laporan tutorial

10
LAPORAN TUTORIAL MODUL NYERI SENDI SKENARIO : Seorang wanita muda, dikonsul dari Poliklinik Kulit dengan keluhan nyeri sendi pada pergelangan tangan beserta jari- jari tangan, bersifat simetris. Penderita berobat di poli kulit oleh karena ada kemerahan di pipi kiri-kanan, yang menurut penderita akibat alergi bedak pemutih yang dibelinya di toko obat secara bebas. Namun kemerahan tersebut tidak menghilang sekalipun penderita telah menghentikan memakai bedak pemutih tersebut. Tidak ada saudaranya yang lain menderita seperti ini. Kata kunci : 1. wanita muda 2. nyeri sendi pada pergelangan tangan serta jari-jari tangan 3. nyeri simetris 4. Kemerahan di pipi kiri-kanan 5. tidak ada riwayat keluarga Pertanyaan : 1. Struktur anatomi apa yang terlibat dalam kasus ? 2. Apa diagnosis banding dan diagnosis sementara penyakit pada kasus ? 3. Bagaimana etiologi dan patomekanisme terjadinya penyakit ?

Upload: sitti-rahmadani-saranani

Post on 01-Dec-2015

72 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Tutorial

LAPORAN TUTORIAL

MODUL NYERI SENDI

SKENARIO :

Seorang wanita muda, dikonsul dari Poliklinik Kulit dengan keluhan nyeri sendi pada pergelangan tangan beserta jari-jari tangan, bersifat simetris. Penderita berobat di poli kulit oleh karena ada kemerahan di pipi kiri-kanan, yang menurut penderita akibat alergi bedak pemutih yang dibelinya di toko obat secara bebas. Namun kemerahan tersebut tidak menghilang sekalipun penderita telah menghentikan memakai bedak pemutih tersebut. Tidak ada saudaranya yang lain menderita seperti ini.

Kata kunci :

1. wanita muda

2. nyeri sendi pada pergelangan tangan serta jari-jari tangan

3. nyeri simetris

4. Kemerahan di pipi kiri-kanan

5. tidak ada riwayat keluarga

Pertanyaan :

1. Struktur anatomi apa yang terlibat dalam kasus ?2. Apa diagnosis banding dan diagnosis sementara penyakit pada kasus ?3. Bagaimana etiologi dan patomekanisme terjadinya penyakit ?4. Pemeriksaan penunjang apa yang dilakukan untuk menegakkan diagnosis ?5. Bagaimana penatalaksanaan penyakit ini ?6. Komplikasi apa yang dapat terjadi akibat penyakit ini ?7. Bagaimana prognosis penyakit ini ?8. Bagaimana patomekanisme terjadinya nyeri akibat inflamasi?

Page 2: Laporan Tutorial

Jawaban :

1.

ARTICULATIO MANUS

Dibentuk

: 1. Antara ossa carpalia → art. Intercarpalia

2. Carpalia + metacarpalia → art. Carpometacarpalia

3. antara caput metacarpalia → art. Intermetacarpalia

4. metacarpalia – phalanx → art. Metacarpophalangea

5. antar phalanx → art. Interphalangea (prox+dist)

Type :Berbada-beda

Discus art. :Tidak ada

Ligamentum :Banyak

Gerakan : -terutama Flexio + Extensio

-Abductio + Adductio → pada (4) + (5)

-Opposisi + Reposisi → pada (4) + (5)

Page 3: Laporan Tutorial

2.

dari skema di atas, maka diagnosis sementaranya adalah Sistemic Lupus Erytematosus

3. Etiologi dan patogenesi dari LES belum diketahui secara pasti meskipun demikian banyak bukti bahwa patogenesis dari LES mencakup pengaruh faktor genetik, lingkungan, dan hormonal terhadap respons imun.Faktor genetik, memegang peranan penting dalam kerentanan serta ekptresi penyakit. Sekitar 10-20% pasien LES mempunyai kerabat dekat (first degree relative) yang juga menderita LES. Banyak gen yang berperan, terutama gen yang mengkode unsur-unsur imun. Kaitan dengan haplotip MHC tertentu, terutamna HLA-DR2 dan HLA-DR3 serta dengan komponen komplemen yang berperan pada fase awal reaksi ikatan komplemen.Ada satu atau beberapa faktor pemicu yang tepat pada individu yang mempunyai predisposisi genetik akan memnghasilkan tenaga pendorong abnormal terhadap sel T CD4

+ mengakibatkan hilangnya toleransi sel T terhadap self antigen. Sebagai akibatnya akan muncullah sel T autointeraktif yang akan menyebabkan induksi serta ekspansi sel B, baik yang memproduksi autoantibodi maupun yang berupa sel memori.Pada LES autoantibodi yang terbentuk ditujukan terhadap antigen yang terutama terletak pada nukleoplasma. Antigen sasaran ini meliputi DNA,protein histon dan non histon. Antibodi ini secara bersama-sama disebut ANA dengan antigen spesifiknya,ANA membentuk kompleks imun yang betredar dalam sirkulasi.kemnudian terjadi penbgendapan kompleks imun pada berbagai macam organ dengan akibat terjadinya fiksasi komplemen pada organ tersebut. kompleks imun ini berupa kompleks imun besar yang larut, gangguan pemprosesan kompleks imun dalam

gejala diagnosis

SLE RA OA

Wanita muda + +Nyeri sendi + +Nyeri bersifat simetris + -Malar rash + -Riwayat keluarga + -

+

Page 4: Laporan Tutorial

hati, dan penurunan uptake kompleks imun pada limfa sehingga terbentuk deposit kompleks imun diluar sistem fagosit mononuklea. Aktivasi komplemen menyebabkan timbulnya reaksi radang ini yang menyebabkan timbulnya keluhan gejala pada organ atau tempat yang bersangkutan seperti ginjal, sendi, pleura, pleksus koroideus, dan sebagainya.

4. Pemeriksaan penunjang yang dilakukan yaitu pemeriksaan darah lengkap untuk melihat ;

antibodi antinuclear (ANA) positif antibodi dsDNA

5. Penatalaksanaan penyakit

TERAPI KONSERVATIF

Artritis, Artralgia dan Mialgia.

Merupakan keluhan yang sering dijumpai pada pasien LES. Pada keluhan yang ringan dapat diberikan analgetik sederhana atau obat antiinfalmasi nonsteroid. Yang harus diperhatikan pada penggunaan obat ini adalh efek sampingnya, agar tidak memperberat keadan umum pasien. Efek samping terhadap sistem gastrointestinal, hepar dan ginjal harus diperhatikan, misalnya dengan memeriksa serum kreatinin secara berkala.

Lupus kutaneus

Sekitar 70% pasien LES akan mengalami fotosensitifitas. Eksaserbasi akut LES dapat timbul bila pasien terpapar oleh sinar ultraviolet, sinar inframerah, panas dan kadang-kadang juga sinar fluoresensi. Pasien dengan fotosensitifitas harus berlindung terhadap sinar-sinar tersebut dengan menggunakan baju pelindung, kaca jendela yang digelapkan, menghindari paparan langsung dan menggunakan sunscreen. Sebagian besar sunscreen topikal berupa krem, minyak, latio atau gel yang mengandung PABA dan esternya, benzofenon, salisilat dan sinamat yang dapat menyerap sinar ultraviolet A dan B. Sunscreen ini harus selalu dipakai ulang setelah mandi atau setelah berkeringat. Glukokortikoid lokal, seperti krem, salep atau injeksi dapat dipertimbangkan pada dermatitis lupus.

Fatiq dan keluhan sistemik

Fatigue merupakan keluhan yang sering didapatkan pada pasien LES, demikian juga penurunan berat badan dan demam. Fatigue juga dapt timbul akibat terapi glukokortikoid, sedangkan penunrunan berat badan dan demam dapat juga diakibatkan oleh pemberian quinakrin. Dokter harus baersikap simpatik dalam mengatasi masalah ini. Seringkali hal ini tidak memerlukan terapi spesifik, cukup menambah waktu istirahat dan mengatur jam kerja. Pada keadaan yang berat

Page 5: Laporan Tutorial

dapat menunjukkan peningkatan aktivitas LES dan pemberian glukokortikoid sistemik dapat dipertimbangkan.

TERAPI AGRESIF

Terapi agresif yang dimulai bila timbul manifestasi serius LES dan mengancam nyawa, misalnya vaskulitis, lupus kutaneus yang berat, poliartritis, poliserositis, miokarditis pneumonitis lupus, glumorulonefritis (bentuk proliveratif), anemia hemolitik, trombositopenia, sindrom otak organik, defek kognitif yang berat, mielopati, neuropati, perifer dan krisis lupus (demam tinggi, prostrasi).

Dosis glukokortikoid yang akan diperhatikan dibandingkan jenis glukokortikoid yang akan diberikan. Walaupun demikian, pemberian glukokortikoid berefek panjang pada deksametason, sebaiknya dihindari. Pemberian prednison lebih banyak disukai, karena lebih mudah mengatur dosisnya. Pemberian glukokortikoid oral, sebaiknya diberikan dalam dosis tunggal pada pagi hari.

6. Komplikasi yang terjadi Komplikasi pada darah

o Trombositopeniao Sindrom antifosfolipido Anemiao Neutropeniao Lupus akut Sindrom Hemophagocyteo Fenomena Raynaud

Komplikasi jantung dan Sirkulasi o Pericarditis, o Aterosklerosis

Komplikasi Paru o Pleuritis o Efusi Pleura

Komplikasi Ginjal (Lupus nefritis) o Nefritis proliferasi o Nefritis lupus

Komplikasi Sistem saraf pusato Demam, kejang, psikosis, dan bahkan koma dapat terjadi. o Sakit kepala

Komplikasi Gastrointestinal o Mual, penurunan berat badan, sakit perut ringan, dan diare

Komplikasi otot dan tulango Osteoporosis

Page 6: Laporan Tutorial

Komplikasi Mata o Degenerasi sel saraf dan risiko perdarahan di retina

7. Prognosis untuk SLE bervariasi dan bergantung pada keparahan gejala, organ-organ yang terlibat, dan lama waktu remisi dapat dipertahankan. SLE tidak dapat disembuhkan, penatalaksanaan ditujukan untuk mengatasi gejala. Prognosis berkaitan dengan sejauh mana gejala-gejala ini dapat diatasi.

8. Patomekanisme Nyeri Akibat Inflamasi pada Pasien Systemic Lupus Erythematosus (SLE) : Nyeri akibat inflamasi pada pasien systemic lupus erythematosus (SLE) merupakan akibat dari autoantibodi. Pada pasien SLE mempunyai predisposisi genetik yang menyebabkan sel T menjadi abnormal, mengakibatkan hilangnya toleransi sel T terhadap self antigen. Sebagai akibatnya muncullah sel T autoreaksi yang akan menyebabkan induksi ekspansi sel B. Autoantibodi yang terbentuk ditunjukan terhadap antigen yang terutama terletak pada nukleoplasma.kompleks imun ini akan mengendapkan pada berbagai macam organ akibat terjadinya fiksasi komplemen yang menyebabkan timbulnya reaksi radang. Reaksi ini menyebabkan timbunya keluhan gejala nyeri.