laporan tetap mikrobiologi
DESCRIPTION
terdiri dari beberapa acaraTRANSCRIPT
ACARA IIITEKNIK ISOLASI MIKROBA
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Selama mempelajari mikroba, kita tahu satu hal bahwa ukuran
mikroorganisme atau mikroba sangat kecil, oleh karena itu informasi yang dapat
diperoleh tentang sifat-sifatnya dari pemeriksaan terhadap individu itu terbatas.
Pengamatan sifat-sifat seperti bentuk, susunan, permukaan, pengkilatan dan
sebagainya dapat dilakukan dengan pandangan biasa tanpa menggunakkan
mikroskop, pengamatan ini disebut pengamatan makroskopi. Supaya sifat-sifat
tersebut tampak jelas, bakteri perlu dibiakkan pada medium padat yaitu dengan cara
isolasi bakteri. Isolasi adalah mengambil mikroorganisme yang terdapat di alam dan
menumbuhkannya dalam suatu medium buatan. Prinsip dari isolasi mikroba adalah
memisahkan satu jenis mikroba dengan mikroba lainnya yang berasal dari campuran
bermacam-macam mikroba. Cara isolasi bakteri dapat dilakukan dengan metode
sebar, metode goresan, metode tabur, metode tusuk, metode cair. Praktikum kali ini
kami semua menggunakan medium Nutrient Agar. Dimana medium ini berfungsi
sebagai tempat mikroba itu tumbuh. Mikroorganisme yang dibiakkan di laboratorium
pada medium yang terdiri dari bahan nutrient. Biasanya pemilihan medium yang
dipakai bergantung kepada banyak faktor seperti seperti apa jenis mikroorganisme
yang akan ditumbuhkan.Perbenihan untuk pertumbuhan bakteri agar dapat tetap
dipertahankan harus mengandung semua zat makanan yang diperlukan oleh
organisme tersebut. Faktor lain seperti pH, suhu, dan pendinginan harus
dikendalikan dengan baik (Trianda,2011). Oleh karena itu dilakukan praktikum teknik
isolasi miroba untuk mengetahui dan dapat melakukan beberapa cara dalam
megisolasi mikroba.
Tujuan
Adapun tujuan praktikum teknik isolasi mikroba ini untuk mengengetahui dan
dapat melakukan teknik metode gores, metode sebar, metode tebar atau tuang,
metode tusuk dan metode medium cair dalam mengisolasi mikroba.
TINJAUAN PUSTAKA
Isolasi adalah mengambil mikroorganisme yang terdapat di alam dan
menumbuhkannya dalam suatu medium buatan. Prinsip dari isolasi mikroba adalah
memisahkan satu jenis mikroba dengan mikroba lainnya yang berasal dari campuran
bermacam-macam mikroba. Hal ini dapat dilakukan dengan menumbuhkannya dalam
media padat sel-sel mikroba akan membentuk suatu koloni sel yang tetap pada
tempatnya. Isolasi bakteri atau biakan yang terdiri dari satu jenis mikroorganisme
(bakteri) dikenal sebagai biakan murni atau biakan aksenik. Biakan yang berisi lebih
dari satu macam mikroorganisme (bakteri) dikenal sebagai biakan campuran, jika
hanya terdiri dari dua jenis mikroorganisme, yang dengan sengaja dipelihara satu
sama lain dalam asosiasi, dikenal sebagai biakan dua-jenis (Karim,2010).
Persyaratan utama bagi isolasi dan kultivasi fage adalah harus adanya
kondisi optimum untuk pertumbuhan organisme inangnya. Sumber bakteriofage
yang paling baik dan paling utama adalah habitat inang. Sebagai contoh fage koli
yang di jumpai di dalam pencernaan dapat diisolasi dari limbah atau pupuk kandang.
Hal ini dilakukan dengan sentrifugasi atau filtrasi bahan sumbernya dan
penambahan kloroform untuk membunuh sel-sel bakterinya (Adams, 2008).
Ada beberapa cara yang digunakan untuk bakteri, fungi, dan khamir dengan
metode gores, metode tuang, metode sebar, metode penuangan, serta
micromanipulator. Dua diantaranya yang paling sering banyak digunakan adalah
teknik cawan tuang dan cawan gores. Kedua metode ini didasarkan pada prinsip
yang sama yaitu mengencerkan organisme sedemikian rupa sehingga individu
species dapat dipisahkan (Putri, 2008)
Mikroorganisme dibiakkan di laboratorium pada medium yang terdiri dari
bahan nutrient. Biasanya pemilihan medium yang dipakai bergantung kepada
banyak faktor seperti seperti apa jenis mikroorganisme yang akan ditumbuhkan.
Perbenihan untuk pertumbuhan bakteri agar dapat tetap dipertahankan harus
mengandung semua zat makanan yang diperlukan oleh organisme tersebut. Faktor
lain seperti PH, suhu, dan pendinginan harus dikendalikan dengan baik. Selain untuk
tujuan diatas medium juga memiliki fungsi lain, seperti tempat untuk mengisolasi,
seleksi, evaluasi dan diferensiasi biakan yang didapatkan. Agar tiap-tiap medium
memilki karakteristik yang sesuai dengan tujuan sehingga seringkali digunakan
beberapa jenis zat tertentu yang mempunyai pengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangbiakan mikroba (Suriawiria, 2009).
Mikroorganisme tidak memerlukan banyak ruangan untuk perkembangannya,
sebab itu media buatan (agar) dapat dimasukkan ke dalam sebuah tabung
percobaan labu atau cawan Petri. Pada permulaannya tabung atau cawan Petri
harus dalam keadaan steril (bebas dari setiap mikroorganisme hidup) lalu setelah itu
dimasukkan mikrobia yang diinginkan, tabung atau cawan harus dilindungi terhadap
kontaminasi dari luar. Sumber utama pencemaran dari luar adalah udara, yang
banyak mengandung mikroorganisme yang berterbangan. Bentuk cawan petri,
dengan tutup yang saling menyelubungi, dirancang untuk mencegah pencemaran
udara. Pencemaran tabung atau labu dihindari dengan cara menyumbat mulutnya
dengan penutup yang cocok, biasanya dengan kapas (Sutedjo dan Sari, 2009).
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Selasa, 11 November 2014 di
Laboratorium Mikrobiologi Pangan Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri
Universitas Mataram.
Alat dan Bahan Praktikum
a. Alat-alat Praktikum
Adapun alat-alat yang digunakan pada praktikum ini adalah cawan petri,
drigalski, pipet mikro, lampu Bunsen, yellow tip, korek api, jarum ose, kertas label,
vortex, blue tip, jarum ent, jarum preparat dan incubator.
b. Bahan-bahan Praktikum
Adapun bahan-bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah suspensi
biakan murni Bacillus sp. , Nutrient Agar, Nutrient Broth.
Prosedur Kerja
a. Metode Gores
1. Diambil suspense biakan dengan menggunakan jarum ose
2. Digoreskan ujumg ose di atas permukaan Nutrient Agar. Jangan sampai
merusak medium
3. Dilakukan metode di atas secara duplo (dua kali percobaan)
4. Diinkubasi pada suhu 37oC di dalam inkubator selama 2 hari
5. Diamati bentuk-bentuk pertumbuhan koloni bakteri hasil inkubasi
b. Metode Sebar
1. Diambil suspensi biakan cair (Bacillus) dengan menggunakan pipet mikro
sebanyak 0,5 ml
2. Disebarkan secara merata di atas permukaan medium Nutrient Agar
3. Diratakan dengan menggunakan drigalski secara perlahan
4..Dilakukan metode di atas secara duplo (dua kali percobaan)
5. Diinkubasi pada suhu 37oC di dalam inkubator selama 2 hari
6. Di amati bentuk-bentuk pertumbuhan koloni bakteri hasil inkubasi
c. Metode Tebar atau Tuang
1. Diambil suspensi biakan cair (Bacillus) dengan menggunakan pipet mikro
sebanyak 1 ml
2. Ditambahkan medium Nutrient Agar
3. Digoyangkan dan diputar cawan petri diatas permukaan meja untuk meratakan
penyebaran biakan dalam medium
4. Dilakukan metode di atas secara duplo (dua kali percobaan)
5. Diinkubasi pada suhu 37oC di dalam inkubator selama 2 hari
6. Diamati bentuk-bentuk pertumbuhan koloni bakteri hasil inkubasi
d. Metode Tusuk
1. Dicelupkan ujung jarm preparat ke dalam suspense bakteri
2. Ditusukkan secara tegak kedalam medium Nutrient Agar
3. Ditarik dengan hati-hati agar medium tidak rusak
4. Dilakukan metode di atas secara duplo (dua kali percobaan)
5. Diinkubasi pada suhu 37oC di dalam inkubator selama 2 hari
6. Diamati bentuk-bentuk pertumbuhan koloni bakteri hasil inkubasi
e. Metode Medium Cair
1. Diambil suspensi biakan dengan menggunakan jarum ose
2. Dipindahkan biakan tersebut ke dalam media Nutrient Broth cair dalam tabung
reaksi dan ditutup dengan kapas
3. Dilakukan metode di atas secara duplo (dua kali percobaan)
4. Diinkubasi pada suhu 37oC di dalam inkubator selama 2 hari
5. Diamati bentuk-bentuk pertumbuhan koloni bakteri hasil inkubasi
HASIL PENGAMATAN
Tabel 3.1. Hasil pengamatan Teknik Isolasi MikrobaMetode Kenampakan Warna Pola Pertmbuhan
U1 U2 U1 U2 U1 U2
Gores timbul
halus
Timbul kuning
mengkilat
kuning
dan
putih
zig-zag zig-zag
Sebar halus - putih - menyebar -
Tabur rata kasar timbul
halus
putih
gelap
putih
gelap
berkoloni berkoloni
dan
menyebar
Tusuk berserabut berserabut kuning kuning tumbuh di
sepanjang
tusukan
tumbuh di
sepanjang
tusukan
Cair di dasar
sedikit
di dasar
sedikit
kuning
bening
kuning
sedikit
keruh
tumbuh
mengendap
tumbuh
mengendap
PEMBAHASAN
Pekerjaan memindahkan mikroba dari medium lama kemudian yang baru
harus dilakukan secara steril. Terlebih dahulu harus diusahakan agar semua alat-
alat yang ada sangkut pautnya dengan medium dan pekerjaan inokulasi itu benar-
benar steril. Hal ini untuk menghindari kontaminasi yaitu masuknya mikroorganisme
yang tidak diinginkan. Beberapa langkah pekerjaan inokulasi mikroba adalah
menyiapkan ruangan, pemindahan dengan kuat inokulasi dan pemindahan dengan
pipet mikro. Menyiapkan tempat inokulasi baik sekali bila meja tempat medium
didasari dengan kain basah dinding ruang yang basah menyebabkan butir-butir debu
menempel. Pekerjaan inokulasi dapat dilakukan dalam suatu kotak berkaca
(Waluyo, 2007). Dalam praktikum metode isolasi mikroba ini bakteri yang digunakan
adalah Bacillus sp. dengan melakukan beberapa metode yaitu metode gores,
metode sebar, metode tabur, metode tusuk, metode cair.
Praktikum ini mengenai teknik Isolasi mikroba. Media yang digunakan untuk
mengisolasi mikroba pada praktikum ini yaitu media Nutrient Agar (NA). medium
Nutrient Agar adalah medium pertumbuhan mikroba yang umum di gunakan untuk
menumbuhkan berbagai kultur mikroba, dalam hal ini untuk menumbuhkan atau
mengisolasi bakteri.
Berdasarkan hasil percobaan dengan menggunakan metode gores yang
dilakukan pada dua media biakan yang sama diperoleh hasil kenampakan mikroba
yang timbul halus, berwarna kuning mengkilat dan putih dengan pola pertumbuhan
zig-zag sesuai dengan goresan. Metode Gores di gunakan untuk mengisolasi
mikroba dari campurannya rata menumbuhkan kultur pada media baru. Metode
Gores dengan menggunakan jarum ose dan menggoreskannya ke permukaan
medium Nutrient Agar dengan pola tertentu dilakukan agar sel-sel bekteri tunggal
yang menempel pada jarum ose terlepas pada medium yang digoreskan. Antara
garis-garis goresan akan terdapat sel-sel yang terpisah sehingga mikroba dapat
tumbuh menjadi koloni. Metode gores memiliki beberapa kelebihan seperti koloni
yang dihasilkan adalah koloni tunggal dan pada metode ini kontaminan dapat
dibedakan dengan mudah karena jarum ose digoreskan dengan pola tertentu maka
koloni yang tumbuh diluar pola tersebut dapat dikatakan sebagai kontaminan.
Kelemahan metode gores antara lain pelaksanaannya cukup sulit dilakukan karena
harus hati-hati dalam menggoreskan jarum ose ke medium. Jika pada saat
penggoresan medium terluka itu akan menyebabkan hasil isolasi yang tidak akurat.
Berdasarkan hasil pengamatan, bentuk dan morfologi mikroba pada medium
Nutrient Agar yang dilakukan dengan metode sebar didapatkan kenampakan
mikroba yang halus dengan warna putih dan pola pertumbuhan yang menyebar.
Metode sebar dilakukan agar mikroba dapat menyebar dan tumbuh merata pada
bagian permukaan medium. Sebelum dilakukannya isolasi dengan metode ini,
mikroba yang akan dibiakkan harus diencerkan terlebih dahulu agar populasinya
tidak terlalu banyak. Kelebihan dari metode sebar adalah dapat digunakan untuk
memisahkan mikroba aerob dengan mikroba lain. Sedangkan kelemahan metode
sebar adalah kontaminan sulit untuk dibedakan karena sampel diuraikan pada
seluruh permukaan media.
Berdasarkan hasil pengamatan, metode tuang diperoleh kenampakan
mikroba yang rata kasar dan berwarna putih gelap serta dengan pola pertumbuhan
yang berkoloni dan menyebar. Metode tuang atau tebar memerlukan media Nutrient
Agar yang sudah dicairkan suhu diatas 45oC untuk dituangkan bersama mikroba
yang akan digunakan di dalam cawan petri. Setelah itu dihomogenkan dan
didiamkan sampai memadat. Dengan metode ini bakteri tidak hanya terdapat pada
permukaan agarnya saja namun sel akan tumbuh juga di dalam media agar
sehingga bakteri yang tumbuh pada permukaan medium akan kaya oksigen dan
bakteri yang tumbuh di dalam medium tidak mengandung banyak oksigen. Pada
metode ini inkubasi medium dilakukan dengan posisi cawan petri yang terbalik, hal
ini dilakukan untuk mencegah air hasil kondensasi jatuh keatas permukaan media
agar sehingga dapat terjadi penyebaran koloni yang tidak sesuai dengan yang
diinginkan. Kelebihan dari metode tuang antara lain mudah dilakukan dan karena
sampel dihomogenkan terlebih dahulu maka bakteri aerob dan anaerobnya
kemungkinan dapat hidup. Kelemahan metode ini yaitu metode ini menyebabkan
munculnya koloni yang berbeda saling menumpuk, hal ini dapat dihindari dengan
membuat koloni lebih encer lagi.
Metode tusuk yang dilakukan pada dua media tegak diperoleh kenampakan
bakteri yang berserabut, berwarna kuning dan pada medium pola pertumbuhannya
tumbuh disepanjang tusukan. Metode tusuk dilakukan menggunakan medium agar
tegak, medium ini ditusukkan dengan menggunakan jarum preparat yang
sebelumnya sudah dicelupkan kedalam suspensi mikroba yang akan dibiakkan.
Metode medium cair diperoleh kenampakan di dasar sedikit, berwarna
kuning sedikit keruh dan pola pertumbuhan tumbuh mengendap. Metode medium
cair dilakukan untuk menumbuhkan mikroba yang tidak dapat tumbuh pada medium
padat. Pada metode cair ini semakin tinggi pengenceran maka semakin besar untuk
mendapatkan suatu sel. Prinsip metode cair ini adalah untuk melarutkan atau
melepaskan mikroba dari subtratnya kedalam air sehingga penanganannya lebih
mudah.
Setiap metode isolasi mikroba dilakukan secara duplo yang artinya setiap
metode dilakukan dua kali percobaan dengan suspensi mikroba dan media yang
sama. Hal Ini dilakukan untuk membandingkan hasil biakan yang tumbuh pada
setiap media dengan metode yang sama dan juga apabila terjadi kesalahan atau
kegagalan pada isolasi masih ada cadangan lainnya. Dari kelima teknik isolasi
mikroba, metode yang paling sering digunakan yaitu metode tuang dan metode
gores. Seperti contohnya untuk mengisolasi asam laktat pada pembuatan yoghurt.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan maka dapat disimpulkan
beberapa hal sebagai berikut
1. Isolasi merupakan mengambil mikroorganisme yang terdapat di alam dan
menumbuhkannya dalam suatu medium buatan.
2. Metode isolasi dapat dilakukan dengan metode gores, metode sebar,
metode tabur atau tuang, metode tusuk dan metode cair.
3. Hasil yang diperoleh pada setiap metode berbeda-beda walaupun medium
yang digunakan sama.
4. Metode yang paling sering digunakan yaitu metode tuang dan metode
gores.
5. Semua alat yang digunakan harus dijaga dalam keadaan yang steril agar
terhindar dari kontaminasi.
DAFTAR PUSTAKA
Adam, S., 2008. Mikrobiologi Dasar Jilid 1. UI Press. Jakarta
Aini, H., 2013. Inokulasi dan Peremajaan Biakan. Badan Penerbit Universitas Negeri
Makassar. Makassar
Karim, 2010. Isolasi Mikroba. Universitas Trunojoyo. Jawa Tengah
Putri, D., 2008. Dasar-Dasar Mikrobiologi. UI Press. Jakarta
Suriawira, 2009. Panduan Praktikum Mikrobiologi. UMM Press. Makassar
Sutedjo, 2009. Mikrobiologi Tanam. Penerbit Trinika Cipta. Jakarta
Waluyo, 2007. Mikrobiologi Umum. Erlangga. Jakarta
Winarni, 2007. Teknik Laboratorium. JICA. IMSTEP
Windindra, 2013. Inokulasi Bakteri. Gadjah Mada University. Yogyakarta
Volk, K., 2000. Mikrobiologi 1. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.