wrap up skenario 3 - reproduksi

75
WRAP UP SKENARIO 3 BLOK REPRODUKSI DAN REPRODUKSI “ANAK YANG LAMBAN” KELOMPOK A.2 KETUA : Chairunnisa Rifka 1102012044 SEKRETARIS : Bella Amelia S 1102012043 ANGGOTA : Adi Wibowo 1102011006 Arum Sekar Latih 1102012029 Bayuni Izzat Nabilah 1102012042 Erin Octivera 1102012077

Upload: erinvera

Post on 06-Feb-2016

275 views

Category:

Documents


12 download

DESCRIPTION

xc

TRANSCRIPT

Page 1: Wrap Up Skenario 3 - Reproduksi

WRAP UP SKENARIO 3

BLOK REPRODUKSI DAN REPRODUKSI

“ANAK YANG LAMBAN”

KELOMPOK A.2

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI

JAKARTA

2014/2015

KETUA : Chairunnisa Rifka 1102012044SEKRETARIS : Bella Amelia S 1102012043ANGGOTA : Adi Wibowo 1102011006

Arum Sekar Latih 1102012029 Bayuni Izzat Nabilah 1102012042

  Erin Octivera 1102012077 Finaldo Andili 1102012087 Fitri Permatasari 1102012089 Fitria Fadzri R. 1102012091

Page 2: Wrap Up Skenario 3 - Reproduksi

ANAK YANG LAMBAN

Seorang anak laki-laki berusia 8 tahun, dibawa ibunya konsultasi ke puskesmas ke puskesmas karena menurut guru disekolah pasien tidak dapat mengikuti pelajaran disekolah. Pasien sering mendapat nilai yang jelek, padahal saat diterangkan oleh gurunya pasien selalu tampak memperhatikan gurunya, pasien belum lancer membaca dan menulis, pasien sudah lancer berbicara, dapat makan, mandi dan berpakaian sendiri. Saat pasien masih duduk di kelas 1 SD karena tidak naik kelas.Pasien kemudian dirujuk untuk penilaian intelligence Quotien (IQ) dan didapatkan nilai 55 yanag menunjukan pasien terdiagnosa sebagai retardasi mental ringan. Pasien disarankan untuk bersekolah di Sekolah Luar Biasa (SLB), tetapi ortu tidak melakukan hal tersebut karena masalah biaya.Pasien berasal dari keluarga dengan tingkat social ekonomi rendah, menempati rumah kontrakan sempit, ditempati oleh tujuh anggota keluarga. Sebagai anak bungsu dari lima bersaudara, pasien lebih banyak diasuh oleh kakak perempuannya yang paling tua; kedua orang tua bekerja, ayah buruh kasar dan ibu buruh cuci, sehingga pemberian makan pada usia balita tidak sesuai dengan kebutuhan nutrisi.Dengan tekad yang kuat akhirnya keluarga ini mendapat bantuan dari Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang bergerak mengelola Zakat-Infak-Shodaqoh (ZIS), akhirnya orang tua pasien memasukan anaknya ke SLB sebagai tanggung jawab dan wujud dari kewajiban orang tua kepada anak untuk mendapatkan pendidikan khusu yang dilanjutkan dengan pendidikan keterampilan, agar klien dapat hidup mandiri, tidak tergantung orang lain.

Page 3: Wrap Up Skenario 3 - Reproduksi

Kata sulit1) Retardasi Mental : suatu keadaang dengan intelegensi yang kurang sejak masa perkembangan disertai

dengan adanya gangguan adaptif sosial2) IQ : kemampuan intelektual, analisis dan logika seseorang3) Sekolah Luar Biasa (SLB) : Lembaga pendidikan khusus bagi penyandang dengan gangguan fisik dan

mental4) Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) : Lembaga masyarakat yang bergerak sendiri dalam bidang

kemanusiaan

Pertanyaan

1) Apa penyebab retardasi mental?2) Apa yang dijadikan dasar dokter untuk mendiagnosa anak tersebut mengalami retardasi mental ringan?3) Apa saja tingkatan IQ?4) Bagaimana kebutuhan nutrisi janin pada masa kehamilan?5) Bagaimana cara untuk mengetahui tingkatan IQ?6) Apa saja yang dapat dilakukan anak umur 8 tahun yang normal?7) Apa yang dapat dilakukan sebagai tatalaksana retardasi mental?8) Bagaimana kebutuhan nutrisi pada saat tumbuh kembang?9) Apa saja tes yang dapat dilakukan untuk mendiagnosis retardasi mental?10) Apa saja kewajiban orang tua terhadap anaknya menurut Islam?

Jawaban

1) Etiologi : - Pranatal kelainan kromosom, herediter, gangguan metabolism

- Perinatal prematuritas, hidrocepalus, asfiksia

- Postnatal Infeksi, trauma, kejang yang lama, psikososial2) Hasil tes IQ=55 dan perkembangan disekolah terlambat 3) Nilai IQ Normal : 91 – 110 Retardasi mental ringan : IQ 50-69 Retardasi mental mendalam: IQ <25

Normal rendah : 80 – 90 Retardasi mental sedang : IQ 40-51Normal tinggi : 111 – 120 Retardasi mental berat : IQ 25-39

4) Di kehamilan minggu ke 10 di tingkatkan uptake protein karna sedang masa pertumbuhan dan perkembangan otak

5) Dilakukan TES TPA/PSIKOTES6) Pada anak umur 8 thn :

- Sudah bisa berinteraksi social dengan lancer

- Bisa membaca dan menulis dengan lancer

- Makan, mandi, berpakaian sendiri7) Farmakologis : Haloperidol

Non-farmakologis : SLB, Konseling, dan support dari keluarga

Page 4: Wrap Up Skenario 3 - Reproduksi

8) Makronutrien dan mikronutrien yang mengandung tinggi protein9)

Tes Konfirmasi: Tes Screening:

1. Tes kromosom Deteksi resiko keluarga

2. Tes elektroencephalogram Cek BB&TB untuk status gizi

3. Pemeriksaan CT-scan/MRI Lingkar kepala untuk perkembangan otak

4. Titer virus/ serum asam urat Penggunaan prescreening perkembangan

10) - Menyusui

- Aqiqah

- Memeberikan nama yang baik

- Memberikan kasih saying

- Memberikan kebutuhan jasmani dan rohani

- Menikahkan

Page 5: Wrap Up Skenario 3 - Reproduksi

Hipotesa : Retardasi Mental

Retardasi Mental

Faktor ResikoKemampuan tidak sesuai dengan teman sebayanya disertai dengan gangguan adaptasi dibawah usia 18 tahun

Deteksi Retardasi Mental :PEDS :< 8 tahunIQ :> 8 tahunPemeriksaan Fisik

Ringan : mampu didikSedang : mampu latihBerat : didik + pantau seumur hidup

Cegah Retardasi Mental :Asam folatIodiumkalori 100-200lemak 20% kal

SLB

Tatalaksana :Farmakoterapi Nonfarmakoterapi : Support orangtua

Page 6: Wrap Up Skenario 3 - Reproduksi

Sasaran BelajarL.I.1 Memahami dan Menjelaskan Retardasi Mental

L.O.1.1 Definisi Retardasi MentalL.O.1.2 Epidemiolgi Retardasi MentalL.O.1.3 Etiologi Retardasi MentalL.O.1.4 Klasifikasi Retardasi MentalL.O.1.5 Manifestasi Retardasi MentalL.O.1.6 Diagnosis dan Diagnosis BandingL.O.1.7 Penatalaksanaan Retardasi MentalL.O.1.8 Pencegahan Retardasi MentalL.O.1.9 Prognosis Retardasi Mental

L.I.2 Memahami dan Menjelaskan Gizi Pada Masa Perkembangan L.O.2.1 Periode Pertumbuhan Anak dan Remaja LO.2.2 Jenis gizi dan kebutuhanL.I.3 Memahami dan Menjelaskan Kewajiban Orangtua Pada Anak Menurut Islam

Page 7: Wrap Up Skenario 3 - Reproduksi

L.I.1 Memahami dan Menjelaskan Retardasi Mental

L.O.1.1 Definisi Retardasi Mentala) Disebut juga oligofrenia (oligo=kurang/sedikit ; fren=jiwa) atau tuna mentalb) The american Association Deficiency (AAMD) dan Diagnostic and Statistical Manual of Mental

Disorders edisi keempat (DSM-IV) mendefinisikan retardasi mental sebagai fungsi intelektual keseluruhan yang secara bermakna di bawah rata-rata yang menyebabkan atau berhubungan dengan gangguan pada perilaku adaktif dan bermanifestasi selama periode perkembangan yaitu sebelum usia 18 tahun. (Kaplan, 2008)

c) Carter CH (dikutip dari Toback C.) megatakan retardasi mental adalah suatu kondisi yang ditandai oleh intelegensi yang rendah yang menyebabkan ketidakmampuan individu untuk belajar dan beradaptasi terhadap tuntutan masyarakat atas kemampuan yang dianggap normal.

d) Crocker AC 1983, retardasi mental adalah apabila jelas terdapat fumgsi intelegensi yang rendah, yang disertai adanya kendala dalam penyusuaian perilaku, dan gejalanya timbul pada masa perkembangan.

e) Menurut World Health Organization (WHO) retardasi mental adalah kemampuan mental yang tidak mencukupi. (WHO dikutip dari Menkes RI, 1990).

Fungsi intelektual dapat diketahui dengan test fungsi kecerdasan yang dinyatakan sebagai IQ (Intelengence Quitient)

M.A = Mental Age, umur mental yang didapat dari hasil test.C.A = Chronological Age, umur berdasarkan perhitungan tanggal lahir.Yang dimaksud fungsi intelektual dibawah normal, yaitu apabila IQ dibawah 70-75. Anak ini tidak

dapat mengikuti pendidikan sekolah biasa, karena cara berfikirnya yang terlalu sederhana, daya tangkap dan daya ingat lemah, demikian pula dengan pengertian bahasa dan berhitungnya juga sangat lemah.

Sedangkan yang dimaksud dengan perilaku adaptif sosial adalah kemampuan seseorang untuk mandiri, menyesuaikan diri dan mempunyai tanggung jawab sosial yang sesuai dengan kelompok umur dan budayanya.Pada penderita retardasi mental gangguan perilaku adaptif yang paling meninjol adalah kesulitan menyesuaikan diri dengan masyarakat sekitarnya.Biasanya tingkah lakunya kekanak-kanakan tidak sesuai dengan umurnya.

Gejala tersebut harus timbul pada masa perkembangan, yaitu dibawah umur 18 tahun. Karena gejala tersebut timbul setelah 18 tahun, bukan lagi disebut retardasi mental tetapi penyakit lain sesuai dengan gejala klinisnya.

(Soetjiningsih, 1995)

L.O.1.2 Epidemiolgi Retardasi Mental

Sekitar 3% populasi umum mempunyai kuotien intelegensi (IQ) kuranf dari 2 simpang baku di bawah mean. Telah diperkirakan bahwa 80 – 90% individu dalam populasi dengan retardasi mental berfungsi dalam kisaran ringan, sementara hanya 5% populasi dengan retardasi mental yang gangguannya berat sampai sangat berat. Prevalensi retardasi mental ringan berbanding terbalik dengan status social ekonomi, sementara ketidakmampuan sedang sampai berat terjadi dengan frekuensi yang sama pada hampir semua kelompok pendapatan. Karena diagnosis retardasi mental didasarkan pada penilaian perilaku penyesuaian diri dan tidak ganya pada IQ, maka epidemiologinya juga bervariasi sejalan dengan siklus hidup. Insidens retardasi yang pada mulanya dilaporkan meningkat sejalan dengan usia, jumlahnya meningkat dengan tajam pada awal tahun – tahun sekolah dan menurun pada akhir masa remaja ketika individu dengan

IQ adalah MA/CA x 100%

Page 8: Wrap Up Skenario 3 - Reproduksi

gangguan ringan menyelesaikan pendidikan formalnya dan berasimilasi ke dalam kehidupan dewasa “normal”. Identifikasi anak dengan retardasi ringan pada masa pra-sekolah paling lazim dipercepat dengan perhatian pada perkembangan bahasanya, (nelson)

L.O.1.3 Etiologi Retardasi Mental

Terdapat banyak penyebab cacat mental, seperti penyakit yang diderita semasa kehamilan, terusakan dalam

metabolisme, penyakit pada otak polamal, dan yang tidak baik, dan perawatan yang tidak sesuai. Laporan

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memaparkan bahwa 30% dari anak-anak yang cacat mental serius

disebabkan oleh ketidaknormalan genetik, seperti down syndrom, 25% disebabkan oleh cerebrum palsy,

30% disebabkan oleh meningitis dan masalah pranatal sedangkan 15% sisanya belum dapat ditemakan. 9

faktor yang menjadi penyebab timbulnya cacat mental: penyakit yang disebabkan minuman keras, trauma,

metabolisme atau pola makan yang tidak baik dan penyakit dalam otak, pengaruh saat masa kehamilan

yang tidak diketahui, kromosom yang abnormal, gangguan semasa kehamilan, gangguan psikiatris dan

pengaruh Iingkungan.

Anak yang mengalami retardasi mental dapat disebabkan beberapa faktor diantara faktor genetik atau juga

kelainan dalam kromosom, faktor ibu selama hamil dimana terjadi gangguan dalam gizi atau penyakit pada

ibu seperti rubella, atau adanya virus lain atau juga faktor setelah lahir dimana dapat terjadi kerusakan otak

apabila terjadi infeksi seperti terjadi meningitis, ensefalitis, dan lain-lain.

Page 9: Wrap Up Skenario 3 - Reproduksi

Etiologi retardasi mental menggambarkan pengaruh kait-mengkait antara faktor bakat (turunan) dan faktor

lingkungan. Penyebab atau yang dicurigai sebagai penyebab retardasi mental (RM) antara faktor bakat

(turunan) dan faktor lingkungan. Dalam mengkaji etiologi retardasi mental perlu disimak 3 faktor berikut,

yaitu:

1. Predisposisi genetik, termasuk kepekaan yang dipengaruhi oleh faktor genetik terhadap agens atau

faktor ekologis.

2. Faktor lingkungan yang dapat mengganggu organisme yang sedang tumbuh, misalnya keadaan

nutrisi, radiasi, dan juga keadaan lingkungan psikososial.

3. Waktu terjadinya pemaparan, saat terjadinya pemaparan dapat memengaruhi beratnya kerusakan.

Ternyata gangguan gizi yang berat dan yang berlangsung lama sebelum umur 4 tahun sangat

memepengaruhi perkembangan otak dan dapat juga mengakibatkan retardasi mental. Keadaan dapat

diperbaiki dengan memperbaiki gizi sebelum umur 6 tahun, sesudah ini biarpun anak itu dibanjiri dengan

makanan bergizi, intelegensi yang rendah itu sudah sukar ditingkatkan.

Beberapa penyebab retardasi mental yang dapat dicegah atau diobati Selain penyebab di atas, masih banyak

penyebab retardasi mental yang dapat dicegah dan diobati dan cukup banyak pula yang penyebabnya

sampai saat ini belum dapat diobati. Di antara penyebab yang dapat dicegah yaitu asfiksia lahir dan trauma

lahir, infeksi, malnutrisi berat dan defisiensi yodium.

Faktor Resiko terjadinya Retardasi Mental :

Faktor Prenatal

Penggunaan berat alkohol pada perempuan hamil dapat menimbulkan gangguan pada anak yang mereka

lahirkan yang disebut dengan fetal alcohol syndrome. Faktor-faktor prenatal lain yang memproduksi

retardasi mental adalah ibu hamil yang menggunakan bahan-bahan kimia, dan nutrisi yang buruk. (Durand,

2007).

Penyakit ibu yang juga menyebabkan retardasi mental adalah sifilis, cytomegalovirus, dan herpes genital.

Komplikasi kelahiran, seperti kekurangan oksigen dan cidera kepala, menempatkan anak pada resiko lebih

besar terhadap gangguan retardasi mental. Kelahiran premature juga menimbulkan resiko retardasi mental

dan gangguan perkembangan lainnya. Infeksi otak, seperti encephalitis dan meningitis juga dapat

menyebabkan retardasi mental. Anak-anak yang terkena racun, seperti cat yang mengandung timah, juga

dapat terkena retardasi mental. (Nevid, 2003)

Faktor Psikososial

Seperti lingkungan rumah atau sosial yang miskin, yaitu yang tidak memberikan stimulasi intelektual,

penelantaran, atau kekerasan dari orang tua dapat menjadi penyebab atau memberi kontribusi dalam

perkembangan retardasi mental. (Nevid, 2002)

Page 10: Wrap Up Skenario 3 - Reproduksi

Anak-anak dalam keluarga yang miskin mungkin kekurangan mainan, buku, atau kesempatan untuk

berinteraksi dengan orang dewasa melalui cara-cara yang menstimulasi secara intelektual akibatnya mereka

gagal mengembangkan keterampilan bahasa yang tepat atau menjadi tidak termotivasi untuk belajar

keterampilan-keterampilan yang penting dalam masyarakat kontemporer. Beban-beban ekonomi seperti

keharusan memiliki lebih dari satu pekerjaan dapat menghambat orang tua untuk meluangkan waktu

membacakan buku anak-anak, mengobrol panjang lebar, dan memperkenalkan mereka pada permainan

kreatif. Lingkaran kemiskinan dan buruknya perkembangan intelektual dapat berulang dari generasi ke

generasi (Nevid, 2002).

Kasus yang berhubungan dengan aspek psikososial disebut sebagai retardasi budaya-keluarga (cultural-

familial retardation). Pengaruh cultural yang mungkin memberikan kontribusi terhadap gangguan ini

termasuk penganiayaan, penelantaran, dan deprivasi sosial. (Durand, 2007)

Faktor Biologis

1. Pengaruh genetik

Kebanyakan peneliti percaya bahwa di samping pengaruh-pengaruh lingkungan, penderita retardasi mental

mungkin dipengaruhi oleh gangguan gen majemuk (lebih dari satu gen). Salah satu gangguan gen dominan

yang disebut tuberous sclerosis, yang relatif jarang, muncul pada 1 diantara 30.000 kelahiran. Sekitar 60%

penderita gangguan ini memiliki retardasi mental. Phenyltokeltonuria (PKU) merupakan gangguan genetis

yang terjadi pada 1 diantara 10.000 kelahiran (Plomin, dkk, 1994, dalam Nevid, 2002). Gangguan ini

disebabkan metabolisme asam amino Phenylalanine yang terdapat pada banyak makanan. Asam

Phenylpyruvic, menumpuk dalam tubuh menyebabkan kerusakan pada sistem saraf pusat yang

mengakibatkan retardasi mental dan gangguan emosional.

2. Pengaruh kromosomal

Jumlah kromosom dalam sel-sel manusia yang berjumlah 46 baru diketahui 50 tahun yang lalu. Tiga tahun

berikutnya, para peneliti menemukan bahwa penderita Sindroma Down memiliki sebuah kromosom kecil

tambahan. Semenjak itu sejumlah penyimpangan kromosom lain menimbulkan retardasi mental telah

teridentifikasi yaitu Down syndrome dan Fragile X syndrome.

a. Down syndrome

Sindroma down, merupakan bentuk retardasi mental kromosomal yang paling sering dijumpai, di

identifikasi untuk pertama kalinya oleh Langdon Down pada tahun 1866. Gangguan ini disebabkan

oleh adanya sebuah kromosom ke 21 ekstra dan oleh karenanya sering disebut dengan trisomi 21.

(Durand, 2007). Anak retardasi mental yang lahir disebabkan oleh faktor ini pada umumnya adalah

Sindroma Down atau Sindroma mongol (mongolism) dengan IQ antar 20 – 60, dan rata-rata mereka

memliki IQ 30 – 50. Abnormalitas kromosom yang paling umum menyebabkan retardasi mental

adalah sindrom down yang ditandai oleh adanya kelebihan kromosom atau kromosom ketiga pada

Page 11: Wrap Up Skenario 3 - Reproduksi

pasangan kromosom ke 21, sehingga mengakibatkan jumlah kromosom menjadi 47. Anak dengan

sindrom down dapat dikenali berdasarkan ciri-ciri fisik tertentu, seperti wajah bulat, lebar, hidung

datar, dan adanya lipatan kecil yang mengarah ke bawah pada kulit dibagian ujung mata yang

memberikan kesan sipit. Lidah yang menonjol, tangan yang kecil, dan berbentuk segi empat dengan

jari-jari pendek, jari kelima yang melengkung, dan ukuran tangan dan kaki yang kecil serta tidak

proporsional dibandingkan keseluruhan tubuh juga merupakan ciri-ciri anak dengan sindrom down.

Hampir semua anak ini mengalami retardasi mental dan banyak diantara mereka mengalami

masalah fisik seperti gangguan pada pembentukan jantung dan kesulitan pernafasan. (Nevid, 2003) 

b. Fragile X syndrome

Fragile X syndrome merupakan tipe umum dari retardasi mental yang diwariskan. Gangguan ini

merupakan bentuk retardasi mental paling sering muncul setelah sindrom down (Plomin, dkk, 1994,

dalam Nevid, 2003). Gen yang rusak berada pada area kromosom yang tampak rapuh, sehingga

disebut Fragile X syndrome. Sindrom ini mempengaruhi laki-laki karena mereka tidak memiliki

kromosom X kedua dengan sebuah gen normal untuk mengimbangi mutasinya. Laki-laki dengan

sindrom ini biasanya memperlihatkan retardasi mental sedang sampai berat dan memiliki angka

hiperaktifitas yang tinggi. Estimasinya adalah 1 dari setiap 2.000 laki-laki lahir dengan sindrom ini .

Menurut PedomanPenggolongan Diagnosis Gangguan Jiwa Ke-1 faktor-faktor penyebab retardasi mental

adalah sebagai berikut:

a. Infeksi dan atau intoksinasi

Infeksi yang terjadi pada masa prenatal dapat berakibat buruk pada perkembangan janin, yaitu

rusaknya jaringan otak. Begitu juga dengan terjadinya intoksinasi, jaringan otak juga dapat rusak

yang pada akhirnya menimbulkan retardasi mental. Infeksi dapat terjadi karena masuknya rubella,

sifilis, toksoplasma, dll. ke  dalam tubuah ibu yang sedang mengandung. Begitu pula halnya dengan

intoksinasi, karena masuknya “racun” atau obat yang semestinya dibutuhkan.

b. Terjadinya rudapaksa dan / atau sebab fisik lain

Ruda paksa sebelum lahir serta trauma lainnya, seperti hiper radiasi, alat kontrasepsi, dan usaha

melakukan abortus dapat mengakibatkan kelainan berupa retardasi mental. Pada waktu proses

kelahiran (perinatal) kepala bayi dapat mengalami tekanan sehingga timbul pendarahan di dalam

otak. Mungkin juga karena terjadi kekurangan oksigen yang kemudian menyebabkan terjadinya

degenerasi sel-sel korteks otak yang kelak mengakibatkan retardasi mental.

c. Gangguan metabolisme, pertumbuhan atau gizi

Page 12: Wrap Up Skenario 3 - Reproduksi

Semua retardasi mental yang langsung disebabkan oleh gangguan metabolisme  (misalnya gangguan

metabolism karbohidrat dan protein), gangguan pertumbuhan, dan gizi buruk termasuk dalam

kelompok ini. Gangguan gizi yang berat dan berlangsung lama sebelum anak berusia 4 tahun sangat

mempengaruhi perkembangan otak dan dapat mengakibatkan retardasi mental. Keadaan seperti itu

dapat diperbaiki dengan memberikan gizi yang mencukupi sebelum anak berusia 6 tahun, sesudah

itu biarpun anak tersebut dibanjiri dengan makanan yang bergizi, inteligensi yang rendah tersebut

sangat sukar untuk ditingkatkan.

d. Penyakit otak yang nyata

Dalam kelompok ini termasuk retardasi mental akibat beberapa reaksi sel-sel otak yang nyata, yang

dapat bersifat degeneratif, radang, dst. Penyakit otak yang terjadi sejak lahir atau bayi dapat

menyebabkan penderita mengalamai keterbelakangan mental.

e. Penyakit atau pengaruh prenatal

Keadaan ini dapat diketahui sudah ada sejak dalam kandungan, tetapi tidak diketahui etiologinya,

termasuk anomaly cranial primer dan defek congenital yang tak diketahui sebabnya.

f. Kelainan kromosom

Kelainan kromosom mungkin terjadi pada aspek jumlah maupun bentuknya. Kelainan pada jumlah

kromosom menyebabkan sindroma down yang dulu sering disebut mongoloid.

g. Prematuritas

Retardasi mental yang termasuk ini termasuk retrdasi mental yang berhubungan dengan keadaan

bayi yang pada waktu lahir berat badannya kurang dari 2500 gram dan/atau dengan masa kehamilan

kurang dari 38 minggu.

h. Akibat gangguan jiwa yang berat

Retardasi mental juga dapat terjadi karena adanya gangguan jiwa yang berat pada masa kanak-

kanak.

i. Deprivasi psikososial

Devripasi artinya tidak terpenuhinya kebutuhan. Tidak terpenuhinya kebutuhan psikososial awal-

awal perkembangan ternyata juga dapat menyebabkan terjadinya retardasi mental pada anak.

L.O.1.4 Klasifikasi Retardasi MentalMenurut nilai IQ-nya (dikutip dari Swaiman 1989) :

Page 13: Wrap Up Skenario 3 - Reproduksi

Nilai IQ

Sangat superior 130 atau lebih

Superior 120-129

Diatas rata-rata 110-119

Rata-rata 90-110

Dibawah rata-rata 80-89

Retardasi mental borderline 70-79

Retardasi mental ringan (mampu didik) 52-69

Retardasi mental sedang (mampu latih) 36-51

Retardasi mental berat 20-35

Retardasi mental sangat berat Dibawah 20

Yang disebut retardasi mental apabila IQ dibawah 70, retardasi mental tipe ringan masih mampu didik,

retardasi mental sedang mampu latih, sedangkan retardasi mental tipe berat dan sangat berat memerlukan

pengawasan dan bimbingan seumur hidupnya.

Retardasi Mental Taraf Perbatasan

a. Intelligence Quotient : 68 - 85 (keadaan bodoh/bebal)

b. Patokan social: Tidak dapat bersaing dalam mencari nafkah

c. Patokan pendidikan : Beberapa kali tak naik kelas di SD

Retardasi Mental Ringan

a. Intelligence Quotient : 52 – 67 (debil/moron/keadaan tolol)

b. Patokan sosial: Dapat mencari nafnah sendiri dengan mengerjakan sesuatu yang sederhana dan

mekanistis.

c. Patokan pendidikan : Dapat dididik dan dilatih tetapi pada sekolah khusus (SLB). Tidak selalu

dapat dibedakan dengan anak-anak normal sebelum mulai bersekolah.

Retardasi Mental Sedang

Page 14: Wrap Up Skenario 3 - Reproduksi

a. Intelligence Quotient : 36 – 51 (taraf embisil/keadaan dungu)

b. Patokan sosial: Tidak dapat mencari nafkah sendiri. Dapat melakukan perbuatan untuk keperluan

dirinya (mandi, berpakaian, makan, dst.).

c. Patokan pendidikan : Tidak dapat dididik, hanya dapat dilatih.Memiliki kelemahan fisik dan

disfungsi neurologis yang menghambat keterampilan motorik yang normal

Retardasi Mental Berat

a. Intelligence Quotient : 20 – 35

b. Patokan sosial: Tidak dapat mencari nafkah sendiri. Kurang mampu melakukan perbuatan untuk

keperluan dirinya. Dapat mengenal bahaya.

c. Patokan pendidikan : Tidak dapat dididik, dapat dilatih untuk hal-hal yang sangat sederhana.

Umumnya memiliki abnormalitas fisik sejak lahir dan keterbatasan dalam pengendalian sensori motor.

Mereka hanya dapat melakukan sedikit aktifitas secara mandiri dan sering kali terlihat lesu karena

kerusakan otak mereka yang parah menjadikan mereka relatif pasif dan kondisi kehidupan mereka hanya

memberikan sedikit stimulasi

Retardasi Mental Sangat Berat

a. Intelligence Quotient : Kurang dari 20 (idiot/keadaan pander)

b. Patokan social: Tidak dapat mengurus diri sendiri dan tidak dapat mengenal bahaya. Selama hidup

tergantung dari pihak lain.

c. Patokan pendidikan : Tidak dapat dididik dan dilatih Membutuhkan supervisi total dan sering kali

harus diasuh sepanjang hidup mereka. Sebagian besar mengalami abnormalitas fisik yang berat

serta kerusakan neurologis dan tidak dapat berjalan sendiri kemanapun.

Ditinjau dari gejalanya, maka Melly Budhiman membagi :

a) Tipe klinik

Tipe ini mudah dideteksi sejak dini, karena kelainan fisis maupun mentalnya cukup berat. Penyebab

sering kelainan organik. Kebanyakan anak ini perlu perawatan yang terus menerus da kelainan ini

dapat terjadi pada kelas sosial tinggi ataupun rendah. Orang tua dar si anak yang menderiita

retardasi mental tipe ini cepat mencari pertolongan karena mereka melihat sendiri kelainan pada

anaknya.

b) Tipe sosial budaya

Biasanya baru diketahui setelah anak masuk sekolah dan ternyata tidak dapat mengikuti pelajaran.

Penampilannya seperti anak normal, sehingga disebut juga retardasi enam jam. Karena begitu

mereka keluar sekolah, mereka dapat bermain seperti anak-anak yang normal lainnya. Tipe ini

Page 15: Wrap Up Skenario 3 - Reproduksi

kebanyakan berasal dari golongan sosial ekonomi rendah. Orang tua dari anak tipe ini tidak melihat

adanya kelainan pada anaknya, mereka mengetahui kalau anaknya retardasi dari gurunya atau dari

psikolog, karena anaknya gagal beberapa kali tidak naik kelas. Pada umumnya anak tipe ini

mempunyai taraf IQ golongan borderline dan retardasi mental ringan.

Klasifikasi menurut faktor  sosial dan pendidikan sebagai berikut

a. Bodoh atau bebal, bila IQ 65-85, taraf perbatasan, tidak sanggup bersaing mencari nafkah dan

beberapa kali tidak naik kelas di SD.

b. Debilitas (keadaan tolol), bila IQ 52-64, termasuk kategori retardasi mental ringan, dapat mencari

nafkah secara sederhana dalam keadaan baik, dapat dididik dan dilatih di sekolah khusus.

c. Imbisilitas (keadaan dungu), bila IQ 35-51 (retardasi mental sedang) atau IQ 20-35 (retardasi

mental berat), mengenal bahaya, ridak bisa mencari nafkah, tidak dapat dididik dan dilatih.

d. Idiosi (keadaan pandir) jika IQ kurang dari 20, termasuk golongan retardasi mental sangat berat,

tidak mengenal bahaya, tidak dapat mengurus diri sendiri, tidak dapat dididik dan dilatih.

L.O.1.5 Manifestasi Retardasi Mental

Tingkatan Retardasi Mental

TingkatKisaran

IQ

Kemampuan Usia

Prasekolah (sejak

lahir-5 tahun)

Kemampuan Usia

Sekolah (6-20 tahun)

Kemampuan Masa Dewasa

(21 tahun keatas)

Ringan 52-68

• Bisa membangun

kemampuan sosial

dan komunikasi

• Koordinasi otot

sedikti terganggu

• Seringkali tidak

terdiagnosis

• Bisa mempelajari

pelajaran kelas 6

pada akhir usia

belasan tahun

• Bisa dibimbing ke

arah pergaulan

sosial

• Bisa dididik

Biasanya bisa mencapai

kemampuan kerja dan

bersosialisasi yang cukup,

tetapi ketika mengalami

stres sosial ataupun

ekonomi, memerlukan

bantuan

Moderat 36-51 • Bisa berbicara dan

belajar

• Kesadaran sosial

kurang

• Koordinasi otot

cukup

• Bisa mempelajari

beberapa

kemampuan sosial

dan pekerjaan

• Bisa belajar

bepergian sendiri di

tempat-tempat yang

dikenalnya dengan

• Bisa memenuhi

kebutuhannya sendiri

dengan melakukan

pekerjaan yang tidak

terlatih atau semi terlatih

dibawah pengawasan

• Memerlukan pengawasan

dan bimbingan ketika

Page 16: Wrap Up Skenario 3 - Reproduksi

baik

mengalami stres sosial

maupun ekonomi yang

ringan

Berat 20-35

• Bisa mengucapkan

beberapa kata

• Mampu

mempelajari

kemampuan untuk

menolong diri

sendiri

• Tidak memiliki

kemampuan

ekspresif atau

hanya sedikit

• Koordonasi jelek

• Bisa berbicara atau

belajar

berkomunikasi

• Bisa mempelajari

kebiasaan hidup

sehat yang

sederhana

• Bisa memelihara diri

sendiri dibawah

pengawasan

• Dapat melakukan beberapa

kemampuan perlindungan

diri dalam lingkungan yang

terkendali

Sangat

berat

19 atau

kurang

• Sangat terbelakang

• Koordinasi ototnya

sedikit sekali

• Mungkin

memerlukan

perawatan khusus

• Memiliki beberapa

koordinasi otot

• Kemungkinan tidak

dapat berjalan aau

berbicara

• Memiliki beberapa

koordinasi otot dan

berbicara

• Bisa merawat diri tetapi

sangat terbatas

• Memerlukan

Anak-anak cacat mental berbeda dari anak-anak lain dalam aspek berikut: Proses kognitif (terbatas dan

menghambat prestasi dalam bidang akademis); Pemerolehan dan penggunaan bahasa: kurang benar dalam

hal struktur dan maknanya; Kemampuan fisik dan motorik (termasuk penglihatan dan pendengaran serta

penggunaan motorik ringan); Ciri-ciri pribadi dan sosial (kurang daya konsentrasi, bermasalah dalam

tingkah laku) (Muhammad, 2008).

Adapun cici – cirri yang lainnya yaitu lambatnya ketrampilan ekspresi dan resepsi bahasa, Gagalnya

melewati tahap perkembangan yang utama, Lingkar kepala diatas atau dibawah normal (kadang-kadang

lebih besar atau lebih kecil dari ukuran normal), Kemungkinan lambatnya pertumbuhan Kemungkinan

tonus otot abnormal (lebih sering tonus otot lemah).

Kelainan Pada Tubuh Anak dengan Retardasi Mental :

1. Kelainan pada mata :

Page 17: Wrap Up Skenario 3 - Reproduksi

a. Katarak : Sindrom Cockayne, Sindrom Lowe, Galactosemia, Sindrom Down, Kretin, Rubella

Pranatal, dll.

b. Bintik cherry-merah pada daerah macula : Mukolipidosis, Penyakit Niemann-Pick, Penyakit Tay-

Sachs

c. Korioretinitis : Lues congenital, Penyakit Sitomegalovirus, Rubella Pranatal

d. Kornea keruh : Lues Congenital, Sindrom Hunter, Sindrom Hurler, Sindrom Lowe

2. Kejang

a. Kejang umum tonik klonik : Defisiensi glikogen sinthesa, Hipersilinemia, Hipoglikemia, terutama

yang disertai glikogen storage disease I, III, IV, dan VI, Phenyl ketonuria, Sindrom malabsobrsi

methionin, dll.

b. Kejang pada masa neonatal : Arginosuccinic asiduria, Hiperammonemia I dan II, Laktik asidosis,

dll.

3. Kelainan kulit Bintik café-au-lait : Atakasia-telengiektasia, Sindrom bloom, Neurofibromatosis,

Tuberous selerosis

4. Kelainan rambut

a. Rambut rontok : Familial laktik asidosis dengan Necrotizing ensefalopati

b. Rambut cepat memutih : Atrofi progresif serebral hemisfer, Ataksia telangiectasia, Sindrom

malabsorbsi methionin

c. Rambut halus : Hipotiroid, Malnutrisi

5. Kepala

a. Mikrosefali

b. Makrosefali : Hidrosefalus, Neuropolisakaridase, Efusi subdural

6. Perawakan pendek : Kretin, Sindrom Prader-Willi

7. Distonia : Sindrom Hallervorden-Spaz

L.O.1.6 Diagnosis dan Diagnosis BandingUntuk menegakkan diagnosis, anamnesis yang baik sangat diperlukan, yaitu untuk mengetahui penyebab kelainan ini organik atau non organik, apakah kelainannya dapat diobati/tidak dan apakah ada faktor genetik/tidak. Dengan melakukan skrining secara rutin misalnya dengan menggunakan DDST (Denver Developmental  Screening Test), maka diagnosis dini dapat segera dibuat. Demikian pula anamnesis yang baik dari orang tuanya, pengasuh atau gurunya, sangat membantu dalam diagnosis kelainan ini. Setelah anak berumur enam tahun dapat dilakukan tes IQ. Sering kali hasil evaluasi medis tidak khas dan tidak dapat diambil kesimpulan. Pada kasus seperti ini, apabila tidak ada kelainan pada

Page 18: Wrap Up Skenario 3 - Reproduksi

system susunan saraf pusat, perlu anamnesis yang teliti apakah ada keluarga yang cacat, mencari masalah lingkungan/faktor non organik lainnya dimana diperkirakan mempengaruhi kelainan pada otak anak. Gejala klinis retardasi mental terutama yang berat sering disertai beberapa kelainan fisik yang merupakan stigmata congenital yang kadang-kadang gambaran stigmata mengarah kesuatu sindrom penyakit tertentu. (Depkes, 2005)Untuk mendiagnosa retardasi mental dengan tepat, perlu diambil anamnesa dari orang tua dengan teliti mengenai kehamilan, persalinan dan perkembangan anak. Bila mungkin dilakukan juga pemeriksaan psikologik, bila perlu diperiksa juga di laboratorium, diadakan evaluasi pendengaran dan bicara. Observasi psikiatrik dikerjakan untuk mengetahui adanya gangguan psikiatrik disamping retardasi mental.1Tingkat kecerdasan intelegensia bukan satu-satunya karakteristik, melainkan harus dinilai berdasarkan sejumlah besar keterampilan spesifik yang berbeda. Penilaian tingkat kecerdasan harus berdasarkan semua informasi yang tersedia, termasuk temuan klinis, prilaku adaptif dan hasil tes psikometrik. Untuk diagnosis yang pasti harus ada penurunan tingkat kecerdasan yang mengakibatkan berkurangnya kemampuan adaptasi terhadap tuntutan dari lingkungan sosial biasa sehari-hari. Pada pemeriksaan fisik pasien dengan retardasi mental dapat ditemukan berbagai macam perubahan bentuk fisik, misalnya perubahan bentuk kepala: mikrosefali, hidrosefali, dan sindrom down. Wajah pasien dengan retardasi mental sangat mudah dikenali seperti hipertelorisme, lidah yang menjulur keluar, gangguan pertumbuhan gigi dan ekspresi wajah tampak tumpul.

Kriteria diagnostik retardasi mental menurut DSM-IV-TR yaitu : Fungsi intelektual yang secara signifikan dibawah rata-rata. IQ kira-kira 70 atau dibawahnya pada

individu yang dilakukan test IQ. Gangguan terhadap fungsi adaptif paling sedikit 2 misalnya komunikasi, kemampuan menolong diri

sendiri, berumah tangga, sosial, pekerjaan, kesehatan dan keamanan. Onsetnya sebelum berusia 18 tahun.

ANAMNESIS Seperti pada gangguan perkembangan lainnya, kesulitan utama dalam diagnosis adalah membedakannya dari variasi perkembangan yang normal. Anak normal mempunyai variasi besar pada usia saat mereka belajar berbicara dan terampil berbahasa. Keterlambatan berbahasa sering diikuti kesulitan dalam membaca dan mengeja, kelainan dalam hubungan interpersonal, serta gangguan emosional dan perilaku.Anamnesis pada gangguan bahasa dan bicara mencakup perkembangan bahasa anak. Beberapa pertanyaan yang dapat ditanyakan antara lain :

Pada usia berapa bayi mulai mengetahui adanya suara, misalnya berkedip, terkejut, atau menggerakkan bagian tubuh.

Pada usia berapa bayi mulai tersenyum (senyum komunikatif), misalnya saat berbicara padanya. Kapan bayi mulai mengeluarkan suara “aaaggh” Orientasi terhadap suara, misalnya bila ada suara apakah bayi memaling atau mencari ke arah suara Kapan bayi memberi isyarat daag dan bermain cikkebum Mengikuti perintah satu langkah, seperti “beri ayah sepatu” atau “ambil koran” Berapa banyak bagian tubuh yang dapat ditunjukkan oleh anak, seperti mata, hidung, telinga.

(Depkes, 2009)

American Psychiatric Association’s Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder (DSM IV) membagi gangguan bahasa dalam 4 tipe:1. Gangguan bahasa ekspresif

Page 19: Wrap Up Skenario 3 - Reproduksi

2. Gangguan bahasa reseptif ekspresif3. Gangguan phonological4. Gagap

Pada gangguan bahasa ekspresif, secara dapat ditemukan gejala seperti perbendaharaan kata yang jelas terbatas, membuat kesalahan dalam kosa kata, mengalami kesulitan dalam mengingat kata-kata atau membentuk kalimat yang panjang dan memiliki kesulitan dalam pencapaian akademik, dan komunikasi sosial, namun pemahaman bahasa anak tetap relatif utuh. Gangguan menjadi jelas pada kira-kira usia 18 bulan, saat anak tidak dapat mengucapkan kata dengan spontan atau meniru kata dan menggunakan gerakan badannya untuk menyatakan keinginannya. Pada gangguan bahasa campuran ekspresif-reseptif, selain ditemukan gejala-gejala gangguan bahasa ekspresif, juga disertai kesulitan dalam mengerti kata dan kalimat. Gangguan ini biasanya tampak sebelum usia 4 tahun. Bentuk yang parah terlihat pada usia 2 tahun, bentuk ringan tidak terlihat sampai usia 7 tahun atau lebih tua. Anak dengan gangguan bahasa reseptif-ekspresif campuran memiliki gangguan auditorik sensorik atau tidak mampu memproses simbol visual seperti arti suatu gambar, biasanya tampak tuli. Anak-anak dengan kesulitan berbicara memiliki masalah dalam pengucapan, yaitu berhubungan dengan gangguan motorik, diantaranya kemampuan untuk memproduksi suara. Anak yang gagap dapat diketahui dari cara dia berbicara, dimana terjadi pengulangan atau perpanjangan suara, kata, atau suku kata. Biasanya sering terjadi pada anak laki-laki

Riwayat penyakit paling sering didapatkan dari orang tua atau pengasuh, dengan perhatian khusus pada kehamilan ibu, persalinan, dan kelahiran; adanya riwayat retardasi mental; hubungan darah pada orang tua; dan gangguan herediter. Sebagai bagian riwayat penyakit, klinisi menilai latar belakang sosialkultural pasien, iklim emosional di rumah, dan fungsi intelektual pasien. Serta dilakukan anamnesis pada ibu pasien, sebagai berikut: Riwayat kehamilan dan persalinan ibu? Apakah kehamilannya diharapkan atau tidak? Adakah usaha-usaha untuk menggugurkan kehamilannya? Apakah waktu hamil ibu mengalami perdarahan, minum obat-obat yang bukan anjuran dokter? Sakit apa saja yang pernah diderita ibu sewaktu hamil? Apakah ibu mengontrolkan kehamilannya secara teratur? Riwayat perkembangan anak? Adanya penyakit keturunan atau penyakit lain yang pernah didapat? Adanya hubungan darah antar kedua orang tuanya? Latar belakang sosiokultural?(Depkes, 2009)

PEMERIKSAAN FISIKPemeriksaan fisik digunakan untuk mengungkapkan penyebab lain dari gangguan bahasa dan bicara. Perlu diperhatikan ada tidaknya mikrosefali, anomali telinga luar, otitis media yang berulang, sindrom William (facies Elfin, perawakan pendek, kelainan jantung, langkah yang tidak mantap), celah palatum, dan lain-lain. Gangguan oromotor dapat diperiksa dengan menyuruh anak menirukan gerakan mengunyah, menjulurkan lidah, dan mengulang suku kata pa, ta, pata, pataka. (Depkes, 2007)

Cara Pengukuran PertumbuhanParameter yang digunakan untuk mengetahui ada tidaknya gangguan pertumbuhan, maka dilakukan pengukuran tertentu yang hasilnya kemudian dibandingkan dengan parameter yang sudah terstandardisasikan, yaitu meliputi:

Page 20: Wrap Up Skenario 3 - Reproduksi

A. Tinggi badan B. Berat badanC. Lingkar lenganD. Lingkar kepalaE. Lingkar dadaF. Lingkar abdomen

A. Pengukuran Tinggi Badan

Pengukuran tinggi badan dapat dilakukan sambil berbaring atau dalam posisi tubuh berdiri. Pengukuran pada posisi tubuh berbaring lebih tepat untuk anak-anak di bawah 5 tahun. Panjang badan berbaring diukur ketika anak berbaring di atas sebuah meja yang kokoh yang memiliki tongkat pengukur. Telapak kaki dipegang kuat-kuat pada sebilah papan vertikal yang dipasang pada tanda nol. Kemudian anak diukur panjang padannya baik dengan tongkat pengukur ataupun menggunakan meteran untuk menjahit.Pengukuran panjang/tinggi badan sambil berdiri dilakukan saat berdiri tegak lurus, dengan tumit, bokong, bagian atas punggung dan oksiput (belakang kepala) pada suatu bidang vertikal (misal dinding tembok). Saat melakukan pengukuran, kedua tumit harus dirapatkan. Kemudian ukurlah tinggi/panjang badan dengan alat ukur meteran. Memprediksikan tinggi akhir anak sesuai potensi genetik berdasarkan tinggi badan orang tua dengan asumsi bahwa semuanya tumbuh optimal sesuai potensinya. Rumus yang digunakan:

TB anak perempuan = ( TB ayah – 13 cm ) + TB ibu  ± 8,5 cm

2

TB anak laki-laki   = ( TB ibu +13 cm ) + TB ayah ± 8,5 cm

2

Page 21: Wrap Up Skenario 3 - Reproduksi

B. Pengukuran Berat BadanBerat badan diukur dengan menggunakan timbangan. Banyak timbangan yang dapat digunakan untuk menimbang berat badan. Yang penting harus menggunakan alat timbang yang standar.

C. Pengukuran Lingkar KepalaCara melakukan pengukuran lingkar kepala dapat menggunakan pita meteran yang tidak mudah berubah panjangnya, seperti pita meteran yang dipakai untuk menjahit baju. Pita dilingkarkan pada kepala anak, menutupi alis mata dan melewati oksipital.

Umur Anak Ketika Diperiksa

Angka normal anak

Laki-laki (cm) Perempuan (cm)

0 bulan 32 - 37.5 32 - 36.5

1 Bulan 34.5 - 40.5 34 – 39

2 Bulan 36.5 – 42 36 – 41

3 Bulan 38 - 43.5 37 – 42

4 Bulan 39 - 44.5 38.5 - 43.5

5 Bulan 40.5 – 45 39 - 45

6 Bulan 41 – 46 40 - 46

7 Bulan 42 – 47 41 - 47

8 Bulan 43 – 48 41.5 - 47.5

9 Bulan 43.5 - 48.5 42 - 48

10 Bulan 44 – 49 42.75 - 48.5

11 Bulan 44.5 - 49.5 43.5 - 48.75

12 bulan 45 - 49.75 43.75 - 49

13 Bulan 45 - 49.75 43.75 - 49

14 Bulan 45.5 - 50.5 44.5 - 49.5

15 Bulan 45.5 - 50.5 44.5 - 49.5

16 Bulan 46.25 – 51 45 - 50

17 Bulan 46.25 – 51 45 - 50

18 Bulan 46.25 – 51 45 - 50

19 bulan 46.25 - 51.5 45 - 50

20 Bulan 46.5 - 51.5 45.5 - 50.75

21 Bulan 46.5 - 51.5 45.5 - 50.75

22 Bulan 46.5 - 51.5 45.5 - 50.75

23 Bulan 46.5 - 51.5 45.5 - 50.75

24 Bulan 47 – 52 45.75 - 51

2.5 Tahun 47 – 52 45.75 - 51

3 Tahun 48 – 53 46.5 - 52

Page 22: Wrap Up Skenario 3 - Reproduksi

3.5 Tahun 48 – 53 46.5 - 52

4 Tahun 48.5 - 53.5 47 - 53

4.5 Tahun 48.5 - 53.5 47 - 53

5 Tahun 48.75 - 53.75 48 - 53

5.5 Tahun 48.75 - 53.75 48 - 53

6 Tahun 49 – 54 48 - 53

Berbagai bagian tubuh mungkin memiliki karakteristik tertentu yang sering ditemukan pada pasien retardasi mental dan memiliki penyebab pranatal. Kepala : Mikro/makrosepali, plagiosepali (btk kepala tdk simetris) Rambut : Pusar ganda, rambut jarang/tdk ada, halus, mudah putus dan cepat berubah Mata : mikroftalmia, juling, nistagmus, dll Hidung : jembatan/punggung hidung mendatar, ukuran kecil, cuping melengkung ke atas,

dll Mulut : bentuk “V” yang terbalik dari bibir atas, langit-langit lebar/melengkung tinggi Geligi : odontogenesis yang tdk normal Telinga : keduanya letak rendah; dll Muka : panjang filtrum yang bertambah, hipoplasia Leher : pendek; tdk mempunyai kemampuan gerak sempurna Tangan : jari pendek dan tegap atau panjang kecil meruncing, ibujari gemuk dan lebar,

klinodaktil, dll Dada & Abdomen : tdp beberapa putting, buncit, dll Genitalia : mikropenis, testis tidak turun, dll Kaki : jari kaki saling tumpang tindih, panjang & tegap/panjang kecil meruncing

diujungnya, lebar, besar, gemuk (Kaplan, 2008)

PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. BERA (Brainstem Evoked Response Audiometry)Merupakan cara pengukuran evoked potensial (aktivitas listrik yang dihasilkan saraf VIII, pusat-pusat neural dan traktus di dalam batang otak) sebagai respon terhadap stimulus auditorik.Gangguan neurologis sering terjadi pada retardasi mental seperti gangguan kejang terjadi pada 10 % dari semua orang retardasi mental. Gangguan pada motorik dimanifestasikan oleh kelainan pada tonus (spastisitas atau hipotonia), refleks (hiperrefleksia), dan gerakan involunter (koreoatetosis). Derajat kecacatan yang lbih kecil ditemukan dalam kelambanan dan koordinasi yang buruk.Gangguan sensorik dapat berupa gangguan pendengaran yang ringan. Gangguan visual dapat terentang dari kebutaan sampai gangguan konsep ruang, pengenalan rancangan, dan konsep citra tubuh. Dilakukan pemeriksaan sinar-x tengkorak, pemeriksaan tomografi computer (CT) dan Magnetic Resonance Imaging (MRI) untuk menghubungkan patologi sistem saraf pusat dengan retardasi mental, pembesaran kepala, dicurigai adanya kelainan otak yang luas, dicurigai adanya tumor intra kranial, kejang local.

Page 23: Wrap Up Skenario 3 - Reproduksi

Elektroensefalogram (EEG) digunakan untuk menentukan adanya gejala kejang yang dicurigai, kesulitan mengerti bahasa yang berat. (Kaplan, 2008)

2. Pemeriksaan audiometrica. Pemeriksaan audiometri diindikasikan untuk anak-anak yang sangat kecil dan untuk

anak-anak yang ketajaman pendengarannya tampak terganggu. Ada 4 kategori pengukuran dengan audiometri :

b. Audiometri tingkah laku, merupakan pemeriksaan pada anak yang dilakukan dengan melihat respon dari anak jika diberi stimulus bunyi. Respon yang diberikan dapat berupa menoleh ke arah sumber bunyi atau mencari sumber bunyi. Pemeriksaan dilakukan di ruangan yang tenang atau kedap suara dan menggunakan mainan yang berfrekuensi tinggi. Penilaian dilakukan terhadap respon yang diperlihatkan anak.

c. Audiometri bermain, merupakan pemeriksaan pada anak yang dilakukan sambil bermain, misalnya anak diajarkan untuk meletakkan suatu objek pada tempat tertentu bila dia mendengar bunyi.

d. Audiometri bicara. Pada tes ini dipakai kata-kata yang sudah disusun dalam silabus dalam daftar yang disebut : phonetically balance word LBT (PB List). Anak diminta untuk mengulangi kata-kata yang didengar melalui kaset tape recorder. Pada tes ini dilihat apakah anak dapat membedakan bunyi s, r, n, c, h, ch. Guna pemeriksaan ini adalah untuk menilai kemampuan anak dalam pembicaraan seharihari dan untuk menilai pemberian alat bantu dengar (hearing aid).

e. Audiometri objektif, biasanya memerlukan teknologi khusus. (Toback, 2003)

3. CT scan kepala untuk mengetahui struktur jaringan otak, sehingga didapatkan gambaran area otak yang abnormal.

4. TimpanometriDigunakan untuk mengukur kelenturan membrana timpani dan system osikular. Selain tes audiometri, bisa juga digunakan tes intelegensi. Paling dikenal yaitu skala Wechsler, yang menyajikan 3 skor intelegen, yaitu IQ verbal, IQ performance, dan IQ gabungan. Skala intelegensi Wechsler untuk anak II: penyelesaian susunan gambar. Tes ini terdiri

dari satu set gambar-gambar objek yang umum, seperti gambar pemandangan. Salah satu bagian yang penting dihilangkan dan anak diminta untuk mengidentifikasi. Respon dinilai sebagai benar atau salah.

Skala intelegensi Wechsler untuk anakIII: mendesain balok. Anak diberikan pola bangunan dua dimensi dan kemudian diminta untuk membuat replikanya menggunakan kubus dua warna. Respon dinilai sebagai benar atau salah. (Depkes, 2005)

5. Tes LaboratoriumPada tes laboratorium retardasi mental yang digunakan adalah pemeriksaan urin dan darah untuk mencari gangguan actorti. Kelainan enzim pada gangguan kromosom, terutama sindrom down.Amniosentesis yaitu pengambilan cairan actort dari ruang amnion secara trans-abdominal antara usia kehamilan 14 dan 16 minggu, digunakan untuk kelainan kromosom bayi terutama sindrom Down. Sel cairan amnion, yang terbanyak berasal dari janin, dibiakkan untuk

Page 24: Wrap Up Skenario 3 - Reproduksi

pemeriksaan sitogenetik dan biokimiawi. Amniosentesis dianjurkan untuk semua wanita hamil di atas usia 35 tahun.Pengambilan sampel vili korionik (CVS;chorionic villi sampling) adalah tehnik skrining yang baru untuk menentukan kelainan janin. Cara ini dilakukakn pada usia kehamilan 8 dan 10 minggu, yang 6 minggu lebih awal dibandingkan amniosentesis. Hasilnya tersedia dalam waktu yang singkat (beberapa jam/hari), jika kehamilan abnormal, keputusan untuk mengakhiri kehamilan dapat dilakukakan dalam trimester pertama. (Soetjiningsih, 1995)

6. Pemeriksaan Psikologis Dilakukan oleh ahli psikologi yang berpengalaman. Tes Gesell, Bayley, dan Cattell adalah tes yang sering digunakan untuk bayi. Tes Bender Gestalt dan Benton Visual Retention test juga digunakan untuk anak retardasi mental. Disamping itu, pemeriksaan psikologi harus menilai kemampuan actortic, motorik, actortic, dan kognitif. Informasi tentang actor motivasional, emosional, dan interpersonal juga penting.

Pemeriksaan lainnya:

1. Kromosomal kariotipe- Terdapat beberapa kelainan fisik yang tidak khas- Anamnesis ibu tercemar zat-zat teratogen- Terdapat beberapa kelainan kongenital- Genital abnormal

2. EEG (Elektro Ensefalogram)- Gejala kejang yang dicurigai- Kesulitan mengerti bahasa yang berat

3. CT (Cranial Computed Tomography) atau MRI (Magnetic Resonance Imaging)- Pemebesaran kepala yang progresif- Tuberous sklerosis- Dicurigai kelainan otak yang luas- Kejang lokal- Dicurigai adanya tumor intrakranial

4. Titer virus untuk infeksi kongenital- Kelainan pendengaran tipe sensorineural- Neonatal hepatosplenomegali- Petechie pada periode neonatal- Chorioretinitis- Mikroptalmia - Kalsifikasi intrakranial- Mikrosefali

5. Serum asam urat- Choreoatetosis - Gout - Sering mengamuk

6. Laktat dan piruvat darah- Asidosis metabolik

Page 25: Wrap Up Skenario 3 - Reproduksi

- Kejang mioklonik- Kelemahan yang progresif- Ataksia- Degenerasi retina- Ophtalmoplegia- Episode seperti stroke yang berulang

7. Plasma asam lemak rantai sangat panjang- Hepatomegali- Tuli- Kejang dini dan hipotonia- Degenerasi retina- Ophtalmoplegia- Kista pada ginjal

8. Serum seng (Zn)- Acrodermatitis

9. Logam berat dalam darah- Anamnesis adanya pika- Anemia

10. Serum tembaga (Cu) dan ceruloplasmin- Gerakan involunter- Sirosis- Cincin Kayser-fleischer

11. Serum asam amino atau asam organik- Kejang yang tidak diketahui sebabnya pada bayi- Gagal tumbuh- Bau yang tidak biasa pada air seni atau kulit- Warna rambut yang tidak biasa- Mikrosefali- Asidodis yang tidak diketahui sebabnya

12. Plasma amonia- Muntah-muntah dengan asidosis metabolik

13. Analisa enzim lisozom pada lekosit atau biopsi kulit- Kehilangan fungsi motorik dan kognitif- Atrofi N. Optikus- Degenerasi retina- Sereberal ataksia yang berulang- Mioklonus - Hepatosplenomegali - Kulit yang kasar dan lepas-lepas- Kejang- Pemebsaran kepala yang dimulai setelah umur 1 tahun

14. Urin mukopolisakarida- Kiposis- Anggota gerak yang pendek- Badan yang pendek - Hepatosplenomegali

Page 26: Wrap Up Skenario 3 - Reproduksi

- Kornea keruh- Gangguan pendengaran - Kekakuan pada sendi

15. Urin reducing substance- Katarak- Hepatomegali- Kejang

16. Urin ketoacid- Kejang- Rambut yang mudah putus

17. Urin asam vanililmandelik- Muntah-muntah- Isapan bayi pada saat menyusu lemah- Gejala disfungsi autonomik

(sumber : Soetjiningsih.(1995) Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC)

Diagnosis Banding

1. Kelainan sensorik terutama buta dan tuli

2. Gangguan perkembangan spesifik (kelambatan satu aspek perkembangan): gangguan

perkembangan bicara, aleksia, agrafia, afasia

3. Gangguan perkembangan pervasif (penyimpangan perkembangan): autisme infantil,

skizofrenia yang timbul pada masa anak.

4. Penyakit fisik yang kronisKesulitan belajar (diagnosis banding untuk retardasi mental

yang ringan)

L.O.1.7 Penatalaksanaan Retardasi MentalFarmakologi

Anak Retardasi mental biasanya disertai dengan gejala hyperkinetik (selalu bergerak, konsentrasi

kurang dan perhatian mudah dibelokkan). Obat-obat yang sering digunakan dalam bidang

retardasi mental adalah terutama untuk menekan gejala-gejala hyperkinetik, misalnya :

a. Amphetamin dosis 0,2 - 0,4 mg/kg/hari

b. Imipramin dosis ± 1,5 mg/kg/hari

Efek sampingan kedua obat diatas dapat menimbulkan convulsi

c. Valium, Nobrium, Haloperidol dsb. dapat juga menekan gejala hyperkinetik

Obat-obatan untuk konvulsi :

Page 27: Wrap Up Skenario 3 - Reproduksi

a. Dilantin dosis 5 - 7 mg/kg/hari (Dilantin dapat juga menurunkan gejala hyperkinetik,

gejala gangguan emosi dan menaikkan fungsi berfikir)

b. Phenobarbital dosis 5 mg/kg/hari (Phenobarbital dapat menaikkan gejala hyperkinetik)

c. Cofein : baik untuk convulsi dan menurunkan gejala hyperkinetik

Obat-obatan untuk menaikkan kemampuan belajar :

a. Pyrithioxine (Encephabol, Cerebron).

b. Glutamic acid.

c. Gamma amino butyric acid (Gammalon).

d. Pabenol.

e. Nootropil.

f. Amphetamin dsb.

Minum kopi tiap pagi bisa menurunkan gejala hyperkinetik, karena kopi mengandung Cofein.

Non Farmakologis

Psikoterapi dapat diberikan baik pada anaknya sendiri maupun pada orang tuanya. Untuk anak

yang terbelakang dapat diberikan psikoterapi individual, psikoterapi kelompok dan manipulasi

lingkungan (merubah lingkungan anak yang tidak menguntungkan bagi anak tersebut).

Walaupun tak akan dapat menyembuhkan keterbelakangan mental, tetapi dengan psikoterapi dan

obat-obatan dapat diusahakan perubahan sikap, tingkah laku, kemampuan belajar dan hasil

kerjanya. Yang penting adalah adanya ketekunan, kesadaran dan minat yang sungguh dari pihak

terapis (yang mengobati).

Terapis bertindak sebagai pengganti orang tua untuk membuat koreksi-koreksi terhadap

hubungan yang tak baik ini. Dari pihak perawat diperlukan juga ketekunan dan kesadaran dalam

merawat anak-anak dengan retardasi mental serta melaporkan kepada dokter bila dalam

observasi terdapat tingkah laku anak maupun orang tua yang negatif, merugikan bagi anak

tersebut maupun lingkungannya (teman-teman disekitarnya).

Pendekatan Medis

Penggunaan Ritalin efektif untuk mengurangi perilaku antisosial pada anak-anak dan remaja

yang mengalami gangguan tingkah laku. 

Pendekatan Behavioral

Page 28: Wrap Up Skenario 3 - Reproduksi

Pendekatan ini mendasarkan pada prosedur operant conditioning. Misalnya, Program

penanganan residential, yang menetapkan aturan dengan jelas terhadap anak-anak. Mereka akan

diberikan reward untuk perilaku yang tepat dan hukuman untuk perilaku yang tidak tepat.

Pendekatan Kognitif-Behavioral

Penanganan anak dengan gangguan tingkah laku dilakukan dengan Terapi Kognitif Behavioral,

yaitu melatih anak dengan gangguan tingkah laku untuk berpikir bahwa konflik sosial adalah

masalah yang dapat diselesaikan dan bukan merupakan tantangan terhadap kejantanan mereka,

yang harus dibuktikan dengan kekerasan. Anak-anak ini dilatih menggunakan keterampilan

calming self talk, yaitu teknik untuk berpikir & berbicara kepada diri sendiri, tujuannya adalah

menghambat perilaku impulsif, mengendalikan kemarahan, dan mencoba solusi yang tidak

mengandung kekerasan dalam menghadapi konflik sosial. 

Pendekatan Keluarga-Lingkungan (Family ecological approach)

Pendekatan ini dikembangkan oleh Hanggeler, yang didasarkan pada teori ekologis dari Urie

Bronfenbrenner. Pendekatan ini meyakini bahwa anak berada dalam berbagai sistem sosial

(keluarga, sekolah, hukum, komunitas, dll). Ia menekankan bahwa anak-anak/remaja yang

melanggar peraturan itu mempengaruhi dan dipengaruhi oleh sistem sosial yang berinteraksi

dengan mereka. Teknik yang digunakan adalah berusaha mengubah hubungan anak dengan

berbagai sistem, untuk menghentikan perilaku dan interaksi yang mengganggu.

Social worker (pekerja sosial) melakukan kunjungan rumah untuk melihat hubungan anak

dengan orang tua, saudara-saudaranya maupun dengan masyarakat sekitarnya. Tugasnya utama

mencari data-data anak dan orang tua serta hubungan anak dengan orang-orang disekitarnya.

Untuk ibu atau orang tua anak dengan retardasi mental dapat diberikan family terapi (terapi

keluarga) untuk mengubah sikap orang tua atau saudaranya yang kurang baik terhadap penderita.

Dapat diberikan juga terapi kelompok dengan ibu-ibu, anak retardasi mental lainnya, seminggu

sekali selama 12 kali. Tujuannya untuk mengurangi sikap rendah diri, perasaan kecewa dari ibu

tersebut karena ternyata banyak ibu lain yang mengalami nasib serupa, mempunyai anak dengan

retardasi mental. Dengan demikian ibu dapat bersikap lebih realistik dan lebih dapat menerima

anaknya serta dapat merencanakan program yang baik bagi anaknya. Di luar negeri social worker

yang bertugas memberi terapi kelompok untuk ibu-ibu tersebut diatas.

L.O.1.8 Pencegahan Retardasi MentalRetardasi mental berhubungan dengan beberapa gangguan heterogen dan berbagai faktor

psikososial. Terapi yang terbaik untuk retardasi mental adalah pencegahan primer, sekunder, dan tersier.2

A. Pencegahan Primer

Page 29: Wrap Up Skenario 3 - Reproduksi

Pencegahan primer merupakan tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan atau menurunkan kondisi yang menyebabkan perkembangan gangguan yang disertai dengan retardasi mental. Tindakan tersebut termasuk :

Pendidikan untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat umum tentang retardasi mental.

Usaha terus-menerus dari professional bidang kesehatan untuk menjaga dan memperbaharui kebijaksanaan kesehatan masyarakat.

Aturan untuk memberikan pelayanan kesehatan maternal dan anak yang optimal. Eradikasi gangguan yang diketahui disertai dengan kerusakan system saraf pusat.

Konseling keluarga dan genetik membantu menurunkan insidensi retardasi mental dalam keluarga dengan riwayat gangguan genetic yang berhubungan dengan retardasi mental. Untuk anak-anak dan ibu dengan sosioekonomi rendah, pelayanan medis prenatal dan perinatal yang sesuai dan berbagai program pelengakap dan bantuan pelayanan social dapat menolong menekan komplikasi medis dan psikososial.

B. Pencegahan Sekunder dan Tersier

Jika suatu gangguan yang disertai dengan retardasi mental telah dikenali, gangguan harus diobati untuk mempersingkat perjalanan penyakit (pencegahan sekunder) dan untuk menekan sekuele atau kecacatan yang terjadi setelahnya (pencegahan tersier).Gangguan metabolik dan endokrin herediter, seperti PKU dan hipotiroidisme, dapat diobati dalam stadium awal dengan control diet atau dengan terapi penggantian hormone.Anak retardasi mental seringkali memiliki kesulitan emosional dan perilaku yang memerlukan terapi psikiatrik. Kemampuan kognitif dan sosial yang terbatas yang dimiliki anak tersebut memerlukan modalitas terapi psikiatrik yang dimodifikasi berdasarkan tingkat kecerdasan anak.

Pendidikan untuk anakLingkungan pendidikan untuk anak-anak dengan retardasi mental harus termasuk

program yang lengkap yang menjawab latihan keterampilan adaptif, latihan keterampilan sosial, dan latihan kejujuran. Perhatian khusus harus dipusatkan pada komunikasi dan usaha untuk meningkatkan kualitas hidup. Terapi kelompok seringkali merupakan format yang berhasil dimana anak-anak dengan retardasi mental dapat belajar dan mempraktekkan situasi hidup nyata dan mendapatkan umpan balik yang mendukung.

Terapi perilaku, kognitif, dan psikodinamikaKesulitan dalam beradaptasi di antara orang retardasi mental adalah luas dan sangat bervariasi sehingga sejumlah intervensi sendiri atau dalam kombinasi mungkin berguna.

Terapi perilaku telah digunakan selama bertahun-tahun untuk membentuk dan meningkatkan perilaku sosial dan untuk mengendalikan dan menekan perilaku agresif dan destruksi pasien. Dorongan positif untuk perilaku yang diharapkan dan memulai hukuman (seperti mencabut hak istimewa) untuk perilaku yang tidak diinginkan telah banyak menolong.

Page 30: Wrap Up Skenario 3 - Reproduksi

Terapi kognitif seperti menghilangkan keyakinan palsu dan latihan relaksasi dengan instruksi dari diri sendiri, juga telah dianjurkan untuk pasien retardasi mental yang mampu mengikuti instruksi pasien.

Terapi psikodinamika telah digunakan pada pasien retardasi mental dan keluarganya untuk menurunkan konflik tentang harapan yang menyebabkan kecemasan, kekerasan, dan depresi yang menetap.

Pendidikan keluargaSatu bidang yang penting dalam pendidikan keluarga dari pasien dengan retardasi

mental adalah tentang cara meningkatkan kompetensi dan harga diri sambil mempertahnkan harapan yang realistic untuk pasien. Keluarga seringkali merasa sulit untuk menyeimbangkan antara mendorong kemandirian dan memberikan lingkungan yang mengasuh dan suportif bagi anak retardasi mental, yang kemungkinan mengalami suatu tingkat penolakan dan kegagalan di luar konteks keluarga.

Orang tua mungkin mendapatkan manfaat dari konseling yang terus-menerus datau terpai keluarga. Orang tua harus diberikan kesempatan untuk mengekspresikan perasaan bersalah, putus asa, kesedihan, penyangkalan yang terus-menerus timbul, dan kemarahan tentang gangguan dan masa depan anak. Dokter psikiatrik harus siap untuk memberikan semua informasi medis dasar dan terakhir tentang penyebab, terapi, dan bidang lain yang berhubungan (seperti latihan khusus dan perbaikna defek sensorik).

L.O.1.9 Prognosis Retardasi MentalRetardasi mental yang diketahui penyakit dasarnya, biasanya prognosisnya lebih baik. Tetapi pada umumnya sukar untuk menemukan penyakit dasarnya. Anak dengan retardasi mental ringan, dengan kesehatan yang baik, tanpa penyakit kardiorespirasi, pada umumnya umur harapan hidupnya sama dengan orang yang normal. Tetapi sebaliknya pada retardasi mental yang berat dengan masalah kesehatan dan gizi, sering meninggal pada usia muda.3

Pada anak dengan retardasi mental berat, gejalanya telah dapat terlihat sejak dini. Retardasi mental ringan tidak selalu menjadi gangguan yang berlangsung seumur hidup. Seorang anak bisa saja pada awalnya memenuhi kriteria retardasi mental saat usianya masih dini, namun seiring dengan bertambahnya usia, anak tersebut dapat saja hanya menderita gangguan perkembangan (gangguan komunikasi, autisme, slow learner-intelejensia ambang normal). Anak yang didiagnosa dengan retardasi mental ringan di saat masa sekolah, mungkin saja dapat mengembangkan perilaku adaptif dan berbagai keterampilan yang cukup baik sehingga mereka tidak dapat lagi dikategorikan menderita retardasi mental ringan, atau dapat dikatakan efek dari peningkatan maturitas menyebabkan anak berpindah dari satu kategori diagnosis ke kategori lainnya (contohnya, dari retardasi mental sedang menjadi retardasi mental ringan). Beberapa anak yang didiagnosis dengan gangguan belajar spesifik atau gangguan komunikasi dapat berkembang menjadi retardasi mental seiring dengan berjalannya waktu. Ketika masa remaja telah dicapai, maka diagnosis biasnya telah menetap. Prognosis jangka panjang dari retardasi mental tergantung dari penyebab dasarnya, tingkat defisit adaptif dan kognitif, adanya gangguan perkembangan dan medis terkait, dukungan keluarga, dukungan sekolah/masyarakat, dan pelayanan dan training yang tersedia untuk anak dan keluarga. Saat dewasa, banyak penderita retardasi mental yang mampu memenuhi kebutuhan

Page 31: Wrap Up Skenario 3 - Reproduksi

ekonmi dan sosialnya secara mandiri. Mereka mungkin saja membutuhkan supervisi secara periodik, terutama di saat mengalami masalah sosial maupun ekonomi. Kebanyakan penderita dapat hidup dengan baik dalam masyarakat, baik secara mandiri maupun dalam supervisi. Angka harapan hidup tidak terpengaruh oleh adanya retardasi mental ini.

L.I.2 Memahami dan Menjelaskan Gizi Pada Masa Perkembangan L.O.2.1 Periode Pertumbuhan Anak dan RemajaPendidikan anak sebaiknya disesuaikan dengan periode perkembangan nafsunya. Pembentukan

saraf penahan atau pengendali hormon pengatur sifat harus dilatih sejak janin berada dalam

kandungan. Suatu kebiasaan di waktu kecil akan menjadi perilaku di masa depan. Saat ini

pendidikan yang memberi perhatian terhadap perkembangan rasa khususnya tentang

pengendalian nafsu anak sering dilupakan dan kurang dipromosikan.

1.      Tahun prasekolah

Antara usia 2-5 tahun. Tantangan perkembangan dari periode sebelumnya diakhiri dalam

keadaan lingkungan sosial yang luas dan dibentuk kembali oleh pertambahan bahasa yang

rumit. Sebagai contoh adalah tantangan pengaturan diri sendiri dalam menghadapi

kemungkinan dorongan yang besar.

2.      Tahun awal sekolah

Anak usia antara 6-12 tahun, periode yang kadang disebut sebagai masa anak pertengahan

atau masa laten, mempunyai tantangan baru. Kekuatan kognitif untuk memikirkan banyak

faktor secara simultan memberikan kemampuan pada anak usia sekolah untuk mengevaluasi

diri sendiri dan merasakan evaluasi teman-temannya.

3.      Kedewasaan

Antara usia 10-20 tahun anak-anak mengalami perubahan yang sangat cepat pada ukuran,

bentuk, fisiologi tubuh dan fungsi psikologis serta sosialnya

Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya manusia. Kecukupan gizi sangat

diperlukan oleh setiap individu, sejak dalam kandungan, bayi, anak-anak, masa remaja, hingga

usia lanjut. Zat besi merupakan salah satu komponen gizi mikro yang memiliki peranan penting

dalam proses tumbuh kembang khususnya pada anak.

Kecepatan pertumbuhan anak melambat setelah tahun pertama kehidupan. Pada umur setahun

berat badan anak menjadi 3 kali BB lahir, tetapi pada umur 2 tahun BB anak hanya 4 kali BB

lahir. Panjang badan anak bertambah 50% pada umur setahun, namun panjang badan lahir baru

tercapai pada umur 4 tahun. Pada anak yang baru sembuh dari suatu penyakit atau anak

mengalami kekurangan gizi akan mengalami pertumbuhan yang lambat.

Page 32: Wrap Up Skenario 3 - Reproduksi

Anak membutuhkan nutrien yang lebih banyak untuk pertumbuhan tulang, gigi, otot dan darah.

Anak mempunyai risiko mengalami malnutrisi apabila anak terlalu lama nafsu makannya buruk,

asupan makanan yang terbatas atau makanan yang terlalu encer. Energi dibutuhkan oleh anak

untuk keperluan metabolisme basal, pertumbuhan dan aktifitas. Komposisi makanan pada masa

ini dianjurkan terdiri dari 60-70% karbohidrat, 10-15% protein dan 25-30% lemak. Dalam

menghitung kebutuhan energi pada anak normal lebih baik berdasarkan kebutuhan energi per kg

BB dan jenis kelamin anak.Anak umur 1 – 3 tahun mempunyai risiko mengalami anemia

defisiensi besi. Keadaan ini disebabkan oleh meningkatnya kebutuhan zat besi pada masa

pertumbuhan, dan akibat dari diet anak yang tidak cukup mengandung energi. Kalsium

dibutuhkan untuk mineralisasi tulang dan mempertahankan pertumbuhan tulang. Kebutuhan

kalsium tergantung pada kemampuan absorpsi dan faktor diet seperti jumlah protein, vitamin D

dan fosfor. Vitamin D diperlukan untuk absorpsi kalsium dan deposisi kalsium di tulang.

Seng sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan. Defisiensi seng dapat mengakibatkan gagal tumbuh,

penurunan nafsu makan atau pengecapan, dan penyembuhan luka yang lambat. Kebutuhan seng

adalah 10 mg/hari. (Moersintowati, 2008)

Faktor – faktor yang mempengaruhi asupan makanan adalah :

a. Keluarga

b. Media

c. Teman sebaya

d. Penyakit

Masalah makanan yang sering terjadi pada masa anak adalah :

a. Obesitas

b. Kurang gizi

c. Defisiensi besi

d. Defisiensi vitamin A

e. Karies gigi

f. Alergi makanan

g. Gizi pada masa prasekolah

Page 33: Wrap Up Skenario 3 - Reproduksi

Ada beberapa cara melakukan penilaian status gizi pada kelompok masyarakat. Salah satunya

adalah dengan pengukuran tubuh manusia yang dikenal dengan Antropometri. Dalam pemakaian

untuk penilaian status gizi, antropometri disajikan dalam bentuk indeks yang dikaitkan dengan

variabel lain. Variabel tersebut adalah sebagai berikut :

a. Umur

Umur sangat memegang peranan dalam penentuan status gizi, kesalahan penentuan akan

menyebabkan interpretasi status gizi yang salah. Hasil penimbangan berat badan maupun

tinggi badan yang akurat, menjadi tidak berarti bila tidak disertai dengan penentuan umur

yang tepat. Kesalahan yang sering muncul adalah adanya kecenderungan untuk memilih

angka yang mudah seperti 1 tahun; 1,5 tahun; 2 tahun. Oleh sebab itu penentuan umur anak

perlu dihitung dengan cermat. Ketentuannya adalah 1 tahun adalah 12 bulan, 1 bulan adalah

30 hari. Jadi perhitungan umur adalah dalam bulan penuh, artinya sisa umur dalam hari

tidak diperhitungkan (Depkes, 2008).

b. Berat Badan

Berat badan merupakan salah satu ukuran yang memberikan gambaran massa jaringan,

termasuk cairan tubuh. Berat badan sangat peka terhadap perubahan yang mendadak baik

karena penyakit infeksi maupun konsumsi makanan yang menurun. Berat badan ini

dinyatakan dalam bentuk indeks BB/U (Berat Badan menurut Umur) atau melakukan

penilaian dengam melihat perubahan berat badan pada saat pengukuran dilakukan, yang

dalam penggunaannya memberikan gambaran keadaan kini. Berat badan paling banyak

digunakan karena hanya memerlukan satu pengukuran, hanya saja tergantung pada ketetapan

umur, tetapi kurang dapat menggambarkan kecenderungan perubahan situasi gizi dari waktu

ke waktu (Depkes, 2007).

c. Tinggi Badan

Tinggi badan memberikan gambaran fungsi pertumbuhan yang dilihat dari keadaan kurus

kering dan kecil pendek. Tinggi badan sangat baik untuk melihat keadaan gizi masa lalu

terutama yang berkaitan dengan keadaan berat badan lahir rendah dan kurang gizi pada masa

balita. Tinggi badan dinyatakan dalam bentuk Indeks TB/U (tinggi badan menurut umur),

atau juga indeks BB/TB (Berat Badan menurut Tinggi Badan) jarang dilakukan karena

perubahan tinggi badan yang lambat dan biasanya hanya dilakukan setahun sekali. Keadaan

indeks ini pada umumnya memberikan gambaran keadaan lingkungan yang tidak baik,

kemiskinan dan akibat tidak sehat yang menahun ( Depkes, 2009).

Page 34: Wrap Up Skenario 3 - Reproduksi

Berat badan dan tinggi badan adalah salah satu parameter penting untuk menentukan status

kesehatan manusia, khususnya yang berhubungan dengan status gizi. Penggunaan Indeks BB/U,

TB/U dan BB/TB merupakan indikator status gizi untuk melihat adanya gangguan fungsi

pertumbuhan dan komposisi tubuh

Masa remaja merupakan saat terjadinya perubahan-perubahan cepat dalam proses pertumbuhan

fisik, kognitif dan psikososial. Pada masa ini terjadi kematangan seksual dan tercapainya bentuk

dewasa karena pematangan fungsi endokrin. Pada saat proses pematangan fisik, juga terjadi

perubahan komposisi tubuh. Periode Adolesensia ditandai dengan pertumbuhan yang cepat

(Growth Spurt) baik tinggi badannnya maupun berat badannya. Pada periode growth spurt,

kebutuhan zat gizi tinggi karena berhubungan dengan besarnya tubuh.

Growth Spurt :

a. Anak perempuan : antara 10 dan 12 tahun

b. Anak laki-laki : umur 12 sampai 14 tahun.

Permulaan growth spurt pada anak tidak selalu pada umur yang sama melainkan tergantung individualnya. Pertumbuhan yang cepat biasanya diiringi oleh pertumbuhan aktivitas fisik sehingga kebutuhan zat gizi akan naik pula. Penelitian membuktikan bahwa apabila manusia sudah mencapai usia lebih dari 20 tahun, maka pertumbuhan tubuhnya sama sekali sudah terhenti. Ini berarti, makanan tidak lagi berfungsi untuk pertumbuhan tubuh, tetapi untuk mempertahankan keadaan gizi yang sudah didapat atau membuat gizinya menjadi lebih baik. Dengan demikian, kebutuhan akan unsur-unsur gizi dalam masa dewasa sudah agak konstan, kecuali jika terjadi kelainan-kelainan pada tubuhnya, seperti sakit dan sebagainya. Sehingga mengharuskan mendapatkan kebutuhan zat gizi yang lebih dari biasanya

LO.2.2 Jenis gizi dan kebutuhanGizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya manusia. Kecukupan gizi sangat

diperlukan oleh setiap individu, sejak dalam kandungan, bayi, anak-anak, masa remaja, hingga

usia lanjut. Zat besi merupakan salah satu komponen gizi mikro yang memiliki peranan penting

dalam proses tumbuh kembang khususnya pada anak.

Jenis-jenis zat gizi penunjang perkembangan otak dan kecerdasan anak adalah: Karbohidrat,

dalam bentuk gula sederhana dan gula kompleks, dibutuhkan sebagai sumber energi untuk

membentuk sel-sel otak baru.

Page 35: Wrap Up Skenario 3 - Reproduksi

a. Protein, baik hewani maupun nabati, terdiri daru 25 jenis asam amino yang berperan penting

bagi terbentuknya neutrotransmitter, yaitu senyawa pengantar pesan dari sel otak satu ke sel

otak yang lain.

b. Lemak, terutama dalam bentuk asam lemak, sebagai bahan baku pembentuk sel-sel otak

baru. Sebanyak 60% dari otak terbentuk dari lemak. Jenis asam lemak yang paling utama

adalah asam lemak tidak jenuh rantai panjang, contohnya omega-3, EPA, dan DHA. Asam

lemak omega-3 ini paling banyak ditemukan dalam ikan laut, seperti ikan kod.

c. Vitamin dan mineral, sangat dibutuhkan untuk membantu fungsi kerja otak, menunjang kerja

sistem imun dan sistem saraf pusat.

Vitamin A meningkatkan daya tahan tubuh.

Vitamin D menjaga kesehatan tulang dan gigi.

DHA 224 mg/5 ml membantu perkembangan sel-sel otak.

Kecerdasan, keterampilan, dan perkembangan mental balita tidak lepas dari pertumbuhan dan

perkembangan sel-sel otak. Agar otak anak berkembang optimal, harus memenuhi aneka zat gizi

yang diperlukan. Apalagi, ilmu pengetahuan mengajarkan bahwa otak terus tumbuh hingga anak

berusia dua tahun. Artinya, pada masa emas itulah, balita harus mengonsumsi makanan bergizi

lengkap dan seimbang, terutama untuk perkembangan otaknya. Aneka zat gizi yang berperan

penting bagi perkembangan otak, diantaranya adalah kelompok asam lemak tak jenuh, kalori dan

protein, zat besi, kelompok vitamin B, dan seng (Zn).

1. Asam lemak tak jenuh

Asam lemak tak jenuh sangat dominan dalam susunan sel-sel saraf di otak anak. Bahkan

diketahui bahwa 60% otak manusia terdiri dari aneka jenis lemak itu. Yang termasuk asam

lemak tak jenuh itu adalah:

a. DHA (asam dokosaheksaenoat) atau omega-3. Berperan besar dalam perkembangan sel

saraf, otak, dan penglihatan. Kekurangan omega-3 dapat mengganggu perkembangan

sistem saraf. Akibatnya, terjadi gangguan pada sistem daya tahan tubuh, daya ingat,

mental, dan penglihatan.

b. AA (asam arakidonat) atau omega-6. Asam lemak ini berfungsi membantu pembentukan

senyawa yang bersifat seperti hormon, yaitu sebagai pengantar perintah dari satu sel saraf

ke sel saraf lainnya dalam tubuh, termasuk ke otak.

Kedua asam lemak ini terdapat dalam ASI. Setelah mendapat asupan makanan, asam lemak ini

bisa diperoleh dari ikan tenggiri atau tuna, bayam, minyak kedelai, dan minyak bunga matahari.

Page 36: Wrap Up Skenario 3 - Reproduksi

2. Kalori dan protein

Kekurangan kalori dan protein dapat menyebabkan otak anak tidak tumbuh optimal dan akan

mengakibatkan gangguan motorik dan kecerdasan. Kalori dibutuhkan dalam proses

metabolisme otak, sementara protein berperan dalam pembentukan sel-sel saraf baru,

termasuk otak. Sumber-sumber kedua zat gizi ini adalah daging sapi, ayam, ikan, telur, susu

dan produk olahannya, minyak ikan, tempe, tahu, dan kedelai.

3. Zat besi

Zat besi berperan besar dalam pembentukan sel-sel baru, termasuk otak, di mana mengangkut

dan mendistribusikan O2 paru-paru ke seluruh tubuh. Serta berperan dalam pembentukan

eritrosit di dalam sumsum tulang belakang. Sistem imun yang berfungsi dengan baik adalah

tanda cukupnya zat besi dalam tubuh. Sumber-sumbernya adalah hati, daging merah, ikan,

telur, serealia, dan sayuran berwarna hijau tua.

4. Kelompok vitamin B

Berbagai jenis vitamin B sangat besar peranannya dalam perkembangan otak anak, yaitu B1,

B3, B6, dan B12. Vitamin B1 melindungi sel-sel saraf dalam jaringan sel pusat, B3 menjaga

keseimbangan kerja sel-sel saraf, B6 berperan dalam proses pembentukan eritrosit, serta

membantu tubuh dalam proses penyerapan karbohidrat, protein, dan lemak; B12 berperan

dalam membentuk senyawa kimia yang mendukung pertumbuhan dan fungsi sel saraf dan

pertumbuhan tulang belakang, serta mencegah kerusakan saraf dan meningkatkan daya ingat.

Bersama zat besi, vitamin B12 jga membantu pembentukan eritrosit. Sumber vitamin B

adalah serealia, kacang-kacangan, biji-bijian, ikan, ayam, daging tanpa lemak, produk olahan

susu, dan sayuran berwarna hijau.

5. Seng (Zn)

Seng berfungsi membantu otak dalam mengantar informasi genetik dalam sel. Selain itu, seng

juga bertugas membantu proses pembentukan sel-sel tubuh, termasuk otak. Kekurangan seng

dapat berpengaruh terhadap perkembangan kecedasan anak dan gangguan fungsi otak. Seng

banyak terdapat dalam daging, hati, ayam, seafood, susu, biji-bijian, dan kacang-kacangan.

Jenis Nutrisi Fungsi Sumber

Air Pelarut untuk pertukaran seluler

Transportasi nutrien dan produk buangan tubuh

Mengatur suhu tubuh

Air, makanan

Protein Menyediakan asam amino untuk pertumbuhan Susu, telur, daging,

Page 37: Wrap Up Skenario 3 - Reproduksi

dan perbaikan jaringan

Menjaga keseimbangan osmotik

Membentuk hemoglobin, nukleoprotein,

glikoprotein, lipoprotein, enzim, dan antibodi

kacang-kacangan,

padi-padian

Karbohidrat Sebagai sumber energi

Membentuk glikogen dan lemak

Membantu pembentukan asam amino

Susu, padi-padian,

buah, sirup, tepung,

sayuran

Lemak Sebagai sumber cadangan energi

Melindungi pembuluh darah, saraf, dan organ-

organ tubuh

Melindungi tubuh dari perubahan suhu luar

Membantu penyerapan vitamin A, D, E, dan K

Memperlambat proses pengosongan lambung

Susu, mentega, telur,

daging, ikan, minyak

sayur

Jenis Vitamin Fungsi Sumber

Vitamin A Penglihatan

Perkembangan dan pemeliharaan jaringan epitel

Diferensiasi sel-sel epitel

Susu, telur, buah,

sayur, cod & halibut

liver oil

Vitamin B

Thiamine

Riboflavin

Niasin

Asam

Pantothenat

Piridoksin

Asam Folat

Kobalamin

Sebagai koenzim dalam metabolisme karbohidrat

Konduksi membran dan saraf

Sebagai komponen dalam koenzim FAD dan

FMN

Berperan sebagai kofaktor enzim, seperti NAD

dehidrogenase

Merupakan komponen dari hampir semua zat-zat

pembawa elektron dalam sel hidup

Berperan dalam berbagai proses metabolisme

Sebagai bagian dari koenzim A dan protein

pembawa asil

Sebagai koenzim piridoksal fosfat dan

piridiksamine fosfat

Koenzim dalam mitokondria dan sitosol dalam

metabolisme asam amino, purin, dan nukleat

Kofaktor enzim sintesis DNA dan RNA

Padi-padian, ragi,

jeroan

Susu, telur, daging,

kacang-kacangan

Ikan tuna dan halibut,

daging, sereal gandum

Kuning telur, susu,

kacang-kacangan

Daging, ikan, tepung

kedelai, ragi

Sayuran hijau, kacang-

kacangan, telur, ikan

Telur, susu

Page 38: Wrap Up Skenario 3 - Reproduksi

Vitamin C Sebagai antioksidan yang mempengaruhi redoks

potensial tubuh

Integritas epitel melalui kesehatan kolagen

Mekanisme imunitas

Mempercepat absorbsi besi

Sintesis hormon norepinefrin dan reseptor

neurotransmitter asetilkolin

Kacang-kacangan,

sayuran hijau, buah-

buahan

Vitamin D Homeostasis kalsium dalam plasma

Mengatur sintesis protein yang mengatur transpor

Ca

Pembentukan garam Ca di jaringan yang

membutuhkan

Minyak ikan laut,

kuning telur

Vitamin E Sebagai antioksidan alam paling kuat

Berperan dalam metabolisme selenium

Minyak biji-bijian,

buah, sayur, lemak

Vitamin K Sintesis protrombin, faktor VII, IX, dan X

Sebagai kofaktor enzim yang mempercepat reaksi

karboksilase pada hati

Sayuran hijau, sereal,

susu, telur

Jenis Mineral Fungsi Sumber

Kalsium Membentuk struktur tulang dan gigi

Membantu proses kontraksi otot dan kerja

jantung

Susu, sayur hijau,

salmon, kerang

Klorida

Membantu koagulasi darah

Membantu keseimbangan asam basa

Membentuk HCl lambung

Garam, daging, susu,

telur

Khromium Pengaturan glikemia dan metabolisme insulin Ragi

Kobalt Merupakan komponen pembentuk molekul

vitamin B12 dan eritropoietin

Tersebar luas

Tembaga Penting untuk produksi sel darah merah,

transferin, dan hemoglobin

Membantu penyerapan besi

Hati, tiram, daging,

ikan, butir padi,

kacang

Fluorin Membentuk struktur gigi dan tulang Air, makanan laut

Iodium Merupakan komponen pembentuk hormon T3

dan T4

Garam, makanan laut

Page 39: Wrap Up Skenario 3 - Reproduksi

Besi Membentuk struktur hemoglobin, enzim

oksidatif, sitokrom C, dan katalase

Hati, daging, kuning

telur, sayuran hijau

Magnesium Membentuk struktur tulang dan gigi

Iritabilitas otot dan saraf

Kation intraseluler

Biji-bijian, kacang,

daging, susu

Mangan Berperan dalam aktivasi enzim

Metabolisme karbohidrat

Sayuran hijau, biji-

bijian

Molibdenum Komponen enzim santin oksidase

Mobilisasi feritin dalam hati

Sayuran

Fosfor Membantu pembentukan tulang dan gigi

Struktur nukleus dan sitoplasma sel

Susu, kuning telur,

kacang-kacangan

Kalium Berperan dalam kontraksi otot

Hantaran impuls saraf

Keseimbangan cairan dalam tubuh

Tersebar luas

Selenium Kofaktor glutation peroksidase Sayuran, daging

Sulfur Unsur pokok protein seluler

Berperan dalam pembentukan melanin

Makanan berprotein

Natrium Berperan dalam menjaga tekanan osmotik

Menjaga keseimbangan asam basa

Garam, susu, telur

Seng Unsur pokok enzim Daging, susu, kacang

Makanan yang Mempengaruhi Kecerdasan

Mempunyai anak dengan tingkat kecerdasan yang tinggi merupakan dambaan setiap orang tua.

Untuk mendapatkan kecerdasan anak yang optimal sebaiknya orangtua memperhatikan beberapa

hal, yang pertama yaitu pemberian Asi eksklusif, kemudian kecukupan zat gizi, lingkungan yang

sehat dan nyaman serta suasana keluarga yang harmonis. Berikut ini adalah 7 makanan yang baik

untuk kecerdasan anak :

a. Ikan salmon yaitu sumber asam lemak omega-3-DHA and EPA- yang keduanya penting

bagi pertumbuhan dan perkembangan fungsi otak anak.

b. Telur, kuning telur padat kandungan kolin yaitu zat yang membantu perkembangan daya

ingat.

Page 40: Wrap Up Skenario 3 - Reproduksi

c. Kacang tanah, merupakan sumber vitamin E. Vitamin ini membantu otak dan sistem saraf

dalam penggunaan glukosa untuk kebutuhan energi.

d. Susu dan yoghurt, protein dan vitamin B tinggi yang terkandung di dalamnya sangat

penting untuk pertumbuhan jaringan otak, neurotransmitter dan enzim.

e. Daging sapi tanpa lemak, selain mengandung zat besi daging sapi juga dapat memelihara

daya ingat dan kecerdasan anak.

f. Gandum murni, serat pada gandum, dapat membantu mengatur pelepasam glukosa dalam

tubuh, selain itu juga mengandung vitamin B yang berfungsi memelihara kesehatan sistem

saraf. Gandum juga mempunyai kemampuan untuk mendukung kebutuhan sediaan glukosa

dari tubuh yang sifatnya konstan.

g. Strawberry, cherry, blueberry. Buah-buahan ini kaya antioksidan kadar tinggi, khususnya

vitamin C. Biji dari buah berry kaya asam lemak omega-3 yang sangat penting untuk

kecerdasan otak. Secara umum, semakin kuat warnanya, semakin banyak nutrisinya.

Peranan dan Pengaruh Gizi dalam Perkembangan Inteligensi

Periode emas. Proses perkembangan otak anak terdiri dari serangkaian tahapan yang telah

dimulai sejak di dalam kandungan. Tepatnya, ketika kehamilan memasuki trimester ke-3.

Tahapan itu berlanjut setelah anak lahir dan perkembangan yang berlangsung hingga usia 2

tahun merupakan periode emas atau periode pacu tumbuh otak.

a. Pada usia 6 bulan, perkembangan otak anak mencapai 50%.

b. Pada umur 2 tahun melonjak hingga 75%.

c. Pada umur 5 tahun perkembangan otak mencapai 90%.

d. Pada umur 10 mencapai 99%.

Faktor genetik hanya berperan 30-40% dalam menentukan perkembangan otak dan tingkat

kecerdasan anak. Selebihnya, yang berperan adalah faktor lingkungan, pemenuhan kebutuhan

berbagai zat gizi yang diperlukan untuk menunjang proses perkembangan otak anak.

DHA merupakan bahan baku pembentuk 60% asam lemak esensial otak, yang memiliki fungsi

penting, yaitu membentuk sel-sel saraf otak, melindungi serabut saraf otak, dan memelihara

fungsi otak serta indera penglihatan (terutama retina).

Dari berbagai kajian ilmiah menunjukkan bahwa kekurangan zat besi dapat menimbulkan

gangguan pertumbuhan serta sel otak. Kekurangan kadar Hb dalam darah dapat menimbulkan

gejala lesu, lemah, letih, lalai dan cepat capai. Akibatnya dapat menurunkan prestasi belajar,

olahraga dan produktifitas kerja serta menurunkan daya tahan tubuh terhadap penyakit infeksi.

Page 41: Wrap Up Skenario 3 - Reproduksi

Kebutuhan gizi anak remaja

Masa remaja menurut WHO adalah antara 10 –24 tahun, sedangkan menurut Monks (1992) masa

remaja berlangsung pada umur 12-21 tahun dengan pembagian masa remaja awal (12-15 tahun),

masa remaja pertengahan (15-18 tahun) dan masa remaja akhir (18-21 tahun).

Faktor yang perlu diperhatikan untuk menentukan kebutuhan energi remaja adalah aktivitas fisik.

Remaja yang aktif dan banyak melakukan olahraga memerlukan asupan energi yang lebih besar

dibandingkan yang kurang aktif. Angka kecukupan gizi (AKG) energi untuk remaja dan dewasa

muda perempuan 2000-2200 kkal, sedangkan untuk laki-laki antara 2400-2800 kkal setiap hari.

AKG energi ini dianjurkan sekitar 60% berasal dari sumber karbohidrat. Makanan sumber

karbohidrat adalah: beras, terigu dan hasil olahannya (mie, spagetti, macaroni), umbi-umbian

(ubi jalar, singkong), jagung, gula, dan lain-lain.

1. Protein

Kebutuhan protein meningkat pada masa remaja, karena proses pertumbuhan yang sedang

terjadi dengan cepat. Pada awal masa remaja, kebutuhan protein remaja perempuan lebih

tinggi dibandingkan laki-laki, karena memasuki masa pertumbuhan yang lebih cepat. Pada

akhir masa remaja, kebutuhan protein laki-laki lebih tinggi dibandingkan perempuan karena

perbedaan komposisi tubuh. Kecukupan protein bagi remaja 1,5-2,0gr/kgBB/hari. AKG

protein remaja dan dewasa muda adalah 48-62 gr per hari untuk perempuan dan 55-66 gr per

hari untuk laki-laki.

2. Kalsium

Kebutuhan kalsium pada masa remaja relatif tinggi karena akselerasi muscular,

skeletal/kerangka dan perkembangan endokrin lebih besar dibandingkan masa anak dan

dewasa. Lebih dari 20% pertumbuhan tinggi badan dan sekitar 50% massa tulang dewasa

dicapai pada masa remaja. AKG kalsium untuk remaja dan dewasa muda adalah 600-700 mg

per hari untuk perempuan dan 500-700 mg untuk laki-laki. Sumber kalsium yang paling baik

adalah susu dan hasil olahannya. Sumber kalsium lainnya ikan, kacang-kacangan, sayuran

hijau, dan lain-lain.

3. Zat Besi

Kebutuhan zat besi pada remaja meningkat karena terjadinya pertumbuhan cepat. Kebutuhan

besi pada remaja laki-laki meningkat karena ekspansi volume darah dan peningkatan

konsentrasi haemoglobin (Hb). Setelah dewasa, kebutuhan besi menurun. Pada perempuan,

Page 42: Wrap Up Skenario 3 - Reproduksi

kebutuhan yang tinggi akan besi terutama disebabkan kehilangan zat besi selama menstruasi.

Hal ini mengakibatkan perempuan lebih rawan terhadap anemia besi dibandingkan laki-laki.

Perempuan dengan konsumsi besi yang kurang atau dengan kehilangan besi yang meningkat,

akan mengalami anemia defisiensi besi.

4. Seng (Zink)

Seng diperlukan untuk pertumbuhan serta kematangan seksual remaja, terutama untuk remaja

laki-laki. AKG seng adalah 15 mg per hari untuk remaja dan dewasa muda perempuan serta

laki-laki.

5. Vitamin

Kebutuhan vitamin juga meningkat selama masa remaja karena pertumbuhan dan

perkembangan cepat yang terjadi. Karena kebutuhan energi meningkat, maka kebutuhan

beberapa vitamin pun meningkat, antara lain yang berperan dalam metabolisme karbohidrat

menjadi energi seperti vitamin B1, B2 dan Niacin. Untuk sintesa DNA dan RNA diperlukan

vitamin B6, asam folat dan vitamin B12, sedangkan untuk pertumbuhan tulang diperlukan

vitamin D yang cukup. Dan vitamin A, C dan E untuk pembentukan dan penggantian sel.

Kebutuhan Gizi Bayi

1. Kalori : 100-120 per kilogram berat badan. Bila berat badan bayi 8 kilogram maka

kebutuhannya: 8 x 100 /120 = 800/960 kkal.

2. Protein : 1,5-2 gram per kilogram berat badan. Bila berat badan bayi  8 kilogram maka

kebutuhannya 8 x 1,5/2 = 12/16 : 4 = 3/4 gram.

3. Karbohidrat : 50-60 persen dari total kebutuhan kalori sehari. Bila kebutuhan kalori sehari

800 kkal, maka 50%-nya = 400 : 4 = 100 gram

4. Lemak : 20 persen dari total kalori. Bila kebutuhan kalori sehari 800 kkal, maka 20%-nya =

160 : 40 = 40 gram.

Kebutuhan gizi pada balita :

1. Gula & Garam

Jika anak sudah berusia di atas 1 tahun, batasi penggunaannya. Konsumsi garam untuk balita

tidak lebih dari 1/6 jumlah maksimum orang dewasa sehari atau kurang dari 1 gram. Porsi

makan anak juga berbeda dengan orang dewasa. Anak membutuhkan makanan sumber energi

yang lengkap gizi dalam jumlah lebih kecil namun sering. 

Page 43: Wrap Up Skenario 3 - Reproduksi

2. Kebutuhan Energi & Nutrisi

Bahan makanan sumber energi seperti karbohidrat, protein, lemak serta vitamin, mineral dan

serat wajib dikonsumsi anak setiap hari. 

3. Susu Pertumbuhan

Susu sebagai salah satu sumber kalsium, juga penting dikonsumsi balita. Sedikitnya balita

butuh 350 ml/12 oz per hari.

4. Asupan makanan sehari untuk anak harus mengandung 10-15% kalori, 20-35% lemak, dan

sisanya karbohidrat. Setiap kg berat badan anak memerlukan asupan energi sebanyak 100

kkal.

5. Asupan lemak juga perlu ditingkatkan karena struktur utama pembentuk otak adalah lemak.

Lemak tersebut dapat diperoleh antara lain dari minyak dan margarin.

Status gizi adalah keadaan kesehatan tubuh seseorang yang diakibatkan oleh konsumsi,

penyerapan dan penggunaan zat gizi makanan. Status ini merupakan tanda-tanda atau

penampilan seseorang akibat keseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran zat gizi yang

berasal dari pangan yang dikonsumsi (Sunarti, 2004). Menurut Supariasa, dkk (2001)

menyatakan bahwa status gizi yaitu ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel

tertentu atau perwujudan dari nutriture dalam bentuk variabel tertentu.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Status Gizi

1. Penyebab Langsung

Makanan dan penyakit dapat secara langsung menyebabkan gizi kurang. Timbulnya gizi

kurang tidak hanya dikarenakan asupan makanan yang kurang, tetapi juga penyakit. Anak

yang mendapat cukup makanan tetapi sering menderita sakit, pada akhirnya dapat menderita

gizi kurang.

2. Penyebab tidak Langsung

Ada 3 penyebab tidak langsung yang menyebabkan gizi kurang yaitu :

a. Ketahanan pangan keluarga yang kurang memadai. Setiap keluarga diharapkan mampu

untuk memenuhi kebutuhan pangan seluruh anggota keluarganya dalam jumlah yang

cukup baik jumlah maupun mutu gizinya.

Page 44: Wrap Up Skenario 3 - Reproduksi

b. Pola pengasuhan anak kurang memadai. Setiap keluarga dan mayarakat diharapkan dapat

menyediakan waktu, perhatian, dan dukungan terhadap anak agar dapat tumbuh kembang

dengan baik baik fisik, mental dan sosial.

c. Pelayanan kesehatan dan lingkungan kurang memadai. Sistem pelayanan kesehatan yang

ada diharapkan dapat menjamin penyediaan air bersih dan sarana pelayanan kesehatan

dasar yang terjangkau oleh setiap keluarga yang membutuhkan.

Penilaian Status Gizi Anak Sekolah Dasar

1. Penilaian Status Gizi Secara Antropometri

Supariasa, dkk (2002), mendefenisikan antropometri adalah ukuran tubuh. Jika dilihat dari

tujuannya antropometri dapat dibagi menjadi dua yaitu : Untuk ukuran massa jaringan :

Pengukuran berat badan, tebal lemak dibawah kulit, lingkar lengan atas. Ukuran massa

jaringan ini sifanya sensitif, cepat berubah, mudah turun naik dan menggambarkan keadaan

sekarang. Untuk ukuran linier : pengukuran tinggi badan, lingkar kepala dan lingkar dada.

Ukuran linier sifatnya spesifik, perubahan relatif lambat, ukuranya tetap atau naik, dapat

menggambarkan riwayat masa lalu.

Parameter dan indeks antropometri yang umum digunakan untuk menilai status gizi anak adalah

indikator Berat Badan Menurut Umur (BB/U), Tinggi Badan Menurut Umur (TB/U), Indeks

Massa Tubuh menurut Umur (IMT/U) (Depkes RI, 2006).

a. Indeks Berat Badan Menurut Umur (BB/U)

Berat badan merupakan salah satu ukuran antropometri yang memberikan gambaran tentang

massa tubuh (otot dan lemak), karena massa tubuh sangat sensitif terhadap perubahan yang

mendadak misalnya karena penyakit infeksi, menurunnya nafsu makan atau menurunya

makanan yang dikonsumsi maka berat badan merupakan ukuran antropometri yang sangat

labil. Berdasarkan sifat-sifat ini, maka indeks berat badan menurut umur (BB/U) digunakan

sebagai salah satu indikator status gizi. Oleh karena sifat berat badan yang stabil maka indeks

BB/U lebih menggambarkan status gizi seseorang pada saat kini (current nutritional status).

Penggunaan indeks BB/U sebagai indikator status gizi memiliki kelebihan dan kekurangan

yang perlu mendapat perhatian.

Kelebihan indeks BB/U yaitu : Dapat lebih mudah dan lebih cepat dimengerti oleh

masyarakat umum. Sensitif untuk melihat perubahan status gizi jangka pendek. Dapat

mendeteksi kegemukan (Over weight). Kelemahan dari indek BB/U adalah : Dapat

Page 45: Wrap Up Skenario 3 - Reproduksi

mengakibatkan interpretasi status gizi yang keliru bila terdapat udema. Memerlukan data

umur yang akurat. Sering terjadi kesalahan pengukuran misalnya pengaruh pakaian, atau

gerakan anak pada saat penimbangan. Secara operasional sering mengalami hambatan karena

masalah sosial budaya setempat. Dalam hal ini masih ada orang tua yang tidak mau

menimbangkan anaknya karena seperti barang dagangan (Supariasa, 2002).

b. Indeks Tinggi Badan Menurut Umur (TB/U)

Tinggi badan merupakan ukuran antropometri yang menggambarkan pertumbuhan skeletal.

Pengaruh defisiensi zat gizi terhadap tinggi badan baru akan tampak pada saat yang cukup

lama. Kelemahan penggunaan indeks tinggi badan menurut umur (TB/U) yaitu : Tidak dapat

memberi gambaran keadaan pertumbuhan secara jelas. Dari segi operasional, sering dialami

kesulitan dalam pengukuran terutama bila anak mengalami keadaan takut dan tegang (Jahari,

2002).

c. Indeks Massa Tubuh Menurut (IMT/U)

Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menetapkan pelaksanaan perbaikan gizi adalah

dengan menentukan atau melihat. Komposisi tubuh mencakup komponen lemak tubuh (fat

mass) dan bukan lemak tubuh (non-fat mass) (Riyadi, 2004). Pengukuran status gizi anak

sekolah dapat dilakukan dengan indeks antropometri dan menggunakan Indeks Massa Tubuh

Menurut Umur (IMT/U) anak sekolah.

Rumus IMT :

Klasifikasi Status Gizi Berdasarkan Antropometri

Dalam penelitian status gizi, khususnya untuk keperluan klasifikasi diperlukan ukuran baku

(reference). Pada tahun 2009, Standar Antropometri WHO 2007 diperkenalkan oleh WHO

sebagai standar antopometri untuk anak dan remaja di dunia.

Indeks BB/U Indeks TB/U Indeks IMT/U

a. Normal : ≥ -2 SD s/d ≤ 2

SD

b. Kurang : ≥ -3 SD s/d < -2

a. Normal : ≥ -2 SD s/d ≤ 2

SD

b. Pendek : ≥ -3 SD s/d < -2

a. Sangat gemuk : > 3 SD

b. Gemuk : > 2 SD s/d ≤ 3 SD

c. Normal : ≥ -2 SD s/d ≤ 2

IMT = BB (kg) : (TB (m) x TB (m))

Page 46: Wrap Up Skenario 3 - Reproduksi

SD

c. Sangat Kurang : < -3 SD

SD

c. Sangat pendek : < -3 SD

SD

d. Kurus : ≥ -3 SD s/d < -2

SD

e. Sangat kurus : < -3 SD

AKG Remaja

Uraian Perempuan Laki – laki

13- 15 th 16 – 19 th 20 - 45 th 13 - 15 th 16 - 19 th 20 - 45 th

Energi (kcal) 2100 2000 2200 2400 2500 2800

Protein (g) 62 51 48 64 66 55

Kalsium (mg) 700 600 600 700 600 500

Besi (mg) 19 25 26 17 23 13

Vit. A (RE) 500 500 500 600 700 700

Vit. E (mg) 8 8 8 10 10 10

Vit B1 (mg) 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,2

Vit C (mg) 60 60 60 60 60 60

Folat (mg) 130 150 150 125 165 170

L.I.3 Memahami dan Menjelaskan Kewajiban Orangtua Pada Anak Menurut Islam

Menurut ajaran Islam, anak adalah amanah Allah dan tidak bisa dianggap sebagai harta benda

yang bisa diperlakukan sekehendak hati oleh orang tua. Sebagai amanah anak harus dijaga sebaik

mungkin oleh yang memegangnya, yaitu orang tua. Anak adalah manusia yang memiliki nilai

kemanusiaan yang tidak bisa dihilangkan dengan alasan apa pun.

1. Anak mempunyai hak untuk hidup.

Allah berfirman:

      ‘Janganlah kamu membunuh anak anakmu karena takut miskin. Kami akan memberikan

rizqi kepadamu dan kepada mereka.’ ( QS. Al-An’am: 151)

Page 47: Wrap Up Skenario 3 - Reproduksi

Dari ayat tersebut sangat jelas bahwa orang tua mempunyai kewajiban agar anak tetap bisa

hidup betapapun susahnya kondisi ekonomi orang tua. Ayat itu juga memberi jaminan kepada

kita bahwa Allah saw pasti akan memberikan rizqi baik kepada orang tua maupun sang anak,

asalkan berusaha.

2. Menyusui

Wajib atas seorang ibu menyusui anaknya yang masih kecil, sebagaimana firman Allah (QS

AI Baqarah: 233) 

ل�ه� ل�ود� و� ال�م� و�ع�ل�ى اع�ة� ض� الر� ي�ت�م� نأ� اد� ر�

أ� ل�م�ن� ل�ي�ن� ك�ام� ل�ي�ن� و� ح� و�ال�د�ه�ن�أ� ع�ن� ض� ي�ر� ال�د�ات� ال�و� و�

� ال و� ا ل�د�ه� ب�و� ال�د�ة� و� آر� ت�ض� ال� ا ع�ه� و�س� إ�ال� ن�ف�س, ت�ك�ل�ف� ال� وف� ع�ر� ب�ال�م� ن� ت�ه� و� و�ك�س� ن� ه� ق� ر�ز�

� ال ف� او�ر8 ت�ش� و� ا م� ن�ه� م; اض8 ت�ر� ع�ن اال= ف�ص� اد�ا ر�أ� إ�ن� ف� ذ�ل�ك� ث�ل� م� ار�ث� ال�و� و�ع�ل�ى ل�د�ه� ب�و� ل�ود��ل�ه� و� م�

آء�ات�ي�ت�م م� ت�م ل�م� س� إ�ذ�ا ع�ل�ي�ك�م� ن�اح� ج� ال� ف� و�ال�د�ك�م�أ� ع�وا ض� ت�ر� ت�س� ن

أ� د�ت�م� ر�أ� إ�ن� و� ا م� ع�ل�ي�ه� ن�اح� ج�

ير�� } ب�ص� ل�ون� ت�ع�م� ا ب�م� الله� ن�أ� اع�ل�م�وا و� الله� وا ات�ق� و� وف� ع�ر� {233ب�ال�م�

Artinya: “Para ibu hendaklah menyusui anak-anaknya selama 2 tahun penuh, yaitu bagi yang

ingin menyempurnakan penyusuan”.

Bayi yang memperoleh ASI akan mempunyai daya kekebalan tubuh yang lebih baik. Seorang

ibu diwajibkan untuk menyusui anaknya sampai 2 tahun penuh, kecuali ada alasan yang dapat

diterima oleh  hukum Islam. Menyusui anak sampai dua tahun ini akan menumbuhkan

pengaruh positif terhadap sang anak baik secara fisik maupun secara jiwani.

3. Memberi Nama yang Baik         

Dari Abu Hurairah ra, Nabi saw bersabda, “Sesungguhnya kewajiban orang tua dalam

memenuhi hak anak itu ada tiga, yakni: pertama, memberi nama yang baik ketika lahir.

Kedua, mendidiknya dengan al-Qur’an dan ketiga, mengawinkan ketika menginjak

dewasa.” Berkenaan dengan nama-nama yang bagus untuk anak, Rasulullah saw bersabda,

“Sesungguhnya kamu sekalian akan dipanggil pada hari kiamat dengan nama-nama kamu

sekalian, maka perbaguslah nama kalian.” (HR.Abu Dawud) Islam mengajarkan bahwa

nama bagi seorang anak adalah sebuah doa. Dengan memberi nama yang baik, diharapkan

anak kita berperilaku baik sesuai dengan namanya.

4. Mengaqiqahkan Anak

Menurut keterangan A. Hasaan ‘aqiqah adalah; “menyembelih kambing untuk (bayi) yang

baru lahir, dicukur dan diberi nama anak itu, pada hari ketujuhnya. Rasulullah s.a.w.

bersabda; ‘Tiap-tiap seorang anak tergadai dengan ‘aqiqahnya. Disembelih (‘aqiqah) itu

buat dia pada hari yang ketujuhnya dan di cukur serta diberi nama dia.’ (Diriwayatkan oleh

Ahmad dan Imam yang empat dan dishahihkan oleh At Tirmidzy, hadits dari Samurah ).

Page 48: Wrap Up Skenario 3 - Reproduksi

5. Mendidik  anak

Mendidik anak dengan baik merupakan salah satu sifat seorang ibu muslimah. Dia

senantiasa mendidik anak-anaknya dengan akhlak yang baik, yaitu akhlak Muhammad dan

para sahabatnya yang mulia. Mendidik anak bukanlah (sekedar) kemurahan hati seorang ibu

kepada anak-anaknya, akan tetapi merupakan kewajiban dan fitrah yang diberikan Allah

kepada seorang ibu.

Mendidik anak pun tidak terbatas dalam satu perkara saja tanpa perkara lainnya, seperti

mencucikan pakaiannya atau membersihkan badannya saja. Bahkan mendidik anak itu

mencakup perkara yang luas, mengingat anak merupakan generasi penerus yang akan

menggantikan kita yang diharapkan menjadi generasi tangguh yang akan memenuhi bumi

ini dengan kekuatan, hikmah, ilmu, kemuliaan dan kejayaan. Seorang anak terlahir di atas

fitrah, sebagaimana sabda Rasulullah maka sesuatu yang sedikit saja akan berpengaruh

padanya. Dan wanita muslimah adalah orang yang bersegera menanamkan agama yang

mudah ini, serta menanamkan kecintaan tehadap agama ini kepada anak-anaknya.

6. Memberi makan dan keperluan lainnya

Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara ma’ruf.

Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya. Janganlah seorang ibu

menderita kesengsaraan karena anaknya dan seorang ayah karena anaknya, dan warisan pun

berkewajiban demikian.  Rasulullah s.a.w. bersabda;”Cukup berdosa orang yang menyia-

nyiakan (tanggung jawab) memberi makan keluarganya.” ( HR Abu Daud)

7. Memberi rizqi yang ‘thayyib’

Rasulullah s.a.w. bersabda; ‘Kewajiban orang tua terhadap anaknya adalah mengajarinya tulis

baca, mengajarinya berenang dan memanah, tidak memberinya rizqi kecuali rizqi yang baik.’

HR Al Hakim.

8. Mendidik anak tentang  agama

Barang siapa mempunyai dua anak perempuan dan dia asuh dengan baik maka mereka akan

menyebabkannya masuk surga. ( HR Al Bukhary ). Mengenai kekhassan kaum wanita, antara

lain Rasulullah s.a.w. bersabda; ‘Wanita itu bagaikan tulang rusuk. Apabila anda biarkan

begitu saja, dia akan tetap bengkok. Namun apabila anda luruskan sekaligus, dia akan patah’.

9. Mendidik anak untuk sholat

Page 49: Wrap Up Skenario 3 - Reproduksi

Rasulullah s.a.w. bersabda; ‘Suruhlah anak anakmu sholat bila berumur tujuh tahun dan

gunakan pukulan jika mereka sudah berumur sepuluh tahun dan pisahlah tempat tidur mereka

(putra putri’). Maksudnya, kewajiban mendidik anak untuk mengerjakan sholat dimulai

setelah anak berumur tujuh tahun. Bila telah berusia sepuluh tahun anak belum juga mau

mengerjakan sholat, boleh dipukul dengan pukulan ringan, yang mendidik, bukan pukulan

yang membekas atau menyakitkan.

10. Mendidik anak tentang adab yang baik

Islam mengutamakan pendidikan mental. ‘Taqwa itu ada disini’, kata Rasulullah seraya

menunjukkan kearah dadanya. Artinya hati manusia adalah sumber yang menentukan baik

buruknya perilaku seseorang.

11. Memberi pengajaran dengan pelajaran yang baik

Berkata shahabat ‘Aly r.a.; ‘Ajarilah anak anakmu. Sesungguhnya mereka diciptakan untuk

zaman yang berbeda dengan zamanmu’.

12. Memberi pengajaran Al Quraan

Rasulullah s.a.w. bersabda;’Sebaik baik kalian adalah barang siapa yang belajar Al Qur aan

dan mengajarkannya’. Nabi s.a.w. bersabda; ‘Ilmu itu ada tiga macam. Selainnya adalah

sekedar tambahan. Adapun yang tiga macam itu ialah; Ilmu tentang ayat ayat ( Al Quraan)

yang muhkamat, ilmu tentang Sunnah Nabi, dan ilmu tentang pembagian warits. ( HR Ibnu

Majah ).

13. Memberikan pendidikan dan pengajaran baca tulis

Rasulullah s.a.w. bersabda; ‘Kewajiban orang tua terhadap anaknya adalah mengajarinya

tulis baca, mengajarinya berenang dan memanah, tidak memberinya rizqi kecuali rizqi yang

baik.’ HR Al Hakim.

14. Memberikan perawatan dan pendidikan kesehatan

Rasulullah s.a.w. bersabda; ‘Jagalah kebersihan dengan segala usaha yang mampu kamu

lakukan. Sesungguhnya Allah SAW menegakkan Islam diatas prinsip kebersihan. Dan tak

akan masuk sorga kecuali orang yang memelihara kebersihan.’ ( HR At Thabarany ).

15. Memberikan pengajaran ketrampilan

Rasulullah s.a.w. bersabda; ‘Sebaik baik makanan adalah hasil usaha tangannya sendiri’.

Dalam sabdanya yang lain beliau mengatakan; ‘Mengapa tidak kau ajarkan padanya (anak

itu) menenun sebagaimana dia telah diajarkan tulis baca?’ (HR An- Nasai).

Page 50: Wrap Up Skenario 3 - Reproduksi

16. Memberikan kepada anak tempat yang baik dalam hati orang tua

Hilangkanlah rasa benci pada anak apa pun yang mereka lakukan, doakan dia selalu, agar

menjadi anak yang sholeh, santunilah dengan lemah lembut, sabarlah menghadapi

perilakunya yang tidak baik, hadapi segalanya dengan penuh kearifan, jangan mudah

membentak apalagi memukul tanpa alasan, tempatkan dia dengan ikhlas pada hati, belailah

dengan penuh kasih sayang nasehati dengan santun. Seorang datang kepada Nabi s.a.w. dan

bertanya; ‘Ya Rasulullah, apakah hak anakku ini? Nabi s.a.w. menjawab;’ Kau memberinya

nama yang baik, memberi adab yang baik dan memberinya kedudukan yang baik (dalam

hatimu). ( HR At Tuusy )

17. Memberi kasih sayang

Kecintaan orang tua kepada anak tidak cukup dengan hanya memberinya materi baik berupa

pakaian, makanan atau mainan dan sebagainya. Tapi yang lebih dari pada itu adalah adanya

perhatian dan rasa kasih sayang yang tulus dari kedua orang tua. Rasulullah s.a.w. bersabda;

‘Bukanlah dari golongan kami yang tidak menyayangi yang lebih muda dan (bukan dari

golongan kami) orang yang tidak menghormati yang lebih tua.’(HR At Tirmidzi).

18. Menikahkannya 

Bila anak telah memasuki usia siap nikah, maka nikahkanlah. Jangan biarkan mereka terus

tersesat dalam belantara kemaksiatan. Doakan dan dorong mereka untuk hidup berkeluarga,

tak perlu menunggu memasuki usia senja. Bila muncul rasa khawatir tidak mendapat rezeki

dan menanggung beban berat kelurga, Allah berjanji akan menutupinya seiring dengan

usaha dan kerja keras yang dilakukannya, sebagaimana firman-Nya, “Kawinkanlah anak-

anak kamu (yang belum kawin) dan orang-orang yang sudah waktunya kawin dari hamba-

hambamu yang laki-laki ataupun yang perempuan. Jika mereka itu orang-orang yang tidak

mampu, maka Allah akan memberikan kekayaan kepada mereka dari anugerah-Nya.” (QS.

An-Nur:32)

Page 51: Wrap Up Skenario 3 - Reproduksi

Daftar Pustaka :

Harold Kaplan & Benyamin Sadock. (2008). Synopsis Psikiatri jilid 2. Jakarta. Karisma.

Pedoman penggolongan Diagnosis Gangguan Jiwa edisi ke 5 (PPDGJ-V). 2005.

Departemen Kesehatan RI.

Soetjiningsih. (1995). Tumbuh Kembang Anak. Jakarta. EGC.

Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia, Pedoman Pelaksanaan Manajemen

Sekolah Khusus Tunanigra (SLB-C). (2008). Jakarta.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Pedoman Pemeriksaan Kemampuan

Fungsional Penyandang Cacat untuk Sekolah dan Melamar Kerja. (2009). Jakarta.

Nelson, Behrman, Kliegman, Arvin (1999). Ilmu Kesehatan Anak jilid 1 Edisi 15. Jakarta.

EGC.

Moersintowati. B, Narendra. (2008). Buku Ajar Tumbuh Kembang Anak dan Remaja edisi

1. Jakarta. Sagung Seto.

Soekirman. (2000). Ilmu Gizi dan Aplikasinya. Jakarta. Departemen Pendidikan

Nasional.

Hurlock, E.B. (2007). Perkembangan Anak. Jilid 1. Jakarta. Gramedia.

Ibnul Qayyim Al-Jauziyah. (2000). Fiqih Bayi. Jakarta. Fikr Rabbani Group.

Phyllis A. Balch CNC, Prescription for Nutritional Healing, Avery; a member of

PENGUIN GROUP (USA), INC. (2000) New York.

Toback C. Mental Retardation in Psichological Handbook: A guidline for pediatric health

care provider, 1st. Ed. Exterpa Medica Co. Singapore, p 100-109.

http://tresno3semua.blogspot.com/2011/01/blog-post.html

http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/001523.htm

http://psychologyface.com/2011/06/mental-retardation