laporan tutorial f 2014 b7.docx

15
KATA PENGANTAR Penulis sangat berterima kasih kepada Dosen pembimbing atas bimbingan beliau selama proses tutorial skenario F di Blok 19 ini berlangsung. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya juga penulis sampaikan kepada kedua orang tua, yang telah bekarja keras selama ini untuk memenuhi kebutuhan moril maupun materil penulis dalam menjalani pendidikan. Terima kasih juga kepada para teman-teman sejawat dan seperjuagan di Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya atas semua dorongan dan semangatnya sehingga segala yang berat terasa begitu ringan dan yang sulit menjadi mudah. Penulis menyadari bahwa laporan tutorial ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna perbaikan di masa mendatang. Mudah-mudahan laporan ini dapat memberikan sumbangan pengetahuan yang bermanfaat bagi kita semua.

Upload: ulquiorra-schiffer

Post on 14-Feb-2016

226 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

Laporan Tutorial F 2014

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Tutorial F 2014 B7.docx

KATA PENGANTAR

Penulis sangat berterima kasih kepada Dosen pembimbing atas bimbingan

beliau selama proses tutorial skenario F di Blok 19 ini berlangsung.

Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya juga penulis sampaikan kepada

kedua orang tua, yang telah bekarja keras selama ini untuk memenuhi kebutuhan

moril maupun materil penulis dalam menjalani pendidikan.

Terima kasih juga kepada para teman-teman sejawat dan seperjuagan di

Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya atas semua dorongan dan semangatnya

sehingga segala yang berat terasa begitu ringan dan yang sulit menjadi mudah.

Penulis menyadari bahwa laporan tutorial ini jauh dari sempurna. Oleh

karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna

perbaikan di masa mendatang. Mudah-mudahan laporan ini dapat memberikan

sumbangan pengetahuan yang bermanfaat bagi kita semua.

Palembang, Oktober 2013

Penulis

Page 2: Laporan Tutorial F 2014 B7.docx

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Blok Neurosensory merupakan blok 19 pada semester 5 dari Kurikulum Berbasis

Kompetensi (KBK) Pendidikan Dokter Umum Fakultas Kedokteran Universitas

Sriwijaya.

Pada kesempatan ini dilaksanakan tutorial studi kasus sebagai bahan pembelajaran

untuk menghadapi kasus yang sebenarnya pada waktu yang akan datang. Penulis

memaparkan kasus yang diberikan mengenai seorang laki laki berumur 22 tahun

yang datang dengan keluhan mata kanannya juling ke dalam setelah mengalami

kecelakaan lalu lintas 6 bulan yang lalu. Ia juga mengeluh mata kanan sulit

digerakkan kearah temporal kanan dan penglihatan ganda semakin bertambah bila

melihat kearah ke temporal kanan. Kemudian didapatkan berbagai informasi dari

hasil pemeriksaan oftalmologi yang dilakukan.

1.2 Maksud dan Tujuan

Adapun maksud dan tujuan dari materi praktikum tutorial ini, yaitu :

1. Sebagai laporan tugas kelompok tutorial yang merupakan bagian dari sistem

pembelajaran KBK di Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya.

2. Dapat menyelesaikan kasus yang diberikan pada skenario dengan metode

analisis dan pembelajaran diskusi kelompok.

3. Tercapainya tujuan dari metode pembelajaran tutorial dan memahami konsep

dari skenario ini.

Page 3: Laporan Tutorial F 2014 B7.docx

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Data Tutorial

Tutorial Skenario A

Tutor : dr. Rusmiati, SpPK

Moderator : Muhammad Reyhan

Sekretaris papan : Mohd. Quarratul Aiman

Sekretaris meja : M. Aulia M.O.PC

Waktu : Senin, 30 September 2013

Rabu, 2 Oktober 2013

Peraturan tutorial : 1. Alat komunikasi dinonaktifkan.

2. Semua anggota tutorial harus mengeluarkan

pendapat dengan cara mengacungkan tangan

terlebih dahulu dan apabila telah dipersilahkan

oleh moderator.

3. Tidak diperkenankan meninggalkan ruangan

selama proses tutorial berlangsung.

4. Tidak diperbolehkan makan dan minum.

Page 4: Laporan Tutorial F 2014 B7.docx

2.2. Skenario A blok 15 2012

Seorang laki-laki berumur 22 tahun datang ke klinik dengan keluhan mata

kanannya juling ke dalam. Keluhan ini muncul sejak mengalami kecelakaan lalu lintas 6

bulan yang lalu. Pada kecelakaan tersebut kepalanya terbentur dan penderita sempat

kehilangan kesadaran selama lebih dari 30 menit.

Bersamaan dengan itu penderita mengeluh mata kanan sulit digerakkan ke arah

temporal kanan dan penglihatan ganda semakin bertambah bila melihat ke temporal kanan.

Pemeriksaan Oftalmologi :

AVOD : 6/12 dengan koreksi lensa S-0,75 6/6AVOS : 6/12 dengan koreksi lensa S-0,75 6/6Hischberg : ET 15°ACT (Alternating Cover Test) : Shifting (+) OS mata dominanDuction & Version :

OD OS

Terdapat hambatan gerakan abduksi ke temporal pada mata kananWFDT (Worth Four Dot Test) : Uncrossed Diplopia semakin bertambah bila melihat ke sisi mata non dominan.FDT (Forced Duction Test) : Tidak terdapat tahanan pada gerakan dengan bantuan pinset.

2.3 Paparan

I. KLARIFIKASI ISTILAH

1. Mata juling ke dalam : Esotropia dextra, deviasi sumbu penglihatan kea rah mata yang

lain (konvergen strabismus).

2. Temporal kanan : Daerah temporal kanan.

3. Penglihatan ganda : Persepsi adanya dua bayangan dari satu objek.

4. AVOD : Aciesvisus oculus dextra; pemeriksaan untuk mengetahui

ketajaman penglihatan mata kanan.

5. AVOS : Aciesvisus oculus sinistra; pemeriksaan untuk mengetahui

ketajaman penglihatan mata kiri.

Page 5: Laporan Tutorial F 2014 B7.docx

6. Hischberg test : Suatu pemeriksaan untuk menilai sudut deviasi mata dengan

melokalisir refleks cahaya pada permukaan kornea.

7. ACT : Pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui apakah terjadi

deviasi pada mata.

8. Shifting : Perubahan atau penyimpangan yang ditemukan pada OS mata

dominan.

9. WFDT : Pemeriksaan yang digunakan untuk mengetahui binokularitas

mata yang dominan, mata yang supresi, atau mata yang diplopia.

10. FDT : Pemeriksaan yang digunakan untuk menentukan ada atu tidaknya

pergerakkan mata karena kelainan neurologis atau restriksi

mekanis.

11. Uncrossed diplopia : Diplopia dimana bayangan pada mata kanan tidak pindah ke kiri

yang merupakan bayangan mata kiri.

12. Uji Duksi : Pemeriksaan yang digunakan untuk melihat perlambatan atau

percepatan dari gerakan otot mata.

II. IDENTIFIKASI MASALAH

1. Seorang laki-laki berumur 22 tahun datang ke klinik dengan keluhan mata kanannya

juling ke dalam. Keluhan ini muncul sejak mengalami kecelakaan lalu lintas 6 bulan

yang lalu.

2. Pada kecelakaan tersebut, kepalanya terbentur dan penderita sempat kehilangan

kesadaran selama lebih dari 30 menit.

3. Bersamaan dengan itu penderita mengeluh mata kanan sulit digerakkan ke arah

temporal kanan dan penglihatan ganda semakin bertambah bila melihat ke temporal

kanan.

4. Pemeriksaan oftalmologi:

AVOD : 6/12 dengan koreksi lensa S-0,75 6/6

AVOS : 6/12 dengan koreksi lensa S-0,75 6/6

Hischberg : ET 15°

ACT (Alternating Cover Test) : Shifting (+) OS mata dominan

Page 6: Laporan Tutorial F 2014 B7.docx

Duction & Version :

OD OS

Terdapat hambatan gerakan abduksi ke temporal pada mata kanan

WFDT (Worth Four Dot Test) : Uncrossed Diplopia semakin bertambah bila

melihat ke sisi mata non dominan.

FDT (Forced Duction Test) : Tidak terdapat tahanan pada gerakan dengan bantuan

pinset.

III. ANALISIS MASALAH

1. Seorang laki-laki berumur 22 tahun datang ke klinik dengan keluhan mata kanannya

juling ke dalam. Keluhan ini muncul sejak mengalami kecelakaan lalu lintas 6 bulan

yang lalu.

A. Bagaimana etiologi dan mekanisme mata juling ke dalam? (Husti, Ririn, Intan)

B. Bagaimana hubungan usia dan jenis kelamin dengan keluhan utama? (Imam, Aulia,

Rifky)

C. Apa saja klasifikasi mata juling? (Shelvi, Aiman, Reyhan)

D. Otot apa saja yang bermasalah pada kasus ini? (Ali, Ririn, Husti)

E. Nervus apa saja yang bermasalah pada kasus ini? (Eliya, Aulia, Imam)

2. Pada kecelakaan tersebut, kepalanya terbentur dan penderita sempat kehilangan

kesadaran selama lebih dari 30 menit.

A. Jelaskan hubungan keluhan utama dengan riwayat kecelakaan 6 bulan yang lalu?

(Yoga, Aiman, Shelvi)

B. Apa makna klinis dari hilangnya kesadaran lebih dari 30 menit akibat terbenturnya

kepala? (Intan, Husti, Ali)

Page 7: Laporan Tutorial F 2014 B7.docx

3. Bersamaan dengan itu penderita mengeluh mata kanan sulit digerakkan ke arah

temporal kanan dan penglihatan ganda semakin bertambah bila melihat ke temporal

kanan.

A. Mengapa mata kanan sulit digerakan ke arah temporal kanan? (Rifky, Imam, Eliya)

B. Bagaimana mekanisme terjadinya diplopia? (Reyhan, Shelvi, Yoga)

C. Apa makna klinis penglihatan ganda semakin bertambah bila melihat ke temporal

kanan? (Ririn, Intan, Ali)

D. Bagaimana keterkaitan diplopia dengan strabismus? (Aulia, Rifky, Eliya)

E. Apa dampak dari diplopia? (Aiman, Yoga, Reyhan)

4. Pemeriksaan oftalmologi:

AVOD : 6/12 dengan koreksi lensa S-0,75 6/6

AVOS : 6/12 dengan koreksi lensa S-0,75 6/6

Hischberg : ET 15°

ACT (Alternating Cover Test) : Shifting (+) OS mata dominan

Duction & Version :

OD OS

Terdapat hambatan gerakan abduksi ke temporal pada mata kanan

WFDT (Worth Four Dot Test) : Uncrossed Diplopia semakin bertambah bila

melihat ke sisi mata non dominan.

FDT (Forced Duction Test) : Tidak terdapat tahanan pada gerakan dengan bantuan

pinset.

A. Bagaimana interpretasi dari pemeriksaan oftalmologi? (Husti, Ririn, Intan)

B. Bagaimana abnormal dari pemeriksaan oftalmologi? (Imam, Aulia, Rifky)

C. Bagaimana cara pemerikaan AVOD dan AVOS? (Shelvi, Reyhan, Aiman)

D. Bagaimana cara pemerikaan Hischberg? (Ali, Husti, Ririn)

E. Bagaimana cara pemerikaan ACT (Alternating Cover Test)? (Imam, Eliya, Aulia)

Page 8: Laporan Tutorial F 2014 B7.docx

F. Bagaimana cara pemerikaan Duction & Version? (Shelvi, Yoga, Aiman)

G. Bagaimana cara pemerikaan WFDT (Worth Four Dot Test)? (Intan, Husti, Ali)

H. Bagaimana cara pemerikaan FDT (Forced Duction Test)? (Rifky, Eliya, Imam)

I. Apa saja klasifikasi dari diplopia? (Reyhan, Yoga, Shelvi)

5. Apa diagnosis banding untuk kasus ini? (Ririn, Intan, Ali)

6. Bagaimana cara menegakan diagnosis pada kasus ini? (Aulia, Rifky, Eliya)

7. Apa diagnosis kerja pada kasus ini? (Aiman, Reyhan, Yoga)

8. Apa saja pemeriksaan penunjang yang dapat diperlukan pada kasus ini? (Husti, Ririn,

Intan)

9. Bagaimana patogenesis kasus ini? (Imam, Aulia, Rifky)

10. Bagaimana penatalaksanaan kasus ini? (Shelvi, Aiman, Reyhan)

11. Apa saja faktor resiko untuk kasus ini? (Ali, Husti, Ririn)

12. Apa saja komplikasi yang dapat terjadi pada kasus ini? (Eliya. Aulia, Imam)

13. Bagaimana pencegahan pada kasus ini? (Yoga, Aiman. Shelvi)

14. Apa saja gejala klinis pada kasus ini? (Intan, Ali)

15. Bagaimana prognosis pada kasus ini? (Rifky, Eliya)

16. Apa SKDI (Standar Kompetensi Dokter Indonesia) untuk kasus ini? (Reyhan, Yoga)

Page 9: Laporan Tutorial F 2014 B7.docx

BAB III

SINTESIS

1. Anatomi dan Fisiologi Mata (Husti, Yoga, Aulia)

2. Otot Ekstraokular dan Inervasinya (Imam, Intan, Aiman)

3. Trauma Capitis dan Cedera N.VI (Abducens) (Shelvi, Rifky)

4. Strabismus (Ali, Reyhan)

5. Diplopia (Eliya, Ririn)

Page 10: Laporan Tutorial F 2014 B7.docx

DAFTAR PUSTAKA

Hall, Guyton. 1997. Fisiologi Kedokteran. EGC: Jakarta

Snell, R Richard. 2006. Anatomi Klinik. EGC: Jakarta

Eva, Riordan., Asbury., Vaughan. 2000. Oftalmologi Umum. Widya Medika: Jakarta

Ilyas, Sidarta. 2000. Ilmu Penyakit Mata. Universitas Indonesia : Jakarta

Wahab, A. Samik (editor). IKA Nelson Vol. 2 Ed. 15. 1999. Jakarta: EGC