laporan anatomi internal hewan + tumbuhan
DESCRIPTION
laporan praktikum biologi umumTRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM
“ANATOMI INTERNAL HEWAN DAN TUMBUHAN”
Nama : Rissa Rochimah
NIM : 1147020056
Kelompok : 6 (enam)
Nama Dosen : Ayuni Adawiyyah, M.Si
Nama Asisten Dosen : Windi Rahmita
Tanggal Praktikum : 18 November 2014
Tanggal Pengumpulan : 2 December 2014
BIOLOGI/1B
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UIN SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG 2014
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Tujuan
- Memperkenalkan teknik dasar pembedahan katak (Rana cancrivora) untuk
pengamatan organ internal.
- Memperkenalkan teknik dasar penyayatan tumbuhan untuk pengamatan
organ internal.
1.2 Dasar teori
Hewan vertebrata yaitu hewan yang bertulang belakang atau punggung.
Memiliki struktur tubuh yang jauh lebih sempurna dibandingkan dengan hewan
Invertebrata. Hewan vertebrata memiliki tali yang merupakan susunan tempat
terkumpulnya sel-sel saraf dan memiliki perpanjangan kumpulan saraf dari otak.
Tali ini tidak di memiliki oleh yang tidak bertulang punggung. Dalam memenuhi
kebutuhannya, hewan vertebrata telah memiliki system kerja sempurna
peredaran darah berpusat organ jantung dengan pembuluh-pembuluh menjadi
salurannya Berdasarkan penutup tubuh, alat gerak dan cara berkembang biak /
Vertebrata dibedakan menjadi lima kelompok, yaitu ikan (Pisces), katak
(Amphibia), hewan melata (reptilia), burung (Aves), dan hewan menyusui
(mamalia).
Kelompok amphibia adalah vertebrata yang hadir pertama kali hidup didarat.
Pada dasarnya mereka memiliki pentadaktil (lima ujung jari-jari kaki), meskipun
jumlah jari kakinya dapat saja berkurang. Seperti ikan dan reptil, maka amfibi
adalah ektoterm atau perubahan suhu tubuh bergantung pada suhu lingkungan.
Pada kebanyakan amphibia meninggalkan telur-telurnya dalam kolam dan
aliran-aliran air dan tidak seekorpun dapat berjalan ditanah begitu menetas,
sedikit spesies yang hidup jauh di air (Sukiya, 2005).
Amphibia sebagai vertebrata pertama yang menuju darat sehingga disini
stratum corneu berkembang baik. Epidermis tersusun dari beberapa lapisan,
lengkap dengan stratum corneu. Dermis relatif tipis dan tersusun atas 2 lapisan,
yaitu stratum sponglosum dan stratum compnetus. Bagian terluar stratum
sponglosum seringkali lebih kompak daripada stratum compactum sendi. Pada
dermis ini terdapat pembuluh-pembuluh darah, saraf, kelenjar-kelenjar. Kulit
pada amphibia merupakan alat respirasi yang penting, untuk itu maka dermis
dicukupi dengan sejumlah besar pembuluh darah (Suntoro, 2001).
Katak merupakan hewan yang dapat hidup di darat dan di air. Katak muda
hidup di air dan bernapas dengan insang. Katak dewasa hidup di darat dan
bernapas menggunakan paru-paru. Ketika katak dewasa akan bertelur, katak
tersebut akan menuju air untuk mengeluarkan telur-telurnya. Katak mempunyai
kulit yang selalu basah untuk membantu pernapasannya karena kulit yang selalu
basah ini banyak mengandung pembuluh darah sehingga dapat membantu
oksigen berdifusi melalui kulitnya. Katak bergerak dengan keempat kakinya.
Selain itu, katak juga mempunyai selaput pada jari-jari kakinya yang digunakan
untuk berenang. Katak berkembang biak dengan bertelur dan pembuahannya
terjadi secara eksternal. Pertemuan antara sel telur dan sperma terjadi di dalam
air. Katak mengalami metamorfosis dari zigot-embrio-kecebong-katak kecil-
katak dewasa.
Sebagaimana tubuh hewan lain, katak juga terdiri atas berbagai organ. Organ-
organ yang bekerja sama dalam melakukan fungsi yang lebih tinggi membentuk
sistem organ. Anatomi katak dapat memberikan gambaran umum organ-organ
utama pada hewan vertebrata. Pengamatan anatomi suatu hewan diperlukan
pembedahan untuk memudahkan mengamati bentuk, kedudukan dan
hubungannya dengan organ lain (Isnaeni, 2006).
Tubuh hewan vertebrata terdiri atas 10 sistem organ, meliputi sistem
integumen (kulit), sistem rangka (skelet), sistem otot, sistem pencernaan, sistem
respirasi, sistem peredaran darah, sistem ekskresi, sistem reproduksi, sistem
saraf dan sistem hormon (Ristasa, 2012).
Tumbuhan tersusun atas berbagai jaringan. Jaringan penyusun tumbuhan,
yaitu meliputi jaringan meristem, parenkim, kolenkim, sklerenkim, jaringan
penutup, jaringan pengangkut, duktus kelenjar, dan pembuluh getah. Jaringan
pada tumbuhan dikelompokkan berdasarkan tempatnya dalam tumbuhan, tipe
sel, fungsi, asal-usul, dan tahap perkembangannya. Jaringan dibedakan menjadi
jaringan sederhana dan jaringan rumit. Parenkim, kolenkim, dan sklerenkim
adalah jaringan sederhana, sedangkan xylem, floem, dan epidermis adalah
jaringan rumit (Mulyani,2006).
Macam-macam jaringan tumbuhan :
1. Jaringan meristem
a) Peromeristem
b) Meristem primer
c) Meristem sekunder
Berdasarkan letaknya :
a) Meristem apikal
b) Meristem interkalar
c) Meristem lateral
2. Jaringan dewasa :
a) Jaringan epidermis
b) Jaringan parenkim
c) Berkas pengangkut
Di dalam berkas pengangkut terdapat xilem dan floem, xilem tersususn
atas beberapa komponen yang berupa sel. Floem tersusun atas sel-sel pembuluh
tapis, parenkim, floem (Firmansyah, 2009).
BAB II
METODE
2.1 Alat dan bahan
No Alat Jumlah Bahan Jumlah
1. Mikroskop 1 buah Katak (Rana
cancrivora)
1 buah
2. Kaca objek dan kaca
penutup
1 buah Akar jati (Tectona
grandis)
1 sayatan
tipis
3. Silet 1 buah Batang jati (Tectona
grandis)
1 sayatan
tipis
4. Cutter 2 buah Daun jati (Tectona
grandis)
1 sayatan
tipis
5. Baki bedah 1 buah Akar singkong
(Manihot utilissima)
1 sayatan
tipis
6. Jarum 4 buah Batang singkong
(Manihot utilissima)
1 sayatan
tipis
7. Gunting 1 buah Daun singkong
(Manihot utilissima)
1 sayatan
tipis
8. Kapas Segumpal
9. Larutan eter 1 mL
2.2 Cara kerja
o Anatomi internal tumbuhan
-Bagian akar, batang, dan daun
diambil atau dipotong dengan
menggunakan cutter.
-Daun bagian adaksial (atas) dan
bagian abaksial (bawah) disayat
disayat setipis mungkin.
-Akar dan batang disayat secara
vertikal dan horizontal.
-Diamati.
Pohon singkong dan pohon jati
utuh
Batang, akar,daun
Mikroskop
Jaringan dermal dan jaringan pembuluh pada tanaman
tersebut.
o Anatomi internal hewan
a. Anastesi dan preparasi
Segumpal kapas
- Dimasukkan kedalam botol
Toples
- Dimasukkan seekor katak
- Ditutup dengan rapat
Katak terlihat
pingsan
- Diletakkan diatas baki bedah
- Direntangkan kaki-kaki katak
- Ditusuk telapak kaki dengan
jarum
- Disimpan segumpal kapas pada
bagian mulut
- Ditambahkan eter sedikit demi
sedikit pada kapas tersebut
Pemotongan kulit
b. Pemotongan kulit
Kulit katak
- Ditarik pada bagian perut
dengan pinset
- Digunting hingga tampak
terpotong
- Digunting dari bawah keatas
- Dibuka dengan hati-hati kea rah
kanan dan kiri
- Ditusuk dengan jarum agar
tidak berubah posisi
c. Pemotongan jaringan otot
Jaringan otot
- Digunting dari titik mulai
seperti pemotongan kulit
- Dilakukan dengan hati-hati dan
jangan sampai terkena
pembuluh darah
- Dibuka hingga organ-organ
internal terlihat
Amati organ internal
Pemotongan jaringan otot
d. Pengamatan organ internal
Organ-organ internal terlihat
- Diamati dengan menggunakan
pinset
- Digunting untuk membuka
jaringan-jaringan ikat yang
melapisi beberapa organ
- Diteteskan larutan ringer
sedikit demi sedikit pada organ-
organ internal
Selesai
BAB III
HASIL PENGAMATAN
3.1 Hasil pengamatan (anatomi internal hewan)
Foto Literature
Gambar 1
(Foto pribadi,2014)
Gambar 2
(Alamsyah,2009)
Keterangan:
1. Kerongkongan : untuk mendorong
makanan masuk lambung.
2. Paru-paru : sebagai alat pernapasan.
3. Lambung : untuk penyimpanan
makanan.
4. Hati : untuk mengeluarkan empedu.
5. Usus halus : untuk penyerapan
makanan.
6. Kloaka : tempat saluran pembuangan.
1
2
3
4
5
6
Gambar Keterangan
1. Kerongkongan
2. Paru-paru
3. Lambung
4. Hati
5. Usus Halus
6. Kloaka
Foto kegiatan pembedahan
a. Anastesi b. .Pemotongan kulit
(Setiyo,2011) (Wols,2010)
c Pemotongan jaringan otot d. Mengamati organ internal
(Foto pribadi,2014) (Foto pribadi,2014)
3.2 Hasil pengamatan (anatomi internal tumbuhan)
No Foto Literature Gambar
1.
Akar singkong (Manihot utilissima
vertikal) perbesaran 4x10
(Foto pribadi, 2014)
Akar singkong (Manihot
utilissima) vertikal perbesaran
10x10
(Anan, 2012)
Keterangan :
1. Jaringan dermal
2. Jaringan pembuluh
Keterangan :
1. Jaringan dermal
2. Jaringan pembuluh
Keterangan :
1. Jaringan dermal
2. Jaringan pembuluh
2.
Akar singkong (Manihot utilissima)
horizontal perbersaran 4x10
(Foto pribadi, 2014)
Akar singkong (Manihot
utilissima) horizontal
perbersaran 10x10
(Anan, 2012)
Keterangan :
1. Jaringan pembuluh
2. Berkas pengangkut
3. Epidermis
Keterangan :
1. Epidermis
2. Floem
3. Berkas pengangkut
4. Xilem
Keterangan :
1. Jaringan pembuluh
2. Berkas pengangkut
3. Epidermis
11 2
2
1
23
1
2
34
3.
Batang singkong (Manihot
utilissima) vertikal perbesaran 10x10
(Foto pribadi, 2014)
Batang singkong (Manihot
utilissima) vertikal perbesaran
10x10
(elfada, 2013)
Keterangan :
1. Jaringan dermal
2. Jaringan pembuluh
3. Sel gabus
Keterangan :
1. Jaringan pembuluh
2. Berkas pembuluh
3. Sel gabus
Keterangan :
1. Jaringan dermal
2. Jaringan pembuluh
3. Sel gabus
4.
Batang singkong (Manihot
utilissima) horizontal perbesaran
10x10
(Foto pribadi, 2014)
Batang singkong (Manihot
utilissima) horizontal perbesaran
10x10
(elfada, 2013)
Keterangan :
1. Jaringan dermal
2. Sel gabus
3. Jaringan pembuluh
Keterangan :
1. Jaringan dermal
2. Sel gabus
3. Jaringan pembuluh
4. Berkas pembuluh
Keterangan :
1. Jaringan dermal
2. Sel gabus
3. Jaringan pembuluh
12
1 2
3
3
4
5.
Daun singkong (Manihot utilissima)
adaksial perbesaran 16x10
(Foto pribadi, 2014)
Daun singkong (Manihot
utilissima) adaksial
(Medina, dkk., 2007)
Keterangan :
1. Tulang daun
2. Stomata
Keterangan :
1. Stomata
2. Trikoma
Keterangan :
1. Tulang daun
2. Stomata
6.
Daun singkong (Manihot utilissima)
abaksial perbesaran 16x10
(Foto pribadi, 2014)
Daun singkong (Manihot
utilissima) abaksial
(Medina, dkk., 2007)
Keterangan :
1. Trikoma
2. Stomata
Keterangan :
1. Stomata
2. Trikoma
Keterangan :
1. Trikoma
2. Stomata
12
1 2
7.
Akar jati (Tectona grandis) vertikal
perbesaran 10x10
(Foto pribadi, 2014)
Akar jati (Tectona grandis)
vertikal
(Baptista, dkk., 2013)
Keterangan :
1. Jaringan pembuluh
2. Jaringan dermal
Keterangan :
1. Jaringan dermal
2. Jaringan pembuluh
Keterangan :
1. Jaringan pembuluh
2. Jaringan dermal
8.
Akar jati (Tectona grandis)
horizontal perbesaran 10x10
(Foto pribadi, 2014)
Akar jati (Tectona grandis)
horizontal
(Baptista, dkk., 2013)
Keterangan :
1. Jaringan pembuluh
2. Jaringan dermal
Keterangan :
1. Jaringan dermal
2. Jaringan pembuluh
Keterangan :
1. Jaringan pembuluh
2. Jaringan dermal
1
2
1 2
9.
Batang jati (Tectona grandis)
vertikal perbesaran 10x10
(Foto pribadi, 2014)
Batang jati (Tectona grandis)
vertikal
(Sanghvi, dkk., 2013)
Keterangan :
1. Jaringan dermal
2. Jaringan pembuluh
3. Berkas pembuluh
Keterangan :
1. Kutikula
2. Jaringan pembuluh
Keterangan :
1. Jaringan dermal
2. Jaringan pembuluh
3. Berkas pembuluh
10.
Batang jati (Tectona grandis)
horizontal perbesaran 4x10
(Foto pribadi, 2014)
Batang jati (Tectona grandis)
horizontal
(Sanghvi, dkk., 2013)
Keterangan :
1. Jaringan dermal
2. Jaringan pembuluh
3. Berkas pembuluh
-
Keterangan :
1. Berkas pembuluh
2. Jaringan pembuluh
Keterangan :
1. Jaringan dermal
2. Jaringan pembuluh
3. Berkas pembuluh
1
2 12
3
11.
Daun jati (Tectona grandis) adaksial
perbesaran 16x10
(Foto pribadi, 2014)
Daun jati (Tectona grandis)
adaksial
(Medina, dkk, 2007)
Keterangan :
1. Stomata
2. Tulang daun
Keterangan :
1. Stomata
2. Trikoma
Keterangan :
1. Stomata
2. Tulang daun
12.
Daun jati (Tectona grandis) abaksial
perbesaran 16x10
(Foto pribadi, 2014)
Daun jati (Tectona grandis)
abaksial
(Medina, dkk, 2007)
Keterangan :
1. Trikoma
2. Tulang daun
3. Stomata
Keterangan :
1. Stomata
2. Trikoma
Keterangan :
1. Trikoma
2. Tulang daun
3. Stomata
1
23
1
2
BAB IVPEMBAHASAN
4.1 Anatomi internal hewan
Pada praktikum yang dilakukan tanggal 18 November 2014 kami melakukan
dua percobaan yaitu percobaan anatomi internal hewan dan percobaan anatomi
internal tumbuhan. Pada percobaan anatomi internal hewan kami membedah
katak atau nama latinnya yaitu Rana cancrivora. Kami melakukan percobaan ini
untuk mengetahui organ internal pada hewan tersebut yaitu Rana cancrivora.
Rana sp atau yang sering kita sebut sebagai katak adalah hewan amphibi yang
hidup didarat dan diair. Hewan ini bernapas dengan paru-paru dan merupakan
golongan hewan vertebrata yaitu hewan yang memiliki tulang belakang dan
katak ini tidak memiliki ekor. Dapat kita ketahui bahwa Rana cancrivora,
merupakan hewan kelas amphibi, dan Rana merupakan nama genusnya
sedangkan cancrivora merupakan nama spesiesnya.
Menurut Isnaeni klasifikasi katak (Rana sp) yaitu katak termasuk kingdom
Animalia, filum chordata, kelas amfibi, Rana adalah nama genusnya, dan Rana
cancrivora adalah nama spesiesnya. Sub filum hewan tesebut adalah vertebrata,
super kelas nya adalah tetrapoda, termasuk famili ranidae, dan ordo dan sub
ordonya yaitu anura, dan phaneroglossa (Isnaeni, 2006).
Menurut Supeni katak atau Rana sp hidupnya diair dan didarat, dan katak
tidak memiliki leher dan ekor. Pada tingkat kecebong hidup dalam air dan
bernafas dengan menggunakan insang, setelah dewasa hidup didarat dan
bernafas dengan menggunakan paru-paru (Supeni, 2006).
Prosedur pertama yang harus dilakukan sebelum membedah katak yaitu
memakai sarung tangan, jas lab dan masker. Kemudian kami melakukan anastesi
pada katak (Rana sp) tersebut yaitu dengan cara meneteskan larutan eter ke
kapas yang sudah berada didalam botol lalu katak tersebut dimasukkan ke dalam
botol hingga pingsan. Kemudian pindahkan ke baki bedah setelah itu telepak
kaki katak ditusuk dengan jarum. Lalu menggunting kulit pada bagian perut
katak sesuai pola dengan menggunakan gunting setelah selesai menggunting
bagian kulit lalu menggunting jaringan ototnya sesuai dengan pola. Setelah
menggunting jaringan otot kita dapat mengamati organ-organ internal dengan
jelas.
Pada Gambar 1 dapat dilihat bahwa organ-organ yang terlihat adalah paru-
paru, lambung, hati, usus halus, kerongkongan, dan kloaka. Paru-paru itu
berbentuk seperti gelembung, dan warnanya merah. Kemudian ditengah-tengah
yang berwana hitam itu adalah hati, dibawah hati terdapat lambung yang
berbentuk kantung dan berwarna putih. Kemudian dibawah hati juga terdapat
usus halus, dan diatas paru-paru terdapat kerongkongan. Dan yang terakhir
adalah kloaka.
Pada Gambar 2 atau gambar literature dapat dilihat bahwa di tengah-tengan
dekat hati terdapat pankreas dan empedu. Dan dapat diketahui bahwa katak
(Rana sp) memiliki 3 macam jenis usus yaitu usus besar, usus halus, dan usus
dua belas jari.
Organ-organ yang terlihat pada Gambar 1 memiliki fungsi masing-masing.
Pertama adalah paru-paru pada katak (Rana cancrivora) berfungsi sebagai alat
pernapasan atau tempat terjadinya pertukaran oksigen dan karbon dioksida.
Kerongkongan berfungsi sebagai p endorong makanan untuk masuk ke lambung
Setelah itu makanan akan disimpan di lambung. Selanjutnya usus halus setelah
makanan lewat lambung makanan itu akan diserap oleh usus halus. Kloaka
berfungsi sebagai tempat pembuangan zat-zat sisa makanan yang telah dicerna
oleh katak tersebut. Dan yang terakhir hati, organ hati pada katak berfungsi
untuk mengeluarkan empedu yang disimpan dalam kantung empedu.
Menurut Saktiyanto di dalam rongga mulut katak terdapat ludah, ludah katak
tersebut berfungsi untuk menelan makanan sehinggak makanan itu akan melalui
kerongkangan, dan oleh kerongkongan itu makanan di dorong ke lambung.
Fungsi lambung sebagai penyimpanan makanan setelah dari lambung makanan
akan diserap oleh usus halus dibantu dengan enzim-enzim pencernaan. Kloaka
berfungsi sebagai pembuangan sisa-sisa makanan dan hati berfungsi sebagai
mengeluarkan empedu (Saktiyanto, 2006).
Pada percobaan ini kesulitan pada saat membedah katak terjadi pada saat
menggunting jaringan otot dan jaringan ikat. Pada saat menggunting jaringan
tersebut harus hati-hati agar tidak menggunting pembuluhnya. Dan pada saat
membedah katak (Rana sp) tersebut menggunakan gunting dan gunting yang
digunakan tidak tajam.
4.2 Anatomi internal tumbuhan
Pada percobaan kedua yaitu kami mengamati akar, batang, daun singkong
(Manihot utilissima) dan jati (Tectona grandis). Kita melakukan percobaan ini
untuk mengetahui jaringan dermal dan jaringan pembuluh pada tumbuhan
tersebut.
Pohon singkong (Manihot utilissima) memiliki akar yang serabut dan
memiliki permukaan batang yang berwarna coklat. Daun pada tanaman singkong
(Manihot utilissima) memiliki tulang daun yang menyirip, permukaan daun rata,
dan daun nya berwarna hijau (berklorofil). Dapat disimpulkan bahwa tanaman
singkong (Manihot utilissima) termasuk tanaman yaag mempunyai golongan
monokotil. Sedangkan pada tanaman jati (Tectona grandis) akarnya merupakan
akar tunggang tetapi akar tunggang itu akan mengalami percabangan. Batang
tanaman jati (Tectona grandis) berbentuk segi empat, dan daun pada tanaman ini
menyirip. Dari ciri-ciri diatas dapat disimpulkan bahwa tanaman jati (Tectona
grandis) termasuk tanaman golongan dikotil.
Menurut Suprapti batang tanaman singkong (Manihot utilissima) berkayu dan
mempunyai warna yang bervariasi, ketika masih muda umumnya berwarna hijau
dan setelah tua menjadi keputih-putihan. Daunnya menyirip atau menjari dengan
cangap 5-9 helai (Suprapti, 2005).
Sedangkan menurut Sumarna tanaman jati (Tectona grandis) memiliki batang
yang bebas cabang dapat mencapai antara 15-20 cm. Dan daun tanaman jati
(Tectona grandis) menyirip. Tinggi tanaman ini mencapai sekitar 30-45 cm
(Sumarna, 2004).
Tanaman singkong (Manihot utilissima) termasuk kingdom plantae
(tumbuhan), memiliki genus yaitu manihot dan memiliki spesies yaitu (Manihot
utilissima). Tumbuhan ini termasuk tumbuhan yang menghasilkan biji
(Spermatophyta).
Menutut pendapat Suprapti (2005) klasifikasi tanaman singkong (Manihot
utilissima) adalah
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Subdivisio : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Euphorbiales
Famili : Euphorbiaceae
Genus : Manihot
Spesies : Manihot utilissima
Tanaman jati (Tectona grandis) tanaman ini juga termasuk kingdom plantae,
termasuk tumbuhan yang menghasilkan biji (Spermatophyta). Tectona
merupakan nama genusnya dan Tectona grandis merupakan nama spesies
tumbuhan ini.
Menurut Sumarna (2004) klasifikasi tanaman jati (Tectona grandis) sebagai
berikut
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Angiospermae
Sub-kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Verbenales
Famili : Verbenaceae
Genus : Tectona
Spesies : Tectona grandis
Menurut pendapat Saktiyanto proses pengangkutan air dan garam pada
tanaman terdapat dua jenis yaitu pengangkutan ekstravaskuler dan ada juga
pengangkutan vaskuler. Pada pengangkutan ekstravaskuler air dan garam yang
diserap oleh rambut-rambut akar akan menuju xilem. Pengangkutan air dan
garam yang larut akan mengalir dari sel ke sel dengan arah horizontal, yaitu dari
sel epidermis menuju ke korteks dan endodermis sampai akhirnya pembuluh
kayu.
Sedangkan pada proses pengangkutan vaskuler air dan garam setelah sampai
di pembuluh kayu akar, selanjutnya akan diangkut ke daun sebagai bahan untuk
fotosintesis. Pengangkutan air dan garam ke daun melalui pembuluh kayu pada
batang, cabang, dan daun. Karena pengankutan air dan garam melalui berkas
pembuluh angkut yaitu xilem (Saktiyanto, 2006).
Pada tumbuhan tempat terjadinya fotosintesis terdapat pada palisade. Karena
pada palisade terdapat banyak klorofil tetapi terdapat ruang sedikit ruang udara
antarsel yang berfungsi untuk meningkatkan penyerapan cahaya oleh klorofil
(Matrix, 2006).
Proses pengangkutan hasil fotosintesis yang dilakukan oleh floem sering
disebut dengan proses translokasi. Floem dapat melakukan tugas itu karena
struktut sel pembuluh tapis, dimana pada dinding horizontalnya membentuk
tapisan atau berlubang-lubang sehingga memungkinkan seluruh sel yang ada di
dekat xilem dapat mengambil amilum dari xilem. Amilum dipindahkan ke
seluruh sel tubuh lainnya secara ekstravasikuler (Susilowarno, 2008).
Dari kedua tanaman tersebut yaitu pohon singkong (Manihot utilissima) dan
pohon jati (Tectona grandis) memiliki perbedaan anatomi. Perbedaan pada
pohon singkong (Manihot utilissima) dan pohon jati (Tectona grandis) dapat
dilihat dari hasil pengamatan yang saya amati, yaitu dapat dilihat dari akar,
batang, daun dari masing-masing tanaman tersebut.
Pada hasil pengamatan yang saya amati pada akar pohon singkong (Manihot
utilissima) jaringan pembuluhnya yaitu xilem dan floem tidak terlihat. Dapat
dilihat pada gambar literature bahwa pada akar pohon singkong (Manihot
utilissima) letak jaringan pembuluh (xilem dan floem) berselang-seling dan tidak
terdapat kambium diantara jaringan pembuluhnya. Pada batang pohon singkong
(Manihot utilissima) terdapat jaringan gabus dan memiliki berkas pembuluh atau
pembuluh pengangkutnya menyebar. Pada daun pohon singkong (Manihot
utilissima) terdapat stomata yang menyebar atau tidak teratur.
Sedangkan pada akar pohon jati (Tectona grandis) pada hasil yang saya amati
xilem, floem dan kambium tidak terlihat. Seharusnya letak xilem pada akar
pohon singkong didalam dan letak floem pada pohon singkong diluar, terdapat
kambium diantar xilem dan floem. Pada batang pohon jati (Tectona grandis)
tidak terdapat jaringan gabus atau sel gabus dan memiliki berkas pembuluh atau
pembuluh pengangkut yang teratur tidap seperti pada pohon singkong.
Sedangkan pada daun tanaman tersebut stomatanya teratur.
Menurut Aryulina (2004) perbedaan struktur anatomi monokotil dan dikotil
sebagai berikut :
No Organ Monokotil Dikotil
1. Akar Xilem primer dan floem primer
letaknya berselang-seling.
Xilem primer terletak di pusat
akar, floem primer terletak diluar
xilem primer.
2. Batang - Memiliki ikatan pembuluh angkut
tipe kolateral tutup.
- Antara xilem dan floem tidak
terdapat kambium.
- Pembuluh pengangkut menyebar.
- Ikatan pembuluh pengangakut
kolateral terbuka,
- Antara xilem dan floem terdapat
kambium,
- Pembuluh pengangkut teratur
(bulat-bulat kecil).
3. Daun Tidak terdapat jaringan parenkim
palisade.
Terdapat jaringan parenkim
palisade.
BAB V
PENUTUP5.1 Kesimpulan
Sebelum membedah katak ada langkah anastesi, pada langkah ini katak
dimasukkan ke dalam toples hingga pingsan, setelah itu menggunting kulit pada
bagian perut katak lalu menggunting jaringan ototnya. Dan jangan menggunting
pembuluh darahnya. Organ-organ yang ditemukan pada saat melakukan
percobaan ini adalah kerongkongan, paru-paru, hati, kloaka, lambung, dan usus
halus. Sedangkan pada percobaan tumbuhan kami menyayat batang, akar secara
vertikal dan horizontal, dan menyayat daun adaksial dan abaksial. Hasil yang
berhasil terlihat pada pengamatan tersebut adalah stomata, jaringan dermal
(epidermis), trikoma, jaringan pembuluh, dan berkas pembuluh. Pada batang
tanaman singkong (Manihot utilissima) terdapat sel gabus.
DAFTAR PUSTAKA
Aryulina, Diah. 2004. Biologi Jilid 2. Jakarta : Erlangga.
Baptista, I., Miranda, I., Quilhóa, T., Gominhoa, J., & Pereiraa, H. (2013).
Characterisation and fractioning of Tectona grandis bark in view of its.
Industrial Crops and Products, 169.
Firmansyah, Rikky. 2009. Mudah dan Aktif Belajar Biologi. Jakarta : Setia Purna.
GV Sanghvi, RD Koyani & KS Rajput. 2012. ANATOMICAL CHARACTERISATION
OF TEAK (TECTONA GRANDIS) WOOD DECAYED BY FUNGUS
CHRYSOSPORIUM ASPERATUM. Journal of Tropical Forest Science 25(4):
547–553.
Isnaeni, Wiwi. 2006. Fisiologi Hewan. Yogyakarta : Kanisus.
Lobakwortel.blogspot.com [Diakses pada tanggal 22 November 2014 pukul 19:10 WIB]
Matrix, Tim. 2006. Panduan Belajar Biologi. Jakarta : Grasindo.
Medina, R. D., Mirta M Faloci, A. M., & Mroginski, a. L. (2007, 05 15). In vitro
Cultured Primary Roots. Retrieved 11 22, 2014, from PMC : US National
Library of Medicine :
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmv/article/PMC2802953/figure/MCL272F1
Mulyani, Sri. 2006. Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta : Kanisius.
Natureisalam.blogspot.com [Diakses pada tanggal 20 November 2014 pukul 21:00
WIB].
Pendiriaan.blogspot.com [Diakses pada tanggal 22 November 2014 pukul 8:00 WIB].
Ristasa, Rusna. 2002. Praktikum IPA. Jakarta : Universitas Terbuka.
Saktiyanto. 2006. Biologi. Jakarta : Erlangga.
Setiyoprajoko.blogspot.com [Diakses pada tanggal 24 November 2014 pukul 19:00
WIB].
Sumarna, Yana. 2004. Budidaya Jati. Jakarta : Niaga Swadaya.
Suntoro, Susilo Handari dkk. 2001. Antaomi dan Fisiologi Hewan. Jakarta : Universitas
Terbuka.
Supeni. 2006. Biologi. Jakarta : Erlangga.
Sukiya. 2005. Biologi Vertebrata. Malang : Unversitas Negeri Malang.
Suprapti, Lies. 2005. Tepung Tapioka. Jakarta : Kanisius.
Susilowarno, Gunawan. 2008. Biologi SMA. Jakarta : Grasindo.
Vivisophieelfada.blogspot.com [Diakses pada tanggal 22 November 2014 pukul 19:30
WIB].