laporan proyek anatomi dan fisologi hewan
DESCRIPTION
invertebrataTRANSCRIPT
LAPORAN PROYEK ANATOMI DAN FISOLOGI HEWAN (BI2103)
PENGENALAN MIKROSKOP, BAHASA ANATOMI, DAN
ANATOMI HEWAN INVERTEBRATA
Tanggal Praktikum : 2 September 2015
Tanggal Pengumpulan : 9 September 2015
disusun oleh :
Agnia Vibriani
10614067
Kelompok 1
Asisten
Ni Luh Wisma Eka Yanti (10613006)
PROGRAM STUDI BIOLOGI
SEKOLAH ILMU DAN TEKNOLOGI HAYATI
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
BANDUNG
2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan ilmu biologi saat ini semakin pesat. Awal mula
perkembangan ilmu biologi adalah ditemukannya mikroskop. Mikroskop
memungkinkan kita untuk mengamati objek yang ukurannya sangat kecil
seperti mikroorganisme. Mikroskop pertama kali digunakan oleh Antony Van
Leuwenhook, dalam meneliti bakteri atau kuman dengan perbesaran hingga
300 kali (Dzen, 2003). Pada tahun 1600, Hanz dan Zacharias Janssen telah
menemukan mikroskop ganda (Parjatmo, 1999). Selanjutnya, perkembangan
mikroskop mulai semakin canggih, pada tahun 1880 ditemukan mikroskop
kompoun, tahun 1903 ditemukan mikroskop medan gelap, tahun 1925
ditemukan ultraviolet ilumination, tahun 1940 mikroskop elektron ditemukan,
dan tahun 1944 phase contrast microscope diperkenalkan (Gabriel, 1996).
Ketertarikan terhadap ilmu biologi ini, tidak hanya pada tingkat sel dan
mikroorganisme tetapi juga pada kajian yang lain, seperti anatomi dan
fisiologi hewan. Dalam bidang tersebut kita mempelajari struktur tubuh
eksternal dan internal hewan beserta fungsinya. Dasar yang penting dalam
mempelajari ilmu ini adalah bidang pembelahan dan posisi anatomi. Dengan
mengetahui kedua dasar tersebut kajian mengenai anatomi dan fisiologi hewan
dapat lebih mudah dipahami dan tidak terjadinya kesalahan fatal saat
melakukan pembedahan atau pendedahan. Contoh kesalahan fatal adalah
hewan yang dijadikan objek, mati setelah dilakukan pendedahan zat tertentu.
Dalam penelitian ilmu biologi, hampir selalu digunakan model organisme.
Beberapa penelitian menggunakan model organisme yang berasal dari
kelompok invertebrata. Tentunya seorang peneliti harus memahami anatomi
dan fisiologi dari model organisme yang digunakannya.
1.2 Tujuan
Tujuan dilakukannya praktikum ini adalah :
1. Menentukan komponen-komponen mikroskop cahaya dan bedah serta cara
penggunaannya yang baik dan benar.
2. Menentukan nama-nama bagian tubuh manusia pada bagian permukaan
(superficial anatomy).
3. Menentukan posisi anatomi dan bidang pembelahan pada hewan bipedal
dan quaripedal.
4. Menentukan morfologi, lokasi dan nama-nama organ penyusun pada
hewan invertebrata yang mewakili kelompok Arthropoda (jangkrik),
Crustacea (udang), Oligochaeta (cacing), dan Cephalopoda (cumi).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Mikroskop Cahaya dan Mikroskop Bedah
Mikroskop adalah alat bantu yang digunakan untuk melihat objek
pengamatan dengan ukuran yang kecil (mikroskopik) atau untuk memperjalas
bagian objek pengamatan. Dalam pratikum ini akan dibahas dua jenis mikroskop,
yaitu mikroskop cahaya dan mikroskop bedah (stereomicroscope). Kedua
mikroskop ini menggunakan cahaya sebagai sumbernya.
Mikroskop cahaya biasa digunakan untuk mengamati objek tipis berupa
preparat. Mikroskop ini memilikitiga lensa, yaitu kondensor, lensa okuler dan
lensa objektif. Mikroskop yang memiiki dua lensa okuler disebut binokuler, dan
yang memiliki satu lensa okuler disebut monokuler. Cahaya dari sumber ditujukan
ke arah lensa di bawah meja preparat yang disebut kondensor. Kondensor
digunakan ntuk memfokuskan cahaya pada spesimen. Setelah itu bayangan
spesimen akan diperbesar oleh lensa objektif dengan perbesaran yang diinginkan.
Lalu, hasil dari perbesaran tersebut dapat diamati melalui lensa okuler.
( Abramowitz, 2003).
Mikroskop bedah (stereomikroskop) digunakan untuk mengamati benda-
benda yang tidak terlalu halus dapat tebal maupun tipis, transparan atau tidak.
Mikroskop ini memiliki dua sumber cahaya, yaitu lampu atas dan bawah sesuai
dengan kebutuhan dalam penggunaannya. Mikroskop bedah memliki sifat-sifat
sebagai berikut :
1. Memiliki dua lensa objektif dan dua lensa okuler sehingga didapatkan
bayangan tiga dimensi dari pengamatan dua mata.
2. Perbesaran tidak terlalu kuat, tetapi memiliki medan pandang yang luas
dan gerak kerja yang panjang, sehingga benda yang diamatai cukup jauh
dan dapat digunakan untuk pembedahan.(Yudiarti et al., 2004)
2.2 Posisi Anatomi dan Bidang Pembelahan
2.2.1 Superficial Anatomy
Superficial anatomy merupakan bagian tubuh yang berlokasi di atau
dekat permukaan tubuh. Berikut adalah bagian dari superficial anatomy
beserta istilah dari setiap bagiannya.
Gambar 2.1 Superficial Anatomy
(Martini, 2012)
2.2.2 Posisi Anatomi
Referensi standar anatomi untuk manusia disebut posisi anatomi.
Syarat posisi anatomi yaitu, kaki berdiri tegak dan kedua tangan disamping
badan dengan telapak tangan menghadap ke luar. Macam-macam posis
anaomi adalah sebagai berikut (Martini, 2012) :
Tabel 2.1 Istilah Posisi Anatomi dan Pengertiannya
Posisi Anatomi Pengertian
Anterior Bagian depan tubuh
Ventral Bagian perut tubuh
Posterior atau dorsal Bagian punggung atau belakang
Cranial atau cephallic Bagian kepala
Superior Bagian atas, mendekati kepala
Caudal Bagian ekor (coccyx in human)
Inferior Bagian bawah
Medial Mendekati daerah sumbu panjang
tubuh
Lateral Menjauhi sumbu panjang tubuh
Proximal Mendekati daerah pelekatan
Distal Menjauhi daerah pelekatan
Superficial Dekat atau pada permukaan tubuh
Deep Jauh dari permukaan tubuh
Objek tiga dimensi seperti tubuh juga dapat dideskripsikan
berdasarkan bidang pembelahannya. Terdapat tiga bidang pembelahan,
yaitu (Martini, 2012):
1. Transversal atau horizontal : membagi tubuh menjadi bagian anterior
dan posterior
2. Sagital : membagi tubuh menjadi bagian kanan dan kiri, jika sama
besar disebut midsagital
3. Frontal atau coronal: membagi tubuh menjadi bagian dorsal dan
ventral.
2.3 Anatomi Hewan Invertebrata
2.3.1 Anatomi Jangkrik
Jangkrik termasuk dalam kelas Insecta dan phylum Arthropoda.
Kelas inscta ini, dapat dibedakan bagian tubuhnya menjadi tiga bagian,
yaitu kepala, thoraks, dan adomen. Insects berbeda dengan kelas pada
Arthropoda lainnya, ia memiliki tiga pasang kaki dan dua pasang sayap
dibagian thorax. Pada kepalanya, terdapat sepasang antenna dan sepasang
mata majemuk. Pembeda antara jangkrik jantan dan betina adalah pada
betina terdapat ovipositor diabdomennya.
Gambar 2.2 Anatomi Internal dan Eksternal Jangkrik
(Hickman, 2004)
2.3.2 Anatomi Udang
Udang termasuk subphylum crustacea dan phylum arthropoda.
Tubuh udang dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu cephalothorax
(kepala dan thorax), dan abdomen. Pada kepala udang memiliki sepasang
antena dan sepasang antenula. Udang bernafas dengan menggunakan
insang nya. Udang memiliki 5 pasang kaki sejati dan 5 pasang kaki semu
yang memiiki fungsi tertentu.
Gambar 2.3 Anatomi Eksernal dan Internal Udang
(Hickman, 2004)
2.3.3 Anatomi Cumi-Cumi
Cumi-cumi merupakan kelas cephalopoda dan phylum mollusca.
Ciri khas dari cumi-cumi adalah kepala berada dikaki dan kaki berada
dikepala. Pada kepala cumi-cumi terdapat tentakel atau lengan (arm).
Tempurung pada cumi-cumi berevolusi menjadi panjang, tipis, dan
merupakan lembaran protein yang disebut pen.
Gambar 2.4 Anatomi Internal Cumi-Cumi
(Hickman, 2004)
2.3.4. Anatomi Cacing Tanah
Cacing tanah merupakan kelas oligochaeta dan phylum annelida.
Tubuh cacing tanah bersegmen-segmen. Cacing tanah bergerak dengan
gerakan peristaltik. Cacing tanah memilik seta pada setiap segmennya
yang berfungsi sebagai otot. (Pechenik, 1991)
Gambar 2.5 Anatomi Internal dan Eksternal Cacing Tanah
(Hickman, 2004)
BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini terdapat dalam Tabel
3.1 :
Tabel 3.1 Alat dan bahan percobaan pengenalan mikroskop pengenalan
mikroskop, bahasa anatomi, dan anatomi hewan imvertebrata.
No
.Alat Bahan
1. Mikroskop cahaya Jangkrik
2. Mikroskop bedah Udang
3. Scalpel Cacing
4. Gunting bedah Cumi
5. Jarum pentul
6. Pinset
7. Jarum jara
8. Baki dan papan styrofoam
9. Preparat
3.2 Cara Kerja
3.2.1 Penggunaan Mikroskop Cahaya
Lampu mikroskop dinyalakan dan digunakan perbesaran
lensa objektif terkecil dahulu. Diletakkan preparat di atas meja
objek dan mulai diamati dengan perbesaran lensa objektif terkecil
dahulu. Lensa objektif diturunkan hingga ke dekat permukaan
preparat. Lensa objektif dinaikkan dengan menggunakan
makrometer sambil preparat diamati melalui lensa okuler.
Bayangan difokuskan dengan mikrometer, jika bayangan preparat
sudah dilihat. Diafragma dibuka hingga pembukaan besar, dan
ditutup pelan-pelan sambil diamati preparat dari lensa okuler.
3.2.2 Penggunaan Miroskop Bedah (Stereomikroskop)
Mikroskop bedah disambungkan kesumber tegangan.
Dinyalakan sumber cahaya, jika objek berupa preparat tipis,
digunakan cahaya dari bawah preparat. Jika objek berupa benda
padat, digunakan cahaya dari atas. Diletakkan objek pegamatan di
atas papan preparat, dan digunakan penjepit untuk menahan objek
agar tidak geser. Posisi lensa okuler diatur agar mata dapat
mengamati melalui mikroskop dengan jelas dan nyaman.
Digunakan focus knob untuk mempertajam gambar hingga objek
terlihat fokus.
3.2.3 Pembedahan Jangkrik
Jangkrik ditempatkan dengan bagian dorsal menghadap ke
atas. Semua kaki jangkrik diputuskan dengan gunting atau diputar.
Disisipkan gunting bedah pada segmen terakhir abdomen.
Eksoskeleton dari segmen terakhir abdomen dipotog hingga kepala
sepanjang sisi dorsal. Dibuka potongan tersebut dan ditahan dengan
jarum pentul hingga anatomi internal jangkrik dapat diamati.
3.2.4 Pembedahan Cacing Tanah
Cacing tanah diletakkan di atas papan styrofoan dengan
bagian dorsal menghadap ke atas. Dibuat potongan kecil pada
klitelum, sekitar segmen ke-33. Dari potongan kecil tersebut,
dipotong bagian dorsal cacing tanah hingga segmen ke-1 (anterior).
Potongan tersebut dibuka dan ditahan menggunakan jarum pentul
hingga anatomi internal cacing tanah terlihat dan dapat diamati.
3.2.5 Pembedahan Cumi-Cumi
Cumi-cumi ditempatkan di atas papan styrofoam dengan
bagian ventral menghadap ke atas. Dipotong bagian posterior
mantel, yang lebih vetral dari sifon, hingga paling anterior secara
lurus. Mantel yang telah dipotong dibuka dan ditahan dengan
jarum pentul hingga anatomi internal cumi-cumi terlihat dan dapat
diamati.
3.2.6 Pembedahan Udang
Diletakkan udang dengan bagian dorsal mengahadap ke
atas. Disisipkan gunting bedah pada segmen terakhir abdomen.
Eksoskeleton dari segmen terakhir abdomen dipotong hingga
Potong eksoskeleton dari segmen terakhir abdomen hingga kepala
sepanjang sisi dorsal. Dibuka potongan tersebut hingga anatomi
internal udang terlihat dan dapat diamati.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
Berikut adalah hasil pengamatan pembedahan jangkrik, cumi-cumi,
cacing tanah dan udang pada praktikum ini.
Habitus Situs Solitus Literatur
Gambar 4.1 Anatomi
Eksternal Jangkrik
(Dokumentasi Pribadi,
2015)
Keterangan Gambar :
1. Cerci
2. Antenna
3. Mata majemuk
4. Femur
5. Tibia
6. Tarsus
7. Head
8. Thorax
9. Abdomen
10. Palpus
11. Ovipositor
Gambar 4.2 Anatomi
Eksternal Jangkrik
(Dokumentasi Pribadi,
2015)
Keterangan Gambar :
1. Lambung
2. Gizzard
3. Badan malpighiGambar 4.3 Anatomi
Internal dan Eksternal
Jangkrik
(Hickman, 2004)
Gambar 4.4 Anatomi
Eksternal Cumi-Cumi
(Dokumentasi Pribadi,
2015)
Keterangan Gambar :
1. Mata
2. Arm
3. Tentakel
4. Mantel
5. Fin
6. Siphon
Gambar 4.5 Anatomi
Internal Cumi-Cumi
(Dokumentasi Pribadi,
2015)
Keterangan Gambar :
1. Insang
2. Ink sac
3. Ginjal
4. Cecum
5. Testis
6. Otak
Gambar 4.6 Anatomi
Internal Cumi-Cumi
(Hickman, 2004)
Gambar 4.7 Anatomi
Eksternal Cacing Tanah
(Dokumentasi Pribadi,
2015)
Keterangan Gambar :
1. Klitelum
2. Prostomiun
3. Anus
Gambar 4.8 Anatomi
Internal Cacing Tanah
(Dokumentasi Pribadi,
2015)
Keterangan Gambar :
1. Vesikula
seminalis
2. Gizzard
3. IntestineGambar 4.9 Anatomi
Internal dan Eksternal
Cacing Tanah
(Hickman, 2004)
Gambar 4.10 Anatomi
Eksternal Udang
(Dokumentasi Pribadi,
2015)
Keterangan Gambar :
1. Mata majemuk
2. Antenna
3. Antenula
4. Pereopods
5. Pleopods
6. Telson
7. Uropod
8. Mandibula
9. Cephalothorax
10. Abdomen
11. Rostrum
Gambar 4.11 Anatomi
Internal Udang
(Dokumentasi Pribadi,
2015)
Keterangan Gambar :
1. Intestine
2. Brain
3. Heart
4. Digestive gland
Gambar 4.12 Anatomi
Internal dan Eksternal
Udang
(Hickman, 2004)
4.2 Pembahasan
Mikroskop cahaya dan mikroskop bedah (stereo) keduanya
merupakan alat bantu untuk melihat objek pengamatan agar terlihat lebih
jelas. Kedua mikroskop tersebut memiliki perbedaan yang tidak banyak.
Berikut adalah bagian-bagian dari mikroskop cahaya dan mikroskop bedah
:
Gambar 4.13 Mikroskop Cahaya Gambar 4.14 Mikroskop Bedah
(www.austincc.edu) (www.aunet.co.au, 2008)
Objek yang diamati pada mikroskop cahaya berbentuk preparat,
sedangkan mikrskop bedah tidak. Mikroskop cahaya memiliki lensa
objektif sebanyak tiga buah pada umumnya, dengan perbesaran masing-
masing 10x, 40x, dan 100x. Pada mikroskop bedah lensa objektif memiliki
perbesaran dengan rentang 10x hingga 80x, tetapi paling banyak pada
rentang 10x hingga 40x. Fungsi lensa objektif adalah memperbesar
bayangan objek pengamatan dengan perbesaran sesuai lensa. Untuk
memilih lensa objektif yang akan digunakan pada mikroskop cahaya
digunakan yang namanya revolver. Lensa okuler adalah lensa yang
berfungsi untuk melihat hasil perbesaran objek pengamatan. Pada
mikroskop cahaya terdapat satu lensa okuler (monokuler) atau dua lensa
okuler (binokuler). Pada binokuler terdapat diopter yang mengatur
perbedaan fokus antara mata kanan dan kiri. Sedangkan pada mikroskop
bedah terdapat dua lensa okuler. Terdapat juga lensa kondensor yang
berfungsi untuk memfokuskan cahaya pada objek pengamatan, dan
diafragma yang berfungsi mengumpulkan cahaya (Hale, 2007).
Pada mikroskop cahaya tempat untuk meletakkan objek
pengematan adalah meja preparat, pada mikroskop bedah meja preparat
berbentuk stage. Kedua mikroskop ini memiliki makrometer sebagai
pengatur jarak lensa objektif dengan meja preparat dan mikrometer untuk
memfokuskan bayangan agar terlihat gambar yang jelas. Sumber cahaya
pada mikroskop cahaya hanya satu yaitu dari bawah meja preaparat,
sedangkan pada mikroskop bedah terdapat dua sumber cahaya, dari atas
dan dari bawah yang penggunaannya disesuaikan dengan kebutuhan.
(Hale,2007)
Penggunaan hewan invertebrata pada praktikum kali ini adalah
karena hewan invertebrata memiliki struktur tubuh yang sederhana dan
mudah diamati. Fungsi fisiologis organ tubuhnya pun hampir sama dengan
manusia dan hewan. Pada invertebrata juga dapat diamati tingkat
kehidupan yang semakin rumit, dimulai dari cacing yang paling sederhana
dalam praktikum ini, hingga jangkrik dan udang.
Jangkrik merupakan kelas insecta. Tubuh dari insect dibagi
menjadi tiga bagian, yaitu : kepala, thorax, dan abdomen. Jangkrik
memiliki sepasang antena pada kepalanya yang berfungsi untuk merasakan
dan mencium sekitar. Jangkrik juga memiliki sepasang mata majemuk
yang dapat melihat dalam berbagai arah, selain itu terdapat satu mata oseli
pada kepalanya. Dibagian kepala terdiri dari sepasang mandibula, tiga
pasang maksila, labrum (bibir atas), labium (bibir bawah) dan palpus
sebagai indra perasa. Pada daerah thorax terdapat dua pasang sayap,
sepasang sayap depan (fore wing) dan sayap belakang (hind wing). Sayap
depan berfungsi untuk memproteksi sayap belakang (hind wing). Sayap
belakang berukuran lebih panjang dan mudah rusak dari pada sayap depan,
pada jantan, sayap ini saling digesekkan untuk menghasilkan suara khas
jangkrik. Jangkrik memiliki tiga pasang kaki. Sepasang kaki merupakan
jumping legs yang berfungsi untuk melompat jauh. Pada jangkrik betina
terdapat ovipostor dibagian posterior yang berfungsi sebagai jalan keluar
ovum (Pechenik, 1991). Pada bagian posterior juga terdapat cercus yang
berfungsi sebagai mekanoreseptor yang dapat mendeteksi dan identifikasi
lokasi musuh, pasangan, dan kawan melalui sinyal udara. (Heys, 2012)
Udang merupakan subphylum crustacea. Tubuh udang dapat dibagi
menjadi dua bagian, yaitu : cephalotoraks (kepala dan thoraks) dan
abdomen. Kepala dan thorax udang dilapisi oleh carapace. Pada kepala
udang, terdapat sepasang antenna dan sepasang antenula. Keduanya
digunakan sebagai sensor, tetapi antenna juga berperan dalam mencari
makan, bergerak, dan mencari pasangan (mating). Carapace menunjang
duri yang menonjol pada bagian anterior yang disebut rostrum. Udang
memiliki sepasang mata majemuk pada kepalanya. Tubuh udang memiliki
segmen-segmen. Pada bagian cephalothorax terdapat tiga pasang
maksiliped yang berfungsi untuk makan. Berikutnya terdapat lima pasang
kaki sejati untuk berjalan (pereopods). Setelah pereopods, terdapat lima
pasang kaki semu (pleupod) sebagai aliran pernafasan. Selanjutnya
terdapat uropod dan terakhir telson sebagai ekor. (Pechenik, 1991). Pada
udang jantan, pasangan pertama atau kedua pleupod terspesialisasi sebagai
tempat transfer sperma. (Burkenroad, 1963).
Cumi-cumi termasuk dalam kelas cephalopoda. Pergerakan cumi-
cumi menggunakan sistem jet propulsion yang dibantu dengan siphon atau
funnel. Siphon sebagai tempat keluar masuknya air. Siphon berada didekat
kepala pada bagian posterior. Cumi-cumi memiliki kerangka internla
berupa lapisan protein tipis yang kaku disebut pen yang berada pada
bagian dorsal. Cumi-cumi memiliki ink sac yang berhubungan dengan
sistem pencernaan, berisi cairan hitam yang akan dikeluarkan ketika cumi-
cumi merasa terancam. Pada bagian anterior terdapat empat pasang leg dan
sepasang tentakel. Pada leg terdapat reseptor yang sensitif terhadap
rangsangan kimia, leg juga berfungsi untuk bergerak. Tentakel pada cumi-
cumi berfungsi untuk menempel pada substrat atau pada mangsa, karena
ada sakerdis. (Pechenik, 1991).
Cacing tanah (Lumbriscus terestris) bergerak dengan gerakan
peristaltik. Tubuh cacing tanah bersegmen-segmen dengan setiap segmen
terdapat seta yang berfungsi sebagai otot dalam membantu pergerakan
cacing. Terdapat bagian yang menebal pada tubuh cacing yang disebt
klitelum. Klitelum aktif dalam membentuk kokon (egg capsule) dan untuk
menempel pada pasangannya saat kawin. Cacing tanah merupakan hewan
hermafrodit.(Pechenik, 1991).
Aplikasi dari pembedahan pada hewan invertebarata di praktikum
ini adalah untuk memberikan kita (praktikan) pengetahuan, serta
membiasakan teknik pembedahan pada hewan-hewan kecil. Beberapa dari
hewa invertebrata juga merupakan model organisme. Anatomi internal dan
eksternal dari suatu model oragnisme wajib dipahami oleh peneliti yang
bersangkutan.
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum modul ini adalah :
1. Komponen pada mikroskop cahaya adalah : lensa okuler, lensa objektif,
makrometer, mikrometer, meja dan penjepit preparat, diafragma,
kondensor, sumber cahaya, revolver, badan, dan lengan. Komponen pada
mikroskop bedah adalah : eyepiece (lensa okulera), lensa objektif, stage,
dua sumber cahaya, diopter, makrometer. Penggunaan kedua mikroskop
tersebut, mengikuti langkah-langkah seperti yang tertulis dicara kerja.
2. Bagian tubuh manusia pada bagian permukaan adalah : frontal, nasal,
okular, otic, buccal, cervical, facial, cranial, cephalic, oral, mental,
axilliary, brachial, anthecubital, antebrachial, calpar, palmar, pollex, digit,
patellar, crural, tarsal, digit, hallux, pedal, femoral, pubic, inguinal,
manual, pelvic, umbilical, abdominal, mammary, thoracic, cephalic,
cervical, acromial, dorsal, olecranal, lumbar, gluteal, popliteal, sural,
calcaneal, dan plantar.
3. Berikut adalah macam-macam istilah bagi posisi anatomi : anterior
(bagian depan tubuh), ventral (bagian perut tubuh), posterior (bagian
punggung), cranial (bagian kepala), superior (bagian atas mendekati
kepala), caudal (bagian ekor), inferior (bagian bawah), medial (mendekati
daerah sumbu panjang tubuh), lateral (menjauhi sumbu panjang tubuh),
proximal (mendekati daerah pelekatan), distal (menjauhi daerah
pelekatan), superficial (dekat atau pada permukaan tubuh), dan deep (jauh
dari permukaan tubuh). Bidang pembelahan pada hewan terdapat tiga
macam, yaitu : transversal, sagital, dan frontal.
4. Pada jangkrik terdapat sepasang antenna, dua pasang sayap (fore wing
dan hind wing), tiga pasang kaki (termasuk sepasang jumping leg), cercus
pada bagian posterior, sepasang compound eye, dan ovipositor pada
betina.
Pada cacing tanah terdapat klitelum, prostomium, dan seta pada setiap
segmennya.
Pada udanng terdapat sepasang antenna, sepasang antenula, rostrum, mata
majemuk pada kepalanya. Udang memiliki tiga pasang maksiliped, lima
pasang kaki sejati, lima pasang kaki semu, uropod, dan telson pada badan
nya.
Pada cumi-cumi terdapat empat pasang leg, dan sepasang tentakel. Pada
bagian kepalanya terdapat siphon dan juga mata. Terdapat pen didalam
tubh cumi-cumi dan juga fin di samping bagian ventral cumi-cumi. Cumi-
cumi juga memiliki inc sac yang menjadi ciri khasnya.
DAFTAR PUSTAKA
Abramowitz, Mortimer. 2003. Microscopes basics and beyond. New York : New York Microscopial Society.
Alan, Hale. 2007. “Microscopes”. http://www.celestron.com/c3/images/files/downloads/1211246798_microscopesinfo.pdf. Diakses pada 8 september 2015
Burkenroad, M. D. 1963. "The evolution of the Eucarida (Crustacea, Eumalacostraca), in relation to the fossil record". Tulane Studies in Geology 2 (1): 1–17.
Dzen, Sjoekoer. M, dkk. 2003. Bakteriologik Medik. Malang: Bayumedia.Gabriel, J.F. 1996. Fisika Kedokteran. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.Heys, J.J., Rajaraman, P.K., Gedeon, T., dan Miller, J.P. 2012. “ A Model of
Filiform Hair Distributionon The Cricket Cercus”. http://journals.plos.org/plosone/article?id=10.1371/journal.pone.0046588. Diakses pada 8 September 2015.
Hickman, C.P. 2004. Integrated Principles of Zoology. New York : Mc Graw HillMatini, Frederich.H., Nath, Judi.L., dan Bortholomew, E.F. 2012. Fundamentals
of Anatomy and Physiology 9th Edition. San Fransisco : PearsonParjatmo,Widjoyo. 1999. Petunjuk Praktikum Biologi. Jakarta : Universitas
TerbukaPechenik, J.A. 1991. Biology of The Invertebrates 2nd edition. USA :
Wm.C.Brown PublishersYudiarti, Turrini., Widiastuti, Endang., Mulatsih, R.T., dan Pratikno, H. 2004.
Petunjuk Praktikum Biologi. Semarang : Universitas Diponegoro.