laporan tutorial skenario 1 blok reproduksi

28
LAPORAN DISKUSI TUTORIAL BLOK REPRODUKSI SKENARIO 1 HAMILKAH AKU?KELOMPOK 6 1. Achmad Nurul H. (G0011003) 2. Adya Sitaresmi (G0011005) 3. Atika Sugiarto (G0011043) 4. Dzulfiar N. U. (G0011079) 5. Ery Radiyanti (G0011085) 6. Fery Ardi K. (G0011091) 7. Ratna Sariyatun (G0011165) 8. Rezza Dwi Haryanto (G0011169) 9. Rifqi Hadyan (G0011171) 10. Rizqa Febriliany P. (G0011183) TUTOR Endang Sri Hardjanti, dr., M.Or PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013

Upload: masyola-gusta

Post on 24-Nov-2015

82 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Pembagian Puskesmas Genap 2014Laporan Tutorial Skenario 1 Blok Reproduksi

TRANSCRIPT

  • LAPORAN DISKUSI TUTORIAL

    BLOK REPRODUKSI

    SKENARIO 1

    HAMILKAH AKU?

    KELOMPOK 6

    1. Achmad Nurul H. (G0011003)

    2. Adya Sitaresmi (G0011005)

    3. Atika Sugiarto (G0011043)

    4. Dzulfiar N. U. (G0011079)

    5. Ery Radiyanti (G0011085)

    6. Fery Ardi K. (G0011091)

    7. Ratna Sariyatun (G0011165)

    8. Rezza Dwi Haryanto (G0011169)

    9. Rifqi Hadyan (G0011171)

    10. Rizqa Febriliany P. (G0011183)

    TUTOR

    Endang Sri Hardjanti, dr., M.Or

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

    FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

    SURAKARTA

    2013

  • 2

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Skenario I Hamilkah Aku?

    Seorang perempuan 20 tahun datang ke PUSKESMAS PONED dengan

    keluhan mual muntah hebat terutama pagi hari. Penderita badannya lemah sampai

    tidak bisa beraktivitas. Sejak tiga hari yang lalu, mengeluarkan darah pervaginam

    sedikit-sedikit. Penderita menikah 3 bulan yang lalu dan sejak itu haidnya tidak

    datang, payudara terasa tegang. Sebelumnya haid teratur tiap bulan dan tidak

    menggunakan alat kontrasepsi. Sudah 3 tahun ini penderita mengonsumsi rokok dan

    alkohol.

    Pada pemeriksaan fisik didapatkan vital sign normal, mulut kering dan turgor

    kulit menurun, fundus uteri teraba 1 cm di atas simfisis. Hasil pemeriksaan inspekulo

    tampak portio livid dan ostium uteri eksternum (OUE) tertutup dan keluar darah

    segar. Pada vagina toucher: uterus sebesar telur bebek, tidak nyeri tekan, sarung

    tangan lender darah (+). Dokter tersebut menyarankan agar penderita dirawat inap.

    B. Menetapkan/mendefinisikan masalah

    1. Mual muntah hebat pada pagi hari

    2. Badan lemah tidak bisa beraktivitas

    3. 3 hari yang lalu keluar darah pervaginam sedikit-sedikit

    4. Menikah 3 bulan yang lalu, haid tidak dating

    5. Payudara tegang

    6. Sebelumnya haid teratur

    7. Tidak pakai kontrasepsi

    8. 3 tahun konsumsi rokok dan alcohol

    9. Vital sign normal

    10. Fundus uteri teraba 1 cm di atas simfisis

    11. Pemeriksaan inspekulo: portio livid, OUE tertutup dan keluar darah

    12. Vagina toucher: uterussebesar telur bebek, tidak nyeri tekan, sarung tangan

    lendir darah +

    13. Dokter sarankan rawat inap

    C. Rumusan Analisis Masalah

  • 3

    Analisis masalah yang dapat kami sampaikan berkaitan dengan masalah yang

    sudah ditetapkan adalah sebagai berikut:

    1. Mengapa mual muntah hebat di pagi hari?

    2. Mengapa badan jadi lemah sampai tidak bisa beraktivitas?

    3. Apa hubungannya sejak nikah tidak haid tapi keluar darah pervaginam?

    Mengapa dan bagaimana payudara tegang?

    4. Apa penyebab darah pervaginam?

    5. Perbedaan darah haid (fisiologis) dengan darah patologis?

    6. Bagaimana fisiologi menstruasi?

    7. Apa hubungannya kebisaaan konsumsi rokok dan alkohol sejak tiga tahun

    yang lalu?

    8. Bagaimana fisiologi kehamilan?

    9. Jenis, cara kerja, dan efek samping alat kontrasepsi?

    10. Bagaimana hubungan penggunaan alat kontrasepsi dengan haid?

    11. Apa saja tanda-tanda kehamilan dan dengan pemeriksaannya?

    12. Mengapa vital sign terlihat normal tetapi mulut kering dan turgor kulit

    menurun?

    13. Apakah maksud tinggi fundus uteri 1 cm di atas simfisis? Berapakah nilai

    normalnya?

    14. Apakah indikasi hasil pemeriksaan inspekulonya?

    15. Apa maksud/arti dari hasil vagina toucher?

    16. Apakah dapat disimpulkan pasien hamil?

    17. Mengapa dokter hanya menyarankan rawat inap? Bagaimana penatalaksanaan

    pada penderita?

    D. Tujuan Penulisan

    1. Memahami ilmu-ilmu dasar kedokteran sistem reproduksi terutama yang

    berkaitan dengan skenario.

    2. Mampu menerapkan ilmu-ilmu dasar kedokteran dan ilmu kedokteran klinik

    sistem reproduksi untuk memecahkan masalah dalam skenario.

    3. Mengetahui penjelasan secara medis berbagai permasalahan pada pembahasan

    skenario ini seperti:

    - Mual muntah hebat di pagi hari

    - Badan jadi lemah sampai tidak bisa beraktivitas

  • 4

    - Hubungan sejak nikah tidak haid tapi keluar darah pervaginam dan

    bagaimana payudara bisa tegang

    - Penyebab darah pervaginam

    - Dan masalah-masalah yang yang telah disampaikan pada rumusan

    analisis masalah di atas

    E. Manfaat Penulisan

    Penulisan laporan ini diharapkan dapat sebagai sarana pembelajaran

    mahasiswa dalam rangka mempelajari dan memahami ilmu-ilmu dasar kedokteran

    dan ilmu kedokteran klinik sistem reproduksi.

  • 5

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Hiperemesis Gravidarum

    Mual dan muntah terjadi pada 1 dari 1000 kehamilan, 60-80% primigravida &

    40-60% multigravida. Apabila mual dan muntah sampai menyebabkan pekerjaan

    sehari-hari terganggu & keadaan umum mjd buruk maka kondisi ini disebut sebagai

    hiperemesis gravidarum. Faktor predisposisi dari hiperemesis gravidarum yaitu

    primigravida, mola hidatidosa (hormon HCG meningkat), masuknya vili khorialis

    dalam sirkulasi maternal dan perubahan metabolik akibat hamil serta resistensi yg

    menurun dari ibu (faktor organik), alergi, dan faktor psikologik.

    Hiperemesis menyebabkan dehidrasi dan gangguan keseimbangan elektrolit.

    Dehidrasi menyebabkan kadar Na dan Cl darah menurun, Cl urin juga menurun,

    hemokonsentrasi menyebabkan aliran darah ke jaringan menurun sehingga kadar O2

    dan makanan ke jaringan turun dan timbunan zat toksik di jaringan meningkat, selain

    itu juga dapan menyebabkan penurunan kalium sehingga frekuensi muntah

    meningkat. Akibat hiperemesis, cadangan karbohidrat dan lemak habis, oksidasi

    lemak tidak sempurna menimbulkan ketosis sehingga asam aseton asetik, asam

    hidroksi butirik dan aseton dalam darah meningkat. Dapat juga mengakibatkan

    robekan sel lendir esofagus dan lambung (sindroma Mallory-Weiss) sehingga terjadi

    perdarahan gastrointestinal.

    Hiperemesis gravidarum terbagi atas beberapa derajat sesuai dengan tanda dan

    gejala yang dialaminya, yaitu :

    1. Derajat 1

    Muntah terus menerus (muntah > 3-4 kali/hari, dan mencegah dari masuknya

    makanan atau minuman selama 24 jam) yang menyebabkan ibu menjadi lemah,

    tidak ada nafsu makan, berat badan turun (2-3 kg dalam 1-2 minggu), nyeri ulu

    hati, nadi meningkat sampai 100x permenit, tekanan darah sistolik menurun,

    tekanan kulit menurun dan mata cekung.

    2. Derajat 2

    Penderita tampak lebih lemah dan tidak peduli pada sekitarnya, nadi kecil dan

    cepat, suhu kadang-kadang naik dan mata sedikit kuning. Berat badan turun dan

    mata menjadi cekung, tekanan darah turun, pengentalan darah, urin berkurang,

    dan konstipasi. Pada napas dapat tercium bau aseton.

  • 6

    3. Derajat 3

    Keadan umum lebih parah, muntah berhenti, kesadaran menurun sampai koma,

    nadi kecil dan cepat, suhu meningkat, dan tekanan darah turun. Pada jabang bayi

    dapat terjadi ensefalopati Wernicke dengan gejala: nistagmus, penglihatan ganda,

    dan perubahan mental. Keadaan ini akibat kekurangan zat makanan termasuk

    vitamin B kompleks. Jika sampai ditemukan kuning berarti sudah ada gangguan

    hati.

    Tatalaksana hiperemesis gravidarum sangat beragam tergantung dari beratnya

    gejala yang terjadi. Tatalaksana dini dapat berpengaruh baik pada pasien. Ketika

    menatalaksana ibu dengan HG, pencegahan serta koreksi kekurangan nutrisi adalah

    prioritas utama agar ibu dan bayi tetap dalam keadaan sehat. Pasien dapat dirawat

    karena mual dan muntah yang berlebihan disertai koreksi untuk gangguan elektrolit

    dan cairan. Pemberian nutrisi oral (melalui mulut) dapat diberikan pada pasien secara

    perlahan-lahan, dimulai dengan makanan cair, kemudian meningkat menjadi makanan

    padat dalam porsi kecil yang kaya akan karbohidrat.

    B. Perdarahan pervaginam

    Perdarahan per-vaginam merupakan peristiwa keluarnya darah melalui vagina.

    Penyebab keluarnya darah ini dibagi menjadi :

    1. Penyebab Fisiologis

    Perdarahan per-vaginal yang bersifat fisiologis yaitu perdarahan periodik yang

    mengalir sebagai debit dari rahim wanita. Contoh dari perdarahan fisiologis

    yaitu menstruasi. Menstruasi disebabkan oleh adanya perubahan hormonal yang

    mengatur siklus menstruasi yang berjalan secara fisiologik.

    2. Penyebab Patologis

    Perdarahan per-vaginal yang bersifat patologis merupakan perdarahan yang

    terjadi di luar siklus menstruasi dengan jumlah yang abnormal. Penyebab dari

    terjadinya perdarahan jenis ini dapat dibedakan menjadi :

    a. Perdarahan tidak berbahaya

    1) Perdarahan pada saat trimester pertama kehamilan.

    2) Perdarahan akibat melekatnya sel ovum yang sudah dibuahi di

    permukaan endometrium. Biasanya darah keluar dalam jumlah yang

    sedikit. Hal ini dikarenakan melekatnya sel ovum ke lapisan kompakta

    endometrium hanya membuat perlukaan saja.

  • 7

    3) Perdarahan yang diakibatkan oleh perubahan hormonal pada masa

    kehamilan. Darah keluar dalam jumlah yang sedikit dan biasa terjadi

    pada minggu-minggu awal kehamilan.

    b. Perdarahan berbahaya

    1) Perdarahan karena terjadi abortus.

    Penyebab abortus meliputi faktor genetik, kelainan kongenital uterus

    (anomali duktus Mulleri, septum uterus, mioma uteri), autoimun (SLE),

    defek fase luteal (faktor endokrin eksternal, sintesis LH yang tinggi),

    infeksi (bakteri, virus, parasit, spirokaeta), hematologik, serta

    lingkungan (alkohol, rokok, karbon monoksida). Macam-macam

    abortus yaitu abortus iminens, abortus insipiens, abortus kompletus,

    abortus inkompletus, missed abortion, abortus habitualis, abortus

    infeksiosus, serta abortus septik. Pada kasus di skenario, pasien diduga

    mengalami abortus iminens, ditandai dengan perdarahan pervaginam,

    ostium uteri masih tertutup dan hasil konsepsi masih baik di dalam

    kandungan.

    2) Perdarahan karena terjadi blighted ovum, yaitu kehamilan yang tidak

    sempurna karena yang tumbuh hanyalah kantung janinnya saja tanpa

    disertai adanya janin di dalamnya.

    3) Perdarahan akibat terjadinya kehamilan ektopik.

    4) Perdarahan akibat adanya mola hidatidosa.

    C. Fisiologi Sistem Reproduksi Wanita

    Sistem hormon wanita meliputi Hipotalamus yang menghasilkan

    Gonadothropin Releasing Hormon (GnRH), Hipofisis Anterior yang menghasilkan

    Follicle-Stimulating Hormone (FSH) dan luteinizing hormone (LH), dan Ovarium

    yang menghasilkan Estrogen dan Progesteron.

    Saat lahir, dalam ovarium terdapat berjuta folikel, dan sebelum puber tinggal

    300.000-400.000. Saat itu masing-masing ovum dilapisi selapis sel granulosa, disebut

    folikel primordial. Sepanjang masa kanak-kanak, Sel granulosa berfungsi memberi

    makan untuk oosit dan mensekresikan OMI (Oocyte Maturation Inhibitor), yang

    menahan ovum tetap dalam fase porfase. Setelah pubertas, karena rangsangan FSH

    dan LH, folikel berkembang menjadi folikel primer folikel antral folikel

  • 8

    vesikuler folikel matang (Graaf). Estrogen siklus mempunyai efek umpan balik

    positif. Hanya satu folikel yang mengalami pematangan penuh, yang lain atresia.

    Proses atresia penting, karena hanya membuat satu folikel tumbuh sampai cukup

    besar untuk berovulasi. Folikel yang matang mencapai diameter 1-1,5 cm. Ovulasi

    biasa terjadi pada hari ke-14 sebelum menstruasi berikutnya.

    Penting adanya LH Surge (lonjakan LH), untuk terjadinya ovulasi. LH

    diyakini sebagai ovulatory hormon. LH surge merangsang reseptor Progesteron, dan

    juga pelepasan PG dan Histamin. PGE dan Histamin menyebabkan vasodilatasi,

    peningkatan permeabelitas kapiler, oedema, dan kontraksi otot polos, dan rusaknya

    serabut kolagen sehingga terjadi pelepasan ovum dari folikel.

    Oviduct / Fallopian tube, menggerakkan oocyt menuju uterus dengan aktifitas

    silia dan kontraksi otot tuba. Setelah ovum keluar, sel granulosa dan teka interna yang

    tertinggal berubah menjadi sel lutein, keseluruhan disebut korpus luteum, dan proses

    ini disebut luteinisasi. Korpus luteum akan memproduksi lebih banyak progesteron

    dan juga estrogen. Serta mensekresi hormon inhibin, yang menghambat sekresi

    gonadotropin. Bila tidak ada kehamilan, korpus luteum involusi setelah 12 hari.

    Setelah korpus luteum involusi, sekresi hormon progesteron, estrogen, dan inhibin

    berkurang, sehinga menghilangkan umpan balik negatif terhadap hipofisis untuk

    mensekresikan FSH dan LH. Dan dimulailah siklus ovarium pada bulan berikutnya.

    Endometrium terdiri atas dua lapis, yaitu lapisan fungsional (yang mengelupas

    saat menstruasi) dan lapisan basal (tidak mengelupas saat menstruasi). Tiga siklus

    endometrium yaitu :

    1. Proliferasi

    Disebut juga fase pra ovulasi/fase folikuler/fase estrogen, karena

    dengan pengaruh estrogen endometrium mengalami proliferasi. Sel

    stroma, sel epitel berproliferasi, kelenjar serta pembuluh darah baru

    tumbuh, lendir cervix encer dan elastis. Terjadi pada pertengahan awal

    dari siklus bulanan wanita.

    2. Sekresi

    Kelenjar tumbuh lebih berkelok-kelok dan mensekresi susu uterus

    yang cocok untuk pertubuhan janin.

    3. Deskuamasi/menstruasi

  • 9

    Korpus luteum berinvolusi sehingga kadar hormon ovarium (estrogen

    dan progesteron) turun dengan tajam dan menyebabkan lapisan

    fungsional endometrium mengelupas dan terjadi perdarahan

    menstruasi. Darah menstruasi merupakan darah arteri, yang

    mengandung sisa jaringan, prostaglandin dan fibrinolisin.

    D. Kontrasepsi

    Kontrasepsi berasal dari kata kontra yang berarti mencegah atau melawan,

    sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel telur dan sel sperma yang

    mengakibatkan kehamilan. Dalam upaya untuk menurunkan atau mencegah tingkat

    kehamilan ada berbagai macam. Ada dua jenis kontrasepsi, yaitu:

    Kontrasepsi non-hormonal.

    Kontrasepsi hormonal.

    Kontrasepsi non-hormonal ada tiga macam :

    Kontrasepsi teknik.

    Misalnya dengan menyusui. Menyusui 24 jam (full breast-feeding) selama enam

    bulan pertama usia bayi akan berpengaruh pada pencegahan ovulasi, jelas Biran.

    Ditambah lagi, wanita menyusui juga belum mendapat haid.

    Kontrasepsi mekanik.

    Kontrasepsi mekanik, yakni dengan spiral (IUD) dan kondom. IUD merupakan

    alat kontrasepsi yang dipasang dalam rahim. Tapi spiral ada efeknya, yakni

    menimbulkan rasa nyeri di perut, infeksi panggul, perdarahan di luar masa

    menstruasi. Atau darah menstruasi yang keluar lebih banyak dari biasanya.

    Sementara kondom berfungsi sebagai pemblokir sperma masuk ke vagina. Tapi,

    ini pun bisa gagal. Biasanya karena kondom tidak dipasang sejak permulaan

    senggama. Kondom juga mudah robek jika tergores kuku atau benda tajam lain.

    Pemasangan kondom pun butuh waktu, selain bisa mengurangi sensasi seksual.

    Metode sterilisasi.

  • 10

    Metode sterilisasi, yaitu pencegahan kehamilan dengan mengikat sel indung telur

    pada wanita (tubektomi) atau testis pada pria (vasektomi). Metode ini efektif bagi

    yang ingin mencegah kehamilan secara permanen, bukan sementara. Kontrasepsi

    ini mempengaruhi kadar estrogen dan progesteron yang dapat mencegah ovulasi,

    sehingga akan mencegah kehamilan. Namun, kontrasepsi hormonal tidak boleh

    diberikan pada wanita yang sedang hamil, punya kelainan pembuluh darah otak,

    gangguan fungsi hati atau tumor pada rahim. Yang termasuk kontrasepsi

    hormonal adalah pil kombinasi, suntik, susuk, juga koyo KB. KB suntik memang

    praktis dan murah, tapi punya kelemahan, bisa mengganggu siklus haid. Begitu

    pula susuk yang ditanam di bawah kulit lengan. Praktis, tapi efeknya membuat

    nyeri lengan dan seringkali bermasalah saat proses pencabutan. Koyo KB

    ditempelkan di kulit setiap minggu. Sayang, bagi yang berkulit sensitif, koyo ini

    sering menimbulkan alergi.

    Hingga saat ini, yang paling dianggap efektif adalah pil kombinasi atau biasa

    disebut oral contraception (OC). OC merupakan kombinasi estrogen dan

    progesteron berdosis rendah. Kelebihan OC adalah bisa bekerja dengan berbagai cara

    sekaligus, antara lain mencegah terjadinya ovulasi, mengentalkan lendir leher rahim

    sehingga sperma tidak bisa masuk ke rahim, serta membuat dinding rongga rahim

    tidak siap untuk menerima dan menghidupi hasil pembuahan. Syaratnya, harus

    disiplin. Dengan disiplin, perlindungan terhadap terjadinya kehamilan bisa mencapai

    100 persen. Selain itu, cara ini juga fleksibel, bisa dihentikan kapan saja. Jika ingin

    hamil, bisa langsung berhenti minum pil. Penggunaan pil ini juga relatif praktis

    dibandingkan suntik yang masih memungkinkan terjadinya syok. Keuntungan lain,

    OC bisa mengurangi risiko kehamilan di luar kandungan, karena tidak terjadi ovulasi.

    OC juga bisa mengurangi risiko terjadinya kista ovarium, penyakit radang panggul,

    dan mengurangi gejala pre-menstruasi berat seperti kejang perut dan nyeri. OC juga

    dapat melindungi wanita terhadap osteoporosis, serta perlindungan terhadap kanker

    ovarium dan endometrium, sehingga akan meningkatkan kualitas hidup manusia.

    Kontrasepsi hadir dalam berbagai metode dan efektivitas. Meskipun berbeda,

    tujuan mereka satu yaitu mencegah kehamilan yang tidak diinginkan. Beberapa jenis

    kontrasepsi juga melindungi terhadap penyakit menular seksual (PMS), yaitu :

    1. Kondom.

  • 11

    Kata kondom berasal dari kata Latin condus yang berarti baki atau nampan

    penampung. Kondom adalah semacam kantung yang Anda sarungkan ke penis

    ereksi sebelum melakukan hubungan seksual. Kondom dijual dalam berbagai

    ukuran dan bentuk. Kondom memiliki kelebihan melindungi dari PMS dan tidak

    memengaruhi hormon. Kekurangannya adalah efektivitasnya. Sekitar 2-15%

    wanita masih hamil meskipun pasangannya menggunakan kondom. Selain itu,

    banyak pria merasakan berkurangnya sensasi seksual dengan pemakaian

    kondom.

    2. Kondom wanita.

    Kondom wanita adalah sebuah kantung berlubrikasi dengan dua cincin fleksibel

    di ujung-ujungnya. Sebuah cincin lunak yang dapat dilepas memudahkan

    pemasangannya dan menjaga kondom di tempat. Sebuah cincin fleksibel yang

    besar tetap berada di luar vagina, yang meliputi pembukaan vagina (vulva) dan

    memberikan perlindungan tambahan. Kondom wanita sangat efektif bila

    digunakan dengan benar. Kondom wanita memiliki keuntungan melindungi

    dari PMS, tidak mudah slip atau bocor, tidak memengaruhi hormon dan tidak

    menimbulkan alergi (karena terbuat dari polyurethane, bukan lateks). Kondom

    ini juga dapat dipasang jauh sebelum melakukan hubungan seksual (sampai 8

    jam sebelumnya) sehingga tidak perlu jeda selama bermesraan. Kerugiannya

    adalah beberapa orang merasakan kurang nyaman, tidak efektif untuk semua

    posisi, dan harganya mahal. Kondom wanita tidak dapat digunakan bersamaan

    dengan kondom pria karena dapat menyebabkan posisinya bergerak keluar.

    3. Diafragma.

    Diafragma adalah topi karet lunak yang dipakai di dalam vagina untuk menutupi

    leher rahim (pintu masuk ke rahim). Fungsinya adalah mencegah sperma

    memasuki rahim. Agar diafragma bekerja dengan benar, penempatan diafragma

    harus tepat. Diafragma seefektif kondom, namun dapat dicuci dan digunakan

    lagi selama satu sampai dua tahun. Kekurangannya, Anda harus menempatkan

    diafragma sebelum berhubungan seks (sampai 24 jam sebelumnya) dan

    mencopotnya setelah enam jam. Beberapa wanita mungkin kesulitan

    menyisipkankannya dan memiliki reaksi alergi (karena terbuat dari lateks).

  • 12

    4. Pil KB.

    Pil KB atau kontrasepsi oral berisi bentuk sintetis dua hormon yang diproduksi

    secara alami dalam tubuh: estrogen dan progesteron. Kedua hormon tersebut

    mengatur siklus menstruasi wanita. Pil KB bekerja dengan dua cara. Pertama,

    menghentikan ovulasi (mencegah ovarium mengeluarkan sel telur). Kedua,

    mengentalkan cairan (mucus) serviks sehingga menghambat pergerakan sperma

    ke rahim. Pil KB sangat bisa diandalkan (efektivitasnya mencapai 99%). Pil KB

    juga memberikan kendali di tangan wanita untuk mencegah kehamilan.

    Kekurangan Pil KB adalah tidak melindungi terhadap PMS, harus diambil

    setiap hari sesuai jadwal (tidak boleh terlewatkan barang sehari pun agar

    efektif), dan menambah hormon sehingga meningkatkan risiko trombosis,

    penambahan berat badan, sakit kepala, mual dan efek samping lainnya. Pil KB

    tidak boleh diambil oleh wanita dengan kondisi kesehatan tertentu, seperti

    diabetes, penyakit liver, dan penyakit jantung.

    5. Susuk (Implan).

    Susuk KB adalah batang kecil berisi hormon yang ditempatkan di bawah kulit di

    bagian lengan wanita. Batang itu terbuat dari plastik lentur dan hanya seukuran

    korek api. Susuk KB terus-menerus melepaskan sejumlah kecil hormon seperti

    pada pil KB selama tiga tahun. Selama jangka waktu itu Anda tidak perlu

    memikirkan kontrasepsi. Bila Anda menginginkan anak, susuk KB dapat

    dicopot kapan pun dan Anda pun akan kembali subur setelah satu bulan. Biaya

    murah dan pemakaian yang tidak merepotkan adalah keunggulan lain susuk KB.

    Kekurangannya, menyebabkan sakit kepala dan jerawat pada beberapa wanita,

    tidak melindungi terhadap PMS dan sekitar 20% wanita tidak lagi mendapatkan

    haid atau haidnya menjadi tidak teratur.

    6. Kontrasepsi suntik.

    Kontrasepsi suntik atau injeksi adalah suntikan hormon yang mencegah

    kehamilan. Setiap tiga bulan sekali Anda mendapatkan suntikan baru. Selama

    periode tersebut, menstruasi Anda normal. Keunggulan kontrasepsi suntik

    adalah keandalannya yang setara dengan pil KB atau susuk dan Anda hanya

  • 13

    perlu memikirkan kontrasepsi setiap 3 bulan sekali. Kelemahannya, Anda tidak

    terlindungi terhadap PMS dan mendapatkan hormon. Anda juga tidak bisa

    menghentikannya tiba-tiba karena hormon selama tiga bulan tetap aktif di dalam

    tubuh. Anda mungkin perlu waktu lama untuk subur kembali.

    7. AKDR (IUD).

    ADKR (alat kontrasepsi dalam rahim/Intrauterine divice) atau dalam bahasa

    populernya disebut spiral adalah alat kontrasepsi kecil yang ditempatkan dalam

    rahim wanita. Ada dua jenis AKDR: AKDR tembaga yang terbuat dari plastik

    kecil dengan tembaga meliliti batangnya dan AKDR progestogen yang

    berbentuk T kecil dengan silinder berisi progestogen di sekeliling batangnya.

    Walaupun telah digunakan lebih dari 30 tahun untuk mencegah kehamilan, cara

    kerja AKDR masih belum sepenuhnya dipahami. AKDR memengaruhi gerakan

    dan kelangsungan hidup sperma dalam rahim sehingga mereka tidak dapat

    mencapai sel telur untuk membuahi. AKDR juga mengubah lapisan rahim

    (endometrium) sehingga tidak cocok untuk kehamilan dan perkembangan

    embrio janin. Efektivitas AKDR adalah 98%, hampir sama dengan pil KB.

    Keunggulan AKDR adalah berjangka panjang (minimal lima tahun), mudah

    mempertahankan (Anda tidak mungkin lupa menggunakannya), lebih murah

    dibandingkan kontrasepsi lain (lebih mahal pada awalnya, tetapi lebih murah

    dalam jangka panjang) dan jika Anda ingin hamil, kesuburan Anda dapat

    dikembalikan dengan cepat setelah Anda melepaskannya. AKDR progestogen

    memiliki manfaat tambahan mengurangi perdarahan haid. Kekurangan AKDR

    adalah bila gagal dan wanita menjadi hamil, perangkat ini harus dibuang

    sesegera mungkin karena meningkatkan risiko keguguran. Selain itu, ada risiko

    kecil infeksi setelah pemasangan AKDR, kehamilan ektopik dan berbagai efek

    samping seperti menstruasi tidak teratur, vagina kering, sakit kepala, mual dan

    jerawat.

    8. Sterilisasi.

    Sterilisasi adalah kontrasepsi yang paling efektif. Pada sterilisasi pria

    (vasektomi), vas deferens ditutup sehingga tidak ada sperma yang keluar,

    meskipun tetap ejakulasi. Pada sterilisasi wanita (tubektomi), saluran tuba falopi

  • 14

    ditutup sehingga sel telur tidak keluar. Keuntungan sterilisasi adalah Anda tidak

    akan perlu memikirkan kontrasepsi selamanya. Kekurangannya, sifatnya

    permanen (tidak bisa dibatalkan), tidak memberikan perlindungan terhadap

    PMS, dan memerlukan operasi mayor. Perlu diingat bahwa tidak ada

    kontrasepsi yang 100% efektif. Masih ada 1% kemungkinan kehamilan pasca

    sterilisasi, bahkan bertahun-tahun setelah operasi dilakukan.

    E. Fisiologi, Tanda, serta Perubahan pada Kehamilan

    Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional, kehamilan didefinisikan

    sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan

    nidasi atau implantasi. Kehamilan normal berlangsung dalma waktu 40 minggu atau

    10 bulan lunar atau 9 bulan menurut kalender internasional. Kehamilan terbagi ke

    dalam 3 trimester, trimester kesatu dalam 12 minggu, trimester kedua 15 minggu, dan

    trimester ketiga 13 minggu.

    Tanda-tanda kehamilan meliputi :

    - Tanda-tanda presumtif adalah perubahan fisiologik pada ibu atau seorang

    perempuan yang mengindikasikan bahwa ia telah hamil.

    - Tanda-tanda tidak pasti atau terduga hamil adalah perubahan anatomic dan

    fisiologik selain dari tanda-tanda presumtif yang dapat dideteksi atau dinkenali

    oleh pemeriksa.

    - Tanda-tanda pasti kehamilan adalah data atas kondisi yang mengindikasikan

    adanya buah kehamilan atau bayi yang diketahui melalui pemeriksaan dan

    direkam oleh pemeriksa (misalnya denyut jantung janin, gambarna sonogram

    janin, dan gerakan janin/quickening, fenomena bandul/ballottement).

    Perubahan-perubahan selama kehamilan meliputi :

    Tanda Chadwick

    Perubahan menjadi keunguan atau kebiruan pada vagina, vulva, dan serviks yang

    terjadi sebagai akibat dari peningkatan vaskularisasi dan hyperemia pada kulit dan

    otot-otot di perineum dan vulva. Perubahan ini juga meliputi penipisan mukosa dan

    hilangnya sejumlah jaringan ikat dan hipertrofi dari sel-sel otot polos. Perubhan ini

    mengakibatkan bertambah panjangnya dinding vagina.

    Tanda Goodell

  • 15

    Adalah perubahan konsistensi (yang dianalogikan dengan konsistensi bibir) serviks

    dibandingkan dengan konsistensi kenyal (dianalogikan dengan ujung hidung) pada

    saat hamil.

    Tanda Hegar

    Adalah pelunakan dan kompresibilitas ismus serviks sehingga ujung-ujung jari seakan

    dapat ditemukan apabila ismus ditekan dari arah yang berlawanan. Hal ini

    menyebabka berkurangnya kemampuan bagian ini untuk menahan beban yang

    disebabkan oleh pembesaran uterus dan sebagai kompensasinya, uterus terjatuh ke

    depan (hiperantefleksio) dalam tiga bulan pertama kehamilan (uterus masih sebagai

    organ pelvic). Hal ini melatarbelakangi terjadinya dorongan mekanik fundus uteri ke

    kandung kemih sehingga timbul gejala sering berkemih selama periode trimester

    pertama. Gejala ini berkurang setleah usia kehamilan memasuki trimester kedua

    diamna uterus semakin membesar dan keluar dari rongga perliv sehingga tidak lagi

    terjadi dorongan fundus pada kandung kemih.

    Kontraksi Braxton Hicks

    Adalah lain kehamilan yang disebabkan oleh terjadinya pembesaran uterus dan

    peningkatan aktomiosin di dalam miometrum. Kontraksi bersifat non-ritmik, sporadic,

    tandap disertai rasa nyeri, mulai timbul sejak kehamilan enam minggu.

    Striae gravidarum

    Perubahan pada kulit dinding perut menjadi berwarna kemerahan, kusam, dan

    kadang-kadang juga mengenai daerah payudara dan paha. Selain itu, ditemukan juga

    garis berwarna perak berkilau yang merupkaan sikatrik dari striae sebelumnya.

    Pigmentasi berlebihan juga kadang ditemukan dan menghilang setelah persalinan.

    Perubahan pada payudara

    Pada awal kehamilan, perempuan akan meraukan payudaranya mejadi lunak, lalu

    bertambah besar seiring umur kehamilan. Vena-vena di bawah kulit akan lebih

    terlihat. Puting lebih besar, kehitaman, dan tegak. Setelah bulan pertama keluar

    kolostrum. Kelenjar Montgomery, yaitu kelenjar sebsea dari areola, akan membesar

    dan cenderung untuk menonjol keluar.

  • 16

    Perubahan Metabolik

    Terjadi peningkatan jumlah cairan selama kehamilan yang diinduksi oleh rendahnya

    ambang rasa haus dan sekresi vasopressin. Penambahan tekanan vena di bagian

    bawah uterus dan mengakibatkan oklusi parsial vena kava yang bermanifestasi pada

    adanya pitting edema di kaki dan tungkai terutama pada akhir kehamilan. Penurunan

    tekanan osmotic koloid di interstisial juga mengakibatkan edema pada akhir

    kehamilan.

    Pada kehamilan normal akan terjaid hipoglikemia puasa yang disebabkan oleh

    kenaikan kadar insulin, hiperglkemia postprandial dan hiperinsulinemia. Konsentrasi

    lemak, lipoprotein, dan apolipoprotein dalam plasma akan meningkatn selama

    kehamilan.

    Sistem Kardiovaskular

    Pada minggu ke-5 cardiac output akan meningkat sebagai upaya utuk mengurangi

    resistensi vascular sistemik. Kapasitas vakular akan meningkat untuk memnuhi

    kebutan. Perubahan estrogen dan progesterone juga akan menyebabkan terjadinya

    vasodilatsi dan penurunan resistensi vascular perifer.

    Pembesaran uterus akan menekan vena kava inferior dan aorta bawah, sehingga

    mengurangi darah balik vena ke jantung. Akibatnya terjadi penurunan preload dan

    cardiac output sehingga akan menyebabkan terjadinya hipotensi arterial yang dikenal

    dengan sindrom hipotensi supine. Pada trimester terakhir, posisi terlentang akan

    membuat fungsi ginjal menurun jika dibandingkan posisi miring. Sehingga ibu hamil

    tidak dianjurkan dalam posisi terlentang pada akhir kehamilan.

    Traktus Digestivus

    Pembesaran dan penekanan uterus menimbulkan penurunan motilitas otot polos pada

    traktus digestivus dan penurunan sekresi asam hidroklorid dan peptin di lambung

    sehingga akan menimbulkan gejala berupa pyrosis (heartburn) yang disebabkan oleh

    refluks asam lambung ke esophagus bawah sebagai akibat perubahan posisi lambung

    dan menurunnya tonus sfingter esophagus bagian bawah. Mual terjadi sebagai akibat

    penurunan asam hidroklorid dan penurunan motilitas, serta konstipasi sebagai akibat

    penurunan motilitas usus besar.

    Gusi menjadi hiperemis dan lunak sehingga mudah terjadi perdarahan. Epulis dan

    hemorrhoid juga sering terjadi.

  • 17

    Traktus urinarius

    Pada bulan-bulan pertama, kandung kemih yang tertekan menjadikan sering

    berkemih. Kondisi ini makin berkurang seiring makin lamanya usia kehamilan dimana

    uterus keluar dari rongga panggul.

    Ginjal akan membesar, glomerular filtration rate, dan renal plasma flow juga akna

    meningkat. Glukosuria merupakan hal yang umum, tetapi kemungkinan adanya

    diabetes mellitus tetap harus diperhitungkan. Proteinuria dan hematuria merupakan

    hal yang abnormal. Pada fungsi renal akan dijumpai peningkatan creatinine clearance

    lebih tinggi 30%.

    Sistem Endokrin

    Hormon prolaktin akan meningkat 10 x lipat pada saat kehamilan aterm. Sebaliknya,

    setelah persalinan konsentrasinya pada plasma akan menurun. Kelenjar tiroid

    membesar. Sementara hormon paratiroid menurun pad atrimester pertama dan

    kemudian meningkat secara progresif. Kelenjar adrenal akan mengecil, sedangkan

    hormon androstenedion, testosterone, dioksikortikosteron, aldosteron, dan kortisol

    akan meningkat. Sementara itu, dehidroepiandrosteron sulfat akan meningkat.

    Sistem musculoskeletal

    Terjadi lordosis yang profresif akibat kompensasi dari pembesaran uterus ke posisi

    anterior, lordosis menggeser pusat daya berat ke depan ke arah dua tungkai. Sendi

    sakroillikaka, akrooksigis dan pubis akan meningkat mobilitasnya, diperkirakan

    akibat pengaruh hormonal.

    Fatigue

    Fatigue (kelelahan) muncul sebagai akibat penuruan Basal Metabolic Rate (BMR)

    pada trimester pertama kehamilan. Hal ini berangsur menghilang seiring

    meningkatnya metabolisme janin.

    Fisiologi Kehamilan

    Dengan terjadinya fertilisasi, maka korpus luteum akan dipertahankan. Korpus

    luteum berfungsi menghasilkan progesterone untuk menyiapkan impalntasi di dinding

  • 18

    uterus. Nantinya fungsi in akan diambil alhih oleh plasenta. Pada proses ini terjadi

    peningkatan suhu karena aktivitas progesterone.

    Konsentrasi estrogen dan progesterone yang meningkat membuat payudara

    tegang, pigmentasi kulit dan pembesaran uterus. human Chorionic gonadotropin

    (hCG) digunakan sebagai dasar uji umunologik kehamilan. Hormon ini disekresi oleh

    sel sinsitiotrofoblast. Korionik somatotropin (human Placental Lactogen/hPL) dengan

    mautan laktogenik akan merangsang perutmbuhan kelenjar susu di dalam payudara

    dan berbagai perubahan metabolic yang mengiringnya.

    Uji Hormonal Kehamilan

    hCG disekeresi oleh sinsitiotrofoblas pada awal kehamilan dan beredar dalam

    sirkulasi, serta disekresi melalui urine. Hormon ini deteksi pada sekitar 26 hari setelah

    konsepsi dan peningkatan sekresinya sebanding meningkatnya usia kehamilan di

    antara 30-60 hari. Produksi puncaknya ada pada usia 60-70 hari dan kemudian

    menurun secara bertahap dan menetap hingga akhir kehamilan setelah usia kehamilan

    100-300 hari.

    Kadar hCG yang rendah dijumpai pada kehamilan ektopikdan abortus

    iminens. Sebaliknya, sekresi yang tinggi dapat dijumpai pada kehamilan majemuk,

    mola hidatidosa, dan korio karsinoma. Karena akurasi pemeriksaan hCG adalah 95-

    98% dan tidak spesifik untuk kehamilan, maka uji hormonal tidak digolongkan

    sebagai tanda pasti kehamilan.

    F. Diagnosis Banding Perdarahan Pervaginam Selama Kehamilan

    Perdarahan yang terjadi selama kehamilan umumnya bersifat patologis, namun

    ada juga yang normal seperti tanda Hartmann (perdarahan akibat implantasi

    blastokista ke dalam endometrium). Berdasarkan waktu terjadinya, perdarahan yang

    terjadi selama kehamilan dapat dibagi menjadi (Tarigan, 2004):

    Perdarahan pada kehamilan kurang dari 20 minggu, misalnya disebabkan oleh

    abortus imminens, kehamilan ektopik terganggu (KET), mola hidatidosa, dan

    abortus yang lain.

    Perdarahan pada kehamilan lebih dari 20 minggu, misalnya disebabkan oleh

    plasenta previa atau solusio plasenta.

  • 19

    Adapun abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan sebelum janin mampu

    hidup di luar rahim (< 500 gram atau < 20-22 minggu). Hal-hal yang dapat

    menyebabkan abortus (Prawirohardjo dan Wiknjosastro, 2009; Tarigan, 2004):

    Kelainan perkembangan zygot 49% dengan degenerasi embrio (blighted

    ovum) 50 60 % disebabkan kelainan kromosom dari hasil konsepsi.

    Faktor maternal

    Penyakit infeksi

    Gangguan nutrisi yang berat

    Penyakit kronis, seperti diabetes mellitus, lues

    Alkoholik dan perokok

    Anomali uterus dan serviks incompetentio orificium uteri internum, myoma

    uteri

    Gangguan immunologis

    Trauma fisik atau mental

    Jenis dan derajat abortus:

    DIAGNOSIS DERAJAT

    Perdarahan Serviks Besar uterus Gejala lain

    Abortus

    imminens

    Sedikit hingga

    sedang

    Tertutup Sesuai

    umur

    kehamilan

    Plano tes(+)

    Kram

    Uterus lunak

    Abortus

    insipiens

    Sedang hingga

    banyak

    Terbuka Sesuai

    umur

    Kehamilan

    atau lebih

    kecil

    Kram

    Uterus lunak

    Abortus

    inkomplit

    Sedikit hingga

    banyak

    Terbuka Lebih

    kecil dari

    umur

    kehamilan

    Kram

    Keluar

    jaringan

    Uterus lunak

    Abortus

    komplit

    Sedikit atau

    tidak ada

    Lunak

    (terbuka

    atau

    tertutup)

    Lebih

    kecil dari

    umur

    kehamilan

    Sedikit/kram

    (-)

    Uterus

    kenyal

  • 20

    Missed

    abortion

    Sedikit dengan

    warna

    kehitaman

    Agak

    kenyal

    dan

    tertutup

    Lebih

    kecil dari

    umur

    kehamilan

    Gejala

    kehamilan

    menghilang

    Uterus tidak

    membesar

    G. Pemeriksaan Diagnostik Kehamilan

    Tes Kehamilan

    Tergantung pada adanya hCG human chorionic gonadotropin dalam serum atau

    urine maternal

    Tes kehamilan urine

    Tes aglutinasi

    Tes aglutinasi inhibisi

    Dipstick

    Rapid atau simple test berbasis enzyme labelled monoclonal

    antibodies assay untuk mendeteksi kadar hCG urine yang rendah

    Positif palsu :

    1. Proteinuria

    2. Hematuria

    3. Saat ovulasi ( reaksi silang dengan LH )

    4. Tirotoksikosis ( TSH tinggi )

    5. Hari hari pertama pasca abortus

    6. Penyakit trofoblas

    7. Tumor penghasil hCG

    Negatif palsu :

    1. Missed Abortion

    2. Kehamilan ektopik

    3. Kehamilan sangat dini

    4. Air seni disimpan terlalu lama dalam suhu ruang

    5. Pengobatan dengan obat tertentu

    Tes kehamilan serum:

    1. Radioimmunoassay dari b -subunit of hCG.

  • 21

    2. Radio receptor assay.

    3. Enzyme- linked immunosorbent assay (ELISA).

    4. Dapat digunakan untuk urine dan serum.

    Sensitivitas tes kehamilan

    Lowest hCG detectable

    (mIU/ml) Minimum Day post ovulatory

    I - Urine

    A - Slide 500-2500 17-26

    B - Tube 75-1000 14-22

    II - Serum

    A - Radioimmunoassay 300-500 9

    B - Radiorecepter 100-200 9

    III - ELISA 50 7-10

    Tes kehamilan menjadi negatif :

    1. Satu minggu pasca persalinan

    2. 2 minggu pasca abortus

    3. 4 minggu pasca evakuasi mola

    Penggunaan tes kehamilan :

    1. Diagnosis kehamilan

    2. Diagnosa kematian mudigah

    3. Diagnosis kehamilan ektopik

    4. Diagnosis dan tindak lanjut penyakit trofoblas gestasional

    Pemeriksaan Ultrasonografi

    1. Kantung kehamilan dapat dideteksi sejak 4 5 minggu amenorea.

    2. Detak jantung janin terlihat sejak kehamilan 7 minggu

    .

  • 22

    BAB III

    PEMBAHASAN

    1. Mual muntah hebat di pagi hari:

    - Merupakan mekanisme fisiologis kehamilan (trimester I). Berkaitan erat dengan

    HcG (Human Chorionic Gonadotropin) yang dihasilkan oleh sel-sel sinsitio

    trofoblas plasenta memilki aktivitas mirip LH karena susunan kimianya yang

    mirip. Berkaitan pula dengan perubahan hormonal sehingga menyebabkan kadar

    estrogen meningkat drastic lalu akan menimbulkan efek penurunan motilitas usus

    dan perlambatan pengosongan lambung. Mayoritas terjadi pada pagi hari,

    tergantung kondisi ibu hamilnya tidak jarang kasus hiperemis ini ditemukan saat

    malam hari. HcG juga berkaitan erat dengan peran penting blastokista

    - Dibagi menjadi 3 derajat:

    I : muntah terus > 3-4 hari, kondisis tubuh lemah, BB turun, nadi naik

    II : pasien tampak lebih lemah, nadi kecil dan cepat

    III : kondisi umum parah, muntah berhenti bisa sampai koma

    2. Badan jadi lemah sampai tidak bisa beraktivitas

    Kondisi hiperemis ini menyebabkan cairan dalam tubuh berkurang sehingga

    elektrolit-elektrolit dalam tubuh juga berkurang drastis sehingga mengakibatkan

    dehidrasi akhirnya kondisi tubuh menjadi lemah.

    3. Hubungan sejak nikah tidak haid tapi keluar darah pervaginam? Mengapa dan

    bagaimana payudara tegang

    Payudara tegang berkaitan dengan produksi hormone esrogen dan progesterone yang

    berdampak pada susunan jaringan penyusun, vasa limfatica, dan stroma payudara.

    - Estrogen : untuk perkembangan stroma payudara, melunakkan serviks,

    memberi feed back negatif pada FSH

    - Progesterone : memperbanyak folikel payudara, merangsang penebalan

    endometrium pada awal kehamilan, pada usia kehamilan yang lama hormone ini

    juga dihasilkan oleh plasenta.

    4. Penyebab darah pervaginam:

    Bisa fisiologis : menstruasi

  • 23

    Patologis :

    - tidak berbahaya : kehamilan trimester I dengan darah yang keluar sedikit

    - berbahaya : abortus, mola hidatidosa, kehamilan ektopik

    Abortus sendiri berkaitan dengan faktor genetik karena kegagalan menempel di

    korpus uteri, juga bisa karena lingkungan seperti rokok dan alcohol, serta bisa

    juga karena infeksi.

    5. Perbedaan darah haid (fisiologis) dengan darah patologis

    Darah haid : merupakan proses fisiologis yang terjadi pada wanita

    Darah patologis : darah berbau dan spotting tidak jernih

    6. Fisiologi menstruasi

    Ovarium hasilkan ovum lalu melalui tuba fallopi (oviduct) akan terjadi fertilisasi di

    dalamnya, setelah itu akan menuju ke uterus dan menempel pada dinding

    endometrium lalu akan meluruh karena kadar progesterone turun sehingga terjadi

    withdrawal atau bisaa disebut menstruasi. Normalnya terjadi siklus pada 20-45 hari,

    jika lebih atau kurang kemungkinan mengalami infertilitas.

    7. Hubungan kebisaaan konsumsi rokok dan alkohol dengan kehamilan

    Konsumsi alcohol dan rokok akan berakibat fatal pada ibu hamil maupun janinnya,

    seperti FAS (Fetal Alcohol Syndrome) yaitu berupa keguguran pada ibu hamil,

    maupun cacat saat berhasil dilahirkan.

    8. Fisiologi kehamilan

    Apabila sel ovum dibuahi sperma akan terjadi pembelahan di tuba fallopi yang

    akan didorong kearah uterus oleh sel-sel bersilia pada dinding epitelnya. Lalu,

    menempel pada uterus lalu akan terjadi nidasi (implantasi) lalu akan berkembang

    membentuk embrio terbentuk di tuba fallopi.

    Setelah terjadi fertilisasi, untuk mentranspor ovum yang telah dibuahi oleh

    sperma melalui sisa bagian tuba fallopii ke dalam cavum uteri membutuhkan waktu 3-

    5 hari. Transpor ini terutama dipengaruhi oleh arus cairan yang lemah di dalam tuba

    akibat kerja sekresi epitel ditambah kerja epitel bersilia yang melapis tuba; silia

    tersebut selalu bergerak ke arah uterus. Kontraksi yang lemah dari tuba fallopii juga

    memungkinkan pergerakan ovum.

  • 24

    Selama ovum ditranspor ke uterus, dalam perjalanannya ovum terus

    berkembang hingga pada akhirnya terbentuk blastokista. Setelah mencapai uterus,

    blastokista yang sedang berkembang bisaanya tetap tinggal di dalam cavum uteri

    selama 1-3 hari lagi sebelum berimplantasi di endometrium, sehingga implantasi baru

    terjadi kira-kira pada hari ke-5-7 setelah ovulasi. Sebelum implantasi, blastokista

    mendapat makanan dari sekresi endometrium uterus.

    Implantasi merupakan hasil kerja dari sel-sel trofoblas yang berkembang di

    seluruh permukaan blastokista. Sel-sel ini menyekresikan enzim proteolitik yang

    mencerna dan mencairkan sel-sel endometrium uterus. Sekali implantasi terjadi, sel-

    seltrofoblas dan sel-sel yang berdekatan lainnya (dari blastokista dan endometrium

    uterus) berproliferasi dengan cepat, membentuk plasenta dan berbagai membran

    kehamilan. Sel-sel trofoblas pada plasenta akan menghasilkan hormone chorionic

    gonadothropin (HCG) yang berfungsi memelihara korpus luteum gravidarum hingga

    plasenta mampu menyekresi sendiri hormon estrogen dan progesteron dalam jumlah

    yang cukup untuk memelihara kehamilan (Guyton dan Hall, 2007).

    9. Jenis, cara kerja, dan efek samping alat kontrasepsi

    Suntik KB ada yang 4 mingguan juga ada 12 mingguan, pertimbangan penggunaan

    tergantung kondisi pasien. Macam KB yang dikenal sekarang ini adalah KB Mantap

    yang terdiri dari vasektomi, tubektomi, IUD dan KB Tidak Mantap seperti hormonal,

    pantang berkala, dan kondom.

    10. Hubungan penggunaan alat kontrasepsi dengan haid

    Hubungan kontrasepsi khususnya hormonal sangat mempengaruhi siklus bulanan

    haid, bisa untuk mengatur maupun mengganggu siklus haid. Efek yang dominan

    untuk kontrasepsi hormonal adalah karena kandungan estrogennya yang berefek mual

    muntah, retensi cairan, hingga pusing karena hipertensi.

    11. Tanda-tanda kehamilan dan dengan pemeriksaannya

    Tanda-tanda kehamilan:

    - Mual, muntah, payudara tegang, hiperpigmentasi, Chadwick sign, Hegar sign.

    - Dalam sumber pustaka lain, tanda-tanda kehamilan dibedakan menjadi:

    a. Tanda presumptive

    b. Tanda kemungkinan hamil

  • 25

    c. Pasti (+) hamil

    - Pemeriksaan untuk tes kehamilan antara lain:

    USG, test pack, Galli mainini, tes darah, HcG

    - Juga terdapat Kala sebagai untuk menilai kesiapan persalinan

    Kala I : pembukaan serviks

    Kala II : pengeluaran janin

    Kala III : pengeluaran plasenta

    Kala IV : observasi 2 jam setelah partus

    12. Vital sign terlihat normal tetapi mulut kering dan turgor kulit menurun

    Gejala ini berkaitan erat dengan keluhan pasien yang mengeluhkan kondisinya

    hiperemis yang menyebabkan cairan dalam tubuh berkurang sehingga elektrolit-

    elektrolit dalam tubuh juga berkurang drastis sehingga mengakibatkan dehidrasi

    akhirnya kondisi tubuh menjadi lemah. Dehidrasi ini juga ditandai dengan mulut

    kering dan turgor kulit yang menurun, elastisisitasnya berkurang, sehingga jika ditarik

    kulit kembali ke normal akan memakan waktu yang lama.

    13. Maksud tinggi fundus uteri 1 cm di atas simfisis dan nilai normalnya

    Tinggi fundus uteri 1 cm di atas simfisis mengindikasikan usia kehamilan kurang

    lebih telah mencapai 12 minggu. Pada pemeriksaan kehamilan (Galimaini maupun

    tick test) didapatkan hasil positif karena peran HcG dimana rantai subunit dan

    subunit yang menyebabkan hormone ini memiliki aktivitas mirip Luteinizing

    Hormone (LH) dimana salah satu fungsinya adalah menjaga keutuhan korpus luteum.

    14. Indikasi hasil pemeriksaan inspekulonya

    Dari hasil pemeriksaan inspekulo tampak portio livid, OUE tertutup, serta keluar

    darah segar menunjukkan tanda-tanda kehamilan. Namun bisa juga merupakan tanda

    abortus imminens.

    15. Maksud/arti dari hasil vagina toucher

    Pemeriksaan ini berguna untuk menilai usia janin dan menilai persiapan persalinan.

    16. Apakah dapat disimpulkan pasien hamil?

  • 26

    Dari data dan informasi pada skenario, uterus sebesar telur bebek. Keadaan ini

    mengindikasikan bahwa ada janin di uterus. Sedangkan, tidak ditemukan nyeri pada

    pemeriksaan dapat menyingkirkan kemungkinan lain seperti keganasan, kehamilan

    ektopik, maupun abortus.

    17. Mengapa dokter hanya menyarankan rawat inap? Bagaimana penatalaksanaan

    pada penderita?

    Pasien disarankan rawat inap supaya bisa bedrest untuk memperbaiki keadaan umum,

    juga untuk memantau kebisaaan merokok dan alcohol agar mulai menghentikan pola

    hidup tersebut karena dapat membahayakan janin yang sedang dikandungnya.

  • 27

    BAB IV

    PENUTUP

    A. Simpulan

    Dari data dan informasi pada skenario, dapat disimpulkan bahwa ada janin di

    uterus, menunjukkan bahwa pasien hamil. Tidak ditemukan nyeri pada pemeriksaan

    dapat menyingkirkan kemungkinan lain seperti keganasan, kehamilan ektopik,

    maupun abortus. Penatalaksanaan yang dapat diberikan kepada pasien untuk

    sementara ini adalah menangani keadaan umum pasien, seperti yang sudah dibahas

    sebelumnya.

    B. Saran

    Sebaiknya pada pasien perlu dilakukan pemeriksaan penunjang lebih lanjut

    untuk menegakkan diagnosis pasti, seperti pemeriksaan USG. Dokter juga perlu

    menyarankan kepada pasien untuk menghentikan kebiasaan merokoknya karena dapat

    menyebabkan abortus pada janin yang sedang dikandungnya.

  • 28

    DAFTAR PUSTAKA

    Azhari. 2008. Masalah Abortus dan Kesehatan Reproduksi Perempuan. Palembang: Bagian

    Obstetri dan Ginekologi FK UNSRI.

    Dorland, W.A. Newman. 2002. Kamus Kedokteran Dorland Edisi 29. Jakarta: Penerbit Buku

    Kedokteran EGC.

    Guyton, Arthur C, John E Hall. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11. Jakarta: EGC

    Sarwono P. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

    Sarwono P. 2011. Ilmu Kandungan Edisi 3. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono

    Prawirohardjo.

    Price, Sylvia Anderson. 2005. Patofisiologi:Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Edisi 6

    Volume 2. Jakarta: EGC.

    http://www.ibudanbalita.net/106/kelebihan-dan-kekurangan-metode-kontrasepsi.html