Zat besi, sangat penting karena pada masa kehamilan volumedarah anda meningkat 25%, dan juga penting untuk bayianda membangun persediaan darahnya. Dapat dijumpai dihati, daging merah, sayurn hijau, wijen, buah-buahan kering,kuning telur, serealia, dan sarden. Penyerapan zat besi dapatterbantu dengan konsumsi vitamin C.

C. Pertambahan Berat Badan Ibu HamilBerat badan ibu hamil harus memadai, bertambah sesuai

dengan umur kehamilan. Berat badan yang bertambah dengannormal, menghasilkan anak yang normal. Demikian jugasebaliknya. Kenaikan berat badan bukan satu-satunya ukuran,karena kenaikan berat badan ibu hamil berisikan beberapaunsur. Sebagian memuat unsur anak, sebagian lagi memuatunsur ibu (Nadesul, 1995).

Tabel 3 Unsur-unsur yang berkembang saat usia kehamilan cukup bulan

Unsur Berat (kg) 1. Bayi 2. Ari-ari 3. Air Ketuban 4. Pembesaran rahim 5. Pembesaran payudara 6. Penambahan darah ibu 7. Cadangan makanan ibu

3-3,5 0,5 1

1,25 1,5 2

2-4 Sumber : Huliana, 2001

Page 12: Gizi Reproduksi

12GIZIREPRODUKSI

Mungkin saja kenaikan berat badan ibu sudah cukup,tetapi kenaikan itu lebih banyak menambah berat badan ibudibanding untuk menambah berat anak. Dengan demikian,kenaikan berat badan ibu yang besar belum tentu menghasilkananak yang besar, begitu juga sebaliknya. Penambahan beratbadan ibu memang harus dinilai. Penambahan berat badan ibuhamil sudah lebih dari 12,5 kg, tetapi anak yang dikandungnyakecil maka berat badan masih perlu ditambah (Nadesul, 1995).

Di indonesia, berat badan ideal calon ibu saat mulaikehamilan (start hamil) adalah antara 45-65 kg. Jika kurangdari 45 kg, sebaiknya berat badan dinaikkan lebih dahulu hinggamencapai 45 kg sebelum hamil. Sebaliknya, bila berat badanditurunkan sampai dibawah 65 kg sebelum hamil (Siregar,2005).

Kondisi fisik dan kenaikan berat badan normal bagi wanitahamil pada setiap trimester, sebagai berikut :a. Trimester I (0-12 minggu)

Umunya nafsu makan ibu berkurang, sering timbul rasa mualdan ingin muntah. Pada kondisi ini, ibu harus tetap berusahauntuk makan agar janin dapat tumbuh dengan baik.Kenaikan normal antara 0,7-1,4 kg.

b. Trimester II (sampai dengan usia 28 minggu)Nafsu makan sudah pulih kembali, kebutuhan makan harusdiperbanyak. Kenaikan berat badan normal antara 6,7-7,4kg.

c. Trimester III (sampai dengan usia 40 minggu)Nafsu makan sangat baik, tetapi jangan berlebihan. Kenaikanberat badan normal antara 12,7-13,4 kg.

Berat badan ibu sebelum hamil dan kenaikan beratbadan selama hamil kurang (underweight) atau lebih(overweight) dari normal akan membuat kehamilan menjadiberisiko (low risk). Berat badan ibu yang kurang akan berisikomelahirkan bayi dengan berat badan kurang atau Berat Bayi

Page 13: Gizi Reproduksi

13

Lahir Rendah (BBLR). Bayi dengan BBLR tentu akan tergangguperkembangan dan kecerdasannya, selain kesehatan fisiknyayang juga kurang bagus. Sedangkan berat badan ibu berlebihatau sangat cepat juga berisiko mengalami perdarahan atau bisajadi merupakan indikasi awal terjadinya keracunan kehamilan(pre-eklampsia) atau diabetes. Mula-mula overweight, lalu tensinaik, bengkak kaki, ginjal bermasalah, akhirnya keracunankehamilan. Bayi juga akan berisiko terhambatnya pertumbuhanjanin, pengiriman makanan ke janin jadi berkurang karenaadanya penyempitan pembuluh darah. Bila penyempitanpembuluh darah menghebat, bisa berakibat fatal bagi janin. Beratbadan ibu yang berlebihan juga bisa mempengaruhi prosespersalinan.

Jadi berat badan ideal akan mempermudah berjalannyakelahiran tanpa komplikasi. Kalaupun ada, hanya sedikit (lowrisk), nifas juga akan segera usai. Berat badan yang ideal selamahamil akan segera mengembalikan bentuk tubuh ke berat semulasetelah melahirkan (Siregar, 2005).

D. Dampak Gizi Kurang pada Ibu HamilStatus gizi ibu sebelum dan selama hamil dapat

mempengaruhi pertumbuhan janin  yang sedang dikandung. Bila gtatus gizi ibu normal pada masa sebelum dan selama hamilkemungkinan besar akan melahirkan  bayi yang sehat, cukupbulan dengan berat badan normal.  Dengan kata lain kualitasbayi yang dilahirkan sangat tergantung pada keadaan gizi ibusebelum dan selama hamil. 

Salah satu cara untuk menilai kualitas bayi adalah denganmengukur berat bayi pada saat lahir. Seorang ibu hamil akanmelahirkan bayi yang sehat bila tingkat kesehatan dan gizinyaberada pada kondisi yang baik.  Namun sampai saat ini masih

Page 14: Gizi Reproduksi

14GIZIREPRODUKSI

banyak ibu hamil yang mengalami masalah gizi khususnya gizikurang seperti Kurang Energi Kronis (KEK) dan Anemia gizi(Depkes RI, 1996).  Hasil SKRT 1995 menunjukkan bahwa 41% ibu hamil menderita KEK dan 51% yang menderita anemiamempunyai kecenderungan melahirkan bayi dengan BeratBadan Lahir Rendah (BBLR).

Ibu hamil yang menderita KEK dan Anemia mempunyairesiko kesakitan yang lebih besar terutama pada trimester IIIkehamilan dibandingkan dengan ibu hamil normal.  Akibatnyamereka mempunyai resiko yang lebih besar untuk melahirkanbayi dengan BBLR, kematian saat persalinan, pendarahan, pascapersalinan yang sulit karena lemah dan mudah mengalamigangguan kesehatan (Depke RI, 1996).  Bayi yang dilahirkandengan BBLR umumnya kurang mampu meredam tekananlingkungan yang baru, sehingga dapat berakibat padaterhambatnya pertumbuhan dan perkembangan, bahkan dapatmengganggu kelangsungan hidupnya.

Selain itu juga akan meningkatkan resiko kesakitan dankematian bayi karena  rentan terhadap infeksi saluran pernafasanbagian bawah, gangguan belajar, masalah perilaku dan lainsebagainya (Depkes RI, 1998).

Bila ibu mengalami kekurangan gizi selama hamil akanmenimbulkan masalah, baik pada ibu maupun  janin, sepertidiuraikan berikut ini.

1. Terhadap Ibu, Gizi kurang pada ibu hamil dapatmenyebabkan resiko dan komplikasi pada ibu antara lain:anemia, pendarahan, berat badan ibu tidak bertambahsecara normal, dan terkena penyakit infeksi.

2. Terhadap Perslinan, Pengaruh gizi kurang terhadap prosespersalinan dapat mengakibatkan persalinan sulit dan lama,persalinan sebelum waktunya (premature), pendarahan

Page 15: Gizi Reproduksi

15

setelah persalinan, serta persalinan dengan operasi cenderung meningkat.

3. Terhadap Janin, Kekurangan gizi pada ibu hamil dapatmempengaruhi proses pertumbuhan janin dan dapatmenimbulkan kegururan , abortus, bayi lahir mati, kematianneonatal, cacat bawaan, anemia pada bayi, asfiksia intrapartum (mati dalam kandungan), lahir dengan berat badanlahir rendah (BBLR)

Ada beberapa cara yang dapat digunakan untukmengetahui status gizi ibu hamil antara lain memantaupertambahan berat badan selama hamil, mengukur LingkarLengan Atas (LILA), dan mengukur kadar Hb.  Pertambahanberat badan selama  hamil sekitar 10 – 12 kg, dimana padatrimester I pertambahan kurang dari 1 kg, trimester II sekitar 3kg, dan trimester III sekitar 6 kg. Pertambahan berat badan inijuga sekaligus bertujuan memantau pertumbuhan janin.Pengukuran LILA dimaksudkan untuk  mengetahui apakahseseorang menderita Kurang Energi Kronis (KEK), sedangkanpengukuran kadar Hb untuk mengetahui kondisi ibu  apakahmenderita anemai gizi.

Gizi yang baik diperlukan  seorang ibu hamil agarpertumbuhan janin tidak mengalami hambatan, dan selanjutnyaakan melahirkan bayi dengan berat normal.  Dengan kondisikesehatan yang baik, system reproduksi normal, tidak menderitasakit, dan tidak ada gangguan gizi pada masa pra hamil maupunsaat hamil, ibu akan melahirkan bayi lebih besar dan lebih sehatdaripada ibu dengan kondisi kehamilan yang sebaliknya.  Ibudengan kondisi kurang gizi kronis pada masa hamil seringmelahirkan bayi BBLR, vitalitas yang rendah dan kematian yangtinggi, terlebih lagi bila ibu menderita anemia.

Page 16: Gizi Reproduksi

16GIZIREPRODUKSI

E. Anemia pada Ibu HamilAnemia dapat didefinisikan sebagai kondisi dengan kadar

Hb berada di bawah normal.  Di Indonesia Anemia umumnyadisebabkan oleh kekurangan Zat Besi, sehingga lebih dikenaldengan istilah  Anemia Gizi Besi.  Anemia defisiensi besimerupakan salah satu gangguan yang paling sering terjadi selamakehamilan.  Ibu hamil umumnya mengalami deplesi besisehingga hanya memberi sedikit besi kepada janin yangdibutuhkan untuk metabolisme besi yang normal.  Selanjutnyamereka akan menjadi anemia pada saat kadar hemoglobin ibuturun sampai di bawah 11 gr/dl selama trimester III. 

Anemi merupakan suatu keadaan dimana kadarhemoglobin (Hb) di dalam darah lebih rendah dari pada nilainormal menurut kelompok orang tertentu Sebagian besarpenyebab anemia di Indonesia adalah kekurangan besi yangberasal dari makanan yang dimakan setiap hari dan diperlukanuntuk pembentukan hemoglobin sehingga disebut “anemiakekurangan besi”. (Depkes RI, 2000).

Kekurangan zat besi dapat menimbulkan gangguan atauhambatan pada pertumbuhan janin baik sel tubuh maupun selotak.  Anemia gizi dapat mengakibatkan kematian janin didalam kandungan, abortus, cacat bawaan, BBLR, anemia padabayi yang dilahirkan, hal ini menyebabkan morbiditas danmortalitas ibu dan kematian perinatal secara bermakna lebihtinggi.  Pada ibu hamil yang menderita anemia berat dapatmeningkatkan resiko morbiditas maupun mortalitas ibu dan bayi,kemungkinan melahirkan bayi BBLR dan prematur juga lebihbesar.

Anemia Gizi Besi (AGB) terutama banyak diderita olehwanita hamil, wanita menyusui dan wanita usia subur padaumumnya, karena fungsi kodrati (haid, hamil, melahirkan danmenyusui). Karena itu menyebabkan kebutuhan Fe atau zat besi

Page 17: Gizi Reproduksi

17

pada masa hamil relatif lebih tinggi ketimbang kelompok lain.Kelompok lain yang rawan AGB adalah anak balita, anak usiasekolah dan buruh serta tenaga kerja berpenghasilan rendah(Depkes RI, 1995).

Defisiensi Fe di Indonesia merupakan problema defisiensinasional, dan perlu ditanggulangi secara serius dengan liputannasional pula. Upaya prevensi belum diprogramkan secaramenyeluruh, baru diberikan suplemer preparat ferro kepadapara ibu hamil yang memeriksakan diri ke Puskesmas, RS ataudokter.

Banyak berpantang makanan tertentu dan pola makanyang tidak baik selagi hamil dapat memperburuk keadaananemia gizi besi, pola makan yang tidak memenuhi gizi seimbangdan sedikit bahan makanan sumber Fe seperti daging, ikan, hatiatau pangan hewani lainnya merupakan salah satu faktor.penyebab anemia. Karena pangan hewani merupakan sumberzat besi yang tinggi absorbsinya. Untuk itu pandangan yang salahmengenai makanan pantangan ketika ibu hamil harus dihapusuntuk mengurangi resiko anemia zat besi pada ibu hamil.

Dalam rangka menanggulangi masalah anemia tersebuttelah dilakukan upaya Program Perbaikan Program yang telahdilakukan oleh pemerintah meliputi :

1. Peningkatan suplementasi tablet besi pada ibu hamil denganmemperbaiki sistem distribusi dan monitoringnya secaraterintegrasi dengan program lainnya seperti UPGK,pelayanan ibu hamil dll.

2. Suplementasi tablet besi kepada anak sekolah remaja putridan wanita pekerja yang tinggal di daerah miskin sedangkandi daerah lain suplementasi berlandaskan kepadakemandirian yang didukung dengan kegiatan kampanyepeningkatan konsumsi tablet besi

Page 18: Gizi Reproduksi

18GIZIREPRODUKSI

3. Peningkatan KIE untuk meningkatakan konsumsi tablet besidan bahan makanan alamiah sumber zat besi

Oleh karena itu upaya Program Perbaikan Program yangtelah dilakukan oleh pemerintah dievaluasi, dikaji, dan di analisissehingga bagi Pemda, khususnya TIM PANGAN dan GIZI dapatdijadikan sebagai bahan masukan untuk perencanaan programperbaikan gizi di masa yang akan datang .

Pada ibu hamil anemia juga disebabkan oleh suatu keadaandi mana jumlah eritrosit yang beredar atau konsentrasihemoglobin menurun. Sebagai akibatnya, ada penurunantransportasi oksigen dari paru ke jaringan perifer. Selamakehamilan, anemia lazim terjadi dan biasanya disebabkan olehdefisiensi besi, sekunder terhadap kehilangan darah sebelumnyaatau masukan besi yang tidak adekuat. (Taber, 1994)

Pertambahan volume darah sekitar 50% untuk memenuhikebutuhan pertambahan sirkulasi darah khususnya untukplacenta jaringan, kebutuhan ibu dan anak. Jumlah sel darahmerah juga meningkat, tetapi kenaikan sel darah merah tidakseimbang dengan kenaikan volume darah. Sebagai akibatnyaterjadi anemia. Penurunan ini mulai terjadi pada umur kehamilan3-5 bulan dan mencapai batas terendah pada bulan ke 5-8.Kemudian naik dan kembali normal pada minggu ke 6 setelahmelahirkan.

Bahwa kekurangan besi dapat menurunkan kekebalanindividu, sehingga sangat peka terhadap serangan bibit penyakit.Berkembangnya anemia kurang besi melalui beberapa tingkatandimana masing-masing tingkatan berkaitan denganketidaknormalan indikator rematologis tertentu.

Tingkatan pertama “anemia besi laten”, dimana banyaknyacadangan besi (iron stores) berkurang di bawah normal namunbesi di dalam sel darah merah dan jaringan masih tetap normal.Tingkatan kedua “anemia kurang besi dini”, dimana penurunan

Page 19: Gizi Reproduksi

19

besi cadangan terus berlangsung sampai habis atau hampir habis,tetapi besi dalam sel darah merah dan dalam jaringan belumberkurang. Tingkatan ketiga “anemia kurang besi lanjut”,merupakan perkembangan lanjut dari anemia kurang besi dini,dimana besi dalam sel darah merah sudah mengalamipenurunan, namun besi dalam jaringan belum berkurang.Tingkatan keempat “kurang besi jaringan”, terjadi setelah besidalam jaringan juga berkurang. Dengan demikian pada tingkatanini semua kompartemen besi dalam tubuh telah terganggu.

1. Penyebab Anemia Gizi BesiPenyebab Langsung, banyak berpantang makanan tertentuselagi hamil dapat memperburuk keadaan anemia gizi besi,biasanya ibu hamil enggan makan daging, ikan, hati ataupangan hewani lainnya dengan alasan yang tidak rasional.Selain karena adanya pantangan terhadap makanan hewanifaktor ekonomi merupakan penyabab pola konsumsimasyarakat kurang baik, tidakl semua masyarakat dapatmengkonsumsi lauk hewani dalam setiap kali makan.Padahal pangan hewani merupakan sumber zat besi yangtinggi absorbsinya (Wirakusumah, 1998).

Kekurangan besi dalam tubuh tersebut disebabkan karena:kekurangan konsumsi makanan kaya besi, terutama yangberasal dari sumber hewani., kekurangan besi karenakebutuhan yang meningkat seperti pada kehamilan, masatumbuh kembang serta pada penyakit infeksi (malaria danpenyakit kronis lainnya misalnya TBC), kehilangan besi yangberlebihan pada perdarahan termasuk haid yang berlebihan,sering melahirkan dan pada infestasi cacing,ketidakseimbangan antara kebutuhan tubuh akan besidibandingkan dengan penyerapan dari makanan (DepkesRI, 1996).

Page 20: Gizi Reproduksi

20GIZIREPRODUKSI

Klasifikasi anemia dalam kehamilan digolongkan sebagaiberikut :

a. Anemia Defisiensi Gizi Besi

Anemia jenis ini biasanya berbentuk normositik danhipokromik serta keadaan tersebut paling banyak dijumpai.

b. Anemia Megaloblastik

Anemia ini biasanya berbentuk makrosistik/perniosa.penyebabnya adalah karena kekurangan asam folat, jarangterjadi.

c. Anemia Hipoplastik

Anemia hipoplastik disebabkan oleh hipofungsi sumsumtulang dalam membentuk sel-sel darah merah baru.

d. Anemia Hipolitik

Anemia Hipolitik disebabkan oleh penghancuran ataupemecahan sel darah merah yang lebh cepat daripembuatannya.Intensitas anemia dapat didasarkan ataspenilaian kadar Haemoglobin darah. Pemeriksaan danpengawasan Hb dapat dilakukan dengan menggunakan alatSahli. Hasil pemeriksaan Haemoglobin dengan Sahli dapatdigolongkan sebagai berikut :

Tabel 4 Penggolongan Status Anemia Ibu Hamil

Kadar Haemoglobin Status Anemia

1. 11 Gr % 2. 9 – 10 Gr % 3. 7 – 8 Gr % 4. < 7 Gr %

Tidak Anemia Anemia Ringan Anemia Sedang

Anemia Berat Sumber : WHO

Pemeriksaan darah dilakukan minimal dua kali selamakehamilan yaitu pada Trisemestter I dan III, dengan

Page 21: Gizi Reproduksi

21

pertimbangan bahwa sebagian besar Ibu Hamil mengalamianemia.

2. Kebutuhan Fe Ibu HamilFe merupakan mineral mikro yang paling banyak

terdapat dalam tubuh, yaitu sebanyak 3-5 gram di dalamtubuh manusia dewasa. Fe sangat dibutuhkan oleh tenagakerja untuk menunjang aktivitas kerjanya. Di dalam tubuhFe berperan sebagai alat angkut oksigen dari paru-paru kejaringan, sebagai alat angkut elektron pada netabolismeenergi, sebagai bagian dari enzim pembentuk kekebalantubuh dan sebagai pelarut obat-obatan(Almatsier, 2002).

Makanan sumber Fe yang baik antara lain daging, ayam,ikan, telur, serealia tumbuk, kacang-kacangan, sayuran hijau,dan pisang ambon. Fe yang berasal dari makanan hewanilebih mudah diserap oleh tubuh daripada Fe yang berasaldari makanan nabati. Faktor-faktor yang mempengaruhiabsorpsi Fe yaitu :

a. Bentuk Fe

Besi-hem yang merupakan bagian dari hemoglobin danmioglobin yang terdapat dalam daging hewan dapatdiserap dua kali lipat daripada besi-nonhem yang berasaldari makanan nabati.

b. Asam Organik

Vitamin C dan asam sitrat sangat membantu penyerapanbesi-nonhem dengan merubah bentuk feri menjadi fero.

c. Asam fitat, asam oksalat dan tanin

Ketiga jenis zat tersebut dapat mengikat Fe sehinggamenghambat penyerapannya. Namun pengaruh negatifini dapat dikurangi dengan mengkonsumsi vitamin C.

Page 22: Gizi Reproduksi

22GIZIREPRODUKSI

d. Tingkat keasaman lambung

Keasaman lambung dapat meningkatkan daya larut besi.

e. Kebutuhan tubuh

Jika tubuh kekurangan Fe atau kebutuhan meningkatmaka penyerapannya juga akan meningkat. KebutuhanFe untuk tenaga kerja laki-laki dewasa adalah 13 miligramper hari.

Saat kehamilan zat besi yang dibutuhkan oleh tubuhlebih banyak dibandingkan saat tidak hamil. Zat besi bagiwanita hamil dibutuhkan untuk memenuhi kehilangan basal,juga untuk pembentukan sel-sel darah merah yang semakinbanyak serta janin dan plasentanya. Seiring denganbertambahnya umur kehamilan, zat besi yang dibutuhkansemakin banyak. Dengan demikian resiko anemia zat besisemakin besar (Wirakusumah, 1998).

Bumil yang anemia gizi akan melahirkan bayi yanganemia pula, yang dapat menimbulkan disfungsi padaotaknya dan gangguan proses tumbuh kembang otak.Selanjutnya, maka bumil dianjurkan mengkonsumsi zat besisebanyak 60 – 100 mg/hari (Nestle).

Keanekaragaman konsumsi makanan berperan pentingdalam membantu meningkatkan penyerapan Fe di dalamtubuh. Kehadiran protein hewani, Vitamin C, Vitamin A, Zn,asam folat, zat gizi mikro lain dapat meningkatkanpenyerapan zat besi dalam tubuh. Manfaat lain darimengkonsumsi makanan sumber zat besi adalahterpenuhinya kecukupan vitamin A, karena makanan sumberzat besi biasanya juga merupakan sumber Vitamin A(DepkesRI, 1995).

Page 23: Gizi Reproduksi

23

Salah satu upaya yang telah dilakukan pemerintah untukmengatasi tingginya prevalensi ibu hamil yang menderitaanemia gizi adalah suplementasi tablet besi pada ibu hamil.Namun ada masalah yang dihadapi dalam suplementasitablet besi ini yaitu ibu hamil sukar untuk mengkonsumsinyasetiap hari dengan alasan lupa, perut merasa perih, enek,dsb (Ridwan, 1997).

Departemen Kesehatan telah melaksanakan programpenanggulangan AGB dengan membagikan tablet besi atauTablet Tambah Darah (TTD) kepada ibu hamil sebanyak 1tablet setiap hari berturut-turut selama 90 hari selama masakehamilan (Depkes RI, 1995). Agar penyerapan besi dapatmaksimal, dianjurkan minum tablet zat besi dengan airminum yang sudah dimasak. Dengan minum tablet Fe, makatanda-tanda kurang darah akan menghilang, bila tidakmenghilang, berarti yang bersangkutan bukan menderitaAGB, tetapi menderita anemia jenis lain (Depkes RI, 1995).

Jumlah zat besi yang dibutuhkan pada waktu hamil jauhlebih besar dari pada tidak hamil. Pada waktu triwulan Ikehamilan, kebutuhan zat besi lebih rendah dari sebelumhamil karena tidak menstruasi dan jumlah zat besi yang ditransfer kepada janin lebih rendah, pada waktu mulaimenginjak triwulan II, sampai pada triwulan III. Penambahanmassa sel darah merah ini mencapai 35 % denganpenambahan kebutuhan zat besi sebanyak 450 mg. kenaikankebutuhan konsumsi oksigen oleh janin.Keadaan inidiimbangi dengan menurunnya kadar Hg yaitu sebanyak 1gr/100ml ( pada wanita tidak hamil batas kadar Hg normaladalah 12 gr/ 100 ml). fisiologis anemia disebabkan karenavolume plasma naik melebihi dari pertambahan banyakjumlah red cell mass, sehingga menghasilkan adanyahaemoditulion pada tingkat tertentu.

Page 24: Gizi Reproduksi

24GIZIREPRODUKSI

Kebutuhan zat besi menurut Triwulan adalah sebagaiberikut:

a. Pada Triwulan I zat besi yang dibutuhkan adalah 1 mg/hari yaitu untuk kebutuhan basal 0,8 mg/ hari ditambahdengan kebutuhan janin dan red cell mass 30-40 mg.

b. Pada Triwulan II zat besi yang diberlakukan adalah ± 5mg/ hari yaitu untuk kebutuhan basal 0.8 mg/hariditambah dengan kebutuhan red cell mass 300 mg danconceptus 115 mg.

c. Pada Triwulan III, zat besi dibutuhkan adalah 5 mg/hariyaitu untuk kebutuhan basal 0,8/hari ditambah dengankebutuhan red cell mass 150 mg dan conceptus 223mg. Maka kebutuhan pada Triwulan II dan III jauh lebihbesar dari jumlah zat besi yang didapat dari makanan(Husaini 1989).

3. Cara Pencegahan anemiaa. Selalu menjaga kebersihan dan mengenakan alas kaki

setiap hari.

b. Istirahat yang cukup.c. Makan makanan yang bergizi dan banyak mengandung

Fe, misalnya : daun pepaya,kangkung,daging sapi,hatiayam dan susu.

d. Pada ibu hamil,dengan rutin memeriksakankehamilannya minimal 4 kali selama hamil untukmendapatkan Tablet Besi (Fe) dan vitamin yang lainnyapada petugas kesehatan, serta makan makanan yangbergizi 3 X 1 hari,dengan porsi 2 kali lipat lebih banyak.

4. Masalah Kurang Energi Kronik (KEK)Di Indonesia batas ambang LILA dengan resiko KEK

adalah 23,5 cm hal ini berarti ibu hamil dengan resiko KEKdiperkirakan akan melahirkan bayi BBLR.  Bila bayi lahir

Page 25: Gizi Reproduksi

25

dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) akan mempunyairesiko kematian, gizi kurang, gangguan pertumbuhan, dangangguan perkembangan anak. Untuk mencegah resiko KEKpada ibu hamil sebelum kehamilan wanita usia subur sudahharus mempunyai gizi yang baik, misalnya dengan LILA tidakkurang dari 23,5 cm.  Apabila LILA ibu sebelum hamil kurang dari angka tersebut, sebaiknya kehamilan ditundasehingga tidak beresiko melahirkan BBLR.

Hasil penelitian Edwi Saraswati, dkk. di Jawa Barat(1998) menunjukkan bahwa KEK pada batas 23,5 cm belummerupakan resiko untuk melahirkan BBLR walaupun resikorelatifnya cukup tinggi.  Sedangkan ibu hamil dengan KEKpada batas 23 cm mempunyai resiko 2,0087 kali untukmelahirkan BBLR dibandingkan dengan ibu yangmempunyai LILA lebih dari 23 cm.

Sebagaimana disebutkan di atas, berat bayi yangdilahirkan dapat  dipengaruhi oleh status gizi ibu baiksebelum hamil maupun saat hamil.  Status gizi ibu sebelumhamil juga cukup berperan dalam pencapaian gizi ibu saathamil.  Penelitian Rosmeri (2000) menunjukkan bahwa status gizi ibu sebelum hamil  mempunyai pengaruh yangbermakna  terhadap kejadian  BBLR.  Ibu dengan statusgizi kurang (kurus) sebelum hamil mempunyai resiko 4,27kali untuk melahirkan bayi BBLR dibandingkan dengan ibuyang mempunyai status gizi baik (normal).

Hasil penelitian Jumirah, dkk. (1999) menunujukkanbahwa ada hubungan kadar Hb ibu hamil dengan berat bayilahir, dimana semakin tinggi kadar Hb ibu semakin tinggiberat badan bayi yang dilahirkan.  Sedangkan penelitianEdwi Saraswati, dkk. (1998) menemukan bahwa anemiapada batas 11 gr/dl bukan merupakan resiko untuk

Page 26: Gizi Reproduksi

26GIZIREPRODUKSI

melahirkan BBLR. Hal ini mungkin karena belumberpengaruh terhadap fungsi hormon maupun fisiologis ibu.

Selanjutnya pada analisa bivariat anemia batas 9 gr/dlatau anemia berat ditemukan secara statistik tidak nyatamelahirkan BBLR. Namun untuk melahirkan bayi matimempunyai resiko 3,081 kali. Dari hasil analisa multivariatdengan memperhatikan  masalah riwayat kehamilan sebelumnya menunjukkan bahwa ibu hamil  penderitaanemia berat mempunyai resiko untuk melahirkan BBLR4,2 kali lebih tinggi dibandingkan dengan ibu yang tidakmenderita anemia berat.

Ibu hamil merupakan kelompok yang cukup rawan gizi.Kekurangan gizi pada ibu hamil mempunyai dampak yangcukup besar terhadap proses pertumbuhan janin dan anakyang akan dilahirkan.  Bila ibu hamil mengalami kurang gizimaka akibat yang akan ditimbulkan  antara lain: keguguran,bayi lahir mati, kematian neonatal, cacat bawaan, anemiapada bayi, dan bayi lahir dengan BBLR. Beberapa penelitianmembuktikan bahwa pengaruh gizi kurang terhadap kejadianBBLR cukup besar pada ibu hamil, apalagi kondisi gizi ibusebelum hamil buruk.  Masalah gizi kurang pada ibu hamilini dapat dilihat dari  prevalensi Kekurangan Energi Kronis(KEK) dan kejadian anemia. Untuk memperkecil resiko BBLRdiperlukan upaya mempertahankan kondisi gizi yang baiikpada ibu hamil.  Upaya yang dilakukan berupa pengaturankonsumsi makanan, pemantauan pertambahan berat badan,pemeriksaan kadar Hb, dan pengukuran LILA sebelum atausaat hamil

Page 27: Gizi Reproduksi

27

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, Sunita, 2002. Prinsip Ilmu Gizi Dasar. Gramedia,Jakarta.

Berg Alan. 1986. Peranan Gizi Dalam Pembangunan. CVRajawali, Jakarta.

Budiyanto, M. Agus Krisno, 2002. Dasar-Dasar Ilmu Gizi. UMMPress, Malang.

Dikmar Muh A1980. Anemia Difecienci Kehamilan. Jakarta:Cermin Dunia Kedokteran

Depkes RI. Direktorat Pembinaan Kesehatan Masyarakat. 1992. Pedoman Pelayanan Kesehatan Prenatal di WilayahKerja Puskesmas.  Jakarta.

Depkes RI. Direktorat Pembinaan Kesehatan Masyarakat. 1996. Pedoman Penanggulangan Ibu Hamil KekuranganEnargi Kronis.  Jakarta.

Depkes RI. 1997.  Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT)1995.  Badan Penelit ian dan PengembanganKesehatan.  Jakarta.

Husaini, MA dkk.1989. Study Nutrition Anemia Anassesmentof Information Complication for Mulating NationalPolicy and Program. Jakarta : Slemba Medika.

Harper. 1986. Pangan, Gizi dan Pertanian. UI Press, Jakarta.

Jumirah, dkk. 1999. Anemia Ibu Hamil dan Faktor-faktor yangMempengaruhi Serta Dampaknya pada Berat Bayi Lahirdi Kecamatan Medan Tuntungan Kotamadya Medan. Laporan Penelitian.  Medan

Kardjati, S. 1999. Aspek Kesehatan dan Gizi Anak Balita. YayasanObor Indonesia.  Jakarta.

Page 28: Gizi Reproduksi

28GIZIREPRODUKSI

Nasution, A.H., dkk.  1988.  Gizi untuk Kebutuhan FisiologisKhusus. Terjemahan. PT Gramedia. Jakarta

Pudiadi. 1997.  Ilmu Gizi Klinis pada Anak.  FakultasKedokteran UI.  Jakarta

Manik, R. 2000.  Pengaruh Sosio Demografi, Riwayat Persalinandan Status Gizi Ibu terhadap Kejadian BBLR, StudiKasus di RSIA Sri Ratu Medan.  Skripsi Mahasiswa FKMUSU. Medan.

Sarimawar, D., dkk.  1991.  Faktor Resiko yang MempengaruhiAnemia Kehamilan.  Buletin Penelitian Kesehatan. Jakarta.

Sediaoetama. 1987. Ilmu Gizi. Dian Rakyat, Jakarta.

Sediaoetama, Ahmad Djaeni, 2000. Ilmu Gizi . Dian Rakyat,Jakarta.

Suhardjo, 1992. Gizi Pangan dan Pertanian. Bharatara KaryaAksara, Jakarta.

Soekirman. 2000.Ilmu Gizi dan Aplikasinya. Depdiknas, Jakarta.

Saraswati, E. 1998.  Resiko Ibu Hamil Kurang Energi Kronis(KEK) dan Anemia untuk melahirkan Bayi dengan BeratBadan Lahir Rendah (BBLR).  Penelitian Gizi danMakanan jilid 21.

Jumirah, dkk. 1999. Anemia Ibu Hamil dan Faktor-faktor yangMempengaruhi Serta Dampaknya pada Berat Bayi Lahirdi Kecamatan Medan Tuntungan Kotamadya Medan. Laporan Penelitian.  Medan